substitusi tepung kedelai dengan tepung pucuk …digilib.unila.ac.id/33665/3/3. skripsi full tanpa...

39
SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DENGAN TEPUNG PUCUK DAUN Indigofera zollingeriana TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA Oreochromis niloticus (Skripsi) Oleh RAHMAT WISUDHA PURAKA NINDYANTO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: truongnhan

Post on 06-Aug-2019

237 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DENGAN TEPUNG PUCUK DAUNIndigofera zollingeriana TERHADAP PERTUMBUHAN

IKAN NILA Oreochromis niloticus

(Skripsi)

OlehRAHMAT WISUDHA PURAKA NINDYANTO

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

ABSTRACT

SUBTITUTION OF SOYBEAN FLOUR WITH Indigofera zollingerianaFLOUR ON THE GROWTH OF Oreochromis niloticus

By

Rahmat Wisudha Puraka, Tarsim2, Luki Abdullah3, Dwi Mulyasih2

Tilapia (oreochromis niloticus) is one fresh water cultivated commodity because itis adaptable and easily spawn. Tilapia cultivation often experience obstacles, theavailability of feed enough could be one of the obstacles cultivation, to reducefeed costs need to find raw materials feed alternative. One of them is utilizingIndigofera zollingeriana plant to be used as raw material in feed. Indigoferazollingeriana is one of member family Fabaceae. Indigofera has high nutrients,where its protein content can contribute to provide matter and energy for growth.This research aims to know the effect of substitution soybean flour with bud flourIndigofera zollingeriana on the growth of tilapia. This study used CompletelyRandomized Design (RAL) with 5 treatments and 3 times replication were A(0%), B (10%.), C (20%), D (30%) and E (40%). The data obtained were analyzedusing Anova test except protein digestibility, the survival rate and water qualitywere analyzed descriptively. The provision of feed as many as three times a daywith feeding rate 5 % for 40 days. The results of this study indicate that theaddition of Indigofera zollingeriana on feed gave no effect to growth of tilapia.The highest growth was in E treatment (2.4%).

Keywords: Tilapia; Indigofera Bud; Artificial Feed; Growth.

1Mahasiswa Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung2Dosen Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung3Dosen Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

ABSTRAK

SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DENGAN TEPUNG PUCUK DAUNIndigofera zollingeriana TERHADAP PERTUMBUHAN

IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

OLEH

Rahmat Wisudha Puraka, Tarsim2, Luki Abdullah3, Dwi Mulyasih2

Ikan nila Oreochromis niloticus adalah salah satu ikan air tawar yang banyakdibudidayakan karena mudah beradaptasi dan mudah dipijahkan. Budidaya ikannila sering mengalami kendala, ketersediaan pakan dalam jumlah yang memadaidapat menjadi salah satu kendala budidaya tersebut, untuk menekan biaya pakanperlu dicari bahan baku pakan alternatif. Salah satunya adalah memanfaatkantanaman Indigofera zollingeriana untuk dijadikan bahan baku dalam pakan.Indigofera zollingeriana merupakan tumbuhan dari famili Fabaceae. Indigoferamemiliki nutrisi yang tinggi, dimana kandungan proteinnya bisa berkontribusiterhadap penyediaan materi dan energi untuk pertumbuhan. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung kedelai dengan tepungpucuk Indigofera zollingeriana terhadap pertumbuhan ikan nila Oreochromisniloticus. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu A (0 %), B (10%.), C (20%) , D (30%) dan E(40%) Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Anova kecuali kecernaanprotein, survival rate dan kualitas air dianalisis secara deskriptif. Pemberianpakan sebanyak tiga kali sehari dengan feeding rate 5% selama 40 hari. Hasil daripenelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan penambahan pucukIndigofera zollingeriana tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ikannila (Oreochromis niloticus). dengan pertumbuhan terbesar dihasilkan padaperlakuan E, yaitu sebesar 2,4%.

Kata Kunci : Ikan Nila; Pucuk Indigofera; Pakan Buatan; Pertumbuhan.

1Mahasiswa Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung2Dosen Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung3Dosen Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DENGAN TEPUNG PUCUK DAUNIndigofera zollingeriana TERHADAP PERTUMBUHAN

IKAN NILA Oreochromis niloticus

OlehRAHMAT WISUDHA PURAKA NINDYANTO

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERIKANANPada

Jurusan Budidaya PerairanFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 06

November 1992 sebagai anak ke-2, dari pasangan Bapak

Sujanto, A.Pi dan Ibu Ning Saadah Purwati.

Penulis memulai pendidikan formal dari Sekolah Dasar Al-

Azhar, Bandar Lampung pada tahun 1999-2005, Sekolah

Menengah Pertama Negeri (SMPN) 23 Bandar Lampung pada tahun 2005-2008,

dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-Kautsar pada tahun 2008-2011. Penulis

kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 di Program Studi Budidaya

Perairan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian Universitas

Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri

(SBMPTN) pada tahun 2011 dan menyelesaikan studinya pada tahun 2018.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa

Budidaya Perairan UNILA (HIDRILA) sebagai anggota bidang Pengkaderan pada

tahun 2012/2013. Penulis telah melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

Desa Penyandingan, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus selama 40

hari terhitung dari bulan Januari – Februari 2015. Penulis juga melakukan Praktek

Umum di Balai Besar Pengembangan dan Riset Budidaya Laut Gondol, Bali

dengan judul “Pembenihan Ikan Kerapu Sunu Plectropomus Leopardus di

Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol, Bali” pada bulan

Juli – Agustus 2016.

Pada tahun 2017, penulis melaksanakan penelitian dan menyelesaikan tugas akhir

dalam bentuk skripsi yang berjudul “Substitusi Tepung Kedelai Dengan

Tepung Pucuk Daun Indigofera zollingeriana Terhadap Pertumbuhan Ikan

Nila Oreochromis niloticus”

PERSEMBAHAN

Dengan segala rasa syukur kepada Allah SWT atas kenikmatan dan kemudahan

yang selalu mengiringi langkah untuk semua hambanya.

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

Kedua orangtuaku yang senantiasa memberikan kasih sayang, do’a,

dukungan, motivasi, pengorbanan dan selalu memberikan apapun

yang terbaik untuk kebahagiaanku. Bagiku jasa dan pengorbanan

kalian tidak akan mampu digantikan dengan apapun. Terimakasih

Kakak, adik dan keluarga besar tercinta yang senantiasa memberikan

do’a, semangat dan dukungan selama masa studi.

“Chindo Corner” yang telah memberikan warna dalam indahnya

pelangi kehidupan selama ini.

