technologic, volume 9, nomor 2 desember 2018 …

7
1 TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra DESEMBER 2018 PERANCANGAN PROSES FABRIKASI UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI HD LV 785 #2 MENGGUNAKAN METODE VALUE STREAM MAPPING DI PT UNITED TRACTORS PANDU ENGINEERING Eduardus Dimas Arya S., ST. MT; Karnoyon Utomo, A.Md. Program Studi Teknik Produksi dan Proses Manufaktur Politeknik Manufaktur Astra Jakarta Gedung ASTRA (B) Jl. Gaya Motor Raya No.8 Sunter II, Jakarta Utara, 14330 [email protected], [email protected] Abstrak--PT United Tractors Pandu Engineering (UTPE) atau yang dikenal dengan brand PATRiA merupakan perusahaan yang berbasis mass customization, atau transisi antara mass production dan make to order. Salah satu sektor untuk produk PATRiA adalah alat pengangkut hasil pertambangan. Kenaikan harga batubara mengakibatkan kenaikan permintaan peralatan penunjang. HD LV 785 #2 merupakan salah satu produk dari jenis big vessel yang mengalami peningkatan kapasitas produksi dari 30 unit/bulan menjadi 45 unit/bulan pada bulan juli 2018. Setiap peningkatan kapasitas membutuhkan perancangan alur produksi, layout dan total man power yang standar sebagai acuan proses produksi yang akan berlangsung. Metode value stream mapping digunakan untuk analisis current state map dan menentukan future state map dari proses produksi HD LV 785 #2. Hasil perbaikan berupa usulan keseimbangan lintas produksi dan modifikasi jib weld. Dari simulasi yang dilakukan setelah perbaikan didapat man hour turun sebesar 0,2 jam, peningkatan efisiensi line dari 77% menjadi 94% yang dihasilkan dari: penurunan idle time sebesar 16,3 jam, penurunan balance delay sebesar 1,8% dan penurunan smoothest indeks sebesar 2,46. Kata Kunci: Peningkatan Kapasitas, HD LV 785 #2, Mass Customization, Value Stream Mapping, Perhitungan Kapasitas.

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 DESEMBER 2018 …

1

TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra

DESEMBER 2018

PERANCANGAN PROSES FABRIKASI UNTUK MENINGKATKAN

KAPASITAS PRODUKSI HD LV 785 #2 MENGGUNAKAN METODE VALUE

STREAM MAPPING DI PT UNITED TRACTORS PANDU ENGINEERING

Eduardus Dimas Arya S., ST. MT; Karnoyon Utomo, A.Md.

Program Studi Teknik Produksi dan Proses Manufaktur

Politeknik Manufaktur Astra Jakarta

Gedung ASTRA (B) Jl. Gaya Motor Raya No.8 Sunter II, Jakarta Utara, 14330

[email protected], [email protected]

Abstrak--PT United Tractors Pandu Engineering (UTPE) atau yang dikenal dengan brand PATRiA

merupakan perusahaan yang berbasis mass customization, atau transisi antara mass production dan make to order.

Salah satu sektor untuk produk PATRiA adalah alat pengangkut hasil pertambangan. Kenaikan harga batubara

mengakibatkan kenaikan permintaan peralatan penunjang. HD LV 785 #2 merupakan salah satu produk dari

jenis big vessel yang mengalami peningkatan kapasitas produksi dari 30 unit/bulan menjadi 45 unit/bulan pada

bulan juli 2018. Setiap peningkatan kapasitas membutuhkan perancangan alur produksi, layout dan total man

power yang standar sebagai acuan proses produksi yang akan berlangsung. Metode value stream mapping

digunakan untuk analisis current state map dan menentukan future state map dari proses produksi HD LV 785 #2.

Hasil perbaikan berupa usulan keseimbangan lintas produksi dan modifikasi jib weld. Dari simulasi yang

dilakukan setelah perbaikan didapat man hour turun sebesar 0,2 jam, peningkatan efisiensi line dari 77% menjadi

94% yang dihasilkan dari: penurunan idle time sebesar 16,3 jam, penurunan balance delay sebesar 1,8% dan

penurunan smoothest indeks sebesar 2,46.

