studi komparasi konseling pranikah...
TRANSCRIPT
STUDI KOMPARASI KONSELING PRANIKAH ANTARA
BP4 GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA DAN
GEREJA ST. FRANCISCUS XAVERIUS YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi
Salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam dalam ilmu
Bimbingan dan Konseling Islam pada program Strata Satu
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Disusun Oleh:
Fresya Lutfika
NIM. 11220123
Dosen Pembimbing:
Dr. Irsyadunnas, M. Ag
NIP. 19710413 199803 1 006
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
Qil,PENGESAHAN SKRIPSVTUGAS AKHIR
Nomor. UIN"02/DD,/PP.00.9/,1 g lha rc
stu d i Ko m pa ra s, :':,'fi';:#:J:l io ",,0
o kus u m a ndan Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius yogyakarta
yang dipersiapkan dan disusun oleh
KEMENTRIAN AGAMAUNTVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
FAKULTAS DAKWAH DAN TiOMUNIKASIJl. Marsda Adisucipto, Telepon (0274) 515856, FAX (0274)
5 52230 Yogyakarra 5528 I
: FRESYA LUTFIKA
TIM MLINAQASYAHKetua Sidang
frt^
Si
Yogyakarta, I I April 2016199203 I 004
Dekan,
NalnaNIIrOProgram Studi :1L]ZAL8/BKITelah dirnunaqasyahkan pada: 29 Maret 2016Nilai Munaqasyah :92 (A-)
dan dinyatakan diterima oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi trINSunan Kalijaga.
v
111
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Nim
Program Studi
Fakultas
FRESYA LUTFIKA
rt220t23
Bimbingan dan Konseling Islam
Dakwah dan Komunikasi
menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang penulis susun yang berjudul
"Studi Komparasi Konseling Pranikah Antara BP4 Gondokusuman dan Gereja St.
Franciscus Xaverius Yogyakarta" adalah hasil karya pribadi dan sepanjang
pengetahuan penulis tidak berisi mated yang dipublikasikan atau ditulis orang lain,
kecuali bagian-bagian tefientu yang penulis ambil sebagai acuan.
Apabila terbukti pemyataan ini tidak benar, maka sepenuhnya menjadi
tanggungj awab penulis.
Yogyakarta, 2l Maret 20I 6
Yang menyatakan
FRESYA
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSVTUGAS AKHIRKepadaYth. Dekan Fakultas Dakwah dan KomunikasiUniversitas lslam Negeri Sunan Kali-iagaYogyakarta
A,ssalamtt'alaikum Wr. Wh.
setelair membaca, meneliti, rnernberikan petunjuk dan rnengoreksiserta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbingberpendapat bahwa skripsi saudara:
NAma : FRESYA LUTFIKANIM
" 11220123
Judul : Shrdi Komparasi Konseling pranikah Antara Bp4Gondokusuman dan Gereja st. Franciscus Xaverius yogyakarta
sudal, dapat diajukan kembali kepada Fakultas Dakwah dan KornunikasiProgram Studi Manajemen Dakwah universitas Israrn Negeri sunanKalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjanaStrata Satu dalam bidang Sosial Islam.
OrO
Dengan inidimunaqosy
Wlssalamu', Wr. Wh.
KEMENTRIAN AGAMALNIVERSITAS ISLAM NEGERI SLTNAN KALIJAGA
FAKULTAS DAKWAH DAN I,.614SNIKASIJl. Marsda Adisucipto, Telepon (A274) 515856. FAX (0274)
5 5223A Yogyakarta 5528 1
dapat segera
ih.
Yogy Maret 2016
19710413 199803 127 200801 I 1008
v
MOTTO
ل اهيلإ تت لزإ ه تنأ اج نأ امكت تنأ قلأ ه أ انأ نأ إت
ةمحرأ. دوأ تنأ زعجأ ي
نأ… ت قأ ك إيأ هم أ هكأ انأ يف
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
(Q.S. Ar-Rum [30] : 21)1
1Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Q.S
Ar-Rum (30) : 21
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
Ayah,ibu, kakak dan adik, keponakan kecilku beserta seluruh
keluarga besar tercinta, sebagai keluarga yang selalu memberikan
do’a, dorongan semangat, cinta dan kasih sayang serta
pengorbanannya untuk penulis.
vii
KATA PENGANTAR
حيم حمن الر بسم هللا الر
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya. Sebab hanya atas kehendak-Nyalah penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.
Penyusunan Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir dan
melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sosial Islam (S. Sos. I) di
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Skripsi ini berjudul “Konseling Pranikah: Studi Komparasi Antara BP4
Gondokusuman dan Gereja St. Franciscus Xaverius Yogyakarta”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada berbagai pihak yang membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini, yaitu
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Machasin, MA., selaku PGS Rektor Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Nurjannah, M.Si., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
viii
3. Bapak A. Said Hasan Basri, S.Psi, M.Si., selaku Ketua Program Studi
Bimbingan dan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Irsyadunnas M. Ag., selaku dosen pembimbing yang berkenan
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi yang penulis
susun dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
5. Bapak Nailul Falah, S. Ag, M. Si., selaku dosen pembimbing akademik
yang senantiasa mengurus, membimbing dan menuntun penulis dari
semester awal hingga akhir, sehingga penulis mendapatkan banyak
pengalaman-pengalaman dalam perkuliahan.
6. Kepala, pengurus-pengurus, karyawan dan staff serta konselor pranikah di
BP4 Kecamatan Gondokusuman dan Gereja Katolik Santo Franciscus
Xaverius Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
7. Teman hidup penulis, Hanna, Diyah, Mbak Sella, Aprilia Anggita,
Amalan Choiri, Lutfa, Tata, Syifa, Mbak Via, Mas Wawan, Mas Fauzi,
Mas Faruqi, Mas Rahmad yang telah selalu setia memberikan do’a,
motivasi dan dukungan, ilmu sertapemikiran-pemikiran merekayang
membantu dalam proses penyusunan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan sebagaimana mestinya.
ix
8. Rekan-rekan Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta angkatan 2011 yang telah memberikan dukungan,
semangat dan pengalamannya, sehingga penulis dapat segera
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik
langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam penulisan
skripsi ini.
Semoga Allah SWT. memberikan balasan yang lebih sebagai amal sholeh di
sisi-Nya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu diperlukan saran dan masukan demi kesempurnaan
penyusunan skripsi ini.
Akhir kata penulis memohon kepada Allah SWT semoga skripsi ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca dan semua
pihak yang berkepentingan dengan skripsi ini. Amin.
Yogyakarta, 21 Maret 2016
Penulis
x
ABSTRAKSI
FRESYA LUTFIKA, Studi Komparasi Konseling Pranikah antara BP4
Gondokusuman Yogyakarta dan Gereja St. Franciscus Xaverius Yogyakarta,
Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.
Dalam sebuah ikatan perkawinan pasti pada saatnya akan ada beberapa
persoalan yang terjadi. Karena sejatinya menikah adalah persatuan dari dua
orang yang berbeda yang ingin menyatukan diri untuk membangun sebuah
keluarga. Konseling pranikah diperlukan bagi pasangan yang akan menikah
sebagai tempat untuk memperoleh pengetahuan yang membimbing dua orang
yang berbeda untuk saling menyatukan pikiran untuk membangun sebuah
ikatan pernikahan. Keberhasilan konseling pranikah sendiri dipengaruhi oleh
penggunaan metode yang tepat untuk klien. Penelitian ini berusaha
mengungkap metode konseling pranikah di BP4 Gondokusuman dan Gereja
St. Franciscus Xaverius Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan
metode wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai alat pengumpul data.
Setelah data terkumpul, data tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis
interaktif yang terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), dan penarikan serta pengujian kesimpulan
(drawing and verifying conclussion). Penelitian ini juga menggunakan teknik
analisis komparatif dengan cara membandingkan data yang di dapat dari
kedua lembaga tersebut.
Hasil dari penelitian ini menunujukkan bahwa metode konseling yang
digunakan di BP4 Gondokusuman adalah metode ceramah dan dialog secara
individu. Sedangkan metode konseling yang digunakan di Gereja Katolik St.
Franciscus Xaverius Yogyakarta adalah metode ceramah secara berkelompok
dan metode tanya jawab tidak langsung. Persamaan dari kedua lembaga
agama ini terletak pada metode utama yang digunakan, yaitu metode ceramah.
Sedangkan perbedaannya terletak pada penggunaan metode dialog secara
langsung di BP4 Gondokusuman yang tidak diterapkan di Gereja Katolik St.
Franciscus Xaerius Yogyakarta, serta metode tanya jawab tidak langsung yang
digunakan oleh Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius yang tidak diterapkan
di BP4 Gondokusuman Yogyakarta.
