studi kritis pemahaman jama'ah tablik
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
1/22
STUDI KRITIS PEMAHAMAN JAMAAH TABLIGHDAN KITAB TABLIGHI NISHAB
SEJARAH SINGKAT
Jamaah Tabligh didirikan oleh Syaikh Maulana Ilyas bin Syaikh
Muhammad Ismail Al-Kandahlawi Al-Hanafi Rahimahullah- di benua
hindia, tepatnya di kota Sahar Nufur. Beliau dilahirkan tahun 1303 H. di
lingkungan keluarga yang mengikuti thariqat Al-Jitsytiyyah ash-
Shufiyyah. Beliau orang yang hafidz (hafal Quran) dan menimba ilmu
di Madrasah Diyuband setelah dibaiat oleh guru besar Thariqat, Syaikh
Rasyid Ahmad Al-Katskuhi.
Pusat perkembangan jamaah tabligh ada di India, tepatnyaperkampungan Nidzammudin, Delhi. Mereka memiliki masjid sebagai
pusat tabligh yang dikeliliingi oleh 4 kuburan wali. Mereka terkesan
sangat mengagungkan masjid tersebut dan menganggap suci masjid
yang ada kuburannya tersebut. Dawah jamaah tabligh menyebar
hingga ke Pakistan, Bangladesh dan negara-negara asia timur dan
menyebar hingga ke seluruh dunia. Tujuan dakwah mereka adalah
membina ummat islam dengan konsep khuruj/jaulah1 yang lebih
menekankan kepada aspek pembinaan suluk/akhlak, ibadah-ibadah
tertentu seperti dzikir, zuhud, dan sabar2.
AQIDAH MEREKA
Jamaah tabligh bermanhaj shufi dalam masalah aqidah. Tasawwuf
sangatlah mendominasi anggota-anggota jamaah dimana mereka
sangat bersemangat dalam ibadah, dan dzikir, melatih diri dengan
sedikit makan dan minum, tidur dan berbicara. Mereka juga
mencurahkan perhatian besar terhadap mimpi dan takwilnya. Aqidah
mereka menurut pandangan ahlus sunnah wal jamaah adalah rusak
dan khatir, sesat dan menyesatkan. Aqidah jamaah tabligh tercampurbaur dengan syirik, khurafat, bidah, wihdatul wujud dan hulul 3.
Mereka berkeyakinan akan adanya mukasyafah 4, wali-wali aqhtab 5,
dan mereka membenarkan ucapan-ucapan syatahat 6. Mereka juga
menghidupkan dan mengajarkan bidah-bidah syirkiyyat seperti
tabaruk 7, tawassul terhadap makhluk, terhadap kuburan-kuburan nabi
http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote1http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote2http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote3http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote4http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote5http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote6http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote7http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote1http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote2http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote3http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote4http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote5http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote6http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote7 -
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
2/22
dan wali, dan kesyirikan-kesyirikan yang nyata lainnya. Mereka juga
menghidupkan bidah-bidah mawalid dengan membaca qashidah
burdah yang penuh dengan kesyirikan dan kebidahan.8
KHURUJ METODE DAKWAH BIDAH
Mereka begitu mencintai metode dakwah mereka yang mereka nama
khuruj ini, bahkan seolah-olah khuruj ini termasuk dalam bagian tak
terpisahkan dari syariat islam yang murni dan suci ini. Mereka telah
mengotori manhaj dakwah nabi dengan memasukkan apa-apa yang
bukan dari-nya. Mereka begitu mengagung-agungkan metode ini,
sampai-sampai jika ada diantara jamaah yang disuruh memilih antara
khuruj dan haji, maka mereka lebih memilih dan menyatakan
keutamaan khuruj, sembari menyatakan, jika kita berhaji maka
pahalanya dan kebaikannya adalah untuk kita sendiri, namun jika kita
melaksanakan khuruj maka pahala dan kebaikannya selain untuk kita,
juga untuk manusia lainnya. Bahkan mereka lebih memuliakan khuruj
dibandingkan jihad fi sabilillah, sebab menurut mereka khuruj itulah
jihad fi sabilillah.
Mereka berdalil tentang disyariatkannya khuruj ini dengan mimpi
pendiri jamaah tabligh ini, yakni Maulana Ilyas Al-Kandahlawi, yang
bermimpi tentang tafsir Al-Quran Surat Ali Imran 110 yang berbunyi :Kuntum khoiru ummatin UKHRIJAT linnasi mereka menafsirkan
kata ukhrijatdengan makna keluar untuk mengadakan perjalanan
(siyahah). Sungguh penafsiran yang bathil yang menyelisihi hampir
seluruh kitab tafsir ulama salaf dan khalaf.
Mereka pun ketika khuruj dan berdakwah kepada ummat tanpa
disertai ilmu dan bashirah (hujjah yang nyata dan jelas). Mereka
mengajak kaum muslimin untuk menegakkan sholat namun mereka
tidak mau membahas permasalahan sholat secara mendalam beserta
hujjah dan dalilnya sehingga mereka tidak tahu bagiamana sifat sholat
rasulullah yang benar itu. Mereka mengajak untuk mencontoh kepada
rasulullah sedangkan mereka tidak mengetahui sunnah-sunnah dan
hadits rasulullah, mereka tidak peduli entah yang mereka gunakan itu
hadits dhaif atau maudhu, yang penting hadits!!!
http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote8http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote8 -
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
3/22
Mereka telah menetapkan sesuatu syariat yang seharusnya menjadi
hak Allah dan rasul-Nya, mereka mengkhususkan bilangan jumlah hari
dalam dakwah (baca : khuruj) secara tertentu tanpa ada
keterangannya dari rasulullah, mereka menentukan bilangan hari
dalam khuruj dengan bilangan yang tidak ada dasarnya sama sekali
dari sunnah. Mereka menentukan bilangan hari khuruj selama 6 bulan,
3 bulan, 40 hari, 20 hari, 7 hari lalu seminggu. Suatu pengkhususan
yang tidak berdasar dalam manhaj dawah rasulullah.
