teori dasar1

Upload: sinta-nurhasanah

Post on 07-Jul-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Teori Dasar1

    1/15

    Teori Dasar

    I. Inflamasi

    Inflamasi merupakan respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh

    cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau

    mengurung (sekuestrasi) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu

    (Dorland, 2002).

    Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan

    yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zatzatmikrobiologik. Inflamasi adalah usaha tubuh untuk menginakti!asi atau merusak 

    organisme yang menyarang, menghilangkan zat iritan dan mengatur derajat

     perbaikan jaringan. Inflamasi dicetuskan oleh pelepasan mediator kimia"i dari

     jaringan yang rusak dan migrasi sel (#ycek, 200$).

    %adang atau inflamasi adalah suatu respon protektif yang ditujukan untuk 

    menghilangkan penyebab a"al jejas sel serta membuang sel dan jaringan nekrotik 

    yang diakibatkan oleh kerusakan asal (#itchel & 'otran, 200). Inflamasi

    melaksanakan tugas pertahanannya dengan mengencerkan, menghancurkan atau

    menetralkan agen berbahaya (misalnya mikroba atau toksin). Inflamasi kemudian

    menggerakkan berbagai kejadian yang akhirnya menyembuhkan dan menyusun

    kembali tempat terjadinya jejas. Dengan demikian, inflamasi juga terkait erta

    dengan proses perbaikan, yang mengganti jaringan yang rusak dengan regenerasi

    sel parenkim, dan atau dengan pengisian setiap defek yang tersisa dengan jaringan

     parut fibrosa (umala et al., $**+ #itchel & 'otran, 200).

    II. -andatanda Inflamasi

    #enurut ilmana ($**/), %obbins dan umar ($**/), serta brams

    ($**1) menyebutkan bah"a gejala proses inflamasi yang sudah dikenal adalah

    kemerahan (rubor), panas (calor), rasa nyeri (dolor), pembengkakan (tumor), dan

    gangguan fungsi (functio laesa).

    a. emerahan (rubor)

  • 8/19/2019 Teori Dasar1

    2/15

    emerahan atau rubor biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di

    daerah yang mengalami peradangan. aktu reaksi peradangan mulai timbul, maka

    arteriol yang mensuplai darah tersebut melebar, dengan demikian lebih banyak 

    darah mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal. apiler yang sebelumnya kosong

    atau sebagian saja yang meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah.

    eadaan ini yang dinamakan hiperemia atau kongesti, menyebabkan "arna merah

    lokal karena peradangan akut (brams, $**1).

     b. anas (calor)

    anas atau calor biasanya terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi

     peradangan akut (brams, $**1). anas pada tempat inflamasi dapat disebabkan

    oleh bertambahnya pengumpulan darah dan dapat juga karena adanya pirogen

    yang menggangu pusat pusat pengatur panas dihipotalamus (ee dan 3ayes,

    $**4). 5ebenarnya, panas merupakan sifat reaksi peradangan yang hanya terjadi

     pada permukaan tubuh, yang dalam keadaan normal lebih dingin dari 60', yaitu

    suhu di dalam tubuh. Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari

    sekelilingnya, sebab daerah (pada suhu 60') yang disalurkan tubuh ke

     permukaan daerah yang terkena lebih banyak dari pada yang disalurkan ke daerah

    normal (brams, $**1).

    c. %asa nyeri (Dolor)

    %asa nyeri atau dolor dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan

     berbagai cara, perubahan p3 lokal atau konsentrasi lokal ionion tertentu dapat

    merangsang ujungujung saraf, dan pengeluaran zat kimia tertentu seperti

    histamin atau zat kimia bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. 5elain itu,

     pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal

    yang pasti dapat menimbulkan rasa sakit (brams, $**1).

    d. embengkakan (tumor)

    embengkakan atau tumor merupakan akibat eksudasi disertai

     peningkatan cairan intertisial (%obbins dan umar, $**/). ada keadaan dini

    reaksi peradangan sebagian eksudat adalah cair, seperti yang terjadi pada lepuhan

  • 8/19/2019 Teori Dasar1

    3/15

    yang disebabkan oleh luka bakar ringan. emudian selsel darah putih atau

    leukosit meninggalkan aliran darah dan tertimbun sebagai bagian dari eksudat

    (brams, $**1).

    e. 7angguan fungsi (functio laesa)

    7angguan fungsi atau functio laesa adalah reaksi peradangan yang telah

    dikenal. #udah untuk mengerti mengapa bagian yang bengkak dan sakit disertai

    sirkulasi yang abnormal dan lingkungan kimia"i lokal yang abnormal berfungsi

    secara abnormal (brams, $**1). 3iperemia pada radang akan meningkatkan

    suhu lingkungan mikro selsel yang mengganggu fungsi enzim, atau

    meningkatnya akti!itas metabolisme pada lokasi radang akan menurunkan p3 dan

    mengganggu fungsi dengan cara tersebut (%obbins dan umar, $**/).

