tabel emisi gas rumah kaca dalam angka
TRANSCRIPT
Emisi
Gas Rumah Kaca
Dalam Angka
KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
2009
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Pengarah :
Sudariyono
Penanggung Jawab :
Nursiwan Taqim
Penyusun :
1. Maulyani Djajadilaga
2. Aksa Tejalaksana
3. Heru Harnowo
4. Agnes Swastikarina Gusthi
5. Sudarmanto
Pengolah Data :
1. Abdul Aziz Sitepu
2. Wiyoga
3. Sishatantri Dombot Sunaryedi
4. Ikhsan Mulyawan
Editor :
Maulyani Djajadilaga
Diterbitkan oleh :
Asisten Deputi Urusan Data dan Informasi Lingkungan
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Gambar Sampul :
Microsoft Clip Art
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA i
Kata Pengantar
Pada tahun 1992 KTT Bumi di Rio de Janeiro, Brazil, telah menghasilkan komitmen internasional dengan ditandatanganinya United Nations Framework Convention on Climate Change oleh sejumlah negara, termasuk Indonesia. Kemudian pada tahun 1994 pemerintah
Republik Indonesia meratifikasi konvensi tersebut melalui Undang Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Framework Convention on Climate Change. Di
samping itu, sebagai salah satu penandatangan Deklarasi Millenium pada KTT Millenium yang diadakan oleh PBB pada tahun 2000, Pemerintah Indonesia berkewajiban
melaksanakan dan memantau perkembangan pencapaian indikator Millenium Development Goals (MDGs) pada tingkat nasional, khususnya untuk tujuan menjamin kelestarian lingkungan hidup dengan salah satu indikatornya adalah emisi CO2 (karbon dioksida) per kapita dan konsumsi bahan perusak ozon (CFC).
Pada tahun 2007 Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan The United Nations Children's Fund (UNICEF) dan sektor terkait, termasuk Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH), melakukan studi Alur Data Sektoral Indikator MDGs Tingkat Kecamatan dan
Kabupaten/Kota dengan lokasi studi di provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Sebagai tindak lanjut dari studi tersebut, sejak tahun 2008 Asisten Deputi Urusan Data dan Informasi Lingkungan mencoba untuk mengumpulkan data sumber-sumber emisi CO2 pada
tingkat provinsi yang hasilnya kemudian dipublikasikan melalui buku Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Angka.
Dalam buku edisi tahun 2009 ini kami mendapatkan data dari berbagai institusi pemerintah
dan swasta baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih terutama kepada Badan Pusat Statistik, Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika, Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, Departemen Perhubungan, Departemen Kesehatan, serta Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
atas kesediaannya untuk berbagi data. Semoga kerjasama yang baik ini dapat terus berlanjut di masa mendatang.
Akhirnya, kami berharap agar buku ini dapat menjadi bahan masukan bagi para pemangku
kepentingan dalam menetapkan kebijakan dalam pengendalian emisi gas rumah kaca.
Jakarta, Nopember 2009
Deputi MENLH Bidang
Pembinaan Sarana Teknis dan
Peningkatan Kapasitas
Sudariyono
ii EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel iii
Daftar Gambar v
Bab I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Ruang Lingkup 3
Bab II Metodologi 4
A. Pengumpulan Data 4
B. Pengolahan Data 4
C. Penyajian Data 4
D. Penghitungan Emisi GRK 5
Bab III Energi 11
A. Rumah Tangga 11
B. Industri 13
C. Transportasi 16
Bab IV Industri 49
A. Kelompok Industri Mineral 49
B. Kelompok Industri Kimia 52
C. Kelompok Industri Logam Dasar 53
Bab V Pertanian 61
A. Lahan Sawah 61
B. Peternakan 63
C. Penggunaan Pupuk Urea 65
Bab VI Sampah 81
A. Timbulan Sampah 81
B. Emisi CO2 dan CH4 82
Bab VII Efek Rumah Kaca 89
A. Dampak terhadap Iklim 89
B. Dampak terhadap Kesehatan 91
Daftar Pustaka 100
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA iii
Daftar Tabel
Tabel 1. Rumus Penghitungan Emisi CO2 dan CH4 5 Tabel 2. Faktor Emisi Produk Bahan Bakar 6 Tabel 3. Faktor Emisi Industri Kapur 6 Tabel 4. Faktor Emisi Industri Semen 7 Tabel 5. Faktor Emisi Industri Kimia 7 Tabel 6. Faktor Emisi Industri Logam 7 Tabel 7. Faktor Emisi Pengelolaan Lahan 7 Tabel 8. Faktor Emisi dari Sampah 8 Tabel 9. Komposisi Sampah 8 Tabel 10. Konversi Satuan Energi 8 Tabel 11. Rata-Rata Konsumsi BBM menurut Jenis Kendaraan 9 Tabel 12. Kosumsi Energi Rumah Tangga menurut Jenis Bahan Bakar (SBM), 2000 - 2007 19 Tabel 13. Jumlah Rumah Tangga Menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004, dan 2007 19
Tabel 14. Perkiraan Konsumsi Energi Rumah Tangga (SBM) menurut Provinsi dan
Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004, dan 2007 22 Tabel 15. Perkiraan Emisi CO2 (Ton) dari Rumah Tangga menurut Provinsi dan
Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004 dan 2007 25 Tabel 16. Konsumsi Energi Industri (ribu SBM) menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007 28 Tabel 17. Konsumsi Energi Industri (ribu SBM) menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar,
2003 - 2005 29 Tabel 18. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Kosumsi Energi Industri menurut Provinsi
dan Jenis Bahan Bakar, 2003 - 2005 32 Tabel 19. Konsumsi Energi Transportasi (ribu SBM) menurut Jenis Bahan Bakar,
2000 - 2007 35 Tabel 20. Jumlah Kendaraan Bermotor menurut Jenis Kendaraan, 2000 - 2007 35 Tabel 21. Perkiraan Konsumsi Energi dari Kendaraan Bermotor (SBM) menurut Provinsi
dan Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007 41 Tabel 22. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Kendaraan Bermotor menurut Provinsi,
2000 - 2007 48 Tabel 23. Produksi Kapur (ton) menurut Provinsi, 2002 - 2006 57 Tabel 24. Perkiraan Emisi CO2 (ton) dari Industri Kapur menurut Provinsi, 2002 - 2006 57 Tabel 25. Produksi Semen dan Clinker (ton) menurut Provinsi, 2004 - 2008 57 Tabel 26. Perkiraan Emisi CO2 (ton) dari Industri Semen, 2004 - 2008 58 Tabel 27. Produksi Amoniak (juta ton) menurut Provinsi, 2001 - 2008 58 Tabel 28. Perkiraan Emisi CO2 (juta ton) dari Industri Amoniak, 2001 - 2008 58 Tabel 29. Produksi Besi Baja (ton) menurut Provinsi, 2002 - 2005 59 Tabel 30. Perkiraan Emisi CO2 dari Industri Besi Baja (ton) menurut Provinsi,
2002 - 2005 59 Tabel 31. Produksi Logam Non Baja (ribu ton) menurut Provinsi, 2001 - 2005 59 Tabel 32. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Industri Logam Non Baja, 2001 - 2005 59 Tabel 33. Luas Panen Padi (hektar) menurut Provinsi, 2003 - 2008 67 Tabel 34. Perkiraan Emisi CH4 (ton) dari Lahan Sawah menurut Provinsi, 2003 - 2008 68
iv EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 35. Populasi Hewan Ternak (ribu ekor) menurut Provinsi dan Jenis Ternak,
2004 - 2007 69 Tabel 36. Populasi Hewan Unggas (ekor) menurut Provinsi dan Jenis Unggas, 2005 - 2007 73 Tabel 37. Perkiraan Emisi CH4 (Ton) dari Hewan Ternak menurut Provinsi, 2004 -2007 76 Tabel 38. Perkiraan Emisi CH4 dari Unggas menurut Provinsi, 2005 - 2007 77 Tabel 39. Konsumsi Pupuk Urea (ribu ton) menurut Provinsi, 2003 - 2007 78 Tabel 40. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Konsumsi Pupuk Urea menurut Provinsi, 2003 - 2007 79 Tabel 41. Perkiraan Timbulan Sampah (ton) menurut Provinsi, 2004 - 2008 84 Tabel 42. Perkiraan Jumlah Sampah di TPA (ton) menurut Provinsi, 2004 - 2008 85 Tabel 43. Perkiraan Emisi CO2 (gigagram) dari Sampah Dibakar menurut Provinsi,
2004 - 2008 86 Tabel 44. Perkiraan Emisi CH4 (gigagram) dari Sampah di TPA menurut Provinsi,
2004 - 2008 87 Tabel 45. Timbulan Sampah dan Sampah Terangkut (m3/tahun) di 170 Kota/Kabupaten
menurut Provinsi, 2007 88 Tabel 46. Suhu Udara Maksimum (oC) menurut Provinsi, 2000 -2007 94 Tabel 47. Suhu Udara Minimum (oC) menurut Provinsi, 2000 - 2007 95 Tabel 48. Curah Hujan Maksimum menurut Provinsi, 2000 - 2007 96 Tabel 49. Persentase Kabupaten/Kota Terjangkit Demam Berdarah menurut Provinsi,
2001 - 2007 97 Tabel 50. Jumlah Penderita Demam Berdarah menurut Provinsi, 2003 - 2007 98 Tabel 51. Angka Kesakitan Malaria per 1000 penduduk menurut Provinsi, 2002 - 2007 99
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA v
Daftar Gambar
Gambar 1. Konsumsi Energi Nasional selain Listrik menurut Sektor, 2000 - 2007 11 Gambar 2. Konsumsi Energi Rumah Tangga menurut Jenis Bahan Bakar, Tahun 2007 12 Gambar 3. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Rumah Tangga, 2000 - 2007 12 Gambar 4. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi LPG, Minyak Tanah, dan Kayu Bakar
untuk Rumah Tangga menurut Pulau, Tahun 2001, 2004, dan 2007 13 Gambar 5. Konsumsi Energi Industri menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007 14 Gambar 6. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Sektor Industri menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007 14 Gambar 7. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi (Solar, Minyak Tanah dan Batubara) Sektor Industri, menurut Pulau, 2003 - 2005 15 Gambar 8. Perkiraan Emisi CO2 dari Pembangkit Tenaga Listrik PLN menurut Pulau,
2000 - 2004 16 Gambar 9. Konsumsi Energi Sektor Transportasi, 2000 - 2007 17 Gambar 10. Perkiraan Emisi CO2 dari Sektor Transportasi, 2000 - 2007 17 Gambar 11. Perkiraan Emisi CO2 dari Kendaraan Bermotor menurut Pulau, 2000 - 2007 18 Gambar 12. Produksi Kapur menurut Provinsi, 2002 - 2006 49 Gambar 13. Perkiraan Emisi CO2 dari Industri Kapur, 2002 - 2006 50 Gambar 14. Produksi Semen dan Clinker menurut Provinsi, 2004 - 2008 51 Gambar 15. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Industri Semen, 2004 - 2008 51 Gambar 16. Produksi Amoniak menurut Provinsi, 2001 - 2008 52 Gambar 17. Perkiraan Emisi CO2 dari Industri Amoniak, 2001 - 2008 53 Gambar 18. Produksi Besi Baja menurut Provinsi, 2002 - 2005 54 Gambar 19. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Industri Besi Baja, 2002 - 2005 54 Gambar 20. Produksi Logam Non Baja menurut Provinsi, 2001 - 2005 55 Gambar 21. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Industri Logam Non Baja, 2001 - 2005 56 Gambar 22. Luas Panen Padi menurut Pulau, 2003 - 2008 61 Gambar 23. Perkiraan Emisi CH4 dari Lahan Sawah, 2003 - 2008 62 Gambar 24. Perkiraan Distribusi Emisi CH4 dari Lahan Sawah menurut Pulau, 2008 62 Gambar 25. Persentase Populasi Ternak menurut Jenis Ternak, 2007 63 Gambar 26. Perkiraan Total Emisi CH4 dari Hewan Ternak menurut Pulau, 2004 - 2007 63 Gambar 27. Persentase Populasi Unggas menurut Jenis Unggas, 2007 64 Gambar 28. Perkiraan Emisi CH4 dari Unggas menurut Pulau, 2005 - 2007 64 Gambar 29. Konsumsi Pupuk Urea menurut Pulau, 2003 - 2007 65 Gambar 30. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Penggunaan Pupuk Urea, 2003 - 2007 66 Gambar 31. Perkiraan Timbulan Sampah menurut Pulau, 2004 - 2008 81 Gambar 32. Komposisi Sampah di Indonesia, 2001 82 Gambar 33. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Sampah menurut Pulau, 2004 - 2008 82 Gambar 34. Perkiraan Total Emisi CH4 dari Sampah menurut Pulau, 2004 - 2008 83 Gambar 35. Suhu Udara Maksimum dan Minimum (oC) di Indonesia, 2000 - 2007 89 Gambar 36. Suhu Udara Maksimum menurut Pulau, 2000 - 2007 90 Gambar 37. Suhu Udara Minimum menurut Pulau, 2000 - 2007 90 Gambar 38. Curah Hujan Maksimum yang tercatat pada 33 stasiun menurut Pulau,
2003 - 2007 91
vi EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Gambar 39. Persentase Kabupaten/Kota terjangkit Demam Berdarah menurut Pulau,
2001 - 2007 92 Gambar 40. Persentase Desa terjangkit Demam Berdarah menurut Pulau, 2005 dan 2008 92 Gambar 41. Angka Kesakitan Malaria, 2002 - 2007 93
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 1
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pemanasan global dan perubahan iklim adalah sebuah fenomena meningkatnya konsentrasi
Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer akibat berbagai aktifitas manusia, seperti penggunaan
bahan bakar fosil, perubahan tata guna lahan dan hutan, serta kegiatan pertanian dan peternakan. Salah satu GRK yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap pemanasan
global dan perubahan iklim adalah CO2.
Sejak tahun 1995, dunia internasional melakukan pertemuan rutin setiap tahun untuk
membahas berbagai hal yang berkaitan dengan perubahan iklim, termasuk solusi yang harus
dilakukan. Akhirnya, pada tanggal 11 Desember 1997 Protokol Kyoto diadopsi dalam konferensi ketiga para pihak (COP3) UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) di Kyoto, Jepang. Protokol tersebut resmi berkekuatan hukum secara internasional pada tanggal 16 Februari 2005 setelah diratifikasi oleh 141 negara yang
mewakili 61% dari seluruh emisi. Indonesia sendiri telah meratifikasi protokol tersebut pada
tanggal 3 Desember 2004 melalui Undang-undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate Change.
Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada
tahun 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB sepakat untuk mengadopsi Deklarasi Milenium. Deklarasi ini menghimpun komitmen para pemimpin dunia untuk menangani isu
perdamaian, keamanan, pembangunan, hak asasi dan kebebasan fundamental. Komitmen
tersebut kemudian diterjemahkan menjadi Millennium Development Goals (MDGs) yang mempunyai delapan tujuan. Salah satu tujuan dari MDGs adalah menjamin kelestarian
lingkungan hidup dengan target sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
No. Target Indikator
1. Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang
1. Proporsi lahan yang tertutup hutan
2. Rasio luas kawasan lindung terhadap luas wilayah
3. Konsumsi energi per unit PDB
4. Emisi CO2 per kapita dan konsumsi bahan perusak ozon (CFC)
5. Proporsi penduduk atau rumah tangga menggunakan bahan bakar padat untuk memasak
2. Menurunkan separuh proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada tahun 2015
6. Proporsi penduduk atau rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum yang terlindungi dan berkelanjutan
7. Proporsi penduduk atau rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
3. Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020
8. Proporsi penduduk atau rumah tangga dengan status rumah tetap dan terjamin
2 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Indikator pertama sampai dengan kelima berkaitan dengan pemanasan global dan
perubahan iklim. Sementara indikator keenam dan ketujuh berkaitan dengan kualitas air dan
permukiman yang keduanya tidak dibahas dalam buku ini.
Upaya pemerintah Indonesia dalam mencapai target-target yang tercantum dalam
Millennium Development Goals perlu didukung oleh data sehingga hasilnya lebih terukur. Oleh karena itu pada tahun 2007 BPS bekerjasama dengan UNICEF dan sektor-sektor terkait
seperti KNLH dan Departemen Kehutanan melakukan studi Alur Data Sektoral untuk
Indikator MDGs Tingkat Kecamatan dan Kabupaten/Kota. Berdasarkan hasil studi ini kemudian diketahui bahwa sebagian besar data untuk menghitung emisi CO2 dan GRK
lainnya tersedia di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Pada Annex A Protokol Kyoto disebutkan sumber-sumber emisi GRK, antara lain dari sektor
energi, sektor atau proses industri, sektor pertanian (termasuk lahan), dan limbah (sampah).
Sumber-sumber emisi GRK dari sektor energi seperti penggunaan energi oleh industri, rumah tangga dan transportasi diperkirakan memberikan kontribusi terbesar pada emisi
GRK, khususnya CO2. Data yang ada menunjukkan bahwa ternyata penyumbang terbesar CO2 dari konsumsi energi ini adalah rumah tangga. Penjelasan rinci mengenai konsumsi
energi ini dibahas pada Bab III.
Selanjutnya pada Bab IV dijelaskan beberapa jenis industri yang menghasilkan emisi GRK
dari proses produksinya. Adanya perbedaan penggunaan satuan (unit) produksi dengan
satuan yang digunakan pada pedoman IPCC menyebabkan tidak semua jenis industri dapat ditampilkan meskipun datanya tersedia. Selain itu, perbedaan penggunaan satuan ini juga
menyebabkan banyak data produksi dari suatu jenis industri yang tidak dimasukkan dalam perhitungan sehingga total produksi yang dihasilkan tidak menggambarkan kondisi yang
sebenarnya.
Pada Bab V dijelaskan mengenai sumber-sumber emisi GRK yang berasal dari kegiatan pertanian seperti dari lahan penanaman padi (sawah), peternakan, dan penggunaan pupuk
urea. Emisi GRK yang disebabkan oleh perubahan lahan dan hutan (LULUCF) tidak disajikan karena keterbatasan data.
Selanjutnya pada Bab VI dijelaskan perkiraan produksi sampah di Indonesia berdasarkan populasi penduduk dan perkiraan emisi CO2 dan CH4 yang dihasilkan. Digunakannya angka
prediksi produksi sampah ini disebabkan terbatasnya ketersediaan data. Data produksi
sampah yang berasal dari program Adipura baru tersedia untuk 170 kabupaten/kota, sebagian besar berada di pulau Jawa, sehingga tidak dapat digambarkan secara nasional.
Kemungkinan adanya dampak emisi GRK terhadap perubahan iklim seperti kenaikan suhu udara, dan perubahan pola curah hujan serta dampak terhadap kesehatan seperti penyakit
malaria dan demam berdarah disajikan pada bab terakhir, yaitu Bab VII.
B. Tujuan
Tujuan dari penerbitan publikasi ini adalah :
1. Menyajikan data konsumsi dan atau produksi suatu bahan yang merupakan sumber emisi gas rumah kaca.
2. Menyajikan perkiraan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan yang
tercantum dalam Annex A Protokol Kyoto.
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 3
3. Menyajikan data mengenai dampak dari emisi gas rumah kaca terhadap perubahan
iklim, khususnya suhu udara dan curah hujan, dan terhadap kesehatan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyajian data pada buku ini adalah :
1. Data bersumber dari instansi pemerintah, lembaga-lembaga penelitian, dan perusahaan swasta yang telah dipublikasikan.
2. Data yang disajikan adalah data sumber emisi CO2 dan CH4.
3. Cakupan data dari tahun 2000 – 2007 atau 2008, tergantung pada publikasi terakhir dari instansi terkait.
4. Penyajian data dalam skala nasional dan provinsi.
4 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Bab II Metodologi
A. Pengumpulan Data
Data yang disajikan dalam publikasi ini sebagian besar merupakan data sekunder yang
berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, Departemen Kesehatan, dan Badan Meteorologi dan Geofisika. Data sekunder lainnya berasal dari situs PT. Pusri
(www.pusri.co.id) untuk produksi amoniak dan pupuk urea, dan BPH Migas (www.bphmigas.go.id) untuk data konsumsi BBM bersubsidi rata-rata per hari per jenis
kendaraan. Langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Menyusun daftar sumber data yang diperkirakan memproduksi atau mempumyai data sumber-sumber emisi GRK yang tercantum dalam Protokol Kyoto.
2. Melakukan survei pendahuluan ke sumber-sumber data untuk mengetahui jenis data yang dihasilkan.
3. Menyusun formulir berdasarkan format yang ada pada pedoman inventarisasi GRK yang
dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2006.
4. Membandingkan formulir dengan format data yang ada pada publikasi-publikasi yang
telah dikeluarkan oleh sumber data;
5. Melakukan pertemuan teknis dengan sumber-sumber data untuk mendapatkan data
terbaru dan untuk klarifikasi jika ada perbedaan format data.
6. Data yang sudah ada dan sesuai formatnya langsung diinput ke dalam basis data.
B. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Untuk data sekunder yang satuannya sudah sesuai dan disajikan per Provinsi, maka data
tersebut langsung dikalikan dengan faktor emisi yang sudah ditentukan oleh IPCC.
2. Data yang berbeda satuannya dengan satuan yang digunakan dalam pedoman tidak
dimasukkan dalam perhitungan. Perbedaan satuan dimaksud misalnya pedoman
menetapkan satuannya dalam berat (kg, ton, dll) sementara data yang tersedia dalam satuan volume atau luas.
3. Untuk data per Provinsi yang dinyatakan dalam persentase, diolah terlebih dahulu sehingga didapatkan angka absolutnya.
4. Data yang belum atau yang tidak tersedia per Provinsi diolah terlebih dahulu dengan data lain yang mempunyai keterkaitan sehingga didapatkan angka rata-rata per Provinsi.
C. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Data sumber-sumber emisi GRK yang sudah diolah disajikan sesuai dengan sektor atau
kegiatan penghasil emisi GRK yaitu energi, industri, pertanian, dan sampah.
2. Data efek rumah kaca sebagai dampak dari GRK disajikan pada bab terakhir.
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 5
3. Data yang disajikan adalah data produksi atau konsumsi atau luas (untuk lahan) sumber
emisi, dan data perkiraan emisi dari masing-masing sumber tersebut.
4. Penyajian tabel-tabel per provinsi dan per sektor sumber emisi didahului dengan ulasan singkat yang dilengkapi dengan gambar (grafik).
D. Penghitungan Emisi GRK
Pada dasarnya penghitungan emisi GRK menggunakan rumus dasar sebagai berikut :
Emisi GRK = i
Ai x EFi
Dimana :
Emisi GRK = Emisi suatu gas rumah kaca (CO2, CH4, N2O)
Ai = Konsumsi bahan jenis i atau jumlah produk i
EFi = Faktor Emisi dari bahan jenis i atau produk i
Faktor emisi ditentukan berdasarkan penelitian dan sangat spesifik untuk setiap bahan atau
produk. Oleh karena belum ada faktor emisi yang spesifik untuk Indonesia, maka digunakan
faktor emisi yang sudah ditentukan oleh IPCC. Rumus yang digunakan untuk menghitung emisi CO2 dan CH4 dari beberapa sumber emisi dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan
faktor emisi disajikan pada Tabel 2 sampai dengan Tabel 8.