Mereka begitu terdorong dan bersemangat mengikuti hadits rasulullah
yang menyatakan : Balligu anni walau aayah (Sampaikan dariku
walau satu ayat) namun mereka melupakan kata annii (dari-ku,
yakni dari rasulullah), yang seharusnya mereka menyampaikan ayat
yang telah benar-benar nyata dari rasulullah. Mereka juga lupa akan
ayat Allah yang berbunyi : Katakanlah (wahai Muhammad): Inilahjalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajakmu kepada
Allah atas bashiroh (hujjah yang nyata) (QS. Yusuf 108). Yang
seharusnya mereka menyeru kepada islam di atas hujjah yang
nyata!!!
Khuruj yang dilakukan jamaah Tabligh yang mereka tentukan jumlah
harinya pada hakikatnya tidak pernah menjadi amalan generasi para
salaf dan khalaf. Yang mengherankan adalah mereka keluar untuk
tabligh (menyampaikan islam) namun mereka mengakui bahwa
mereka tidak layak untuk tabligh dan bukan ahlinya. Tablighseharusnya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kapabilitas
keilmuan yang mumpuni seperti yang dilakukan oleh rasulullah ketika
mengutus delegasinya yang terdiri dari sahabat alim yang
mengajarkan islam kepada ummatnya, seperti beliau mengutus Ali bin
Abi Thalib, Muadz bin Jabal, dan selainnya seorang diri, tidak pernah
beliau mengutus serombongan sahabat lain untuk menyertai individu-
individu utusan rasul tersebut.
Karena itu kami menasehati jamaah tabligh untuk lebih memperdalam
ilmu dien ini. Mengenai ucapan mereka -Jamaah Tabligh- yang
menyatakan : lihatlah para sahabat mereka berasal dari mekkah,
berasal dari medinnah namun kuburan-kuburan mereka tersebar,
ada yang dikuburkan di negeri Bukhara, di negeri samarkhand, di
negeri Andalusiamaka sungguh mereka salah meletakkan ucapan
mereka yang mengqiyaskan apa yang dilakukan oleh para sahabat itu
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
4/22
sebagai khuruj ala tablighi. Namun adalah mereka, para sahabat
Ridhwanullah alaihim ajmain- mereka keluar adalah dalam rangka
jihad fi sabilillah.
KEANEHAN-KEANEHAN KITAB TABLIGHI NISHAB/ FADHAILUL
AMAL
Sungguh, mereka benar-benar telah menjadikan 2 kitab tulisan tokoh
mereka yakni Tablighi Nishab9 yang ditulis oleh Maulana Zakaria al-
Kandahlawy dan Hayatus-Shahabah yang ditulis oleh Maulana Yusuf al-
Kandahlawy, sebagaimana 2 kitab syaikhani10, padahal 2 kitab yang
mereka jadikan rujukan utama, yang senantiasa mereka baca di setiap
waktu, yang mereka cintai, yang selalu mereka bawa kemana-mana,
adalah kitab yang sesat lagi menyesatkan, di dalamnya tercampur
antara hadits shahih dengan hadits dhaif, maudhu, dan laa ashla lahu,di dalamnya terkumpul bidah, syirik, khurafat, dongeng, mitos, dan
kesesatan lainnya11. Namun, begitu taqlidnya mereka, begitu husnudh-
dhonnya mereka, sehingga mereka biarkan kesesatan itu tetap ada di
dalam kitab mereka, mereka tidak ridha dan rela kitab mereka
dibersihkan dari kesesatan ini, mereka tetap menginginkan kitab itu
seperti apa adanya sebagaimana ditulis oleh penulisnya, dan mereka
tidak sadar bahwa penulis kedua kitab itu tidak mashum, namun
mereka tetap tidak mengindahkannya, dan mereka menganggap
seolah-olah penulis dua kitab itu bagaikan wali yang mashum.
Semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka-
Sungguh, telah banyak para ulama pencinta kebenaran yang
mengkoreksi kitab-kitab semacam ini, yang berusaha membuang dan
membersihkan agama ini dari kotoran-kotoran, yang berusaha
memelihara kemurnian agama ini, yang berusaha memerangi para ahli
bidah dan kebidahannya. Namun, usaha mereka itu tidaklah
mendapatkan tempat bagi orang-orang yang cinta akan kesesatan dan
kebidahan. Diantara kesesatan kitab itu adalah :
TABLIGHI NISHAB MENCAMPUR HADITS-HADITS MAUDHU DAN DHAIF
1. Dalam Fadhailudz Dzikir, hal. 96
http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote9http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNoteahttp://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNotebhttp://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNote9http://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNoteahttp://us.f145.mail.yahoo.com/ym/#FNoteb -
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
5/22
Diriwayatkan dari Umar, Rasulullah Shallahu alaihi wa Salam
bersabda : Manakala nabi Adam alahi salam melakukan
perbuatan dosa, ia mengetengadahkan kepala ke langit
seraya berkata : Ya Rabb, aku memohon kepada-Mu
dengan keagungan Muhammad, ampunilah dosaku.