Kata Kunci: Peningkatan Kapasitas, HD LV 785 #2, Mass Customization, Value Stream Mapping,

Perhitungan Kapasitas.

Page 2: TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 DESEMBER 2018 …

2

TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra

DESEMBER 2018

I. LATAR BELAKANG Dilansir dari Kementrian ESDM, Harga batubara

secara global sebelumnya mengalami ketidakstabilan

dari Juli 2017 hingga Agutus 2017, dengan harga

diantara 45-84 USD/ton. Namun semenjak Maret

2018, harga batubara mencapai harga tertingginya

semenjak terakhir tahun 2016, yakni sebesar 102

USD/ton [1]. Kenaikan harga batubara ini membuat

perusahaan pertambangan batubara mulai menaikan

produksinya. Hal ikut membuat kebutuhan alat berat

untuk pertambangan batubara juga mengalami

kenaikan.

PT United Tractors Pandu Engineering (UTPE)

merupakan salah satu perusahan yang menyediakan

alat berat untuk industri pertambangan. Sistem

produksi PT UTPE awalnya berdasar pada permintaan

dari konsumen. Karena peningkatan permintaan,

sistem produksi PT UTPE mengarah ke produksi

massal (masspro), hal ini membuat sistem produksi PT

UTPE saat ini mengarah pada posisi mass

customization.

Kenaikan permintaan akan batubara berpengaruh

terhadap permintaan alat berat terutama pada sektor

mining pada jenis big vessel. Dari hasil forecast

menunjukan bahwa adanya peningkatan 50%

kapasitas produksi tipe HD LV 785 #2 yang

merupakan peningkatan kapasitas tertinggi dari jenis

produk big vessel dari kapasitas 30 unit/bulan menjadi

kapasitas 45 unit/bulan pada bulan Juli 2018. Perlu ada

perencanaan untuk mengantisipasi peningkatan.

Value Stream Mapping (VSM) merupakan alat

yang dapat menggambarkan alur produksi, waktu

kegiatan, aliran informasi, dan aktivitas-aktivitas yang

berperan dalam merubah raw material menjadi barang

jadi secara detail sehingga dapat mengidentifikasi

value added activities dan non-value added activities

dalam keseluruhan lintas produksi [2].

II. LANDASAN TEORI

Kapasitas produksi merupakan hasil produksi

(output) maksimal dari sistem pada suatu periode

tertentu [3] Perencanaan kapasitas berhubungan

dengan kemampuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan produk dalam pemenuhannya terhadap

permintaan produksi yang harus terpenuhi oleh

perusahaan [4] [5]. Terdapat empat pertimbangan

dalam memutuskan perencanaan kapasitas produksi;

akurasi peramalan permintaan, pemahaman teknologi

dan peningkatan kapasitas, penentuan volume operasi

yang tepat dan fleksibel terhadap perubahan.

Value Stream Mapping (VSM) adalah alat yang

menunjukan alur kegiatan dengan detail. Hal-hal yang

tercantum dalam VSM adalah alur produksi, waktu

kegiatan, aliran informasi, dan aktivitas-aktivitas yang

berperan dalam merubah raw material menjadi barang

jadi. Dalam aktifitas perubahan yang terjadi

digambarkan aktivitas value added activities dan non-

value added activities dalam keseluruhan lintas

produksi. Data disajikan dalam bentuk visual guna

membantu mempermudah komunikasi dalam proses

pengambilan keputusan untuk perbaikan [2].

VSM menyajikan data-data mengenai nilai dalam

bentuk visual sehingga aliran dapat dikomunikasi serta

dimengerti oleh siapa saja yang membacanya dan

untuk selanjutnya dapat diambil langkah-langkah

perbaikan. Manfaat yang didapat dari visualisasi aliran

proses dalam VSM adalah: agar perusahaan tidak

hanya melihat pada satu tingkat atau bagian produksi

namun keseluruhan dari aliran produksi dan pemetaan

dalam VSM membantu perusahaan untuk mengetahui

penyebab dari pemborosan yang terjadi.

