tata kerja smgt
TRANSCRIPT
TATA KERJA SMGT
Pembukaan
Gereja Toraja memahami bahwa anak-anak adalah gereja itu sendiri. Untuk itu maka jemaat
sebagai gereja bertanggungjawab penuh atas pelayanan anak-anak sesuai kebutuhan spesifiknya. Tanggungjawab tersebut diwujudkan dalam bentuk pelayanan yang membawa anak-anak mengaku: “Yesus Kristus Itulah Tuhan dan Juruselamat”.
Untuk melaksanakan pelayanan dimaksud, Gereja Toraja membentuk wadah persekutuan dan
pemberdayaan anak yang disebut Sekolah Minggu Gereja Toraja disingkat SMGT. Pelayanan terhadap anak sekolah minggu sudah dimulai sejak Zending dengan nama Zondaagschool (Sekolah Hari Minggu), yang kemudian mendapat perhatian serius pada Sidang Sinode Am Gereja Toraja V tahun 1955 yang berlangsung pada tanggal 26 Februari – 5 Maret 1955. Pada Sidang Sinode Am XVIII Gereja Toraja tahun 1988 Sekolah Minggu ditetapkan sebagai salah satu Organisasi Intra Gerejawi Gereja Toraja (OIG) dengan nama Sekolah Minggu/Kebaktian Madya Gereja Toraja (SMKM-GT). Tahun 2006, pada Sidang Sinode Am XXII Gereja Toraja nama SMKM-GT diubah menjadi Kebaktian Anak dan Remaja Gereja Toraja (KAR-GT). Sidang Sinode Am XXIII Tahun 2011 KAR-GT diubah menjadi Sekolah Minggu Gereja Toraja (SMGT).
Mengingat bahwa Sidang Sinode Am V adalah momentum awal mewujudnya lembaga
pelayanan sekolah minggu di jemaat-jemaat atas tanggung jawab majelis gereja, maka Persidangan X SMGT tahun 2018 menetapkan tanggal 27 Februari 1955 sebagai hari lahir SMGT.
BAB I NAMA, DASAR, PENGAKUAN DAN AZAS
Pasal 1 Nama
Nama organisasi ini adalah Sekolah Minggu Gereja Toraja disingkat SMGT
Pasal 2 Dasar
Dasar SMGT adalah Alkitab.
Pasal 3 Pengakuan
Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Gereja Toraja, SMGT mengaku ”YESUS KRISTUS ITULAH TUHAN DAN JURUSELAMAT”, sesuai inti Pengakuan Gereja Toraja.
2
Pasal 4 Azas
Dalam terang Pengakuan Gereja Toraja, SMGT berazaskan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 5 Anggota SMGT
Anggota SMGT adalah Anak Sekolah Minggu, Guru Sekolah Minggu dan Pengurus Sekolah Minggu.
Pasal 6 Anak Sekolah Minggu
1. Anak Sekolah Minggu adalah warga Gereja Toraja yang berusia 0-15 tahun. 2. Anak Sekolah Minggu terdiri atas Kelas Bayi, Kelas Balita, Kelas Kecil, Kelas Besar dan Kelas
Remaja. 3. Inisiasi dilakukan pada setiap peralihan kelas.
Pasal 7
Guru Sekolah Minggu 1. Majelis Gereja bertanggungjawab mempersiapkan, menetapkan, dan meneguhkan guru
sekolah minggu Gereja Toraja. 2. Untuk menjadi guru sekolah minggu, seseorang harus melewati 3 tahapan, yaitu:
a. Guru pendamping, yaitu guru baru yang bertugas mendampingi pelayanan sekolah minggu sampai minimal 3 bulan;
b. Guru muda, yaitu guru yang sudah melewati tahapan guru pendamping sampai dengan selesainya pembinaan dasar;
c. Guru sekolah minggu adalah guru yang telah ditetapkan dan diutus oleh Majelis Gereja. 3. Seorang guru melayani anak dan kelas yang sama sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.
Pasal 8 Pengurus Sekolah Minggu
Pengurus Sekolah Minggu adalah guru sekolah minggu dan pelayan lainnya yang dipilih oleh persidangan sesuai lingkupnya.
BAB III TUJUAN DAN KEGIATAN
Pasal 9
Tujuan SMGT SMGT bertujuan : 1. Melayani anak sekolah minggu untuk menerima dan menghayati panggilan Allah sehingga
mengaku ”YESUS KRISTUS ITULAH TUHAN DAN JURUSELAMAT”. 2. Memperlengkapi warga gereja bagi pekerjaan pelayanan Sekolah Minggu Gereja Toraja.