Tabel 1. Rumus Penghitungan Emisi CO2 dan CH4
Sumber Emisi Rumus Keterangan
Konsumsi Energi EmisiCO2 = Ci x EFi Ci = konsumsi bahan bakar jenis i
EFi = faktor emisi CO2 bahan bakar jenis i
Industri Semen EmisiCO2 = Psemen x Fclinker x EFclinker Psemen = jumlah produksi semen (ton)
Fclinker = fraksi clinker dalam semen
EFclinker = faktor emisi CO2 clinker
Industri Kapur EmisiCO2 = Pkapur x EFkapur Pkapur = jumlah produksi kapur (ton)
EFkapur = faktor emisi CO2 kapur
Industri Amoniak EmisiCO2 = Pamoniak x EFamoniak Pamoniak = jumlah produksi amoniak (ton)
EFamoniak = faktor emisi CO2 amoniak
Industri Metanol EmisiCO2 = Pmetanol x EFCO2-metanol Pmetanol = jumlah produksi metanol
EmisiCH4 = Pmetanol x EFCH4-metanol EFCO2-metanol = faktor emisi CO2 metanol
EFCH4-metanol = faktor emisi CH4 metanol
Industri Besi Baja EmisiCO2 = Pbesi-baja x EFbesi-baja Pbesi-baja = jumlah produksi besi baja (ton)
EFbesibaja = faktor emisi CO2 besi baja
Industri Besi EmisiCO2 = Pbesi x EFbesi Pbesi = jumlah produksi besi (ton)
EFbesi = faktor emisi besi
Lahan Sawah EmisiCH4 = LT x HT x EFsawah LT = luas penanaman padi (Ha)
HT = lamanya penanaman (hari)
EFsawah = faktor emisi sawah
6 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Sumber Emisi Rumus Keterangan
Hewan Ternak (Fermentasi) EmisiCH4 = JHT x EFfermentasi JHT = jumlah hewan ternak
Hewan Ternak (Pupuk) EmisiCH4 = JHT x EFppk-ternak EFfermentasi = faktor emisi fermentasi
EFppk-ternak = faktor emisi pupuk ternak
Hewan Unggas (Pupuk) EmisiCH4 = JHU x EFppk-unggas JHU = jumlah hewan unggas
EFppk-unggas = faktor emisi pupuk unggas
Konsumsi Pupuk Urea EmisiCO2 = Kurea x EFurea Kurea = konsumsi pupuk urea
EFurea = faktor emisi pupuk urea
Sampah (pembakaran) EmisiCO2 = JSB x FSi x EFCO2-i JSB = jumlah sampah dibakar (ton)
EmisiCH4 = JSB x EFCH4 FSi = fraksi sampah jenis i (%)
EFCO2-i = faktor emisi CO2 sampah jenis i
i = makanan, kertas, tekstil, karet, kayu
EFCH4 = faktor emisi CH4 dari sampah
Sampah (kompos) EmisiCH4 = JSK x EFCH4 JSK = jumlah sampah yang dikompos
EFCH4 = faktor emisi CH4 dari kompos
Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006
Tabel 2. Faktor Emisi Produk Bahan Bakar
No. Produk Faktor Emisi CO2 Satuan
1. Bensin 69.300 Kg/TJ
2. Solar 74.100 Kg/TJ
3. Minyak Tanah 71.900 Kg/TJ
4. Batubara 94.600 Kg/TJ
5. LPG 63.100 Kg/TJ
6. Briket Batubara 97.500 Kg/TJ
7. Arang Kayu 112.000 Kg/TJ
8. Kayu Bakar 112.000 Kg/TJ
Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006
Tabel 3. Faktor Emisi Industri Kapur
Tipe Kapur
Rasio Stoikiometri [ton CO2 per ton CaO atau
CaO·MgO]
Kisaran Kandungan
CaO [%]
Kisaran Kandungan
MgO [%]
Nilai Kandungan CaO atau CaO·MgO [Fraksi]
Faktor Emisi [ton CO2 per ton kapur]
Kapur Kalsium Tinggi 0.785 93-98 0.3-2.5 0.95 0.75
Kapur Dolomit 0.913 55-57 38-41 0.95 or 0.85 0.86 atau 0.77
Kapur Hidraulik 0.785 65-92 NA 0.75 0.59
Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 7
Tabel 4. Faktor Emisi Industri Semen
Tipe Semen Fraksi Clinker Faktor Emisi (EF)
(ton CO2/ton clinker)
Portland 90% 0,52
Lainnya 75%
Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006
Tabel 5. Faktor Emisi Industri Kimia
No. Produk Faktor Emisi CO2 Satuan
1. Amoniak 3,273 ton CO2/ton amoniak
2. Karbit 11,60 ton CO2/ton karbit
3. Metanol 0,67 ton CO2/ton metanol
Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006
Tabel 6. Faktor Emisi Industri Logam
No. Produk Faktor Emisi CO2 Satuan
1. Besi baja (billet) 0,03 ton CO2/ton besi baja
2. Besi baja (lainnya) 1,06 ton CO2/ton besi baja
3. Alumunium 1,70 ton CO2/ton alumunium
4. Seng 1,72 Ton CO2/ton seng
5. Timah Hitam 0,52 ton CO2/ton timah hitam
Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006
Tabel 7. Faktor Emisi Pengelolaan Lahan
No. Produk Faktor Emisi CH4 Satuan
1. Lahan Sawah 1,30 ton CH4/ha lahan sawah
2. Konsumsi Pupuk Urea 0,20 *) ton CO2/ton konsumsi pupuk
3. Hewan Ternak (Fermentasi Pencernaan)
Sapi perah 61 kg/ekor
Sapi potong 47 kg/ekor
Kerbau 55 kg/ekor
Kuda 18 kg/ekor
Kambing 5 kg/ekor
Domba 5 kg/ekor
Babi 1 kg/ekor
4. Hewan Ternak (Pupuk Kandang)
Sapi perah 31 kg/ekor
Sapi potong 1 kg/ekor
Kerbau 2 kg/ekor
Kuda 2,19 kg/ekor
Kambing 0,2 kg/ekor
Domba 0,22 kg/ekor
Babi 7 kg/ekor
5. Hewan Unggas (Pupuk Kandang)
Ayam pedaging 0,02 kg/ekor
Ayam petelur 0,03 kg/ekor
Itik 0,03 kg/ekor
Keterangan : *) Faktor emisi CO2
Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006
8 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 8. Faktor Emisi dari Sampah
No. Produk Faktor Emisi CO2 (Kg/Gg sampah)
Faktor Emisi CH4 (Kg/Gg sampah)
1. Sampah (dibakar) 6500
Makanan 0,323
Kertas 0,009
Plastik 1,595
Kayu 0,904
Tekstil 1,595
Karet 0,239
Lainnya 0,239
2. Sampah (dikompos) -- 10
Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006
Tabel 9. Komposisi Sampah
No. Jenis Sampah Persentase
1 Bahan organik 65%
2 Kertas 13%
3 Kayu/bambu 3%
4 Kain 1%
5 Karet/kulit 1%
6 Plastik 11%
7 Logam 1%
8 Gelas 1%
9 Lainnya 4%
Sumber : BPS, 2001
Tabel 10. Konversi Satuan Energi
No. Produk Energi Satuan Konversi (SBM)
1. Bensin Kiloliter 5,8275
2. Solar (ADO) Kiloliter 6,4871
3. Minyak Tanah Kiloliter 5,9274
4. Minyak Diesel (IDO) Kiloliter 6,6078
5. Minyak Bakar (FO) Kiloliter 6,9612
6. Batubara Ton 4,2000
7. LPG Ton 8,5246
8. Briket Batubara Ton 3,5638
9. Listrik MWh 0,6130
10. Arang Kayu Ton 4,9713
11. Kayu Bakar Ton 2,2979
12. Oli (pelumas) Kiloliter 6,4156
Sumber : Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia, 2007, ESDM
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 9
Tabel 11. Rata-Rata Konsumsi BBM menurut Jenis Kendaraan
No. Jenis Kendaraan Premium (liter/hari) Solar (liter/hari)
1 Beban 11,85 17,45
2 Penumpang pribadi 9,90 11,96
3 Penumpang umum 24,74 28,68
4 Bus besar pribadi -- 34,68
5 Bus besar umum -- 84,29
6 Bus kecil pribadi -- 17,77
7 Bus kecil umum -- 45,52
8 Truk besar -- 61,54
9 Truk kecil -- 20,74
10 Roda tiga 10,16 --
11 Roda dua 1,85 --
Sumber : Survei Perilaku Penggunaan BBM bersubsidi, BPH Migas, 2008
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 11
Bab III Energi
Dibandingkan dengan sumber lainnya, sektor energi merupakan penyumbang terbesar gas rumah kaca (GRK) khususnya CO2. Konsumsi energi dapat dibagi atas 4 sektor pengguna
yaitu transportasi, industri, komersial, dan rumah tangga. Gambar 1 menunjukkan kontribusi
konsumsi energi selain listrik dari 4 sektor tersebut.
Gambar 1. Konsumsi Energi Nasional selain Listrik menurut Sektor, 2000 - 2007
A. Rumah Tangga
Menurut jenis bahan bakar yang digunakan, pada tahun 2007 biomasa paling banyak
digunakan oleh rumah tangga yaitu sekitar 79%, dan pada urutan berikutnya adalah minyak tanah dan LPG masing-masing sebesar 17% dan 3%. Dibandingkan dengan tahun 2006,
konsumsi minyak tanah cenderung menurun dan konsumsi gas/LPG cenderung meningkat.
Emisi CO2 yang dihasilkan dari konsumsi energi sektor rumah tangga ini diperkirakan rata-
rata mencapai 178 juta ton per tahun dan kontribusi terbesar berasal dari penggunaan biomasa.
12 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Gambar 2. Konsumsi Energi Rumah Tangga menurut Jenis Bahan Bakar, Tahun 2007
Gambar 3. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Rumah Tangga, 2000 - 2007
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 13
Berdasarkan wilayah kepulauan, maka rumah tangga di Pulau Jawa memberikan kontribusi
terbesar emisi CO2 yang bersumber dari penggunaan energi yaitu lebih dari 100 juta ton per
tahun.
Gambar 4. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi LPG, Minyak Tanah, dan Kayu Bakar untuk Rumah Tangga menurut Pulau, Tahun 2001, 2004, dan 2007
B. Industri
Sektor industri merupakan pengguna energi terbesar kedua setelah sektor rumah tangga. Jenis bahan bakar utama yang digunakan sektor industri ini adalah biomasa, batubara, dan
gas. Semakin mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) menyebabkan konsumsi batubara untuk industri meningkat tajam sejak tahun 2004. Pada tahun 2007 konsumsi batubara
untuk industri tercatat mencapai 120 juta SBM.
Dalam periode tahun 2000 – 2003, emisi CO2 dari konsumsi energi sektor industri menurun dari 130 juta ton menjadi 119 juta ton. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya
konsumsi biomasa, minyak diesel, dan minyak bakar. Mulai tahun 2004 emisi CO2 kembali meningkat hingga mencapai 154 juta ton pada tahun 2007. Peningkatan emisi CO2 ini
disebabkan oleh meningkatnya konsumsi batubara.
14 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Gambar 5. Konsumsi Energi Industri menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007
Gambar 6. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Sektor Industri menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007
Data hasil survei industri yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2003 – 2005 terdapat sekitar 20 ribu industri di Indonesia yang
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 15
menggunakan bahan bakar solar, minyak tanah, dan batubara. Penggunaan bahan bakar
tersebut menyebabkan emisi CO2 di pulau Jawa menempati urutan tertinggi, diikuti
Sulawesi, Kalimantan, Maluku – Papua, dan Bali – Nusa Tenggara. Di pulau Jawa emisi CO2 dari industri yang menggunakan ketiga bahan bakar tersebut terus meningkat dari sekitar 13
juta ton pada tahun 2003 menjadi 24 juta ton pada tahun 2005.
Gambar 7. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi (Solar, Minyak Tanah dan Batubara) Sektor Industri, menurut Pulau, 2003 - 2005
Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) sebagai industri penghasil energi juga menggunakan bahan bakar minyak untuk mesin-mesin pembangkit tenaga listriknya. Bahan bakar yang
digunakan adalah solar, minyak diesel, residu, gas alam, batubara dan panas bumi. Pada tahun 2004 total emisi CO2 yang dikeluarkan dari penggunaan berbagai jenis bahan bakar
tersebut diperkirakan mencapai 55 juta ton dengan emisi terbesar berasal dari pembangkit tenaga listrik di pulau Jawa dan Sumatera.
16 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Gambar 8. Perkiraan Emisi CO2 dari Pembangkit Tenaga Listrik PLN menurut Pulau, 2000 - 2004
C. Transportasi
Sektor transportasi merupakan pengguna energi terbesar ketiga setelah sektor rumah tangga dan industri. Data dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
menunjukkan bahwa total konsumsi energi di sektor ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 konsumsi energi untuk transportasi sebesar 140 juta sbm, dan pada
tahun 2007 meningkat menjadi 179 juta sbm. Meskipun demikian dibandingkan dengan tahun 2005, konsumsi energi sektor transportasi menurun sebesar 4 persen pada tahun
2006. Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh kenaikan harga bahan minyak (BBM)
pada tahun tersebut.
Secara nasional, emisi CO2 yang dihasilkan dari sektor transportasi juga meningkat yaitu
dari 58 juta ton pada tahun 2000 menjadi 73 juta ton pada tahun 2007. Kontribusi emisi CO2 terbesar berasal dari konsumsi premium dan turunannya (pertamax, pertamax plus dan
super TT), dan solar.
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 17
Gambar 9. Konsumsi Energi Sektor Transportasi, 2000 - 2007
Gambar 10. Perkiraan Emisi CO2 dari Sektor Transportasi, 2000 - 2007
Perhitungan emisi CO2 menurut provinsi dilakukan berdasarkan jumlah kendaraan per
provinsi dan rata-rata konsumsi BBM nasional pada tahun bersangkutan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pulau Jawa dan Sumatera merupakan penyumbang emisi CO2
18 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
tertinggi. Pada tahun 2007 emisi CO2 dari kendaraan bermotor di pulau Jawa dan Sumatera
masing-masing diperkirakan mencapai 40 juta ton dan 14 juta ton.
Gambar 11. Perkiraan Emisi CO2 dari Kendaraan Bermotor menurut Pulau, 2000 - 2007
Perkiraan emisi CO2 dari kendaraan bermotor pada tahun 2007 menunjukkan pula bahwa
provinsi DKI Jakarta merupakan penyumbang emisi terbesar, yaitu 16 juta ton. Provinsi lainnya yang perkiraan emisinya lebih dari 5 juta ton adalah provinsi Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Sedangkan provnsi dengan perkiraan emisi CO2 terkecil adalah Maluku Utara yaitu sebesar 2 ribu ton.
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 19
Tabel 12. Kosumsi Energi Rumah Tangga menurut Jenis Bahan Bakar (SBM), 2000 - 2007
Tahun Industri Transportasi Rumah Tangga Komersil Lainnya
2000 258.020.370 139.151.571 277.840.029 11.725.193 29.213.883
2001 253.167.740 148.229.565 280.912.234 11.900.098 30.585.603
2002 248.389.416 151.466.260 282.198.292 11.781.378 29.998.549
2003 230.847.791 156.200.454 287.133.102 11.246.346 28.445.439
2004 263.249.954 178.340.975 290.463.757 12.424.641 31.689.808
2005 261.420.944 178.418.926 289.579.277 11.888.031 29.102.164
2006 277.332.331 170.077.559 285.893.152 10.725.105 25.936.875
2007 297.449.186 179.083.756 289.567.878 10.660.507 24.912.049
Sumber : Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia, 2007, ESDM
Tabel 13. Jumlah Rumah Tangga Menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004, dan 2007
No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar
1 N. Aceh Darussalam 2001 - - -
2004 111.117 933.966 485.095
2007 108.449 339.469 468.441
2 Sumatera Utara 2001 137.286 1.210.779 1.151.532
2004 191.849 2.564.168 1.047.117
2007 260.735 1.347.961 1.213.634
3 Sumatera Barat 2001 85.578 343.128 554.880
2004 108.278 987.998 621.180
2007 129.308 321.639 637.877
4 Riau 2001 73.202 601.962 451.712
2004 144.175 1.289.798 466.488
2007 143.331 529.981 411.825
5 Jambi 2001 42.174 205.583 321.295
2004 68.200 609.224 402.178
2007 82.720 177.296 354.793
6 Sumatera Selatan 2001 124.085 535.061 801.918
2004 187.153 1.464.718 873.382
2007 199.746 577.702 808.684
7 Bengkulu 2001 18.007 131.565 197.867
2004 35.472 362.966 246.143
2007 39.720 92.349 256.075
20 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar
8 Lampung 2001 79.690 348.482 1.144.733
2004 126.243 1.595.269 1.246.462
2007 132.713 310.380 1.311.549
9 Bangka Belitung 2001 17.698 110.467 79.223
2004 47.239 227.934 116.543
2007 66.478 113.472 85.909
10 Kepulauan Riau 2001 - - -
2004 - - -
2007 56.480 264.886 46.493
11 DKI Jakarta 2001 640.807 1.359.734 6.250
2004 752.985 1.603.240 6.456
2007 775.348 1.312.651 6.121
12 Jawa Barat 2001 748.626 5.843.683 2.530.797
2004 1.091.992 9.113.185 2.906.880
2007 1.220.297 5.145.092 3.869.903
13 Jawa Tengah 2001 504.810 2.768.160 4.360.010
2004 723.283 7.074.979 5.101.402
2007 755.379 2.227.943 5.290.196
14 DI Yogyakarta 2001 109.376 288.622 433.533
2004 174.336 697.248 497.280
2007 173.313 241.289 519.523
15 Jawa Timur 2001 543.400 4.102.100 4.391.850
2004 751.361 8.905.721 5.248.566
2007 687.672 3.431.311 5.681.598
16 Banten 2001 290.891 1.150.950 490.890
2004 367.766 1.898.562 645.498
2007 371.221 1.021.532 772.328
17 B al i 2001 179.440 221.360 362.720
2004 255.245 526.096 411.738
2007 195.474 209.639 437.958
18 Nusa Tenggara Barat 2001 30.031 462.336 511.356
2004 19.486 1.011.980 624.386
2007 18.102 376.229 702.398
19 Nusa Tenggara Timur 2001 3.335 128.390 647.189
2004 1.233 849.460 745.414
2007 5.049 118.503 812.092
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 21
No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar
20 Kalimantan Barat 2001 32.526 310.395 530.419
2004 61.789 869.232 599.508
2007 78.903 259.788 577.650
21 Kalimantan Tengah 2001 6.603 224.660 237.192
2004 10.685 466.411 254.241
2007 12.332 191.697 288.047
22 Kalimantan Selatan 2001 32.578 397.289 337.786
2004 34.444 801.891 398.402
2007 54.246 375.493 446.651
23 Kalimantan Timur 2001 82.878 313.182 180.529
2004 148.999 617.606 156.408
2007 141.908 384.660 174.846
24 Sulawesi Utara 2001 3.761 275.552 246.831
2004 2.209 555.329 327.275
2007 5.581 258.607 305.061
25 Sulawesi Tengah 2001 6.149 112.039 362.275
2004 17.952 522.086 409.939
2007 13.928 126.432 381.523
26 Sulawesi Selatan 2001 343.587 482.511 908.726
2004 531.638 1.794.374 1.213.250
2007 250.139 489.715 927.150
27 Sulawesi Tenggara 2001 6.626 136.811 252.885
2004 38.318 425.650 307.886
2007 13.514 122.309 293.278
28 Gorontalo 2001 - - -
2004 575 226.596 159.712
2007 2.204 75.527 162.148
29 Sulawesi Barat 2001 tad tad tad
2004 tad tad tad
2007 13.758 31.804 177.478
30 Maluku 2001 tad tad tad
2004 1.024 251.802 156.262
2007 3.316 89.976 182.060
31 Maluku Utara 2001 - - -
2004 419 178.760 145.800
2007 1.553 50.788 146.333
22 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar
32 Irian Jaya Barat 2001 - - -
2004 - - -
2007 4.656 66.429 98.344
33 Papua 2001 4.802 179.952 349.637
2004 2.947 445.421 402.221
2007 4.026 157.334 315.638
Indonesia 2001 4.147.945 22.244.752 21.844.032
2004 6.008.411 48.871.670 26.223.111
2007 6.021.599 20.839.881 28.163.603
Sumber : Diolah dari Statistik Indonesia 2008 dan Statistik Lingkungan Hidup 2008, BPS
Tabel 14. Perkiraan Konsumsi Energi Rumah Tangga (SBM) menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004, dan 2007
No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar
1 N. Aceh Darussalam 2001 - - -
2004 123.139 1.162.558 4.135.532
2007 150.304 818.201 3.839.871
2 Sumatera Utara 2001 204.271 3.392.576 12.170.080
2004 212.606 3.191.759 8.926.894
2007 361.363 3.248.909 9.948.320
3 Sumatera Barat 2001 127.333 961.437 5.864.304
2004 119.994 1.229.814 5.295.689
2007 179.214 775.228 5.228.761
4 Riau 2001 108.918 1.686.683 4.773.959
2004 159.774 1.605.482 3.976.908
2007 198.649 1.277.382 3.375.785
5 Jambi 2001 62.752 576.040 3.395.634
2004 75.579 758.334 3.428.652
2007 114.645 427.326 2.908.286
6 Sumatera Selatan 2001 184.629 1.499.228 8.475.150
2004 207.403 1.823.213 7.445.761
2007 276.836 1.392.399 6.628.888
7 Bengkulu 2001 26.794 368.642 2.091.173
2004 39.310 451.804 2.098.418
2007 55.050 222.583 2.099.080
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 23