Peta dalam VSM dibagi menjadi dua pemetaan

kondisi sekarang (current state mapping) dan

pemetaan masa depan (future state mapping). Secara

umum peta VSM dibagi menjadi tiga bagian utama;

aliran proses produksi, aliran informasi serta garis

waktu dan semuanya digambarkan dalam bentuk

simbol. Langkah-langkah pembuatan VSM adalah;

menentukan produk, membuat peta aliran sekarang

(current state map), merancang perbaikan, membuat

peta aliran masa depan (future state map) [6].

Fungsi dari line balancing menyeimbangkan

integrasi antara sumber daya perusahaan sehingga

efisien di setiap stasiun kerja. Agar dapat seimbang

kita harus meratakan cycle time, meminimalkan idle

time, dan balance delay serta smootheness index [7].

III. PENGUMPULAN DATA

3.1 Pengenalan Produk

HD LV 785 #2 adalah salah satu jenis dari Big

Vessel yang digunakan untuk unit Komatsu 785. Arti

dari #2 adalah tipe produk generasi kedua .Dimensi

dari HD LV 785 #2 adalah 9,6m x 5,8m x 3,4m.

Kapasitas angkut HD LV 785 #2 adalah 20 ton yang

digunakan untuk mengangkut hasil tambang. Seperti,

batu bara dan lainya.

Gambar 3.1 HD LV 785 #2

3.1.1 Aliran Produksi HD LV 785 #2

Pada proses produksi HD LV 785 #2 yang

dikerjakan di PT UTPE meliputi: Persiapan bahan,

fabrikasi dan painting. Untuk penelitian ini penulis

Page 3: TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 DESEMBER 2018 …

3

TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra

DESEMBER 2018

memberi batasan dan hanya berfokus pada proses

fabrikasi

Gambar 3.2 Aliran Produksi HD LV 785 #2

1.2. Data Waktu Proses

Data waktu proses adalah informasi waktu

proses yang terjadi. Waktu proses digunakan untuk

mengetahui berapa lama suatu produk selesai. Data

waktu proses didapatkan dengan cara mengambil

waktu secara langsung. Data waktu proses yang

digunakan adalah data man hour.

Tabel 3.1 Man Hour

Tabel 3.2 Analisis Data Sampling

1.3. Data Man Power dan Area

Pada proses fabrikasi HD LV 785 #2 bulan

Januari memiliki man power sebesar 96 orang. Karena

ada rencana peningkatan kapasitas produksi, PT UTPE

melakukan penambahan 40 orang untuk pengerjaan

proses fabrikasi HD LV 785 #2 dan dihasilkan total

man power sebesar 136 orang.

IV. ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Analisis Data

Dari hasil pengambilan data. Penulis melakukan

pengolahan data berupa analisis data sampling,

perhitungan kapasitas produksi 30 unit/bulan, dan

layout produksi 30 unit/bulan pada proses fabrikasi

HD LV 785 #2. Berikut adalah analisis penulis terkait

analisis data.

1. Analisis data sampling.

Analisis data sampling digunakan untuk mengolah

data sampling berdasarkan uji kecukupan data dan

standar deviasi yang terjadi. Karena sampling yang

digunakan adalah diatas 40 menit maka menurut tabel

uji kecukupan data menggunakan 3 sampel. Standar

deviasi yang digunakan oleh PT UTPE maksimal 10%

. Tabel 4.1 menunjukkan analisis data sampling.

Tabel 4.1 Analisis Data Sampling

2. Perhitungan Kapasitas Produksi 30 Unit/Bulan.

Dari hasil analisis data sampling didapatkan nilai

man hour rata-rata yang digunakan untuk perhitungan

kapasitas produksi 30 unit/bulan yaitu total jam kerja

376,3 jam untuk 5 kelompok proses dengan jumlah

man power 97 dan total base 23. Pada kondisi ini

jumlah alat dan mesin mampu memenuhi tuntutan

produksi. Dengan kapasitas paling sedikit ada pada

kelompok proses bottom.

3. Layout Fabrikasi Kapasitas Produksi 30

Unit/Bulan.

