tamu 9 sfh iii exkr 13-14mei
DESCRIPTION
bbbTRANSCRIPT
89
13/14 Mei 2013
Tatap Muka 9: Animal Form and Function III
XIV. Osmoregulasi dan Ekskresi (Osmoregulation and Excretion) (Diambil dari Campbell et al., 2011, Biology 9
th Ed)
Kompetensi:
1. Mahasiswa mampu membedakan pengeluaran sampah nitrogen pada hewan air, mamlia,
dan burung
2. Mahasiswa mampu menerangkan empat tahap proses eksresi
3. Mahasiswa mampu mendeskripsikan sistem exkresi mamalia
4. Mahasiswa mampu mendeskripsikan struktur ginjal dan organisasi nefron
Konsep dasar 1. Thermoregulasi melibatkan bentuk atau struktur, fungsi dan tingkah laku hewan
2. Sampah nitrogen hewan merefleksikan filogeni dan habitatnya
3. Nefron tersusun bagi kebijaksanaan tahapan pemrosesan penyaringan darah
Key concept1. Thermoregulasi melibatkan bentuk atau struktur, fungsi dan tingkah
laku hewan
Temperatur internal tubuh dijaga senantiasa mencapai kondisi homeostasis dalam kondisi
eksternal apapun dan lingkungan internal kegiatan apapun suatu hewan. Dengan kata lain
thermoregulasi adalah bagaimana tubuh hewan menjaga temperatur internal tubuhnya senantiasa
dalam kisaran temperatur optimum yang dapat ditoleransi tubuh. Oleh karena itu sistem
thermoregulasi sangat penting bagi survival hewan, karena proses biokimiawi dan proses-proses
fisiologi hewan sangat sensitif terhadap perubahan temperatur. Artinya dibutuhkan temperatur
optimum bagi katalisator proses fisiologi atau biokimia enzim dapat melaksanakan kerjanya.
Misalnya dalam temperatur tinggi atau rendah (tidak dalam kisaran homeostasis), membran biologi
menjadi lebih fluid (cair) atau rigid (kaku), juga molekul pembawa oxygen, haemoglobin, tidak
efektif bekerja bila temperatur internal tubuh tinggi.
Strategi thermoregulasi dibedakan dua endotermi atau ektotermi atau eksotermi.
Endotermi artinya, panas (internal) tubuhnya diperoleh dari dalam tubuhnya sendiri yaitu panas
akibat aktivitas metabolismenya. Contoh endotermi mamalia, burung, mereka kemudian dikenal
sebagai hewan endoterm. Eksotermi artinya panas internal tubuhnya berasal atau diperoleh dari luar
atau sumber eksternal. Contoh eksotermi hewan ampibi, kadal, ular, kura-kura, berbagai jenis ikan,
sebagian besar invertebrata, mereka kemudian disebut hewan eksoterm. Baik hewan endoterm
maupun eksoterm, untuk menjaga homeostasis temperatur tubuhnya melibatkan baik struktur,
fungsi atau fisiologis yang dilaksanakaan maupun dengan pelibatan tingkah laku hewan dalam
upaya memelihara homeostasis temperatur yang dibutuhkan dalam homestasisnya. Apa contoh
peranan struktur hewan dalam memelihara homeostasis temperatur ? Contoh tingkah laku hewan
apa dalam rangka thermoregulasi ? ada kan hewan yang sengaja berpanas-panas atau beretduh dari
panas pada suatu saat ?
