sumber hukum islam

18
Daftar Isi hal Daftar Isi……………………………………………………………………………………………....1 Kata Pengantar……………………………………………………………………………….……….2 1. Sumber hukum Islam……..……………….………………..……………………………………..3 2. Al Qur`an………………………………………………………………………………….............3 2.1. pengertian Al-Qur`an.………………………………………………………………………..3 2.2. kedudukan Al Qur`an………………………………………………………………………...4 2.3. Fungsi Al Qur`an……………………………………………………………………………..5 3. Hadits……………………………………………………………………………………...............8 3.1. pengertian hadits……………………………………………………………………………..8 3.2. kedudukan hadits……………………………………………………………………………..9 3.3. Fungsi Hadits……………………………………………………………………………….10 4. hubungan Al-Qur`an dan Hadist………………………………………………………………...11 Daftar pustaka............................................................ ................................................................... .......12 1

Upload: agus-hermansyah

Post on 25-Jun-2015

307 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sumber Hukum Islam

Daftar Isihal

Daftar Isi……………………………………………………………………………………………....1Kata Pengantar……………………………………………………………………………….……….21. Sumber hukum Islam……..……………….………………..……………………………………..32. Al Qur`an………………………………………………………………………………….............3

2.1. pengertian Al-Qur`an.………………………………………………………………………..32.2. kedudukan Al Qur`an………………………………………………………………………...42.3. Fungsi Al Qur`an……………………………………………………………………………..5

3. Hadits……………………………………………………………………………………...............83.1. pengertian hadits……………………………………………………………………………..83.2. kedudukan hadits……………………………………………………………………………..93.3. Fungsi Hadits……………………………………………………………………………….10

4. hubungan Al-Qur`an dan Hadist………………………………………………………………...11Daftar pustaka......................................................................................................................................12

1

Page 2: Sumber Hukum Islam

Kata pengantar

Puji beserta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

kelancaran dan kemudahan dalam menyusun makalah ini.Dalam hal ini penulis juga mengajak para

pembaca untuk senantiasa taat kepada Allah SWT,menjalankan segala perintah Nya dan segala

Larangan Nya.Hidup ini hanya sekali Allah berikan kepada kita,jadi gunakan waktu hidup ini

dengan sebaik-baiknya.Jangan gunakan waktu untuk hal yang membuat kita lupa kepada

Allah.Gunakan waktunya untuk beramal shalih,berbuat baik kepada sesama makhluk Allah dan

tidak saling menyakiti menyakiti satu sama lain.

Kemudian shalawat beserta salam senantiasa dihaturkan kepada junjungan Nabi Muhammad

SAW,Sahabat,keluarga,dan para pengikutnya sampai hari kiamat dunia ini.Muhammad merupakan

Rasul utusan Allah untuk mengubah prilaku manusia yang jahiliyyah menjadi manusia yang

berakhlakul karimah,seperti hadis yang nabi ucapkan“sesungguhnya Aku di utuskan (ke muka

bumi ) untuk memperbaiki akhlak”.

Rasulullah diutuskan ke muka bumi ini dengan meninggalkan dua pedoman kepada kita yaitu

Al Qur`an dan Sunnah (hadist) supaya manusia tidak tersesat.Al Qur`an dan Hadits merupakan

sumber hukum Islam yang utama.Jadi segala permasalahan mengenai perihal yang menyangkut

kehidupan,semuanya berpedoman kepada Al Qur`an dan Hadist.Al Qur`an menjadi acuan pertama

dalam menetapkan sebuah hukum dan Hadist sebagai penguat hukum Al Qur`an dan sekaligus

penjelas untuk ketetapan suatu hukum.Lain halnya lagi, andaisaja sebuah masalah tidak terdapat

kejelasan hukum dalam Al Qur`an ,maka diadakan musyawarah kesepakatan para alim ulama

menetapkan posisi hukum.

