tanaman herbal 9 belimbing wulu - administrator

17
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat herbal tradisional merupakan obat-obatan yang diproses dan diolah secara tradisional, secara turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat- istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat obat herbal memang bermanfaat untuk kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan merupakan akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat herbal tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet. Obat herbal atau herbalism sudah dipraktikkan sejak dulu. Pada zaman Rasulullah SAW, beliau menggunakan obat-obat herbal seperti habbatusaudah untuk mengobati beberapa penyakit. Meskipun saat itu pula belum popular tantang definisi dan pengertian obat herbal , namun masalah keampuhan obat herbal, masyarakat sangat menyakininya, sejak dulu hingga pada zaman yang sangat moderen seperti sekarang ini. Obat herbal saat ini telah diproduksi mengikuti perkembangan zaman sehingga lebih mudah untuk dikonsumsi. B. Manfaat Obat Herbal Banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh komunitas dengan adanya tumbuhan obat. Tanaman obat dapat dibudidayakan berbagai jenis tumbuhan seperti,tumbuhan obat-obatan, tumbuhan hias seperti bunga dan berbagai jenis sayur mayur dan tumbuhan buah-buahan. Bahkan tumbuhan obat-obatan dapat dimanfaatkan menjadiobat kuno bagi komunitas.Meskipun kemajuan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan terus berkembang pesat, namun penggunaan tumbuhan menjadi obat kuno olehkomunitas terus meningkat dan perkembangannya terus semakin maju. Hal ini dapat dilihat terpenting dengan semakin banyaknya obat

Upload: wwwridlinenet

Post on 16-Dec-2015

50 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tanaman Herbal 9 Belimbing Wulu

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Obat herbal tradisional merupakan obat-obatan yang diproses dan diolah

    secara tradisional, secara turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun

    pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat obat herbal memang bermanfaat untuk kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih

    mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.

    Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi

    lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan merupakan akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat herbal tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.

    Obat herbal atau herbalism sudah dipraktikkan sejak dulu. Pada zaman Rasulullah SAW, beliau menggunakan obat-obat herbal seperti habbatusaudah untuk mengobati beberapa penyakit. Meskipun saat itu pula belum popular tantang definisi

    dan pengertian obat herbal , namun masalah keampuhan obat herbal, masyarakat sangat menyakininya, sejak dulu hingga pada zaman yang sangat moderen seperti sekarang ini. Obat herbal saat ini telah diproduksi mengikuti perkembangan zaman sehingga lebih mudah untuk dikonsumsi.

    B. Manfaat Obat Herbal Banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh komunitas dengan adanya

    tumbuhan obat. Tanaman obat dapat dibudidayakan berbagai jenis tumbuhan seperti,tumbuhan obat-obatan, tumbuhan hias seperti bunga dan berbagai jenis sayur mayur dan tumbuhan buah-buahan. Bahkan tumbuhan obat-obatan dapat

    dimanfaatkan menjadiobat kuno bagi komunitas.Meskipun kemajuan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan terus berkembang pesat, namun penggunaan tumbuhan menjadi obat kuno olehkomunitas terus meningkat dan perkembangannya terus semakin maju. Hal ini dapat dilihat terpenting dengan semakin banyaknya obat

  • 2

    kuno dan jamu-jamu yang beredar di komunitas yang diolah oleh industri-industri. ada beberapa manfaat tumbuhan obat seperti:

    1. Menjaga kesehatan. Fakta keampuhan obat kuno dalammenunjang kesehatan telah terbukti secara empirik, penggunaannyapunterdiri dari berbagai lapisan, mulai anak-anak, remaja dan orang lanjutusia.

    2. Memperbaiki status gizi komunitas. Banyak tumbuhan apotik hidup

    yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan dan peningkatkan gizi,seperti: kacang, sawo dan belimbing wuluh, sayur-sayuran, buah-

    buahansehingga kebutuhan vitamin akan terpenuhi. 3. Menghijaukan lingkungan, meningkatkan penanaman apotik hidup

    salah satu cara untuk penghijauan lingkungan tempat tinggal. 4. Meningkatkan pendapatan komunitas. Penjualan hasil tumbuhanakan

    menambah penghasilan keluarga.Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tumbuhan pekarangan rumah selaindapat digunakan untuk

    peningkatan gizi keluarga, juga menjadi pelestarian lingkungandan meningkatkan pendapatan komunitas.