Teman-Teman yang telah memberikan semangat dan kebersamaannya

selama ini

dan

Almamater tercinta “Universitas Lampung”

7

MOTTO

“Niatkan tinju terkepal

Pekik menebal, Terjang aral

Pagi pasti terkejar”

- Najwa Sihab –

Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam

rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan

baginya jalan ke surga”

-HR. Tarmudzi –

“Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka

melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus

dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak”

-Aldus Huxley-

“Love the life you live

Live the life you love”

-Bob Marley-

8

SANWACANA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kesehatan, kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Substitusi Tepung Kedelai

Dengan Tepung Pucuk Daun Indigofera zollingeriana Terhadap

Pertumbuhan Ikan Nila Oreochromis niloticus” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Jurusan Budidaya Perairan Universitas

Lampung.

Selama proses penyelesaian skripsi, penulis telah memperoleh banyak bantuan

dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan

Universitas Lampung.

3. Bapak Tarsim, S.Pi., M.Si selaku Pembimbing Utama atas kesabarannya dan

bersedia untuk meluangkan waktunya, mencurahkan segenap pemikirannya,

memberikan bimbingan, motivasi, nasihat dalam mengarahkan penulis

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Prof.Dr.Ir. Luki Abdullah M.ScAgr selaku Pembimbing kedua atas kesabaran

dan kesediaan untuk meluangkan waktu disela-sela kesibukannya,

memberikan bimbingan, motivasi, nasihat dalam mengarahkan penulis

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Ibu Berta Putri, S.Si., M.Si selaku Penguji yang telah memberikan kritik,

saran, dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini.

6. Bapak Deny Sapto Chondro, S.Pi., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah meluangkan waktu, dan senantiasa membimbing penulis selama ini,

sehingga kini penulis telah menyelesaikan studi di Jurusan Budidaya Perairan,

Fakultas Pertania, Universitas Lampung.

9

7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung yang penuh dedikasi dalam memberikan ilmu yang

bermanfaat bagi penulis, serta segala bantuan yang diberikan selama penulis

menyelesaikan studi.

8. Kedua orangtuaku Bapak Sujanto, A.Pi dan Ibu Ning Saadah Purwati.

Terimakasih atas segala yang telah diberikan selama ini, terimakasih telah

senantiasa mencurahkan keringat, kasih sayang, dan senantiasa mendoakanku

dalam setiap sujud semata hanya untuk kebahagiaanku, dan terimakasih untuk

selalu mendukung dan memberikan motivasi.

9. Kakak dan Adiku serta seluruh keluarga besar, yang selalu memberikan

semangat, dukungan, doa, motivasi, kesabaran, waktu dan tenaga selama ini.

10. Agasi Ala anarki dan Dimas Rizki Pratama yang telah menjadi sabahat

terbaikku selama ini. Terimakasih karena telah memberikanku semangat,

motivasi, dukungan, canda, tawa, selalu ada di dekatku saat suka maupun

duka, senantiasa sabar menghadapiku, dan selalu memberikan doa untuk

kebahagiaanku selama ini.

11. Rahajeng Utami, Shara Anbia, Eshy Tri Wulandari, yang telah memberikan

waktu, semangat, motivasi, doa, canda, tawa, kesabaran, tenaga, pikiran dan

selalu ada untukku serta mendukungku dalam keadaan apapun selama ini.

12. Ardian Thomas, Renaldo Syaputra, Tatang Purnama, Ranindia Akbar, Auliyan

Azizi, M. Rukni, Khanif Ardiansyah, M. Rio, yang telah memberikanku

semangat, doa, ilmu, motivasi, canda tawa, kesabaran dalam menghadapiku,

dan selalu mengisi hari-hariku selama ini.

13. Bang Jum, Bang Yuti, Bang Imam, Bang Fauzi, Bang Bowo, yang telah

memberikanku dukungan, doa, ilmu, canda, tawa yang selalu mengisi hari-

hariku selama ini.

14. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2011 atas kebersamaannya

selama ini, abang dan mba angkatan 2009, 2010, dan adik-adik angkatan 2012,

2014.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah banyak

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas bantuan dan

dukungannya. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang

10

telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempuna, akan tetapi penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat

bagi yang membaca maupun bagi penulis untuk mengembangkan dan

mengamalkan ilmu yang telah diperoleh.

Bandar lampung, 17 September 2018

Penulis,

Rahmat Wisudha Puraka. N.

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .............................................................................................. i

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iii

DAFTAR TABEL...................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. v

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................. 2

1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................ 2

1.4 Kerangka Pikir ..................................................................................... 2

1.5 Hipotesis ................................................................................................ 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Nila Oreochromis niloticus .............................................. 4

2.2 Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Nila ............................................... 5

2.3 Tepung Indigofera zollingeriana .......................................................... 6

2.4 Laju Pertumbuhan ................................................................................. 7

2.5 Rasio Konversi Pakan ........................................................................... 8

2.6 Tingkat Kelangsungan Hidup ............................................................... 8

2.7 Kecernaan Pakan ................................................................................... 9

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................ 12

3.2 Alat dan Bahan Peneltian ...................................................................... 12

3.3 Rancangan Penelitian ............................................................................ 13

3.4 Prosedur Penelitian................................................................................ 13

3.4.1 Persiapan ....................................................................................... 13

3.4.2 Pembuatan Pakan .......................................................................... 13

3.4.3 Pemeliharaan dan Pemberian Pakan ............................................. 14

3.5 Parameter yang Diamati ....................................................................... 14

3.5.1 Jumlah Konsumsi Pakan ............................................................... 14

3.5.2 Tingkat Kelangsungan Hidup ....................................................... 14

3.5.3 Laju Pertumbuhan Spesifik ........................................................... 15

3.5.4 Retensi Protein .............................................................................. 15

3.5.5 Kecernaan Protein ......................................................................... 15

3.5.6 Pengukuran Kualitas Air ............................................................... 16

3.5.7 Feed Convertion Ratio (FCR) ....................................................... 16

3.6 Analisis Data ......................................................................................... 16

ii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Laju Pertumbuhan Harian Spesifik…………………………………. .. 17

4.2 Jumlah Konsumsi Pakan…………………………………………….. . 18

4.3 Feed Convertion Ratio (FCR)………………………………………. .. 20

4.4 Kecernaan Protein…………………………………………………….. 21

4.5 Retensi Protein…………………………………………………….. .... 23

4.6 Tingkat Kelangsungan Hidup………………………………………… 24

4.7 Pengukuran Kualitas Air……………………………………………… 25

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 28

5.2 Saran ...................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 29

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. 33

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................... 3

2. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) .................................................. 4

3. Indigofera zollingeriana.................................................................. 6

4. Laju Pertumbuhan Harian Spesifik ................................................. 17

5. Jumlah Konsumsi Pakan ................................................................. 19

6. Feed Convertion Ratio (FCR) ......................................................... 20

7. Tingkat Kelangsungan Hidup ......................................................... 24

iv

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1. Komposisi Bahan Baku Pakan Uji .................................................. 12

2. Hasil Analisis Proksimat Pakan……....................... ....................... 19

3. Kecernaan Protein…………………………………. ...................... 21

4. Retensi Protein ................................................................................ 23

5. Kualitas Air Selama Penelitian……… ........................................... 26

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Dokumentasi selama Penelitian ...................................................... 34

2. Prosedur Uji Proksimat ................................................................... 35

3. Analisis Cr2O3 (Metode Takeuchi) ................................................. 37 4. Harga Bahan Baku yang Digunakan ............................................... 38

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan nila Oreochromis niloticus adalah salah satu ikan air tawar yang

banyak dibudidayakan karena mudah beradaptasi dan mudah dipijahkan.

