studi pendahuluan

9
Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian (Dr. Winny Liliawati, M.Si dan Dr. Ida Kaniawati, M.Si) oleh Nama : Reza Hesti NIM : 1507606 SPs Pendidikan Fisika

Upload: umminayla

Post on 02-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas metlit

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Pendahuluan

Tugas Mata Kuliah

Metode Penelitian(Dr. Winny Liliawati, M.Si dan Dr. Ida Kaniawati, M.Si)

oleh

Nama : Reza Hesti

NIM : 1507606

SPs Pendidikan Fisika

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

Page 2: Studi Pendahuluan

STUDI PENDAHULUAN PENGARUH ASPEK KOGNITIF DAN GENDER DALAM MEMPEROLEH KETERAMPILAN PROSES PRAKTIKUM FISIKA PESERTA DIDIK MTs

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan,

sesuai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Dalam

keadaan yang seperti ini kita menyadari bahwa pendidikan merupakan kebutuhan yang harus

dipenuhi, sebab melalui sector pendidikan akan dihasilkan SDM yang berkualitas dan mampu

membangun bangsa dan negarannya. Karena pendidikan sangat penting bagi kemajuan suatu

bangsa, tidak terkecuali di Indonesia. Oleh karena itu pemerintah Indonesia selalu berupaya

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah diantaranya mengeluarkan peraturan

perundang-undangan baru tentang pendidikan, memperbaiki kurikulum setiap lima tahun,

meningkatkan kemampuan para pendidik, dan memperbaiki sarana dan prasarana yang

dibutuhkan dalam kegiatan pendidikan. Upaya –upaya ini dilakukan agar terbentuk kegiatan

belajar mengajar yang baik dan diharapkan terjadi peningkatan kualitas hasil belajar.

Pemerintah juga melakukan upaya dengan memberikan fasilitas-fasilitas laboraturium dan

isinya sebagai penunjang proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar tercipta suasana

proses pembelajaran yang lebih efektif dan koefesien dalam pelajaran di tingkatan Madrasah

Tsanawiyah Negeri.

Sains (IPA) pada hakikatnya adalah sebuah batang tubuh pengetahuan (“a body of

knowledge”), cara berpikir (“a way of thinking”), dan cara menyelidiki (“a way of

investigating”). Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Page 3: Studi Pendahuluan

sehingga pada dasarnya fisika tidak terlepas dari cara berpikir dan cara menyelidiki.

Penyelidikan tersebut dapat dimaksudkan untuk mencari tahu tentang kebenaran suatu konsep

yang sudah ada atau dapat juga melakukan suatu penemuan konsep atau melakukan

perbaikan terhadap konsep yang sudah ada dan tertanam pada siswa.

Pembelajaran ilmu Fisika pada siswa MTs memberikan suatu tantangan yang besar bagi

para pengajarnya. Hal itu disebabkan oleh sebagian besar materi ilmu Fisika terdiri dari dari

konsep-konsep yang abstrak yang harus diajarkan dalam waktu yang relatif singkat.

Keterbatasan waktu juga menyebabkan pembelajaran beberapa konsep ilmu fisika mengacu

pada transfer pengetahuan untuk mengejar target kurikulum. Selain itu sebagian besar guru

pada prakteknya masih mengajar menggunakan metode ceramah. Transfer pengetahuan

seperti ini tidak dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menerapkan kecakapan

hidup, siswa menjadi pasif, tidak termotivasi, dapat menimbulkan rasa membosankan dan

menakutkan bagi siswa karena banyak rumus fisika dan konsep-konsep abstrak yang harus

dihafalkan. Jika hal ini berlangsung terus menerus, tentu akan menurunkan kualitas proses

dan hasil belajar fisika.

Hakekat IPA pada dasarnya menyangkut hasil dan proses (Rustaman, 1995). Kegiatan

praktikum menurut Trowbridge &Bybee (1990 : 230-240) merupakan kegiatan yang berperan

dalam mengembangkan keterampilan proses siswa. Dengan demikian, pelaksanaan praktikum

di MTs masih dinilai sangat kurang.

Peserta didik dalam mendapatkan pengalaman yang merupakan proses belajar dapat

diperoleh dengan berbagai cara, diantaranya adalah: a. membaca, dengan persentase

penyerapan informasi sebesar 10%; b. mendengar, dengan persentase penyerapan

informasi sebesar 20%; c. melihat, dengan persentase penyerapan informasi sebesar 30%;

d. melihat dan mendengar, dengan persentase penyerapan informasi sebesar 50%; e. melihat

Page 4: Studi Pendahuluan

dan menulis, dengan persentase penyerapan informasi sebesar 70%; dan f. melakukan,

dengan persentase penyerapan informasi sebesar 90%.