Begitulah uraian-uraian sekilas mengenai Al-Qur`an dan Hadist sebagai sumber Hukum

Islam.Tentunya dalam penulisan mungkin ada kesalahan ataupun kekurangan,akan tetapi semuanya

telah diusahakan dengan maksimal.Oleh karena itu saran dan pemikiran dari pembaca akan kami

ampung sebagai perbaikan untuk masa akan datang. Semoga kita selalu dalam ampunan dan

lindungan Nya.

Penulis

Agus Hermansyah

2

Page 3: Sumber Hukum Islam

Sumber hukum Islam

Menurut ahli ushul fiqh, hukum adalah khitab atau perintah Allah swt yang menuntut mukalllaf

untuk memilih antara mengerjakan dan tidak mengerjakan atau menjadikan sesuatu sebagai

sebab ,syarat atau penghalang bagi adanya yang lain , sah, batal, rukhsah (kemudahan),dan azimah.

Menurut ahli fiqh,hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh tuntutan syariat ,berupa al-

wujub ,al-hurmah,al-karahah,al-ibadah.

Maksud sumber Hukum adalah segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan aturan yang

mempunyai kekuatan dan bersifat mengikat.Apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas

dan nyata.

Sumber hukum adalah segala sesuatu yang melahirkan / menimbulkan aturan yang mempunyai

kekuatan yang bersifat mengikat yang apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan

nyata(sudarsona,1992:1).

jadi ,sumber hukum Islam adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar,acuan atau pedoman

syariat Islam.Pada umumnya ulama fikih sependapat sumber utama hukum Islam adalah Al-Qur`an

dan hadist.Rasulullah SAW bersabda:”Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang karenanya kalian

tidak akan tersesat selama-lamanya,selama kalian berpegang pada keduanya, yaitu Al-Qur`an dan

sunnahku ( Hadist)”.

Al-Qur`an

Pengertian Al Qur`an

Pengertian Al-qur`an secara harfiah (semantis) terdapat beberapa perbedaan dikalangan

ulama.Di antaranya sebagai berikut:

1. Al-Farra (ahli bahasa Arab) mengatakan bahwa Al-Qur`an berasal dari kata qarinah

jamaknya qara`in artinya “petunjuk makna”.Alasannya bahwa ayat-ayat Al-Qur`an itu saling

menjelaskan dan ayt tertentu menjadi petunjuk bagi makna ayat yang lain.

2. Imam Al-Asy `ari,pemuka mazhab ilmu kalam (akidah).Beliau mengatakan kata Al-Qur`an

itu diambil dari kata dasar qarana artinya “menggabungkan”.Alasannya adalah bahwa ayat-

ayat dan surah-surah Al-Qur`an itu saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga

menjadi satu kesatuan.

3

Page 4: Sumber Hukum Islam

Menurut As-Shalih,pendapat itu sulit diterima karena tidak berdasar pada kaidah

penafsiran bahasa Arab,maksudnya bahwa satu kata dalam bahasa Arab tidak mungkin berasal

dari satu kata dasar dan kata Al-Qur`an tidak mungkin mengalami perubahan bentuk dari kata

dasar qarinah dan qarana.

3. Al-Zajjaj,ahli kebahasaan.Beliau mengatakan bahwa Al-Qur`an terambil dari kata dasar

qara`a yang berarti “menyatukan”.Hal itu karena Al-Qur`an menyatukan atau

mengasosiasikan inti semua yang diajarkan kitab-kitab sebelumnya.

4. Al-Lihyani berpendapat bahwa Al-Qur`an berasal dari kata qara`a juga,tetapi berarti

“membaca”,qur`an adalah jamaknya.Hal itu jelas dalam QS Al-Qiyamah/75:17-18.

Pendapat ini dipandang terbaik oleh syubhi Al-Shalih.

5. Manna khalil al-Qattan,seorang ulama terkenal dari Riyadh.beliau berpendapat qur`an asal

kata dari qara`a yang mmpunyai arti mengumpulkan dan menghimpun;dan juga asal kata dari

qira`ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu

ucapan yang tersusun rapi.

Maka dapat kita dapat kemukakan bahwa Al-Qur`an secara harfiahnya adalah petunjuk

makna,menghimpun,menghubung-hubungkan,dan membaca.

