teori belajar motorik.pdf
TRANSCRIPT
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 168
983089983089
BAB II
LANDASAN TEORETIS
21 Teori Belajar
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana
terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu
Berdasarkan suatu teori belajar diharapkan dapat lebih meningkatkan perolehan
siswa sebagai hasil belajar
Belajar didefinisikan sebagai suatu proses di mana seseorang atau individu
berubah perilakunya sebagai akibat hasil adanya pengalaman (Dahar 1996 11)
Belajar merupakan kegiatan yang membawa manusia pada perkembangan pribadi
yang seutuhnya meliputi perkembangan kognitif afektif dan psikomotorik Para
ahli pembelajaran menekankan proses belajar bertumpu pada struktur kognitif
dengan alasan struktur kognitif dapat mempengaruhi perkembangan afektif
ataupun penampilan seseorang
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan Belajar adalah
proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan
munculnya perubahan perilaku Aktivitas mental itu terjadi karena adanya
interaksi individu dengan lingkungan yang disadari
Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan tingkah laku
Namun demikian setiap teori itu berpangkal dari pandangan tentang hakikat
manusia menurut pandangan John Locke dan hakikat manusia menurut Leibnitz
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 268
983089983090
Menurut John Locke manusia itu merupakan organisme pasif Dengan
teori tabularasanya Locke menganggap bahwa manusia itu seperti kertas putih
hendak ditulisi apa kertas itu sangat tergantung pada orang yang menulisnya Dari
pandangan yang mendasar tentang hakikat manusia itu memunculkan aliran
belajar behavioristik-elementeristik
Berbeda dengan pandangan Locke Leibnitz mengaggap bahwa manusia
adalah organisme yang aktif Manusia merupakan sumber daripada semua
kegiatan Pada hakikatnya manusia bebas untuk berbuat manusia bebas untuk
membuat suatu pilihan dalam setiap situasi Titik pusat kebebasan ini adalah
kesadarannya sendiri Menurut aliran ini tingkah laku manusia hanyalah ekspresi
yang dapat diamati sebagai akibat dari eksistensi internal yang pada hakikatnya
bersifat pribadi Pandangan hakikat manusia menurut pandangan Leibnitz ini
kemudian melahirkan aliran belajar kognitif-holistik
Teori-teori belajar yang termasuk ke dalam kelompok behavioristik di
antaranya
a Koneksionisme dengan tokohnya Thorndike
b Classical conditioning dengan tokohnya Pavlop
c Operant conditioning yang dikembangkan oleh Skinner
d Systematic behavior yang dikembangkan oleh Hull
e
Contiguous conditioning yang dikembangkan oleh Guthrie
Sedangkan teori-teori yang termasuk ke dalam kelompok kognitif-holistik
di antaranya
a Teori Gestalt dengan tokohnyas Kofka Kohler dan Wertheimer
b Teori Medan (Field Theory) dengan tokoh Lewin
c Teori Organismik yang dikembangkan oleh Wheeler
d Teori Humanistik dengan tokohnya Maslow dan Rogers
e Teori Konstruktivistik dengan tokohnya Jean Piaget
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 368
983089983091
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon Dengan kata lain belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan
respon Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan
perubahan tingkah lakunya (Budiningsih 2004 20)
Teori behaviouristik mengutamakan pengukuran sebab pengukuran
merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan
tingkah laku si pembelajar Oleh sebab itu apa saja yang diberikan guru (stimulus)
dan apa saja yang dihasilkan siswa (respon) semuanya harus dapat diamati dan
dapat diukur Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran bahaviouristik
adalah faktor penguatan (reinforcement ) Penguatan adalah apa saja yang dapat
memperkuat timbulnya respon Bila penguatan ditambahkan maka respon
semakin kuat
Menurut teori belajar kognitif-holistik belajar adalah sebuah proses
mental yang aktif untuk mencapai mengingat dan menggunakan pengetahuan
Sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan diamati
tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi kesengajaan keyakinan dan lain
sebagainya (Baharuddin 2007 87)
Jadi dengan kata lain menurut teori kognitif-holistik kegiatan belajar
bukanlah sekedar stimulus dan respon yang bersifat mekanistik tetapi lebih
daripada itu kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam
diri individu yang sedang belajar
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 468
983089983092
Penguatan atau reinforcement juga terdapat dalam aliran kognitif-holistik
namun berbeda Perbedaannya adalah behaviouristik memandang reinforcement
sebagai elemen yang penting untuk menjaga atau menguatkan perilaku sedangkan
reinforcement dalam pandangan kognitif-holistik sebagai sebuah sumber feedback
apakah kemungkinan yang terjadi jika sebuah perilaku diulang lagi
211 Teori Belajar Konstruktivistik
Teori konstruktivistik merupakan teori-teori baru dalam psikologi
pendidikan Teori konstruktivistik menyatakan bahwa siswa harus menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks mengecek informasi baru
dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai
lagi Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan
mereka harus bekerja memecahkan masalah menemukan segala sesuatu untuk
dirinya berusaha dengan susah payah dengan ide-ide
Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah
memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu Kemampuan awal
tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan baru Siswa
harus aktif melakukan kegiatan aktif berpikir menyusun konsep dan memberi
makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari Siswa diberi kebebasan untuk
mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang segala sesuatu yang
dihadapinya Siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri memecahkan
masalah yang dihadapinya mandiri kritis kreatif dan mampu
mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional Guru atau pendidik
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 568
983089983093
berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa
berjalan lancar Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara
pandang siswa dalam belajar Bahan media peralatan lingkungan dan fasilitas
lainnya disediakan untuk membantu pembentukan pengetahuan siswa Evaluasi
konstruktivistik menggunakan goal-free evaluation yaitu suatu konstruksi untuk
mengatasi kelemahan evaluasi pada tujuan spesifik (Budiningsih 2004 59)
Teori konstruktivistik ini dikembangkan oleh Jean Piaget Setiap individu
memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya dengan
jalan berinteraksi secara terus menerus dengan lingkungannya Implikasi dari teori
ini adalah pembelajaran harus disediakan bahan ajar yang secara konkrit terkait
dengan kehidupan nyata dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya
Prinsip yang penting dalam teori konstruktivistik adalah guru tidak hanya
sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri
pengetahuan di dalam benaknya Guru dapat memberikan kemudahan untuk
proses ini dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara
sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Trianto 2007 13 - 14)
Menurut Yamin (2008 54) ciri-ciri pembelajaran dengan menggunakan
teori konstruktivistik adalah sebagai berikut
1) Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan
yang telah ada sebelumnya
2) Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia
3) Belajar merupakan proses yang aktif di mana makna dikembangkan
berdasarkan pengalaman
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 668
983089983094
4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna
melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam
berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain5) Belajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik
penilaian harus terintegrasi dengan tugas bukan merupakan kegiatan
yang terpisah
Sementara menurut Budiningsih (2004 65) karakteristik pembelajaran
menggunakan teori konstruktivistik adalah
1) Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta
lepas yang sudah ditetapkan dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan ide secara lebih luas2) Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes untuk
membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya kemudian
memformulasikan kembali ide-ide tersebut serta membuat
kesimpulan-kesimpulan
3) Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia
adalah kompleks di mana terdapat bermacam-macam pandangan
tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi
4) Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan
suatu usaha yang kompleks sukar dipahami tidak teratur dan tidak
mudah dikelola
Jadi proses belajar dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
konstruktivistik siswa harus terlibat aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar
dan pembelajaran di kelas Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan
menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan
relevan bagi siswa Untuk itu guru harus memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri di samping
mengajarkan siswa untuk menyadari akan strategi belajar mereka sendiri
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 768
983089983095
212 Model Pembelajaran Konstruktivistik
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik telah
melahirkan berbagai macam model pembelajaran dan dari berbagai macam model
pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama bahwa dalam proses belajar
siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri
pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya Beberapa
model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivistik adalah discovery
learning reception learning assisted learning active learning the accelerated
learning quantum learning cooperative learning dan contextual teaching and
learning (Baharuddin 2007 129)
Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky
yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan
pada pembelajaran kooperatif pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan
Vygotsky mengemukankan pembelajaran merupakan suatu perkembangan
pengertian Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah
Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak
sehari-hari Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari ruang kelas
atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolah Kedua konsep itu saling
berhubungan terus menerus Apa yang dipelajari siswa di sekolah mempengaruhi
perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya
(Poedjiadi 2005 72)
Sumbangan dan teori Vygotsky adalah penekanan pada bakat sosiokultural
dalam pembelajaran Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868
983089983096
dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona
perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya
dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya
adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat
perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah
bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih
mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan
melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)
Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan
sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian
menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih
tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk
peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan
memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh
mandiri
Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain
kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang
kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama
antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah
bimbingan orang dewasa yaitu guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968
983089983097
22 Pembelajaran Kooperatif
221 Landasan Pemikiran
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya
adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara
rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-
masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat
menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)
Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods
students work together in four member teams to master material intially presented
by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu
model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar
Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah
pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam
tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah
terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068
983090983088
terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota
kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja
Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok
yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam
kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu
Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama
bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan
materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya
untuk mencapai ketuntasan belajar
222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya (Trianto 2007 43)
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka
hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut
Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil
belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan
keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168
983090983089
Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi
keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik
Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan
ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung
pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial
penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa
indikator keterampilan sosial
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota
memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan (Isjoni 2007 20)
Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang
menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok
pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268
983090983090
Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima
prinsip yaitu
1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat
tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh
sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan
penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa
saling ketergantungan
2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap
anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya
Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan
tetapi penilaian kelompok harus sama
3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan
pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368
983090983091
sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing
anggota dan mengisi kekurangan masing-masing
4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal
mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum
melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi
5) Evaluasi proses kelompok
Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu
evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada
siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain
siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain
Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468
983090983092
berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik
223 Metode Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada
lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto
(2007 49) yaitu
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
5) Numbered Head Together (NHT)
Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru menggunakan pendekatan kooperatif
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis
skor kemajuan individual dan rekognisi tim
Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di
dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan
pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568
983090983093
pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian
yang independen secara berturut-turut
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-
teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins
Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut
bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
bull
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 268
983089983090
Menurut John Locke manusia itu merupakan organisme pasif Dengan
teori tabularasanya Locke menganggap bahwa manusia itu seperti kertas putih
hendak ditulisi apa kertas itu sangat tergantung pada orang yang menulisnya Dari
pandangan yang mendasar tentang hakikat manusia itu memunculkan aliran
belajar behavioristik-elementeristik
Berbeda dengan pandangan Locke Leibnitz mengaggap bahwa manusia
adalah organisme yang aktif Manusia merupakan sumber daripada semua
kegiatan Pada hakikatnya manusia bebas untuk berbuat manusia bebas untuk
membuat suatu pilihan dalam setiap situasi Titik pusat kebebasan ini adalah
kesadarannya sendiri Menurut aliran ini tingkah laku manusia hanyalah ekspresi
yang dapat diamati sebagai akibat dari eksistensi internal yang pada hakikatnya
bersifat pribadi Pandangan hakikat manusia menurut pandangan Leibnitz ini
kemudian melahirkan aliran belajar kognitif-holistik
Teori-teori belajar yang termasuk ke dalam kelompok behavioristik di
antaranya
a Koneksionisme dengan tokohnya Thorndike
b Classical conditioning dengan tokohnya Pavlop
c Operant conditioning yang dikembangkan oleh Skinner
d Systematic behavior yang dikembangkan oleh Hull
e
Contiguous conditioning yang dikembangkan oleh Guthrie
Sedangkan teori-teori yang termasuk ke dalam kelompok kognitif-holistik
di antaranya
a Teori Gestalt dengan tokohnyas Kofka Kohler dan Wertheimer
b Teori Medan (Field Theory) dengan tokoh Lewin
c Teori Organismik yang dikembangkan oleh Wheeler
d Teori Humanistik dengan tokohnya Maslow dan Rogers
e Teori Konstruktivistik dengan tokohnya Jean Piaget
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 368
983089983091
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon Dengan kata lain belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan
respon Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan
perubahan tingkah lakunya (Budiningsih 2004 20)
Teori behaviouristik mengutamakan pengukuran sebab pengukuran
merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan
tingkah laku si pembelajar Oleh sebab itu apa saja yang diberikan guru (stimulus)
dan apa saja yang dihasilkan siswa (respon) semuanya harus dapat diamati dan
dapat diukur Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran bahaviouristik
adalah faktor penguatan (reinforcement ) Penguatan adalah apa saja yang dapat
memperkuat timbulnya respon Bila penguatan ditambahkan maka respon
semakin kuat
Menurut teori belajar kognitif-holistik belajar adalah sebuah proses
mental yang aktif untuk mencapai mengingat dan menggunakan pengetahuan
Sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan diamati
tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi kesengajaan keyakinan dan lain
sebagainya (Baharuddin 2007 87)
Jadi dengan kata lain menurut teori kognitif-holistik kegiatan belajar
bukanlah sekedar stimulus dan respon yang bersifat mekanistik tetapi lebih
daripada itu kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam
diri individu yang sedang belajar
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 468
983089983092
Penguatan atau reinforcement juga terdapat dalam aliran kognitif-holistik
namun berbeda Perbedaannya adalah behaviouristik memandang reinforcement
sebagai elemen yang penting untuk menjaga atau menguatkan perilaku sedangkan
reinforcement dalam pandangan kognitif-holistik sebagai sebuah sumber feedback
apakah kemungkinan yang terjadi jika sebuah perilaku diulang lagi
211 Teori Belajar Konstruktivistik