Maka Allah menurunkan wahyu dari arsy. Lalu Adam
berkata : Maha suci nama-Mu, tatkala Kau menciptaku,
aku mengetengadahkan kepalaku ke arah arsy, ternyata
tertulis padanya, Laa Ilaaha Illallah Muhammad
Rasulullah. Maka aku mengetahui bahwa tak seorangpun
yang lebih mulia martabatnya di sisi-Mu daripada orang
yang telah engkau jadikan beriringan dengan nama-Mu.
Lalu Allah berfirman kepada Adam, wahai Adam,
sesunggunya Muhammad itu nabi terakhir dan termasuk
anak cucumu, seandainya Muhammad tidak diciptakanmaka Aku tidak menciptamu. (Tablighi Nishab, bab
Fadhailudz Dzikir, hal 96.)
Keterangan : Hadits di atas adalah hadits Maudhu dalam
Al-Maudhuat Al-Kabir. Perawi-perawi dalam hadits di
atas majhul (tidak dikenal).
2. Dalam Fadhailudz Dzikir, hal. 109-110
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata, bersabda Rasulullah :
Barangsiapa menziarahi kuburanku, maka wajib atasnya
syafatku. (Tablighi Nishab, Bab Fadhailudz Dzikir, hal. 109-
110)
Keterangan : Hadits di atas hadits Maudhu, lihat Dhaiful
Jami no 5618.
3. Dalam Fadhailul Haj, hal. 101
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata, Rasulullah bersabda :
Barangsiapa yang menziarahiku setelah wafat maka ia
laksana menziarahiku sewaktu aku hidup. Berkata
penulis : Diriwayatkan oleh Imam Thabrani, Daruquthni
dan Baihaqi. Baihaqi menyatakan Hadits ini Dhaif dalam
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
6/22
Al Ittihaf. Berdasarkan riwayat Imam Baihaqi dalam Al-
Misyqat disebutkan, Siapa yang melakukan haji dan
menziarahi kuburanku, maka ia seperti menziarahiku
sewaktu aku hidup. Berkata penulis : Al-Muwaffiq dalam
Al-Mughni menjadikan hadits ini sebagai dalil terhadap
keutamaan ziarah ke makam nabi. (Tablighi Nishab, bab
Fadhailul Haj, hal 101)
Keterangan : Hadits di atas Maudhu dalam Dhaiful Jami
no 5563
Inilah sekelumit di antara kandungan hadits-hadits Maudhu dalam
Tablighi Nishab, yang masih sangat banyak lagi di dalamnya yang
harus dibersihkan dan dibuang jauh-jauh, karena Rasulullah bersabda
dalam haditsnya yang Mutawattir : Barangsiapa berdusta ataskudengan sengaja maka persiapkan duduknya di atas neraka, termasuk
berdusta atas nama nabi yakni menyampaikan kepada ummat apa-apa
yang bukan dari beliau namun disandarkan terhadap beliau, masuk di
dalamnya menyampaikan atau menggunakan hadits maudhu, dan
telah sepakat ummat ini bahwa hadits maudhu tidak dapat dijadikan
hujjah atau dalil.
TABLIGHI NISHAB BERISI KHURAFAT, HIKAYAT DAN DONGENG.
Muhammad Zakaria al-Kandahlawy semoga Allah mengampuninya- di
dalam bukunya Tablighi Nishab merangkum khurafat, bidah, mitos
dan hikayat-hikayat yang memekakkan telinga dan jauh dari kodrat
dan tidak bisa dibenarkan akal sehat. Rujukan yang dipegangnya tak
dapat dipercaya dan ia menukil dari pengarang yang tak mendapatkanlegitimasi para ulama. Diantara kisah-kisah tersebut adalah :
1. Dalam Fadhailul Haj, hal 137-138, akhir bab IX, hikayat ke-13
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
7/22
Dinukil dari As-Suyuthi dalam kitab Al-Hawi bahwa Said Ahmad
Ar-RifaI berziarah ke makam Nabi setelah haji pada tahun 555
H. Ia melagukan dua bait syair sebagai berikut :
Dalam hal yang jauh, ruhku kulepaskan.
Bumi menerima dariku, karena ia wakilku
Inilah kerajaan khayalan yang aku hadiri
Maka ulurkan tangan kananmu agar terengkuh oleh
bibirku
Lalu tangan nabi yang diberkahi keluar dari makamnya yang
mulia dan Ar-Rifai pun mencium tangannya.
Penulis menambahkan dalam kitab Al-Bunyan Al-Masyid, ada 90
ribu orang yang menyaksikan hal itu. Mereka adalah peziarah
makam Nabi. Diantara peziara itu adalah Syaikh Abdul Qodir
Jailani.
(Tablighi Anishab, bab Fadhailul Haj, hal 137-138, akhir bab IX,
hikayat 13)
2. Dalam Fadhailul Haj, hal 133
Syaikh Abu Khair Al-Aqtha berkata, Aku merasa lapar karena
selama 5 hari aku belum makan. Lalu aku berziarah dan
ketiduran setelah aku membaca shalawat kepada Nabi di sisi
makamnya. Aku bermimpi Nabi datang bersama Syaikhani dan
Ali Radhiallahu anhu. Kemudian beliau memberi aku sepotong
roti. Aku makan roti itu setengahnya, ketika aku terbangun, aku
melihat setengah roti sisanya masih ada di tanganku. (Tablighi
Nishab, bab Fadhailul Haj, hal 133)
3. Dalam Fadahilul hajj, hal 141
Syaikh Syamsuddin, ketua Khadamul haram An-Nabawi berkata :
Satu jamaah dari Aleppo menyuap gubernur Madinnah agar
mereka dizinkan membongkar makam Syaikhani dan mengambil
jasad keduanya. Maka ketika itu datanglah 40 orang laki-laki
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
8/22
membawa cangkul pada malam harinya. Keempat puluh orang
itu iba-tiba saja hilang di telan bumi. Setelah itu gubernur
Madinah berkata, Janganlah kau sebarkan hal ini, atau aku akan
memenggal kepalamu.(Tablighi Nishab, bab Fadhailul Haj, hal
141)
4. Dalam Fadhailul Haj, hal 87)
Syaikh Zakaria berkata, Dinukil dari beberapa Syaikh, bahwa
seorang Syaikh yang tinggal di negeri Khurasan lebih dekat ke
Kabah karena ia selalu bersentuhan dengan kabah
dibandingkan orang-orang yang selalu berthawaf di kabah.
