sumber hukum islam
TRANSCRIPT
![Page 1: Sumber Hukum Islam](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082513/5571f88449795991698d96d0/html5/thumbnails/1.jpg)
Daftar Isihal
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………....1Kata Pengantar……………………………………………………………………………….……….21. Sumber hukum Islam……..……………….………………..……………………………………..32. Al Qur`an………………………………………………………………………………….............3
2.1. pengertian Al-Qur`an.………………………………………………………………………..32.2. kedudukan Al Qur`an………………………………………………………………………...42.3. Fungsi Al Qur`an……………………………………………………………………………..5
3. Hadits……………………………………………………………………………………...............83.1. pengertian hadits……………………………………………………………………………..83.2. kedudukan hadits……………………………………………………………………………..93.3. Fungsi Hadits……………………………………………………………………………….10
4. hubungan Al-Qur`an dan Hadist………………………………………………………………...11Daftar pustaka......................................................................................................................................12
1
![Page 2: Sumber Hukum Islam](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082513/5571f88449795991698d96d0/html5/thumbnails/2.jpg)
Kata pengantar
Puji beserta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
kelancaran dan kemudahan dalam menyusun makalah ini.Dalam hal ini penulis juga mengajak para
pembaca untuk senantiasa taat kepada Allah SWT,menjalankan segala perintah Nya dan segala
Larangan Nya.Hidup ini hanya sekali Allah berikan kepada kita,jadi gunakan waktu hidup ini
dengan sebaik-baiknya.Jangan gunakan waktu untuk hal yang membuat kita lupa kepada
Allah.Gunakan waktunya untuk beramal shalih,berbuat baik kepada sesama makhluk Allah dan
tidak saling menyakiti menyakiti satu sama lain.
Kemudian shalawat beserta salam senantiasa dihaturkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW,Sahabat,keluarga,dan para pengikutnya sampai hari kiamat dunia ini.Muhammad merupakan
Rasul utusan Allah untuk mengubah prilaku manusia yang jahiliyyah menjadi manusia yang
berakhlakul karimah,seperti hadis yang nabi ucapkan“sesungguhnya Aku di utuskan (ke muka
bumi ) untuk memperbaiki akhlak”.
Rasulullah diutuskan ke muka bumi ini dengan meninggalkan dua pedoman kepada kita yaitu
Al Qur`an dan Sunnah (hadist) supaya manusia tidak tersesat.Al Qur`an dan Hadits merupakan
sumber hukum Islam yang utama.Jadi segala permasalahan mengenai perihal yang menyangkut
kehidupan,semuanya berpedoman kepada Al Qur`an dan Hadist.Al Qur`an menjadi acuan pertama
dalam menetapkan sebuah hukum dan Hadist sebagai penguat hukum Al Qur`an dan sekaligus
penjelas untuk ketetapan suatu hukum.Lain halnya lagi, andaisaja sebuah masalah tidak terdapat
kejelasan hukum dalam Al Qur`an ,maka diadakan musyawarah kesepakatan para alim ulama
menetapkan posisi hukum.
Begitulah uraian-uraian sekilas mengenai Al-Qur`an dan Hadist sebagai sumber Hukum
Islam.Tentunya dalam penulisan mungkin ada kesalahan ataupun kekurangan,akan tetapi semuanya
telah diusahakan dengan maksimal.Oleh karena itu saran dan pemikiran dari pembaca akan kami
ampung sebagai perbaikan untuk masa akan datang. Semoga kita selalu dalam ampunan dan
lindungan Nya.
Penulis
Agus Hermansyah
2
![Page 3: Sumber Hukum Islam](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082513/5571f88449795991698d96d0/html5/thumbnails/3.jpg)
Sumber hukum Islam
Menurut ahli ushul fiqh, hukum adalah khitab atau perintah Allah swt yang menuntut mukalllaf
untuk memilih antara mengerjakan dan tidak mengerjakan atau menjadikan sesuatu sebagai
sebab ,syarat atau penghalang bagi adanya yang lain , sah, batal, rukhsah (kemudahan),dan azimah.