Hubungan termoregulasi dengan kecepatan metabolisme tentu sangat erat, karena proses
metabolisme butuh enzim, enzim bekerja butuh temperatur optimum (termoregulasi berepran), hasil
kerja metabolisme adalah energi. Jadi energi yang kebutuhannya ditentukan oleh ukuran hewan,
lingkungan hewan dan tentu saja aktivitas (metabolisme) hewan berhubungan dengan
thermoregulasi juga. Ada hewan yang kondisinya memaksa harus berhemat energi sehingga harus
melakukan torpor atau melakukan hibernasi atau aestivasi. Torpor adalah kondisi hewan
90
menurunkan aktivitas dimana temperatur tubuh dan kecepatan metabolisme menurun dan sistem
jantung dan sistem respirasi menurun. Beberapa endoterm memiliki periode torpor yang pendek,
biasanya pada waktu ketika mereka tidak dapat makan. Contohnya kelelawar mengalami torpor
pada siang hari, pada saat mereka tidak aktif. Hibernasi (hibernus bahasa Latin yang berarti
musim dingin) adalah tipe torpor pada periode yang panjang ketika hewan memasuki musim
dingin. Ada hewan yang mengalami torpor selama musim panas disebut aestivasi (aestas bahasa
Latin berarti musim panas). Aestivasi memungkinkan hewan bertahan untuk jangka waktu panjang
terhadap temperatur tinggi lingkungan dan kekurangan makanan dan air.
Pengaturan lingkungan internal menjaga homeostasis berikutnya adalah berhubungan
dengan kehilangan dan perolehan air beserta yang terlarut di dalamnya. Hewan harus menjaga
komposisi cairan internal di dalam dan di luar sel-selnya agar dapat berfungsi optimal baik dalam
jaringan, organ dan sistem. Proses Osmoregulasi tersebut tergantung pada pengaturan pergerakan
larutan antara cairan internal tubuh dengan eksternal lingkungan hewan. Jadi membahas bagaimana
hewan mengatur keseimbangan air dan pelarut-pelarut lain masuk dan keluar tubuh hewan. Air
keluar masuk sel prosesnya disebut osmosis, difusi khusus air melalui membran biologi, ingat
sudah dibahas di Biodas 1 bukan?.
Semua hewan menseimbangkan perolehan dan kehilangan air dan pelarut-pelarut larut air.
Hewan dari cara memelihara keseimbangan cairan yang masuk dan keluar tubuh dibedakan ke
dalam dua, hewan osmoconformer dan hewan osmoregulator. Organisme yang disebut
osmoconformer adalah hewan yang tidak mengalami perolehan atau kehilangan air karena jumlah
yang sama antara air yang bergerak ke dan dari antara dua larutan dengan konsentrasi pelarut sama.
Beberapa hewan akuatik yang hidup di laut memiliki cairan tubuh dengan konsentrasi pelarut sama
dengan yang ada di laut. Semua organisme air tawar, air laut, hewan darat, memiliki cairan tubuh
yang konsentrasi pelarut berbeda dari lingkungan mereka. Oleh karenanya mereka harus
menggunakan energi mereka untuk mengatur air hilang dan air masuk. Hewan yang demikian
disebut osmoregulator. Reaksi metabolisme dimana kehidupan bergantung, membutuhkan
keseimbangan yang tepat antara air dan yang telarut dalam air. Apa yang memelihara organisme
akuatik dari memiliki kehilangan atau perolehan air ? Berkeringat dapat menghasilkan kehilangan
air yang serius. Beberapa hewan air tawar menghadapi dehidrasi musiman.
Key concept 2. An animal’s nitrogenous wastes reflect its phylogeny and habitat
Hewan harus membuang sampah yang mengandung nitrogen. Ikan dan sebagian besar
organisme akuatik menghasilkan sampah amoniak (NH3). Mamalia, amphibi, hiu, dan beberapa
ikan bertulang sejati menghasilkan sampah nitrogen dalam bentuk urea. Burung, serangga,
beberapa reptil, keong darat menghasilkan sampah nitrogen berupa asam urat. Semua sampah
nitrogen harus dibuang tubuh (Figure 44.8).
91
Key concept 3. Diverse excretory systems are variations on a tubular theme
Sistem ekskresi memegang peranan utama dalam homeostasis. Sistem ekskresi kita
berperanan penting dalam homeostasis, yaitu membentuk dan mengeluarkan urin sementara pada
waktu bersamaan mengatur jumlah air dan garam dalam cairan tubuh. Kedua ginjal kitalah yang
menjadi pusat utama proses sistem ekskresi. Setiap hari, ginjal kita menyaring sekitar 180 liter
cairan atau disebut filtrat yang mengandung air, urea, Na+, K+, Cl-, HCO-, glukosa, asam amino.