No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar
8 Lampung 2001 118.573 976.439 12.098.224
2004 139.902 1.985.717 10.626.345
2007 183.933 748.091 10.750.945
9 Bangka Belitung 2001 26.333 309.526 837.274
2004 52.350 283.722 993.552
2007 92.135 273.494 704.207
10 Kepulauan Riau 2001 - - -
2004 - - -
2007 78.278 638.438 381.110
11 DKI Jakarta 2001 953.470 3.809.945 66.050
2004 834.456 1.995.639 55.039
2007 1.074.587 3.163.803 50.176
12 Jawa Barat 2001 1.113.896 16.373.870 26.746.976
2004 1.210.143 11.343.673 24.781.756
2007 1.691.260 12.400.904 31.722.112
13 Jawa Tengah 2001 751.117 7.756.322 46.079.198
2004 801.541 8.806.609 43.490.515
2007 1.046.911 5.369.875 43.364.448
14 DI Yogyakarta 2001 162.742 808.713 4.581.838
2004 193.199 867.902 4.239.416
2007 240.201 581.563 4.258.597
15 Jawa Timur 2001 808.536 11.493.992 46.415.702
2004 832.657 11.085.431 44.745.118
2007 953.073 8.270.281 46.572.820
16 Banten 2001 432.822 3.224.936 5.188.024
2004 407.558 2.363.243 5.503.005
2007 514.490 2.462.136 6.330.878
17 B al i 2001 266.992 620.246 3.833.442
2004 282.862 654.860 3.510.155
2007 270.916 505.280 3.590.000
18 Nusa Tenggara Barat 2001 44.684 1.295.455 5.404.317
2004 21.594 1.259.667 5.323.025
2007 25.088 906.801 5.757.647
24 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar
19 Nusa Tenggara Timur 2001 4.962 359.745 6.839.885
2004 1.367 1.057.369 6.354.811
2007 6.997 285.622 6.656.823
20 Kalimantan Barat 2001 48.396 869.718 5.605.783
2004 68.474 1.081.980 5.110.931
2007 109.354 626.150 4.735.072
21 Kalimantan Tengah 2001 9.825 629.493 2.506.789
2004 11.841 580.566 2.167.458
2007 17.091 462.036 2.361.160
22 Kalimantan Selatan 2001 48.473 1.113.193 3.569.920
2004 38.171 998.157 3.396.459
2007 75.182 905.028 3.661.261
23 Kalimantan Timur 2001 123.315 877.528 1.907.933
2004 165.121 768.767 1.333.411
2007 196.676 927.123 1.433.232
24 Sulawesi Utara 2001 5.595 772.091 2.608.653
2004 2.448 691.248 2.790.091
2007 7.736 623.304 2.500.622
25 Sulawesi Tengah 2001 9.149 313.931 3.828.741
2004 19.894 649.869 3.494.817
2007 19.303 304.732 3.127.393
26 Sulawesi Selatan 2001 511.230 1.351.986 9.603.965
2004 589.161 2.233.555 10.343.213
2007 346.678 1.180.332 7.599.973
27 Sulawesi Tenggara 2001 9.859 383.340 2.672.637
2004 42.464 529.829 2.624.796
2007 18.730 294.794 2.404.043
28 Gorontalo 2001 - - -
2004 637 282.056 1.361.578
2007 3.055 182.039 1.329.151
29 Sulawesi Barat 2001 - - -
2004 - - -
2007 19.068 76.655 1.454.813
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 25
No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar
30 Maluku 2001 - - -
2004 1.135 313.431 1.332.170
2007 4.596 216.864 1.492.369
31 Maluku Utara 2001 - - -
2004 464 222.513 1.242.977
2007 2.152 122.411 1.199.514
32 Irian Jaya Barat 2001 - - -
2004 - - -
2007 6.454 160.110 806.140
33 Papua 2001 7.146 504.221 3.695.171
2004 3.266 554.439 3.429.014
2007 5.579 379.213 2.587.327
Indonesia 2001 6.171.810 62.329.296 230.860.821
2004 6.658.509 60.833.207 223.557.504
2007 8.345.583 50.229.108 230.860.821
Sumber : Dihitung berdasarkan rata-rata penggunaan energi untuk memasak per rumah tangga
Tabel 15. Perkiraan Emisi CO2 (Ton) dari Rumah Tangga menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004 dan 2007
No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar
1 N. Aceh Darussalam 2001 - - -
2004 47.397 509.886 2.825.395
2007 57.854 358.855 2.623.400
2 Sumatera Utara 2001 78.626 1.487.950 8.314.599
2004 81.834 1.399.874 6.098.854
2007 139.092 1.424.939 6.796.692
3 Sumatera Barat 2001 49.012 421.677 4.006.493
2004 46.187 539.384 3.618.015
2007 68.981 340.007 3.572.289
4 Riau 2001 41.924 739.762 3.261.569
2004 61.499 704.148 2.717.023
2007 76.462 560.247 2.306.336
5 Jambi 2001 24.154 252.645 2.319.897
2004 29.091 332.598 2.342.455
2007 44.128 187.421 1.986.941
26 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar
6 Sumatera Selatan 2001 71.065 657.546 5.790.222
2004 79.831 799.643 5.086.944
2007 106.557 610.692 4.528.856
7 Bengkulu 2001 10.313 161.683 1.428.689
2004 15.131 198.157 1.433.639
2007 21.189 97.623 1.434.091
8 Lampung 2001 45.640 428.257 8.265.507
2004 53.850 870.916 7.259.919
2007 70.797 328.105 7.345.046
9 Bangka Belitung 2001 10.136 135.755 572.026
2004 20.150 124.438 678.795
2007 35.464 119.952 481.114
10 Kepulauan Riau 2001 - - -
2004 - - -
2007 30.130 280.012 260.374
11 DKI Jakarta 2001 367.000 1.671.004 45.125
2004 321.191 875.267 37.602
2007 413.619 1.387.612 34.280
12 Jawa Barat 2001 428.750 7.181.415 18.273.534
2004 465.796 4.975.222 16.930.896
2007 650.983 5.438.913 21.672.547
13 Jawa Tengah 2001 289.112 3.401.845 31.481.308
2004 308.521 3.862.490 29.712.720
2007 402.966 2.355.174 29.626.591
14 DI Yogyakarta 2001 62.641 354.693 3.130.311
2004 74.364 380.653 2.896.369
2007 92.456 255.068 2.909.473
15 Jawa Timur 2001 311.213 5.041.150 31.711.208
2004 320.498 4.861.959 30.569.865
2007 366.847 3.627.263 31.818.550
16 Banten 2001 166.597 1.414.424 3.544.458
2004 156.873 1.036.495 3.759.653
2007 198.033 1.079.868 4.325.256
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 27
No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar
17 B al i 2001 102.768 272.034 2.619.008
2004 108.876 287.215 2.398.138
2007 104.278 221.611 2.452.688
18 Nusa Tenggara Barat 2001 17.199 568.174 3.692.229
2004 8.312 552.477 3.636.690
2007 9.657 397.714 3.933.625
19 Nusa Tenggara Timur 2001 1.910 157.781 4.673.010
2004 526 463.751 4.341.607
2007 2.693 125.271 4.547.941
20 Kalimantan Barat 2001 18.628 381.450 3.829.871
2004 26.356 474.546 3.491.788
2007 42.092 274.623 3.235.001
21 Kalimantan Tengah 2001 3.782 276.089 1.712.638
2004 4.558 254.631 1.480.807
2007 6.579 202.644 1.613.144
22 Kalimantan Selatan 2001 18.658 488.236 2.438.969
2004 14.692 437.782 2.320.461
2007 28.938 396.936 2.501.374
23 Kalimantan Timur 2001 47.465 384.875 1.303.500
2004 63.557 337.174 910.986
2007 75.703 406.627 979.184
24 Sulawesi Utara 2001 2.154 338.631 1.782.231
2004 942 303.175 1.906.190
2007 2.977 273.375 1.708.425
25 Sulawesi Tengah 2001 3.522 137.687 2.615.796
2004 7.658 285.026 2.387.659
2007 7.430 133.652 2.136.635
26 Sulawesi Selatan 2001 196.778 592.967 6.561.429
2004 226.774 979.615 7.066.483
2007 133.440 517.682 5.192.301
27 Sulawesi Tenggara 2001 3.795 168.129 1.825.946
2004 16.345 232.378 1.793.261
2007 7.209 129.294 1.642.442
28 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Propinsi Tahun Gas/LPG Kerosene Kayu Bakar
28 Gorontalo 2001 - - -
2004 245 123.707 930.230
2007 1.176 79.840 908.076
29 Sulawesi Barat 2001 - - -
2004 - - -
2007 7.339 33.620 993.928
30 Maluku 2001 - - -
2004 437 137.468 910.138
2007 1.769 95.114 1.019.587
31 Maluku Utara 2001 - - -
2004 179 97.592 849.202
2007 829 53.688 819.508
32 Irian Jaya Barat 2001 - - -
2004 - - -
2007 2.484 70.223 550.755
33 Papua 2001 2.750 221.146 2.524.541
2004 1.257 243.172 2.342.702
2007 2.147 166.319 1.767.662
Indonesia 2001 2.375.592 27.337.006 157.724.113
2004 2.562.927 26.680.836 152.734.486
2007 3.212.299 22.029.984 157.724.113
Sumber : Dihitung berdasarkan faktor emisi (default emission factor) yang ditetapkan oleh IPCC, 2006
Tabel 16. Konsumsi Energi Industri (ribu SBM) menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007
Bahan Bakar 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Biomasa 58.980 55.186 52.305 50.168 46.916 43.920 46.677 42.109
Batubara 36.061 37.023 38.699 32.075 55.343 65.743 89.044 121.800
Briket 101 92 97 92 97 109 113 155
Gas 86.825 81.861 80.508 79.210 85.076 86.277 82.845 79.722
Kerosene 4.219 4.160 3.955 3.980 4.012 3.851 3.394 3.352
ADO 37.171 39.458 38.828 37.398 42.986 39.929 35.027 33.787
IDO 8.008 7.735 7.311 6.358 5.862 4.843 2.627 1.422
FO 25.581 26.680 25.596 20.756 21.859 15.617 16.154 13.856
LPG 1.074 972 1.091 810 1.100 1.134 1.449 1.245
Total 258.020 253.168 248.389 230.848 263.250 261.421 277.332 297.449
Sumber : Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia, 2008, ESDM
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 29
Tabel 17. Konsumsi Energi Industri (ribu SBM) menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar, 2003 - 2005
No. Provinsi Tahun Jenis Bahan Bakar
Solar Minyak Tanah Batubara
1 NAD
2003 364,42 - 0,61
2004 792,91 0,02 0,41
2005 80,29 0,03 0,18
2 Sumatera Utara
2003 1.437,20 22,27 0,16
2004 2.356,14 288,76 37,71
2005 1.727,55 192,49 9,32
3 Sumatera Barat
2003 290,03 1,75 2.795,64
2004 416,30 2,15 337,77
2005 300,53 2,15 3.122,16
4 Riau
2003 4.831,57 0,23 -
2004 2.286,07 0,72 1.551,57
2005 2.021,16 2,40 1.591,50
5 Jambi
2003 2.405,80 1,44 0,02
2004 2.061,72 37,85 0,08
2005 2.489,94 0,79 0,11
6 Sumatera Selatan
2003 925,30 12,79 13,94
2004 959,51 2,00 0,00
2005 2.299,50 4,96 607,65
7 Bengkulu
2003 709,83 0,37 -
2004 42,55 0,35 -
2005 25,23 0,47 -
8 Lampung
2003 796,79 12,02 42,54
2004 1.148,77 12,89 18,82
2005 2.096,77 24,11 21,70
9 Bangka Belitung
2003 182,65 0,15 -
2004 82,98 0,51 0,00
2005 76,33 4,36 6,32
10 Kepulauan Riau
2003 - - -
2004 518,26 9,03 0,78
2005 456,41 4,61 35,47
11 DKI Jakarta
2003 1.697,08 28,77 34,48
2004 2.557,84 38,68 10,61
2005 2.986,94 32,23 9,31
30 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Provinsi Tahun Jenis Bahan Bakar
Solar Minyak Tanah Batubara
12 Jawa Barat
2003 9.477,61 237,92 1.267,22
2004 13.190,69 167,78 487,67
2005 17.789,47 249,52 1.152,10
13 Jawa Tengah
2003 2.956,67 68,13 821,71
2004 3.738,96 116,88 962,68
2005 2.352,27 104,52 2.370,29
14 DI. Yogyakarta
2003 114,82 10,48 4,36
2004 117,06 35,30 13,28
2005 98,54 18,66 3,53
15 Jawa Timur
2003 4.132,29 92,84 616,98
2004 4.068,32 121,88 3.354,37
2005 4.559,11 199,55 5.112,95
16 Banten
2003 5.729,86 26,57 47,13
2004 14.848,51 57,47 270,35
2005 11.884,84 33,76 550,18
17 Bali
2003 43,25 0,82 0,00
2004 38,96 1,16 -
2005 32,38 1,71 0,76
18 Nusa Tenggara Barat
2003 5,52 1,06 -
2004 5,89 0,86 -
2005 5,67 14,88 0,12
19 Nusa Tenggara Timur
2003 4,66 0,61 55,52
2004 37,66 1,47 79,90
2005 26,97 1,23 130,29
20 Kalimantan Barat
2003 448,06 0,47 -
2004 690,02 0,59 -
2005 613,17 2,63 20,08
21 Kalimantan Tengah
2003 82,20 0,01 -
2004 103,67 0,16 -
2005 113,13 0,21 0,00
22 Kalimantan Selatan
2003 464,14 3,49 0,01
2004 506,09 1,50 338,01
2005 371,63 1,03 653,49
23 Kalimantan Timur
2003 560,64 2,34 -
2004 617,83 4,73 0,26
2005 676,18 2,18 -
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 31
No. Provinsi Tahun Jenis Bahan Bakar
Solar Minyak Tanah Batubara
24 Sulawesi Utara
2003 131,15 2,21 -
2004 237,60 2,37 -
2005 177,18 3,43 -
25 Sulawesi Tengah
2003 46,27 0,52 -
2004 33,71 0,54 -
2005 22,04 2,90 -
26 Sulawesi Selatan
2003 224,28 6,79 -
2004 424,55 7,93 2.801,44
2005 312,62 6,02 4.255,55
27 Sulawesi Tenggara
2003 99,24 6,00 736,04
2004 39,47 59,77 -
2005 33,55 4,35 124,87
28 Gorontalo
2003 27,86 1,15 -
2004 47,25 1,42 0,00
2005 28,55 2,42 -
29 Sulawesi Barat
2003 - - -
2004 - - -
2005 - - -
30 Maluku
2003 343,81 2,11 67,06
2004 384,53 1,34 42,25
2005 334,49 1,22 0,00
31 Maluku Utara
2003 70,15 - -
2004 125,33 - -
2005 - - -
32 Irian Jaya Barat
2003 214,97 1,26 -
2004 371,93 3,21 0,00
2005 455,59 4,45 0,00
33 Papua
2003 157,42 0,58 -
2004 336,24 1,28 -
2005 256,81 0,94 -
Indonesia
2003 38.975,54 545,14 6.503,42
2004 53.187,34 980,58 10.307,98
2005 54.704,85 924,21 19.777,91
Sumber : Diolah dari Statistik Industri Besar dan Sedang, 2005, BPS
32 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 18. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Kosumsi Energi Industri menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar, 2003 - 2005
No. Provinsi Tahun Jenis Bahan Bakar
Solar Minyak Tanah Batubara
1 NAD 2003 164,72 - 0,35
2004 358,41 0,01 0,24
2005 36,29 0,01 0,10
2 Sumatera Utara 2003 649,63 9,77 0,09
2004 1.065,00 126,65 21,76
2005 780,87 84,42 5,38
3 Sumatera Barat 2003 131,10 0,77 1.613,25
2004 188,17 0,94 194,92
2005 135,84 0,94 1.801,67
4 Riau 2003 2.183,92 0,10 -
2004 1.033,32 0,32 895,35
2005 913,58 1,05 918,39
5 Jambi 2003 1.087,45 0,63 0,01
2004 931,92 16,60 0,05
2005 1.125,48 0,35 0,07
6 Sumatera Selatan 2003 418,24 5,61 8,04
2004 433,71 0,88 0,00
2005 1.039,40 2,18 350,65
7 Bengkulu 2003 320,85 0,16 -
2004 19,23 0,15 -
2005 11,40 0,21 -
8 Lampung 2003 360,15 5,27 24,55
2004 519,26 5,66 10,86
2005 947,76 10,57 12,52
9 Bangka Belitung 2003 82,56 0,07 -
2004 37,51 0,22 0,00
2005 34,50 1,91 3,65
10 Kepulauan Riau 2003 - - -
2004 234,26 3,96 0,45
2005 206,30 2,02 20,47
11 DKI Jakarta 2003 767,10 12,62 19,90
2004 1.156,17 16,97 6,12
2005 1.350,13 14,13 5,37
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 33
No. Provinsi Tahun Jenis Bahan Bakar
Solar Minyak Tanah Batubara
12 Jawa Barat 2003 4.283,97 104,35 731,26
2004 5.962,32 73,59 281,42
2005 8.041,02 109,44 664,83
13 Jawa Tengah 2003 1.336,44 29,88 474,17
2004 1.690,05 51,26 555,52
2005 1.063,25 45,84 1.367,80
14 DI. Yogyakarta 2003 51,90 4,60 2,52
2004 52,91 15,48 7,66
2005 44,54 8,19 2,04
15 Jawa Timur 2003 1.867,84 40,72 356,04
2004 1.838,92 53,45 1.935,67
2005 2.060,76 87,52 2.950,48
16 Banten 2003 2.589,95 11,65 27,20
2004 6.711,68 25,20 156,01
2005 5.372,07 14,81 317,49
17 Bali 2003 19,55 0,36 0,00
2004 17,61 0,51 -
2005 14,64 0,75 0,44
18 Nusa Tenggara Barat 2003 2,50 0,46 -
2004 2,66 0,38 -
2005 2,56 6,53 0,07
19 Nusa Tenggara Timur 2003 2,11 0,27 32,04
2004 17,02 0,64 46,11
2005 12,19 0,54 75,18
20 Kalimantan Barat 2003 202,53 0,20 -
2004 311,90 0,26 -
2005 277,16 1,15 11,59
21 Kalimantan Tengah 2003 37,15 0,00 -
2004 46,86 0,07 -
2005 51,13 0,09 0,00
22 Kalimantan Selatan 2003 209,80 1,53 0,00
2004 228,76 0,66 195,05
2005 167,98 0,45 377,10
23 Kalimantan Timur 2003 253,41 1,03 -
2004 279,27 2,08 0,15
2005 305,64 0,95 -
34 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Provinsi Tahun Jenis Bahan Bakar
Solar Minyak Tanah Batubara
24 Sulawesi Utara 2003 59,28 0,97 -
2004 107,40 1,04 -
2005 80,09 1,51 -
25 Sulawesi Tengah 2003 20,92 0,23 -
2004 15,24 0,24 -
2005 9,96 1,27 -
26 Sulawesi Selatan 2003 101,38 2,98 -
2004 191,90 3,48 1.616,60
2005 141,31 2,64 2.455,71
27 Sulawesi Tenggara 2003 44,86 2,63 424,74
2004 17,84 26,21 -
2005 15,16 1,91 72,05
28 Gorontalo 2003 12,59 0,50 -
2004 21,36 0,62 0,00
2005 12,91 1,06 -
29 Sulawesi Barat 2003 - - -
2004 - - -
2005 - - -
30 Maluku 2003 155,40 0,93 38,70
2004 173,81 0,59 24,38
2005 151,19 0,54 0,00
31 Maluku Utara 2003 31,71 - -
2004 56,65 - -
2005 - - -
32 Irian Jaya Barat 2003 97,17 0,55 -
2004 168,12 1,41 0,00
2005 205,93 1,95 0,00
33 Papua 2003 71,15 0,26 -
2004 151,98 0,56 -
2005 116,08 0,41 -
Indonesia
2003 17.617,33 239,09 3.752,86
2004 24.041,21 430,07 5.948,33
2005 24.727,14 405,35 11.413,04
Sumber : Dihitung berdasarkan faktor emisi (default emission factor) yang ditetapkan oleh IPCC, 2006
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 35
Tabel 19. Konsumsi Energi Transportasi (ribu SBM) menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007
Bahan Bakar 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Gas 174 139 117 108 85 43 42 49
Avgas 20 19 19 20 19 17 19 12
Avtur 7.085 8.680 9.409 11.365 14.361 13.682 14.303 14.845
Premium 70.274 74.043 77.642 80.109 89.380 96.863 92.901 98.847
Bio Premium - - - - - - 9 326
Pertamax - - - 2.163 2.841 1.450 2.947 2.752
Bio Pertamax - - - - - - - 58
Pertamax Plus - - - 626 710 579 748 921
Dex - - - - - - 9 8
Bio Solar - - - - - - 1.408 5.692
Kerosene 28 28 26 26 27 25 22 22
ADO 60.754 64.493 63.463 61.126 70.259 65.262 57.250 55.224
IDO 320 309 292 254 234 193 105 57
Fuel Oil 498 519 498 404 425 304 314 269
Total 139.152 148.230 151.466 156.200 178.341 178.419 170.078 179.084
Sumber : Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia, 2008, ESDM
Tabel 20. Jumlah Kendaraan Bermotor menurut Jenis Kendaraan, 2000 - 2007
No. Provinsi Tahun Penumpang Bis Truk Sepeda Motor
1 N. Aceh Darussalam 2000 41.121 16.280 46.144 455.146
2001 27.722 11.109 32.324 332.171
2002 38.839 18.997 39.455 405.071
2003 44.069 19.555 42.240 493.970
2004 57.352 28.872 51.517 592.810
2005 63.254 33.884 54.371 634.188
2006 68.984 39.656 57.563 696.874
2007 86.801 51.812 87.856 1.235.894
2 Sumatera Utara 2000 159.741 25.679 123.307 873.452
2001 169.761 26.035 128.985 952.361
2002 182.333 26.301 134.502 1.025.187
2003 285.314 26.570 140.255 1.300.995
2004 326.015 27.011 146.703 1.461.760
2005 367.452 32.340 157.031 1.729.262
2006 406.101 37.420 166.879 2.014.975
2007 422.533 54.311 175.672 2.389.981
3 Sumatera Barat 2000 24.120 34.118 42.107 208.403
2001 72.160 38.323 45.109 234.508
2002 26.519 42.905 48.140 260.363
2003 27.857 48.035 52.340 289.067
2004 33.354 61.518 59.441 366.445
2005 35.765 69.245 75.520 501.920
36 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Provinsi Tahun Penumpang Bis Truk Sepeda Motor
2006 39.975 73.116 75.520 653.487
2007 44.689 77.809 123.645 887.982
4 R i a u 2000 58.660 25.195 44.508 392.154
2001 51.621 28.993 47.575 449.652
2002 86.098 32.904 51.727 518.262
2003 94.885 37.343 58.892 606.523
2004 139.689 41.029 69.520 704.423
2005 208.877 42.297 90.147 950.473
2006 292.082 43.399 111.523 950.473
2007 367.136 44.519 138.281 1.082.962
5 Jambi 2000 22.213 9.224 17.383 172.091
2001 23.711 9.301 18.932 198.999
2002 25.169 9.364 20.420 224.033
2003 28.922 9.427 22.240 252.216
2004 34.280 9.678 30.394 344.585
2005 45.829 14.419 49.022 516.671
2006 57.989 19.851 72.047 719.461
2007 77.461 26.238 129.921 1.201.362
6 Sumatera Selatan 2000 61.409 12.283 64.830 313.996
2001 69.515 14.616 65.519 392.755
2002 73.913 15.589 66.644 325.757
2003 79.721 16.627 67.788 334.395
2004 94.866 19.747 69.120 364.998
2005 150.733 28.477 76.599 508.150
2006 218.782 38.223 83.312 663.154
2007 301.955 63.891 99.861 850.639
7 Bengkulu 2000 11.358 633 9.352 51.558
2001 11.363 797 10.567 55.052
2002 11.439 914 11.327 59.166
2003 12.591 1.048 12.799 75.428
2004 13.554 1.141 15.381 98.014
2005 16.609 1.248 20.810 146.943
2006 19.891 2.265 26.940 203.289