    C. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari obat herbal? 2. Belimbing wuluh sebagai salah satu tanaman herbal, bagaimana cara

    membudidayakannya? 3. Makanan / minuman apa yang dapat dihasilkan dari jenis tanaman obat

    tersebut?

    D. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian obat herbal.

    2. Mengetahui budidaya dari tanaman belimbing wuluh.. 3. Memberikan hasil olahan berupa makanan / minuman dari tanaman obat

    tersebut.

  • 3

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Pengertian Tanaman Obat / Herbal Mengenai definisi dan pengertian obat herbal sendiri sebenarnya sangat

    banyak versinya. Namun demikian inilah definisi dan pengertian obat herbal yang paling sering dipakai. Definisi dan pengertian obat herbal versi pertama merupakan

    bahwa yang dinamakan obat herbal merupakan obat yang berasal dari tumbuhan yang diproses/ diekstrak sedemikian rupa sehingga menjadi serbuk, pil atau cairan yang dalam prosesnya tidak menggunakan zat kimia. Seperti dalam definisi dan pengertian obat herbal, dapat kita ketahui bersama bahwa obat herbal dapat menyembuhkan penyakit dengan efek samping yang minim karena dibuat dari bahan-bahan yang alami, tidak seperti obat-obat sintetis yang dapat memberikan efek samping baik scr

    langsung maupun setelah waktu yang lama. Definisi dan pengertian obat herbal yang mencakup efek samping inilah yang sangat menarik minat masyarakat baru-baru ini

    Tentunya hal ini tak lepas banyaknya informasi dalam bentuk artikel herbal di berbagai media terutama dunia maya yang dengan mudah diakses masyarakat.

    Definisi dan pengertian obat herbal versi kedua merupakan definisi dan pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor

    246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyatakan bahwa : definisi dan pengertian obat herbal atau Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan

    tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang scr traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. definisi dan pengertian obat herbal versi peraturan menteri ini lebih luas dari definisi dan pengertian obat herbal yang pertama karena mencakup selain tumbuhan pula.

    B. Definisi dan Pengertian Obat Herbal Secara Spesifik Definisi dan pengertian obat herbal sendiri pula bisa diartikan sebagai tanaman

    atau bagian dari tanaman yang digunakan sebagai pemberi aroma, perasa, atau untuk pengobatan. Lebih jauh saat ini cakupanya diperluas menjadi binatang ataupun organisme atau bagian dari suatu organisme yang dibunakan untuk tujuan pengobatan.

  • 4

    Berdasarkan definisi dan pengertian obat herbal diatas, dikembangkan pengelompokan tingkat herbal, dimana obat herbal yang saat ini telah diakui oleh

    ilmu kedokteran modern merupakan obat herbal yang telah melalui tiga uji penting, yaitu:

    uji praklinik (uji khasiat dan toksisitas) uji teknologi farmasi untuk menentukan identitas atau bahan berkhasiat

    scr seksama hingga dapat dibuat produk yang terstandardisasi uji klinis kepada pasien. Agar setara dengan obat modern, obat

    tradisional harus melewati berbagai proses tersebut. Apabila telah lulus uji klinis, obat herbal tersebut kemudian disebut fitofarmaka yang

    layak diresepkan oleh dokter dan dapat beredar di pusat pelayanan kesehatan.

    Berdasarkan tingkatan uji klinisnya, obat tradisonal dapat digolongkan menjadi: Jamu (empirical based herbal medicine) Obat ekstrak alam/ obat herbal terstandar (scientific based herbal

    medicine) Fitofarmaka (clinical based herbal medicine).

    Dari definisi dan pengertian obat herbal, Jamu merupakan jenis herbal yang belum melalui proses uji kelayakan, ia baru berdasarkan pengalaman masyarakat, sementara obat herbal terstandar telah diuji khasiat dan toksisitasnya (kandungan racun), namun belum diujicobakan penggunaannya pada pasien.