Menurut ahli fiqh,hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh tuntutan syariat ,berupa al-
wujub ,al-hurmah,al-karahah,al-ibadah.
Maksud sumber Hukum adalah segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan aturan yang
mempunyai kekuatan dan bersifat mengikat.Apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas
dan nyata.
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang melahirkan / menimbulkan aturan yang mempunyai
kekuatan yang bersifat mengikat yang apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan
nyata(sudarsona,1992:1).
jadi ,sumber hukum Islam adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar,acuan atau pedoman
syariat Islam.Pada umumnya ulama fikih sependapat sumber utama hukum Islam adalah Al-Qur`an
dan hadist.Rasulullah SAW bersabda:”Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang karenanya kalian
tidak akan tersesat selama-lamanya,selama kalian berpegang pada keduanya, yaitu Al-Qur`an dan
sunnahku ( Hadist)”.
Al-Qur`an
Pengertian Al Qur`an
Pengertian Al-qur`an secara harfiah (semantis) terdapat beberapa perbedaan dikalangan
ulama.Di antaranya sebagai berikut:
1. Al-Farra (ahli bahasa Arab) mengatakan bahwa Al-Qur`an berasal dari kata qarinah
jamaknya qara`in artinya “petunjuk makna”.Alasannya bahwa ayat-ayat Al-Qur`an itu saling
menjelaskan dan ayt tertentu menjadi petunjuk bagi makna ayat yang lain.
2. Imam Al-Asy `ari,pemuka mazhab ilmu kalam (akidah).Beliau mengatakan kata Al-Qur`an
itu diambil dari kata dasar qarana artinya “menggabungkan”.Alasannya adalah bahwa ayat-
ayat dan surah-surah Al-Qur`an itu saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga
menjadi satu kesatuan.
3
![Page 4: Sumber Hukum Islam](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082513/5571f88449795991698d96d0/html5/thumbnails/4.jpg)
Menurut As-Shalih,pendapat itu sulit diterima karena tidak berdasar pada kaidah
penafsiran bahasa Arab,maksudnya bahwa satu kata dalam bahasa Arab tidak mungkin berasal
dari satu kata dasar dan kata Al-Qur`an tidak mungkin mengalami perubahan bentuk dari kata
dasar qarinah dan qarana.
3. Al-Zajjaj,ahli kebahasaan.Beliau mengatakan bahwa Al-Qur`an terambil dari kata dasar
qara`a yang berarti “menyatukan”.Hal itu karena Al-Qur`an menyatukan atau
mengasosiasikan inti semua yang diajarkan kitab-kitab sebelumnya.
4. Al-Lihyani berpendapat bahwa Al-Qur`an berasal dari kata qara`a juga,tetapi berarti
“membaca”,qur`an adalah jamaknya.Hal itu jelas dalam QS Al-Qiyamah/75:17-18.
Pendapat ini dipandang terbaik oleh syubhi Al-Shalih.
5. Manna khalil al-Qattan,seorang ulama terkenal dari Riyadh.beliau berpendapat qur`an asal
kata dari qara`a yang mmpunyai arti mengumpulkan dan menghimpun;dan juga asal kata dari
qira`ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu
ucapan yang tersusun rapi.
Maka dapat kita dapat kemukakan bahwa Al-Qur`an secara harfiahnya adalah petunjuk
makna,menghimpun,menghubung-hubungkan,dan membaca.
Pengertian Al-Qur`an menurut istilah (terminology)
Menurut istilah Al-qur`an adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat jibril ,yang tertulis di dalam mushaf-
mushaf ,dinukilkan darinya secara mutawatir dan beribadat membacanya.
Kedudukan Al-Qur`an
Al-Qur`an adalah dasar dan sumber hukum dan utama ajaran Islam.Oleh karena itu segala
perbuatan/prilaku dan jalan hidup manusia harus berdasar Al-Qur`an baik itu mengatur hubungan
manusia dengan dirinya sendiri,hubungan manusia dengan Allah SWT ,hubungan manusia dengan
sesamanya, dan hubungan manusia dengan alam.Allah berfirman”Sungguh telah kami turunkan
kepadamu Al-Kitab dengan kebenaran,supaya kamu dapat menerapkan aturan-aturan pada
manusia menurut apa yang Allah telah turunkan kepadamu dan janganlah engkau menjadi
4
![Page 5: Sumber Hukum Islam](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082513/5571f88449795991698d96d0/html5/thumbnails/5.jpg)
penentang (orang yang tidak bersalah) Karena (membela) orang yang berkhianat”(QS An
Nissa`/4:105).
