tekanan darah dan hubungannya yulitablok 8

40
Tekanan Darah dan hubungannya dengan Sitem Kardiovaskuler Yulita Hera (102011132) Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jln. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510 Tlp. 021- 56942061 Fax . 021-5631731 E_mail : [email protected] Skenario 3 Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke klinik untuk kontrol tekanan darah. Pada pemeriksaan fisik didapat : Tekanan darah : 160/90 mmHg, denyut nadi : 80x/menit, pernapasan : 20x/menit, suhu : 35,5◦C. Setelah melakukan pemeriksaan fisik dokter memberikan resep untuk mengontrol tekanan darah. Pendahuluan Sistem peredaran yang terdapat di tubuh kita terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan lain-lain. Jantung merupakan organ pemompa besar yang memelihara peredaran melalui seluruh tubuh. 1 Jantung manusia terdiri dari dua pompa, jantung kanan, yang menerima darah dari organ perifer dan memompanya untuk melalui paru, dan jantung kiri, yang menerima darah beroksigen 1

Upload: alfrida-ade-bunapa

Post on 26-Nov-2015

70 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Struktur makro dan mikro dari jantung memperjelas letak, bentuk, dan bagian-bagian jantung. Aktifitas jantung sendiri tidak bisa terlepas dari potensial aksi, siklus jantung, enzim, hormon, dan faktor-fator lain yang mempengaruhi tekanan darah.

TRANSCRIPT

Tekanan Darah dan hubungannyadengan Sitem Kardiovaskuler Yulita Hera (102011132)Fakultas kedokteranUniversitas Kristen Krida WacanaJln. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510Tlp. 021- 56942061 Fax . 021-5631731E_mail : [email protected] 3Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke klinik untuk kontrol tekanan darah. Pada pemeriksaan fisik didapat : Tekanan darah : 160/90 mmHg, denyut nadi : 80x/menit, pernapasan : 20x/menit, suhu : 35,5C.Setelah melakukan pemeriksaan fisik dokter memberikan resep untuk mengontrol tekanan darah.

PendahuluanSistem peredaran yang terdapat di tubuh kita terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan lain-lain. Jantung merupakan organ pemompa besar yang memelihara peredaran melalui seluruh tubuh.1 Jantung manusia terdiri dari dua pompa, jantung kanan, yang menerima darah dari organ perifer dan memompanya untuk melalui paru, dan jantung kiri, yang menerima darah beroksigen dari paru dan memompanya kembali ke organ perifer. Masing-masing pompa terdiri dari satu atrium dan satu ventrikel. Atrium berfungsi sebagai pompa primer yang mengisi ventrikel dengan darah. Ventrikel berkontraksi dan menimbulkan tekanan tinggi pada darah dan menyebabkan darah terdorong melalui sirkulasi.2 Darah di alirkan melalui pipa-pipa pembuluh darah yang menimbulkan adanya tekanan, baik tekanan tinggi yang disebut hipertensi, maupun tekanan rendah yang disebut hipotensi. Kedua tekanan tersebut juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor baik, faktor ekstrinsik dan intrinsik.Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu untuk mengetahui faktor yang berpengaruh pada peningkatan tekanan darah yang terjadi di dalam tubuh yang berasal dari luar (ekstrinsik) dan dalam tubuh (intrinsik). Hipotesis dari penulisan makalah ini adalah tekanan darah dipengaruhi sistem kardiovaskuler

PembahasanTekanan darah dan kardiovaskuler adalah hal yang tidak terpisahkan. Sebenarnya, tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah setiap satuan luas dinding pembuluh.1 Untuk bisa memahami kelainan maupun gangguan pada jantung, pembuluh darah, maupun hubungannya denga tekanan darah, terlebih dahulu harus mengerti bagian, mekanisme, hal apa saja yang berperan dalam sistem kardiovaskular.Makroskopik JantungJantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm serta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.2Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm di atas processus xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea midclavicularis.2Ruang dalam jantung dibagi menjadi 4, yaitu : 1. Atrium Kanan (Serambi Kanan)Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel kanan. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena kava superior, vena kava inverior dan sinus koronarius. Dalam muara vena kava tidak terdapat katup - katup sejati. Yang memisahkan vena kava dari atrium jantung ini hanyalah lipatan katup atau pita otot yang rudimenter. Oleh karena itu, peningkatan tekanan atrium kanan akibat bendungan darah di sisi kanan jantung akan dibalikan kembali ke dalam vena sikulasi sistemik. Sekitar 75% aliran balik vena kedalam atrium kanan akan mengalir secara pasif kedalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. 25% sisanya akan mengisi ventrikel selama kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara aktif ini disebut atrialkick. Hilangnya atrialkick pada disritmia jantung dapat menurunkan pengisian ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel.22. Ventrikel Kanan ( Bilik Kanan)Pada kontraksi ventrikel, setiap ventrikel harus menghasilkan kekuatan yang cukup besar untuk dapat memompa darah yang diterimanya dari atrium ke sirkulasi pulmonar maupun sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik, guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah kedalam arteria pulmonalis. Sirkulasi paruh merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah ventrikel kanan, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Oleh karena itu, beban kerja ventrikel kanan jauh lebih ringan dari pada ventrikel kiri. Akibatnaya, tebal dinding ventrikel kanan hanya 1/3 dari dinding ventrikel kiri. Untuk menghadapi tekanan paru yang meningkat secara perlahan, seperti pada kasus hipertensi pulmonar progresif maka sel otot ventrikel kanan mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatn resistensi pulmonar, dan dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus resistensi paru yang meningkat secara akut (seperti pada emboli paru masif) maka kemampuan pemompaan venrikel kanan tidak cukup kuat sehingga dapat tejadi kematian.23. Atrium Kiri (Serambi Kiri)Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat vena pulmonalis. Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan atrium kiri mudah membalik secara retrograd ke dalam pembuluh paru-paru. Peningkatan akut tekanan atrium kiri akan menyebabkan bendungan paru. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitralis.24. Ventrikel Kiri (Bilik Kiri)Ventrikel kiri menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulsi sistemik, dan mempertahankan aliran darah ke jaringan perifer. Ventrikel kiri mempunyai otot-otot yang tebal dengan bentuk yang menyerupai lingkaran sehingga mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Bahkan sekat pembatas kedua ventrikel (septum interventrikularis) juga membantu memperkuat tekanan ynang ditimbulkan oleh seluruh ruang ventrikel selama kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan ventrikel kiri meningkat sekitar lima kali lebih tinggi dari pada ventrikel kanan; bila ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnaya terjadi penurunan jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta.2Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari vena ke atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah terdiri dari jaringan ikat padat tertutup oleh endothelium untuk memastikan darah mengalir satu arah. Katup-katup terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan tekanan pintu satu arah. Gradient tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka, seperti anda membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya, sementara gradient tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup, seperti anda mendorong ke pintu sisi lain yang berlawanan untuk menutupnya. Perhatikan bahwa gradient ke arah belakang dapat mendorong katup menutup, tetapi tidak dapat membukanya.2,3Keempat katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik jantung. Ada 2 jenis katup : katup antrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium dengan ventrikel dan katup semilunaris, yang memisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup - katup ini membuka dan menutup secara pasif, menanggapi tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh darah jantung.2Seperti namanya, katup atrioventrikular (AV) terletak antara atrium dan ventrikel. Katup atrioventricular antara atrium kanan dan ventrikel kanan disebut katup trikuspid karena terdiri dari tiga daun katup (selebaran). Daun katup dari kedua katup ini tertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut kordatendinae. Kordatendinae akan meluas menjadi otot kapilaris, yaitu tonjolan otot pada dinding ventrikel. Kordatendinae menyokong katup pada waktu kontraksi ventrikel untuk mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium. Apabila kordatendinae atau otot papilaris mengalami gangguan, darah akan mengalir kembali ke dalam atrium jantung sewaktu ventrikel berkontraksi.2,3Katup atrioventrikular antara atrium kiri dan ventrikel kiri disebut katup (mitral) bikuspid. Ini memiliki dua katup yang bekerja dengan cara yang sama seperti ujung katup trikuspid. Agar darah bisa lewat dari atrium ke ventrikel, sebuah katup atrioventrikular harus membuka.3Pembukaan dan penutupan katup disebabkan perbedaan tekanan antarkatup. Ketika darah bergerak dari sebuah atrium ke ventrikel, katup didorong terbuka, otot papilares relaksasi, dan chorda tendinae mengendur. Ketika ventrikel berkontraksi, tekanan darah ventrikel mendorong katup ke atas sampai ujung-ujungnya bertemu dan menutup. Pada saat yang sama, kontraksi dari otot-otot papilares dan pengetatan chorda tendinae membantu mencegah katup membuka ke atas kembali ke atrium.3Di dekat asal batang paru dan aorta merupakan katup semilunar disebut katup pulmo dan katup aorta yang mencegah darah mengalir kembali ke jantung. Katup pulmo terletak pada pembukaan mana batang paru meninggalkan ventrikel kanan. Katup aorta terletak pada pembukaan antara ventrikel kiri dan aorta. Tepat di atas daun aorta, terdapat kantung menonjol dari dinding aorta dan arteria pulmonalis, yang disebut sinus valsalva. Muara arteria koronaria terletak di dalam kantung-kantung tersebut. Sinus-sinus ini melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun katup, pada waktu katup aorta terbuka. Setiap katup terdiri dari tiga semilunar (berbentuk setegah bulan) katup, katup semilunaris sama bentuknya; katup ini terdiri dari 3 daun katup simetris yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus. Katup semilunar juga membuat darah mengalir dalam satu arah saja - dalam hal ini, dari ventrikel ke arteri.32 kelompok pembuluh darah utama yang mengalirkan darah dari dan ke jantung2:1. Pembuluh Pulmonaris2. Pembuluh Sistemik1. Pembuluh pulmonaris Arteri pulmonaris > mengangkut darah kotor dari ventrikel kanan ke paru-paru. Vena pulmonaris > mengangkut darah bersih dari paru-paru ke atrium kiri. Paru-paru > tempat pertukaran gas CO2 dan O2.2. Pembuluh sistemikArteri sistemik membawa darah bersih dari ventrikel kiri ke sirkulasi sistemik melalui aorta, cabang-cabang aorta: a. koronaria: ke jantung a. karotis : ke leher, kepala dan otak a. subklavia : ke lengan dan daerah dada a. abdominalis: ke organ-organ abdomen a. iliofemoralis: ke panggung dan tungkaiVena sistemik membawa darah kotor kembali ke atrium kanan melalui vena kava superior dan vena kava inferior> vena yang bermuara ke v. kava superior: v. jugular : dari kepala v.subklavia dan inominatum: dari lengan dan dada > vena yang bermuara ke v. kava inferior : v. iliofemoralis: dari tungkai dan panggul.

Gambar 1. Bagian-bagian cor dan arah aliran darahSumber: http://www.medicotips.com/2012/03/analysis-of-cardiac-disease-symptoms.htmlMikroskopik JantungJantung merupakan organ berotot yang berkontraksi secara ritmik, yang memompa darah melalui sistem sirkulasi. Mempunyai fungsi menghasilkan sebuah hormon yang disebut faktor nutriuretik atrium.Dindingnya terdiri dari 3 lapisan tunika. Bagian yang paling dalam disebut endocardium, bagian tengah disebut dengan miocardium, dan bagian yang paling luar disebut dengan pericardium.4Endocardium bersifat homolog dengan intima pembuluh darah. Terdiri dari selapis sel endotel gepeng, yang berada di atas selapis tipis subendotel jaringan ikat longgar yang mengandung serat elastin dan kolagen, selain sel otot polos. Lapisan yang menghubungkan miokardium pada lapisan subendotel adalah selapis jaringan ikat, yang sering disebut lapisan subendokardium. Yang mengandung vena, saraf, dan cabang-cabang dari sistem penghantar-impuls jantung (sel-sel purkinje).4Miokardium merupakan tunika yang paling tebal dari jantung dan terdiri atas sel-sel otot jantung yang tersusun dalam lapisan yang mengelilingi bilik-bilik jantung dalam bentuk pilinan yang rumit.4Epikardium merupakan bagian luar jantung yang dilapisi oleh epitel selaps gepeng (mesotel) yang ditopang oleh selapis tipis jaringan ikat.Lapisan jaringan ikat longgar subepikardium mengandung vena, saraf, dan ganglia saraf. Jaringan adipose yang umumnya mengelilingi jantung memenuhi lapisan ini. Lapisan visceral pericardium yaitu membran serosa tempat jantung berada. Diantara lapisan visceral (epikardium) dan lapisan parietal, terdapat sejumlah kecil cairan yang memudahkan pergerakkan