teknik pemanenan resin dan getah untuk …database.forda-mof.org/uploads/jelutung.pdf ·  ·...

60
TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS Abstrak Ketimpangan antara produksi getah dan potensi tegakan jelutung dan kemenyan mengkhawatirkan kelangsungan pengelolaan hutan jelutung maupun kemenyan hingga masa yang akan datang. Apalagi daerah penyebaran tanaman jelutung dan kemenyan terbatas hanya di daerah Sumatera dan Kalimantan dan sudah mulai langka keberadaannya. Ekploitasi berlebihan dalam pemanenan getahnya karena tuntutan ekonomi ataupun untuk mencukupi kebutuhan pasar getah menjadi salah satu indikasi tidak terjaminnya kelangsungan pengelolaan tegakan jelutung maupun kemenyan. Oleh karena itu perlu diterapkan teknik pemanenan getah yang ramah lingkungan sekaligus menjamin kelestarian produk dan sumber penghasil getah melalui penerapan cara penyadan dan penggunaan stimulan organik.Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan teknik penyadapan getah jelutung dan kemenyan dengan menggunakan stimulan organik Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan stimulan organik berbahan dasar lengkuas, jeruk nipis dan cuka kayu pada penyadapan jelutung dapat meningkatkan produksi getah. Rata-rata getah jelutung yang dihasilkan dengan menggunakan stimulan cuka kayu, lengkuas dan jeruk nipis masing-masing sebesar 21,07g; 20,07g dan 17,45g. Teknik penyadapan jelutung dengan luka sadap berbentuk ½ spiral maupun berbentuk V tidak mempengaruhi produksi getah jelutung yang dihasilkan. Kadar pengotor yang terdapat di dalam getah jelutung berkisar antara 0,45%0,70% dan tergantung pada kebiasaan penyadap pada saat melakukan pembaharuan sadapan. Stimulansia organik juga dapat dmeningkatkan produksi getah kemenyan. Rendemen getah kemenyan yang diperoleh dengan menggunakan stimulan lengkuas, jeruk nipis dan cuka kayu masing-masing sebesar 18,27%; 14,57% dan 6,50%. Selain getah kemenyan, kulit kemenyan yang sudah dipisahkan dari getahnya mempunyai nilai ekonomi (masih dapat dijual). Perlu inovasi penyadapan lebih lanjut agar proses perlukaan batang dan pemberian stimulan dapat dilakukan lebih efisien dan efektif. Kata kunci: Getah, jelutung, kemenyan, stimulan organik, produksi, kualitas, inovasi

Upload: vanthu

Post on 22-Mar-2018

251 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS

Abstrak

Ketimpangan antara produksi getah dan potensi tegakan jelutung dan kemenyan

mengkhawatirkan kelangsungan pengelolaan hutan jelutung maupun kemenyan hingga masa yang akan datang. Apalagi daerah penyebaran tanaman jelutung dan kemenyan terbatas hanya di daerah Sumatera dan Kalimantan dan sudah mulai langka keberadaannya. Ekploitasi berlebihan dalam pemanenan getahnya karena tuntutan ekonomi ataupun untuk mencukupi kebutuhan pasar getah menjadi salah satu indikasi tidak terjaminnya kelangsungan pengelolaan tegakan jelutung maupun kemenyan. Oleh karena itu perlu diterapkan teknik pemanenan getah yang ramah lingkungan sekaligus menjamin kelestarian produk dan sumber penghasil getah melalui penerapan cara penyadan dan penggunaan stimulan organik.Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan teknik penyadapan getah jelutung dan kemenyan dengan menggunakan stimulan organik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan stimulan organik berbahan dasar lengkuas, jeruk nipis dan cuka kayu pada penyadapan jelutung dapat meningkatkan produksi getah. Rata-rata getah jelutung yang dihasilkan dengan menggunakan stimulan cuka kayu, lengkuas dan jeruk nipis masing-masing sebesar 21,07g; 20,07g dan 17,45g. Teknik penyadapan jelutung dengan luka sadap berbentuk ½ spiral maupun berbentuk V tidak mempengaruhi produksi getah jelutung yang dihasilkan. Kadar pengotor yang terdapat di dalam getah jelutung berkisar antara 0,45%–0,70% dan tergantung pada kebiasaan penyadap pada saat melakukan pembaharuan sadapan. Stimulansia organik juga dapat dmeningkatkan produksi getah kemenyan. Rendemen getah kemenyan yang diperoleh dengan menggunakan stimulan lengkuas, jeruk nipis dan cuka kayu masing-masing sebesar 18,27%; 14,57% dan 6,50%. Selain getah kemenyan, kulit kemenyan yang sudah dipisahkan dari getahnya mempunyai nilai ekonomi (masih dapat dijual). Perlu inovasi penyadapan lebih lanjut agar proses perlukaan batang dan pemberian stimulan dapat dilakukan lebih efisien dan efektif.

Kata kunci: Getah, jelutung, kemenyan, stimulan organik, produksi, kualitas, inovasi

Page 2: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam UU No. 41 tahun 1999 pasal 26 (pemungutan HHBK padahutanlindung)

danpasal 28 (pemanfaatan HHBK pada hutan produksi), sertadalam PP. No. 6 tahun

2007 pasal 28 (pemungutan HHBK dalam hutan tanaman pada hutan produksi)

mengatur tentang pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).Beberapa jenis

HHBK yang dikembangkan menjadi HHBK unggulan adalah gondorukem, sutera

alam, madu, gaharu, rotan, bambu, jelutung, kemenyan, gambir, dst. Selain

menghasilkan produk bernilai tinggi dan mampu menyumbangkan devisa negara,

pemanfaatan HHBK juga dapat mendukung pengurangan emisi dan pemanasan

global. Hal ini berhubungan dengan proses pemanfaatan hasil hutan bukan kayu

yang biasanya dilakukan tanpa merusak hutan bahkan mungkin

mengkonservasinya, seperti jasa lingkungan.

Selain itu, pemanfaatan HHBK ditujukan juga untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. HHBK yang potensial untuk dikembangkan dan

mempunyai nilai ekonomi tinggi adalah getah jelutung dan kemenyan.Getah jelutung

diperolah dari proses penyadapan pohon jelutung (Dyera spp) sedangkan getah

kemenyan diperoleh dari proses penyadapan pohon kemenyan (Styrax sp). Yang

merupakan hasil eksudat dari pohon jelutung (Dyera spp.). Getah jelutung banyak

diusahakan di daerah di Kalimantan dan Sumatera, sementara itu menurut Siregar

(1999), jenis kemenyan di Indonesia tidak mempunyai daerah penyebaran yang luas

dan hanya terpusat pada daerah Palembang dan Sumatera.

Indonesia pernah menjadi Negara pengekspor getah jelutung terbesar di

dunia.Ekspor getah jelutung Indonesia pada tahun 1990 mencapai 6.500 ton, namun

pada tahun-tahun berikutnya terus berkurang hingga pada tahun 1993 hanya

sebesar 1.182 ton (Coppen, 1995). Hal ini terkait dengan keberadaan pohon jelutung

di hutan alam sebagai penghasil getah yang semakin berkurang jumlahnya akibat

penebangan dan konversi lahan gambut menjadi areal perkebunan dan pertanian

serta kebakaran hutan.

Waluyo (2010) menyebutkan bahwa getah jelutung digunakan sebagai bahan

baku permen karet dan campuran pembuatan ban mobil. Selain untuk

Page 3: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

keperluansebagaimanatersebut di atas, getah jelutung juga dapat digunakan

sebagai bahan baku pembuatan cat, perekat dan vernis Dari berbagai kegunaan

tersebut, Coppen (1995) menekankan bahwa saat ini getah jelutung mempunyai nilai

yang sangat tinggi untuk bahan baku permen karet.

Penyadapan jelutung yang dilakukan oleh masyarakat penyadap biasanya

menggunakan metode sadapan berbentuk “V” dengan sudut kemiringan 30-45º dan

interval pelukaan kulit 2-3 hari bahkan ada yang seminggu sekali (Waluyo, 2009).

Menurut Coppen (1995) penyadapan jelutung dengan metode tersebut dapat

menghasilkan getah jelutung bukit lebih banyak dibanding jelutung rawa (Coppen,

1995). Di sisi lain, hasil penelitian Waluyo (2010) menyebutkan bahwa metode

penyadapan atau pola sayatan yang menghasilkan getah yang paling optimal adalah

pola sayatan ½ spiral dari kiri atas ke kanan bawah (½ S Kr-Kn). Oleh karena itu

dalam penelitian ini akan melakukan penyadapan dengan kedua metode sadapan

tersebut. Selain itu juga akan dilakukan pemberian jenis stimulan organik yang dapat

digunakan untuk meningkatkan produksi getah jelutung.

Demikian juga dengan produk getah kemenyan, Indonesia juga pernah sebagai

pengekspor getahnya. Pada tahun 1939, sebelum perang dunia kedua, volume

ekspor kemenyan dari Tapanuli Utara mencapai 1.913 ton atau setara dengan

601.000 gulden. Pada tahun 1978 volume ekspor kemenyan mencapai 323,6 ton

atau setara dengan US$ 143.800. Pada tahun 1996 Sumatera Utara mampu

mengekspor kemenyan sebanyak 66,8 ton atau setara dengan US$ 186.001

(Simanjuntak, 2000 dalam Nurrochmat, 2001). Kemenyan asal Tapanuli Utara telah

dipasarkan 80% di Pulau Jawa dan 20% diekspor ke Malaysia dan Singapura

(Sasmuko, 2001). Kemenyan banyak dimanfaatkan dalam bidang kosmetik dan

farmasi. Di sektor industri, kemenyan digunakan sebagai bahan pengikat parfum

agar keharumannya tidak cepat hilang. Oleh masyarakat Jawa pada jaman dahulu,

kemenyan digunakan untuk campuran rokok (rokok klembak) selain itu juga

digunakan untuk ritual adat (dalam pemakaman orang meninggal) dan tidak sedikit

manfaat kemenyan dihubungkan dengan dunia mistis.

Pada tahun 1991, luas tanaman kemenyan di daerah Tapanuli Utara seluas

17.466 ha. Pada tahun 1993 telah terjadi pengurangan luas sebesar 167 ha

sehingga menjadi 17.299 ha. Hal ini disebabkan karena tidak adanya upaya

penanaman kembali jenis tanaman kemenyan oleh petaninya maupun instansi

terkait, sedangkan di satu sisi eksploitasinya terus meningkat setiap tahunnya

Page 4: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

(Sasmuko, 1999). Berikut disampaikan data luas hutan rakyat kemenyan di

Kabupaten Tapanuli Utara dari 2001–2009.

Tabel 1. Luas hutan rakyat kemenyan di Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2001–2009

Tahun Total luas wilayah (ha) Luas hutan rakyat kemenyan

2001 379.371 21.387

2002 379.371 21.417

2003 379.371 16.217

3004 379.371 16.282

2005 379.371 16.283

2006 379.371 16.282

2007 379.371 16.395

2008 379.371 16.414

2009 379.371 16.414 Sumber : Antoko (2011)

Berdasarkan Tabel 1 tersebut, luas hutan kemenyan yang dikelola rakyat di

daerah Tapanuli Utara mengalami penurunan cukup tinggi pada tahun 2002–2003,

yaitu sekitar 24,28%. Pada tahun-tahun berikutnya, luas hutan kemenyan di

Tapanuli Utara tidak menunjukkan penambahan luas yang signifikan.

Penyadapan kemenyan yang biasa dilakukan oleh masyarakat penyadap

kemenyan dengan cara melukai batang pohon dengan alat tertentu dan kemudian

menutupnya kembali luka tersebut. Cara tersebut sudah dilakukan secara turun-

temurun. Di sisi lain penggunaan stimulansia untuk merangsang keluarnya getah

kemenyan agar lebih banyak belum pernah dilakukan. Paling tidak informasi secara

ilmiah tentang penggunaan stimulansia dalam penyadapan kemenyan belum ada

Ketimpangan antara produksi getah dan potensi tegakan yang ada dari tahun

ke tahun tersebut mengkhawatirkan kelangsungan pengelolaan hutan jelutung

maupun kemenyan hingga masa yang akan datang. Apalagi daerah penyebaran

tanaman jelutung dan kemenyan terbatas hanya di daerah Sumatera dan

Kalimantan dan sebagian besar tegakan kemenyan diusahakan oleh rakyat sekitar

hutan. Sementara itu tegakan jelutung sendiri sudah mulai langka keberadaannya.

Ekploitasi berlebihan dalam pemanenan getahnya karena tuntutan ekonomi ataupun

untuk mencukupi kebutuhan pasar getah menjadi salah satu indikasi tidak

terjaminnya kelangsungan pengelolaan tegakan jelutung maupun kemenyan.

