studialterasihidrotermalendapantimahprimerprospek … abbas.pdf · 2018. 12. 19. · dan zona...

10
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11 PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA 5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA 831 STUDI ALTERASI HIDROTERMAL ENDAPAN TIMAH PRIMER PROSPEK BURUNGMANDI, DAMAR, BELITUNG TIMUR, BANGKA BELITUNG BERDASARKAN ANALISIS ANALYTICAL SPECTRAL DEVICES (ASD), X-RAY DIFFRACTION (XRD) DAN PETROGRAFI Rifqi Abbas 1* Lucas Donny Setijadji 2 Nur Rochman Nabawi 3 1* Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika No. 2, Yogyakarta, 55281 2 Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika No. 2, Yogyakarta, 55281 3 PT. TIMAH Tbk., Jl.Jendral Sudirman, No. 51, Pangkal Pinang, 33121 *corresponding author :[email protected] ABSTRAK Belitung merupakan “pulau timah” di Indonesia yang terletak pada bagian ujung selatan Sabuk Timah Asia Tenggara. Secara tektonik, Pulau Belitung berada pada zona kolisi yang mengakibatkan terbentuknya kompleks granit Tipe S dan mineralisasi timah. Mineralisasi timah memiliki kompleksitas zona alterasi hidrotermal, dimana integrasi dari berbagai macam metode penelitian sangat diperlukan untuk membuat zona alterasi. Daerah penelitian berada pada Prospek Burungmandi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung. Studi alterasi hidrotermal daerah penelitian dilakukan dengan pemetaan alterasi di lapangan serta didukung dengan analisis Analytical Spectral Devices (ASD), X-Ray Diffraction (XRD) dan petrografi. Analisis ASD dilakukan menggunakan alat portable ASD TerraSpec Halo Mineral Identifier dan dianalisis langsung melalui software, sedangkan XRD menggunakan analisis spektral secara manual. Hasil mineralogi alterasi hidrotermal pada ketiga metode tersebut menunjukkan keterkaitan, terutama pada mineral lempung jenis kaolinit, K-illit dan halloysitee. Kelompok mineral mika seperti muskovit, pirofilit dan phengite pada ASD dapat disejajarkan dengan mineral illit-mika pada XRD. Namun, ketidakakuratan muncul pada kumpulan mineral penciri greisen maupun silisifikasi seperti topaz, turmalin dan kuarsa sekunder. Mineral tersebut tidak hadir pada ASD dan hanya dijumpai pada pengamatan petrografi maupun XRD. Mineral hasil proses supergen seperti hematit, dan gutit dapat dijumpai pada semua analisis, kecuali ferrihydrite yang hanya muncul pada analisis ASD. Analisis ASD memiliki hasil yang cukup akurat pada kelompok mineral lempung, mika dan oksida, akan tetapi kurang efektif untuk mengidentifikasi kelompok mineral silika dan greisen. Integrasi ketiga metode tersebut dapat menentukan mineralogi dan zona alterasi daerah penelitain: Albitisasi (ortoklas+albit), greisen (kuarsa+muskovit+turmalin+topaz+flogopit+ serisit+pirofilit), silisifikasi (kuarsa+ illit+serisit) dan argilik (illit+kaolinit+halloysite+montmorilonit). Kata Kunci : mineralisasi timah, alterasi hidrotermal, prospek Burungmandi, petrografi, Analytical Spectral Devices (ASD), X-Ray Diffraction (XRD) 1. Pendahuluan Endapan bijih timah merupakan salah satu jenis endapan bijih yang tersebar di berbagai negara (tin province) khususnya di wilayah Asia Tenggara. Sabuk timah Asia Tenggara merupakan wilayah paling dominan yang memproduksi bijih timah sekitar 54% dari produksi dunia sejak tahun 1800 (Schwartz et al., 1995). Indonesia saat ini merupakan negara di kawasan Asia Tenggara dengan produksi timah terbesar kedua di dunia dengan produksi timah mencapai 84.000 metrik ton pada tahun 2014 atau setara dengan 30% total produksi timah dunia (US Geological Survey., 2014 dalam Salim dan Munadi, 2016). Timah Indonesia tersebar di Pulau Karimun, Kundur, Singkep, Sumatra, Bangka Belitung, hingga bagian barat Pulau Kalimantan. Mineralisasi di wilayah ini terbentuk akibat kontrol tatanan tektonik berupa zona kolisi (Schwartz et al., 1995). Menurut US Geological Survey (2014 dalam Salim