2007 28.672 3.764 39.372 398.511
8 Lampung 2000 39.367 3.108 38.933 204.230
2001 42.165 3.298 41.244 227.865
2002 45.027 3.392 42.916 250.586
2003 49.397 3.489 49.446 328.944
2004 54.411 3.961 52.366 415.449
2005 61.501 6.356 56.477 549.514
2006 68.055 9.943 60.610 687.563
2007 73.272 14.782 66.396 921.521
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 37
No. Provinsi Tahun Penumpang Bis Truk Sepeda Motor
9 Bangka Belitung 2000 - - - -
2001 - - - -
2002 - - - -
2003 - - - -
2004 8.127 14.833 13.777 190.535
2005 8.432 16.951 14.312 199.813
2006 8.623 18.144 14.312 204.712
2007 8.961 17.231 31.170 311.712
10 Kepulauan Riau 2000 - - - -
2001 - - - -
2002 - - - -
2003 - - - -
2004 - - - -
2005 38.360 8.065 18.439 313.307
2006 75.199 11.976 25.591 344.578
2007 75.465 6.252 25.699 378.691
11 DKI Jakarta 2000 1.237.778 311.627 397.076 2.212.961
2001 1.345.056 312.322 415.970 2.446.471
2002 1.470.516 312.606 435.010 2.645.597
2003 1.596.298 367.215 455.709 3.516.900
2004 1.747.921 389.311 495.464 3.894.457
2005 1.937.396 490.532 644.054 5.343.211
2006 2.127.535 590.384 802.198 5.359.956
2007 3.592.132 788.996 1.247.734 5.972.862
12 Jawa Barat 2000 344.359 90.369 202.477 1.151.817
2001 352.824 90.817 205.493 1.174.179
2002 377.644 94.431 221.734 1.237.775
2003 389.339 98.189 239.259 1.285.648
2004 411.250 103.385 264.767 1.343.902
2005 43.831 117.177 319.494 1.415.801
2006 466.117 129.547 373.703 1.481.789
2007 495.295 150.242 451.372 1.991.862
13 Jawa Tengah 2000 181.074 28.757 183.206 1.807.183
2001 226.221 29.917 216.108 2.418.534
2002 112.061 30.445 223.967 2.984.637
2003 146.266 30.982 264.189 3.516.900
2004 153.550 31.761 284.313 4.091.542
2005 205.404 37.751 330.628 5.069.421
2006 259.422 43.388 375.750 6.022.584
2007 309.235 63.941 399.273 6.785.135
14 DI Yogyakarta 2000 64.327 5.977 26.634 490.633
2001 67.309 6.591 22.083 539.448
38 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Provinsi Tahun Penumpang Bis Truk Sepeda Motor
2002 71.791 7.096 27.498 590.872
2003 74.728 8.039 33.520 666.941
2004 80.960 9.785 37.447 762.517
2005 104.584 14.505 50.059 949.715
2006 128.702 19.991 65.462 1.132.314
2007 194.272 36.921 84.572 1.901.862
15 Jawa Timur 2000 418.960 11.118 228.191 2.702.555
2001 319.365 10.966 222.714 3.113.600
2002 460.851 10.904 223.170 3.394.448
2003 508.611 13.201 267.742 3.944.098
2004 556.595 14.010 284.915 4.326.336
2005 721.013 17.084 330.929 4.729.983
2006 887.000 20.098 373.647 5.183.133
2007 899.997 25.618 409.371 7.592.152
16 Banten 2000 - - - -
2001 - - - -
2002 - - - -
2003 - - - -
2004 25.146 15.516 17.988 187.705
2005 25.452 15.670 17.420 282.193
2006 26.364 17.044 17.420 357.867
2007 51.369 18.562 26.897 512.632
17 Bali 2000 107.078 7.077 44.708 660.188
2001 115.989 7.190 48.652 767.135
2002 126.039 7.871 53.181 871.790
2003 177.571 8.617 54.868 902.465
2004 239.587 10.307 69.580 1.018.230
2005 340.333 13.216 99.729 1.117.609
2006 451.782 16.164 133.344 1.245.717
2007 479.721 19.865 208.981 1.561.844
18 Nusa Tenggara Barat 2000 13.996 3.541 15.735 141.594
2001 14.498 3.774 16.345 161.072
2002 15.035 3.888 16.896 180.854
2003 15.636 4.005 17.551 203.066
2004 19.366 5.516 19.469 245.606
2005 30.538 10.407 26.034 305.804
2006 43.987 18.059 33.282 407.142
2007 59.994 28.861 55.981 533.741
19 Nusa Tenggara Timur 2000 9.805 7.928 10.540 55.970
2001 9.106 7.902 6.682 58.190
2002 9.126 8.366 7.452 59.013
2003 11.130 8.857 7.626 59.848
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 39
No. Provinsi Tahun Penumpang Bis Truk Sepeda Motor
2004 19.348 11.989 6.528 71.169
2005 34.260 18.794 9.878 110.511
2006 54.453 26.948 13.802 157.192
2007 95.701 47.998 18.379 216.403
20 Kalimantan Barat 2000 22.824 3.415 17.996 231.379
2001 24.017 3.582 19.286 26.411
2002 25.420 3.712 20.595 292.625
2003 26.905 3.847 22.071 334.401
2004 43.563 4.856 28.735 410.041
2005 82.704 8.253 44.370 535.309
2006 138.549 12.644 63.270 664.921
2007 218.351 30.382 113.992 799.792
21 Kalimantan Tengah 2000 6.320 3.534 6.792 106.872
2001 6.628 3.810 7.015 111.566
2002 7.008 4.222 7.703 119.246
2003 14.435 4.679 8.458 152.731
2004 29.111 7.507 13.534 183.244
2005 52.979 8.894 23.812 234.882
2006 87.757 21.317 37.471 286.974
2007 134.807 44.819 67.861 399.982
22 Kalimantan Selatan 2000 32.700 6.862 29.831 296.469
2001 33.443 7.399 32.085 331.931
2002 35.191 8.130 34.128 367.419
2003 46.773 8.933 36.707 406.701
2004 57.728 16.552 44.272 476.203
2005 79.930 20.243 63.539 586.206
2006 104.387 38.278 85.179 692.724
2007 130.773 65.411 144.592 898.861
23 Kalimantan Timur 2000 36.062 7.503 33.106 248.015
2001 42.276 3.352 38.635 298.988
2002 46.960 8.617 43.341 343.655
2003 49.997 9.331 50.579 394.995
2004 62.998 11.776 73.846 489.981
2005 89.489 21.770 114.255 642.953
2006 118.986 48.229 162.645 800.908
2007 176.995 73.477 226.152 991.512
24 Sulawesi Utara 2000 28.611 8.892 19.854 60.699
2001 23.625 15.256 21.243 66.729
2002 25.625 17.298 21.080 71.818
2003 27.032 19.613 22.555 78.953
2004 27.540 21.825 23.073 103.746
2005 33.599 24.527 26.739 162.113
40 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Provinsi Tahun Penumpang Bis Truk Sepeda Motor
2006 39.738 42.958 30.192 231.795
2007 54.981 69.179 39.181 324.477
25 Sulawesi Tengah 2000 18.981 9.145 27.763 203.888
2001 19.479 9.424 28.049 207.440
2002 22.342 9.641 30.899 232.437
2003 36.815 9.863 31.217 260.446
2004 58.547 15.466 38.292 321.824
2005 85.678 22.228 49.561 398.418
2006 118.684 30.032 63.981 512.835
2007 120.564 42.921 100.742 669.999
26 Sulawesi Selatan 2000 62.186 15.737 46.116 351.108
2001 17.138 20.257 34.741 340.722
2002 69.625 17.092 51.185 328.173
2003 98.595 17.729 53.779 326.535
2004 123.609 26.778 66.191 311.514
2005 175.055 46.974 108.143 364.471
2006 231.979 73.668 160.874 413.297
2007 231.987 108.005 256.982 465.594
27 Sulawesi Tenggara 2000 2.706 6.930 6.465 41.316
2001 2.885 7.697 6.948 47.681
2002 3.148 8.279 7.454 54.617
2003 4.657 8.905 7.951 62.562
2004 5.246 14.652 9.917 66.632
2005 7.575 26.522 14.893 72.449
2006 10.260 42.765 20.724 72.449
2007 13.372 84.001 36.367 107.543
28 Gorontalo 2000 - - - -
2001 - - - -
2002 - - - -
2003 - - - -
2004 320 22 633 5.676
2005 4.492 652 4.904 55.141
2006 4.892 6.576 5.201 55.141
2007 25.777 11.216 5.300 70.251
29 Maluku 2000 22.487 3.254 14.102 56.691
2001 23.658 3.267 14.574 59.008
2002 24.292 3.274 14.837 60.275
2003 26.015 3.281 15.585 69.441
2004 27.102 3.316 15.590 77.835
2005 28.072 4.141 15.855 101.870
2006 28.983 4.141 15.855 126.595
2007 29.824 8.228 15.855 178.612
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 41
No. Provinsi Tahun Penumpang Bis Truk Sepeda Motor
30 Maluku Utara 2000 - - - -
2001 - - - -
2002 - - - -
2003 - - - -
2004 69 17 129 538
2005 75 21 136 553
2006 88 26 208 648
2007 161 138 239 996
31 Papua 2000 10.670 8.094 9.978 72.649
2001 11.180 8.334 10.152 86.404
2002 11.422 7.984 10.137 98.464
2003 11.669 10.699 11.656 112.207
2004 13.077 11.059 12.879 128.115
2005 20.285 12.275 13.668 149.292
2006 29.760 14.879 15.295 177.961
2007 42.708 21.972 18.241 299.881
Indonesia 2000 3.038.913 666.280 1.707.134 13.563.017
2001 3.122.715 684.329 1.757.030 15.098.872
2002 3.403.433 714.222 1.865.398 17.002.140
2003 3.885.228 798.079 2.047.022 19.976.376
2004 4.464.281 933.196 2.315.781 23.055.832
2005 5.099.556 1.184.918 2.920.828 28.678.146
2006 6.615.106 1.511.129 3.543.800 32.522.508
2007 8.844.961 2.101.362 4.845.937 41.935.248
Sumber : Statistik Perhubungan, BPS, 2008
Tabel 21. Perkiraan Konsumsi Energi dari Kendaraan Bermotor (SBM) menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007
No. Provinsi Tahun Premium Solar
1 N. Aceh Darussalam 2000 2.100.639 1.597.918
2001 1.462.425 1.147.367
2002 1.689.042 1.438.017
2003 1.869.223 1.327.636
2004 2.195.507 1.738.413
2005 2.041.932 1.402.844
2006 1.890.406 1.128.313
2007 2.680.407 1.224.826
2 Sumatera Utara 2000 4.373.382 3.813.716
2001 4.559.742 4.095.156
2002 4.594.516 3.956.024
2003 5.511.059 3.584.155
2004 6.037.070 3.756.566
42 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Provinsi Tahun Premium Solar
2005 6.138.643 3.010.119
2006 5.976.065 2.371.073
2007 5.699.487 2.016.848
3 Sumatera Barat 2000 984.242 1.951.193
2001 1.246.145 2.204.019
2002 1.091.563 2.239.860
2003 1.101.038 2.156.508
2004 1.350.066 2.615.739
2005 1.574.204 2.301.091
2006 1.711.707 1.725.054
2007 1.890.034 1.766.662
4 R i a u 2000 1.908.241 1.784.244
2001 2.036.922 2.022.693
2002 2.299.541 2.082.065
2003 2.436.789 2.067.562
2004 2.850.450 2.390.623
2005 3.394.280 2.105.244
2006 3.067.062 1.798.008
2007 2.938.586 1.603.075
5 Jambi 2000 822.465 681.081
2001 904.982 745.830
2002 948.193 732.736
2003 976.713 680.350
2004 1.279.375 866.557
2005 1.646.856 1.008.417
2006 1.919.019 1.066.558
2007 2.591.502 1.369.445
6 Sumatera Selatan 2000 1.589.044 1.973.924
2001 1.878.434 2.116.922
2002 1.520.712 2.023.070
2003 1.438.697 1.813.616
2004 1.552.897 1.921.749
2005 1.929.041 1.670.220
2006 2.176.927 1.410.522
2007 2.335.702 1.436.032
7 Bengkulu 2000 266.316 255.594
2001 269.877 300.202
2002 268.646 301.149
2003 305.790 297.496
2004 376.750 357.288
2005 478.838 350.620
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 43
No. Provinsi Tahun Premium Solar
2006 550.887 338.950
2007 865.675 378.283
8 Lampung 2000 1.031.117 1.076.158
2001 1.097.267 1.176.664
2002 1.124.784 1.139.255
2003 1.314.410 1.137.283
2004 1.586.652 1.218.072
2005 1.788.896 998.753
2006 1.865.130 818.831
2007 2.015.922 711.895
9 Bangka Belitung 2000 - -
2001 - -
2002 - -
2003 - -
2004 670.854 618.691
2005 609.688 496.936
2006 526.586 376.681
2007 649.836 424.455
10 Kepulauan Riau 2000 - -
2001 - -
2002 - -
2003 - -
2004 - -
2005 1.029.591 421.290
2006 1.036.157 435.999
2007 920.335 280.196
11 DKI Jakarta 2000 14.606.563 18.141.247
2001 15.406.867 19.239.255
2002 15.661.477 18.392.610
2003 17.763.965 17.680.125
2004 19.053.532 19.133.264
2005 21.315.756 18.034.643
2006 18.481.754 16.162.159
2007 19.383.213 17.861.214
12 Jawa Barat 2000 6.333.133 7.496.217
2001 6.204.976 7.827.607
2002 6.146.539 7.778.190
2003 5.819.139 7.249.907
2004 5.926.906 7.961.289
2005 4.273.429 6.941.039
2006 4.808.115 5.840.666
2007 5.040.159 5.275.887
44 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Provinsi Tahun Premium Solar
13 Jawa Tengah 2000 8.416.053 5.425.789
2001 10.746.960 6.499.231
2002 11.782.685 6.258.963
2003 12.726.351 6.341.606
2004 14.335.090 6.835.102
2005 15.443.339 5.855.514
2006 15.506.194 4.864.471
2007 14.376.557 4.062.180
14 DI Yogyakarta 2000 2.349.079 834.770
2001 2.465.557 757.480
2002 2.521.379 851.071
2003 2.576.662 892.875
2004 2.848.306 1.021.392
2005 3.086.718 1.026.267
2006 3.112.630 991.758
2007 4.247.761 1.065.439
15 Jawa Timur 2000 13.212.998 6.125.787
2001 13.949.851 6.173.113
2002 14.669.101 5.758.614
2003 15.469.333 6.035.925
2004 16.488.985 6.464.255
2005 15.959.123 5.531.789
2006 14.983.217 4.569.763
2007 17.209.120 3.814.660
16 Banten 2000 - -
2001 - -
2002 - -
2003 - -
2004 718.768 724.524
2005 900.706 525.977
2006 948.417 399.986
2007 1.142.933 398.655
17 Bali 2000 3.247.745 1.325.583
2001 3.588.574 1.475.175
2002 3.796.659 1.501.982
2003 3.752.196 1.363.945
2004 4.247.475 1.727.557
2005 4.268.481 1.795.300
2006 4.190.023 1.735.174
2007 4.137.179 2.006.877
18 Nusa Tenggara Barat 2000 658.594 493.423
2001 713.429 531.483
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 45
No. Provinsi Tahun Premium Solar
2002 745.342 511.321
2003 759.801 463.120
2004 894.774 540.301
2005 984.723 579.243
2006 1.113.545 595.858
2007 1.203.189 744.027
19 Nusa Tenggara Timur 2000 278.418 472.740
2001 273.457 385.265
2002 259.263 389.149
2003 246.587 354.129
2004 305.663 400.430
2005 423.852 455.752
2006 522.414 472.940
2007 632.471 582.097
20 Kalimantan Barat 2000 1.076.011 548.075
2001 204.914 604.103
2002 1.210.135 597.993
2003 1.255.228 556.836
2004 1.531.758 726.406
2005 1.809.384 836.461
2006 1.983.246 881.050
2007 2.063.240 1.266.096
21 Kalimantan Tengah 2000 479.128 264.323
2001 480.281 285.964
2002 480.386 293.375
2003 580.758 282.242
2004 717.094 455.012
2005 842.783 519.873
2006 924.968 682.287
2007 1.083.736 988.153
22 Kalimantan Selatan 2000 1.393.333 939.261
2001 1.484.697 1.043.047
2002 1.531.898 1.039.618
2003 1.575.432 980.553
2004 1.803.011 1.315.319
2005 1.950.276 1.331.744
2006 1.967.550 1.432.829
2007 2.086.527 1.841.633
23 Kalimantan Timur 2000 1.202.464 1.039.502
2001 1.386.726 1.109.169
2002 1.486.258 1.278.254
2003 1.545.964 1.287.137
46 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Provinsi Tahun Premium Solar
2004 1.867.334 1.851.576
2005 2.144.403 2.162.165
2006 2.270.621 2.447.381
2007 2.367.949 2.627.613
24 Sulawesi Utara 2000 378.038 735.835
2001 367.153 964.192
2002 370.763 944.163
2003 368.207 905.959
2004 443.335 970.920
2005 572.995 814.891
2006 670.239 848.971
2007 768.962 950.269
25 Sulawesi Tengah 2000 943.378 944.764
2001 922.085 989.922
2002 969.413 997.352
2003 1.032.726 882.584
2004 1.284.460 1.162.517
2005 1.417.309 1.141.111
2006 1.558.810 1.091.105
2007 1.602.055 1.259.860
26 Sulawesi Selatan 2000 1.749.424 1.583.302
2001 1.454.164 1.452.880
2002 1.513.589 1.679.729
2003 1.476.961 1.536.315
2004 1.469.350 2.010.455
2005 1.579.594 2.465.639
2006 1.592.767 2.722.070
2007 1.413.630 3.200.773
27 Sulawesi Tenggara 2000 186.340 342.883
2001 205.475 386.876
2002 219.791 387.058
2003 233.528 362.143
2004 242.722 531.305
2005 234.290 658.306
2006 204.155 736.847
2007 245.031 1.055.574
28 Gorontalo 2000 - -
2001 - -
2002 - -
2003 - -
2004 20.248 14.164
2005 174.590 88.315
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 47
No. Provinsi Tahun Premium Solar
2006 148.182 136.683
2007 194.598 144.838
29 Maluku 2000 335.151 444.276
2001 335.913 471.305
2002 321.771 445.561
2003 331.627 405.327
2004 354.358 408.842
2005 380.437 317.843
2006 384.021 232.071
2007 422.390 211.197
30 Maluku Utara 2000 - -
2001 - -
2002 - -
2003 - -
2004 2.050 3.157
2005 1.839 2.496
2006 1.817 2.716
2007 2.345 3.306
31 Papua 2000 352.679 462.604
2001 396.533 488.344
2002 418.107 445.807
2003 430.363 480.286
2004 476.786 517.659
2005 496.478 412.373
2006 512.728 350.196
2007 694.248 352.650
Indonesia 2000 70.273.974 60.754.208
2001 74.043.405 64.493.263
2002 77.641.554 63.462.988
2003 82.898.548 61.125.621
2004 92.931.626 70.259.146
2005 98.892.477 65.262.276
2006 96.605.358 58.666.971
2007 102.904.781 60.924.715
Sumber : Dihitung berdasarkan jumlah kendaraan per provinsi dikalikan rata-rata konsumsi premium dan solar pada tahun bersangkutan
48 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 22. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Kendaraan Bermotor menurut Provinsi, 2000 - 2007
No. Provinsi 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
1 N. Aceh Darussalam 1.610 1.137 1.364 1.390 1.714 1.497 1.309 1.687
2 Sumatera Utara 3.573 3.779 3.730 3.950 4.250 3.956 3.598 3.321
3 Sumatera Barat 1.298 1.523 1.474 1.440 1.753 1.706 1.503 1.598
4 R i a u 1.613 1.775 1.913 1.965 2.286 2.386 2.109 1.967
5 Jambi 656 720 732 720 933 1.152 1.293 1.715
6 Sumatera Selatan 1.564 1.751 1.557 1.428 1.525 1.570 1.558 1.636
7 Bengkulu 228 250 250 264 321 361 386 537
8 Lampung 922 996 990 1.070 1.221 1.208 1.159 1.174
9 Bangka Belitung - - - - 563 482 393 467
10 Kepulauan Riau - - - - - 626 635 516
11 DKI Jakarta 14.375 15.209 14.934 15.501 16.703 17.163 15.118 16.267
12 Jawa Barat 6.066 6.161 6.114 5.737 6.104 4.944 4.673 4.515
13 Jawa Tengah 6.010 7.481 7.810 8.246 9.149 9.175 8.754 7.914
14 DI Yogyakarta 1.370 1.385 1.451 1.493 1.666 1.769 1.764 2.277
15 Jawa Timur 8.354 8.687 8.804 9.268 9.892 9.247 8.399 8.999
16 Banten - - - - 631 619 582 663
17 Bali 1.972 2.184 2.284 2.203 2.576 2.616 2.556 2.656
18 Nusa Tenggara Barat 501 542 546 531 622 678 740 845
19 Nusa Tenggara Timur 331 290 285 264 310 385 435 530
20 Kalimantan Barat 703 360 782 782 976 1.143 1.237 1.444
21 Kalimantan Tengah 322 332 336 373 509 591 699 905
22 Kalimantan Selatan 1.014 1.099 1.117 1.109 1.357 1.426 1.479 1.714
23 Kalimantan Timur 978 1.088 1.206 1.235 1.626 1.884 2.066 2.189
24 Sulawesi Utara 492 591 584 565 626 611 667 755
25 Sulawesi Tengah 826 837 861 836 1.068 1.115 1.152 1.247
26 Sulawesi Selatan 1.455 1.271 1.399 1.319 1.530 1.782 1.904 2.044
27 Sulawesi Tenggara 234 262 268 262 343 397 419 581
28 Gorontalo - - - - 15 114 124 148
29 Maluku 342 355 337 323 335 304 267 274
30 Maluku Utara - - - - 2 2 2 2
31 Papua 358 388 378 399 436 396 375 453
Total 57.168 60.452 61.507 62.673 71.043 71.304 67.356 71.040
Sumber : Dihitung berdasarkan rata-rata konsumsi premium dan solar per provinsi dikalikan dengan faktor emisi
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 49
Bab IV Industri
Selain karena penggunaan energi, beberapa jenis industri juga mengeluarkan emisi CO2 dari proses produksi. Industri-industri tersebut antara lain dari kelompok industri mineral
misalnya pabrik semen, kapur dan kaca, dari kelompok industri kimia misalnya pabrik
amoniak atau urea, karbida, dan petrokimia, serta dari kelompok industri logam seperti pabrik besi dan baja.
A. Kelompok Industri Mineral
Dari kelompok industri mineral hanya dapat disajikan data emisi dari industri kapur dan
semen. Sementara untuk industri kaca tidak disajikan karena penggunaan satuan yang tidak
sesuai dengan pedoman.
Industri Kapur Tohor (Quicklime)
Industri kapur tohor di Indonesia terdapat di provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan
Sulawesi Selatan. Total produksi industri kapur relatif tidak berubah dalam periode tahun
2002 – 2006 yaitu sekitar 2,8 juta ton per tahun. Produksi kapur terbesar dihasilkan dari Kalimantan Selatan yaitu sebesar 2,6 juta ton per tahun dan produk kapur terkecil dihasilkan
dari provinsi Lampung yaitu sebesar 1.000 ton per tahun.
