teknik kompilasi

21

Click here to load reader

Upload: awan-wahandi-nababan

Post on 28-Sep-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teknikkompilasi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAAN1.1 Latar BelakangMasih banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang makna dan hakikat sintaksis. Padahal, penggunaanya begitu dekat dengan masyarakat Indonesia. Yaitu berkisar tentang kalimat bahasa Indonesia yang digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari. Banyak permasalahan yang ada dalam mendalami penguasaan sintaksis dan hakikatnya. Perlu pendalaman dan banyak mempraktekan dalam dunia kebahasaan. Karena ilmu sintaksis sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.Sebenarnya apa yang dimaksud dengan sintaksis itu? Sintaksis merupakan ilmu yang mempelajari tentang tatabahasa. Sintaksis juga dapat dikatakan tatabahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan.Sintaksis merupakan cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar kata dalam tuturan (speech). Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frase, klausa dan kalimat. Didalam makalah ini akan dibahas ketika pokok bahasan tersebut secara rinci.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:1.Apakah pengertian dari sintaksis?2.Apa saja yang termasuk dalam sintaksis bahasa Indonesia?3.Apakah yang dimaksud dengan frasa, klausa, dan kalimat?4.Apa sajakah macam-macam dari frasa dan strukturnya?5.Apa sajakah macam-macam dari klausa dan srukturnya dalam sintaksis?6.Apa saja macam-macam dari kalimat dan strukturnya?

1.3 TujuanAdapun tujuan dari penulisan makalahini adalah sebagai berikut:1.Dapat mengetahui pengertian sintaksis.2.Dapat mengetahui secara jelas frasa, klausa, dan kalimat dalam sintaksis.3.Dapat mengetahui jenis-jenis frasa dan strukturnya dalam kajian sintaksis.4.Dapat mengetahui macam-macam klausa beserta strukturnya.5.Dapat mengetahui jenis-jenis kalimat dan strukturnya dalam kajian sintaksis.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Landasan Teori2.1.1 SintaksisSintaksis membicarakan berbagai seluk-beluk frase dan kalimat (M.Asfandi Adul, 1990: 41). Sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk kalimat, klausa, dan frasa. Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitusunyang beartidengandan katatatteinyang beartimenempatkanjadi secara etimologi berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Banyak ahli telah mengemukakan penjelasan ataupun batasan sintaksis. Dikatakan bahwasintaksisadalah telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabung-gabungkan kata menjadi kalimat. Sintaksis juga merupakan analisis mengenai konstruksi-konstruksi yang hanya mengikutsertakan bentuk-bentuk bebas (Tarigan, 1984:5).Istilah sintaksis (Belanda, Syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase (Ramlah 2001:18).Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnya mengkaji tentang kata dan kelompok kata yang membentuk frasa, klausa, dan kalimat.

2.1.2 FrasaFrasa adalah suatu kelompok kata yang terdiri atas dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan yang tidak melampui batas subjek dan batas predikat. Frase terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan dan dalam pembentukan ini tidak terdapat ciri-ciri klausa dan juga tidak melampui batas subjek dan batas predikat. Frase adalah suatu komponen yang berstruktur, yang dapat membentuk klausa dan kalimat (M.Asfandi Adul, 1990:41).Frase adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau satu konstruksi ketatabahasaan yang berdiri atas dua kata atau lebih. Frase terbentuk dari rangkaian kelas kata yang satu dengan yang lain, baik pada posisi pertama maupun ke dua. Rangkaian kelas kata yang membentuk frase itu mempunyai hubungan atributif, predikatif, dan posesif (Kailani Hasan,1983:23).Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa frasa merupakan gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai batas subjek dan predikat, yang biasanya rangkaian kata tersebut mempunyai satu makna yang tidak bisa dipisahkan.

2.1.3 KlausaKlausa adalah satuan gramatikal yang setidak-tidaknya terdiri atas subjek dan predikat. Klausa berpotensi menjadi kalimat. Klausa dapat dibedakan berdasarkan distribusi satuannya dan berdasarkan fungsinya. Pada umumnya klausa, baik tunggal maupun jamak, berpotensi menjadi kalimat. Kalimat inti terdiri atas klausa tunggal, sedangkan kalimat majemuk terdiri atas lebih dari satu klausa. Oleh karena itu, kalimat majemuk terdiri atas klausa-klausa yang saling berhubungan.Klausa ialah unsur kalimat, karena sebagian besar kalimat terdiri dari dua unsur klausa. Unsur inti klausa adalah S dan P. Namun demikian, S juga sering juga dibuangkan, misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat dari penggabungan klausa, dan kalimat jawaban. Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan sebagai keterangan.fungsi yang bersifat wajib pada konstruksi ini adalah subjek dan predikat sedangkan yang lain tidak wajib.Sehigga dapat ditarik kesimpulan bahwa klausa merupakan unsur kalimat yang mewajibkan adanya dua fungsi sintaksis, yakni subjek dan predikat sedang yang lainnya tidak wajib. Penanda klausa adalah P, tetapi dalam realisasinya P itu bisa juga tidak muncul misalnya dalam kalimat jawaban atau dalam bahasa Indonesia lisan tidak resmi. Klausa juga berpotensi menjadi kalimat tunggal karena didalamnya terdapat unsur sintaksis yakni subjek dan predikat.

