tahapan pemerisaan abdomen.docx

13
Proses Pemeriksaan Fisik Abdomen Prosedur pemeriksaan fisik: Inspeksi. Auskultasi. Perkusi. Palpasi. Persiapan pemeriksaan: Ruangan nyaman cahaya dan suhu cukup hangat. Abdomen yang terbuka adalah antara prosesus xiphodeus – simfisis pubis. Untuk menjaga relaksasi dinding perut: Vesika urinaria harus kosong. Posisi terlentang –> kepala diatas satu bantal, satu bantal dibawah lutut. Lengan disisi badan. Tungkai bawah –> fleksi pada sendi lutut. Tangan pemeriksa yang hangat, kuku yang pendek. Tanyakan daerah yang sakit untuk dipalpasi terakhir. Perhatikan muka/ekspresi –> nyeri pada abdomen.

Upload: melatimelapartii

Post on 10-Apr-2016

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: tahapan pemerisaan abdomen.docx

Proses Pemeriksaan Fisik Abdomen

Prosedur pemeriksaan fisik:

Inspeksi.

Auskultasi.

Perkusi.

Palpasi.

Persiapan pemeriksaan:

Ruangan nyaman cahaya dan suhu cukup hangat. Abdomen yang terbuka adalah

antara prosesus xiphodeus – simfisis pubis.

Untuk menjaga relaksasi dinding perut:

Vesika urinaria harus kosong.

Posisi terlentang –> kepala diatas satu bantal, satu bantal dibawah lutut.

Lengan disisi badan.

Tungkai bawah –> fleksi pada sendi lutut.

Tangan pemeriksa yang hangat, kuku yang pendek.

Tanyakan daerah yang sakit untuk dipalpasi terakhir.

Perhatikan muka/ekspresi –> nyeri pada abdomen.

Page 2: tahapan pemerisaan abdomen.docx

Titik Mc Burney: Titik pada kuadran kanan bawah yang terletak pada 1/3 lateral dari

garis yang menghubungkan SIAS dengan umbilikus.

Garis Schuffner: Garis yang menghubungkan titik SIAS kanan dengan umbilikus dan

diteruskan sampai arkus kosta. Garis ini dipergunakan untuk menyatakan pembesaran

limpa. Garis ini terbagi di dalam 8 titik (S1 sampai S8).

INSPEKSI

Keadaan Umum:

Tampak nyeri atau tidak.

Kolik ginjal/empedu –> menggeliat di tempat tidur.

Pasien dengan peritonitis –> tidak bergerak di tempat tidur/lutut ditarik ke atas untuk

membantu relaksasi otot perut dan mengurangi tekanan intra abdominal.

Bentuk Abdomen:

Perut yang membesar ditemukan pada:

Orang sangat gemuk –> penimbunan lemak.

Meteorismus –> penimbunan gas.

Penimbunan cairan.

Pembesaran organ.

Kehamilan.

Page 3: tahapan pemerisaan abdomen.docx

Pembesaran lokal ditemukan pada:

Vesika urinaria yang penuh.

Karsinoma lambung.

dan lain-lain.

Perut yang sangat cekung (scapoid), ditemukan pada:

Gizi buruk (cachexia).

Dehidrasi.

Rambut suprapubis:

--> Masa pubertas (tanda kelamin sekunder).

--> Berubah pada sirosis, hipogonadisme, adrenal virilis dan hipopituitarisme.

Gerakan pernapasan:

Gerakan pernapasan pada abdomen berkurang sampai tidak ada pada peritonitis.

Kelainan kulit:

Perubahan warna.

Benjolan: hemangioma.

Striae: ungu – merah muda adalah tanda klasik kelebihan adrenokortikal.

Jaringan parut post operasi.

Vena-vena mengambang atau vena kolateral:

Pada sirosis hepatis –> obstruksi v. cava superior/v. cava inferior (bendungan).

Posisi umbilikus:

Posisi pusat (umbilikus) –> hernia umbilikus atau posisi pusat tergeser –> dorongan

organ tubuh.

Posisi reversi –> peningkatan tekanan abdominal biasanya karena asites atau masa

yang besar.

Tanda cullen –> umbilikus kebiru-biruan yang disebabkan oleh hemoperitoneum

karena sebab apapun.

Page 4: tahapan pemerisaan abdomen.docx

Gerakan-gerakan/kontur usus:

Gerakan usus disebut darm steifung, dan kontur usus (darm countur). Keduanya

terlihat pada ileus obstruksi yang berat, dan penyakit Hirschprung.

AUSKULTASI

Auskultasi –> stetoskop diafragma diatas mid abdomen.

--> gerakan udara dan cairan di dalam saluran cerna.

--> bising usus normal timbul kira-kira tiap 5 – 10 detik. Jika 2 menit tidak terdengar

bunyi usus –> “tidak ada bunyi usus”.

--> meningkat pada ileus obstruksi, terdengar seperti ada arus “denting” bernada

tinggi yang disebut borborigmi, dan menurun pada ileus paralitik atau peritonitis.

Gambar teknik memeriksa bunyi usus. (Dari Mark H. Swartz. 1995, hal 250).

Gambar teknik “succussion splash” untuk memeriksa distensi visera abdomen. (Dari Mark H.