Keyword: Konseling Pranikah, Metode Konseling
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................. iii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................... iv
MOTTO .............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
ABSTRAKSI ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Penegasan Judul ................................................................................ 1
B. Latar Belakang .................................................................................. 5
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 10
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 11
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 11
F. Telaah Pustaka .................................................................................. 12
G. Kerangka Teori ................................................................................. 15
H. Metode Penelitian ............................................................................. 26
xii
BAB II GAMBARAN UMUM BP4 GONDOKUSUMAN DAN GEREJA
KATOLIK ST. FRANCISCUS XAVERIUS YOGYAKARTA ........... 33
A. Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta ........................ 33
B. BP4 Gondokusuman Yogyakarta ...................................................... 38
BAB III METODE KONSELING PRANIKAH DI BP4 GONDOKUSUMAN
DAN GEREJA KATOLIK ST. FRANCISCUS XAVERIUS
YOGYAKARTA ................................................................................... 50
A. Metode Konseling Pranikah di BP4 Kecamatan Gondokusuman
Yogyakarta ........................................................................................ 50
B. Metode Konseling Pranikah di Gereja Katolik St. Franciscus
Xaverius Yogyakarta ....................................................................... 63
C. Persamaan dan Perbedaan Metode Konseling Pranikah di BP4
Gondokusuman dan Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius
Yogyakarta ....................................................................................... 76
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 76
A. Kesimpulan ................................................................................. 76
B. Saran ........................................................................................... 77
C. Penutup ....................................................................................... 80
xiii
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 82
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pengurus BP4 Gondokusuman Yogyakarta .......................................... 36
Tabel 2 Persamaan dan Perbedaan Konseling Pranikah di BP4 Gondokusuman
dan Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta ........................ 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Untuk menghindari kesalahan persepsi dan untuk mendapatkan
gambaran yang jelas mengenai arah penelitian ini, maka penulis perlu memberi
penegasan terhadap judul “Studi Komparasi Konseling Pranikah di BP4
Gondokusuman dan Gereja ST. Franciscus Xaverius Yogyakarta” Berikut ini
beberapa istilah yang perlu penulis jelaskan.
1. Studi Komparasi
Secara etimologis studi berarti kajian, telaah, penelitian atau penyelidikan
ilmiah.1 Studi yang dimaksud di sini yaitu sebuah penelitian. Sedangkan
komparatif berasal dari bahasa inggris “comparative” yang berarti bertalian
dengan perbandingan.2 Sedangkan menurut kamus ilmiah populer, komparatif
berarti perbandingan; berkenaan atau berdasarkan perbandingan.3 Menurut
Aswarni Sudjud, penelitian komparasi akan menemukan persamaan-
persamaan dan perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang
prosedur kerja, tentang ide atau suatu prosedur kerja.4 Sedangkan menurut
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), hlm. 860 2 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Pt. Gramedia
Pustaka Utama, 2000), hlm. 131 3 Heppy El Rais, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 325 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1991), hlm. 197
2
Van Delen penelitian komparatif yaitu membandingkan dua atau tiga kejadian
dengan melihat penyebabnya.5 Maka yang dimaksud dengan studi komparasi
dalam penelitian di sini adalah sebuah penelitian yang berusaha
membandingkan obyek yang diteliti dengan maksud menemukan persamaan-
persamaan dan perbedaan tentang metode konseling pranikah yang diterapkan
oleh BP4 Bondokusuman dan Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius
Yogyakarta.
2. Konseling Pranikah
Istilah konseling secara etimologis, berasal dari bahasa latin, yaitu
consilium yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan kata
“menerima” atau “memahami”.6 Sedangkan menurut istilah konseling
merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang konselor
kepada seorang klien atau lebih yang dilakukan melalui wawancara konseling
yang tujuannya pada pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh
klien melalui dirinya sendiri, sehingga klien bermental sehat dan
berkepribadian efektif yang dapat merubah perilakunya menjadi lebih baik
dan terarah.7
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian …, hlm. 198 6 Fatchiah E. Kartamuda, Konseling Pernikahan Untuk Keluarga Indonesia (Jakarta:
Salemba Humanika, 2009), hlm. 2 7 Ali Murtadho, Konseling Perkawinan: Perspektif Agama-agama; editor: Mohammad Nor
Ichwan; cet. 1, (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 3
3
Sedangkan pranikah terdiri dari dua kata, yaitu pra yang artinya
awalan (prefik) yang bermakna sebelum atau di muka,8 dan nikah yang berarti
perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk menjadi suami istri secara
resmi dengan perkawinan.9 Jadi pranikah adalah awalan atau sebelum
terjadinya perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk menjadi suami istri
secara resmi.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
konseling pranikah adalah suatu kegiatan pemberian bantuan terhadap
pasangan yang akan menikah dimana konselor mencoba membimbing
konselinya ke dalam suasana percakapan yang ideal sehingga konseli mampu
mengerti apa yang akan dilakukan dalam menjalankan hidup berpasangan
dalam sebuah ikatan pernikahan, sehingga dalam menjalankan pernikahan dan
kehidupan berumah tangganya selaras dengan ketentuan dan petunjuk Tuhan
sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
3. BP4 Gondokusuman
BP4 adalah singkatan dari badan penasihatan, pembinaan dan
pelestarian perkawinan. BP4 merupakan sebuah lembaga organisasi
professional yang bersifat sosial keagamaan sebagai mitra kerja Kementrian
Agama dalam mewujudkan keluarga sakinah mawadah warahmah. Tujuan
8 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar…, hlm. 697. 9 Ali Murtadho, Konseling Perkawinan: Perspektif..., hlm. 30
4
dari BP4 adalah untuk mepertinggi nilai perkawinan dan terwujudnya rumah
tangga sejahtera dan bahagia menurut tuntunan Islam. 10
Dengan demikian, yang dimaksud dengan BP4 Gondokusuman
adalah sebuah badan penasehat, pembinaan, dan pelestarian perkawinan yang
berada di bawah naungan kantor urusan agama yang terletak di Kecamatan
Gondokusuman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta
Gereja berasal dari kata Portugis igereja yang juga berakar pada kata
Latin ecclesia dan kata Yunani ekklesia yang berarti jemaah atau paguyuban
umat beriman. Karena itu unsur utama dalam Gereja adalah persekutuan batin
orang-orang yang mempunyai iman sama, yang dipercayai menyelamatkan
manusia dalam hidup, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus.11 Sedangkan
katolik berasal dari bahasa Yunani katholikos yang berarti menyeluruh atau
umum.12 Pandangan teologis tentang Gereja menyebutkan bahwa Gereja
Katolik merupakan persekutuan tersusun dari orang-orang beriman yang
mengakui Uskup Roma yang atas penugasan Kristus pada S. Petrus
bertanggung jawab atas persatuan dalam cinta kasih. Dalam iman Gereja
10 H. Amidhan, dkk, BP4 Pertumbuhan dan Perkembangannya, (Jakarta: BP4 Pusat t.t), hlm.
97. 11 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid 6,
(Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1989), hlm. 141 12 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid 8,
(Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1989), hlm. 228
5
Katolik itu tampak wahyu Ilahi yang terselesaikan dalam Yesus Kristus sebagi
jalan, kebenaran dan kehidupan.13
Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta adalah sebuah
Gereja yang berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma yang
dikenal dengan nama St. Franciscus Xaverius yang terletak di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Dari beberapa penegasan judul di atas, maka yang dimaksud dengan
judul “Studi Komparasi Konseling Pranikah di BP4 Gondokusuman dan
Gereja St. Franciscus Xaverius Yogyakarta” adalah sebuah penelitian yang
berusaha membandingkan sebuah kegiatan pemberian bantuan terhadap pasangan
calon pengantin dalam upaya membekali diri dengan pengetahuan kehidupan
rumah tangga sebelum pernikahan terjadi yang dilihat dari perspektif agama Islam
yang dilakukan di badan penasehatan, pembinaan dan pelestarian perkawinan
Gondokusuman dengan perspektif agama Katolik yang dilakukan di Gereja St.
Franciscus Xaverius guna mencari persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam
metode konseling yang dilakukan oleh kedua lembaga tersebut.
B. Latar Belakang
Perkawinan dalam Islam adalah akad yang disepakati oleh kedua belah
pihak yaitu antara seorang pria dan seorang wanita untuk sama-sama mengikat
diri, bersama dan saling kasih mengasihi demi kebaikan keduanya dan anak-anak
13 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Ensiklopedia Nasional…., hlm. 229
6
mereka sesuai dengan batas-batas yang ditentukan oleh hukum. Dalam
perkawinan terdapat ikatan lahir batin, yang berarti bahwa dalam perkawinan itu
perlu adanya ikatan kedua-duanya. Ikatan lahir adalah ikatan yang menampak,
ikatan formal sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada. Oleh karena itu
perkawinan pada umumnya diinformasikan kepada masyarakat luas agar
masyarakat dapat mengetahuinya. Perkawinan adalah sesuatu yang diperbolehkan
dan dianjurkan dalam agama apapun. Dalam Islam hukum pekawinan ada lima,
yaitu: jaiz (boleh), sunah, wajib, makruh dan haram.
Sedangkan dalam agama katolik perkawinan merupakan suatu perjanjian
antara pria dan wanita yang dianggap sebagai sebuah bentuk ikatan yang suci,
dimana Tuhan yang menjadi saksi dalam perjanjian tersebut dan dianggap terlibat
langsung di dalamnya. Dalam kanon 1055 pasal 1 tentang perjanjian perkawinan
(Matrimoniale Foedus) ditetapkan bahwa yang dimaksud dengan perjanjian
perkawinan yaitu dengan mana pria dan wanita membentuk antara mereka
kebersamaan seluruh hidup menurut sifat kodratinya terarah pada kesejahteraan
suami istri serta pada kelahiran dan pendidikan anak-anak.14
Melakukan akad nikah bukanlah suatu perkara yang sukar atau susah.
Buktinya, beribu-ribu dan bermiliar pasangan melakukan perkawinan setiap tahun
di atas permukaan bumi. Tetapi, pada dasarnya perkawinan bukanlah perjalanan
14 O.S. Eoh, Perkawinan Antar Agama dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1996), hlm, 108.
7
kesenangan semata-mata. Di dalam perkawinan terletak hak yang harus diterima
dan kewajiban yang harus dipenuhi. Itulah sebabnya, untuk memasuki kehidupan
berumah tangga, selain dari perlengkapan lahir yang harus disediakan, diperlukan
pula persiapan rohani berupa jiwa yang cukup matang dan dewasa untuk memikul
tanggung jawab selaras dengan kewajibannya masing-masing.
