studi kelayakan finansial usaha budidaya udang …
TRANSCRIPT
STUDI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
(Litopenaeus vannamei) DI KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN
SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA
ASTRID INDAH SARI NAINGGOLAN
140302047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Universitas Sumatera Utara
STUDI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
(Litopenaeus vannamei) DI KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN
SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
OLEH :
ASTRID INDAH SARI NAINGGOLAN
140302047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Universitas Sumatera Utara
STUDI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
(Litopenaeus vannamei) DI KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN
SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
ASTRID INDAH SARI NAINGGOLAN
140302047
Skripsi Sebagai Satu Diantara Beberapa Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana
Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
i
Universitas Sumatera Utara
i
i
ABSTRAK
ASTRID INDAH SARI NAINGGOLAN. Studi Kelayakan Finansial Usaha
Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Dibimbing oleh Indra
Lesmana, S.Pi., M.Si dengan Penguji Dr. Budi Utomo, SP., MP. dan Ir. Syammaun
Usman, MP
Udang vannamei merupakan komoditas perikanan yang saat ini sedang digemari
banyak orang. Hal ini disebabkan udang vannamei lebih bebas dan tahan terhadap
penyakit serta merupakan prospek usaha yang menjanjikan bagi pembudidaya.
Usaha budidaya udang pada Tambak Udang Laut Alam Lestari di Kecamatan
Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara adalah usaha
pembesaran dengan komoditas udang vannamei. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui besarnya biaya dan pendapatan usaha budidaya udang vannamei, studi
kelayakan usaha budidaya udang vannamei, dan mentoleransi kenaikan biaya
variabel pada usaha budidaya udang vannamei. Hal ini dilakukan untuk mengkaji
usaha budidaya tersebut layak atau tidak layak untuk dikembangkan. Berdasarkan
studi usaha yang dilakukan dapat diketahui bahwa Usaha Tambak udang Laut Alam
Lestari di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi
Sumatera Utara menguntungkan. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu ; 1) Total
biaya usaha budidaya udang vannamei sebesar Rp. 1,364,729,494. Total biaya
usaha budidaya udang vannamei yang dihasilkan dari penjumlahan biaya tetap dan
biaya variabel. Dan total pendapatam usaha budidaya udang vannamei sebesar Rp.
826.570.506, 2) Studi kelayakan finansial usaha budidaya udang vannamei di
Tambak Udang Alam Laut Lestari menghasilkan R/C Rasio sebesar 1,61 , B/C
Rasio sebesar 0,61, break event point (BEP) terbagi atas 2, yaitu BEP
Produksi/volume dan BEP harga. BEP Produksi/volume mendapatkan nilai sebesar
17.156 kg, sedangkan BEP harga mendapatkan nilai Rp. 54.307 dan payback period
(PP) dalam jangka waktu 1 tahun 2 bulan. NPV yang diperoleh sebesar Rp. Rp.
6.412.387.888,24 dan IRR sebesar 58%. 3) Berdasarkan hasil studi sensitivitas dan
switching value, kenaikan biaya variabel sebesar 3% masih bisa ditoleransi, namun
kenaikan biaya variabel sebesar 61% maka Tambak Udang Laut Alam Lestari
mengalami kerugian.
Kata Kunci : Pendapatan, Studi Kelayak Usaha Udang Vannamei, NPV, IRR, studi
sensitivitas dan switching value, Tambak Udang Laut Alam Lestari.
Universitas Sumatera Utara
ii
ii
ABSTRACT
ASTRID INDAH SARI NAINGGOLAN. Financial Feasibility Study of Vannamei
Shrimp Farming Business (Litopenaeus vannamei) in Pantai Cermin Subdistrict
Serdang Bedagai Regency of North Sumatra Province. Guided by Indra Lesmana,
S.Pi., M.Si with Examiner Dr. Budi Utomo, SP., MP. and Ir. Syammaun Usman,
MP
Shrimp vannamei is a fishery commodity that is currently in vogue many people.
This is because vannamei shrimp is more free and resistant to disease and is a
promising business prospect for the farmers. Shrimp farming in Pond Shrimp
Natural Lestari in District Cermin Beach Serdang Bedagai Regency of North
Sumatra Province is an enlargement effort with shrimp vannamei commodity. This
study aims to determine the cost and income of vannamei shrimp farming,
feasibility study of vannamei shrimp farming, and tolerate variable cost increase in
vannamei shrimp farming. This is done to assess the cultivation is feasible or not
feasible to be developed. Based on the business studies conducted it can be seen
that the Sustainable Sea Lobster Fish Pond Business in the District of Pantai Cermin
Serdang Bedagai Regency of North Sumatra Province is profitable. The results
obtained are; 1) The total cost of shrimp vannamei cultivation of Rp. 1.364.729.494.
The total cost of shrimp vannamei cultivation business resulting from the sum of
fixed costs and variable costs. And total opinion of vannamei shrimp farming
business is Rp. 826.570.506. 2) The financial feasibility study of vannamei shrimp
farming in Tambak Udang Alam Laut Lestari resulted in R / C ratio of 1.61, B / C
Ratio of 0.61, break event point (BEP) divided into 2, ie BEP Production / volume
and BEP price. BEP Production / volume received a value of 17,156 kg, while BEP
price earned a value of Rp. 54,307 and payback period (PP) within 1 year and 2
months. NPV earned of Rp. Rp. 6.412.387.888,24 and IRR of 58%. 3) Based on
the results ofstudies sensitivity and switching value, the increase of variable cost by
3% can still be tolerated, but the increase of variable cost is 61% so the Natural
Shrimp Pond of Lestari suffered loss.
Keywords: Revenue, Vannamei Shrimp Veterinary Study Study, NPV, IRR,
sensitivity and switching value study, Sea Shrimp Pond Lestari.
Universitas Sumatera Utara
iii
iii
RIWAYAT HIDUP
Astrid Indah Sari Nainggolan dilahirkan di Medan pada
tanggal 21 Januari 1996. Anak ketiga dari empat
bersaudara ini merupakan putri dari pasangan Alm. Hiras
Nainggolan dan Rukiah br. Simanjuntak. Pada tahun 2002
penulis diterima di SD Negeri 060823 Medan dan lulus
pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis diterima di
SMP Negeri 15 Medan dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis di
terima di SMA Negeri 2 Medan dan lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014,
penulis diterima di Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), terdaftar sebagai mahasiswi pada
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian. Penulis
mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Balai Benih Ikan (BBI) Samosir pada
tahun 2017 dari bulan Juli sampai Agustus.
Selama menjadi mahasiswi, penulis aktif dalam kegiatan Gerakan
Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara dan menjabat sebagai Bendahara Umum masa bakti 2016-2017. Penulis juga
aktif dalam kegiatan Ikatan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan
(IMASPERA) Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan menjabat sebagai
Bendahara Umum masa bakti 2017-2018. Penulis juga pernah menjadi asisten di
beberapa praktikum mata kuliah antara lain: Asisten Biologi Perikan (2016-2017),
Renang Wanita (2016-2017), Dasar Perikanan Tangkap (2018) dan Biokim (2018).
Kemudian bulan Maret sampai dengan Mei 2018, penulis melaksanakan
penelitian untuk Tugas Akhir di tambak udang vannamei di Pantai Cermin Kiri
Universitas Sumatera Utara
iv
iv
Dusun IV Karya Tani dengan judul skripsi “Studi Kelayakan Finansial Usaha
Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara”.
Universitas Sumatera Utara
v
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang merupakan tugas akhir dalam menyelesaikan studi pada Program
Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara dengan mengangkat judi “Studi Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Udang
Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara”.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan serta
bantuan dari berbagai pihak, baik moril ataupun material. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih serta
penghargaan yang tulus kepada kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda (alm.)
Hiras Nainggolan dan Ibunda Rukiah br. Simanjuntak serta ke tiga saudara saya
David Budi Francisco A.Md.Kom, Maria Eva Yoshevine Nainggolan A.Md.Keb,
Wahyu Agung Richardo Nainggolan, Alfredo Febriansyah Simangunsong dan
keluarga semua yang selalu memberikan kasih sayang, serta doa yang tak henti
kepada penulis selama mengikuti pendidikan hingga dapat menyelesaikan skripsi
ini. Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Indra Lesmana, S.Pi., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan masukan arahan, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat bagi
penulis.
2. Bapak Dr. Budi Utomo, SP., MP dan Bapak Ir. Syammaun Usman, MP
selaku Dosen penguji yang telah memberikan arahan, bimbingan dan ilmu
Universitas Sumatera Utara
vi
vi
yang bermanfaat bagi penulis.
3. Ibu Ipanna Enggar Susetya, S.Kel., M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik
yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
4. Ibu Dr. Eri Yusni, M.Sc selaku Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan.
5. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan yang telah
memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat.
6. Terima kasih untuk keluarga besar, yang telah mendoakan dan memberikan
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Teman-temanku dari Fakultas Pertanian yang telah memberikan dukungan dan
bantuannya, ucapan terima kasih kepada Edward Pranata Barus, Evita Rehulina
Ginting, Armando Oscar Simbolon, Febya Rizki Hasibuan, Tengku Hannifa
Husny, Ella Xena Sinaga, Bulan Gustiana, Adenia Cahyatie Aprilia, Devy
Permata Sari, Sabila Nadya Barus, Wini Aafini J Harahap, Agnes Kartika
Silaban, Siti Rahma Putri, Putri Clarita Sihombing serta seluruh teman stambuk
2014 telah memberikan dukungan, motivasi, semangat, waktu dan tenaga
dalam membantu penelitian penulis.
8. Kakak-kakak alumni Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
stambuk 2011 Yenni Ningsih Siringoringo, S.Pi dan Veni Selvianty Zebua,
S.Pi, adik-adik junior stambuk 2017 Cherina Afulina Ginting, Tria Elvades
Nainggolan, Indah Wahyuwatri, Dewi Anggraini, Melly Yashinta Situngkir,
Cindy Agustus Celestina Gultom, Enda Nisrina, Melva Angelia Pratiwi
Sidabutar, dan Elsa Debora Hutapea yang telah memberikan dukungan,
motivasi, semangat, waktu dan tenaga dalam membantu penelitian penulis.
Universitas Sumatera Utara
vii
vii
Atas bimbingan, pengarahan dan bantuan semua pihak tersebut maka
penulis mendoakan semoga amal baik yang telah diberikan itu mendapat imbalan
yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin. Akhir kata semoga Skripsi
ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang
Manajemen Sumberdaya Perairan.
Medan, Juli 2018
Penulis
Universitas Sumatera Utara
viii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
DEFINISI OPERASIONAL ..................................................................... xiv
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................ 1
Rumusan Masalah ........................................................................... 3
Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 5
Kerangka Pemikiran ........................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA
Biologi Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) ......................... 7
Tambak ............................................................................................ 9
Analisis Usaha ................................................................................. 12
Biaya ................................................................................... 13
Penerimaan .......................................................................... 13
Pendapatan .......................................................................... 14
Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio) ............ 14
Analisis Switching Value .................................................... 15
Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio) ........... 15
Analisis Break Event Point (BEP) ...................................... 15
Payback Period (PP) ........................................................... 16
Net Present Value (NPV) .................................................... 17
Internal Rate of Return (IRR).............................................. 17
Analisis Sensitivitas ............................................................ 17
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................... 19
Alat dan Bahan ................................................................................ 20
Jenis dan Sumber Data .................................................................... 20
Metode Pengumpulan Data ............................................................ 20
Prosedur Penelitian .......................................................................... 22
Analisis Data ................................................................................... 22
Universitas Sumatera Utara
ix
ix
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ................................................................................................ 30
Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) ..................... 30
Karakteristtik Usaha Budidaya Udang ............................... 30
Persiapan Tambak ............................................................... 30
Penebaran Benur .................................................................. 31
Pemeliharaan ....................................................................... 32
Pemanenan ........................................................................... 32
Analisis Finansial Usaha Tambak Udang .......................................... 33
Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return
Pada Usaha Budidaya Udang .............................................. 33
Studi Sensitivitas dan Switching Value Kenaikan Biaya
Variabel Pada Usaha Budidaya Udang ................................ 34
Studi Sensitivitas ........................................................ 34
Studi Switching Value ................................................ 35
Analisis Usaha ................................................................................... 37
Biaya Investasi Usaha Budidaya Udang .............................. 37
Biaya Produksi Usaha Budidaya Udang.............................. 39
Penerimaan Usaha Budidaya Udang ................................... 40
Pendapatan Usaha Budidaya Udang .................................... 41
Studi Kelayakan Usaha Budidaya Udang............................ 42
R/C Rasio Usaha Budidaya Udang ..................................... 42
B/C Rasio Usaha Budidaya Udang...................................... 43
Break Event Point (BEP) Usaha Budidaya Udang .............. 43
Payback Period Usaha Budidaya Udang ............................ 44
Pembahasan ....................................................................................... 44
Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) ....................... 44
Persiapan Tambak ............................................................... 44
Penebaran Benur .................................................................. 46
Pemeliharaan ....................................................................... 46
Pemanenan ........................................................................... 47
Analisis Finansial Usaha Tambak Udang .......................................... 48
Net Present Value (NPV) pada Usaha Budidaya Udang ..... 48
Internal Rate of Return pada Usaha Budidaya Udang ........ 48
Studi Sensitivitas dan Switching Value Kenaikan Biaya
Variabel Pada Usaha Budidaya Udang ................................ 48
Analisis Usaha ................................................................................... 50
Biaya Investasi Usaha Budidaya Udang .............................. 50
Biaya Produksi Usaha Budidaya Udang.............................. 50
Penerimaan Usaha Budidaya Udang ................................... 51
Pendapatan Usaha Budidaya Udang .................................... 52
Studi Kelayakan Usaha Budidaya Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei) ...................................................... 52
R/C Rasio Usaha Budidaya Udang ..................................... 52
B/C Rasio Usaha Budidaya Udang...................................... 53
Break Event Point (BEP) Usaha Budidaya Udang .............. 53
Payback Period Usaha Budidaya Udang ............................ 54
Universitas Sumatera Utara
x
x
Pendapat Masyarakat Terkait Usaha Budidaya Tambak Udang ....... 54
Rekomendasi Pengelolaan Usaha Tambak Udang Alam Laut
Lestari ................................................................................................ 56
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................................ 58
Saran .................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
xi
xi
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 6
2. Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) .......................................... 7
3. Peta Lokasi Penelitian .......................................................................... 19
4. Pendapat Masyarakat Terkait Usaha Budidaya Tambak Udang .......... 55
Universitas Sumatera Utara
xii
xii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Nilai Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return pada
Usaha Budidaya Tambak Udang .......................................................... 33
2. Studi Sensitivitas dan Switching Value Kenaikan Biaya Variabel
Pada Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) ...... 35
3. Rincian komponen investasi usaha budidaya udang vannamei
(Litopenaeus vannamei). ...................................................................... 38
4. Rincian Biaya Tetap Budidaya Udang Vanname
(Litopenaeus vannamei) ....................................................................... 39
5. Rincian Rata-rata Biaya Variabel Budidaya Udang Vanname
(Litopenaeus vannamei). ...................................................................... 40
6. Rincian Penerimaan Usaha Budidaya Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei). ...................................................................... 41
7. Rincian Pendapatan Usaha Budidaya Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei) ....................................................................... 41
8. Studi Kelayakan Usaha Budidaya Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei) ....................................................................... 42
Universitas Sumatera Utara
xiii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1. Kuisioner Survei Valuasi Ekonomi Tambak........................................ 64
2. Kuisioner Survei Valuasi Ekonomi Tambak........................................ 70
3. Alat-alat Investasi Budidaya Udang Vannamei di Tambak Udang
Alam Laut Lestari ................................................................................ 72
4. Wawancara dengan Responden............................................................ 74
5. Proses Pemanenan Udang .................................................................... 75
6. Perhitungan Jumlah Masyarakat Sebagai Responden .......................... 76
7. Rincian komponen investasi usaha budidaya udang vannamei
(Litopenaeus vannamei). ...................................................................... 77
8. Rincian Biaya Tetap Budidaya Udang Vanname
(Litopenaeus vannamei) ....................................................................... 78
9. Rincian Rata-rata Biaya Variabel Budidaya Udang Vanname
(Litopenaeus vannamei). ...................................................................... 79
10. Rincian Biaya Penyusutan Usaha Budidaya Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei). ...................................................................... 80
11. Rincian Penerimaan Usaha Budidaya Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei). ...................................................................... 82
12. Rincian Pendapatan Usaha Budidaya Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei) ....................................................................... 84
13. Studi Kelayakan Usaha Budidaya Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei) ....................................................................... 85
14. Screenshoot Inflasi Nasional Pada Periode Desember 2017 Sampai
Februari 2018 Menghasilkan Rata-Rata Sebesar 3,3% yang diakses
di www.bi.go.id .................................................................................... 87
15. Cash Flow Usaha Budidaya Tambak Udang ....................................... 88
16. Perhitungan IRR Usaha Budidaya Tambak Udang .............................. 91
17. Studi Sensitivitas dan Switching Value Kenaikan Biaya Variabel
Pada Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) ...... 92
18. Luas kolam, Kepadatan, Total Panen pada Tambak Udang Vannamei. 94
19. Cash Flow Usaha Budidaya Tambak Udang ....................................... 96
Universitas Sumatera Utara
xiv
xiv
DEFINISI OPERASIONAL
Menurut Bungin (2006) definisi operasional adalah definisi yang
didasarkan atas sifat-sifat hal definitive yang dapat diukur dan diamati, sebagai titik
tolak persamaan persepsi dalam penelitian.
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Usaha yang dilakukan adalah usaha budidaya tambak udang vannamei
(Litopenaeus vannamei).
2. Harga-harga yang digunakan adalah harga yang berlaku selama bulan
Desember dan konstan selama penelitian.
3. Biaya usaha dalam penelitian ini yaitu penjumlahan dari dua jenis yaitu biaya
tetap dan biaya variabel dalam satu periode (3 bulan) usaha budidaya udang
vannamei (Litopenaeus vannamei).
4. Biaya tetap dalam penelitian ini yaitu biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi dalam satu periode (3 bulan) yang besarnya tidak dipengaruhi oleh
banyak produksi yang dihasilkan.
5. Biaya variabel dalam penelitian ini yaitu biaya yang dikeluarkan dalam satu
periode (3 bulan) yang besarnya dipengaruhi oleh banyaknya produksi yang
dihasilkan.
6. Total penerimaan dalam penelitian ini yaitu hasil produksi dikali dengan harga
jual dalam satu periode (3 bulan) usaha budidaya udang vannamei
(Litopenaeus vannamei).
7. Pendapatan dalam penelitian ini yaitu total penerimaan dikurangin biaya total
dalam satu periode (3 bulan) usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus
vannamei).
Universitas Sumatera Utara
xv
xv
8. R/C Rasio dalam penelitian ini yaitu perbandingan antara total penerimaan
dengan biaya produksi selama satu periode (3 bulan) usaha budidaya udang
vannamei (Litopenaeus vannamei).
9. B/C Rasio dalam penelitian ini yaitu perbandingan antara total pendapatan
dengan biaya produksi selama satu periode (3 bulan) usaha budidaya udang
vannamei (Litopenaeus vannamei).
10. Break Even Point (BEP) dalam penelitian ini yaitu titik pertemuan antara biaya
dan penerimaan dimana usaha tidak mengalami rugi atau untung dalam satu
periode (3 bulan) usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei).
11. Net Present Value (NPV) dalam penelitian ini yaitu nilai bersih (netto) pada
waktu sekarang (present).
12. Internal Rate of Return (IRR) dalam penelitian ini yaitu tingkat diskon rate
(suku bunga) yang menjadikan NPV suatu proyek sama dengan nol.
13. Inflasi yang digunakan adalah rata-rata inflasi dalam 3 bulan yaitu inflasi
nasional periode Desember 2017 sampai Maret 2018 dengan nilai rata-rata
3,3%
Universitas Sumatera Utara
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Indonesia, dalam dekade terakhir ini budidaya udang dikembangkan
secara mantap dalam rangka menanggapi permintaan pasar udang dunia.