Berdasarkan data persentase penyerapan informasi di atas diketahui bahwa proses belajar

dengan melakukan menyumbang poin terbesar diantara proses belajar lainnya. Artinya, siswa

dituntut untuk dapat belajar secara aktif dengan mempelajari, mengalami, dan merasakan

sendiri secara langsung segala sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan

pembelajaran tanpa melalui perantara. Pembelajaran Fisika berlangsung dalam 2 kegiatan

yaitu kegiatan penanaman konsep dan kegiatan praktikum atau percobaan fisika dalam

rangka memperkuat pemahaman konsep siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung

dimana siswa aktif dan bisa terlibat secara langsung di dalam kelas akan lebih bermakna.

Metode pembelajaran yang cocok dimana dapat melatih siswa untuk berpikir dan menyelidiki

serta siswa dapat terlibat langsung dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan metode

praktikum.

Namun dalam melaksanakan kegiatan praktikum apakah benar fasilitas laboraturium

di madrasah sudah memenuhi syarat dan berjalan efektif sebagaimana mestinya, sebagai

penunjang proses pembelajaran yang lebih efektif. Fakta yang didapat masih banyak

madrasah yang tidak memperhatikan fasilitas laboratorium dan memanfaatkannya

semaksimal mungkin, sehingga banyak fasilitas laboratorium yang terbengkalai sia-sia tidak

dipergunakan. khususnya pada mata pelajaran fisika di MTs. Kemampuan guru dalam

mengelola kegiatan belajar siswa pada kegiatan praktikum juga memberikan kontribusi

kebingungan siswa dalam melakukan prosedur praktikum. Dalam hal ini peneliti juga

mengamati tingkat pemahaman siswa terhadap konsep fisika, motivasi, dan pembedaan

gender peserta didik. Bahkan oeserta didik yang memperoleh hasil belajar kognitif baik

belum tentu dapat melaksanakan prosedur praktikum dengan baik. Berdasarkan pengamatan

peneliti peserta didik perempuan memiliki kemampuan keterampilan praktikum dan motivasi

Page 5: Studi Pendahuluan

yang kurang ketimbang peserta didik laki-laki. Sementara peserta didik lali-laki seringkali

memiliki hasil belajar kognitif yang kurang namun sangat termotivasi saat kegiatan

praktikum berlangsung sehingga memiliki keterampilan praktikum yang baik.

Dengan melihat kenyataan yang demikian maka guru berusaha untuk menerapkan

efektifitas praktikum pada siswa untuk saling mengamati  pada proses pembelajaran fisika.

Metode tersebut dipilih karena dapat meningkatkat kualitas proses dan hasil pembelajaran.

Peningkatan kualitas proses dapat diamati dari meningkatnya partisipasi dan motivasi siswa

dalam proses pembelajaran; sedangkan kualitas hasil belajar dapat diketahui dari adanya

peningkatan rata-rata hasil belajar. Berdasarkan beberapa kesulitan siswa memahami materi

dan menerapkan konsep Fisika, maka peneliti melakukan penelitian tentang :

”Pengaruh Aspek Kognitif dan Gender dalam Memperoleh Keterampilan Proses Praktikum

Fisika Peserta Didik MTs”

Studi pendahuluan dilakukan dalam rangka memperoleh data hasil penyebaran angket

terhadap siswa, data hasil wawancara dengan beberapa guru Fisika, dan rekapan nilai hasil

belajar siswa yang relevan. Jika data-data tersebut dianalisis, maka diharapkan akan diperoleh

data sebagai berikut:

1. Angket yang disebarkan diharapkan dapat menggambarkan tanggapan siswa

mengenai pelajaran fisika, metode pembelajaran yang sering digunakan guru, dan

hasil belajar yang dicapai siswa, dan setelah dianalisis maka diharapkan akan

menjawab penyebab lemahnya perolehan kemampuan keterampilan praktikum siswa.

2. Analisis hasil wawancara dengan salah satu guru fisika diharapkan dapat

menggambarkan model dan metode yang sering digunakan oleh guru di dalam kelas

serta kondisi kegiatan siswa di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung.

3. Rekap nilai hasil belajar siswa yang relevan pada pembelajaran Fisika yang

menggambarkan perolehan nilai siswa yang sering dibawah KKM.

Page 6: Studi Pendahuluan

4. Pengamatan peneliti saat berlangsungnya KBM diharapkan dapat menjawab dugaan

peneliti tentang hasil belajar ranah kognitif.

5. Pengamatan peneliti saat berlangsungnya praktikum diharapkan dapat menjawab

dugaan peneliti mengenai peroleh nilai ranah psikomotor siswa. Dalam pengamatan

saat berlangsungnya praktikum penyelesaian tugas secara kerjasama kelompok dalam

melakukan percobaan, kejujuran dalam mengambil data hasil percobaan, sikap siswa

dalam melakukan praktikum, serta aspek dalam penentuan alat, penggunaan alat dan

bahan praktikum dapat menggambarkan hasil ranah psikomotor siswa.