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDIALTERASIHIDROTERMALENDAPANTIMAHPRIMERPROSPEK … Abbas.pdf · 2018. 12. 19. · dan zona alterasi daerah penelitain: Albitisasi (ortoklas+albit), greisen (kuarsa+muskovit+turmalin+topaz+flogopit+serisit+pirofilit),silisifikasi

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

831

STUDI ALTERASI HIDROTERMAL ENDAPAN TIMAH PRIMER PROSPEKBURUNGMANDI, DAMAR, BELITUNG TIMUR, BANGKA BELITUNG

BERDASARKAN ANALISIS ANALYTICAL SPECTRAL DEVICES (ASD), X-RAYDIFFRACTION (XRD) DAN PETROGRAFI

Rifqi Abbas1*

Lucas Donny Setijadji2

Nur Rochman Nabawi31*Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika No. 2, Yogyakarta, 552812Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika No. 2, Yogyakarta, 55281

3PT. TIMAH Tbk., Jl.Jendral Sudirman, No. 51, Pangkal Pinang, 33121*corresponding author :[email protected]

ABSTRAKBelitung merupakan “pulau timah” di Indonesia yang terletak pada bagian ujung selatan Sabuk TimahAsia Tenggara. Secara tektonik, Pulau Belitung berada pada zona kolisi yang mengakibatkanterbentuknya kompleks granit Tipe S dan mineralisasi timah. Mineralisasi timah memilikikompleksitas zona alterasi hidrotermal, dimana integrasi dari berbagai macam metode penelitiansangat diperlukan untuk membuat zona alterasi. Daerah penelitian berada pada Prospek Burungmandi,Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung. Studi alterasi hidrotermaldaerah penelitian dilakukan dengan pemetaan alterasi di lapangan serta didukung dengan analisisAnalytical Spectral Devices (ASD), X-Ray Diffraction (XRD) dan petrografi. Analisis ASD dilakukanmenggunakan alat portable ASD TerraSpec Halo Mineral Identifier dan dianalisis langsung melaluisoftware, sedangkan XRD menggunakan analisis spektral secara manual. Hasil mineralogi alterasihidrotermal pada ketiga metode tersebut menunjukkan keterkaitan, terutama pada mineral lempungjenis kaolinit, K-illit dan halloysitee. Kelompok mineral mika seperti muskovit, pirofilit dan phengitepada ASD dapat disejajarkan dengan mineral illit-mika pada XRD. Namun, ketidakakuratan munculpada kumpulan mineral penciri greisen maupun silisifikasi seperti topaz, turmalin dan kuarsa sekunder.Mineral tersebut tidak hadir pada ASD dan hanya dijumpai pada pengamatan petrografi maupun XRD.Mineral hasil proses supergen seperti hematit, dan gutit dapat dijumpai pada semua analisis, kecualiferrihydrite yang hanya muncul pada analisis ASD. Analisis ASD memiliki hasil yang cukup akuratpada kelompok mineral lempung, mika dan oksida, akan tetapi kurang efektif untuk mengidentifikasikelompok mineral silika dan greisen. Integrasi ketiga metode tersebut dapat menentukan mineralogidan zona alterasi daerah penelitain: Albitisasi (ortoklas+albit), greisen(kuarsa+muskovit+turmalin+topaz+flogopit+ serisit+pirofilit), silisifikasi (kuarsa+ illit+serisit) danargilik (illit+kaolinit+halloysite+montmorilonit).

