teknik pengelolaan data & analisis data
TRANSCRIPT
TEKNIK PENGELOLAAN DATA & ANALISIS DATA
TEKNIK PENGELOLAAN DATA & ANALISIS DATA
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI SELATAN
JOKO SISWANTOBPS PROVINSI SULAWESI SELATAN
Makassar, 24 November 2020
Dalam Rangka Workshop Pengelolaan Data dan Informasi Gender dan Anak Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2020
OUTLINE
Memahami Data
Penyajian Data
Ukuran Statistik
Analisis Data
Penyusunan Laporan
1
2
3
4
5
Memahami Data1
Tahapan dalam Statistika
Pengumpulan Data proses pengumpulan dan pengukuran informasi mengenai variabel-variabel yang diminati, dengan cara sistematis yangmemungkinkan seseorang menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan, menguji hipotesis, dan mengevaluasi hasil
Pengolahan Data manipulasi data menjadi bentuk sebuah informatif
Penyajian Data salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah dilakukan
agar data yang telah dikumpulkan dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan
Analisis Data proses inspeksi, pembersihan dan pemodelan data dengan tujuan menemukan informasi
yang berguna, menginformasikan kesimpulan dan mendukung pengambilan keputusan
Apakah Bentuk Data Kita?
1. Kenali Jenis Data kita• Sumber (Data sektoral biasanya hasil registrasi)• Validitas• Konsistensi• Jenis Data: Data Cross Section (dikumpulkan pada waktu tertentu) atau
Time Series (dikumpulkan dari waktu ke waktu); Kuantitatif atau Kualitatif, dan lainnya
2. Bentuk data kita• Apakah sudah terkumpul dengan baik
• Masih dalam bentuk kuesioner atau telah ada pada worksheet
Pengukuran Terhadap Unit Observasi
• Karakteristik/ciri adalah semua sifat/ keterangan mengenai unit observasi
• Variabel adalah karakteristik yang mempunyai variasi nilai
• Data adalah kumpulan informasi tentang nilai atau kategori dari variabel
Skala Pengukuran Variabel
• Kualitatif/Kategorik/Nonmetric- Nominal: hanya dapat dibedakan (contoh: jenis kelamin, status kawin)
- Ordinal: dapat dibedakan dan diurutkan (contoh: golongan/pangkat PNS)
• Kuantitatif/Metric- Interval: dapat dibedakan, dapat diurutkan dan memiliki jarak (contoh: suhu, IQ, dll)
- Rasio: dapat dibedakan, dapat diurutkan, memiliki jarak dan dapat dibandingkan (contoh: berat badan, pendapatan, dll)
Pengolahan Data
1. Pengolahan Data Secara Manual• Umumnya dilakukan untuk jumlah observasi yang tidak terlalu banyak• Biasanya memerlukan waktu yang sangat lama
Contoh: pemungutan suara di TPS
2. Pengolahan Data Secara Elektronik• Komputer/laptop sebagai media• Dapat dilakukan dengan mudah dan cepat• Kesalahan dapat diminimalisasi
Penyajian Data2
Statistika Deskriptif
• Merupakan teknik penyajian dan peringkasan data sehingga menjadi informasi yang mudah dipahami.
Peringkasan Data Ukuran-Ukuran Statistik
Tehnik Penyajian
Tabel
Diagram/Grafik
Penyajian Data
Tabel
Grafik
Jenis Tabel
1. Tabel 1 arah: tabel yang memuat keterangan mengenai satu hal/karakteristik saja.
2. Tabel 2 arah: tabel yang menunjukkan hubungan dua hal atau dua karakteristik saja
3. Tabel 3 arah: tabel yang menunjukkan tiga hal atau tiga karakteristik.
Contoh Tabel 3 ArahJumlah karyawan perusahaan YZ menurut bagian kerja, jenis
kelamin, dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Contoh Tabel 1 ArahDaftar inventaris Kelas X-1 menurut jenis barang,
Tahun Ajaran 2015/2016
Contoh Tabel 2 ArahJumlah Mahasiswa STIS menurut tingkat dan jurusan
Tahun 2015
Contoh Jenis Tabel
Kunci Dalam Membuat Tabel/Grafik
• Menyajikan informasi sesuai keperluan penelitian
• Tampilan tabel/grafik jelas dan ringkas
• Tabel harus memberikan informasi yang dapat dimengerti oleh pembaca
• Beberapa hal yg harus diperhatikan dlm penyajian data dalam bentuk tabel, antara lain:
a.Judul tabel singkat dan jelas, sehingga mudah diinterpretasikan dan mudah dipahami.
b.Cantumkan sumber data untuk meyakini keabsahan data.
