synthesizing and characterising carbon...

10
1 SYNTHESIZING AND CHARACTERISING CARBON ENCAPSULATED NANO PARTICLE Fe 3 O 4 BY USING HYDROTHERMAL METHOD AS TEXTILE DYE WASTE ABSORBER RODHAMIN B Lia Putri Trisnawati,Nandang Mufti, Siti Zulaikah Jurusan FMIPA Universitas Negeri Malang Email :[email protected] ABSTRACT Aviailability clean water in Indonesia have been issue for decades, particularly in a number of big cities. Consumable clean water supplies is more expensive for nowadays, due to water refinery operational cost that is getting higher. Water sources in Indonesian urban are generally derived from the river. Industrial disposal products, for instance textile dye, can cause environment issues, such as disturbance ecology equilibrium in waters environment that can harm fishes and other waters organism. Trashes and waste disposals have some complex composition, high biochemical substance and oxygen-pressed chemical, colour, toxicity, and odor related to the dye. Liquid disposal processing technologies are growing up on these days including development of material that has ability to absorbs contaminant substances contained in liquid disposal system. One of several number technologies used to liquid disposal processing is carbon active that up to this day known as important absorbent. Yet application of carbon active limited to difficult carbon separation off the water. Composite materials of magnetic iron oxide with carbon layering potentially to use as contaminants absorbent for textile dye waste. By utilizing the magnetic nature of carbonized nano Fe 3 O 4 , disposal processing become easier. At first for separating heavy metal iron, then the plus side of carbon layering that enhance absorbing effort and keep stability of Fe 3 O 4 . Beside the nano sized Fe 3 O 4 is more efficient because it has bigger area so that can speed up the absorption.Thus it is necessary to build an eficient and cheap technology in order to make water processing for sufficient clean water supplies. Nano-particle of Fe 3 O 4 has made well by using coprecipitation method with HCl as Fe solvent and NH 4 OH as Fe precipation on iron sands. Carbon encapsulated nano-particle Fe 3 O 4 is made by hydrothermal with carbon source is glicose 1 molar. Nano-particle of Fe 3 O 4 has made well by using coprecipitation method with the size of 9.95 nm counted by XRD analyse. Carbon encapsulated nano-particle of Fe 3 O 4 is made by hydrothermal method with the size of 10.05 nm. By using UV Vis spectrophotometer device, these three absorbents which are the nano-particle of Fe 3 O 4 , Fe 3 O 4 @C and the carbon active are tested for their absorbing efficiency of Rodhamin B textile dye for 1 ppm and occure the result by 69%, 88%, and 70% each to absorbs. Nano-particle Fe 3 O 4 @C has the highest efficiency compare with Nano-particle Fe 3 O 4 and carbon active. Keywords:nanoparticle, Copresipitation, Carbon Encapsulated, absorbent PENDAHULUAN Permasalahan air bersih di Indonesia telah terjadi sejak lama, terutama di kota-kota besar. Pasokan air bersih layak konsumsi dari hari ke hari terasa mahal mengingat biaya operasional penyulingan air semakin tinggi. Sedangkan kualitas air tanah di perkotaan semakin menurun yang diakibatkan oleh penggunaan air yang berlebihan. Permasalahan terjadi karena sumber air di perkotaan Indonesia umumnya pada berasal dari air sungai. Industrialisasi tanpa diiringi peraturanpengolahan limbah membuat pencemaran air sungai semakin tinggi, ditambah tingkat disiplin yang rendah oleh sebagian besar penduduk di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam hal membuang sampah sementara tempat – tempat yang digunakan sebagai pembuangan limbah terbatas. Karena kurangnya pemahaman masyarakat akan dampak buruk dari air limbah sertacara pembuangannya yang dibuang ke sungai–sungai, kali kecil, danau, dll. Hal ini dapatberdampak pada masyarakat, apabila air sungai atau danau yang sudah tercemar tersebutdikonsumsi oleh masyarakat, terutama jika digunakan sebagai air minum.