Gambar 12. Produksi Kapur menurut Provinsi, 2002 - 2006
50 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Emisi CO2 yang dihasilkan oleh industri kapur diperkirakan lebih dari 2 juta ton per tahun
dengan kontribusi terbesar berasal dari industri kapur yang ada di provinsi Kalimantan
Selatan.
Gambar 13. Perkiraan Emisi CO2 dari Industri Kapur, 2002 - 2006
Industri Semen
Industri semen utama atau terbesar terdapat di provinsi Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2004 total
produksi semen dan clinker dari produsen utama tersebut sebesar 42 juta ton dan meningkat menjadi 50 juta ton pada tahun 2006.
Emisi CO2 yang dihasilkan oleh industri semen sangat tergantung pada besaran produksi semen dan clinker. Perkiraan total emisi CO2 dari industri semen ini mencapai 24 juta ton
pada tahun 2005 dengan kontribusi terbesar berasal dari pabrik-pabrik semen di Jawa Barat.
Dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1999 emisi CO2 dari industri semen ini meningkat sekitar 90%.
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 51
Gambar 14. Produksi Semen dan Clinker menurut Provinsi, 2004 - 2008
Gambar 15. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Industri Semen, 2004 - 2008
52 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
B. Kelompok Industri Kimia
Berdasarkan data yang tersedia, hanya industri amoniak yang dapat disajikan. Industri
lainnya yang menghasilkan emisi CO2 dan CH4 seperti industri metanol, ethylene dan carbon black tidak disajikan karena tahun data yang tidak konsisten.
Industri Amoniak
Amoniak digunakan sebagai bahan baku pupuk urea. Produsen pupuk urea terbesar di
Indonesia terdapat di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Jawa Barat,
Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. Total produksi amoniak yang dihasilkan oleh pabrik pupuk urea tersebut 4,2 juta ton pada tahun 2008 atau meningkat 15% dibandingkan
dengan total produksi pada tahun 2001. Lebih dari 70% produk amoniak di Indonesia dihasilkan dari provinsi Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan.
Emisi CO2 dari produksi amoniak diperkirakan mencapai 13,6 juta ton pada tahun 2008.
Naik sekitar 15% dibandingkan dengan total emisi CO2 pada tahun 2001, namun menurun 18% dibandingkan dengan total emisi CO2 pada tahun 2006. Penurunan emisi CO2 pada
tahun 2007 terutama disebabkan oleh menurunnya produksi amoniak di provinsi Jawa Timur.
Gambar 16. Produksi Amoniak menurut Provinsi, 2001 - 2008
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 53
Gambar 17. Perkiraan Emisi CO2 dari Industri Amoniak, 2001 - 2008
C. Kelompok Industri Logam Dasar
Industri Besi Baja
Produsen besi baja terutama terdapat di provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten. Dari ketiga provinsi tersebut, produksi besi baja terbesar berasal dari provinsi Banten. Total
produksi besi baja dari ketiga provinsi tersebut mencapai 2,9 juta ton pada tahun 2005, sedikit meningkat dari produksi tahun 2004 namun masih lebih rendah dibandingkan dengan
produksi tahun 2002 yang mencapai 3,5 juta ton. Penurunan produksi besi baja pada tahun
2003 terutama dipengaruhi oleh penurunan produksi pabrik besi baja yang berada di provinsi Banten. Sementara produksi besi baja dari dua provinsi lainnya relatif tetap.
54 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Gambar 18. Produksi Besi Baja menurut Provinsi, 2002 - 2005
Gambar 19. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Industri Besi Baja, 2002 - 2005
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 55
Total emisi CO2 dari industri besi baja tersebut diperkirakan mencapai 2,1 juta ton pada
tahun 2005. Kondisi ini masih lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan emisi CO2 pada
tahun 2003 yang mencapai 2,7 juta ton.
Industri Logam Non Baja
Industri penghasil logam non baja seperti aluminium, timah hitam, dan seng terdapat di provinsi Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.
Total produksi dari industri ini mencapai 462 ribu ton pada tahun 2005 atau meningkat 42%
dibandingkan total produksi pada tahun 2001. Provinsi Sumatera Utara merupakan penghasil terbesar produk logam non baja yaitu lebih dari 50%, diikuti oleh provinsi Banten sebesar
35% dan Jawa Timur sekitar 9%.
Perkiraan emisi CO2 dari produksi logam non baja terus meningkat dan mencapai 770 ribu
ton pada tahun 2005 atau meningkat sekitar 43% dibandingkan dengan total emisi pada
tahun 2001. Emisi CO2 terbesar dihasilkan oleh provinsi Sumatera Utara, diikuti oleh provinsi Banten dan Jawa Timur.
Gambar 20. Produksi Logam Non Baja menurut Provinsi, 2001 - 2005
56 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Gambar 21. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Industri Logam Non Baja, 2001 - 2005
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 57
Tabel 23. Produksi Kapur (ton) menurut Provinsi, 2002 - 2006
No. Provinsi Tahun
2002 2003 2004 2005 2006
1 Sumatera Utara 5.303 5.850 9.360 9.350 15.800
2 Sumatera Barat 4.169 4.169 5.860 6.376 6.376
3 Lampung 1.024 1.024 1.024 1.024 1.024
4 Jawa Barat 4.316 1.715 9.360 9.360 9.360
5 Jawa Tengah 38.886 25.768 17.100 10.665 27.325
6 DI. Yogyakarta 87.421 140.550 126.253 101.865 5.529
7 Jawa Timur 22.401 27.416 30.005 36.602 106.117
8 Kalimantan Selatan 2.609.048 2.609.048 2.609.048 2.609.048 2.609.048
9 Sulawesi Selatan 1.700 1.850 12.000 12.000 40.084
Indonesia 2.774.268 2.817.391 2.820.011 2.796.290 2.820.663
Sumber : Diolah dari Statistik Industri Besar dan Sedang, 2006, BPS
Tabel 24. Perkiraan Emisi CO2 (ton) dari Industri Kapur menurut Provinsi, 2002 - 2006
No. Provinsi Tahun
2002 2003 2004 2005 2006
1 Sumatera Utara 3.977 4.388 7.020 7.013 11.850
2 Sumatera Barat 3.127 3.127 4.395 4.782 4.782
3 Lampung 768 768 768 768 768
4 Jawa Barat 3.237 1.286 7.020 7.020 7.020
5 Jawa Tengah 29.165 19.326 12.825 7.999 20.493
6 DI. Yogyakarta 65.566 105.413 94.690 76.398 4.147
7 Jawa Timur 16.801 20.562 22.504 27.452 79.588
8 Kalimantan Selatan 1.956.786 1.956.786 1.956.786 1.956.786 1.956.786
9 Sulawesi Selatan 1.275 1.388 9.000 9.000 30.063
Indonesia 2.080.701 2.113.043 2.115.008 2.097.217 2.115.497
Sumber : Diolah dari Statistik Industri Besar dan Sedang, 2006, BPS
Tabel 25. Produksi Semen dan Clinker (ton) menurut Provinsi, 2004 - 2008
No. Provinsi Tahun
2004 2005 2006 2007 2008
1 Sumatera Barat 4.502.799 5.112.443 5.312.823 5.473.573 5.840.189
2 Jawa Barat 21.797.571 22.454.513 22.121.149 24.274.567 25.383.423
3 Jawa Tengah 2.896.115 2.896.115 2.896.115 2.896.115 2.896.115
4 Jawa Timur 7.193.419 7.942.594 8.021.556 8.136.794 8.875.240
5 Kalimantan Selatan 3.313.957 3.072.489 3.376.354 3.780.735 3.996.656
6 Sulawesi Selatan 2.419.347 2.697.544 2.942.945 3.175.904 3.456.130
Indonesia 42.123.208 44.175.698 44.670.942 47.737.688 50.447.753
Sumber : Laporan Tahunan PT. Semen Gresik, PT. Holcim, dan PT. Indocement, 2004 - 2008
58 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 26. Perkiraan Emisi CO2 (ton) dari Industri Semen, 2004 - 2008
No. Provinsi Tahun
2004 2005 2006 2007 2008
1 Sumatera Barat 2.224.383 2.525.547 2.624.535 2.703.945 2.885.053
2 Jawa Barat 11.009.399 11.331.080 11.179.967 12.263.636 12.812.782
3 Jawa Tengah 1.430.681 1.430.681 1.430.681 1.430.681 1.430.681
4 Jawa Timur 3.553.549 3.923.641 3.962.649 4.019.576 4.384.369
5 Kalimantan Selatan 1.050.010 926.076 1.061.949 1.160.974 1.174.410
6 Sulawesi Selatan 1.195.157 1.332.587 1.453.815 1.568.897 1.707.328
Indonesia 20.463.178 21.469.612 21.713.595 23.147.708 24.394.623
Sumber : Berdasarkan produksi semen dan clinker dikalikan dengan faktor emisi dari Pedoman IPCC 2006
Tabel 27. Produksi Amoniak (juta ton) menurut Provinsi, 2001 - 2008
No. Provinsi Tahun
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
1 NAD 0,14 0,36 0,32 0,27 0,08 0,15 0,15 0,16
2 Sumatera Selatan 1,30 1,33 1,33 1,44 1,33 1,35 1,38 1,30
3 Jawa Barat 0,38 0,35 0,40 0,35 0,35 0,54 0,55 0,65
4 Jawa Timur 0,29 0,33 0,36 0,31 0,38 1,33 0,36 0,38
5 Kalimantan Timur 1,43 1,30 1,50 1,75 1,87 1,62 1,62 1,68
Indonesia 3,54 3,67 3,90 4,12 4,01 4,98 4,07 4,17
Sumber : Laporan Tahunan PT. Pusri, 2001 - 2008
Tabel 28. Perkiraan Emisi CO2 (juta ton) dari Industri Amoniak, 2001 - 2008
No. Provinsi Tahun
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
1 NAD 0,45 1,17 1,04 0,89 0,25 0,48 0,51 0,52
2 Sumatera Selatan 4,26 4,37 4,36 4,71 4,36 4,42 4,52 4,26
3 Jawa Barat 1,23 1,16 1,30 1,14 1,16 1,77 1,79 2,14
4 Jawa Timur 0,96 1,07 1,16 1,03 1,26 4,35 1,19 1,24
5 Kalimantan Timur 4,67 4,24 4,90 5,72 6,11 5,30 5,31 5,48
Indonesia 11,58 12,01 12,77 13,49 13,13 16,31 13,32 13,65
Sumber : Dihitung berdasarkan produksi amoniak dikalikan dengan faktor emisi dari Pedoman IPCC 2006
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 59
Tabel 29. Produksi Besi Baja (ton) menurut Provinsi, 2002 - 2005
No. Provinsi Tahun
2002 2003 2004 2005
1 Jawa Barat 729.676,88 729.676,88 684.582,16 725.039,78
2 Jawa Timur 631.878,21 591.293,62 572.509,90 571.849,75
3 Banten 2.190.024,71 1.347.727,43 1.622.922,00 1.665.082,61
Indonesia 3.551.579,80 2.668.697,93 2 .880.014,06 2.961.972,14
Sumber : Diolah dari Statistik Industri Besar dan Sedang, 2005, BPS
Tabel 30. Perkiraan Emisi CO2 dari Industri Besi Baja (ton) menurut Provinsi, 2002 - 2005
No. Provinsi Tahun
2002 2003 2004 2005
1 Jawa Barat 706.077,67 706.077,67 704.724,82 705.938,55
2 Jawa Timur 115.448,25 72.046,95 42.299,07 41.554,20
3 Banten 1.883.152,12 1.086.700,29 1.291.239,69 1.373.125,29
Indonesia 2.704.678,04 1.864.824,90 2.038.263,59 2.120.618,04
Sumber : Dihitung berdasarkan produksi besi baja dikalikan dengan faktor emisi dari Pedoman IPCC 2006
Tabel 31. Produksi Logam Non Baja (ribu ton) menurut Provinsi, 2001 - 2005
No. Provinsi Tahun
2001 2002 2003 2004 2005
1 Sumatera Utara 219,66 236,04 199,01 242,82 253,70
2 DKI Jakarta 0,99 0,84 1,01 0,77 1,28
3 Jawa Barat 3,02 3,85 5,07 5,07 4,08
4 Jawa Tengah 0,47 0,12 0,63 0,63 0,55
5 Jawa Timur 33,27 31,38 32,01 30,35 41,76
6 Banten 68,96 200,90 153,04 152,55 161,12
Indonesia 326,36 473,12 390,78 432,20 462,48
Sumber : Diolah dari Statistik Industri Besar dan Sedang, 2005, BPS
Tabel 32. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Industri Logam Non Baja, 2001 - 2005
No. Provinsi Tahun
2001 2002 2003 2004 2005
1 Sumatera Utara 373,42 501,26 338,32 412,79 431,28
2 DKI Jakarta 1,68 1,43 1,72 1,31 2,18
3 Jawa Barat 4,26 5,38 7,45 7,45 6,94
4 Jawa Tengah 0,25 0,06 0,33 0,03 0,28
5 Jawa Timur 42,12 43,94 45,71 42,72 71,02
6 Banten 117,22 341,52 260,16 259,34 258,33
Indonesia 538,95 893,59 653,70 723,65 770,03
Sumber : Dihitung berdasarkan produksi logam non baja dikalikan dengan faktor emisi dari Pedoman IPCC 2006
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 61
Bab V Pertanian
A. Lahan Sawah
Luas panen padi di Indonesia pada tahun 2008 tercatat sebesar 12,3 juta hektar yang
tersebar di 29 provinsi. Berdasarkan wilayah kepulauan, luas panen terbesar berada di pulau
Jawa yaitu sekitar 5,7 juta hektar, diikuti pulau Sumatera sebesar 3,1 juta hektar. Sementara luas panen di pulau Kalimantan dan Sulawesi masing-masing sekitar 1,3 juta
hektar. Pulau Bali dan Nusa Tenggara mempunyai luas panen terkecil yaitu sekitar 692 ribu hektar. Berdasarkan luas panen sawah per provinsi, maka provinsi Jawa Barat mempunyai
luas panen terbesar yaitu sekitar 1,8 juta hektar, dan provinsi Kepulauan Riau mempunyai
luas panen terkecil yaitu 134 hektar.
Gambar 22. Luas Panen Padi menurut Pulau, 2003 - 2008
Besarnya emisi gas metan (CH4) dari lahan sawah ini tergantung pada frekuensi penanaman
atau luas panen dalam setahun. Dengan asumsi bahwa satu kali masa tanam padi adalah 90 hari, maka dapat diperkirakan total emisi CH4 dari lahan sawah dalam setahun. Sejak tahun
2006 total emisi CH4 dari lahan sawah meningkat tajam dari rata-rata 1,5 juta ton per tahun
menjadi sekitar 1,8 juta per tahun. Hal ini terjadi seiring dengan target swasembada beras yang ingin dicapai pemerintah.
62 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Gambar 23. Perkiraan Emisi CH4 dari Lahan Sawah, 2003 - 2008
Gambar 24. Perkiraan Distribusi Emisi CH4 dari Lahan Sawah menurut Pulau, 2008
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 63
B. Peternakan
Proses fermentasi yang berlangsung di dalam lambung ternak seperti sapi, kerbau, kuda,
kambing, dan domba akan menghasilkan gas metan (CH4). Gas metan juga akan dihasilkan melalui proses dekomposisi kotoran ternak yang berlangsung secara anaerobik atau ketika
proses perabukan dengan menggunakan pupuk kandang.
Gambar 25. Persentase Populasi Ternak menurut Jenis Ternak, 2007
Gambar 26. Perkiraan Total Emisi CH4 dari Hewan Ternak menurut Pulau, 2004 - 2007
64 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Pada tahun 2007 populasi ternak di Indonesia yang masuk dalam kategori penghasil gas
metan terdiri dari kambing (32%), sapi potong (25%), domba (21%), babi (15%), kerbau
(5%), kuda (1%), dan sapi perah (1%). Pada tahun tersebut emisi CH4 yang dihasilkan dari kegiatan peternakan ini diperkirakan mencapai 897 ribu ton.
Gambar 27. Persentase Populasi Unggas menurut Jenis Unggas, 2007
Gambar 28. Perkiraan Emisi CH4 dari Unggas menurut Pulau, 2005 - 2007
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 65
Pada golongan unggas, emisi gas metan hanya dihasilkan pada proses dekomposisi kotoran
ternak menjadi pupuk kandang. Jumlah unggas di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 1,4
milyar ekor yang terdiri dari 23% ayam kampung, 8% ayam petelur, 67% ayam pedaging, dan 2% itik. Sebagian besar unggas tersebut atau sekitar 65% berada di Pulau Jawa.
Total emisi CH4 yang dihasilkan dari unggas ini diperkirakan mencapai 29 ribu ton pada tahun 2007 atau meningkat sekitar 15% dibandingkan dengan perkiraan total emisi CH4
pada tahun 2005. Sebagian besar emisi CH4 tersebut berasal dari Pulau Jawa.
C. Penggunaan Pupuk Urea
Pupuk urea terutama digunakan untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian. Konsumsi
pupuk urea di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 4,2 juta ton atau meningkat sebesar 9% dibandingkan dengan konsumsi pada tahun 2003. Distribusi penggunaan pupuk urea
60% berada di pulau Jawa, 20% di pulau Sumatera, 7% di pulau Sulawesi, dan sisanya di
Kalimantan, Maluku dan Papua. Provinsi yang palng banyak menggunakan pupuk urea adalah Jawa Timur yaitu rata-rata 1 juta ton per tahun dan yang terkecil adalah provinsi
Kepulauan Riau yaitu 697 ton per tahun.
Emisi CO2 yang dihasilkan oleh penggunaan pupuk urea ini meningkat setiap tahunnya
seiring dengan meningkatnya luas lahan pertanian. Pada tahun 2007 emisi CO2 dari pemanfaatan pupuk urea untuk pertanian diperkirakan mencapai 850 ribu ton. Terjadi
kenaikan sebesar 7% dibandingkan dengan perkiraan emisi pada tahun 2006.