    C. Belimbing Wuluh sebagai Tanaman Herbal Belimbing merupakan tanaman buah berupa pohon yg berasal dari kawasan

    Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yg beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Pd umumnya belimbing ditanam dlm bentuk kultur

    pekarangan (home yard gardening), yaitu diusahakan sebagai usaha sambilan sebagai tanaman peneduh di halaman-halaman rumah. Di kawasan Amerika, buah belimbing

    dikenal dgn nama /sebutan star fruits, & jenis belimbing yg populer & digemari masyarakat adalah belimbing Florida.

    Jenis Belimbing Dlm taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai berikut:

    1) Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) 2) Divisi : Spermatphyta (tumbuhan berbiji)

  • 5

    3) Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup) 4) Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua) 5) Ordo : Oxalidales 6) Famili : Oxalidaceae 7) Genus : Averrhoa 8) Spesies : Averrhoa carambola L. (belimbing manis); A.bilimbi L.

    (belimbing wuluh)

    Di Indonesia dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing, diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi, Demak kapur, Demak kunir, Demak jingga, Pasar minggu, Wijaya, Paris, Filipina, Taiwan, Bangkok, & varietas Malaysia. Tahun 1987 tlah dilepas dua varietas belimbing unggul nasional yaitu: varietas Kunir & Kapur.

    Kandungan Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyebut, kandungan

    vitamin C yang cukup tinggi (25,8 mg/ 100 gram) dalam belimbing wulung sangat berkhasiat mengobati sariawan dan gusi berdarah. Untuk mengatasi gusi berdarah

    cukup dengan menkonsumsi buah segar belimbing atau manisannya secara ritu setiap hari.

  • 6

    Manfaat Ada beberapa manfaat lain dari belimbing wuluh yang belum diuji klinis,

    antara lain:

    a. Mengatasi batuk rejan Ambil sebanyak 10 buah belimbing wuluh dicuci bersih, remas dengan dua sendok air garam. Kemudian saring dan minum dua kali sehari.

    b. Untuk obat jerawat. Ambil buah belimbing wuluh secukupnya lalu ditumbuk halus.

    Ramuan diremas dengan garam secukupnya dan digunakan untuk menggosok muka yang berjerawat. Obat panu, 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, diremas sampai rata. Ramuan digunakan untuk menggosok kulit berpanu sebanyak dua kali sehari.

    c. Obat darah tinggi

    Tiga buah belimbing wuluh dipotong-potong, rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin disaring dan diminum setelah makan pagi. Mengatasi sakit gigi berlubang, lima buah belimbing wuluh dimakan dengan sedikit garam, kunyah di tempat gigi

    yang berlubang.

    D. Pedoman Budidaya Belimbing Wuluh 1. Syarat Pertumbuhan

    Iklimnya

    Angin yang ada tidak terlalu kencang, karena dapat menyebabkan gugurnya bunga atau buah.

    Curah hujan sedang, di daerah yang curah hujannya tinggi seringkali menyebabkan gugurnya bunga dan buah, sehingga produksinya akan rendah.

    Tempat tanamnya terbuka dan mendapat sinar matahari secara

    memadai dengan intensitas penyinaran 4550 %, namun juga toleran terhadap naungan (tempat terlindung).

    Suhu dan kelembaban ataupun iklimnya termasuk tipe A (amat basah),

  • 7

    B (agak basah), C (basah), dengan 612 bulan basah dan 06 bulan keing, namun paling baik di daerah yang mempunyai 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan kering.

    Media Tanam Tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi

    dan drainasenya baik. Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok pula untuk tanaman belimbing.

    Derajat keasaman (PH) tanah adalah pH 5,57,5. Kedalaman air tanah antara 50200 cm dibawah permukaan tanah.

    Ketinggian Tempat

    Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman belimbing yaitu di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl.

    2. Pembibitan Belimbing a) Persyaratan Benih Belimbing

    Teknologi produksi bibit unggul belimbing harus selalu menggunakan

    pohon induk unggul atau pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, & susuan). Pembiakan secara generatif dgn biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan berbeda dgn induknya (segregasi genetis). Oleh karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan utk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) yg kelak digunakan pd perbanyakan vegetative

    b) Penyiapan Benih Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan dgn cara pembiakan vegetatif (cangkok, okulasi, susuan & enten). Khusus pd perbanyakan vegetatif dgn cara penyambungan (okulasi, enten, susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yg berasal dari biji-pembiakan generatif. Tata cara penyiapan batang bawah utk penyiapan biji belimbing sebagai berikut:

    Pilih buah belimbing yg sudah matang dipohon & keadaannya sehat serta berasal dari varietas unggul nasional ataupun lokal.