7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun
(1) (2) (3) (4)
01. Kepulauan Selayar 99,29 100 63,08
02. Bulukumba 98,18 95,13 72,58
03. Bantaeng 98,67 94,1 56,11
04. Jeneponto 100 87,89 50,12
05. Takalar 100 95,1 60,3
Sulawesi Selatan 99,11 94,54 71,99
Kabupaten/KotaKelompok Umur
Tabel 3.7b. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Umur 7-18 Tahun Menurut Kabupaten/Kota, 2016
NOMOR TABEL
JUDUL TABEL
Judul Kolom
Badan Tabel
Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Selatan Kaki Tabel
Bagian-Bagian Tabel
Kabupaten/Kota
Umur Perkawinan Pertama
≤ 16 17 - 18 19 - 20 21+ Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Kepulauan Selayar 11,12 18,89 20,15 49,85 100
02. Bulukumba 15,38 22,85 21,17 40,59 100
03. Bantaeng 18,55 21,71 16,15 43,58 100
Sulawesi Selatan 16,93 19,74 19,75 43,58 100
Tabel 5.1. Persentase Perempuan yang Pernah Kawin Berumur 10 Tahun ke Atas menurut KabupatenKota Dan Umur Perkawinan Pertama, 2016
JUDUL TABEL = FOKUS/DATA MENURUT KARAKTERISTIK/KATEGORI, WAKTU
Data/Fokus : Persentase Perempuan yang Pernah KawinKategori : KabupatenKota Dan Umur Perkawinan PertamaWaktu : 2016
Tata Cara Menentukan Judul Tabel
Pertumbuhan Beberapa Jenis Kendaraan di Sulawesi Selatan, 2014-2016 (persen)
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki/Menguasai Telepon, Komputer, dan
Akses Internet Dalam 3 Bulan Terakhir di Sulawesi Selatan Tahun 2013-2016 (Persen)
Sumber : Statistik Indonesia 2017
Persentase Ekspor Sulawesi Selatan Menurut Komoditi, 2016
Penyajian Data Pada Grafik
Penyajian Data Dalam Bentuk Pada Grafik
Grafik merupakan gambaran dinamika data yang ada dan merupakan visualisasi dari data.
Suatu kombinasi dari angka, simbol, gambar, lambang yang disajikan dalam satu media untuk lebih memudahkan dalam interpretasi data.
Salah satu tujuannya adalah untuk menggambarkan data secara sederhana dan melihat perkembangan dan perbandingan suatu yang saling berhubungan.
Jenis Grafik (1)
1. Grafik Garis (Line Chart)
Penyajian data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus. Diagram garis biasanya digunakan untuk menyajikan data statistik runtun waktu (pengamatan dari waktu ke waktu secara berurutan).
Jadi grafik garis dipakai untuk menggambarkan data berkala.
Dapat berupa grafik garis tunggal maupun grafik garis ganda.
Jenis Grafik (2)
2015 2016 2017 -
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
2,410 2,500 2,621
8,963 9,170 9,227
953 997 1,178
Cerai Talak Cerai Gugat Dispensasi Nikah
Jumlah Perkara Perceraian dan Dispensasi Nikah di Sulawesi Selatan, 2015-2017
Contoh Grafik Garis
Jenis Grafik (3)
2. Grafik Lingkaran (Pie Chart)
Penyajian data statistik dengan menggunakan gambar yang berbentuk lingkaran. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagian-bagian atau persen dari keseluruhan
Grafik lingkaran lebih cocok untuk menyajikan data cross section, dimana data tersebut dapat dijadikan bentuk persentasi
Tujuan utamanya adalah untuk melihat bagian-bagian mana yang paling dominan dibanding bagian lainnya.
Jumlah PNS Menurut Jenis Kelamin Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, 2017
48.43%51.57%
Laki-laki Perempuan
Contoh Grafik Lingkaran/Pie Chart
Jenis Grafik (4)
Jenis Grafik (5)
3. Grafik Batang (Bar Chart)
Penyajian data statistik dengan menggunakan gambar yang berbentuk batang. Setiap batang menunjukkan nilai dari suatu data.
Grafik batang lebih cocok digunakan untuk membandingkan besaran nilai dari beberapa pengamatan.