Bahkan terkadang kabah datang mengunjunginya. (Tablighi
Nishab, bab Fadhailul Haj, hal 87)
5. Dalam Fadhailush Shadaqah, hal. 588. dikisahkan : Syaikh
Zakaria mengerjakan sholat sebanyak 1000 rakaat dengan
berdiri. Apabila ia merasa lelah, maka ia sholat dengan duduk
sebanyak 1000 rakaat. (Tablighi Nishab, bab Fadhailush
Shadaqah, hal 588)
6. Dalam Fadhailul Quran, hal. 15. Diceritakan : bahwa Ibnu Katib
mengkhatamkan Al-Quran setiap hari sebanyak 8 kali.
7. Dalam Fadhailul Haj, hal. 218. Diceritakan : bahwa Nabi Khidr
mengerjakan sholat shubuh di mekkah dan duduk di rukun syami
sampai terbit matahari, kemudian sholat Dhuhur di Madinah,sholat ashar di Baitul Maqdis dan Sholat Maghrib dan Isya di Al-
Iskandari.
8. Dalam Fadhailush Shadaqah hal. 588. Diceritakan : bahwa Abu
Muhammad Al Jurairi melaksanaknan Itikaf di Makkah selama
setahun penuh, tidak tidur tidak pula bersandar di dinding atau
tiang.
9. Dalam Fadhailul Hajj, hal 135
Seseorang bertanya kepada Nabi Khidir, apakah kamu melihat
seseorang yang lebih mulia daripada dirimu? menjawab Nabi
Khidir, Pada suatu ketika aku berada di dalam masjid
Muhammad (di madinah). Pada waktu itu Imam Abdurrazaq
sedang mengajari jamaah tentang hadits nabi, maka aku
melihat seorang pemuda duduk sendiri di pojok masjid sambil
meletakkan kepalanya di atas kedua lututnya. Aku bertanya
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
9/22
padanya, mengapa kau tidak mengikuti majlis Abdurrazaq dan
mendengarkan hadits-hadits nabawi, ia menjawab, Di sana
jamaah mendengarkan pengajian dari Abdurrarzaq, namun di
sini ada seorang sendirian mendengarkan pelajaran Abdurrazaq
tanpa ada orang lain. Kemudian Nabi Khidr berkata, Jika benar
demikian maka katakanlah siapakah aku ini? Ia menjawab
Kamu adalah nabi Khidr. Nabi Khidr berkata. dengan demikian
aku mengetahui bahwa ada sebagian wali Allah yang tidak aku
ketahui dikarenakan ketinggian derajatnya. (Tablighi Nishab,
bab Fadhailul Hajj, hal 135)
Banyak lagi hikayat-hikayat lainnya di samping dongeng-dongeng di
atas, yang mana di dalam buku ini banyak sekali berserakan di
dalamnya mitos, kebatilan, khurafat dan bidah. Apakah gerangan
yang diinginkan pengarang buku ini dengan memuat segalamalapetaka ini? Bagiamana bisa Jamaah Tabligh menerima sesuatu
yang rasanya pahit ini? Bagiamanakah sikap ulama mereka terhadap
bahaya sufistik ini? Apakah ada yang bisa menjawab? Hanya Allah lah
tempat mengadu!!!
PERNYATAAN ULAMA-ULAMA SUNNAH TENTANG JAMAAH TABLIGH
Syaikh Al-Allamah Al-Muhaddits Muhammad Nashrudin Al-Albani
Rahimahullah- dalam fatawa Al-Imarotiyah hal. 30 ketika
ditanya tentang jamaah tabligh, beliau memberikan jawaban :Dawah Jamaah Tabligh adalah sufi masa kini (shufiyyah
ashriyyah) yang tidak berpijak kepada Kitabullah dan
Sunnah Rasul-Nya
Fatwa terakhir Samahatusy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim alu
Syaikh Rahimahullah- : Saya jelaskan bahwa jamiyyah ini
(jamaah tabligh, peny.) adalah jamiyah yang tidak
kebaikan padanya. Sebab itu jamiyah ini adalah bidah
lagi sesat menyesatkan. (fatawa Syaikh Ibrahim, hal. 405
tanggal 29/1/82 H)
Fatwa terakhir Al-Allamah Samahatusy-Syaikh Abdullah bin Abdul
Aziz bin Baaz Rahimahullah-, ketika beliau ditanya mengenai
jamaah tabligh, beliau menjawab : Jamaah Tabligh dari
India yang sudah dikenal ini terdapat khurafat, bidah
dan syirik pada mereka (Fatwa terakhir Syaikh bin Bazz
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
10/22
dikutip dari kaset Taqib Samahatusy-Syaikh Abdul Aziz bin Bazz
ala Nadwah.)