Pengembangan budidaya udang vannamei semakin pesat menggantikan budidaya
udang windu. Alasan utama bagi beralihnya komoditas budidaya udang windu ke
udang vannamei antara lain adalah performa dan laju pertumbuhan udang windu
yang rendah serta kerentanan yang tinggi terhadap penyakit. Hal ini ditunjukkan
mulai menurunnya produksi industri budidaya udang akibat patogen viral yang
menyerang udang windu mulai Tahun 1990. Produksi udang kemudian meningkat
lagi dengan pesat setelah di budidayakannya udang vannamei. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena adanya anggapan bahwa udang vannamei bebas atau tahan
terhadap penyakit white spot (Fariyanto, 2012).
Sementara menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Sari et al
(2013) mengatakan bahwa luas lahan potensial bagi pengembangan tambak di
Indonesia dewasa ini telah dibangun kurang lebih 300.000 ha tambak dan hanya 30
% yang dioperasionalkan karena salah satu masalah fital adalah serangan Virus
SEMBV dan cukup mematikan saat umur udang 1,5 bulan pemeliharaan. Pada
umur udang seperti ini bagaimanapun penerapan tingkat teknologi, kematian masal
akan sangat merugikan karena ukuran udang belum layak jual sedangkan input
produksi sudah cukup banyak secara finansial. Namun secara alami tambak di
Indonesia dapat menghasilkan antara 400 – 700 kg udang tanpa input produksi yang
berarti, hal ini dapat dilakukan penebaran setiap hektarnya 2 (dua) kali dalam satu
Universitas Sumatera Utara
2
tahun. Dengan harga udang yang mencapai berkisar antara 10 – 12 US$ per kg,
keuntungan yang seharusnya diperoleh petani sangat menjanjikan.
Menurut Arsad et al (2017), dipandang dari segi ekonomis, udang vanamei
memiliki prospek ekonomis yang tinggi hal ini disebabkan udang tersebut memiliki
prospek dan profit yang menjanjikan. Kegiatan kultivasi vaname meliputi kegiatan
pembenihan dan pembesaran. Untuk menghasilkan komoditas vaname yang
unggul, maka proses pemeliharaan harus memperhatikan aspek internal yang
meliputi asal dan kualitas benih; serta faktor eksternal mencakup kualitas air
budidaya, pemberian pakan, teknologi yang digunakan, serta pengendalian hama
dan penyakit.
Namun untuk melakukan usaha budidaya udang vannamei tersebut
membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk membiayai investasi dalam jangka
panjang. Resiko usaha pada kegiatan budidaya udang vannamei cukup besar. Untuk
mengurangi resiko tersebut perlu perhitungan yang tepat agar dana yang
diinvestasikan dapat memberikan keuntungan. Selain itu, biaya variabel seperti
harga pakan, bibit, obat-obatan dan multivitamin budidaya udang vannamei yang
cendrung meningkat menyebabkan adanya perubahan yang terjadi pada biaya
produksi.
Oleh karenanya dirasa perlu melakukan penelitian untuk mengetahui
gambaran secara jelas modal atau investasi yang diperlukan untuk operasional suatu
usaha kegiatan produksi udang vannamei satu kali siklus produksi, serta dapat
mengetahui penerimaan dan keuntungan yang diperoleh serta berapa lama
kemungkinan modal investasi tersebut dapat dikembalikan. Sehingga dapat
menghindari terjadi resiko yang dapat merugikan pihak pengusaha.
Universitas Sumatera Utara
3
Dalam hal ini penelitian dilakukan pada usaha budidaya tambak udang
Alam Laut Lestari di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
Provinsi Sumatera Utara. Sehingga diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat
memberikan informasi atau masukan dan bahan pertimbangan bagi pengusaha
budidaya udang dalam peningkatan usaha dalam rangka mencapai keuntungan yang
maksimal dan dapat dijadikan. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti
yang melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang.
Rumusan Masalah
Masalah utama dalam usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus
vannamei) di Tambak Udang Alam Laut Lestari Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara masih terdapat berbagai
kendala baik dari segi biaya variable. Usaha tambak udang vannamei (Litopenaeus
vannamei) sudah banyak mengeluarkan biaya, namun belum pernah dilakukan
perhitungan mengenai jumlah biaya yang telah dikeluarkan. Semua biaya yang
dikeluarkan dalam kegiatan usaha baik berjumlah besar ataupun kecil akan
diperhitungkan. Hal tersebut menjadi pertimbangan bagi pembudidaya udang
vannamei (Litopenaeus vannamei) sebagai salah satu usaha budidaya udang yang
baru berjalan kurang dari 1 tahun ini untuk meneruskan usahanya.
Oleh karena itu, perlu diketahui berapa besar seluruh biaya yang telah
dikeluarkan dan seberapa besar penerimaan yang dicapai. Selain itu juga perlu studi
kelayakan usaha untuk meyakinkan bahwa usaha tersebut dapat dikatakan layak
untuk dijalankan. Kemudian dalam penelitian ini juga dianalisis sensitivitas yang
terjadi jika ada kenaikan biaya variable yang terjadi dalam menjalankan usaha
budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei), dengan demikian penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
4
dapat dijadikan acuan dalam mengambil keputusan untuk menyusun alternatif-
alternatif demi kemajuan usaha dan memberikan keuntungan bagi pihak-pihak yang
terlibat dalam kegiatan usaha tersebut. Berdasarkan latar belakang dan perumusan
masalah di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Berapa besar biaya dan pendapatan usaha budidaya udang vannamei
(Litopenaeus vannamei) di Tambak Udang Alam Laut Lestari Kecamatan
Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara?
2. Apakah usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Tambak
Udang Alam Laut Lestari Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang
Berdagai Provinsi Sumatera Utara layak dijalankan dengan melihat R/C
Rasio, B/C Rasio, Break Even Point (BEP), Payback Period (PP), Net Present
Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR)?
3. Berapa besar kenaikan biaya variable yang dapat ditoleransi pada usaha
budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) agar pengusaha tidak
mengalami kerugian?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka tujuan
dari penelitian ini:
1. Mengetahui besar biaya dan pendapatan usaha budidaya udang vannamei
(Litopenaeus vannamei) di Tambak Udang Alam Laut Lestari Kecamatan
Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.
2. Mengetahui studi kelayakan usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus
vannamei) di Tambak Udang Alam Laut Lestari Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara dilihat dari R/C Rasio,
Universitas Sumatera Utara
5
B/C Rasio, Break Even Point (BEP), Payback Period (PP), Net Present Value
(NPV), dan Internal Rate of Return (IRR).
3. Mengetahui kenaikan biaya variable pada usaha budidaya udang vannamei
(Litopenaeus vannamei) di Tambak Udang Alam Laut Lestari Kecamatan
Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara yang
dapat ditorelansi.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat ataupun
tambahan pengetahuan antara lain:
1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi penentu kebijakan dan
pengambilan keputusan dalam peningkatan produksi pola agribisnis udang
vannamei di Tambak Udang Alam Laut Lestari Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi serta perbandingan bila mana dibutuhkan penelitian
lain yang menekuni masalah udang vannamei.
3. Sebagai sarana pembelajaran bagi penulis dalam melakukan penulisan ilmiah
dan penelitian.
Ruang Lingkup Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan di Tambak Udang Alam Laut Lestari Kecamatan
Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.
2. Obyek yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis pendapatan serta
menganilisis tingkat sensitivitas kenaikan biaya variable yang terjadi dalam
usaha budidaya udang vannamei di Tambak Udang Alam Laut Lestari
Universitas Sumatera Utara
6
Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera
Utara.
Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Usaha Budidaya Tambak Udang Alam Laut Lestari di Kecamatan
Pantai Cermin Kabupaten Serdang Berdagai Provinsi Sumatera Utara
1. Total Biaya dan Total Pendapatan
2. Studi Kelayakan Usaha (R/C Rasio,
B/C Rasio, BEP, PP, Net Present
Value (NPV), dan Internal Rate of
Return (IRR).
3. Studi Sensitivitas dan Switching Value
1. Jumlah Produksi
2. Total Penerimaan
1. Biaya Tetap
2. Biaya Variabel
Evaluasi Usaha
Layak
Tidak Layak
Rekomendasi Pengelolaan Usaha
Budidaya Udang Vannamai
Universitas Sumatera Utara
7
TINJAUAN PUSTAKA
Biologi Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu jenis
udang introduksi yang akhir-akhir ini banyak diminati. Banyaknya petani tambak
berminat untuk membudidayakan udang vaname karena udang vaname memiliki
keunggulan seperti tahan penyakit, pertumbuhannya cepat, masa pemeliharaan 60-
110 hari. Menurut Nadhif (2016), taksonomi udang vannamei adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei
Gambar 2. Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)
Universitas Sumatera Utara
8
Secara garis besar morfologi udang vanamei (Litopenaeus vannamei)
terdiri dari dua bagian utama yaitu kepala (cephalothorax) dan perut (abdomen).
Kepala udang vaname (Litopenaeus vannamei) dibungkus oleh lapisan kitin yang
berfungsi sebagai pelindung, terdiri dari antennulae, antenna, mandibula, dan dua
pasang maxillae. Kepala udang vaname (Litopenaeus vannamei) juga dilengkapi
dengan tiga pasang maxiliped dan lima pasang kaki jalan (peripoda) atau kaki
sepuluh (decapoda) (Kitani, 1994).
Jenis kelamin udang vaname (Litopenaeus vannamei) dapat dilihat dari
luar. Pada udang betina disebut thelicum yang terletak diantara kaki jalan ke 4 dan
5, pada udang jantan disebut patasma terletak diantara kaki jalan ke 5 dan kaki
renang pertama. Secara sepintas kemampuan seekor calon induk untuk
menghasilkan telur sulit diduga melalui bentuk tubuhnya. Akan tetapi melalui
pengamatan, bentuk tubuh yang relative mendatar cenderung memiliki respon yang
positif terhadap ablasi mata (Kokarkin, 1986).
Menurut Wyban dan Sweeney (1991), Siklus hidup udang vaname sejak
telur mengalami fertilisasi dan lepas dari tubuh induk betina akan mengalami
berbagai macam tahap, yaitu :
1. Nauplius
Stadia nauplius terbagi atas enam tahapan yang lamanya berkisar 46-50 jam.
Larva berukuran 0,32-0,58 mm. Sistem pencernaan belum sempurna,
memiliki cadangan makanan berupa kuning telur sehingga tidak
membutuhkan makanan dari luar.
2. Zoea
Stadi zoea terbago atas tiga tahapan, berlangsung selama sekitar 4 hari. Larva
zoea berukuran 1,05-3,30 mm. Pada stadia ini larva mengalami molting
Universitas Sumatera Utara
9
sebanyak 3 kali, yaitu stadia zoea 1, zoea 2, dan zoea 3. Stadia zoea sangat
peka terhadap perubahan lingkungan terutama kadar garam dan suhu air.
Zoea mulai membutuhkan makanan berupa fitoplankton.
3. Mysis
Stadia Mysis terbagi atas tiga tahapan, yang lamanya 4-5 hari. Bentuk udang
stadia Mysis mirip udang dewasa, bersifat planktonis dan bergerak mundur
dengan cara membengkokkan badannya. Udang stadia Mysis mulai
menggemari pakan berupa zooplankton, misalnya Artemia salina.
4. Post larva
Pada stadia post larva sudah seperti udang dewasa. Hitungan stadia
berdasarkan hari, misalnya PL1 berarti post larva berumur satu hari. Stadia
larva ditandai dengan tumbuhnya pleopoda yang berambut (setae) untuk
renang. Stadia larva bersifat bentik atau organisme penghuni dasar perairan,
dengan pakan yang disenangi berupa zooplankton.
Udang merupakan organisme hidup yang mengalami pertumbuhan,
bahkan juga kematian. Salah stau factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
mortalitas udang adalah makanan. Udang hanya dapat meretensi protein pakan
sekitar 16,3-40,87% dan sisanya dibuang dalam bentuk produk ekskresi, residu
pakan dan feses. Selain factor makanan, kualitas air tambak yang baik akan
mendukung pertumbuhan dan perkembangan udang vaname secara optimal. Oleh
karena itu, kualitas tambak perlu diperiksa dan dikontrol secara seksama. Parameter
kualitas air diantaranya, suhu, pH, salinitas dan kadar gas pencemar (Nadhif, 2016).
Tambak
Tambak biasanya dibangun di daerah pantai, terutama di hutan mangrove,
Universitas Sumatera Utara
10
estuaria, dan teluk, karena itu air yang digunakan untuk mengisi tambak merupakan
air payau. Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta
kerang. Penyebutan “tambak” ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air
laut. Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut kolam saja atau empang. Tambak
merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk
kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir. Secara umum tambak
biasanya dikaitkan langsung dengan pemeliharaan udang, walaupun sebenamya
masih banyak spesies yang dapat dibudidayakan di tambak misalnya ikan bandeng,
ikan nila, ikan kerapu, kakap putih dan sebagainya. Tetapi tambak lebih dominan
digunakan untuk kegiatan budidaya udang (Satriana, 2017).
Usaha pertambakan, berdasarkan penelusuran pustaka, ternyata sudah
dikenal masyarakat Indonesia sejak tahun 1200, yaitu sejak zaman keemasan
Kerajaan Majapahit. Istilah tambak sendiri berasal dari kata nembok (bahasa Jawa)
yang berarti membuat bendungan. Jadi kata menambak bisa kita defenisikan
sebagai menempung air laut sewaktu pasang untuk menangkap ikan dan udang.
Menurut Darmawan (2008), ditinjau dari segi letak tambak laut dan muara sungai
yang memberikan air kepadanya, ada 3 golongan tambak yaitu:
1. Tambak Lanyah, yang terletak dekat sekali dengan laut, di tepi pantai.
Dibandingkan dengan tambak biasa, air tambak lanyah cenderung senantiasa
lebih tinggi kadar garamnya, karena pada dasarnya air masuk dari laut
memang masih tinggi, kemudian mengalami penguapan sehari-hari sesudah
ditahan dalam petakan tambak, sampai kadar air dalam air itu makin naik.
2. Tambak Biasa, yang terletak di belakang tambak lanyah, dan selalu terisi oleh
campuran air asin dari laut dan air tawar dari sungai. Airnya dapat asin selama
Universitas Sumatera Utara
11
tambak itu diisi dengan air pasang (laut) yang tinggi, dan dapat tawar jika
diisi dengan air sungai yang leluasa mengalir ke arah pantai, pada waktu
lautnya sedang surut.
3. Tambak Darat, yang terletak jauh sekali dari pantai laut. Pasokan air dapat
dipertahankan cukup hanya selama musim hujan saja. Kalau hujannya
berkurang, maka sebagian tambak itu menjadi kering sama sekali, sehingga
pengusahaannya kadang-kadang hanya dapat berlangsung selama 9 bulan
saja, setiap tahunnya.
Menurut Libriyanto (2008), Sistem budidaya udang yang diterapkan di
Indonesia ada tingkatannya yaitu: tradisional, semi-intensif, dan intensif. Perbedaan
yang menonjol dari ketiga tingkatan tersebut adalah pada segi pengaturan
lingkungan hidup, sumber makanan, kepadatan benih, permodalan, luas lahan, dan
pengendalian hasil.
1. Sistem tradisional : masih diusahakan dengan teknologi dan pengetahuan yang
sederhana, sehingga kebutuhan akan modal yang kecil. Penyedian air
mengandalkan sepenuhnya pasang surut dan tergantung dari pakan alami.
Dengan system usaha tani adalah mix culture dalam petakan yang tidak teratur,
dan padat penebaran benih yang rendah antara 3-4 ekor/m2 diperoleh hasil
panen sekitar 0,6-1 ton/ha/musim tanam.
2. Sistem semi-intensif : bentuk petakan tambak lebih teratur, dengan tujuan lebih
memudahkan dalam pengelolaan airnya. Kepadatan tebar benih antara 10-25
ekor/m2 dengan kombinasi pakan tambahan dan pakan alami. Pengelolaan air
cukup baik, yaitu selain pasang surut juga digunakan pompa. Hasil panen yaitu
sekitar 2,5-6 ton/ha/musim.
Universitas Sumatera Utara
12
3. Sistem intensif : mempunyai petakan yang lebih kecil anatara 0,3-0,5 ha, untuk
memudahkan pengelolaan air dan pengawasan ditangani tenaga ahli dan
didukung teknik yang canggih mulai awal penanaman, pemeliharaan sampai
pasca panen. Dengan padat penebaran benur berkisar antara 30-40 ekor/m2, dan
komposisi pakan buatan yang berkualitas tinggi. Hasil panen yaitu sekitar 6,5-
10 ton/ha/musim tanam.
Analisis Usaha
Usaha perikanan dapat didefinisikan sebagai organisasi dari alarn. Tenaga
kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan perikanan. Analisis
usaha perikanan merupakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui sampai
dimana keberhasilan yang telah dicapai selama usaha perikanan berlangsung.
Dalam analisis usaha perikanan komponen yang digunakan adalah biaya produksi,
penerimaan usaha dan pendapatan yang diperoleh dari usaha perikanan
(Ruslan, 2004).
Untuk menganalisis kelayakan usaha diperlukan dua keterangan pokok
yaitu keadaan penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu yang ditetapkan.
Penerimaan adalah total nilai produk yang dijalankan yang merupakan hasil
perkalian antara jumlah fisik input dengan harga atau nilai uang yang diterima dari
penjualan pokok usahatani tersebut. Penerimaan usaha yaitu penerimaan dari semua
sumber usaha. Sedangkan biaya atau pengeluaran yang dimaksud adalah nilai
penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang dikeluarkan dalam proses produksi.
Analisis kelayakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan
yang sesungguhnya diperoleh oleh pengusaha dan untuk membantu perbaikan
pengelolaan usaha (Soekartawi, 2006).
Universitas Sumatera Utara
13
Permintaan akan udang putih atau udang vannamei yang semakin
meningkat setiap periodenya membuat orang berlomba-lomba membudidaya udang
vannamei, namun sebelum memulainya para pelaku bisnis budidaya udang vanamei
harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Bagi seorang pengusaha
analisis kelayakan membuat untuk mengukur apakah usaha pada saat itu berhasil
atau tidak. Untuk menganalisis kelayakan pada umumnya disertai dengan analisis
seperti analisis R/c ratio (penerimaan atas biaya), B/C ratio (analisis rasio
keuntungan atas biaya), Break Even Point (analisis titik impas) dan Payback Period
(PP).
Biaya
Biaya dalam pengertian ekonomi adalah semua bahan yang harus
ditanggung untuk menyediakan barang agar siap dipakai oleh konsumen, biaya
usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu (Luntungan, 2012):
1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang relative jumlahnya dan terus
dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi,
besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya biaya produksi
yang diperoleh. Biaya ini terdiri dari pajak dan penyusutan alat produksi.
2. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi
oleh produksi yang diperoleh. Biaya ini terdiri dari biaya bibit, pakan ternak,
pupuk, obat-obatan dan multivitamin.
Penerimaan
Penerimaan merupakan fungsi dari jumlah barang, juga merupakan hasil
kali jumlah barang dengan harga barang per unit. Dalam menganalisa biaya
umumnya tidak terlepas dari analisa penerimaan atau revenue atau total revenue.
Universitas Sumatera Utara
14
Pengertian revenue atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari
hasil penjualan barang pada tingkat harga tertentu. Setelah produsen menghasilkan
output dari setiap kegiatan produksi yang dilakukan maka output tersebut akan
dijual pada konsumen, produsen akan memperoleh penerimaan dari setiap output
yang dijual. Penerimaan yang diterima oleh produsen sebagian digunakan untuk
membayar biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Dengan
memperhitungkan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Maka dengan itu produsen mengetahui hasil penerimaan bersih disetiap proses
produksi (Mafut, 2017).