Tinggi rendahnya batang menunjukkan besar kecilnya nilai data hasil pengamatan.
Contoh Grafik Batang/Bar Chart
Jenis Grafik (6)
Angka Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Kab/Kota di Sulawesi Selatan, 2017
Barru
Bantaeng
BoneLu
wu
Gowa
Toraja
Uta
ra
Takala
r
Pangkep
Kota M
akass
ar
Jeneponto
Kota P
alopo
Maro
s
Pinra
ng
Tana Tora
ja
Luw
u Tim
ur
Buluku
mba
Luwu U
tara
Wajo
Kep. Sela
yar
Sidra
p
Enreka
ng
Sinja
i
Kota P
are-p
are
Soppeng
1.20 1.4
2 2.40
2.4
5
2.64
2.6
9
2.76 2.99 3.29
3.4
3
3.4
8
3.58 4.
09
4.1
1
4.1
9
4.24 4.6
8
4.69 5
.21
5.38
5.39 5.7
5
6.12 6.
53
3.58314730641995
Angka BBLR Sulsel
Jenis Grafik (7)
4. Grafik Gambar (Pictogram)
Grafik ini berupa gambar atau lambang untuk menunjukkan jumlah benda yang dilambangkan
Contoh: Komposisi jumlah pegawai menurut jenis kelamin di Perusahaan A
Jenis Grafik (8)
5. Grafik Berupa Peta (Cartogram)
Contoh: Kontribusi Kabupaten/Kota Tertinggi pada PDRB Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2015
Ukuran Statistik3
1. Nilai terbesar dan terkecil
2. Rata-rata, Median, Modus
3. Pertumbuhan
4. Rank Data/Peringkat
5. Persentase/Proporsi
Ukuran Yang Sering Digunakan Dalam Analisis Deskriptif
1. Rata-rata hitung (arithmetic mean) diperoleh dengan menjumlahkan nilai seluruh pengamatan dan membagi jumlah tersebut dengan banyaknya pengamatan.
Contoh: Nilai ulangan matematika 15 siswa kelas XIIPA adalah 7,8,6,4,10, 5,9,7, 3,8, 6, 5, 8, 9, dan 7. Tentukan nilai rata-ratanya.
Ukuran Pemusatan (Rata-Rata, Median, dan Modus)
2. Median adalah nilai data yang terletak di tengah setelah data diurutkan. Dengan demikian, median membagi data menjadi dua bagian yang sama besar.
Ukuran Pemusatan (Rata-Rata, Media, dan Modus)
3. Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam suatu data statistika. Modus juga merupakan nilai mayoritas atau nilai dengan frekuensi paling tinggi. Modus dapat digunakan untuk menentukan sampel dari suatu populasi dalam statistika
A B
PERTUMBUHANB A-
AX 100=
Apa Itu Pertumbuhan?
Analisis Data4
Analisis data adalah proses mengubah data menjadi informasi yang bermakna
Analisis Data
• Permasalahan yang sering kita hadapi:
Kita memiliki begitu banyak data, tetapi hanya masih sedikit yang bermanfaat bagi perencanaan/pengambilan kebijakan atau masih belum memenuhi kebutuhan pengguna
• Penyebab:
Mismatch antara penghasil dan pengguna
Data tidak dianalisis secara tepat
Data belum diolah menjadi informasi – it’s just data
Menjadikan Data Bermakna (1)
membuat data yang dikumpulkan bermanfaat bagi publik
Ditentukan oleh cara penyajian
Menjadikan Data Bermakna (2)
• Gunakan:
Bahasa yang dimengerti khalayak
Kalimat pendek, paragraf pendek
Satu pokok pikiran di setiap paragraf
Sub-judul untuk mengarahkan “mata” pembaca
Bahasa yang sederhana (bukan terminologi teknis atau yang biasa digunakan dalam tulisan ilmiah)
Teknik dan Tips Penulisan yang Baik
Publikasi Yang Ideal
Data Berkual
itas
Tepat Waktu
Sesuai Petunjuk
Enak Dilihat
Tulisan/
Analisis yang Baik ?
Apakah publikasi yang asal jadi tanpa tulisan/analisis yang baik akan menarik untuk dibaca?
Teknik Penulisan Populer
• Kecenderungan menuliskan hasil penelitian dengan menggunakan sudut pandang pemahaman si peneliti dan bukan pada sudut pandang pemahaman masyarakat umum, atau pembacanya.
