taman balekambang

19
1 Aplikasi Prinsip-prinsip Desain Pada Desain Lansekap Taman Balekambang Anityas Desy Astuti Mulyadi Abstrak This paper is based on research that aim to evaluate the landscape design of Balekambang Park in the District of Surakarta, Central Java. As a public space the park should provide aesthetic value that meet the people needs for recreation. The research was conducted by analyzing the park components in aesthetic approach especially in landscape design. This article discusses the findings of the research that there are many landscape components fulfill the aesthetic principles, but there are also many components that are not fulfilled. This condition may lead to reducing the aesthetic value of the park. Keywords:landscape, design principles, park I. Pendahuluan Taman Balekambang merupakan salah satu taman kota yang pada sat ini diupayakan untuk dikembalikan keasliannya disamping sebagai kawasan hijau dan paru-paru kota Solo. Taman Balekambang termasuk dalam ruang terbuka untuk kesehatan dan kesejahteraan umum yang terdiri dari area untuk menyajikan efek visual yang menarik. Manfaat penyediaan ruang terbuka hijau atau taman kota adalah menumbuhkan kesegaran, kenyamanan, keindahan lingkungan, menurunkan polusi, dan mewujudkan keserasian lingkungan. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi, penataan lingkungan di berbagai daerah perkotaan cenderung mengabaikan keseimbangan, sehingga kenyamanan lingkungan hidup menjadi berkurang. Setiap makhluk hidup menginginkan agar lingkungan hidupnya dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi kelangsungan hidup individu.

Upload: mulyadi-uns

Post on 30-Nov-2015

152 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Taman Balekambang

1

Aplikasi Prinsip-prinsip Desain

Pada Desain Lansekap Taman Balekambang

Anityas Desy Astuti

Mulyadi

Abstrak

This paper is based on research that aim to evaluate the landscape design of Balekambang Park in the District of Surakarta, Central Java. As a public space the park should provide aesthetic value that meet the people needs for recreation. The research was conducted by analyzing the park components in aesthetic approach especially in landscape design. This article discusses the findings of the research that there are many landscape components fulfill the aesthetic principles, but there are also many components that are not fulfilled. This condition may lead to reducing the aesthetic value of the park.

Keywords:landscape, design principles, park

I. Pendahuluan

Taman Balekambang merupakan salah satu taman kota yang pada

sat ini diupayakan untuk dikembalikan keasliannya disamping sebagai

kawasan hijau dan paru-paru kota Solo. Taman Balekambang termasuk

dalam ruang terbuka untuk kesehatan dan kesejahteraan umum yang

terdiri dari area untuk menyajikan efek visual yang menarik.

Manfaat penyediaan ruang terbuka hijau atau taman kota adalah

menumbuhkan kesegaran, kenyamanan, keindahan lingkungan,

menurunkan polusi, dan mewujudkan keserasian lingkungan. Dengan

semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi,

penataan lingkungan di berbagai daerah perkotaan cenderung

mengabaikan keseimbangan, sehingga kenyamanan lingkungan hidup

menjadi berkurang. Setiap makhluk hidup menginginkan agar lingkungan

hidupnya dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi

kelangsungan hidup individu.

Page 2: Taman Balekambang

2

Taman harus didesain sedemikian rupa agar tampil menarik dan

tetap memperhatikan kenyamanan pengunjung. Prinsip utama dalam

desain adalah faktor “Keteraturan dan Kesatuan” atau Unity and

Consistency. Keteraturan dapat memberikan keindahan dalam komposisi.

Dalam desain lansekap, keteraturan merupakan kunci utama dari daya

tarik visual yang memberikan nilai keindahan. Kesatuan dimaksud adalah

hubungan yang harmonis dari berbagai elemen atau komponen dan

unsure yang ada dalam suatu rancangan. Keharmonisan ini akan

membentuk karakter khas suatu rancangan lansekap. (Hakim: 2003,

hal.87)

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melakukan penelitian

mengenai penataan elemen-elemen termasuk vegetasi di Taman

Balekambang berdasarkan prinsip-prinsip desain yang meliputi

keseimbangan ( balans ), irama dan pengulangan ( ritme dan repetition ),

serta penekanan dan aksentuasi ( emphasis ). Sehingga akan diketahui

apakah lansekap taman Balekambang telah mencapai suatu kesatuan dan

keteraturan atau belum.

II. Sejarah Taman Balekambang

Taman Balekambang dibangun tepatnya pada tanggal 26 Oktober

1921 dengan luas tanah hampir mencapai 10 hektar dan berlokasi di jalan

Balekambang no.1 Manahan kecamatan Banjarsari kotamdaya Surakarta.

