tb udiet

TUBERCULOSIS PULMONAL

Tuberculosis Pulmonal merupakan infeksi pada jaringan paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.- Mycobacterium tuberculosis BTA- Kuman lain : M. bovis, MOTT (Mycobacterium other than TB) M. kansasi, M. avium.

DEFINISI

PATOGENESIS

Batuk ≥ 2 minggu Hemoptisis Sesak Nafas Nyeri dada Demam Malaise Keringat malam BB turun

GEJALA KLINIS

GEJALA LOKAL

GEJALA SISTEMIK

Tergantung keparahan LESI..

Perkusi REDUP serta RONKI Infilrat LUAS utamanya di APEKS paru

Deviasi trakhea penarikan dari Paru yg Atrofi

PEMERIKSAAN FISIS

Pemeriksaan SPUTUM BTA 3 Spesimen Dahak (SPS)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Apa yg dilihat Apa yg dilaporkan

Tdk ada BTA atau minimal dalam 100 LP

BTA (-)

1-9 BTA dalam 100 LP Tulis jumlah BTA/100 LP

10-99 BTA dalam 100 LP +1

1-10 BTA dalam 1 LP minimal periksa 50 LP

+2

> 10 BTA dalam 1 LP minimal periksa 20 LP

+3

Foto Thoraks…. KAPAN ??? - Hanya 1 dari SPUTUM SPS yg (+) - 3 Sputum SPS (-) + gejala tidak

membaik setelah pemberian obat non OAT- Tanda Pneumothoraks, Efusi Pleura,

Bronkiektasis ( hemoptisis berat )



Cavitas

Garis Fibrotik

Bintik Kalsifikasi

ALUR DIAGNOSIS TB

- 1 Spesimen BTA (+) + Thoraks TB - ≥ 1 Spesimen BTA (+) sebelumnya BTA

(-) dan tidak membaik dengan obat non OAT

TB Paru BTA (-)- 3 Spesimen BTA (-) + Foto thoraks TB + tdk membaik dengan AB non OAT +

dipertimbangkan o/ dokter u/ diberi OAT

KLASIFIKASI TB DAN TIPE PASIEN

TB Paru BTA (+) - 2 Spesimen BTA (+)

KLASIFIKASI TB DAN TIPE PASIEN

Berdasarkan Riwayat Pengobatan Sebelumnya1. Kasus Baru pasien belum pernah berobat atau

berobat < 1 bulan dengan BTA bisa (+) atau (-)2. Relaps Pasien yg telah sembuh atau

pengobatan tuntas, namun didiagnosis kembali denganBTA (+)

3. Putus berobat (Default) Pasien yg putus berobat selama ≥ 2 bulan dengan BTA (+)

4. Kasus gagal (Failure) BTA tetap (+) setelah pengobatan ≥ 5 bulan

5. Kasus Pindahan (Transfer In) pasien dipindah ke register lain u/ pengobatan

6. Kasus Lain……

PENGOBATAN TB

Di Berikan Dalam 2 TAHAP :1. Tahap Intensif U/membunuh kuman yg

aktif Obat tiap hari, dalam 2 minggu pasien jadi tidak menular, BTA (-) dalam 2 bulan (target)

2. Tahap Lanjutan u/ membunuh kuman yg persisten atau dormant

Obat Sediaan Dosis (mg/KgBB)

Dosis Max Efek Samping

Isoniazid (INH)/H

Tab 100,300 mg, sirup 10 mg/ml

5-10 300 mg ↑ transaminase, hepatitis, neuritis perifer

Rifampisin (RIF/R)

Tab 150,300,450,600 mg, sirup 20 mg/ml

10-15 600 mg Urin sekret warna kuning, hepatitis, flu like syndrome

Pirazinamid (PZA/Z)

Tab 500 mg 25-35 2 gram Hepatotoksik, hipersensitivitas

Etambutol (EMB/E)

Tab 500 mg 15-20 mg 2,5 gram Neurtits optik (reversibel), gangguan warna, gangguan sal. cerna

Streptomisin (SM/S)

Vial 1 gr 15-30 mg 1 gram OtotoksikNefrotoksik

Obat Dosis harian BB< 50 kg

Dosis harian BB > 50 kg

Dosis berkala 3 x seminggu

INH 300 mg 400 mg 600 mg

RIF 450 mg 600 mg 600 mg

PZA 1000 mg 2000 mg 2-3 gram

EMB 750 mg 1000 mg 1-1,5 gram

SM 750 mg 1000 mg 1 gram

DOSIS DEWASA DI INDONESIA

Kategori Pasien TB Fase Intensif Fase Lanjut

I TBP BTA (+), TBP berat, TB extra paru berat

2 HRZE (HRZS) 6 HE / 4 HR / 4 H3R3

II Relaps, Default 2 HRZES-1HRZE 5 HRE / 5 H3R3E3

III TBP BTA (-), TB extra paru menengah

2 HRZ / 2 H3R3Z3

6 HE / 2HR / 2 H3R3 / 4H

IV Kasus kronik ( masih BTA (+) setelah pengobatan ulang yg adekuat

Tidak dapat diaplikasikan Rujuk utk mendapatkan obat2 OAT lapisan kedua ( PAS, Cyclocerin,etionamid)

REGIMEN PENGOBATAN

TB extra paru berat : Menigitis TB, TB miliar, Perikarditis, peritonitis, pleuritis masif atau bilateral, spondilitis + gangguan neuroogik, TB usus dan Saluran kemih.