Di sisi lain, tanaman penghasil getah, seperti pinus dan karet, dapat

ditingkatkan produksi getahnya, salah satunya dengan memberikan zat

perangsang/stimulansia. Pemberian zat perangsang tersebut dimaksudkan untuk

Page 5: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

merangsang keluarnya getah lebih banyak dari saluran getah.Selama ini informasi

tentang pemberian stimulansia dalam penyadapan getah jelutung dan kemenyan

masih kurang. Kemungkinan karena memang tidak ada yang menggunakan

stimulansia dalam proses penyadapannya atau memang informasi ilmiahnya belum

tersedia. Oleh karena itu perlu ujicoba pemberian stimulansia yang aman dan ramah

lingkungan dalam penyadapan jelutung dan kemenyan guna meningkatkan produksi

getah tetapi tetap aman baik bagi produk getah yang dihasilkannya, pohon

penghasilnya dan lingkungannya.

Pengembangan berbagai jenis stimulan terus dilakukan dengan tujuan tidak

hanya untuk meningkatkan produksi getahnya tetapi juga untuk menjamin

kelestarian hasil dan pohon penghasilnya selain lingkungan di sekitarnya. Formulasi

stimulan yang tepat terus dikembangkan untuk meningkatkan hasil getah/resin

selain juga tetap menjamin kelestarian pengelolaan tanaman penghasil getah/resin.

B. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan teknik penyadapan getah jelutung dan

kemenyan dengan menggunakan stimulan organik.

2. Sasaran

Sasaran penelitian ini adalah tersedianya informasi ilmiah tentang teknik

penyadapan getah kemenyan dan jelutung dengan menggunakan stimulan

organik.

C. Luaran

1. Laporan hasil penelitian yang berisi informasi ilmiah tentang teknik penyadapan

getah kemenyan dan jelutung dengan menggunakan stimulan organik.

2. Draft karya tulis ilmiah

3. Contoh stimulan

Page 6: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

D. Hasil yang telah dicapai

Hasil penelitian pada tahun pertama (2011) adalah sebagai berikut :

1. Produksi getah pinus dengan teknik kedukul, bor dan mujitech menunjukkan

perbedaan hasil yang tidak berarti.

2. Stimulan organik lengkuas dapat meningkatkan produksi getah pinus

dibandingkan kencur dan bawang merah. Rata-rata hasil getah untuk stimulan

lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing per pengumpulan sebesar

25, 99 gam; 12,71 gam dan 6,57 gam.

3. Pemberian stimulan organik dengan komposisi stimulan 100%, 75% dan 50%

menghasilkan produksi getah pinus yang tidak berbeda nyata. Ini berarti

pemberian stimulan dengan konsentrasi 50% dirasa lebih ekonomis.

4. Kualitas getah secara visual yang dihasilkan dengan teknik penyadapan bor

lebih bersih dibandingkan teknik Mujitech dan kedukul.

5. Kadar kotoran dalam getah pinus yang dihasilkan dengan teknik penyadapan

bor lebih bersih daripada teknik Mujitech dan kedukul, yaitu rata-rata sebesar

3,96%.

6. Namun demikian teknik penyadapan bor tidak disukai petani penyadap untuk

diterapkan karena kurang efektif.

Hasil penelitian pada tahun kedua (2012) adalah sebagai berikut :

1. Metode penyadapan yang menghasilkan produksi getah lebih tinggi adalah metode

penyadapan kedukul,namun kualitas getah (kadar kotoran) yang baik adalah metode

bor dengan kadar kotoran 3,2%.

2. Selain metode penyadapan yang digunakan, produksi getah juga dipengaruhi oleh

ukuran diameter batang pinus dan tempat tumbuh. Semakin besar diameter dan

semakin tinggi tempat tumbuh, produksi getah semakin besar.

3. Stimulan berbahan dasar cuka kayu dari limbah batang pinus dapat digunakan untuk

meningkatkan produksi getah pinus.

Page 7: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

4. Semua komposisi stimulan cuka kayu yang digunakan (100%, 75%, 50% dan 25%)

dapat meningkatkan produksi getah pinus. Besarnya peningkatan produksi getah yang

dihasilkan berkisar 26–39%. Disarankan menggunakan stimulan cuka kayu 100% agar

lebih ekonomis.

Hasil penelitian tahun ketiga pada yahun 2013 adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan stimulansia dengan perbandingan komposisi cuka kayu dengan

asam palmitat 1:0,25–1 pada penyadapan pinus memberikan respon yang

bervariasi terhadap produksi getah pinus, namun pada umumnya cenderung

meningkatkan produksi getah pinus yang diperoleh.

2. Komposisi stimulansia cuka kayu dengan asam palmitat 1:0,25–1 dapat

meningkatkan produksi getah pinus sebesar 14%; 12% dan 10% pada ketinggian

rendah (< 500 m mdpl) serta 13%, 10% dan 14% pada ketinggian tinggi (> 500 m

mdpl).

3. Kualitas getah pinus yang berhubungan dengan kadar pengotornya pada ke tiga

lokasi penelitian berkisar antara 0,94% - 1,28%. Banyak sedikitnya pengotor yang

ikut masuk di dalam getah pinus tergantung pada kebiasaan penyadap pada saat

melakukan pembaharuan sadapan.

4. Formulasi stimulansia cuka kayu:asam palmitat 1:0,5 menghasilkan produksi

minyak keruing paling banyak, yaitu sebesar 16 gam/pohon/7 hari dibandingkan

kontrol (4,3 gam/pohon/7 hari) atau dapat menaikkan produksi minyak keruing

sebanyak 59%.

5. Tidak semua jenis keruing dapat disadap untuk mengeluarkan minyaknya. Salah

satu jenis keruing yang dapat disadap untuk diambil minyaknya adalah keruing

hijau (Dipterocarpus gandiflorus).

6. Penggunaan stimulansia cuka kayu dapat memberikan nilai ekonomi ganda pada

tegakan keruing. Di satu sisi dapat diambil hasil minyaknya saat pohon masih

berdiri dan di sisi lain batang kayunya masih dapat dimanfaatkan untuk

pertukangan sekaligus dapat memudahkan proses pengerjaan batang kayu lebih

lanjut setelah getahnya dapat dikeluarkan.

E. Ruang Lingkup

Page 8: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Penelitian ini akan fokus pada penggunaan stimulan organik hasil penelitian pada

tahun sebelumnya, yaitu lengkuas, cuka kayu dan jeruk nipis yang dipadukan

dengan metode sadapan bentuk V dan setengah spiral pada penyadapan getah

jelutung dan metode sadapan tradisional pada sadapan kemenyan dari aspek

produksi dan kualitas getahnya.

Page 9: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Getah jelutung

Menurut Martawijaya dkk. (2005), ada 2 jenis jelutung penghasil getah di

Indonesia, yaitu Dyera costulata Hook.f dan Dyera lowii Hook.f. Jenis ini termasuk

famili Apocynaceae dengan nama daerah diantaranya adalah anjarutung, gapuk,

jalutung, jelutung gunung, labuai, letung, melabuai, nyalutung, pantung jarenang,

pantung kapur, pantung tembaga dan pulut. Menurut Coppen (1995), D. costulata

disebut jelutung bukit sedangkan D. lowii disebut jelutung rawa karena tumbuh di

dataran rendah yang berawa. Kedua jenis tersebut berbatang lurus yang tingginya

dapat mencapai 50-60 m dengan diameter hingga 2 m. Penyebarannya di

Semenanjung Malaysia, Kalimantan dan Sumatera dan sebagian di Thailand.

Pohon jelutung termasuk pohon besar yang tingginya dapat mencapai lebih

dari 50 m, batang pohon silindris, tinggi bebas cabang lebih dari 30 m, diameter

sampai dengan 250 cm, bertajuk tipis atau jarang dan berdaun tunggal duduk

melingkar pada ranting sebanyak 4-8 helai (Boer dan Ella, 2001). Kulit luar berwarna

kelabu kehitam-hitaman, rata-rata kasar, dan mengeluarkan getah putih menyerupai

susu. Muhammad (1994) menerangkan bahwa musim bunga/buah pohon jelutung

tidak diketahui secara pasti. Buah jelutung masak berumur 8-9 bulan dari awal

berbunga.

Kayu jelutung berwarna putih, cukup lunak, dan mudah dalam pengerjaan,

tetapi tidak awet. Berat jenis kayu berkisar 0,22-0,56. Kayu umumnya digunakan

untuk membuat pola, pensil, hak sepatu dan peti pembungkus (Heyne, 1987).

Martawijaya dkk. (2005) menyebutkan ada 2 jenis jelutung penghasil getah di

Indonesia, yaitu Dyera costulata Hook.f. dan Dyera lowii Hook. f. Menurut Coppen

(1995), D. costulata disebut jelutung bukit sedangkan D. lowii disebut jelutung rawa

karena tumbuh di dataran rendah yang berawa.

Menurut Boer dan Ella (2001), getah jelutung merupakan eksudat berupa

cairan berwarna putih seperti susu yang secara perlahan-lahan akan menggumpal.

Sumadiwangsa (1973) menyatakan bahwa getah jelutung merupakan senyawa

polimer tinggi yang makro molekulnya mengandung rantai lurus. Monomernya

Page 10: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

mempunyai gugus isopren dengan rumus (C5H8)n di mana n merupakan suatu

bilangan yang sangat besar. Kualitas getah jelutung hutan alam kondisi segar

mengandung 20% thermoplastic polyisoprene, 80% resin dengan berat jenis (BJ)

1,012-1,015 dan pH 7. Setelah 24 jam pH akan turun menjadi 5,5 dan setelah 48

jam menjadi 5 (Eaton et al. 1926; Boer dan Ella 2001).

Sifat fisiko-kimia getah jelutung meliputi kadar air, kadar abu, kadar kotoran,

kadar nitogen dan kadar ekstrak aseton. Sifat-sifat ini digunakan untuk membedakan

kualitas getah satu dengan yang lainnya. Kadar air getah jelutung alam sekitar 70%

dan dapat diturunkan dengan cara dipres menjadi 32,8-45,5%. Rata-rata kadar air

getah jelutung sampai di industri 45% (Williams 1963). Menurut Waluyo (2003),

kadar air getah jelutung alam asal Jambi siap ekspor 13,99%. Kadar air tersebut

merupakan kadar air getah jelutung yang sudah dimasak/direbus dan dipres.

Beberapa teknik penyadapan jelutung sudah dikembangkan untuk

meningkatkan produksi getahnya. Penyadapan dengan metode sadapan berbentuk

“V” dapat menghasilkan getah jelutung bukit lebih banyak dibanding jelutung rawa

(Coppen, 1995). Lebih lanjut disebutkan bahwa sadapan atas (arah pelukaan ke

atas) lebih banyak dibanding sadapan bawah (arah pelukaan ke bawah). Metode

sadapan hasil penelitian Waluyo (2010) menyebutkan bahwa metode penyadapan

atau pola sayatan yang menghasilkan getah yang paling optimal adalah pola

sayatan ½ spiral dari kiri atas kekanan bawah (½ S Kr-Kn). Banyak sedikitnya getah

jelutung yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh diameter pohon yang disadap,

semakin besar lingkaran pohon yang disadap maka getah jelutung yang dihasilkan

juga semakin banyak (Zulnelly dan Rostiwati, 1998).

B. Kemenyan

Pohon kemenyan (Styrax spp) merupakan jenis pohon asli Sumatera Utara,

khusunya daerah Tapanuli Utara. Masyarakat Tapanuli Utara secara secara turun

menurun telah mengelola tanaman kemenyan sebagai mata pencaharian karena

getahnya mempunyai manfaat beragam, mulai dari untuk upacara adat, sebagai

bahan baku kosmetik dan obat-obatan. Namun demikian pengelolaannya masih

tradisional sehingga perlu diperbaiki untuk meningkatkan produksi dan pendapatan

masyarakat (Sasmuko, 1999).

Page 11: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Di dalam Majalah Kehutanan Indonesia (2007), terdapat dua jenis tanaman

kemenyan yang diusahakan dan bernilai ekonomis yang tumbuh tersebar terutama

di Tapanuli Utara, yaitu Styrax sumatrana (oleh masyarakat setempat disebut

haminjon toba) dan Styrax benzoin (oleh masyarakat setempat disebut haminjon

durame). Kemenyan Toba banyak diusahakan di Tapanuli Utara dan tumbuh pada

ketinggian di atas 600 mdpl (Jayusman, 2014). Lebih lanjut disebutkan bahwa

pertumbuhan pohon kemenyan jenis Toba lebih lambat dibandingkan jenis Durame.

Kemenyan jenis Durame biasanya ditanam sebagai campuran kemenyan jenis

Toba. Getah yang dihasilkan dari kemenyan Durame harganya lebih rendah

dibandingkan jenis Toba, sehingga sering digunakan sebagai getah pencampur di

kilang kemenyan.