Penyebarannya di alam sangat luas, baik di daerah tropis maupun di daerah

beriklim subtropis (Angienda et al., 2010). Produksi ikan nila di Indonesia

meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun hal ini dikarenakan tingginya

permintaanikan nila baik di dalam dan luar negeri. Pada tahun 2010 produksi ikan

nila sebesar 469.173 ton, dan tahun 2012 mencapai 850.000 ton (KKP, 2013).

Pengembangan usaha budidaya ikan nila saat ini masih terdapat beberapa

permasalahan. Salah satunya adalah pakan, bahan baku pakan yang berkualitas

tinggi seperti tepung ikan merupakan bahan baku import yang harganya mencapai

Rp. 15000/kg dan tepung ikan lokal Rp. 12000/kg (Hadadi et al., 2007). Selain

itu, bahan baku lain seperti kedelai dan jagung harus dipenuhi dari luar negeri

karena produksi dalam negeri tidak mencukupi. Hampir 2.3 juta ton untuk pangan

dan 600 ribu untuk non makanan. Produksi kedelai di dalam negeri hanya mampu

memenuhi sekitar 42 persen konsumsi domestik (FAO, 2012). Oleh sebab itu

perlu dicari alternatif bahan baku pakan lokal yang dapat mengurangi penggunaan

tepung kedelai yang masih import. Salah satunya dengan menggunakan tanaman

Indigofera zollingeriana.

Indigofera zollingeriana merupakan tumbuhan dari famili Fabaceae.

Indigofera memiliki nutrisi yang tinggi, dimana kandungan proteinnya dapat

mencapai 31,31% (Abdullah &Suharlina, 2010; Abdullah et al., 2012). Palupi et

al. (2014) menyatakan bahwa pucuk Indigofera memiliki kandungan protein

28.98%, protein tercerna 98.88%, serat kasar 8.49%, kalsium 0.53%, phospor

0.34%. Indigofera juga memiliki kandungan asam amino yang lengkap, kalsium,

pospor, kalium, dan karotenoid (Abdullah et al., 2012; Palupi et al., 2014).

Indigofera sudah pernah diuji pada ikan grass carp untuk peningkatan kualitas

2

telur (Mulyasih, 2015), namun belum diuji cobakan untuk pertumbuhan ikan.

Penggunaan indogofera pada ikan grass carp masih sedikit meningkatkan bobot

badan ikan grass carp (Mulyasih, 2015). Hal ini terjadi karena menggunakan

indigofera murni (100% indigofera). Oleh karena itu, dibutuhkan campuran

bahan baku pakan lain untuk meningkatkan pertumbuhan ikan.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung

kedelai dengan tepung pucuk Indigofera zollingeriana terhadap pertumbuhan ikan

nila Oreochromis niloticus.

1.3. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah bagi

mahasiswa, parapembudidaya danindustri pakan mengenai substitusi tepung

kedelai dengan tepung pucuk Indigofera zollingeriana terhadap pengaruh

pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).

1.4. Kerangka Pikir

Produksi ikan nila di Indonesia meningkat secara signifikan dari tahun ke

tahun. Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan budidaya ikan nila adalah

tingginya harga pakan. Bahan baku pakan seperti tepung ikan, tepung kedelai,

tepung jagung merupakan bahan baku import yang memiliki harga tinggi.

Berdasarkan masalah ini, perlu dicari bahan baku pakan lokal kandungan nutrisi

yang tinggi dengan harga yang terjangkau. Salah satunya menggunakan tepung

pucuk Indigofera zollingeriana. Formulasi pakan ikan nila dalam penelitian ini

menggunakan tepung indigofera karena memiliki harga yang relatif murah,

kontinuitas lebih terjamin, dan merupakan bahan baku local yang tidak perlu

mengimpor dari luar negeri. Tumbuhan Indigofera merupakan tumbuhan

leguminosa yang tumbuh liar di daerah subtropis dan tropis. Indigofera memiliki

nutrisi yang tinggi, kandungan proteinnya dapat mencapai 31,31% (Abdullah dan

Suharlina 2010, Abdullah et al., 2012). Sehingga tepung ini sangat tepat

dimanfaatkan sebagai pengganti tepung kedelai.

3

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

1.5. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Ho = τi = 0 : Pada kepercayaan 95%, tidak ada pengaruh substitusi tepung

kedelai dengan tepung pucuk indigofera dalam pakan terhadap

pertumbuhan ikan nila.

H1 = τi ≠ 0: Pada kepercayaan 95%, ada pengaruh substitusi tepung kedelai

dengan tepung pucuk indigofera dalam pakan terhadap

pertumbuhan ikan nila.

Protein pada tepung pucuk daun Indigofera

pucuk daun Indigofera

Subtitusi dalam Pakan

PAKAN A

0%

PAKAN B

10%

PAKAN C

20%

PAKAN D

30%

PAKAN E

40%

Pemberian Pakan pada Ikan Nila selama 40 Hari

Peningkatan Pertumbuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Nila Oreochromis niloticus

Klasifikasi ikan nila berdasarkan menurut Trewavas (1983) dalam Suyanto

(2003) adalah sebagai berikut :

Filum : Chordata

Sub-filum : Vertebrata

Kelas : Osteichthyes

Sub-kelas : Acanthoptherigii

Ordo : Percomorphi

Sub-ordo : Percoidea

Family : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus.

Ikan nila Oreochromis niloticus pada awalnya dimasukkan ke dalam jenis

Tilapia nilotica atau ikan dari golongan tilapia yang mengerami telur dan larva di

dalam mulutnya. Pada tahun 1982 nama ilmiah ikan nila menjadi Oreochromis

niloticus. Perubahan nama tersebut telah disepakati dan dipergunakan oleh

ilmuan meskipun dikalangan awam tetap disebut Tilapia niloticus (Khairuman &

Amri, 2008).

Gambar 2. Ikan nila (Oreochromis niloticus)(Sumber: Stiassny et al.,1999)

Ikan nila memiliki bentuk tubuh pipih memanjang ke samping, makin ke

perut makin terang. Mempunyai garis vertikal 9-11 buah berwarna hijau kebiruan.