Kata Kunci : mineralisasi timah, alterasi hidrotermal, prospek Burungmandi, petrografi, AnalyticalSpectral Devices (ASD), X-Ray Diffraction (XRD)

1. PendahuluanEndapan bijih timah merupakan salah satu jenis endapan bijih yang tersebar di

berbagai negara (tin province) khususnya di wilayah Asia Tenggara. Sabuk timah AsiaTenggara merupakan wilayah paling dominan yang memproduksi bijih timah sekitar 54% dariproduksi dunia sejak tahun 1800 (Schwartz et al., 1995). Indonesia saat ini merupakan negaradi kawasan Asia Tenggara dengan produksi timah terbesar kedua di dunia dengan produksitimah mencapai 84.000 metrik ton pada tahun 2014 atau setara dengan 30% total produksitimah dunia (US Geological Survey., 2014 dalam Salim dan Munadi, 2016). Timah Indonesiatersebar di Pulau Karimun, Kundur, Singkep, Sumatra, Bangka Belitung, hingga bagian baratPulau Kalimantan. Mineralisasi di wilayah ini terbentuk akibat kontrol tatanan tektonikberupa zona kolisi (Schwartz et al., 1995). Menurut US Geological Survey (2014 dalam Salim

Page 2: STUDIALTERASIHIDROTERMALENDAPANTIMAHPRIMERPROSPEK … Abbas.pdf · 2018. 12. 19. · dan zona alterasi daerah penelitain: Albitisasi (ortoklas+albit), greisen (kuarsa+muskovit+turmalin+topaz+flogopit+serisit+pirofilit),silisifikasi

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

832

dan Munadi, 2016) produksi timah di Indonesia menurun rata-rata sekitar 7,6% per tahun daritahun 2002 sebesar 88.142 ton ke tahun 2012 sebesar 41.000 ton. Tingkat produksi kembalinaik di tahun 2013 sebesar 95.200 ton, akan tetapi kembali turun sebesar 11,6% menjadi82.062 ton pada tahun 2015. Meninjau produksi timah Indonesia yang semakin menurun,pencarian sumber daya baru endapan timah primer merupakan solusi terbaik untuk menambahpasokan timah di Indonesia. Oleh sebab itu, endapan timah primer menjadi target ekplorasisaat ini oleh beberapa praktisi perusahaan. Dalam upaya eksplorasi endapan timah primer,penentuan zona alterasi hidrotermal harus tepat dan akurat. Ketepatan identifiksi zona alterasidapat menenentukan titik target potensi mineralisasi endapan timer primer di suatu daerahdengan baik. Teori mengenai tipe dan zona alterasi hidrotermal pada endapan timah primermasih belum pasti jika dibandingkan dengan tipe endapan lainnya. Publikasi terkait haltersebut masih sangat jarang dijumpai di Indonesia, sehingga perlu adanya studi lanjutan yangmembahas tentang tipe alterasi hidrotermal di endapan timah primer, khususnya denganmenggunakan kombinasi berbagai macam metode penelitian.

Secara konvensional, karakterisasi mineral alterasi dilakukan oleh teknik analtikberbasis laboratorium seperti petrografi, XRD, SEM dan EMP (Bishop et al., 2004;Cathelineau et al., 1985; Ducart et al., 2006 dalam Zadeh, et al., 2014). Di sisi lain terdapatinovasi ASD (Analytical Spectral Devices) yang dapat diterapkan di laboratorium maupun dilapangan. ASD dapat menentukan informasi tentang komposisi mineral batuan yangterubahkan dengan biaya yang lebih murah dan waktu singkat, sehingga dengan mudah dancepat mengidentifikasi jenis mineralogi alterasi. Integrasi dari berbagai macam metodepenelitian tersebut sangat diperlukan untuk membuat zona alterasi hidrotermal dan titik lokasiprospek timah secara tepat.

2. Metode PenelitianMetode penelitian ini dapat terbagi menjadi dua yaitu pekerjaan lapangan dan analisis

laboratorium. Berikut penjelasan masing-masing metode:2.1. Pekerjaan lapangan

Metode pekerjaan lapangan yang dilakukan berupa pemetaan geologi permukaan(surface mapping) yaitu observasi dan penelitian fenomena geologi yang ada dipermukaan bumi. Proses surface mapping dilakukan dengan skala 1:10.000 danmenggunakan metode smart mapping yaitu pemetaan geologi dimana stasiun titikamat yang dituju hanya lokasi yang diperkirakan memiliki fenomena geologi pentingbaik dari segi geomorfologi, litologi, alterasi, mineralisasi maupun struktur geologinya.