Pohon kemenyan memiliki ukuran sedang sampai besar dengan diameter 20–

30 cm dengan rata-rata mencapai 20 hingga 30 meter. Pohon kemenyan dapat

tumbuh baik pada ketinggian tempat antara 600–2100 mdpl, jenis tanah podsolik

merah kunig, latosol, litosol, andosol, podsolik coklat, podsolik coklat kelabu,

podsolik coklat kuning, pH tanah antara 4–7 (Silalahi dkk, 2013).

Getah kemenyan diperoleh dari pohonnya dengan cara disadap. Pohon yang

siap disadap biasanya mempunyai ukuran diameter batang minimal 10 cm, dalam

kondisi sehat dan mulai munculnya inisiasi atau tahap awal pembuangaan

(Jayusman, 2014). Lebih lanjut dijelaskan bahwa penyadapan dilakukan dengan

melukai kulit pohon kemeyan sedemmikian rupa sehingga kulit terkelupas atau

terkoyak dan kemudian ditutup lagi. Penutupan kulit tersebut disertai dengan

dipukul-pukul menggunakan alat panuktuk sebanyak 5–7 kali secara perlahan-lahan.

Getah akan keluar di luka sadap setelah beberap minggu, apabila getah tersebut

sudah mengeras, pemanenan akan dimulai yaitu dengan membuka luka sadap dan

melepas kulit batang yang sebelumnya sudah dikoyak (saat penyadapan dilakukan).

C. Pemberian Stimulan

Pemberian stimulan umumnya berguna sebagai zat perangsang etelin pada

tanaman yang dapat meningkatkan tekanan osmosis dan tekanan turgor yang

menyebabkan aliran getah akan bertambah cepat dan lebih lama. Menurut Hillis

(1987), masuknya air ke dalam lumen sel epitel akan menyebabkan sel epitel

Page 12: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

membesar dan selanjutnya akan menekan resin yang berada di dalam saluran

damar sehingga resin hancur dan terdorong keluar. Setelah itu sel epitel akan

memproduksi zat resin kembali untuk mengisi saluran damar tersebut.

Menurut Riyanto (1980) pengaruh penggunaan stimulan dalam proses

penyadapan dijelaskan sebagai berikut :

1. Saluran getah akan terhidrolisis sehingga tekanan dinding banyak berkurang

yang berakibat getah keluar lebih banyak;

2. Sel-sel parenkim akan terhidrolisis yang mengakibatkan cairan sel akan keluar

dan diserap oleh getah sehingga getah yang encer semakin banyak dan keluar

melebihi normal;

3. Asam merupakan penyangga sehingga getah sukar membentuk rantai sikliknya

dan tetap dalam bentuk aldehid sehingga getah encer dan keluar melebihi

normal.

Bahan stimulan yang hingga sekarang ini digunakan dalam penyadapan pinus

banyak macamnya, tetapi komponen utamanya adalah asam sulfat dan asam nitrat

atau campuran keduanya (Sudradjat dkk, 2002). Kedua asam tersebut termasuk

oksidator kuat yang dapat merusak kulit manusia, kayu dan lingkungan. Stimulan

yang biasanya digunakan berupa campuran H2SO4 dan HNO3, di mana diketahui

bahwa penggunaan stimulan asam kuat tersebut mampu menaikkan getah pinus

hingga sebesar 200%.

Lebih lanjut Santosa (2011), mekanisme pemberian stimulan berbahan dasar

asam kuat adalah:

a. Memberikan efek panas pada getah sehingga getah lebih lama dalam

keadaan cair dengan demikian mudah mengalir keluar dari saluran getah;

b. Mempengaruhi tekanan turgor dinding sel sehingga getah cepat keluar dan

saluran getah dapat terbuka dalam waktu yang relatif lama.

D. Stimulan Organik

Upaya untuk mendapatkan stimulan yang dapat meningkatkan produksi getah

pinus dan aman terhadap lingkungan sehingga ada jaminan kelestarian hasil dan

yang menghasilkannya perlu dikembangkan. Alternatif bahan stimulan yang aman,

Page 13: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

relatif murah, dan mudah didapat namun mampu meningkatkan produksi getah

pinus terus dilakukan sebagai pengganti stimulan anorganik yang mengandung

bahan berbahaya.

Peningkatan produksi getah pinus dapat dilakukan dengan memanfaatkan

peran Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) seperti yang dilakukan oleh Santosa (2011). ZPT

ini merupakan substansi kimia yang konsentrasinya sangat rendah dan

mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. ZPT tersebut sering

disebut juga sebagai hormon pertumbuhan atau fitohormon (Gardner dkk, 1991).

Fitohormon terdiri dari 5 jenis, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, asam absitat dan

etelin. Masing-masing jenis fitohormon memiliki fungsi masing-masing dan

terkadang saling melengkapi satu dengan yang lain. Etelin (C2H4) sebagai salah satu

jenis hormon yang berbentuk gas, bersifat mobile dalam jaringan tanaman dan

merupakan senyawa organik (Dewi, 2008).

Menurut Moore (1979), etelin memiliki fungsi di berbagai proses fisiologi

seperti menstimulan pemasakan buah, menstimulan absisi daun, penghambat

pertumbuhan akar, meningkatkan permeabilitas membran dan merangsang

pembentukan bunga. Di bidang pertanian, etelin dimanfaatkan untuk penanganan

pasca panen dalam proses penyimpanan buah atau untuk mematangkan buah

seperti buah pisang, sirsak atau pepaya.

Wattimena (1988) mengatakan bahwa etelin dapat dimanfaatkan juga untuk

menstimulan/merangsang eksudasi getah. Dalam usaha perkebunan karet, etelin

dimanfaatkan sebagai stimulan dalam penyadapan getah/lateks (Sumarmadji, 2002).

Stimulan tersebut berupa etefon dengan merk dagang Ethrel atau Chepa. Senyawa

tersebut bersifat asam yang dikenal sebagai generator ethelyne. Pemberian stimulan

etefon dalam penyadapan lateks memberikan dampak berkurangnya masa

ekploitasi karet, persentase Kering Alur Sadap (KAS) yang tinggi, terhambatnya

perkembangan lilit batang dan produktivitas tanamanan semakin menurun (Tistama

dan Siregar, 2005). Oleh karena itu harus diaplikasikan dalam dosis rendah dan

mempertimbangkan potensi, sifat dan karakteriatik klon.

Di bidang kehutanan, pemanfaatan etelin juga diterapkan sebagai stimulan

dalam penyadapan getah pinus. Menurut Santosa (2011), pembentukan getah di

dalam tanaman dapat ditingkatkan dengan mengaktifkan etelin di dalam tanaman

Page 14: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

(ethylen endogen) dan adanya stress (pembuatan luka sadapan). Hasil penelitian

penyadapan pinus di Hutan Pendidikan Gunung Walat menunjukkan bahwa

pemberian ZPT dapat meningkatkan produksi getah pinus 2,6 kali dibanding kontrol.

Selanjutanya pemberian ZPT yang dikombinasikan dengan stimulansia dapat

meningkatkan produksi getah pinus sebesar 3,3 kali dibandingkan kontrol. Namun

demikian pada penerapan di beberapa KPH di wilayah Perhutani Unit III Jawa Barat

dan Banten, peningkatan produksi getah pinus diikuti beberapa kelemahan, yaitu :

1. Pemberian ZPT dengan cara mengupas kulit di atas bidang sadap memerlukan

waktu yang relatif lama sehingga dirasa memberatkan penyadap, akibatnya

hasil pengupasan kulit tidak sempurna sehingga mempengaruhi penyerapan

ZPT pada batang pohon;

2. Pemberian ZPT dapar meningkatkan kapasitas produksi getah, namun

kelancaran keluarnya getah masih tergantung pada stimulan organik maupun

anorganik.

Berdasarkan kelemahan tersebut kemudian dikembangkan formalasi ZPT

yang baru yang dikenal sebagai ETRAT. ETRAT tersebut mengandung ZPT dan

stimulan organik dalam satu larutan yang berfungsi untuk meningkatkan kapasitas

produksi getah dan memperlancar keluarnya getah.

Pada dasarnya bahan stimulan yang digunakan dalam penyadapan pinus

mempunyai komponen utama asam (misalnya asam sulfat dan asam nitrat). Asam

tersebut berperan sebagai penyangga agar getah sukar membentuk rantai sikliknya

dan tetap dalam keadaan aldehida sehingga getah tetap encer dan keluar melebihi

normal (Riyanto, 1980). Berdasarkan hal tersebut akan diujicobakan cuka kayu

sebagai bahan stimulan dalam proses penyadapan pinus untuk meningkatkan

produksi getah.

Tabel 2. Komponen kimia cuka kayu hasil karbonisasi kayu pinus

No. Komponen kimia Pinus + kulit Pinus tanpa kulit

1. Ethanol 0,45 0,28

2. Asamasetat 60,79 18,03

3. Propanone 1,21 1,38

4. Furanon 1,37 2,00

5. Butanon 0,94 2,45

Page 15: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

No. Komponen kimia Pinus + kulit Pinus tanpa kulit

6. Methyl furfural 0,69 0,84

7. Furanmetanol 1,92 2,19

8. Cyclopenten 1,21 0,88

9. Pyran 0,52 -

10. Methoxy quaiacol 2,86 3,67

11. Cyclopropil carbinol 0,69 -

12. Nonadiena 0,40 -

13. Maltol 0,81 0,52

14. Benzeldehida 0,42 1,37

15. Methyl phenol 2,68 3,70

16. Asam propionate 0,63 0,86

17. Ethyl quaiacol 0,69 0,76

18. Vanilin 0,27 0,61

19. Glukopiranosa 0,35 -

20. Kresol - 0,61

21. Asam pospat 4,86 40,76

Sumber : Pari dan Nurhayati (2009)

Cuka kayu atau asam cuka merupakan asap yang terbentuk melalui proses

pembakaran yang terkondensasi pada suhu dingin. Tiga komponen utama yang

terdapat dalam asap cair yang berasal dari kayu adalah asam asetat, fenol dan

alkohol. Disebut juga cuka kayu karena komponen utamanya berupa asam asetat

(CH3COOH), yaitu kurang lebih 50%. Asam asetat termasuk dalam kelompok asam

lemah. Asam asetat sendiri merupakan senyawa yang biasa digunakan sebagai

bahan pengawet makanan (menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang

mungkin berkembang dalam makanan) dan bekerja sebagai pelarut lipid sehingga

dapat merusak membrane sel (Cahyadi (2005) dalam Pari dan Nurhayati (2009).

Alkohol merupakan senyawa yang berfungsi sebagai denaturasi protein dan pelarut

lipid sehingga juga dapat merusak membrane sel, sedangkan fenol adalah senyawa

yang berfungsi sebagai desinfektan, denaturasi protein dan dapat menghambat

aktivitas enzim (Ferdias (1992) dalam Pari dan Nurhayati (2009)). Karena sifatnya

yang asam, cuka kayu dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Page 16: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Berdasarkan Tabel 2 tersebut dapat dilihat bahwa asam asetat merupakan

komponen utama cuka kayu yang berasal dari pembakaran kayu pinus baik dengan

kulit ataupun tanpa kulit. Kemudian diikuti komponen fenol dan alkohol. Asam asetat

inilah yang akan dijadikan bahan stimulan organik alternatif untuk meningkatkan

produksi getah jelutung dan kemenyan yang aman dan ramah lingkungan sekaligus

mejamin kelestarian hasil dan penghasilnya. Dalam penggunaannya untuk bahan

stimulansia organik, cuka kayu akan dicampur dengan asam palmitat. Asam palmitat

adalah asam lemak jenuh rantai panjang dengan rumus molekul CH3(CH2)16COOH.

Asam palmitat terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati seperti :

minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak inti sawit, minyak avokat, minyak

kelapa, minyak biji kapas, minyak kacang kedelai, minyak bunga matahari, dan lain-

lain. Asam palmitat juga terdapat dalam lemak sapi. Minyak tersebut merupakan

ester gliserol palmitat maupun ester gliserol lainnya yang apabila disabunkan

dengan suatu basa kuat, kemudian ditambahkan dengan suatu asam akan

menghasilkan gliserol, asam palmitat disamping asam lemak lainnya. Minyak

goreng, sebagai salah satu jenis asam palmitat, adalah minyak yang berasal dari

lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar

dan biasanyadigunakan untuk menggoreng bahan makanan. Minyak goreng

berfungsi sebagai pengantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai

kalori bahan pangan.

Lengkuas dipilih sebagai salah satu bahan stimulansia organik yang dapat

digunakan dalam kegiatan penyadapan pohon bergetah. Komponen bioaktif dari

golongan Zingiberaceae yang terbanyak adalah dari jenis flavonoid yang merupakan

golongan fenolik terbesar dan terpenoid. Pada golongan flavonoid dikenal golongan

flavonol. Komponen flavonol yang banyak tersebar pada tanaman misalnya yang

terdapat pada lengkuas adalah galangin, kaemferol, quersetin dan mirisetin.