Upload: truongthuan

Post on 11-Jun-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

SYNTHESIZING AND CHARACTERISING CARBON ENCAPSULATED NANO PARTICLE Fe3O4 BY USING HYDROTHERMAL METHOD AS TEXTILE DYE

WASTE ABSORBER RODHAMIN B

Lia Putri Trisnawati,Nandang Mufti, Siti Zulaikah

Jurusan FMIPA Universitas Negeri Malang Email :[email protected]

ABSTRACT

Aviailability clean water in Indonesia have been issue for decades, particularly in a number of big cities. Consumable clean water supplies is more expensive for nowadays, due to water refinery operational cost that is getting higher. Water sources in Indonesian urban are generally derived from the river. Industrial disposal products, for instance textile dye, can cause environment issues, such as disturbance ecology equilibrium in waters environment that can harm fishes and other waters organism. Trashes and waste disposals have some complex composition, high biochemical substance and oxygen-pressed chemical, colour, toxicity, and odor related to the dye. Liquid disposal processing technologies are growing up on these days including development of material that has ability to absorbs contaminant substances contained in liquid disposal system. One of several number technologies used to liquid disposal processing is carbon active that up to this day known as important absorbent. Yet application of carbon active limited to difficult carbon separation off the water. Composite materials of magnetic iron oxide with carbon layering potentially to use as contaminants absorbent for textile dye waste. By utilizing the magnetic nature of carbonized nano Fe3O4, disposal processing become easier. At first for separating heavy metal iron, then the plus side of carbon layering that enhance absorbing effort and keep stability of Fe3O4. Beside the nano sized Fe3O4 is more efficient because it has bigger area so that can speed up the absorption.Thus it is necessary to build an eficient and cheap technology in order to make water processing for sufficient clean water supplies.

Nano-particle of Fe3O4 has made well by using coprecipitation method with HCl as Fe solvent and NH4OH as Fe precipation on iron sands. Carbon encapsulated nano-particle Fe3O4 is made by hydrothermal with carbon source is glicose 1 molar.

Nano-particle of Fe3O4 has made well by using coprecipitation method with the size of 9.95 nm counted by XRD analyse. Carbon encapsulated nano-particle of Fe3O4 is made by hydrothermal method with the size of 10.05 nm. By using UV Vis spectrophotometer device, these three absorbents which are the nano-particle of Fe3O4, Fe3O4@C and the carbon active are tested for their absorbing efficiency of Rodhamin B textile dye for 1 ppm and occure the result by 69%, 88%, and 70% each to absorbs. Nano-particle Fe3O4@C has the highest efficiency compare with Nano-particle Fe3O4 and carbon active.

Keywords:nanoparticle, Copresipitation, Carbon Encapsulated, absorbent

PENDAHULUAN

Permasalahan air bersih di Indonesia telah terjadi sejak lama, terutama di kota-kota besar. Pasokan air bersih layak konsumsi dari hari ke hari terasa mahal mengingat biaya operasional penyulingan air semakin tinggi. Sedangkan kualitas air tanah di perkotaan semakin menurun yang diakibatkan oleh penggunaan air yang berlebihan.

Permasalahan terjadi karena sumber air di perkotaan Indonesia umumnya pada berasal dari air sungai. Industrialisasi tanpa diiringi peraturanpengolahan limbah membuat pencemaran air sungai semakin tinggi, ditambah

tingkat disiplin yang rendah oleh sebagian besar penduduk di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam hal membuang sampah sementara tempat – tempat yang digunakan sebagai pembuangan limbah terbatas. Karena kurangnya pemahaman masyarakat akan dampak buruk dari air limbah sertacara pembuangannya yang dibuang ke sungai–sungai, kali kecil, danau, dll. Hal ini dapatberdampak pada masyarakat, apabila air sungai atau danau yang sudah tercemar tersebutdikonsumsi oleh masyarakat, terutama jika digunakan sebagai air minum.

2

Produk-produk limbah pewarna industri dapat menyebabkan masalah lingkungan, seperti perusakan keseimbangan ekologi dalam lingkungan perairan, yang membahayakan ikan dan organisme air lainnya dan generasi gas berbahaya, seperti hidrogen sulfida. Degradasi produk dari pewarna sering terjadi karsinogenik dan mutagenik pada manusia (Wang, 2012).

Pewarna sulit untuk terurai di dalam air karena unsur asalnya sintetis dan struktur molekul yang kompleks sehinggamembuat mereka lebih stabil . Untuk mengurangi dampak pada lingkungan dan manusia, perlu untuk mencari jalan keluar metode yang efektif, nyaman dan cepat dalam menanggulangi pewarna dari air limbah sebelum dibuang. Oleh karena itu sangat dibutuhkan pengembangan teknik ramah lingkungan yang sederhana dan ekonomis untuk penanganan pewarna berbahaya (Wu dkk, 2012).