Pendapatan
Pendapatan mempunyai hubungan erat dengan tingkat produksi yang
dicapai, apabila produksi meningkat maka pendapatan petambak cenderung
meningkat dan besarnya pendapatan petambak tergantung tingkat harga yang
berlaku. Tinggi rendahnya pendapatan dipengaruhi oleh harga, produksi, luas lahan,
dan biaya usahatani (Annisa dan Lamursa, 2014).
Dalam teori ilmu ekonomi, pendapatan atau keuntungan adalah hasil
berupa uang yang di terima oleh Perusahan/Perseorangan dari aktifitas usahanya.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari.
Aktifitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi (Mafut, 2017).
Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio)
Analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C rasio) merupakan perbandingan
(rasio dan nisbah) antara penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Rasio penerimaan
atas biaya menunjukkan berapa besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari
Universitas Sumatera Utara
15
setiap rupiah yang dikeluarkan dalam produksi usahatani. Rasio penerimaan atas
biaya produksi dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relative
kegiatan usaha tani, artinya dari angka rasio penerimaan atas biaya tersebut dapat
diketahui apakah usahatani menguntungkan atau tidak (Jamaludin, 2015).
Analisis Swiching Value
Nilai Pengganti merupakan perhitungan untuk mengukur seberapa besar
perubahan maksimal dari suatu komponen inflow atau perubahan komponen
outflow yang dapat ditoleransi sehingga usaha masih layak untuk dilakukan.
Kriteria nilai pengganti adalah apabila perubahan kenaikan harga input
menyebabkan nilai NPV sama dengan nol. Analisa nilai pengganti yang diakukan
pada penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu batas kenaikan investasi, batas
maksimal kenaikan biaya variabel dan dan batas maksimal penurunan Jumlah
produksi (Afan et al., 2015).
Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio)
Rasio merupakan metode yang dilakukan untuk melihat berapa manfaat
yang diterima oleh proyek untuk satu satuan mata uang yang dikeluarkan. B/C
Rasio adalah suatu rasio yang membandingkan antara benefit dari suatu usaha
dengan biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan
manfaat apabila analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C rasio) lebih besar dan
nol. Semakin besar nilai rasio keuntungan atas biaya (B/C rasio), maka semakin
besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut (Jamaludin, 2015).
Analisis Break Event Point (BEP)
Break event point merupakan perbandingan antara nilai hasil penjualan
produksi dengan biaya produksi. Nilai yang diperoleh merupakan titik impas
Universitas Sumatera Utara
16
sebuah usaha dan menggambarkan kondisi usaha tidak mengalami keuntungan
maupun kerugian. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas
minimum volume penjualan agar suatu perusahan tidak rugi. Selain itu, BEP dapat
dipakai untuk merencanakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan sebagai
pedoman dalam mengendalikan operasi yang sedang berjalan. Untuk menetukan
BEP, ada beberapa hal yang harus diketahui, yaitu biaya atau modal (baik itu biaya
tetap atau biaya variabel), harga jual, dan tingkat produksi.
Payback Period (PP)
Payback Period merupakan penilaian investasi yang digunakan untuk
menganalisis lamanya waktu pengembalian dari investasi usaha. Kriteria pada
pengukuran ini yaitu jika payback period lebih pendek dari umur ekonomis usaha,
maka proyek tersebut layak untuk dijalankan. Jika payback period, lebih lama dari
umur ekonomis usaha, maka proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan
(Kadariah, 2001).
Ada dua macam model perhitungan yang akan digunakan dalam
menghitung masa pengembalian investasi, pertama perhitungan apabila kas bersih
setiap tahun sama, maka menggunakan rumus perbandingan investasi dengan kas
bersih yang dikalikan 12 bulan didapatlah nilai payback period dalam jangka
beberapa bulan. Cara kedua adalah apabila kas bersih setiap tahun berbeda, maka
Payback Period dihitung dengan cara pengurangan nilai investasi dengan kas bersih
pertahun sampai ditemukan nilai Payback Period nya (Jamaludin, 2015).
Untuk menilai apakah usaha layak diterima atau tidak dari segi Payback
period, maka hasil perhitungan tersebut haruslah sebagai berikut:
1. Payback period sekarang lebih kecil dari nilai investasi
Universitas Sumatera Utara
17
2. Dengan membandingkan rata-rata industry usaha sejenis
3. Sesuai dengan target perusahan.
Perhitungan kelayakan dari segi payback period memiliki kelemahan. Perhitungan
yang dilakukan mengabaikan time value of money dan tidak mempertimbangkan
arus kas yang terjadi setelah pengembalian (Jamaludin, 2015).
Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto)
pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal
perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke
– 0 (nol) dalam perhitungan cash flow investasi. Cash-flow yang benefit saja
perhitungannya disebut dengan Present Worth of Benefit (PWB), sedangkan jika
yang diperhitungkan hanya cash-out (cost) disebut dengan Present Worth of Cost
(PWC) (Afan et al., 2015).
Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) merupakan tingkat discount rate (suku
bunga) yang menjadikan NPV suatu proyek sama dengan nol. IRR
menggambarkan kemampuan suatu proyek mendapatkan tingkat pengembalian dari
investasi yang ditanamkan selama proyek berlangsung (Wardany, 2017).
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah untuk menelaah kembali suatu analisis untuk
dapat melihat pengaruh-pengaruh yang terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah.
Analisis sensivitas bertujuan untuk melihat bagaimana hasil analisis suatu kegiatan
ekonomi bila ada suatu kesalahan atau perubahan-perubahan dalam dasar-dasar
perhitungan biaya atau keuntungan. Semua proyek harus diamati melalui analisis
Universitas Sumatera Utara
18
sensitivitas. Pada bidang pertanian, proyek-proyek sensitif berubah-ubah akibat
empat masalah utama. Keempat masalah tersebut adalah perubahan harga jual
produk, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya dan perubahan volume
produksi (Ruslan, 2004).
Analisis sensitivitas ini perlu dilakukan karena dalam kegiatan investasi,
perhitungan didasarkan pada proyek-proyek yang mengandung ketidakpastian
tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Variabel yang dianggap
paling peka dalam pembentukan komponen biaya maupun pendapatan adalah
kemungkinan perubahan produksi dan perubahan tingkat suku bunga. Dengan
adanya ramalan perubahan pada komponen-komponen tersebut dapat dilihat efek
adanya perubahan-perubahan pada indikator keberhasilan proyek yang digunakan
(Dolorosa et al., 2014).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kelangsungan usaha perlu
dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis sensitivitas. Analisis sensivitas dapat
digunakan untuk memprediksi pengaruh perubahan faktor-faktor yang signifikan
dalam proses produksi terhadap keuntungan usaha. Analisis sensitivitas perlu
dilakukan karena dalam suatu usaha selalu ada faktor ketidakpastian. Analisis
sensitivitas ini digunakan untuk melihat apakah suatu usaha sensitif atau tidak jika
terjadi suatu perubahan. Perubahan inilah yang dimaksud ketidakpastian
(Iskandar dan Guntur, 2014).
Universitas Sumatera Utara
19
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2018.
Kegiatan penelitian pendapatan usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus
vannamei) dilakukan di Tambak Udang Alam Laut Lestari yang berada di Desa
Pantai Cermin Kiri Dusun IV Karya Tani Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Lokasi penelitian berada pada titik
koordinat 3o38’36.4”N dan 98o59’09.5”E, disebelah utara berdekatan dengan
Pantai Cermin Theme Park dan Resort Hotel, disebelah barat berdekatan dengan
Sungai Baungan, disebelah timur berdekatan dengan Pantai Sri Mersing. Luas area
tambak 2,7 Ha dengan kolam tambak sebanyak 10. Dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian
Universitas Sumatera Utara
20
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Global Positioning System
(GPS), kamera digital, alat tulis, kalkulator dan laptop.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data non spasial seperti
data produksi tambak udang vannamei di Tambak Udang Alam Laut Lestari, data
pekerja pada usaha budidaya tambak udang, dan data lahan usaha budidaya tambak
Alam Laut Lestari Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi
Sumatera Utara.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer
dan sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh dari hasil pengamatan di
lapangan melalui wawancara langsung dengan pemilik usaha budidaya tambak,
buruh tani dan informan lainnya yang ditetapkan secara purposive sampling.
Informasi terdiri dari pemilik tambak dan masyarakat sekitar tambak. Data primer
seperti harga input dan output, biaya dan jumlah produksi, jumlah penjualan serta
data lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari studi
literature berbagai buku, skripsi, internet, dan instansi terkait. Data sekunder berupa
data permintaan dan penawaran pasar, data potensi perikanan, data produksi
perikanan Indonesia, luas usaha budidaya udang, konsumsi udang perkapita serta
data lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data (data kualitatif dan
kuantitatif) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
21
1. Angket/Kuesioner Teknik yang menggunakan angket atau kusioner adalah
suatu cara pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan daftar
pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberi respon
atas daftar pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini, responden diminta untuk
menjawab beberapa hal yang berkaitan dengan identitas diri, dan pertanyaan
yang berkaitan dengan judul penelitian. Menurut Sembiring et al (2012) untuk
menentukan banyaknya masyarakat sekitar tambak yang dijadikan sebagai
responden ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
n = 𝑁
1+𝑁𝑒2
Keterangan:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Tingkat kesalahan yang ditoleransi yaitu 10%
2. Wawancara
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung
dengan responden secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian.
Dokumentasi wawancara dengan responden dapat dilihat pada Lampiran 1 dan
Lampiran 2.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari dan mengambil data dari
literature terkait dan sumber-sumber lain yang dianggap dapat memberikan
informasi mengenai penelitian ini seperti majalah dan internet.
4. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat arsip dan catatan penting
Universitas Sumatera Utara
22
lainnya yang berhubungan dengan obyek peneltian.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menentukan lokasi berlangsungnya penelitian.
Lokasi penelitian ini berada di wilayah kawasan wisata pantai cermin yang
didalamnya terdapat potensi budidaya tambak. Untuk memperoleh data-data yang
diinginkan dalam memenuhi kebutuhan penelitian ini melakukan penyebaran
kuisioner yang melibatkan stakeholder yang terdiri dari pemilik tambak dan
masyarakat kawasan sekitar yang didalamnya terdapat serangkaian pertanyaan
yang telah disusun sedemikian rupa dan yang berhubungan atau berkaitan dengan
penelitian ini. Setelah itu kuisioner tersebut dikumpulkan untuk dianalisis.
Perhitungan jumlah responden dapat dilihat pada Lampiran 6.
Analisis Data
Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
analisis kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif akan dianalisis secara deskriptif,
sedangkan analisis data kuantitatif dilakukan untuk mengetahui biaya usaha dan
penerimaan sehingga dapat diketahui tingkat pendapatan dari usaha budidaya udang
di Tambak Udang Alam Laut lestari Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang
Berdagai Provinsi Sumatera Utara dalam satu siklus produksi. Selain itu
menganalisis kelayakan usaha untuk melihat sejauh mana suatu kegiatan usaha
dapat dikatakan memiliki manfaat dan layak untuk dikembangkan di lihat dari
analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C rasio), analisis rasio keuntungan atas
biaya (B/C rasio), break even point (BEP), payback period (PP), Net Present Value
(NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) selanjutnya untuk mengidentifikasi
masalah masa yang akan datang dan meminimalisir kegagalan dari hasil yang ingin
Universitas Sumatera Utara
23
dicapai dalam suatu investasi dan mencoba melihat seberapa besar perubahan
maksimum yang dapat mempengaruhi kelayakan suatu usaha dilakukan sebuah
Analisis Sensitivitas dan Switching Value. Pengolahan data kuantitatif ini
menggunakan alat bantu berupa kalkulator dan software computer melalui program
Microsoft Excel 2013.
Kelayakan Usaha Tambak Udang
1. Biaya Usaha
Menurut Soekartawi (1995) dalam Chusnul et al (2010), Biaya produksi
dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
produksi, misalnya sewa tanah dan pajak tanah. Biaya variabel adalah biaya yang
besar kecilnya dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi, misalnya pengeluaran
untuk pembelian pupuk, dan biaya tenaga kerja. Biaya total merupakan
penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel, sehingga dapat diformulasikan
sebagai berikut:
Keterangan :
TC = Total Cost (biaya total)
FC = Fixed Cost (total biaya tetap)
VC = Variable Cost (total biaya variable)
2. Penerimaan
Analisis penerimaan adalah besaran yang mengukur jumlah penerimaan
nelayan yang diperoleh dari usaha budidaya, menghitung penerimaan dapat
menggunakan formulasi rumus sebagai berikut (Budiman et al, 2014):
TR= P x Q
TC = FC + VC
Universitas Sumatera Utara
24
Keterangan :
TR (Total Revenue) = Total Penerimaan
P (Price) = Harga Jual
Q (Quantity) = Hasil produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani
3. Pendapatan
Keuntungan absolute yang merupakan selisih antara seluruh
penerimaan/hasil penjualan dengan seluruh pengeluaran (Wullu et al, 2013).
Keterangan :
𝜋 = Total Profit
TR = Total Revenue
TC = Total Cost
Dengan kriteria usaha sebagai berikut (Septiara et al, 2012):
1. Penerimaan total > biaya total ; usaha menguntungkan
2. Penerimaan total = biaya total ; usaha impas
3. Penerimaan total < biaya total ; usaha merugikan
4. Analisis Revenue Cost Ratio (R/C)
Analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C rasio) merupakan perbandingan
(rasio atau nisbah) antara penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Analisis ini
digunakan untuk melihat perbandingan total penerimaan dengan total biaya usaha,
dengan kriteria hasil:
1. Ho ratio < 1, artinya pembudidaya udang vannamei yang di usahakan
kelompok tani tidak layak untuk diusahakan.
𝜋 = TR - TC
R/C = Jumlah Penerimaan
Jumlah Pengeluaran
Universitas Sumatera Utara
25
2. Ha ratio >1, artinya pembudidaya udang vannamei yang diusahakan kelompok
tani usaha layak untuk diusahakan (Utomo et al, 2012).
Analisis ini digunakan untuk melihat keuntungan dan kelayakan dari
usaha. Usaha tersebut dikatakan menguntungkan jika nilai R/C rasio lebih besar
dari satu (R/C >1). Hal ini menunjukan bahwa setiap nilai rupiah yang dikeluarkan
dalam produksi akan memberikan manfaat sejumlah nilai penerimaan yang
diperoleh.
5. Analisis Benefit Cost Ratio (B/C)
Menurut Rahardi dan Hartono (2003), analisis keuntungan dan biaya (B/C
Rasio) adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total
biaya yang dikeluarkan. Suata usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat
apabila nilai B/C rasio lebih besar dari nol. Semakin besar nilai B/C rasio maka
semakin besar nilai manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut. Secara
sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
6. Break Even Point (BEP)
Analisis Break Even Point (BEP) atau titik impas atau sering juga disebut
titik pulang pokok adalah suatu metode yang mempelajari hubungan antara biaya,
keuntungan, dan volume penjualan atau produksi. Hubungan tersebut juga dikenal
dengan analisis CBV (Cost-Profit-Volume) untuk mengetahui tingkat kegiatan
minimal yang harus dicapai, dimana pada tingkat tersebut perusahaan tidak
mengalami keuntungan maupun kerugian. Ada tiga jenis perhitungan BEP, yaitu
BEP volume, BEP harga produksi dan BEP Penerimaan. Dirumuskan sebagai
B/C Rasio = Total keuntungan usaha budidaya udang vannamei
Total biaya usaha budidaya udang vannamei
Universitas Sumatera Utara
26
berikut:
Kriteria uji : Titik impas yang terlampaui apa bila nilai masing-masing variabel
lebih tinggi dari hasil perhitungan BEP (Break Even Point) (Pulungan et al, 2015).
7. Payback Period (PP)
Menurut Afan et al (2015), analisis Payback Period pada dasarnya
bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dikembalikan
saat terjadinya kondisi pulang pokok (break even-point).
Dalam periode Payback Period ini rencana investasi dikatakan layak
(feasible), jika k ≤ n dan sebaliknya.
K = Jumlah periode pengembalian
N = Umur investasi
Analisis Finansial Usaha Tambak Udang
1. Net Present Value (NPV)
Menurut Sunyoto (2014) pengertian Net Present Value (NPV) atau nilai
sekarang bersih adalah analisis keuangan yang digunakan untuk mengukur layak
tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang arus kas bersih yang
akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang
K(PBP) = Investasi
Annual Benefit 𝑥 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
BEP Volume (Kg) = Total biaya usaha budidaya udang vannamei
Harga penjualan udang vannamei
BEP Harga (Rp/Kg) =
Total biaya usaha budidaya udang vannamei
Total produksi udang vannamei
BEP Penerimaan =
Biaya Tetap
1- Biaya tidak tetap
S
Universitas Sumatera Utara
27
dikeluarkan. Dengan kata lain NPV dihitung dari aliran kas bersih dikurangi dengan
biaya investasi. Rumus NPV yang paling umum digunakan sebagai berikut :
Keterangan :
PVAKB = AKB (1
(1+𝑖 )n )
PVAKB = Nilai Sekarang Arus Kas Bersih
AKB = Arus Kas Bersih (Laba Bersih + Penyusutan)
i = Tingkat Suku Bunga
(1
(1+𝑖 )n ) = Discount faktor (DF)
n = Banyak Periode
Kriteria kelayakan usaha:
Jika NPV > 0, suatu usaha layak untuk terus dilaksanakan
Jika NPV < 0, suatu usaha tidak layak untuk dilaksanakan.
2. Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Sunyoto (2014), Pengertian internal rate of return (IRR) adalah
besarnya tingkat pengembalian modal sendiri yang dipergunakan menjalankan
usaha. Adapun rumus internal rate of return (IRR) sebagai berikut:
Keterangan :
i1 = Tingkat Bunga Pertama
i2 = Tingkat Bunga Kedua
Kriteria Kelayakan Usaha:
IRR > Bunga Bank, usaha dinilai layak untuk diberi kredit bank.
IRR < Bunga Bank, usaha dinilai tidak layak untuk diberi kredit bank.
NPV = PVAKB-PV1
IRR = i1 + (NPV 1
NPV1-NPV2)(i2-i1)
Universitas Sumatera Utara
28
3. Analisis Sensitivitas dan Switching Value
Analisis ini digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang
berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Tujuan dari analisis ini
adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu
kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya
atau manfaat. Analisis ini perlu dilakukan karena dalam analisis kelayakan suatu
usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi
yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi diwaktu yang akan
dating (Kadariah et al, 1999).
Nilai pengganti atau switching value merupakan suatu variasi pada analisis
sensitivitas. Analisis switching value ini merupakan perhitungan untuk mengukur
perubahan maksimum dari perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga
output, penurunan produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga
input atau peningkatan biaya produksi) yang masih dapat ditoleransi agar bisnis
masih tetap layak (Gittinger, 2008).
Analisis sensitivitas harus dilakukan untuk mengidentifikasi masalah di
masa yang akan datang, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan melesetnya
hasil yang ingin dicapai dalam suatu investasi, dimana analisis sensitivitas akan
memperhitungkan hal-hal yang akan menghambat atau peluang dari investasi yang
akan dijalankan, dan dapat dijadikan pedoman atau arahan kepada usaha yang akan
dijalankan.
Inflasi merupakan salah satu fenomena ekonomi yang umum berfluktuasi
sesuai dengan perkembangan ekonomi dan perkembangan situasi politik disuatu
negara, yang pengaruhnya dapat berdampak negative bagi kemajuan usaha pada
Universitas Sumatera Utara
29
saat ini dan di masa yang akan datang. Hasil studi kelayakan usaha itu biasanya
akan dilaksanakan justru pada saat yang akan dating walaupun secara tidak
langsung dapat tercermin dari perkembangan tingkat suku bunga pinjaman, tetapi
memperhatikan langsung pengaruh inflasi dalam studi kelayakan usaha adalah
cukup penting (Sofyan, 2003).