Selain itu, dilakukan pengambilan sampel batuan dengan metode grab sampling(teknik pengambilan sampel secara acak). Sampel batuan yang diambil selamapenelitian dapat berupa batuan segar, serta batuan yang telah mengalami alterasihidrotermal. Sampel yang diambil dapat berasal dari singkapan secara langsung atauberupa float. Pengambilan sampel float dilakukan ketika tidak dijumpai singkapan disekitar lokasi (dapat berupa sungai, tailling maupun kolong bekas tambang).

2.2. Pekerjaan Laboratorium2.2.1. Analisis Petrografi

Analisis petrografi dilakukan dengan membuat sayatan tipis dari 27sampel terpilih. Selanjutnya sayatan tipis diamati di bawah mikroskopporalisasi dengan tipe Euromax. Hasil pengamatan petrografi dapatmenentukan komposisi mineral batuan baik mineral primer maupun sekunderhasil alterasi hidrotermal.

2.2.2. Analisis XRD (X-Ray Diffraction)

Page 3: STUDIALTERASIHIDROTERMALENDAPANTIMAHPRIMERPROSPEK … Abbas.pdf · 2018. 12. 19. · dan zona alterasi daerah penelitain: Albitisasi (ortoklas+albit), greisen (kuarsa+muskovit+turmalin+topaz+flogopit+serisit+pirofilit),silisifikasi

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

833

Analisis XRD dilakukan dengan membuat sampel bubuk dari 10 sampelterpilih. Selanjutnya sampel bubuk baik berupa bulk maupun clay dimasukkanke dalam laboratorium. Hasil anlisis XRD dapat menentukan mineral alterasihidrotermal yang tidak diketahui baik secara megaskopis maupun mikroskopis.Pelaksanaan analisis XRD dilakukan menggunakan alat Rigaku Multiflex 2kW.

2.2.3. Analisis ASD (Analytical Spectral Devices)Analisis ASD dilakukan dengan membuat sampel bubuk dari 108 sampel

terpilih yaitu sampel yang mengandung mineral hasil alterasi. Analisisdilakukan menggunakan alat ASD portable jenis ASD TerraSpec Halo MineralIdentifier. Alat ASD portable menggunakan portable near-infrared (NIR)reflectance spectroscopy dengan Quality Spec Trek full-range (350 - 2500 nm).

ASD merupakan spektrometer portabel yang dapat mengidentifikasimineral dengan mengukur absorpsi spektral vibrasionalnya. Gambaran absorpsiini diakibatkan oleh variasi komposisi, kristslinitas, dan orientai mineral. Dataspektroskopi VNIR – SWIR diukur dengan spektrometer ASD Terraspec pro(Lampinen, et al., 2017). Alat ASD ini nantinya akan ditembakkan padasampel, setelah itu akan dideteksi oleh laptop/komputer, kemudian akanmenghasilkan kurva panjang gelombang. Variasi panjang gelombang ini yangakan menentukan kumpulan mineral alterasi hidrotermal (Zhou, et al.,2011).Dalam penelitian ini, tabel kelimpahan mineral alterasi hidrotermaldidapatkan secara langsung tanpa melalui analisis manual spektral ASD. Datamineral akan menampilkan nama mineral disertai dengan nilai star rating. Starrating mengindikasikan keakuratan kehadiran mineral tersebut dalam sampelbatuan. Star rating memiliki nilai keakuratan maksimum 3 dan nilai keakuratanminimum 1.

3. Data3.1. Geologi Daerah Penelitian

Data geologi daerah penelitian meliputi data litologi yang diperoleh melaluianalisis petrografi dan pengamatan langsung di lapangan, sehingga menghasilkandeskripsi gabungan sebagai berikut (Gambar 1):

Batulempung berwarna coklat, ukuran butir clay, sortasi baik, kemas tertutup,rounded, struktur masif-laminasi, komposisi primer berupa kuarsa dan materialsedimen ukuran lempung. Beberapa sampel mengalami alterasi dengan mineralsekunder berupa mineral lempung, dan oksida Fe.

Batupasir berwarna abu-abu kecoklatan, ukuran butir pasir halus-pasir kasarsortasi baik, kemas tertutup, roundess subangular-rounded, struktur masif.Secara petrografi, komposisi mineral primer dominan berupa kuarsa danmaterial sedimen ukuran lempung. Beberapa sampel menunjukkan mineralsekunder mineral lempung, serisit dan mineral oksida Fe.