    Ambil (keluarkan) biji dari buah dgn cara membelahnya, kemudian tampung dlm suatu wadah.

  • 8

    Cuci biji belimbing dgn air bersih hingga bebas dari lendirnya. Keringanginkan biji belimbing ditempat teduh & kering hingga

    kadar airnya berkisar antara 1214 %. Simpan biji belimbing dlm suatu wadah tertutup rapat &

    berwarna, atau langsung disemai di persemaian.

    c) Teknik Penyemaian Benih Penyiapan lahan persemaian meliputi tahapan sebagai berikut:

    Tentukan areal utk lahan persemaian di tempat yg strategis &

    tanahnya subur. Olah tanahnya cukup dlm antara 30-40 cm hingga gembur,

    kemudian dikering-anginkan selama 15 hari. Buat bedgn selebar 100-120 cm, tinggi 30 cm & panjangnya

    tergantung keadaan lahan. Arah bedgn sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan.

    Tambahkan pupuk kandang yg matang & halus sebanyak 2

    kg/m2 luas bedgn sambil dicampurkan dgn tanah atas secara

    merata, kemudian rapikan bedgn dgn alat bantu papan kayu atau bambu ataupun cangkul.

    Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur bedgn setinggi 100-150 cm & di sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula palang-palang dari bilah bambu sambil diikat.

    Pasang atap persemaian dari dedaunan atau lembar plastik

    bening yg transparan, sehingga bedengan persemaian lengkap dgn atapnya siap disemai biji belimbing.

    Cara menyemai biji belimbing adalah sebagai berikut: Rendam biji belimbing dlm air dingin atau hangat kuku (55-60

    derajat C) selama 30 menit atau lebih. Kecambahkan biji belimbing dgn cara disimpan dlm gulungan

    kain basah di tempat yg lembab selama beberapa waktu. Semai biji belimbing yg tlah berkecambah pd lahan pesemaian.

    Caranya adalah biji disebar di sepanjang garitan atau alur-alur dangkal pd jarak antar alur sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dgn tanah tipis.

    Biarkan kecambah tumbuh & berkembang menjadi bibit muda.

  • 9

    d) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian Pemeliharaan bibit selama di pesemaian dilakukan dgn tahapan sebagai

    berikut : Penyiraman (pengairan) secara kontinyu 1-2 kali sehari atau

    tergantung keadaan cuaca.

    Pemupukan dgn pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK yg dilarutkan dlm air dgn dosis 10 gram/10 liter utk disiramkan pd

    media pesemaian setiap 3 bulan sekali. Pengendalian hama atau penyakit dgn cara memotong bagian yg terserang parah, perbaikan drainase tanah & penyemprotan pestisida pd konsentrasi rendah antara 3050 % dari yg dianjurkan.

    e) Pemindahan Bibit Pendederan bibit pd umur 68 bulan dari pesemaian ke dlm polibag atau keranjang atau lahan yg tlah diisi media campuran tanah dgn pupuk kandang.

    3. Pengolahan Media Tanam a) Persiapan

    Luasan minimum yg diperlukan utk operasional pembibitan adalah

    2.000 m 2 , yg dpt menampung bibit sebanyak 5.000-10.000 bibit. Sedangkan lahan utk pohon induk dpt disediakan tersendiri atau

    ditanam dlm lahan operasional. Syarat utama dlm pemilihan lahan adalah tersedianya air bagi tanaman, sebagai indikator alami ada atau tidaknya sumber air dpt digunakan pohon enau, karena umumnya pohon enau hidup di daerah yg banyak mengandung air. Ciri lain lahan

    yg mengandung air adalah daerah tersebut berada di suatu lembah bukit atau pegunungan. Lahan utk tanaman belimbing di dataran

    rendah sampai ketinggian 500 m dpl, dgn kedalaman air tanah antara 50200 cm dibawah pemukaan tanah & memiliki pH 5,57,5. Tanah lahannya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi & drainasenya baik, serta waktu penanaman yg paling baik di daerah yg mempunyai iklim antara 7,5 bulan basah & 4,5 bulan kering.