Taman ini pada awalnya tidak berdiri sendiri, ada dua bagian dari taman

tersebut. Yang pertama adalah Partini Tuin (taman air Partini) dan

Partinah Bosch (Hutan Kota Partinah) yang merupakan satu kesatuan dari

taman Balekambang ini. Konsep awal pembangunan Balekambang adalah

sebagai ruang publik yang meniru hutan buatan dan taman air yang ada di

negeri Belanda. Dimanifestasikan sesuai dengan kesukaan Partini akan

taman air dan Partinah akan pemandangan hijau yang teduh.

Diberi nama “Partini Tuin”, artinya Taman Partini, Partini adalah

nama putri Sorjosoeparto yang bergelar Kangjeng Gusti Mangkunegoro

VII yang paling tua. Area kedua dinamakan Partina Bosch yang berarti

Page 3: Taman Balekambang

3

Taman Air Partinah. Partini Tuin yang berarti Taman Partini, adalah area

taman dengan koleksi bermacam tanaman langka yang mengelilingi

patung Partini dan kolam air mancur. Partinah Bosch yang berarti Taman

Air Partinah, adalah area kolam ikan dengan patung Partinah ditengah-

tengahnya, dengan latar belakang sebuah bangunan yang seolah-olah

mengapung.

RM Sajid mengungkapkan ”Ing akhir tahun 1921 dipun bikak

satungiling taman hiburan ingkang resminipun nama ‘Partini Tuin’,

tegesipun Taman Partini. Partini punika putra dalem ingkang sepuh

piyambak. Nanging umum mastani Balekambang.” (Pada akhir tahun

1921, dibuka sebuah taman hiburan yang resminya bernama Partini Tuin,

yang artinya Taman Partini. Partini itu putra dalem yang tertua. Namun

umum menyebutnya dengan nama Balekambang).1 Disebut sebagai

“Balekambang” karena konon kataya berasal dari kata Bale, yang artinya

Balai atau rumah dan Kambang, yang artinya mengapung.2

III. Metode Penelitian

III.1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di taman Balekambang yang berlokasi di jalan

Ahmad Yani, Solo. Taman ini merupakan taman yang telah mengalami

revitalisasi serta perubahan fungsi, sehingga desain lansekapnya juga

lebih diperhatikan.

III.2. Jenis penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, penelitian ini lebih

menekankan pada penelitian deskripsi kualitatif dengan pendekatan

estetik dengan menganalisa obyek berdasarkan pada prinsip-prinsip

desain.

III.3. Sumber data

Sumber data diperoleh melalui :

- Survei langsung di lokasi penelitian, yaitu taman Balekambang

Surakarta. 1 RM Sayid, Babad Sala 2 www.sologue.com , dikutip tanggal 1 Juli 2010, jam 00.53

Page 4: Taman Balekambang

4

- Wawancara dengan nara sumber mengenai Taman Balekambang

Surakarta dan struktur organisasinya.

- Foto-foto yang diambil dari taman Balekambang Surakarta

- Informasi mengenai taman Balekambang Surakarta dari internet.

III.4. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Langsung

Mengadakan penelitian secara langsung pada obyek penelitian, yaitu

taman Balekambang Surakarta terutama pada aplikasi desain

lansekap taman berdasarkan prinsip-prinsip desain.

2. Wawancara dengan narasumber

Narasumber yang diwawancara adalah salah satu pengelola Taman

Balekambang, yaitu Bp. Dwi Narimo.

3. Dokumentasi

Teknik atau metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan

data, yaitu berupa foto obyek penelitian dan notulen.

4. Studi Pustaka

Dengan mencari sumber-sumber dari buku dan dari internet

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan desain lansekap dan

prinsip-prinsip desain.

5. Variabel

Variabel utama dalam penelitian ini adalah elemen desain dan

vegetasi yang ada di dalam taman Balekambang, yang dilihat

penataannya berdasarkan prinsip desain

IV. Kajian Teori Tentang Desain Lansekap

Desain lansekap tercakup dalam perancangan tapak, merupakan

usaha penanganan tapak (site) secara optimal melalui proses

keterpaduan penganalisisan dari suatu tapak dan kebutuhan program

penggunaan tapak, menjadi suatu sintesa yang kreatif.(Hakim:2003, hal.5)

IV.1. Komponen dalam Desain Lansekap

Komponen dalam desain terdiri dari :

Page 5: Taman Balekambang

5

1. Prinsip desain, meliputi : balans, ritme, dan aksen.

2. Unsur desain, meliputi : desain, garis, bidang, ruang, bentuk,

fungsi, tekstur, dan warna.

