teknik preparasi saluralon akar

12
Teknik Preparasi Saluran Akar 2. Teknik Step Back juga dikenal dengan sebagai teknik corong atau preparasi serial. a. Yaitu teknik preparasi saluran akar yang dilakukan pada saluran akar yang tumbuh lengkap, bengkok dan sempit pada 1/3 apikal. b. Tidak dapat digunakan jarum reamer karena saluran akar bengkok sehingga preparasi saluran akar harus dengan pull and push motion, dan tidak dapat dengan gerakan berputar. c. Dapat menggunakan file tipe K-Flex atau NiTi file yang lebih fleksibel atau lentur. d. Preparasi saluran akar dengan jarum dimulai dari nomor terkecil: No. 15 s/d 25 = sesuai panjang kerja File No. 25 : Master Apical File (MAF) No. 30 = panjang kerja – 1 mm MAF No. 35 = panjang kerja – 2 mm MAF No. 40 = panjang kerja – 3 mm MAF No. 45 = panjang kerja sama dengan no. 40 dst e. Setiap pergantian jarum file perlu dilakukan pengontrolan panjang kerja dengan file no. 25, untuk mencegah terjadinya penyumbatan saluran akar karena serbuk dentin yang terasah. f. Preparasi selesai bila bagian dentin yang terinfeksi telah terambil dan saluran akar cukup lebar untuk dilakukan pengisian. KEKURANGAN TEKNIK STEP BACK : Pada akar yang sempit, instrument tersendat dan mudah patah, Kebersihan daerah apical dengan irigasi sulit dicapai, Resiko terdorongnya debris kea rah periapikal, Prosedur perawatan membutuhkan waktu lama, Membutuhkan banyak peralatan 4. Teknik Crown Down Presureless

