teknologi kayu
DESCRIPTION
TEKNOLOGITRANSCRIPT
TEKNOLOGI KAYU
LAPORAN OBSERVASI TENTANG PEMBUATAN KAYU LAPIS
DI PT KAYU LAPIS INDONESIA
Desa Mororejo Kec Kaliwungu Kab.Kendal
Disusun Oleh :
Angga Eko Putranto (5111311015)Arya Adi Nugraha (5111311018)Tommy Husein A (5111311014)
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
UNNES2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan observasi mengenai pengolahan kayu.
Tulisan ini berisi tentang gambaran umum secara singkat mengenai pembuatan
kayu lapis di PT Kayu Lapis Indonesia Penulis berharap semoga karya tulis ini
dapat memberikan tambahan informasi dibidang teknologi kayu.
Akhirnya penulis tetap membuka diri terhadap kritik dan saran yang
membangun dengan tujuan untuk menyempurnakan laporan ini.
November, 2012
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
KAYU LAPIS.................................................................................................. 3
PEREKAT UREA FORMALDEHIDA (UF).................................................. 6
PROSES PEMBUATAN KAYU LAPIS ................................................... 7
PENUTUP ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13
ii
PENDAHULUAN
Kayu lapis merupakan produk komposit yang terbuat dari lembaran-lembaran
vinir yang direkat bersama dengan susunan bersilangan tegak lurus.Kayu lapis
termasuk kedalam salah satu golongan panel struktural, dimana arah penggunaan kayu
lapis ini adalah untuk panel-panel struktural. Cikal bakal munculnya kayu lapis terjadi
di Mesir sekitar tahun 1500 S.M dimana pada masa tersebut orang-orang Mesir telah
mampu membuat vinir untuk menghiasi perabot rumah tangga mereka. Selanjutnya
disusul bangsa Yunani dan Roma kuno mengembangkan alat pemotong vinir
(Haygreen and Bowyer, 1993). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan bahan
konstruksi maka keberadaan industri kayu lapis mulai berkembang.
Perkembangan industri kayu lapis dimulai setelah tahun 1930-an yang ditandai
dengan penggunaan kempa panas dari Eropa dan perekat resin sintetis sebagai
perkembangan teknik yang memainkan peranan penting pada pertumbuhan awal
industri kayu lapis. Pada tahun 1972 di Amerika Serikat ada sekitar 600 perusahaan
pembuat kayu lapis dan vinir yang telah mampu mengekspor kayu lapis sebesar US$ 3
milyar .Di Indonesia sendiri, perkembangan industrikayu lapis terjadi sekitar tahun 1980
an semenjak diberlakukannya larangan eksporkayu bulat oleh pemerintah.
Pada tahun tersebut kondisi hutan di Indonesia masihsangat mendukung perkembangan
industri kayu lapis, ketersediaan log-log berdiamer terbesar dan silindris yang berasal
berasal dari hutan alam sebagai syarat utama bahan baku dalam pembuatan kayu
kayu lapis masih cukup melimpah.
Lain halnya dengan sekarang, kondisi hutan alam sudah tidak mampu lagi
mensuplai kayu berdiameter besar, hal ini berdampak pada terancamnya keberadaan
industri kayu lapis yang ada. Ketersediaan bahan baku berkualitas dari hutan alam
semakin menurun, telah membuat para ahli dan pelaku industri kayu lapis mulai
berpikir mengenai efisiensi dan regulasi terhadap bahan baku (log) untuk membuat
kayu lapis.
1
Melalui perbaikan dan peningkatan teknologi telah berhasil meningkatkan
rendemen vinir yang dihasilkan.Persyaratan log berdiameter besar sudah tidak
menjadi faktor utama lagi, pemanfaatan log berdiameter kecil sudah bias dipergunakan
dalam pembuatan kayu lapis karena di industri kayu lapis telah menggunakan spindles.
Keberadaan spindles mampu meminimalisasi diameter log yang tersisa setelah proses
pengupasan dimana pada saat menggunakan metode konvensional tanpa spindles,
diameter log sisa sekitar 15-20 cm telah dapat direduksi menjadi 5 cm sehingga hal ini
berakibat pada peningkatan rendemen vinir yang dihasilkan.
2
KAYU LAPIS
Kayu lapis adalah suatu produk yang diperoleh dengan cara menyusun
bersilangan tegak lurus bersilangan lembaran vinir yang diikat dengan perekat,
minimal 3 (tiga) lapis (SNI, 1992). kayu lapis adalah produk panel yang terbuat dengan
merekatkan sejumlah lembaran vinir atau merekatkan lembaran vinir pada kayu
gergajian,dimana kayu gergajian sebagai bagian.Intinya/core (yang lebih dikenal seba
gai wood core plywood).Arah serat pada lembaran vinir untuk face dan core adalah
saling tegak lurus, sedangkan antarlembaran vinir untuk face saling sejajar.
kayu lapis merupakan panel datar yang tersusun atas lembaran-lembaran vinir
yang disatukan oleh bahan pengikat (perekat) dibawah kondisi
pengempaan, kayu lapis merupakan olahan produk panel vinir-vinir dari kayu
yang direkat bersama sehingga arah serat sejumlah vinirnya tegak lurus dan yang
lainnya sejajar sumbu panjang panil. Pada kebanyakantipe kayu lapis, serat setiap dua l
apisan sekali diletakkan sejajar yang pertama. Hali iniuntuk menjaga keseimbangan dari
satu sisi panil ke yang lainnya. Jumlah vinir yangdigunakan biasanya ganjil (3, 5, 7,
dst), namun ada sejumlah kayu lapis yangdiproduksi dengan jumlah vinir genap mis
alnya kayu lapis dari jenis softwood yangterbuat dari 4 atau 6 vinir dalam hal ini du
a vinir sebagai bagian core diletakkan sejajar.
Keunggulan dari kayu lapis dibandingkan dengan kayu solid adalah dimensinya
lebih stabil, tidak pecah/ retak pada pinggirnya jika dipaku, keteguhan tarik tegak lurus
serat lebih besar, ringan dibandingkan luas permukaannya, bidang yang luas dapat
ditutup dalam waktu yang singkat, kuat pegang sekrupnya relative tinggi serta warna,
tektsur dan serat dapat diseragamkan sehingga corak atau polanya bisa simetris.
3
Penggolongan Kayu Lapis
Berdasarkan penggunaannya, kayu lapis dikelompokkan menjadi dua yaitu interior
dan eksterior plywood. Youngquis (1999) mengelompokkan kayu lapis menjadi dua
bagian yaitu
1. Kayu lapis konstruksi dan industrial,
2. Kayu lapis hardwood dan dekoratif.
Berdasarkan jenis perekat yang dipergunakan, pengelompokan kayu lapis
dibedakan menjadi dua:
1. Kayu lapis Interior yaitu kayu lapis yang penggunaannya didalam ruangan atau
dengan kata lain tidak langsung terekspos oleh kondisi lingkungan luar
ruangan, perekat yang dipergunakan adalah perekat interior seperti UF, MF dan
MUF.
2. Kayu lapis Eksterior yaitu kayu lapis yang penggunaannya diluar ruangan yang
terekspos langsung dengan kondisi luar ruangan, perekat yang dipergunakan
adalah perekat eksterior seperti PF.
Berdasarkan Vinir mukanya, kayu lapis dikelompokkan menjadi:
1. Ordinary Plywood yaitu kayu lapis dimana vinir mukanya dihasilkan dari
proses rotary cutting.
2. Fancy Plywood yaitu kayu lapis dimana vinir mukanya terbuat dari kayu-kayu
indah dan dihasilkan dari proses slice cutting atau half rotary cutting.
Manfaat / Kegunaan Kayu Lapis
Penggunaan kayu lapis dikelompokkan menjadi:
1. Konstruksi bangunan
Paneling: penyekat ruang, pintu, jendela
Bahan pelapis
Lantai
Sidding: dinding
Plyform
4
2. Konstruksi alat-alat transportasi:
Pesawat terbang: pelapis dinding bagian dalam
Kereta api: atap, lantai, dinding
Truk dan trailer: body
Bahan Baku Kayu Lapis
Persyaratan bahan baku untuk kayu lapis dikelompokkan menjadi:
1. Face Veneer:
Diameter minimal 45 cm
Log harus lurus, bulat dan silindris
Kayu harus segar
Tidak terdapat cacat kayu
Tidak terdapat mata kayu tidak sehat
2. Core Veneer
Diameter minimal 45 cm
Log minimal 85% silindris
Diperbolehkan adanya bagian yang bengkok asal tidak parabola
Kayu harus segar
Boleh ada cacat kayu berupa mata kayu sehat, lapuk hati (diameternya
kurang dari 1/3 diameter bontos)
5
PEREKAT UREA FORMALDEHYDE (UF)
Perekat UF merupakan hasil reaksi polimerkondensasi dari formaldehid dengan
urea. Keuntungan dari perekat UF antara lain:
larut air, keras, tidak mudah terbakar, sifat panasnya baik, tidak berwarna ketika
mengeras serta harganya murah.
Hiziroglu (2007) mengemukakan beberapa karakteristik dari perekat Urea-
Formaldehyede (CH4 N2O CH2 O)x antara lain:
pH: 7.98
Titik didih: 1000C
Berat jenis: 1.27
Solid content: 64.8%
Viskositas: 292 cps
Perekat UF ada yang berbentuk serbuk ataucair, berwarna putih, garis rekatnya
tidak berwarna dan lebih durable apabiladikombinasikan dengan melamin. Penggun
aan perekat ini adalah untuk kayu lapis,meubel, papan serat dan papan partikel.
PerekatUF tersedia dalam bentuk cair atauserbuk. Resin ini mengeras pada
suhu 95-1300C. UF tidak cocok dipakai untuk eksterior,namun kinerjanya dapat
diperbaikidengan penambahan MelaminFormaldehyde atau Resocynol Formaldehye
sekitar 10s/d20%.Hasil sambungandengan UF tidak berwarna sampai berwarna coklat
terang. Kelemahan dari UF antaralain tidak tahan air serta menyebabkan emisi for
maldehyde yang berdampak pada kesehatan.
Perekat UF termasuk dalam kelompok perekat termoseting.Dalam
pemakaiannya sering ditambahkan hardener, filler, extender dan air. Perekat UF
memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap air dingin, agak tahan terhadap air
panas, tetapi tidak tahan terhadap perebusan.
] 6
PROSES PEMBUATAN KAYU LAPIS
Urutan proses dalam pembuatan kayu lapis adalah sebagai berikut:
Seleksi log
Log yang akan dipergunakan sebagai kayu lapis diseleksi mulai dari ukuran,
bentuk, dan kondisinya terhadap cacat-cacat yang masih diperbolehkan.
Perlakuan awal pada log
Perlakuan awal ini ditujukan untuk memudahkan dalam proses pengupasan log,
terutama untuk kayu yang memiliki kerapatan tinggi. Beberapa perlakuan awal
pada log diantaranya adalah pemanasan log (dengan air panas, uap panas, uap
panas bertekanan tinggi, listrik, memaksa air/ uap panas masuk dari arah
longitudinal.beberapa keuntungan dari pemanasan log diantaranya adalah terjadi
peningkatkan rendemen sebesar 3-5%, peningkatan kualitas vinir.
(ketebalan lebih seragam, permukaan lebih halus, retak akibat pengupasan
dapat dikurangi), pengurangan biaya pengolahan, pengurangan pemakaian
jumlah perekat, mengurangi perbedaan kadar air kayu gubal dan kayu teras,
memperbaiki warna kayu, membunuh jamur dan serangga perusak kayu
.
Pengupasan
Ada tiga metode pengupasan vinir yaitu:
(1) Rotary cutting / pelling, (2) Slicing / sayat, (3) Sawing. Proses pelling
memproduksi lembaran vinir yang kontinyu, sedangkan slicing memproduksi
lembaran vinir yang terputus.Pelling kebanyakan dipergunakan dalam
pembuatan kayu lapis tipe ordinary sedangkan slicing untuk fancy plywood.
7
Vinir yang diproduksi dengan proses rotary cutting menghasilkan dua sisi yaitu
sisi luar (tight side) dan sisi dalam (loose side). Bagian loose side ini
merupakan bagian yang terdapat retak akibat pengupasan yang dikenal dengan
leathe check.
Pengupasan log
Penyortiran vinir
Kegiatan ini dilakukan untuk menseleksi vinir setelah proses pengupasan, vinir
dipisahkan antara yang rusak dengan yang tidak serta vinir untuk bagian face
dan core.
Penyortiran vinir kayu
8
Pengeringan Vinir
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar air vinir
sehingga dapat menghindarkan terjadinya blister pada kayu lapis setelah
dilakukan pengempaan panas.temperatur dalam pengeringan vinir sekitar
60-1800C tergantung pada jenis kayu, kadar air awalnya, ketebalan vinir.
Perekatan
Aplikasi pelaburan perekat pada kayu lapis dapat dilakukan dengan cara roller
coater, curtain coater, spry coater, atau liquid and foam extruder.Perekat yang
dapat dipergunakan dalam pembuatan kayu lapis antara lain:
Phenol Formaldehyde (PF), Urea Formaldehyde (UF), Melamine Urea,
Formaldehyde (MUF), Polyurethan dan Isocyanat.berat labur (jumlah perekat)
yang dipersiapkan per satuan luas permukaan vinir) antara 100s/d500 g/m2
tergantung dari beberapa faktor seperti jenis kayu, jenis perekat serta cara
pelaburannya.
Mesin pelabur perekat tampak belakang Mesin pelabur perekat tampak depan
9
Pengempaan
Pengempaan dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu:
hot press (kempa panas) dan cold press (kempa dingin). Sebagian besar kayu
lapis diproduksi dengan menggunakan kempa panas.Besarnya tekanan
berkisar antara 100-250 psi tergantung pada kerapatan kayunya. Untuk jenis
kayu berkerapatan rendah (100-150 psi), untuk jenis kayu berkerapatan sedang
(150-200 psi) serta untuk kayu berkerapatan tinggi (200-250 psi). Besarnya
temperatur pengempaan tergantung pada jenis perekat yang digunakan. UF
(1200C) dan PF (1500C). Kempa dingin dilakukan apabila perekat yang
dipakai adalah perekat alami atau perekat sintetik yang mengeras pada suhu
ruang. Besarnya tekanan pada pengempaan dingin berkisar antara 150-350 psi
tergantung pada kerapatan kayu. Penggunaan pengempaan dingin (tekanan
mekanik ataupun klem) sulit untuk mendapatkan keseragaman ketebalan pada
kayu lapis yang dibuat.
Mesin kempa dingin Mesin kempa panas
10
Pengkondisian
Pengkondisian dilakukan bertujuan untuk mengurangi sisa tegangan akibat
proses pengempaan serta menyesuaikan dengan kondisi lingkungan. Biasanya
dilakukan selama 1-2 minggu.
Pengkondisian kayu lapis
11
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. Kayu Lapis Indonesia dapat
ditarik kesimpulan bahwa perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan dan
perindustrian kayu lapis ini telah menerapkan sistem modern untuk pengolahan kayu
lapis. Kayu lapis merupakan produk olahan dari kayu yang mempunyai banyak
keunggulan dibandingkan dengan produk olahan kayu lain. Beberapa keuntungan
yang diperoleh dari penggunaan kayu lapis jika dibandingkan dengan penggunaan
kayu lain adalah :
1. Kembang susut pada arah memanjang dan melebar jauh lebih kecil, sehingga
merupakan bahan yang memiliki stabilitas dimensi yang lebih baik
2. Mempunyai ketahanan lebar besar terhadap belahan dan retak.
3. Memungkinkan penggunaaan lembaran-lembaran papan yang lebih besar.
4. Memungkinkan penggunaan lembaran-lembaran papan berbentuk kurva.
5. Memunkinklan kayu lapis digunakan lebih efisien
6. Ringannya kayu lapis hinga memudahkan perlakuan kayu lapis pada pembuatan-
pembuatan barang tertentu.
7. Memungkinkan mendapat efek nilai dekoratif yang lebih luas
8. Mampu menahan paku dan sekrup lebih baik.
.
PT. Kayu Lapis Indonesia adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang pengolahan kayu di indonesia,dengan produk olahannya yang berupa kayu
lapis yang merupakan teknologi modern dalam bidang pengolahan kayu sehingga
kayu dapat dimanfaatkan secara maksimal. Indonesia merupakan Negara agraris
yang sedang berkembang maka peningkatan bidang perindustrian, pembangunan
terutama dalam teknologi kayu harus terus di galakkan semaksimal mungkin guna
kemajuan bangsa.
12
DAFTAR PUSTAKA
Haygreen and Bowyer. 1993. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu (Suatu Pengantar).Diterjemahkan oleh Sutjipto A. Hadikusumo. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Hiziroglu, Salim. 2007. Composite Panel Manufacture From Bamboo-Rice Straw-Eucalyptus In Thailand. Paper disampaikan pada Studium General FakultasKehutanan Institut Pertanian Bogor Tanggal 17 Januari 2007. Bogor.
Joyoadikusumo, S. 1984. Pengaruh Kadar Ekstender dan Kadar Bahan PengawetDalam Perekat Urea Formaldehyde Terhadap Keteguhan Rekat Kayu Lapis dariKayu Tusam (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) dan Kayu Karet (HeveaBrasiliensis Muell Arg). Skripsi Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidakdipublikasikan.
Massijaya, M.Y. 2006. Plywood. Bahan Kuliah Ilmu dan Teknologi Kayu. ProgramStudi Ilmu Pengetahuan Kehutanan, Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor
SNI. 1992. Standar Nasional Indonesia untuk Kayu Lapis (SNI 01-2704-1992).
13