3. Aplikasi desain, meliputi : bahan lansekap, skala, sirkulasi,

rekayasa lansekap, visual, tata hijau, parkir, refleksi air,

pencahayaan, drainase, pencahayaan, dan kenyamanan.

(Hakim:2003, hal.20)

IV.2. Prinsip Desain

Prinsip desain adalah dasar dari terwujudnya suatu rancangan atau

ciptaan bentuk. Prinsip dasar utama dalam desain adalah faktor

“keteraturan dan kesatuan” atau Unity and Consistency. Keteraturan dapat

memberikan keindahan dan komposisi. (Hakim:2003, hal.87)

Keteraturan diperoleh melalui pendekatan tema rancangan, antara

lain keteraturan ruang formal, informal, simetris ataupun pendekatan dari

segi keteraturan bentuk, missal alamiah, tradisional, dan modern.

Sedangkan dalam desain lansekap, keteraturan dari segi bentuk dapat

diamati dari suatu bentuk pohon, dari susunan batang, dahan, ranting, dan

dedaunan yang saling berhubungan. Hal ini mencerminkan suatu visual

keteraturan yang akan memberikan kesan keindahan, karena keteraturan

merupakan kunci utama dari daya tarik visual yamg memberikan nilai

keindahan.

Kesatuan dalam desain adalah hubungan yang harmonis dari

berbagai elemen atau komponen dan unsur yang ada dalam suatu

rancangan. (Hakim:2003, hal.87).

Keharmonisan akan membentuk karakter khas suatu rancangan

lansekap. Untuk mendapatkan nilai kesatuan ini dapat diciptakan melalui :

- menyederhanakan dan membatasi jumlah elemen atau unsur yang

digunakan

- dengan memperkecil perbedaan sesama unsur dalam komposisi

desain, misalnya penggunaan jenis tanaman yang beraneka ragam

dalam suatu komposisi dapat mengakibatkan nilai kesatuan

menjadi hilang.

Page 6: Taman Balekambang

6

Untuk mencapai suatu kesatuan dan keteraturan maka perlu diperhatikan

beberapa pertimbangan antara lain:

1. Keseimbangan ( balans )

Keseimbangan atau balans dalam desain berarti penyamaan

tekanan visual suatu komposisi antara unsur-unsur yang ada pada taman.

Ada 2 (dua) macam nilai keseimbangan, yakni keseimbangan statis dan

keseimbangan dinamis. Keseimbangan statis merupakan suatu

keseimbangan yang formal dan simetris, baik ukuran, berat, dan

bentuknya. Keseimbangan dinamis akan menghasilkan suatu susunan

yang menarik melalui keseimbangan asimetris. Ini dapat diperoleh melalui

visual balance. Walaupun dalam susunan keseimbangan asimetris ini

dapat dilakukan berbagai variasi, namun kesan dan nilai kesatuan tetap

akan tercapai karena adanya keselarasan antara unsur-unsur tersebut.

Tiap unsur satu dengan lainnya memberikan imbangan yang serasi dan

seimbang.

Keseimbangan simetris dan asimetris tidak hanya diciptakan oleh

kesan berat dan besarnya bentuk, namun dapat pula diciptakan oleh pola

bentuk, garis horizontal, garis vertikal, dan garis diagonal : warna terang

dan gelap : tekstur kasar dan halus : pembagian ruang dan variasi

komponen/unsur.

Bentuk – bentuk keseimbangan dapat berupa :

a. Bentuk simetris, keseimbangan statis, formal atau keseimbangan

pasif. Keseimbangan ini mempunyai sifat kaku tapi agung, impresif, dan

formal.

b. Bentuk Asimetris, keseimbangan informal, visual atau keseimbangan

aktif. Keseimbangan ini memberikan kesan gerak, penempatan yang

spontan (bersifat kebetulan) dan bersifat santai.

c. Bersifat memusat, memberikan kesan gerak memusat ke satu titik.

Pertimbangan utama dalam menciptakan keseimbangan bisa

melalui ukuran, warna, dan jumlah unsur. Suatu susunan yang tidak

seimbang akan menimbulkan konflik atau pertentangan terutama dari

sudut visual. Keseimbangan akan mewujudkan suatu kesan keselarasan.