5

Pada sirip ekor terdapat 6-12 garis melintang yang ujungnya berwarna

kemerah-merahan, sedangkan punggungnya terdapat garis-garis miring.Mata

tampak menonjol agak besar dengan bagian tepi berwarna hijau kebiru-biruan.

Letak mulut ikan nila terminal, posisi sirip perut terhadap sirip dada thorochis,

garis susuk (linea lateralis) terputus menjadi dua bagian. Jumlah sisik pada garis

rusuk 34 buah dan tipe sisik stenoid (ctenoid). Bentuk sirip ekor berpinggiran

tegak (Khairuman & Amri, 2008).

2.2 Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Nila

Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang umum hidup di perairan tawar,

terkadang ikan nila juga ditemukan hidup di perairan yang agak asin (payau).Ikan

nila dikenal sebagai ikan yang bersifat euryhaline (dapat hidup pada kisaran

salinitas yang lebar). Ikan nila mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk

saluran air yang dangkal, kolam, sungai dan danau. Di perairan yang beriklim

hangat, ikan nila bersifat invasif dan dapat menjadi masalah bagi ikan-ikan yang

hidup di perairan tersebut. Sebaliknya pada habitat yang beriklim sedang, ikan

nila tidak mampu untuk bertahan hidup di perairan dingin yang umumnya bersuhu

di bawah 21oC (Harrysu, 2012).

Ikan nila mempunyai kemampuan tumbuh secara normal pada kisaran

suhu 14-38°C dengan suhu optimum bagi pertumbuhan dan perkembangannya

yaitu 25-30°C. Pada suhu 14°C atau pada suhu tinggi 38°C pertumbuhan ikan

nila akan terganggu. Pada suhu 6°C atau 42°C ikan nila akan mengalami

kematian. Kandungan oksigen yang baik bagi pertumbuhan ikan nila minimal

4mg/L, kandungan karbondioksida kurang dari 5mg/L dengan tingkat keasaman

media pemeliharaan berkisar antara 7,24 - 7,36 yang masih dalam kisaran normal

untuk ikan dapat tumbuh dan berkembang biak (Kordi & Gufran., 2000 ; Ardita et

al., 2015). Bila dibudidayakan di jaring terapung (perairan dalam) warna ikan

lebih hitam atau gelap dibandingkan dengan ikan yang dibudidayakan di kolam

(perairan dangkal).

6

2.3 Tepung Indigofera zollingeriana

Tanaman Indigofera zollingeriana adalah jenis leguminosa yang selama

ini belum dieksploitasi potensinya sebagai hijauan pakan ternak. Menurut Hassen

et al. (2008) produksi Indigofera zollingeriana adalah sebesar 2.728 kg/ha.

Indigofera zollingeriana memiliki kandungan protein yang tinggi, toleran

terhadap musim kering, genangan air dan tahan terhadap salinitas. Masih dalam

Hassen et al. (2008) kandungan protein kasar Indigofera zollingeriana adalah

sebesar 24,3%. Taksonomi tanaman Indigofera zollingeriana, sebagai berikut:

divisi Spermatophyta, sub divisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, bangsa

Rosales, suku Leguminosae, marga Indigofera, dan jenis Indigofera zollingeriana

Gambar 3. Indigofera zollingeriana( Sumber: Palupi, 2015)

Indigofera zollingeriana mempunyai potensi untuk digunakan sebagai

tanaman pakan sekaligus sebagai tanaman pelindung karena mampu memperbaiki

kondisi tanah penggembalaan. Tahan hidup di lahan kering, tanaman indigofera

ini juga dapat meningkatkan kesuburan tanah di sekitarnya. Tanaman Indigofera

sp. dapat tumbuh di daerah tropis dan dapat dimanfaatkan setelah mencapai umur

potong 68 hari, sehingga tanaman legum ini dapat dijadikan sebagai pakan ternak

secara kontinu (Abdullah & Suharlina 2010). Tanaman Indigofera zollingeriana

yang dipanen panen umur defoliasi 38 hari sampai 88 hari mengandung protein

23.40 – 27.60% dan serat kasar kasar 10.97 – 15.02% (Abdullah & Suharlina

2010).

Abdullah & Suharlina (2010) juga mengatakan bahwa tanaman ini

dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang kaya akan nitrogen, fosfor dan kalsium.

Indigofera zollingeriana sangat baik dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak

7

dan mengandung protein kasar 27,9%, serat kasar 15,25%, kalsium 0,22% dan

fosfor 0,18%. Tanaman ini sangat baik sebagai sumber hijauan baik sebagai

pakan dasar maupun sebagai pakan suplemen sumber protein dan energi.

Keunggulan lain tanaman ini adalah kandungan taninnya sangat rendah berkisar

antara 0,6-1,4ppm (jauh di bawah taraf yang dapat menimbulkan sifat anti nutisi).

2.4 Laju Pertumbuhan

Menurut Wahyuningsih & Barus (2006), pertumbuhan dapat didefinisikan

sebagai pertumbuhan ukuran berupa panjang dan berat pada waktu tertentu atau

perubahan kalori yang tersimpan menjadi jaringan somatik dan reproduksi. Pada

proses pertumbuhan laju anabolisme akan melebihi laju katabolisme.

Pemanfaatan protein menurun seiring dengan meningkatnya kadar protein

makanan dan ikan yang lebih besar. Hasil ini dapat terjadi karena bagian utama

penambahan berat badan terkait dengan pengendapan protein, dan pertambahan

protein adalah keseimbangan antara anabolisme dan katabolisme protein. Tingkat

pengosongan lambung atau kelarutan protein telah terbukti mempengaruhi

pemanfaatan protein makanan (de la Higuera et al., 1998; Espe et al., 1999 ;

Tawwab et al., 2010).

Khattab et al.,(2000) ; Tawwab et al.,(2010) mempelajari tingkat protein

pakan yang optimal untuk tiga jenis ikan nila dan menemukan bahwa tingkat

protein pakan yang optimal berkisar antara 27-37%. Variasi kebutuhan protein

yang optimal untuk pertumbuhan nila mungkin disebabkan oleh variasi dalam

kepadatan tebar, kebersihanatau kondisi lingkungan mereka. Menurut Furuichi

(1988) kebutuhan karbohidrat yang optimal untuk ikan nila berkisar 30-40%, dan

lemak berkisar antara 5-8,5% (Zonneveld et al., 1991). Nilai kandungan gizi

dalam pakan uji sudah memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan ikan nila

sebagaimana dikutip di atas. Komponen lain yang dibutuhkan dalam pakan ikan

yaitu vitamin dan mineral dalam jumlah yang kecil, namun kehadirannya dalam

pakan juga penting karena dibutuhkan tubuh ikan untuk tumbuh dan menjalani

beberapa fungsi tubuh.