Upload: tantii-susanti

Post on 11-Nov-2015

499 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

bcgiugov

TRANSCRIPT

Teknik Preparasi Saluran Akar2. Teknik Step Backjuga dikenal dengan sebagai teknik corong atau preparasi serial. a. Yaitu teknik preparasi saluran akar yang dilakukan pada saluran akar yang tumbuh lengkap, bengkok dan sempit pada 1/3 apikal.b. Tidak dapat digunakan jarum reamer karena saluran akar bengkok sehingga preparasi saluran akar harus dengan pull and push motion, dan tidak dapat dengan gerakan berputar.c. Dapat menggunakan file tipe K-Flex atau NiTi file yang lebih fleksibel atau lentur.d. Preparasi saluran akar dengan jarum dimulai dari nomor terkecil:No. 15 s/d 25 = sesuai panjang kerjaFile No. 25 : Master Apical File (MAF)No. 30 = panjang kerja 1 mm MAFNo. 35 = panjang kerja 2 mm MAFNo. 40 = panjang kerja 3 mm MAFNo. 45 = panjang kerja sama dengan no. 40 dste. Setiap pergantian jarum file perlu dilakukan pengontrolan panjang kerja dengan file no. 25, untuk mencegah terjadinya penyumbatan saluran akar karena serbuk dentin yang terasah.f. Preparasi selesai bila bagian dentin yang terinfeksi telah terambil dan saluran akar cukup lebar untuk dilakukan pengisian. KEKURANGAN TEKNIK STEP BACK : Pada akar yang sempit, instrument tersendat dan mudah patah, Kebersihan daerah apical dengan irigasi sulit dicapai, Resiko terdorongnya debris kea rah periapikal, Prosedur perawatan membutuhkan waktu lama, Membutuhkan banyak peralatan4. Teknik Crown Down Presurelessbertujuan untukmenghasilkan bentuk preprasi seperti corong yang lebar pada daerah korona dan pelebarandaerah apeks yang kecil. Dengan pelebaran daerah korona terlebih dahulu maka kototoran dandebri keluar terlebih dahulu sebelum instrumen ditempatkan di daerah apeks sehinggakemungkinan terjadinya ekstrusi debris ke jaringan periapeks dapat terhindari.KEUNTUNGAN TEKNIK CROWN-DOWN : Membuang penyempitan servikal, Akses ke apical lurus, Instrumentasi apical efisien, Irigasi mudah, Pengeluaran debris mudah, Mencegah debris terdorong ke arahapeks, Instrumen yang digunakan lebih sedikit, Waktu lebih cepat, Preparasi menghasilkan taper lebih besarCROWN-DOWNDiawali dengan file terbesar sx/Gates Gliden Drill preparasi1/3 koronal (19 mm)Tentukan panjang kerja K-File #15 (apex locator)Preparasi badan saluran akar (file S1, S2 = PK; F1-F3 = PK)Untuk menghaluskan (H-File #25 = PK)Irigasi NaOCl 2,5%-5%c. Bermanfaat pada saluran akar yang kecil dan bengkok di molar RA dan RB.d. Saluran akar sedapat mungkin dibersihkan dengan baik sebelum instrument ditempatkan di daerah apeks sehingga kemungkinan terjadinya ekstruksi dentin ke jaringan periapeks dapat dikurangi.Keuntungan: bebasnya dari kendala atau masalah dari melebarnyaapikal karena instrumentasi.Berikut ini adalah instrument yang sering digunakan dalam endodonsi, digolongkan menurut penggunaannya (Friedman and Stabholz, 1986) :1. Alat untuk preparasi orificea. Paket peralatan dasar1) Sonde endodontik berujung gandaMembantu dalam menentukan letak orifice dan fraktur gigi pada dasr kamar pulpa2) ExcavatorUntuk menyendok isi kamar pulpa dan mengungkit batu pulpa selama preparasi kavistas orifice3) Kaca mulutUntuk melihat kedalaman kamar pulpa dan untuk menahan lidah.4) Pinset berkeratUntuk memegang paper point, gutta percha dan alat saluran akar5) Dissposable syringeUntuk mendepositkan larutan irigasi berupa sodium hipoklorit ke dalam saluran akar6) Petridish bersekatUntuk menempatkan cotton roll, cotton pellet dan paper point (Friedman and Stabholz, 1986).b. Bur1) Friction gripBur fisur yang runcing digunakan pada awal preparasi orifice untuk mendapatkan outline yang tepat2) RoseheadBur rosehead normal dan ekstra panjang dapat digunakan mengangkat atap kamar pulpa dan menghilangkan dentin yang berlebih3) Safe-ended diamondBur safe-ended diamond dengan ujung yang tidak tajam dapat digunakan untuk meruncingkan dan menghaluskan preparasi kavitas orifice. Ujung yang tidak tajam mencegah bur merusak dasar kamar pulpa.4) Gates glidden drill Bur ini mempunyai ujung potong yang berbentuk seperti kuncup, terpasang pada lengan yang kecil yang melekat pada pegangan tipe latch. Alat ini harus digunakan dengan bantuan handpiece (Friedman and Stabholz, 1986).c. Rubber damDigunakan untuk:1) Melindungi pasien dari tertelan atau terhirupnya alat, obat-obatan, gigi dan kotoran serta bakteri dan jaringan pulpa yang nekrosis2) Untuk mendapat daerah operasi yang bersih, kering dan bebas dari kontaminasi ludah3) Untuk mencegah lidah dan pipi menutupi daerah operasi4) Untuk menghalangi agar pasien tidak bicara, kumur-kumur dan mengganggu kerja operator (Friedman and Stabholz, 1986).2. Alat untuk preparasi saluran akara. Hand instrument1) Reamer : untuk membesarkan dan memperbaiki bentuk saluran akar yang tidak teratur menjadi kavitas dengan potongan melintang yang bulat2) Eksterpasi : Digunakan untuk untuk mengambil jaringan pulpa/jaringan nekrotik 3) File: berfungsi untuk menghaluskan dinding saluran akar dan mengambil jaringan keras selama pelebaran saluran akar (Friedman and Stabholz, 1986).b. Alat saluran akar dengan bantuan listrik1) HandpieceHandpiece memberikan aksi mekanis terhadap alat preparasi saluran akar. System ini dibuat untuk mengurangi waktu yang digunakan pada preparasi saluran dan sekarang terdiri dari handpiece lurus yang dapat diberi jarum-jarum ulir dengan desain khusus2.5 Teknik Pengisian Saluran AkarBahan pengisi saluran akar :1) ZnO eugenol2) Kalsium hidroksidSyarat bahan pengisi saluran akar gigi sulung :1) Dapat diresorpsi sesuai kecepatan resorpsi akar2) Tidak merusak jaringan periapikal3) Dapat diresorpsi bila overfilling4) Bersifat antiseptik5) Bersifat hermetis dan radiopak6) Mengeras dalam waktu yang lama7) Tidak menyebabkan diskolorasi (Bence, 1990).Macam teknik pengisian saluran akar yang dilakukan yaitu:1. Teknik single conea. Dinding saluran akar diulas dengan pasta saluran kar (misal seng oksida ChKM) dengan jarum lenlulo. Guttap-point diulasi pula dengan pasta dan dimasukkan ke dalam saluran akar sampai dengan batas panjang kerja yang teiah ditandai dengan ball-pointb. Guttap-point dipotong 1-2 mm dibawah dasar ruang pulpa dengan ekskavator yang telah dipanaskan dengan api spiritus (ekskavator dicoba dulu dan dipilih hingga dapat masuk ke ruang pulpa)c. Kemudian dasar ruang pulpa diberi basis semen seng fosfat lalu ditutup kapas dan tumpatan sementara menggunakan fletcher arau cavit.2. Teknik Kondensasi LateralTeknik pengisian kondensasi lateral biasanya dilakukan pada saluran akar yang bentuknya oval atau yang telah diprepaparasi secara step-backa. Dinding saluran akar diulas dengan pasta saluran akarb. Guttap-point utama (master) dimasukkan dan ditekan ke samping ke arah dinding saluran akar dengan menggunakan spreaderc. Setelah itu spreader dikeluarkan dari saluran akard. Pada ruangan yang kosong bekas spreader diisi dengan guttap-point tambahan yang besarnya lebih kecil dari pada pada spreader tadie. Kemudian spreader dimasukkan lagi untuk menekan guttap-point tambahan tadi ke arah dinding saluran akarf. Tindakan ini dilakukan terus sampai ruangan saluran akar menjadi padat dan spreadertak dapat dimasukkan lagi g. Guttap-point dipotong sampai 1-2 mm dlbawah dasar ruang pulpa dengan menggunakan ekskavator yang telah dipanaskanh. Guttap-point dipadatkan dengan root canal plugger i. Bila pengisian sudah baik, maka dasar ruang pulpa diberi basisi semen seng fosfat, ditutup kapas dan tumpatan sementara3. Teknik Plugger atau VertikalTeknik plugger ini dilakukan bila rencana restorasinya memerlukan retensi di dalam saluran akar misalnya untuk mahkota pasak.a. Guttap-point yang telah disetujui, bagian ujungnya (apikal) dipotong sepanjang 1/3 paniang slauran akar gigi dengan gunting kecilb. Siapkan root canal plugger yang telah diberi stopper. Plugger tersebut dicoba terlebih dahulu apakah dapat masuk ke dalam saluran sesuai dengan panjang kerjanyac. Plugger dipanaskan dan ujungnya disambung dengan bagian pangkal potongan guttap-pointd. Stopper pada plugger diatur sedemikian rupa sehingga ukuran mulai dari ujung potongan guttap-point hingga stopper pada plugger telah sesuai dengan panjang kerja.e. Dinding saluran akar diberi pasta saluran akarf. Guttap-point yang telah disambung dengan plugger dimasukkan perlahan-lahan ke dalam saluran akar sampai batas stopperg. Kemudian root canal plugger diputar sampai gutlap-point terlepash. Sisa-sisa pasta saluran akar yang ada di dalam saluran akar dibersihkan i. Bagian saluran akar yang kosong diberi paper-point steril kemudian ditutup cotton pellet steril dan ditumpat tumpatan 4. Teknik pengisian untuk gigi sulung Bahan yang dapat digunakan yaitu: Pasta Zinc okside eugenol (ZOE) dan Kalsium hidroksida.Teknik pengisian dengan metode lentulo spiral :1) Jarum lentulo yang dioperasikan dengan low speed, diulasi dengan pasta seng okside eugenol (ZOE)2) Jarum lentulo dimasukkan kedalam saluran akar searah jarum jam, kemudian dikeluarkan dengan arah yang berlawanan3) Pasta seng okside eugenol (ZOE) dipadatkan dengan plugger (Buku Petunjuk Endodontia, 2013).2.6 Bahan Sterilisasi Saluran AkarUntuk menghilangkan dressing, dapat digunakan beberapa bahan yaitu:1) ChKM (Chlorophenolkamfermetol)ChKM mempunyai anti bakteri spectrum luas. Masa aktif selama 1 hari.2) Chresophen Chresophen merupakan antipholosticum, sangat baik untuk kasus dengan permulaan periodontitis apikalis akut yang dapat terjadi pada peristiwa overinstrumentasi. Masa aktifnya antara 3-5 hari.3) Kalsium Hidroksida (CaoH)Pengaruh antiseotiknya berkaitan dengan ph-nya yang tinggi dan pengaruh melumerkan jaringan pulpa yang nekrotik. CaoH merupakan desinfektan intrapulpa yang sangat efektif. Masa aktifnya 7-14 hari.4) Eugenol Eugenol memiliki sifat sebagai penghalang impuls saraf interdental. Eugenol merupakan golongan minyak esensial. Masa aktif 3 hari (Bakar, 2013)

1.Teknik Pengisian Gutta Point / Gutta Percha- Single cone ; Teknik ini dilakukan dengan memasuk kan gutta pointtunggal ke dalam saluran akar dengan ukuran sesuai dengan diameterpreparasinya. Untuk menambah adaptasi gutta point dan kerapatannyaterhadap dinding saluran akar ditambahkan semen saluran akar (sealer).- Kondensasi; Teknik ini dilakukan dengan memasukkan guttap point kedalam saluran akar,kemudian dilakukan kondensasi atau penekanan kearah lateral maupunkearah vertikal. Indikasi teknik ini jika bentuk saluran akarnya oval atautidak teratur.Lateral :Saluran akar diulasi semen dan guttap point utama (#25)dimasukkan sesuai dengan panjang preparasi, kemudian ditekan denganspreader ke arah lateral. Dengan cara yang sama dimasukkan guttappoint tambahan (lebih kecil dari spreader) hingga seluruh saluran akarterisi sempurna.Vertikal: Saluran akar diulasi semen dan guttap point utamadimasukkan sesuai dengan panjang preparasi, kemudian guttap pointdipanaskan ditekan dengan plugger ke arah vertikal ke bawah. Dengancara yang sama Gutt ap percha tambahan (dibuat seperti bola)dimasukkan dan ditekan hingga seluruh saluran akar terisi sempurna.- Kloropercha / eucapercha ; Teknik ini dilakukan dengan melunakkanujung guttap point utama dengan kloroform atau eucalyptol dandimasukkan ke dalam saluran akar hingga guttap point akan berubahbentuk sesuai dengan saluran akarnya terutama daerah apikal. Kondikeluarkan lagi untuk menguapkan bahan pelarutnya. Setelah saluranakar diulasi semen guttap point dimasukkan ke dalam saluran akar danditekan hingga seluruh saluran akar terisi sempurna.- Termokompaksi; Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alatMcSpadden Compactor atau Engine Plugger yaitu alat yang mirip file tipeH (Hedstrom). Akibat putaran dan gesekan dengan dinding saluran akarmampu melunakkan guttap point dan mendorong ke arah apikal - Termoplastis; Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat Ultrafilatau Obtura, yaitu alat yang bentuknya mirip pistol dan mampumelunakkan guttap point serta mendorong ke dalam sakuran akar ke arahapikal Pengisian amalgam dari servikal (orthograde)Indikasi : saluran akar pada 1/ 3 apikal sempit / buntuTeknik pengisian : Amalgam dimasukkan ke dalam saluran akar denganmenggunakan plugger / orthowire ukuran 1.0 dan dilakukan kondensasiPengisian amalgam dari apikal (retrograde)Indikasi :- Saluran akar bengkok- Saluran akar melebar ke apikal- Terjadi kalsifikasi / terdapat pulp stoneTeknik pengisian dilakukan pada perawatan reseksi apeks. Setelahpemotongan apeks, dibuat preparasi kavitas pada daerah apeks danditumpat dengan amalgam melalui apikal.

a. Nekrosi ParsialisGejala klinis nekrosis pulpa parsialis:- Pada anamnesa terdapat keluhan spontan.- Pada pemeriksaan obyektif dengan jarum Miller terasa sakit sebelum apikal.

Pemeriksaan klinis dari nekrosis pulpa parsialis:- Tes termis: bereaksi atau tidak bereaksi.- Tes jarum Miller: bereaksi.- Pemeriksaan rontgenologis: terlihat adanya perforasi.

Nekrosis pulpa parsialis dapat dilakukan perawatan dengan pulpektomi.

b. Nekrosis TotalisMerupakan matinya pulpa seluruhnya.Gejala klinis :Nekrosis totalis biasanya asimtomatik, tetapi bisa juga ditandai dengan nyeri spontan dan ketidaknyamanan nyeri tekan (dari periapeks). Diskolorisasi gigi merupakan indikasi awal matinya pulpa. Dapat dilihat dari penampilan mahkota yang buram atau opak dan perubahan warna gigi menjadi keabu-abuan atau kecoklatan serta bau busuk dari gigi.Rencana perawatan :Perawatan terdiri dari preparasi dan obturasi saluran akar (perawatan saluran akar).

2.3.7TRIAD EndodontikTriad endodontik merupakan tiga tahapan yang harus dilakukan pada prosedur endodontik yang digambarkan dalam bentuk segitiga dimana tahapan yang pertama mempengaruhi tahapan berikutnya. Tahapan-tahapan ini yaitu :2.3.7.1 Akses yang Lurus11Preparasi akses memiliki beberapa tujuan yaitu (1) memperoleh akses yang lurus, (2) menghemat jaringan gigi dan (3) membuka atap pulpa untuk memajankan orifis dan membuang tanduk pulpa. Teknik akses Menetukan panjang kerja

2.3.7.2 Pembersihan dan pembentukan saluran akar.11a. Penentuan kirgi master.b. Preparasi akses.c. Ekstirpasi pulpa.d. Preparasi standar (saluran akar).Bahan irigasi Irigasi saluran akar dan antiseptikAda 3 macam irigasi saluran akar yang digunakan yaitu :1) Larutan H2O23 %.2) Larutan NaOCl 1 %,2% dan 5%.3) Providon iodine seperti septadine, isodine, ataupun betadine gargie. Cara pemakaianKe dalam saluran akar diirigasikan H2O23 % baru kemudian larutan NaOCl. Karena pemakaian H2O2akan terurai menjadi H2O + O2dimana O2akan mengiritasi jaringan periapikal dan menimbulkan rasa sakit. Oleh karena itu, harus dinetralisir dengan NaOCl dan akan terjadi reaksi NaOCl + H2O2 NaOCl + H2O + O2.Pemakaian septadine, isodine, maupun betadine dapat cara menyemprotnya kedalam saluran akar. Setelah saluran akar di irigasi, maka tahap selanjutnya adalah sterilisasi saluran akar.

2.3.7.3 Obturasi.11Obturasi bertujuan untuk menciptakan kerapatan yang sempurna sepanjang system saluran akar, dari korona sampai ke ujung apeks. 1. Material Obturasi Intia. Material Solid1) GutapercaKomposisi. Komponen utama gutaperca adalah oksida seng (ZnO), sekitar 75%. Gutapercanya adalah sekitar 20% dan memberikan sifat yang unik pada konnya seperti sifat plastis. Komponen sisanya terdiri dari zat pengikat, zat pengopak (opaque), dan zat warna.Keuntungan. Pertama adalah plastisitasnya; gutaperca dapat beradaptasi terhadap ketidakteraturan pada saluran akar yang telah dipreparasi. Kedua, gutaperca relatif mudah ditangani dan dimanipulasi meskipun teknik obturasinya cukup kompleks. Ketiga, gutaperca mudah dikeluarkan dari saluran akar, baik sebagian ketika akan empreparasi pasak, atau seluruhnya ketika akan melakukan perawatan ulang. Keempat, toksisitasnya relatif ringan karena hampir tidak berubah selama berkontak dengan jaringan ikat. Kelima, gutaperca bersifat swa-sterilisasi, yaitu tidak memfasilitasi pertumbuhan bakteri. Dan terakhir, adalah gutaperca dapat dikendalikan panjangnya.2) Kon PerakWalaupun keberhasilan dalam kerapatan jangka pendeknya sebanding dengan keberhasilan kerapatan gutaperca, untuk jangkan panjang, kon perak bukan pilihan yang baik. Masalahnya adalah ketidakmampuannya untuk beradaptasi dan toksisitas dari korosinya. Selain itu, kekerasan dan kecekatannya dalam saluran akar, kom perak akan sukar diangkat seluruhnya jika harus dilakukan rawat ulang, atau diambil sebagian ketika harus membuat preparasi untuk pasak. Ditambah, jika berkontak dengan bur kerapatannya akan pecah.3) Kirgi sebagai Material IntiKekurangan utamanya adalah bahwa. Karena kompleksnya saluran akar dan desain kirginya, kerapatan yang sempurna tidak akan pernah tercapai.Pengambilan kembalinya akan sukar andaikata gigi harus dirawat ulang atau diperlukan pemasangan pasak.b. Material Semisolid1) Oksida Seng (ZnO) dan EugenolFormula pasta ini diklaim memiliki sifat antimikroba, aktivitas terapi biologik, dan keunggulan lainnya walaupun tidak ada bukti bahwa pasta itu berperan menguntungkan sebagai material obturasi.2) PlastikSemen saluran akar berbasiskan resin seperti AH26 dan Diaket telah dianjurkan sebagai material obturasi tunggal. Semen saluran akar ini memiliki kekurangan yang sama dengan pasta sehingga tidak banyak dipakai.2. Siler Saluran Akara. Berbasis OSEKeuntungan utamanya adalah riwayat keberhasilannya yang telah berlangsung lama. Kualitas positifnya jelas mengalahkan aspek negatifnya, yaitu mewarnai gigi, waktu pengerasan yang sangat lambat, tidak adhesif, dan larut.b. PlastikContohnya adalah AH26. Sifatnya adalah antimikroba, adhesi, waktu kerja yang lama, mudah mengaduknya, dan kerapatan yang sangat baik.Kekurangannya adalah mewarnai gigi, relatif tidak larut dalam pelarut, agak sedikit toksik jika belum mengeras, dan agak larut pada cairan mulut.c. Kalsium HidroksidaMemiliki sifat antimikroba dan kerapatan jangka pendek yang adekuat. Tidak direkomendasikan.d. Semen Ionomer KacaKeuntungannya bisa beradhesi ke dentin sehingga diharapkan bisa menciptakan kerapatan yang baik di apeks dan korona dan biokompatibel.Kekerasan dan ketidaklarutannya menyukarkan perawatan ulang jika diperlukan dan menyukarkan pembuatan pasak.

Rencana PerawatanLangkah-langkah perawatan saluran akar :a. Preparasi akses dengan tujuan :- Memperolejh akses yang lurus.- Menghemat jaringan gigi.- Membuka atap pulpa.b. Penentuan panjang kerjaDilakukan untuk memperoleh jarak dari apeks yang telat bagi preparasi saluran akar dan kemudian obturasi panjang optimal adalah kurang dari 1-2mm dari apeks. Prosedur perawatan dapat berakhir pada 0-2 mm dari apeks jika giginya sudah nekrosis dan 0-3 mm jika pulpa sudah vital.c. Pembersihan dan pembentukkan saluran akarPengangkatan pulpa saluran akar menggunakan teknik ekstirpasi yaitu dengan menggunakan jarum ekstirpasi yang ditusukkan ke dalam pulpas sampai sedikit lebih pendek dari panjang kerja, kemudian gagangnya beberapa kali ditarik.Teknik pembentukkan seluran akar :- Preparasi standar.- Preparasi berbentuk corong : crown down dan step back.Selama membentuk saluran akar, irigasi harus dilakukan, irigasi yang umunya dipakai adalah larutan NaOCl 2,5%, sifat irigasinya ideal adalah :- Pelarut debris jringan- Tidak toksis- Tegangan permukaan rendah - Pelumas- Dapat membuang snear layer- Faktor lain ( ketersediaan, harga, kemudahan, ketahanan, penyimpanan)d. Obturasi (pegisian saluran akar).Tujuan dilakukannya obturasi adalah menciptakan kerapatan yang sempurna sepanjang sistem saluran akar dan korona sampai apeks material obturasi ada yang solid ( gutaperca, kon perak, kirgi) dan semi solid atau pasta (ZnO dan eugenol). Teknik kondensasi dengan gutaperca dapat menggunakan kondensasi lateral ataupun kondensasi vertikal.e. Restorasi.Pilihan mengenai restoasi yang bagaimana yang akan disebut setelah perawatan seluran akarnya dimulai, walaupun keputusan final mengenai restorasi yang tepat sering hanya dapat diambil ketika perawatan sedang dilakukan. 9