Page 7: Taman Balekambang

7

2. Irama dan pengulangan ( ritme dan repetition )

Ritme atau rythm adalah pengulangan unsur-unsur lansekap yang

dipergunakan pada tempat yang bewrbeda dalam suatu tapak sehingga

membentuk suatu ikatan atau hubungan visual dari bagian – bagian yang

berbeda. (Hakim:2003, hal.90). Pengulangan unsur dapat diciptakan

dengan berbagai variasi seperti :

Pengulangan

Progresif

Berselang

Dan pengulangan lain tergantung dari variasi yang akan diciptakan sesuai

dengan tujuan. Irama dapat diciptakan melalui :

- Garis, dalam ukuran kualitas, lengkung/patah, dan susunannya.

- bentuk, dalam ukuran penempatan dan susunannya.

- Tekstur, variasi tekstur dalam wujud bentuk.

- Ruang, pembagian ruang antara pola dan bentuk

- Warna, perbedaan dan jenis warna dalam bentuk

Irama menciptakan gerak melalui kesinambungan (continuity). Mata

kita dituntun melalui beberapa peralihan unsur berulang secara teratur

dan berselang-seling dengan variasi yang menimbulkan gerak emosi.

(Hakim:2003, hal.93).

Wujud dan komponen dengan variasi dan karakternya masing-

masing menggerakkan perhatian mata kita hingga menimbulkan irama

(ritme). Dalam suatu komposisi (susunan) ritme adalah pengatur

keselarasan susunan. Irama menciptakan harmoni, mengatur aksentuasi,

dan mengikat bagian-bagian menjadi satu kesatuan.

Page 8: Taman Balekambang

8

3. Penekanan dan aksentuasi ( emphasis )

Dominan dapat diartikan sebagai upaya untuk menonjolkan salah

satu unsur agar lebih tampak terlihat dalam komposisi susunan elemen

lansekap. (Hakim:2003, hal.94).

Sedangkan untuk unsur-unsur lansekap lainnya yang tidak

menonjol dapat berfungsi sebagai penghubung atau pengikat kesatuan.

Penekanan ditimbulkan oleh dominannya salah satu komponen unsur

sehingga menimbulkan kontras terhadap elemen lainnya. Penekanan

dalam suatu bentuk akan menjadi point of interest yang menarik perhatian

pengunjung.

Penekanan dapat diciptakan melalui ukuran, bentuknya sendiri, tata

letaknya, juga unsur-unsur lain seperti garis, warna, bentuk, tekstur, dan

ruang. Dalam suatu susunan/komposisi penekanan dapat dipergunakan

sebagai titik pusat perhatian dan sebagai titik tolak tuntunan mata kita

dalam melihat wujud dari elemen tersebut. Dengan titik tolak itu kita dapat

mengikuti ritme yang diciptakan.

Melalui penekanan kita dapat mengarahkan mata kita untuk melihat

pusat perhatian yang diinginkan. Penekanan ini menjadi titik fokus. Fokus

adalah sebuah titik tempat yang paling optimal dalam taman untuk dilihat

dan dinikmati. Di dalam fokus ini ditanam tanaman yang paling menonjol,

dapat dipilih yang memiliki bentuk paling unik, warna paling menyolok

ataupun tanaman yang paling tinggi.3

Bila kita ingin mengutamakan penonjolan suatu elemen, maka

unsur warna dan tekstur harus menjadi unsur penunjang dari elemen

tersebut. Demikian pula dari segi tata letaknya harus ditunjang oleh

bentuk-bentuk lainnya yang memberikan arah menuju bentuk utama. Ini

untuk menghasilkan suatu rancangan yang baik dan terpenuhi nilai

keteraturannya.

3 www.architect-news.com/index.php/lansekap, dikutip tanggal 1 Juli 2010, jam 00.24

Page 9: Taman Balekambang

V. Hasil penelitian

V.1. Layout Taman Balekambang

Keterangan gambar:

1. Gerbang Pintu

2. Open Stage

3. Gedung Ketoprak

4. Partinah Bosch

5. Partini Tuin

6. Danau Buatan

7. Bale Apung

8. Kolam Renamg

9. Bale Tirtoyoso

V.2. Aplikasi Desain Lansekap Taman Balekambang

V.2.1. Keseimbangan atau balans

Terdapat beberapa macam keseimbangan pada desain lansekap di

taman Balekambang.

a. Keseimbangan simetris

- Pintu masuk taman Balekambang

Hasil penelitian

. Layout Taman Balekambang

Sketsa layout taman Balekambang

Keterangan gambar:

