tentir pruritus - modul kulit dan jaringan penunjang 2010
TRANSCRIPT
PRURITUS
Halo kawan,
Kembali lagi di tentir yang kedua dengan materi yang berbeda.. maaf menggangu
ketenangan kalian karena kita harus segera kembali ke dunia nyata.. sumatif kedua di
depan mata.. hehehehe..
Jadi begini, menurut om Samuel Hafenreffer, 1660, pruritus adalah sebuah sensasi atau
perasaan tidak nyaman dan yang mengganggu dan menimbulkan keinginan atau hasrat
untuk menggaruk.
Bahasa lain nya, pruritus atau gatal adalah sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan
rangsangan untuk menggaruk, mencubit, menggosok, memukul atau lainnya biar gatal nya
hilang.
Pruritus, atau dikenal pula sebagai “gatal”, dapat terjadi pada kulit, hidung, tenggorokan,
dan mata (kornea). Pruritus dapat menyebabkan kegelisahan dan frustasi. Jika sangat
parah, dapat mengarah pada rasa kegelisahan dan depresi.
Penyebab Gatal secara umum:
1. Suatu sensasi subyektif yang berbeda-beda di antara masing-masing individu
2. Mediator rasa gatal tidak diketahui
3. Gejala gangguan kulit yang dikenal atau didasari penyakit sistemik tanpa penyakit kulit
yang jelas
4. Penyebab sistemik yang dapat menyebabkannya antara lain diabetes, diskrasia darah,
keganasan, kehamilan, penyakit-penyakit tiroid, hepar atau ginjal
5. Mungkin pula akibat kontak dengan lingkungan luar (kelembaban rendah, fiberglass)
6. Juga terlihat pada gangguan psiko1ogik
Menurut Twycross, klasifikasi gatal dibedakan menjadi:
• Pruritoceptive : akibat inflamasi, kekeringan, dan kerusakan kulit
(pruri = gatal; ceptive => yang diterima). Jadi, karena terjadi
kelainan pada kulit akan menimbulkan gatal.
• Neuropathic : gatal patologi yang mengenai jalur saraf aferen.
• Neurogenic : terjadi gangguan atau kelainan pada pengaturan di saraf pusat.
Biasanya diinduksi oleh munculnya transmitter yang bertebaran di
seluruh tubuh. Contohnya morfin atau beberapa golongan opioid.
• Psychogenic : akibat kelainan psikologis yang menimbulkan gatal seakan-akan ada
sesuatu.
Walalupun demikian, ke-4 jenis ini sering overlapping, atau dengan kata lain, suatu sensasi
gatal yang dirasakan bisa jadi disebabkan oleh lebih dari satu factor.
Hal hal yang dapat menyebabkan gatal diantaranya ini nih.. (etiologi nya)
Eksternal:
• Bahan pakaian misalnya wol, atau pelembut pakaian hingga detergen
• Ectoparasite: Sarcoptes scabiei
• Gigitan serangga => gigitan nyamuk merupakan slow-conduct (penghantaran
saraf lambat)
• Iklim: dingin, kering
• Infeksi: virus, bakteri
Internal
• Penyakit kulit pruritik: prurigo
• Hipersensitivitas
• Efek samping obat: morfin, barbiturat
• Penyakit/kelainan sistemik
• Kelainan psikologis
Reseptor serabut saraf penghantar sinyal pada gatal (Unmyelinated Nociceptors)dapat
dibagi menjadi:
1. Polymodal nociceptors (80%)
Sensitif terhadap rangsang mekanik, kimia, dan suhu
2. Mechano-insensitive nociceptors
tidak sensitif terhadap rangsang mekanik, tapi berespon terhadap rangsang kimia.
a. histamine (-) (15%)→ tidak menimbulkan rasa gatal
b. histamine (+) (5%)→ menimbulkan rasa gatal
Rangsang gatal bersifat lambat hanya memiliki kecepatan 0,5-2 m/s. Oleh karena itu, kita
masih bisa menahannya (tidak menggaruk). Hal ini sangat berguna, karena kita masih bisa
menahan gatal apabila situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk menggaruk. Hehehe..
Untuk penentuan gatal perifer atau sentral bergantung pada sumber pencetusnya, ada di
dalam atau luar tubuh.
