tatalaksana nyeri
DESCRIPTION
sarafTRANSCRIPT
Opioid dan Nyeri Kronik non-Kanker
Oleh:
Murdia
Pembimbing :
Dr.dr.Dessy R Emril , Sp.S (K)
1
Pharmacogenetics of chronic pain management
Author: Bhushan M. Kapur, Prateek K. Lala , Julie L.V. Shaw
Pembahasan Jurnal
Dalam 2 dekade terakhir terdapat peningkatan penggunaan opioid dalam manajemen nyeri di belahan dunia barat apakah bermanfaat ?
WHO merekomendasikan opioid sebagai analgesik dalam penanganan nyeri kanker bagaimana dengan nyeri non-kanker ?
Penlitian kasus dan randomized controlled trial menunjukkan bukti tingginya kualitas penggunaan opioid dalam jangka waktu pendek
Kemudian, apakah yang masih menjadi permasalahan ?
LATAR BELAKANG
2
Hal-hal yang masih menjadi masalah:
Penelitian epidemiologis akhir-akhir ini gagal untuk membuktikan peningkatan hasil terapi opioid pada pasien non-kanker
Angka peresepan dari opioid kuat semakin meningkat diiringi dengan peningkatan resiko dari efek samping opioid
Lalu bagaimana langkah yang seharusnya diambil, mengenai terapi opioid dalam manajemen nyeri non-kanker ?
LATAR BELAKANG (2)
3
Reseptor opioid dalam tubuh antara lain:
reseptor Mu (MOR)
reseptor delta (DOR)
reseptor kappa (KOR)
Variasi dari reseptor opioid menunjukkan adanya karakteristik ikatan dan efek total yang berbeda, namun dalam bidang terapi klinis masih belum diketahui.
Rute administrasi opioid: intranasal, buccal, sublingual, oral, transdermal, rectal, parenteral, epidural, dan intratechal.
FARMAKOLOGI OPIOID
4
OPIOID
5
OPIOID (2)
6
OPIOID (2)
7
OPIOID (3)
8
OPIOID (3)
9
EFEK SAMPING
Konstipasi akibat opioid
Opioid dapat menurunkan motilitas dan sekresi usus halus gangguan penyerapan cairan sistem GI
Strategi penanganannya antara lain:
Hidrasi yang adekuat
Diet yang kaya akan serat
Meningkatkan aktivitas fisik
Pemberian laxative (baik peroral maupun per-rektal) dan agen pembentuk feses
Penggantian jenis opioid
Pemberian agen opioid antagonis
10
Mual muntah dan sedasi
Merupakan efek yang umum dirasakan pada saat inisiasi maupun peningkatan dosis kemudian setelah menjalani terapi selama beberapa hari terjadi toleransi
Telah terbukti bahwa tidak didapati adanya deteriorasi (psikomotor maupun kognitif) pada pasien yang telah mencapai dosis stabil dalam terapi opioid
Strategi penanganannya antara lain:
Dilakukan masa trial opioid
Pemberian anti-emetik
Dilakukan titrasi yang lambat
EFEK SAMPING (2)
11
Hiperalgesia akibat opioid
paparan terhadap opioid menimbulkan sensitisasi nociceptive menghasilkan peningkatan rasa nyeri
Apakah tandanya:
rasa nyeri yang dirasakan pasien memberat dan meluas
dibanding sebelumnya saat dilakukan peningkatan dosis
Strategi penanganannya antara lain:
Menurunkan dosis opioid
aktivasi NMDA, descending facilitation, dan spinal dynorphins
EFEK SAMPING (3)
12
Efek endokrin
Penyebab terumum adalah defisiensi gonadotropin
Apakah gejalanya:
penurunan libido, disfungsi seksual, kelelahan, dan perubahan
mood
Apakah tandanya:
infertilitas, atrofi testis, dan gangguan menstruasi
Strategi penanganannya antara lain:
Hormone Replacement Therapy
EFEK SAMPING (4)
13
Adiksi yang berujung pada kematian
Laporan dari International Narcotics Control Board, 6,2 juta penduduk Amerika dan 1,4-1,9 juta penduduk Jerman terkait dengan adiksi terhadap pengobatan opioid