• Terdapat gap: Isi artikel yang disampaikan hanya dipahami oleh penulisnya ataupun orang-orang yang memahami pola pikir penulisnya (elitis)
• Kecenderungan menggunakan kalimat-kalimat yang panjang, memiliki rangkaian anak kalimat, penuh dengan terminologi teknis (rumus-rumus, istilah teknis) dan gemar menggunakan angka. Pola semacam ini membuat semakin berat membaca karya-karya penelitian
• Terdapat tabel dan grafik yang disebutkan kembali pada analisis/tulisan artikel/publikasi tersebut
Kelemahan Tulisan/Analisis
Penyusunan Lapo-ran
5
Kriteria utama daru sauatu laporan penelitian adalah bahwa laporan penelitian merupakan suatu sarana komunikasi antara penelitian dengan pembaca mengenai penelitian yang dilakukan, sehingga laporan penelitian harus dibuat:
• Lengkap: laporan tersebut sudah menyajikan semu informasi yang perlu diketahui oleh pembaca. Artinya penulis laporan harus selalu memperhatikan apakah setiap tujuan dari penelitian yang diajukan dalam proposal penelitian sudah dibahas.
• Akurat: lengkap belum tentu akurat. Masalah akurasi tergantung kepada kelengkapan masukan (input) terhadap hasil-hasil penelitian, ketepatan pengolahan data dan motode analisis. Terdapat tabel dan grafik yang disebutkan kembali pada analisis/tulisan artikel/publikasi tersebut
• Jelas: kerangka berpikir yang jelas pada waktu pelaksanaan penelitian akan menghasilkan laporan penelitian yang jelas. Tulis laporan dengan menggunakan bahasa atau kalimat yang mudah dipahami
• Padat: jangan menjelaskan sesuatu hal dengan terlalu bertele-tele, jangan melakukan pembahasan yang berulang-ulang, gunakan kata-kata yang padat pada setiap pembahasan
Kriteria Laporan Penelitian
Pada dasarnya tidak terdapat aturan baku dalam menulis laporan penelitian. Namun secara umum sebuah laporan terdapat bagian-bagian sebagai berikut:
a. Judul
b. Daftar Isi
c. Abstrak
d. Batang tubuh laporan
- Pendahuluan
- Tinjauan Pustaka dan kerangka berpikir penelitian
- Metode Penelitian
- Hasil-hasil dan pembahasan
- Kesimpulan dan rekomendasi
- Daftar Pustaka dan lampiran-lampiran
Bentuk Laporan Penelitian
Cara akses website BPS: bps.go.id (website BPS Pusat);
sulsel.bps.go.id (website BPS Provinsi Sulawesi Selatan)
SUPLEMEN
Akses Publikasi
SUPLEMEN
Klik Publikasi
Isikan Kata Kunci
Akses Berita Resmi Statistik
SUPLEMEN
Klik Berita Resmi Statistik
Pilih Kategori
Beberapa publikasi BPS memuat data terpilah
Statistik Kesejahteraan Rakyat
Keadaan Angkatan Kerja
Indikator Pasar Tenaga
Perempuan dan Laki-Laki
Statistik Pemuda
Statistik Pendidikan
Indeks Pembangunan Gender, dll
SUPLEMEN
Jl. Haji Bau No. 6 Makassar
0411-854838 Badan Pusat Statistik (Page)
0411-851225@bps_statistics@bpssulsel
Contact Us
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TERIMAKASIH
Analisis Data
Banyaknya Variabel
• Univariate: menggunakan satu variabel saja
• Bivariate: menggunakan dua variabel
• Multivariate: menggunakan lebih dari dua variabel
Teknik Analisis
• Analisis Eksploratif
bertujuan memperoleh informasi pendahuluan
tentang perilaku data
• Analisis Deskriptif
bertujuan untuk memberikan gambaran berbagai karakteristik dalam data (sampel atau populasi)
• Analisis Konfirmatif:
bertujuan untuk memperoleh kesimpulan
dari data sampel bagi populasi
(generalisasi empiris) statistika inferensia
UNIVARIATE ANALYSIS
• Analisis Statistika Deskriptif:
- Variabel metric:
Tabel distribusi frekuensi, histogram,
steam & leaf diagram, boxplot, grafik garis,
ukuran statistik seperti: rata-rata (mean),
median dan modus, ragam (variance),
simpangan baku (standard deviation)
- Variabel non metric:
Tabel kontingensi satu arah, modus, proporsi,
diagram batang,lingkaran, gambar, dan
peta
BIVARIATE ANALYSIS
• Analisis Statistika Deskriptif:
- Variabel metric
Diagram pencar (Scatter plot),
koefisien korelasi,
model regresi sederhana
- Variabel non metric
Tabel kontingensi 2 arah,
ratio kecenderungan (odds ratio)
MULTIVARIATE ANALYSIS
• Analisis Statistika Deskriptif
- Variabel metric
a.l. Spider Chart, Chernoff Faces,
Dendrogram
- Variabel non metric
a.l.Tabel kontingensi 3 arah
Gender & Kesetaraan Gender 1
53
Kesetaraan Gender
• Kesetaraan gender menyiratkan bahwa kepentingan, kebutuhan dan prioritas perempuan dan laki-laki dipertimbangkan, mengakui keragaman berbagai kelompok perempuan dan laki-laki.