Pengertian Al-Qur`an menurut istilah (terminology)

Menurut istilah Al-qur`an adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat jibril ,yang tertulis di dalam mushaf-

mushaf ,dinukilkan darinya secara mutawatir dan beribadat membacanya.

Kedudukan Al-Qur`an

Al-Qur`an adalah dasar dan sumber hukum dan utama ajaran Islam.Oleh karena itu segala

perbuatan/prilaku dan jalan hidup manusia harus berdasar Al-Qur`an baik itu mengatur hubungan

manusia dengan dirinya sendiri,hubungan manusia dengan Allah SWT ,hubungan manusia dengan

sesamanya, dan hubungan manusia dengan alam.Allah berfirman”Sungguh telah kami turunkan

kepadamu Al-Kitab dengan kebenaran,supaya kamu dapat menerapkan aturan-aturan pada

manusia menurut apa yang Allah telah turunkan kepadamu dan janganlah engkau menjadi

4

Page 5: Sumber Hukum Islam

penentang (orang yang tidak bersalah) Karena (membela) orang yang berkhianat”(QS An

Nissa`/4:105).

Fungsi Al-Qur`an

Fungsi Al-Qur`an antara lain sebagai berikut1 :

1. Sebagai ruh

Sebagai ruh,yaitu sebagi spirit yang menghidupkan manusia dan kemanusian. Allah swt

berfirman:”Dan demikianlah kami wahyukan ruh kepadamu atas perintah kami.Tiada kau

ketahui sebelumnya apakah Al-Kitab (Al-Qur`an) itu dan apakah iman itu.Tapi Kami telah

menjadikannya cahaya yang Kami bombing dengannya siapa yang kami berkenan di antara

hamba- hamba Kami.Dan kau Sungguh membimbing ke jalan yang lurus.(QS As Syura/42:52)

Al-Qur`an menjelaskan dalam dalam surah Fushilat ayat 39 bahwa wahyu yang dapat

menghidupkan manusia dan kemanusiaan,sebagaimana dalam air menghidupkan tanah.kalian

lihat,tanah yang tandus atau mati,seperti padang pasir.apabila tanah itu mendapat air maka tanah

itu akan bergerak dan gembur/subur.

Para sejawan tahu betul bahwa sebelum Islam (Al-Qur`an) menghidupkan Arabia yang

tadinya mereka penyemabah berhala menjadi penyembah Allah swt yaitu Tuhan yang Maha

Esa.Dulunya sebelum datang Al-Qur`an mereka adalah bangsa pengembang ilmu dan

kebudayaan yang immoral (peminum khamar,penjudi,pemabuk,dan sebagainya) menjadi

manusia berakhlak mulia.Dulunya juga Bangsa yang tidak diperhitungkan tetapi dalam masa

tidak lebih dua puluh lima tahun dapat menundukan dua bangsa super power pada masa itu,yaitu

Romawi dan Persia.Itulah ruh atau spirit yang menghidupkan jiwa umat Islam.

2. Sebagai hidayah

Maksud Al-Qur`an sebagai hidayah adalah bahwa Al Qur`an itu sebagi pedoman bagi

manusia dalam menjalankan kehidupannya dalam berbagai aspek kehidupan.Jadi,sebagai

pedoman Al Qur`an memiliki ketentuan-ketentuan yang harus digubris dan dijalankan.Pedoman

dalam seluruh aspek kehidupan berarti Al-Qur`an mempunyai petunjuk-petunjuk dan prinsip-

prinsip dalam melakukan aktifitas sepeti sosial,ekonomi,politik dan pertahanan.Andaikata

manusia mengikuti segala pedoman yang diperintahkan dalam Al-Qur`an maka manusia akan

menempatkan posisi taqwa dihadapan Allah swt.

3. Sebagai Bayyinat

1 Salman Harun,Al-Qur`an dan Hadist,hlm.55-60

5

Page 6: Sumber Hukum Islam

Bayyinat adalah dari bayyinah,artinya “penjelasan”.Dalam ayat Al-Qur`an dinyatakn

sebagai bayyinat min al huda,”penjelasan-penjelasan dari hidayah”.Maksudnya adalah bahwa

Kitab itu disamping berisi hidayah,juga mengandung penjelasan-penjelasan mengenai hidayah

itu.Artinya,hidayah adalah ketentuan-ketentuan umum,sedangkan bayyinat adalah rincian-

rincian dari hidayah tersebut.