    b) Pembukaan Lahan Tentukan areal lahan yg strategis & subur, cara pengolahan lahan

  • 10

    (pembajakan/pengarukan & pencangkulan) tanah lahan cukup dlm antara 3040 cm hingga gembur, kemudian dikeringanginkan selama

    15 hari. Tambahkan pd tanah lahan yg tlah diolah pupuk kandang yg matang & halus sebanyak 2 kg/m 2 kemudian rapikan bedgn sambil icampurkan dgn tanah atas secara merata, & dirapikan dgn alat bantu papan kayu atau bambu atau cangkal & selanjutnya lahan siap ditanami.

    c) Pembentukan Bedengan Bedengan dibuat dgn ukuran lebar 100120 cm, tinggi 30 cm & panjangnya tergantung keadaan lahan. Bedgn sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan. Pasang (tancapkan) tiang-tiang bambu di sisi Timur bedgn setinggi 100150 cm, & di sisi Barat 75100 cm, kemudian pasang pula palang-palang sambil diikat. Selanjutnya pasang atap dari dedaunan (jerami) atau plastik bening (transparan) sehingga bedgn siap digunakan.

    4. Teknik Penanaman a) Penentuan Pola Tanam

    Penetuan jarak tanam & pola tanam biasanya relatif tergantung pd luas lahan yg ada. Pd umumnya, bila areal lahan cukup luas maka jarak tanam antar tanaman belimbing dibuat sekitar 6 x 6 meter. Atau dpt pula digunakan dalan jarak tanam 5 x 5 m dgn pola tanam dlm bentuk kultur perkebunan secara permanen & dipelihara intensif

    b) Pembuatan Lubang Tanam Sebelum bibit ditanam, terlebih dulu dibuat lubang tanam. Lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm. Lubang digali sedlm 50 cm, separuh tanah galian bagian atas dipisahkan, lubang diangin-anginkan selama 2-4 minggu. Setlah cukup dianginkan, tanah dibagian atas dicampur

    dgn pupuk kandang ayam dgn perbandingan 1:1. Selain itu juga diberi pupuk NPK 20-10-10 sebanyak 1 genggam per lubang tanam. Kemudian campuran tanah & pupuk itu dimasukkan kembali ke dlm lubang.

    c) Cara Penanaman Lubang yg sudah dipersiapkan utk ditanami seperti diatas, setlah diberi

  • 11

    pupuk tidak langsung ditanami, tetapi dibiarkan selama 1 minggu setlah itu baru ditanami. Bila yg ditanam bibit okulasi klon B17, maka

    pd waktu ditanam di lapang harus dikombinasikan/diseling dgn bibit klon B2. Caranya,diantara 8 tanaman B17 ditengah-tengahnya ditanami B2. Kombinasi ini dimaksudkan utk membantu penyerbukan, karena menurut seorang ahli, diduga belimbing klon B17 ini bersifat

    male sterile, sehingga perlu bantuan serbuk sari klon B2 dlm penyerbukannya.

    5. Panen Buah Belimbing Umur panen (petik) buah belimbing sangat dipengaruhi oleh letak geografi penanaman, yaitu faktor lingkungan & iklim. Di dataran rendah yg tipe iklimnya basah, umur petik buah belimbing sekitar 3560 hari setlah pembungkusan buah atau 6590 hari setlah bunga mekar. Ciri buah belimbing yg sudah saatnya dipanen adalah ukurannya besar (maksimal), tlah matang & warna buahnya berubah dari hijau menjadi putih atau kuning atau merah atau variasi warna lainnya. Hal ini tergantung dari varietas belimbing.

    Cara Panen Belimbing Cara panen buah belimbing dilakukan dgn cara memotong tangkainya.

    Pemetikan buah berlangsung secara kontinyu dgn memilih buah yg tlah matang. Waktu panen yg paling baik adalah pagi hari, saat buah masih segar

    & sebelum cuaca terlalu panas (terik). Buah belimbing yg baru dipetik segera dimasukkan (ditampung) dlm suatu wadah secara hati-hati agar tidak memar atau rusak.