• Kesetaraan gender merupakan kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar berperan dan berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan
• Kesetaraan gender adalah kondisi perempuan dan laki-laki untuk menikmati status yang setara dan memiliki kondisi yang sama untuk mewujudkan secara penuh hak-hak asasi dan potensinya bagi pembangunan di segala bidang kehidupan
Mengukur Kesetaraan 2
55
Ukuran Pembangunan Manusia Berbasis Gender
UNDP memasukkan aspek gender ke dalam konsep pembangunan manusia.
UNDP memasukkan aspek gender ke dalam konsep pembangunan manusia.
Mengukur pencapaian dimensi dan variabel yang sama seperti IPM, tetapi mengungkapkan ketidakadilan pencapaian well-being laki-laki dan perempuan.
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) menunjukkan apakah perempuan dapat memainkan peranan aktif dan power dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik.
Indeks Pembangunan GenderIPG
Indeks Pemberdayaan GenderIDG
Indeks Pembangunan Gender (IPG)Gender Develpoment Index (nGDI) 3
57
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Metodologi penghitungan IPG mengacu pada metodologi baru yang digunakan oleh UNDP tahun 2010 menggambarkan rasio IPM laki-laki dengan IPM perempuan
Metodologi penghitungan IPG mengacu pada metodologi baru yang digunakan oleh UNDP tahun 2010 menggambarkan rasio IPM laki-laki dengan IPM perempuan
Dimensi IndikatorUmur panjang dan sehat
Umur Harapan Hidup pada saat lahir (e0),Laki-laki & Perempuan
Pengetahuan 1.Harapan Lama Sekolah (EYS); Laki-laki & Perempuan2.Rata-rata Lama Sekolah (MYS); Laki-laki &
Perempuan
Kehidupan yang layak
Perkiraan pendapatan; Laki-laki & Perempuan
58
Menghitung IPG
Laki-laki Perempuan
𝑰𝑷𝑮=𝑰𝑷𝑴𝑷𝒆𝒓𝒆𝒎𝒑𝒖𝒂𝒏
𝑰𝑷𝑴𝑳𝒂𝒌𝒊− 𝒍𝒂𝒌𝒊
59
Nilai Minimum dan Maksimum Komponen IPG Metode Baru
Indikator
Minimum Maksimum
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Umur Harapan Hidup 17,5 22,5 82,5 87,5
Harapan Lama Sekolah 0 0 18 18
Rata Lama Sekolah 0 0 15 15
Pengeluaran Per Kapita disesuaikan 1.007.436 1.007.436 26.572.352 26.572.352
60
Bagaimana Memaknai IPG?
• IPG merupakan indikator ketimpangan sehingga perlu kehati-hatian dalam memaknainya.
• IPG yang tinggi (mendekati 100) bisa jadi karena IPM laki-laki dan IPM perempuan yang sama-sama tinggi atau sama-sama rendah
• Perubahan IPG disebabkan perbedaan kecepatan IPM laki-laki dan IPM perempuan
• Kemajuan pembangunan gender dapat dilihat dari:
PERTUMBUHAN IPGKecepatan IPG menggambarkan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesetaraan pembangunan gender dalam suatu periode
LEVEL IPGLevel IPG menggambarkan level pencapaian pembangunan gender dalam suatu periode
Kelemahan IPG?
• Pendapatan umumnya tersedia pada level rumah tangga, sehingga disagregasi laki-laki perempuan akan menjadi sulit (Akder, 1994 dalam Klasen & Schuler, 2009).