Senyawa aktif antijamur yang berasal dari lengkuas mampu berikatan dengan asam

amino dari protein dan membentuk produk konjugasi yang bersifat hidrofilik. Produk

konjugasi yang terbentuk akan menghambat metabolisme sel karena senyawa yang

terbentuk mengubah struktur asam amino yang berfungsi untuk metabolisme sel.

Senyawa antijamur yang terkandung dalam lengkuas adalah eugenol, kaemferol,

quersetin dan galangin. Senyawa-senyawa tersebut mampu menurunkan tegangan

permukaan karena memiliki gup lipofil atau hidrofil dalam molekulnya. Gup lipofil

Page 17: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

yaitu rantai karbon, cincin karbon dan gup karboksil dengan kation bervalensi dua

sedangkan yang termasuk gup hidrofil adalah gugus hidroksil (-OH). Membran

sitoplasma yang terdiri dari protein dan lemak memiliki sifat rentan terhadap bahan

yang dapat menurunkan tegangan permukaan. Kerusakan pada membran

sitoplasma memungkinkan ion anorganik seperti nukleotida, koenzim dan asam

amino merembes keluar sel. Mekanisme inilah yang digunakan dalam penyadapan

pohon bergetah.

Bahan stimulansia organik alternatif yang lain yang dapat digunakan dalam

kegiatan penyadapan pohon adalah jeruk nipis. Jeruk nipis mengandung unsur-

unsur senyawa kimia yang bermanfaat, yaitu limonen, linalin asetat, geranil asetat,

fellandren, sitral dan asam sitrat. Menurut Rukmana (1995) dan Kataren (1975),

kandungan asam sitrat jeruk nipis sebanyak 7% dan kandungan minyak atsiri

limonen sebanyak 90%. Limonen (C10H15) merupakan monoterpen yang termasuk

golongan hidrokarbon yang dominan menentukan bau dan sifat khas setiap jenis

minyak. Minyak yang mengandung terpen jika disimpan dalam jangka waktu lama

akan membentuk sejenis resin dan sukar larut dalam alkohol. Jeruk nipis juga

mengandung zat bioflavonoid yang berguna untuk mencegah terjadi pendarahan

pada pembuluh nadi, kemunduran mental dan fisik serta mengurangi luka memar

(bruise). Menurut Nagy et al. (1977) terdapat beberapa jenis flavonoid yang

ditemukan pada jeruk nipis yaitu hesperidin yang merupakan komponen terbesar,

limonoid dan flavanon glikosida sebagai penyebab rasa pahit serta golongan terpen

yang berperan dalam memberikan kesan “segar” pada aroma jeruk nipis. Winarno

dan Laksmi (1974) mengatakan bahwa asam sitrat bersifat sebagai chelating agent

(komponen penghambat) yaitu senyawa yang dapat mengikat logam-logam divalen

seperti Mn, Mg dan Fe yang sangat diperlukan sebagai katalisator (senyawa yang

membantu mempercepat suatu reaksi) dalam reaksi-reaksi biologis. Reaksi biologis

dapat dihambat dengan penambahan asam sitrat, di mana asam sitrat dapat

berperan seperti asam sulfat. Oleh karena itu penggunaan asam sitrat diharapkan

juga dapat berperan seperti halnya asam sulfat dalam penyadapan pohon yang

bergetah.

Page 18: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

BAB III

METODOLOGI

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian teknik penyadapan getah jelutung dan kemenyan dengan

menggunakan stimulan organik dilakukan di wilayah Sumatera Utara dan

Kalimantan Tengah. Ujicoba stimulan organik pada penyadapan pohon jelutung

dilakukan di KHDTK Tumbang Nusa dan sekitarnya. Areal KHDTK Tumbang Nusa

dikelola oleh BPK Banjarbaru dan arealnya terletak di desa Tumbang Nusa,

Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Palangkaraya. Pelaksanaan

penelitian ujicoba stimulan organik pada penyadapan pohon kemenyan dilakukan di

areal hutan rakyat di kecamatan Polung, Kabupaten Hasundutan dengan ibu kota

kabuoaten di Dolok Sanggul.

B. Bahan dan Peralatan

Bahan dan alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah: pohon jelutung

(Dyera, spp) dan pohon kemenyan (Styrax, sp) siap sadap, lengkuas (Alpinia

galanga), cuka kayu dan jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle). Alat-alat yang

digunakan adalah pita ukur, pembersih kulit (bark shaver), pisau sadap (freshening

knife), kampak, penampung getah, plastik putih, alat ukur berat/timbangan dengan

ketelitian 0,1 gam, alat tulis, parang, batu asah, palu dan paku penahan tampungan

getah.

C. Prosedur Kerja

1. Pembuatan stimulan organik

a. Lengkuas

Stimulan lengkuas diperoleh dengan cara mengekstrak dari umbinya sesuai

prosedur Sukadaryati dan Dulsalam (2013), yaitu dengan cara diparut kemudian

diperas dan disaring. Hasil perasannya kemudian ditampung dalam jeligen. Hasil

perasan tersebut harus segera digunakan di lapangan, karena tidak tahan lama.

Cairan hasil ekstrak stimulan hanya bertahan 1 hari di udara terbuka, sedang bila

dimasukkan ke dalam kulkas mampu bertahan 1 minggu. Selama dibawa menuju

Page 19: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

lokasi penelitian, ekstrak lengkuas harus ditempatkan di wadah tertutup atau di kotak

pengawet makanan (container makanan) supaya tetap terjaga kesegarannya karena

dikhawatirkan bila ekstrak stimulan hayati tersebut rusak tidak akan efektif sebagai

stimulan.

b. Cuka kayu

Stimulan organik cuka kayu diperoleh dari pembakaran limbah pohon pinus

berupa ranting, cabang dan sisa batang. Pembakaran tersebut dilakukan selama

25–30 jam dengan lama pendinginan 6 jam. Hasil pendinginan berupa cairan asap

yang dikenal sebagai cuka kayu dan biasanya berwarna coklat gelap cenderung

hitam (crude). Cuka kayu tersebut mengandung 2 komponen, yaitu pyroligneus liquo

dan bagian bawah merupakan endapan ter. Untuk memanfaatkannya kemudian

dilakukan proses pemisahan atau destilasi antara 2 komponen tersebut. Destilasi

dilakukan dengan pemanasan pada suhu ± 100–150 °C sedemikian rupa sehingga

komponen-komponen lain terdestilasi kecuali ter yang akan tertinggal (Pari dan

Nurhayati, 2009). Cuka kayu hasil destilasi inilah yang dimanfaatkan lebih lanjut.

c. Jeruk nipis

Stimulan jeruk nipis diperoleh dengan cara mengektrak buah jeruk nipis atau

dengan memeras buah jeruk nipis. Buah jeruk nipis diperas dengan terlebih dahulu

dipotong-potong sedemikian rupa sehingga mudah untuk diperas (secara menual).

Untuk mempermudah cara pemerasan dapat dilakukan juga dengan cara mengupas

terlebih dahulu kulit buah jeruk (membuang kulitnya) kemudian dimasukkan kedalam

blender dan dilakukan pem-blender-an. Setelah dibender, hasilnya kemudian

disaring untuk memisahkan cairan dan ampas yang tersisa. Ekstrak buah jeruk yang

berbentuk cairan siap digunakan untuk bahan stimulan organik.

2. Uji coba penggunaan stimulan organik

a. Menentukan pohon sample secara purposive sebagai sample yang diberi

perlakuan dan kontrol.

Page 20: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

b. Mencatat kondisi awal pohon jelutung dan kemenyan yang akan disadap,

seperti diameter pohon dan tinggi pohon.

c. Membersihkan perdu atau semak sebelum penyadapan sedemikian rupa

sehingga sinar matahari dapat langsung mengenai bidang sadap dan juga

untuk memudahkan pengerjaan penyadapan.

d. Melakukan penyadapan batang jelutung dan kemenyan dan menyemprotkan

stimulan organik pada bidang perlukaan sebanyak ± 10cc.

e. Memasang tempat penampung getah di sekitar bidang sadap sedemikian

rupa sehingga getah bisa tertampung semua.

f. Mengumpulkan getah hasil sadapan antara 10–15 hari dan menimbangnya.

3. Pengujian Kualitas getah

Kualitas getah jelutung dan kemenyan yang dihasilkan pada masing-masing

perlakukan diuji di laboratorium dengan alat GCMS atau GMS untuk mengetahui

kandungan kimianya dan dibandingkan dengan getah tanpa perlakuan.

D. Analisis Data

Jenis stimulan yang digunakan baik pada penyadapan getah jelutung dan

kemenyan adalah :

S1 = cuka kayu : asam palmitat = 1 : 1

S2 = lengkuas : air = 1 : 1

S3 = jeruk nipis : air = 1 : 1

Rancangan penelitian dalam penyadapan getah jelutung adalah faktorial

dengan perlakuan jenis stimulansia (S) : S1, S2, S3 dan K (kontrol) dan cara

sadapan (T) : model V (T1) dan setengah spiral (T2) dengan ulangan 10 pohon

sehingga jumlah sample pohon jelutung yang digunakan sebanyak 3 x 2 x 10 = 60

pohon + kontrol 20 pohon = 80 pohon. Rancangan percobaan ujicoba penyadapan

jelutung dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 21: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Sementara itu rancangan penelitian dalam penyadapan kemenyan dilakukan

dengan perlakuan jenis stimulansia (S) : S1, S2, S3 dan K (kontrol) dengan cara

sadapan sesuai kebiasaan petani kemenyan dan banyaknya ulangan 10.

Rancangan percobaan ujicoba penyadapan kemenyan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rancangan percobaan ujicoba stimulan organik pada penyadapan pohon jelutung

Formula stimulan (S)

Teknik sadapan

(T) Hasil getah

S1 T1 S1T1U1

S1T1U2

S1T1U3

...

S1T1U10

T2 S1T2U1

S1T2U2

S1T2U3

...

S1T2U10

S2 T1 S2T1U1

S2T1U2

S2T1U3

...

S2T1U10

T2 S2T2U1

S2T2U2

S2T2U3

...

S2T2U10

S3 T1 S3T1U1

S3T1U2

S3T1U3

...

S3T1U10

Page 22: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Formula stimulan (S)

Teknik sadapan

(T) Hasil getah

T2 S3T2U1

S3T2U2

S3T2U3

...

S3T2U10

K T1 KT1U1

KT1U2

KT1U3

...

KT1U10

T2 KT2U1

KT2U2

KT2U3

...

KT2U10

Tabel 4. Rancangan percobaan ujicoba stimulan organik pada penyadapan pohon kemenyan

Formula stimulan (S)

Ulangan

(U) Hasil getah

S1 1 T1S1U1

2 T1S1U2

3 T1S1U3

.. ...

10 T1S1U10

S2 1 T1S2U1

2 T1S2U2

3 T1S2U3

.. ...

10 T1S2U10

Page 23: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Formula stimulan (S)

Ulangan

(U) Hasil getah

S3 1 T1S3U1

2 T1S3U2

3 T1S3U3

.. ...

10 T1S3U10

Hasil produksi getah berdasarkan perlakuan tersebut di atas kemudian

dianalisa dengan ANOVA. Dengan melihat F hitung padaTabel ANOVA tersebut

dapat diketahui signifikan atau tidak nya antar perlakukan. Jika signifikan selanjutnya

dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk mengetahui apakah ada perbedaan

yang nyata atau tidak antar setiap kombinasi perlakuan.

Page 24: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jelutung

1. Keadaan Umum KHDTK Tumbang Nusa

Penelitian ujicoba penggunaan stimulan organik terhadap produksi getah

jelutung dilakukan di areal KHDTK Tumbang Nusa. Secara administratif lokasi

KHDTK Tumbang Nusa berada di desa Tumbang Nusa dan desa Tanjung Taruna,

Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Propinsi Kalimantan Tengah.

Menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan, KHDTK Tumbang Nusa termasuk dalam

wilayah Dinas Perkebunan danKehutanan Kabupaten Pulang Pisau, Dinas

Kehutanan Propinsi Kalimantan Tengah. Secara geogafis areal ini terletak pada

2°17'–2°25'LS dan 114°00'–114°07'BT. Ketinggian tempat 0–5 mdpl, elevasi 0–18%

dan kedalaman gambut ≥ 6 m. Klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson

termasuk tipe A dengan rata-rata curah hujan dari tahun 1998–2008 adalah 2.751

mm/tahun, suhu rata-rata 27°C, suhu minimum 23°C dan suhu maksimum 33°C.

Rata-rata curah hujan 5 tahun terakhir (2009–2013) adalah 5.852 mm/tahun sedang

data curah hujan pada dua tahun terakhir, yaitu tahun 2012 dan 2013, masing-

masing tercatat sebesar 6.678 mm dan 8.775 mm. Pada saat musim hujan

ketinggian air mencapai 25 cm di atas permukaan tanah. Jenis tanah di areal

tersebut termasuk ordo histosol dan pH tanah 3,5.