jantung.4Skeleton fibrosa jantung tediri atas jaringan ikat padat. Unsur utamanya adalah septum membranaseum, trigonum fibrosum, dan annulus fibrosus.4Divisi simpatis dan parasimpatis dari sistem saraf otonom menyarafi jantung dan membentuk pleksus yang tersebar luas dibasis jantung. Sel saraf ganglionik dan serabut saraf terdapat di dekat daerah nodus sinoatrial dan nodus atrioventrikular. Meskipun saraf ini tidak memengaruhi timbulnya denyut jantung, yaitu suatu proses yang dilakukan nodus sinoatrial (pacemaker), saraf tersebut memengaruhi irama jantung, saat berlangsungnya kegiatan olahraga dan stress emosional. Rangsang divisi parasimpatis (nervus vagus) memperlambat denyut jantung, sedangkang rangsang saraf simpatis mempercepat irama pacemaker.4Pembuluh DarahSistem sirkulasi darah dibagi atas peredaran darah pulmonal dan peredaran darah sistemik. Peredaran darah pulmonal yaitu menyalurkan darah dari jantung untuk menuju ke paru-paru. Peredaran darah sistemik yaitu menyalurkan darah ke seluruh organ atau jaringan tubuh dan dari seluruh tubuh untuk menuju ke jantung.41. Arteri Arteri merupakan serangkaian pembuluh eferen yang makin mengecil sewaktu bercabang, dan berfungsi untuk mengangkut darah, dengan nutrient dan oksigen menuju ke jaringan. Arteri di bagi menjadi arteri kecil (arteriol), arteri sedang (Muskular), arteri besar (Elastis).4 a. Arteri besar (elastis)Arteri besar (elastis) membantu menstabilkan aliran darah. Arteri besar mencakup aorta beserta cabang-cabang besarnya. Diameternya lebih dari 1 cm, rata-rata 2,5 cm. Tebal dindingnya rata-rata 2 mm. Warnanya kekuningan karena banyaknya elastin di bagian medianya. Lamina intima lebih tebal dibandingkan dengan lapisan intima di arteri sedang. Lamina elastika interna meskipun ada tidak terlihat jelas karena serupa dengan lamina-lamina elastika di lapisan media.4Tunika media terdiri atas serat-serat elastin dan sederetan lamina elastis yang berlubang-lubang dan tersusun melingkar, yang jumlahnya bertambah dengan meningkatnya usia (pada neonates berjumlah 40, pada orang dewasa berjumlah 70). Diantara lamina-lamina elastis terdapat sel-sel otot polos, serat retikulin, proteoglikan, dan glikoprotein. Tunika adventisia relatif kurang berkembang. Lamina elastis membantu fungsi penting yaitu agar influx darah lebih merata.4Arteri besar mempunyai fungsi menyalurkan darah, meredam tekanan yang disebabkan sistole jantung, menjaga agar aliran darah berjalan mulus atau tidak terhentak-hentak, disebut conducting arteries. Contoh arteri inominata, subclavia, arteri carotis communis, arteri iliaka.4b. Arteri sedang (muskular)Arteri ini dapat mengendalikan banyaknya darah yang menuju organ dengan mengontraksi atau merelaksasikan sel-sel otot polos tunika media. Diameternya 0,5 mm 1cm, rata-rata 0,4 mm, tebal dinding 1 mm. Tunika elastika interna dan eksterna tampak jelas, terutama tunika elastika interna karena lapisan ini merupakan komponen terluar dari tunika interna.4Tunika media dapat terdiri atas lapisan-lapisan sel otot polos sampai 40 lapisan. Sel-sel ini berbaur dengan lamina-lamina elastis (tergantung ukuran pembuluh) maupun serat-serat retikulin dan proteoglikan, yang dihasilkan serabut otot polos dalam jumlah yang bervariasi. Lamina elastika eksterna, yaitu komponen terakhir dari tunika media, hanya terdapat pada arteri muskular yang lebih besar.4Adventisia terdiri atas jaringan ikat kira-kira tebalnya sama dengan tebal tunika medianya. Kandungan kolagen yang lebih tinggi dngan fibroblas. Serat elastik terkonsentrasi di lamina elastika eksterna.4Arteri sedang mempunyai fungsi untuk membagi darah ke organ yang membutuhkannya (distributing arteries). Contoh pada arteri brakhialis, arteri ulnaris, dan arteri femoralis.4c. Arteriol (arteri kecil)Merupakan sebuah arteri yang umumnya mempunyai diameter kurang dari 0,5 mm dan memiliki lumen yang relatif sempit. Rata-rata mempunyai tebal 20 m. Lapisan subendotel tersebut sangat tipis. Pada arteriol yang sangat kecil, tidak terdapat lamina elastika interna, dan tunika media umumnya terdiri atas satu atau dua lapis sel otot polos yang melingkar, tidak ada lamina elastika eksterna. Di atas arteriol terdapat arteri kecil dengan tunika media yang lebih berkembang, dan lumennya lebih besar daripada lumen arteriol. Arteri kecil mempunyai sampai 8 lapis otot polos paa tunika media. Pada arteriol dan arteri kecil, tunika adventisianya sangat tipis.4Arteriol atau arteri kecil merupakan kunci yang mengontrol jumlah aliran darah. Arteriol mempunyai fungsi mendistribusikan darah ke jaringan organ-organ dalam dan mengontrol aliran darah ke dalam kapiler.42. Vena Merupakan suatu pembuluh darah yang membawa darah dengan tekanan rendah kembali jantung. Ada 3 tipe vena yaitu vena besar, vena sedang, vena kecil. Mempunyai tunika intima, media dan adventisia. Dinding vena lebih tipis daripada dinding arteri. Beberapa vena mempunyai katup untuk mencegah aliran darah balik.4a. Vena besarVena besar mempunyai tunika intima yang berkembang baik, tunika intima sama seperti vena sedang yang umumnya memiliki lapisan subendotel. Pada tunika media perkembangannya kurang sempurna, kadang tidak ada. Bila ada, struktur histologis mirip dengan vena sedang. Tunika medianya lebih tipis, dengan beberapa lapisan sel otot polos dan sejumlah jaringan ikat.5Tunika adventisia beberapa kali lebih tebal daripada tunika medianya. Terdiri atas jaringan ikat dengan serat kolagen tersusun longitudinal. Terdapat berkas otot polos yang sangat mencolok dan tersusun longitudinal.4b. Vena sedang Mempunyai diameter 1-2 mm. Pada tunika intima selapis sel endotel, kadang-kadang ada jaringan ikat di bawahnya. Tunika medianya jauh lebih tipis daripada arteri sedang, serat kolagen lebih menonjol daripada serat otot polos. Tunika adventisianya lebih tebal daripada tunika medianya, jaringan ikat dan beberapa otot polos.4

c. Vena kecil Vena kecil sel otot polos mula-mula selapis, kemudian lapisan otot polos bertambah banyak mengelilingi endotel. Diameter venula makin lama makin besar menjadi vena kecil.4

Mekanisme Siklus Jantung

Gambar 2. Siklus JantungSumber: Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta: EGC, 2012. h. 345

