sukses setelah repositioning

9
  STRUKTUR & PROSES ORGANISASI DECISION-MAKING PROCESSES (CASE STUDY) Dosen: Riani Rachmawati / Miranda Q. Natasha Virzana Rinaldi Juwono Utami Dewi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Depok 2011

Upload: rinaldi-juwono

Post on 09-Jul-2015

103 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/10/2018 Sukses Setelah Repositioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sukses-setelah-repositioning 1/9

 

 

STRUKTUR & PROSES ORGANISAS

DECISION-MAKING PROCESSES (CASE STUDY

Dosen: Riani Rachmawati / Miranda QNatasha Virzana

Rinaldi Juwono

Utami Dew

Fakultas Ekonom

Universitas Indonesia

Depok 2011

5/10/2018 Sukses Setelah Repositioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sukses-setelah-repositioning 2/9

 

Sistem & Proses Organisasi: Decision-Making Processes (Case Study)

Natasha Virzana | Rinaldi Juwono | Utami Dewi Page 1

Sukses Setelah Repositioning

John Robert Powers Indonesia mendulang sukses setelah dua kali terpuruk. Bahkan, dua bulan

lalu mereka mulai merambah ke negeri jiran Malaysia. Apa strateginya?

Kalau Anda sedang memilih sekolah kepribadian, barangkali John Robert Powers (JRP) bisa

menjadi salah satu pilihan. Ya, John Robert Powers adalah sebuah sekolah kepribadian yang

masuk ke Indonesia sejak tahun 1985. Artinya, boleh dibilang JRP Indonesia merupakan sekolah

pertama yang mengajarkan personality development dan communications skill di negeri ini.

Saat itu JRP Jakarta diusung oleh Rayan dan Diana Wijaya dengan kantor di Cikini, Jakarta Pusat.

Kemudian JRP kedua berdiri di Surabaya pada tahun 1992 di bawah pendirinya, Indayati

Oetama. Dengan begitu, sudah ada dua JRP di Tanah Air. Sayangnya, tahun 2000 JRP Jakarta

kolaps dan terjadi alih kepemimpinan. Nasib serupa kembali menerpa sang pengganti dua

tahun kemudian.

Setelah terjadi dua kali krisis, tepatnya tahun 2003, JRP International meminta Indayati untuk

membenahi JRP Jakarta sekaligus mengelola JRP-JRP lainnya. Jabatan international director pun

disandangnya. Indayati berpendapat, keterpurukan JRP sebelumnya disebabkan karena

leadership skill yang kurang dari para pemimpinnya. “Karena itu, saya diminta untuk mengurusi

semua JRP di Indonesia, termasuk JRP Kelapa Gading yang berdiri tahun 2001,” jelasnya. 

Tahukah Anda, berapa utang JRP saat itu? “Waktu itu kami mempunyai utang yang sangat

besar. Untuk sekolah kepribadian, menanggung utang Rp 2 miliar itu tidak sedikit. Kalau bisnis

yang barangnya kelihatan mungkin bisa dikatakan kecil. Tapi, jika intangible product , tentu

orang akan bertanya, ‘kenapa bisa seperti itu?’,” terang wanita kelahiran Surabaya, 10

Desember 1956 ini.

Yang pasti, kata alumnus Program Akademi Perusahaan Universitas Widya Karya Malang ini, JRP

yang dulu salah konsep dan strategi. Dan, kesalahan itu berdampak luar biasa bagi

5/10/2018 Sukses Setelah Repositioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sukses-setelah-repositioning 3/9

 

Sistem & Proses Organisasi: Decision-Making Processes (Case Study)

Natasha Virzana | Rinaldi Juwono | Utami Dewi Page 2

perkembangan selanjutnya. Pasalnya, dulu JRP Indonesia menitikberatkan segmen pasarnya

cuma untuk kaum perempuan. Para siswa cenderung diajarkan hanya soal bobot penampilan.

Nah, sebagai satu-satunya orang Indonesia jebolan dari Corporate Training JRP International,

Boston, USA, Indayati merasa tertantang untuk melakukan repositioning, kembali pada basic-

nya. Ia tahu bahwa JRP Indonesia salah memahami konten sehingga awareness-nya berubah.