Sehari-hari kita mengeluarkan sekitar 1,5 liter urin. Urin keluar ginjal melalui saluran ureter masuk
ke kantung urin dan kantung urin yang dikosongkan pada waktu kita kencing, air kencing keluar
tubuh lewat saluran yang disebut uretra.
Proses utama atau kunci sistem ekskresi adalah penyaringan, reabsorpsi, sekresi dan
ekskresi (Figure 44.10). Empat proses utama dalam sistem ekskresi dimulai dengan penyaringan
atau filtrasi. Air dan molekul kecil lainnya yang bisa masuk menembus dinding kapiler masuk ke
tubulus nepron dari glomerulus. Nepron adalah unit fungsional pada ginjal yang melakukan
fungsi penyaringan (filtrasi). Glomerulus adalah kapiler berbentuk bola yang bersama nepron
menjadi unit yang berfungsi menyaring. Setelah proses penyaringan dua proses berjalan berurutan
untuk melakukan proses yang lebih halus lagi pada filtrat hasil filtrasi nepron. Dua proses itu
adalah reabsorpsi dan sekresi. Dalam reabsorpsi, air dan pelarut lainnya termasuk glukosa, garam
dan asam amino diambil dari filtrat dan dikembalikan ke darah. Selama sekresi, beberapa substansi
dipindahkan dari darah dan ditambahkan ke dalam filtrat. Bila ada kelebihan K+ atau H+ dalam
darah, misalnya, ion-ion tersebut ditransport ke dalam sel dari tubulus nepron, yang mensekresi
mereka ke dalam filtrat. Dalam memindahkan kelebihan H+ dari darah, sekresi menjaga darah
untuk menjadi asam. Sekresi juga menghilangkan obat-obat tertentu (bila ada) dan substansi racun
dari darah. Proses terakhir adalah ekskresi, urin dan hasil-hasil penyaringan, reabsorpsi dan sekresi
lewat dari ginjal ke luar tubuh melalui ureter, kantung urin dan uretra (Figure 44.14).
92
93
Dialysis ginjal dapat menyelamatkan nyawa. Dyalisis berarti pemisahan dan seperti nepron
ginjal, mesin dialysis menyaring molekul-molekul kecil darah, mempertahankan beberapa molekul
dan membuang beberapa molekul yang tidak diperlukan. Mesin ini sangat bermanfaat pada orang
yang mengalami gagal ginjal dan atau ginjalnya rusak tidak dapat melakukan fungsinya. Memang
tidak selalu mesin dialysa tersedia pada saat dibutuhkan dan atau tidak semua orang mampu
membayar biaya penggunaan mesin dialisa, walaupun mereka membutuhkannya.
Liver atau hati sangat vital dalam homeostasis. Homeostasis tidak lengkap dibahas tanpa
melibatkan liver atau hati. Hatilah sesungguhnya organ yang memiliki paling banyak fungsi. Hati
membantu dalam pencernaan, membantu aktivitas vital ginjal yaitu dalam menyiapkan sampah
nitrogen, hatilah yang mensintesa urea dari amonia untuk kemudian diberikan ke ginjal untuk
ekskresi. Hati membantu menghilangkan zat-zat racun seperti obat, alkohol dll dengan jalan
merubah zat-zat racun itu menjadi produk inaktif sehingga ginjal dapat menyaringnya dari darah
dan membuangnya.
94
XV. Hormon dan Sistem Endokrin (Hormones and the endocrine system) (Diambil dari Campbell et al., 2011, Biology 9
th Ed)
Kompetensi:
1. Mahasiswa mampu menerangkan lima jenis komunikasi sel melalui signal kimiawi
2. Mahasiswa mampu membedakan terminologi hormon dan regulator lokal, signal
parakrin dan autokrin
3. Mahasiswa mampu membedakan dua model pengaturan hormon
Konsep Dasar
1. Hormon dan molekul signal kimiawi lain mengikat reseptor target, mentriger jalur respon
khusus
2. Umpan balik negatif dan pasangan hormon antagonis adalah gambaran umum sistem
endokrin
Key concept 1. Hormones and other signaling molecules bind to target receptors,
triggering specific response pathways
Kita telah mengetahui bahwa ada substansi kimia tertentu yang menjadi pemberi signal
bagi mulainya suatu proses fisiologi dalam hewan. Contohnya substansi kimia yang disebut
hormon. Banyak hewan yang menggantungkan aktivitas tubuhnya diatur oleh signal kimiawi.