Syaikh Hammud bin Abdullah At-Tuwaijiri Rahimahullah- ketika
ditanya tentang jamaah tabligh, beliau menjawab secara
terperinci dalam Al-Qoul Al-Baligh fi ar-Roddi ala jamaatit
tabligh yang intinya adalah : Saya katakan bahwa jamaah
tabligh itu kelompok yang sesat lagi bidah. Mereka
tidaklah mengikuti jalan yang telah ditempuh Rasulullah
dan sahabatnya, juga para tabiin. Akan tetapi mereka
mengikuti metode shufiyyah yang bidah
Syaikh Ali Hasan ketika ditanya mengenai kebaikan jamaah
tabligh karena banyaknya pemuda yang masuk islam melalui
dawah mereka, menjawab : Perkataan itu benar namun
kurang! Benar jamaah tabligh mendawahi banyak manusia
dimana menghasilkan orang yang dahulunya berandalansekarang bertaubat, tetapi sebagaimana pendapat ulama,
bahwasanya hidayah itu ada dua, yakni hidayah ila thariq (ke
jalan) dan hidayah fi thariq (di jalan). Ya.. memang jamaah
tabligh ini mendakwahi manusia ila thariq, tapi mereka tidak
berdakwah fi thariq. Bagaimana tidak !!! aqidah mereka
saja hancur!!! Mereka mengatakan dalam kitab mereka
yang masyhur tablighi nishab yang penuh dengan
khurafat serta penyimpangan-penyimpangan (kaset
muhadharah Syaikh Ali berjudul Manhaj as-Salaf).
Fatawa Lajnah Al-fatawa fi idaratil Buhuts al-ilmiyyah wal ifta
wad dawah wal irsyad, menyatakan : Jamaah Tabligh sangat
berlebihan dalam hal-hal negatif dan generalisasi terhadap suatu
masalah. Jamaah tabligh tidak jelas mengikuti apa yang
telah dilakukan oleh Rasulullah dalam berdakwah sampai
dengan perincian prinsip-prinsip syariat islam dan
cabang-cabang hukumnya (dinukil oleh Ust. Falih Nafi
dalam kitabnya Ad-Diinun-Nashiihah hal 17-18)
NASIHAT BAGI JAMAAH TABLIGH
Kami nasihatkan bagi jamaah tabligh dan orang-orang yang simpati
pada dawah mereka, termasuk orang-orang yang mengepankan
ukhuwwah dan tidak menegakkan pilar saling menasihati dan
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
11/22
membiarkan kebathilan dan kesalahan seperti ini dipendam dengan
maksud menjaga ukhuwwah dan supaya ummat tidak terpecah belah,
agar :
1. Bertakwa kepada Allah, takut akan siksa-Nya dan adzab-Nya.
Menjauhi apa-apa yang dilarang-Nya dan meninggalkan segalahal yang mengakibatkan murka-Nya.
2. Bertaubat kepada Allah akan kesalahan-kesalahan kita, berjanji
tidak akan mengulanginya, dan meninggalkan segala
pemahaman-pemahaman sesat dan salah yang selama ini kita
pegang.
3. Menuntut ilmu dien yang syari yang selaras dengan pemahaman
salaf ash-sholih, mengamalkannya, mendakwahkannya dan
sabar dalam memeliharanya.
4. Senantiasa menegakkan pilar nasehat-menasehati dan tolongmenolong dalam kebenaran dan ketakwaan.
Surabaya, 13 Agustus 2002
Akhukum fillah, Ibnu Burhan At-Tirnatiy
1
keluar wilayah untuk berdakwah dengan jumlah waktu yang telahditentukan seperti 4 bulan, 40 hari, seminggu, dls.
2 baca Jamaah Tablighkarya M. Aslam Al-Bakistani beliau mantan
tokoh Jamaah tabligh yang ruju /taubat dari manhaj tablighi-
3 akan datang keterangannya mengenai kesesatan aqidah jamaah
tabligh ini.
4 tersingkapnya tabir ghaib sehingga manusia dapat mengetahui yang
ghaib dan ini merupakan aqidah shufi yang rusak
5 keyakinan adanya wali-wali kutub yang memiliki kemampuan
mempengaruhi kahidupan makhluk ini termasuk kesyirikan yang
nyata
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
12/22
6 (ucapan-ucapan yang keluar dari orang-orang shufiyah ketika akal
mereka hilang dan mereka menganggap mereka (orang-orang
shufiyah ini, peny.) dalam maqam yang paling tinggi dan ucapannya
hampir seperti wahyu Wallahul mustaan)
7 mencari berkah baik di kuburan ataupun di tempat-tempat yangdikeramatkan dan ini termasuk kesyirikan yang nyata
8 Baca kitab mereka yang berjudul Bahjatul qulub karya Muhammad
Iqbal, salah seorang tokoh jamaah tabligh, buku ini penuh dengan
keanehan-keanehan, kesyirikan dan kebidahan yang sesat lagi
menyesatkan.
9 Atau dikenal dengan Fadhailul amal. Nama fadhailul amal ini diambilsebagai upaya pentalbisan dengan mengangkat kebolehan
penggunaan hujjah hadits dhaif dalam fadhilah amal (amalan
fadhilah), namun mereka melupakan syarat-syarat bolehnya hadits
dhoif digunakan sebagai fadhilah amal, lebih jauh lagi, kitab ini bukan
hanya mengangkat hadits dhoif saja, namun juga maudhu, hikayat-
hikayat, dan dongeng-dongeng palsu.