Ketika seseorang menggaruk bagian yang terasa
gatal, untuk beberapa saat ia akan merasa
“nyaman” karena telah menekan reseptor
polymodal yang sensitif terhadap rangsang
mekanik. Rangsang mekanik yang mengaktifkan
reseptor ini akan menutupi kerja dari reseptor
penyebab gatal sehingga gatal dapat hilang.
Namun, saat menggaruk justru akan mengeksitasi
saraf nosiseptor lebih lanjut untuk mengeluarkan lebih banyak zat-zat neurogenik yang
akan merangsang sel mast untuk menghasilkan lebih banyak histamine (atau mediator
kimia lainnya). Ini juga berdampak pada reseptor yang insensitif terhadap rangsang
mekanik, sehingga rasa gatal yang timbul menjadi semakin parah.
Saraf Pengatur Rasa Gatal
• Merupakan neuron sensorik dengan sel unipolar, dimana aksonnya merupakan serabut
saraf C tidak bermielin (unmyelinated nerve-C-fiber), berakhir di dermo-epidermal
junction mechano-insensitive C fiber
• Neuronal pathway:
Histamine berikatan pada
ujung saraf bebas melewati
bagian sensorik dari dorsal
horn pada medulla spinalis
menyeberang ke sisi
kontralateral traktus
spinotalamikus lateral
thalamus korteks sensori-
motorik (di serebrum)
Pada gatal yang berasal dari
kulit:
Pruritogen free nerve
endings unmyelinated C
nerve fibers dorsal horn
pada medulla spinalis
traktus spinotalamikus
kontralateral nucleus
postolateral ventral di thalamus korteks somato-sensorik (gyrus cinguli post-
sentralis)
Catatan: pada gatal terjadi proses amplifikasi => semakin lama semakin terasa.
Mediator kimia yang menghantarkan rangsang untuk gatal antara lain:
a. Amine
Histamine, liberator histamine (morfin, kodein), serotonin
Histamine pada kulit terdapat reseptor H1 dan H2, dimana yang lebih berperan
dalam menyebabkan gatal adalah histamin 1. Histamin dihasilkan oleh sel mast yang
mengalami degranulasi. Biasanya, mediator in idihasilkan selama masa inflamasi
berlangsung. Histamin ini akan dibawa ke free nerve ending SP Sel mast
produksi histamin naik gatal makin hebat.
Serotonin menimbulkan gatal sentral dan perifer. Untuk perifer, mediator ini
bekerja secara tidak langsung melalui pelepasan histamine. (intinya: membantu
pengeluaran histamine)
b. Lipid
Prostaglandin, platelet activating factor
Prostaglandin yang merupakan hasil metabolit dari asam arakidonat muncul saat
inflamasi berlangsung. Prostaglandin yang sering ditemukan adalah PGE2
c. Protein/Peptida
Kallikrein, Sitokin (IL-2), Proteinase (tripsin, kimase), Takikinin (substansi P, CGRP,
VIP), Opioid ( endorphin, leu encephalin, met encephalin)
Sitokin pada inflamasi kimiawi; dihasilkan oleh keratinosit, fibroblas, dan sel mast;
contohnya Interleukin-2 (IL-2), menyebabkan nyeri pada dermatitis atopi. IL-2
banyak dihasilkan orang atopi. Atopi adalah suatu istilah yang dipakai untuk
sekelompok penyakit pada individu yang memiliki riwayat kepekaan dalam
keluarganya. Misalnya asma bronkial, rinitis alergik, dermatitis atopi, dan
konjungtivis alergik.
Takikinin dilepaskan oleh nociceptive C fiber; memegang peranan dalam
inflamasi; contohnya: Neurokinin A (NKA), Substance P (SP)-disintesis di dorsal root
ganglion dari serat C nociceptor yang dihantarkan dalam bentuk granula, Calcitonin
Gene Related Peptide (CGRP), Vasoactive Intestinal Peptide (VIP). Pada SP,
histamine dilepaskan oleh sel mast.
Protease memiliki efek gatal langsung, contoh mediator sel mast: triptase, kimase
Opioid efek gatal sentral dan perifer yang memiliki 3 bauh reseptor μ, δ, dan к.