Gambar 29. Konsumsi Pupuk Urea menurut Pulau, 2003 - 2007
66 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Gambar 30. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Penggunaan Pupuk Urea, 2003 - 2007
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 67
Tabel 33. Luas Panen Padi (hektar) menurut Provinsi, 2003 - 2008
No. Provinsi Tahun
2003 2004 2005 2006 2007 2008
1 NAD 524.945 426.972 367.083 320.789 360.717 329.109
2 Sumatera Utara 550.414 557.673 575.249 705.023 750.232 748.540
3 Sumatera Barat 233.194 241.992 237.862 417.846 423.655 421.902
4 R i a u 111.935 132.646 119.555 136.177 147.167 147.796
5 Jambi 124.151 125.316 161.213 140.613 149.888 143.034
6 Sumatera Selatan 512.510 474.429 484.207 646.927 691.467 718.797
7 Bengkulu 98.361 85.641 77.353 100.991 123.853 127.506
8 Lampung 312.017 316.575 313.317 494.102 524.955 506.547
9 Bangka Belitung 3.186 3.773 4.111 5.741 9.010 6.266
10 Kep. Riau - - 692 116 117 134
11 DKI Jakarta 5.321 3.180 2.244 1.323 1.544 1.640
12 Jawa Barat 944.042 773.149 917.725 1.798.260 1.829.085 1.803.628
13 Jawa Tengah 972.948 970.686 967.808 1.672.315 1.614.098 1.659.314
14 DI. Yogyakarta 57.612 56.982 57.188 132.374 133.369 140.167
15 Jawa Timur 1.107.766 1.068.926 1.096.077 1.750.903 1.736.048 1.774.884
16 Banten 246.938 193.688 194.504 348.414 356.803 362.637
17 B a I i 81.901 76.847 80.211 150.567 145.030 144.039
18 Nusa Tenggara Barat 245.632 220.111 225.708 341.418 331.916 359.714
19 Nusa Tenggara Timur 105.914 125.711 115.596 173.208 166.753 187.907
20 Kalimantan Barat 339.466 305.432 274.662 378.042 399.832 423.601
21 Kalimantan Tengah 194.895 173.576 163.501 202.664 229.665 205.684
22 Kalimantan Selatan 420.086 423.884 433.864 462.672 505.846 507.319
23 Kalimantan Timur 119.946 115.910 123.892 150.549 155.484 157.341
24 Sulawesi Utara 64.605 59.393 57.969 94.717 103.189 110.351
25 Sulawesi Tengah 241.661 122.142 117.715 179.078 204.342 211.876
26 Sulawesi Selatan 688.150 547.975 568.748 719.846 770.733 836.298
27 Sulawesi Tenggara 66.939 69.432 73.312 93.826 110.498 102.520
28 Gorontalo 25.495 31.060 27.098 43.953 44.548 46.942
29 Sulawesi Barat 0 0 47.414 64.462 66.630 72.471
Indonesia 8.400.030 7.703.101 7.885.878 11.726.916 12.086.474 12.257.964
Sumber : Survei Pertanian 2003 – 2005 dan Statistik Tanaman Pangan 2006 - 2008, BPS
68 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 34. Perkiraan Emisi CH4 (ton) dari Lahan Sawah menurut Provinsi, 2003 - 2008
No. Provinsi Tahun
2003 2004 2005 2006 2007 2008
1 NAD 91.542 73.871 63.048 50.043 56.272 51.341
2 Sumatera Utara 108.448 106.648 113.099 109.984 117.036 116.772
3 Sumatera Barat 47.822 49.286 48.412 65.184 66.090 65.817
4 R i a u 17.006 16.751 14.937 21.244 22.958 23.056
5 Jambi 17.598 17.506 21.662 21.936 23.383 22.313
6 Sumatera Selatan 73.234 71.113 68.005 100.921 107.869 112.132
7 Bengkulu 17.525 14.460 13.594 15.755 19.321 19.891
8 Lampung 57.812 58.454 56.766 77.080 81.893 79.021
9 Bangka Belitung 386 462 501 896 1.406 977
10 Kep. Riau - - 87 18 18 21
11 DKI Jakarta 1.173 681 489 206 241 256
12 Jawa Barat 200.729 165.318 198.139 280.529 285.337 281.366
13 Jawa Tengah 195.446 192.859 195.276 260.881 251.799 258.853
14 DI. Yogyakarta 12.179 12.136 12.267 20.650 20.806 21.866
15 Jawa Timur 203.675 197.514 203.331 273.141 270.823 276.882
16 Banten 49.937 40.388 41.176 54.353 55.661 56.571
17 B a I i 17.429 16.476 16.927 23.488 22.625 22.470
18 Nusa Tenggara Barat 43.690 37.073 37.005 53.261 51.779 56.115
19 Nusa Tenggara Timur 16.819 20.050 18.228 27.020 26.013 29.313
20 Kalimantan Barat 48.334 42.176 37.385 58.975 62.374 66.082
21 Kalimantan Tengah 28.988 25.087 23.029 31.616 35.828 32.087
22 Kalimantan Selatan 54.251 55.291 54.676 72.177 78.912 79.142
23 Kalimantan Timur 18.798 18.330 19.513 23.486 24.256 24.545
24 Sulawesi Utara 13.279 12.295 12.011 14.776 16.097 17.215
25 Sulawesi Tengah 51.796 26.129 25.709 27.936 31.877 33.053
26 Sulawesi Selatan 126.202 95.575 102.057 112.296 120.234 130.462
27 Sulawesi Tenggara 13.313 13.784 14.954 14.637 17.238 15.993
28 Gorontalo 4.921 6.573 5.692 6.857 6.949 7.323
29 Sulawesi Barat - - 7.811 10.056 10.394 11.305
Indonesia 1.532.332 1.386.288 1.425.785 1.829.399 1.885.490 1.912.242
Sumber : Dihitung berdasarkan luas lahan sawah dikalikan dengan faktor emisi
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 69
Tabel 35. Populasi Hewan Ternak (ribu ekor) menurut Provinsi dan Jenis Ternak, 2004 - 2007
No. Propinsi Tahun Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
1 NAD 2004 0,1 655,8 409,1 4,8 647,1 137,0 -
2005 - 625,1 338,3 2,7 565,8 124,2 -
2006 - 626,4 34- 2,8 572,9 125,3 -
2007 - 763,9 386,0 4,4 894,2 175,3 -
2 Sumatera Utara 2004 6,8 249,0 263,4 5,7 717,2 250,9 87,1
2005 6,5 288,9 259,7 4,4 640,5 271,3 809,7
2006 6,8 289,3 261,3 4,4 644,7 293,0 830,4
2007 6,8 267,3 263,4 4,9 712,8 281,4 1.017,8
3 Sumatera Barat 2004 0,6 597,3 322,7 4,8 195,2 5,1 29,2
2005 0,7 419,4 201,4 4,6 210,5 6,1 29,8
2006 0,8 428,2 211,0 4,7 250,1 7,1 30,5
2007 0,6 463,0 220,2 4,3 259,1 8,8 17,8
4 Riau 2004 - 108,0 48,4 - 204,0 1,7 47,2
2005 - 102,4 47,8 - 256,3 2,5 46,4
2006 - 109,1 252,2 - 266,6 3,7 62,9
2007 - 12- 57,3 - 250,5 3,0 65,9
5 Jambi 2004 - 147,9 68,2 0,6 132,4 45,9 12,7
2005 - 113,7 72,9 0,5 125,0 45,3 13,6
2006 - 124,6 83,9 0,5 140,7 51,0 21,0
2007 - 126,5 107,3 - 155,2 51,4 14,3
6 Sumatera Selatan 2004 0,3 438,7 86,5 1,4 425,5 58,3 33,3
2005 0,3 449,5 90,3 1,5 462,5 60,2 34,7
2006 0,4 556,8 103,6 1,7 558,9 67,2 41,7
2007 0,4 584,0 79,2 1,7 582,5 69,3 43,3
7 Bengkulu 2004 0,2 80,4 49,0 0,1 108,6 6,3 1,7
2005 0,1 83,2 48,5 0,1 106,4 6,7 2,2
2006 0,2 84,9 49,0 0,1 110,6 6,7 2,2
2007 0,2 87,2 36,8 0,1 107,0 6,5 2,3
8 Lampung 2004 0,1 391,8 52,2 0,2 824,2 67,9 81,6
2005 0,1 417,1 49,2 0,2 927,7 75,6 64,3
2006 0,1 418,2 49,3 0,2 930,1 75,7 64,5
2007 0,2 412,2 0,8 0,2 846,1 72,4 58,5
9 Bangka Belitung 2004 - 3,2 0,7 - 2,5 0,1 17,3
2005 - 4,6 0,8 - 4,7 0,2 23,1
70 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Propinsi Tahun Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
2006 - 5,9 0,9 - 7,0 0,3 28,8
2007 - 5,6 - - 3,8 0,1 20,3
10 Kepulauan Riau 2004 - - - - - - -
2005 - 1- 0,3 - 21,6 - 707,9
2006 - 10,2 0,3 - 22,6 - 722,0
2007 - 7,3 - - 20,6 - 182,4
11 DKI Jakarta 2004 3,4 - 0,2 0,1 7,0 1,6 -
2005 3,3 - 0,2 0,2 5,9 1,6 -
2006 3,2 - 0,2 0,2 5,5 1,5 -
2007 3,4 - 0,1 0,2 10,4 1,7 -
12 Jawa Barat 2004 99,0 232,9 15- 14,2 1.144,1 3.529,5 8,1
2005 92,8 234,8 148,0 12,5 1.138,7 3.735,9 9,1
2006 109,6 267,4 156,6 16,2 1.335,2 3.860,9 8,4
2007 102,7 277,9 152,9 16,5 1.393,2 4.955,3 17,9
13 Jawa Tengah 2004 112,2 1.357,1 122,5 15,0 3.007,6 1.948,1 154,6
2005 114,1 1.390,4 123,8 14,2 3.224,1 1.944,4 167,2
2006 116,5 1.391,4 123,8 14,3 3.245,9 1.946,2 174,1
2007 115,4 1.401,8 115,4 14,7 3.193,8 2.063,3 167,1
14 DI. Yogyakarta 2004 7,8 236,7 5,6 0,8 259,0 97,3 7,1
2005 8,2 247,0 5,3 0,8 264,7 106,1 10,2
2006 8,6 249,5 5,3 0,8 267,3 107,2 10,3
2007 7,3 253,8 5,0 0,9 283,0 109,0 7,9
15 Jawa Timur 2004 132,8 2.519,0 110,7 25,7 2.383,0 1.380,4 36,8
2005 134,0 2.524,5 54,7 18,3 2.385,0 1.399,1 36,2
2006 135,1 2.524,6 54,7 18,3 2.418,7 1.415,1 36,8
2007 139,0 2.646,1 54,2 18,2 2.457,1 1.444,2 34,7
16 Banten 2004 - 22,9 139,7 0,2 564,5 440,9 2-
2005 - 18,8 135,0 0,2 572,8 444,9 18,6
2006 - 25,3 145,4 0,2 685,2 477,1 7,5
2007 - 21,6 154,1 0,2 817,7 505,0 19,5
17 Bali 2004 - 576,6 7,1 0,7 44,4 0,2 818,3
2005 0,1 590,9 7,1 0,6 68,8 - 854,9
2006 0,1 596,1 7,1 0,6 68,8 - 861,1
2007 0,1 618,6 6,8 0,5 70,8 0,1 864,5
18 Nusa Tenggara Barat 2004 - 426,0 156,8 76,0 315,3 17,0 33,2
2005 - 451,2 154,9 76,4 338,4 18,7 38,0
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 71
No. Propinsi Tahun Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
2006 - 460,2 156,5 77,2 355,3 19,7 41,8
2007 - 491,0 156,7 78,1 394,9 26,3 38,9
19 Nusa Tenggara Timur 2004 - 522,9 136,9 96,4 490,7 56,5 1.276,2
2005 - 533,7 139,6 98,0 479,9 57,2 1.319,2
2006 - 544,1 141,2 99,5 498,3 57,8 1.363,8
2007 - 555,3 145,0 101,6 509,2 59,0 1.459,3
20 Kalimantan Barat 2004 - 156,6 5,4 - 105,0 0,1 364,9
2005 - 158,8 4,2 - 106,8 - 372,2
2006 - 164,1 5,8 - 114,4 - 372,9
2007 - 176,7 4,5 - 118,5 0,1 419,1
21 Kalimantan Tengah 2004 - 55,6 14,9 - 37,4 4,2 241,9
2005 - 61,3 16,2 - 39,8 4,2 269,1
2006 - 63,3 16,6 - 41,0 4,3 320,1
2007 - 66,5 17,4 - 43,1 4,5 331,5
22 Kalimantan Selatan 2004 0,1 173,6 38,5 0,8 96,5 3,4 6,5
2005 0,1 182,6 40,2 0,7 99,3 3,4 6,3
2006 0,1 191,8 40,6 0,7 102,8 3,5 6,3
2007 0,1 202,5 41,9 0,8 111,7 3,5 7,5
23 Kalimantan Timur 2004 - 60,8 14,9 0,1 73,5 0,8 139,1
2005 - 69,0 13,6 0,1 59,7 0,9 1.103,5
2006 - 70,4 13,8 0,1 60,9 0,9 105,5
2007 - 75,4 9,0 0,1 54,2 1,0 70,2
24 Sulawesi Utara 2004 - 98,7 - 9,0 44,4 - 234,6
2005 - 118,9 - 8,5 41,7 - 254,8
2006 - 120,7 - 8,5 42,3 - 265,0
2007 - 116,5 - 8,1 43,4 - 273,7
25 Sulawesi Tengah 2004 - 197,7 4,6 3,8 163,9 5,4 169,1
2005 - 187,5 4,5 3,3 178,4 2,2 173,5
2006 - 188,5 4,8 3,3 178,9 2,2 218,1
2007 - 197,8 6,6 2,8 171,7 1,9 208,2
26 Sulawesi Selatan 2004 0,7 628,0 161,5 114,8 511,9 1,4 393,2
2005 0,8 594,3 124,8 106,4 407,2 2,0 664,7
2006 0,8 612,1 128,5 109,6 419,5 2,0 684,6
2007 1,4 646,8 131,9 117,2 543,7 1,6 539,4
27 Sulawesi Tenggara 2004 - 208,7 7,9 4,6 90,1 0,2 25,0
2005 - 213,8 7,9 4,7 86,3 0,2 26,8
72 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Propinsi Tahun Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
2006 - 216,0 8,0 4,7 88,7 0,2 30,1
2007 - 247,1 7,8 4,7 102,6 0,4 34,2
28 Gorontalo 2004 - 201,7 - 6,9 131,6 - 1-
2005 - 206,0 - 6,4 86,5 - 7,7
2006 - 214,0 - 7,8 92,9 - 1-
2007 - 235,8 - 8,5 111,1 - 8,4
29 Sulawesi Barat 2004 - - - - - - -
2005 - 86,2 15,4 10,8 209,7 - 12,5
2006 - 90,5 16,2 11,3 220,2 - 13,1
2007 - 95,1 17,0 11,9 254,3 - 13,8
30 Maluku 2004 - 76,9 24,3 8,6 171,8 13,1 132,2
2005 - 66,6 22,6 8,8 146,2 13,3 109,9
2006 - 68,0 22,9 8,9 149,1 13,5 114,3
2007 - 7- 23,5 9,0 152,4 13,7 120,3
31 Maluku Utara 2004 - - 0,1 - 74,2 - 9,3
2005 - 40,5 0,1 - 10- - 41,2
2006 - 42,6 0,1 - 105,0 - 43,3
2007 - 42,8 - - 149,8 - 107,8
32 Irian Jaya Barat 2004 - - - - - - -
2005 - 30,1 - - 12,9 - 27,0
2006 - 31,4 - - 14,1 - 28,9
2007 - 33,9 - - 13,2 - 517,3
33 Papua 2004 0,1 74,3 1,5 1,8 57,1 1,8 806,1
2005 0,1 48,3 1,3 2,1 35,6 1,0 546,5
2006 0,1 5- 1,3 2,3 36,9 1,1 566,9
2007 0,1 56,0 1,4 2,5 41,8 1,0 72,8
Indonesia 2004 364,2 10.498,8 2.403,3 397,1 13.029,7 8.075,1 5.196,3
2005 361,2 10.569,1 2.128,6 387,0 13.409,4 8.327,2 7.800,8
2006 382,4 10.835,6 2.400,9 398,9 14.051,1 8.543,2 7.086,9
2007 377,7 11.366,0 2.202,2 412,1 14.873,4 9.859,8 6.756,6
Sumber : Statistik Indonesia 2005 - 2008, BPS
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 73
Tabel 36. Populasi Hewan Unggas (ekor) menurut Provinsi dan Jenis Unggas, 2005 - 2007
No. Provinsi Tahun Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik/Itik Manila
1 NAD 2005 18.720.100 94.200 1.057.400 2.910.400
2006 15.643.800 170.000 1.538.300 2.909.200
2007 14.799.100 210.800 1.784.700 2.917.900
2 Sumatera Utara 2005 21.280.400 6.190.200 35.568.200 1.994.800
2006 20.175.300 8.080.500 42.763.500 1.840.400
2007 24.109.400 9.939.000 51.615.600 2.079.700
3 Sumatera Barat 2005 5.725.500 5.608.500 11.357.800 985.400
2006 5.266.200 6.177.300 12.749.000 1.041.000
2007 5.713.600 6.584.600 12.863.700 1.320.800
4 Riau 2005 5.738.800 236.300 27.441.000 339.300
2006 6.181.600 404.300 20.965.800 385.600
2007 6.424.000 426.400 26.253.400 387.800
5 Jambi 2005 3.477.900 460.300 9.694.400 468.900
2006 3.646.300 509.600 11.539.200 495.600
2007 4.419.800 540.400 14.364.700 496.200
6 Sumatera Selatan 2005 12.728.000 4.860.000 14.920.000 2.029.000
2006 11.875.000 5.134.000 15.842.000 1.843.000
2007 24.181.000 7.176.000 19.937.000 2.761.000
7 Bengkulu 2005 2.543.500 32.200 1.591.300 160.600
2006 2.676.100 102.500 1.833.000 154.900
2007 2.943.700 125.100 2.236.600 174.300
8 Lampung 2005 13.941.000 1.661.200 21.747.200 628.900
2006 12.240.900 2.426.900 21.094.600 439.600
2007 12.542.900 2.596.100 22.927.700 457.300
9 Bangka Balitung 2005 903.700 262.700 4.639.700 35.400
2006 2.743.900 386.900 5.287.400 20.400
2007 2.835.200 464.300 6.344.900 23.500
10 Kep. Riau 2005 922.600 212.600 469.600 60.800
2006 479.700 431.900 6.284.700 66.400
2007 489.300 440.500 6.410.400 67.700
11 DKI Jakarta 2005 55.100 - 182.000 58.800
2006 54.200 - 124.300 52.400
2007 17.000 - 100.000 48.000
74 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. Provinsi Tahun Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik/Itik Manila
12 Jawa Barat 2005 30.989.800 10.169.300 352.434.300 5.305.500
2006 29.319.200 10.351.100 343.954.100 5.296.800
2007 31.354.400 10.375.300 369.121.200 5.442.500
13 Jawa Tengah 2005 35.928.900 12.660.200 62.043.400 4.917.800
2006 33.158.100 13.160.600 61.258.100 4.614.500
2007 34.487.700 13.329.000 65.319.500 4.764.400
14 DI. Yogyakarta 2005 4.559.200 2.391.400 20.971.700 377.000
2006 23.824.000 2.471.700 25.360.300 419.700
2007 24.062.300 2.496.400 25.613.900 423.900
15 Jawa Timur 2005 39.331.900 21.570.800 142.602.400 2.402.100
2006 40.058.300 30.364.200 119.525.100 2.430.800
2007 40.520.700 31.123.300 182.375.100 2.474.700
16 Banten 2005 7.094.900 4.638.900 6.475.800 723.600
2006 7.909.800 4.720.400 7.684.700 953.200
2007 8.240.900 4.966.900 7.862.300 991.600
17 Bali 2005 4.664.600 3.796.600 5.363.100 687.600
2006 4.508.300 3.680.500 5.317.200 653.900
2007 4.521.000 3.693.400 5.335.800 656.200
18 NTB 2005 4.137.700 93.000 8.848.500 525.300
2006 4.176.400 70.900 9.804.900 589.300
2007 4.594.100 78.000 10.785.300 618.700
19 NTT 2005 9.499.700 86.000 625.000 242.500
2006 9.732.300 91.300 45.800 249.600
2007 9.836.700 91.400 43.400 247.900
20 Kalimantan Barat 2005 4.420.100 2.520.900 15.139.400 341.200
2006 4.589.300 2.793.400 14.889.700 351.100
2007 5.048.200 3.045.000 16.378.700 386.200
21 Kalimantan Tengah 2005 6.438.900 32.000 2.436.300 215.000
2006 5.740.900 39.400 3.200.400 232.300
2007 6.027.900 41.400 3.360.400 242.600
22 Kalimantan Selatan 2005 8.697.900 1.182.600 19.964.600 3.041.700
2006 9.984.000 1.983.300 20.624.100 3.487.000
2007 10.546.100 2.038.300 21.680.100 3.677.700
23 Kalimantan Timur 2005 2.739.200 733.800 25.828.600 190.900
2006 2.874.000 663.800 26.292.200 172.700
2007 2.931.500 677.100 26.818.000 176.200
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 75
No. Provinsi Tahun Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik/Itik Manila
24 Sulawesi Utara 2005 1.827.300 618.900 1.459.400 71.500
2006 1.875.300 613.700 1.406.900 76.800
2007 1.950.300 644.300 1.477.200 78.500
25 Sulawesi Tengah 2005 2.008.500 376.200 2.238.400 210.800
2006 2.120.300 376.700 2.358.000 207.300
2007 2.358.900 472.200 2.620.000 106.000
26 Sulawesi Selatan 2005 13.604.900 3.751.600 12.765.500 2.485.000
2006 13.960.300 4.324.500 12.326.000 2.423.200
2007 14.130.300 4.481.600 13.203.600 1.889.600
27 Sulawesi Tenggara 2005 7.936.300 65.700 820.100 280.900
2006 6.815.600 60.600 896.000 268.600
2007 7.249.600 93.200 953.300 279.100
28 Gorontalo 2005 983.100 112.100 379.500 40.300
2006 1.124.300 120.800 384.200 58.700
2007 1.319.400 147.300 401.900 71.000
29 Sulawesi Barat 2005 3.723.200 189.400 451.000 209.700
2006 3.909.300 273.600 473.600 240.900
2007 4.104.800 395.200 497.200 276.700
30 Maluku 2005 1.829.800 8.300 80.900 232.400
2006 2.048.000 8.900 111.200 235.900
2007 2.891.700 9.700 131.200 239.500
31 Maluku Utara 2005 600.200 6.300 84.300 17.600
2006 533.700 13.200 269.900 46.500
2007 640.400 15.400 269.900 53.500
32 Papua Barat 2005 414.800 45.100 774.800 23.400
2006 406.000 66.200 342.100 11.900
2007 456.600 82.600 867.700 13.700
33 Papua 2005 1.486.100 123.200 733.000 191.200
2006 1.435.000 128.700 981.200 211.600
2007 1.671.600 141.600 897.100 248.900
Indonesia 2005 278.953.600 84.790.500 811.188.600 32.405.300
2006 291.085.400 100.201.400 797.527.500 32.480.800
2007 317.420.100 106.941.800 920.851.500 34.093.300
Sumber : Statistik Indonesia Tahun 2005/2006 dan 2007, BPS
76 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 37. Perkiraan Emisi CH4 (Ton) dari Hewan Ternak menurut Provinsi, 2004 -2007
No. Provinsi Tahun
2004 2005 2006 2007
1 NAD 58.983 52.933 53.137 64.323
2 Sumatera Utara 33.442 40.581 41.020 41.885
3 Sumatera Barat 48.492 33.133 34.331 36.453
4 Riau 9.390 9.357 21.521 10.872
5 Jambi 12.028 10.618 11.939 13.378
6 Sumatera Selatan 28.827 29.778 36.293 36.355
7 Bengkulu 7.284 7.375 7.516 6.912
8 Lampung 27.088 28.572 28.645 25.099
9 Bangka Belitung 345 477 603 451
10 Kepulauan Riau - 6.273 6.400 1.917
11 DKI Jakarta 371 358 346 385
12 Jawa Barat 53.562 53.992 59.336 65.091
13 Jawa Tengah 109.794 112.832 113.281 113.493
14 DI. Yogyakarta 14.326 14.941 15.117 15.261
15 Jawa Timur 159.850 156.986 157.356 163.851
16 Banten 14.463 14.051 15.620 16.869
17 Bali 34.874 35.986 36.285 37.384
18 Nusa Tenggara Barat 32.914 34.191 34.854 36.579
19 Nusa Tenggara Timur 47.905 48.901 49.977 51.601
20 Kalimantan Barat 11.290 11.395 11.785 12.707
21 Kalimantan Tengah 5.670 6.247 6.781 7.083
22 Kalimantan Selatan 11.124 11.664 12.147 12.793
23 Kalimantan Timur 5.269 13.232 5.333 4.983
24 Sulawesi Utara 7.027 8.134 8.305 8.171
25 Sulawesi Tengah 12.062 11.650 12.075 12.495
26 Sulawesi Selatan 47.547 45.307 46.660 48.211
27 Sulawesi Tenggara 11.230 11.472 11.622 13.210
28 Gorontalo 10.585 10.529 10.993 12.135
29 Sulawesi Barat - 6.424 6.745 7.207
30 Maluku 7.269 6.372 6.509 6.708
31 Maluku Utara 468 2.799 2.943 3.696
32 Irian Jaya Barat - 1.728 1.812 5.834
33 Papua 10.453 7.006 7.263 3.632
Indonesia 833.933 845.294 874.551 897.022
Sumber : Dihitung berdasarkan jumlah hewan ternak dan unggas dikalikan dengan faktor emisi
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 77
Tabel 38. Perkiraan Emisi CH4 dari Unggas menurut Provinsi, 2005 - 2007
No. Provinsi Tahun
2005 2006 2007
1 NAD 486 436 426
2 Sumatera Utara 1.383 1.556 1.875
3 Sumatera Barat 539 577 609
4 Riau 681 567 678
5 Jambi 291 334 407
6 Sumatera Selatan 760 764 1.180
7 Bengkulu 88 98 113
8 Lampung 782 753 801
9 Bangka Belitung 120 173 198
10 Kepulauan Riau 36 150 153
11 DKI Jakarta 7 5 4
12 Jawa Barat 8.133 7.935 8.484
13 Jawa Tengah 2.487 2.422 2.539
14 DI. Yogyakarta 594 1.070 1.081
15 Jawa Timur 4.358 4.176 5.466
16 Banten 432 482 501
17 Bali 335 327 328
18 Nusa Tenggara Barat 278 299 328
19 Nusa Tenggara Timur 212 206 208
20 Kalimantan Barat 477 484 531
21 Kalimantan Tengah 185 187 196
22 Kalimantan Selatan 700 776 816
23 Kalimantan Timur 599 608 621
24 Sulawesi Utara 86 86 90
25 Sulawesi Tengah 103 107 117
26 Sulawesi Selatan 715 728 738
27 Sulawesi Tenggara 186 164 175
28 Gorontalo 32 36 41
29 Sulawesi Barat 95 103 112
30 Maluku 45 51 68
31 Maluku Utara 14 18 20
32 Irian Jaya Barat 26 17 29
33 Papua 54 59 63
Indonesia 25.319 25.753 28.996
Sumber : Dihitung berdasarkan jumlah unggas dikalikan dengan faktor emisi
78 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 39. Konsumsi Pupuk Urea (ribu ton) menurut Provinsi, 2003 - 2007
No. Provinsi Tahun
2003 2004 2005 2006 2007
1 NAD 90,58 65,79 42,92 51,92 59,30
2 Sumatera Utara 36-0 352,00 178,72 146,98 175,94
3 Sumatera Barat 88,93 98,98 72,58 64,59 77,93
4 Riau 1,03 52,43 45,79 65,52 55,67
5 Jambi 15,23 49,94 36,64 35,86 40,88
6 Sumatera Selatan 103,09 143,18 138,34 131,97 165,65
7 Bengkulu 13,68 20,43 19,54 14,07 22,05
8 Lampung 198,30 204,21 218,18 237,48 251,86
9 Bangka Belitung 21,60 11,00 18,00 13,92 15,53
10 Kep. Riau - - - 0,69 0,70
11 DKI Jakarta 0,60 0,78 0,80 0,65 0,76
12 Jawa Barat 782,85 74-9 677,14 709,31 700,35
13 Jawa Tengah 690,11 735,16 759,11 742,60 817,03
14 DI. Yogyakarta 44,00 79,10 58,31 67,18 66,54
15 Jawa Timur 917,61 982,49 1.084,16 1.061,92 1.085,44
16 Banten 6-0 68,14 69,50 67,49 66,22
17 Bali 49,42 52,69 51,92 49,72 48,82
18 Nusa Tenggara Barat 89,31 89,66 98,22 92,52 115,83
19 Nusa Tenggara Timur 8,93 8,55 12,37 15,59 18,34
20 Kalimantan Barat 15,71 37,94 19,45 29,37 36,82
21 Kalimantan Tengah 36,25 26,89 13,49 11,30 12,12
22 Kalimantan Selatan 28,73 36,82 35,71 32,97 40,76
23 Kalimantan Timur 18,90 18,34 15,66 12,36 13,89
24 Sulawesi Utara 22,71 19,47 18,01 19,31 20,56
25 Sulawesi Tengah 24,62 32,73 40,70 34,93 39,24
26 Sulawesi Selatan 201,70 239,15 238,12 212,89 252,88
27 Sulawesi Tenggara 7,09 20,58 15,51 18,00 2-0
28 Gorontalo 11,00 14,72 7,71 10,15 12,10
29 Sulawesi Barat - - - 1,58 7,41
30 Maluku 5,24 3,99 1,87 2,32 2,64
31 Maluku Utara 1,11 1,71 0,45 0,98 0,92
32 Irian Jaya Barat - - - 1,50 1,12
33 Papua 2,97 3,65 3,79 4,76 4,13
Indonesia 3.911,26 4.210,59 3.992,69 3.962,41 4.249,41
Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian, 2007
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 79
Tabel 40. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Konsumsi Pupuk Urea menurut Provinsi, 2003 - 2007
No. Provinsi Tahun
2003 2004 2005 2006 2007
1 NAD 18,12 13,16 8,58 10,38 11,86
2 Sumatera Utara 72,00 70,40 35,74 29,40 35,19
3 Sumatera Barat 17,79 19,80 14,52 12,92 15,59
4 Riau 0,21 10,49 9,16 13,10 11,13
5 Jambi 3,05 9,99 7,33 7,17 8,18
6 Sumatera Selatan 20,62 28,64 27,67 26,39 33,13
7 Bengkulu 2,74 4,09 3,91 2,81 4,41
8 Lampung 39,66 40,84 43,64 47,50 50,37
9 Bangka Belitung 4,32 2,20 3,60 2,78 3,11
10 Kep. Riau - - - 0,14 0,14
11 DKI Jakarta 0,12 0,16 0,16 0,13 0,15
12 Jawa Barat 156,57 148,02 135,43 141,86 14-7
13 Jawa Tengah 138,02 147,03 151,82 148,52 163,41
14 DI. Yogyakarta 8,80 15,82 11,66 13,44 13,31
15 Jawa Timur 183,52 196,50 216,83 212,38 217,09
16 Banten 12,00 13,63 13,90 13,50 13,24
17 Bali 9,88 10,54 10,38 9,94 9,76
18 Nusa Tenggara Barat 17,86 17,93 19,64 18,50 23,17
19 Nusa Tenggara Timur 1,79 1,71 2,47 3,12 3,67
20 Kalimantan Barat 3,14 7,59 3,89 5,87 7,36
21 Kalimantan Tengah 7,25 5,38 2,70 2,26 2,42
22 Kalimantan Selatan 5,75 7,36 7,14 6,59 8,15
23 Kalimantan Timur 3,78 3,67 3,13 2,47 2,78
24 Sulawesi Utara 4,54 3,89 3,60 3,86 4,11
25 Sulawesi Tengah 4,92 6,55 8,14 6,99 7,85
26 Sulawesi Selatan 40,34 47,83 47,62 42,58 50,58
27 Sulawesi Tenggara 1,42 4,12 3,10 3,60 4,00
28 Gorontalo 2,20 2,94 1,54 2,03 2,42
29 Sulawesi Barat - - - 0,32 1,48
30 Maluku 1,05 0,80 0,37 0,46 0,53
31 Maluku Utara 0,22 0,34 -9 0,20 0,18
32 Irian Jaya Barat - - - 0,30 0,22
33 Papua 0,59 0,73 0,76 0,95 0,83
Indonesia 782,25 842,12 798,54 792,48 849,88
Sumber : Dihitung berdasarkan konsumsi pupuk urea dikalikan dengan faktor emisi
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 81
Bab VI Sampah
A. Timbulan Sampah
Pada tahun 2007 total timbulan sampah dari 170 kota yang mengikuti program Adipura
mencapai 45,4 juta meter kubik. Dari jumlah tersebut, sekitar 71% atau sebanyak 32,5 juta
meter kubik terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Timbulan sampah di Indonesia adalah sebesar 0,23 ton per kapita per tahun. Dengan
menggunakan asumsi tersebut dan proyeksi jumlah penduduk tahun 2004 – 2008, timbulan sampah pada tahun 2008 diperkirakan mencapai 52 juta ton dimana 58% diantaranya
berasal dari pulau Jawa. Hal ini sesuai dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk di pulau
Jawa yang lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau besar lainnya di Indonesia.