Jantung secara berselangseling berkoontraksi untuk mengosongkan isi dan berelaksasi untuk mengisi. Siklus jantung terdiri dari periode sistole (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastole (relaksasi dan pengisian jantung) bergantian. Atrium dan ventrikel dan mengalami siklus sistole dan diastole yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi otot jantung, sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi otot jantung. Pembahasan berikut berkaitan dengan berbagai proses yang terjadi secara bersamaan selama siklus jantung, termasuk perubahan tekanan, perubahan volume, aktivitas katup, dan bunyi jantung. Referensi (lihat gambar) akan mempermudah pembahasan ini. Yang akan dijelaskan hanyalah kejadian-kejadian di sisi kiri jantung, tetapi perlu diingat bahwa di sisi kanan jantung juga berlangsung kejadian yang sama, kecuali bahwa tekanannya lebih rendah. Pembahasan akan di awali dan diakhiri oleh diastole ventrikel untuk menyelesaikan satu siklus penuh jantung.5Selama diastole ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam keadaan diastole. Karena aliran masuk darah yang kontinu dari sistem vena ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemas ( lihat gambar ). Akibatnya, volume ventrikel perlahan-lahan meningkatkan bahkan sebelum atrium berkontraksi (titik 2). Pada akhir diastole ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan membentuk potensial aksi. Impuls sebagai gelombang P (titik 3). Depolarisasi atrium menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras lebih banyak darah ke dalam ventrikel, sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan atrium (titik 4). Proses pengabungan eksitasi-kontraksi terjadi selama jeda singkat antara gelombang P dan peningkatan tekanan atrium. Peningkatan tekanan ventrikel yang menyertai (titik 5) yang berlangsung bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh penambahan volume darah ke ventrikel oleh kontraksi atrium (titik 6 dan jantung B). selama kontraksi atrium, tekanan atrium tetap sedikit lebih tinggi daripada tekanan ventrikel, sehingga katup AV tetap tebuka.5Diastole ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di ventrikel pada akhir diastole (titik 7) dikenal sebagai volume diastolik akhir (end diastolik volume, EDV), yang besarnya sekitar 135 ml. selama siklus ini tidak ada lagi darah yang ditambahkan ke ventrikel. Dengan demikian, volume diastolik akhir adalah jumlah darah maksimum yang akan dikandung ventrikel selama siklus ini.5Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melaui nodus AV dan sistem penghantar khusus untuk merangsang ventrikel. Secara simulat, terjadi kontraksi atrium telah selesai. Kompleks QRS yang mengawali eksitasi ventrikel ini (titik 8), menginduksi kontraksi ventrikel. Kurva tekanan ventrikel menigkat secara cepat segera setelah kompleks QRS muncul. Mengisyaratkan pemulaan sistole ventrikel (titik 9). Jeda singkat antara kompleks QRS dan awitan sebenarnya sistole ventrikel adalah waktu yang diperlukan untuk berlangsung proses pengabungan eksitasi-kontraksi. Ketika kontraksi ventrikel dimulai, tekanan ventrikel segera melebihi tekanan atrium. Perbedaan tekanan yang terbalik ini mendorong ketup AV menutup (titik 9).5Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV telah tertutup, tekanan harus teus meningkat sebelum tekanan tersebut dapat melebihi tekanan aorta untuk membuka katup aorta. Dengan demikian, terdapat periode waktu singkat antara penutupan katup AV dan pembukaan katup aorta pada saat ventrikel menjadi suatu bilik tertutup (titik 10). Karena katup tertutup, tidak ada darah yang mesuk atau keluar ventrikel vebtrikel selama waktu ini. Interval ini disebut sebagai periode kontraksi ventrikel isovolumetrik (isovolumetric berarti volume dan panjang konstan) (jantung C). Karena ada darah yang masuk atau keluar ventrikel, volume bilik ventrikel tetap dan penjang serat-serat otot juga tetap. Keadaan isovolumetrik ini serupa dengan kontraksi isometrik pada otot rangka. Selama periode kontraksi ventrikel isovolumeatrik, tekanan ventrikel terus meningkat karena volume tetap (titik 11).5Pada saat tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta (titik 12), katup aorta dipaksa membuka dan darah mulai menyemprot (jantung D), karva tekanan aorta meningkat ketika darah dipaksa berpindah dari ventrikel ke dalam aorta lebih cepat daripada darah yang mengalir ke pembuluh-pembuluh yang lebih kecil di ujung yang lain (titik 13). Volume ventrikel berkurang secara drastis sewaktu darah dengan cepat dipompa ke luar (titik 14). Sistole ventrikel dan fase ejeksi (penyedotan) ventrikel.5Ventrikel tidak mengosongkan diri secara sempurna selama penyemprotan. Dalam keadaan normal, hanya sekitar separuh dari jumlah darah yang terkandung di dalam ventrikel pada akhir diastole dipompa ke luar selama sistole. Jumlah darah yang tersisa di ventrikel pada akhir sistole ketika fase ejeksi usai disebut sebagai volume sistolik akhir (and-sistolik volume, EVS),yang besarnya sekitar 65 ml (titik 15). Ini adalah jumlah darah paling sedikit yang terdapat di dalam ventrikel selama siklus ini.5Jumlah drah yang dipompa ke luar dari setiap ventrikel pada setiap kontraksi sikenal sebagai volume / isi sekuncup (stroke volume, SV); SC setara dengan volume diastolik akhir dikurangi volume sistolik akhir; dengan kata lain, perbedaan antara volume setelah darah di ventrikel sebelum kontraksi dan volume setelah kontraksi adalah jumlah darah yang disemprotkan selama kontraksi. Pada contoh kita, volume diastolik akhir adalah 135 ml, volume sistolik akhir 65 ml, dan volume secukup adalah 70ml.5Gelombang T menandakan repolarisasi yang terjadi di akhir sistole ventrikel (titik 16). Ketika ventrikel mulai berelaksasi karena repolarisasi, tekanan ventrikel turun dibawah tekanan aorta dan katup aorta menutup (titik 17). Penutupan katup aorta menimbulkan gangguan atau takik pada kurva tekanan aorta (titik 18) yang dikenal sebagai takik dikrotik (ditrotik notch). Tidak ada lagi darah yang keluar dari ventrikel selama siklus ini karena katup aorta telah tertutup. Namun katup AV belum terbuka karena tekanan ventrikel masih lebih tinggi daripada tekana atrium. Dengan demikian, semua katup sekali lagi tertutup dalam waktu singkat yang dikenal sebagai relaksasi ventrikel isovolumentrik (titik 19 dan jantung E). panjang serat otot dan volume bilik (titik 20) tidak berubah. Tidak ada darah yang masuk atau ke luar seiring dengan relaksasi ventrikel dan tekanan terus turun. Sewaktu tekanan ventrikel turun sibawah tekanan atrium, katup AV membuka (titik 21) dan pengisian ventrikel terjadi kembali. Diastole ventrikel mencakup periode relaksasi ventrikel isovolumetrik dan fase pengisian ventrikel.5Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi secara bersamaan, sehingga atrium berada dalam diastole ventrikel sepanjang sistole ventrikel. Darah terus mengalir dari vena pulmonalis ke dalam atrium kiri. Karena darah yang masuk ini terkumpul di atrium, tekanan atrium terus meningkat (titik 22). Sewaktu AV terbuka pada akhir sistole