Fungsi Al-Qur`an
Fungsi Al-Qur`an antara lain sebagai berikut1 :
1. Sebagai ruh
Sebagai ruh,yaitu sebagi spirit yang menghidupkan manusia dan kemanusian. Allah swt
berfirman:”Dan demikianlah kami wahyukan ruh kepadamu atas perintah kami.Tiada kau
ketahui sebelumnya apakah Al-Kitab (Al-Qur`an) itu dan apakah iman itu.Tapi Kami telah
menjadikannya cahaya yang Kami bombing dengannya siapa yang kami berkenan di antara
hamba- hamba Kami.Dan kau Sungguh membimbing ke jalan yang lurus.(QS As Syura/42:52)
Al-Qur`an menjelaskan dalam dalam surah Fushilat ayat 39 bahwa wahyu yang dapat
menghidupkan manusia dan kemanusiaan,sebagaimana dalam air menghidupkan tanah.kalian
lihat,tanah yang tandus atau mati,seperti padang pasir.apabila tanah itu mendapat air maka tanah
itu akan bergerak dan gembur/subur.
Para sejawan tahu betul bahwa sebelum Islam (Al-Qur`an) menghidupkan Arabia yang
tadinya mereka penyemabah berhala menjadi penyembah Allah swt yaitu Tuhan yang Maha
Esa.Dulunya sebelum datang Al-Qur`an mereka adalah bangsa pengembang ilmu dan
kebudayaan yang immoral (peminum khamar,penjudi,pemabuk,dan sebagainya) menjadi
manusia berakhlak mulia.Dulunya juga Bangsa yang tidak diperhitungkan tetapi dalam masa
tidak lebih dua puluh lima tahun dapat menundukan dua bangsa super power pada masa itu,yaitu
Romawi dan Persia.Itulah ruh atau spirit yang menghidupkan jiwa umat Islam.
2. Sebagai hidayah
Maksud Al-Qur`an sebagai hidayah adalah bahwa Al Qur`an itu sebagi pedoman bagi
manusia dalam menjalankan kehidupannya dalam berbagai aspek kehidupan.Jadi,sebagai
pedoman Al Qur`an memiliki ketentuan-ketentuan yang harus digubris dan dijalankan.Pedoman
dalam seluruh aspek kehidupan berarti Al-Qur`an mempunyai petunjuk-petunjuk dan prinsip-
prinsip dalam melakukan aktifitas sepeti sosial,ekonomi,politik dan pertahanan.Andaikata
manusia mengikuti segala pedoman yang diperintahkan dalam Al-Qur`an maka manusia akan
menempatkan posisi taqwa dihadapan Allah swt.
3. Sebagai Bayyinat
1 Salman Harun,Al-Qur`an dan Hadist,hlm.55-60
5
![Page 6: Sumber Hukum Islam](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082513/5571f88449795991698d96d0/html5/thumbnails/6.jpg)
Bayyinat adalah dari bayyinah,artinya “penjelasan”.Dalam ayat Al-Qur`an dinyatakn
sebagai bayyinat min al huda,”penjelasan-penjelasan dari hidayah”.Maksudnya adalah bahwa
Kitab itu disamping berisi hidayah,juga mengandung penjelasan-penjelasan mengenai hidayah
itu.Artinya,hidayah adalah ketentuan-ketentuan umum,sedangkan bayyinat adalah rincian-
rincian dari hidayah tersebut.
Allah berfiman:”…….menghalalkan bagi kalian yang baik-baik dan mengharamkan bagi kalian
yang keji-keji….”(QS Al-A`raf/7:157).