8

2.5 Rasio Konversi Pakan

Untuk memperoleh rasio konversi pakan lebih rendah harus disesuaikan

dengan cara atau kebiasaan makan pada jenis ikan dan bentuk pakan. Rasio

konversi pakan adalah jumlah berat makanan yang dibutuhkan oleh ikan sebanyak

20 - 25% yang digunakan untuk tumbuh atau menambah bobot tubuh, selebihnya

digunakan untuk energi dan sebagian yang tidak dapat dicerna oleh ikan.

Makanan nabati faktor konversinya lebih besar dari pada makanan hewani.Ini

berarti untuk menambah berat 1 kg daging ikan dibutuhkan makanan nabati lebih

banyak dari pada makanan hewani. Konversi makanan dipengaruhi oleh jumlah

gizi dan cara pemberian makanan serta bobot dan umur ikan (Pascual, 2009).

Pascual (2009), menjelaskan bahwa semakin rendah nilai konversi pakan,

semakin baik karena jumlah pakan yang dihabiskan untuk menghasilkan berat

tertentu adalah sedikit. Tinggi rendahnya nilai rasio konversi pakan dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama kualitas dan jumlah pakan, spesies

ikan, ukuran ikan dan kualitas air.

2.6 Tingkat Kelangsungan Hidup

Padat tebar yang tinggi dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya

tingkat kelangsungan hidup suatu organisme. Hal ini mengakibatkan adanya

persaingan ruang gerak, oksigen dan makanan sehingga akan mengalami

mortalitas (kematian) (Adewolu et al., 2008).

Tingkat kelangsungan hidup akan menentukan produksi ikan yang dipanen

dan erat kaitannya dengan ukuran ikan yang dipelihara. Kelangsungan hidup

benih ikan nila ditentukan oleh kualitas induk, kualitas telur, kualitas air maupun

perbandingan antara jumlah pakan dan kepadatannya. Tingkat kelangsungan

hidup ikan lele yang baik berkisar antara 73,5-86,0%. Kelangsungan hidup ikan

ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya 3 rasio antara jumlah pakan,

kepadatan, serta kualitas air meliputi suhu, kadar amoniak dan nitrit, oksigen yang

terlarut, dan tingkat keasaman (pH) perairan (Yuniarti, 2006).

9

2.7 Kecernaan Pakan

Kecernaan adalah zat-zat makanan dari konsumsi pakan yang tidak

diekskresikan ke dalam feses, selisih antara zat makanan yang dikonsumsi dengan

yang dieksresikan dalam feses merupakan jumlah zat makanan yang dapat

dicerna. Jadi kecernaan merupakan pencerminan dari kemampuan suatu bahan

pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ikan. Tinggi rendahnya kecernaan bahan

pakan memberikan arti seberapa besar bahan pakan itu mengandung zat-zat

makanan dalam bentuk yang dapat dicernakan ke dalam saluran pencernaan

(Handajani, 2011). Kecernaan dapat dipergunakan sebagai salah satu cara untuk

menentukan nilai pakan dan selanjutnya dikatakan tinggi nilainya kecernaan suatu

bahan pakan penting karena:

1. Semakin tinggi nilai kecernaan suatu bahan pakan makin besar zat-zat

makanan yang diserap.

2. Walaupun tinggi kandungan zat makanan, jika nilai kecernaannya rendah,

maka tidak ada gunanya.

3. Untuk mengetahui seberapa besar zat-zat yang dikandung pakan yang

dapat diserap untuk kehidupan pokok, pertumbuhan dan produksi.

Nilai kecernaan suatu bahan pakan menunjukkan bagian dari zat-zat

makanan yang dicerna dan diserap, sehingga siap untuk mengalami metabolisme.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecernaan suatu bahan pakan adalah: (1)

penyiapan makanan, (2) jumlah makanan, (3) komposisi pakan, (4) jenis hewan,

(5) komposisi zat makanan, (6) bentuk fisik bahan pakan, (7) lemak, (8) defisiensi

zat makanan dan (9) zat anti-nutrisi (National Research Council, 1983).

Pengujian kecernaan dilakukan untuk mengetahui kualitas dari suatu bahan pakan,

karena salah satu faktor penting yang harus dipenuhi oleh suatu bahan pakan

adalah tinggi rendahnya daya cerna bahan tersebut.

Pencernaan adalah proses penghancuran pakan menjadi molekul-molekul

mikro melalui rangkaian proses fisik maupun kimiawi, sehingga dapat diserap

melalui dinding usus ke dalam kapiler darah yang diawali dengan pengambilan

pakan dan berakhir dengan pembuangan sisa pakan (Zoonneveld et al., 1991).

Kecernaan ikan dapat dipengaruhi oleh kandungan bahan baku pakan. Zat anti

nutrisi dalam tepung kedelai dapat menurunkan tingkat kecernaan pada ikan.

10

Tepung kedelai yang dipanaskan memiliki potensi untuk memperbaiki nilai nutrisi

pakan, kecernaan protein, efisiensi dan pertumbuhan karena pemanasan yang

dilakukan mampu mendenaturasi protein inhibitor untuk membuat kedelai cocok

sebagai pakan ikan. Namun, tepung kedelai yang terlalu panas tidak disarankan

karena ini dapat mengurangi kadar protein, mengurangi kecernaan protein dan

menyebabkan hilangnya asam amino esensial (Plakas et al.,1988; Deng et al.,

2005; Azaza et al., 2009).

Ikan mempunyai kemampuan mencerna yang berbeda dengan hewan darat

(Watanabe, 1988). Hepher (1988) menyatakan bahwa kecernaan pakan

dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: keberadaan enzim dalam saluran pencernaan

ikan, tingkat aktivitas enzim-enzim pencernaan dan lamanya pakan yang dimakan

bereaksi dengan enzim pencernaan. Setiap faktor tersebut akan dipengaruhi oleh

faktor sekunderyang berhubungan dengan spesies ikan, umur dan ukuran ikan,

kondisi lingkungan dan komposisi serta ukuran dan jenis pakan yang dikonsumsi.

Kapasitas lambung dan laju pakan dalam saluran cerna merupakan

variabel dari kecernaan. Ikan yang berbobot lebih kecil akan mengosongkan

sejumlah pakan (persentase bobot tubuh per jam) dari dalam lambungnya lebih

cepat dibanding ikan yang berbobot lebih besar. Akan tetapi semakin besar ukuran

ikan, kecernaan komponen serat semakin baik. Selain faktor ukuran ikan, nilai

kecernaan dipengaruhi oleh komposisi pakan, jumlah konsumsi, status fisiologi

dan manajemen pemberian pakan (Hepher, 1988).