Granodiorit berwarna abu-abu kehitam-hitaman, ukuran kristal (< 1 mm - 5mm), fragmen (1-5 mm), massa dasar (< 1 mm), holokristalin, faneritik,idioblastik granular, struktur masif. Secara petrografi, komposisi mineral primerterdiri dari: ortoklas, andesin, kuarsa, biotit, hornblenda dan mineral opak.

Syenogranit memiliki warna putih abu-abu, ukuran kristal (< 1 mm - 3 mm)dengan fenokris (1-7 mm) dan massa dasar (< 1 mm), tekstur berdasrkankristalinitas holokristalin, berdasarkan ukuran butir faneritik, idioblastik

Page 4: STUDIALTERASIHIDROTERMALENDAPANTIMAHPRIMERPROSPEK … Abbas.pdf · 2018. 12. 19. · dan zona alterasi daerah penelitain: Albitisasi (ortoklas+albit), greisen (kuarsa+muskovit+turmalin+topaz+flogopit+serisit+pirofilit),silisifikasi

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

834

granular, struktur masif. Secara petrografi, komposisi mineral primer terdiri dari:ortoklas, albit, kuarsa, biotit dan mineral opak.Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah kekar, lipatan dan

sesar. Kekar yang dijumpai terdiri dari kekar gerus dan kekar tarik. Sesar yangdijumpai terdiri dari sesar naik, sesar turun, sesar geser dekstral, dan sesar gesersinistral. Struktur geologi daerah penelitian diinterpretasikan terbagi menjadi tiga fasetektonik yang didasarkan oleh arah gaya utama pembentuk struktur geologi (Moodydan Hill, 1956). Fase tektonik pertama membentuk struktur lipatan sinklinBurungmandi dengan arah gaya kompresi NE-SW. Fase tektonik kedua disebabkanoleh gaya kompresi relatif N-S dan membentuk sesar geser dekstral Burungmandi,sesar geser dekstral Mempayak, dan sesar naik Mempayak. Fase tektonik ketigadisebabkan oleh gaya kompresi NE-SW membentuk struktur sesar geser sinistralBurungmandi dan Mengkubang serta sesar turun Mengkubang (Gambar 1).

3.2. Alterasi HidrotermalData alterasi hidrotermal daerah penelitian meliputi data deskripsi mineralogi

yang diperoleh melalui analisis petrografi, XRD, ASD dan pengamatan langsung dilapangan, sehingga menghasilkan deskripsi gabungan sebagai beriku (Gambar 2)t:3.2.1. Albitisasi

Alterasi ini merupakan tahap awal pada fase magmatik, kenampakkan fisikmemiliki warna putih keabu-abuan hingga putih kecoklat-coklatan ketikamendapat overprinting dengan alterasi argilik. Mineral penciri albitisasimerupakan mineral hasil kristalisasi fraksional berupa albit, K-feldspar dankuarsa (Gambar 3).

3.2.2. GreisenAlterasi ini merupakan tahapan lanjutan setelah fase albitisasi,

kenampakan fisik berwarna coklat/ungu/hingga kehijauan, tekstur kristal hancur.Mineral sekunder sangat banyak dijumpai sebagai kelompok mika dan kuarsa,dengan tambahan mineral turmalin dan topaz (Gambar 4).

3.2.3. SilisifikasiAlterasi ini merupakan tahapan lanjutan setelah greisenisasi yaitu

pengendapan larutan silika Si setelah alterasi greisen. Kenampakan fisikmenunjukkan warna putih kecoklat-coklatan dengan tekstur cenderung keras dankompak. Mineral sekunder banyak dijumpai silika seperti kuarsa sertapenambahan mineral serisit dan mineral lempung (Gambar 5).

3.2.4. ArgilikAlterasi ini merupakan tahap akhir alterasi hidrotermal dengan pengaruh

air permukaan. Kenampakan fisik akan menunjukkan warna putih susu hingakecoklatan dengan tekstur lemah dan hancur. Mineral sekunder didominasi olehkelompok mineral lempung seperti illit, halloysite, klorit, smektit, montmorilonit(Gambar 6).