Figure 45.2 memberikan gambaran komunikasi sel melalui signal kimia.
95
Bermacam signal kimiawi, ada lima jenis signal kimiawi (a,b,c,d,e). Kimiawi dihasilkan sel
tertentu kemudian kimiawi tersebut menjadi pentriger suatu proses fisiologi. Molekul kimiawi
pentriger tersebut harus dapat ditangkap sel. Sel yang dapat menangkap molekul tersebut sehingga
kemudian berespon, melaksanakan suatu proses fisiologi, disebut sel target. Sel target untuk dapat
berespon harus memiliki reseptor untuk molekul kimiawi tersebut. Dengan kata lain sel arget adalah
sel yang memiliki reseptor terhadap molekul kimiawi pensignal. Gabungan reseptor molekul
menjadi triger atau pemicu proses biokimia atau fisiologi hewan berlangsung. Ada lima macam
signal kimiawi (lihat gambar). Signal endokrin atau signal jarak jauh, yaitu molekul kimawinya
disebut hormon, keluar dari sel/kelenjar penghasilnya (yaitu disebut kelenjar endokrin karena
kelenjar penghasil tidak mempunyai saluran atau buntu), beredar dalam darah dan berefek di sel
target yang letaknya jauh dari sel penghasil hormon tersebut, karenanya disebut signal jarak jauh.
Berikutnya adalah signal parakrin, yaitu molekul kimiawi yang dihasilkan sel
penghasilnya ditangkap dan berefek ke sel-sel sekitarnya tersebut. Yang ketiga adalah signal
autokrin, yaitu molekul pensignal dihasilkan sel berdifusi masuk lagi ke sel penghasil dan
berefek. Oleh karena efek ke sel penghasilnya sendiri maka disebut autokrin. Yang keempat
adalah signal synaptik, signal pada synaps, struktur pada system persyarafan yang akan kita
bahas setelah ini. Molekul kimiawi yang dihasilkan synaps disebut neurotransmitter. Seperti
namanya sel penghasil molekul kimiawi neurotransmitter adalah sel syaraf, beredar di synaps
berefek ke sel saraf beikutnya melalui synaps tersebut. Yang kelima adalah signal
neuroendokrin, yaitu sel syaraf (neuro) menghasilkan molekul kimiawi hormon (endokrin)
masuk ke dalam darah ikut beredar bersama darah, sel targetnya bisa jauh dari sel penghasilnya,
jadi bisa dimasukkan juga ke signal jarak jauh seperti signal endokrin, bedanya sel penghasilnya
adalah neuron atau sel syaraf. Jadi membahas pengaturan molekul kimiawi pensignal memang
membahas sistem endokrin, sistem syaraf juga bukan?
Hormon adalah molekul kimiawi pensignal yang struktur kimianya bermacam-macam, ada
yang protein atau polipeptida (mislanya insulin, gonadotropin), ada yang steroid turunan
kolesterol (misal progesteron, aldosteron), ada yang turunan amin (misal adrenalin, noradrenalin).
Tentu saja, tiap hormon memiliki reseptornya sendiri-sendiri. Ada reseptor hormon yang
lokasinya pada sel target pada membrannya, ada yang di dalam sitoplasma sel target, dan
mekanisme kerja atau efeknya juga bermacam-macam.
Hormon adalah pengatur kimiawi yang beredar dalam darah untuk menuju sel atau
jaringan dimana hormon dapat melaksanakan fungsinya. Hormon dihasilkan kelenjar yang tidak
96
memiliki saluran, dan karenanya produknya langsung masuk peredaran darah, kelenjar tak
bersaluran penghasil hormon disebut kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Sel-sel kelenjar
endokrin mensekresi molekul ke dalam sistem sirkulasi, dan molekul selanjutnya ikut peredaran
darah menuju sel atau jaringan target atau sasaran. Sel target adalah sel-sel yang berespon untuk
pengaturan signal. Selain sel endokrin ada tipe sel lain yang menghasilkan molekul signal kimiawi.