Allah berfiman:”…….menghalalkan bagi kalian yang baik-baik dan mengharamkan bagi kalian

yang keji-keji….”(QS Al-A`raf/7:157).

Maksudnya adalah bahwa Nabi Muhammad SAW membawa ajaran-ajaran yang menghalalkan

yang baik-baik dan mengharamkan segala yang keji-keji.Itu adalah tolak ukur umum bahwa

yang baik-baik itu hala,dan yang keji-keji itu haram.

4. Sebagai Furqan

Secara harfiah furqan berarti “pemisah”.Maksudnya adalahpemisah antara yang benar dari

yang salah.Dengan demikian makna AL-Qur`an sebagai Al-furqan adalah bahwa kitab itu

menjadi pemisah sehimgga diketahui mana yang benar dan mana yang salah,atau mana yang haq

dan mana yang batil.Apa yang dinilai Al-Qur`an benar itu benar adalah benar dan apa yang

dinilai Al-Qur`an itu salah adalah salah.Pikiran manusia boleh menganalisa apa yang terkandung

dalam Al-Qur`an ,tetapi kalau belum memahami isi Al-Qur`an ,jangan katakan Al-Qur`an itu

salah.Sebagai contohnya minuman keras.Ada sebahagian orang mengatakan minuman khamar

(keras) itu bermanfaat,sehingga di dalam kehidupan masyarakat Barat menganggap minuman

keras adalah budaya mereka.Tetapi dalam Al-Qur`an secara tegas menyatakan dalam sural Al-

Baqarah ayat 219 bahwa walaupun sedikit ada manfaatnya,bahayanya lebih besar.

Manfaatnya memang menghangatkan tubuh,tetapi dilain sisi lebih banyak kemudharatannya

seperti mabuk.Seseorang bila sudah mabuk,ia akan melakukan kejahatan apa saja tanpa

disadarinya.Dengan demikian Al-Qur`an adalah tolak ukur,pemisah antara yang benar dengan

yang salah.

5. Sebagai Mussadiq

Secara harfiah mussadiq artinya “pembenar”.Maksudnya adalah Al-Qur`an itu

membenarkan nabi-nabi terdahulu berserta ajaran-ajaran mereka. Semua nabi/rasul adalah

utusan Allah.jadi semua ajaran disampaikan oleh nabi terdahulu dibenarkan oleh Al-Qur`an.Hal

ini memang berbeda dengan agama Yahudi yang hanya membenarkan nabi-nabi sampai Nabi

Musa.Berbeda dengan agama Nasrani yang hanya membenarkan nabi-nabi sampai Nabi Isa.

6

Page 7: Sumber Hukum Islam

6. Sebagai Muhaymin

Muhaymin mempunyai arti “penjamin”.Maksudnya bahwa Al-Qur`an itu menjamin

kontinuitas ajaran-ajaran nabi-nabi atau kitab-kitab terdahulu.Ajaran dasar nabi atau rasul

terdahulu,disamping di benarkan juga ditampung dalam Al-Qur`an.Oleh karena itulah umat Nabi

Muhammad juga harus mengimani Kitab-kitab terdahulu,seperti Taurat,Zabur,dan

Injil.Sebagaimana kita telah pelajari bahwa ajaran dasar yang dibawa semua nabi adalah iman

kepada Allah sebagai Tuhan yang Maha Esa,Iman kepada hari Akhir,dan berbuat kebaikan

selama hidup di dunia.

7. Sebagai Syifa`

Syifa` artinya “penyembuh”.Allah swt berfirman dalam QS Yunus/10:57 yang

artinya:”wahai Manusia telah datang kepada kalian peringatan dari Tuhan,dan obat bagi

(penyakit )di dalam hati,dan petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman.”