Salah satu contoh dari produkair limbah pewarna industri yaitu air limbah tekstil, yang mengandung berbagai macam zat warna. Di antaranya zat warna merah yang mengandung rodhamin B. Rodhamin B suatu zat pewarna tekstil yang biasanya digunakan untuk pewarna cat, tinta, pakaian. Pewarna ini memiliki warna yang menarik dan mencolok. Bahayanya di lingkungan dapat menimbulkan iritasi pada saluran nafas, kulit, mata, dan pada saluran pencernaan.

Sampai saat ini, berbagai metode telah dikembangkan untuk menghilangkan polutan dari limbah pewarna, seperti pengolahan biologis, koagulasi /flokulasi , ozonisasi, membran filtrasi, Ion-Exchange, degradasi fotokatalitik dan adsorpsi(Wu, 2012). Berbagai metode teknologi absorbsi tanpa bahan kimia memiliki keuntungan dari segi efektivitas dan ekonomi. Absorben yang umum digunakan terutama termasuk karbon aktif, zeolit, tanah liat, polimer biodegradable dan sorbents polimer sintetis, namun adsorben pun bisa mengalami kapasitas penyerapan dan kesulitan pemisahan dengan larutan.(Wu dkk, 2012)

Karbon aktif telah menjadi adsorben yang sangat penting dalam pengolahan air, namun aplikasi karbon aktif dibatasi dengan pemisahan karbon dengan air yang sulit. Akibatnya, adsorpsi dengan karbon aktif memiliki beberapa keterbatasan seperti

kebutuhan untuk peralatan yang kompleks, biaya investasi dan pemulihan rendah.Sangatlah penting untuk mencari adsorben yang efektif, ekonomis dan mudah diperoleh. (Wang dkk, 2011)

Dalam beberapa tahun terakhir, telah berkembang penelitian partikel magnetik yang dapat dengan mudah dipisahkan dari larutan dengan memanfaatkan medan magnet eksternal dan yang unggul dalam pemisahan dan daur ulang. Pemisahan magnetik telah menjadi salah satu teknik yang menjanjikan untuk pemurnian air lingkungan karena sifatnya tidak memproduksi kontaminan seperti flokulan dan memiliki kemampuan menyaring sejumlah besar air limbah dalam waktu singkat . Selain itu, pendekatan ini sangat diinginkan dalam industri karena dapat mengatasi masalah hadir dalam filtrasi, sentrifugasi atau pemisahan gravitasi. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi pemisahan magnetik telah banyak digunakan di bidang pemisahan dan adsorbpsi.(Wu dkk, 2012)

Salah satu partikel magnetik yang digunakan adalah Fe3O4. Nanopartikel Fe3O4 yang digunakan untuk bahan komposit adsorben magnetik, seperti Pd nanopartikel pada Fe3O4 berongga nanospheres, magnet kitosan-Fe (III) hidrogel dan sebagainya. Nanopartikel Fe3O4 langsung digunakan sebagai adsorbenuntuk pengolahan air. Namun demikian, terbatasnya difusi Fe3O4 partikel dalam larutan air mengarah ke laju penyerapan rendah. Untuk meningkatkan kinerja adsorbsinanopartikel Fe3O4 yaitu dengan dilapisi menggunakan karbon dari glukosa (C6H12O6) dengan menggunakan metode Hydrothermal.

Metode Hydrothermaldigunakan sebagai pemecah ikatan karbon dan kemudian karbon melapisi nanopartikel Fe3O4. Metode Hydrothermal digunakan karena memiliki berberapa keunggulan yaitu lebih efisien dan praktis. Efisien dalam energi yang digunakan karena hanya menggunakan suhu yang rendah yaitu 190℃. Praktis alat yang mudah digunakan dengan memaksukkan sampel ke dalam alat Hydrothermal kemudian di furnace.