3
Pasal 10
Kegiatan Kegiatan SMGT adalah : a. Kebaktian yang terdiri atas :
1. Kebaktian Hari Minggu 2. Kebaktian Hari Raya Gerejawi 3. Kebaktian lainnya yang disetujui oleh Majelis Gereja.
b. Pemberdayaan anggota berdasarkan Pengakuan Gereja Toraja dan Tata Gereja Toraja. c. Kegiatan-kegiatan lain yang disetujui oleh Majelis Gereja.
BAB IV STRUKTUR DAN KEPENGURUSAN
Pasal 11
Struktur SMGT Struktur SMGT disesuaikan dengan struktur Gereja Toraja. Bagan Struktur SMGT adalah sebagai berikut:
Keterangan Bagan: -- -- -- -- : Garis Koordinasi _________ : Garis Tanggung jawab
Pasal 12 Tempat dan Kedudukan
1. Pengurus SMGT Jemaat berkedudukan di jemaat setempat 2. Pengurus SMGT Klasis berkedudukan di tempat Badan Pekerja Klasis 3. Pengurus Pusat SMGT berkedudukan di tempat Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja.
v
Persidangan
SMGT
BPS
Pengurus
Pusat SMGT
v
Persidangan
SMGT Klasis
BPK
Pengurus
SMGT Klasis
v
Persidangan
SMGT Jemaat
PMG
Pengurus
SMGT Jemaat
4
Pasal 13 Susunan Pengurus
1. Susunan Pengurus Pusat terdiri dari: Ketua Umum Ketua I Bidang Pengakaran Iman Kristen Ketua II Bidang Pengembangan Kapasitas Guru Ketua III Bidang Pemberdayaan Potensi Sekretaris Umum Wakil Sekretaris Umum Bendahara Umum Koordinator Wilayah Koordinator Rayon
2. Susunan Pengurus Klasis dan Pengurus Jemaat terdiri dari: Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Bidang Pengakaran Iman Kristen Bidang Pengembangan Kapasitas Guru Bidang Pemberdayaan Potensi
3. Komponen dan susunan kepengurusan di lingkup Klasis dan Jemaat dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Pasal 14 Pengutusan Pengurus
1. Pengutusan Pengurus Pusat SMGT dilaksanakan oleh Badan Pekerja Sinode. 2. Pengutusan Pengurus Klasis SMGT dilaksanakan oleh Badan Pekerja Klasis. 3. Pengutusan Pengurus Jemaat SMGT dilaksanakan oleh Pimpinan Majelis Gereja.
Pasal 15
Masa Kepengurusan 1. Masa Kepengurusan Pengurus SMGT Jemaat adalah 3 (tiga) tahun. 2. Masa Kepengurusan Pengurus SMGT Klasis adalah 3 (tiga) tahun. 3. Masa Kepengurusan Pengurus Pusat SMGT adalah 5 (Lima) Tahun.
BAB V PERSIDANGAN DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 16
Persidangan SMGT Jemaat 1. Dilaksanakan sekali dalam 3 (tiga) tahun.
5
2. Dihadiri oleh Guru Sekolah Minggu dan Pengurus SMGT, wakil-wakil dari Anak Remaja, wakil-wakil dari Anak Besar, dan undangan yang terdiri dari Majelis Jemaat, Pengurus Klasis SMGT serta pihak yang lain yang dibutuhkan.
3. Sah apabila dihadiri oleh minimal setengah ditambah satu dari jumlah Guru Sekolah Minggu, setengah ditambah satu dari jumlah Pengurus SMGT Jemaat, serta dibuka dan dihadiri oleh Majelis Gereja.
Pasal 17
Persidangan SMGT Klasis
1. Dilaksanakan sekali dalam 3 (tiga) tahun. 2. Dihadiri oleh 4 (empat) orang utusan setiap jemaat. 3. Sah apabila dihadiri oleh minimal setengah ditambah satu dari jumlah jemaat serta dibuka dan
dihadiri oleh BPK.
Pasal 18
Persidangan SMGT
1. Dilaksanakan sekali dalam 5 (lima) tahun. 2. Dihadiri oleh utusan yang jumlahnya diatur sebagai berikut:
a. Klasis dengan jumlah jemaat 7 (tujuh) mengutus 5 (lima) orang utusan, b. Setiap penambahan 5 (lima) Jemaat, utusan bertambah 1 (satu) orang, c. Setiap klasis mengutus maksimal 12 (dua belas) orang, d. Klasis yang beranggotakan kurang dari 7 (tujuh) Jemaat mengutus 2 (dua) orang.