Analisis nilai pengganti (switching value) digunakan untuk mengetahui
seberapa besar perubahan maksimal pada biaya variable dalam usaha budidaya
udang vannamei di Tambak Udang Alam Laut Lestari Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara yang dapat ditolerir dengan
cara simulasi menaikan harga biaya variable hingga menemukan batas maksimum
kenaikan biaya variable dimana usaha tersebut masih layak untuk dilaksanakan.
Oleh karena itu seluruh biaya variable memegang peran yang besar dalam biaya
usaha budidaya udang, dengan demikian, yang dianalisis merupakan hal yang
signifikan terhadap usaha budidaya udang yaitu kenaikan biaya variabel.
4. Nilai Penyusutan
Menurut Ruslan (2004) Nilai penyusutan adalah nilai yang dihasilkan dari
pengurangan harga pembelian dengan harga terpakai yang dibagi dengan lamanya
pemakaian dalam tahun (umur teknis). Rincian biaya penyusutan dapat dilihat pada
Lampiran 10.
Adapun nilai penyusutan dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
Nilai Penyusutan = Nilai Awal - Nilai Sisa
Umur Teknis
Universitas Sumatera Utara
30
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)
1. Karakteristik Usaha Budidaya Udang
Usaha Budidaya Tambak Udang Alam Laut Lestari terdapat di Desa Pantai
Cermin Kiri Dusun IV Karya Tani yang terletak di Kecamatan Pantai Cermin,
Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Dalam hal ini yang
diusahakan adalah budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) dengan
luas area tambak 2,7 Ha yang terdiri dari 10 kolam tambak. Untuk kolam tambak
pertama dengan ukuran 36 cm x 16 cm, kolam kedua 36 cm x 16 cm, kolam
ketiga 52 cm x 16 cm, kolam keempat 63 cm x 16 cm, kolam kelima 52 cm x 18
cm, kolam keenam 52 cm x 18 cm, kolam ketujuh 77 cm x 19 cm, kolam
kedelapan 69 cm x 19 cm, kolam kesembilan 40 cm x 30 cm, dan kolam
kesepuluh dengan ukuran 40 cm x 30 cm. Status kepemilikan lahan adalah
menyewa dengan pengusaha setempat yang menjadi pemilik lahan dengan harga
sewa sekitar 20% dari hasil pendapatan bersih dari hasil penjualan Udang
Vannamei tersebut. Dapat dilihat pada Lampiran 19.
2. Persiapan Tambak
Untuk persiapan tambak, pertama dilakukan pengorekan lahan dengan
menggunakan alat berat dan dibentuk sesuai ukuran yang ditentukan. Tambak
dibuat membentuk empat persegi panjang. Setelah itu diratakan dengan cara
manual untuk memastikan tidak ada benda-benda yang dapat memperngaruhi
hasil produksi. Selesai pengorekan, lahan yang sudah berbentuk kolam tersebut
Universitas Sumatera Utara
31
dipasang pipa, elbow dan terpal. Sekeliling kolam ditancapin kayu dan
dipasangin waring, jaring dan mursa untuk menghindari masuknya hewan-
hewan atau predator.
Setelah lahan selesai, maka air diisi dengan ketinggian sekitar 70 cm. Lalu
dilakukan fermentasi selama 10 hingga 12 hari, dengan cara melarutkan 5 kg
dedak, 6 buah yakult, dan ½ kg nauripan kedalam 200 lter air dan dibiarkan
beberapa hari sampai terjadi proses fermentasi. Selanjutnya hasil fermentasi
tersebut dituangkan kedalam 3 kolam dan didiamkan selama 10-12 hari. Setelah
itu diberikan EM-4 (untuk ukuran 1 kolam 1000 m2, dituang 2 botol EM-4 atau
berkisar 2 liter), molase (untuk 1 kolam tambak dibutuhkan 1 gayung (2 liter)).
Lalu kolam tambak dibiarkan selama 12-20 hari sampai tumbuh plankton (pakan
alami).
3. Penebaran Benur
Benur yang ditebarkan pada kolam budidaya berasal dari hatchery udang
vannamei yang berada dipantai cermin. Dengan ukuran benur PL-9, hal ini
dikarenakan ukuran tersebut lebih produktif untuk kegiatan budidaya udang
vanname. Untuk 1 kolam dengan ukuran 36 x 16 m ditebar benur sebanyak
100.000 ekor, penebaran benur dilakukan sesuai dengan ukuran kolam. Sebelum
dilakukan penebaran benur, maka dilakukan aklimatisasi terhadap benur.
Pengadaptasian dilakukan dengan meletakkan kantong plastik yang berisi benur
ke dalam tambak, kemudian mengisi air dengan memasukan air tambak sedikit
demi sedikit kedalam kantong plastik sebelum benur benar-benar dilepaskan ke
tambak. Hal ini bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
seperti benur mengalami stres dan kemudian mati.
Universitas Sumatera Utara
32
Setelah benur ditebarkan, untuk pemberian pakan pertama diberikan sekali
makan, hal ini berguna untuk mengurangi dampak stress dari benur tersebut.
Untuk hari kedua sampai hari ketujuh diberikan 2 kali makan yaitu pada pagi
hari dan sore hari. Hari ke delapan diberi 3 kali makan, yaitu pada pagi, siang
dan malam. Hari ke empat belas diberi 4 kali makan, pagi, siang, sore, dan
malam hari. Pada setiap pemberian pakan 1 kg dicampurkan 1/5 sendok makan
stimuno plus.
4. Pemeliharaan
Masa pemeliharaan Udang Vannamei dilakukan selama 3 bulan (90 hari).
Untuk penyiphonan dilakukan ketika kualitas air tampak memburuk (tiga hari
sekali) terhitung dari umur benur 20-90 hari. Penyiphonan dilakukan dengan
menggunakan pompa, yang selanjutnya selang shipon akan diarahkan kedasar
tambak dengan cara bertahap untuk menghindari udang tersedot dalam selang
shipon. Setelah penyiphonan dilakukan diberikan aquashim, aquashim diberikan
untuk mengurangi stres serta memperlancar pencernaan pada udang budidaya
tersebut. Pemberisihan kelekap dilakukan setiap harinya dan pergantian air
dilakukan dengan melihat kondisi kualitas airnya. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir terjadinya penyakit pada udang tersebut. Untuk pertama
penebaran benur kincir yang disediakan 1 setelah 5 hari ditambah menjadi 2
kincir air. Setelah umur mencapai 50 hari kincir ditambah 4 kincir sampai
pemanenan.
5. Pemanenan
Proses pemanen dilakukan setelah udang berumur 60 hari. Parsial pertama
dilakukan pada umur udang sudah mencapai 60 hari, parsial kedua setelah udang
Universitas Sumatera Utara
33
sudah mencapai umur 70 hari, parsial ketiga setelah umur udang mencapai 80
hari dan pemanenan total pada umur ke 90 hari. Sebelum proses pemanen total
dilakukan, terlebih dahulu air tambak dibuang melalui pintu air dengan bantuan
pompa air sampai pelataran agak kelihatan. Setelah itu pengambilan udang
dilakukan dengan menggunakan alat tangkap jala dengan cara ditebar,
banyaknya udang yang diproduksi sesuai dengan permintaan dari perusahaan.
Setelah penjalaan selesai untuk pemanenan parsial pertama dilakukan pemberian
obat, guna untuk menghindari terjadinya stress pada udang tersebut. Hasil
pemanenan udang di eksport keluar negeri melalui PT. Bahari Makmur Sejati
(BMS) food. BMS food merupakan perusahan yang menjual hasil budidaya
tambak udang yang berada di daerah sumatera yang nantinya akan dieksport
keluar negeri untuk memenuhi permintaan pasar nasional maupun internasional.
Analisis Finansial Usaha Tambak Udang
Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return pada Usaha Budidaya
Udang
Untuk mengetahui kelayakan finansial terhadap usaha budidaya tambak
udang, dilakukan pendekatan dengan kriteria investasi yaitu Net Present Value
(NPV) dan Internal Rate of Return dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return pada usaha
Budidaya Tambak Udang
Keterangan Satuan Nilai
Net Present Value (NPV) RP 6.412.387.888,24
Internal Rate of Return (IRR) % 58
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018.
Berdasarkan Tabel 1 diatas nilai NPV sebesar Rp. 6.412.387.888,24 dan
IRR sebesar 58%. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa NPV > 1, dan IRR
Universitas Sumatera Utara
34
> discount rate. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha tambak udang
tersebut layak untuk diberi kredit bank/bunga bank/pinjaman.
Studi Sensitivitas dan Switching Value Kenaikan Biaya Variabel Pada Usaha
Budidaya Udang
Analisis sensitivitas dan switching value dilakukan untuk mengetahui
tingkat kepekaan dari Tambak Udang Alam Laut Lestari dalam menghadapi
perubahan-perubahan yang ada. Perubahan biasanya terjadi pada kenaikan biaya
variabel. Pada saat menganalisis perkiraan arus kas di masa yang akan datang, maka
akan berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya, hasil perhitungan di atas kertas
itu dapat menyimpang jauh dari kenyataannya. Ketidakpastian itu menyebabkan
suatu proyek bisnis harus mampu dalam mengoperasikan suatu usahanya untuk
menghasilkan laba bagi perusahaan.
Studi Sensitivitas
Studi sensitivitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
parameter perubahan harga seluruh biaya variabel sebesar 3%. Penentuan kenaikan
harga biaya variabel sebesar 3% diperoleh dari inflasi nasional periode Februari
2018 sebesar 3,18% yang dibulatkan menjadi 3% dapat dilihat pada Lampiran 17.
Menurut Sofyan (2003), inflasi merupakan salah satu fenomena ekonomi yang
umum berfluktuasi sesuai dengan perkembangan ekonomi dan perkembangan
situasi politik disuatu negara, yang pengaruhnya dapat berdampak negatif bagi
kemajuan usaha pada saat ini dan di masa yang akan datang. Hasil studi kelayakan
usaha itu biasanya akan dilaksanakan justru pada saat yang akan datang walaupun
secara tidak langsung dapat tercemin dari perkembangan tingkat suku bunga
pinjaman, tetapi memperhatikan langsung pengaruh inflasi dalam studi kelayakan
Universitas Sumatera Utara
35
usaha adalah cukup penting. Dengan demikian, analisis sensitivitas membantu
menentukan unsur yang sangat menentukan hasil proyek, dan juga membantu
pengelola proyek dengan menunjukan bagian-bagian yang peka yang memerlukan
pengawasan yang ketat untuk menjamin hasil yang diharapkan akan
menguntungkan perekonomian.
Studi Switching Value
Studi nilai pengganti (switching value) digunakan untuk mengetahui
seberapa besar perubahan udang maksimal pada biaya variabel dalam usaha
budidaya udang vannamei di Tambak Alam Laut Lestari yang dapat ditoleransi.
Dalam menjalankan usaha budidaya udang vannamei yang paling signifikan adalah
kenaikan biaya-biaya variabel, maka dalam keadaan biaya variabel seperti biaya
pakan dan obat-obatan serta multivitamin yang terus meningkat dan ketersediaan
bibit yang sulit, maka para pelaku usaha budidaya udang vannamei harus membeli
lebih tinggi dari biasanya. Oleh karena itu seluruh biaya variabel memegang peran
yang besar dalam biaya usaha budidaya udang vannamei. Hasil analisis ini akan
memperoleh jumlah maksimum kenaikan biaya variabel yang membuat usaha ini
tetap layak untuk dijalankan melalui switching value.
Tabel 2. Studi Sensitivitas dan Switching Value Kenaikan Biaya Variabel Pada
Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)
No
Uraian
Biaya Variable
Naik 3%
Biaya Variabel
Naik 69%
Biaya Variabel
Naik 70%
1 Pendapatan 785,628,621 7,732,810 -5,914,485
2 R/C Ratio 1.56 1.00 1.00
3 B/C Ratio 0.56 0.004 -0.003
4 BEP Volume 17670 27449 27621
5 BEP Harga 55936 86891 87434
6 Payback Period 1.3 129 -
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018.
Hasil studi sensitivitas dan switching value kenaikan biaya variabel dapat
Universitas Sumatera Utara
36
dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2 dengan asumsi seluruh harga biaya
variabel naik 3%, dapat dilihat bahwa pendapatan masih cukup besar. Nilai Return
Cost Ratio (R/C- ratio) yang diperoleh oleh Tambak Udang Alam Laut Lestari
sebesar 1,56 menunjukan bahwa R/C ratio lebih dari 1. Nilai B/C ratio yang
diperoleh sebesar 0,56 menunjukan bahwa B/C ratio lebih besar dari 0, maka usaha
budidaya udang vannamei yang dilaksanakan oleh Tambak Udang Alam Laut
Lestari layak diusahakan.
Hasil BEP Volume dengan asumsi kenaikan biaya variabel 3% dapat
diketahui bahwa usaha ini akan mengalami pulang pokok pada saat volume
produksi udang mencapai 1 kg udang vannamei. Apabila jumlah produksi kurang
dari 17.670 kg dalam satu periode (3 bulan) maka usaha akan mengalami kerugian,
sedangkan apabila usaha memproduksi lebih dari 17670 kg dalam satu periode (3
bulan) maka akan memberikan keuntungan bagi perusahan.
Nilai BEP Harga yang diperoleh adalah Rp. 55.936 yang artinya Tambak
Udang memperoleh pulang pokok jika hanya menjual udang sebesar Rp. 55.936.
Apabila Tambak Udang Laut Alam Lestari menjual udang dibawah harga
Rp. 55.936/kg maka usaha akan mengalami kerugian, apabila usaha budidaya
udang vannamei menjual udang vannamei diatas harga Rp. 55.936/kg maka akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Nilai Payback Period (PP) sebesar 1,3 menunjukan bahwa usaha budidaya
udang vannamei di Tambak Udang Alam Laut Lestari akan mengalami
pengembalian modal dalam jangka waktu 1 tahun 3 bulan (periode ke 4). Jika harga
seluruh biaya variabel naik sebesar 3%.
Universitas Sumatera Utara
37
Berdasarkan Tabel 2 Hasil studi switching value, jika kenaikan seluruh
biaya variabel sebesar 60% maka usaha budidaya udang vannamei ini masih
memperoleh keuntungan namun sangat sedikit. Hasil studi sensitivitas biaya
variabel sebesar 60% bisa dilihat pada Lampiran 17.
Tambak Udang Laut Alam Lestari menjadi tidak layak untuk dijalankan
apabila harga variabel mengalami kenaikan lebih dari 61%, contoh dengan
kenaikan seluruh biaya variabel sebesar 61%, yang menghasilkan kesimpulan
pendapatan yang diperoleh minus, R/C ratio sama dengan 1 dan B/C ratio kurang
dari nol. Hasil studi sensitivitas seluruh biaya variabel 61% bisa dilihat pada
Lampiran 17.
Analisis Usaha
Biaya Investasi Usaha Budidaya Udang
Investasi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan satu kali selama
umur proyek untuk memperoleh manfaat sampai secara ekonomis tidak dapat
memberikan keuntungan lagi. Biaya investasi yang dikeluarkan dalam usaha
budidaya Tambak Udang Alam Laut Lestari di Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara adalah sebesar
Rp. 1.000.235.000 per ha. Rincian komponen investasi dapat dilihat pada Tabel 3
dan pada Lampiran 7.
Pada Tabel 3 dapat dilihat persentase yang paling besar dalam investasi
yang ditanam perusahaan adalah pada mesin genset sebesar 29,99%. Hal ini
dikarenakan genset merupakan salah satu faktor pendukung dari penentuan hasil
produksi apabila terjadi pemadaman listrik. Dan persentase yang paling kecil dalam
investasi yang ditanam perusahaan adalah pada gayung sebesar 0,01%.
Universitas Sumatera Utara
38
Tabel 3. Rincian komponen investasi usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus
vannamei).
No
Investasi
Harga per
Satuan (Rp)
Banyak
Total
(Rp)
Persentase
(%)
1 Kontruksi Lahan 12,000,000 10 120,000,000 12.00
2 Mesin Pompa 3,755,000 6 22,530,000 2.25
3 Bangunan 10,750,000 4 43,000,000 4.30
4 Genset 75,000,000 4 300,000,000 29.99
5 Kincir 5,300,000 50 265,000,000 26.49
6 Pipa 8 Inchi 450,000 20 9,000,000 0.90
7 Pipa 6 Inchi 350,000 8 2,800,000 0.28
8 Pipa 4 Inchi 210,000 48 10,080,000 1.01
9 Elbow 8 Inchi 70,000 16 1,120,000 0.11
10 Elbow 4 Inchi 45,000 16 720,000 0.07
11 Kabel 6,000 710 4,260,000 0.43
12 Jaring 215,000 34 7,310,000 0.73
13 Cangkul 35,000 11 385,000 0.04
14 Timbangan (30 kg) 1,200,000 4 4,800,000 0.48
15 Timbangan (2 kg) 150,000 4 600,000 0.06
16 Tanggok 40,000 20 800,000 0.08
17 Mesin Siphon 1,300,000 7 9,100,000 0.91
18 Wearing 450,000 15 6,750,000 0.67
19 Terpal 11,200,000 10 112,000,000 11.20
20 Mulsa 350,000 11 3,850,000 0.38
21 Ember Ukuran Sedang 12,000 10 120,000 0.01
22 Ember Ukuran Besar 18,000 20 360,000 0.04
23 Gayung 10,000 8 80,000 0.01
24 Selang 55,000 120 6,600,000 0.66
25 Batang/ Selang Air 120,000 10 1,200,000 0.12
26 Refraktometer 450,000 1 450,000 0.04
27 Beko 450,000 5 2,250,000 0.22
28 Senter 150,000 9 1,350,000 0.13
29 Tali 260,000 12 3,120,000 0.31
30 Jaring Angkat (ANCHO) 150,000 20 3,000,000 0.30
31 Jala 850,000 8 6,800,000 0.68
32 Pengeboran Sumber Air 1,800,000 6 10,800,000 1.08
33 Instalansi Listrik 10,000,000 4 40,000,000 4.00
TOTAL 1,000,235,000 100
Biaya Produksi Usaha Budidaya Udang
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018.
Universitas Sumatera Utara
39
Biaya Produksi Usaha Budidaya Udang
Analisis pendapatan dilakukan terhadap biaya produksi yang mencakup
biaya variabel dan biaya tetap yang dilakukan dalam satu kali tanam. Analisis
pendapatan digunakan untuk mengetahui nilai pendapatan yang diperoleh dari
penerimaan dalam satu kali tanam (periode).
Setiap kegiatan produksi, akan diperhadapkan pada masalah biaya yang
harus dikeluarkan dan diperhitungkan guna memfasilitasi faktor produksi yang
diperlukan dalam kegiatan produksi. Biaya dalam penelitian ini adalah seluruh
biaya yang dikeluarkan untuk proses budidaya udang vannamei (Litopenaeus
vannamei) dalam satu kali tanam (periode). Biaya tersebut terdiri atas biaya tetap
dan biaya variabel yang jika dijumlahkan merupakan total biaya yang dikeluarkan
oleh Tambak Udang Alam Laut Lestari dalam melakukan produksi.
Biaya tetap yang digunakan dalam usaha budidaya udang vannamei di
Tambak Udang Alam Laut Lestari yang meliputi sewa lahan, gaji tenaga kerja,
biaya pemeliharaan, dan sebagainya adalah sebesar Rp. 308.504.894 per
ha/periode. Rincian komponen biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 4 dan pada
Lampiran 8.
Tabel 4. Rincian Biaya Tetap Budidaya Udang Vanname (Litopenaeus vannamei)
No
Keterangan
Satuan
Harga
Banyak
Total
Persentase
(%)
1 Sewa Lahan Rp/Periode 84,890,000 161.689.144 52,41
2
Gaji Tenaga
Kerja
Rp/Orang/Bulan
6,000,000
10
60,000,000
19,45
3
Biaya
Pemeliharaan
Rp/Periode
4,600,000
4,600,000
1.49
4 Penyusutan 78,375,750 78,375,750 25,41
5 Upah Panen Rp/Orang 200,000 8 1,600,000 0.52
6 Konsumsi Rp/Orang 224,000 10 2,240,000 0.73
TOTAL 308.504.894 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018.