Kemampuan cerna ikan terhadap suatu jenis makanan bergantung pada

faktor fisik dan kimia makanan, jenis makanan, umur ikan, sifat fisik dan kimia

air serta jumlah enzim pencernaan pada sistem pencernaan gastrointestinal (NRC,

1983). Secara umum daya cerna untuk protein berkisar 70-90%, untuk

karbohidrat berkisar antara 5-15%, serta untuk tepung selulosa dan glukosa 1%.

Daya cerna ikan terhadap karbohidrat sangat rendah, bergantung pada spesies

ikannya (Zonneveld et al., 1991). Pakan yang berasal dari bahan nabati biasanya

lebih sedikit dicerna dibanding dengan bahan hewani. Hal tersebut dikarenakan

bahan nabati memilik serat kasar yang sulit dicerna dan mempunyai dinding sel

kuat yang sulit dipecahkan. Serat kasar yang tinggi menyebabkan porsi

11

ekskresi lebih besar, sehingga menyebabkan semakin berkurangnya jumlah

protein yang dapat dicerna (Wulandari, 2016).

Untuk mengukur kecernaan terdapat dua metode yaitu metode koleksi

feses dan metode indikator. Teknik pengumpulan feses berpengaruh terhadap ada

atau tidak ada serta lamanya kontak dengan feses air. Dengan demikian teknik

pengumpulan feses dapat mempengaruhi nilai keceranaan makanan (Affandi et

al., 2005). Sangat sulit memisahkan feses dari air dan sisa sisa ransum. Oleh

sebab itu, pendekatan yang paling tepat untuk mengatasi sulitnya pengukuran

jumlah konsumsi dan pengumpulan feses adalah dengan metode indikator (Cho et

al., 1985).

Secara umum kemampuan cerna ikan terhadap suatu pakan dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yaitu sifat kimia air, suhu air, jenis pakan, ukuran dan umur

ikan, kandungan nutrisi pakan, frekuensi pemberian pakan serta jumlah dan

macam enzim pencernaan yang terdapat dalam saluran pencernaan pakan

(National Research Council, 1983). Hepher (1988) menambahkan bahwa daya

cerna pakan dipengaruhi oleh keberadaan enzim dalam saluran pencernaan,

tingkat aktifitas enzim-enzim pencernaan dan lamanya pakan yang dimakan

bereaksi dengan enzim pencernaan.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2017 selama 40 hari dan

bertempat di Laboratorium Nutrisi dan Pakan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung. Pembuatan pakan dan uji proksimat dilakukan di

Laboraturium THP Politenik negeri Lampung. Uji kecernaan protein dan retensi

protein dilakukan di Laboraturium Nutrisi dan pakan ikan Institut Pertanian

Bogor.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah wadah pemeliharaan ikan

Nila berupa Aquarium berukuran 60 x 40 x 40 cm dengan sebanyak 15 unit

dengan volume 84 liter/akuarium, mesin penepung, mesin pencetak pellet, alat

pengering (oven), gelas ukur, instalasi aerasi, timbangan digital, DO meter, pH

meter, termometer, serokan, baskom, dan alat tulis.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan nila ukuran 3-

5 cm dan pakan buatan. Benih ikan yang digunakan diperoleh dari Pasar Benih

Ikan Desa Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah.

Komposisi bahan baku yang digunakan dalam formulasi pakan ikan nila adalah

sebagai berikut:

Tabel 1. Komposisi Bahan Baku Pakan Uji

Bahan PakanPerlakuan (%)

A B C D ETepung Ikan 45,6 45,6 45,6 45,6 45,6Tepung Kedelai 40 30 20 10 0Tepung Pucuk Indigofera 0 10 20 30 40Tepung Jagung 6,4 6,4 6,4 6,4 6,4Tepung Tapioka 2 2 2 2 2Minyak Ikan 3 3 3 3 3Minyak Jagung 1 1 1 1 1Premix 1 1 1 1 1Cr2O3 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5Vitamin C 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

13

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap

(RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan yaitu :

- Perlakuan A = Proporsi tepung pucuk indigofera 0 %

- Perlakuan B = Proporsi tepung pucuk indigofera 10 %

- Perlakuan C = Proporsi tepung pucuk indigofera 20 %

- Perlakuan D = Proporsi tepung pucuk indigofera 30 %

- Perlakuan E = Proporsi tepung pucuk indigofera 40%

Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang digunakan adalah sebagai berikut

(Steel and Torrie, 1991 dalam Siska dan Salam, 2012):

Yij = µ + ∂i + ∑ij

Keterangan : Yij : Data pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-ji : Perlakuan pakan A, B, Cj : Ulangan (1, 2, 3)µ : Rataan umum atau Lelei tengah umumϭi : Akibat atau pengaruh pemberian pakan ke-i∑ij : Galat percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Persiapan

Wadah yang digunakan berupa akuarium berukuran 60cm x 40cm x 40cm,

yang dibersihkan kemudian dikeringkan. Akuarium diisi air dengan ketinggian

35cm dengan volume 84 liter.Setelah air mengendap maka benih ikan ukuran 3-

5cm dimasukkan kedalam wadah, sebelum benih dimasukkan terlebih dahulu di

aklimatisasi selama 30 menit agar benih ikan tidak mengalami stres yang dapat

menyebabkan kematian.

3.4.2 Pembuatan Pakan

Dalam penelitian ini, proses pembuatan pakan diawali dengan persiapan

bahan-bahan baku pakan antara lain: tepung ikan, tepung kedelai, tepung

indigofera, tepung tapioka sebagai binder, tepung jagung, premix, minyak ikan

dan minyak jagung. Selanjutnya bahan tersebut ditimbang dengan timbangan dan

dicampur dengan mesin pengaduk sampai homogen. Bahan yang telah homogen

14

dicetak dengan mesin pencetak pakan. Pakan yang sudah jadi dikeringkan dengan

mesin oven selama 12 jam pada suhu 60̊ C.

3.4.3 Pemeliharaan dan Pemberiaan Pakan

Pemeliharaan benih ikan nila selama 40 hari dengan pemberian pakan tiga

kali sehari, yakni pada pukul 07.00, pukul 12.00, dan pukul 17.00 WIB. Pakan

diberikan hingga ikan kenyang.

3.5 Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati selama 40 hari waktu penelitian adalah sebagai

berikut.

3.5.1 Jumlah Konsumsi Pakan

Jumlah konsumsi pakan (JKP) ditentukan dengan menimbang jumlah pakan

yang diberikan pada ikan uji setiap hari selama percobaan dilakukan. Pada akhir

percobaan, pakan yang telah diberikan dijumlahkan dan dikurangi sisapakan yang

diambil dari wadah pemeliharaan karena tidak dimakan ikan dan telah

dikeringkan.