Neurotrophins Nerve growth factor (NGF); penyebab gatal pada penyembuhan
luka.
Sprouting nerve fibers sensitisasi ujung saraf transport aksonal di ganglia
spinal peningkatan ekspresi neuropeptida
Tidak semua mediator ini mucul secara bersama-sama, melainkan beberapa dapat
dihasilkan dalam sebuah mekanisme gatal. Bahkan, beberpa mediator tertentu
menyebabkan penyakit tertentu.
Apabila dibagi berdasarkan mekanisme kerja nya kita dapat melihat mediator tersebut
sebagai berikut.
1. Stimulasi langsung terhadap serat C penyebab gatal.
Histamin, Papain, Kalikrein, IL-2, Asetil Kolin (untuk zat ini, berbedda pada orang atopi
akan merasakan gatal sedangkan untuk yang non atopi akan terasa nyeri)
2. Akibat dari pelepasan histamin
Kimase (Tripsin). Triptase (Tripsin), Substansi P, Serotonin, dan Bradikinin (untuk zat
ini masih diragukan kerjanya)
3. Efeknya lemah hingga tanpa efek gatal sama sekali, biasanya beriiringan dengan kerja
histamin. Yaitu prostaglandin
Gambar ini menunjukan mediator-mediator kimia yang dihasilkan pada jaringan baik karena
stimulus maupun karena ada nya respon inflamasi yang dikeluarkan oleh makrofag,
pembuluh darah, hingga sel mast.
Lingkaran Setan Gatal (bukannya setan yang
gatal yah... hehee)
Dari respon inflamasi maupun aktivasi dari
serta saraf C, akan menimbulkan rasa gatal
untuk digaruk. Hasil penggarukan adalah
respon inflamasi kembali di panggil karena
adanya histamin yang kembali beredar dan
saraf C yang kembali teraktivasi. Demikian
seterusnya hingga orang tersebut
memutuskan untuk tidak menggaruk lagi, atau
stimulus yang ada hilang.
Nah, ada lagi nih yang nama nya Alloknesis (Allos:Different; Knesis:pruritus), yaitu
rasa normal gatal yang timbul bukan karena hadir nya agen penyebab gatal. Jadi gatal yang
beda, yang tidak berhubungan dengan rusaknya lapisan kulit.
Misalnya, kalo lagi bingung tanpa sadar garuk kepala padahal ga ada apa-apa. Mungkin
karena sudah biasa kali ya.. ga jelas juga penyebab nya..
Penyebab Rasa Gatal pada Bagian Tubuh Tertentu
a. Kulit kepala
Pediculosis, Psoriasis, Seborrheic dermatitis (ketombe), Allergic contact dermatitis, Pustule
b. Mata dan kelopak mata
Allergic blepharitis, Allergic conjunctivitis, Atopic dermatitis, Allergic contact dermatitis
c. Hidung
Allergic rhinitis
d. Saluran Telinga
Otomycosis, Otitis externa (awal), Allergic contact dermatitis, Seborrheic dermatitis,
Psoriasis
e. Batang tubuh (trunk)
Scabies, Allergic contact dermatitis
f. Lengan
Brachioradial pruritus (lateral), Xerotic eczema, Eczematous dermatitis (antecubital)
g. Tangan
Dyshidrotic eczema (pompholyx), Allergic contact dermatitis, Scabies (web spaces)
h. Vulva
pruritus vulvae
i. Selangkangan
Tinea cruris, Erythrasma, Allergic contact dermatitis, Intertrigo, Pediculosis, Scabies
j. Anus
Pruritus ani, Anal fissure, Condyloma acuminatum, Pinworms
k. Kaki
Xerotic eczema (kaki bagian depan dari lutut hingga mata kaki), Neurodermatitis, Stasis
dermatitis, Atopic dermatitis (popliteal fossa), Lichen simplex (lateral malleolus),
Dermatitis herpetiformis (lutut)
l. Telapak kaki
Tinea pedis, Eczematous dermatitis, Allergic contact dermatitis, Scabies (interdigital)
Yang perlu diperhatikan dan dievaluasi dalam menghadapi kasus pruritus:
Riwayat pasien yang ditanyakan diantaranya,
Waktu/periode timbulnya gatal pagi atau siang, hilang-timbul atau terus-menerus
Nature/sifat seperti terbakar, tertusuk, atau serangga merayap
Lokasi telapak tangan, telapak kaki
Faktor yang mendorong aktivitas, dingin, sinar matahari, air
Obat-obatan opioid, reaksi hipersensitivitas
Riwayat atopic, ada tidak keluarga nya yang atopi dengan 4 gejala utama asma
bronkial, rinitis alergik, dermatitis atopi, dan konjungtivis alergik..