Universitas Sumatera Utara
40
Biaya variabel yang digunakan dalam usaha budidaya udang vannamei di
Tambak Udang Alam Laut Lestari meliputi biaya-biaya pembelian benur, pakan,
aquashim, dan lainnya. Biaya variabel usaha tersebut adalah Rp. 1.056.224.600 per
ha/periode. Rincian komponen biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 5 dan
Lampiran 9.
Tabel 5. Rincian Rata-rata Biaya Variabel Budidaya Udang Vanname (Litopenaeus
vannamei)
No
Keterangan
Satuan
Harga/
Satuan
(Rp)
Banyak
Total
(Rp)
Persentase
(%)
1 Benur (PL 20) E 42 1.660.000 69.720.000 6.60
2
Konsumsi
Rp/Orang/
Periode
224.000
10
2.240.000
0.21
3 Pakan 681 Kg 18.000 1.175 21.150.000 2.00
4 Pakan 682 Kg 18.000 2.900 52.200.000 4.94
5 Pakan 683 PV Kg 18.000 20.700 372.600.000 35.28
6 Pakan 683 SP Kg 18.000 25.500 459.000.000 43.46
7 Stimuno plus Bungkus 275.000 20 5.500.000 0.52
8 Aquashim Kotak 250.000 12 3.000.000 0.28
9 EM-4 Kotak 285.000 10 2.850.000 0.27
10 Nauripan/Ragi Bungkus 50.000 10 500.000 0.05
11 Molase L 6.000 200 1.200.000 0.11
12 Dedak Kg 3.000 25 75.000 0.01
13 Yakult Botol 2.500 20 50.000 0.00
14 Solar L 6.000 1511,60 9.069.600 0.86
15 Bensin L 8.500 820 6.970.000 0.66
16 Listrik Rp/Periode 50.100.000 50.100.000 4.74
TOTAL 1.056.224.600 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018.
Biaya produksi diperlukan untuk mengolah input sehingga dapat
menghasilkan sejumlah output. Biaya produksi usaha yang dikeluarkan pada usaha
budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Tambak Udang Alam Laut
Lestari atas biaya tetap dan biaya variabel berkisar Rp. 1.364.729.494.
Penerimaan Usaha Budidaya Udang
Penerimaan adalah jumlah hasil panen dikali dengan harga udang yang
Universitas Sumatera Utara
41
berlaku pada saat itu. Analisis usaha budidaya udang vannamei yang dikembangkan
pada Tambak Udang Alam Laut Lestari Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
Serdang Berdagai Provinsi Sumatera Utara didasarkan pada produksi periode
pertama. Harga udang yang berlaku setiap pamanenan parsial 1, parsial 2, parsial 3
hingga panen total rata-rata sebesar Rp. 79.550 dengan jumlah produksi sebesar
25.130 kg/ha/periode sehingga penerimaan adalah sebesar Rp. 2.187.000.000.
Adapun rincian penerimaan pada budidaya udang vannamei dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Rincian Penerimaan Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus
vannamei)
No Keterangan Jumlah (Kg) Total Penerimaan (Rp)
1 Parsial 1 3.700 216.700.000
2 Parsial 2 3.800 292.100.000
3 Parsial 3 4.000 335.400.000
4 Panen Total 13.630 1.347.100.000
Total 25.130 2.191.300.000
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018.
Pendapatan Usaha Budidaya Udang
Pendapatan merupakan hasil penerimaan dikurangi biaya yang
dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Adapun pendapatan yang
diperoleh pembudidaya usaha tambak udang vannamei (Litopenaeus vannamei)
per/ha/periode ialah sebesar Rp. 826.570.506. Perhitungan nilai penerimaan dapat
dilihat pada Lampiran 11 dan pendapatan pada Lampiran 12.
Tabel 7. Rincian Pendapatan Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus
vannamei)
No Uraian Jumlah (Rp)
1 Total Penerimaan 2.191.300.000
2 Total Biaya 1.364.729.494
Total Pendapatan 826.570.506
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018.
Universitas Sumatera Utara
42
Studi Kelayakan Usaha Budidaya Udang
Usaha budidaya udang vannamei yang dilakukan harus menghasilkan
keuntungan yang berkelanjutan sehingga perlu dilakukan analisis kelayakan usaha.
Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan,
pengembalian investasi, maupun titik impas dari suatu usaha sehingga dapat
diketahui studi kelayakan usaha dapat melihat sejauh mana suatu kegiatan usaha
dapat dikatakan memiliki manfaat dan layak untuk dikembangkan. Terdapat empat
cara untuk melakukan suatu analisis kelayakan usaha budidaya udang vannamei
yaitu, studi rasio penerimaan atas biaya (R/C rasio), studi keuntungan atas biaya
(B/C Rasio), Break Event Point (BEP) dan Payback Period (PP). Berikut ini studi
kelayakan usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Tambak
Udang Alam Laut Lestari, dapat dilihat pada Tabel 8 dan Lampiran 13.
Tabel 8. Studi Kelayakan Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus
vannamei)
No Uraian Jumlah
1 Total Penerimaan 2.191.300.000
2 Total Biaya 1.364.729.494
3 Pendapatan 826.570.506
4 R/C Ratio 1,61
5 B/C Ratio 0,61
6 BEP Volume 17156
7 BEP Harga 54.307
8 Payback Period 1,2
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018.
R/C Rasio Usaha Budidaya Udang
Berdasarkan data Tabel 8 diketahui bahwa penerimaan yang diperoleh
dalam satu periode sebesar Rp. 2.191.300.000 sedangkan total biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp. 1.364.729.494. Dengan demikian dapat dilihat Return Cost
Ratio (R/C-ratio) yang diperoleh sebesar 1,61 menunjukan bahwa R/C > 1, maka
Universitas Sumatera Utara
43
usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) yang dilaksanakan oleh
Tambak Udang Alam Laut Lestari layak untuk diusahakan.
B/C Ratio Usaha Budidaya Udang
Berdasarkan data Tabel 8 diketahui bahwa pendapatan yang diperoleh oleh
Tambak Udang Alam Laut Lestari dalam satu periode sebesar Rp. 826.570.506,
sedangkan biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.364.729.494. Dengan
demikian nilai B/C-Ratio yang diperoleh oleh Tambak Udang Alam Laut Lestari
sebesar 0,61 hal ini menunjukan bahwa B/C-ratio lebih besar dari 0, maka usaha
budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) yang dilaksanakan oleh
Tambak Udang Alam Laut Lestari layak untuk diusahakan.
Break Event Point (BEP) Usaha Budidaya Udang
Dari nilai BEP diketahui pada tingkat produksi dan harga berapa suatu
usaha tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian. Ada dua
macam jenis perhitungan BEP, yaitu BEP volume dan BEP harga produksi.
Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa biaya total yang dikeluarkan Tambak Udang
Alam Laut Lestari sebesar Rp. 1.364.729.494 dan harga rerataan penjualan yang
diperoleh sebesar Rp. 79.550/kg. Dengan demikian hasil studi BEP Volume dapat
diketahui bahwa usaha ini akan mengalami pulang pokok pada saat volume
produksi udang mencapai 17.156 kg udang. Apabila jumlah produksi kurang dari
17.156 kg dalam satu periode (3 bulan) maka usaha akan mengalami kerugian,
sedangkan apabila usaha memproduksi lebih dari 17.156 kg dalam satu periode (3
bulan) maka akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa biaya total yang dikeluarkan sebesar
Universitas Sumatera Utara
44
Rp. 1.364.729.494 dan total produksi yang diperoleh dalam satu periode sebesar
25.130 kg. Dengan demikian hasil analisis BEP harga diketahui bahwa nilai BEP
harga yang diperoleh adalah sebesar Rp. 54.307/kg yang artinya Tambak Udang
Alam Laut Lestari memperoleh pulang pokok jika hanya menjual udang vannamei
sebesar Rp. 54.307/kg. Apabila Tambak Udang Alam Laut Lestari menjual udang
vannamei dibawah harga Rp. 54.307 maka usaha akan mengalami kerugian, apabila
usaha budidaya udang vannamei di Tambak Udang Alam Laut Lestari menjual
udang vannamei diatas harga Rp. 54.307/kg maka akan memberikan keuntungan
bagi perusahaan.
Payback Period Usaha Budidaya Udang
Nilai investasi yang dihasilkan dari total biaya dari mesin dan alat yang
digunakan oleh Tambak Udang Alam Laut Lestari sebagai sarana pendukung untuk
melakukan kegiatan usaha budidaya udang vannamei sebesar Rp. 1.000.235.000
(Lampiran 7), dengan demikian berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa nilai
Payback Period (PP) pada usaha budidaya udang vannamei sebesar 1,2 yang
diperoleh dari perbandingan antara nilai investasi sebesar Rp. 1.000.235.000
dengan pendapatan dalam satu periode sebesar Rp. 826.570.506, dikalikan umur
investasi selama 1 tahun. Nilai Payback Period (PP) tersebut menunjukan bahwa
usaha budidaya udang vannamei akan mengalami pengembalian modal selama 1
tahun 2 bulan.
Pembahasan
Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)
Persiapan Tambak
Dalam melakukan persiapan petakan pada kolam budidaya tambak udang.
Universitas Sumatera Utara
45
Kolam didesain berbentuk petakan yang menyerupai bentuk empat persegi panjang.
Hal ini dirancang agar mengefektifkan pengelolaan limbah, mengatur posisi
pergerakan air agar oksigen dapat menyebar kesegala ruang. Persiapan tambak
merupakan salah satu faktor awal yang menentukan keberhasilan budidaya. Hal ini
sesuai dengan Arsad et al (2017) yang menyatakan bahwa persiapan tambak
merupakan kegiatan awal yang sangat menentukan keberhasilan budidaya. Oleh
karena itu dalam persiapannya harus dilakukan secara benar dan maksimal.
Persiapan tambak yang baik akan mendukung tingkat kelulus hidupan
(survival rate) dan tingginya produksi hasil panen. Persiapan tambak mencakup
konstruksi tambak, desain petakan tambak, saluran pemasukan dan pengeluaran air,
pematang tambak, dan pengolahan lahan. Menurut Mustafa (2008), menyatakan
bahwa Desain petakan tambak membutuhkan pertimbangan yang seksama agar
tambak dapat berfungsi secara efisien dan layak secara ekonomis. Petakan tambak
sebaiknya berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar, tergantung tingkat
teknologi yang diterapkan. Bentuk tambak dalam hubungannya dengan posisi
kincir dan pergerakan air adalah sangat penting untuk membuat area lebih luas yang
bebas dari limbah dalam tambak.
Sebelum melakukan penebaran benur pada budidaya tambak, terlebih
dahulu dikulturkan pakan alami sehingga ketersediaan pakan alami dikolam tambak
tersedia dalam keadaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan benur.
Pengkulturan pakan alami tersebut dilakukan dengan cara fermentasikan dedak,
yakult, nauripan sebagai tempat media dari pakan alami tersebut. Setelah fermentasi
selesai dilakukan, maka hasil fermentasi dituangkan kedalam kolam tambak untuk
menumbuhkan pakan alami. Pakan alami tersebut juga berfungsi untuk
Universitas Sumatera Utara
46
meningkatkan jumlah hasil produksi udang. Menurut Utojo (2015), yang
menyatakan bahwa plankton bermanfaat sebagai salah satu pakan alami udang
khususnya pada awal pemeliharaan setelah penebaran benur, menekan
pertumbuhan klekap dan lumut di dasar tambak, dan untuk menyerap senyawa yang
sangat berbahaya bagi udang seperti amonia, nitrit dan nitrat.
Penebaran Benur
Benur yang ditebarkan ukuran PL-9 dengan padat penebaran sebanyak
100.000 ekor untuk ukuran kolam 576 m2. Sebelum dilakukan penebaran benur,
terlebih dahulu diaklimatisasi. Untuk pertama kali penebaran, benur diberi makan
sekali, untuk hari kedua sampai hari ketujuh diberi 2 kali makan yaitu pagi hari dan
sore hari. Hari ke delapan diberi 3 kali makan, yaitu pada pagi, siang dan malam.
Hari ke empat belas diberi 4 kali makan, pagi, siang, sore, dan malam hari. Menurut
Syah et al, 2017 menyatakan bahwa budidaya udang vaname dengan padat
penebaran tinggi secara teknis dapat dilakukan, secara ekonomi menguntungkan,
dan dapat diterima oleh masyarakat pembudidaya. Berdasarkan jangka waktu
pengembalian modal, R/C rasio, dan titik impas, maka padat penebaran 1.000
ekor/m2 menghasilkan performa budidaya terbaik dan dinilai paling layak untuk
diaplikasikan. Ditambah dengan Arsad et al. (2017) menyatakan bahwa, pemberian
pakan diberikan berupa tepung ikan dan pellet hingga umur benur mencapai 2
minggu dengan intensitas pemberian sebanyak 2 kali untuk PL 1-15, 4 kali untuk
benur PL 16-70, dan 5 kali untuk PL 71-120 setiap harinya.
Pemeliharaan
Pemeliharaan pada tambak udang dilakukan selama 3 bulan, dengan
melakukan penyiphonan air agak tetap menjaga kualitas air, dan membuang klekap
Universitas Sumatera Utara
47
klekap yang berada pada permukaan air serta penambahan probiotik dan molase
kedalam kolam. Penyiphonan dilakukan dengan menggunakan pompa, yang
selanjutnya selang shipon akan diarahkan kedasar tambak dengan cara bertahap.
Dan penambahan kincir air setelah udang mengalami pertumbuhan mencapai hari
ke 50 sampai pada masa pemanenan. Menurut Arsad et al (2017), salah satu solusi
terhadap problematika kualitas air adalah penerapan budidaya sistem flok dan
pemberian probiotik. Prinsip sistem flok yaitu memanfaatkan bakteri sebagai
sumber nutrisi yang dikembangkan dalam sistem heterotrof, yakni memanfaatkan
limbah nitrogen dari sisa pakan dan feses sebagai pemicu pertumbuhan bakteri yang
nantinya membentuk flok. Kincir berfungsi dalam mensuplai oksigen dan
melakukan pengadukan tambak sehingga terjadi percampuran massa air dan
penurunan suhu.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada saat udang mulai mencapai umur 60 hari untuk
panen parsial pertama sampai pada hari ke 90 untuk pemanenan total dengan ukuran
size udang mencapai 50-75. Dan hasil panen dikirim ke PT. Bahari Makmur Sejati
(BMS) food yang nantinya udang tersebut akan di eksport keluar negeri. Menurut
Syah et al (2017) menyatakan, panen parsial pertama dilakukan pada DOC-70
dengan memanen sebanyak 20-30% total biomassa di tambak, berkisar 2.271-4.109
kg dengan ukuran 104108 ekor/kg udang. Panen parsial kedua dilakukan pada
DOC-90 sebanyak 1.585-3.604 kg dengan ukuran 7184 ekor/kg udang, sedangkan
panen akhir dilakukan pada DOC-105 sebanyak 4.006-4.863 kg dengan ukuran 62-
69 ekor/kg udang.
Universitas Sumatera Utara
48
Analisis Finansial Usaha Tambak Udang
Net Present Value (NPV) pada Usaha Budidaya Udang
Nilai bersih sekarang atau Net Present Value (NPV) dari suatu proyek
merupakan nilai sekarang (Present Value) dari selisih antara benefit (manfaat)
dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat
diketahui bahwa nilai NPV sebesar Rp. 6.412.387.888,24 yang berarti nilai tersebut
lebih besar dari nol. Menurut Sunyoto (2014) bahwa jika NPV > 0 , suatu usaha
layak untuk terus dijalankan.
Internal Rate of Return pada Usaha Budidaya Udang
Internal Rate of Return (IRR) sebagai alat ukur untuk mengetahui
kemampuan suatu proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman dari lembaga
keuangan yang membiayai proyek. Hasil analisis dari kedua nilai NPV dan tingkat
bunga ini diperoleh nilai IRR sebesar 58%. Nilai yang diperoleh ini lebih besar dari
nilai tingkat suku bunga bank yang berlaku yaitu 17% dari bunga bank. Dengan
demikian pada kriteria penilaian bahwa suatu usaha menguntungkan apabila nilai
IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang digunakan, maka usaha budidaya
tambak udang ini layak untuk dikembangkan. Menurut Ruslan (2004) bahwa
tingkat diskonto merupakan tingkat bunga yang digunakan dalam proses untuk
memperoleh nilai sekarang dari suatu nilai yang akan datang yang dinyatakan
dalam persen (%). IRR ini menggambarkan kemampuan suatu proyek mendapatkan
tingkat pengembalian (earing) dari investasi yang ditanam selama berlangsungnya
proyek.
Studi Sensitivitas dan Switching Value Kenaikan Biaya Variabel Pada Usaha
Budidaya Udang
Analisis sensitivitas dan switching value dilakukan untuk mengetahui
Universitas Sumatera Utara
49
tingkat kepekaan dari Tambak Udang Alam Laut Lestari dalam menghadapi
perubahan-perubahan yang ada. Studi sensitivitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan parameter perubahan harga seluruh biaya variabel sebesar
3%. Penentuan kenaikan harga biaya variabel sebesar 3% diperoleh dari inflasi
nasional periode Februari 2018 sebesar 3,18% yang dibulatkan menjadi 3%.
Menurut Meinugraheni (2004) bahwa analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat
pengaruh perubahan komponen biaya terhadap kelayakan usaha budidaya.
Komponen biaya yang digunakan adalah komponen biaya yang apabila mengalami
perubahan harga, maka dapat mempengaruhi secara nyata kelayakan usaha
budidaya udang.
Studi nilai pengganti (switching value) digunakan untuk mengetahui
seberapa besar perubahan udang maksimal pada biaya variabel dalam usaha
budidaya udang vannamei di Tambak Alam Laut Lestari yang dapat ditoleransi
yaitu berkisar 60%. Pada saat biaya variabel naik mencapai 60% maka usaha
tersebut masih mengalami keuntungan sebesar Rp. 7.732.810 sedangkan pada saat
biaya variabel mencapai 61% maka usaha tersebut mengalami kerugian sebesar
Rp. 5.914.485. R/C rasio yang diperoleh pada saat harga variabel mengalami
kenaikan sebesar 60% dan 61% memperoleh nilai 1.00 yang artinya setiap
pengeluaran sebanyak Rp. 1 tidak menghasilkan keuntungan. Pada kenaikan biaya
variabel mencapai 60% maka memperoleh B/C rasio mencapai 0,004 sedangkan
pada saat kenaikan biaya variabel mencapai 61% maka memperoleh B/C rasio
mencapai -0,003 yang artinya usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. Hal ini
sesuai dengan Ruslan (2004) yang menyatakan bahwa, Analisis sensitivitas
dilakukan untuk melihat sampai berapa persen peningkatan atas penurunan faktor-
Universitas Sumatera Utara
50
faktor tersebut dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi yaitu dari
layak menjadi tak layak untuk dilaksanakan. Dengan demikian, analisis sensitivitas
membantu menentukan unsur yang sangat menentukan hasil proyek, dan juga
membantu pengelola proyek dengan menunjukan bagian-bagian yang peka yang
memerlukan pengawasan yang lebih ketat untuk menjamin hasil yang diharapkan
akan menguntungkan perekonomian.