Gerbang Pintu Masuk 10. Batu Lintang

11. Mushola

Gedung Ketoprak 12. Kolam Kodok

Partinah Bosch 13. Batu Asmara

14. Stage Panggung

Danau Buatan 15. Jalan Batu

16. MCK/WC

Kolam Renamg 17. Lokasi Out Bound

so

esain Lansekap Taman Balekambang

. Keseimbangan atau balans

Terdapat beberapa macam keseimbangan pada desain lansekap di

taman Balekambang.

eseimbangan simetris

Pintu masuk taman Balekambang

9

10. Batu Lintang

14. Stage Panggung

17. Lokasi Out Bound

Terdapat beberapa macam keseimbangan pada desain lansekap di

Page 10: Taman Balekambang

Keseimbangan simetris diperoleh

kedua pilar. Pemilihan warna dan tekstur yang sama memberikan kesan

harmonis sehingga terwujud suatu unity atau kesatuan.

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.12)

- Jalan menuju gedung pert

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.20)

- Jalan menuju kolam dan patung Partini

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.20)

Keseimbangan simetris diperoleh dari kesamaan bentuk antara de

kedua pilar. Pemilihan warna dan tekstur yang sama memberikan kesan

harmonis sehingga terwujud suatu unity atau kesatuan.

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.12)

Jalan menuju gedung pertunjukan

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.20)

Jalan menuju kolam dan patung Partini

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.20)

10

dari kesamaan bentuk antara desain

kedua pilar. Pemilihan warna dan tekstur yang sama memberikan kesan

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.12)

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.20)

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.20)

Page 11: Taman Balekambang

Keseimbangan simetris pada kedua tempat tersebut terdapat pada

kesamaan jenis tanaman, warna, tekstur yang sama di antara kedua sisi

kanan dan kiri jalan.

sebagai elemen estetika, tanaman ini juga berfungs

pembatas.

- Susunan pohon di sekitar jalan bebatuan

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.29)

Keseimbangan simetris dapat dilihat pada kedua pohon di bagian paling

depan. Meskipun pada deretan belakang masih

namun ditanam pada posisi yang simetris antara sisi kanan dan kiri jalan.

Sehingga memberi kesan yang menyatu meskipun belum begitu terlihat.

b. Keseimbangan asimetris

- Jalan dari pintu masuk utama menuju taman

( sumber :

Keseimbangan simetris pada kedua tempat tersebut terdapat pada

kesamaan jenis tanaman, warna, tekstur yang sama di antara kedua sisi

kanan dan kiri jalan. Memberikan kesan yang teratur dan harmonis. Selain

sebagai elemen estetika, tanaman ini juga berfungsi sebagai pagar

Susunan pohon di sekitar jalan bebatuan

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.29)

Keseimbangan simetris dapat dilihat pada kedua pohon di bagian paling

depan. Meskipun pada deretan belakang masih berupa bibit tanaman,

namun ditanam pada posisi yang simetris antara sisi kanan dan kiri jalan.

Sehingga memberi kesan yang menyatu meskipun belum begitu terlihat.

Keseimbangan asimetris

Jalan dari pintu masuk utama menuju taman

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.16)

11

Keseimbangan simetris pada kedua tempat tersebut terdapat pada

kesamaan jenis tanaman, warna, tekstur yang sama di antara kedua sisi

Memberikan kesan yang teratur dan harmonis. Selain

i sebagai pagar

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.29)

Keseimbangan simetris dapat dilihat pada kedua pohon di bagian paling

berupa bibit tanaman,

namun ditanam pada posisi yang simetris antara sisi kanan dan kiri jalan.

Sehingga memberi kesan yang menyatu meskipun belum begitu terlihat.

koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.16)

Page 12: Taman Balekambang

Dari jenis tanaman dan penataannya, sebenarnya kedua sisi jalan

tersebut membentuk sebuah keseimbangan yang simetris, namun karena

pertumbuhan yang berbeda antara pohon yang satu dengan yang lain

sehingga menyebabkan bentuk yang berbeda ( satu berdaun, yang lain

mati ),ditambah dengan bermacam

yang mengganggu pandangan, menjadikan kedua sisi jalan ini tidak

simetris lagi. Bentuk seperti ini memberi kesan yang tidak teratur

bersifat santai.

- Percabangan jalan dari pintu masuk utama

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.18)

Keseimbangan yang tidak simetris terlihat pada penempatan pohon yang

berdiri sendiri pada salah satu sisi jalan, sedangk

Mungkin penempatan pohon ini bersifat kebetulan (spontan) sebelum

taman di revitalisasi. Bentuk asimetris seperti ini memberi dampak

visualisasi yang kurang menyatu.