3. Sah apabila dihadiri oleh minimal setengah ditambah satu dari jumlah klasis. 4. Sebelum persidangan dimulai, dilakukan pra sidang, dengan tugas:
a. Pembahasan draf daftar peserta persidangan, b. Pembahasan draf jadwal acara, c. Pembahasan draf tata tertib, d. Pembahasan calon pimpinan sidang.
5. Pra sidang diikuti oleh korwil, koryon dan 1 orang calon pimpinan sidang dari setiap rayon. 6. Pra sidang dipimpin oleh Panitia Pengarah dan PP SMGT. 7. Jadwal dan materi pra sidang disampaikan kepada klasis-klasis selambat-lambatnya satu bulan
sebelum persidangan.
Pasal 19 Rapat Kerja
1. Rapat Kerja Pengurus SMGT Jemaat dilaksanakan sekali setahun dan dihadiri semua pengurus,
guru sekolah minggu dan majelis gereja. 2. Rapat Kerja Pengurus SMGT Klasis dilaksanakan sekali setahun dan dihadiri 3 (tiga) orang
Pengurus Jemaat. 3. Rapat Kerja SMGT dilaksanakan sekali setahun dan dihadiri Pengurus Pusat dan minimal 1
(satu) orang dari Pengurus SMGT Klasis.
6
Pasal 20 Rapat Pengurus Pusat
1. Rapat Pengurus Harian (RPH) dilaksanakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam setahun. 2. Rapat Pleno Pengurus (RPP) dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan. 3. Rapat Pleno Lengkap (RPL) dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun
BAB VI PERWAKILAN DAN HARTA MILIK
Pasal 21
Konsultan dan Ex Officio
1. Pengurus SMGT diwakili sekurang-kurangnya 1 (satu) orang dalam setiap persidangan gerejawi sebagai konsultan.
2. Ketua SMGT di setiap lingkup menjadi anggota Ex Officio pada setiap rapat-rapat badan pekerja di masing-masing lingkup pelayanan.
Pasal 22
Harta Milik
Harta milik dan sumber dana SMGT ialah segala anugerah Tuhan berupa benda yang bergerak dan yang tidak bergerak yang diperoleh melalui : 1. Persembahan Kebaktian Hari Minggu, Hari Raya Gerejawi dan kebaktian lainnya. 2. Aksi-aksi dana. 3. Semua pemberian dan sumbangan yang tidak mengikat. 4. Semua pembelian dan Pengadaan barang.
Pasal 23 Status Harta Milik
Semua harta yang bergerak dan yang tidak bergerak milik SMGT adalah milik Gereja Toraja
BAB VII ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 24
Logo SMGT 1. Logo SMGT adalah sebagai berikut:
7
2. Arti dan makna dari setiap simbol pada logo SMGT adalah: a. Alkitab, sumber utama pelayanan SMGT adalah Alkitab. b. Tulisan Markus 10:14, merupakan komitmen SMGT untuk melaksanakan perintah Yesus
bahwa setiap anak memiliki hak istimewa bertemu dengan Tuhan. c. Salib dan tongkonan menembus lingkaran dalam artinya SMGT yang lahir ditengah-tengah
orang Toraja bermisi untuk memberitakan Injil damai sejahtera kepada segala makhluk tanpa batas tanpa sekat.
d. Anak perempuan dan laki-laki: Semua anak diperlakukan setara sebagai anggota keluarga Allah.
e. Lingkaran: Simbol persekutuan ma-nusia dengan Tuhan (lingkaran dalam) dan persekutuan manusia dengan seisi alam semesta.
f. 3 garis: Simbol misi gereja yang selalu berjalan seiring: marturia-koinonia-diakonia. 3. Arti dan makna setiap warna pada logo SMGT adalah:
a. Merah muda, berarti cinta kasih yang tulus dalam pelayanan. b. Biru, berarti semangat pelayanan yang terus dinamis. c. Jingga, berarti persahabatan yang saling mendukung, menopang dan memedulikan. d. Putih, berarti kebijaksanaan dalam kesederhanaan. e. Hitam, berarti keabadian pelayanan tanpa batas tanpa sekat. f. Emas, berarti menceritakan harta rohani yang istimewa dan tak dapat dinilai dengan
apapun.