Sel itu adalah sel neurosekretoris, yaitu sel syaraf khusus selain menghantarkan signal, sel
neurosekretoris membuat dan mensekresi hormon. Sama seperti sel endokrin, sel neurosekretoris
melepaskan hormon ke dalam peredaran darah untuk ditransport ke sel target.
Key concept 2. Negative feedback and antagonistic hormone pairs are common
features of the endocrine system
Bagaimana jalur pengaturan yang dilakukan hormon ? Dalam endokrinologi pengaturan oleh
hormon dibedakan ke dalam dua model yaitu (1) pengaturan pasangan hormon antagonis dan (2)
pengaturan umpan balik negatif. Bila suatu hormon disekresi untuk membantu tubuh mencapai
kondisi homeostasis, maka kondisi melebihi homeostasis akibat sekresi hormon tersebut akan
memicu sekresi hormon yang fungsinya antagonistik terhadap hormon pertama yang diskeresi,
sehingga berakibat sekresi hormon pertama berhenti (karena tubuh sudah terpenuhi kebutuhannya
bahkan mungkin melebih), yang dibutuhkan ganti sekresi hormon kedua untuk mengembalikan ke
batas homeostasis, demikian gambaran pengaturan pasangan hormon antagonis. Contoh adalah
pasangan hormon antagonis antara hormon insulin dan hormon glukagon dalam pengaturan
homeostasis kadar glukosa darah tubuh melalui mekanisme atau model pasangan hormon antagonis
ini (Figure 45.15). Pengaturan umpan balik negatif adalah bila suatu hormon disekresi tubuh untuk
mencapai kondisi homeostasis, maka sekresinya akan terus hingga tercapai titer atau konsentrasi
hormon tersebut yang tinggi, dan kondisi ini akan menjadi pemicu bagi hormon lain untuk
menghentikan sekresi hormon pertama, Jadi tingginya titer hormon menjadi pemicu sekresi hormon
lain yang berfungsi menghentikannya, makanya disebut umpan balik negatif, artinya bila nanti
sekresi hormon kedua mencapai titer tinggi, atau titer hormon pertama rendah sekali karena tak
disekresi, maka akan memicu sekresi hormon satunya. Makanya dsiebut umpan balik negatif, karena
bila titer dalam darah tinggi, maka sekresi hormon off / berhenti, bila titer dalam darah rendah justru
di-onn-kan atau disekresi, uman balik yang kebalik alias negatif.
97
Sistem endokrin dan sistem persyarafan dapat bertindak sendiri-sendiri atau bersama-sama
dalm penagturan prose fisiologi hewan vertebrata (hewan tingkat tinggi) maupun invertebrata
hewan tingkat rendah). Contohnya perkembangan insekta, proses metamorfosis pada insekta
melibatkan kedua sistem endokrin dan sistem persyarafan. Proses reproduksi hewan juga
melibatkan kolaborasi sistem endokrin dan sistem persyarafan. Sistem endokrin secara sendiri
(tidak berkolaborasi dengan sistem persyarafan) bekerja atau berespon terhadap rangsang dalam
mengatur proses metabolisme, dalam memelihara homeostasis, dalam perkembangan hewan dan
dalam tingkah laku hewan. Memang sistem endokrin luas sekali peranannya pada hewan,
misalnya metabolisme glukosa (misal peran hormon insulin atau hormon glukagon tadi),
metabolisme calcium oleh hormon parathyroid, penanganan stress hewan oleh hormon yang
disekresi kelenjar adrenal, hormon steroid peranannya dalam reproduksi atau libido tingkah laku
hewan, hormon melatonin yang diskeresi kelenjar pineal peranannya dalam tingkah laku hewan
dan lain sebagainya. Khusus untuk fisiologi reproduksi dan perkembangan hewan kita bahas
setelah sistem persyarafan.