Riwayat perjalanan (travel history), pakah menginap di suatu tempat, asrama
misalnya.
Penting dalam pemeriksaan:
• Apakah kulitnya kering?
• Apakah terdapat lesi pada kulit?
• Apakah ada kelainan sistemik?
Beberapa kelainan sistemik penyebab gatal antara lain:
Cholestasis, Chronic renal failure, Endocrine origin (hyperthyroidism, diabetes mellitus),
Haematologic abnormalities (Hodgkin lymphoma, Sezary syndrome, polycythemia vera, Iron
deficiency anemia, Mastocytosis), Infeksi virus (HIV), Infeksi parasit, Scleroderma, Rapid
Weight loss in Eating disorders.
Tambahan:
Pada saat panas, ambang rangsang gatal turun, sehingga jadi terasa gatal.
Reseptor polymodal (80%) merupakan reseptor rangsang mekanik. Bila intensitas kuat
dapat persepsikan sebagai nyeri, sementara pada intensitas lemah dipersepsikan
sebagai gatal.
Saat mandi, kulit mengalami oedem (mengembang), dan ini dipengaruhi oleh reseptor
polymodal.
NGF = Neural Growth Factor
Rasa gatal seringkali menyertai saat ada NGF, misal pada waktu akhir penyembuhan
luka, kita sering merasakan gatal pada luka tersebut.
Guna rasa gatal sendiri sebagai indikator (warning sign) adanya suatu abnormalitas
dalam tubuh kita
Gatal karena Psikogenik biasanya timbul pada malam hari.
Saraf mekanosensitif sebesar 80% sering terangsang saat kita mandi. Pada waktu
mandi kulit akan mengalami edema (lapisan kulit akan mengembang-menyusut-
mengembang, dst) rangsang saraf mekanosensitif.
Penyakit sistemik dapat menyebabkan rasa gatal. Hal ini disebabkan kelenjar
hipertiroid terangsang orang gampang berkeringat terutama saat suhu panas C
nerve fiber terangsang oleh panas gatal
Pada suhu tinggi, tubuh akan menurunkan ambang rasa gatal, sehingga kita lebih
mudah merasa gatal bila panas.
Pada penyakit scabies sering timbul rasa gatal yang hebat pada malam hari (pruritus
nokturna) akibat pertumbuhan parasit Sarcoptes scabiei. Penyakit ini biasa timbul di
lipatan tubuh, seperti lipat tangan, umbilikus, dll. Selain itu, penyakit ini dapat menular
terutama di lingkungan padat penduduk.
Rasa gatal sering ditimbulkan oleh hipersensitivitas tipe 1
Pada gatal akut banyak molekul histamin. Adapun pada gatal kronik histamin tidak
berfungsi karena C nerve fiber menurun kepekaannya akibat rangsang gatal yang
terus-menerus.
Seringkali dermatolog dapat mendiagnosa kondisi gatal melalui tes darah, kerokan
kulit, atau biopsi. Pengobatan umumnya diberikan antihistamines. Jika gatal adalah
sekunder untuk penyakit internal, pasien mungkin memerlukan perawatan dari
penyakit tersebut, obat-obatan, atau kadang-kadang cahaya ultraviolet digunakan
sebagai terapi membebaskan gatal.
Demikian lah tentir ini, semoga teman-teman bisa tetap semangat yah. Tambahan-
tambahan yang ada itu asalnya dari tentir 2008, karena kupikir baik untuk diketahui
jadi kutulis. Hehehe..
GBU guyz.. (Aprilano WD)
DAFTAR RUJUKAN
1. Slide Kuliah, dan tentir 2008 dengan beberapa pengubahan.
2. Rook’s Dermatology
3. Moses S. Pruritus. American Family Physician. 2003; 68(6): p.1135-42