Dengan kapsulasinanopartikel Fe3O4 dengan menggunakan karbon diharapkan dapat meningkatkan kinerja absorbsi dan ukurannya yang nano dapat mempercepat proses absosrbsi karena memiliki luasan yang besar. Selain itu

3

keunggulan dari nanopartikel Fe3O4@C lebih stabil terhadap asam dan temperatur yang tinggi. Dengan memanfaatkan sifat magnetik dari nanopartikel Fe3O4 proses pemisahan air dengan absorban pun menjadi lebih efektif dan cepat. METODE EKSPERIMEN

Prosedur yang dilakukan pertama kali adalah proses ekstraksi pasir besi Tulungangung dengan menggunakan magnet permanen. Kemudian di uji XRF untuk mengetahui kandungan Fe dalam pasir. Sintesis nanopartikel Fe3O4digunakan metode kopresipitasi (Lia,2010). Untuk mendapatkan nanopartikel Fe3O4direaksikan HCl 12 M sebanyak 44 ml dengan 20 gram paris besi selama 30 menit pada suhu larutan 70 ℃ . Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut.

3Fe3O4(s) + 8HCl(l)→ 2FeCl3(l) +FeCl2(l)+ 3Fe2O3(s) + 3H2O(l) +H2(g) Setelah larutan terbentuk, dilakukkanpenyaringan dengan menggunakankertas saring. NH4OH 6,5 M sebanyak 28,8 ml ditambahkkan sedikit demi sedikit dalam larutan ini sambil di aduk dengan pengaduk magnetik dan dipanaskan dengan magnetik stirer pada suhu 70 ℃ selama 30 menit. Adapun persamaan reaksinya 2FeCl3(l) + FeCl2(l)+ 4H2O (l)+ 8NH4OH(l)→Fe3O4(s)+ 8NH4Cl(l) + 8H2O(l)

Hasil dari reaksi yang dihasilkan

kemudian dicuci berulang – ulang dengan aquades sampai bersih dari pengotornya kemudian disaring. Cara pencucian dengan menempatkan hasil reaksi pada gelas ukur 500 ml kemudian dituangkan aquades hingga penuh. Magnet permanen ditempatkan di bawah gelas tersebut dengan tujuan bisa menarik Fe3O4 supaya mengendap lebih cepat dibanding dengan Fe2O3. Bila sudah terjadi endapan didasar

gelas air di dalam gelas dibuang dengan penuangan yang hati – hati agar Fe3O4 tidak ikut terbuang. Kemudian bahan dikeringan dengan bantuan sinar matahari.

Sedangkan untuk proses pengkapsulasian dari nanopartikel F3O4@C menggunakan metode Hydrothermal( Ismagilov, 2012). Nanopartikel Fe3O4 sebanyak 5 gram di aduk dengan pengaduk magnetik selama 1 jam dengan larutan C6H12O6 1 M. Kemudian larutan tersebut disegel di dalam plastik FEP dan kemudian diberi gas Ar. Kemudian saat dimasukkan ke dalam alat Hydrothermal pun juga diberi gas Ar.

Gambar 1. Alat hydrothermal

Alat Hydrothermal tersebut dimasukkan ke dalam Furnace dan di sintering dengan suhu 190℃ selama 5 jam. Setelah itu bahan dikeluarkan dan dicuci dengan toluelena dan etanol.nanopartikel Fe3O4@C dikeringkan dengan sinar matahari.

4

Gambar 2. Skema kerja penelitian nanopartikel Fe3O4@C

Sampel yang terbentuk dikarakterisasi dengan XRF, XRD, SEM EDX, TEM dan Uv Visible Spectrofotometri. Ukuran partikel

ditentukan dengan memakai persamaan Scherrer

퐿 = . ......(1) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji XRF Pasir besi Tulungagung Hasil uji XRFPasir besi Tulungagung sebelum diekstraksi sebesar 45,4% setelah ekstraksi ditunjukkan dengan pada Tabel 1.

Compound Conc Unit

Si 1,2 % Ca 0,38 % Ti 4,74% V 0,41% Cr 0,11% Mn 0,54% Fe 91,2% Zn 0,08% Br 0,42% Eu 0,85% Re 0,20%

Hasil Uji XRD nanopartikel Fe3O4 dan nanopartikel Fe3O4@C

Hasil uji XRD dianalisis dengan X’Pert High Score Plus nanopartikel Fe3O4pada gambar.