• Konsekwensi dari pengggunaan rasio pencapaian HDI perempuan terhadap laki-laki adalah interpretasi hasilnya yang memerlukan kehati-hatian.
• Nilai nGDI yang besar belum tentu menunjukkan kondisi pembangunan manusia yang tinggi.
Kelemahan Penggunaan UHH dalam IPG?
• Indikator UHH mengandung bias yang disebabkan faktor genetik atau alamiah. Sehingga untuk menggambarkan gender gap kurang tepat (Jager & Rohwer, 2009).
• Indikator ini juga tidak menggambarkan konstruksi sosial yang dapat membedakan capaian pembangunan gender (Klasen, 2004).
• Secara gaya hidup, laki-laki lebih memiliki risiko kematian lebih tinggi karena stress, kebiasaan merokok dan pekerjaan berat.
• Namun di beberapa wilayah, tindakan diskriminasi, kekerasan, agama dan budaya acap kali menyebabkan rendahnya peluang akses perempuan dalam bidang kesehatan (Lemaire, 2002).
• Penelitian lain yang mendukung diantaranya Apfel (1982) yang menyebutkan bahwa perempuan memiliki umur yang panjang tetapi lebih sering mengalami sakit.
• Sedangkan menurut Verbrugge (1985) laki-laki memiliki peluang yang lebih tinggi dalam hal menderita penyakit kronis atau fatal yang tiba-tiba.
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)Gender Empowerement Measure (GEM) 4
64
Pemberdayaan
Dalam kamus bahasa Indonesia, pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan.
Pemberdayaan proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya/kekuatan/kemampuan.
Pengertian “proses” menunjukan pada serangkaian tindakan atau langkah - langkah yang dilakukan secara kronologis sistematis yang mencerminkan pertahapan upaya mengubah kaum yang kurang atau belum berdaya menuju keberdayaan.
Oleh sebab itu, pemberdayaan gender lebih mengacu pada konsep adanya proses “opportunity” bukan pada hasil akhir atau outcome.
Proses pembangunan kapasitas yang mengarah pada partisipasi, pengambilan keputusan, kontrol, dan tindakan perubahan ke arah yang lebih luas
Dalam kamus bahasa Indonesia, pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan.
Pemberdayaan proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya/kekuatan/kemampuan.
Pengertian “proses” menunjukan pada serangkaian tindakan atau langkah - langkah yang dilakukan secara kronologis sistematis yang mencerminkan pertahapan upaya mengubah kaum yang kurang atau belum berdaya menuju keberdayaan.
Oleh sebab itu, pemberdayaan gender lebih mengacu pada konsep adanya proses “opportunity” bukan pada hasil akhir atau outcome.
Proses pembangunan kapasitas yang mengarah pada partisipasi, pengambilan keputusan, kontrol, dan tindakan perubahan ke arah yang lebih luas
65
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Berbagai indikator yang umum yang digunakan dalam mengukur pemberdayaan diantaranya:
• Partisipasi dalam pendidikan dan pelatihan
• Partisipasi dalam dunia kerja, seperti tingkat partisipasi angkatan kerja, pekerja pada posisi tertentu seperti posisi manajerial, administratif, dan tenaga professional
• Partisipasi dalam jabatan publik, seperti anggota parlemen, pekerja pemerintah
Berbagai indikator yang umum yang digunakan dalam mengukur pemberdayaan diantaranya:
• Partisipasi dalam pendidikan dan pelatihan
• Partisipasi dalam dunia kerja, seperti tingkat partisipasi angkatan kerja, pekerja pada posisi tertentu seperti posisi manajerial, administratif, dan tenaga professional
• Partisipasi dalam jabatan publik, seperti anggota parlemen, pekerja pemerintah
66
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
IDG menunjukkan apakah wanita dapat secara aktif berperan serta dalam kehidupan ekonomi dan politik.
IDG menitikberatkan pada partisipasi, dengan cara mengukur ketimpangan gender di bidang partisipasi politik, pengambilan keputusan (sosial), dan aksesibilitas terhadap sumber daya ekonomi
Metode penghitungan IDG masih mengacu pada metodologi lama UNDP (1995)
IDG menunjukkan apakah wanita dapat secara aktif berperan serta dalam kehidupan ekonomi dan politik.