Maksudnya adalah bahwa Nabi Muhammad SAW membawa ajaran-ajaran yang menghalalkan
yang baik-baik dan mengharamkan segala yang keji-keji.Itu adalah tolak ukur umum bahwa
yang baik-baik itu hala,dan yang keji-keji itu haram.
4. Sebagai Furqan
Secara harfiah furqan berarti “pemisah”.Maksudnya adalahpemisah antara yang benar dari
yang salah.Dengan demikian makna AL-Qur`an sebagai Al-furqan adalah bahwa kitab itu
menjadi pemisah sehimgga diketahui mana yang benar dan mana yang salah,atau mana yang haq
dan mana yang batil.Apa yang dinilai Al-Qur`an benar itu benar adalah benar dan apa yang
dinilai Al-Qur`an itu salah adalah salah.Pikiran manusia boleh menganalisa apa yang terkandung
dalam Al-Qur`an ,tetapi kalau belum memahami isi Al-Qur`an ,jangan katakan Al-Qur`an itu
salah.Sebagai contohnya minuman keras.Ada sebahagian orang mengatakan minuman khamar
(keras) itu bermanfaat,sehingga di dalam kehidupan masyarakat Barat menganggap minuman
keras adalah budaya mereka.Tetapi dalam Al-Qur`an secara tegas menyatakan dalam sural Al-
Baqarah ayat 219 bahwa walaupun sedikit ada manfaatnya,bahayanya lebih besar.
Manfaatnya memang menghangatkan tubuh,tetapi dilain sisi lebih banyak kemudharatannya
seperti mabuk.Seseorang bila sudah mabuk,ia akan melakukan kejahatan apa saja tanpa
disadarinya.Dengan demikian Al-Qur`an adalah tolak ukur,pemisah antara yang benar dengan
yang salah.
5. Sebagai Mussadiq
Secara harfiah mussadiq artinya “pembenar”.Maksudnya adalah Al-Qur`an itu
membenarkan nabi-nabi terdahulu berserta ajaran-ajaran mereka. Semua nabi/rasul adalah
utusan Allah.jadi semua ajaran disampaikan oleh nabi terdahulu dibenarkan oleh Al-Qur`an.Hal
ini memang berbeda dengan agama Yahudi yang hanya membenarkan nabi-nabi sampai Nabi
Musa.Berbeda dengan agama Nasrani yang hanya membenarkan nabi-nabi sampai Nabi Isa.
6
![Page 7: Sumber Hukum Islam](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082513/5571f88449795991698d96d0/html5/thumbnails/7.jpg)
6. Sebagai Muhaymin
Muhaymin mempunyai arti “penjamin”.Maksudnya bahwa Al-Qur`an itu menjamin
kontinuitas ajaran-ajaran nabi-nabi atau kitab-kitab terdahulu.Ajaran dasar nabi atau rasul
terdahulu,disamping di benarkan juga ditampung dalam Al-Qur`an.Oleh karena itulah umat Nabi
Muhammad juga harus mengimani Kitab-kitab terdahulu,seperti Taurat,Zabur,dan
Injil.Sebagaimana kita telah pelajari bahwa ajaran dasar yang dibawa semua nabi adalah iman
kepada Allah sebagai Tuhan yang Maha Esa,Iman kepada hari Akhir,dan berbuat kebaikan
selama hidup di dunia.
7. Sebagai Syifa`
Syifa` artinya “penyembuh”.Allah swt berfirman dalam QS Yunus/10:57 yang
artinya:”wahai Manusia telah datang kepada kalian peringatan dari Tuhan,dan obat bagi
(penyakit )di dalam hati,dan petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman.”
Berdasarkan ayat itu jelas bahwa yang disembuhkan Al-Qur`an adalah penyakit yang ada dalam
diri manusia itu sendiri.penyakit itu antara lain kafir,yaitui mengingkari adanya Allah SWT dan
petunjuk-petunjuk-Nya.Akibat ketiada imanan itu manusia jadi ragu-ragu,akibatnya mentalnya
tidak stabil.Mental yang tertekan (stress) akan menimbulkan penyakit jasmaniah juga,seperti
gangguan jantung,saraf,dan sebagainya.Oleh sebab itu dengan AL-Qur`an berisi nasehat-nasehat
dan keterangan- keterangan yang akan membawa ketenangan batin dan dapat menyehatkan
tubuh.