ventrikel, darah darah yang terkumpul di atrium selama sistole ventrikel dengan cepat mengalir ke ventrikel. Dengan demikian, mula-mula pengisian ventrikel berlangsung cepat (titik 23) karena peningkatan tekanan atrium akibat penimbunan darah di atrium. Kemudian pengisian ventrikel melambat (titik 24) karena darah yang tertimbun tersebut telah disalurkan ke ventrikel, dan tekanan atrium mulai turun. Selama periode penurunan pengisian ini, darah terus mengalir dari vena-vena pulmonalis ke dalam atrium kiri dan melalui katup AV yang terbuka ke dalam ventrikel kiri. Selama diastole ventrikel tahap akhir, sewaktu pengisian ventrikel berlangsung lambat, nodus SA kembali mengeluarkan potensial aksi (titik 25) dan siklus jantung dimulai kembali.5Sebagian besar pengisian ventrikel harus terjadi pada awal diastole saat fase pengisian cepat. Ketika kecepatan denyut jantung meningkat, durasi diastole berkurang jauh lebih besar daripada penurunan lama sistole. Sebagai contoh, apabila kecepatan denyut jantung meningkat dari 75 menjadi 180 kali per menit, durasi diastole berkurang sekitar 75% dari 500 mdet menjadi 125 mdet. Hal ini sangat mengurangi waktu yang tersedia untuk relaksasi dan pengisian ventrikel. Namun, karena sebagai besar pengisian ventrikel terjadi pada awal diastole, pengisian tidak terlalu terganggu ketika kecepatan denyut jantung meningkat, misalnya ketika berolahraga.5Namun, terdapat batas sampai seberapa cepat dapat berdenyut tanpa mengalami penurunan periode diastole sampai ke titik tertentu pengisian ventrikel sangat terganggu.pada kecepatan denyut jantung yang melebihi 200 kali per menit, waktu diastolik terlalu singkat untuk pengisian ventrikel yang adekuat. Apabila pengisian tidak adekuat, curah jantung berkurang. Dalam keadaan normal, kecepatan ventrikel tidak melebihi 200 kali per menit karena periode refrakter nodus AV yang relatif lama tidak akan memungkinkan pengahantaran impuls ke ventrikel lebih cepat dari pada tingkat tersebut.5Aktifitas Jantunga. Aktivitas Listrik Jantung (Sistem Konduksi)Nodus sinoatrium adalah pemacu jantung normalJantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang sering dikenal sebagai otoritmisitas.5Terdapat 2 jenis khusus sel otot jantung5 :1. 99% sel otot jantung adalah sel kontraktif, yang melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi.2. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membrannya tetap berada pada potensial istirahat yang konstan yang kecuali apabila dirangsang. Sel-sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut memperlihatkan aktivitas pemacu (pacemaker activity), yaitu membran mereka secara perlahan mengalami depolarisasi, atau bergeser, atara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, pada saat membran mengalami potensial aksi. Melalui siklus pergeseran dan pembentukan potensial aksi yang berulang-ulang tersebut, sel-sel otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensial aksi, yang kemudia menyebar ke seluruh jantung untuk mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan saraf apapun.5Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan dilokasi-lokasi berikut ini5:1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang (muara) vena kava superior.2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus didasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas peraturan atrium dan ventrikel.3. Berkas his (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan kebawah melalui spetum, melingkari ujung bilik septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang diding luar.4. Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas his dan menyebar keseluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.

Gambar 3. Sistem Penghantar Khusus pada JantungSumber: http://www.drtummy.com/index.php?option=com_content&view=article&id=515:the-electrical-sistem-of-the-heart&catid=77:headers&Itemid=58Pada perbandingan dua sel otoritmik, sel A memiliki kecepatan depolarisasi yang lebih besar dan dengan demikian, sel A mencapai ambang lebih cepat dan menghasilkan potensial aksi lebih cepat dari pada sel B. Sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi terletak di nodus SA. Sekali potensial aksi timbul disalah satu otot jantung, potensial aksi tersebut akan menyebar ke seluruh miokardium melalui gap junction dan sistem penghantar khusus. Oleh karena itu, nodus SA, yang dalam keadaan normal memperlihatkan kecepatan otoritmisitas tertinggi, yaitu 70-80 potensial aksi/menit, menjalankan bagian jantung sisanya dengan kecepatan ini dikenal sebagai pemacu (pacemaker, penentu irama) jantung. Jaringan otoritmik lain tidak mampu menjalankan kecepatan mereka yang rendah, karena mereka sudah diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum mereka mencapai ambang dengan irama mereka yang lebih lambat.5Analogi berikut memperlihatkan bagaimana nodus SA mendorong bagian jantung lain dengan kecepatan pemacunya. Misalnya sebuah kereta terdiri dari seratus gerbong, tiga diantaranya adalah lokomotif yang mampu berjalan sendiri, Sembilan puluh tujuh gerbong lainya harus ditarik agar dapat bergerak. Salah satu lokomotif (nodus SA) dapat berjalan sendiri 70 mil/jam, lokomotif lain (nodus AV) 50 mil/jam dan lokomotif terakhir (serabut purkinje) 30 mil/jam. Apabila seluruh gerbong tersebut disatukan lokomotif yang mampu berjalan dengan kecepatan 70 mil/jam akan menarik gerbong lainya dengan kecepatan tersebut. Lokomotif yang bergerak lebih lambat akan tertarik dengan kecepatan lebih tinggi oleh lokomotif tercepat dan demikian, tindak mampu berjalan dengan kecepatan mereka sendiri yang lebih lambat selama mereka ditarik oleh lokomotif tercepat. Kesembilan puluh tujuh gerbong lainya (sel-sel pekerja kontraktil, nonotoritmik), yang tidak mampu berjalan sendiri, akan berjalan dengan kecepatan apapun yang ditentukan oleh lokomotif tercepat yang menarik mereka.5Apabila karena suatu hal lokomotif tercepat rusak (kerusakan pada nodus SA), lokomotif tercepat kedua (nodus AV) akan mengambil alih dan kereta akan berjalan dengan kecepatan 50 mil/jam yaitu, apabila nodus SA nonfungsional. Nodus AV akan menjalankan aktivitas pemacu. Jaringan otoritmik bukan nodus SA adalah pemacu laten yang dapat mengambil alih, walaupun dengan kecepatan yang lebih rendah, apabila pemacu normal tidak bekerja. Apabila hantaran impuls antara atrium dan ventrikel terhambat, atrium akan terus berdenyut dengan kecepatan 70 kali/menit, dan jaringan ventrikel, yang tidak dijalankan oleh kecepatan nodus SA yang lebih tinggi, berdenyut dengan kecepatan 30 kali/menit yang dimulai oleh sel otoritmik ventrikel (serabut purkinje). Situasi