Pasal 25
Bendera SMGT 1. Warna dasar bendera SMGT adalah merah muda. 2. Logo SMGT berwarna lengkap diletakkan di tengah-tengah bendera 3. Ukuran bendera adalah:
- Ukuran perbandingan panjang dan lebar adalah 3:2. - Ukuran bendera dalam ruangan adalah 90 cm x 60 cm. - Ukuran bendera di lapangan umum adalah 180 cm x 120 cm.
Pasal 26 Mars dan Hymne
1. Mars SMGT 2. Hymne SMGT
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 27 Peralihan
Hal-hal yang belum diatur dalam Tata kerja SMGT ini tetap berpedoman pada Pengakuan Gereja Toraja dan Tata Gereja Toraja.
8
Pasal 28 Penetapan dan Pengesahan
Tata kerja SMGT ditetapkan oleh Persidangan SMGT, dan disahkan oleh Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja atas nama Sidang Sinode Am.
Pasal 29 Pemberlakuan
Tata Kerja SMGT mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan/disahkan oleh Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja.
MEMORI PENJELASAN
TATA KERJA SMGT
PEMBUKAAN Telah Jelas
BAB I
NAMA, DASAR, PENGAKUAN DAN ASAS
Pasal 1 Telah jelas
Pasal 2
Telah jelas
Pasal 3 Telah jelas
Pasal 4
Telah jelas
BAB II KEANGGOTAAN DAN PELAYAN
Pasal 5
Telah jelas
Pasal 6 Pengelompokan anak sekolah minggu menurut kelas adalah: a. Kelas Bayi=0-2 tahun atau anak-anak usia pra sekolah
b. Kelas Balita=3-5 tahun atau anak-anak di kelompok bermain dan TK
c. Kelas Kecil=6-8 tahun atau anak-anak Kelas 1-3 SD
d. Kelas Besar=9-11 tahun atau anak-anak kelas 4-6 SD
e. Kelas Remaja=12-15 tahun atau anak-anak kelas 7-9 SMP
f. Kategori umur tersebut bersifat fleksibel, karena harus disesuaikan dengan beberapa faktor seperti: kondisi psikologis anak, kondisi jemaat setempat, dan faktor-faktor teknis lainnya.
g. Tidak dikenal istilah kenaikan kelas. Anak yang pindah dari Kelas Kecil ke Kelas Besar tidak tepat
disebut naik kelas, tetapi berpindah kelas.
h. Kadangkala ada anak sudah kelas 4 SD tetapi masih senang di kelas Anak Kecil, atau sebaliknya baru
kelas 3 SD tetapi sudah mau berpindah ke Kelas Anak Besar, maka hal tersebut sama sekali bukan
masalah. Guru dapat melakukan pendampingan lebih untuk memastikan proses inisiasi atau
perpindahan kelas berjalan dengan menyenangkan, yaitu anak-anak merasa diterima dan dihargai.
Pasal 7
1. Bentuk Tanggung jawab Majelis Gereja adalah: a. Mempersiapkan:
10
- Majelis Gereja bertanggung jawab dalam melaksanakan pembinaan, pelatihan dan pendampingan guru sekolah minggu secara teratur dan berkesinambungan.
- Majelis Gereja secara teratur dan berkesinambungan memperhatikan keseimbangan Guru Sekolah Minggu dan Anak Sekolah Minggu agar tidak melebihi rasio 1:20, agar setiap jemaat semakin menuju kepada rasio ideal 1:12.
- Sebelum ditetapkan dan diteguhkan, majelis gereja mengadakan percakapan pastoral kepada setiap Guru Sekolah Minggu yang sudah mengikuti pembinaan dasar.
- Majelis Gereja memastikan bahwa setiap Guru Sekolah Minggu sudah menjadi anggota dewasa Gereja Toraja. Dalam hal sebuah jemaat belum memiliki tenaga pendeta, syarat anggota dewasa tidak berlaku mutlak, namun Majelis Gereja perlu membuat program katekisasi sidi untuk semua Guru Sekolah Minggu melalui kerja sama dengan jemaat terdekat yang sudah memiliki tenaga pendeta.
- Majelis Gereja memastikan bahwa pelayan cerita Alkitab pada kebaktian sekolah minggu adalah anggota dewasa Gereja Toraja, atau setidak-tidaknya sedang mengikuti katekisasi sidi.