    III. -ahapan Inflamasi

    .$ Inflamasi kut

    Inflamasi akut akan terjadi secara cepat (menit 8hari) dengan ciri khas

    utama eksudasi cairan, akumulasi neutrofil memiliki tandatanda umum berupa

    rubor (redness), calor (heat), tumor (s"elling), Dolor (pain), 9unctio laesa (lose of 

    function). 5eperti gambar diba"ah ini:

  • 8/19/2019 Teori Dasar1

    4/15

    7ambar $. 7ambar -ahapan terjadinya inflamasi akut.

    -erjadi karena tujuan utama adalah mengirim leukosit ke tempat jelas

     bersihkan setiap mikroba. Dengan dua proses utama, perubahan !askular 

    (!asodilatasi, peningkatan permeabilitas) dan perubahan selular (rekrutmen dan

    akti!asi selular). erubahan makroskopik yang dapat diamati berupa hiperemia

    yang memberikan penampakan eritema, e;udation yang memberikan penampakan

    edema, dan emigrasi leukosit.

    a. 3yperaemia

    triple response ? berupa @a 9=A53, a 9=%B

    and a B=C. -he 9=A53 ditandai dengan garis putih (dikarenakan adanya

  • 8/19/2019 Teori Dasar1

    5/15

    !asokonstriksi). -he 9=A53 merupakan garis merah (dikarenakan dilatasi

    kapiler). -he 9=%B merupakan daerah dengan "arna merah yang lebih terang di

    sekitarnya (dikarenakan dilatasi arteri).

     b. B;udating

    5elanjutnya, terjadi peningkatan permeabilitas endotel disertai keluarnya

     protein plasma dan selsel leukosit ke daerah e;tra!askular yang disebut eksudasi.

    3al ini menyebabkan sel darah merah dalam darah terkonsentrasi, !iskositas

    meningkat, sirkulasi menurun, terutama pada pembuluh darahpembuluh darahkecil yang sisebut stasis.

    ada ujung arteriol kapiler, tekanan hidrostatik yang tinggi mendesak 

    cairan keluar ke dalam ruang jaringan interstisial dengan cara ultrafiltrasi. 3al ini

     berakibat meningkatnya konsentrasi protein plasma dan menyebabkan tekanan

    osmotik koloid bertambah besar, dengan menarik kembali cairan pada pangkal

    kapiler !enula. ertukaran normal tersebut akan menyisakan sedikit cairan dalam

     jaringan interstisial yang mengalir dari ruang jaringan melalui saluran limfatik.

    Amumnya, dinding kapiler dapat dilalui air, garam, dan larutan sampai berat jenis

    $0.000 dalton.

    Bksudat adalah cairan radang ekstra!askuler dengan berat jenis tinggi (di

    atas $.020) dan seringkali mengandung protein 21 mg serta selsel darah putih

    yang melakukan emigrasi. 'airan ini tertimbun sebagai akibat peningkatan

     permeabilitas !askuler (yang memungkinkan protein plasma dengan molekul besar dapat terlepas), bertambahnya tekanan hidrostatik intra!askular sebagai

    akibat aliran darah lokal yang meningkat pula dan serentetan peristi"a rumit

    leukosit yang menyebabkan emigrasinya

    c. Bmigration of leucocyte

    enimbunan selsel darah putih, terutama neutrofil dan monosit pada

    lokasi jejas, merupakan aspek terpenting reaksi radang. 5elsel darah putih

  • 8/19/2019 Teori Dasar1

    6/15

    mampu memfagosit bahan yang bersifat asing, termasuk bakteri dan debris selsel

    nekrosis, dan enzim lisosom yang terdapat di dalamnya membantu pertahanan

    tubuh dengan beberapa cara. Eeberapa produk sel darah putih merupakan

     penggerak reaksi radang, dan pada halhal tertentu menimbulkan kerusakan

     jaringan yang berarti. Eaik neutrofil, maupun sel berinti tunggal dapat mele"ati

    celah antar sel endhotelial dengan menggunakan pergerakan amoeboid menuju

     jaringan target.