Gambar 31. Perkiraan Timbulan Sampah menurut Pulau, 2004 - 2008
Dari timbulan sampah tersebut, sekitar 69% diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, 10% ditimbun, 7% diolah (kompos), 5% dibakar, 3% dibuang ke sungai, dan 6%
sisanya tidak tertangani. Dilihat dari komposisinya, sampah di Indonesia didominasi oleh
bahan organik sebesar 65%, kertas sebesar 13%, plastik sebesar 11%, dan kayu sebesar 3%. Sisanya adalah tekstil, karet, logam, gelas, dan keramik masing-masing sebesar 1%.
82 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Gambar 32. Komposisi Sampah di Indonesia, 2001
B. Emisi CO2 dan CH4
Dengan asumsi bahwa tidak ada sampah yang terbakar di TPA, maka pada tahun 2008 emisi
CO2 dari sampah diperkirakan mencapai 1000 gigagram. Sedangkan emisi CH4 diperkirakan mencapai 16 ribu gigagram.
Gambar 33. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Sampah menurut Pulau, 2004 - 2008
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 83
Gambar 34. Perkiraan Total Emisi CH4 dari Sampah menurut Pulau, 2004 - 2008
84 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 41. Perkiraan Timbulan Sampah (ton) menurut Provinsi, 2004 - 2008
No. Provinsi 2004 2005 2006 2007 2008
1 Nanggroe Aceh Darussalam 924.209 928.717 932.351 936.146 939.504
2 Sumatera Utara 2.827.528 2.864.144 2.899.311 2.934.961 2.970.358
3 Sumatera Barat 1.005.606 1.012.483 1.018.440 1.024.351 1.030.561
4 Riau 1.347.938 1.404.932 1.465.008 1.526.602 1.588.817
5 Jambi 599.633 611.179 622.656 634.340 646.070
6 Sumatera Selatan 1.528.764 1.553.857 1.579.847 1.604.503 1.630.148
7 Bengkulu 364.780 372.002 379.270 387.136 395.048
8 Lampung 1.651.331 1.676.999 1.702.253 1.727.714 1.753.336
9 Kep. Bangka Belitung 220.156 223.445 226.849 230.230 233.611
10 DKI Jakarta 1.986.303 2.000.908 2.013.811 2.027.220 2.040.767
11 Jawa Barat 8.828.136 8.985.341 9.142.661 9.302.465 9.463.511
12 Jawa Tengah 7.304.754 7.334.056 7.360.575 7.387.462 7.413.958
13 DI Yogyakarta 747.155 754.446 761.576 768.959 776.388
14 Jawa Timur 8.141.126 8.176.592 8.209.850 8.243.936 8.277.677
15 Banten 2.082.650 2.141.070 2.201.192 2.262.303 2.324.518
16 Bali 766.751 777.055 787.198 797.364 807.346
17 Nusa Tenggara Barat 985.780 1.001.765 1.017.520 1.033.344 1.049.260
18 Nusa Tenggara Timur 935.525 949.279 962.596 976.097 989.414
19 Kalimantan Barat 993.140 1.010.689 1.027.893 1.045.350 1.062.669
20 Kalimantan Tengah 478.354 491.717 505.402 519.110 533.071
21 Kalimantan Selatan 733.332 745.223 757.206 769.189 781.241
22 Kalimantan Timur 629.602 646.507 663.734 680.984 698.510
23 Sulawesi Utara 486.197 492.637 498.962 505.241 511.359
24 Sulawesi Tengah 542.225 552.920 563.569 574.517 585.281
25 Sulawesi Selatan 1.937.244 1.953.551 1.979.771 2.000.724 2.022.022
26 Sulawesi Tenggara 467.291 479.757 492.499 505.011 517.822
27 Gorontalo 198.950 200.606 202.170 203.895 205.413
28 Maluku 286.051 291.226 296.240 299.782 305.394
29 Maluku Utara 201.986 204.746 208.288 212.106 215.234
30 Papua 565.271 579.232 593.101 607.085 620.885
Indonesia 49.767.768 50.417.081 51.071.799 51.728.127 52.389.193
Sumber : Diolah berdasarkan proyeksi jumlah penduduk (BPS) dan timbulan sampah per kapita per tahun dari Statistik Persampahan Indonesia, 2008
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 85
Tabel 42. Perkiraan Jumlah Sampah di TPA (ton) menurut Provinsi, 2004 - 2008
No. Provinsi 2004 2005 2006 2007 2008
1 Nanggroe Aceh Darussalam 637.704 640.815 643.322 645.941 648.258
2 Sumatera Utara 1.950.994 1.976.259 2.000.525 2.025.123 2.049.547
3 Sumatera Barat 693.868 698.613 702.724 706.802 711.087
4 Riau 930.077 969.403 1.010.856 1.053.355 1.096.284
5 Jambi 413.747 421.714 429.633 437.695 445.788
6 Sumatera Selatan 1.054.847 1.072.161 1.090.094 1.107.107 1.124.802
7 Bengkulu 251.698 256.681 261.696 267.124 272.583
8 Lampung 1.139.418 1.157.129 1.174.555 1.192.123 1.209.802
9 Kep. Bangka Belitung 151.908 154.177 156.526 158.859 161.192
10 DKI Jakarta 1.370.549 1.380.627 1.389.530 1.398.782 1.408.129
11 Jawa Barat 6.091.414 6.199.885 6.308.436 6.418.701 6.529.823
12 Jawa Tengah 5.040.280 5.060.499 5.078.797 5.097.349 5.115.631
13 DI Yogyakarta 515.537 520.568 525.487 530.582 535.708
14 Jawa Timur 5.617.377 5.641.848 5.664.797 5.688.316 5.711.597
15 Banten 1.437.029 1.477.338 1.518.822 1.560.989 1.603.917
16 Bali 529.058 536.168 543.167 550.181 557.069
17 Nusa Tenggara Barat 680.188 691.218 702.089 713.007 723.989
18 Nusa Tenggara Timur 645.512 655.003 664.191 673.507 682.696
19 Kalimantan Barat 685.267 697.375 709.246 721.292 733.242
20 Kalimantan Tengah 330.064 339.285 348.727 358.186 367.819
21 Kalimantan Selatan 505.999 514.204 522.472 530.740 539.056
22 Kalimantan Timur 434.425 446.090 457.976 469.879 481.972
23 Sulawesi Utara 335.476 339.920 344.284 348.616 352.838
24 Sulawesi Tengah 374.135 381.515 388.863 396.417 403.844
25 Sulawesi Selatan 1.336.698 1.347.950 1.366.042 1.380.500 1.395.195
26 Sulawesi Tenggara 322.431 331.032 339.824 348.458 357.297
27 Gorontalo 137.276 138.418 139.497 140.688 141.735
28 Maluku 197.375 200.946 204.406 206.850 210.722
29 Maluku Utara 139.370 141.275 143.719 146.353 148.511
30 Papua 390.037 399.670 409.240 418.889 428.411
Indonesia 34.339.760 34.787.786 35.239.541 35.692.408 36.148.543
Sumber : Statistik Persampahan Indonesia, 2008
86 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 43. Perkiraan Emisi CO2 (gigagram) dari Sampah Dibakar menurut Provinsi, 2004 - 2008
No. Provinsi 2004 2005 2006 2007 2008
1 Nanggroe Aceh Darussalam 19,42 19,51 19,59 19,67 19,74
2 Sumatera Utara 59,41 60,18 60,92 61,67 62,41
3 Sumatera Barat 21,13 21,27 21,40 21,52 21,65
4 Riau 28,32 29,52 30,78 32,08 33,38
5 Jambi 12,60 12,84 13,08 13,33 13,57
6 Sumatera Selatan 32,12 32,65 33,19 33,71 34,25
7 Bengkulu 7,66 7,82 7,97 8,13 8,30
8 Lampung 34,70 35,24 35,77 36,30 36,84
9 Kep. Bangka Belitung 4,63 4,69 4,77 4,84 4,91
10 DKI Jakarta 41,73 42,04 42,31 42,59 42,88
11 Jawa Barat 185,49 188,79 192,09 195,45 198,84
12 Jawa Tengah 153,48 154,09 154,65 155,22 155,77
13 DI Yogyakarta 15,70 15,85 16,00 16,16 16,31
14 Jawa Timur 171,05 171,80 172,50 173,21 173,92
15 Banten 43,76 44,99 46,25 47,53 48,84
16 Bali 16,11 16,33 16,54 16,75 16,96
17 Nusa Tenggara Barat 20,71 21,05 21,38 21,71 22,05
18 Nusa Tenggara Timur 19,66 19,95 20,22 20,51 20,79
19 Kalimantan Barat 20,87 21,24 21,60 21,96 22,33
20 Kalimantan Tengah 10,05 10,33 10,62 10,91 11,20
21 Kalimantan Selatan 15,41 15,66 15,91 16,16 16,41
22 Kalimantan Timur 13,23 13,58 13,95 14,31 14,68
23 Sulawesi Utara 10,22 10,35 10,48 10,62 10,74
24 Sulawesi Tengah 11,39 11,62 11,84 12,07 12,30
25 Sulawesi Selatan 40,70 41,05 41,60 42,04 42,48
26 Sulawesi Tenggara 9,82 10,08 10,35 10,61 10,88
27 Gorontalo 4,18 4,21 4,25 4,28 4,32
28 Maluku 6,01 6,12 6,22 6,30 6,42
29 Maluku Utara 4,24 4,30 4,38 4,46 4,52
30 Papua 11,88 12,17 12,46 12,76 13,05
Indonesia 1.045,66 1.059,30 1.073,06 1.086,85 1.100,74
Sumber : Diolah berdasarkan jumlah sampah yang dibakar dan faktor emisi CO2 yang ditentukan IPCC
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 87
Tabel 44. Perkiraan Emisi CH4 (gigagram) dari Sampah di TPA menurut Provinsi, 2004 - 2008
No. Provinsi 2004 2005 2006 2007 2008
1 Nanggroe Aceh Darussalam 28,91 29,05 29,16 29,28 29,39
2 Sumatera Utara 88,45 89,59 90,69 91,81 92,91
3 Sumatera Barat 31,46 31,67 31,86 32,04 32,24
4 Riau 42,16 43,95 45,83 47,75 49,70
5 Jambi 18,76 19,12 19,48 19,84 20,21
6 Sumatera Selatan 47,82 48,60 49,42 50,19 50,99
7 Bengkulu 11,41 11,64 11,86 12,11 12,36
8 Lampung 51,65 52,46 53,25 54,04 54,84
9 Kep. Bangka Belitung 6,89 6,99 7,10 7,20 7,31
10 DKI Jakarta 62,13 62,59 62,99 63,41 63,84
11 Jawa Barat 276,14 281,06 285,98 290,98 296,02
12 Jawa Tengah 228,49 229,41 230,24 231,08 231,91
13 DI Yogyakarta 23,37 23,60 23,82 24,05 24,29
14 Jawa Timur 254,65 255,76 256,80 257,87 258,93
15 Banten 65,15 66,97 68,85 70,76 72,71
16 Bali 23,98 24,31 24,62 24,94 25,25
17 Nusa Tenggara Barat 30,84 31,34 31,83 32,32 32,82
18 Nusa Tenggara Timur 29,26 29,69 30,11 30,53 30,95
19 Kalimantan Barat 31,07 31,61 32,15 32,70 33,24
20 Kalimantan Tengah 14,96 15,38 15,81 16,24 16,67
21 Kalimantan Selatan 22,94 23,31 23,69 24,06 24,44
22 Kalimantan Timur 19,69 20,22 20,76 21,30 21,85
23 Sulawesi Utara 15,21 15,41 15,61 15,80 16,00
24 Sulawesi Tengah 16,96 17,30 17,63 17,97 18,31
25 Sulawesi Selatan 60,60 61,11 61,93 62,58 63,25
26 Sulawesi Tenggara 14,62 15,01 15,41 15,80 16,20
27 Gorontalo 6,22 6,27 6,32 6,38 6,43
28 Maluku 8,95 9,11 9,27 9,38 9,55
29 Maluku Utara 6,32 6,40 6,52 6,63 6,73
30 Papua 17,68 18,12 18,55 18,99 19,42
Indonesia 1.556,74 1.577,05 1.597,53 1.618,06 1.638,73
Sumber : Diolah berdasarkan jumlah sampah di TPA dan faktor emisi CH4 yang ditentukan IPCC
88 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 45. Timbulan Sampah dan Sampah Terangkut (m3/tahun) di 170 Kota/Kabupaten menurut Provinsi, 2007
No. Provinsi Jumlah
Kabupaten/Kota Timbulan Terangkut
1 NAD 4 269.005 209.028
2 Sumatera Utara 8 2.567.594 1.953.492
3 Sumatera Barat 5 639.489 562.167
4 Riau 2 674.155 451.140
5 Jambi 1 225.285 28.105
6 Sumatera Selatan 5 1.961.419 1.194.554
7 Bengkulu 4 125.925 111.325
8 Lampung 3 495.520 363.540
9 Bangka Belitung 3 175.930 133.134
10 Kepulauan Riau 3 273.943 173.882
11 DKI Jakarta 5 10.291.796 10.028.802
12 Jawa Barat 13 7.223.938 3.642.105
13 Jawa Tengah 19 3.845.344 2.723.232
14 DI Yogyakarta 2 439.460 51.100
15 Jawa Timur 31 6.250.477 3.176.472
16 Banten 5 2.393.502 1.559.028
17 Bali 8 1.633.393 1.489.189
18 NTB 7 943.091 1.132.478
19 NTT 11 243.057 209.236
20 Kalimantan Barat 5 564.071 454.243
21 Kalimantan Tengah 5 335.720 275.312
22 Kalimantan Selatan 8 606.685 426.557
23 Kalimantan Timur 4 1.483.382 608.134
24 Sulawesi Tengah 1 13.870 13.505
25 Sulawesi Selatan 5 1.564.536 1.373.316
26 Sulawesi Tenggara 1 111.690 59.130
27 Sulawesi Barat 2 84.571 78.220
Total 170 45.436.846 32.480.427
Sumber : Asisten Deputi Urusan Limbah Domestik, Deputi II MENLH
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 89
Bab VII Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca sebenarnya merupakan proses alam dimana atmosfir memantulkan kembali sebagian radiasi panas yang berasal dari permukaan bumi sehingga bumi menjadi terasa
hangat. Fungsi memantulkan radiasi panas tersebut dilakukan oleh gas rumah kaca seperti
CO2 dan CH4. Masalahnya adalah pada saat ini konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir sudah melebihi keadaan normalnya sehingga radiasi panas yang dipantulkan ke permukaan
bumi menjadi lebih banyak dan akibatnya adalah meningkatnya suhu bumi. Pengaruh dari meningkatnya suhu udara ini antara lain adalah meningkatnya penyakit malaria dan demam
berdarah yang disebabkan oleh nyamuk.
A. Dampak terhadap Iklim
Suhu Udara
Hasil pengukuran suhu udara yang dilakukan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menunjukkan bahwa pada periode tahun 2000 – 2007 suhu udara maksimum di wilayah
Indonesia cenderung meningkat pada tahun 2000 – 2003 dan cenderung menurun pada
tahun 2004 – 2006. Pada tahun 2007 suhu maksimum meningkat hingga mencapai 50 oC yaitu di Kalimantan. Suhu udara minimum cenderung menurun pada tahun 2003 – 2007
setelah meningkat pada periode 2000 – 2002. Peningkatan suhu udara minimum pada tahun 2000 – 2002 terjadi di Pulau Bali.
Gambar 35. Suhu Udara Maksimum dan Minimum (oC) di Indonesia, 2000 - 2007
90 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Perbandingan menurut pulau menunjukkan bahwa suhu udara maksimum di pulau
Sumatera, Kalimantan dan Maluku cenderung meningkat dalam periode tahun 2000 – 2007
dan cenderung menurun di pulau Sulawesi dan Papua. Sementara suhu udara minimum cenderung menurun kecuali di pulau Bali dan Maluku.
Gambar 36. Suhu Udara Maksimum menurut Pulau, 2000 - 2007
Gambar 37. Suhu Udara Minimum menurut Pulau, 2000 - 2007
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 91
Curah Hujan
Hasil pengukuran curah hujan secara kontinu pada 33 stasiun BMG menunjukkan bahwa
pada tahun 2007 curah hujan di stasiun bandara Supadio, provinsi Kalimantan Barat, mencapai 4065 mm atau tertinggi dibandingkan dengan curah hujan di stasiun lainnya.
Sementara curah hujan terendah tercatat di stasiun Bima, provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu sebesar 468 mm. Curah hujan maksimum cenderung meningkat pada stasiun-stasiun
pengamatan di pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, dan cenderung menurun di pulau
Sumatera, Bali – Nusa Tenggara, dan Maluku – Papua.
Gambar 38. Curah Hujan Maksimum yang tercatat pada 33 stasiun menurut Pulau, 2003 - 2007
B. Dampak terhadap Kesehatan
World Health Organization (WHO) pada bulan April 2008 menyatakan bahwa meningkatnya angka kesakitan malaria dan demam berdarah, khususnya di kawasan Asia Pasifik, dicurigai
terjadi karena perubahan iklim sebagai akibat dari pemanasan global. Nyamuk sebagai
vektor kedua penyakit tersebut diduga telah menyebar ke wilayah-wilayah yang sebelumnya bukan merupakan habitatnya. Indikasi tersebut, meskipun perlu penelitian lebih lanjut,
terjadi di Indonesia dimana jumlah kabupaten dan kota yang terjangkit demam berdarah cenderung meningkat pada tahun 2001 – 2005.