Dalam hubungan suami istri yang hidup serumah, adaptasi dan
rangkaian kompromi itu harus diwujudkan. Jika tidak demikian, akibat dari
pendekatan yang setiap hari itu di bawah satu atap, pertengkaran dan atau
perselisihan selalu akan timbul.
Meskipun menurut pengalaman hidup bersama, banyak pertengkaran
antara suami istri, pada umumnya pertengkaran dan perselisihan itu dapat
dihindarkan atau dicegah jika setiap suami dan istri sudi memegang teguh
semangat dan dasar kompromi yang disebutkan di atas. Artinya, segala perbedaan
pandangan atau pendapat antara suami dan istri tentang suatu persoalan hendaklah
selalu diusahakan saling memahami satu sama lain dan atas dasar itu dicari
kecocokan yang dapat dicapai.
Ketidakmampuannya dalam mengatasi masalah dapat menimbulkan
konflik dalam dirinya. Oleh karena itu, mereka akan membutuhkan orang lain
untuk membantu mengatasi masalahnya. Orang tersebut adalah konselor dalam
pernikahan dan keluarga. Konselor sebagai salah seorang yang memiliki
8
kemampuan secara profesional, diharapkan dapat membantu seseorang dalam
mengatasi permasalahannya terutama masalah yang terkait dengan kehidupan
pernikahan dan keluarga.15
Konseling pranikah (premarital counseling) merupakan konseling yang
diselenggarakan kepada pihak-pihak yang belum menikah, sehubungan dengan
rencana pernikahannya.16 Konseling pranikah diperlukan bagi pasangan yang
akan menikah dan sangatlah penting sebagai tempat untuk memperoleh
pengetahuan dan wawasan yang membimbing dua orang yang berbeda untuk
saling menyatukan pikiran yang berbeda kearah yang sama untuk membangun
sebuah ikatan yang dinamakan pernikahan. Dari konseling pranikah ini pasangan
calon pengantin akan mendapatkan gambaran dan bekal pengetahuan tentang
pernikahan dan hubungan antara suami dan istri sebagai suatu hubungan yang
bukan main-main. Menurut Brammer dan Shostrom tujuan konseling pranikah
adalah membantu partner pranikah (klien) untuk mencapai pemahaman yang lebih
baik tentang dirinya, masing-masing pasangan dan tuntutan-tuntutan
perkawinan.17
Keberhasilan konseling pranikah sendiri dipengaruhi oleh penggunaan
metode yang tepat untuk klien. Dengan menggunakan metode yang tepat, layanan
konseling pranikah akan efektif dan dapat benar-benar menjadi pedoman bagi
15 Fatchiah E. Kartamuda, Konseling Pernikahan Untuk ..., hlm. 9 16 Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: UMM Press, 2006), hlm.230 17 Ibid, hlm.231
9
klien unuk membangun kehidupan rumah tangganya. Dengan menggunakan
metode yang tepat, klien maupun konselor dapat memetik manfaat dalam proses
konseling dalam hal ini berupa keberhasilan konselor memberikan layanan
konseling pranikah pada klien sehingga mampu memberikan perubahan-
perubahan yang baik, calon pengantin menjadi tahu bagaimana harus membangun
rumah tangganya menjadi rumah tangga yang harmonis dan sesuai dengan
tuntunan ajaran agama yang diyakini.
BP4 Gondokusuman adalah sebuah badan penasehat, pembinaan, dan
pelestarian perkawinan yang berada di bawah naungan kantor urusan agama yang
terletak di Kecamatan Gondokusuman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebagai sebuah badan penasehat, pembinaan dan pelestarian perkawinan, badan
ini menyelenggarakan layanan konseling pranikah dengan tujuan mempertinggi
mutu perkawinan dan mewujudkan keluarga (rumah tangga) bahagia, sejahtera
dan kekal menurut ajaran Islam. Lembaga ini sudah dipercaya oleh masyarakat
dalam menjalankan perannya sebagai badan penasehat, pembinaan dan pelestarian
perkawinan di kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Hal ini terbukti melalui
banyaknya calon pasutri yang bersedia melangsungkan perkawinannya di
lembaga ini. Selain itu, hal yang menarik lainnya bahwasanya banyak sekali
penelitian-penelitian yang dilakukan di lembaga ini terkait proses perkawinan
termasuk di dalamnya konseling pranikah.
10
Begitu pula dengan Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta.
Sebagai sebuah lembaga agama, gereja ini juga memiliki layanan konseling pra-
pernikahan dalam perspektif agama Katolik. Gereja ini termasuk gereja yang
strategis. Karena terletak di pusat kota Yogyakarta. Sehingga banyak jemaat yang
beribadah di gereja ini. Dengan banyaknya jemaat yang beribadah di gereja ini,
tentunya akan banyak umat katolik yang melangsungkan perkawinannya di gereja
ini. Sebagai gereja katolik tertua di kota Yogyakarta dengan jemaat yang cukup
banyak di gereja ini menjadikan gereja ini sebagai tempat penelitian yang
mempunyai nilai lebih di mata penulis.
Kedua lembaga ini memang sama-sama memiliki metode tersendiri
dalam memberikan layanan konseling pranikah untuk mempersiapkan calon
mempelai dalam menjalani rumah tangganya nanti. Namun, kedua lembaga ini
tentu memiliki perbedaan penggunaan metode dan dasar agama yang berbeda
dalam pemberian layanan konseling pranikah. Atas dasar latar belakang ini, maka
penulis berniat untuk meneliti metode konseling pranikah terhadap pasangan yang
akan menikah di BP4 Gondokusuman dan Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius
Yogyakarta.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalahnya adalah bagaimana metode konseling pranikah yang
11
diterapkan pada BP4 Bondokusuman dan Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius
Yogyakarta?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah disebutkan di atas, maka
tujuan diadaakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui metode konseling
pranikah yang diterapkan pada BP4 Bondokusuman dan Gereja Katolik St.
Franciscus Xaverius Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau
kontribusi keilmuan dalam bidang bimbingan dan konseling keagamaan,
khususnya pada agama Islam dan Katolik mengenai metode konseling
perkawinan. Selain itu, hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat
menambah wawasan bagi penulis dan pembaca terkait metode konseling
perkawinan yang dipandang dari kaca mata Islam dan Katolik.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran
tentang metode konseling perkawinan bagi para konselor yang ditugaskan
untuk menangani masalah perkawinan di BP4 Gondokusuman dan Gereja St.
Franciscus Xaverius Yogyakarta. Sehingga para konselor dapat meningkatkan
kualitas layanan konseling perkawinan di mata calon mempelai.
12
F. Telaah Pustaka
Beberapa penelitian tentang konseling perkawinan memang sudah
pernah dilakukan. Tetapi penelitian yang berjudul “Konseling Agama Islam dan
Katolik: Studi Komparasi Konseling Perkawinan di BP4 Gondokusuman dan
Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta” belum pernah penulis
temukan.
Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dengan Konseling
Perkawinan adalah sebagai berikut: Skripsi dari Siti Aminah yang berjudul
“Konseling Keagamaan Islam dan Katolik: Studi Komparatif Konseling
Pranikah di BP4 Gondokusuman dan Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius
Yogyakarta”, pada tahun 2011. Penelitian ini dilaksanakan dalam upaya untuk
memperoleh gelar sarjana strata satu pada Fakultas Dakwah Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang bentuk, metode
dan materi serta persamaan dan perbedaan layanan konseling pranikah di BP4
Gondokusuman dengan Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta. Hasil
dari penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan dalam
pelaksanaan konseling pranikah. Persamaannya terletak pada bentuknya, yaitu
preventif, edukatif dan kuratif. Perbedaannya terletak pada metodenya. BP4
13
Gondokusuman menerapkan metode konseling individual dan Gereja St.
Franciscus Xaverius melakukannya dengan cara konseling kelompok.18
Skripsi dari Siti Elfa Fakhiriyah yang berjudul “Konseling Perkawinan
dalam Agama Katolik: Studi atas Kegiatan Pembinaan Persiapan Hidup
Berkeluarga di Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta”, pada tahun
2007. Penelitian ini dilaksanakan dalam upaya untuk memperoleh gelar sarjana
strata satu pada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang perkawinan yang dipandang dari
perspektif agama Katolik. Skripsi ini terfokus pada kegiatan pembinaan persiapan
hidup berkeluarga yang dilaksanakan oleh Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius
Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa kegiatan konseling
perkawinan ini merupakan suatu wadah untuk memberi pembekalan dan
pembinaan terhadap pasangan pemuda dan pemudi yang akan menikah.
Pelaksanaannya melalui ceramah dengan mengangkat beberapa materi terkait
perkawinan dan kehidupan rumah tangga. Pelaksanaan kegiatan ini memberikan
hasil positif bagi pemuda pemudi yang akan menikah.19
Skripsi dari Ratna Susi Rahmawati yang berjudul “Analisis
Perencanaan Pembinaan Keluarga Sakinah oleh BP4 KUA Kecamatan
18 Siti Aminah, “Konseling Keagamaan Islam dan Katolik: Studi Komparatif Konseling
Pranikah di BP4 Gondokusuman dan Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta”,skripsi,
tidak diterbitkan, Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2011. 19Siti Elfa Fakhiriyah, “Konseling Perkawinan dalam Agama Katolik: Studi atas Kegiatan
Pembinaan Persiapan Hidup Berkeluarga di Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta”,
skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta,
2007.