kelompok dewasa muda merupakan kelompok yang paling rentan
EFEK SAMPING (5)
14
SELEKSI PASIEN
Pemeriksaan
Opioid digunakan hanya untuk kontrol nyeri bukan sebagai agen anti-cemas, anti-depresi, atau sedasi dibutuhkan pemeriksaan psikologis untuk mengeliminasi hal-hal tersebut
Distres psikologis yang mendasari meningkatkan ambang persepsi nyeri, bodily awareness, dan berbagai gejala fisik (kelelahan kronik, kesulitan berkonsentrasi, iritabilitas, dan ketegangan otot)
Sebelum memulai terapi opioid butuh dilakukan perjanjian yang formal (ditanda-tangani oleh dokter dan pasien)
15
SELEKSI PASIEN (2)
Evaluasi hasil
Manajemen nyeri - dokumentasi skoring nyeri dan membuat buku catatan nyeri (pencatatan terhadap nyeri rata-rata yang dialami tiap harinya, misal 1-2minggu)
Meningkatkan kualitas tidur dokumentasi dalam bentuk berapa jumlah malam selama seminggu, dimana pasien memiliki tidur nyenyak
Mood dapat diukur dengan alat seperti Hospital Anxiety and Depression scale, atau Beck Depression Inventory
Kembali bekerja - pasien yang masih memiliki pekerjaan saat mereka jatuh sakit subyek pengukuran yang standar
16
SELEKSI PASIEN (3)
Evaluasi hasil
Fungsi fisik - perbaikan fisik dinilai dengan mengukur kemampuan pasien melakukan tugas fisik (yang tidak mampu dilakukan bila pasien tidak mengkonsumsi opioid)
Fungsi sosial salah satu cara evaluasi melalui adanya perbaikan hubungan dalam keluarga
Instrumen evaluasi yang dapat digunakan adalah
Brief Pain Inventory
17
FOLLOW UP PASIEN
Pemberian opioid dilakukan secara start low go slow setelah mencapai dosis stabil pasien dapat melanjutkan kontrol ke dokter umum tidak boleh diberikan peningkatan dosis lebih dari 25%, kecuali telah mendapat persetujuan dari Pain Clinic
Pemberian obat anti-simptomatis dapat dilakukan bila pasien mengalami efek samping
Penggantian jenis opioid dapat dilakukan pada pasien yang telah menjadi toleran atau mengalami efek samping yang tidak tertangani
Pasien yang hendak berpergian keluar negri, harus menginformasikan negara yang akan dikunjunginya melalui kedutaan negara tujuan
18
Obat Lain dalam Penatalaksanaan Nyeri Kronik
Terapi Adjuvan
1. Antidepresan
Antidepresan Trisiklik (TCA) dan Serotonin Selektif re Uptake inhibitor umumnya digunakan sebagai terapi adjuvant dalam pengobatan nyeri kronik.
Amitriptiline dan Imipramine
Dimediasi mll penghambatan re uptake neurotransmitter di sinaptik.
19
Antikonvulsan
Fenitoin, mengurangi rangsangan saraf dengan menghalangi Natrium channel.
Penggunaannya dibatasi krn efek samping yaitu sedasi dan gang.motorik.
Carbamazepine terbukti efektif dlm pengobatan nyeri neuropatik, khususnya trigeminal neuralgia.
Lamotrigin, Gabapentin Antikonvulsan baru.
20
KESIMPULAN
Suksesnya penatalaksanaan Nyeri dapat dilihat dengan pemberian analgesik yang memadai tanpa menimbulkan efek samping yang berlebihan.
Opioid kuat memiliki bagian dalam penanganan nyeri kronik persisten non-kanker
Tidak semua pasien dengan nyeri kronik non-kanker sesuai untuk mendapatkan terapi opioid
Seleksi pasien, evaluasi hasil terapi, dan follow up langkah-langkah yang HARUS dilakukan dalam manajemen nyeri non-kanker menggunakan opioid
Terapi opioid yang tidak tepat dapat mengakibatkan adiksi yang berujung pada kematian
21
TerimaKasih
22