2.1.4 KalimatKalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Diana Nababan, 2008:82).Kalimat adalah tuturan yang mempunyai arti penuh dan turunnya suara menjadi ciri sebagai batas keseluruhannya. Jadi, kalimat adalah tuturan yang diakhiri dengan intonasi final (Kailani Hasan, 1983:23).Kalimat adalah suatu bentuk linguistik yang terdiri atas komponen kata-kata, frase, atau klausa (M.Asfandi Adul, 1990: 41). Jika dilihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat berupasubjek, predikat, objek, pelengkap,danketerangan.Menurut bentuknya, kalimat dibedakan menjadi kalimat tunggal serta kalimat majemuk.Dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.

BAB IIIPEMBAHASAN3.1Fungsi Kajian SintaksisDalam kajian sintaksis, frasa adalah komponen didalamnya. Pengertian frasa sendiri didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 1991:222). Menurut Prof. M. Ramlan, frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan (Ramlan, 2001:139). Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yangbersifat non predikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat Jadi, dengan kata lain frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak melebihi satu batas fungsi. Fungsi tersebut merupakan jabatan berupa subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan.a.Subjek dan Predikat1.Subjek merupakan bagian yang diterangkan predikat. Subjek dapat dicari dengan pertanyaan Apa atau Siapa yang tersebut dalam predikat. Sedangkan predikat adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek. Predikat dapat ditentukan dengan pertanyaan yang tersebut dalam subjek sedang apa, berapa, di mana, dan lain-lain.2.Subjek berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina. Sedangkan predikat bisa berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia, atau pun preposisi.3.Jika diubah menjadi kalimat tanya, subjek tidak dapat diberi partikel -kah. Predikat dapat diberi partikel -kah.Contoh dari kalimat yang memiliki subjek dan predikat adalah, Adik sedang makan. Adik menduduki fungsi subjek, sedangkan sedang makan menduduki fungsi predikat.Adiksedang makan.SPb.Objek dan Pelengkap1.Objek berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina, sedangkan pelengkap berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia, preposisi, dan pengganti nomina.2.Objek mengikuti predikat yang berupa verba transitif (memerlukan objek) atau semi transitif dan pelengkap mengikuti predikat yang berupa verba intransitif (tidak memerlukan objek).3. Objek dapat diubah menjadi subjek dan pelengkap tidak dapat diubah menjadi subjek.c.Keterangan.1.Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek, predikat, objek atau pelengkap.2. Berupa frasa nomina, preposisi, dan konjungsi.3. Mudah dipindah-pindah, kecuali diletakkan diantara predikat dan objek atau predikat dan pelengkap.

3.2.Struktur SintaksisPembicaraan struktur sintaksis berkaitan erat dengan masalah fungsi, kategori, dan peran. Masalah fungsi berkaitan dengan istilah subjek, predikat, objek, dan keterangan. Masalah kategori berkaitan dengan istilah nomina, verba, adjektiva, dan istilah lain yang berkaitan dengan kategori sintaksis. Adapun masalah peran berkaitan dengan istilah, pelaku, penerima, atau istilah lain yang berkaitan dengan peran sintaksis (Chaer, 2007: 207).Berdasarkan pendapat tersebut, dalam makalah struktur klausa verbal bahasa Melayu Kuantan ini hanya membicarakan fungsi dan kategori sintaksisnya. Sementara peran sintaksis tidak dibicarakan dengan alasan pembatasan bidang kajian.

3.3Fungsi sintaksisFungsi sintaksis adalah semacam kotak-kotak kosong atau tempat-tempat dalam struktur sintaksis yang ke dalamnya akan diisikan kategori tertentu (Chaer, 2009:20). Kotak-kotak kosong tersebut berupa Subjek (S), Predikat (P), objek (O), keterangan (K), dan komplemen (Kom) yang akan membentuk struktur sintaksis.Berkaiatan dengan fungsi-sungsi sintaksis tersebut, para ahli bahasa memiliki perbedaan istilah penyebutannya. Sudaryanto (1983b: 273) menggunakan istilah subjek (S), predikat (P), objek (O) yang dibagi lagi menjadi objek dan semi objek, pelengkap (Pl), dan keterangan (K). Ramlan (2005: 92-93) menggunakan istilah subjek (S), predikat (P), objek (O) yang dibagi menjadi objek satu (O1) dan objek dua (O2). Samsuri (1985: 63) menggunakan istilah subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pl), dan keterangan (K). Adapun Kridalaksana (2002: 50) menggunakan istilah subjek (S), predikat (P), objek (O) yang dibagi menjadi objek afektif dan objek efektif, pelengkap (Pl), dan keterangan (K).Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, pembicaraan fungsi sintaksis dalam makalah ini mencoba menggunakan istilah yang secara umum dapat mewakili fungsi-fungsi tersebut. Fungsi-fungsi sintaksis yang dibicarakan dalam makalah ini meliputi subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K).