“Jadi, tahun pertama di Jakarta saya gunakan untuk menata di dalam. Dan, tahun kedua saya

mulai menggerakkan strategi saya, yaitu mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa pakem

JRP yang sebetulnya seperti ini. Hasilnya cukup surprise karena empat tahun kepemimpinan

saya pemahaman orang terhadap JRP sudah berubah. Yang menakjubkan lagi, saya bisa

membayar utang-utang JRP yang besar itu hanya dalam waktu empat bulan. Ini sebuah

mukjizat,” katanya. 

Kini orang sudah mengetahui bahwa JRP bukan sekolah yang khusus mengajarkan untuk

berlenggak-lenggok ria atau identik dengan keluwesan saja. Program yang ditawarkan sekarang

cukup banyak, di antaranya Personality Development, Personal Communications, Executive

Program, Acting & Modeling, Corporate Training, dan Kids Program.

Apabila dilihat dari perbandingan siswa pria dan wanita, saat ini jumlahnya sudah mendekati

keberimbangan. Dari jumlah siswa pria semula yang kurang dari 1%, sekarang sudah mencapai

30%. “Kalau dulu susah ditemukan siswa pria di sini karena mereka takut dikira mempunyai

kelainan,” tutur Tokoh Populer Wanita Berprestasi Jawa Timur 1996 ini menambahkan. 

Akan tetapi, wanita yang juga menjabat Internasional Director of IMTA (New York) for

Indonesia ini menyatakan, pihaknya tidak menghitung jumlah siswa yang dianggap terlalu

konvensional. Ia memilih berangkat dari revenue gross-nya. Sedangkan kalau bicara siswa

reguler, JRP Jakarta WTC memiliki siswa rata-rata 700 orang setahun dan Kelapa Gading 60%-

nya.

Selanjutnya, setelah mengubah kepemimpinan, Indayati menggeser segmentasi dari wanita

dewasa ke para mahasiswa. Alasannya, mereka mempunyai kendala paling besar di dalam

5/10/2018 Sukses Setelah Repositioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sukses-setelah-repositioning 4/9

 

Sistem & Proses Organisasi: Decision-Making Processes (Case Study)

Natasha Virzana | Rinaldi Juwono | Utami Dewi Page 3

mencari dunia kerja pascakuliah. Mereka memang pintar untuk urusan ilmu pengetahuan,

namun belum tentu untuk urusan lain. Segmen itu ada terus dan menjadi peluang bagi JRP.

Dari sisi diferensiasi, JRP tidak mengajarkan secara sepotong-sepotong. Sekolah ini

mengajarkan agar seseorang bisa tampil total, mulai dari beauty , behaviour , hingga brain (3B).

Sayangnya, biaya yang harus dibayar siswa tak terlalu murah untuk ukuran mereka yang belum

bekerja. Yaitu antara Rp 6,5 juta sampai Rp 20 juta per program dengan waktu 2-3 jam per sesi,

2 kali seminggu selama dua bulan.

Siswa yang mengambil paket Rp 20 juta, lanjut Dessy Arnas, General Manager JRP Jakarta WTC,

adalah siswa life time. Maksudnya life time, ia boleh bolak-balik ke JRP untuk sekadar refresh 

pengetahuan atau mengetahui program-program baru tanpa batasan waktu. Siswa diajarkan

oleh praktisi yang semuanya mempunyai background  pendidikan sesuai kepraktisannya.

Pengangkatan staf pengajar atau instrukturnya pun dilakukan dengan selektif. Instruktur

seluruh JRP di Indonesia digabung menjadi satu agar lebih efektif dan efisien.

Karena mengikuti sekolah kepribadian bukan sebuah keharusan, maka untuk menjaring siswa

JRP harus menyusun siasat. Di samping mengubah  positioning dan segmentation, JRP juga

gencar berpromosi. Konsep promosinya dibuat secara jelas dan berkesinambungan.

Sepi ataupun tidak, harus ada hubungan dua arah antara masyarakat dan JRP dengan segala

cara. Bisa melalui media, one-to-one,  personal brand , atau lainnya. Jadi, kegiatan  public

relations-nya jalan terus. Menurut Indayati, itu yang tidak dimiliki sekolah lain. Dana

promosinya bisa sampai 20% dari gross. Gross JRP di seluruh Indonesia per tahun Rp 15 miliar.

Maka, anggaran promosinya mencapai Rp 3 miliar per tahun.

Berkat komunikasi yang intensif itu, pertumbuhan JRP di Indonesia cukup pesat. Setidaknya kini

JRP sudah bisa ditemui di Jakarta WTC Sudirman, Kelapa Gading, Surabaya, Denpasar, dan

Medan. Bahkan, Indayati mulai merambah ke Asia Pasifik. “Tujuannya agar saya tidak dibilang

 jago kandang,” katanya. Pada 8 September 2007 lalu JRP Indonesia membuka JRP baru di Kuala

Lumpur, Malaysia.