Untuk membuat layout yang perlu diperhatikan

adalah jumlah base yang akan digunakan pada

perhitungan kapasitas produksi. Gambar 4.1 adalah

layout fabrikasi HD LV 785 #2 30 unit/bulan yang

ditandai dengan garis merah yang didalamnya

terdapat base sebagai pos produksi.

Standar

deviasi

1 SETTING BOTTOM FLOOR 85,7 87,7 82,1 85,2 2,8

2 FULL WELD BOTTOM 48,5 50,3 50,5 49,7 1,1

3 SETTING FRONT WALL 5,5 6,2 5,7 5,8 0,4

4 FULL WELD FRONT WALL 10,9 10,8 12,1 11,3 0,7

5 SETTING SIDE WALL LH 5,5 5,6 6,0 5,7 0,3

6 FULL WELD SIDE WALL LH 11,4 9,9 9,8 10,3 0,9

7 SETTING SIDE WALL RH 5,5 5,6 6,0 5,7 0,3

8 FULL WELD SIDE WALL RH 11,4 9,9 9,8 10,3 0,9

9 SETTING PROTECTOR 3,7 4,0 3,5 3,7 0,3

10 FULL WELD PROTECTOR 10,7 12,1 10,3 11,1 1,0

11 SETTING ASSY TOTAL 22,2 22,6 21,6 22,1 0,5

12 FULL WELD TELUNGKUP 74,1 79,3 79,4 77,6 3,1

13 FULL WELD TERLENTANG 73,8 73,9 84,2 77,3 6,0

368,7 377,7 381,0 375,8 6,3Total

BASE Sample 1 Sample 2 Sample 3Rata

Rata

SUMMARY MAN HOUR HD LV 785 #2 (Jam)

1 SETTING BOTTOM FLOOR 85,7 87,7 82,1

2 FULL WELD BOTTOM 48,5 50,3 50,5

3 SETTING FRONT WALL 5,5 6,2 5,7

4 FULL WELD FRONT WALL 10,9 10,8 12,1

5 SETTING SIDE WALL LH 5,5 5,6 6,0

6 FULL WELD SIDE WALL LH 11,4 9,9 9,8

7 SETTING SIDE WALL RH 5,5 5,6 6,0

8 FULL WELD SIDE WALL RH 11,4 9,9 9,8

9 SETTING PROTECTOR 3,7 4,0 3,5

10 FULL WELD PROTECTOR 10,7 12,1 10,3

11 SETTING ASSY TOTAL 22,2 22,6 21,6

12 FULL WELD TELUNGKUP 74,1 79,3 79,4

13 FULL WELD TERLENTANG 73,8 73,9 84,2

368,7 377,7 381,0Total

BASE Sample 1 Sample 2 Sample 3

Standar

deviasi

1 SETTING BOTTOM FLOOR 85,7 87,7 82,1 85,2 2,8

2 FULL WELD BOTTOM 48,5 50,3 50,5 49,7 1,1

3 SETTING FRONT WALL 5,5 6,2 5,7 5,8 0,4

4 FULL WELD FRONT WALL 10,9 10,8 12,1 11,3 0,7

5 SETTING SIDE WALL LH 5,5 5,6 6,0 5,7 0,3

6 FULL WELD SIDE WALL LH 11,4 9,9 9,8 10,3 0,9

7 SETTING SIDE WALL RH 5,5 5,6 6,0 5,7 0,3

8 FULL WELD SIDE WALL RH 11,4 9,9 9,8 10,3 0,9

9 SETTING PROTECTOR 3,7 4,0 3,5 3,7 0,3

10 FULL WELD PROTECTOR 10,7 12,1 10,3 11,1 1,0

11 SETTING ASSY TOTAL 22,2 22,6 21,6 22,1 0,5

12 FULL WELD TELUNGKUP 74,1 79,3 79,4 77,6 3,1

13 FULL WELD TERLENTANG 73,8 73,9 84,2 77,3 6,0

368,7 377,7 381,0 375,8 6,3Total

BASE Sample 1 Sample 2 Sample 3Rata

Rata

SUMMARY MAN HOUR HD LV 785 #2 (Jam)