8. Sebagai Rahmat
Al-Qur`an diturunkan kepada kepada seluruh Umat manusia merupakan rahmat Allah
SWT.Al-Qur`an berisi ketengan-keterangan dan nasehat-nasehat dari Allah SWT dan itu semua
bagi manusia,maka bagi siapa yang mengimani dan mempercayainya tentulah akan memperoleh
keuntungan dari ajaran-ajaran Al-Qur`an.Tentunya akan mendapat keselamatan dunia dan
akhirat kelak nanti.
Hadist
Pengertian Hadist
7
![Page 8: Sumber Hukum Islam](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082513/5571f88449795991698d96d0/html5/thumbnails/8.jpg)
Secara harfiah hadist berasal dari akar kata hadasa,yahdasa,hudusa,wahadaasah.
Hadis dari akar kata di atas memiliki beberapa makan,diantaranya:
1. Al-Jiddah(artinya baru),dalam arti sesuatu yang ada setelah tidak ada atau sesuatu yang wujud setelah
tidak ada,lawannya al-qadim= terdahulu,makna etimologi ini mempunyai konteks teologis,bahwa
segala kalam selain kalam Allah bersifat Hadist (baru),sedangkan kalam Allah bersifat Qadim
(terdahulu).
2. ath thari =lunak,lembut,dan baru.Ibnu Faris megatakn bahwa hadis dari kata ini karena berita atau
kalam itu datang secara silih berganti bagaikan perkembangan usia yang silih berganti dari masa ke
masa.
3. Al-Khabar = berita,pembicaraan dan perkatan,oleh karena itu ungkaoan pemberitaan hadis yang
diungkapkan para perawi yang menyampaikan periwatan jika tersambung sanadnya selalu
menggunakan ungkapan haddasa = memberitakan kepada kami,atau sesamanya seperti
mengkhabarkan kepada kami,dan mencerikan kepada kami.Hadis disini diartikan sama dengan Al-
Khabar dan An-Naba`.
Pengertian Hadist secara Terminologis
Secara terminologi, ahli hadits dan ahli ushul berbeda pendapat dalam memberikan pengertian
hadits. Di kalangan ulama hadits sendiri ada juga beberapa definisi yang antara satu sama lain agak
berbeda. Ada yang mendefinisikan hadits, adalah : "Segala perkataan Nabi SAW, perbuatan, dan
hal ihwalnya". Ulama hadits menerangkan bahwa yang termasuk "hal ihwal", ialah segala
pemberitaan tentang Nabi SAW, seperti yang berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah
kelahiran, dan kebiasaan-kebiasaanya. Ulama ahli hadits yang lain merumuskan pengertian hadits
dengan :
"Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun
sifatnya".
Ulama hadits yang lain juga mendefiniskan hadits sebagai berikut :"Sesuatu yang didasarkan
kepada Nabi SAW. baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifatnya".
Dari ketiga pengertian tersebut, ada kesamaan dan perbedaan para ahli hadits dalam
mendefinisikan hadits. Kesamaan dalam mendefinisikan hadits ialah hadits dengan segala sesuatu
yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik perkataan maupun perbuatan. Sedangkan perbedaan
mereka terletak pada penyebutan terakhir dari perumusan definisi hadits. Ada ahli hadits yang
menyebut hal ihwal atau sifat Nabi sebagai komponen hadits, ada yang tidak menyebut. Kemudian
8
![Page 9: Sumber Hukum Islam](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082513/5571f88449795991698d96d0/html5/thumbnails/9.jpg)
ada ahli hadits yang menyebut taqrir Nabi secara eksplisit sebagai komponen dari bentuk-bentuk
hadits, tetapi ada juga yang memasukkannya secara implisit ke dalam aqwal atau afal-nya.
Sedangkan ulama Ushul, mendefinisikan hadits sebagai berikut :
"Segala perkataan Nabi SAW. yang dapat dijadikan dalil untuk penetapan hukum syara`".