- Majelis gereja merencanakan dan menyediakan fasilitas pendukung pelayanan SMGT. b. Menetapkan
- Majelis Gereja menetapkan guru sekolah minggu melalui Surat Keputusan, dimana petikan surat keputusan diberikan kepada masing-masing yang bersangkutan dan ditembuskan kepada Pengurus Klasis dan Pengurus Pusat untuk bahan dokumentasi data base guru sekolah minggu.
- SK diserahkan pada saat peneguhan GSM c. Meneguhkan
- Majelis Gereja meneguhkan guru sekolah minggu dalam sebuah Ibadah Hari Minggu. - Setiap guru hanya satu kali diutus dalam sebuah jemaat. Jika guru tersebut itu pindah ke jemaat
lain maka guru tersebut diteguhkan kembali di jemaat yang baru. 2. Sudah jelas
3. Satu tahun adalah standar minimal. Sedapat-dapatnya jika tidak ada masalah yang sangat prinsip,
seorang guru mendampingi anak yang sama sampai inisiasi, agar proses pemuridan dari guru ke anak
dapat berlangsung secara teratur dan berkesinambungan.
Pasal 8 Telah jelas
BAB III
TUJUAN DAN KEGIATAN
Pasal 9 Telah jelas
Pasal 10
Telah jelas
PASAL IV STRUKTUR DAN KEPENGURUSAN
Pasal 11
a. Pengurus SMGT Jemaat bertanggung jawab secara administratif sebagai OIG kepada Badan Pekerja
Majelis dan bertanggung jawab secara organisatif kepada Persidangan SMGT Jemaat.
11
b. Pengurus SMGT Klasis bertanggung jawab secara administratif sebagai OIG kepada Badan Pekerja Klasis dan bertanggung jawab secara organisatif kepada Persidangan SMGT Klasis.
c. Pengurus Pusat SMGT bertanggung jawab secara administratif sebagai OIG kepada Badan Pekerja Sinode dan bertanggung jawab secara organisatif kepada Persidangan SMGT.
Pasal 12
Telah Jelas
Pasal 13 Telah Jelas
Pasal 14
Telah jelas
Pasal 15 1. Seorang pengurus hanya dapat menduduki jabatan yang sama maksimal 2 (dua) periode berturut-
turut.” 2. Dalam hal seorang pengurus tidak dapat menyelesaikan periode kepnegurusan, dilakukan pergantian
antar waktu (PAW) dengan ketentuan: - PAW untuk pengurus jemaat dilakukan melalui Rapat Pleno Pengurus Diperluas yang dihadiri PMG
dan sejumlah perwakilan GSM. - PAW untuk pengurus klasis dilakukan melalui melalui Rapat Pleno Pengurus Diperluas yang
dihadiri BPK dan pengurus jemaat. - PAW untuk pengurus pusat dilakukan melalui Rapat Pengurus Lengkap yang dihadiri BPSGT.
BAB V
PERSIDANGAN DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 16 Sebelum Persidangan dilaksanakan Pengurus berkewajiban mengundang secara resmi semua guru yang ada dalam Jemaat, termasuk memastikan kehadiran wakil-wakil dari Anak Besar, Anak Remaja serta Pengurus Klasis. Tugas Persidangan SMGT Jemaat: a. Mengevaluasi keputusan persidangan sebelumnya. b. Menetapkan Pokok-pokok Program yang dikembangkan dari Pokok-pokok Program SMGT. c. Menetapkan Pengurus Baru d. Membahas keputusan persidangan gerejawi yang lebih luas.
Keputusan Persidangan SMGT Jemaat tidak boleh bertentangan dengan keputusan Persidangan yang lebih luas. Pimpinan sidang terdiri dari 3 orang, yaitu Ketua, Sekretaris dan Pengganti Umum. Komposisi Pimpinan Sidang disesuaikan dengan kondisi jemaat setempat. Pembentukan pengurus jemaat hasil pemekaran dikoordinasikan oleh Pengurus Jemaat dan Pimpinan Majelis Gereja masing-masing.
Pasal 17
12
Sebelum Persidangan dilaksanakan Pengurus Klasis berkewajiban mengundang secara resmi semua pengurus jemaat, BPK dan Pengurus Pusat. Tugas Persidangan SMGT Klasis: a. Mengevaluasi keputusan persidangan sebelumnya. b. Membahas usul-usul dari Jemaat-jemaat dan Pengurus Klasis, serta usul-usul yang muncul dalam
persidangan. c. Menetapkan Pokok-pokok Program yang dikembangkan dari Pokok-pokok Program SMGT. d. Menetapkan Pengurus Baru. e. Menetapkan Jemaat Penghimpun atau Tempat Persidangan berikutnya. f. Membahas keputusan persidangan gerejawi yang lebih luas.