Teori konstruktivistik merupakan teori-teori baru dalam psikologi
pendidikan Teori konstruktivistik menyatakan bahwa siswa harus menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks mengecek informasi baru
dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai
lagi Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan
mereka harus bekerja memecahkan masalah menemukan segala sesuatu untuk
dirinya berusaha dengan susah payah dengan ide-ide
Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah
memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu Kemampuan awal
tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan baru Siswa
harus aktif melakukan kegiatan aktif berpikir menyusun konsep dan memberi
makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari Siswa diberi kebebasan untuk
mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang segala sesuatu yang
dihadapinya Siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri memecahkan
masalah yang dihadapinya mandiri kritis kreatif dan mampu
mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional Guru atau pendidik
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 568
983089983093
berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa
berjalan lancar Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara
pandang siswa dalam belajar Bahan media peralatan lingkungan dan fasilitas
lainnya disediakan untuk membantu pembentukan pengetahuan siswa Evaluasi
konstruktivistik menggunakan goal-free evaluation yaitu suatu konstruksi untuk
mengatasi kelemahan evaluasi pada tujuan spesifik (Budiningsih 2004 59)
Teori konstruktivistik ini dikembangkan oleh Jean Piaget Setiap individu
memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya dengan
jalan berinteraksi secara terus menerus dengan lingkungannya Implikasi dari teori
ini adalah pembelajaran harus disediakan bahan ajar yang secara konkrit terkait
dengan kehidupan nyata dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya
Prinsip yang penting dalam teori konstruktivistik adalah guru tidak hanya
sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri
pengetahuan di dalam benaknya Guru dapat memberikan kemudahan untuk
proses ini dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara
sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Trianto 2007 13 - 14)
Menurut Yamin (2008 54) ciri-ciri pembelajaran dengan menggunakan
teori konstruktivistik adalah sebagai berikut
1) Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan
yang telah ada sebelumnya
2) Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia
3) Belajar merupakan proses yang aktif di mana makna dikembangkan
berdasarkan pengalaman
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 668
983089983094
4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna
melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam
berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain5) Belajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik
penilaian harus terintegrasi dengan tugas bukan merupakan kegiatan
yang terpisah
Sementara menurut Budiningsih (2004 65) karakteristik pembelajaran
menggunakan teori konstruktivistik adalah
1) Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta
lepas yang sudah ditetapkan dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan ide secara lebih luas2) Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes untuk
membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya kemudian
memformulasikan kembali ide-ide tersebut serta membuat
kesimpulan-kesimpulan
3) Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia
adalah kompleks di mana terdapat bermacam-macam pandangan
tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi
4) Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan
suatu usaha yang kompleks sukar dipahami tidak teratur dan tidak
mudah dikelola
Jadi proses belajar dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
konstruktivistik siswa harus terlibat aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar
dan pembelajaran di kelas Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan
menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan
relevan bagi siswa Untuk itu guru harus memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri di samping
mengajarkan siswa untuk menyadari akan strategi belajar mereka sendiri
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 768
983089983095
212 Model Pembelajaran Konstruktivistik
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik telah
melahirkan berbagai macam model pembelajaran dan dari berbagai macam model
pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama bahwa dalam proses belajar
siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri
pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya Beberapa
model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivistik adalah discovery
learning reception learning assisted learning active learning the accelerated
learning quantum learning cooperative learning dan contextual teaching and
learning (Baharuddin 2007 129)
Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky
yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan
pada pembelajaran kooperatif pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan
Vygotsky mengemukankan pembelajaran merupakan suatu perkembangan
pengertian Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah
Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak
sehari-hari Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari ruang kelas
atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolah Kedua konsep itu saling
berhubungan terus menerus Apa yang dipelajari siswa di sekolah mempengaruhi
perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya
(Poedjiadi 2005 72)
Sumbangan dan teori Vygotsky adalah penekanan pada bakat sosiokultural
dalam pembelajaran Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868
983089983096
dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona
perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya
dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya
adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat
perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah
bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih
mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan
melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)
Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan
sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian
menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih
tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk
peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan
memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh
mandiri
Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain
kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang
kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama
antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah
bimbingan orang dewasa yaitu guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968
983089983097
22 Pembelajaran Kooperatif
221 Landasan Pemikiran
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya
adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara
rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-
masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat
menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)
Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods
students work together in four member teams to master material intially presented
by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu
model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar
Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah
pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam
tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah
terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068
983090983088
terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota
kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja
Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok
yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam
kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu
Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama
bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan
materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya
untuk mencapai ketuntasan belajar
222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya (Trianto 2007 43)
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka
hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut
Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil
belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan
keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168
983090983089
Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi
keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik
Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan
ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung
pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial
penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa
indikator keterampilan sosial
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota
memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan (Isjoni 2007 20)
Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang
menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok
pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268
983090983090
Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima
prinsip yaitu
1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat
tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh
sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan
penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa
saling ketergantungan
2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap
anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya
Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan
tetapi penilaian kelompok harus sama
3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan
pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368
983090983091
sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing
anggota dan mengisi kekurangan masing-masing
4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal
mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum
melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi
5) Evaluasi proses kelompok
Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu
evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada
siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain
siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain
Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468
983090983092
berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik
223 Metode Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada
lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto
(2007 49) yaitu
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
5) Numbered Head Together (NHT)
Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru menggunakan pendekatan kooperatif
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis
skor kemajuan individual dan rekognisi tim
Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di
dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan
pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568
983090983093
pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian
yang independen secara berturut-turut
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-
teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins
Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut
bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
bull
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 368
983089983091
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon Dengan kata lain belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan
respon Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan
perubahan tingkah lakunya (Budiningsih 2004 20)
Teori behaviouristik mengutamakan pengukuran sebab pengukuran
merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan
tingkah laku si pembelajar Oleh sebab itu apa saja yang diberikan guru (stimulus)
dan apa saja yang dihasilkan siswa (respon) semuanya harus dapat diamati dan
dapat diukur Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran bahaviouristik
adalah faktor penguatan (reinforcement ) Penguatan adalah apa saja yang dapat
memperkuat timbulnya respon Bila penguatan ditambahkan maka respon
semakin kuat
Menurut teori belajar kognitif-holistik belajar adalah sebuah proses
mental yang aktif untuk mencapai mengingat dan menggunakan pengetahuan
Sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan diamati
tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi kesengajaan keyakinan dan lain
sebagainya (Baharuddin 2007 87)
Jadi dengan kata lain menurut teori kognitif-holistik kegiatan belajar
bukanlah sekedar stimulus dan respon yang bersifat mekanistik tetapi lebih
daripada itu kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam
diri individu yang sedang belajar
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 468
983089983092
Penguatan atau reinforcement juga terdapat dalam aliran kognitif-holistik
namun berbeda Perbedaannya adalah behaviouristik memandang reinforcement
sebagai elemen yang penting untuk menjaga atau menguatkan perilaku sedangkan
reinforcement dalam pandangan kognitif-holistik sebagai sebuah sumber feedback
apakah kemungkinan yang terjadi jika sebuah perilaku diulang lagi
211 Teori Belajar Konstruktivistik
Teori konstruktivistik merupakan teori-teori baru dalam psikologi
pendidikan Teori konstruktivistik menyatakan bahwa siswa harus menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks mengecek informasi baru
dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai
lagi Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan
mereka harus bekerja memecahkan masalah menemukan segala sesuatu untuk
dirinya berusaha dengan susah payah dengan ide-ide
Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah
memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu Kemampuan awal
tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan baru Siswa
harus aktif melakukan kegiatan aktif berpikir menyusun konsep dan memberi
makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari Siswa diberi kebebasan untuk
mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang segala sesuatu yang
dihadapinya Siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri memecahkan
masalah yang dihadapinya mandiri kritis kreatif dan mampu
mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional Guru atau pendidik
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 568
983089983093
berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa
berjalan lancar Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara
pandang siswa dalam belajar Bahan media peralatan lingkungan dan fasilitas
lainnya disediakan untuk membantu pembentukan pengetahuan siswa Evaluasi
konstruktivistik menggunakan goal-free evaluation yaitu suatu konstruksi untuk
mengatasi kelemahan evaluasi pada tujuan spesifik (Budiningsih 2004 59)
Teori konstruktivistik ini dikembangkan oleh Jean Piaget Setiap individu
memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya dengan
jalan berinteraksi secara terus menerus dengan lingkungannya Implikasi dari teori
ini adalah pembelajaran harus disediakan bahan ajar yang secara konkrit terkait
dengan kehidupan nyata dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya
Prinsip yang penting dalam teori konstruktivistik adalah guru tidak hanya
sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri
pengetahuan di dalam benaknya Guru dapat memberikan kemudahan untuk
proses ini dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara
sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Trianto 2007 13 - 14)
Menurut Yamin (2008 54) ciri-ciri pembelajaran dengan menggunakan
teori konstruktivistik adalah sebagai berikut
1) Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan
yang telah ada sebelumnya
2) Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia
3) Belajar merupakan proses yang aktif di mana makna dikembangkan
berdasarkan pengalaman
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 668
983089983094
4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna
melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam
berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain5) Belajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik
penilaian harus terintegrasi dengan tugas bukan merupakan kegiatan
yang terpisah
Sementara menurut Budiningsih (2004 65) karakteristik pembelajaran
menggunakan teori konstruktivistik adalah
1) Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta
lepas yang sudah ditetapkan dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan ide secara lebih luas2) Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes untuk
membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya kemudian
memformulasikan kembali ide-ide tersebut serta membuat
kesimpulan-kesimpulan
3) Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia
adalah kompleks di mana terdapat bermacam-macam pandangan
tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi
4) Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan
suatu usaha yang kompleks sukar dipahami tidak teratur dan tidak
mudah dikelola
Jadi proses belajar dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
konstruktivistik siswa harus terlibat aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar
dan pembelajaran di kelas Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan
menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan
relevan bagi siswa Untuk itu guru harus memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri di samping
mengajarkan siswa untuk menyadari akan strategi belajar mereka sendiri
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 768
983089983095
212 Model Pembelajaran Konstruktivistik
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik telah
melahirkan berbagai macam model pembelajaran dan dari berbagai macam model
pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama bahwa dalam proses belajar
siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri
pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya Beberapa
model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivistik adalah discovery
learning reception learning assisted learning active learning the accelerated
learning quantum learning cooperative learning dan contextual teaching and
learning (Baharuddin 2007 129)
Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky
yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan
pada pembelajaran kooperatif pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan
Vygotsky mengemukankan pembelajaran merupakan suatu perkembangan
pengertian Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah
Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak
sehari-hari Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari ruang kelas
atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolah Kedua konsep itu saling
berhubungan terus menerus Apa yang dipelajari siswa di sekolah mempengaruhi
perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya
(Poedjiadi 2005 72)
Sumbangan dan teori Vygotsky adalah penekanan pada bakat sosiokultural
dalam pembelajaran Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868
983089983096
dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona
perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya
dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya
adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat
perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah
bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih
mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan
melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)
Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan
sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian
menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih
tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk
peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan
memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh
mandiri
Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain
kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang
kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama
antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah
bimbingan orang dewasa yaitu guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968
983089983097
22 Pembelajaran Kooperatif
221 Landasan Pemikiran
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya
adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara
rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-
masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat
menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)
Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods
students work together in four member teams to master material intially presented
by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu
model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar
Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah
pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam
tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah
terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068
983090983088
terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota
kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja
Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok
yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam
kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu
Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama
bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan
materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya
untuk mencapai ketuntasan belajar
222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya (Trianto 2007 43)
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka
hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut
Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil
belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan
keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168
983090983089
Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi
keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik
Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan
ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung
pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial
penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa
indikator keterampilan sosial
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota
memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan (Isjoni 2007 20)
Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang
menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok
pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268
983090983090
Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima
prinsip yaitu
1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat
tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh
sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan
penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa
saling ketergantungan
2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap
anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya
Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan
tetapi penilaian kelompok harus sama
3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan
pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368
983090983091
sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing
anggota dan mengisi kekurangan masing-masing
4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal
mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum
melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi
5) Evaluasi proses kelompok
Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu
evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada
siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain
siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain
Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468
983090983092
berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik
223 Metode Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada
lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto
(2007 49) yaitu
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
5) Numbered Head Together (NHT)
Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru menggunakan pendekatan kooperatif
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis
skor kemajuan individual dan rekognisi tim
Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di
dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan
pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568
983090983093
pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian
yang independen secara berturut-turut
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-
teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins
Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut
bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
bull
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 468
983089983092
Penguatan atau reinforcement juga terdapat dalam aliran kognitif-holistik
namun berbeda Perbedaannya adalah behaviouristik memandang reinforcement
sebagai elemen yang penting untuk menjaga atau menguatkan perilaku sedangkan
reinforcement dalam pandangan kognitif-holistik sebagai sebuah sumber feedback
apakah kemungkinan yang terjadi jika sebuah perilaku diulang lagi
211 Teori Belajar Konstruktivistik
Teori konstruktivistik merupakan teori-teori baru dalam psikologi
pendidikan Teori konstruktivistik menyatakan bahwa siswa harus menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks mengecek informasi baru
dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai
lagi Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan
mereka harus bekerja memecahkan masalah menemukan segala sesuatu untuk
dirinya berusaha dengan susah payah dengan ide-ide
Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah
memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu Kemampuan awal
tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan baru Siswa
harus aktif melakukan kegiatan aktif berpikir menyusun konsep dan memberi
makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari Siswa diberi kebebasan untuk
mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang segala sesuatu yang
dihadapinya Siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri memecahkan
masalah yang dihadapinya mandiri kritis kreatif dan mampu
mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional Guru atau pendidik
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 568
983089983093
berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa
berjalan lancar Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara
pandang siswa dalam belajar Bahan media peralatan lingkungan dan fasilitas
lainnya disediakan untuk membantu pembentukan pengetahuan siswa Evaluasi
konstruktivistik menggunakan goal-free evaluation yaitu suatu konstruksi untuk
mengatasi kelemahan evaluasi pada tujuan spesifik (Budiningsih 2004 59)
Teori konstruktivistik ini dikembangkan oleh Jean Piaget Setiap individu
memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya dengan
jalan berinteraksi secara terus menerus dengan lingkungannya Implikasi dari teori
ini adalah pembelajaran harus disediakan bahan ajar yang secara konkrit terkait
dengan kehidupan nyata dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya
Prinsip yang penting dalam teori konstruktivistik adalah guru tidak hanya
sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri
pengetahuan di dalam benaknya Guru dapat memberikan kemudahan untuk
proses ini dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara
sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Trianto 2007 13 - 14)
Menurut Yamin (2008 54) ciri-ciri pembelajaran dengan menggunakan
teori konstruktivistik adalah sebagai berikut
1) Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan
yang telah ada sebelumnya
2) Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia
3) Belajar merupakan proses yang aktif di mana makna dikembangkan
berdasarkan pengalaman
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 668
983089983094
4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna
melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam
berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain5) Belajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik
penilaian harus terintegrasi dengan tugas bukan merupakan kegiatan
yang terpisah
Sementara menurut Budiningsih (2004 65) karakteristik pembelajaran
menggunakan teori konstruktivistik adalah
1) Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta
lepas yang sudah ditetapkan dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan ide secara lebih luas2) Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes untuk
membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya kemudian
memformulasikan kembali ide-ide tersebut serta membuat
kesimpulan-kesimpulan
3) Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia
adalah kompleks di mana terdapat bermacam-macam pandangan
tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi
4) Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan
suatu usaha yang kompleks sukar dipahami tidak teratur dan tidak
mudah dikelola
Jadi proses belajar dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
konstruktivistik siswa harus terlibat aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar
dan pembelajaran di kelas Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan
menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan
relevan bagi siswa Untuk itu guru harus memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri di samping
mengajarkan siswa untuk menyadari akan strategi belajar mereka sendiri
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 768
983089983095
212 Model Pembelajaran Konstruktivistik
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik telah
melahirkan berbagai macam model pembelajaran dan dari berbagai macam model
pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama bahwa dalam proses belajar
siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri
pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya Beberapa
model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivistik adalah discovery
learning reception learning assisted learning active learning the accelerated
learning quantum learning cooperative learning dan contextual teaching and
learning (Baharuddin 2007 129)
Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky
yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan
pada pembelajaran kooperatif pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan
Vygotsky mengemukankan pembelajaran merupakan suatu perkembangan
pengertian Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah
Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak
sehari-hari Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari ruang kelas
atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolah Kedua konsep itu saling
berhubungan terus menerus Apa yang dipelajari siswa di sekolah mempengaruhi
perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya
(Poedjiadi 2005 72)
Sumbangan dan teori Vygotsky adalah penekanan pada bakat sosiokultural
dalam pembelajaran Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868
983089983096
dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona
perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya
dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya
adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat
perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah
bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih
mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan
melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)
Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan
sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian
menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih
tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk
peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan
memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh
mandiri
Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain
kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang
kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama
antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah
bimbingan orang dewasa yaitu guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968
983089983097
22 Pembelajaran Kooperatif
221 Landasan Pemikiran
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya
adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara
rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-
masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat
menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)
Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods
students work together in four member teams to master material intially presented
by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu
model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar
Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah
pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam
tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah
terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068
983090983088
terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota
kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja
Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok
yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam
kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu
Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama
bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan
materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya
untuk mencapai ketuntasan belajar
222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya (Trianto 2007 43)
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka
hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut
Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil
belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan
keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168
983090983089
Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi
keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik
Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan
ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung
pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial
penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa
indikator keterampilan sosial
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota
memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan (Isjoni 2007 20)
Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang
menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok
pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268
983090983090
Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima
prinsip yaitu
1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat
tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh
sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan
penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa
saling ketergantungan
2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap
anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya
Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan
tetapi penilaian kelompok harus sama
3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan
pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368
983090983091
sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing
anggota dan mengisi kekurangan masing-masing
4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal
mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum
melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi
5) Evaluasi proses kelompok
Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu
evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada
siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain
siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain
Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468
983090983092
berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik
223 Metode Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada
lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto
(2007 49) yaitu
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
5) Numbered Head Together (NHT)
Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru menggunakan pendekatan kooperatif
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis
skor kemajuan individual dan rekognisi tim
Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di
dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan
pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568
983090983093
pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian
yang independen secara berturut-turut
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-
teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins
Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut
bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
bull
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 568
983089983093
berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa
berjalan lancar Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara
pandang siswa dalam belajar Bahan media peralatan lingkungan dan fasilitas
lainnya disediakan untuk membantu pembentukan pengetahuan siswa Evaluasi
konstruktivistik menggunakan goal-free evaluation yaitu suatu konstruksi untuk
mengatasi kelemahan evaluasi pada tujuan spesifik (Budiningsih 2004 59)
Teori konstruktivistik ini dikembangkan oleh Jean Piaget Setiap individu
memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya dengan
jalan berinteraksi secara terus menerus dengan lingkungannya Implikasi dari teori
ini adalah pembelajaran harus disediakan bahan ajar yang secara konkrit terkait
dengan kehidupan nyata dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya
Prinsip yang penting dalam teori konstruktivistik adalah guru tidak hanya
sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri
pengetahuan di dalam benaknya Guru dapat memberikan kemudahan untuk
proses ini dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara
sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Trianto 2007 13 - 14)
Menurut Yamin (2008 54) ciri-ciri pembelajaran dengan menggunakan
teori konstruktivistik adalah sebagai berikut
1) Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan
yang telah ada sebelumnya
2) Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia
3) Belajar merupakan proses yang aktif di mana makna dikembangkan
berdasarkan pengalaman
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 668
983089983094
4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna
melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam
berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain5) Belajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik
penilaian harus terintegrasi dengan tugas bukan merupakan kegiatan
yang terpisah
Sementara menurut Budiningsih (2004 65) karakteristik pembelajaran
menggunakan teori konstruktivistik adalah
1) Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta
lepas yang sudah ditetapkan dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan ide secara lebih luas2) Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes untuk
membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya kemudian
memformulasikan kembali ide-ide tersebut serta membuat
kesimpulan-kesimpulan
3) Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia
adalah kompleks di mana terdapat bermacam-macam pandangan
tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi
4) Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan
suatu usaha yang kompleks sukar dipahami tidak teratur dan tidak
mudah dikelola
Jadi proses belajar dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
konstruktivistik siswa harus terlibat aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar
dan pembelajaran di kelas Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan
menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan
relevan bagi siswa Untuk itu guru harus memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri di samping
mengajarkan siswa untuk menyadari akan strategi belajar mereka sendiri
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 768
983089983095
212 Model Pembelajaran Konstruktivistik
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik telah
melahirkan berbagai macam model pembelajaran dan dari berbagai macam model
pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama bahwa dalam proses belajar
siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri
pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya Beberapa
model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivistik adalah discovery
learning reception learning assisted learning active learning the accelerated
learning quantum learning cooperative learning dan contextual teaching and
learning (Baharuddin 2007 129)
Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky
yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan
pada pembelajaran kooperatif pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan
Vygotsky mengemukankan pembelajaran merupakan suatu perkembangan
pengertian Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah
Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak
sehari-hari Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari ruang kelas
atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolah Kedua konsep itu saling
berhubungan terus menerus Apa yang dipelajari siswa di sekolah mempengaruhi
perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya
(Poedjiadi 2005 72)
Sumbangan dan teori Vygotsky adalah penekanan pada bakat sosiokultural
dalam pembelajaran Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868
983089983096
dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona
perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya
dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya
adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat
perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah
bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih
mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan
melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)
Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan
sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian
menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih
tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk
peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan
memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh
mandiri
Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain
kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang
kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama
antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah
bimbingan orang dewasa yaitu guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968
983089983097
22 Pembelajaran Kooperatif
221 Landasan Pemikiran
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya
adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara
rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-
masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat
menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)
Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods
students work together in four member teams to master material intially presented
by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu
model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar
Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah
pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam
tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah
terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068
983090983088
terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota
kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja
Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok
yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam
kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu
Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama
bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan
materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya
untuk mencapai ketuntasan belajar
222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya (Trianto 2007 43)
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka
hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut
Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil
belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan
keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168
983090983089
Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi
keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik
Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan
ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung
pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial
penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa
indikator keterampilan sosial
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota
memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan (Isjoni 2007 20)
Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang
menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok
pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268
983090983090
Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima
prinsip yaitu
1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat
tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh
sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan
penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa
saling ketergantungan
2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap
anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya
Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan
tetapi penilaian kelompok harus sama
3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan
pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368
983090983091
sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing
anggota dan mengisi kekurangan masing-masing
4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal
mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum
melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi
5) Evaluasi proses kelompok
Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu
evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada
siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain
siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain
Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468
983090983092
berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik
223 Metode Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada
lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto
(2007 49) yaitu
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
5) Numbered Head Together (NHT)
Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru menggunakan pendekatan kooperatif
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis
skor kemajuan individual dan rekognisi tim
Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di
dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan
pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568
983090983093
pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian
yang independen secara berturut-turut
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-
teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins
Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut
bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
bull
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 668
983089983094
4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna
melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam
berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain5) Belajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik
penilaian harus terintegrasi dengan tugas bukan merupakan kegiatan
yang terpisah
Sementara menurut Budiningsih (2004 65) karakteristik pembelajaran
menggunakan teori konstruktivistik adalah
1) Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta
lepas yang sudah ditetapkan dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan ide secara lebih luas2) Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes untuk
membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya kemudian
memformulasikan kembali ide-ide tersebut serta membuat
kesimpulan-kesimpulan
3) Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia
adalah kompleks di mana terdapat bermacam-macam pandangan
tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi
4) Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan
suatu usaha yang kompleks sukar dipahami tidak teratur dan tidak
mudah dikelola
Jadi proses belajar dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
konstruktivistik siswa harus terlibat aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar
dan pembelajaran di kelas Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan
menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan
relevan bagi siswa Untuk itu guru harus memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri di samping
mengajarkan siswa untuk menyadari akan strategi belajar mereka sendiri
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 768
983089983095
212 Model Pembelajaran Konstruktivistik
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik telah
melahirkan berbagai macam model pembelajaran dan dari berbagai macam model
pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama bahwa dalam proses belajar
siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri
pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya Beberapa
model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivistik adalah discovery
learning reception learning assisted learning active learning the accelerated
learning quantum learning cooperative learning dan contextual teaching and
learning (Baharuddin 2007 129)
Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky
yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan
pada pembelajaran kooperatif pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan
Vygotsky mengemukankan pembelajaran merupakan suatu perkembangan
pengertian Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah
Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak
sehari-hari Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari ruang kelas
atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolah Kedua konsep itu saling
berhubungan terus menerus Apa yang dipelajari siswa di sekolah mempengaruhi
perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya
(Poedjiadi 2005 72)
Sumbangan dan teori Vygotsky adalah penekanan pada bakat sosiokultural
dalam pembelajaran Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868
983089983096
dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona
perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya
dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya
adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat
perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah
bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih
mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan
melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)
Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan
sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian
menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih
tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk
peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan
memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh
mandiri
Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain
kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang
kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama
antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah
bimbingan orang dewasa yaitu guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968
983089983097
22 Pembelajaran Kooperatif
221 Landasan Pemikiran
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya
adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara
rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-
masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat
menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)
Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods
students work together in four member teams to master material intially presented
by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu
model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar
Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah
pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam
tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah
terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068
983090983088
terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota
kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja
Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok
yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam
kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu
Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama
bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan
materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya
untuk mencapai ketuntasan belajar
222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya (Trianto 2007 43)
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka
hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut
Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil
belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan
keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168
983090983089
Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi
keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik
Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan
ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung
pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial
penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa
indikator keterampilan sosial
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota
memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan (Isjoni 2007 20)
Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang
menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok
pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268
983090983090
Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima
prinsip yaitu
1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat
tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh
sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan
penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa
saling ketergantungan
2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap
anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya
Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan
tetapi penilaian kelompok harus sama
3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan
pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368
983090983091
sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing
anggota dan mengisi kekurangan masing-masing
4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal
mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum
melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi
5) Evaluasi proses kelompok
Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu
evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada
siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain
siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain
Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468
983090983092
berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik
223 Metode Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada
lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto
(2007 49) yaitu
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
5) Numbered Head Together (NHT)
Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru menggunakan pendekatan kooperatif
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis
skor kemajuan individual dan rekognisi tim
Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di
dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan
pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568
983090983093
pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian
yang independen secara berturut-turut
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-
teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins
Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut
bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
bull
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 768
983089983095
212 Model Pembelajaran Konstruktivistik
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik telah
melahirkan berbagai macam model pembelajaran dan dari berbagai macam model
pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama bahwa dalam proses belajar
siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri
pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya Beberapa
model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivistik adalah discovery
learning reception learning assisted learning active learning the accelerated
learning quantum learning cooperative learning dan contextual teaching and
learning (Baharuddin 2007 129)
Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky
yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan
pada pembelajaran kooperatif pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan
Vygotsky mengemukankan pembelajaran merupakan suatu perkembangan
pengertian Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah
Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak
sehari-hari Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari ruang kelas
atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolah Kedua konsep itu saling
berhubungan terus menerus Apa yang dipelajari siswa di sekolah mempengaruhi
perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya
(Poedjiadi 2005 72)
Sumbangan dan teori Vygotsky adalah penekanan pada bakat sosiokultural
dalam pembelajaran Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868
983089983096
dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona
perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya
dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya
adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat
perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah
bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih
mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan
melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)
Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan
sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian
menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih
tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk
peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan
memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh
mandiri
Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain
kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang
kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama
antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah
bimbingan orang dewasa yaitu guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968
983089983097
22 Pembelajaran Kooperatif
221 Landasan Pemikiran
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya
adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara
rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-
masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat
menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)
Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods
students work together in four member teams to master material intially presented
by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu
model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar
Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah
pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam
tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah
terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068
983090983088
terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota
kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja
Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok
yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam
kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu
Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama
bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan
materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya
untuk mencapai ketuntasan belajar
222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya (Trianto 2007 43)
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka
hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut
Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil
belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan
keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168
983090983089
Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi
keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik
Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan
ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung
pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial
penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa
indikator keterampilan sosial
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota
memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan (Isjoni 2007 20)
Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang
menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok
pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268
983090983090
Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima
prinsip yaitu
1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat
tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh
sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan
penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa
saling ketergantungan
2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap
anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya
Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan
tetapi penilaian kelompok harus sama
3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan
pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368
983090983091
sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing
anggota dan mengisi kekurangan masing-masing
4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal
mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum
melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi
5) Evaluasi proses kelompok
Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu
evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada
siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain
siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain
Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468
983090983092
berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik
223 Metode Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada
lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto
(2007 49) yaitu
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
5) Numbered Head Together (NHT)
Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru menggunakan pendekatan kooperatif
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis
skor kemajuan individual dan rekognisi tim
Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di
dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan
pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568
983090983093
pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian
yang independen secara berturut-turut
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-
teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins
Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut
bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
bull
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868
983089983096
dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona
perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya
dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya
adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat
perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah
bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih
mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan
melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)
Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan
sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian
menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih
tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk
peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan
memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh
mandiri
Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain
kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang
kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama
antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah
bimbingan orang dewasa yaitu guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968
983089983097
22 Pembelajaran Kooperatif
221 Landasan Pemikiran
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya
adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara
rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-
masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat
menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)
Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods
students work together in four member teams to master material intially presented
by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu
model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar
Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah
pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam
tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah
terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068
983090983088
terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota
kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja
Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok
yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam
kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu
Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama
bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan
materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya
untuk mencapai ketuntasan belajar
222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya (Trianto 2007 43)
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka
hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut
Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil
belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan
keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168
983090983089
Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi
keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik
Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan
ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung
pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial
penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa
indikator keterampilan sosial
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota
memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan (Isjoni 2007 20)
Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang
menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok
pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268
983090983090
Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima
prinsip yaitu
1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat
tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh
sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan
penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa
saling ketergantungan
2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap
anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya
Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan
tetapi penilaian kelompok harus sama
3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan
pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368
983090983091
sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing
anggota dan mengisi kekurangan masing-masing
4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal
mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum
melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi
5) Evaluasi proses kelompok
Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu
evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada
siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain
siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain
Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468
983090983092
berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik
223 Metode Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada
lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto
(2007 49) yaitu
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
5) Numbered Head Together (NHT)
Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru menggunakan pendekatan kooperatif
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis
skor kemajuan individual dan rekognisi tim
Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di
dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan
pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568
983090983093
pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian
yang independen secara berturut-turut
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-
teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins
Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut
bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
bull
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968
983089983097
22 Pembelajaran Kooperatif
221 Landasan Pemikiran
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya
adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara
rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-
masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat
menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)
Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods
students work together in four member teams to master material intially presented
by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu
model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar
Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah
pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam
tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah
terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068
983090983088
terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota
kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja
Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok
yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam
kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu
Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama
bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan
materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya
untuk mencapai ketuntasan belajar
222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya (Trianto 2007 43)
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka
hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut
Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil
belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan
keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168
983090983089
Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi
keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik
Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan
ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung
pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial
penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa
indikator keterampilan sosial
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota
memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan (Isjoni 2007 20)
Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang
menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok
pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268
983090983090
Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima
prinsip yaitu
1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat
tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh
sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan
penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa
saling ketergantungan
2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap
anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya
Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan
tetapi penilaian kelompok harus sama
3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan
pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368
983090983091
sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing
anggota dan mengisi kekurangan masing-masing
4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal
mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum
melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi
5) Evaluasi proses kelompok
Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu
evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada
siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain
siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain
Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468
983090983092
berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik
223 Metode Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada
lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto
(2007 49) yaitu
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
5) Numbered Head Together (NHT)
Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru menggunakan pendekatan kooperatif
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis
skor kemajuan individual dan rekognisi tim
Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di
dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan
pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568
983090983093
pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian
yang independen secara berturut-turut
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-
teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins
Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut
bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
bull
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068
983090983088
terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota
kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja
Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok
yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam
kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu
Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama
bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan
materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya
untuk mencapai ketuntasan belajar
222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya (Trianto 2007 43)
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka
hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut
Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil
belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan
keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168
983090983089
Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi
keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik
Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan
ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung
pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial
penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa
indikator keterampilan sosial
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota
memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan (Isjoni 2007 20)
Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang
menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok
pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268
983090983090
Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima
prinsip yaitu
1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat
tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh
sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan
penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa
saling ketergantungan
2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap
anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya
Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan
tetapi penilaian kelompok harus sama
3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan
pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368
983090983091
sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing
anggota dan mengisi kekurangan masing-masing
4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal
mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum
melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi
5) Evaluasi proses kelompok
Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu
evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada
siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain
siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain
Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468
983090983092
berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik
223 Metode Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada
lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto
(2007 49) yaitu
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
5) Numbered Head Together (NHT)
Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru menggunakan pendekatan kooperatif
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis
skor kemajuan individual dan rekognisi tim
Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di
dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan
pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568
983090983093
pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian
yang independen secara berturut-turut
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-
teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins
Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut
bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
bull
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168
983090983089
Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi
keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik
Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan
ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung
pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial
penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa
indikator keterampilan sosial
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota
memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan (Isjoni 2007 20)
Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang
menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok
pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268
983090983090
Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima
prinsip yaitu
1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat
tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh
sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan
penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa
saling ketergantungan
2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap
anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya
Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan
tetapi penilaian kelompok harus sama
