tabir politik globalisasi

Download TABIR POLITIK GLOBALISASI

If you can't read please download the document

Upload: wahinur87am

Post on 14-Jun-2015

255 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

skusi Rabuan Sore Komunitas Averroes

TABIR POLITIK GLOBALISASI; Sebuah Study Dalam Tinjauan Masalah Secara RealisitsPenulis; M. Nurwahid Abdulloh

Malang, 7 Oktober 2009 Tepatnya pada hari Rabu sore hari sekitar jam 16.30 WIB teman-teman lintas Universitas di kota Malang mulai dari yang sudah tua sampai yang masi muda duduk bersama di hall room Averroes untuk memulai dialektika tentang GLOBALISASI. Selaku pembicara pada hari itu adalah sahabat Nurwahid, dia memulai pembicaraannya tentang globalisasi melalui pengantar linguistic untuk menentukan anak turunan globalisasi dalam kehidupan masyarakat yang realistis, pengawalan pembicaraan tersebut mengacu pula pada sebuah buku tentang Tabir Politik Globalisasi karya william K. Tabb, bisa dikatan acara pada sore itu adalah bedah buku untuk menguak sebenarnya laju globalisasi. Sahabat Nurwahid mengatakan: Globalisasi adalah sebuah proses dari ketergantungan sosial yang permasalahannya tidak hanya terletak pada perluasan pasar bebas melainkan pada hubungan kekuasaan, pertukaran dan keberlangsungan kepentingan .

Dalam penjabarannya mengulas anak turun dari globalisasi dia menggaris bawahi pada ketergantungan sosial, karena bagi dia jika memang itu yang sebenarnya maka globalisasi ini hanyalah sebuah permasalahan yang menimbulkan kontradiksisme dalam proyek ideologis modal transnasional dengan; a) para pendukungnya yaitu USA, b) peranan institusi seperti IMF dan WTO, c) privatisasi dan d) liberalisasi. Kontradiksisme diatas terjadi karena globalisasi diwujudkan dari para penggagas dalam kehidupan masyarakat melalui sebuah taktik belaka guna mengontrol keadaan sosial bagi para pemodal sehingga konklusi dari pengantar awal penjabaran globalisasi melalui pemahaman anak turunnya globalisasi hanyalah salah satu alat dalam meningkatkan kemiskinan. Hal inipun juga disadari oleh teman-teman dialog pada sore itu bahwa farian arti dari globalisasi sangatlah banyak sehingga kita bisa menginterpretasikannya melalui beberapa pendekatan khususnya ekonomi itu sendiri. Untuk memperkuat statemen tersebut sahabat Nurwahid memaparkan beberapa permasalahan yang terjadi didalam globalisasi yang meliputi: a) pengobrak-abrikan gerakan idealis melalui tekanan ekonomi, b) pemerasan secara surplus dari evolusi kapitalisme terhadap perekonomian lokal/negara, c) pengwalan militer terhadap agenda-agenda negara walaupun negara tersebut mengalami reformasi namun peranan ,iliter tetap ada didalamnya, d) pendanaan beberapa gerakan fundamentalisme agama, dan e) penyatuan entitas secara linguistik, etnis dan agama dalam tatanan administratif dan terorganisir demi kepentingan kelompok itu sendiri.

1

skusi Rabuan Sore Komunitas Averroes

Untuk lebih jelasnya terkait peta ruang pemikiran globalisasi lihat bagan berikut ini; GLOBALISASI ` PROYEK IDEOLOGI MODAL TRANSNASIONAL

KONTRADIKSISME Dari penjabaran tersebut masuk kepada poin yang lebih dalam lagi untuk mengetahui sesungguhnya seperti apa globalisasi tersebut di landingkan, ternyata hanyalah sebuah upaya dalam membangun kesadaran internasional demi adanya solidaritas dan realitas sosial. Benarkah demikian adanya globalisasi?, mari kita lihat kasus yang ada di Indonesia semasa belanda mendirikan perdagngan bisnis dengan backupan dari VOC begitupula dengan halnya FreePort yang dunia sudah mengetahui kekejamannya. Sedangkan di USA sendiri tidak mampu membendung yang namanya krisis ekonomi yang sempat terjadi pada tahun 2006 begitu pula ketika diselenggarakannya KTT G-20 di USA banyak demonstran yang menyerukan anti globalisasi/kapitalisme. Dan di Iran selaku negara yang memiliki usaha nuklir dalam meningkatkan kesejahtraan masyarakat Iran di kecam habis-habisan oleh USA dan Inggris dengan alasan tidak diperbolehkannya uji coba nuklir. Padahal negara Iran hanya menyadari kalo negaranya tidak akan dapat jatah minyak lagi dalam mengoprasionalkan tenaga listrik dan satau-satunya alternatif adalah melalui tenaga nuklir. Pembicaraan ini dikembalikan ke sahabat L. Rian selaku moderator pada sore itu seklaigus dia mencoba menanggapi dan mengulas sekilas bahwa globalisasi ini akan dihadapi oleh semua negara, dan dia mencoba mengarahkan pembicaran melalui hal yang lebih sepesifik dalam pengkajiannya yaitu dimulai dari globalisasi ekonomi yang meliputi kapitalisme dan neo-liberal baru setelah itu meranjak pada politik dan sosial budaya sebelum kesitu dia mencoba bertanya pada sahabat Nurwahid; apa yang menjadi menarik dari buku Tabir Politik Globalisasinya William K. Tabb dan sahabat Nurwahid menjawab; sebenrnya tidak ada yang menarik, dia hanya penasaran saja dan ingin mengetahui apa isi dari buku tersebut, ternyata hanya sebuah penjabaran kritis terkait