14
Gondokusuman Yogyakarta”, pada tahun 2010. Penelitian ini dilaksanakan dalam
upaya untuk memperoleh gelar sarjana strata satu pada Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini membahas
tentang perencanaan pembinaan keluarga sakinah yang dilakukan oleh BP4 KUA
kecamatan Gondokusuman. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa
langkah-langkah perencanaan BP4 Gondokusuman dalam rangka pembinaan
keluarga sakinah yaitu dengan menentukan visi misi, sasaran, prosedur, subjek
serta objek pembinaan keluarga sakinah tersebut. Selanjutnya perencanaan
tersebut dijadikan panduan kegiatan BP4. Pembinaan ini memberikan kontribusi
positif bagi keharmonisan keluarga dan solusi bagi keluarga dalam menghadapi
permasalahan keluarga.20
Dilihat dari beberapa penelitian di atas dapat diketahui bahwa penelitian
penulis memiliki kesamaan dan perbedaan dengan skripsi Siti Aminah, yaitu
persamaannya tentang konseling pranikah. Sedangkan perbedaannya yaitu skripsi
ini membahas tentang pelaksanaan konseling pranikah itu sendiri. Sedangkan
penulis membahas tentang metode yang diterapkan dalam kegiatan konseling
pranikah ini.
Penelitian penulis juga memiliki kesamaan dengan skripsi Siti Elfa
Fakhiriyah yaitu pada lembaga yang diteliti. Tetapi terdapat perbedaan dengan
penelitian yang akan penulis lakukan. Skripsi ini hanya membahas konseling
20 Ratna Susi Rahmawati, “Analisis Perencanaan Pembinaan Keluarga Sakinah oleh BP4
KUA Kecamatan Godokusuman Yogyakarta”, skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Dakwah Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2010.
15
pranikah perspektif agama Katolik saja. Sedangkan penulis akan membahas
konseling pranikah dalam agama Katolik serta dalam agama Islam juga. Begitu
pula dengan skripsi Ratna Susi Rahmawati yang juga meneliti lembaga yang
penulis ambil yaitu di BP4 Gondokusuman. Tetapi skripsi ini hanya membahas
konseling pranikah perspektif agama Islam saja, sedangkan penulis membahas
konseling pranikah perspektif Islam dan Katolik.
G. Kerangka Teori
1. Pengertian Konseling Pranikah
Istilah konseling secara etimologis, berasal dari bahasa latin, yaitu
consilium yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan kata
“menerima” atau “memahami”.21 Sedangkan menurut istilah konseling
merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang konselor
kepada seorang klien atau lebih yang dilakukan melalui wawancara konseling
yang tujuannya pada pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh
klien melalui dirinya sendiri, sehingga klien bermental sehat dan
berkepribadian efektif yang dapat merubah perilakunya menjadi lebih baik
dan terarah.22
21 Fatchiah E. Kartamuda, Konseling Pernikahan Untuk Keluarga Indonesia (Jakarta:
Salemba Humanika, 2009), hlm. 2 22 Ali Murtadho, Konseling Perkawinan: Perspektif Agama-agama; editor: Mohammad Nor
Ichwan; cet. 1, (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 3
16
Sedangkan pranikah terdiri dari dua kata, yaitu pra yang artinya
awalan (prefik) yang bermakna sebelum atau di muka,23 dan nikah yang
berarti perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk menjadi suami istri
secara resmi dengan perkawinan.24 Jadi pranikah adalah awalan atau sebelum
terjadinya perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk menjadi suami istri
secara resmi.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konseling pranikah
merupakan suatu kegiatan pemberian bantuan terhadap pasangan yang akan
menikah dimana konselor mencoba membimbing konselinya ke dalam
suasana percakapan yang ideal sehingga konseli mampu mengerti apa yang
akan dilakukan dalam menjalankan hidup berpasangan dalam sebuah ikatan
pernikahan, sehingga dalam menjalankan pernikahan dan kehidupan berumah
tangganya selaras dengan ketentuan dan petunjuk Tuhan sehingga dapat
mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Konseling pranikah sendiri merupakan salah satu bentuk konseling
pernikahan dan keluarga. Willis mengartikan konseling pernikahan adalah
upaya membantu pasangan oleh konselor profesional, sehingga mereka dapat
berkembeng dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui
cara-cara yang saling menghargai, toleransi dan dengan komunikasi yang
23 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar…, hlm. 697. 24 Ali Murtadho, Konseling Perkawinan: Perspektif..., hlm. 30
17
penuh pengertian, sehingga tercapai motivasi berkeluarga, perkembangan,
kemandirian dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga.25
2. Bentuk-bentuk Konseling Pernikahan
Konseling pernikahan memiliki lima bentuk pelaksanaan konseling
Agama Katolik, yaitu sebagai berikut:
a. Konseling Preventif
Konseling preventif adalah konseling yang diadakan untuk
menolong konseli melihat masalah mereka sedini mungkin. Konseling
preventif ini menjadi sangat penting dilakukan untuk membuka cara
pandang konseli terhadap permasalahan di depannya yang harus mereka
hindari.
b. Konseling Edukatif
Konseling edukatif adalah proses konseling yang mendidik dan
mengajar konseli untuk memperbaiki dan meluruskan pengetahuan sikap,
perilaku dan perbuatan yang tidak efektif dalam hidupnya. Sebaliknya
melalui konseling edukatif, konselor mendidik konseli untuk memiliki
pengetahuan, sikap, perilaku dan perbuatan hidup yang lebih baik dari
sebelumnya.
c. Konseling Spiritual
Konseling Spiritual menolong para konseli untuk menyadari
bahwa dosa menjadi akar dan penyebab penderitaan dan kepahitan hidup
25 Sofyan S. Willis, Konseling Keluarga, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 165
18
mereka. Konseling spiritual menolong konseli untuk menyelesaikan dosa-
dosa yang bersarang dalam hati dan hidup mereka. Konseling spiritual
mau mengajak konseli untuk berperang melawan, menyingkirkan dan
menghindari dosa. Konseling spiritual mau membawa konseli untuk
kembali kepada Tuhan.
d. Personal Konseling
Personal konseling adalah pertemuan antara konselor dan konseli
secara empat mata ketika konseli mengalami suatu problem atau masalah
dan secara sukarela mendatangi konselor. Proses konseling seperti ini
sangat efektif untuk mencapai satu solusi karena hati, perasaan, pikiran,
pendapat dan pandangan termasuk segala rahasia dan pribadi dapat dibuka
oleh konseli.
e. Grup Konseling
Grup konseling ini merupakan pertemuan konselor dengan
beberapa orang konseli yang memiliki problem dalam hidupnya. Kalau
konseling personal yang berbicara dan berpendapat hanya dua orang,
maka dalam grup konseling ada banyak pendapat dan pikiran yang
muncul. Jadi konseli dapat saling belajar dari pendapat dan pengalaman
rekan-rekannya sehingga dapat memperkaya pengetahuan yang dapat
menguatkan seseorang dalam menjalani kehidupannya.26
26 Tulus Tu’u, Dasar-dasar Konseling Pastoral, (Yogyakarta: Andi, 2010), hlm.185-192
19
3. Metode Konseling Pranikah
a. Metode langsung
Metode langsung (metode komunikasi langsung) adalah metode
yang digunakan konselor dalam melakukan komunikasi langsung
(bertatap muka) dengan orang yang dibimbingnya. Metode ini dibagi
menjadi:
1) Metode individual
Teknik-teknik metode individual antara lain:
a) Percakapan pribadi, yaitu konselor bertatap muka langsung dengan
klien.
b) Kunjungan ke rumah (home visit), yaitu konselor mengadakan
dialog dengan kliennya tetapi dilaksanakan dirumah klien
sekaligus untuk mengamati keadaan rumah klien dan sekitarnya.
c) Kunjungan dan observasi kerja, yaitu konselor melakukan
percakapan individual sekaligus mengamati kerja klien dan
ligkungannya.
2) Metode kelompok
Konselor melakukan komunikasi langsung dengan klien
dalam kelompok. Adapun tekniknya antara lain:
a) Diskusi kelompok, yaitu konselor melakukan konseling dengan
cara mengadakan diskusi dengan atau bersama kelompok klien
yang mempunyai masalah yang sama.
20
b) Karyawisata, yaitu konseling kelompok yang dilakukan secara
langsung dengan mempergunakan ajang karyawisata sebagai
forumnya.
c) Sosiodrama dan psikodrama, yaitu konseling yang dilakukan
dengan cara bermain peran untuk memecahkan atau mencegah
timbulnya masalah (psikologis).
d) Group Teaching, yaitu pemberian konseling dengan memberikan
materi konseling tertentu (ceramah) kepada kelompok yang telah
disiapkan.
b. Metode tidak langsung
Metode tidak langsung (metode komunikasi tidak langsung)
adalah konseling yang dilakukan melalui media komunikasi massa.
1) Metode individual, tekniknya dengan surat menyurat, telepon, dan
sebagainya.
2) Metode kelompok, tekniknya melalui papan bimbingan, surat kabar
atau majalah, brosur, radio, televisi dan sebagainya.27
4. Langkah-langkah Konseling Pranikah
Langkah konseling yang dapat dilakukan dalam konseling keluarga dan
pernikahan menurut Capuzzi dan Gross adalah sebagai berikut:
a. Persiapan, tahap yang dilakukan klien menghubungi konselor.
27Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling…, hlm. 53-55.
21
b. Tahap keterlibatan (the joining), adalah tahap keterlibatan bersama klien.