ini dapat diperbandingkan dengan rusaknya lokomotif kedua (nodus AV), sehingga lokomotif utama (nodus SA) terputus dari lokomotif ketiga (serabut purkinje) dan gerbong lainya. Lokomotif utama terus melaju dengan kecepatan 70 mil/jam sementara bagian kereta lainya berjalan dengan kecepatan 30 mil/jam. Fenomena seperti itu, yang dikenal sebagai blok jantung total (complete heart block), timbul apabila jaringan penghantar antara atrium dan ventrikel rusak dan tidak berfungsi. Kecepatan denyut ventrikel 30 kali/menit hanya akan dapat menunjang gaya hidup yang sangat santai pada kenyataanya pasien biasanya menjadi koma. Pada keadaan-keadaan dengan kecepatan denyut jantung sangat rendah, misalnya kegagalan nodus SA atau blok jantung, dapat digunakan alat pacu buatan (aktifisial pacemaker). Alat yang ditanam tersebut secara ritmis menghasilkan impuls yang menyebar ke seluruh jantung untuk menjalankan baik atrium maupun ventrikel dengan kecepatan lazim.5Penyebaran eksitasi jantung dikoordianasi untuk memastikan agar pemompa efisienAgar jantung berfungsi secara efisien, penyebaran eksitasi harus mempunyai tiga kriteria5 :1. Eksitasi dan kontraksi atrium harus selesai sebelum kontraksi ventrikel dimulai.2. Eksitasi serat-serat otot jantung harus dikoordinasi untuk memastikan bahwa setiap bilik jantung berkontraksi sebagai satu-kesatuan untuk menghasilkan daya pompa yang efisien.3. Pasangan atrium dan pasangan ventrikel harus secara fungsional harus terkoordinasi, sehingga kedua anggota pasangan tersebut berkontraksi secara simultan.Eksitasi atriumSuatu potensial aksi yang berasal dari nodus SA pertama kali menyebar ke kedua atrium, terutama dari sel ke sel melalui gap junction. Selain itu, beberapa jalur penghantar khusus yang batasnya tidak jelas mempercepat penghantar impuls melalui atrium5 : Jalur antaratrium berjalan dari nodus SA di dalam atrium kanan ke atrium kiri. Karena adanya jalur ini, gelombang eksitasi dapat menyebar melintasi gap junction diseluruh atrium kiri pada saat yang sama dengan penyebara eksitasi di atrium kanan. Hal ini memastikan bahwa kedua atrium mengalami depolarisasi untuk berkontraksi sedikit banyak secara simultan. Jalur antarnodus berjalan dari nodus SA ke nodus AV. Nodus AV adalah satu-satunya titik kontak listrik antara atrium dan ventrikel dengan kata lain karena atrium dan ventrikel secara struktural dihubungkan oleh jaringan ikat yang tidak menghantarkan listrik, satu-satunya cara agar potensial aksi dapat menyebar ke ventrikel adalah dengan melawati nodus AV. Jalur penghantar antarnodus mengarahkan penyebaran potensial aksi yang berasal dari nodus SA ke nodus AV untuk memastikan kontraksi sekuensial ventrikel setelah kontraksi atrium.Transmisi antara atrium dan ventrikelPotensial aksi relatif lebih lamabat melalui nodus AV. Kelambanan ini menguntungkan karena menyediakan waktu agar terjadi pengisisn ventrikel sempurna impuls tertunda sekitar 0,1 detik (perlambatan nodus AV, AV noday delay) yang memungkinkan atrium mengalami depolarisasi sempurna dan berkontraksi, mengosongkan isi mereka ke dalam ventrikel, sebelum depolarisasi dan kontraksi ventrikel terjadi.5Eksitasi ventrikelSetelah perlambatan tersebut, impuls dengan cepat berjalalan melalui berkas his dan ke seluruh miokardium ventrikel melalui serabut-serabut purkinje.5Sistem penghantar ventrikel lebih terorganisasi dan lebih penting dari pada jalur penghantar antaratrium dan antar nodus. Karena masa ventrikel jauh lebih besar dari pada masa atrium harus terdapat sistem penghantar yang cepat untuk segera menyebarkan eksitesi di ventrikel. Jika proses depolarisasi ventrikel keseluruhan bergantung pada penyebaran impuls sel ke sel melalui gap junction, jaringan ventrikel yang berdekatan dengan nodus AV akan tereksitasi dan berkontraksi sebelum impuls sampai ke apeks jantung. Hal ini tentu saja menyebabkan pemompaan tidak efektif. Perambatan potensial aksi secara cepat melalui berkas his dan pendistribusianya secara difusi dan cepat keseluruh jaringan purkinje menyebabkan pengaktifan sel-sel miokardium ventrikel di kedua bilik hampir terjadi secara bersamaan. Hal ini memastikan bahwa kontraksi yang terjadi adalah tunggal, terkoordinasi, dan mulus yang dapat secara efisien menyemprotkan darah ke dalam sirkulasi paru dan sistemik pada saat yang sama.5Fungsi, Sirkulasi, Enzim, dan Pompa JantungSirkulasi paruDarah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah tersebut telah diambil O2-nya dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup trikuspidalis ke ventrikel kanan, yang memompanya ke luar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini melalui katup bikuspid atau mitral kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semua sistem tubuh kecuali paru.6Sirkulasi sistemikDarah kaya oksigen kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semua sistem tubuh kecuali paru melalui arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri yag disebut aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh.5Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai produk buangan atau produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Kemudian darah yang menjadi kekurangan O2 dan mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung dan memasuki siklus paru. Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus yang sama setiap saat.5Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume darah yang beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan memiliki volume yang sama dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru adalah sistem yang memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah sistem yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi. Oleh karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam sistem dengan resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.5Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup jantung terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka sedangkan gradien tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup.5EnzimEnzim-enzim yang ada pada jantung6:1. Laktat dehidroginase, adalah enzim intraseluler yang terdapat pada hampir semua sel yang bermetabolisme dengan konsentrasi tinggi dijumpai di ujung jantung, otot rangka, hati, ginjal, otak, dan sel darah merah. LDH merupakan suatu molekul tetrametrik yang mengandung empat subunit dari dua bentuk: H (jantung) dan M (otot) yang berkombinasi menghasilkan lima isoenzim: LDH 1 dan LDH 2 terdapat pada jantung, eritrosit, dan otak; LDH 3 terdapat pada paru, otak, ginjal, limpa, pancreas, adrenal, dan tiroid; LDH 4 dan 5 terdapat pada hati, otot