Luas KHDTK Tumbang Nusa menurut SK Menteri Kehutanan No. 76/Menhut-

II/2005 adalah 5.000 ha. Vegetasi yang tumbuh secara alami dari tingkat semai

hingga tingkat pohon adalah meranti bunga, merapat, nyatoh, ramin, terentang,

malam-malam, pantung, gerunggang, meranti batu, kapurnaga, keruing serta jenis-

jenis pohon khas hutan rawa gambut lainnya. Jarak KHDTK Tumbang Nusa dari

Ibukota Propinsi Kalteng (Palangka Raya) sekitar 30 km sedangkan dari kantor BPK

Banjarbaru sekitar 200 km dengan waktu tempuh kendaraan bermotor (roda 4) bisa

mencapai 4 sampai 5 jam. Peta lokasi plot penelitian KHDTK Tumbang Nusa, Balai

Penelitian Kehutanan Banjarbaru dapat dilihat pada Lampiran.

Page 25: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

2. Getah jelutung

Tegakan jelutung yang tumbuh di areal KHDTK Tumbang Nusa dan sekitarnya

merupakan tanaman tahun 2004/2005 dengan jenis jelutung rawa (Dyera lowii

Hook.f) dan jelutung gunung (Dyera costulata Hook.f). Kedua jenis jelutung ini

tersebar merata di areal tersebut. Hasil pengukuran keliling batang jelutung yang

digunakan untuk sample ujicoba dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil pengukuran diameter batang pohon jelutung

No. Diameter (cm)

No. Diameter (cm)

No. Diameter (cm)

No. Diameter (cm)

1 23.57 21 15.61 41 18.15 61 21.50

2 23.89 22 18.79 42 21.34 62 19.75

3 16.88 23 17.20 43 19.43 63 15.76

4 21.66 24 21.34 44 21.66 64 15.92

5 13.22 25 25.00 45 15.61 65 15.61

6 20.06 26 16.56 46 21.02 66 17.20

7 17.52 27 20.06 47 18.15 67 17.20

8 24.52 28 20.70 48 23.57 68 12.74

9 23.89 29 27.39 49 21.34 69 14.97

10 22.29 30 28.03 50 17.52 70 15.76

11 18.79 31 15.29 51 14.65 71 12.90

12 21.97 32 21.66 52 14.65 72 15.92

13 22.29 33 22.61 53 15.92 73 17.20

14 20.38 34 19.43 54 26.43 74 15.92

15 21.97 35 23.25 55 18.47 75 16.56

16 31.85 36 14.01 56 15.29 76 17.20

17 19.43 37 15.29 57 14.65 77 17.04

18 21.18 38 16.56 58 14.65 78 19.59

19 21.97 39 13.38 59 17.20 79 20.38

20 15.29 40 21.02 60 15.45 80 13.69

Rerata diameter (cm) = 21.26

SD = 12.28

Ujicoba penggunaan stimulan organik dalam penyadapan jelutung dilakukan

berdasarkan 2 perlakuan, yaitu teknik penyadapan dan jenis stimulan. Teknik

penyadapan yang digunakanterdiri dari 2 teknik, yaitu sadapan ½ spiral (T½) dan

Page 26: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

sadapan bentuk “v” (T1). Jenis stimulan yang digunakan ada 3, yaitu berbahan

dasar lengkuas (S1), jeruk nipis (S2) dan cuka kayu (S3). Masing-masing perlakuan

dilakukan sebanyak 10 kali, selain itu juga ada kontrol atau tanpa diberi stimulan.

Dengan demikian jumlah sample ujicoba sebanyak 80 pohon jelutung. Hasil ujicoba

perlakuan berupa jenis stimulan dan teknik penyadapan dapat dilihat pada Tabel 6

berikut ini.

Tabel 6. Hasil getah jelutung berdasarkan perlakuan pada tiga kali perlukaan

Kode Hasil getah jelutung (g)

Rerata (g) Pelukaan ke 1 Perlukaan ke 2 Perlukaan ke 3

T1.S1.1 25 7 14 15.33

2 44 27 22 31.00

3 12 7 12 10.33

4 24 11 39 24.67

5 37 26 44 35.67

6 37 23 19 26.33

7 21 12 6 13.00

8 33 21 17 23.67

9 39 26 1 22.00

10 36 6 8 16.67

Jumlah 308 182 182 224.00

rerata 30.8 18.2 18.2 22.40

T1.S2.1 22 4 6 10.67

2 59 9 8 25.33

3 44 18 17 26.33

4 50 14 45 36.33

5 22 7 20 16.33

6 14 6 7 9.00

7 10 7 7 8.00

8 42 23 2 22.33

9 67 8 6 27.00

10 46 7 9 20.67

jumlah 376 127 127 210.00

Rerata 37.6 12.7 12.7 21.00

Page 27: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Kode Hasil getah jelutung (g)

Rerata (g) Pelukaan ke 1 Perlukaan ke 2 Perlukaan ke 3

T1.S3.1 90 8 23 40.33

2 47 19 12 26.00

3 59 12 28 33.00

4 38 17 5 20.00

5 14 15 16 15.00

6 33 15 14 20.67

7 43 14 13 23.33

8 44 12 18 24.67

9 30 17 26 24.33

10 47 21 3 23.67

jumlah 445 158 158 253.67

Rerata 44.5 15.8 15.8 25.37

T1.K.1 12 5 20 12.33

2 2 8 4 4.67

3 8 15 7 10.00

4 27 3 7 12.33

5 24 9 4 12.33

6 15 13 4 10.67

7 14 5 5 8.00

8 24 21 3 16.00

9 5 13 5 7.67

10 7 15 3 8.33

Jumlah 62 62 62.00

Rerata 6.2 6.2 6.20

T½.S1.1 35 17 13 21.67

2 26 13 15 18.00

3 52 14 9 25.00

4 23 9 10 14.00

5 20 6 7 11.00

Page 28: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Kode Hasil getah jelutung (g)

Rerata (g) Pelukaan ke 1 Perlukaan ke 2 Perlukaan ke 3

6 36 8 7 17.00

7 44 29 6 26.33

8 64 17 8 29.67

9 29 13 4 15.33

10 19 7 13 13.00

Jumlah 348 92 92 177.33

Rerata 34.8 9.2 9.2 17.73

T½.S2.1 30 10 4 14.67

2 24 5 13 14.00

3 24 10 12 15.33

4 22 25 10 19.00

5 35 14 11 20.00

6 14 8 7 9.67

7 20 5 7 10.67

8 23 13 7 14.33

9 21 12 7 13.33

10 41 39 6 28.67

Jumlah 254 84 84 140.67

Rerata 24.9 8.4 8.4 13.90

T½.S3.1 8 6 6 6.67

2 42 15 17 24.67

3 46 47 4 32.33

4 49 6 5 20.00

5 15 13 7 11.67

6 10 17 14 13.67

7 10 20 9 13.00

8 29 22 6 19.00

9 25 16 3 14.67

10 21 4 11 12.00

Jumlah 255 161 82 166.00

Page 29: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Kode Hasil getah jelutung (g)

Rerata (g) Pelukaan ke 1 Perlukaan ke 2 Perlukaan ke 3

Rerata 25.5 16.6 8.2 16.77

T½.K.1 23 15 7 15.00

2 35 21 4 20.00

3 10 7 5 7.33

4 7 5 5 5.67

5 7 11 5 7.67

6 20 13 6 13.00

7 22 7 17 15.33

8 9 17 4 10.00

9 33 4 3 13.33

10 16 12 5 11.00

Jumlah 182 112 61 118.33

Rerata 18.2 11.2 6.1 11.83

Berdasarkan Tabel 6 tersebut, getah jelutung hasil percobaan untuk setiap

perlakuan disajikan secara ringkas dan dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Rata-rata hasil getah jelutung sesuai perlakuan

Jenis stimulan Teknik penyadapan

Rerata Setengah spiral Bentuk V

Lengkuas 17,73 g 22,40 g 20.07 g

Jeruk nipis 13,90 g 21,00 g 17.45 g

Cuka kayu 16,77 g 25,37 g 21.07 g

Kontrol 11,83 g 6,20 g 9.02 g

Rerata 15.06 g 18.74 g

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa getah jelutung yang dihasilkan

dipengaruhi oleh teknik penyadapan dan jenis stimulan yang digunakan. Teknik

penyadapan berbentuk “v” cenderung menghasilkan getah lebih banyak jika

dibandingkan dengan teknik penyadapan ½ spiral. Penggunaan stimulan organik,

baik berbahan dasar lengkuas, jeruk nipis dan cuka kayu dalam penyadapan pohon

Page 30: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

jelutung akan menghasilkan getah jelutung lebih banyak dibandingkan tanpa

stimulan (kontrol).

Untuk melihat pengaruh masing-masing perlakukan terhadap getah yang

dihasilkan dilakukan analisis anova dan hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 8

berikut ini.

Tabel 8. Anova pengaruh teknik penyadapan dan stimulan terhadap produksi getah jelutung

Sumber variasi Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F

hitung Prob

Teknik penyadapan (T) 1 235.675 235.675 5.339 0.024

stimulan (S) 2 1255.689 418.563 9.481 0.000*

T x S 2 252.066 84.022 1.903 0.137

Error 72 3178.532 44.146 5.339

Total 80 29796.863

Keterangan : * = beda nyata

Tabel 9. Hasil uji HSD pengaruh jenis stimulan terhadap produksi getah jelutung

Stimulan Stimulan Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

dimension2

S1

dimension3

S2 2.4005 2.10110 .257 -1.7880 6.5890

S3 -.4505 2.10110 .831 -4.6390 3.7380

K 9.4505* 2.10110 .000 5.2620 13.6390

S2

dimension3

S1 -2.4005 2.10110 .257 -6.5890 1.7880

S3 -2.8510 2.10110 .179 -7.0395 1.3375

K 7.0500* 2.10110 .001 2.8615 11.2385

S3

dimension3

S1 .4505 2.10110 .831 -3.7380 4.6390

S2 2.8510 2.10110 .179 -1.3375 7.0395

K 9.9010* 2.10110 .000 5.7125 14.0895

K dimension3

S1 -9.4505* 2.10110 .000 -13.6390 -5.2620

Page 31: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

S2 -7.0500* 2.10110 .001 -11.2385 -2.8615

S3 -9.9010* 2.10110 .000 -14.0895 -5.7125

Keterangan : S1=lengkuas, S2=jeruk nipis, S3=cuka kayu, K=kontrol, *=beda nyata

Berdasarkan uji Anova dalam Tabel 8 tersebut, pemberian stimulan berpengaruh

nyata terhadap produksi getah jelutung yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil

getah jelutung dipengaruhi oleh pemberian stimulan baik berbahan dasar lengkuas, jeruk

nipis dan cuka kayu, artinya pemberian stimulan dapat meningkatkan produksi getah

jelutung jika dibandingkan dengan kontrol (tanpa stimulan). Untuk mengetahui pengaruh

jenis stimulan yang digunakan dilakukan uji lanjut yang dapat dilihat pada Tabel 9.

Berdasarkan Tabel 9, pemberian jenis stimulan berpengaruh nyata terhadap

produksi getah jelutung, dimana jenis stimulan cuka kayu dapat menaikkan produksi

getah jelutung lebih tinggi dibanding dua jenis stimulan yang lainnya, ytiu lengkuas dan

jeruk nipis. Rata-rata getah jelutung yang dihasilkan jika menggunakan stimulan cuka

kayu, legkuas dan jeruk nipis masing-masing sebesar 21,07 g; 20,07 g dan 17,45 g.

Rimpang lengkuas mengandung karbohidrat, lemak, sedikit protein, mineral (K, P,

Na), komponen minyak atsiri, dan berbagai komponen lain yang susunannya belum

diketahui (Darwis et al., 1991). Lebih lanjut disebutkan bahwa kandungan minyak atsiri

lengkuas yang berwarna kuning kehijauan dalam rimpang lengkuas ± 1% dengan

komponen utamanya metilsinamat 48%, sineol 20-30%, 1% kamfer dan sisanya d-pinen,

galangin, dan eugenol penyebab rasa pedas pada lengkuas. Sementara itu komponen

bioaktif pada rempah-rempah, khususnya pada golongan Zingiberaceae yang terbanyak

adalah dari jenis terpenoid dan flavonoid (Sinaga, 2000). Komponen bioaktif seperti

linalool, geranyl acetate, dan 1,8- cineole, yang menyebabkan aroma pedas menyengat

pada lengkuas telah dibuktikan dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis jamur

(Chukanhom et al., 2005). Dengan kata lain, komponen bioaktif tersebut dapat berfungsi

sebagai anti jamur. Peningkatan produksi getah jelutung dengan menggunakan stimulan

lengkuas disebabkan karena lengkuas memiliki senyawa anti jamur. Menurut Hezmela

(2006) senyawa anti jamur tersebut mampu menurunkan tegangan permukaan karena

memiliki grup lipofil dan hidrofil dalam molekulnya. Di dalam bahan aktif anti jamur

lengkuas yang merupakan grup hidrofil adalah gugus hidroksil (-OH) sedangkan cincin

karbon merupakan grup lipofil. Membran sitoplasma yang terdiri dari protein dan lemak

memiliki sifat rentan terhadap bahan yang dapat menurunkan tegangan permukaan. Oleh

Page 32: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

karena adanya gaya tarik menarik tersebut maka tegangan permukaan membrane sel

parenkim berkurang sehingga getah mengalir keluar lebih banyak.