Pada tahap ini konselor menerima klien secara isyarat (nonverbal) maupun
secara verbal, merefleksi perasaan, melakukan klarifikasi dan sebagainya.
c. Tahap menyatakan masalah, yaitu menetapkan masalah yang dihadapi
oleh pasangan. Oleh karena itu, harus jelas apa masalahnya, siapa yang
bermasalah, apa indikasinya, apa yang telah terjadi dan sebagainya.
d. Tahap interaksi, yaitu konselor menetapkan pola interaksi untuk
penyelesaian masalah. Pada tahap ini anggota keluarga mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk memahami masalahnya dan konselor
melatih keluarga itu berinteraksi dengan cara yang dapat diikuti dalam
kehidupan mereka.
e. Tahap konferensi, yaitu tahap untuk meramalkan keakuratan hepotesis dan
memformulasi langkah-langkah pemecahan. Pada tahap ini konselor
mendesain langsung atau memberi pekerjaan rumah untuk melakukan atau
menerapkan pengubahan ketidakberfungsiannya perkawinan.
f. Tahap penentuan tujuan, tahap yang dicapai klien telah mencapai perilaku
yang normal, telah memperbaiki cara berkomunikasi, telah menaikkan
self-esteem dan membuat keluarga lebih kohesif.
g. Tahap akhir dan penutup, merupakan kegiatan mengakhiri hubungan
konseling setelah tujuannya tercapai.28
28 Latipun, Psikologi Konseling …, hlm. 153
22
5. Latar Belakang Perlunya Bimbingan Konseling Perkawinan
a. Perlunya konseling pranikah dalam Agama Islam
Dalam hubungan suami istri yang hidup serumah, adaptasi dan
rangkaian kompromi itu harus diwujudkan. Jika tidak demikian, akibat dari
pendekatan yang setiap hari itu di bawah satu atap, pertengkaran dan atau
perselisihan selalu akan timbul.
Ketidakmampuannya dalam mengatasi masalah dapat menimbulkan
konflik dalam dirinya. Oleh karena itu, mereka akan membutuhkan orang lain
untuk membantu mengatasi masalahnya. Orang tersebut adalah konselor
dalam pernikahan dan keluarga. Konselor sebagai salah seorang yang
memiliki kemampuan secara profesional, diharapkan dapat membantu
seseorang dalam mengatasi permasalahannya terutamwa masalah yang terkait
dengan kehidupan pernikahan dan keluarga.29
Konseling pranikah (premarital counseling) merupakan konseling
yang diselenggarakan kepada pihak-pihak yang belum menikah, sehubungan
dengan rencana pernikahannya.30 Konseling pranikah diperlukan bagi
pasangan yang akan menikah dan sangatlah penting sebagai tempat untuk
memperoleh pengetahuan dan wawasan yang membimbing dua orang yang
berbeda untuk saling menyatukan pikiran yang berbeda kearah yang sama
untuk membangun sebuah ikatan yang dinamakan pernikahan. Dari konseling
29 Fatchiah E. Kartamuda, Konseling Pernikahan Untuk ..., hlm. 9 30 Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: UMM Press, 2006), hlm.230
23
pranikah ini pasangan calon pengantin akan mendapatkan gambaran dan bekal
pengetahuan tentang pernikahan dan hubungan antara suami dan istri sebagai
suatu hubungan yang bukan main-main. Menurut Brammer dan Shostrom
tujuan konseling pranikah adalah membantu partner pranikah (klien) untuk
mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, masing-masing
pasangan dan tuntutan-tuntutan perkawinan.31
Bimbingan konseling perkawinan merupakan salah satu layanan
konseling yang semakin penting seiring dengan komplesitas masalah manusia.
Urgensi bimbingan konseling perkawinan dapat dilihat dari beberapa aspek
berikut:
1) Masalah Perbedaan Individu
Perkawinan merupakan proses mengerti dua individu laki-laki
dan perempuan, dimana secara kodrat dua makhluk ini memang memiliki
perbedaan menetap. Masing-masing individu yang unik tersebut memiliki
perbedaan yang tidak selamanya bisa disatukanysng bisa menimbulkan
masalah. Manakala problem intern tidak bisa diselesaikan bersama, di
sinilah pasangan suami istri membutuhkan sebuah layanan bimbingan
konseling perkawinan sebagai salah satu upaya mencari solusi dari
masalah yang sedang dihadapi.
31 Latipun, Psikologi Konseling…, hlm.231
24
2) Masalah Kebutuhan
Perkawinan pada dasarnya merupakan manifestasi dari
pemenuhan kebutuhan manusia yang beragam, baik kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, bahkan agama. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
seyogyanya bisa terus dipenuhi sebagai bagian dari tugas institusi
keluarga. namun sayangnya, tidak semua keluarga mampu menjalankan
peran ideal tersebut. Tidak terpenuhinya sebuah kebutuhan didalamnya
dapat menjadi faktor pemicu konflik antara suami istri, orang tua anak dan
dengan keluarga besar.32
3) Masalah Perkembangan Individu
Perkawinan merupakan sebuah proses hidup yang dijalani
manusia dan menuntut adanya kedewasaan dan kesiapan diri.
Perkembangan individu baik laki-laki dan perempuan memiliki irama
yang berbeda. Namun, terkadang perkembangan individu secara
emosional seringkali mengalami hambatan.
4) Masalah Latar Belakang Sosio-Kultural
Pernikahan merupakan proses hidup bersama antara dua individu dengan
berbagai latar belakang yang berbeda terutama perbedaan sosio-kultural.
Perbedaan ini menuntut penyesuaikan diri untuk memahami dan
mengikuti perbedaan tersebut karena hal ini merupakan konsekuensi dari
perkawinan yang dijalani apalagi jika pasangan berasal dari latar belakang
32 Ali Murtadho, Konseling Perkawinan: Perspektif ..., hlm. 144
25
sosio-kultural yang benar-benar berbeda. Jika tidak memiliki kemampuan
penyesuaiaan diri yang tepat justru dapat menimbulkan konflik intern.33
b. Perlunya konseling pranikah dalam Agama Katolik
Gereja mempunyai tugas universal, slah satu kewajiban gereja
adalah memberikan petunjuk-petunjuk yang enar tentang kehidupan
perkawnan terhadap pasangan-pasangan yang akan menikah, agar mereka
mampu meletakkan dasar kehidupan berkeluarga yang baik dalam rumah
tangganya. Dalam kehidupan rumah tangga itu pasangan suami istri juga
dipercaya oleh masyarakat untuk mempersiapkan generasi baru umat
manusia, yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu
jelaslah bahwa Gereja serta masyarakat maupun orang tua bertanggung
jawab untuk membangun dalam diri mereka kualitas jasmani, mentalitas,
social, intelektual, kemandirian dan iman.34
Pada akhir-akhir ini, memang sudah banyak upaya yang
dilakukan oleh berbagai pihak dalam membina dan mempersiapkan kaum
muda untuk menyongsong masa depannya. Gereja katolik pun tidak mau
ketinggalan, Gereja tampak semakin aktif dan kreatif menggiatkan
pembinaan bagi kaum muda dan keluarga Katolik dengan harapan kaum
muda bisa bersiakp kritis terhadap tanda-tanda iman dan mendapat tempat
utama dalam hati setiap orang. Oleh sebab itu mereka harus dipersiapkan,
33 Ali Murtadho, Konseling Perkawinan: Perspektif ..., hlm. 146 34 Eligius Anselmus F. Fau, Persiapan Perkawinan Katolik Pendasaran Hukum Gereja,
(Ende: Nusa Indah, 2000), hlm. 49
26
dibimbing, dibekali dan diarahkan kepada nilai-nilai ajaran yang benar
serta dilibatkan untuk merencanakan kebahagiaan masa depannya,
termasuk di dalamnya kebahagiaan dalam ikatan pernikahan dan keluarga
yang merupakan bagian dari masa depan muda mudi Katolik. Oleh karena
itu, muda-mudi yang akan menikah memerlukan bimbingan dan konseling
sebelum melangsungkan pernikahan agar mereka mengerti arti janji nikah
yang akan mereka ucapkan dihadapan Tuhan dan jemaatNya, juga
bagaimana mendapatkan pernikahan yang bahagia. Jadi, tujuan konseling
atau kegiatan pembinaan ini adalah mengajarkan prinsip-prinsip
pernikahan dan mengurangi masalah-masalah yang dapat merusak atau
menghantui pernikahan yang akan dilaksanakan.35
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, penelitian lapangan
pada hakekatnya merupakan metode penelitian untuk menemukan secara
spesifik dan realis tentang apa yang sedang terjadi pada suatu saat di tengah
kehidupan masyarakat. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan memecahkan
masalah praktis dalam masyarakat.36 Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang
35 Jonathan A. Trisna, Pembinaan Persiapan Hidup Berkeluarga, (Jakarta: Lembaga
Pendidikan Theologia Bethel, 1988), hlm. 1 36 Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
hlm. 28
27
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan, secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah.37
Penelitian ini berusaha menjabarkan tentang metode konseling
pranikah yang dijalankan oleh BP4 Gondokusuman dengan Islam sebagai
dasar keyakinannya dan metode konseling pranikah di Gereja St. Franciscus
Xaverius dengan agama Katolik sebagai dasar keyakinannya.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan semua orang yang menjadi sumber
atau informan yang dapat memberikan keterangan mengenai masalah
penelitian.38 Dalam mencapai tujuan dari penelitian ini, maka subjek yang
akan diteliti antara lain:
1). Dua orang konselor perkawinan di BP4 Gondokusuman Yogyakarta
2). Romo Paroki di Gereja St. Franciscus Xaverius Yogyakarta
3). Ketua pengurus kegiatan Kursus Pranikah di Gereja St. Franciscus
Xaverius Yogyakarta.