Pengujian daya serap carbon aktive, Fe3O4, danFe3O4 @C dengan Rodhamin B

Uji UV visible

Uji Asam Uji Fisis

Sintesis Kopresipitasi

Uji XRD Uji SEM Uji TEM

Fe3O4

Capsulasi Fe3O4

Pasir Tulungagung

Ekstraksi

Pasir Besi

Uji XRF

5

Gambar 3. Hasil Analisis Fase nanopartikel Fe3O4 dengan X’Pert High Score Plus

Dari hasil analisis menunjukkan nanopatikel Fe3O4sudah cocok dengan fasa dari Fe3O4 dengan nilai sebesar 72 % cocok dengan iron diiron(III).

Berikut hasil uji XRD dianalisis dengan X’Pert High Score Plus nanopartikel Fe3O4@C pada gambar.

Gambar 4. Hasil Analisis Fase nanopartikel Fe3O4 @C dengan X’Pert High Score Plus

Dari hasil analisis menunnjukkan

nanopartikel Fe3O4@C sudah cocok dengan fasa Fe3O4 dan fasa karbon dengan nilai sebesar 51% karbon dan 49% Fe3O4. Ukuran Butir

Ukuran butir nanopartikel Fe3O4 dan nanopartikel Fe3O4@C dapat diamati dengan hasil karakterisasi XRD. Melalui pola XRD dapat diketahui ukuran partikel dengan cara menghitung nilai FWHMdari puncak bidang difraksi.Nilai FWHM diperoleh dari hasil fitting puncak difraksi sinar-X dengan mengambil fungsi Gaussian. Dari hasil fitting, FWHM dikonversi ke dalam satuan radian dengan dikalikan 휋/180. Sudut Bragg sebagai representasi dari bidang (hkl) diperoleh dari nilai centre (xc).

Bahan Ukuran butir Fe3O4 9,957 nm. Fe3O4@C 10,055 nm

Hasil Uji SEM EDX Nanopartikel Fe3O4 dan nanopartikel Fe3O4C

Hasil citra SEM nanopartikel Fe3O4 dengan perbesaran 50.000 kali tampak bahwa partikel ini teraglomerasi secara kuat. Terlihat dari morfologinya yang satu sama lain melekat dan hampir telihat rata.

Gambar 5. Hasil SEM dari nano Fe3O4 dan Hasil EDX Nanopartikel Fe3O4 pola difraksi unsur- unsur

6

Gambar 6. Hasil SEM dari nano Fe3O4@C dan Hasil EDX Nanopartikel Fe3O4@C pola difraksi unsur- unsur

Dari hasil SEM –EDX nanopartikel Fe3O4 dan Fe3O4@C terlihat perbedaaan morfologi. Dari nanopartikel Fe3O4 cenderung teraglomerasi dan rapat antar satu partikel dengan partikel yang lain akibat dari sifat magnetik Fe3O4. Sedangkan untuk nanopartikel Fe3O4@C memiliki bentuk bulatan – bulatan yang di dalamnya berisi nanopartikel Fe3O4@C.

Hasil Uji TEM Nanopartikel Fe3O4 dan nanopartikel Fe3O4C

Hasil uji TEM dari nanopartikel Fe3O4 dan nanopartikel Fe3O4@C digunakan untuk menunjukkan kapsulasi dari nanopartikel Fe3O4

Gambar 7. (a.) nanopartikel Fe3O4 , (b) dan (c) nanopartikel Fe3O4@C

Dari Gambar 7. terlihat perbedaan morfologi dari nanopartikel Fe3O4 dan Fe3O4@C, dimana tampak pada gambar 7.(a) adalah nanopartikel Fe3O4 yang memiliki warna hitam pada tiap titik – titik hitam dan cenderung teraglomerasi dengan kuat. Tiap tiap titik hitam tersebut menunjukkan nanopartikel Fe3O4 yang teraglomerasi kecil dan kemudian teraglomerasi menjadi bentuk yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan gambar dari hasil SEM nanopartikel Fe3O4 pada gambar 5. yang terlihat bulatan – bulatan yang merekat jadi satu dan tampak rata. Sedangkan dari Gambar 7. (b) dan (c) tampak gambar dari nanopartikel Fe3O4@C yang bebentuk bulatan- bulatan hitam yang terbungkus oleh selaput bening mengelilingi tiap bulatan hitam. Selaput bening tersebut adalah karbon yang dihasilkan oleh glukosa (C6H12O6). Gambar tersebut juga cocok dengan Gambar 6.Hal ini membuktikan bahwa nanopartikel Fe3O4 telah tercapsulasi.

b.

c.

a

7

Hasil Uji Daya Serap dari Nanopartikel Fe3O4 ,nanopartikel Fe3O4C dan karbon terhadap Rodhamin B.