- Jalan setapak di area outbond

( sumber : koleksi

s tanaman dan penataannya, sebenarnya kedua sisi jalan

tersebut membentuk sebuah keseimbangan yang simetris, namun karena

pertumbuhan yang berbeda antara pohon yang satu dengan yang lain

menyebabkan bentuk yang berbeda ( satu berdaun, yang lain

mati ),ditambah dengan bermacam-macam tanaman di deretan belakang

yang mengganggu pandangan, menjadikan kedua sisi jalan ini tidak

simetris lagi. Bentuk seperti ini memberi kesan yang tidak teratur

ercabangan jalan dari pintu masuk utama

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.18)

Keseimbangan yang tidak simetris terlihat pada penempatan pohon yang

berdiri sendiri pada salah satu sisi jalan, sedangkan sisi yang lain kosong.

Mungkin penempatan pohon ini bersifat kebetulan (spontan) sebelum

taman di revitalisasi. Bentuk asimetris seperti ini memberi dampak

visualisasi yang kurang menyatu.

alan setapak di area outbond

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.54)

12

s tanaman dan penataannya, sebenarnya kedua sisi jalan

tersebut membentuk sebuah keseimbangan yang simetris, namun karena

pertumbuhan yang berbeda antara pohon yang satu dengan yang lain

menyebabkan bentuk yang berbeda ( satu berdaun, yang lain

macam tanaman di deretan belakang

yang mengganggu pandangan, menjadikan kedua sisi jalan ini tidak

simetris lagi. Bentuk seperti ini memberi kesan yang tidak teratur dan

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.18)

Keseimbangan yang tidak simetris terlihat pada penempatan pohon yang

an sisi yang lain kosong.

Mungkin penempatan pohon ini bersifat kebetulan (spontan) sebelum

taman di revitalisasi. Bentuk asimetris seperti ini memberi dampak

pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.54)

Page 13: Taman Balekambang

Keseimbangan asimetris terlihat pada penempatan dan bentuk tanaman

yang berbeda. Bentuk seperti ini menimbulkan kesan yang semrawut dan

tidak beraturan.

V.2.1. Irama dan pengulangan (

Irama dapat diciptakan melalui garis, bentuk, tekstur, ruang, dan

warna. Pengulangan dapat dibentuk dengan penataan letak dan jarak

yang berbeda yang diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam

sebuah desain. Pada taman Balekambang terdapat beberapa irama da

pengulangan yang tercipta dari desain lansekapnya, antara lain :

- Desain lantai pada pintu masuk utama

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.15)

Lantai menggunakan pecahan keramik dengan aksen batu koral yang

disusun membentuk sebuah pola bunga. Pola tersebut diulang dalam

besaran yang berbeda namun tetap menyatu, sehingga membentuk

sebuah desain yang selaras dan harmoni.

- Pengulangan bentuk patung dan aksen lampu taman

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22

Keseimbangan asimetris terlihat pada penempatan dan bentuk tanaman

yang berbeda. Bentuk seperti ini menimbulkan kesan yang semrawut dan

Irama dan pengulangan ( ritme dan repetition )

dapat diciptakan melalui garis, bentuk, tekstur, ruang, dan

warna. Pengulangan dapat dibentuk dengan penataan letak dan jarak

yang berbeda yang diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam

sebuah desain. Pada taman Balekambang terdapat beberapa irama da

pengulangan yang tercipta dari desain lansekapnya, antara lain :

esain lantai pada pintu masuk utama

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.15)

Lantai menggunakan pecahan keramik dengan aksen batu koral yang

membentuk sebuah pola bunga. Pola tersebut diulang dalam

besaran yang berbeda namun tetap menyatu, sehingga membentuk

sebuah desain yang selaras dan harmoni.

engulangan bentuk patung dan aksen lampu taman

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.57)

13

Keseimbangan asimetris terlihat pada penempatan dan bentuk tanaman

yang berbeda. Bentuk seperti ini menimbulkan kesan yang semrawut dan

dapat diciptakan melalui garis, bentuk, tekstur, ruang, dan

warna. Pengulangan dapat dibentuk dengan penataan letak dan jarak

yang berbeda yang diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam

sebuah desain. Pada taman Balekambang terdapat beberapa irama dan

pengulangan yang tercipta dari desain lansekapnya, antara lain :

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.15)

Lantai menggunakan pecahan keramik dengan aksen batu koral yang

membentuk sebuah pola bunga. Pola tersebut diulang dalam

besaran yang berbeda namun tetap menyatu, sehingga membentuk

Mei 2010, jam 14.57)

Page 14: Taman Balekambang

- Pengulangan bentuk gazebo

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.58)

Pengulangan bentuk lampu taman, gazebo, dan karakter patung pada

area outbond taman Balekambang ini membentuk suatu ikatan meskipun

penataanya berpencar pada tempat yang berbeda

membentuk suatu kesatuan.