2

skusi Rabuan Sore Komunitas Averroes

permasalahan-permaslahan yang terjadi dalam globalisasi dengan menawarkan sebuah solusi dalam menyikapinya bagi semua negara yang tidak bisa lepas dari globalisasi. Hal ini langsung direspon baik oleh sahabat Najib dan langsung memaparkan historisitas kapitalisme yang berawal dari Jerman dengan seorang tokoh yang disebut adalah Max Weber dimana pada waktu itu di Jerman memang pintu kapitalisme dibuka lebar-lebar melalui sebuah gerakan Gereja dengan instrumen penebusan dosa. Gereja menghalalkan bahkan memeperjual belikan surat penebusan dosa tersebut bagi para pengikutnya. Namun hal ini dibantah oleh sahabat L. Rian dan dia mengatakan kalo hal seperti yang diungkap oleh sahabat Najib lebih mengarah pada liberalisasi. Namun sahabat L. Rian mencoba memaparkan historisitas kapitalisme tersebut yang bermula dari kesepakatan beberapa negara dalam Wasingthon Consensus pada tahun 1980 di Vena. Perbincangan dalam dialektika pada sore itu memang berlangsung dengan sangat hangat dan harmoni penuh dengan berbagai macam informasi yang disampaikan oleh beberapa teman-teman lintas Universitas kota Malang yang mengikutinya, salah satunya pertanyaan filosofis-epitimologis yang muncul dari kedua bibir sahabat Fairouz yaitu sebenarnya apa sich yang menjadi dasar perbedaan dari neo-liberal dengan globalisasi?, dia memahaminya selama ini kedua kata tersebut sama mengagendakan dan menghendaki adanya integralistik dunia. Suasana forum sempat terdiam sejenak seakanakan menuntut kita untuk mengkritisi benar agenda-agenda yang telah digulingkan para penggagas istilah/ideologi. Pertanyaan sahabat Fairouz tersebut tersebut ditanggapi oleh sabat L. Rian dengan pendekatan pada sebuah tokoh yaitu Giddens bahwa: Globalisasi memamng menghendaki adanya integralistik dunia sedangkan neo-liberal lebih mengarah pada tidak adanya campur tangan pemerintah dalam mengurusi perekonomian . (tolong kalo salah di benarkan).

Selanjutnya disambung dengan sebuah tanggapan dari mas Enom dia memperkuat sekaligus apa yang telah diungkapkan sahabat L. Rian bahwa hal tersebut benar adanya sambil mencontohkan di Indonesia tepatnya di kota Blitar dalam birokrasi pemerintahannya melarang berdirinya alfa-mart dan McDonald. Namun sayangnya kata dia birokrasi pemerintahan kota Blitar kurang mengalami pendekatan pada insan akademisi sehingga riseachnya dalam mewujudkan hal yang serupa seperti McDonald belum optimal dan yang terjadi tetaplah kalau orang kelas satu selalu lebih nyaman untuk mengkomsumsi di McDonald. Peserta lain juga menambahkan, dan hitungannya dia juga senior yaitu mas Ridyan bahwa globalisasi ekonomi kapital atau neo-liberal tidaklah perlu menjadi kekhawatian yang berlebih untuk disikapi secara reaktif karena hal itu tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah. Diakhir sebuah pembicaraan forum dilempar dengan sebuah statemen yang berada dalam bukunya William K. Tabb sebagai bentuk tawaran dalam menghadapi globalisasi yaitu dengan globalisasi progresif sebagai bentuk sikap yang bijak dan arif baik secara individual, kelompok bahkan pemerintahan.

3