5/10/2018 Sukses Setelah Repositioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sukses-setelah-repositioning 5/9

 

Sistem & Proses Organisasi: Decision-Making Processes (Case Study)

Natasha Virzana | Rinaldi Juwono | Utami Dewi Page 4

“Orang Malaysia itu seperti orang Indonesia yang suka menganggap ‘rumput tetangga lebih

hijau’, padahal sebetulnya tidak. Ini sebuah tantangan dan peluang bagi JRP. Jadi, bad habit 

good opportunity ,” tandasnya sambil tersenyum. Setelah Kuala Lumpur, Indayati mengincar

Shanghai, China.

Targetnya, ke depan sebelum masuk ke dunia kerja semua orang harus “di-JRP-kan” terlebih

dahulu. Pasalnya, kebiasaan orang kalau sudah frustrasi karena melamar kerja di mana-mana

ditolak, baru masuk JRP. Sekarang dibalik, masuk JRP dulu baru mencari kerja. “Sehingga,

sebaiknya mereka ‘di-JRP-kan’ sejak sedini mungkin,” ungkap Indayati optimistis. 

Source: http://marketing.co.id/sme/2011/07/01/sukses-setelah-repositioning/ 

5/10/2018 Sukses Setelah Repositioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sukses-setelah-repositioning 6/9

 

Sistem & Proses Organisasi: Decision-Making Processes (Case Study)

Natasha Virzana | Rinaldi Juwono | Utami Dewi Page 5

25th Anniversary John Robert Powers Indonesia

Posted by admin on Nov 22nd, 2010 and filed under Headline, Seputar Marketing. You can

follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to

this entry

Pan-Asia Franchisees Meeting di Jakarta

Pada tahun 2010 ini John Robert Powers Indonesia genap menginjak usia 25 tahun. Sebagai

sebuah institusi pendidikan, bukanlah suatu hal yang mudah untuk bertahan, terutama pada

saat-saat menghadapi berbagai macam krisis. Bertahannya John Robert Powers Indonesia

selama 25 tahun ini menunjukkan sebuah kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat

Indonesia terhadap institusi ini.

Dalam kesempatan perayaan 25 tahun John Robert Powers Indonesia di Jakarta baru-baru ini,

Indayati Oetomo – International Director John Robert Powers mengungkapkan bahwa John

Robert Powers Indonesia mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan rumah dari Pan-Asia

Franchisees Meeting yang dihadiri oleh perwakilan dari 7 negara (Indonesia, Filipina, Thailand,

Vietnam, Malaysia, Singapura, dan China), yang mana merupakan jumlah terbesar sejauh ini.

Adapun agenda dari Pan-Asia Franchisees Meeting ini adalah membentuk New Generations

untuk kelangsungan John Robert Powers khususnya di seluruh Asia Pasifik.

5/10/2018 Sukses Setelah Repositioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sukses-setelah-repositioning 7/9

 

Sistem & Proses Organisasi: Decision-Making Processes (Case Study)

Natasha Virzana | Rinaldi Juwono | Utami Dewi Page 6

Dijelaskan Indayati, pertemuan ini juga membahas tentang update untuk kurikulum John

Robert Powers, khususnya agar dapat lebih menyentuh kalangan generasi muda, atau disebut

sebagai generasi echo boomers. Menghadapi generasi muda yang sangat terekspos dengan

banyaknya media-media yang bersifat networking, pertemuan ini juga membahas tentang

pentingnya meningkatkan networking antar komunitas John Robert Powers baik secara staf,

fasilitator maupun alumni di seluruh dunia, khususnya di daerah Asia Pasifik.

Sekadar catatan, selama 6 tahun semenjak Indayati Oetomo menjabat sebagai International

Director dari John Robert Powers Indonesia, Indonesia memiliki angka pertumbuhan paling

tinggi dibandingkan dengan negara-negara lainnya, di mana angka pertumbuhan mencapai

rata-rata 200% secara performance. Bahkan John Robert Powers Indonesia juga sedang

merencanakan untuk membuka satu cabang baru di Indonesia bagian timur pada tahun 2011.