- Pengulangan jenis tanaman yang sama

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.12)

Pengulangan jenis tanaman yang sama dengan penempatan yang

sangat menunjang terciptanya kesatuan, serta memberi irama yang

tercipta melalui kesan meruang yang ditimbulkan dari susunan tanaman

tersebut.

engulangan bentuk gazebo

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.58)

Pengulangan bentuk lampu taman, gazebo, dan karakter patung pada

area outbond taman Balekambang ini membentuk suatu ikatan meskipun

nataanya berpencar pada tempat yang berbeda-beda, sehingga

membentuk suatu kesatuan.

Pengulangan jenis tanaman yang sama

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.12)

Pengulangan jenis tanaman yang sama dengan penempatan yang

sangat menunjang terciptanya kesatuan, serta memberi irama yang

tercipta melalui kesan meruang yang ditimbulkan dari susunan tanaman

14

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.58)

Pengulangan bentuk lampu taman, gazebo, dan karakter patung pada

area outbond taman Balekambang ini membentuk suatu ikatan meskipun

beda, sehingga

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.12)

Pengulangan jenis tanaman yang sama dengan penempatan yang teratur

sangat menunjang terciptanya kesatuan, serta memberi irama yang

tercipta melalui kesan meruang yang ditimbulkan dari susunan tanaman

Page 15: Taman Balekambang

V.2.1. Penekanan dan aksentuasi (

( sumber :

Tulisan ini sebagai penekanan yang dibuat menonjol dengan warna merah

yang kontras dengan elemen lain disekitarnya. Penonjolan ini sangat

menarik perhatian pengunjung.

( sumber :

Patung Partinah (kiri) dan Partini (kanan) merupakan aksentuasi yang

dibuat untuk menarik perhatian pengunjung dan sekaligus menjadi ikon

pada taman ini.

Penekanan dan aksentuasi ( emphasis )

Tulisan ”TAMAN BALEKAMBANG”

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 17 Maret 2010, jam 12.56)

Tulisan ini sebagai penekanan yang dibuat menonjol dengan warna merah

yang kontras dengan elemen lain disekitarnya. Penonjolan ini sangat

menarik perhatian pengunjung.

( sumber : www.erwanprasetyono.com dikutip: jam 01.21)

Patung Partinah (kiri) dan Partini (kanan) merupakan aksentuasi yang

dibuat untuk menarik perhatian pengunjung dan sekaligus menjadi ikon

15

Tulisan ”TAMAN BALEKAMBANG”

koleksi pribadi, diambil : 17 Maret 2010, jam 12.56)

Tulisan ini sebagai penekanan yang dibuat menonjol dengan warna merah

yang kontras dengan elemen lain disekitarnya. Penonjolan ini sangat

dikutip: jam 01.21)

Patung Partinah (kiri) dan Partini (kanan) merupakan aksentuasi yang

dibuat untuk menarik perhatian pengunjung dan sekaligus menjadi ikon

Page 16: Taman Balekambang

Aksen

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 17 Maret 2010, jam 13.44)

Aksen batu meteor menjadi menonjol dan menarik perhatian dengan pilar

pilar di belakang batu sebagai elemen pendukung.

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.12)

Bundaran di area outbound ini juga sebagai aksen yang selain sebagai

elemen estetis juga berfungsi untuk pembibitan tanaman.

komponen lain yang tidak begitu menonjol dan digunakan sebagai

pendukung untuk mengikat kesatuan antara lain :

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 17 Maret 2010, jam 13.15)

Aksen ’Batu Asmara’ dan pilar sebagai elemen pendukung

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 17 Maret 2010, jam 13.44)

Aksen batu meteor menjadi menonjol dan menarik perhatian dengan pilar

pilar di belakang batu sebagai elemen pendukung.