Analisis Usaha
Biaya Investasi Budidaya Udang
Nilai investasi yang dikeluarkan dalam melakukan usaha budidaya udang
vannamei di Tambak Udang Alam Laut Lestari sebesar Rp. 1.000.235.000
per/ha/tahun. Hal ini dikarenakan komponen-komponen yang di investasikan
mempengaruhi berjalannya suatu usaha yang sedang dilakukan. Menurut Arrosyidi
et al (2017) yang menyatakan bahwa nilai investasi yang ditanamkan oleh masing-
masing pembudidaya berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan adanya perbedaan
skala usaha, semakin banyak jumlah keramba yang dimiliki semakin besar pula
jumlah investasi yang dikeluarkan.
Biaya Produksi Usaha Budidaya Udang
Biaya produksi yang dikeluarkan oleh Tambak Udang Alam Laut Lestari
sebesar Rp. 1.364.729.494, yang terbagi atas biaya tetap sebesar Rp. 308.504.894
dan biaya variabel sebesar Rp. 1.056.224.600. Biaya produksi yang dikeluarkan
mempengaruhi besar kecilnya produksi yang akan dihasilkan. Menurut Utami et al
(2014), menyatakan bahwa faktor produksi menentukan besar atau kecilnya
produksi yang diperoleh. Faktor-faktor produksi berpengaruh nyata terhadap hasil
produksi (panen) untuk jenis tambak dengan sistem pengelolaan tradisional
Universitas Sumatera Utara
51
(ekstensif). Faktor luas lahan dan pakan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan hasil produksi udang. Faktor pakan dan bibit mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil produksi udang pada tambak
sistem intensif. Faktor luas lahan dan tenaga kerja mempunyai pengaruh yang tidak
signifikan terhadap peningkatan jumlah produksi pada tambak sistem intensif.
Penerimaan Usaha Budidaya Udang
Penerimaan yang diperoleh dalam usaha tambak udang alam laut lestari ini
berasal dari hasil penjualan udang. Penerimaan yang diperoleh pada usaha tambak
selama satu periode adalah sebesar Rp. 2.191.300.000. Hal ini dipengaruhi oleh
padat penebaran, luas sempitnya kolam yang tidak menentu dan harga udang tiap
hari tidak menentu kadang meningkat kadang menurun. Menurut Mafut (2007),
Penerimaan yang diterima oleh produsen berasal dari output dari setiap kegiatan
produksi yang dilakukan dan dijual kepada konsumen. Penerimaan yang diterima
oleh produsen sebagian digunakan untuk membayar biaya-biaya yang dikeluarkan
selama proses produksi. Maka dengan itu produsen mengetahui hasil penerimaan
bersih disetiap proses produksi.
Hal-hal yang dapat juga mempengaruhi hasil penerimaan budidaya udang
yaitu tenaga kerja dan bibit udang tersebut. Utami et al (2014) berpendapat bahwa
faktor luas lahan dan pakan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan hasil produksi udang. Faktor tenaga kerja dan bibit mempunyai
pengaruh yang tidak signifikan terhadap peningkatan hasil produksi udang. Faktor
pakan dan bibit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil
produksi udang pada tambak sistem intensif. Faktor luas lahan dan tenaga kerja
Universitas Sumatera Utara
52
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap peningkatan jumlah produksi
pada tambak sistem intensif.
Pendapatan Usaha Budidaya Udang
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya, sehingga
pendapatan ini merupakan pendapatan bersih (net profit) atau keuntungan dalam
berusaha. Keuntungan usaha budidaya udang vannamei selama satu periode (3
bulan) adalah sebesar Rp. 826.570.506. Pendapatan dari usaha tambak udang yang
diperoleh termasuk dalam kategori menguntungkan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan pendapatan salah satunya yaitu modal kerja serta
tenaga kerjanya. Menurut Sujarno (2008), faktor modal kerja secara teoritis
mempengaruhi pendapatan usaha. Peningkatan dalam modal kerja akan
mempengaruhi peningkatan jumlah produksi sehingga akan meningkatankan
pendapatan serta tenaga kerja juga secara teoritis akan mempengaruhi pendapatan
usaha.
Studi Kelayakan Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)
R/C Ratio Usaha Budidaya Udang
Rasio penerimaan atas biaya (R/C rasio) yang diperoleh yaitu sebesar 1,61
hal ini menunjukan bahwa R/C > 1, yang berarti bahwa usaha tambak udang ini
memiliki nilai yang positif dan layak untuk dilaksanakan. Menurut Jamaludin
(2015), Analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C Rasio) merupakan perbandingan
(rasio atau nisbah) antara penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Analisis ini
digunakan untuk melihat perbandingan total penerimaan dengan total biaya usaha,
dengan kriteria hasil R/C > 1 berarti usaha layak untuk dijalankan.
Universitas Sumatera Utara
53
B/C Ratio Usaha Budidaya Udang
Rasio keuntungan atas biaya (B/C rasio) yang diperoleh yaitu sebesar 0,61
hal ini menunjukan bahwa B/C rasio lebih besar dari 0, maka usaha Tambak Udang
Alam Laut Lestari yang dilaksanakan layak untuk dijalankan. Hal ini sesuai dengan
Jamaludin (2015) yang menyatakan bahwa, Suatu usaha dikatakan layak dan
memberikan manfaat apabila analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C rasio) lebih
besar dan nol. Semakin besar nilai rasio keuntungan atas biaya (B/C rasio), maka
semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut.
Break Event Point (BEP) Usaha Budidaya Udang
Dari nilai BEP diketahui pada tingkat produksi dan harga berapa suatu usaha
tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian. Nilai BEPharga
yang diperoleh dari Tambak Udang Laut Alam Lestari sebesar Rp. 54.307/kg,
sedangkan nilai BEPvolume yang diperoleh sebesar 17.156 kg udang. Nilai BEPharga
yang diperoleh adalah sebesar Rp. 54.307/kg yang artinya Tambak Udang Alam
Laut Lestari memperoleh pulang pokok jika hanya menjual udang vannamei
sebesar Rp. 54.307/kg. Apabila Tambak Udang Alam Laut Lestari menjual udang
vannamei dibawah harga Rp. 54.307 maka usaha akan mengalami kerugian, apabila
usaha budidaya udang vannamei di Tambak Udang Alam Laut Lestari menjual
udang vannamei diatas harga Rp. 54.307/kg maka akan memberikan keuntungan
bagi perusahaan. BEPVolume dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengalami
pulang pokok pada saat volume produksi udang mencapai 17.156 kg udang.
Apabila jumlah produksi kurang dari 17.156 kg dalam satu periode (3 bulan) maka
usaha akan mengalami kerugian, sedangkan apabila usaha memproduksi lebih dari
17.156 kg dalam satu periode (3 bulan) maka akan memberikan keuntungan bagi
Universitas Sumatera Utara
54
perusahaan. Hal ini sesuai dengan Wijayanti et al. (2016), yang menyatakan bahwa
analisis break even point dapat digunakan sebagai alat bantu bagi manajemen untuk
melakukan perencanaan yakni dalam hal membuat perencanaan penjualan dan laba.
Analisis break even point digunakan untuk mengetahui tingkat volume penjualan
sebelum perusahaan mengalami untung dan mengalami rugi sehingga hal tersebut
dapat digunakan manajer untuk menentukan perencanaan penjualan.
Payback Period Usaha Budidaya Udang
Analisis payback period (PP) bertujuan untuk mengetahui waktu yang
diperlukan untuk menutupi investasi. Berdasarkan hasil penelitian pada tambak
udang alam laut lestari, payback period dari usaha budidaya dengan luas tambak
2,7 hektar adalah sebesar 1,2. Nilai tersebut mengandung pengertian bahwa waktu
yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi adalah sebesar 1 tahun 2
bulan. Menurut Agustina (2006) analisis payback period digunakan untuk
menghitung berapa cepat investasi yang dilakukan dapat kembali, karena itu hasil
perhitungannya dinyatakan dalam satuan waktu (tahun atau bulan).
Pendapat Masyarakat Terkait Usaha Budidaya Tambak Udang
0
10
20
30
40
50
60
70
Usaha Budidaya
Tambak Udang
Mempengaruhi
Perekonomian
Partisipasi Pihak
Pengelolan Usaha
Budidaya Tambak
Udang
Dampak Usaha
Budidaya Tambak
Udang bagi
Kesejahteraan
Masyarakat
Dampak Negatif
yang Ditimbulkan
Usaha Budidaya
Tambak Udang
Pendapat Masyarakat
Berpengaruh (Ada) Tidak Berpengaruh (Tidak Ada)
Gambar 4. Pendapat Masyarakat Terkait Usaha Budidaya Tambak Udang
Universitas Sumatera Utara
55
Dari wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat yang berada di
Dusun IV Karya Tani, di Desa Pantai Cermin Kiri dari 72 sampel yang dilakukan,
47 beranggapan bahwasannya usaha budidaya tambak udang tidak mempengaruhi
perekonomian masyarakat, sedangkan 25 orang beranggapan bahwa usaha
budidaya tambak tersebut mempengaruhi perekonomian masyarakat. Hal ini
mereka asumsikan karena usaha tersebut memberikan peluang bagi masyarakat
sekitar untuk memperoleh pekerjaan (membuka lapangan pekerjaan).
Dari 72 sampel yang diwawancara, 58 beranggapan bahwa pihak usaha
budidaya tambak udang berpartisipasi terhadap masyarakat sekitar demi kelancaran
kegiatan usaha tambak yang dilakukan. Partisipasi yang dilakukan pihak pengelola
budidaya tambak berdasarkan asumsi masyarakat antara lain : Memberikan bantuan
dana terkait pembangunan mesjid yang berada di Dusun IV Karya Tani, pembagian
hasil panen udang dengan masyarakat sekitar, ikut memperbaiki jalan dengan
menyumbangkan berbagaai material berupa pasir ataupun batu-batuan, dan lain-
lain. Namun 14 sampel beranggapan bahwa pihak usaha budidaya tambak udang
tidak ada melakukan partisipasi terhadap masyarakat sekitar demi kelancaran
kegiatan usaha tambak yang dilakukankan.
Dari 72 sampel yang diwawancara, 61 beranggapan bahwa usaha tambak
udang memiliki dampak yang baik bagi kesejahteraan lingkungan pemukiman
masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan, pihak pengusaha menyediakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar. 11 sampel beranggapan bahwa usaha tambak
udang tersebut tidak memiliki dampak yang baik bagi kesejahteraan lingkungan
pemukiman masyarakat sekitar.
Universitas Sumatera Utara
56
Dari wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat yang berada di
Dusun IV Karya Tani, di Desa Pantai Cermin Kiri dari 72 sampel yang dilakukan,
20 sampel beranggapan bahwa usaha budidaya tambak udang tersebut
menimbulkan dampak yang negative terhadap lingkungan pemukiman masyarakat
sekitar. Dampak negative yang ditimbulkan atas asumsi dari masyarakat yaitu:
adanya kontruksi berat yang lalu lalang yang dapat mengencam keselamatan anak-
anak yang sedang bermain, bau amis yang ditimbulkan, polusi suara yang
ditimbulkan oleh kincir angin, banyaknya lalat yang berterbangan, pencemaran air,
dan lain-lain. Sedangkan 52 sampel beranggapan bahwa usaha budidaya tambak
udang yang dilakukan tidak menimbulkan adanya dampak negative terhadap
lingkungan pemukiman masyarakat sekitar.
Rekomendasi Pengelolaan Usaha Tambak Udang Alam Laut Lestari
Adapun rekomendasi pengelolaan usaha tambak, yaitu:
1. Untuk meningkatkan produksi usaha tambak udang melalui perbaikan teknis
dan bukan melalui perluasan lahan tambak saja. Untuk mengurangi
ketergantungan pada pakan pabrik sekaligus memperbaiki kualitas lingkungan,
petambak harus didorong untuk menerapkan silvofishery.
2. Mengingat biaya variabel untuk memproduksi udang dipengaruhi oleh adanya
inflasi, maka pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat mutlak untuk
melakukan komunikasi secara berkala untuk membicarakan upaya mengatasi
hambatan-hambatan teknis dan politik yang dihadapi para petambak udang
dalam meningkatkan daya saing di pasar global.
3. Pengusaha serta petugas keamanan harus bekerja lebih erat dalam kegiatan
panen agar dihasilkan udang yang berkualitas baik. Langkah awal yang bisa
Universitas Sumatera Utara
57
segera dilakukan adalah pengorganisasian panen secara rapi dengan standar
prosedur operasi yang disepakati bersama.
4. Perlu dilakukan pertemuan antara hatchery, pemerintah, dan petambak untuk
menjamin tersedianya benur bebas virus sehingga dapat mengindentifikasi
benur yang sehat.
Universitas Sumatera Utara
58
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi dan pembahasan penelitian ini, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Biaya usaha budidaya udang yang dilakukan oleh Tambak Udang Alam Laut
Lestari dalam satu periode sebesar Rp. 1.364.729.494 dan pendapatan usaha
budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dalam satu periode sebesar
Rp. 826.570.506.
2. Nilai R/C rasio sebesar 1,61 dan nilai B/C rasio sebesar 0,61. BEP volume
mendapatkan nilai sebesar 17.156 kg dan BEP harga mendapatkan nilai
Rp. 54.307. Payback Period (PP) pada usaha budidaya udang vannamei
(Litopenaeus vannamei) di Tambak Udang Alam Laut Lestari dalam jangka
waktu 1 tahun 2 bulan. NPV yang diperoleh sebesar Rp. 6.412.387.888,24
dengan IRR sebesar 58%. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa usaha
budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) yang dilakukan oleh
Tambak Udang Laut Alam Lestari layak untuk dijalankan.
3. Kenaikan biaya variabel sebesar 3% masih dapat ditoleransi, namun kenaikan
biaya variabel sebesar 61% maka Tambak Udang Alam Laut Lestari
mengalami kerugian.
Saran
Berdasarkan hasil studi pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka
sara yang dapat penulis berikan sebagai masukan berkaitan dengan peningkatan dan
Universitas Sumatera Utara
59
pengembangan usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di
Tambak Udang Alam Laut Lestari adalah sebagai berikut :
1. Melihat dari peluang pasar yang semakin hari semmakin meningkat permintaan
akan udang vannamei (Litopenaeus vannamei), Tambak Udang Alam Laut
Lestari harus meningkatkan produksi udang vannamei (Litopenaeus vannamei)
dengan penambahan lahan dan kolam serta perbaikan teknis. Selain itu hasil
studi pendapatan di Tambak Udang Alam Laut Lestari berdasarkan R/C rasio
dan B/C rasio menunjukan angka yang layak, namun kurang memberikan
pendapatan yang cukup besar, oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan skala
usaha yang lebih besar sehingga perlu dilakukan peningkatan skala usaha yang
lebih besar sehingga pendapatan yang diperoleh akan lebih besar.
2. Hasil perhitungan sensitivitas dan switching value menunjukkan usaha
budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) cendrung sensitif terhadap
perubahan kenaikan biaya variabel. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya
maksimal pada usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei)
seperti perbaikan mutu produksi, penanganan hasil produksi secara optimal.
3. Dari hasil wawancara yang dilakukan, sebaiknya pihak pengelola tambak lebih
memperhatikan lagi pendapat-pendapat dari masyarakat sekitar terkait dampak-
dampak negativ yang ditimbulkan. Dan pihak pengelola tambak lebih
mendekatkan diri lagi dengan masyarakat sekitar yang jaraknya agak jauh dari
lokasi usaha, hal ini berguna dilakukan untuk keberlanjutan dari usaha tambak
udang tersebut.
Universitas Sumatera Utara
60
DAFTAR PUSTAKA
Afan, N., T. Hidayat dan E. Budiraharjo. 2015. Analisa Kelayakan Usaha Budidaya
Udang Vaname (Litopaneaus vannamei) pada Tambak Intensif (Studi
Kasus Kewirausahaan Tambak Udang di Desa Blendung, Kecamatan
Ulujami, Kabupaten Pemalang). Universitas Pancasakti. Tegal.
Agustina, L. 2006. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Tambak Udang
Windu (Panaeus monodon) di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara
Gembong, Kabupaten Bekasi. [SKRIPSI]. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Annisa, R. dan A. Lamusa. 2014. Analisis Kelayakan Usaha Tambak Bandeng di
Desa Dolago Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Jurnal
Agrotekbis 2(3): 337-342. ISSN: 2338-3011.
Arrosyidi, H. A., E. Yulinda dan Darwis. 2017. Analisis Usaha Budidaya Ikan Mas
(Cyprinus carpio) dalam Keramba di Desa Sipungguk Kecamatan Salo
Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Universitas Riau. Riau.
Arsad, S., A. Afandy, A. P. Purwadhi, B. M. V, D. K. Saputra dan N. R. Buwono.
2017. Studi Kegiatan Budidaya Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus
vannamei) dengan Penerapan Sistem Pemeliharaan Berbeda. Jurnal Ilmiah
Perikanan dan Kelautan 9 (1): 1-14. ISSN: 2085-5842.
Budiman, R., D. Wijayanto dan Asriyanto. 2014. Analisis Finansial Usaha
Perikanan Tangkap Pancing Ulur (Hand Line) di Pangkalan Pendaratan
Ikan (PPI) Jayanti Kabupaten Cianjur. Journal of Fisheries Resources
Utilization Management and Technology 3(3): 44-52.
Chusnul, D. Z., J. Januar dan D. Soejono. 2010. Kajian Sosial Ekonomi Usaha
Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Desa Dinoyo
Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. J-SEP 4(1): 15-23.
Darmawan, V. 2008. Permintaan Lahan dan Nilai Land Rent Tambak Udang di
Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan. [SKRIPSI]. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Dolorosa, E., Masyhuri, Lestari dan Jamhari. 2014. Analisis Kelayakan Finansial
Usaha Perikanan Tambak Polikultur Bandeng-Udang Windu. Jurnal
Social Economic of Agriculture 3(2): 20-36.
Fariyanto, M. 2012. Kelayakan Budidaya Udang Vannamei di Rejotengah, Deket
Lamongan. [SKRIPSI]. Universitas Pembangunan Nasional Jatim.
Surabaya.
Gittinger, J. P. 2008. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Universitas
Indonesia Press. Jakarta
Universitas Sumatera Utara
61
Iskandar, D. dan A. Guntur. 2014. Efisiensi Teknis dan Ekonomi Alat Tangkap
Guruk dan Peluang Pengembangannya di Desa Rawameneng, Kabupaten
Subang. Maspari Jurnal 6(2): 81-97.
Jamaludin. 2015. Analisis Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang
(Clarias gariepinus) di Bojong Farm Kabupaten Bogor. [SKRIPSI].
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Kadariah, Lien K., Clive G. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek; Analisa Ekonomi. Edisi ke-2. Lembaga Penerbit
FE-UI. Jakarta.
Kitani, H. 1994. Identification of Wild Postlarvae of The Penaeid Shrimps, Genus
Penaeus in The Pasific Coast of Central America. Fisheries Science
60(30): 243-247.
Kokarkin, C. 1986. Produksi Induk Masak Telur dalam Pembenihan Udang Windu.
Direktorat Jendral Perikanan. Jakarta.
Libriyanto, O. 2008. Pengaruh Penggunaan Lahan Tambak Terhadap Kualitas Air
Saluran Irigasi Tambak di Muara Daerah Aliran Ci Manceuri (Kabupaten
Tangerang). [SKRIPSI]. Universitas Indonesia. Depok.
Luntungan, A. Y. 2012. Analisis Tingkat Pendapatan Usaha Tani Tomat Apel di
Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa. Jurnal Pembangunan
Ekonomi dan Keuangan Daerah (PEKD) 7(3): 1-25.
Mafut, M. 2017. Analisis Keuntungan Usaha Produksi Ikan Asap pada Home
Industry Khusnul Jaya Berkahdi Kota Samarinda. Journal Administrasi
Bisnis 5(1): 230-241. ISSN: 2355-5408.
Meinugraheni, D. 2004. Analisis Finansial Usaha Budidaya Udang Windu di Desa
Singaraja, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
[SKRIPSI]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mustafa, A. 2008. Desain, Tata Letak, dan Konstruksi Tambak. Jurnal Media
Akuakultur 3(2) : 166-174
Nadhif, M. 2016. Pengaruh Pemberian Probiotik Pada Pakan dalam Berbagai
Konsentrasi terhadap Pertumbuhan dan Mortalitas Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei). [SKRIPSI]. Universitas Airlangga. Surabaya.