    Dalam fokus radang, a"al bendungan sirkulasi mikro akan menyebabkan

    selsel darah merah menggumpal dan membentuk agregatagregat yang lebih

     besar daripada leukosit sendiri. #enurut hukum fisika aliran, massa sel darah

    merah akan terdapat di bagian tengah dalam aliran aksial, dan selsel darah putih

     pindah ke bagian tepi (marginasi). #ulamula sel darah putih bergerak dan

    menggulung pelanpelan sepanjang permukaan endotel pada aliran yang tersendat

    tetapi kemudian selsel tersebut akan melekat dan melapisi permukaan endotel.

    Bmigrasi adalah proses perpindahan sel darah putih yang bergerak keluar 

    dari pembuluh darah. -empat utama emigrasi leukosit adalah pertemuan antarsel

    endotel. alaupun pelebaran pertemuan antarsel memudahkan emigrasi leukosit,

    tetapi leukosit mampu menyusup sendiri melalui pertemuan antarsel endotel yang

    tampak tertutup tanpa perubahan nyata

    d. emotaksi

    5etelah meninggalkan pembuluh darah, leukosit bergerak menuju ke arahutama lokasi jejas. #igrasi sel darah putih yang terarah ini disebabkan oleh

     pengaruhpengaruh kimia yang dapat berdifusi disebut kemotaksis. 3ampir semua

     jenis sel darah putih dipengaruhi oleh faktorfaktor kemotaksis dalam derajat yang

     berbedabeda. Feutrofil dan monosit paling reaktif terhadap rangsang kemotaksis.

    5ebaliknya limfosit bereaksi lemah. Eeberapa faktor kemotaksis dapat

    mempengaruhi neutrofil maupun monosit, yang lainnya bekerja secara selektif 

    terhadap beberapa jenis sel darah putih. 9aktorfaktor kemotaksis dapat endogen

  • 8/19/2019 Teori Dasar1

    7/15

     berasal dari protein plasma atau eksogen, misalnya produk bakteri berupa protein

    maupun polipeptida

    e. 9agositosis

    5etelah leukosit sampai di lokasi radang, terjadilah proses fagositosis.

    #eskipun selsel fagosit dapat melekat pada partikel dan bakteri tanpa didahului

    oleh suatu proses pengenalan yang khas, tetapi fagositosis akan sangat ditunjang

    apabila mikroorganisme diliputi oleh opsonin, yang terdapat dalam serum

    (misalnya Ig7, '). 5etelah bakteri yang mengalami opsonisasi melekat pada permukaan, selanjutnya sel fagosit sebagian besar akan meliputi partikel,

     berdampak pada pembentukan kantung yang dalam. artikel ini terletak pada

    !esikel sitoplasma yang masih terikat pada selaput sel, disebut fagosom.

    #eskipun pada "aktu pembentukan fagosom, sebelum menutup lengkap, granula

    granula sitoplasma neutrofil menyatu dengan fagosom dan melepaskan isinya ke

    dalamnya, suatu proses yang disebut degranulasi. 5ebagian besar mikroorganisme

    yang telah mengalami pelahapan mudah dihancurkan oleh fagosit yang berakibat

     pada kematian mikroorganisme. alaupun beberapa organisme yang !irulen dapat

    menghancurkan leukosit.

    .2 Inflamasi kronis

    Inflamasi kronis dapat diartikan sebagai inflamasi yang berdurasi panjang

    (bermingguminggu hingga bertahuntahun) dan terjadi proses secara simultan

    dari inflamasi aktif, cedera jaringan, dan penyembuhan. erbedaannya denganradang akut, radang akut ditandai dengan perubahan !askuler, edema, dan

    infiltrasi neutrofil dalam jumlah besar. 5edangkan radang kronik ditandai oleh

    infiltrasi sel mononuklir (seperti makrofag, limfosit, dan sel plasma), destruksi

     jaringan, dan perbaikan (meliputi proliferasi pembuluh darah baruGangiogenesis

    dan fibrosis) (#itchell & 'otran, 200).