IDG menitikberatkan pada partisipasi, dengan cara mengukur ketimpangan gender di bidang partisipasi politik, pengambilan keputusan (sosial), dan aksesibilitas terhadap sumber daya ekonomi
Metode penghitungan IDG masih mengacu pada metodologi lama UNDP (1995)
Dimensi IndikatorKeterwakilan di Parlemen
Persentase anggota parlemen; Laki-laki & Perempuan
Pengambilan keputusan
Persentase pejabat tinggi, manajer, pekerja profesional dan teknisi; Laki-laki & Perempuan
Distribusi Pendapatan
Persentase Upah Buruh Non Pertanian disesuaikan; Laki-laki & Perempuan
67
Bagaimana Mengukur IDG?
I (PAR)Indeks keterwakilan perempuan dalam
parlemen
I (DM)Indeks pengambilan
keputusan
I (INC-DIS)Indeks sumbangan
pendapatan perempuan
3Semua komponen index ditimbang dengan proporsi jumlah penduduk, diistilahkan dengan EDEP (Equally Distributed Equivalent Percentage)
68
Kelemahan IDG
• Penggunaan indikator parlemen dan tenaga manajerial/professional dianggap hanya relevan bagi negara maju (bias kelompok elit, dan bias daerah perkotaan) (Klasen, 2006).
• Indikator pekerja professional, dan manager juga bukan menggambarkan power dalam pengambilan keputusan, namun lebih merefleksikan power dalam ekonomi (Gaye, e all, 2010).
• Ketimpangan gender lebih banyak terjadi pada aspek non-ekonomi seperti pengambilan keputusan dalam level rumah tangga, seksualitas, pemilihan kontrasepsi, dan aspek lain (Beteta, 2006).
• Penggunaan indikator pendapatan juga sama lemahnya dengan pendapatan dalam penghitungan GDI/IPG (Djikstra, 2002 dalam Jager & Rohwer, 2009).
• Penggunaan indikator parlemen dan tenaga manajerial/professional dianggap hanya relevan bagi negara maju (bias kelompok elit, dan bias daerah perkotaan) (Klasen, 2006).
• Indikator pekerja professional, dan manager juga bukan menggambarkan power dalam pengambilan keputusan, namun lebih merefleksikan power dalam ekonomi (Gaye, e all, 2010).
• Ketimpangan gender lebih banyak terjadi pada aspek non-ekonomi seperti pengambilan keputusan dalam level rumah tangga, seksualitas, pemilihan kontrasepsi, dan aspek lain (Beteta, 2006).
• Penggunaan indikator pendapatan juga sama lemahnya dengan pendapatan dalam penghitungan GDI/IPG (Djikstra, 2002 dalam Jager & Rohwer, 2009).
Gender Inequality Index (GII) 5
70
GII menyempurnakan GDI dan GEM
• GDI pada dasarnya bukanlah indeks untuk mengukur ketidaksetaraan, melainkan GDI adalah Indeks Pembangunan Manusia (HDI) yang terpilah gender.
• Komponen pendapatan dan indikator-indikator GEM yang bias negara maju tidak lagi dimasukan.
• Perhitungan GII sudah disesuaikan secara formula/teknis sehingga pencapaian yang tinggi dalam satu dimensi tidak akan mendominasi pencapaian yang rendah di dimensi lainnya
Sumber: http://hdr.undp.org/en/statistics/gii/
• UNDP memperkenalkan GII sebagai ukuran ketimpangan gender tahun 2010.
• GII memperlihatkan besarnya kegagalan/kerugian (loss) yang terjadi dalam aspek-aspek pembangunan yang diukur akibat adanya ketidaksetaraan gender.
• Angka 0 mencerminkan adanya kesetaran gender yang sempurna yang menyebabkan pencapaian pembangunan ada pada tingkat optimalnya, dan angka 1 mencerminkan kesenjangan gender yang sempurna yang menyebabkan kerugian total dalam pencapaian pembangunan akibat adanya ketidaksetaraan gender tersebut.