Page 4: TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 DESEMBER 2018 …

4

TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra

DESEMBER 2018

Gambar 4.1 Layout Fabrikasi HD LV 785 #2 30

1.2. Rencana Peningkatan Kapasitas

Peningkatan kapasitas HD LV 785 #2

mengakibatkan perubahan dalam perhitungan

kapasitas produksi, perubahan layout dan kondisi yang

terjadi pada proses fabrikasi HD LV 785 #2. Rencana

perubahan dilakukan dengan sebagai berikut;

1. Perhitungan Kapasitas Produksi 45 Unit/Bulan.

Dari hasil analisis data sampling pada man hour

rata-rata dapat digunakan untuk perhitungan kapasitas

produksi 45 unit/bulan yaitu total jam kerja 376,3 jam

untuk 5 kelompok proses dengan jumlah man power

yang diperlukan 140 orang dan total base 31. Pada

kondisi ini perlu penambahan 6 jig setting bottom.

2. Rencana Layout Fabrikasi Kapasitas 45

Unit/Bulan Sebelum Perbaikan.

Gambar 4.2 menunjukkan rencana layout fabrikasi

HD LV 785 #2 45 unit/bulan yang berdasarkan total

base pada rencana perhitungan kapasitas produksi

fabrikasi HD LV 785 #2 45 unit/bulan sebelum

perbaikan.

Gambar 4.2. Rencana Layout Fabrikasi HD LV 785

#2 45 Unit/Bulan Sebelum Perbaikan

3. Kondisi Area fabrikasi.

Dari rencana layout pada gambar 5 terdapat 2 jig

yang berada di luar area yang ditandai dengan

lingkaran hijau serta perlu penambahan jig setting.

Dari perhitungan perbandingan tact time dan cycle

time juga didapat terjadi bottle neck pada proses

setting bottom. Perhitungan cycle time pada proses

setting bottom sebesar 7.1 jam/unit, lebih besar dari

tact time sebesar 5.83 jam/unit. Di area fabrikasi pada

saat proses setting bottom untuk HD LV 785 #2, wire

feeder untuk proses pengelasan harus dinaikkan dan

diturunkan menggunakan crane. Waktu frekuensi naik

turunya wire feeder yaitu 4x4 menit per pos setting

bottom .

4. Value Stream Mapping Current Condition

Value stream mapping current condition adalah

untuk mengambarkan proses produksi secara

keseluruhan sebelum dilakukan rencana perbaikan

selanjutnya. Gambar 4.3 menunjukkan Value stream

mapping current condition:

Gambar 4.3. Value Stream Mapping Current

Condition

Page 5: TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 DESEMBER 2018 …

5

TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra

DESEMBER 2018

Permasalahan yang muncul dalam value stream

mapping yaitu terjadinya bottleneck pada setting

bottom yang ditandai dengan warna merah pada

tulisan cycle time.

4.3. Analisis Sebab Akibat

Untuk mengetahui akar masalah, perlu dilakukan

analisis sebab akibat dari permasalahan yang terlihat

pada VSM current condition map. Akar masalah

dianalisi dengan menggunakan metode why why

analysis. Table 4.2 menunjukkan analisis dari sebab

akibat

Tabel 4.2. Analisis Sebab Akibat

4.4. Rencana Perbaikan

Dari permasalahan yang ada pada analisis sebab

akibat, maka dapat ditentukan rencana perbaikan

sesuai dengan table 4.3 berupa melakukan

keseimbangan lintas produksi dan modifikasi pada jib

weld yaitu peralatan penunjang proses pengelasan.

Tabel 4.3. Rencana Perbaikan

4.5. Implementasi Perbaikan

Implementasi perbaikan dilakukan sesuai dengan

rencana perbaikan seperti terlihat pada table 4.3.

Secara detail implementasi dijelaskan sebagai berikut:

1. Keseimbangan Lintas Produksi

Keseimbangan lintasan untuk proses fabrikasi HD

LV 785 #2 dilakukan dengan menghilangkan

bottleneck yang terjadi pada proses setting bottom.

Pada pengerjaan di pos setting bottom dipindahkan

pengerjaannya ke pos fabrikasi lain. Tabel 4.4

menunjukkan hasil dari pemindahan proses pada

proses fabrikasi HD LV 785 # 2.