Dalam penelitian ini, klien tidak digunakan sebagai salah satu
subjek peelitian. Hal ini dikarenakan faktor kesulitan penulis dalam
37 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), hlm. 6 38 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu ... , hlm. 91
28
mengatur pertemuan guna melakukan penggalian data bersama klien yang
mengikuti kegiatan kursus pranikah.
Sedangkan untuk klien yang mengikuti program penasehatan
perkawinan juga tidak diikutsertakan dalam subjek penelitian. Karena
dalam prosedur penelitian di BP4 Gondokusuman belum diperkenankan
untuk wawancara bersama klien.
b. Objek Penelitian
Obyek penelitian adalah apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian.39 Dalam penelitian ini obyek penelitiannya adalah metode
layanan konseling pranikah yang dijalankan oleh BP4 Gondokusuman dan
Gereja St. Franciscus Xaverius Yogyakarta dalam upaya membentuk
keluarga yang sakinan dikalangan umat Islam dan Katolik.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.40 Dalam penelitian ini,
wawancara dilakukan secara langsung, berupa wawancara secara
mendalam terhadap informan atau subyek penelitian. Sehubungan dengan
39 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu ..., hlm. 91 40 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 186
29
obyek penelitian ini, maka penulis mengadakan wawancara kepada 2
orang konselor perkawinan di BP4 Gondokusuman Ibu Puji Karyawati
dan Suyami Suhadmanto, romo paroki bapak Florentinus Hartosubono
dan ketua pengurus kegiatan kursus pranikah Bapak kuspriyantoro di
Gereja St. Franciscus Xaverius Yogyakarta.
b. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dalam pengumpulan data hanya merupakan
suplemen dari wawancara. Kalau wawancara dianggap sudah memberikan
hasil yang lengkap dan mempunyai nilai kebenaran yang dapat dipercaya,
maka pengamatan tidak perlu dilakukan lagi. Namun demikian, ada
peneliti yang melaksanakan keduanya, alasannya karena ia ingin
mendapatkan data yang baik dan terbukti di lapangan. Pemeriksaan ulang
data dapat dilakukan dengan menggunakan pengamatan. Tetapi dalam hal
ini dibutuhkan kepiawaian dan pengalaman peneliti.41
Dalam penelitian ini, metode pengamatan (observasi) ini penulis
gunakan adalah jenis observasi non-partisipan, yaitu suatu jenis observasi
di mana observer hanya melihat tanpa terlibat langsung dalam kegiatan
yang diteliti. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
mengamati situasi dan kondisi di BP4 Gondokusuman dan Gereja St.
Franciscus Xaverius, Yogyakarta. Selain itu, metode obsevasi ini peneliti
41 Daniel Moehar, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
hlm. 147
30
gunakan untuk melihat secara langsung bagaimana metode yang
digunakan oleh penasehat perkawinan di BP4 Gondokusuman dan juga
metode yang digunakan oleh pembina kursus perkawinan di Gereja St.
Franciscus Xaverius serta respon dari klien terhadap penasehatan dan
pembinaan yang konselor berikan. Dalam hal ini, peneliti hanya melihat
dan mengamati berbagai bentuk metode yang digunakan penasehat dan
pembina, tanpa ikut memberikan materi yang diberikan kepada klien
dalam kegiatan penasehatan dan pembinaan tersebut.
c. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.42 Dalam
penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data
yang berupa arsip-arsip atau dokumen-dokumen. Data tersebut dapat
diperoleh dari petugas BP4 dan Gereja yang terkait dalam masalah
penelitian. Data yang akan peneliti cari berupa gambaran umum tentang
kedua lembaga tersebut, baik berupa kelembagaan, maupun dalam bentuk
foto-foto proses konseling perkawinan. Beberapa dokumentasi yang
didapatkan dalam penelitian ini antara lain:
42 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu ... , hlm. 131
31
1) Outline materi penasehatan pranikah di BP4 Gondokusuman
Yogyakarta
2) Buku profil BP4 Gondokusuman Yogyakarta
3) Berita acara penasehatan pranikah di BP4 Gondokusuman Yogyakarta
4) Surat keputusan camat Gondokusuman tentang susunan pengurus BP4
Gondokusuman Yogyakarta
5) Foto-foto kegiatan penaseatan pranikah di BP4 Gondokusuman
Yogyakarta
6) Buku panduan pembinaan persiapan hidup berkeluarga di Gereja St.
Franciscus Xaverius Yogyakarta
7) Soft file profil Gereja St. franciscus Xaverius Yogyakarta
8) Formulir pendaftaran kegiatan pembinaan persiapan hidup berkeluarga
di Gereja St. Franciscus Xaverius Yogyakarta
9) Kartu peserta kegiatan pembinaan persiapan hidup berkeluarga di
Gereja St. Franciscus Xaverius Yogyakarta
10) Sertifikat kegiatan pembinaan persiapan hidup berkeluarga di Gereja
St. Franciscus Xaverius Yogyakarta
11) Foto-foto kegiatan pembinaan persiapan hidup berkeluarga di Gereja
St. Franciscus Xaverius Yogyakarta.
32
4. Metode Analisis Data
Analisis data menurut Patton adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian. Analisis
data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul
banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar,
foto, dokumen berupa laporan, biografi dan artikel. Analisis dalam hal ini
mengatur urutan data, memberikan kode dan mengkategorikannya. Analisis
ini bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya
diangkat menjadi konsep, proposisi, kategori atau variable, yang berguna
untuk membangun teori substantif.43
Dalam penelitian ini, data yang sudah berhasil dikumpulkan
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis komparatif. Studi
komparatif dimaksudkan untuk membandingkan hasil data dari lembaga BP4
Gondokusuman dan Gereja St. Franciscus Xaverius dengan hasil data yang
diperoleh dari klien peserta konseling pranikah di kedua lembaga tersebut.
Adapun teknik analisis yang peneliti lakukan yaitu pertama adalah
reduksi data. Reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama,
melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan dan meringkas data.
Tahap kedua peneliti menyusun kode-kode dan catatan berupa ungkapan
43 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, (Malang: UMP, 2008), hlm.
288
33
yangmengarah pada teorisasi berkenaan dengan data yang ditemui. Tahap
terahir peneliti menyusun konsep serta penjelasan berkenaan dengan tema,
pola, atau kelompok-kelompok data bersangkutan.44 Reduksi data dalam
penelitian ini digunakan oleh peneliti untuk mengelompokkan data-data yang
telah terkumpul, memberikan kode-kode dan menyusun konsep data yang
akan disajikan dalam laporan penelitian
Kedua adalah penyajian data, melibatkan langkah-langkah
mengorganisasikan data, menjalin data yang satu dengan data yang lain
sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu
kesatuan. Dalam hubungan ini data yang tersaji berupa kelompok-kelompok
yang kemudian saling dikait-kaitkan sesuai dengan kerangka teori yang
digunakan.45 Seluruh data yang telah direduksi dalam laporan penelitian ini
selanjutnya diorganisasikan, disajikan dalam bentuk deskripsi dan dikaitkan
dengan teori yang menjadi acuan dalam penelitian.
Ketiga adalah penarikan kesimpulan, peneliti pada dasarnya
mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola
data yang ada atau kecenderungan dari penyajian data yang telah dibuat. Ada
kalanya kesimpulan telah tergambar sejak awal, namun kesimpulan final tidak
pernah dapat dirumuskan secara memadai tanpa peneliti menyelesaikan
44 Pawito, Ph. D., Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKiS, 2007), hlm. 104-
105 45 Ibid, hlm. 106
34
analisis seluruh data yang ada.46 Setelah data disajikan langkah terakhir dalam
analisis data dalam penelitian ini yaitu menarik kesimpulan dari hasil
penyajian data yang diperoleh di BP4 Gondokusuman dan di Gereja St.
Franciscus Xaverius Yogyakarta untuk kemudian dicari persamaan dan
perbedaannya sebagai sebuah penelitian komparasi.
46 Pawito, Ph. D., Penelitian Komunikasi…, hlm. 106
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dikemukakan pada
bab-bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode konseling pranikah yang dilakukan di BP4 Gondokusuman
yaitu metode ceramah secara individu dan dialog individu. Metode ini
ditujukan pada proses pelaksanaan penasehatan dengan menggunakan
metode ceramah dan dialog secara individu antara penasehat dari BP4
Gondokusuman dengan calon pengantin yang mendaftarkan diri untuk
mengikuti penasehatan pranikah ini.
2. Sedangkan Gereja St. Franciscus Xaverius Yogyakarta menggunakan
dua metode konseling pranikah yaitu metode ceramah yang merupakan
metode langsung dan metode tanya jawab yang dapat dikategorikan
dalam metode tidak langsung yang menggunakan media surat atau
telepon. Metode ini ditujukan pada kesempatan bagi klien untuk
melakukan tanya jawab melalui media dengan tim pembina yang
memberikan materi ketika pelaksanaan kegiatan pembinaan dan
persiapan hidup berkeluarga.
3. Persamaan metode konseling pranikah di BP4 Gondokusuman dan
Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta terletak pada salah
satu metodenya, yaitu pada metode komunikasi langsung dengan cara
77
ceramah. Kedua lembaga agama ini menggunakan metode ceramah
sebagai metode utama dalam memberikan pengetahuan kepada klien
(calon pengantin) terkait materi-materi tentang pernikahan.