Pada tahun 2001 tercatat 63% kabupaten/kota yang terjangkit demam berdarah, kemudian
meningkat menjadi 78% kabupaten/kota pada tahun 2007. Jumlah pasien penderita demam berdarah pada tahun 2003 tercatat sebanyak 51 ribu orang dan meningkat menjadi 158 ribu
orang pada tahun 2007. Demikian pula halnya dengan jumlah desa yang terjangkit demam
92 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
berdarah yang meningkat dari 4,4% pada tahun 2005 menjadi 14,5% pada tahun 2008,
dimana peningkatan terbesar terjadi di pulau Jawa.
Gambar 39. Persentase Kabupaten/Kota terjangkit Demam Berdarah menurut Pulau, 2001 - 2007
Gambar 40. Persentase Desa terjangkit Demam Berdarah menurut Pulau, 2005 dan 2008
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 93
Hal sebaliknya terjadi pada angka kesakitan malaria yang cenderung menurun pada tahun
2002 – 2007. Pada tahun 2007 angka kesakitan malaria di pulau Jawa dan Bali (annual
parasite incident – API) tercatat sebesar 0,16 per 1000 penduduk, menurun dibandingkan dengan angka kesakitan tahun 2002 yang mencapai 0,47 per 1000 penduduk. Hal yang
sama terjadi di pulau-pulau lain di luar pulau Jawa dan Bali dimana pada tahun 2002 – 2007 angka kesakitan malaria (annual malaria incident – AMI) menurun dari 22,3 menjadi 16,44
per 1000 penduduk.
Gambar 41. Angka Kesakitan Malaria, 2002 - 2007
94 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 46. Suhu Udara Maksimum (oC) menurut Provinsi, 2000 -2007
No. Provinsi Stasiun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
1 NAD Blangbintang 35,8 36,0 35,2 35,0 35,6 35,0 36,0 35,6
2 Sumatera Utara Japura 34,4 34,4 34,2 35,2 34,8 34,6 34,4 34,8
3 Sumatera Barat Tabing 34,0 33,0 34,6 34,0 33,7 34,0 32,7 33,6
4 Riau Simpang Tiga 35,8 36,0 36,1 35,4 35,6 35,6 35,6 34,8
5 Jambi Paalmerah 35,7 33,2 38,4 34,6 35,0 34,4 34,2 33,8
6 Sumatera Selatan Talang Betutu 33,9 34,0 35,1 34,0 35,0 34,0 37,1 35,0
7 Bengkulu Pd. Kemiling 32,8 33,5 34,0 33,8 34,0 34,1 33,2 33,8
8 Lampung Beranti 34,6 34,2 37,6 34,4 35,6 34,0 36,2 35,2
9 Bangka Belitung Pangkal Pinang 32,9 32,9 39,0 36,2 35,2 35,2 33,7 33,2
10 Kepulauan Riau Kijang 33,2 33,0 35,2 34,4 35,4 33,4 33,0 33,2
11 DKI Jakarta Tanjung Priok 36,0 37,6 36,0 36,0 43,0 42,0 38,9 41,4
12 Jawa Barat Bandung 50,0 31,6 34,6 31,4 35,4 29,6 29,8 28,8
13 Jawa Tengah Ahmad Yani 35,4 36,0 38,2 35,0 38,2 35,4 36,6 36,4
14 DI. Yogyakarta Adisucipto 34,2 33,4 36,6 34,0 36,2 34,4 36,4 37,0
15 Jawa Timur Perak 36,4 38,8 37,4 38,3 37,0 36,4 36,6 36,4
16 Banten Curug 46,2 35,5 36,2 34,2 34,9 39,2 36,2 35,3
17 Bali Ngurah Rai 38,8 32,8 33,2 35,4 32,6 32,6 33,0 34,2
18 NTB Bima 36,0 37,0 38,4 36,4 38,2 38,1 37,8 36,0
19 NTT Larantuka 34,8 35,4 39,8 35,2 35,8 38,7 35,4 36,2
20 Kalimantan Barat Supadio 35,0 34,4 34,5 35,4 38,2 34,4 34,8 36,6
21 Kalimantan Tengah Panarung 34,6 34,4 36,7 34,9 34,8 35,0 36,0 34,5
22 Kalimantan Selatan S. Noor 37,4 35,4 37,0 35,2 36,6 36,1 39,5 35,7
23 Kalimantan Timur Sepinggan 38,9 34,9 39,0 38,3 38,7 36,6 39,7 37,0
24 Sulawesi Utara Samratulangi 33,6 34,2 34,3 33,6 39,9 33,9 34,2 34,4
25 Sulawesi Tengah Lalos 36,0 39,2 33,1 34,4 33,5 33,5 34,6 39,8
26 Sulawesi Selatan Masamba 34,2 35,0 35,0 40,3 35,4 34,4 35,4 34,3
27 Sulawesi Tenggara Pomalaa 35,0 36,0 36,2 34,9 36,1 34,0 35,6 39,8
28 Gorontalo Jalaluddin 33,5 34,5 35,4 39,4 35,8 34,4 35,1 34,8
29 Sulawesi Barat Majene 33,4 37,6 36,4 35,4 34,2 35,2 34,4 33,8
30 Maluku Namlea -- -- 32,5 32,8 32,6 32,9 33,2 38,5
31 Maluku Utara Babullah -- -- 33,4 39,6 33,1 32,4 39,4 33,8
32 Irian Jaya Barat Biak Mokmer -- -- 31,0 32,4 31,2 38,6 35,6 32,8
33 Papua Jayapura -- -- 34,2 34,6 33,6 34,4 34,6 36,0
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika, 2007
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 95
Tabel 47. Suhu Udara Minimum (oC) menurut Provinsi, 2000 - 2007
No. Provinsi Stasiun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
1 NAD Blangbintang 20,0 19,6 11,8 20,8 6,6 21,0 11,8 11,8
2 Sumatera Utara Japura 20,4 10,3 20,4 10,0 11,8 7,8 12,2 21,2
3 Sumatera Barat Tabing 19,4 12,4 11,2 10,3 10,4 10,8 19,9 14,2
4 Riau Simpang Tiga 16,4 20,6 8,5 6,1 14,5 10,7 21,8 10,3
5 Jambi Paalmerah 10,5 13,2 21,8 12,2 14,2 13,6 6,6 12,4
6 Sumatera Selatan Talang Betutu 7,4 21,4 10,6 12,8 12,8 8,0 5,0 15,0
7 Bengkulu Pd. Kemiling 20,0 11,8 20,4 21,6 20,5 20,9 6,2 9,0
8 Lampung Beranti 5,0 18,8 17,0 20,0 13,4 10,1 9,1 19,6
9 Bangka Belitung Pangkal Pinang 20,4 20,5 14,6 20,1 12,9 13,2 10,1 12,7
10 Kepulauan Riau Kijang 8,1 20,2 15,0 9,0 13,2 11,4 22,2 11,3
11 DKI Jakarta Tanjung Priok 11,9 21,5 13,5 20,8 21,8 13,6 23,4 18,7
12 Jawa Barat Bandung 9,2 17,0 18,4 14,4 14,5 17,0 16,4 12,2
13 Jawa Tengah Ahmad Yani 10,2 19,6 21,8 10,1 19,1 15,4 16,6 14,3
14 DI. Yogyakarta Adisucipto 20,0 19,2 19,8 12,6 20,0 10,0 18,6 12,6
15 Jawa Timur Perak 12,8 12,0 10,1 16,5 22,0 12,4 18,6 21,0
16 Banten Curug 19,4 5,2 13,5 18,2 15,2 21,2 11,2 13,8
17 Bali Ngurah Rai 19,4 20,8 20,4 8,4 20,2 10,1 18,7 6,0
18 NTB Bima 18,6 10,1 14,8 11,3 14,5 10,9 15,4 13,2
19 NTT Larantuka 21,2 18,8 22,7 22,0 11,2 9,1 11,4 10,1
20 Kalimantan Barat Supadio 15,4 11,0 10,6 10,6 13,8 22,0 5,8 8,9
21 Kalimantan Tengah Panarung 15,0 10,8 21,4 11,3 12,0 12,1 13,9 12,0
22 Kalimantan Selatan S. Noor 7,2 18,1 21,2 6,4 20,8 10,6 8,5 20,8
23 Kalimantan Timur Sepinggan 21,2 14,8 11,2 10,2 20,2 10,1 12,2 8,3
24 Sulawesi Utara Samratulangi 20,6 14,1 11,6 10,2 9,7 20,4 10,9 19,6
25 Sulawesi Tengah Lalos 21,4 21,3 20,0 20,8 20,1 11,1 21,6 15,8
26 Sulawesi Selatan Masamba 15,2 17,6 20,4 20,2 15,2 20,4 17,4 20,5
27 Sulawesi Tenggara Pomalaa 16,0 22,1 22,5 11,8 22,4 23,6 22,1 10,8
28 Gorontalo Jalaluddin 21,4 14,0 17,8 20,0 19,4 11,8 17,3 17,8
29 Sulawesi Barat Majene 19,2 21,2 11,6 21,4 13,2 13,5 20,4 10,8
30 Maluku Namlea -- -- 24,6 21,3 21,0 20,2 21,7 16,0
31 Maluku Utara Babullah -- -- 22,4 21,6 7,3 21,7 21,2 7,3
32 Irian Jaya Barat Biak Mokmer -- -- 24,4 23,0 22,2 15,0 17,8 23,0
33 Papua Jayapura -- -- 21,6 10,1 8,0 8,0 21,4 10,1
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika, 2007
96 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 48. Curah Hujan Maksimum menurut Provinsi, 2000 - 2007
No. Provinsi Stasiun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
1 NAD Blangbintang 1,00 1,36 0,89 1,43 1,17 1,00 1,26 0,94
2 Sumatera Utara Japura 1,95 2,53 1,49 2,39 1,94 1,58 2,32 1,79
3 Sumatera Barat Tabing 2,42 2,58 3,27 4,17 2,57 3,31 2,02 2,80
4 Riau Simpang Tiga 1,60 2,03 2,09 3,46 2,25 2,36 2,33 2,84
5 Jambi Paalmerah 1,77 1,31 0,84 1,72 1,78 1,59 2,22 1,99
6 Sumatera Selatan Talang Betutu 2,00 2,19 1,74 2,71 1,48 2,40 2,18 2,01
7 Bengkulu Pd. Kemiling 2,36 2,01 1,52 1,88 1,58 2,72 2,39 2,84
8 Lampung Beranti 1,33 1,32 0,89 0,78 1,27 1,21 1,26 1,38
9 Bangka Belitung Pangkal Pinang 2,33 1,75 1,24 2,15 1,37 1,51 1,79 2,14
10 Kepulauan Riau Kijang 1,20 1,65 1,61 2,94 2,10 1,49 2,11 2,63
11 DKI Jakarta Tanjung Priok -- -- -- 1,10 1,01 1,08 1,36 1,31
12 Jawa Barat Bandung 0,83 1,06 0,43 0,66 0,78 1,69 1,50 2,15
13 Jawa Tengah Ahmad Yani 0,97 2,15 0,78 3,11 1,48 1,71 2,02 1,26
14 DI Yogyakarta Adisucipto 0,46 1,56 0,94 0,85 0,84 1,58 1,63 1,56
15 Jawa Timur Perak 0,41 1,56 0,78 1,33 1,16 0,98 1,05 0,98
16 Banten Curug 0,69 1,38 1,64 1,33 1,07 1,58 1,15 1,71
17 Bali Ngurah Rai 0,68 1,45 0,93 1,86 1,28 1,22 1,46 1,39
18 NTB Bima 0,36 0,72 0,87 0,98 0,68 0,47 1,04 0,54
19 NTT Larantuka 0,17 0,43 0,57 0,92 0,67 0,57 1,08 0,77
20 Kalimantan Barat Supadio 2,67 2,68 1,90 2,40 2,28 2,00 2,41 4,07
21 Kalimantan Tengah Panarung 1,54 1,78 1,22 2,09 2,15 2,09 2,05 3,16
22 Kalimantan Selatan S. Noor 1,55 1,66 1,26 2,38 2,01 1,46 2,17 2,70
23 Kalimantan Timur Sepinggan 1,65 1,16 1,16 3,12 1,73 2,25 2,59 2,36
24 Sulawesi Utara Samratulangi 1,89 3,25 2,03 2,79 2,52 3,25 2,77 3,09
25 Sulawesi Tengah Lalos 1,49 1,71 1,25 2,44 2,86 1,81 1,66 2,34
26 Sulawesi Selatan Masamba 2,36 3,11 2,28 3,17 2,39 3,60 3,66 3,21
27 Sulawesi Tenggara Pomalaa 1,28 1,25 1,49 1,93 0,84 1,51 1,47 2,34
28 Gorontalo Jalaluddin 0,77 1,41 0,75 1,40 0,55 1,01 1,08 1,39
29 Sulawesi Barat Majene 0,75 1,04 0,93 1,26 0,76 1,08 0,90 1,17
30 Maluku Namlea 1,16 1,09 0,81 1,21 0,99 1,82 1,00 1,29
31 Maluku Utara Babullah 2,87 2,78 3,54 1,84 1,34 2,44 1,87 1,80
32 Irian Jaya Barat Biak Mokmer 3,30 3,44 2,34 2,99 2,21 2,89 2,25 2,23
33 Papua Jayapura 1,75 1,72 1,42 1,45 1,18 1,41 2,16 --
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika, 2007
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 97
Tabel 49. Persentase Kabupaten/Kota terjangkit Demam Berdarah menurut Provinsi, 2001 - 2007
No. Provinsi 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
1 N. Aceh Darussalam 35 45 40 80 57 71 65
2 Sumatera Utara 57 65 61 65 68 76 71
3 Sumatera Barat 38 25 19 56 53 63 79
4 Riau 63 81 75 88 100 100 100
5 Jambi 70 70 40 70 70 100 80
6 Sumatera Selatan 64 82 64 100 64 64 80
7 Bengkulu 57 57 14 71 33 78 100
8 Lampung 90 90 80 100 100 100 91
9 Bangka Belitung 43 29 43 71 86 71 100
10 Kep Riau - - - - 83 50 67
11 DKI Jakarta 83 83 83 83 83 83 100
12 Jawa Barat 88 96 96 100 100 100 96
13 Jawa Tengah 94 100 97 100 100 100 100
14 DI Yogyakarta 100 100 100 100 100 100 100
15 Jawa Timur 97 100 100 100 100 100 100
16 Banten 100 100 50 100 100 100 86
17 Bali 89 100 89 100 100 100 100
18 Nusa Tenggara Barat 75 88 75 100 100 89 89
19 Nusa Tenggara Timur 19 6 19 63 44 6 25
20 Kalimantan Barat 80 80 80 90 58 83 71
21 Kalimantan Tengah 43 43 36 79 43 43 86
22 Kalimantan Selatan 69 38 62 100 100 92 100
23 Kalimantan Timur 77 77 92 100 92 100 93
24 Sulawesi Utara 63 50 50 88 100 100 69
25 Sulawesi Tengah 22 22 56 56 100 70 90
26 Sulawesi Selatan 71 61 64 82 91 87 91
27 Sulawesi Tenggara 29 43 43 14 60 50 58
28 Gorontalo 60 40 40 40 100 100 83
29 Sulawesi Barat - - - - 20 40 20
30 Maluku - - - - - 0 0
31 Maluku Utara 25 25 25 38 38 38 75
32 Papua 18 11 14 21 44 22 33
33 Irian Jaya Barat - - - - 20 15 19
Indonesia 63 63 62 78 75 75 78
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia 2002 – 2008, Departemen Kesehatan
98 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 50. Jumlah Penderita Demam Berdarah menurut Provinsi, 2003 - 2007
No. Provinsi 2003 2004 2005 2006 2007
1 N. Aceh Darussalam 128 252 629 758 1.569
2 Sumatera Utara 878 1.093 3.657 2.125 3.990
3 Sumatera Barat 292 514 1.154 1.067 2.189
4 Riau 715 1.050 1.850 948 795
5 Jambi 80 275 353 365 309
6 Sumatera Selatan 1.403 1.270 1.621 2.272 3.480
7 Bengkulu 2 204 61 129 274
8 Lampung 624 908 736 1.402 4.470
9 Bangka Belitung 241 53 46 58 145
10 Kep. Riau
746 969 950
11 DKI Jakarta 14.071 20.510 23.466 24.932 31.836
12 Jawa Barat 8.683 19.014 18.590 25.851 30.536
13 Jawa Tengah 8.490 9.047 6.583 10.924 20.391
14 DI Yogyakarta 1.553 2.206 971 2.184 2.462
15 Jawa Timur 4.216 8.287 15.251 20.374 25.950
16 Banten 700 2.577 2.045 2.306 5.587
17 Bali 2.364 1.935 3.598 5.629 6.375
18 Nusa Tenggara Barat 196 805 1.062 623 720
19 Nusa Tenggara Timur 260 1.381 735 251 518
20 Kalimantan Barat 349 212 1.220 2.659 508
21 Kalimantan Tengah 300 453 491 513 696
22 Kalimantan Selatan 178 378 341 455 1.321
23 Kalimantan Timur 1.926 2.276 3.165 2.714 5.341
24 Sulawesi Utara 369 225 1.926 1.290 1.865
25 Sulawesi Tengah 184 293 780 492 1.338
26 Sulawesi Selatan 2.636 3.500 2.822 2.612 2.732
27 Sulawesi Tenggara 43 266 758 95 944
28 Gorontalo 30 14 206 302 236
29 Sulawesi Barat
31 2
30 Maluku 0 0 0 0 0
31 Maluku Utara 2 74 24 138 275
32 Irian Jaya Barat
184 128 208
33 Papua 603 390 183 60 103
Indonesia 51.516 79.462 95.254 114.656 158.115
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia 2003 – 2007, Departemen Kesehatan
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 99
Tabel 51. Angka Kesakitan Malaria per 1000 Penduduk menurut Provinsi, 2002 - 2007
No. Provinsi Angka Kesakitan (AMI)
2002 2003 2004 2005 2006 2007
1 N. Aceh Darussalam 4,29 4,94 2,17 7,11 6,32 12,57
2 Sumatera Utara 3,07 7,23 5,43 7,24 16,93 3,75
3 Sumatera Barat 1,78 2,21 1,1 0,71 0,90 0,54
4 R i a u 8,73 6,06 3,68 3,96 5,22 4,00
5 J a m b i 15,43 24,4 24,4 13,55 20,96 6,86
6 Sumatera Selatan 13,96 7,40 8,04 5,95 11,00 0,40
7 Bengkulu 19,96 25,63 56,91 0,00 6,29 9,21
8 Lampung 8,70 8,39 38,52 5,70 5,14 3,34
9 Bangka Belitung 45,86 39,88 18,68 11,18 43,05 29,30
10 Kep. Riau - - - - 4,93 11,54
11 DKI Jakarta *) 0,01 - - - - -
12 Jawa Barat *) 0,02 0,16 1,11 0,96 0,52 0,37
13 Jawa Tengah *) 1,46 0,51 0,15 0,06 0,13 0,12
14 DI Yogyakarta *) 10,43 0,97 0,13 0,06 0,10 0,05
15 Jawa Timur *) 0,12 0,08 0,28 0,47 0,18 0,18
16 Banten *) 0,04 - 0,01 0,00 0,02 0,05
17 B a l i *) 0,08 0,03 - 0,02 0,55 0,42
18 Nusa Tenggara Barat 25,94 25,17 20,51 20,51 19,25 12,51
19 Nusa Tenggara Timur 146,54 177,61 172,77 100,49 105,66 81,32
20 Kalimantan Barat 26,96 26,26 0,99 0,00 0,90 11,89
21 Kalimantan Tengah 15,36 7,78 12,16 11,9 14,84 18,08
22 Kalimantan Selatan 5,52 5,35 2,78 2,14 3,51 2,50
23 Kalimantan Timur 3,29 3,83 8,83 1,12 5,01 8,44
24 Sulawesi Utara 37,24 21,01 14,93 11,53 20,29 9,30
25 Sulawesi Tengah 25,88 21,63 27,28 23,05 25,71 19,87
26 Sulawesi Selatan 10,75 2,40 2,40 0,52 1,53 0,34
27 Sulawesi Tenggara 25,28 21,11 21,11 6,92 14,95 9,21
28 Gorontalo 18,45 19,04 14,85 11,85 15,40 11,53
29 Sulawesi Barat - - - - 0,87 13,59
30 M a l u k u - 45,92 46,43 66,16 15,35 28,51
31 Maluku Utara 1,40 80,03 72,44 67,24 58,58 92,04
32 Irian Jaya Barat - - - - 198,02 346,04
33 P a p u a 105. 42 72,6 73,69 208,82 164,75 176,84
Indonesia 22,30 21,80 21,20 18,94 19,60 16,44
*) Annual Paracite Incidence (API)
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia 2002 – 2007, Departemen Kesehatan
100 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Daftar Pustaka
1. Badan Pusat Statistik, 2001. Satistik Lingkungan Hidup Indonesia 2001, Jakarta
2. Badan Pusat Statistik, 2002. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2002, Jakarta
3. Badan Pusat Statistik, 2004. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2004, Jakarta
4. Badan Pusat Statistik, 2005. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2005, Jakarta
5. Badan Pusat Statistik, 2007. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2006/2007, Jakarta
6. Badan Pusat Statistik, 2005. Statistik Potensi Desa Indonesia 2005, Jakarta
7. Badan Pusat Statistik, 2008. Statistik Potensi Desa Indonesia 2008, Jakarta
8. Badan Pusat Statistik, 2005. Survei Pertanian Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Indonesia 2005, Jakarta
9. Badan Pusat Statistik, 2006. Neraca Energi Indonesia 2000 - 2004, Jakarta
10. Badan Pusat Statistik, 2006. Pengeluaran Untuk konsumsi Penduduk Indonesia 2006, Jakarta
11. Badan Pusat Statistik, 2006. Survei Pertanian Produksi Tanaman Padi dan Palawija di Indonesia 2006, Jakarta
12. Badan Pusat Statistik, 2007. Survei Pertanian Produksi Tanaman Padi dan Palawija di Indonesia 2007, Jakarta
13. Badan Pusat Statistik, 2007. Statistik Perhubungan 2007, Jakarta
14. Badan Pusat Statistik, 2008. Produksi Tanaman Pangan 2008, Jakarta
15. Badan Pusat Statistik, 2008. Statistik Indonesia 2008, Jakarta
16. Badan Pusat Statistik, 2008. Statistik Listrik PLN 2003 - 2007, Jakarta
17. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Mineral dan Energi, 2008. Handbook of Energy & Economic Statistic of Indonesia,
Jakarta
18. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Profil Kesehatan Indonesia 2002,
Jakarta
19. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Profil Kesehatan Indonesia 2003,
Jakarta
20. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Profil Kesehatan Indonesia 2004, Jakarta
21. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2005, Jakarta
22. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Profil Kesehatan Indonesia 2006,
Jakarta
23. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2007,
Jakarta
24. Intergovernmental Panel on Climate Change, 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA 101
25. Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2008. Emisi Gas Rumah Kaca dalam Angka 2008, Jakarta
26. Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, 2008. Statistik Persampahan Indonesia Tahun 2008, Jakarta