4. Hasil dan Pembahasan4.1. Mineralogi alterasi hidrotermal berdasarkan integrasi metode petrografi, XRD dan

ASDAlterasi hidrotermal tersingkap cukup luas hampir mencakup 50% dari total luasdaerah penelitian. Alterasi hidrotermal terbentuk pada 4 satuan batuan yakni satuanbatulempung sisipan batupasir, satuan batupasir sisipan batulempung, satuangranodiorit dan satuan syenogranit.

Page 5: STUDIALTERASIHIDROTERMALENDAPANTIMAHPRIMERPROSPEK … Abbas.pdf · 2018. 12. 19. · dan zona alterasi daerah penelitain: Albitisasi (ortoklas+albit), greisen (kuarsa+muskovit+turmalin+topaz+flogopit+serisit+pirofilit),silisifikasi

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

835

Pengelompokan tipe alterasi hidrotermal di daerah penelitian ditentukan melaluiasosiasi kelimpahan mineral alterasi hidrotermal berdasarkan hasil analisis petrografi,ASD dan XRD (Tabel 1). Penggunaan perbandingan berbagai macam metode dalampenentuan zona alterasi agar memperkuat data mineralogi serta saling mengkoreksiantara satu metode dengan metode lainnya.

Hasil mineralogi alterasi hidrotermal pada ketiga metode tersebut menunjukkanketerkaitan, terutama pada mineral lempung jenis kaolinit, K-illit dan halloysite.Kelompok mineral lempung tersebut dijumpai dalam petrografi sebagai clay minerals,pada analisis ASD, kaolinit dan halloysite umumnya memiliki star rating 3 dan K-illitmemiliki star rating (1-3). Pada analisis XRD kelompok mineral lempung tersebutdiketahui melalui clay analysis. Kelompok mineral mika seperti muskovit, pirofilit danphengite pada ASD memiliki star rating 3 dan dapat disejajarkan dengan mineral illit-mika pada XRD. Namun, ketidakakuratan muncul pada kumpulan mineral pencirigreisen maupun silisifikasi seperti topaz, turmalin dan kuarsa sekunder. Mineraltersebut tidak hadir pada ASD dan hanya dijumpai pada pengamatan petrografimaupun XRD. Namun, di beberapa sampel mineral tersebut hadir dalam analisis ASDdan tidak muncul pada analisis petrografi maupun XRD. Kehadiran topaz dan turmalinpada setiap sampel hanya memiliki start rating 1-2, sehingga mengindikasikan kurangakuratnya kemunculan mineral topaz dan turmalin pada analisis ASD. Mineral hasilproses supergen seperti hematit, dan gutit dapat dijumpai pada semua analisis denganstar rating 3, kecuali ferrihydrite yang hanya muncul pada analisis ASD. Analisis ASDmemiliki hasil yang cukup akurat pada kelompok mineral lempung, mika dan oksida,akan tetapi kurang efektif untuk mengidentifikasi kelompok mineral silika sekunderdan mineral penciri greisen.

4.2. Tipe dan zona alterasi daerah penelitianTipe alterasi hidrotermal pada daerah penelitian dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu:

alterasi albitisasi (albit+ ortoklas + kuarsa), greisen (kuarsa + muskovit ± flogofit ±turmalin ± topaz), silisifikasi (kuarsa+kaolinit±illit±serisit) dan argilik(kaolin+illit+smektit± haloysit ± serisit) (Gambar 2). Persebaran alterasi hidrotermaldaerah penelitian juga dapat dilihat pada Gambar 6.4.2.1. Albitisasi

Proses albitisasi ini terbentuk sebagai akibat proses metasomatisme yangberlangsung selama proses magmatik. Proses ini dicirikan dengan kehadirantekstur perthit yang terbentuk oleh intergrowth ortoklas dan albit (Keer, 1987).

4.2.2. GreisenAlterasi ini terbentuk pada fase post-magmatik yaitu setelah aktivitas

magma selesai dan terjadi setelah Na-feldspatisasi/albitisasi berlangsung. Akibatproses Na-metasomatik sebelumnya, ion H+ serta senyawa HF dapat masuk kedalam fluida hidrotermal. Peningkatan H+ serta HF kemudian akan memicuterjadinya peningkatan reaksi penghancuran mineral-mineral di dalamsyenogranit untuk membentuk asosiasi mineral greisen (Pirajno, 2009).