Pulungan,R. H., L. Fauzia dan Emalisa. 2015. Analisis Kelayakan Usaha Tambak
Udang (Studi Kasus: Desa Sei Meran, Kec. Pangkalan Susu, Kab.
Langkat). Universitas Sumatera Utara. Medan.
Rahardi dan Hartono. 2003. Agribisnis Peternakan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Ruslan, B. M. 2004. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tambak Udang Windu
CV Surya Putra Agroindustri di Kecamatan Sindangbarang Kabupaten
Cianjur. [SKRIPSI]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Universitas Sumatera Utara
62
Sari, K., Makhdalena dan Hendripides. 2013. Analisa Usaha Pada Usaha Tambak
Udang Windu Berkat Yakin di Desa Penampi Kabupaten Bengkalis.
Universitas Riau. Riau.
Satriana, I. G. M. F. 2017. Deskripsi Usaha Petani Tambak Udang Vannamei di
Desa Dipasena Sentosa Kecamatan Rawa Jitu Timur Kabupaten Tulang
Bawang Tahun 2016. [SKRIPSI]. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Sembiring, I., A. S. Wantasen dan E. LA. Ngangi. 2012. Kajian Sosial Ekonomi
Masyarakat dalam Pemanfaatan Terumbu Karang di Desa Tumbak
Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Platax 1(1) :29-36. ISSN: 2302-
3589.
Septiara, I., I. Maulina dan I. D. Buwono. 2012. Analisis Pemasaran Ikan Mas Koki
(Carassius auratus) di Kelompok Pembudidaya Ikan Kalapa Ciung
Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Jurnal Perikanan dan
Kelautan 3(3): 69-73. ISSN: 2088-3137.
Soekarwati. 2002. Analisis Usahatani. Penerbitan Universitas Indonesia (UI-Press).
Jakarta.
Soekarwati. 2006. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.
Sofyan, I. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sujarno. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan di
Kabupaten Langkat.[TESIS]. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sunyoto, D. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbitan CAPS (Center of Academic
Publishing Service). Yogyakarta.
Syah, R., Makmur dan M. Fahrur. 2017. Budidaya Udang Vaname dengan Padat
Penebaran Tinggi. Jurnal Media Akuakultur 12 (1): 19-26. ISSN: 2502-
9460.
Utami, R., T. Supriana dan R. Ginting. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Produksi Tambak Udang Sistem Ekstensif dan Sistem
Intensif. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 3(2): 1-10.
Utojo. 2015. Keragaman Plankton dan Kondisi Perairan Tambak Intensif dan
Tradisional di Probolinggo Jawa Barat. Jurnal Biosfera 32(2) : 83-97.
Utomo, N. B., E. Istiyanti dan Zulfanita. 2012. Analisis Usaha Budidaya Udang
Vannamei (Lithopenaeus vannamei) di Desa Gedangan Kecamatan
Purwodadi Kabupaten Purworejo. Surya Agritama 1(2): 78-84.
Wardany, U. K. 2007. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Tambak
Udang Vanname pada Usaha Dagang Jasa Hasil Diri di Desa Lamaran
Tarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
[SKRIPSI]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Universitas Sumatera Utara
63
Wijayanti, S. M., Darminto dan M. Saifi. 2016. Analisis Break Even Point Sebagai
Salah Satu Alat Perencanaan Penjualan dan Laba. Universitas Brawijaya.
Malang.
Wullur, F. F., F. V. Longdong dan M. P. Wasak. 2013. Eksistensi Usaha Petani
Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Desa Warukapas
Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah PS.
Agrobisnis UNSRAT, Manado 1(1): 26-32.
Wyban, J. A dan Sweeney, J. N. 2000. Intensive Shrimp Production Technology,
The Oceanic Institute. Honolulu, Hawai, USA.
Universitas Sumatera Utara
64
Lampiran 1. Kuisioner Survei Valuasi Ekonomi Tambak
A. Identitas Responden/Informan
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan Terakhir :
5. Agama :
6. Suku :
7. Alamat :
8. Jumlah Anggota Keluarga :
9. Pekerjaan Utama :
10. Pekerjaan Sampingan :
11. Luas Areal Tambak :
B. Keragaman Budidaya dan Valuasi Ekonomi Tambak
1. Apakah Bapak/Ibu/Saudara/I penghasilan utamanya sebagai petani tambak?
a. Ya b. Tidak
2. Sistem budidaya apa yang diterapkan di tambak Bapak/Ibu/Saudara/i?
a. Intensif
b. Semi Intensif
c. Tradisional
d. Lainnya
3. Apa yang melatar-belakangin Bapak/Ibu/Saudara/I berusaha di tambak?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Berapakah ukuran setiap kolam tambak yang Bapak/Ibu/Saudara/I miliki?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Departemen Manajemen Sumberdaya
Perairan
Fakultas Pertanian
No :
Waktu :
Hari/Tanggal :
Universitas Sumatera Utara
65
Lampiran 1. Lanjutan
5. Berapa kg/kolam hasil panen yang diperoleh pada masa panen?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
6. Budidaya tambak apa yang Bapak/Ibu/Saudara/I lakukan berdasarkan table dan
keterangan dibawah ini:
Biaya manfaat tambak konvensional
Monokultur Satuan Jumlah
Padat penebaran Ekor
SR %
Ukuran panen Ekor/kg
Musim tanam Kali/tahun
Volume produksi Kg
Nauripan/Ragi Bungkus
Pakan Kg
Dedak Kg
Yakult Botol
Obat/Pestisida (Saponin) Rp
Harga panen udang (size 30) Rp/kg
Hasil penjualan Rp
Analisis Usaha
7. Berapa frekuensi Bapak/Ibu/Saudara/I melakukan pemanenan?
a. 3 bulan sekali
b. 4 bulan sekali
c. 5 bulan sekali
8. Apakah dalam pemanenan pernah terjadi kegagalan hasil panen? Apa
penyebabnya?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
9. Apakah dengan hasil tambak yang Bapak/Ibu/Saudara/I lakukan, dijual untuk
menambah penghasilan?
a. Ya (Semuanya)
Universitas Sumatera Utara
66
b. Dijual sebagian
c. Tidak dijual (subsisten)
10. Apakah dengan jenis pemanfaatan yang Bapak/Ibu/Saudara/I lakukan, dijual
untuk menambah penghasilan?
a. Ya (Semuanya)
b. Dijual sebagian
c. Tidak dijual (Subsisten)
No Uraian Satuan Harga Total
1 PENERIMAAN
Hasil Panen
TOTAL PENERIMAAN
2 BIAYA INVESTASI
1. Lahan Ha
2. Pembuatan petakan lahan Petak
3. Mesin pompa Unit
4. Bangunan Unit
5. Genset Unit
6. Kincir Unit
7. Pipa Unit
8. Kabel M
9. Mesin produksi unit
10. Mobil pemasaran unit
11. Jaring unit
12. Cangkul unit
13. Timbangan unit
14. Tanggok unit
15. Mesin Siphon unit
16. Wearing unit
17. Terpal unit
18. Mulsa unit
19. Ember unit
20. Gayung unit
21. Selang unit
22. Batang Air unit
23. Refraktometer unit
24. Beko unit
25. Senter unit
26. Tali unit
27. Jaring Angkat (ANCHO) unit
28. Jala unit
Universitas Sumatera Utara
67
29. Pengeboran Sumber Air unit
30. Instalansi Listrik unit
TOTAL BIAYA
INVESTASI
3 BIAYA TETAP
1. Pengembalian
pinjaman+bunga
2. Biaya penyusutan Rp/tahun
3. Gaji tenaga kerja Rp/periode
4. Sewa lahan Rp/periode
5. Biaya pemeliharaan Rp/periode
6. Iuran swadaya desa Rp/bulan
7. Surat izin
8. Konsumsi Rp/orang
TOTAL BIAYA TETAP
4 BIAYA VARIABEL
1. Pakan (Kombes) Rp/kg
2. Pakan tambahan Rp/kg
3. Benur (PL 20) Rp/ekor
4. Upah panen Rp/orang
5. Obat-obatan
6. Probiotik Rp/liter
7. Upah pengurasan Rp/orang
8. Solar Rp/liter
9. Yakult Rp/botol
10. Dedak Rp/kg
11. Nauripan/Ragi Rp/kg
12. Molase Rp/liter
13. Bensin Rp/liter
14. Listrik
TOTAL BIAYA VARIABEL
5 NET BENEFIT (A-B)
6 FREKUENSI
PEMANENAN
C. Target Responden : Pemilik Tambak
1. Berapa lama Bapak/Ibu/Saudara/I melakukan kegiatan usaha tambak,
alasannya?
Lampiran 1. Lanjutan
Universitas Sumatera Utara
68
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Apakah ada kegiatan usaha lain yang Bapak/Ibu/Saudara/I lakukan untuk
menambah pendapatan?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Berapakah anak dalam tanggungan saudara (…) dan berapakah biaya yang
anda butuhkan untuk memenuhi kebutuhan setiap anak (sekolahan dan jajan)?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Berapa biaya yang saudara butuhkan untuk pemenuhan kebutuhan rumah
tangga setiap bulannya? Peruntukannya untuk apa saja?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
5. Berapa biaya yang saudara butuhkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi istri?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
6. Berapa biaya yang saudara/I butuhkan untuk kebutuhan pribadi (uang saku)
selama sebulan?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
7. Berapakah biaya yang tidak terduga yang saudara/I sediakan setiap bulannya?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
Analisis Usaha
Universitas Sumatera Utara
69
No Uraian Satuan Harga Total
1. Penerimaan jenis kerusakan
1……..…………………….
2. ………………………….
Total Penerimaan
2 Biaya Investasi (Penyusutan)
1……………………………
2……………………………
Biaya Operasional
1…………………………….
2…………………………….
Total Biaya
3 Net Benefit (A-B)
4 Frekuensi pengambilan
8. Berapa frekuensi Bapak/Ibu/Saudara/I melakukan perbaikan tambak tersebut
di atas?
a. Berapa bulan sekali
b. 1 tahun sekali
c. 2 tahun sekali
d. Lainnya….
9. Menurut Bapak/Ibu/Saudara/I berapa nilai keberadaan tambak per meter per
tahun jika tambak tidak mengalami kerusakan?
a. ………….< Rp. 500.000,-
b. Rp. 500.000,- sampai Rp. 2.000.000,-
c. Rp. 2.000.000,- sampai Rp. 5.000.000,-
d. Rp. 5.000.000,- sampai Rp. 8.000.000,-
e. Lainnya………………
10. Mengapa anda tidak memanfaatkan seluruh wilayah ini menjadi kawasan
tambak?
Jawab:…………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….......
11. Apakah para pekerja berasal dari masyarakat sekitar?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Universitas Sumatera Utara
70
Lampiran 2. Kuisioner Survei Valuasi Ekonomi Tambak
Narasumber berasal dari masyarakat sekitar kegiatan usaha tambak
A. Identitas Responden/Informan
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pekerjaan utama dan sampingan :
5. Lama tinggal :
6. Pendidikan terakhir :
7. Alamat :
8. Agama :
B. Analisis Presepsi
1. Berapa pendapatan Bapak/Ibu/Saudara/I per bulannya?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Apakah dengan adanya usaha tambak udang didaerah anda mempengaruhi
perekonomian anda?
a. Berpengaruh b. Tidak berpengaruh
Pengaruh yang seperti apa?................................................................................
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
3. Bagaimana pendapat anda tentang usaha tambak udang putih ini?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Apakah pihak pengelolaan tambak mengadakan penyuluhan sebelum
dibuatnya kegiatan usaha tambak tersebut?
a. Ya b. Tidak
Departemen Manajemen Sumberdaya
Perairan
Fakultas Pertanian
No :
Waktu :
Hari/Tanggal :
Universitas Sumatera Utara
71
Lampiran 2. Lanjutan
5. Apakah usaha tambak udang tersebut pernah melakukan perekrutan pekerja
tambak dari masyarakat sekitar daerah ini?
a. Pernah b. Tidak Pernah
6. Bagaimana partisipasi pihak pengelola tambak terhadap masyarakat sekitar
demi kelancaran kegiatan usaha tambak yang dilakukan?
Jawab:…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………...
7. Apakah usaha tambak udang tersebut memiliki dampak yang baik bagi
kesejahteraan lingkungan pemukiman masyarakat sekitar?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah ada dampak negative yang ditimbulkan usaha tambak udang tersebut
terhadap lingkungan pemukiman masyarakat sekitar?
a. Ada b. Tidak ada
Dampak negatif seperti apa?..............................................................................
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
9. Apakah hasil produksi tambak diperjual belikan juga kepada masyarakat
sekitar?
a. Ya b. Tidak
Universitas Sumatera Utara
72
Lampiran 3. Alat-alat Investasi Budidaya Udang Vannamei di Tambak Udang
Alam Laut Lestari
a. ANCHO b. Jaring
b. Genset d. jala
e. Beko f. Gudang Pakan
Universitas Sumatera Utara
73
Lampiran 3. Lanjutan
g. Kincir Air h. Petakan Kolam
i. Kabel j. Pipa
k. Pondok Jaga l. Gudang Mesin
Universitas Sumatera Utara
74
Lampiran 4. Wawancara dengan Responden
a. Masyarakat b. Manager Tambak
c. Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
75
Lampiran 5. Proses Pemanenan Udang
a. Menjala udang b. Penyortiran udang
b. Packing udang
Universitas Sumatera Utara
76
Lampiran 6. Perhitungan Jumlah Masyarakat Sebagai Responden
n = 𝑁
1+𝑁𝑒2
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Tingkat Kesalahan yang ditoleransi yaitu 10%
Diketahui :
N = 263 orang (Kepala Keluarga)
Sehingga :
n = 263
1+(263)(0,1)(0,1)
= 263
1+ 2,63
= 263
3,63
= 72,45
Jadi, jumlah responden dalam penelitian yang dilakukan yaitu sebanyak 72 orang
Universitas Sumatera Utara
77
Lampiran 7. Rincian Komponen Investasi Usaha Budidaya Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei).
No
Investasi
Harga per
Satuan (Rp)
Banyak
Total (Rp)
Persentase
(%)
1 Kontruksi Lahan 12,000,000 10 120,000,000 12.00
2 Mesin Pompa 3,755,000 6 22,530,000 2.25
3 Bangunan 10,750,000 4 43,000,000 4.30
4 Genset 75,000,000 4 300,000,000 29.99
5 Kincir 5,300,000 50 265,000,000 26.49
6 Pipa 8 Inchi 450,000 20 9,000,000 0.90
7 Pipa 6 Inchi 350,000 8 2,800,000 0.28
8 Pipa 4 Inchi 210,000 48 10,080,000 1.01
9 Elbow 8 Inchi 70,000 16 1,120,000 0.11
10 Elbow 4 Inchi 45,000 16 720,000 0.07
11 Kabel 6,000 710 4,260,000 0.43
12 Jaring 215,000 34 7,310,000 0.73
13 Cangkul 35,000 11 385,000 0.04
14 Timbangan (30 kg) 1,200,000 4 4,800,000 0.48
15 Timbangan (2 kg) 150,000 4 600,000 0.06
16 Tanggok 40,000 20 800,000 0.08
17 Mesin Siphon 1,300,000 7 9,100,000 0.91
18 Wearing 450,000 15 6,750,000 0.67
19 Terpal 11,200,000 10 112,000,000 11.20
20 Mulsa 350,000 11 3,850,000 0.38
21 Ember Ukuran Sedang 12,000 10 120,000 0.01
22 Ember Ukuran Besar 18,000 20 360,000 0.04
23 Gayung 10,000 8 80,000 0.01
24 Selang 55,000 120 6,600,000 0.66
25 Batang/ Selang Air 120,000 10 1,200,000 0.12
26 Refraktometer 450,000 1 450,000 0.04
27 Beko 450,000 5 2,250,000 0.22
28 Senter 150,000 9 1,350,000 0.13
29 Tali 260,000 12 3,120,000 0.31
30
Jaring Angkat
(ANCHO)
150,000
20
3,000,000
0.30
31 Jala 850,000 8 6,800,000 0.68
32
Pengeboran Sumber
Air
1,800,000
6
10,800,000
1.08
33 Instalansi Listrik 10,000,000 4 40,000,000 4.00
TOTAL 1,000,235,000 100
Universitas Sumatera Utara
78
Lampiran 8. Rincian Biaya Tetap Budidaya Udang Vanname (Litopenaeus
vannamei).
No
Keterangan
Satuan
Harga
Banyak
Total
Persentase
(%)
1 Sewa Lahan Rp/Periode 161.689.144 161.689.144 52,41
2
Gaji Tenaga
Kerja
Rp/Orang/Bulan
6,000,000
10
60,000,000
19,45
3
Biaya
Pemeliharaan
Rp/Periode
4,600,000
4,600,000
1.49
4 Penyusutan 78,375,750 78,375,750 25,41
5 Upah Panen Rp/Orang 200,000 8 1,600,000 0.52
6 Konsumsi Rp/Orang 224,000 10 2,240,000 0.73
TOTAL 308.504.894 100
Universitas Sumatera Utara
79
Lampiran 9.Rincian Rata-rata Biaya Variabel Budidaya Udang Vanname
(Litopenaeus vannamei)
No
Keterangan
Satuan
Harga/Satuan
(Rp)
Banyak
Total (Rp)
Persentase
(%)
1 Benur (PL 20) E 42 1,660,000 69,720,000 6.60
2 konsumsi Rp/Orang/Periode 224,000 10 2,240,000 0.21
3 Pakan 681 Kg 18,000 1,175 21,150,000 2.00
4 Pakan 682 Kg 18,000 2,900 52,200,000 4.94
5 Pakan 683 PV Kg 18,000 20,700 372,600,000 35.28
6 Pakan 683 SP Kg 18,000 25,500 459,000,000 43.46
7 Stimuno plus Bungkus 275,000 20 5,500,000 0.52
8 Aquashim Kotak 250,000 12 3,000,000 0.28
9 EM-4 Kotak 285,000 10 2,850,000 0.27
10 Nauripan/Ragi Bungkus 50,000 10 500,000 0.05
11 Molase L 6,000 200 1,200,000 0.11
12 Dedak Kg 3,000 25 75,000 0.01
13 Yakult Botol 2,500 20 50,000 0.00
14 Solar L 6,000 1511.60 9,069,600 0.86
15 Bensin L 8,500 820 6,970,000 0.66
16 Listrik Rp/Periode 50,100,000 50,100,000 4.74
TOTAL 1,056,224,600 100
Universitas Sumatera Utara
80
No
Investasi
Jumlah
Satuan
Harga
Persatuan
(Rp)
Total (Rp)
Persentase
(%)
Nilai Sisa
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Penyusutan
(Pertahun)
Penyusutan
(Periode)
Umur
Pakai
(Bulan)
1 Kontruksi Lahan 10 Petak 12,000,000 120,000,000 12.00 12,000,000 5 21,600,000 7,200,000 3
2 Mesin Pompa 6 Unit 3,755,000 22,530,000 2.25 2,253,000 4 5,069,250 1,689,750 3
3 Bangunan 4 Unit 10,750,000 43,000,000 4.30 4,300,000 6 6,450,000 2,150,000 3
4 Genset 4 Unit 75,000,000 300,000,000 29.99 30,000,000 5 54,000,000 18,000,000 3
5 Kincir 50 Unit 5,300,000 265,000,000 26.49 26,500,000 3 79,500,000 26,500,000 3
6 Pipa 8 Inchi 20 Unit 450,000 9,000,000 0.90 900,000 2 4,050,000 1,350,000 3
7 Pipa 6 Inchi 8 Unit 350,000 2,800,000 0.28 280,000 2 1,260,000 420,000 3
8 Pipa 4 Inchi 48 Unit 210,000 10,080,000 1.01 1,008,000 2 4,536,000 1,512,000 3
9 Elbow 8 Inchi 16 Unit 70,000 1,120,000 0.11 112,000 2 504,000 168,000 3
10 Elbow 4 Inchi 16 Unit 45,000 720,000 0.07 72,000 2 324,000 108,000 3
11 Kabel 710 Meter 6,000 4,260,000 0.43 426,000 3 1,278,000 426,000 3
12 Jaring 34 Gulung 215,000 7,310,000 0.73 731,000 2 3,289,500 1,096,500 3
13 Cangkul 11 Unit 35,000 385,000 0.04 38,500 2 173,250 57,750 3
14 Timbangan (30 kg) 4 Unit 1,200,000 4,800,000 0.48 480,000 5 864,000 288,000 3
15 Timbangan (2 kg) 4 Unit 150,000 600,000 0.06 60,000 3 180,000 60,000 3
16 Tanggok 20 Unit 40,000 800,000 0.08 80,000 2 360,000 120,000 3
17 Mesin Siphon 7 Unit 1,300,000 9,100,000 0.91 910,000 4 2,047,500 682,500 3
18 Wearing 15 Gulung 450,000 6,750,000 0.67 675,000 2 3,037,500 1,012,500 3
19 Terpal 10 Unit 11,200,000 112,000,000 11.20 11,200,000 3 33,600,000 11,200,000 3
20 Mulsa 11 Unit 350,000 3,850,000 0.38 385,000 2 1,732,500 577,500 3
21 Ember Ukuran Sedang 10 Unit 12,000 120,000 0.01 12,000 2 54,000 18,000 3
22 Ember Ukuran Besar 20 Unit 18,000 360,000 0.04 36,000 2 162,000 54,000 3
Lampiran 10. Rincian Biaya Penyusutan Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei).