3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan
pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368
983090983091
sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing
anggota dan mengisi kekurangan masing-masing
4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal
mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum
melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi
5) Evaluasi proses kelompok
Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu
evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada
siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain
siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain
Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468
983090983092
berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik
223 Metode Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada
lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto
(2007 49) yaitu
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
5) Numbered Head Together (NHT)
Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru menggunakan pendekatan kooperatif
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis
skor kemajuan individual dan rekognisi tim
Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di
dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan
pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568
983090983093
pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian
yang independen secara berturut-turut
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-
teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins
Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut
bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
bull
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268
983090983090
Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima
prinsip yaitu
1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat
tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh
sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan
penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa
saling ketergantungan
2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap
anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya
Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan
tetapi penilaian kelompok harus sama
3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan
pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368
983090983091
sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing
anggota dan mengisi kekurangan masing-masing
4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal
mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum
melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi
5) Evaluasi proses kelompok
Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu
evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada
siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain
siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain
Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468
983090983092
berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik
223 Metode Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada
lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto
(2007 49) yaitu
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
5) Numbered Head Together (NHT)
Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru menggunakan pendekatan kooperatif
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis
skor kemajuan individual dan rekognisi tim
Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di
dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan
pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568
983090983093
pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian
yang independen secara berturut-turut
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-
teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins
Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut
bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
bull
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368
983090983091
sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing
anggota dan mengisi kekurangan masing-masing
4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal
mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum
melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi
5) Evaluasi proses kelompok
Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu
evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada
siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain
siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain
Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468
983090983092
berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik
223 Metode Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada
lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto
(2007 49) yaitu
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
5) Numbered Head Together (NHT)
Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru menggunakan pendekatan kooperatif
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis
skor kemajuan individual dan rekognisi tim
Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di
dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan
pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568
983090983093
pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian
yang independen secara berturut-turut
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-
teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins
Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut
bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
bull
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468
983090983092
berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik
223 Metode Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada
lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto
(2007 49) yaitu
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
5) Numbered Head Together (NHT)
Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi
para guru menggunakan pendekatan kooperatif
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis
skor kemajuan individual dan rekognisi tim
Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di
dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan
pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568
983090983093
pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian
yang independen secara berturut-turut
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-
teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins
Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut
bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
bull
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568
983090983093
pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian
yang independen secara berturut-turut
2) Tim Ahli ( Jigsaw)
Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-
teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins
Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut
bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya
bull
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis individu
3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4) Think Pair Share (TPS)
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668
983090983094
mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu
Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut
bull Berpikir (thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan
bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
bull Berpasangan ( pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan
dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan
bull Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768
983090983095
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)
5) Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan
struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu
Fase 1 penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat
bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya
atau berbentuk arahan
Fase 3 berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868
983090983096
Fase 4 menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas
Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode
mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan
kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif
mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu
23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
231 Metode Investigasi Kelompok
Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat
pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika
dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa
langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk
difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab
pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek
pokok dalam masalah sentral pendidikan
Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi
Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968
983090983097
bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang
didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode
yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode
yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan
tindakan
Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan
mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat
atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan
pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi
(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research
(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan
melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui
pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman
yang lebih jelas tentang suatu persoalan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk
pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang
berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan
Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat
demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan
siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual
dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068
983091983088
yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah
membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan
Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok
adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa
Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan
premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah
melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau
dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung
implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif
di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif dapat terus bertahan
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari
penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan
penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia
menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik
John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo
merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di
mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan
melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)
Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang
mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168
983091983089
situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada
metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi
kehidupan siswa sehari-hari
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai
penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi
dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)
Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap
peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau
informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu
persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam
kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama
pembelajaran berlangsung
232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok
Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif
yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan
dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau
landasan kerja
Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi
berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268
983091983090
informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-
aspek (Slavin 2008 216)
Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota
kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa
kapan dan sebagainya)
Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti
(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan
opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi
yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan
laporan kelompok
Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong
dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena
siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu
kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada
bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal
melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan
dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368
983091983091
bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada
pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-
pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode
investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya
komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak
manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan
Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok
adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-
kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan
membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya
masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus
yang berkaitan dengan proyek pembelajaran
Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa
Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan
komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan
bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran
kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari
berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang
tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468
983091983092
ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek
dan sebagai sarana untuk meraihnya
232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok
Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok
(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu
Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari
Tahap 3 Melaksanakan investigasi
Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir
Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir
Tahap 6 Evaluasi
Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-
pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan
waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan
dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam
langkah-langkah berikut
Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan
mengkategorikan saran-saran
b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
telah mereka pilih
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568
983091983093
c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat
heterogen
d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan
Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana
kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan
atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini
Tahap 3 melaksanakan investigasi
a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat
kesimpulan
b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya
c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua
gagasan
Tahap 4 menyiapkan laporan akhir
a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka
b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668
983091983094
Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir
a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk
b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara
aktif
c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota
kelas
Tahap 6 evaluasi
a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut
mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-
pengalaman mereka
b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari
studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi
kelompok tersebut diperinci sebagai berikut
1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen
2
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain
4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif yang bersifat penemuan
5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7 Evaluasi
8 Penutup
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768
983091983095
24 Keterampilan Sosial
241 Rumusan Keterampilan Sosial
Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan
masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan
globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan
informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan
permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan
tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi
informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam
pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu
pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi
Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial
budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan
pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial
Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS
diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)
keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)
keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja
Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)
merumuskan keterampilan sosial terdiri dari
1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi
2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan
3) merencanakan mengorganisasi kegiatan
4)
bekerjasama dalam kelompok majemuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868
983091983096
5) menggunakan teknik matematika
6) memecahkan masalah
7)
menggunakan produk teknologi
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan
mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir
keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom
dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)
keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial
pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam
kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang
mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul
dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang
berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya
242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah
diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of
others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and
(3) Sharing ideas and experience with others
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968
983091983097
Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan
sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu
1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup
bekerjasama dengan yang lain yaitu
a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk
sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama
b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan
berpandangan positif kepada anggota yang lain
c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain
seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka
yang lainpun ikut merasakan sakitnya
Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus
diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup
kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung
yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang
menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di
atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan
dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan
antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat
melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia
berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama
biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di
sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068
983092983088
di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran
misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar
kelas
2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk
terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu
dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada
kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang
lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah
diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan
maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali
artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan
cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman
3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di
sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok
Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap
menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya
Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan
inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama
keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168
983092983089
pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota
dari kelompok tersebut
Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa
adalah sebagai berikut
1) Membuat rencana dengan orang lain
2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain
5) Memimpin diskusi kelompok
6) Bertindak secara bertanggung jawab
7) Menolong orang lain
Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya
dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global
adalah
1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi
2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-
hari
3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain
yang majemuk
5)
Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global
Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang
lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268
983092983090
keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-
hari ke masyarakat
243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial
Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang
digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah
a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan
Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan
kepribadiannya
b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu
dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah
masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik
c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar
meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi hasil belajar
25 Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368
983092983091
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku
bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang
pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara
Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan
warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah
memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama
Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila
sebagai landasan nilai-normanya
Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap
kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan
adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora
dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS
Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari
Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan
lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut
PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn
dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga
negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468
983092983092
memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta
mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai
manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan
(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam
kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil
society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang
terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri
masyarakat bangsa dan negaranya
Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas
menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau
civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif
progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan
membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri
dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI
Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah
satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan
nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik
bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah
dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang
menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian
harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan
penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan
perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat
Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai
dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya
akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568
983092983093
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius
dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru
tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang
dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-
keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara
(Wahab 2006 62)
Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang
baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik
sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap
penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006
63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya
1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu
sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision
atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu
2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya
reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya
politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem
pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya
3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)
dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut
bull a sense of identity
bull the enjoyment of certain rights
bull
the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and
bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)
4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The
global economy Technology and Communications dan
Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global
itu secara langsung ataupun tidak langsung
5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668
983092983094
Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan
bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara
Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic
bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel
para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic
education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan
mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf
yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu
menurut kriteria dan ukuran konstitusi
PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler
dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia
cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan
psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai
subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768
983092983095
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep
dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara
(Budimansyah 2006)
Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program
pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-
norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai
warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan
agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi
sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik
beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan
dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn
menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki
karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan
Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan
civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868
983092983096
gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler
yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas
demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya
akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara
interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan
bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu
masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya
kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic
virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan
religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)
Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai
berikut
Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai
pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam
tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi
untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik
dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki
wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak
demokratis
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak
berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan
bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara
dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan
serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968
983092983097
dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat
yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah
pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan
sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan
masyarakat madani (civil society)
CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai
berikut adalah
1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi
2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan
proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio
3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut
a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan
misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan
para guru dan penulis PKn di lapangan
b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap
kelas dan jenjang
c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan
memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta
lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan
profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program
pembelajaran
d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi
persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum
e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar
yang membingungkanbermasalah
f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan
salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan
kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi
bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068
983093983088
251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah
satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah
moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali
siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan
pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini
digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai
berikut
1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini
bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur
kognitif
2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang
mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau
interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai
moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan
acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman
dahulu sebelum berpikir dan berbuat
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168
983093983089
3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan
Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan
norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan
sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior
conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara
essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin
seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai
ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of
approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem
nilairdquo
Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah
moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat
sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat
252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut
1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam
perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268
983093983090
2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan
keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional
Hukum dan peradilan internasional
3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan
kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional
HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM
4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri
sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri
Persamaan kedudukan warga negara
5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan
sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi
7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara
8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi
Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA
adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan
peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara
konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi
253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki
wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan
yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368
983093983091
dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai
wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter
yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas 2001 5)
Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat
diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada
peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga
negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir
kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa
dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang
baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk
karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai
dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas
(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and
character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah
warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik
kesadaran hukum dan kesadaran moral
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468
983093983092
Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)
bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus
memuat beberapa dimensi antara lain
a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi
pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip
dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah
identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan
hak politik
b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup
antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat
madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya
pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik
keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan
mengelola konflik
c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara
lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan
nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu
kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi
mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat
strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun
2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran
yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568
983093983093
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar
dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab
itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-
watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam
proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta
perbaikan masyarakat
Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3)
Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru
Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan
yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif
dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan
guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668
983093983094
dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)
Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut
1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum
mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam
lingkungan lokal regional maupun global
PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks
lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis
Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi
pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political
Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768
983093983095
berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu
Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada
akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang
kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn
PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan
pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam
Winataputra 2006) adalah sebagai berikut
Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan
yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan
pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta
format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun
yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah
kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara
yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban
dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil
instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis
yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni
landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil
Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru
media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan
Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868
983093983096
yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip
prosedur nilai dalam PKn
Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah
ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)
juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan
psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas
dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)
Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006
14) dapat direkonseptualisasikan bahwa
Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan
ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan
sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)
keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap
kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung
tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan
tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)
Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah
pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan
yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945
Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968
983093983097
Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab
(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut
Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan
kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas
partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan
Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship
transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)
Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan
metodologi pengembangan
Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari
hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan
PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan
Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam
merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru
meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan
sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan
Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut
a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan
bertanggung jawab
b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068
983094983088
bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi
ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang
demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang
menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk
berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan
tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta
didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan
kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga
negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus
Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu
politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran
membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal
memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik
26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik
tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar
serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan
berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu
berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai
implementasinya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168
983094983089
Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation
in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks
dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling
mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)
mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)
menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik
yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama
tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas
dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)
Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap
tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran
yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal
dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang
diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik
atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive
Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege
science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa
hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam
berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian
antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan
dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan
menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268
983094983090
pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi
terhadap siswa-siswa sekolah tinggi
Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa
mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian
serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang
menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa
melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini
siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap
data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa
menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa
mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka
Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from
Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam
banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi
penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan
bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk
membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik
dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan
beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini
terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana
di antaranya dipaparkan berikut
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368
983094983091
Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan
bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah
untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu
mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih
aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka
hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia
Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga
memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode
atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam
Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya
dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya
adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan
selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-
catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang
terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan
mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka
mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis
Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati
aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis
bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di
dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia
mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468
983094983092
dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk
selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber
bagi seluruh anggota di dalam kelas
Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk
suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang
mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan
bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi
dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan
pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat
dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang
dilakukan manusia
Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas
laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata
pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan
investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)
co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang
sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran
Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)
yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the
real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan
(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568
983094983093
untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi
permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model
tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara
seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di
dalam mengajarkan teknologi
Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat
beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa
mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh
Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan
data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang
pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di
dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah
memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the
real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman
analisis
Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang
metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah
dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah
dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran
nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668
983094983094
kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)
Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan
mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi
upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-
nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan
melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn
STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara
nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai
moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan
penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi
kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan
efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan
prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari
langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas
(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat
investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan
efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping
observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa
(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah
belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa
secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768
983094983095
calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama
peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih
belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta
mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar
masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut
direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata
kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman
mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan
pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa
terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi
STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil
lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah
inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai
keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya
penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan
penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model
investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA
Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan
motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya
motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran
yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868
983094983096
jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa
tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas
Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan
berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang
menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi
kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan
organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok
penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana
penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi
(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2
tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006
Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya
Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing
siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan
refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni
kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil
analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968
983094983097
dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan
setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang
ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa
Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol
pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek
penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan
persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12
56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam
siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006
menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya
penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya
peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya
adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok
Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak
pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran
investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini
adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068
983095983088
berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama
proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling
yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai
kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah
matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang
terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur
Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya
model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada
pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah
Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa
pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi
kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168
983095983089
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model
pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN
4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih
sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam
pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang
mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian
berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan
pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen
yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya
adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai
sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri
menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model
pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran
konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada
taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan
model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268
983095983090
menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam
pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa
yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional
Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok
aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan
aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi
petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran
geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya
siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi
kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan
demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok
perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam geometri
Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany
Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi
rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat
langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368
983095983091
pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan
penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan
langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk
mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta
pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti
kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan
memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah
eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran
merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan
tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil
pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu
penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model
pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup
berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek
keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh
hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan
yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok
kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468
983095983092
perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada tes akhir
Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang
model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan
sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas
Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan
keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah
satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui
penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat
dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial
efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa
peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan
sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model
dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan
keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang
mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang
digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model
(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis
data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568
983095983093
Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan
keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial
Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah
tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang
bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil
bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri
sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai
sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi
penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan
solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial
mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran
aksi sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga
negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif
proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri
Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini
diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668
983095983094
sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan
dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam
partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat
siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan
sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul
datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur
dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar
mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap
keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran
melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh
pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual
antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar
mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena
digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi
tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan
disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di
masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan
tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain
itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768
983095983095
memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan
keberhasilan pendidikan
Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang
jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang
berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat
penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini
7242019 teori belajar motorikpdf
httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868