    Inflamasi kronis dapat timbul melalui satu atau dua jalan. Dapat timbul

    menyusul radang akut, atau responnya sejak a"al bersifat kronik. erubahan

  • 8/19/2019 Teori Dasar1

    8/15

    radang akut menjadi radang kronik berlangsung bila respon radang akut tidak 

    dapat reda, disebabkan agen penyebab jejas yang menetap atau terdapat gangguan

     pada proses penyembuhan normal. da kalanya radang kronik sejak a"al

    merupakan proses primer. 5ering penyebab jejas memiliki toksisitas rendah

    dibandingkan dengan penyebab yang menimbulkan radang akut. -erdapat

    kelompok besar yang menjadi penyebabnya, yaitu infeksi persisten oleh

    mikroorganisme intrasel tertentu (seperti basil tuberkel, -reponema palidum, dan

     jamurjamur tertentu), kontak lama dengan bahan yang tidak dapat hancur 

    (misalnya silika), penyakit autoimun. Eila suatu radang berlangsung lebih lama

    dari 1 atau 4 minggu disebut kronik. -etapi karena banyak kebergantungan respon

    efektif tuan rumah dan sifat alami jejas, maka batasan "aktu tidak banyak artinya.

    embedaan antara radang akut dan kronik sebaiknya berdasarkan pola morfologi

    reaksi (%obbins & umar, $**/).

    Inflamasi kronis telah dihubungkan dengan berbagai tahapan yang terlibat

    dalam karsinogenesis termasuk transformasi seluler, promosi, suri!i!al,

     proliferasi, in!asi, angiogenesis, dan metastasis. Inflamasi tersebut menjadi faktor 

    risiko pada kebanyakan tipe kanker. #isal induser asap rokok, menyebabkan

    inflamasi bronkitis, ada pada kanker paru, predisposisi pada progres kanker 

    adalah sebesar $$21, dll. Inflamasi dan karsinogenesis ada kemiripan, bedanya

     pada kanker proses inflamasi tidak untuk peroses perbaikan namun untuk 

     pertumbuhan kanker itu sendiri.

  • 8/19/2019 Teori Dasar1

    9/15

    7amabar . 7ambar -erjadinya Inflamasi ronis.

    Eeberapa produk gen proinflamasi telah diidentifikasi memiliki peran

     penting pada penekanan apoptosis, proliferasi, angiogenesis, in!asi, dan

    metastasis. Di antara produk gen tersebut adalah -F9 alfa dan anggota

    superfamilinya, I=$alfa, I=$beta, I=4, I=+, I=$+, kemokin, ##*, HB79,

    'J2, dan /=J. Bkspresi semua gen di atas utamanya diatur oleh faktor 

    transkripsi F9kE yang secara konstitutif aktif pada kebanyakan tumor dan

    diinduksi oleh karsinogen (asap rokok), tumor promoter, protein !irus onkogenik,

    agen kemoterapi, dan iradiasi gama.

    1. 5elsel yang berperan dalam inflamasi

    a. #akrofag

  • 8/19/2019 Teori Dasar1

    10/15

    #erupakan monosit yang lama hidupnya kurang lebih $ hari, akan pergi

    ke daerah peradangan dikarenakan molekul adhesi dan faktor kemoatraktan dalam

     jaringan, monosit akan berubah menjadi makrofag yang jika bersatu membentuk 

    endotelium. 5inyalsinual yang berpengaruk saat pengaktifan makrofag adalah

    I9#y . sitokin, endotoksin, mediator lain yang diprosuksi saat terjasi radang

    akut, dan matri; e;traceluler, seperti fibronectin. #akrofag aktif mampu

    mengaktifkan zatzat yang membuat suatu jaringan menjadi nekrosis atau fibrosis.

    'ontohnya adalah asam dan basa protease, komponen komplemen dan faktor

    faktor pembekuan, oksigen reaktif F, metabolit asam arakhidonat, sitokin I=$,

    -F9 san berbagai gro"th factor.

     b. =imfosit

    =imfosit sikerahkan di kedua reaksi imun humoral dan seluler dan bahkan

    dalam peradangan non imun. ntigen distimulasi (efektor dan memori) dan

     berbagai jenis limfosit (-, E) menggunakan berbagai molekul adhesi pasangan

    (terutama yang integrins dan ligan) dan kemokin untuk bermigrasi ke situs

     peradangan. 5itokin dari makrofag diaktifkan, terutama -F9, I=$, da kemokin.

