tambhn union
DESCRIPTION
jfyhmTRANSCRIPT
Delayed Union
Delayed union adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fraktur yang
belum sembuh dalam waktu yang diharapkan.
Penyebab
Faktor penyebab delayed union yaitu:
Biologi, biomekanik atau keadaan pasien terkait.
1. Biologi
Suplai darah yang tidak memadai. Pada displaced fraktur tulang panjang akan
menyebabkan robekan pada kedua periosteum dan gangguan suplai darah di
intramedulla. Tepi fraktur akan menjadi nekrotik dan terjadi pembentukan
massa kalus. Jika zona nekrosis luas, misalnya pada fraktur kominutif, delayed
union sering terjadi.
Kerusakan jaringan lunak. Kerusakan parah pada jaringan lunak
mempengaruhi penyembuhan fraktur dengan: (1) mengurangi efektivitas splint
otot; (2) merusak suplai darah lokal dan (3) mengurangi atau menghilangkan
masukan osteogenik dari sel induk mesenchymal dalam otot.
2. Biomekanik
Imperfect splintage. Traksi yang berlebihan atau gerakan yang berlebihan pada
bagian tulang fraktur akan menunda pengerasan kalus.
Over-rigid fixation.
Infeksi.
3. Keadaan pasien terkait
Immense
Immoderate
Immovable
Impossible.
Gambaran klinis
Fraktur dengan nyeri yang berlanjut. Pada x-ray, garis fraktur tetap terlihat dan ada
terdapat sedikit pembentukan kalus atau reaksi periosteal. Ujung tulang tidak
mengalami atrofi. Fraktur akan bersatu, namun dalam waktu yang lebih lama dari
waktu yang diharapkan.
Pengobatan
1. Konservatif
Dua prinsip penting adalah: (1) untuk menghilangkan kemungkinan penyebab
delayed union dan (2) untuk mempercepat penyembuhan dengan menyediakan
lingkungan yang paling tepat. Imobilisasi (apakah dengan cor atau fiksasi internal)
harus cukup untuk mencegah pergeseran pada fraktur. Untuk meningkatkan
kecepatan penyatuan tulang dapat dilakukan dengan: (1) Anjuran untuk melakukan
latihan otot dan (2) weightbaring.
2. Operative
Jika delayed union terjadi lebih dari 6 bulan dan tidak ada tanda-tanda
pembentukan kalus, maka dianjurkan untuk dilakukan fiksasi internal. Operasi
harus direncanakan sedemikian rupa untuk meminimalisir kerusakan pada jaringan
lunak.
Non union
Non-union adalah suatu kondisi di mana tidak terjadi penyatuan (penyembuhan)
tulang yang mengalami fraktur setelah beberapa waktu, di mana normalnya tulang
tersebut seharusnya sudah menyatu.
Non union yang dibagi menjadi jenis hipertrofi dan atrofi. Dalam hypertrophic non-
union ujung tulang yang membesar, menunjukkan osteogenesis yang masih aktif tapi
tidak cukup mampu untuk menyatukan tulang yang fraktur. Pada atrofi non-union,
osteogenesis tampak telah berhenti. Ujung tulang tapered atau bulat tanpa ada
pembentukan tulang baru. Non union juga dapat memberikan gambaran
pseudoarthrosis.
Penyebab
Terdapat empat hal yang dapat menyebabkan non union.
1. Kontak - Apakah ada kontak yang cukup antara fragmen?
2. Alignment - Apakah fraktur adekuat, untuk mengurangi geser?
3. Stabilitas - Apakah fraktur memiliki stabilitas yang cukup?
4. Stimulasi - Apakah fraktur cukup 'dirangsang'? (Misalnya dengan weightbaring)
Selain itu, terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan non-union: (1) poor soft
tissue (baik dari cedera atau pembedahan); (2) infeksi lokal; (3) penyalahgunaan obat
terkait, anti-inflamasi atau obat immunosuppressant sitotoksik.
Pengobatan
1. Konservatif
Non-union kadang-kadang tanpa gejala, kemungkinan tidak ada pengobatan yang
spesifik, paling banyak dilakukan pelepasan splint. Bahkan jika gejala yang hadir,
operasi bukan satu-satunya jawaban; dengan hipertrofik non-union, bracing
fungsional mungkin cukup untuk menginduksi union. USG berdenyut juga dapat
digunakan untuk merangsang union.
2. Operative
Pada hypertrophic non-union tanpa disertai deformitas, fiksasi internal atau
eksternal dapat dilakukan. Pada atrofi non-union, tidak cukup dilakukan dengan
fiksasi saja, kemungkinan dibutuhkan tambahan terapi dengan teknik lizarov.
Malunion
Malunion adalah penyembuhan fraktur dalam posisi yang tidak anatomis (abnormal).
Biasanya disebabkan oleh penanganan yang kurang adekuat. Malunion dapat
menyebabkan gangguan fungsional dan estetik, dan paling sering terjadi sebagai
komplikasi fraktur tulang phalangs.
Beberapa contoh malunion adalah malrotasi (terjadi pada fraktur spiral atau oblik),
angulasi, dan pemendekan (shortening).
Bila fragmen menyambung pada posisi yang tak memuaskan (angulasi, rotasi, atau
pemendekan yang tak dapat diterima) fraktur itu dikatakan malunion.
Faktor penyebab :
Tidak tereduksinya fraktur secara cukup
Kegagalan mempertahankan reduksi ketika terjadi penyembuhan
Kolaps yang berangsur-angsur pada tulang yang osteoporotik atau kominutif
Pengobatan
Malunion mungkin memerlukan terapi bahkan sebelum fraktur benar-benar menyatu;
keputusan untuk melakukan remanipulasi atau koreksi itu mungkin sangat sukar. Ada
beberapa petunjuk:
1. Pada orang dewasa, fraktur harus direduksi sedekat mungkin dengan
posisi anatomis. Tetapi, aposisi kurang begitu penting dibandingkan
alignment dan rotasi. Angulasi lebih dari 15 derajat pada tulang
panjang, atau deformitas rotasional yang nyata mungkin membutuhkan
koreksi dengan manu=ipulasi ulang, atau membutuhkan osteotomi dan
fiksasi internal.
2. Pada anak-anak, deformitas sudut dekat ujung tulang biasanya akan
berubah bentuknya sejalan dengan waktu; sedang deformitas rotasional
tidak.
3. Pada tungkai bawah, pemendekan lebih dari 2,5 cm jarang dapat
diterima oleh pasien dan prosedur pemanjangan tungkai dapat
diindikasikan.
4. Harapan pasien (sering didorong oleh penampilan kosmetik) dapat
amat berbeda dari harapan ahli bedah; ini tidak boleh diabaikan
5. Pembahasan bersama dengan pasien, dan pemandangan dengan
panduan sinar-X, akan membantu dalam pemantauan kebutuhan terapi
dan dapat mencegah kesalahpahaman di kemudian hari
6. Efek-efek jangka panjang dari deformitas sudut yang kecil terhadap
fungsi sendi dangat sedikit yang diketahui. Tetapi, tampaknya
malposisi lebih dari 15 derajat pada setiap bisang dapat menyebabkan
pembebanan asimetris pada sendi di atasnya atau dibawahnya dan
menyebabkan munculnya osteoarthritis sekunder di kemudian hari; ini
terutama berlaku pada sendi-sendi yang menahan beban besar.