Universitas Sumatera Utara
81
23 Gayung 8 Unit 10,000 80,000 0.01 8,000 2 36,000 12,000 3
24 Selang 120 Meter 55,000 6,600,000 0.66 660,000 3 1,980,000 660,000 3
25 Batang/ Selang Air 10 Batang 120,000 1,200,000 0.12 120,000 2 540,000 180,000 3
26 Refraktometer 1 Unit 450,000 450,000 0.04 45,000 2 202,500 67,500 3
27 Beko 5 Unit 450,000 2,250,000 0.22 225,000 4 506,250 168,750 3
28 Senter 9 Unit 150,000 1,350,000 0.13 135,000 5 243,000 81,000 3
29 Tali 12 Gulung 260,000 3,120,000 0.31 312,000 2 1,404,000 468,000 3
30
Jaring Angkat
(ANCHO)
20
Unit
150,000
3,000,000
0.30
300,000
3
900,000
300,000
3
31 Jala 8 Unit 850,000 6,800,000 0.68 680,000 5 1,224,000 408,000 3
32 Pengeboran Sumber Air 6 Unit 1,800,000 10,800,000 1.08 1,080,000 6 1,620,000 540,000 3
33 Instalansi Listrik 4 Unit 10,000,000 40,000,000 4.00 4,000,000 15 2,400,000 800,000 3
TOTAL 1,000,235,000 100 114 235,127,250 78,375,750 3
Universitas Sumatera Utara
82
Lampiran 11.Rincian Penerimaan Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus
vannamei)
No Keterangan Jumlah (Kg) Total Penerimaan (Rp)
1 Parsial 1 3.700 216.700.000
2 Parsial 2 3.800 292.100.000
3 Parsial 3 4.000 335.400.000
4 Panen Total 13.630 1.347.100.000
Total 25.130 2.191.300.000
Penerimaan :
TR = Rp 63.000 x 300 kg
TR = Rp. 18.900.000
TR= P x Q
Universitas Sumatera Utara
83
PARSIAL 1 PARSIAL 2 PARSIAL 3 PANEN TOTAL
Kolam
Produksi
(kg)
Harga
(Rp) Total
Produksi
(kg)
Harga
(Rp) Total
Produksi
(kg)
Harga
(Rp) Total
Produksi
(kg)
Harga
(Rp) Total
Total
Produksi Total Penerimaan
1 300 63,000 18,900,000 300 78,000 23,400,000 300 84,000 25,200,000 945 100,000 94,500,000 1845 162,000,000
2 300 63,000 18,900,000 300 78,000 23,400,000 300 84,000 25,200,000 1085 100,000 108,500,000 1985 176,000,000
3 400 63,000 25,200,000 400 76,000 30,400,000 400 84,000 33,600,000 1300 100,000 130,000,000 2500 219,200,000
4 500 63,000 31,500,000 500 75,000 37,500,000 500 85,000 42,500,000 1600 100,000 160,000,000 3100 271,500,000
5 300 55,000 16,500,000 300 76,000 22,800,000 350 83,000 29,050,000 1100 98,000 107,800,000 2050 176,150,000
6 300 55,000 16,500,000 300 75,000 22,500,000 400 85,000 34,000,000 1300 97,000 126,100,000 2300 199,100,000
7 400 55,000 22,000,000 450 76,000 34,200,000 450 83,000 37,350,000 1700 96,000 163,200,000 3000 256,750,000
8 400 56,000 22,400,000 450 78,000 35,100,000 500 81,000 40,500,000 1500 98,000 147,000,000 2850 245,000,000
9 400 56,000 22,400,000 400 79,000 31,600,000 400 90,000 36,000,000 1300 100,000 130,000,000 2500 220,000,000
10 400 56,000 22,400,000 400 78,000 31,200,000 400 80,000 32,000,000 1800 100,000 180,000,000 3000 265,600,000
216,700,000 292,100,000 335,400,000 1,347,100,000 25130 2,191,300,000
Universitas Sumatera Utara
84
Lampiran 12.Rincian Pendapatan Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus
vannamei).
No Uraian Jumlah (Rp)
1 Total Penerimaan 2.191.300.000
2 Total Biaya 1.364.729.494
Total Pendapatan 826.570.506
Pendapatan
Π = Rp. 2.187.000.000– Rp. 1.287.930.350
Π = Rp. 899.069.650
𝜋 = TR - TC
Universitas Sumatera Utara
85
Lampiran 13. Studi Kelayakan Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus
vannamei)
No Uraian Jumlah
1 Total Penerimaan 2.191.300.000
2 Total Biaya 1.364.729.494
3 Pendapatan 826.570.506
4 R/C Ratio 1,61
5 B/C Ratio 0,61
6 BEP Volume 17156
7 BEP Harga 54.307
8 Payback Period 1,2
Rasio Penerimaan Atas Biaya (R/C Rasio)
R/C = 𝑅𝑝.2.191.300.000
𝑅𝑝. 1.364.729.494
R/C = 1,61
Rasio Keuntungan Atas Biaya (B/C Rasio)
B/C = 𝑅𝑝. 826.570.506
𝑅𝑝. 1.364.729.494
B/C = 0,61
Break Even Point (BEP) Volume
BEPVolume = 𝑅𝑝. 1.364.729.494
𝑅𝑝.79.550
BEPVolume = 17.156
R/C = Jumlah Penerimaan
Jumlah Pengeluaran
B/C Rasio = Total keuntungan usaha budidaya udang vannamei
Total biaya usaha budidaya udang vannamei
BEP Volume (Kg) = Total biaya usaha budidaya udang vannamei
Harga penjualan udang vannamei
Universitas Sumatera Utara
86
Break Even Point (BEP) Harga
BEPHarga = 𝑅𝑝. 1.364.729.494
25.130 𝑘𝑔
BEPHarga = Rp. 54.307/kg
Payback Period (PP)
KPBP = 𝑅𝑝. 1.000.235.000
𝑅𝑝. 826.570.506 x 1 tahun
KPBP = 1,2
Artinya, 1 tahun 2 bulan.
BEP Harga (Rp/Kg) = Total biaya usaha budidaya udang vannamei
Total produksi udang vannamei
K(PBP) = Investasi
Annual Benefit 𝑥 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Universitas Sumatera Utara
87
Lampiran 14. Screenshoot Inflasi Nasional Pada Periode Desember 2017 Sampai
Februari 2018 Menghasilkan Rata-Rata Sebesar 3,3% yang diakses di
www.bi.go.id
Universitas Sumatera Utara
88
Lampiran 15. Cash Flow Usaha Budidaya Tambak Udang
Keterangan Harga Banyak Tahun (Periode)
0 1 2 3 4 5
A. Cash Inflow
Penjualan Udang 0 6,573,900,000 6,573,900,000 6,573,900,000 6,573,900,000 6,573,900,000
Harga Jual Udang 0 79,550 79,550 79,550 79,550 79,550
Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0
Total Penerimaan 6,573,900,000 6,573,900,000 6,573,900,000 6,573,900,000 6,573,900,000
B. Cash Outflow
Biaya Investasi
Kontruksi Lahan 12,000,000 10 120,000,000 120,000,000
Mesin Pompa 3,755,000 6 22,530,000 22,530,000
Bangunan 10,750,000 4 43,000,000
Genset 75,000,000 4 300,000,000 300,000,000
Kincir 5,300,000 50 265,000,000 265,000,000
Pipa 8 Inchi 450,000 20 9,000,000 9,000,000 9,000,000
Pipa 6 Inchi 350,000 8 2,800,000 2,800,000 2,800,000
Pipa 4 Inchi 210,000 48 10,080,000 10,080,000 10,080,000
Elbow 8 Inchi 70,000 16 1,120,000 1,120,000 1,120,000
Elbow 4 Inchi 45,000 16 720,000 720,000 720,000
Kabel 6,000 710 4,260,000 4,260,000
Jaring 215,000 34 7,310,000 7,310,000 7,310,000
Cangkul 35,000 11 385,000 385,000 385,000
Timbangan (30 kg) 1,200,000 4 4,800,000 4,800,000
Universitas Sumatera Utara
89
Timbangan (2 kg) 150,000 4 600,000 600000
Tanggok 40,000 20 800,000 800,000 800,000
Mesin Siphon 1,300,000 7 9,100,000 9,100,000
Wearing 450,000 15 6,750,000 6,750,000 6,750,000
Terpal 11,200,000 10 112,000,000 112,000,000
Mulsa 350,000 11 3,850,000 3,850,000 3,850,000
Ember Ukuran
Sedang 12,000 10 120,000 120,000 120,000
Ember Ukuran Besar 18,000 20 360,000 360,000 360000
Gayung 10,000 8 80,000 80,000 80,000
Selang 55,000 120 6,600,000 6,600,000
Batang/ Selang Air 120,000 10 1,200,000 1,200,000 1,200,000
Refraktometer 450,000 1 450,000 450,000 450,000
Beko 450,000 5 2,250,000 2,250,000
Senter 150,000 9 1,350,000 1,350,000
Tali 260,000 12 3,120,000 3,120,000 3,120,000
Jaring Angkat
(ANCHO) 150,000 20 3,000,000 3,000,000
Jala 850,000 8 6,800,000 6,800,000
Pengeboran Sumber
Air 1,800,000 6 10,800,000
Instalansi Listrik 10,000,000 4 40,000,000
Total Biaya Investasi 1,000,235,000 48,145,000 391,460,000 82,025,000 432,950,000
Biaya Tetap
Sewa Lahan 161,689,144 0 485,067,432 485,067,432 485,067,432 485,067,432 485,067,432
Gaji Tenaga Kerja 2,000,000 10 0 180,000,000 180,000,000 180,000,000 180,000,000 180,000,000
Universitas Sumatera Utara
90
Biaya Pemeliharaan 4,600,000 0 13,800,000 13,800,000 13,800,000 13,800,000 13,800,000
Penyusutan 235,127,250 0 235,127,250 235,127,250 235,127,250 235,127,250 235,127,250
Upah Panen 200,000 8 0 4,800,000 4,800,000 4,800,000 4,800,000 4,800,000
Komsumsi 224,000 10 0 6,720,000 6,720,000 6,720,000 6,720,000 6,720,000
Total Biaya Tetap 925,514,682 925,514,682 925,514,682 925,514,682 925,514,682
Biaya Variabel
Benur (PL 20) 42 1,660,000 209,160,000 209,160,000 209,160,000 209,160,000 209,160,000
konsumsi 224,000 10 6,720,000 6,720,000 6,720,000 6,720,000 6,720,000
Pakan 681 18,000 1,175 63,450,000 63,450,000 63,450,000 63,450,000 63,450,000
Pakan 682 18,000 2,900 156,600,000 156,600,000 156,600,000 156,600,000 156,600,000
Pakan 683 PV 18,000 20,700 1,117,800,000 1,117,800,000 1,117,800,000 1,117,800,000 1,117,800,000
Pakan 683 SP 18,000 25,500 1,377,000,000 1,377,000,000 1,377,000,000 1,377,000,000 1,377,000,000
Stimuno plus 275,000 20 16,500,000 16,500,000 16,500,000 16,500,000 16,500,000
Aquashim 250,000 12 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000
EM-4 285,000 10 8,550,000 8,550,000 8,550,000 8,550,000 8,550,000
Nauripan/Ragi 50,000 10 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000
Molase 6,000 200 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000
Dedak 3,000 25 225,000 225,000 225,000 225,000 225,000
Yakult 2,500 20 150,000 150,000 150,000 150,000 150,000
Solar 6,000 1511.60 27,208,800 27,208,800 27,208,800 27,208,800 27,208,800
Bensin 8,500 820 20,910,000 20,910,000 20,910,000 20,910,000 20,910,000
Listrik 50,100,000 150,300,000 150,300,000 150,300,000 150,300,000 150,300,000
Total Biaya
Variabel 3,168,673,800 3,168,673,800 3,168,673,800 3,168,673,800 3,168,673,800
Total Biaya 1,000,235,000 4,094,188,482 4,142,333,482 4,485,648,482 4,176,213,482 4,527,138,482
Universitas Sumatera Utara
91
Net Benefit -
1,000,235,000 2,479,711,518 2,431,566,518 2,088,251,518 2,397,686,518 2,046,761,518
Discount Rate 20%
DF 1 0.85 0.73 0.62 0.53 0.46
Net Present Value 6,412,387,888.24
IRR (%) 58%
Universitas Sumatera Utara
92
Lampiran 16. Perhitungan IRR Usaha Budidaya Tambak Udang
Tahun
(Periode) Net Benefit
DF Present Value DF Present Value
17% 20%
0 -1,000,235,000 1.00 -1,000,235,000 1.00 -1,000,235,000
1 2,479,711,518 0.85 2,119,411,553.85 0.83 2,066,426,265.00
2 2,431,566,518 0.73 1,776,292,291.62 0.69 1,688,587,859.72
3 2,088,251,518 0.62 1,303,842,762.27 0.58 1,208,478,887.73
4 2,397,686,518 0.53 1,279,525,525.98 0.48 1,156,291,723.57
5 2,046,761,518 0.46 933,550,754.53 0.40 822,547,549.35
NPV 6,412,387,888.24 5,942,097,285.38
IRR = i1 + (NPV 1
NPV1-NPV2)(i2-i1)
IRR = 0,17 +( Rp. 6.412.387.888,24
Rp. 6.412.387.888,24 - Rp. 5.942.097.285,38)(0,20 - 0,17)
IRR = 0,17 + (13,63)(0,03)
IRR = 58%
Universitas Sumatera Utara
93
Lampiran 17. Studi Sensitivitas dan Switching Value Kenaikan Biaya Variabel Pada Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus
vannamei)
No Uraian Jumlah (0%) Jumlah (3 %) Jumlah (60%) Jumlah (61%)
1 Penerimaan 2,191,300,000 2,191,300,000 2,191,300,000 2,191,300,000
Total Penerimaan 2,191,300,000 2,191,300,000 2,191,300,000 2,191,300,000
2 Pengeluaran
A. Biaya Tetap
Sewa Lahan 161,689,144 4,850,674 166,539,818 97,013,486 258,702,630 98,630,378 260,319,522
Gaji Tenaga Kerja 60,000,000 1,800,000 61,800,000 36,000,000 96,000,000 36,600,000 96,600,000
Biaya Pemeliharaan 4,600,000 138,000 4,738,000 2,760,000 7,360,000 2,806,000 7,406,000
Penyusutan 78,375,750 2,351,273 80,727,023 47,025,450 125,401,200 47,809,208 126,184,958
Upah Panen 1,600,000 48,000 1,648,000 960,000 2,560,000 976,000 2,576,000
Konsumsi 2,240,000 67,200 2,307,200 1,344,000 3,584,000 1,366,400 3,606,400
Total Biaya Tetap 308,504,894 317,760,041 493,607,830 496,692,879
B. Biaya Variabel
Benur (PL 20) 69,720,000 2,091,600 71,811,600 41,832,000 111,552,000 42,529,200 112,249,200
konsumsi 2,240,000 67,200 2,307,200 1,344,000 3,584,000 1,366,400 3,606,400
Pakan 681 21,150,000 634,500 21,784,500 12,690,000 33,840,000 12,901,500 34,051,500
Pakan 682 52,200,000 1,566,000 53,766,000 31,320,000 83,520,000 31,842,000 84,042,000
Pakan 683 PV 372,600,000 11,178,000 383,778,000 223,560,000 596,160,000 227,286,000 599,886,000
Pakan 683 SP 459,000,000 13,770,000 472,770,000 275,400,000 734,400,000 279,990,000 738,990,000
Stimuno plus 5,500,000 165,000 5,665,000 3,300,000 8,800,000 3,355,000 8,855,000
Aquashim 3,000,000 90,000 3,090,000 1,800,000 4,800,000 1,830,000 4,830,000
EM-4 2,850,000 85,500 2,935,500 1,710,000 4,560,000 1,738,500 4,588,500
Nauripan/Ragi 500,000 15,000 515,000 300,000 800,000 305,000 805,000
Molase 1,200,000 36,000 1,236,000 720,000 1,920,000 732,000 1,932,000
Universitas Sumatera Utara
94
Dedak 75,000 2,250 77,250 45,000 120,000 45,750 120,750
Yakult 50,000 1,500 51,500 30,000 80,000 30,500 80,500
Solar 9,069,600 272,088 9,341,688 5,441,760 14,511,360 5,532,456 14,602,056
Bensin 6,970,000 209,100 7,179,100 4,182,000 11,152,000 4,251,700 11,221,700
Listrik 50,100,000 1,503,000 51,603,000 30,060,000 80,160,000 30,561,000 80,661,000
Total Biaya Variabel 1,056,224,600 1,087,911,338 1,689,959,360 1,700,521,606
Pendapatan 826,570,506 785,628,621 7,732,810 -5,914,485
R/C Rasio 1.61 1.56 1.00 1.00
B/C Rasio 0.61 0.56 0.004 -0.003
BEP Volume 17156 17670 27449 27621
BEP Harga 54307 55936 86891 87434
Payback Period 1.2 1.3 129 -
Universitas Sumatera Utara
95
Lampiran 18. Luas kolam, Kepadatan, Total Panen pada Tambak Udang
Vannamei
Kolam
Panjang
Lebar
Padat Tebar
(ekor)
Luas
(m2)
Kepadatan
(ekor/m2)
Total
Panen
Total Panen
(kg/m2)
1 36 16 100,000 576 174 1845 3.2
2 36 16 100,000 576 174 1985 3.4
3 52 16 150,000 832 180 2500 3.0
4 63 16 170,000 1008 169 3100 3.1
5 52 18 170,000 936 182 2050 2.2
6 52 18 170,000 936 182 2300 2.5
7 77 19 200,000 1463 137 3000 2.1
8 69 19 200,000 1311 153 2850 2.2
9 40 30 200,000 1200 167 2500 2.1
10 40 30 200,000 1200 167 3000 2.5
Total 1,660,000 10038
Universitas Sumatera Utara
96
Lampiran 19. Perhitungan Sewa Lahan
Sewa Lahan = 20% x Pendapatan
= 20% x 826.570.506
= 161.689.144
Universitas Sumatera Utara
1
Universitas Sumatera Utara
2
Universitas Sumatera Utara