Berdasarkan ayat itu jelas bahwa yang disembuhkan Al-Qur`an adalah penyakit yang ada dalam

diri manusia itu sendiri.penyakit itu antara lain kafir,yaitui mengingkari adanya Allah SWT dan

petunjuk-petunjuk-Nya.Akibat ketiada imanan itu manusia jadi ragu-ragu,akibatnya mentalnya

tidak stabil.Mental yang tertekan (stress) akan menimbulkan penyakit jasmaniah juga,seperti

gangguan jantung,saraf,dan sebagainya.Oleh sebab itu dengan AL-Qur`an berisi nasehat-nasehat

dan keterangan- keterangan yang akan membawa ketenangan batin dan dapat menyehatkan

tubuh.

8. Sebagai Rahmat

Al-Qur`an diturunkan kepada kepada seluruh Umat manusia merupakan rahmat Allah

SWT.Al-Qur`an berisi ketengan-keterangan dan nasehat-nasehat dari Allah SWT dan itu semua

bagi manusia,maka bagi siapa yang mengimani dan mempercayainya tentulah akan memperoleh

keuntungan dari ajaran-ajaran Al-Qur`an.Tentunya akan mendapat keselamatan dunia dan

akhirat kelak nanti.

Hadist

Pengertian Hadist

7

Page 8: Sumber Hukum Islam

Secara harfiah hadist berasal dari akar kata hadasa,yahdasa,hudusa,wahadaasah.

Hadis dari akar kata di atas memiliki beberapa makan,diantaranya:

1. Al-Jiddah(artinya baru),dalam arti sesuatu yang ada setelah tidak ada atau sesuatu yang wujud setelah

tidak ada,lawannya al-qadim= terdahulu,makna etimologi ini mempunyai konteks teologis,bahwa

segala kalam selain kalam Allah bersifat Hadist (baru),sedangkan kalam Allah bersifat Qadim

(terdahulu).

2. ath thari =lunak,lembut,dan baru.Ibnu Faris megatakn bahwa hadis dari kata ini karena berita atau

kalam itu datang secara silih berganti bagaikan perkembangan usia yang silih berganti dari masa ke

masa.

3. Al-Khabar = berita,pembicaraan dan perkatan,oleh karena itu ungkaoan pemberitaan hadis yang

diungkapkan para perawi yang menyampaikan periwatan jika tersambung sanadnya selalu

menggunakan ungkapan haddasa = memberitakan kepada kami,atau sesamanya seperti

mengkhabarkan kepada kami,dan mencerikan kepada kami.Hadis disini diartikan sama dengan Al-

Khabar dan An-Naba`.

Pengertian Hadist secara Terminologis

Secara terminologi, ahli hadits dan ahli ushul berbeda pendapat dalam  memberikan pengertian

hadits. Di kalangan ulama hadits sendiri ada juga beberapa definisi yang antara satu sama lain agak

berbeda. Ada yang mendefinisikan hadits, adalah :  "Segala perkataan Nabi SAW, perbuatan, dan

hal ihwalnya". Ulama hadits menerangkan bahwa yang termasuk "hal ihwal", ialah segala

pemberitaan tentang Nabi SAW, seperti yang berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah

kelahiran, dan kebiasaan-kebiasaanya. Ulama ahli hadits yang lain merumuskan pengertian hadits

dengan :

"Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun

sifatnya".

            Ulama hadits yang lain juga mendefiniskan hadits sebagai berikut :"Sesuatu yang didasarkan

kepada Nabi SAW. baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifatnya".

           Dari ketiga pengertian tersebut, ada kesamaan dan perbedaan para ahli hadits  dalam

mendefinisikan hadits. Kesamaan dalam mendefinisikan hadits ialah hadits dengan segala sesuatu

yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik perkataan maupun perbuatan. Sedangkan perbedaan

mereka terletak pada penyebutan terakhir dari perumusan definisi hadits. Ada ahli hadits yang

menyebut hal ihwal atau sifat Nabi sebagai komponen hadits, ada yang tidak menyebut. Kemudian

8

Page 9: Sumber Hukum Islam

ada ahli hadits yang menyebut taqrir Nabi secara eksplisit sebagai komponen dari bentuk-bentuk

hadits, tetapi ada juga yang memasukkannya secara implisit ke dalam aqwal atau afal-nya.