4. Selain persamaan tentunya dalam menjalankan konseling pranikah
terdapat beberapa perbedaan di dalamnya. Perbedaan-perbedaan
konseling pranikah dari kedua lembaga agama ini ada tiga. Pertama,
jika BP4 Gondokusuman Yogyakarta menggunakan metode individu
dalam memberikan layanan konseling pranikah bagi klien, maka
berbeda dengan layanan konseling pranikah di Gereja Katolik St.
Franciscus Xaverius, yang menggunakan metode kelompok. Kedua,
dalam layanan konseling pranikah di BP4 Gondokusuman Yogyakarta
terdapat metode dialog individu. Berbeda dengan layanan konseling
pranikah di Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius tidak terdapat
metode dialog individu. Ketiga, Gereja Katolik St. Franciscus
Xaverius memiliki metode tanya jawab tidak langsung yang
memungkinkan klien untuk membahas materi dengan konselor secara
lebih mendalam. Berbeda dengan layanan konseling pranikah di BP4
Gondokusuman Yogyakarta yang tidak menggunakan metode ini.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang sudah terkemukakan di atas, maka
saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
78
1. Saran untuk konseling pranikah (penasehatan pranikah) di BP4 KUA
Kecamatan Gondokusuman
a. Dari segi penasehat, diharapkan materi disesuaikan dengan
keahlian dan bidang yang cocok bagi penasehat. Agar dalam
penyampaian materi untuk klien, penasehat dapat benar-benar
faham tentang materi yang disampaikan. Sehingga ketika terdapat
permasalahan dalam kehidupan klien yang sesuai dengan materi,
penasehat dapat memberikan saran yang sangat bagus untuk klien.
Seperti yang telah dilakukan di gereja, setiap materi memiliki
pengampu yang berbeda-beda, hanya ada satu dua orang yang
mengampu dua jenis materi. Karena jika penasehat mengampu
seluruh materi maka dalam penyampaian materi menjadi kurang
maksimal.
b. Dari segi waktu, diharapkan BP4 memberikan waktu yang lebih
lama. Jadi tidak hanya satu atau dua jam saja dalam pelaksanaan
penasehatan pranikah ini. Sehingga dalam membahas materi yang
ada bisa lebih maksimal dan klien bisa benar-benar faham dengan
materi yang disampaikan penasehat.
c. Untuk memaksimalkan pelayanan, diharapkan BP4 membuat
sebuah rencana kerja baru bagi pelaksanaan penasehatan pranikah.
Agar dalam pelaksanaan penasehatan ini, klien benar-benar dapat
memahami materi yang disampaikan oleh penasehat. Karena jika
klien benar-benar merasa puas dengan pelayanan konseling dari
79
penasehat, akan memicu calon-calon pengantin lain yang ingin
melakukan konseling pranikah ini di BP4 Gondokusuman.
Sehingga BP4 semakin dipercaya dapat memberikan bekal bagi
masyarakat Islam di kecamatan Gondokusuman dalam membangun
rumah tangga masyarakat sebagai rumah tangga yang sakinah,
mawaddah, warahmah dan dapat menurunkan angka perceraian
dari masyarakat muslim.
2. Saran untuk konseling pranikah (kursus pranikah / pembinaan
persiapan hidup berkeluarga) di Gereja St. Franciscus Xaverius
Yogyakarta
a. Dari segi metode yang digunakan dalam konseling pranikah,
diharapkan tidak hanya menggunakan sistem kelompok, tetapi juga
secara individu. Meskipun hanya satu jam atau dua jam, tim
pembina perlu melakukan dialog secara individu dengan klien,
agar assessment masalah dapat lebih mendalam dan pembina dapat
menyesuaikannya dengan kebutuhan dan permasalahan klien.
Dengan cara seperti ini, materi yang disampaikan oleh pembina
akan semakin dapat difahami oleh klien. Sehingga klien benar-
benar mengerti dan mendapatkan bekal yang matang untuk
menjalani kehidupan rumah tangga.
b. Tingkatkan terus kinerja yang selama ini sudah terlaksana. Berikan
beberapa pembaharuan yang dapat menciptakan layanan konseling
pranikah yang berkualitas. Sehingga layanan ini akan dijalankan
80
oleh klien tanpa ada keterpaksaan untuk melakukan kewajibannya
berupa ikut serta dalam pembinaan persiapan hidup berkeluarga.
3. Saran untuk peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih baik dan
lebih mendalam lagi dalam melakukan penelitian dengan mengangkat
teori-teori baru atau permasalahan-permasalahan lain yang lebih
modern dan banyak dibutuhkan di masyarakat umum saat ini.
Sehingga ketika terdapat isu-isu tentang konseling pranikah, maka
penelitian tersebut akan sangat membantu. Hal ini akan semakin
membuat keilmuan bimbingan dan konseling memiliki urgensi yang
cukup tinggi untuk dipelajari oleh masyarakat secara umumnya.
C. Penutup
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya. Sebab hanya atas kehendak-Nyalah
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Walaupun
jauh dari kata sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik
Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bimbingan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada berbagai pihak yang membimbing penulis
dalam penyusunan skripsi ini, yaitu orang tua yang selalu senantiasa
memberikan dorongan dan motivasi serta do’anya yang tak pernah
81
berhenti untuk penulis, juga berbagai pengarahan dan nasehat-nasehat dari
pembimbing yang sangat membantu penulis menyelesaikan tugas ini.
Semoga Allah SWT. membalas semua jasa baik mereka, serta
memberikan balasan yang lebih sebagai amal sholeh di sisi-Nya. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan.
Hal ini dikarenakan pengetahuan yang dimiliki penulis sangatlah terbatas.
Untuk itu diperlukan saran dan masukan demi kesempurnaan penyusunan
skripsi ini.
Akhir kata penulis memohon kepada Allah SWT semoga skripsi
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi
pembaca dan semua pihak yang berkepentingan dengan skripsi ini. Amin.
82
DAFTAR PUSTAKA
Ali Murtadho, Konseling Perkawinan: Perspektif Agama-agama;
editor: Mohammad Nor Ichwan; cet. 1, Semarang: Walisongo
Press, 2009.
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,
Yogyakarta: UII Press, 2007
Daniel Moehar, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, Jakarta: Bumi
Aksara, 2002.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Fatchiah E. Kartamuda, Konseling Pernikahan Untuk Keluarga
Indonesia, Jakarta: Salemba Humanika, 2009.
Heppy El Rais, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2012.
H. Amidhan, dkk, BP4 Pertumbuhan dan Perkembangannya, Jakarta:
BP4 Pusat t.t.
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:
Pt. Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Ensiklopedia Nasional
Indonesia Jilid 6, Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1989.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Ensiklopedia Nasional
Indonesia Jilid 8, Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1989
Latipun, Psikologi Konseling, Malang: UMM Press, 2006.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010.
Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta:
Bumi Aksara, 2008
83
Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, Malang:
UMP, 2008.
M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan
Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1976.
O.S. Eoh, Perkawinan Antar Agama dalam Teori dan Praktek, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 1996.
Pawito, Ph. D., Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LKiS,
2007.
Ratna Susi Rahmawati, “Analisis Perencanaan Pembinaan Keluarga
Sakinah oleh BP4 KUA Kecamatan Godokusuman
Yogyakarta”, skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2010.
Siti Aminah, “Konseling Keagamaan Islam dan Katolik: Studi
Komparatif Konseling Pranikah di BP4 Gondokusuman dan
Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta”,skripsi,
tidak diterbitkan, Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2011.
Siti Elfa Fakhiriyah, “Konseling Perkawinan dalam Agama Katolik:
Studi atas Kegiatan Pembinaan Persiapan Hidup Berkeluarga di
Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta”, skripsi,
tidak diterbitkan, Fakultas Ushuluddin Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2007.
Sofyan S. Willis, Konseling Keluarga, Bandung: Alfabeta, 2009.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
84
LAMPIRAN
INTERVIEW GUIDE
A. Gambaran Umum Bp4 Gondokusuman Dan Gereja Katolik
Santo Franciscus Xaverius Yogyakarta
1. Bagaimana sejarah berdirinya BP4 Gondokusuman dan
Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta?
2. Dimana letak geografis BP4 Gondokusuman dan Gereja
Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta?
3. Apa yang menjadi visi dan misi didirikannya?
4. Bagaimana struktur kepengurusan BP4 Gondokusuman dan
Gereja Katolik St. Franciscus Xaverius Yogyakarta?
5. Apa saja bentuk-bentuk layanan yang terkait dengan bidang
Bimbingan dan Konseling?
B. Konseling Pranikah Di Bp4 Gondokusuman Dan Gereja
Katolik Santo Franciscus Xaverius Yogyakarta
1. Bagaimana pandangan agama Islam / Katolik mengenai
konseling perkawinan?
2. Apa yang mendasari BP4 / Gereja melaksanakan konseling
perkawinan bagi klien yang akan menikah? Serta apa
tujuannya?
3. Mengapa konseling perkawinan itu penting bagi klien?
Seberapa penting konseling perkawinan bagi kehidupan
klien?
4. Bagaimana prosedur administrasi yang harus dijalani klien
sebelum mengikuti layanan konseling perkawinan?
5. Metode apa saja yang digunakan dalam konseling
perkawinan?
6. Materi apa saja yang disampaikan dalam konseling
perkawinan?
7. Faktor apa saja yang memjadi pertimbangan dalam memilih
materi yang disampaikan dalam konseling perkawinan?
8. Bagaimana bentuk layanan yang diberikan kepada klien
sebelum melakukan sebuah perkawinan?