3.5.2 Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup (sintasan) merupakan nilai perbandingan antara

jumlah organisme yang hidup diakhir pemeliharaan dengan jumlah organisme

awal saat penebaran yang dinyatakan dalam bentuk persen (Effendie, 2002).

Tingkat kelangsungan hidup (TKH) dihitung berdasarkan persamaan yang

dikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991), yaitu :

TKH (%) = Σ total ikan akhir (ekor) X 100

Σ total ikan awal(ekor)

3.5.3 Laju Pertumbuhan Spesifik

Laju pertumbuhan spesifik (SGR) yakni persentase pertambahan berat ikan

setiap harinya selama pemeliharaan, laju pertumbuhan spesifik ditunjukan dalam

JKP = Jumlah Pakan yang diberikan – Jumlah Sisa Pakan

15

satuan %/hari. Laju pertumbuhan spesifik ikan dihitung berdasarkan rumus yang

dikemukakan oleh Zonneveld et al., (1991) yaitu:

SGR= ×100 %

Keterangan :

SGR = Laju pertumbuhan spesifik (%/hari)

t = Periode pengamatan (hari)

Wt = Bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (g)

Wo = Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (g)

3.5.4 Retensi protein

Retensi protein dihitung melalui analisis proksimat protein tubuh ikan uji

pada awal dan akhir penelitian. Rumus perhitungan retensi protein adalah sebagai

berikut (Takeuchi 1988):

RP = F−I x 100

P

Keterangan:RP = Retensi protein (%)F = Jumlah protein ikan pada akhir pemeliharaan (g)I = Jumlah protein ikan pada awal pemeliharaan (g)P = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan (g)

3.5.5 Kecernaan Protein

Kecernaan protein dihitung melalui analisis proksimat protein tubuh ikan uji

pada awal dan akhir penelitian. Rumus perhitungan kecernaan protein adalah

sebagai berikut (Watanabe, 1988 dan NRC, 1993) :

Kecernaan protein = 1 − a1 Bb1 100Keterangan:a = % Protein dalam pakana1= % Protein dalam Fesesb = % Cr2O3 dalam pakanb1= % Cr2O3 dalam feses

16

3.5.6 Pengukuran Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diukur pada penelitian ini meliputi pengukuran

suhu, pH, DO dan Amoniak. Pengukuran kualitas air dilakukan sebanyak tiga

kali pada awal, tengah dan akhir penelitian. Hasil mengenai nilai parameter

kualitas air dianalisis secara deskriptif.

3.5.7 Feed Convertion Ratio (FCR)

Feed Convertion Ratio (FCR) adalah perbandingan antara jumlah pakan

yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan (Takeuchi, 1982). FCR dapat

dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Keterangan : F = Jumlah pakan yang diberikan

Wt = Bobot total ikan akhir pemeliharaan

Wo = Bobot total ikan awal pemeliharaan

Wd = Bobot total ikan yang mati pada pemeliharaan

3.6 Analisis Data

Pengaruh perlakuan terhadap seluruh parameter pengamatan dianalisis

dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) kecuali kecernaan protein,

survival rate dan kualitas air dianalisis secara deskriptif. Apabila hasil uji antar

perlakuan berbeda nyata maka akan dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil

(BNT) dengan selang kepercayaan 95%.

= ( + ) −

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa formulasi pakan ikan

menggunakan subtitusi tepung kedelai dengan tepung pucuk Indigofera

zollingeriana tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ikan nila

(Oreochromis niloticus).

5.2 Saran

Adapun saran pada penelitian ini yaitu perlu dilakukan penelitian lanjutan

pada pertumbuhan ikan nila dengan menggunakan komposisi tepung pucuk daun

Indigofera zollingeriana yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah L, Apriastuti D, dan Apdini TAP. 2012. Use of Indigofera zollingerianaas a forage protein source in dairy goat rations. Proceedings of the 1st AsiaDairy Goat Conference, Kuala Lumpur, Malaysia. Pp:70-72.

Abdullah L dan Suharlina. 2012. Peningkatan produksi Indigofera sp. Sebagaipakan hijauan berkualitas tinggi melalui aplikasi pupuk organik cair: 1.Produksi hijauan dan dampaknya terhadap kondisi tanah. Jurnal Pastura,1(2):39-43.

Adewolu M.A, C.A Adenji, A.B Adejobi. 2008. Feed utilization, growth andsurvival of Clarias gariepinus (Burchell 1882) fingerlings culturedunder different photoperiods. Aquaculture. 283 : 64–67.

Affandi, R., D. S. Sjafei, M.F Raharjo, dan Sulistiono. 1992. Ikhtiologi. PedomanKerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Unversitas Ilmu Hayat. ITB. Bogor

Agustono. 2014. Pengukuran Kecernaan Protein Kasar, Serat Kasar, LemakKasar, BETN dan Energi pada Pakan Komersial Ikan Gurami(Osphronemus gouramy) dengan Menggunakan Teknik Pembedahan.Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 6 (1).

Angienda, P.O., B.O. Aketch, E.N. Waindi. 2010. Development of all-malefingerlings by heat treatment and the genetic mechanism of heat induced sex

Ardita, Nita; Budiharjo, Agung; Sari, Siti Lusi Arum. 2015. Pertumbuhan danrasio konversi pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan penambahanprebiotik. Bioteknologi , 16-21.

Cho, C.Y., C.B. Cowey, and R. Wanatabe. 1985. Finfish Nutition in Asia :Methodological approach research Centre. Ottawa. 154 pp.

Djatmika, 1986. Usaha Perikanan Air Deras. Simplek. Jakarta

Effendi. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.157.

Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air.Kanisius.Yogyakarta.

FAO. 2012. Simple Selective Breeding Programmes to Improve Growth Rate andOther Quantitative Phenotypes : Chapter 5. FAO Coorporate DocumentRespiratory

30

Frits Tatangindatu, Ockstan Kalesaran, Robert Rompas. 2013. Studi ParameterFisika Kimia Air pada Areal Budidaya Ikan di Danau Tondano, DesaPaleloan, Kabupaten Minahasa. Jurnal Budidaya Perairan. Vol. 1 No. 2 :8-19

Furuichi, M. 1988. Dietary Activity of Carbohydrates. In Fish nutrition andMariculture. Watanabe, T. Department of aquatic Biosciences TokyoUniversity of Fishes, hal 1-77. Tokyo.

Hadadi, A., Herry, Setyorini, Surahman, A, dan Ridwan, A. 2007.Pemanfaatanlimbah sawit untuk pakan ikan. Diakses sdarihttp://www.perikananbudidaya.kkp.go.id/ Maggot Pakan Alternatif; beritatanggal 18 Maret 2011

Handajani, H. 2011. Optimalisasi Substitusi Tepung Azolla Terfermentasi. JurnalTeknik Industri, 12(2):177-181

Harrysu. 2012. Ikan Nila http://kuliah-ikan.blogspot.com/ diakases pada tanggal22 Oktober 2016 pukul 16.30 WIB.