Swartz. 1995, hal 251).

Page 5: tahapan pemerisaan abdomen.docx

PERKUSI

Pada keadaan normal, perkusi abdomen menghasilkan bunyi timpani. Dengan

perkusi abdomen, pemeriksa dapat menentukan:

Timpani gaster.

Pembesaran hati.

Pembesaran limpa.

Adanya cairan bebas, dengan pemeriksaan shifting dullness.

Timpani gaster:

Perkusi gaster dilakukan pada cavum iga, bagian anterior bawah kiri.

Teknik perkusi hati:

Pekak hati –> pada linea midklavikularis kanan, pekak hati 6 – 12 cm. Pada linea sternalis

kanan, pekak hati 4 – 8 cm.

Gambar teknik perkusi hati.

Teknik perkusi limpa:

Perkusi dilakukan pada iga X kiri, pada linea midklavikularis. Ruang ini

dinamakan Ruang Traube. Jika Ruang Traube terisi, berarti ada pembesaran limpa.

Teknik pemeriksaan asites:

Shifting dullness –> Pada penderita yang terlentang, dicari batas timpani pekak

(permukaan cairan) di bagian lateral abdomen.

Bila posisi penderita dimiringkan, maka batas timpani pekak menjadi bergeser.

Page 6: tahapan pemerisaan abdomen.docx

Gambar teknik untuk memeriksa redup yang berpindah. Daerah berwarna

menunjukkan daerah timpani. (Dari Mark H. Swartz. 1995, hal 252).

Undulasi:

Dua telapak tangan ditaruh di kiri dan kanan dinding abdomen.

Telapak tangan penderita atau pemeriksa kedua, pada sisi ulnar ditekan ke dinding

abdomen.

Ujung-ujung jari memberikan tekanan pada satu sisi, maka telapak tangan yang lain

merasakan adanya gelombang.

Gambar teknik fluid wave

Fluid Wave

Pemeriksaan asites bisa dilakukan dengan cara menekan secara dalam ke arah garis

tengah dinding abdomen (untuk mencegah vibrasi sepanjang dinding abdomen), letakkan

telapak tangan yang satu berlawanan dengan telapak tangan yang lain untuk mendengarkan

adanya cairan asites.

Page 7: tahapan pemerisaan abdomen.docx

Gambar teknik pudle sign

Pudle Sign

Pasien pada posisi bertumpu pada lutut dan siku tangan, yang mana akan

menyebabkan cairan asites berkumpul di bagian bawah abdomen. Lakukan perkusi dari

bagian samping perut (lank) ke garis tengah. Pada area asites suara perkusi akan lebih

mengeras.

PALPASI

Yang dihasilkan dari pemeriksaan palpasi yaitu:

Rasa sakit –> nyeri tekan karena peregangan organ-organ, peregangan peritonium,

dan tumor.

Defans muskuler.

Pembesaran organ yang bisa dipalpasi:

Hepar: pinggir hati 1 cm di bawah arcus costa.

Kutub bawah ginjal kanan.

Pulsasi aorta abdominalis.

Vertebra L3 – L5 terutama orang kurus.

Sigmoid: terisi feses.

Vesika urinaria atau uterus yang terisi.

Pulsasi arteri iliaka (lower quadran).

Bila hepar teraba, tentukanlah:

Besar hepar, berapa cm di bawah arcus costa.

Pinggir hepar, apakah tumpul atau tajam.

Permukaan hepar, kenyal atau tidak.

Page 8: tahapan pemerisaan abdomen.docx

Nyeri tekan, ada atau tidak.

Limpa

Bila teraba, tentukanlah:

Pembesaran lien, garis schuffner (1 – 8).

Permukaan.

Konsistensi.

Pinggir.

Nyeri tekan.

Diingat adanya incisura lienalis.

Gambar teknik palpasi limpa. (Dari Mark H. Swartz. 1995, hal 255).

Page 9: tahapan pemerisaan abdomen.docx

Gambar teknik lain untuk palpasi limpa. (Dari Mark H. Swartz. 1995, hal 256).

Palpasi Kandung Empedu

Palpasi midklavikularis kanan, dengan cara seperti palpasi hepar.

Murphy’s Sign pada cholecystitis acuta yaitu tangan diletakkan di abdomen pada garis

midklavikularis.

Pasien bernapas dalam dan tangan kanan naik ke atas, suatu saat napas pasien

terhenti berarti Murphy’s Sign positif.

Palpasi Tumor:

Palpasi tumor –> dinding perut, intraperitoneal, atau retroperitoneal, caranya:

Tumor dari dinding perut: dengan mengangkat dinding perut –> pembengkakan

bertambah atau tetap.

Tumor dari intraperitoneal: dengan menegangkan dinding perut –> pembengkakan

menghilang berarti tumor berasal dari intra abdominal.

Tumor retroperitoneal: dengan pemeriksaan bimanual, ballotementnya positif.

Palpasi untuk tumor dilakukan untuk mengetahui:

Lokasi: intra abdominal atau retroperitoneal.

Posisi.

Besar.

Permukaan.

Konsistensi.

Nyeri.

Hubungan dengan alat-alat lain.

Pulsasi.