Tabel 4.4 Pemindahan Proses

2. Usulan Modifikasi Jib Weld

Gambar 4.4 menunjukkan ilustrasi jib weld yang

akan dimodifikasi yang akan digunakan untuk

mengangkat wire feeder proses pengelasan di pos

setting bottom

Gambar 4.4. Ilustrasi Modifikasi Jib Weld

3. Perhitungan Kapasitas Produksi 45 Unit/Bulan

Implementasi perbaikan yang dilakukan digunakan

menjadi dasar perhitungan kapasitas produksi yang

baru. Dari hasil perhitungan didapat waktu kerja

sebesar 376,1 jam dengan total pekerja adalah 134

orang yang bekerja pada 29 base sehingga dapat

mencapai target kapasitas produksi sebesar 45 unit/

bulan.

4. Rencana Layout Fabrikasi Kapasitas 45

Unit/Bulan Setelah Perbaikan

Untuk membuat rencana layout yang perlu

diperhatikan adalah jumlah base yang akan digunakan

sesuai dengan perhitungan kapasitas produksi.

Gambar 4.5 menunjukkan hasil layout fabrikasi HD

LV 785 #2 45 unit/bulan setelah perbaikan:

No Problem Faktor Why 1 Why 2

1Terjadinya bottleneck pada

pos setting bottom.

Cycle time pos setting

bottom melebihi takt time

Belum adanya

keseimbangan lintas

produksi

2Tidak digunakanya Jib weld

pada pos Setting bottom.

Desain Jib weld tidak sesuai

dengan kebutuhan benda

kerja.

Desain jib weld kurang

menjakau posisi terjauh

dan fleksibilitasnya rendah.

Methode

No Akar masalah Requitment

1Belum adanya keseimbangan

lintas produksi

Melakukan keseimbangan lintas

produksi

2

Desain jib weld kurang

menjakau posisi terjauh dan

fleksibilitasnya rendah

Usulan modifikasi desain jib

weld

PROSES MH (Jam) PROSES MH (Jam)

1 SETTING BOTTOM FLOOR 36 84,7 34 68,7

2 FULL WELD BOTTOM FLOOR 15 49,1 15 49,1

4 SETTING FRONT WALL 19 5,7 19 5,7

5 FULL WELD FRONT WALL 13 11,2 13 11,2

6 SETTING SIDE WALL LH 15 5,6 15 5,6

7 FULL WELD SIDE WALL LH 9 10,2 9 10,2

8 SETTING SIDE WALL RH 15 5,6 15 5,6

9 FULL WELD SIDE WALL RH 9 10,2 9 10,2

10 SETTING PROTECTOR 8 3,6 8 3,6

11 FULL WELD PROTECTOR 20 11,0 20 11,0

12 SETTING ASSY TOTAL 28 21,6 28 21,6

13 FULL WELD TELUNGKUP 54 77,4 54 87,0

14 FULL WELD TERLENTANG 48 77,3 50 83,7

289 373,2 289 373,2

BASE

Total

BEFORE AFTER

Page 6: TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 DESEMBER 2018 …

6

TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra

DESEMBER 2018

Gambar 4.5. Rencana Layout Fabrikasi HD LV 785

#2 45 Unit/Bulan Setelah Perbaikan

Gambar 4.6. Value Stream Mapping Future State

5. Value Stream Mapping Future State

Value stream mapping future state berfungsi untuk

memvisualisasikan semua kondisi proses produksi

dengan menampilkan waktu proses, jumlah man

power serta aliran proses setelah terjadinya perbaikan.

Gambar 4.6 menunjukkan hasil value stream mapping

future state.