10 Yaitu Bukhari Muslim, wallahu alam
11 Akan menyusul contoh-contohnya dalam risalah ini
Sekilas Tentang Ajaran Mereka
a. Makna kalimat Tauhid Menurut Jamaah Tabligh
Jama`ah Tabligh mempunyai kalimat rahasia yang digunakan
sebagai asastegaknya jama`ah mereka yaitu``Segala sesuatu (walaupun
merupakan kebenaran) yang bisa menyebabkan orang lari atau
berpecah-belah atau berselisih maka harus ditinggalkan dan
disingkirkan jauh-jauh``
Oleh karena hal ini maka mereka menafsirkan kalimat tauhid Laa ilaha
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
13/22
illa
LLah dengan makna Rububiah. Dengan penafsiran beginilah maka
kaum muslimin tidak akan berselisih dan berpecah belah. Sebab jika
ditafsirkan dengan makna Uluhiah atau Asma' wa Sifat maka hal ini
bisa membuat kaum muslimin lari dari mereka, tidak menerima
dakwah mereka dan lebih parah lagi anggota-anggota mereka akan
bubar. Hal ini dikarenakan anggota-anggota
mereka ada yang Maturudiah, Asy-Sy'irah dan sebagainya.
(lihat Al-Qutbiah hal 5 oleh Abu Ibrahim Ibnu Sulthan Al-Adnan).
Mereka menafsirkan makna Laa ilaha illa LLah bahwasanya hanya
Allah yang
menciptakan, memberi rezeki, dan makna-makna yang lainnya yang
merupakan
makna-makna tauhid rububiah. Padahal Kaum musyrikin Arabdulu juga
mengakui tauhid ini.
Sehingga didapatkan ada diantara mereka yang menganggap bahwa
sahabat nabi
tidak mengetahi memahami tauhid. Sebagaimana ada sebuah kisah
seorang guru
yang merupakan anggota Jama'ah Tabligh sedang mengajar di sebuah
madrasah
ibtida'iah. Dia menjelaskan tentang kecintaan kepada khulafaur
Rosidin.
Lalu sampailah dia pada kisah Umar bin Khatab yang di masa beliau
timbul
kelaparan dan paceklik. Lalu Umar pun menirim surat kepada amir-
amir kota
untuk membantu memberi rezeki kepadanya. Sehingga Umarpun
menyeleweng dari agama disebabkan pengambilan sebab (yaitu
Umar meminta tolong kepada manusia).
Kemudian guru tersebut berkata pada murid-muridnya :"Jika diantara
kalian
ada yang tertimpa kebakaran atau tenggelam maka janganlah dia
berteriak
dan menyeru manusia (untuk menolongnya), sebab menyeru
kepada manusia
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
14/22
adalah kesyirikan." Guru tersebut telah menghilangkan "pengambilan
sebab"
dan telah menganggap Umar tidak memahami tauhid karena telah
mengambil
sebab yang menurut guru tersebut hal itu dalah kesyirikan. (lihat
al-Qaulul Baliigh hal-47-48 oleh Syaikh Hamud bin Abdillah At-Tuwaijiri)
b. Kitab "Tablighi An-Nashaab" 3) Berisi Kesyirikan dan Khurafat
,kitab
tersebut berisi :
1. Tawaasul dengan Nabi
2. Berlebih-lebihan dalam memuji Rasulullah
3. Meminta syafaat kepada selain Allah.
4. Berlebih-lebihan terhadap orang shalih.
5. Wihdatulwujud.
6. Hikayat khurafat.7. Ajaran-ajaran Shufiyah yang sesat.
8. Hadits-hadits Dhoif, Dusta dan Palsu.
c. Khurujnya Jama'ah Tabligh
Syaikh al-Alaamah Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam FATAWA
AL-IMARATIAH (hal-30) ditanya tentang Jama'ah Tabligh, beliau
memberikan jawaban berikut ini:
"Dakwah Jama'ah Tabligh adalah dakwah Sufi masa kini yang tidak
berpijak
pada kitab Allah dan sunnah Rosul-Nya." Khuruj (keluar untuk
berdakwah) yang mereka lakukan dan mereka tentukan selama 3 hari
atau 40 hari tidak pernah menjadi amalan generasi Salaf, dan bahkan
tidak pernah pula menjadi amalan generasi Khalaf (kaum
mataakhirin). Yang mengherankan, mereka keluar untuk tabligh
(menyampaikan dakwah), padahal mereka sendiri mengakui bahwa
mereka bukanlah ahlinya untuk tabligh.
Tabligh (menyampaikan dakwah) sepantasnya hanyalah
dikerjakan oleh
orang-orang yang berilmu, seperti halnya pernah dilakukan oleh
Rosulullah
ketika mengutus delegasinya yang terdiri dari para shahabat yang
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
15/22
alim
untuk mengajarkan Islam kepada ummat.
Misalnya beliau mengutus Ali bin Abi Tholib seorang diri, mengutus
Mu'adz
bin Jabal seorang diri (untuk menyampaikan dakwah kepada ummat)
dan tidak
pernah mengutus serombongan shahabat lain untuk
menyertai
individu-individu utusan Rosul tersebut. Sekalipun mereka adalah
juga
shahabat-shahabat Rosul, namun ilmunya tidak dapat
menyamai
individu-individu para shahabat yang diutus beliau.
Karena itulah, kami menasehati agar mereka (orang-orang Jama'ahTabligh)
mau belajar dan memperdalam pemahaman mereka tentang agama
4). Kemudian, dalam kepergiannya ke negeri kafir untuk berdakwah,
sesungguhnya mereka menghadapi fitnah yang jelas sekali, padahal
tidak mereka memahami bahasa orang-orang kafir tersebut.