Kandungan utama jeruk nipis berupa asam sitrat yang termasuk dalam kelompok

asam lemah. Asam sitrat ini mampu berperan seperti asam sulfat, dimana dapat

mempengaruhi tekanan dinding sel parenkim sehingga menyebabkan getah encer

semakin banyak dan terus mengalir. Selain itu asam organik yang terkandung dalam

jeruk nipis (asam sitrat) memiliki satu gugus hidroksil (OH) dan tiga gugus karboksil

(COOH) sehingga mampu membentuk ikatan hidrogen yang lebih kuat terhadap molekul

air pada saluran getah dibandingkan dengan asam sulfat yang hanya memiliki 2 gugus

hidroksil atau OH (Kirk dan Othmer 1985). Gugus hidroksil tersebut diduga dapat

menurunkan tegangan permukan sel. Membran sitoplasma yang terdiri dari protein dan

lemak memiliki sifat rentan terhadap bahan yang dapat menurunkan tegangan

permukaan. Oleh karena adanya gaya tarik menarik tersebut maka tegangan permukaan

membrane sel parenkim berkurang sehingga getah mengalir keluar lebih banyak.Dengan

adanya ikatan hidrogen yang lebih kuat, maka semakin banyak sel getah yang

terhidrolisis sehingga getah keluar lebih banyak.

Pemberian stimulan berbahan dasar cuka kayu mampu meningkatkan produksi

getah jelutung disebabkan karena kandungan asam asetat (CH3COOH) yang dapat

berperan untuk memperlancar keluarnya getah karena efek panas yang ditimbulkan dari

kandungan asamnya. Selain asam asetat, kandungan cuka kayu yang lainnya seperti

metanol, fenol, karbonil diduga dapat merangsang etelin pada tanaman untuk

meningkatkan tekanan osmosis dan tekanan turgor yang menyebabkan aliran getah

akan bertambah cepat dan lebih lama. Menurut Hillis (1987), masuknya air ke dalam

lumen sel epitel akan menyebabkan sel epitel membesar dan selanjutnya akan menekan

resin yang berada di dalam saluran damar sehingga resin hancur dan terdorong keluar.

Setelah itu sel epitel akan memproduksi zat resin kembali untuk mengisi saluran damar

tersebut.

Getah jelutung yang diambil dari penyadapan pohon jelutung memiliki warna putih

susu (larutan susu) dan tidak memiliki aroma yang yang khas seperti getah pinus

misalnya. Secara visual jika diamati getah jelutung yang dihasilkan lebih bersih karena

ditampung dalam tempat yang tertutup rapat (gelas plastik tertutup rapat di bagian

atasnya) sehingga sisa-sisa ranting atau daun, kerikil atau batu kecil tidak dapat masuk

ke dalam tempat penampungan plastik yang tertutup tersebut. Hanya ditemukan air

hujan yang terjebak di dalam tempat penampungan tersebut namun demikian air tersebut

Page 33: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

dapat dipisahkan dengan cara didiamkan beberapa waktu (1–2 hari) sehingga getah

akan terpisah dengan air. Getah yang terpisah akan mengendap di bagian bawah

sedang air hujan berada di bagian atas.

Hasil uji kadar pengotor terhadap getah jelutung untuk masing-masing perlakuan

dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil pengujian kadar pengotor getah jelutung

Jenis stimulan Kadar kotoran (%)

Lengkuas 0,6969

Jeruk nipis 0,5432

Cuka kayu 0,4508

Kontrol 0,6954

Berdasarkan Tabel 10, kadar pengotor yang terdapat pdalam getah jelutung

bervariasi namun tidak dipengaruhi oleh jenis stimulan yang diberikan. Pengotor yang

ditemukan di dalam getal berupa potongan kecil-kecil sisa kulit batang pohon jelutung

yang disadap. Getah jelutung yang dihasilkan dipengaruhi oleh cara penyadapan dan

perilaku penyadapnya. Pengaruh perilaku penyadap terlihat saat pembaruan luka sadap,

dimana penyadap tidak memindahkan dahulu tempat penampungan getah saat

melakukan pembaruan penyadapan. Dengan demikian pengotor getah mudah masuk ke

dalam penampung getah melalui talang yang mengalirkan getah ke dalam penampung

getah. Stimulan yang digunakan tidak mempengaruhi kualitas getah yang dihasilkan.

B. Kemenyan

1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Areal hutan kemenyan yang digunakan untuk areal ujicoba merupakan hutan

rakyat petani kemenyan. Hutan kemeyan ini sudah diusahakan secara turun

temurun dari nenek moyangnya. Luas areal hutan kemenyan tersebut sekitar 4 ha

dan terdapat kurang lebih 1000 tegakan kemenyan dengan tahun tanam yang

berbeda-beda, namun semua tegakan kemenyan sudah diusahakan semua untuk

Page 34: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

disadap. Lokasi hutan rakyat kemenyan tersebut terletak di Kecamatan Polung,

Kabupaten Hasundutan dengan ibu kota di Dolok Sanggul. Kota Dolok Sanggul

terletak di ketinggian tempat lebih dari 1000 mdpl dengan suhu udara dingin dapat

mencapai 15°C. Perjalanan dari Bandara Kualanamu ke Dolok Sanggul ditempuh

dengan jarak 275 km selama 5 sampai 6 jam.

2. Getah kemenyan

Ujicoba stimulan organik penyadapan kemenyan didahului dengan observasi

lapangan untuk menentukan tegakan kemenyan yang digunakan sebagai sample

ujicoba, yaitu 40 pohon. Pemilihan sample ujicoba didasarkan pada pertimbangan

pohon kemenyan siap sadap, yaitu sedang berbunga atau berbuah dan kondisinya

sehat.

Pada umumnya penyadapan kemenyan dilakukan pada saat pohon kemenyan

sedang berbunga atau berbuah. Dalam satu hamparan tegakan kemenyan, masa

berbunga ataupun berbuah akan berbeda-beda pada masing-masing pohon. Artinya

masa perbungaan ataupun berbuah tidak terjadi secara serentak/bersama-sama

dalam satu hamparan. Pada saat kegiatan penelitian dilakukan, sebagian pohon

kemenyan sedang berbunga atau berbuah sehingga memungkinkan untuk disadap.

Tegakan kemenyan yang digunakan sebagai sample ujicoba sudah pernah disadap,

dimana dalam satu batang kemenyan terdapat bekas luka sadapan kurang lebih 40

buah yang tersebar sepanjang batang. Pembuatan luka sadap dilakukan pada

batang kemenyan mulai ketinggian ± 20cm dari atas permukaan tanah sampai

dengan ketinggian ± 3m berpola selang-seling (sebelah kanan-kiri) dengan jarak

antar luka sadap ± 20– 30cm.

Tegakan kemenyan mulai disadap setelah diameter pohon berukuran 20–30

atau berumur 10 tahun. Pembuatan luka sadap pada batang pokok kemenyan

(bukan bagian cabang) dilakukan dengan menyayat kulit batang (namun tidak

sampai lepas) ± 3–4 cm sejajar panjang batang dengan menggunakan alat sadap

yaitu “panutuk” kemudian menutup kembali luka sadap dengan kulit batang yang

disayat tadi. Setelah luka tertutup, dilakukan pemukulan dengan alat panutuk

sebanyak 3–4 kali pada bagian yang sudah ditutup kembali dengan kulit batang

menggunakan bagian pegangan dari alat panutuk tadi. Pada umumnya penyadapan

kemenyan dilakukan tanpa menggunakan stimulan. Pada keadaan ini mereka

menunggu sekitar 3 bulan untuk memanen hasil getahnya, namun jika mereka

Page 35: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

mempunyai keperluan mendesak, mereka akan mengambil hasil getahnya lebih

awal sebelum 3 bulan. Keadaan sebaliknya bisa terjadi manakala mereka belum

mempunyai keperluan, mereka tidak akan mengambil getah kemenyan hingga 6

bulan. Sepertinya kegiatan pemanenan tersebut berhubungan dengan keperluan

mereka untuk biaya masuk sekolah anak dan biaya merayakan hari raya (Natal dan

tahun baru).

Hasil pengukuran diameter batang kemenyan yang digunakan untuk sample

ujicoba dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil pengukuran diameter batang kemenyan

No. Diameter (cm)

No. Diameter (cm)

No. Diameter (cm)

No. Diameter (cm)

1 12.42 11 13.38 21 20.70 31 29.62

2 9.55 12 13.06 22 22.29 32 17.52

3 12.74 13 15.61 23 13.06 33 12.10

4 28.34 14 13.69 24 10.83 34 26.43

5 23.57 15 11.15 25 10.51 35 19.43

6 20.38 16 18.79 26 21.97 36 11.15

7 17.52 17 32.17 27 11.15 37 14.01

8 19.43 18 10.51 28 10.19 38 17.83

9 14.97 19 15.61 29 19.11 39 12.74

10 21.34 20 28.66 30 12.10 40 15.61 Rerata diameter (cm) = 17.03

SD = 18.88

Penyadapan pohon kemenyan yang biasanya dilakukan tidak menggunakan

stimulan atau zat perangsang. Ujicoba penggunaan stimulan organik dalam

penyadapan kemenyan dilakukan berdasarkan teknik penyadapan sesuai kebiasaan

masyarakat setempat namun menggunakan stimulansia organik, yaitu berbahan

dasar lengkuas (L), jeruk nipis (J) dan cuka kayu (CK). Masing-masing perlakuan

dilakukan sebanyak 10 kali, selain itu juga ada kontrol atau tanpa diberi stimulansia.

Dengan demikian jumlah sample ujicoba sebanyak 40 pohon kemenyan.

Pertama-tama dilakukan pembersihan batang pohon kemenyan yang akan

disadap dengan menggunakan alat “guris”. Pembersihan batang pohon kemenyan

dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan jamur, lumut ataupun tanaman kecil

Page 36: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

yang menempel pada kulit batang kemenyan. Jika tidak dibersihkan dikhawatirkan

akan mengganggu kesehatan pohon karena dapat mempermudah jamur, lumut, dll

masuk melalui luka sadap yang dibuat. Perlukaan kulit pohon kemenyan dilakukan

dengan alat “panutuk” pada bagian pisaunya kemudian kulit yang terkelupas ditutup

kembali dengan memukul-mukulnya dengan alat “panutuk” pada bagian

pegangannya. Cara pemberian stimulan organik dilakukan dengan menyemprotkan

stimulansia organik sebanyak 1cc atau setara dengan 10 kali semprotan pada luka

sadapan. Pada penelitian dibuat 4 buah luka sadapan pada masing-masing batang

kemenyan yang dipilih sebagai sample. Dengan demikian 1 sample batang

kemenyan memerlukan 4cc stimulan organik. Untuk mempermudah pemanenan

getah kemenyan, pada bagian batang yang sudah disadap diberi tanda sehingga

saat memanen getah nanti yang diambil adalah getah yang menempel pada luka

sadap yang kulitnya diberi tanda.

Pemanenan getah kemenyan dilakukan dengan alat khusus yang disebut

“agat’. Luka sadap yang tertutup kulit akan dibuka lagi dan getah akan menempel

pada bagian kulit maupun pada bagian luka sadap. Pemanenan getah kemenyan

sebagai sample ujicoba dilakukan 1 bulan setelah masa perlukaan. Getah kemenyan

yang dipanen masih menempel pada kulit batang kemenyan dan bersifat sangat

lengket jika dipegang. Hasil getah yang masih menempel di kulit yang diperoleh

ditimbang dan hasilnya disajikan dalam Tabel 12.

Getah kemenyan yang diperoleh dari lapangan sesuai Tabel 12 merupakan

hasil penimbangan getah kotor, karena getah yang ditimbang masih menempel di

kulit batang. Dengan kata lain, berat getah kemenyan yang diperoleh merupakan

berat getah + kulit kemenyan. Pemisahan getah kemenyan dilakukan setelah getah

diangin-anginkan atau dikering-anginkan sehingga getah terasa tidak lengket

menempel di tangan jika dipegang. Pengeringan tersebut memerlukan waktu 5-7 hari

tergantung cuaca lingkungan dan keadaan getah + kulit kemenyan itu sendiri (sangat

basah atau ttidak terlalu basah). Jika cuaca sedang hujan sehingga kelembaab tinggi

maka proses pengeringan akan berlasngsung lebih lama. Demikian juga dengan

kondisi getah + kulit kemenyan yang terlalu basah akan menyebabkan proses

pengeringan memerlukan waktu lebih lama. Pengeringan getah + kulit kemenyan

tersebut dilakukan di laboratorium untuk memudahkan proses analisa selanjutnya.