         Sedangkan ulama Ushul, mendefinisikan hadits sebagai berikut :

"Segala perkataan Nabi SAW. yang dapat dijadikan dalil untuk penetapan hukum syara`".

Berdasarkan rumusan definisi hadits baik dari ahli hadits maupun ahli ushul, terdapat persamaan

yaitu ; "memberikan definisi yang terbatas pada sesuatu yang disandarkan kepada Rasul SAW, tanpa

menyinggung-nyinggung prilaku dan ucapan shabat atau tabi`in. Perbedaan mereka terletak pada

cakupan definisinya. Definisi dari ahli hadits mencakup segala sesuatu yang disandarkan atau

bersumber dari Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, dan taqrir. Sedangkan cakupan

definisi hadits ahli ushul hanya menyangkut aspek perkataan Nabi saja yang bisa dijadikan dalil

untuk menetapkan hukum syara`.

Kedudukan Hadist

Para Ulama berpendapat bahwa hadis menempati kedudukan pada tingkat kedua sebagai

sumber hukum Islam setelah Al-Qur`an.Mereka beralasan kepada dalil-dalil Al-Qur`an surah Ali

Imran/ 3:132, surah Al-Ahzab/33:36, dan Al-Hasyr/59:7,serta hadis riwayat Turmuzi dan Abu

Dawud yang berisi dialoqantara Rasulullah SAW dengan sahabatnya Muaz bin Jabal tentang sumber

hukum Islam.

Barang siapa tak mengakui Hadist sebagai sumber hukum Islam atau mengingkarinya,maka ia

dianggap ingkar sunnah,dan dianggap murtad( keluar dari Islam atau Murtad).lihat QS

An-Nissa`/4:80.

Dalam membahas kedudukan Hadis sebagai sumber hukum Islam yang kedua,ada baiknya

mempelajari tentang kualitas hadis.Kualitas dapat dilihat dari segi jumlah rawinya,nilai sanadnya

dan perawi terakhir yang membukukan hadis.

Fungsi Hadist2

2 Abdul Majid hon,Ulumul Hadist,hlm.16

9

Page 10: Sumber Hukum Islam

Fungsi hadist pada umumnya menjelaskan makna kandungan Al-Qur`an yang sangat dalam dan

global atau li al-bayan(menjelaskan) sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nahl (16):44.

Secara garis besar ada empat fungsi hadits sebagai penjelas (bayan) Al-Qur`an,yautu sebagai

berikut:

1. bayan taqrir

posisi hadist sebagai penguat (taqrir) atau memperkuat keterangan Al-Qur`an (ta`kid).Sebagian

ulama menyebut sebagai bayan taqrir dan bayan ta`kid.Artinya hadis menjelaskan apa yang

sudah dijelaskan dalam Al-Qur`an,misal hadis tentang shalat,zakat,puasa dan haji.

2. bayan tafsir

hadis sebagai penjelas (tafsir) terhadap Al-Qur`an dan fungsi inilah yang terbanyak pada

umumnya.peenjelasan yang diberikan ada tiga mcam,yaitu sebagai berikut:

a.tafshil Al-Mujmal

tafshil Al-Mujmal( memeperinci secara global ),hadis memberi penjelasan secara terperinci

pada ayat-ayat Al-Qur`an yang bersifat global,baik menyangkut masalah ibadah maupaun

hukum.