Berdasarkan rumusan definisi hadits baik dari ahli hadits maupun ahli ushul, terdapat persamaan
yaitu ; "memberikan definisi yang terbatas pada sesuatu yang disandarkan kepada Rasul SAW, tanpa
menyinggung-nyinggung prilaku dan ucapan shabat atau tabi`in. Perbedaan mereka terletak pada
cakupan definisinya. Definisi dari ahli hadits mencakup segala sesuatu yang disandarkan atau
bersumber dari Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, dan taqrir. Sedangkan cakupan
definisi hadits ahli ushul hanya menyangkut aspek perkataan Nabi saja yang bisa dijadikan dalil
untuk menetapkan hukum syara`.
Kedudukan Hadist
Para Ulama berpendapat bahwa hadis menempati kedudukan pada tingkat kedua sebagai
sumber hukum Islam setelah Al-Qur`an.Mereka beralasan kepada dalil-dalil Al-Qur`an surah Ali
Imran/ 3:132, surah Al-Ahzab/33:36, dan Al-Hasyr/59:7,serta hadis riwayat Turmuzi dan Abu
Dawud yang berisi dialoqantara Rasulullah SAW dengan sahabatnya Muaz bin Jabal tentang sumber
hukum Islam.
Barang siapa tak mengakui Hadist sebagai sumber hukum Islam atau mengingkarinya,maka ia
dianggap ingkar sunnah,dan dianggap murtad( keluar dari Islam atau Murtad).lihat QS
An-Nissa`/4:80.
Dalam membahas kedudukan Hadis sebagai sumber hukum Islam yang kedua,ada baiknya
mempelajari tentang kualitas hadis.Kualitas dapat dilihat dari segi jumlah rawinya,nilai sanadnya
dan perawi terakhir yang membukukan hadis.
Fungsi Hadist2
2 Abdul Majid hon,Ulumul Hadist,hlm.16
9
![Page 10: Sumber Hukum Islam](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082513/5571f88449795991698d96d0/html5/thumbnails/10.jpg)
Fungsi hadist pada umumnya menjelaskan makna kandungan Al-Qur`an yang sangat dalam dan
global atau li al-bayan(menjelaskan) sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nahl (16):44.
Secara garis besar ada empat fungsi hadits sebagai penjelas (bayan) Al-Qur`an,yautu sebagai
berikut:
1. bayan taqrir
posisi hadist sebagai penguat (taqrir) atau memperkuat keterangan Al-Qur`an (ta`kid).Sebagian
ulama menyebut sebagai bayan taqrir dan bayan ta`kid.Artinya hadis menjelaskan apa yang
sudah dijelaskan dalam Al-Qur`an,misal hadis tentang shalat,zakat,puasa dan haji.
2. bayan tafsir
hadis sebagai penjelas (tafsir) terhadap Al-Qur`an dan fungsi inilah yang terbanyak pada
umumnya.peenjelasan yang diberikan ada tiga mcam,yaitu sebagai berikut:
a.tafshil Al-Mujmal
tafshil Al-Mujmal( memeperinci secara global ),hadis memberi penjelasan secara terperinci
pada ayat-ayat Al-Qur`an yang bersifat global,baik menyangkut masalah ibadah maupaun
hukum.
Misalnya perintah shalat dalam Al-Qur`an diperintah secara global tanpa diketahui bagaimana
pelaksanaan shalat itu sendiri.namun dalam hadis dijelaskan secara bagaimana
shalat,kapan,rukunnya dan sebagainya.
b. Takhshih Al-Amm
Hadis yang mengkhususkan ayat-ayat Al-Qur`an yang umum,misalnya ayat-ayat tentang waris
dalam ayat An-Nissa`:11 yang mejelaskan pembagian harta pusaka terhadap ahli
waris,kemudian dikhususkan dengan hadis nabi yang melarang mewarisi harta peninggalan
Para Nabi ,berlainan agama,dan pembunuh.
c.Taqyid Al-Muthlaq
Hadis yang mebatasi kemutlakan ayat-ayat Al-Qur`an.Artinya Al-Qur`an keterangan secara
mutlak,kemudian ditakhshish dengan hadis yang khusus,sebagaimana yang difirmankan Allah
SWT dalam surat Al-Maidah ayat 38 yang menjelaskan pemotongan tangan kepada pencuri
tanpa dijelaskan batas semana tangan itu dipotong,kemudian baru ada hadis nabi yang
menjelaskan pemotongan tangan sampai pergelangan tangan.