Di sisi lain, tidak jarang mereka berdalil dengan perkataan : "Lihatlah
para sahabat,......mereka ada yang Mekah dan ada pula yang berasal
dari
Madinah, namun kuburan-kuburan mereka ada yang di negeri
Bukhara dan ada
yang di negeri Samarkand". Jika demikian dalil mereka, maka
jawabannya
adalah : "Betapa inginnya kita seandainya bisa keluar (khuruj)
sebagaimana
para shahabat dulu telah keluar (khuruj). Mereka keluar untuk
berjihad
dalam peperangan".
Artinya, analogi (pengkiasan) orang-orang Jema'ah Tabligh diatas
adalah
analogi yang tidak pada tempatnya. Kita tidak mengingkari amar
ma'ruf nahi
mungkar, tetapi kita mengingkari tanzhim (pengorganisasian
dakwah) yang
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
16/22
bernama Jama'ah Tabligh ini.Sesungguhnya ada salah seorang tokoh
Jama`ah
Tabligh menyusun sebuah risalah. Ketika sampai pada penjelasan
kalimat Laa
ilaha illa LLah, ia menafsirkannya dengan penafsiran "Tidak ada
yang
disembah kecuali Allah..".
Bagaimana mungkin tidak ada yang disembah selain Allah,
padahal
berhala-berhala yang disembah (selain Allah) jumlahnya banyak sekali.
Para
ulama menafsirkan kalimat tersebut dengan :"Tidak ada yang
disembah dengan
benar selain Allah". Kalau yang disembah secara tidak benar,(maka
jumlahnya banyak ). Lata disembah, Uzza disembah, Manat
disembah, Api
disembah dan seterusnya." (lihat Majalh As-Sunnah 05/III/1419-1998
hal.
23-25).
Fatwa terakhir Syaikh Bin Baz dan Syaikh Muhammad bin
Ibrahim
Rahimahumallah
Dalam buku yang berjudul Jilaaul Adzhan karangan Ghulam
Musthafa Hasan
dicantumkan fatwa-fatwa syaikhain yang isinya adalah dukungan
dan
rekomendasi bagi gerakan Jamaah Tabligh ini. Namun sangatdisayangkan
penulis buku tersebut tidak mencantumkan fatwa terakhir dari kedua
Syaikh
tersebut. Selayaknya ia mencantumkan fatwa syaikh yang
memansukhkan
(menghapus) fatwa sebelumnya, karena hal itu merupakan tuntutan
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
17/22
amanah
ilmiyah. Sehingga tidak timbul anggapan bahwa rekomendasi dari
syaikh Bin
Baz dan Syaikh Muhammad bin Ibrahim masih tetap berlaku ! Kedua
fatwa itu
adalah sebagai berikut:
1. Fatwa terakhir Syaikh Muhammad Bin Ibrahim
Dari Muhammad bin Ibrahim kepada Hadrat Putera Mahkota
Kerajaan Al-Amir Khalid bin Su'ud, Ketua Dewan Kerajaan Yang
Terhormat. As-Salamu 'Alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuhu
Saya telah menerima surat dari yang Mulia nomor 37/4/5 dengan
tanggal21/1/1382H, yaitu permintaan dari Muhammad bin Abdul Hamid dan
Syah Ahmad Nurani dan Abdussalam Al-Qadiri dan Su'uud Ahmad
Dahlawi kepada Paduka Raja yang Mulia, tentang permintaan bantuan
untuk proyek Jam'iyyah mereka yang bernama Kuliyyatud-Dakwah
Wat-Tablighil-Islamiyyah demikian pula tentang tiga buah kitab yang
disertakan bersama surat mereka.
Saya jelaskan kepada yang Mulia bahwa Jam'iyyah ini tidak ada
kebaikan
padanya sebab ia adalah jam'iyyah bidah lagi sesat. Setelah membaca
ketiga
buku yang disertakan tersebut kami mendapatkan ketiga kitab itu
penuh
dengan kesesatan dan bidah dan ajakan kepada penyembahan
kuburan dan
syirik serta banyak lagi perkara yang tidak bisa didiamkan begitu
saja.
Oleh karena itu kami akan membantahnya InsyaAllah dan menyingkap
kesesatanserta memberantas kebathilannya. Allah pasti menolong Agama-
Nya dan
meninggikan Kalimat-Nya
As-Salamu 'Alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
29/1/1382H
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
18/22
(Adapun surat Syaikh Muhammad bin Ibrahim kepada para ulama di
Al-Ahsa'
dan Kawasan Timur yang isinya adalah permohonan agar
memberikan bantuan
kepada Jamaah Tabligh tertanggal 19/5/1373H yaitu 9 tahun
sebelumnya.)
2. Fatwa terakhir Syaikh Bin Baz yang dikeluarkan pada tahun 1416 H
Ada yang bertanya kepada Syaikh sebagai berikut:
"Wahai Syaikh yang Mulia, kami sering mendengar tentang Jamaah
Tabligh
dakwah yang mereka sebarkan. Bolehkah saya ikut berkecimpungdalam Jamaah
ini ? Saya mohon nasehat dan pengarahan dari Anda semoga Allah
membalas
Anda dengan Pahala yang besar"
Jawab
"Setiap Orang yang menyeru kepada Agama Allah maka ia adalah
Muballigh.
(Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat).
Akan tetapi Jamaah Tabligh dari India yang sudah dikenal ini,
terdapat
khurafat, bidah dan perbuatan syirik pada mereka. Maka tidak boleh
khuruj
bersama mereka kecuali seseorang yang memiliki ilmu dengan
maksud untuk
mengingkari (kemungkaran-kemungkaran mereka) dan
memberikan pelajaran kepada mereka.