Misalnya perintah shalat dalam Al-Qur`an diperintah secara global tanpa diketahui bagaimana

pelaksanaan shalat itu sendiri.namun dalam hadis dijelaskan secara bagaimana

shalat,kapan,rukunnya dan sebagainya.

b. Takhshih Al-Amm

Hadis yang mengkhususkan ayat-ayat Al-Qur`an yang umum,misalnya ayat-ayat tentang waris

dalam ayat An-Nissa`:11 yang mejelaskan pembagian harta pusaka terhadap ahli

waris,kemudian dikhususkan dengan hadis nabi yang melarang mewarisi harta peninggalan

Para Nabi ,berlainan agama,dan pembunuh.

c.Taqyid Al-Muthlaq

Hadis yang mebatasi kemutlakan ayat-ayat Al-Qur`an.Artinya Al-Qur`an keterangan secara

mutlak,kemudian ditakhshish dengan hadis yang khusus,sebagaimana yang difirmankan Allah

SWT dalam surat Al-Maidah ayat 38 yang menjelaskan pemotongan tangan kepada pencuri

tanpa dijelaskan batas semana tangan itu dipotong,kemudian baru ada hadis nabi yang

menjelaskan pemotongan tangan sampai pergelangan tangan.

3. bayan Naskhi

10

Page 11: Sumber Hukum Islam

Hadis menghapus (nasakh) hukum yamg diterangkan dalam Al-Qur`an .misalnya kwajiban

wasiat yang diterangkan dalam Al-Baqarah :180 “Diwajibkan atas kamu,apabila diantara kamu

kedatangan (tanda-tanda) maut,jika ia meninggalkan harta yang banyak,berwasiat untuk ibu-

bapak dan karib kerabat secara ma`ruf,(ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa”.

Ayat diatas di nasakh dengan Nasakh dengan Nabi:”sesungguhnya Allah memberikan hak

kepada setiap yang mempunyai hak dan tidak ada wasiat itu wajib bagi waris( HR.An-Nasa`i)

4. bayan tasyri`

Hadis menciptakan hukum syariat (tasyri`) yang belum dijelaskan oleh Al-Qur`an.Para ulama

berbeda pendapat tentang fungsi sunnah sebagi dalil pada sesuatu hal yang tidak disebutkan

dalam Al-Qur`an .Mayoritas mereka berpendapat bahwa sunnah berdiri sendiri sebagai dalil

hukum dan yang lain berpendapat bahwa sunnah menetapkan dalil yang terkandung atau tersirat

secara implicit dalam teks Al-Qur`an.Misalnya masalah siwak (menggosok gigi) yang

disunnahkan oleh Nabi SAW.Hal ini tidak terungkap secara eksplisit dan detail dalam Al-Qur`an

.Al-Qur`an hanya menegaskan masalah kebersihan secara umum.

Hubungan Al-Qur`an dan Hadist

Al-Qur'an dan Al-Hadits/ As-Sunnah merupakan rujukan utama bagi hukum Syari’at

islam. Al-Qur`an dan Hadits (sunnah) merupakan sumber pokok ajaran Islam.

Sunnah mempunyai fungsi menjelaskan maksud ayat-ayat Al-Qur`an dan dapat pula berdiri

sendiri dalam menentukan sebagian dari pada beberapa hukum Syari’at.

Bila Al-Qur`an telah mengatur suatu hukum secara nash, maka sunnah ada

kalanya mengukuhkan hukum yang telah ada pada Al-Qur'an tersebut, Sehingga permasalahan

tersebut memiliki dua dasar hukum yang dapat dijadikan hujjah.

Jika Al-Qur`an memberikan aturan secara global, maka sunnah akan memberikan penjelasan

tentang maksudnya. Kemudian, penjelasan sunnah tidak mungkin keluar dari lingkup alternatif yang

diberikan oleh Al-Qur`an.

Dan jika terdapat suatu permasalahan yang belum terdapat hukumnya didalam Al-Qur'an,

maka rasulullah melalui sunnahnya akan menetapkan hukum bagi permasalahan tersebut.

Daftar Pustaka

11

Page 12: Sumber Hukum Islam

Harun,Salman.2007.Al Qur`an dan Hadist.Jakarta:PT Yudhistira

Syafiie,Inu Kencana.1996.Al-Qur`an dan Ilmu Politik.Jakarta:PT Rineka Cipta

Syamsuri.2006.Pendidikan Agama Islam SMA jilid 1.Jakarta:PT Erlangga

Khon,Abdul Majid.2008.Ulumul Hadits.Jakarta:Amzah

Kalau ada saran maupun kritikan bisa dikirim ke alamat di bawah iniEmail:[email protected]

12