3. bayan Naskhi
10
![Page 11: Sumber Hukum Islam](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082513/5571f88449795991698d96d0/html5/thumbnails/11.jpg)
Hadis menghapus (nasakh) hukum yamg diterangkan dalam Al-Qur`an .misalnya kwajiban
wasiat yang diterangkan dalam Al-Baqarah :180 “Diwajibkan atas kamu,apabila diantara kamu
kedatangan (tanda-tanda) maut,jika ia meninggalkan harta yang banyak,berwasiat untuk ibu-
bapak dan karib kerabat secara ma`ruf,(ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa”.
Ayat diatas di nasakh dengan Nasakh dengan Nabi:”sesungguhnya Allah memberikan hak
kepada setiap yang mempunyai hak dan tidak ada wasiat itu wajib bagi waris( HR.An-Nasa`i)
4. bayan tasyri`
Hadis menciptakan hukum syariat (tasyri`) yang belum dijelaskan oleh Al-Qur`an.Para ulama
berbeda pendapat tentang fungsi sunnah sebagi dalil pada sesuatu hal yang tidak disebutkan
dalam Al-Qur`an .Mayoritas mereka berpendapat bahwa sunnah berdiri sendiri sebagai dalil
hukum dan yang lain berpendapat bahwa sunnah menetapkan dalil yang terkandung atau tersirat
secara implicit dalam teks Al-Qur`an.Misalnya masalah siwak (menggosok gigi) yang
disunnahkan oleh Nabi SAW.Hal ini tidak terungkap secara eksplisit dan detail dalam Al-Qur`an
.Al-Qur`an hanya menegaskan masalah kebersihan secara umum.
Hubungan Al-Qur`an dan Hadist
Al-Qur'an dan Al-Hadits/ As-Sunnah merupakan rujukan utama bagi hukum Syari’at
islam. Al-Qur`an dan Hadits (sunnah) merupakan sumber pokok ajaran Islam.
Sunnah mempunyai fungsi menjelaskan maksud ayat-ayat Al-Qur`an dan dapat pula berdiri
sendiri dalam menentukan sebagian dari pada beberapa hukum Syari’at.
Bila Al-Qur`an telah mengatur suatu hukum secara nash, maka sunnah ada
kalanya mengukuhkan hukum yang telah ada pada Al-Qur'an tersebut, Sehingga permasalahan
tersebut memiliki dua dasar hukum yang dapat dijadikan hujjah.
Jika Al-Qur`an memberikan aturan secara global, maka sunnah akan memberikan penjelasan
tentang maksudnya. Kemudian, penjelasan sunnah tidak mungkin keluar dari lingkup alternatif yang
diberikan oleh Al-Qur`an.
Dan jika terdapat suatu permasalahan yang belum terdapat hukumnya didalam Al-Qur'an,
maka rasulullah melalui sunnahnya akan menetapkan hukum bagi permasalahan tersebut.
Daftar Pustaka
11
![Page 12: Sumber Hukum Islam](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082513/5571f88449795991698d96d0/html5/thumbnails/12.jpg)
Harun,Salman.2007.Al Qur`an dan Hadist.Jakarta:PT Yudhistira
Syafiie,Inu Kencana.1996.Al-Qur`an dan Ilmu Politik.Jakarta:PT Rineka Cipta
Syamsuri.2006.Pendidikan Agama Islam SMA jilid 1.Jakarta:PT Erlangga
Khon,Abdul Majid.2008.Ulumul Hadits.Jakarta:Amzah
Kalau ada saran maupun kritikan bisa dikirim ke alamat di bawah iniEmail:[email protected]
12