Air mancur

sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.12)

Bundaran di area outbound ini juga sebagai aksen yang selain sebagai

elemen estetis juga berfungsi untuk pembibitan tanaman.

komponen lain yang tidak begitu menonjol dan digunakan sebagai

pendukung untuk mengikat kesatuan antara lain :

Aksen patung wayang orang

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 17 Maret 2010, jam 13.15)

16

dan pilar sebagai elemen pendukung

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 17 Maret 2010, jam 13.44)

Aksen batu meteor menjadi menonjol dan menarik perhatian dengan pilar-

sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.12)

Bundaran di area outbound ini juga sebagai aksen yang selain sebagai

elemen estetis juga berfungsi untuk pembibitan tanaman. Beberapa

komponen lain yang tidak begitu menonjol dan digunakan sebagai elemen

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 17 Maret 2010, jam 13.15)

Page 17: Taman Balekambang

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 17 Maret 2010, jam 13.17)

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.11)

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.37)

Aksen lampu taman

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 17 Maret 2010, jam 13.17)

Aksen air mancur kuali dari tanah liat

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.11)

Aksen lampu taman dan patung ibu-anak

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.37)

17

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 17 Maret 2010, jam 13.17)

Aksen air mancur kuali dari tanah liat

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.11)

anak

( sumber : koleksi pribadi, diambil : 22 Mei 2010, jam 14.37)

Page 18: Taman Balekambang

18

IV. Kesimpulan

Berdasar pada hasil analisa maka ditarik kesimpulan bahwa

aplikasi desain lansekap Taman Balekambang Surakarta sebagian besar

telah sesuai dengan prinsip-prinsip desain. Hal ini dapat dilihat pada

penataannya yang tidak hanya sekedar meletakkan elemen taman, namun

juga memperhatikan nilai estetika dan fungsi. Susunan vegetasi di Taman

Balekambang tersusun simetris, dengan penataan yang teratur, bentuk

yang sama, satu jenis tanaman, tekstur yang sama, atau dengan warna

yang sama. Terdapat juga ritme serta pengulangan bentuk dari beberapa

elemen taman yang menciptakan kesan menyatu, seperti jenis tanaman,

bentuk lampu taman, patung, dan gazebo.

Pada taman ini terdapat beberapa elemen sebagai aksen yang

ditonjolkan untuk menarik perhatian pengunjung, yaitu tulisan nama

”Taman Balekambang”, patung Partini dan Partinah, serta ornamen batu

meteor. Sedangkan elemen separti lampu taman, patung, dan air mancur

dari gerabah digunakan sebagai aksen pendukung yang dapat

menciptakan kesatuan di dalam taman melalui karakter maupun bentuk

yang sama.

Meskipun demikian masih ada beberapa bagian pada Taman

Balekambang ini yang dinilai belum memenuhi prinsip estetik, mungkin

dikarenakan perawatan dan pengelolaan yang kurang diperhatikan,

sehingga membuat kesan dan visualisasi yang kurang indah untuk

dipandang.

Secara keseluruhan, desain Taman Balekambang telah sesuai

dengan prinsip desain, namun alangkah lebih baiknya jika pengelolaan

Taman Balekambang ini lebih ditingkatkan, baik dari segi perawatan,

penambahan fasilitas maupun elemen taman, hingga keamanan dan

perparkiran agar kesan estetis lebih terasa di dalam taman ini dan

pengunjung akan merasa lebih nyaman. Pada elemen yang berfungsi

sebagai aksen yang ditonjolkan perlu perawatan ekstra agar elemen

tersebut tidak memudar atau tertutup dengan elemen lain yang dapat

mengganggu pandangan. Untuk selalu menjaga keindahan taman ini,

Page 19: Taman Balekambang

19

tentu sangat memerlukan peran serta masyarakat khususnya pengunjung

taman untuk ikut serta melestarikan dan menjaga fasilitas serta vegetasi

dan satwa yang ada di dalam taman ini.

DAFTAR PUSTAKA

Mardalis. 2002, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Bumi

Aksara : Jakarta.

Rustam Hakim, Hardi Utomo. 2003, Komponen Perancangan

Arsitektur Lansekap. Bumi Aksara: Jakarta.

Sayid, RM, Babad Sala

Sumardjono, Maria S.W. 2001, Pedoman Pembuatan Usulan

penelitian. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

www.archiplan.ugm.ac.id

www.architect-news.com/index.php/lansekap

www.gilangperdana.blog.uns.ac.id

www.sologue.com

www.taufikurahman.wordpress.com

www.wikipedia.org/arsitektur lansekap

www.wikipedia.org/wiki/Desain

www.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta

www.wikipedia.org/wiki/Taman