Akan tetapi apabila hanya sekedar khuruj mengikuti mereka maka
hal itu
tidak boleh , disebabkan khurafat, kesalahan dan minimnya ilmu
yang ada
pada mereka. Apabila yang khuruj bersama mereka adalah orang
alim dan
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
19/22
berilmu dalam rangka berdakwah kepada jalan Allah dan
memberikan
pengarahan dan bimbingan kepada kebaikan serta mengajari mereka
sehingga
meninggalkan cara mereka yang bahil dan berpegang kepada
manhaj ahlu
sunnah Wal Jamaah, maka hal itu dibolehkan".
(dicuplik dari kaset Ta'qib Samahatusy-Syaikh Abdul-Aziz bin Baz
'Alaa An-Nadwah) (Sedangkan surat-surat Syaikh Bin Baz yang berisi
rekomendasi bagi Jamaah Tabligh dikelurkan pada tahun 1407 H yaitu
9 tahun sebelumnya).
Foot Note :
1) Syaikh Hamud bin Abdillah At-Tuwaijiri berkata :
"Jama'ah Tabligh merupakan Jama'ah bid'ah dan sesat. Mereka
tidak
mengikuti jejak Nabi, para sahabatnya dan orang-orang yang
mengikuti
jalan-Nya. Bahkan mereka menempuh ajaran sufiyah dan manhaj-
manhaj bid'ah" (lihat Al-Qaulul Baligh hal.7).
Ada beberapa poin pokok yang perlu diperhatikan oleh Jama'ah Tabligh
:
a. Mereka tidak mempunyai perhatian dengan aqidah yang benar.
Barangkali
seorang yang berteman dengan mereka selama 40 tahun akan tetap
dengan
aqidahnya yang bid'ah dan syirik.
b. Mereka tidak mempunyai perhatian dengan ilmu. Maka anda lihatseorang
diantara mereka yang masuk di dalam jama'ah ini selama 20 tahun ia
akan
tetap dengan kejahilannya, padahal seorang da'I adalah manusia yang
harus
berilmu agar dakwahnya dibangun diatas ilmu. Sesungguhnya majlis
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
20/22
satu orang
a'lim lebih mulia daripada majlis seratus orang jahil.
c. Sering menyampaikan hadist-hadist yang dhoif dan maudhlu' (lihat
Al-Makhraj minal Fitnah hal.102 oleh Syaikh Muqbil Ibnul Hady Al-
Wadi'I).
2) Syaikh Ali bin Hasan pernah ditanya :
"Apakah artinya Jama'ah Tabligh ada baiknya dikarenakan banyak
pemuda yang
masuk Islam melalui mereka ?
Apakah perkataan ini benar ?" Beliau menjawab : "Perkataan ini benar
tapikurang ! Benar, memang jama'ah tabligh mendakwahi banyak
manusia dan
banyak menghasilkan orang-orang yang pertamanya
'berandalan' jadi
bertaubat. Tetapi, sebagaimana kata ulama kita bahwasannya hidayah
itu ada
dua :
Hidayah ilaa thoriq (ke jalan) dan fii thoriq (di jalan). Ya memang
benar
jama'ah tabligh mendakwahi manusia ilaa thoriq. Tetapi, mereka
tidak
mendakwahi manusia fii thoriq. Bagaimana tidak ! Aqidah mereka
saja
hancur.
Mereka mengatakan dalam kitab mereka yang masyhur "Tabligh
Nashob" yang
penuh dengan khurafat serta penyimpangan-penyimpangan yang
sayapun melihat sendiri dengan mata kepala saya ......(simak kaset'Manhajussalaf' side A
akhir).
3) Kitab Tablighun Nashaab atau yang biasa dikenal "Fadhaailul
a'mal"
karya Muhammad Zakaria Al-Khandahlawy merupakan kitab
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
21/22
pedoman Jama'ah
Tabligh.
Mereka sangat mengagungkannya seperti halnya Ahlussunnah
mengagungkan
Shahih Bukhari dan Muslim. Syaikh At-Tuwaijiri berkata : "Dalam
kitab
Tablighun nashab banyak sekali kesyirikan, kebid'ahan, khurafat,
dan
hasit-hadist palsu dan lemah. Kitab tersebut sebenarnya kitab yang
jelek,
sesat dan fitnah. Tetapi sayangnya jama'ah tabligh menjadikannya
sebagai
buku rujukan dalam menyebarkan kebid'ahan mereka dan melariskan
kesesatanmereka kepada ummat yang bodoh dan jahil.......(lihat Al-Qaulul
Baligh,
hal.11)
4) Hal ini mengingatkan kepada kami tentang cerita seorang teman
mantan
jama'ah tabligh. Dia pernah mengisahkan sebab keluarnya dari
jama'ah
tabligh, "Ketika aku khuruj kesebuah masjid bersama seorang teman
yang
saat itu hari jum'at, kamipun mendengarkan khutbah jum'at dengan
materi
pentingnya ilmu. Setelah selesai sholat jum'at, akupun berkata
kepada
temanku : "Sungguh benar ! Apa yang diucapkan oleh khatib tadi.
Yaitu
bahwasannya sebelum kita terjun dakwah, hendaknya kita berilmu.
Sedangkan kita masih bodoh, bagaimana langsung berdakwah ?"
Demikianlah,akhirnya Alloh menunjukinya kepada jalan yang benar.
-
8/3/2019 Studi Kritis Pemahaman Jama'Ah Tablik
22/22
============
dari Risalah :
MEMBONGKAR KESESATAN DAN PENYIMPANGAN
GERAKAN-GERAKAN DA'WAH
Oleh: Al-Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary Al-Medany
Ta'liq Abu Unaisah Al-Atsary dan Ibnu Bilal Al-
Banyumasy