Hassen, A, N.F.G. Rethman, W.A. Z. Apostolides, & Van Niekerk. 2008. Forageproduction and potential nutritive value of 24 shrubby indigoferaaccsessions under field conditions in South Afrika. Tropical Grassland.42:96-103.

Hepher, B. 1988.Nutrition of Pond Fishes. Cambridge Univ. Press, Cambrige,New York,USA.Pp.217-252. http://perikananfaas. blogspot.co.id/2015/11/ikan-nila-air-tawar.html. diakses pada tanggal 6 November 2016.

Ibrahim, S.A. 2013. Effect of water quality changes on gills and kidney histologyof Oreochromis niloticus fish inhabiting the water of Rosetta Branch,

River Nile, Egypt.World Applied Sciences.J.26(4):438-448.

Ikhwan, Y., Nazaruddin, dan A. Dwina. 2013. Gambaran histopatologis hatiikan nila (Oreochromis niloticus) yang diberi cekaman panas dan tepungdaun jaloh (Salix tetraspermaRoxb). J. Med.Vet.2(7):130-134.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. Data Informasi PeningkatanBudidaya Ikan Nila di Indonesia. Akses dari www.kkp.go.id tanggal 22Oktober 2016.

Khairuman dan K. Amri. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. PTAgromedia Pustaka. Jakarta Selatan

Kordi, K. dan M. Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan.Cetakan Pertama.PT Rineka Cipta; Jakarta. 190 hal.

Kordi, M.G.H. dan A.B. Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air. PT RinekaCipta, Jakarta

31

Mohamed Salah Azaza, Wassim Kammoun, Abdelwaheb Abdelmouleh,Mohamed Mejdeddine Kraiem. 2009. Growth performance, feed utilization,and body composition of Nile tilapia (Oreochromis niloticus) fed withdifferently heated soybean-meal-based diets. Aquacult Int, 17:507–521

Mohsen Abdel-Tawwab, Mohammad H. Ahmad, Yassir A.E. Khattab, Adel M.E.Shalaby. 2010. Effect of dietary protein level, initial body weight, and theirinteraction on the growth, feed utilization, and physiological alterations ofNile tilapia, Oreochromis niloticus(L.). Aquaculture,298:267–274.

Mulyani, Y., S. Yulisman., dan M. Fitriani. 2014. Pertumbuhan dan EfesiensiPakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang dipuasakan Secara Periodik.Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 02(01); 01-12hal

Mulyasih, D. 2015. Induksi pematangan gonad ikan grass carp(Ctenopharyngodon idella) menggunakan premix hormone oodev dan pakanIndigofera zollingeriana. Tesis, IPB. Bogor.

Murjani, A. 2011. Budidaya beberapa varietas ikan sepat rawa (Trichogastertrichopterus Pall) dengan pemberian pakan komersial. Jurnal FishScientiae.1(2): 214–233.

National Research Council [NRC]. 1983. Nutrient Reqruirements of FishSubcommittee on Fish Nutrition.National Research Council. NationalAcademies Press (USA). 124 pp.

Palupi R, Abdullah L, Astuti DA, Sumiati. 2014. High Antioxidant eggProduction Through Substitution of soybean Meal by Indigofera sp., TopLeaf Meal in Laying Hen diets. Inter J of Poult Sci. 13(4): 198-203.

Palupi R, Abdullah L, Astuti DA, dan Sumiati. 2015. Potential and utilization ofIndigofera sp. shoot leaf meal as soybean meal substitution in laying hendiets. JITV. 19(3):210-219.

Pascual, S. 2009. Nutrition and feeding of fish.Van nostrand Reinhold, p.11-91,New York.

Siska Merry, Rudy Salam. 2012. Desain Eksperimen Pengaruh Zeolit TerhadapPenurunan Limbah Kadmium (Cd). Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 11(2).

SNI (2006). Pakan Buatan Untuk Ikan Nila (Oreochromis niloticus) padaBudidaya Intensif.

Stickney, R.R., 2005. Aquaculture: An introductory text. CABIPublishing.USA.256p.

Suprayudi,T. 2010. Ikhtisar Ruminologi. Departemen Ilmu dan Makanan TernakFakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor

32

Sulawesty, F., Chrismadha, T., & Mulyana, E. (2014). Laju Pertumbuhan IkanMas (Cyprinus carpio L) Dengan Pemberian Pakan Lemna (Lemnaperpusilla torr.) Segar Pada Kolam Sistem Aliran Tertutup. Limnotek , 421(2) : 17.

Suparjo. 2010. Analisis Bahan Pakan Secara Kimiawi: Analisis Proksimat danAnalisis Serat. Laboratorium Makanan Ternak. Fakultas Peternakan.Universitas Jambi. 7 hal.

Suyanto, R. 2003. Nila. Jakarta ; Penebar Swadaya. P.105

Takeuchi T. 1982. Laboratory Work-Chemical Evaluation Of Dietary Nutrients.P. 179-233. In Watanabe T. (Ed): Fish Nutrition And Mariculture. Tokyo.Departement Of Aquatic Biosciences Tokyo Univercity Of Fisheries. JICA.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S,Lebdosoekojo 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada UniversityPress, Yogyakarta

Triwahyuni, E. M. dan Yusrin. 2010. Kadar protein kista Artemia curah yangdijual petambak Kota Rembang dengan variasi suhu penyimpanan.Prosiding Seminar Nasional UNIMAS 2010.ISBN 978.979.704.889.9.3035.

Yanuar, V. (2017). Pengaruh Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda TerhadapLaju Pertumbuhan Benih Ikan Nila (Oreochiomis Niloticus) Dan KualitasAir Di Akuarium Pemeliharaan. Ziraa’ah, 42, 91-99.

Yuniarti. 2006. Pengaruh Kepadatan Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias sp)terhadap Budidaya Dengan Pengendalian Nitrogen melalui PenambahanTepung Terigu. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Wahyuningsih, H dan Barus,T.A. 2006. Ikhtiologi. Departemen Biologi FakultasMIPA Universitas Sumatera Utara, Medan.

Watanabe, T. 1988. Fish nutrition and mariculture.JICA.The GeneralAquaculture Course.Dept of Agriculture Bioscience.Tokyo University.

Webster, C. D., dan C. E. Lim. 2002. Nutrient requirements and feeding of finfishfor aquaculture. CABI Publishing, New York.

Wulandari, E. T. (2016). Kajian Tingkat Kecernaan Pakan Ikan Berbasis TepungBiji Lamtoro Gung (Leucaena Leucocephala) Terfermentasi Pada IkanNila Gift (Oreochromis sp).

Zonneveld, N., E. A. Huisman, and J. H. Boon. 1991. Prinsip-Prinsip BudidayaIkan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.