rangka, ginjal, dan ileum.2. Glutamic oxaloacetic transaminase, merupakan enzim yang dijumpai pada otot, jantung, dan hati. Pada infrak jantung GOT akan meningkat setelah 10 jam dan mencapai puncaknya 24- 48 jam setelah infrak. GOT akan normal kembali setelah 4 6 hari jika tidak terjadi infrak tambahan.3. Creatinin kinase MB, dalam keadaan normal ditemukan di dalam otot jantung dan dilepaskan ke dalam darah jika terjadi kerusakan jantung. Peningkatan enzim ini akan tampak dalam waktu 6 jam setelah serangan jantung dan akan menetap selama 36 48 jam. Kadar enzim ini biasanya diperiksa pada saat penderita masuk rumah sakit dan setiap 6 8 jam selama 24 jam brikutnya.Pengaturan Kerja JantungKontrol intrinsik Kontrol intrinsik ini bergantung pada hubungan panjang-tegangan otot jantung, yang serupa dengan yang terjadi pada otot rangka. Penentu utama panjang serat otot jantung adalah derajat pengisian diastole. Semakin besar pengisian diastole, semakin besar volume diastole akhir dan semakin terenggang jantung. Semakin terenggang jantung semakin besar panjang awal serat otot sebelum kontraksi. Peningkatan panjang menghasilkan peningkatan kekuatan pada kontraksi selanjutnya sehingga isi sekuncup juga meningkat. Hubungan intriksik antara EDV dan isi sekuncup ini dikenal sebagai hukum frank-straling jantung. Hukum ini menyatakan bahwa jantung dalam keadaan normal memompa ke luar sewaktu diastole; peningkatan aliran balik vena meningkatkan isi sekuncup.5Kontrol Ekstriksik (saraf simpatis dan parasimpatis)Persarafan Jantung Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis, parasimpatis dan sistem saraf otonom melalui pleksus kardiakus. Saraf simpatis berasal dari trunkus simpatikus bagian servikal dan torakal bagian atas dan saraf simpatis berasal dari n. vagus. Serabut eferen post-ganglion berjalan ke nodus sinus artialis dan nodus atrionventrikularis yang tersebar ke bagian jantung yang lain. Serabut eferen berjalan bersama nervus vagus dan berperan sebagai refleks kardiovaskular yang berjalan bersama saraf simpatis.3Sistem kardiovaskular banyak dipersarafi oleh serabut-serabut sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu; sistem parasimpatis dan simpatis dengan efek yang saling berlawanan dan bekerja bertolak belakang untuk mempengaruhi perubahan pada denyut jantung. Contohnya, stimulasi sistem simpatis bisanya disertai oleh hambatan sistem parasimpatis. Sebaliknya stimulasi parasimpatis dan hambatan simpatis merupakan dua kejadian yang terjadi serentak. Kerja yang bertolak belakang ini mempertinggi ketelitian pengaturan saraf oleh sistem saraf otot.3Baroreseptor / presoreseptor, terletak di lengkung aorta dan sinus karotikus. Reseptor ini peka sekali terhadap perubahan dinding pembuluh darah akibat perubahan tekanan arteri. Kemoreseptor yang terletak dalam badan karotis dan aorta, terangsang melalui penurunan kadar oksigen dalam arteria, peningkatan tekanan karbondioksida dan peningkatan kadar ion hidrogen (penurunan pH darah). Apabila reseptor terangsang akan timbul dua jenis respons refleks: peningkatan kecepatan denyut jantung (refleks Bainbridge) dan dieresis, yang menyebabkan penurunan volume. Jalur aferen dalam nervus vagus dan glosopharingeus membawa impuls dari reseptor ke otak. Pusat vasomotor atau pusat pengaturan kardioaskular terletak pda bagian atas medulla oblongata dan pons bagian bawah. Pusat kardioregulator ini menerima impuls dari baroresesptor dan kemoreseptor, dan meneruskanya ke jantung dan pembuluh darah melalui serabut saraf parasimpatis dan simpatis. Pusat-pusat otak yang lebih tinggi seperti korteks serebri dan hipotalamus juga dapat mempengaruhi aktivitas saraf otonom melalui medulla oblongata. Reseptor terletak pada sistem penghantar jantung, miokardium dan otot polos pembuluh darah. Stimulasi reseptor akan mengubah denyut jantung, kecepatan konduksi AV, kekuatan kontraksi miokardium dan diameter pembuluh darah. Serabut-serabut parasimpatis mempersarafi nodus SA, otot-otat atrium, dan nodus AV melalui nervus vagus. Serabut parasimpatis juga meluas sampai ke otot ventrikal, tetapi jalur ini tampaknya kurang memiliki makna.Serabut simpatis menyebar keseluruh sistem konduksi dan miokardium, juga pada otot polos pembuluh darah. Stimulasi simpatis atau adrenergik juga menyebabkan melepasnya epinefrin dan beberapa norepinefrin dari medulla adrenal. Respons jatung terhadap stimulasi simpatis diperantai oleh pengikatan norepinefrin dan epinefrin ke reseptor adrenergik tertentu: reseptor alfa terletak pada sel-sel otot polos pembuluh darah, menyebabkan terjadinya vasokonstriksi dan reseptor beta yang terletak pada nodus AV, nodus SA, dan miokardium, menyebabkan peningkatan denyut jantung, peningkatan kecepatan hantaran melewati nodus AV, dan peningkatan kontraksi miokardium, stimulasi reseptor ini menyebabkan vasodilatasi. Hubungan sistem saraf simpatis dan parasimpatis bekerja untuk menstabilkan tekanan darah arteri dan curah jantung untuk mengatur aliran darah sesuai kebutuhan tubuh. Curah jantung dan tekanan arteria dapat ditinggikan melalui rangsangan pada saraf simpatis dan hambatan pada saraf parasimpatis. Hal ini dapat menigkatkan kecepatan denyut jantung, meningkatkan kekuatan kontraksi, dan vasokonstriksi. 3Faktor-Faktor Pengaruh Tekanan DarahTekanan arteri rata-rata merupakan tenaga utama yang mendorong darah ke jaringan. Tekanan tersebut harus dijaga karena jika terlalu lemah, aliran darah tidak akan adekuat ke organ dan jaringan. Sementara jika berlebih, jantung akan bekerja terlalu keras serta terjadi peningkatan resiko kerusakan vascular maupun rupturnya pembuluh darah kecil. Tekanan ini ditentukan oleh dua faktor yaitu cardiac output dan resistensi perifer total (TPR).5Karena tergantung dengan cardiac output dan derajat vasokonstriksi arteriol, jika arteriol dalam suatu organ berdilatasi, arteriol di organ lain harus berkontriksi untuk tetap menjaga tekanan darah yang adekuat. Tekanan yang adekuat tersebut tidak hanya membantu darah untuk terbawa ke organ yang bervasodilatasi, tapi juga ke otak yang bergantung pada volume darah yang konstan. Oleh karena itu, walaupun organ-organ membutuhkan darah secara bervariasi, sistem kardiovaskular selalu menjaga supaya tekanan darah tetap konstan.5Tekanan arteri rata-rata secara konstan dimonitor oleh baroreseptor di dalam sistem sirkulasi. Saat deviasi terdeteksi, respon refleks multiple akan terinisiasi untuk mengembalikan kenilai normal. Penentuan jangka pendek yang terjadi dalam hitungan detik terjadi karena perubahan cardiac output dan resistensi perifer total yang dimediasi oleh sistem saraf otonom yang mempengaruhi jantung, vena dan