4.2.3. SilisifikasiAlterasi ini terbentuk setelah alterasi greisen, dimana selama maupun

setelah alterasi greisen sejumlah ion Si, Na, dan K dapat dilepaskan akibatadanya reaksi pembentukan mineral-mineral penciri alterasi greisen. Silika yangdilepaskan kemudian dapat membentuk agregat kuarsa sekunder, urat, maupunterdiseminasi sebagai kuarsa kriptokristalin (Pirajno, 2009). Alterasi ini dalamsistem hidrotermal akan memiliki batas dengan alterasi greisen dan argilik.

4.2.4. Argilik

Page 6: STUDIALTERASIHIDROTERMALENDAPANTIMAHPRIMERPROSPEK … Abbas.pdf · 2018. 12. 19. · dan zona alterasi daerah penelitain: Albitisasi (ortoklas+albit), greisen (kuarsa+muskovit+turmalin+topaz+flogopit+serisit+pirofilit),silisifikasi

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

836

Alterasi ini dicirikan oleh kehadiran mineral lempung melalui peningkatanmetasomatisme H+ dan pelarutan asam pada temperatur antara 100 oC hingga300oC. Mineral lempung merupakan produk dari penggantian plagioklas danmineral silika masif seperti hornblenda dan biotit. Mineral lempung amorfumumnya hasil penggantian silika alumina. Alterasi argilik daerah penelitiantermasuk ke dalam intermediate argilic ditandai dengan kehadiranmontmorilonit, illit, klorit, dan kelompok kaolin (kaolinit dan halloysite).

5. KesimpulanBerdasarkan pemaparan data dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

Integrasi ASD, XRD dan petrografi menunjukkan keterkaitan pada mineral lempungjenis kaolinit dan halloysite. Kelompok mineral mika seperti muskovit, pirofilit danphengite pada ASD dapat disejajarkan dengan mineral illit-mika pada XRD. Namun,ketidakakuratan muncul pada kumpulan mineral penciri greisen maupun silisifikasiseperti topaz, turmalin dan kuarsa sekunder. Mineral hasil proses supergen sepertihematit, dan gutit dapat dijumpai pada semua analisis, kecuali ferrihydrite yanghanya muncul pada analisis ASD.

Tipe alterasi hidrotermal pada daerah penelitian dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu:alterasi albitisasi (albit+ ortoklas + kuarsa), greisen (kuarsa + muskovit ± flogofit ±turmalin ± topaz), silisifikasi (kuarsa+kaolinit±illit±serisit) dan argilik(kaolin+illit+smektit± haloysit ± serisit).

Acknowledgements

Penelitian ini terlaksana atas dukungan dari Departemen Teknik Geologi UGM yang telahmemberikan bantuan dana penelitian dan sumber tinjauan pustaka. Selain itu PT TIMAH Tbk,juga turut membantu penelitian dalam hal bantuan dana, akomodasi selama penelitian dilapangan serta izin lokasi penelitian. Penulis mengucapkan terimakasih kepada kepalaLaboratorium Pusat Departemen Teknik Geologi UGM yang telah menyediakan fasilitasanalisis XRD ((X-Ray Diffraction), kepala laboratorum geologi optik yang telah memberikanizin pengamatan petrografi, serta seluruh rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan membantu pelaksanaan penelitian ini.

Daftar PustakaKerr, P. F.(1897). Optical Mineralogy 4th Edition. McGraw Hill Book Company, USA, 492

pp.

Lampinen, H.M., Carsten, L., Sandra, A.O., Vaclav, M., dan Samuel, C.S. (2017).Delineating alteration footprints from field and ASTER SWIR spectra, geochemistry,and gamma-ray spectrometry above regolith-covered base metal deposits-an examplefrom Abra, Western Australia. Economy Geology, v, 112 p.1977 – 2003.

Moody, J. D., dan Hill, M. J. (1956). Wrench Fault Tectonics. Bulletin of The GeologicalSociety of America, volume 67 p. 1207-1246.

Pirajno, F. (2009). Hydrothermal Processes and Mineral Systems. Perth. Springer.