3.4 Kategori sintaksisKategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau frasa yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis (Chaer, 2009: 27). Kategori sintaksis tersebut berkenaan dengan istilah nomina, verba, adjektiva, adverbia, numeralia, preposisi, konjungsi, dan pronomina. Pengisi fungsi tersebut dapat berupa frasa, sehingga selain kelas kata yang nomina, terdapat pula frasa nominal. Begitu juga dengan adjektiva, adverbia, numeralia, preposisi, konjungsi, dan pronomina yang dapat berupa frasa sebagai pengisi fungsi sintaksis.MenurutTata Bahasa Baku Bahasa Indonesia(Alwi, dkk, 2003: 36), bahasa Indonesia memiliki empat kategori sintaksis yang utama, yaitu: (1) verba atau kata kerja, (2) nomina atau kata benda, (3) adjektiva atau kata sifat, dan (4) adverbia atau kata keterangan. Di samping kategori utama, terdapat juga kata tugas yang terdiri atas preposisi atau kata depan, konjungtor atau kata sambung, dan partikel.

Adapun pembicaraan kategori sintaksis dalam makalah ini menggabungkan kedua pendapat di atas, sehingga kategori sintaksis yang dibicarakan meliputi: (a) nomina dan frasa nominal, (b) verba dan frasa verbal, (c) adjektiva dan frasa adjektiva, (d) adverbia dan frasa adverbial, (e) numeralia dan frasa numeralia, (f) pronomina dan frasa pronominal, dan (g) frasa preposisional.

BAB IVPENUTUP

4.1 SimpulanDari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi sintaksis adalah subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Sintaksis terdiri dari frasa, klausa, dan kalimat. Dari frasa, klausa dan kalimat memiliki pengertian dan jenis-jenisnya.Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang menempati satu fungsi dan tidak melebihinya. Sedangkan klausa merupakan unsur kalimat yang mewajibkan adanya dua fungsi sintaksis, yakni subjek dan predikat sedang yang lainnya tidak wajib. Untuk kalimat yaitu satuan gramatik yang ditandai adanya kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang menunjukkan bahwa kalimat itu sudah selesai (lengkap).4.2 SaranDengan disusunnya makalah sintaksis ini kami mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian sintaksis dan pembaca dapat mengetahui sebenarnya sintaksis itu erat hubungannya dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari.Makalah ini kami susun hanya berdasarkan sumber-sumber yang kami dapatkan dan makalah ini mungkin masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, jika pembaca mendapatkan sumber-sumber lain yang dapat mendukung perbaikan makalah ini, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Blinksastrakumaster. 2011.Sintaksis. Diunduh 15 September darihttp://blinksastrakumaster1988.blogspot.com.Zaenal Arifin dan Junaiyah. 2008.Sintaksis. Jakarta: GrasindoKailani Hasan. 1983.Morfologi dan Sintaksis Bahasa Melayu Riau. Jakarta: PusatPembinaan dan Pengembangan Bahasa.M. Asfandi Adul. 1990.Morfologi dan Sintaksis Bahasa Bulungan. Jakarta :Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.http://rachmadrivai.wordpress.com.Diana Nababan. 2008.Intisari Bahasa Indonesia.Jakarta : Kawan Pustaka.Henry Guntur Tarigan. 1984.Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.

TUGAS MANDIRI

ANALISIS SINTAKSIS

Mata Kuliah: Teknik Kompilasi

Nama Mahasiswa:Januari Wahandi NababanNPM :120210115Kode Kelas: 141 TI014 M1Dosen :Abd. Basisth, M.Kom

UNIVERSITAS PUTERA BATAM 2015

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemampuan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul Analisis Sintaksis. Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh nilai tugas mandiri Teknik Kompilasi pada Fakultas Teknik Informatika Universitas Putera Batam.Makalah ini membahas tentang Analisis Pohon sintaksis. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Harapan penulis semoga Makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khusunya di bidang ilmu komputer Teknik KompilasiAkhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Batam, Januari 2015

Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR 1BAB I 1PENDAHULUAAN 10. Latar Belakang 10. Rumusan Masalah 10. Tujuan 2BAB II 3TINJAUAN PUSTAKA 32.1. Landasan Teori 32.1.1 Sintaksis 32.1.2 Frasa 32.1.3 Klausa 42.1.4 Kalimat 5BAB III 6PEMBAHASAN 63.1Fungsi Kajian Sintaksis 63.2Struktur Sintaksis 7 3.3.Fungsi sintaksis 73.4.Kategori sintaksis8BAB IV10PENUTUP 104.1 Simpulan 104.2 Saran 11 DAFTAR PUSTAKA 11

14