Uji daya serap dilakukan untuk mgetahui efisiensi nanopartikel Fe3O4 dan nanopartikel Fe3O4@C terhadap karbon aktif. Berikut adalah grafik sisa dari Rodhamin B yang terserap oleh karbon aktif, nanopartikel Fe3O4, dan nanopartikel Fe3O4@C.

Gambar 8. Grafik hasil uji daya serap waktu pada nanopartikel (a.) Karbon aktif, (b.) Fe3O4, (c.) Fe3O4 terhadap Rodhamin B

Pada Gambar 8 untuk masing - masing bahan pada menit ke 5, 15, 30, 45, dan 60 memiliki nilai yang berbeda pada tiap pertambahan waktu, dimana semakin lama waktu dan semakin banyak massa yang digunakan untuk absorbsi pewarna Rodhamin B maka semakin banyak pewarna Rodhamin B yang terserap. Hal ini dapat diketahui dari makin banyak jumlah ppm Rodhamin B yang terserap pada air diikuti dengan naiknya grafik secara eksponensial.

Gambar 9. Perbandingan Efisensi nanopartikel

karbon, Fe3O4 dan Fe3O4@C Efisiensi dapat dilihat dari Gambar 9.

karbon aktif, dibanding dengan nanopartikel Fe3O4, dan nanopartikel Fe3O4@C. Terlihat pada massa 0,25 gram karbon aktif menyerap sebesar 70% dan nanopartikel Fe3O4 sebesar 69% dalam dan Fe3O4@C waktu penyerapan 60 menit. Berdasarkan data tersebut, bahwa nanopartikel Fe3O4@C mampu menyerap rodamin B yang lebih besar dari nanopartikel Fe3O4 dan karbon aktif dengan penyerapan sebesar 88%.

Pada dasarnya nanopartikel Fe3O4 sendiri merupakan nanopartikel besi yang secara simultan dapat berfungsi sebagai absorben ataupun sebagai bahan perantara untuk memecah kontaminan organik menjadi elemen yang tidak beracun dengan `membentuk suatu molekul karbon dan logam-logam berat dapat teraglomerasi dan menempel di permukaan tanah.. (Ridwan & Azwar manaf.2008)

8

Menurut Xuan , 2007 sebagian besar nanopartikel murni tidak stabil karena mudah teraglomerasi, teroksidasi di udara dan larut dalam asam. Untuk solusinya nanopartikel perlu dilapisi sebagai pelind ung. Hal ini merupakan salah satu metode prospektif meningkatkan stabilitas kimia nanopartikel tersebut. Sejauh ini berbagai bahan pelapis telah diteliti, misalnya oksida logam, silika, titanium, boron oksida dan polimer. Dibandingkan dengan polimer dan silicashell yang telah diteliti, carbon shell memperlihatkan stabilitas lebih tinggi pada berbagai ruang lingkup kimia dan fisika baik pada suasana asam maupun basa .

Karbon merupakan material yang paling sering digunakan untuk pelapisan nanopartikel karena tidak hanya bisa melindungi properti intrinsik nanokristalin material tetapi juga kestabilan yang tinggi dari encapsulation shell dan dapat dengan efektif menjaga nanopartikel yang dilapisi dari agglomerasi dan oksidasi (Zhang, 2007). Sumber carbon dalam proses capsulasi adalah glukosa. Melalui metode Hydrothermal rantai carbon akan diputus dan mengcapsulasi Fe3O4. Pelapisan karbon ini juga dapat meningkatkan daya serap dari Fe3O4 yang pada awalnya sudah berfungsi sebagai absorben pewarna. Hal ini disebabkan karena karbon juga memiliki sifat sebagai absorben. Sehingga nanopartikel Fe3O4@C memililki kelebihan selain berdaya serap tinggi namun juga lebih stabil. Kesimpulan

Dari hasil data dan analisis yang dilakukan pada nanopartikel Fe3O4 dan nanopartikel Fe3O4@C maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut. 1. Pembungkusan karbonnanopartikel

Fe3O4 telah berhasil dengan metode hydrothermal dan diperoleh ukuran butir rata – rata 10 nm

2. Perbandingan daya serap dari hasil variasi massa pada karbon aktif, nanopartikel Fe3O4, dan nanopartikel Fe3O4 dibungkus karbon terhadap pewarna tekstil Rodhamin B diperoleh hasil bahwa semakin banyak massa yang ditambahkan maka semakin banyak pewarna Rodhamin B yang terserap.