    Periode Panen Periode panen buah belimbing, umumnya penen perdana pd umur 3-4 tahun

    setlah tanam. Pembungaan & pembuahan belimbing dpt terus menerus sepanjang tahun, masa panen paling lebat (banyak) biasanya terjadi tiga kali dlm setahun

    Prakiraan Produksi Potensi hasil/produksi buah belimbing varietas unggul yg ditanam di kebun

  • 12

    secara permanen & dipelihara intensif dpt mencapai antara 150300 buah/pohon/tahun. Bila jarak tanam 5 x 5 m dgn populasi per hektar antara 250400 pohon dgn produktivitas 150300 buah/pohon & berat per buah rata-rata 160 gram, maka tingkat produksi per hektar mencapai 619 ton.

    Tahapan penangan pascapanen buah belimbing adalah sebagai berikut:

    Kumpulkan buah belimbing di suatu tempat atau ruangan yg teduh. Pilih buah bedasarkan tingkat kematangan & ukuran yg seragam.

    Pisahkan (buang) buah yg rusak, cacat atau diserang hama & penyakit. Bersihkan buah dari kotoran yg mungkin menempel dgn alat bantu kuat lembut (halus). Simpan buah belimbing dlm wadah & ruangan (tempat) yg dingin utk persediaan keluarga, atau simpan kotak karton berisi buah belimbing di ruangan pendingin bersuhu antara 5-20 derajat C. Bungkus tiap buah atau beberapa buah dgn plastik regang atau kertas tissue atau polysterene net. Masukkan buah belimbing ke dlm wadah (kontainer) berupa kotak karton yg bagian dasar & dindingnya dialasi (dilapisi) busa. Tiap kotak karton berisi maksimal 3 lapis buah belimbing dgn posisi buah bagian pangkalnya berada di bawah. Buah belimbing yg sudah dikemas siap diangkut ke tempat penjualan/penampungan. Buah belimbing dikemas dgn peti kayu/bahan lain yg sesuai dgn berat bersih maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yg bertuliskan antara lain: nama barang,

    golongan ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih, negara/tempat tujuan, hasil Indonesia, daerah asal.

  • 13

    BAB III HASIL OLAHAN

    A. Makanan 1. MANISAN BELIMBING WULUH

    Bahan yang digunakan dalam membuat manisan belimbing wuluh adalah belimbing wuluh segar, kapur sirih, air matang, gula pasir dan natrium metabisulfit. Sedangkan alat yang digunakan adalah pisau,timbangan, saringan, toples,plastik yang sudah disterilkan atauplastik,talenan, panci dan

    waskom. Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut : Pilih belimbing yang baik, tidak rusak dan tidak busuk;

    Cuci belimbing dengan air mengalir kemudian tiriskan; Rendam kapur sirih dengan 2 lt air, biarkan mengendap, gunakan air

    bagian atas yang bening, tambahkan garam natrium metabisulfit sebanyak 2 gram perliter air. Aduk rata.

    Iris tipis bagian pangkal belimbing,agar air kapur sirih dannatrium metabisulfit dapat meresap ke dalamnya.

    Rendam belimbing dengan air campuran kapur sirih dan natrium metabisulfi t sedikitnya 2 jam. Cuci.

    Didihkan air, blanching belimbing selama 3 -5 menit, tiriskan. Masak 500 gr gula dengan 1 lt air hingga mendidih,matikan api. Masukkan belimbing wuluh saat air gula masih panas. Biarkan

    terendam sehari. Tiriskan.

    Didihkan kembali air gula, tambahkan 500gr gula dan biarkan mendidih lagi hingga beberapa saat.

  • 14

    Matikan api, masukkan belimbing diamkan satu malam, kemas dalam topples dan simpan dalam lemari pendingin jadilah manisan basah.

    Jika ingin membuat manisankering maka kembali masukkan belimbing saat air gula masih panas.Rendam sehari.

    Lakukan proses yang sama sekali lagi. Tiriskan.

    Siapkan tampah atau loyang datar yang bersih, jemur belimbing di panas matahari sekitar 2 hari.