(Harry Tanoso/Majalah MARKETING) 

Sumber: http://www.marketing.co.id/2010/11/22/25th-anniversary-john-robert-powers-indonesia/

5/10/2018 Sukses Setelah Repositioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sukses-setelah-repositioning 8/9

 

Sistem & Proses Organisasi: Decision-Making Processes (Case Study)

Natasha Virzana | Rinaldi Juwono | Utami Dewi Page 7

Analisa Decision Making: 

Daft  dalam bukunya “Understanding the Theory & Design of Organizations” telah membuat sebuah

framework yang membantu kita dalam mengidentifikasi model decision making terbaik. Framework

pemikiran ini diukur melalui 2 dimensi yaitu problem consensus & solution knowledge.

Problem consensus, adalah kesepakatan antar pihak atas masalah yang sedang di hadapi. Ketika

problem sudah jelas dan disepakati bersama, terbentuk standar kinerja dasar. Kesepakatan yang tidak

ditemui, identifikasi problem akan tidak jelas dan manajemen harus focus pada pembuatan

kesepakatan. Untuk kasus John Robert Powers (JRP) Indonesia, masalah yang dihadapi adalah:

  Tahun 2000 JRP Jakarta kolaps dan terjadi alih kepemimpinan 

  Tahun 2002 kembali menerpa sang pengganti 

  Leadership skill yang kurang dari para pemimpinnya 

  Menanggung utang Rp 2 miliar 

  Kesalah pahaman konten sehingga awareness-nya berubah 

  Dipersepsikan sebagai sekolah yang khusus mengajarkan keluwesan saja 

  Sulit menemukan siswa pria karena mereka takut dikira mempunyai kelainan 

Dilihat dari struktur organisasinya, John Robert Powers bukan perusahaan yang memiliki beragam divisi

dengan variasi kepentingan dan tujuan. Sebagai service company yang menawarkan produk yang kurang

5/10/2018 Sukses Setelah Repositioning - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sukses-setelah-repositioning 9/9

 

Sistem & Proses Organisasi: Decision-Making Processes (Case Study)

Natasha Virzana | Rinaldi Juwono | Utami Dewi Page 8

lebih sama, JRP memiliki problem consensus yang tinggi (certain/yakin). Sehingga permasalahan JRP

berada dalam kuadran 1 atau 3.

Solution knowledge berarti pengetahuan dari pihak manajemen akan solusi dari masalah yang timbul;

selain pengetahuan 1 orang, consensus juga diperlukan di sini sebagai kesepakatan langkah apa yang

akan dilakukan. Bila ada beragam solusi yang muncul tetapi belum ada kesepakatan maka solution

knowledge masih dikategorikan sebagai lemah. Solution knowledge untuk JRP masih relative rendah

karena tantangan-tantangan yang dihadapi memiliki solusi yang tidak pasti dan membutuhkan trial &

error oleh perusahaan (incremental decision making). Incremental decision making terbentuk dengan

adanya kolaborasi dalam perusahaan untuk menyelesaikan masalah dengan trial & error.

Melalui 2 pengukuran di atas, permasalahan collapse JRP selama 2 kali ini merupakan tipe problem yang

termasuk dalam kuadran 3 bukan 1. Karena problem dalam kuadran 1 merupakan problema yang sudah jelas terjabarkan kondisinya serta langkah-langkah untuk pelaksanaannya dapat dengan baik

teridentifikasi. Sedangkan masalah dalam problema kuadran 3 sulit diidentifikasi solusinya oleh

manajemen sehingga membutuhkan percobaan untuk menyelesaikannya serta data & informasi sulit

didapatkan.

Melihat secara historis, penunjukkan Indayati Oetama sebagai International director memberikan power

bagi Indayati untuk mengubah haluan dari JRP dan melakukan perubahan-perubahan dalam

perusahaan. Selain perubahan kepemimpinan menjadi Ibu Indayati Oetama, perubahan yang terjadi

meliputi:

  Pergeseran segmentasi dari wanita dewasa ke wanita muda

  Prubahan positioning untuk penambahan siswa laki-laki

  Diferensiasi produk (layanan pendidikan) untuk mencakup Brain, Beauty, and Behavior (3B)

  Promosi & PR yang intensif 

  Ekspansi ke Negara lain

Sekadar catatan, selama 6 tahun semenjak Indayati Oetomo menjabat sebagai International

Director dari John Robert Powers Indonesia, Indonesia memiliki angka pertumbuhan paling

tinggi dibandingkan dengan negara-negara lainnya, di mana angka pertumbuhan mencapai

rata-rata 200% secara performance pada tahun 2010.