arteriol. Jangka panjang, yang terjadi dalam hitungan menit sampai hari, melibatkan penentuan total volume darah dengan memulihkan garam normal dan keseimbangan air melalui mekanisme yang mengatur output urin dan rasa haus.5Berikut adalah faktor-faktor fisiologis utama yang dapat mempengaruhi tekanan darah.71. Pengembalian darah melalui vena / jumlah darah yang kembali ke jantung melalui vena. Jika darah yang kembali menurun, otot jantung tidak akan terdistensi, kekuatan ventricular pada fase sistoleik akan menurun dan tekanan darah akan menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh perdarahan berat. Pada keadaan tidur atau berbaring di mana tubuh dalam keadaan posisi orizintal, pengembalian darah ke jantung melalui vena bisa dipertahankan dengan mudah, Tapi ketika berdiri aliran vena kembali ke jantung mengalami tahanan lain, yaitu gravitasi. Terdapat tiga mekanisme membantu pengembalian darah melalui vena, yakni kontriksi vena, pompa otot rangka, dan pompa respirasi.2. Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung. Secara umum, apabila frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung meningkat, tekanan darah ikut meningkat. Inilah yang terjadi saat exercise. Akan tetapi, apabila jantung berdetak terlalu kencang, ventrikel tidak akan terisi sepenuhnya diantara tekanan, sehingga curah jantung dan tekanan darah akan menurun.3. Resistensi prefer. Yaitu resistensi dari pembuluh darah bagi aliran darah. Arteri dan vena biasanya sedikit terkonstriksi, sehingga tekanan darah diastole normal.4. Elastisitas arteri besar. Saat ventrikel kanan berkontraksi, darah yang memasuki arteri besar akan membuat dinding arteri berdistensi. Dinding arteri bersifat ealstik dan dapat menyerap sebagian gaya yang dihasilkan aliran darah. Elastisitas ini menyebakan tekanan diastole yang meningkat dan sistole yang menurun, Saat ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri juga akan kembali ke ukuran awal, sehingga tekanan diastole tetap berada di batas normal.5. Viskositas darah. Viskositas darah normal bergantung pada keberadaan sel darah merah dan protein plasma, terutama albumin. Kadar sel darah merah yang terlalu tinggi pada seseorang, sehingga menyebabkan peningkatan viskositas darah dan tekanan darah, sangatlah jarang, akan tetapi masih dapat terjadi pada kondisi polisitemia vena dan perokok berat. Kekurangan sel darah merah, seperti pada kondisi anemia akan menyebakan kondisi berbalik dari sebelumnya. Pada saat kekurangan, mekanisme penjaga tekanan darah seperti vasokonstriksi akan terjadi untuk mempertahankan tekanan darah normal.6. Kehilangan darah. Kehilangan darah dalam jumlah kecil, seperti saat donor darah, akan menyebabkan penurunan tekanan darah sementara, yang akan langsung dikompensasi dengan peningkatan tekanan darah dan peningkatan vasokonstriksi, akan tetapi, setelah perdarahan berat, mekanisme kompensasi ini takkan cukup untuk mempertahankan tekanan darah normal dan alirah darah ke otak. Walaupun seseorang dapat selamat dari kehilangan 50 dari total darah tubuh, kemungkinan terjadinya cedera otak meningkat karena banyak pembuluh darah yang hilang dan tidak dapat diganti segera.7. Hormon. Beberapa hormon memiliki efek terhadap tekanan darah. Contohnya, pada saat stres, medulla elenjar adrenal akan menyekresikan norepinefrin dan epinefrin, yang keduanya akan menyebabkan vasokonstriksi sehingga meningkatkan tekanan darah. Selain vasokonstriksi, epinefrin juga berfungsi meningkatkan heart rate dan gaya kontraksi. Hormon lain yang berperan adalah ADH yang disekresikan oleh kelenjar hipofisi posterior saat tubuh mengalami kekurangan cairan. ADH akan meningkatkan reabsorbsi cairan pada ginjal sehingga tekanan darah tidak akan semakin turun. Hormon lain, aldosteron, memiliki efek serupa pada ginjal, di mana aldostreon akan mempromosikan reabsorpsi Na+, lalu air akan mengiuti ion Na+ ke darah.Tekanan ArteriTekanan pada aorta serta dalam brachial dan arteri besar lainnya pada manusia dewasa muda bisa mencapai nilai puncak (tekanan sistole) seitar 120 mmHg selama siklus jantung dan bisa menurun minimal sampai sekitar 70 mmHg (tekanan diastole). Penulisan nilai tekanan darah pada pengukuran diawali dengan tekanan sistole diikuti diastole, misalnya120/70 mmHg. Perbedaan antara tekanan sistole dan diastole yang normalnya adalah sekitar 50mmHg disebut dengan tekanan nadi. Sementara itu, tekanan arteri rata-rata adalah tekanan rata-rata pada keseluruhan siklus jantung. Karena sistole lebih pendek daripada diastole, tekanan rata-rata kurang dari setegah tekanan sistole ditambah diastole. Nilainya mendekati nilai tekanan diastole ditambah sepertiga tekanan nadi.8Tekanan darah akan menurun sedikit pada arteri berukuran besar atau sedang karena kecilnya resistensi untuk mengalir. Sementara itu, pada arteri kecil dan arteriol, tekan darah akan menurun drastis karena di sana merupakan tempat utama resistensi perifer yang melawan pompa jantung. Mean pressure pada ujung aretoil adalah sekitar 30-38 mmHg. Tekanan nadi juga akan menurun hibgga menjadi 5 mmHg pada ujung arteiol. Besarnya penurunan tekanan bervariasi tergantung apakah arteriol berdilatasi atau berkosntriksi.8Pengukuran Tekanan DarahTekanan darah hampir selalu dapat dinyatakan dalam millimeter air raksa (mmHg) karena manometer air raksa telah dipakai sejak lama sebagai rujukan untuk pengukuran tekanan. Sebenarnya, tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah setiap satuan luas dinding pembuluh. Tekanan dalam pembuluh sebesar 50 mmHg berarti daya yang dihasilkan cukup untuk mendorong kolom air raksa melawan gravitasi sampai setinggi 50 mm.1KesimpulanStruktur makro dan mikro dari jantung memperjelas letak, bentuk, dan bagian-bagian jantung. Aktifitas jantung sendiri tidak bisa terlepas dari potensial aksi, siklus jantung, enzim, hormon, dan faktor-fator lain yang mempengaruhi tekanan darah.Daftar Pustaka1. Hall JE. Fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2010.2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003.h.227-31.3. Tortora GJ, Derrickson B. Essentials of anatomy and physiology. Ed 8th. New Jersey: John Wile and Sons (Asia) Pte Ltd; 2010. h.377-425.4. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar; teks dan atlas. Edisi 10. Jakarta: EGC; 2007.5. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta: EGC, 2012. h. 326 - 418.6. Kliegman RM,Arvin AM.Ilmu kesehatan anak nelson. Jakarta:EGC 2009. h.15447. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: EGC; 2009. h. 53-638. Scanlon VC, Sanders T. Essentials of anatomy and physiology. Ed 5th. Philadelphia: F.A Davis Company; 2007. P. 307-12.26