    5el ini mempersiapkan proses peradangan

    =imfosit dan makrofag berinteraksi dakan cara dua arah, dan reaksireaksi

    ini memainkan peran penting dalam peradangan kronis. =imfosit - aktif akan

    mengaktifkan makrofag serta mengeluarkan mediator radang untuk 

    mempengaruhi sel lain, saat makrofag aktif, dia akan mengaktifkan limfosit - dan

    tak lupa mengeluarkan mediator radang untuk mempengaruhi sel disekitarnya.

    c. Businofi

    Businofil berlimpah dalam reaksi kekebalan yang diperantarai oleh IgB

    dan infeksi parasit. 5alah satu kemokin yang terutama penting bagi perekrutan

    eusinofil adalah eota;in, Businofil memiliki granula yang mengandung protein

    dasar utama, yang sangat kationik protein yang beracun bagi parasit tetapi juga

    menyebabkan lisis sel epitel mamalis. Itulah sebabnya ia sangat berperan dalam

    memerangi infeksi parasit tetapi juga berkontribusi pada kerusakan jaringan

    dalam reaksi kekebalan.

  • 8/19/2019 Teori Dasar1

    11/15

    d. 5el #ast

    5el ini didistribusikan secara luas di jaringan ikat dan berpartisipasi dalam

    reaksi peradangan akut dan kronis. ada reaksi akut, antibodi IgB yang terikat

     pada 9c reseptor khusus mengenali antigen, dan selsel degranulate dan

    melepaskan mediator seperti histamin dan produksi oksidasi ,

  • 8/19/2019 Teori Dasar1

    12/15

    f. #ediator ber!ariasi dalam efek dan jenis sel tempat ia bekerja. ebanyakan

    mediator (terutama yang bersifat hidrofilik) hanya memiliki "aktu hidup yang

     pendek karena harus segera didegradasi agar tidak menimbulkan respon yang

     berlebihan. -erdapat dua macam mediator yang dibagi berdasarkan tempat ia

     berasal, yaitu mediator yang berasal dari sel (cellderi!ed mediators) dan

    mediator yang murni dari plasma darah (plasmaderi!ed mediators).

    #ediator selular dapat dibagi menjadi beberapa macam, sebagai berikut:

    $. mina Hasoaktimina !asoaktif maksudnya adalah berbagai macam mediator kimia yang

    merupakan turunan dari amina, yang dapat bekerja langsung pada sistem !askular.

    2. #etabolit sam rakidonat ()

    merupakan salah satu turunan asam lemah yang terdiri atas 20 atom '

    (arbon) yang diperoleh dari asupan makanan ataupun kon!ersi dari asam

    lenoleat.

    . lateletcti!ating 9actor (9)

    #erupakan salah satu bentuk mediator yang adalah turunan dari fosfolipid.

    Diberi nama 9 karena mediator ini dapat menyebabkan agregasi dari keping

    keping darah, namun sekarang ini ditemukan pula efek dari mediator ini yang

    dapat memicu terjadinya inflamasi.

    1. %eacti!e ;ygen 5pecies (%5)

    %5, meskipun terlibat dalam pencernaan mikroba dan eliminasi agen

    radang, juga dapat dilepaskan ke lingkungan ekstraselular akibat terjadinya

    frustatedleukocyte.

    /. Fitrogen ksida (F) F berperan dalam merelaksasi otot polos !askular dan mempromosikan

    terjadinya !asodilatasi.

    4. 5itokin dan emokin

    a. 5itokin

    5itokin yang paling banyak berperan dalam inflamasi akut adalah

    -F9 (K,L,M) ataupun Interleukin (I=, dari $ ? 20), selain itu terdapat pula

    InterferonGI9F (K,L,M).

     b. emokin

  • 8/19/2019 Teori Dasar1

    13/15

    #erupakan protein yang bersifat terutama sebagai kemoatraktan

    untuk leukosit.

    6. andungan =isosomal dari =eukosit

    andungan lisosomal dari leukosit yang terdapat dalam granulanya

    apabila dilepaskan akan dapat memicu terjadinya respon inflamasi.

    +. Feuropeptida

    Disekresikan oleh selsel neuron (pada sensorik dan beberapa leukosit

    tertentu) yang berperand dalam amplifikasi dari respon inflamasi, misalnya

    substansi dan neurokinin.

    OBAT INFLAMASI

    nalgetika atau obat penghilang nyeri adalah zatzat yang mengurangi atau

    menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan

    anestetika umum) (-jay, 2006).

     Fyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman,

     berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan. keadaan psikis sangat

    mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan sakit (kepala) atau

    memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan nyeri.

    nyeri merupakan suatu perasaan seubjektif pribadi dan ambang toleransi nyeri

     berbedabeda bagi setiap orang. batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada

    111/o' (-jay, 2006).

    mbang nyeri didefinisikan sebagai tingkat (le!el) pada mana nyeri

    dirasakan untuk pertama kalinya. Dengan kata lain, intensitas rangsangan yang

    terendah saat orang merasakan nyeri. Antuk setiap orang ambang nyerinya adalah

    konstan (-jay, 2006).

    %asa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala yang

     berfungsi melindungi tubuh. Fyeri harus dianggap sebagai isyarat bahaya tentang

    adanya ganguan di jaringan, seperti peradangan, infeksi jasad renik, atau kejang

  • 8/19/2019 Teori Dasar1

    14/15

    otot. Fyeri yang disebabkan oleh rangsangan mekanis, kimia"i atau fisis dapat

    menimbulkan kerusakan pada jaringan. %angsangan tersebut memicu pelepasan

    zatzat tertentu yang disebut mediator nyeri. #ediator nyeri antara lain dapat

    mengakibatkan reaksi radang dan kejangkejang yang mengakti!asi reseptor nyeri

    di ujung saraf bebas di kulit, mukosa dan jaringan lain. Focireseptor ini terdapat

    diseluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di 55. Dari sini rangsangan di

    salurkan ke otak melalui jaringan lebat dari tajuktajuk neuron dengan amat

     benyak sinaps !ia sumsumtulang belakang, sumsum lanjutan, dan otak tengah.

    Dari thalamus impuls kemudian diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana

    impuls dirasakan sebagai nyeri (-jay, 2006).

    tas dasar kerja farmakologisnya, analgetika dibagi dalam dua kelompok 

     besar, yakni :

    a. nalgetika perifer (nonnarkotik), yang terdiri dari obatobat yang tidak bersifat

    narkotik dan tidak bekerja sentral. nalgetika antiradang termasuk kelompok ini

     b. nalgetika narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat,

    seperti pada fractura dan kanker (-jay, 2006).

    5ecara kimia"i analgetika perifer dapat dibagi dalam bebrapa kelompok,

    yakni :

    a. parasetamol

     b. salisilat : asetosal, salisilamida, dan benorilat

    c. penghambat prostaglandin (F5IDs) : ibuprofen, dll

    d. deri!atantranilat : mefenaminat, glafenin

    e. deri!atpirazolon : propifenazon, isopropilaminofenazon, dan metamizol

    f. lainnya : benzidamin (-antum) (-jay, 2006).

    5ensasi nyeri, tak perduli apa penyebabnya, terdiri dari masukan isyarat

     bahaya ditambah reaksi organisme ini terhadap stimulus. 5ifat analgesik opiat

     berhubungan dengan kesanggupannya merubah persepsi nyeri dan reaksi pasien

  • 8/19/2019 Teori Dasar1

    15/15

    terhadap nyeri. enelitian klinik dan percobaan menunjukkan bah"a analgesik 

    narkotika dapat meningkatkan secara efektif ambang rangsang bagi nyeri tetapi

    efeknya atas komponen reaktif hanya dapat diduga dari efek subjektif pasien. Eila

    ada analgesia efektif, nyeri mungkin masih terlihat atau dapat diterima oleh

     pasien, tetapi nyeri yang sangat parah pun tidak lagi merupakan masukan sensorik 

    destruktif atau yang satusatunya dirasakan saat itu (atzung, $*+4).

    nalgetik narkotik, kini disebut juga opioida (Nmirip opioat) adalah obat

    obat yang daya kerjanya meniru opioid endogen dengan memperpanjang akti!asi

    dari reseptorreseptor opioid (biasanya Oreseptor) (-jay, 2006). Bfek utamaanalgesik opioid dengan afinitas untuk resetor O terjadi pada susunan saraf pusat

    yang lebih penting meliputi analgesia, euforia, sedasi, dan depresi pernapasan.

    Dengan penggunaan berulang, timbul toleransi tingkat tinggi bagi semua efek 

    (atzung, $*+4).

    DAFTAR PUSTAKA

    Dorland, Fe"man. 2002. amus edokteran Dorland. Bdisi 2*, s Illustrated %e!ie"s: 9armacology. enerjemah

    z"ar goes. Bdisi II.