Page 37: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Tabel 12. Getah kemenyan hasil pemanenan (berat kotor)

No. Stimulan Ulangan Berat kotor (g)

No Stimulan Ulangan Berat kotor (g)

1 Jeruk nipis 1 25,62 3 Cuka kayu 1 29,75

2 26,17 2 23,45

3 42,29 3 30,55

4 45,47 4 77,31

5 17,89 5 65,05

6 42,86 6 34,87

7 71,83 7 21,97

8 17,28 8 61,13

9 35,12 9 55,06

10 37,61 10 48,60

rerata 36,21 rerata 44,77

2 Lengkuas 1 50,76 4 Kontrol 1 51,02

2 38,50 2 53,50

3 12,17 3 18,98

4 23,65 4 76,51

5 12,25 5 71,79

6 50,37 6 27,55

7 16,20 7 35,62

8 17,02 8 45,07

9 48,91 9 35,79

10 22,50 10 28,93

rerata 29,23 rerata 44,48

Page 38: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Getah kemenyan kotor yang diperoleh kemudian dikering-anginkan dan

dipisahkan antara getah dan kulit kemenyan dengan metode tertentu sehingga

diperoleh getah bersih. Hasil getah kemenyan tersebut ditimbang,demikian juga

dengan kulit kemenyan. Hasil penimbangan getah bersih dan kulit kemenyan dapat

dilihat pada Tabel 13. Getah dan kulit kemenyan yang diperoleh dan disajikan pada

Tabel 13 merupakan hasil penimbangan sementara, karena belum semua sample

hasil getah kemenyan yang diperoleh (40 sample) dapat ditimbang. Dengan kata

lain, getah dan kulit kemenyan yang diperoleh masih dalam proses analisa

laboratorium termasuk penimbangan rendemen getah kemeyan yang diperoleh.

Tabel 13. Rendemen getah kemenyan yang dihasilkan berdasarkan perlakuan

No. Kode Berat kulit (g) Berat getah (g) Rendemen (%)

1 L9 33.3783 6.0994 18.274

2 J3 26.7747 3.9013 14.571

3 CK5 53.2811 3.4618 6.497

4 K5 52.4527 1.6852 3.213

Keterangan : L=lengkuas; J=jeruk nipis; CK=cuka kayu; K=kontrol; angka yang mengikuti huruf merupakan nomer ulangan

Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa pemberian stimulan organik baik

yang berbahan dasar lengkuas, jeruk nipis dan cuka kayu pada umumnya dapat

meningkatkan produksi getah kemenyan. Pemanenan getah kemenyan yang

dilakukan setelah 1 bulan masa perlukaan tersebut menunjukkan bahwa pemanenan

getah kemenyan dengan menggunakan stimulan dapat meningkatkan produksi

getahnya jika dibandingakan dengan kontrol (tanpa stimulan).

Penggunaan stimulan berbahan dasar lengkuas dapat meningkatkan peroduksi

getah kemenyan lebih tinggi dibandingkan stimulan jeruk nipis dan cuka kayu. Hasil

getah kemenyan (rendemen) yang diperoleh dengan menggunakan stimulan

lengkuas, jeruk nipis dan cuka kayu masing-masing sebesar 18,274%; 14,571% dan

6,497%.

Rimpang lengkuas mengandung karbohidrat, lemak, sedikit protein, mineral (K, P,

Na), komponen minyak atsiri, dan berbagai komponen lain yang susunannya belum

diketahui (Darwis et al., 1991). Lebih lanjut disebutkan bahwa kandungan minyak atsiri

lengkuas yang berwarna kuning kehijauan dalam rimpang lengkuas ± 1% dengan

Page 39: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

komponen utamanya metilsinamat 48%, sineol 20-30%, 1% kamfer dan sisanya d-pinen,

galangin, dan eugenol penyebab rasa pedas pada lengkuas. Sementara itu komponen

bioaktif pada rempah-rempah, khususnya pada golongan Zingiberaceae yang terbanyak

adalah dari jenis terpenoid dan flavonoid (Sinaga, 2000). Komponen bioaktif seperti

linalool, geranyl acetate, dan 1,8- cineole, yang menyebabkan aroma pedas menyengat

pada lengkuas telah dibuktikan dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis jamur

(Chukanhom et al., 2005). Dengan kata lain, komponen bioaktif tersebut dapat berfungsi

sebagai anti jamur. Peningkatan produksi getah jelutung dengan menggunakan stimulan

lengkuas disebabkan karena lengkuas memiliki senyawa anti jamur. Menurut Hezmela

(2006) senyawa anti jamur tersebut mampu menurunkan tegangan permukaan karena

memiliki grup lipofil dan hidrofil dalam molekulnya. Di dalam bahan aktif anti jamur

lengkuas yang merupakan grup hidrofil adalah gugus hidroksil (-OH) sedangkan cincin

karbon merupakan grup lipofil. Membran sitoplasma yang terdiri dari protein dan lemak

memiliki sifat rentan terhadap bahan yang dapat menurunkan tegangan permukaan. Oleh

karena adanya gaya tarik menarik tersebut maka tegangan permukaan membrane sel

parenkim berkurang sehingga getah mengalir keluar lebih banyak.

Kandungan utama jeruk nipis berupa asam sitrat yang termasuk dalam kelompok

asam lemah. Asam sitrat ini mampu berperan seperti asam sulfat, dimana dapat

mempengaruhi tekanan dinding sel parenkim sehingga menyebabkan getah encer

semakin banyak dan terus mengalir. Selain itu asam organik yang terkandung dalam

jeruk nipis (asam sitrat) memiliki satu gugus hidroksil (OH) dan tiga gugus karboksil

(COOH) sehingga mampu membentuk ikatan hidrogen yang lebih kuat terhadap molekul

air pada saluran getah dibandingkan dengan asam sulfat yang hanya memiliki 2 gugus

hidroksil atau OH (Kirk dan Othmer 1985). Gugus hidroksil tersebut diduga dapat

menurunkan tegangan permukan sel. Membran sitoplasma yang terdiri dari protein dan

lemak memiliki sifat rentan terhadap bahan yang dapat menurunkan tegangan

permukaan. Oleh karena adanya gaya tarik menarik tersebut maka tegangan permukaan

membrane sel parenkim berkurang sehingga getah mengalir keluar lebih banyak.Dengan

adanya ikatan hidrogen yang lebih kuat, maka semakin banyak sel getah yang

terhidrolisis sehingga getah keluar lebih banyak.

Pemberian stimulan berbahan dasar cuka kayu mampu meningkatkan produksi

getah jelutung disebabkan karena kandungan asam asetat (CH3COOH) yang dapat

berperan untuk memperlancar keluarnya getah karena efek panas yang ditimbulkan dari

kandungan asamnya. Selain asam asetat, kandungan cuka kayu yang lainnya seperti

Page 40: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

metanol, fenol, karbonil diduga dapat merangsang etelin pada tanaman untuk

meningkatkan tekanan osmosis dan tekanan turgor yang menyebabkan aliran getah

akan bertambah cepat dan lebih lama. Menurut Hillis (1987), masuknya air ke dalam

lumen sel epitel akan menyebabkan sel epitel membesar dan selanjutnya akan menekan

resin yang berada di dalam saluran damar sehingga resin hancur dan terdorong keluar.

Setelah itu sel epitel akan memproduksi zat resin kembali untuk mengisi saluran damar

tersebut.

Hasil getah kemenyan di Sumatera Utara pada umumnya terdiri dari 2 jenis

berdasarkan jenis pohonnya, yaitu Styrax sumatrana yang dikenal dengan nama

kemenyan toba dan Styrax benzoini yaitu kemenyan durame. Pada umumnya kedua

jenis kemenyan tersebut dapat dikenali dari aroma atau bau kemenyan yang

dihasilkan, dimana kemenyan toba beraroma lebih tajam.

Kemenyan di Sumatera Utara diperdagangkan dalam bentuk bahan baku

mentah atau getah kering. Khusus di lokasi penelitian, yaitu di Kecamatan Polung,

terdapat 16 desa dan menghasilkan getah kemenyan kering sebanyak ± 1

ton/minggu. Penghasilan seorang petani kemenyan dalam 1 minggu dapat

memperoleh ±10 kg, dengan harga kemenyan Rp1,3 juta. Penghasilan petani dalam

satu bulan dapat mencapai Rp5,2 juta/bulan. Masa puncak panena kemenyan

dilakukan petani pada bulan September dan Februari atau Maret. Pada umumnya

perdagangan kemenyan dimulai dari petani kemudian dibeli oleh pedagang

pengumpul di desa. Petani kemenyan mengenal pedagang pengumpul tingkat desa

tersebut dengan sebutan “agen”. Dari “agen-agen” ini, kemenyan dikumpulkan oleh

pedagang besar atau dikenal dengan nama “tokek” di tingkat kabupaten untuk

kemudian dibawa ke pedagang di kota (provinsi) dan dijual ke pulau Jawa sebagai

bahan baku berbagai produk. Hasil kemenyan dibeli oleh pedagang dari Siantar

dengan harga kemenyan bervariasi tergantung kualitas kemenyan yang dihasilkan.

Kualitas kemenyan yang dihasilkan tersebut berhubungan dengan warna getah

kemenyan yang dihasilkan. Berdasarkan wawancara dengan petani penyadap, harga

getah kemeyan yang dihasilkan meliputi 3 macam, yaitu 1) Rp130.000 per kg untuk

kemenyan dengan warna putih bersih; 2) Rp80.000 per kg untuk kemenyan dengan

warna coklat kemerahan dan 3) Rp40.000 per kg untuk kemenyan dengan warna

hitam.

Selain getah kemenyan kering, petani juga menjual kulit sadapan kemenyan

setelah getah yang menempel dipisahkan. Kulit tersebut dikeringkan terlebih dahulu

Page 41: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

dan dijual ke pengumpul dengan harga Rp4000/kg. Dalam satu tahun, petani

kemenyan dapat memperoleh hasil penjualan kulit kemenyan sebanyak ± 700 kg

dengan total tambahan pendapatan Rp2,8 juta.

Page 42: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

Stimulan organik pada penyadapan jelutung :

1. Penggunaan stimulan berbahan dasar lengkuas, jeruk nipis dan cuka kayu pada

penyadapan jelutung memberikan respon yang bervariasi terhadap produksi getah

jelutung, namun pada umumnya dapat meningkatkan produksi getah jelutung yang

diperoleh.

2. Stimulan berbahan dasar cuka kayu dapat menaikkan produksi getah jelutung lebih

tinggi dibanding stimulan lengkuas dan jeruk nipis. Rata-rata getah jelutung yang

dihasilkan jika menggunakan stimulan cuka kayu, lengkuas dan jeruk nipis masing-

masing sebesar 21,07 g; 20,07 g dan 17,45 g.

3. Teknik penyadapan jelutung dengan luka sadap berbentuk ½ spiral maupun

berbentuk V tidak mempengaruhi produksi getah jelutung yang dihasilkan atau

dengan kata lain produksi getah jelutung yang dihasilkan dengan kedua teknik

penyadapan tersebut tidak berbeda nyata.

4. Kadar pengotor yang terdapat di dalam getah jelutung berkisar antara 0,45%–0,70%.

Banyak sedikitnya kotoran yang ikut masuk di dalam getah jelutung tergantung pada

kebiasaan penyadap pada saat melakukan pembaharuan sadapan.

Stimulan organik pada penyadapan kemenyan :

1. Stimulansia organik berbahan dasar lengkuas, jeruk nipis dan cuka kayu dapat

digunakan untuk meningkatkan produksi getah kemenyan jika dibandingkan dengan

kontrol (tanpa stimulan).

2. Penggunaan stimulan berbahan dasar lengkuas dapat meningkatkan rendemen

getah kemenyan dibandingkan stimulan berbahan dasar jeruk nipis dan cuka kayu.

Rendemen getah kemenyan yang diperoleh dengan menggunakan stimulan

lengkuas, jeruk nipis dan cuka kayu masing-masing sebesar 18,27%; 14,57% dan

6,50%

3. Selain getah kemenyan, kulit kemenyan yang sudah dipisahkan dari getahnya

mempunyai nilai ekonomi (masih dapat dijual).

Page 43: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

B. Saran

1. Stimulan organik dapat digunakan untuk merangsang keluarnya eksudat getah

jelutung dan kemenyan sehingga dapat meningkatkan produksi getahnya.

2. Perlu inovasi penyadapan lebih lanjut agar proses perlukaan batang dan pemberian

stimulan dapat dilakukan lebih efisien dan efektif.

Page 44: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

DAFTAR PUSTAKA

Antoko, BS. 2011. Nilai Insentif Karbon hutan rakyat Kemenyan Berbasis Voluntary Carbon Market di Kabupaten tapanuli Utara. Tesis. Sekolah Pasca sarjana. IPB. Bogor. Tidak diterbitkan.