    Kemas manisan kering belimbing wuluh sehingga menarik.

    Manisan belimbing wuluh siap dikomersilkan.

    2. SAMBAL BELIMBING WULUH PENCEK IWAK PE'

    Bahan :

    2 butir kemiri digoreng 3 buah cabai merah

    3 buah cabai rawit 2 potong iwak pe' (pari) dibakar gula merah secukupnya

    garam secukupnya

    asam secukupnya

    terasi secukupnya

    2 buah belimbing wuluh Cara membuat :

    Ulek semua bahan bumbu hingga halus dan rata. Masukan belimbing wuluh, ulek kasar dan ratakan.

  • 15

    Letakan iwak pe' bakar diatas nya pencek sedikit. Penyerta adalah nasi panas, lalap mentimun, tomat dan petai bakar

    B. Minuman

    RESEP SIRUP BELIMBING WULUH

    Bahan

    800 gram belimbing wuluh, ambil sari air buahnya dengan juicer. Jika tidak ada bisa di parut , terus di peras airnya. Belimbing wuluh ini kandungan airnya banyak kok..jadi nggak perlu di tambahkan air.

    250 gram gula pasir Cara Membuat :

    Taruh sari air belimbing wuluh di panci, masukkan gula pasir. Masak hingga mendidih.

    Dinginkan. Kemas di botol atau di wadah tertutup. Cara pemakaian :

    Ambil beberapa sendok ( 5 sendok ) sirup belimbing wuluh, lalu tuangi air matang, sampai tingkat kekentalan rasa sesuai selera (kayak bikin minuman sirup biasanya )

    Sajikan hangat atau dingin dengan es batu. Sisanya..kemas di botol dan simpan di kulkas untuk persediaan.

  • 16

    BAB III PENUTUP

    A. Kesimpulan Definisi dan pengertian obat herbal versi pertama merupakan bahwa yang

    dinamakan obat herbal merupakan obat yang berasal dari tumbuhan yang diproses/ diekstrak sedemikian rupa sehingga menjadi serbuk, pil atau cairan yang dalam prosesnya tidak menggunakan zat kimia.

    Definisi dan pengertian obat herbal versi kedua merupakan definisi dan

    pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyatakan bahwa : definisi dan pengertian obat herbal atau Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-

    bahan tersebut, yang scr traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

    Belimbing, sebagai tanaman herbal merupakan tanaman buah berupa pohon yg berasal dari kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yg beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Pada umumnya belimbing ditanam dlm bentuk kultur pekarangan (home yard gardening), yaitu diusahakan sebagai usaha sambilan sebagai tanaman peneduh di halaman-halaman rumah. Di kawasan Amerika, buah belimbing dikenal dgn nama /sebutan star fruits, & jenis belimbing yg populer & digemari masyarakat adalah belimbing Florida.

    B. Saran Kami menyarankan pada para pembaca sekalian untuk semakin menggalakkan

    penggunaan tanaman obat karena melihat bahwa tanaman obat memiliki fungsi dan khasiat yang lebih ampuh dibandingkan dengan obat-obatan kimia. Selain itu juga tanaman obat lebih mudah didapat dan diolah dengan teknologi yang lebih sederhana serta pembudidayaannya juga tidak membutuhkan banyak biaya.

  • 17

    DAFTAR PUSTAKA

    http://katamutiaratentangkeyakinan.blog.com/2014/05/08/pengertian-tanaman-apotik-hidup/

    http://diantoro.jimdo.com/2013/09/16/definisi-obat-herbal/

    http://laely-widjajati.blogspot.com/2010/03/cara-menanam-belimbing-wuluh-yang-benar.html

    http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/09/budidaya-belimbing.html

    http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/09/syarat-tumbuh-belimbing.html

    http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-belimbing-wuluh.html

    http://www.diahdidi.com/2013/09/sirup-belimbing-wuluh.html

    http://bapemas.jatimprov.go.id/index.php/component/content/article/90-berita/446-resep-manisan-belimbing-wuluh

    http://resepdapurboenda.blogspot.com/2014/01/resep-dan-cara-membuat-sambal-belimbing-

    Wuluh-Pencek-Iwak-Pe.html