3. Perbandingan daya serap dari hasil variasi waktu pada karbon aktif, nanopartikel Fe3O4, dan nanopartikel Fe3O4 dibungkus karbon terhadap pewarna tekstil Rodhamin B diperoleh hasil bahwa semakin lama waktu yang digunakan maka semakin banyak pewarna Rodhamin B yang terserap.

4. Perbandingan efisiensi daya serap dari karbon aktif diperoleh sebesar 70%, nanopartike Fe3O4 sebesar 69% dan nanopartikel Fe3O4@C sebesar 88%.

Saran 1. Perlu adanya kecermatan dalam proses

sintesis agar diperoleh hasil yang baik. Seperti pentingnya menjaga kebersihan dan kesterilan alat dengan menggunakan alkohol sebelum digunakan. Kemudian juga menutup setiap bahan agar tidak terkontaminasi dari bahan lain dengan menggunakan plastic wrap.

2. Perlunya pengecekan PH hingga netral pada proses pencucian untuk menghindari adanya sisa asam dari HCl pada nanopartikel Fe3O4.

3. Perlu adanya variasi massa dan waktu yang lebih banyak agar diketahui titik maksimum atau titik jenuh dari absorben, karena dalam penelitian ini masih kurang diketahui titik jenuh dari absorben dalam menyerap rodhamin B.

DAFTAR RUJUKAN Abdullah , M. & khairurrijal.2009.Revew

karakterisasinanomaterial.Jurnal.Nan

9

osains dan Teknologi Vol.2 No 1 : Bandung

Amrinah, Indriati. (2010).Degradasi Fotokatalitik Zat Warna Acid Orange 7 dengan Agl/TiO2 dan sinar UV.Skripsi:Universitas Indonesia

Anonim. 2008. Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/XRD).Online PDF

Atma K, Tri.2013.Sintesis Nanopartikel Pigmen Oksida Besi Hitam (Fe3O4), Merah (Fe2O3) dan Kuning (FeOOH) Berbasis Pasir Besi Tulungagung.Skripsi : Universitas Negeri Malang

Bijaksana, S. (2002). Kajian Sifat Magnetik pada Endapan Pasir Besi di Wilayah Cilacap dan Upaya Pemanfaatannya untuk Bahan Industri. Laporan penelitian Hibah Bersaing. ITB

Dhadhang, W. K, Teuku N. S. S. 2012. Telnologi Sediaan Farmasi. Laboratotium Farmasetika Unsoed: Purwokerto.

Ernis Dwi,dkk. 2010.Kajian Variasi Suhu Sintering Pada Pembentukan Nano Magnetit Fe3O4 dengan Menggunakan Metode High Energy Milling (HEM). Jurusan Fisika UM: Malang.

Faraji, M. , Y. Yamini, E. Tahmasebi, A. Saleh & F. Nourmohammadian.2013. Cetyltrimethylammonium Bromide-Coated Magnetite Nanoparticles as Highly Efficient Adsorbent for Rapid Removal of Reactive Dyes from the Textile Companies’ Wastewaters.Journal Of The Iranian Chemical Society

Febie.2010. Sintesis dan Karakterisasi Partikel Nano Fe3O4 dengan Template PEG-1000. Institut Teknologi Sepuluh Nopember:Surabaya.

Humas dan Protokol PDAM Kota Bandung. (2008). Pelayanan Air Kotor di Wilayah Kota

Bandung. Bandung: PDAM Kota Bandung

Jamaluddin. 2010. X-RD (X-Ray Diffractions). Kendari: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo

Kertawidjaya, Iyon dan Sholihin. (1993). Kimia Lingkungan. Bandung: Jurusan Kimia

FPMIPA IKIP Bandung K. Tiwari, Dhermendra, J.Behari & Prasenjit

Sen.2008.Application of Nanoparticles in Waste Water Treatment.World Applied Science Journal, No 3(3) :417 – 433