Keputusan Persidangan SMGT Klasis tidak boleh bertentangan dengan keputusan Persidangan yang lebih luas. Pimpinan sidang terdiri dari 3 orang, yaitu Ketua, Sekretaris dan Pengganti Umum. Komposisi Pimpinan Sidang disesuaikan dengan kondisi klasis setempat.
Pembentukan pengurus klasis hasil pemekaran dikoordinasikan oleh Pengurus Klasis dan BPK masing-masing.
Pasal 18 Selambat-lambatnya 6 bulan sebelum Persidangan dilaksanakan Pengurus Pusat membentuk Panitia Pengarah yang bertugas mempersiapkan rancangan materi persidangan, yang bersumber dari keputusan persidangan sebelumnya, keputusan persidangan yang lebih luas, serta usul-usul dari Klasis-klasis. Pengurus Pusat mengundang secara resmi semua pengurus klasis dan BPS Gereja Toraja dalam Persidangan SMGT. Maksud kata pembahasan dalam butir 4 adalah memeriksa kelengkapan dan keakuratan dari draf yang ada agar memudahkan dan mempercepat pengesahannya dalam persidangan. Tugas Persidangan SMGT: a. Mengevaluasi keputusan persidangan sebelumnya. b. Membahas usul-usul dari Klasis dan Pengurus Pusat, serta usul-usul yang muncul dalam persidangan. c. Menetapkan Pokok-pokok Program SMGT. d. Menetapkan Pengurus Baru. e. Menetapkan Jemaat Penghimpun atau Tempat Persidangan berikutnya. g. Membahas keputusan persidangan gerejawi yang lebih luas.
Keputusan Persidangan SMGT tidak boleh bertentangan dengan keputusan Persidangan yang lebih luas. Pimpinan sidang terdiri dari 5 orang, yaitu Ketua, Sekretaris dan 3 orang Pengganti Umum. Komposisi Pimpinan Sidang terdiri dari unsur utusan, pengurus pusat dan panitia pelaksana, serta mencerminkan keseimbangan gender.
Pasal 19
Pengaturan komposisi dan jumlah peserta rapat kerja SMGT mengikuti kesepakatan bersama antara PP SMGT dan tuan/nyonya rumah.
13
Pasal 20 Telah Jelas
BAB VI
PERWAKILAN DAN HARTA MILIK
Pasal 21 1. Pengurus SMGT Jemaat menjadi Konsultan BPM dalam Persidangan Majelis Gereja dan Persidangan
Klasis. Pengurus SMGT Klasis menjadi Konsultan BPK dalam Persidangan Klasis dan Sidang Sinode Wilayah. Pengurus Pusat SMGT menjadi Konsultan BPS dalam Sidang Sinode Am. Pengurus SMGT menjadi konsultan artinya hadir memberi informasi, jawaban dan pendapat terhadap sebuah masalah yang berhubungan dengan pelayanan sekolah minggu yang diperbincangkan dalam persidangan.
2. Ex Officio (Karena Jabatan): artinya menjadi anggota karena jabatannya sebagai Ketua SMGT, sehingga hadir dalam setiap rapat-rapat dan mempunyai hak suara dalam pengambilan keputusan, serta bertanggungjawab untuk menyampaikan hasil keputusan tersebut sesuai dengan lingkup yang diwakilinya.
Pasal 22 Telah Jelas
Pasal 23
Telah Jelas
BAB VII ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 24
Logo SMGT dapat berbentuk logo berwarna (fullcolour), abu-abu (grayscale) dan hitam putih (black white).
Pasal 25 3. Jelas 4. Bendera yang digunakan dalam persidangan tidak mencantumkan nama klasis, nama jemaat atau nama
kepanitiaan. Klasis/jemaat/kepanitiaan dapat mencantumkan nama Klasis, nama Jemaat atau nama kepanitiaan pada bendera yang digunakan untuk kebutuhan kegiatan seperti jambore, kamp, dll.
5. Dalam kegiatan resmi, bendera SMGT digunakan berdampingan dengan bendera Gereja Toraja dan bendera merah putih.
Pasal 26
Pasal ini baru akan dilengkapi setelah Rapat Kerja menetapkan hasil dari Tim Kerja Mars dan Hymne SMGT
BAB VIII
Pasal 27, 28, 29 telah jelas.