28
Dimensi dalam GII UNDP
DIMENSI INDIKATOR INDEKS DIMENSI
Kesehatan1. Angka Kematian Ibu2. Angka Fertilitas Remaja
Indeks Kesehatan Reproduksi
Pemberdayaan
1. Persentase penduduk laki-laki dan perempuan dengan pendidikan minimal SMP
2. Persentase laki-laki dan perempuan yang duduk di parlemen
1. Indeks Pemberdayaan Perempuan
2. Indeks Pemberdayaan Laki-laki
Pasar Tenaga Kerja TPAK laki-laki dan perempuan
1. Indeks Pasar Tenaga Kerja Perempuan
2. Indeks Pasar Tenaga Kerja Laki-laki
31
Konsep Definisi Indikator
Angka Kematian Ibu (AKI/MMR)
• Banyaknya kematian perempuan yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Fertilitas Remaja (ABR)
• Banyaknya kelahiran per 1000 wanita pada kelompok umur 15-19 tahun
Pemberdayaan
• Persentase penduduk laki-laki dan perempuan dengan pendidikan minimal SMP
• Persentase laki-laki dan perempuan yang duduk di parlemen
TPAK laki-laki dan perempuan
• Persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja
Indeks Ketimpangan Gender (IKG) 6
28
Dimensi dalam IKG
Di Indonesia Maternal Mortality Rate / MMR (Angka Kematian Ibu) dan Adolesence Birth Rate / ABR (Angka Fertilitas Remaja) atau indikator kesehatan reproduksi tidak tersedia setiap tahun dan sampai level kabupaten kota
DIMENSI INDIKATOR INDEKS DIMENSI
Kesehatan 1. Angka Kematian Ibu2. Angka Fertilitas Remaja
Indeks Kesehatan Reproduksi
Pemberdayaan
1. Persentase penduduk laki-laki dan perempuan dengan pendidikan minimal SMP
2. Persentase laki-laki dan perempuan yang duduk di parlemen
1. Indeks Pemberdayaan Perempuan
2. Indeks Pemberdayaan Laki-laki
Pasar Tenaga Kerja TPAK laki-laki dan perempuan
1. Indeks Pasar Tenaga Kerja Perempuan
2. Indeks Pasar Tenaga Kerja Laki-laki
Proses Kajian Melibatkan Pakar Statistik, Matematik dan Gender di Berbagai Universitas
Tahun 2016Penentuan Indikator Kesehatan Diskusi dengan Prof. dr. Budi Utomo, MPH, Ph.DMenghasilkan 7 Indikator proksi MMR dan 5 Indikator proksi ABR
BPS Lampung & Puslitbang Wanita,
Anak, & Pembangunan LPPM-Unila
BPS Jateng & Pusat Studi Wanita, Unika
Sugijapranata
BPS Malang & Pusat Studi Gender LPPM
Unibraw
BPS DIY & Pusat Studi Wanita, UGM
BPS RI & KPPPA BPS Kota Bogor & Pusat Kajian Gender dan Anak, LPPM IPB
Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak, Universitas Negeri
Medan
Pusat Kependudukan dan Gender, LPPM-
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Pusat Penelitian Gender dan Peranan Wanita, LPPM - Universitas Haluoleo, Kendari
Tahun 2017Penghitungan IKG Nasional & ProvinsiTahun 2018 & 2019Penghitungan IKG Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota
Indikator alternatif MMR
1. Proporsi ANC yang mendapat TT dan tablet besi lengkap (atau minimal 4 x kunjungan)
2. Proporsi persalinan ditolong Nakes
3. Proprosi persalinan ditolong di Faskes
4. Angka penggunaan kontrasepsi, unmet need tipe 1, dan unmet need tipe 2
5. Kehamilan dan kelahiran yang tidak diinginkan
6. Proporsi kematian maternal terhadap kematian perempuan usia reproduksi
7. Kehamilan/ kelahiran berisiko - ibu umur 15-19 tahun dan 35+ tahun, paritas 4+, dan jauh dari PONEK
Indikator alternatif ABR
1. Rata-rata umur perkawinan pertama
2. Rata-rata umur kelahiran anak pertama
3. Rata-rata jumlah kelahiran/ paritas ibu umur 15-19 tahun
4. Angka aborsi menurut umur ibu – proporsi aborsi umur ibu 15-19 tahun (basis fasilitas)
5. Akses remaja terhadap layanan informasi kespro yang benar
78
Struktur Indikator Terpilih Penyusun IKG
IKGDimensi kesehatan
Proksi Kematian Ibu
Proporsi wanita pernah kawin 15-49
th yang melahirkan
bukan di fasilitas
kesehatan
Proksi Fertilitas Remaja
Proporsi wanita pernah kawin 15-49
th yang melahirkan
hidup pertama saat umur <
20 th
Dimensi Pemberdayaan
Proporsi anggota
parlemen
Persentase penduduk 25+
th berijazah minimal
SMA/sederajat
Dimensi Pasar Tenaga Kerja
Tingkat Partisipasi
Angkatan kerja