Kurnia Sholihah, Lia.2010.Sintesis Dan Karakteristik Partikel Nano Fe3o4 Yang Berasal Dari Pasir Besi Dan Fe3o4 Bahan Komersial (Aldrich).Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lemire, C. Dkk.2004.The surface structure of Fe3O4(1 1 1) films as studied by CO adsorption.www.sciencedirect.com, Volume 572, Issue 1, hal 103-114

Kong, Lirong.2011.Constructing Carbon-Coated Fe3O4 Microsphere as antiacid and magnetic support for PalladiumNanopartcles for catalytic application. Vol. 3 No 1, 35 -42 2011

Lu , An-Hui, E. L. Salabas, and Ferdi Schuth.2007. Magnetic Nanoparticles: Synthesis, Protection, Functionalization, and Application.Angewante Chemie. hal 1222 – 1244

Mieno, Tetsu & Naoki Matsu.Production Of Nanotubes and carbon nanocluster by the J&B Arc-Jet Discharge Method.Japan : Departement of Physics Shizuoka University

Marcoux, M.-A , M. Matias, F. Olivier & G. Keck.2013. Review and prospect of

10

emerging contaminants in waste – Key issues and challenges linked to their presence in waste treatment schemes: General aspects and focus on nanoparticles.Elsevier Press

Moskowitz, Bruce M. (1991). Classes of Magnetic Materials.Http://www.irm.umn.edu /hg2m/hg2 m_b/hg2m_b.html

Oktavia, Aptika.2009.Teknologi Penginderaan Mikroskopi. Surakarta: Universitas Sebelas Marets

Poeppelmeier, Kenneth R.2006.Rational Syntheses and Properties of Transparent Conductors.International Workshop on “Fuctional Oxides” Northwestern University

Ridwan, Azwar Manaf.2007.Riset dan Pengembangan Nanopartikel Magnetik untuk pengolahan Limbah Cair. Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong 15314 Tangerang

Rina Puspita Sari, Dyah.2012. Pengaruh Penambahan Peg Pada Sintesis Partikel Nano Fe3o4 Dari Pasir Besi Lokal Terhadap Distribusi Ukuran Partikel Dan Sifat Magnetiknya.Skripsi:Universitas Negeri Malang

Sunaryo. 2010.Metode Pembelajaran Bahan Magnet dan Identifikasi Kandungan Senyawa Pasir Alam Menggunakan Prinsip Dasar Fisika.FMIPA Unifersitas Negeri Jakarta:Jakarta

Syaifuddin,Muhammad.2009.Pewarna sintesis Rhodamin B.Makalah.Insituut Teknologo Sepuluh Nopember.Surabaya

Song, Kyeongse, Youngmin Lee, Mi Ru Jo, Ki Min Nam & Yong-Mook Kang . 2012. Comprehensive design of carbonencapsulated Fe3O4 nanocrystals and their lithium storage properties (jurnal).IOP science

Voutou, Bettina. 2008. Electron Microscopy The Basics. Aristotle University of Thessaloniki.

Wang, Lixia , Jianchen Lee, Qing Jiang &

Lijun Zhao. 2012. Water-soluble Fe3O4 nanoparticles with high solubility for removal of heavy-metal ions from waste water.Dalton trans

Wang, Hongxia , Wei Zhang, Jingxiang Zhao, Lulu Xu, Chunyan Zhou, Lin Chang & Liyan Wang. 2013. Rapid Decolorization of Phenolic Azo Dyes by Immobilized Laccase with Fe3O4/SiO2 Nanoparticles as Support.Industrial & Engineering Chemistry Research

Wu, Qiuhua, Cheng Feng, Chun Wang & Zhi Wang.2013. A facile one-pot solvothermal method to produce superparamagnetic graphene–Fe3O4 nanocomposite and its application in the removal of dye from aqueous solution. Elsevier Press,No.101:210-214

Wang, Hongyu, Yu Shen, Chensi Shen, Yuezhong Wen & Hong Li. 2012. Enhanced adsorption of dye on magnetic Fe3O4 via HCl-assisted sonication pretreatment.Elsevier Press,No 284: 122- 127

Yulianto, A.S. Bijaksana, W. Loeksmato, (2002). Karakterisasi Magnetik dari Pasir Besi Cilacap. Jurnal Fisika Himpunan Fisika Indonesia vol A5 no 0527

Zysk, AM.2007. Needle Based Reflektion Refractometry of Scattering Samples Using Coherence Gated Detection. Opticts Epress. USA : University of Illinois at Urbana Campaign