Boer, E. and Ella, A.B. (Editors), 2001.Plant Resources of South-East Asia.No. 18.Plants ProducingExudates.Prosea, Bogor, Indonesia.

Chukanhom, K., P. Borisuthpeth dan K. Hatai. 2005. Antifungal Activities of Aroma Components from Alpinia galanga against Water Molds. Biocontrol Science Vol. 10 No. 3 September 2005. Japan.

Coppen, J.J.W. 1995. Gum, resins, and latexes of plant origin.Non Wood Forest Products.No.6. FAO, Roma.

Darwis , S.N., M. Indo dan S. Hasiyah. 1991. Tumbuhan Obat Famili Zingiberaceae. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Bogor.

Dewi, I.R. 2008. Peranan dan Fungsi Fitohormon Bagi Pertumbuhan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. Bandung. Makalah. Tidak diterbitkan.

Eaton, B.J.; C.D.V. Georgi and G.L. Teik. 1926. Jelutong. The Malayan Agricultural Journal XIV(9) : 275- 285

Gardner, F.P, R.B Pearee, R.L. Mitchel. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta.

Hezmela, R. 2006. Daya Antijamur Ekstrak Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) Dalam Sediaan Salep. Skripsi. Fakultas. Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak diterbitkan

Hillis, W.E (1987) Heartwood and Tree Exudate. Springer Verlag. Berlin Heidelberg, New York, London.

Jayusman. 2014. Mengenal pohon kemenyan (Styrax spp). Jenis dengan Spektrum Pemanfaatan Luas yang Belum Dioptimalkan. IPB Press. Bogor.

Ketaren S. 1975. Minyak Atsiri. Bogor: Departemen Teknologi Hasil Pertanian. FATEMETA Institut Pertanian Bogor.

Kirk BE dan Othmer DF. 1985. Encyclopedia of Chemical Technology. New York: The Interscience Encyclopedia Inc.

Lubis, Zulkifli. 1996. Repong Damar: Kajian Tentang Pengambilan Keputusan Dalam Pengelolaan Lahan Hutan Pada Dua Komunitas Desa Di Daerah Krui, Lampung Barat. Laporan Penelitian. Universitas Indonesia. Jakarta.

Martawijaya, A., I. Kartasujana, K. Kadirdan S.A. Prawira. 2005. Atlas Kayu Indonesia Jilid I. BadanPenelitiandanPengembanganKehutanan. DepartemenKehutanan. Bogor.

Moore, T.C. 1979. Biochemestry and Physiology of Plant Hormones. Springer-Verlag. Berlin.

Page 45: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Muhammad, N. 1994. Selected Tree Species for Forest Plantation in Peninsular Malaysia:A Preliminary Consideration, Forest Research Institute Malaysia. Research Pamphlet.

Nagy S, Shaw PE, Veldhuiss MK. 1977. Citrus Science and Technology Vol 2 AVI Publ. Co. Inc. Westport Connectticut.

Nurrochmat, D.R. 2000. Dampak Krisis Ekonomi dan Moneter Terhadap Usaha Kehutanan Masyarakat : Kemenyan di Tapanuli Utara. Resilisiensi Kehutanan Masyarakat di Masyarakat Indonesia. Debut Press. Yogyakarta.

Panshin dan De Zeeuw. 1970. Textbook of Wood Technology. Vol.1. McGraw Hill Book.Company. New York, Toronto.

Pari, G dan Tj. Nurhayati. 2009. Cuka Kayu dari Tusan dan Limbah Campuran Industri Penggergajian Kayu Untuk Kesehatanan Tanaman dan Obat. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Bogor. Tidak Diterbitkan.

Riyanto, T.W. 1980. Sedikit tentang Penaksiran Hasil Getah Pinus merkusii Jungh et de Vriese. Duta Rimba. Hal 12–17.

Santosa, G. 2010. PemanenanHasilHutanBukanKayu (HHBK). Wibsite : http://members.multimania.co.uk. Diakses pada tanggal 17 Februari 2011.

Santosa, G. 2011. Pengruh Pemberian Etrat terhadap Peningkatan Produktivitas Penyadapan Getah Pinus (Studi Kasus di KPH Sukabumi Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten). Laporan Penelitian. Fakultas kehutanan IPB. Bogor. Tidak diterbitkan.

Sasmuko, A.S. 1999. Kemenyan (Styrax spp) Jenis Andalan Daerah Sumatera Utara. Buletin konifera No 1 Tahun XV. Balai Penelitian Kehutanan Pematang Siantar. Medan.

Sasmuko, A.S. 2001. Kemenyan: Antara Misteri, manfaat dan Upaya Pelestarian. Buletin Konifera 1(XVI):13–18. Balai Penelitian Kehutanan Pematang Siantar. Medan.

Silalahi J, Sukmana A, Antoko BS, Sunandar DA, Barus JA, Maik WS dan Sanjaya H. 2013. Buku Kecil: Kemenyan Getah Berharga Tano Batak. Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli. Aek Nauli, Sumatera Utara.

Sinaga, E 2000. Alpinia galagal (L). Wild. Website : www.warintek.apiji.or.id. Diakses tanggal 10 Februari 2012.

Siregar, H. 1999. Upaya-Upaya Konservasi Dalam Pengelolaan dan Pola Pemanfaatan Hutan Rakyat Kemenyan dan Hasilnya di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor

Soerianegara, I dan R.H.M.J Lemmens. 1994. Plant Resources of South East Asia. No 5(1). Timber trees: Mjaor Commercial Timber. PROSEA Foundation. Bogor.

Sumadiwangsa, S. 1973. Klasifikasi dan Sifat Beberapa Hasil Hutan Bukan Kayu. Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Bogor. Laporan No. 28.

Page 46: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Sumarmadji, 2002. Aplikasi Etefon pada Tanaman Karet Dilihat dari Segi Produksi Lateks dan Pembentukan etelin Jaringan Kulit. Jurnal Penelitian Karet 20(1-3):43–55.

Suhardjito, D.,A. Khan, W.A Djatmiko, M.T Sirait dan S. Evelyna. 2000. Karakteristik Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat. PT Aditya Media. Yogyakarta.

Sukadaryati dan Dulsalam. 2013. Teknik Penyadpan Pinus Untuk Peningkatan Produksi Melalui Stimulan Hayati. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 31(3):221–227. Pusat Penelitian Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan. Bogor.

Sutjipto, 1977. Gondorokem (Seni Kuliah Hasil-Hasil Hutan Kayu). Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Tistama, R dan THS Siregar. 2005. Perkembangan Penelitian Stimulan untuk Pengaliran Lateks Hevea brasiliensis.Warta Perkaretan 24(2):45–57.

Waluyo, T.K. 2003. Perbandingan Sifat Fisiko-kimia Beberapa getah Jelutung (Dyera sp.) Olahan. Makalah Ekspose Hasil-hasil Penelitian Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Sumatera dalam Mendukung Pengelolaan Hutan Lestari. Tanggal 17 Desember 2003 di Medan.

Waluyo, T.K, 2010. Penentuan Metode Penyadapan Getah Jelutung Hutan Tanaman Industri Berdasarkan Sebaran Saluran Getah Pada Kulit Batang. Thesis. Institut Petanian Bogor. Bogor. Tidak diterbitkan.

Wattimena, G.A. 1988. Zat Pengantar Tumbuh Tanaman. IPB Press. Bogor.

Williams, L. 1963. Economic Botany : Laticiferous plants of economic importance IV, Jelutong (Dyera spp.). The New York Botanical Garden. Baltimore, Maryland : 110-126

Winarno GF, Laksmi SL. 1974. Dasar Pengawetan, Sanitasi dan Keracunan. Bogor: Departemen Teknologi Hasil Pertanian. FATEMETA Institut Pertanian Bogor

Zulnely dan T. Rostiwati.1998. Pengaruh Lingkaran pohon dan Lebar Torehan terhadap Hasil Getah Jelutung di Kalimantan Tengah.Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol. 16(1) : 49-60.

Page 47: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

LAMPIRAN

Gambar 1. Kondisi tegakan jelutung di KHDTK

Tumbang Nusa

Gambar 2. Persiapan pembuatan stimulansia

organik

Gambar 3. Tiga jenis stimulansia organik yang

digunakan (S1= lengkuas, S2 = jeruk nipis dan

S3 = cuka kayu)

Gambar 4. Alat penyadap pohon jelutung

Page 48: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Gambar 5. Cara penyadapan bentuk “V” Gambar 6. Cara penyemprotan stimulansia

Gambar 7. Sample kegiatan penyadapan jelutung yang sudah diberi perlakuan

Page 49: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Gambar 8. Pelukaan batang yang ke 2

Gambar 9. Pelukaan batang yang ke 3

Page 50: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Gambar 10. Kondisi tegakan kemenyan Gambar 11. Pohon kemenyan sedang berbunga

Gambar 12. Tiga jenis stimulan organik yang

digunakan (L= lengkuas, J = jeruk nipis dan

CK = cuka kayu)

Gambar 13. Alat penyadapan dan pemanenan

kemenyan (a=agat; b=panutuk; c=guris)

a

b

c

Page 51: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Gambar 14. Keranjang tempat getah kemenyan Gambar 15. Pelabelan untuk mempermudah

perlakuan

Gambar 16. Cara perlukaan kulit batang kemenyan Gambar 17. Cara penyemprotan stimulansia

Page 52: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Gambar 18. Penutupan kembali kulit yang terkelupas dan menandainya untuk mempermudah

pengamatan

Gambar 19. Getah kemenyan yang dipenen (a=menempel di dalam kulit; b=menempel di luar kulit)

a

b

Page 53: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

Gambar 20. Getah kemenyan yang menempel di

batang pohon

Gambar 21. Bekas pemanenan getah kemenyan

Gambar 22. Perlukaan pada kulit kemenyan akan menutup kembali setelah kurang lebih 1 tahun

Page 54: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing
Page 55: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2014

20.4.1.3

TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS

Bogor, ........................

Meyetujui:

Koordinator, Ketua Tim Pelaksana,

Prof.Ir. Dulsalam, MM

NIP. 19550722 198203 1 004

Sukadaryati, S.Hut.,MP

NIP. 19710419 199903 2 001

Menyetujui: Mengesahkan:

Ketua Kelti, Kepala Pusat,

Ir. Sona Suhartana

NIP. 19

Dr. Ir. Rufi’ie, MSc.

NIP. 19601207 198703 1 005

Page 56: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR LAMPIRAN

ABSTRAK 1

BAB I. PENDAHULUAN 2

A. Latar Belakang 2

B. Tujuan dan Sasaran 5

C. Luaran 5

D. Hasil yang Telah Dicapai 6

E. Ruang Lingkup 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 9

BAB III. METODOLOGI 18

A. Lokasi Penelitian 18

B. Bahan dan Peralatan 18

C. Prosedur Kerja 18

D. Analisis Data 20

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 24

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 41

DAFTAR PUSTAKA 43

LAMPIRAN 46

Page 57: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas hutan rakyat kemenyan di Kabupaten Tapanuli Utara

4

Tabel 2. Komponen kimia cuka kayu hasil karbonisasi kayu pinus 14

Tabel 3 Rancangan percobaan ujicoba stimulan organik pada penyadapan pohon jelutung

21

Tabel 4 Rancangan percobaan ujicoba stimulan organik pada penyadapan pohon kemenyan

22

Tabel 5 Hasil pengukuran diameter batang pohon jelutung 25

Tabel 6 Hasil getah jelutung berdasarkan perlakuan pada 3 kali perlukaan

26

Tabel 7 Rata-rata hasil getah jelutung sesuai perlakuan 29

Table 8 Anova pengaruh teknik penyadapan dan stimulan terhadap produksi getah jelutung

30

Tabel 9 Hasil uji HSD pengaruh jenis timulan terhadap produksi getah jelutung

30

Tabel 10 Hasil pengujian kadar pengotor getah jelutung 33

Tabel 11 Hasil pengukuran diameter batang pohon kemenyan 35

Tabel 12 Getah kemenyan hasil pemanenan (berat kotor) 37

Tabel 13 Rendemen getah kemenyan yang dihasilkan berdasarkan perlakuan

38

Page 58: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

DAFTAR GAMBAR

Page 59: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing

LAPORAN HASIL PENELITIAN (LHP)

TAHUN 2014

20.4.1.3

TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS

1. Sukadaryati,S.Hut., MP 2. Yuniawati, S.TP, M.Si 3. Prof. Ir. Dulsalam, MM 4. Wesman Endom, M.Sc 5. Ir. Totok K Waluyo, M.Si

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETEKNIKAN

KEHUTANAN DAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BOGOR, DESEMBER 2014

Page 60: TEKNIK PEMANENAN RESIN DAN GETAH UNTUK …database.forda-mof.org/uploads/Jelutung.pdf ·  · 2015-06-05Rata-rata hasil getah untuk stimulan lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing