teknologi terkini dalam bayi tabung
TRANSCRIPT
TEKNOLOGI TERKINI DALAM BAYI TABUNG
dr Jaqueline Sudiman, GradDipRepSC, MRepSc, PhD
Embryologist RSIA Puri Bunda
Klinik Wija Insan Nugraha (WIN)-Puri Bunda
Pelayanan klinik bayi tabung
• IUI (intrauterine insemination)/inseminasi
• Sperma analisa
• ICSI (intracytoplasmic sperm injection)
• Simpan beku sperma
• Simpan beku embrio
• Simpan beku oosit
• Assisted hatching (menyayat cangkang embriountuk membantu agar tentikel dapat keluar)
• Biopsi embrio untuk PGS (Preimplantation genetic screening)
Klinik Wija Insan Nugraha
Laboratorium Andrology
Ruang Ovum Pick Up/Retrieval
Laboratorium embryology Incubator media dan
embrio yang terpisahICSI dan
laser biopsi
Freezing
embrio,
sperma dan
oosit
IVF
workstation
HEPA filter
Laboratorium embryology
ICSI
ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection)
ICSI vs Conventional IVF
• Jarang menemukan normospermia
• Sperma analisa dapat berubah ketika haripengambilan oosit
• Faktor lain yang tidak diukur dapatmenyebabkan kegagalan fertilisasi padaIVF (DNA fragmentations, vacuoles sperm)
• Conventional IVF: hanya menguntungkandigunakan pada wanita usia tua dengannormospermia (more matured oocytes and number of embryos but did not affect living birth) (Tannus et al., 2017)
Laboratorium embryology Incubator media dan
embrio yang terpisah
Inkubator penyimpanan embrio
Manual Inkubator Mini Inkubator (MIRI)
Low oxygen level (5%) Quicker recovery gas and temperature
individual
Laboratorium embryology HEPA filter
Penyaring udara/ Air Quality-high efficiency
particulate air (HEPA filter)
Diharapkan dapat meningkatkan:
• Angka fertilisasi
• Angka pertumbuhan embrio
• Angka kehamilan
• Angka implantasi
Before After p
Fertilization rate 61.3% 66.3% p<0.05
Blastocyst formation rate 41.7% 51.07% p<0.05
Pregnancy rate 40.6% 54.6% p<0.05
Implantation rate 26.4% 34.4% P<0.05
Khoudja et al., 2013
Bagaimana bentuk sel telur yang baik?
70% 30%
Bentuk embrio di dalam laboratorium
70% 30%
Kualitas Embrio
Grade A Grade B Grade C
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Grade A Grade B Grade C
Clinical pregnancy
Age 1 (22-33 y) Age 2 (34-37 y) Age 3 (38-45 y)
0
10
20
30
40
50
60
70
Grade A Grade B Grade C
Delivery rate
Age 1 (22-33 y) Age 2 (34-37 y) Age 3 (38-45 y)
FET
Gato et al., 2009
Hari transfer: Kapan sebaiknya dilakukan?
• Jumlah embrio grade
A pada hari ketiga
terbatas
• Sering dilakukan
pada wanita dengan
usia lebih tua
• Kemungkinan terjadi
hamil kembar lebih
tinggi
Hari ketiga Hari kelima
• Jumlah embrio
grade A pada hari
ketiga banyak (≥3
embrio)
• Biasa dilakukan
pada wanita dengan
usia lebih muda
• Kemungkinan gagal
transfer lebih besar
• Kemungkinan hamil
kembar lebih rendah
Day 3 vs day 5 transfer
de Vos et al., 2016
Based on age day 3 or day 5?
Fernandez shaw et al., 2015
Faktor apa saja yang berpengaruh dalam
pertumbuhan embrio?
Usia wanita menentukan:
– Kualitas dari sel telur
– Jumlah sel telur yang didapatkan
– Jumlah sel telur yang matang
– Reseptivitas endometrium (penerimaan rahim terhadap
embrio)
Usia pria menentukan:
Kualitas dari sperma (Jumlah, pergerakan, bentuk yang
normal)
Penyakit/sindrom yang menurunkan angka kehamilan:
PCOS, endometriosis derajat berat, oligospermia berat,
azoospermia
Male vs female age
Chapuis et al., 2017
Laboratorium embryology
Freezing
embrio,
sperma dan
oosit
Simpan beku embrio (freezing embryo)
• Teknik Vitrifikasi
• Apabila terdapat dua atau lebih blastosis
dengan grade A atau B
• Teori: Dapat disimpan seumur hidup
• Inform concent
• Kemungkinan embrio hidup setelah
proses pemanasan adalah 80-90%
Simpan beku sel telur dan sperma
- Suami tidak berada di tempat pada saatOPU atau suami tidak bisa mengelluarkansperma pada saat OPU
- Pada penderita kanker
- POF
- Kemungkinan oosit dan sperma hidupsetelah proses simpan beku-pemanasanadalah 60-70%
Teknologi laser dan PGS
Teknologi laser:
• Assisted hatching: menyayat cangkang embrio
untuk membantu agar tentikel dapat keluar
• Membantu kolaps pada blastosis sehingga
angka hidup blastosis setelah simpan beku-
pemanasan lebih tinggi
Teknologi laser dan PGS
Pregnancy rate with PGS
• Biopsi embrio
– Hanya pada blastosis
– PGS (kelainan kromosom)
– Disease related with sex-linked
Franasiak et al., 2013
Acknowledgement