4.6. Hasil dan Evaluasi

Terdapat beberapa hasil yang didapat setelah

melakukan perbaikan. Table 4.5 dan 4.6 menunjukkan

perbandingan hasil perbaikan dari perbaikan tanpa

menggunakan VSM mapping (rencana 1) dan

perbaikan dengan menggunakan VSM mapping

(rencana 2) pada proses fabrikasi HD LV 785 #2:

Tabel 4.5. Hasil Perbaikan

Tabel 4.6. Hasil Perbaikan

Untuk menganalisis evaluasi hasil perbaikan,

penulis melakukan peninjauan perubahan pada faktor

SQCDMPE. Penjabaran dari SQCDMPE yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Safety

Implementasi modifikasi pada jib weld dapat

meningkatkan safety dengan mengurangi potensi

kecelakaan pada saat pemindahan wire feeder yang

awalnya dilakukan secara manual menjadi

pemindahan dilakukan dengan penggunaan jib weld.

2. Quality Tidak akan merubah kualitas dari produk yang

dihasilkan

3. Cost

Net Quality Income (NQI) adalah keuntungan

bersih yang didapatkan dari sebuah improvement yang

telah dilakukan. NQI yang didapat dari improvement

ini sebesar Rp. 296.059.920.

4. Delivery

Perubahan layout pada proses fabrikasi HD LV

785 #2 tidak berpengaruh pada sistem pengiriman

barang antar pos.

5. Morale

Dengan perbaikan yang dilakukan akan

memotivasi pekerja untuk meningkatkan kinerjanya.

6. Productivity

Dengan peningkatan efisiensi lini proses proses

fabrikasi HD LV 785 #2 dapat memotivasi pekerja

untuk lebih produktif.

7. Environment

Perubahan pada layout pada proses fabrikasi HD

LV 785# 2 mengoptimalkan penggunaan area kerja

yang ada.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Metode value stream mapping membantu dalam

perbaikan keseimbangan lintas produksi untuk

membuat rencana peningkatan kapasitas produksi

proses fabrikasi HD LV 785 #2 dari kapasitas 30

unit/bulan menjadi 45 unit/bulan. Hasil yang

didapatkan dari perbaikan proses fabrikasi HD LV 785

NO Faktor Rencana 1 Rencana 2

1 Man Hour (jam) 376,3 376,1

2 Efisiensi Line 77% 94%

3 Idle Time (jam) 21,06 4,76

4 Balance Delay 2,3% 0,5%

5 Smoothest Indeks 4,6 2,14

NO Faktor Tersedia Rencana 1 Rencana 2

1 Man Power (orang) 134 140 134

2 Total Base (pos) 29 31 29

Page 7: TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 DESEMBER 2018 …

7

TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra

DESEMBER 2018

#2 yaitu adanya peningkatan efisiensi line proses

fabrikasi HD LV 785 #2 dari 77% menjadi 94 % yang

ditandai oleh penurunan:

1) idle time dari 21,06 jam menjadi 4,71 jam.

2) balance delay dari 2,3% menjadi 0,5%.

3) smoothest indeks dari 4,6 menjadi 2,14.

5.2. Saran

Agar capaian dapat terukur perlu dilakukan

implementasi dari usulan perubahan sesuai dengan

future state map sehingga data aktual bisa didapat

untuk penelitian lebih lanjut. Perlu juga dilakukan

kajian dalam tentang waktu baku pada setiap pos untuk

memudahkan pengembangan lebih lanjut. Visual

control diperlukan untuk monitoring proses produksi

secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Tim Komunikasi ESDM. (2018, March)

Kementrian ESDM Web Site. [Online].

https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-

berita/maret-2018-harga-batubara-acuan-dan-

mayoritas-harga-mineral-acuan-naik

[2] M Rother and J Shook. (2003) Learning to see:

Value Stream Mapping to Crate Value and

Eliminate Muda. Brookline: The Lean Enterprise

Institute.

[3] Heizer and Render (2001). Manajemen Operasi.

Jakarta: Salemba Empat.

[4] Harnatalia. (2013). "Perencanaan Kapasitas

Produksi," Jurnal ilmiah mahasiswa UBAYA, pp.

1-20.

[5] Paneerselvam. 2012. PRODUCTION AND

OPERATIONS MANAGEMENT. New Delhi:

Asoka K.

[6] Nash and Poling. 2008. Mapping the Total Value

Stream: A Comprehensive Guide for Production

and Transactional Processes. New York: CRC

Press.

[7] Baroto. 2002. Perencanaan dan Pengendalian

Produksi. Jakarta: Ghalia Indonesia.