9. Bagaimana tahapan-tahapan yang akan dijalani klien dalam
usaha pembekalan sebelum perkawinan?
10. Berapa lama klien harus menjalani proses pembekalan
sebelum menikah?
11. Adakah usaha preventif yang dilakukan untuk mencegah
timbulnya masalah yang muncul setelah klien menikah?
12. Masalah-masalah apa saja yang ditangani?
13. Adakah kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya
memberikan layanan konseling pranikah untuk klien?
14. Manfaat apa yang dirasakan klien setelah mengikuti
kegiatan konseling pranikah?
CURRICULUM VITAE
A. Biodata Pribadi
Nama Lengkap : Fresya Lutfika
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Pati, 07 Februari 1994
Alamat Asal : Puncel 007/001,
Dukuhseti, Pati, Jawa
Tengah
Alamat Tinggal : Nologaten, Catur
Tunggal, Depok, Sleman,
Yogyakarta
Email : [email protected]
No. Hp : 085641822948
B. Latar Belakang Pendidikan Formal
Jenjang Nama Sekolah Tahun
SD MI Sullamul Huda Puncel,
Dukuhseti, Pati
1999 - 2005
SMP MTs Madarijul Huda Kembang,
Dukuhseti, Pati
2005 - 2008
SMA SMA N 1 Tayu, Pati 2008 - 2011
,-I
PEMERINTAHAN KOTA YCGYAKARTADINAS PERIZTNAN
Jl. Kenari No 56 Yogyakarta 55165 Telepon 514448,515g65 515g65 515866 562682Fax (0274) SSS241
E-MAIL . perizinan@logjakota go.idHorllNE sMS 08122762s000 Hor LtNE EMATL : upik(ojoqlakota.go.id
WEBSITE : wwr,y perizinan.joqiakota qo id
Membaca Surat
Mengrngat
Diilinkan Kepada
Lokasi/RespondenWaktuLampiranDengan Ketentuan
SURAT IZIN
NOMOR 070t0692
1?a6f 1t,
Dari Surat izinl Rekomendasi dari Gubernur Kepala Daerah lstimewa yogyakartaNomor 070/REG/V1718t2t20j5 Tanggat . 26 Februa ri 2Oj5
1 Peraturan Gubernur Daerah tstimewa Yogyakarta Nomor: 18 Tahun 200g tentangPedoman Pelayanan Perizinan, Rekomendasi Pelaksanaan Survei, penelitian,Pendataan, Pengembangan, Pengkajian dan Studi Lapangan di Daerah lstimewaYogyakarta
2 Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang pembentukan,Susunan, Kedudukan dan Tugas pokok Dinas Daerah;
3. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 29 Tahun 2007 tentang pemberian lzinPenelitian, Praktek Kerja Lapangan dan Kuliah Kerja Nyata
-Oi Witayah Kota
Yogyakarta;4 Peraturan Walrkota Yogyakarta Nomor 85 Tahun 2008 tentang Fungsi, Rincian Tugas
Dinas Perizinan Kota yogyakarta;5. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 18 tahun 2011 tentang penyelenggaraan
Perizinan pada Pemerintah Kota yogyakarta,
Nama FRESYA LUTFTKANo Mhs/ NIM 11220i23Pekerlaan Mahasiswa Fak Dakwah dan Komunikasi - ulN suKA ykAlamat Jl. Marsda Adisucipto yogyakartaPenanggungjawab Dr. lrsyadunnas, M.Ag.Keperluan Melakukan penelitian dengan judul proposal . KoNSELING
PERKAWINAN STUDI KOMPARASI ANTARA BP4GONDOKUSUMAN DAN GEREJA ST. FRANCISCUS XAVERIUSYOGYAKARTA
Kota Yogyakarta25 Februari 2015 s/d 25 Mei2015Proposal dan Daftar Pertanyaan1. Wajib Memberikan Laporan hasil Penelitian berupa CD kepada Walikota yogyakarta
(Cq. Dinas Perizinan Kota yogyakarta)
? Wajib Menjaga Tata tertib dan menaati ketentuan-ketentuan yang berlaku setempat3 lzin ini tidak disalahgunakan untuk tujuan tertentu yang dapai mengganggukesetabilan pemerintahan dan hanya diperlukan untuk keperluan itmiah4 Surat izin ini sewaktu-waktu dapat dibatalkan apabrla trdak drpenuhrnyaketentuan-ketentuan tersebut diatas
Kemudian diharap para Pejabat Pemerintahan setempat dapat memberikan bantuanseperlunya
Tanda TanganPemegang lzin
FRESYA LUTFIKA
Tembusan (epelqYth l.Walikota Yogyakarta (sebagai laporan)
2.Ka. Biro Administrasi pembangunan Setda Dly3.Ka Kantor Kementerian Agama Kota yogyakarta4.Ka. BP4 Gondokusuman Kota yogyakarta5.Pimp. Gereja St Franciscus Xaverius yogyaka(a6 Ybs
Dikeluarkan di YoovakartaPada Tanggal ' 2{1?-2s 1,
An - Kepala Dinas Perizinan
.. . Drs, Hr4IRDONONtP ' I 058041 01 985031 01 3
Sekretarrs
orqatdl@][email protected]
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTASEI(RETARIAT DAERAH
Kompleks Kepatihan, Danurejan, Tetepon (0274) 562811 - 562g14 (Hunting)YOGYAKARTA 55213
suRAr KErERAMANLlJlllozolREGrulTlgt2rzots
Menrlraca surat : WAKI L DEKAN BIDANG AKADEMIK NonrorFAK. DAKWAH DAN KOMUNIKASITanssal : 24 FEBRUARI 2O1S perihat
: Ul N.02/WD.1/pp.00.9/346t2A1 s
: IJIN PENELITIAN/RISETMengingat: 1' Peraturan Penrerintah Nontor4l Tahun 2006, tentang perizinan bagi perguruan Tinggi Asing, Lembaga penelitian dan
lr::1"""T:l"t'n Adng, Badan usaha Adng dan orang Rsng datam metakrkan Kegitan penetirian dan pengembangan di
2' Pemturan Menteri Dalam Negeri Nomor20Tahun 2011, tentang Pedoman penelitian dan pengembangan di LingkrnganKementrian Dalam Negeri dan pemerintah Daerah;3' Peraturan GubemurDaerah l$imewa Yogyakarta Nomor3T Tahun 200g, tentang Rincian Tugasdan Fungsi Satuanorganisasi di Linglc'rngan Seketariat Daerah dan seketariat Dewan penryakilan Rakyat Daerah.4' PeraturanGubemurDaerahl$imewaYogyakartaNomorl8Tahun200gtentangpedomanpelayananperizinan,
[:f["Jiil"J'f"""" Survei' Peneriliz'), Pendataa., Pensembangan, pe-ngkajian, dan studiLapangan di Daerah
DIIJINKAN untukmelalqrkan kegiatan slrvei/penelitian/pendataan/pengembangan/pengkajian/$udi lapangan kepada:f,''r ';t :FRESYA LUTFIKA
v 'r- 'r'-jrs!r'suvr rqr Nrp/NrM | 11220123Aramat :FAKULTAS DAKWAH DAN Ko-,vuNrKAS|, BTMBTNGAN DAN KoNSELTNG rsLAM, urNS UNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
:KONSELING PERKAWINAN STUDI KO[4PARASI ANTARA BP4 GONDOKUSUMAN DANGEREJA KATOLIK ST. FilANCi S CU..,,(^Vi_i.i ;S \.OGYA}(ARTA:
:25 FEBRUART 2015dd25 MEt 2015
De nrra rr Ketentuan1' Menyerahkan surat keterangan/ijin survei/penelitian/pendataan/pengembangan/pengkajian/$.udi
lapangan .) dari pemerintah DaerahDIY kepada Bupati/walikota melalui in$itusj yang beruvenang meng-eluarLan ijin dimaksrd;2 lt'1snys13hkan soft copyhasil penelitiannva brit kepada Gubernrrr D-aeratr l{imewa yogyakarta melatui Biro Adminisrasi pembangunan
::li::J"-X"j;:,:ffi:':i;if,oJ.li::;iff,y.:"rah (uproao) ,nerarui website aouang.loslaprov.so.id dan menunjukkan cetakan3' ljin ini hanya dipergunakan untukkeperluan ilmiah, dan pemegang ijin wajib mentaati ketentuan yang berrah di rorcad kegiatan;4 liin penelitian dapat diperpanjang malsimal 2 (dua)kali deng;n ,-enunluto.an surat ini kembali sebelum berakhirwaldunya setelahnr e n gaj ukan perpanjangan melal ui website adbang..l ogj aprov. go.id;5' liin yang diberikan dapatdibatalkan sewal(u-wal(u apabira p".iugrng ijin ini tidakmemenuhi ketentuan yang berlalu.
Judul
Lokasi
Waldu
Tembusan:
Di keluarkan di yogyakarta
Pada tanssal25 FEBRUARI 2015A.n Selsetaris Daerah
Asi$en Perekonomian dan pembangunan
i$rasi Pembangunan
50s 2 006I.-- f.il '11
l'?'^?=,,i1YX"3"=SIl:I'fl^uXlIP^9Yf51TIl (9F-q{GAr LAPoRAN) -:\*=-2'wALrKorAYocYAxnnrec-.6orlr1s'Fiilii^i^[=K"#X1o'6in"ffi]at y#th,iltffi BIDA|{G ax'o,oerai'riFAK. Di\'.'l,,'v;li n;N KoMUNTKAST, urN sSNAN KALTJAGA4. YANG BERSANGKUTAN