MACAM SEDIAAN

OAT KDT (KOMBINASI DOSIS TETAP

)

OAT LEPASAN

(KOMBIPAK)

RHZE 150/75/400/275 :

RIFASTAR, RIMSTAR

RH 450/300 : RIMACTAZID

Dosis untuk paduan OAT KDT KATEGORI I

BB (kg) Tahap intensif 2 bulan setiap hariRHZE (150/75/400/275)

Tahap lanjut 4 bulan 3 x seminggu RH (150/150)

30-37 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT



≥ 71 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT

Dosis untuk paduan OAT Kombipak KATEGORI I

Tahap pengobatan

Lama pengobatan

INH 300 mg

RMP 450 mg

PZD 500 mg

ETB 250 mg

Intensif 2 bulan 1 1 3 3

Lanjut 4 bulan 2 1 - -

Dosis untuk paduan OAT KDT KATEGORI II

BB (kg)

Tahap intensif 2 bulan setiap hariRHZE (150/75/400/275) + S Lanjut 1 bulan tanpa S

Tahap lanjut 4 bulan 3 x seminggu RH (150/150) + E

30-37

2 tablet 4 KDT + 500 mg S 2 tablet 4 KDT

2 tablet 2 KDT + 800 mg E

38-54



55-70



≥ 71 5 tablet 4 KDT + 1000 mg S 5 tablet 4 KDT


Dosis untuk paduan OAT Kombipak KATEGORI II

Tahap pengobatan

Lama pengobatan

INH 300 mg

RMP 450 mg

PZD 500 mg

ETB 250 mg

STPInject

Intensif 2 bulan1 bulan

1 1

11

33

33

750 mg

Lanjut (3x seminggu

4 bulan 2 1 - 1

PEMANTAUAN HASIL PENGOBATAN TB

PEMERIKSAAN ULANG SPUTUM

DUA KALI ( SEWAKTU DAN PAGI )

KEDUANYA NEGATIF NEGATIF

SALAH SATU POSITIF POSITIF

PASIEN BTA (+) DGN OBAT

KATEGORI I

AKHIR TAHAP INTENSIF

AKHIR PENGOBATAN

NEGATIF

POSITIF

NEGATIF

POSITIF

TAHAP LANJUT DIMULAI

SISIPAN 1 BULAN JIKA

+ TAHAP LANJUT

SEMBUH

GAGAL MULAI

KATEGORI 2 DARI AWAL

PEMANTAUAN HASIL PENGOBATAN TB

PASIEN BTA (-) DAN RO

(+) DGN OBAT KATEGORI I

AKHIR TAHAP INTENSIF

AKHIR PENGOBATAN

NEGATIF

POSITIF

NEGATIF

POSITIF

TAHAP LANJUT DIMULAISISIPAN 1

BULAN JIKA + TAHAP

LANJUT (UIJI KEPEKAAN)

SEMBUH

RUJUK

PEMANTAUAN PASIEN PUTUS BEROBAT

PASIEN PUTUS BEROBAT < 1

BULAN

LANJUTKAN PENGOBATAN

HINGGA TUNTAS

PASIEN PUTUS

BEROBAT 1-2 BULAN

BTA (-) ATAU TB EXTRA

PARU

BTA (+)

LAMA BEROBA

T < 5 BULAN

LAMA BEROBA

T > 5 BULAN

LANJUTKAN PENGOBATAN

HINGGA TUNTAS

LANJUT HINGGA TUNTAS

KATEGORI I MULAI KATEGORI

II

KATEGORI II -> RUJUK

PEMANTAUAN PASIEN PUTUS BEROBAT

PASIEN PUTUS

BEROBAT > 2 BULAN

BTA (-) ATAU TB EXTRA

PARU

BTA (+)

KATEGORI I

KATEGORI II

OBAT DIHENTIKAN BILA GEJALA MUNCUL SUPTUM

KATEGORI II

RUJUK

V

PENGOBATAN TB KEADAAN KHUSUS

KEHAMILAN OAT aman Kecuali STREPTOMISIN (gangguan pendengaran dan keseimbangan pada bayi

MENYUSUI OAT aman, PROFILAKSIS u/ bayi INH 5-10 mg/KgBB hari selama masa menyusui (6 bulan-1 tahun)

HEPATITIS AKUT Tunda OAT hingga ikterus dan transaminase normal, bila pada keadaan sangat dibutuhkan OAT maka berika S

dan E maksimal 3 bulan dan lanjut dengan R dan H selama 6 bulan

KONTRASEPSI RFM menurunkan kerja KB hormonal, sehingga sebaiknya menggunakan KB non hormonal atau dosis KB

hormonal estrogen ( 50 mcg ) dosis tinggi

V

PENGOBATAN TB KEADAAN KHUSUS

HIV/AIDS Prinsip pengobatan mendahulukan PENGOBATAN TB..

PASIEN ODHA YG BELUM ARV BERIKAN OAT VCT

PASIEN ODHA BELUM ARV SEMENTARA OAT TERUSKAN OAT HINGGA TUNTAS LANJUT ARV ( ARV OLEH DOKTER SPESIALIS )

PASIEN ODHA YG SEMENTARA ARV RUJUK !

DM R dapat mengurangi efektivitas obat oral anti diabetes (SULFONILUREA) sehingga dosis obat DM perlu ditingkatkan atau pasien dapat memakai INSULIN selama OAT hingga tuntas dan

boleh kembali ke ORAL

GAGAL GINJAL H,R,P dapat dieksresikan melalui empedu dan dapat dicerna menjadi senyawa non-toksik diberika dengan

dosis standar. S dan E diekresikan melalui ginjal (Hindari)

tb udiet

Documents