Page 7: STUDIALTERASIHIDROTERMALENDAPANTIMAHPRIMERPROSPEK … Abbas.pdf · 2018. 12. 19. · dan zona alterasi daerah penelitain: Albitisasi (ortoklas+albit), greisen (kuarsa+muskovit+turmalin+topaz+flogopit+serisit+pirofilit),silisifikasi

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

837

Schwartz, M.O., S.S. Rajah, A.K. Askury, P. Putthapiban dan S. Djaswadi. (1995). TheSoutheast Asian Tin belt. Earth Science Reviews p. 95-293.

Salim, Z., dan Munadi, W. (2016). Info Komoditi Timah. Badan Pengkajian danPengembangan Perdagangan, Kementerian Perdagangan Indonesia. Jakarta p. 1-27.

Zadeh, M.H., Majid, H.T., Francisco, V.R., dan Inaki, Y. (2014). Spectral characteristics ofminerals in alteration zones associated with porphyry copper deposits in the middlepart of Kerman copper belt, SE Iran. Ore Geology Reviews p. 191 – 198.

Zhou, X., Jara, C., Bardoux, M., dan Plasencia, C. (2017). Multi – scale integratedapplication of spectral geology and remote sensing for mineral exploration.Proceedings of Exploration 17 p. 899 – 910.

Page 8: STUDIALTERASIHIDROTERMALENDAPANTIMAHPRIMERPROSPEK … Abbas.pdf · 2018. 12. 19. · dan zona alterasi daerah penelitain: Albitisasi (ortoklas+albit), greisen (kuarsa+muskovit+turmalin+topaz+flogopit+serisit+pirofilit),silisifikasi

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

838

Gambar 1. Peta geologi daerah penelitian

Gambar 2. Peta alterasi hidrotermal daerah penelitian

Page 9: STUDIALTERASIHIDROTERMALENDAPANTIMAHPRIMERPROSPEK … Abbas.pdf · 2018. 12. 19. · dan zona alterasi daerah penelitain: Albitisasi (ortoklas+albit), greisen (kuarsa+muskovit+turmalin+topaz+flogopit+serisit+pirofilit),silisifikasi

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

839

Gambar 3. A-B. Kenampakan mikroskopis sampel syenogranit teralterasi albitisasi padaSTA 97, menunjukkan tekstur perthit hasil ntergrowth ortoklas+albit.

Gambar 4. Kenampakan hasil analisis petrografi dan XRD pada batuan tergreisenisasi. A.Petrografi pada syenogranit tergreisenisasi sampel RA 149A menunjukkan mineral kuarsa,muskovit dan oksida Fe. B. Petrografi pada syenogranit tergreisenisasi sampel RA 24Amenunjukkan mineral kuarsa, muskovit dan oksida Fe. C. XRD (clay analysis) padasyenogranit tergreisenisasi sampel RA 24A menunjukkan mineral topaz, turmalin, kaolinit,kuarsa, klorit dan illit-mika.

Page 10: STUDIALTERASIHIDROTERMALENDAPANTIMAHPRIMERPROSPEK … Abbas.pdf · 2018. 12. 19. · dan zona alterasi daerah penelitain: Albitisasi (ortoklas+albit), greisen (kuarsa+muskovit+turmalin+topaz+flogopit+serisit+pirofilit),silisifikasi

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

840

Gambar 5. Kenampakan hasil analisis petrografi dan XRD pada batuan tersilisifikasi. A.Petrografi pada granodiorit tersilisifikasi menunjukkan mineral kuarsa primer, kuarsasekunder, muskovit, oligoklas dan oksida Fe. B. XRD (clay analysis) pada granodiorittersilisifikasi menunjukkan mineral kuarsa, illit-mika, klorit, kaolinit dan smektit.

Gambar 6. Kenampakan hasil analisis petrografi dan XRD pada batuan teralterasi argilik didaerah penelitian. A. Petrografi pada batupasir teralterasi argilik sampel RA49Gmenunjukkan kehadiran muskovit overprinting dengan greisen. B. Petrografi pada batupasirteralterasi argilik dengan relict kuarsa cukup melimpah. C. XRD (clay analysis) padabatupasir teralterasi argilik menunjukkan mineral klorit, kaolinit dan illit-mika.