teori fungsionalis
DESCRIPTION
teori fungsionalis MENURUT Dentler dan EriksonTRANSCRIPT
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………. 1
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….. 2
I.I Latar belakang Masalah……………………………………………………………………. 2
I.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………… 3
I.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………………………………. 4
I.4 Metedologi Penelitian……………………………………………………………………. 4
BAB II ANALISIS TEORI…………………………………………………………………………. 5
BAB III PERMASALAHAN……………………………………………………………………… 10
KESIMPULAN………………………………………………………………………………………. 15
DAFTAR REFERENSI……………………………………………………………………………… 17
2
BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Masalah
Teori Fungsionalisme yang menekankan kepada keteraturan bahwa
masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau
elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan.
Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa perubahan pula
terhadap bagian yang lain, dengan kata lain masyarakat senantiasa berada dalam
keadaan berubah secara berangsur-angsur dengan tetap memelihara
keseimbangan. Mengutamakan keseimbangan, dengan kata lain teori ini
memandang bahwa semua peristiwa dan struktur adalah fungsional bagi suatu
masyarakat. Dimana jika sekelompok masyarakat ingin memajukan kelompoknya,
mereka akan melihat apa yang akan di kembangkan dan tetap mempertahankan
bahkan melestarikan tradisi-tradisi dan budaya yang sudah berkembang dan
menjadikannya sebagai alat modernisasi.
Teori keseimbangan dari dentler dan Ericson terdapat 3 dalil linier yang
berkesinambungan yaitu :
1. Kelompok pada awalnya mendukung merestui anggota yang menyimpang;
2. Fungsi dari Penyimpangan kejahatan untuk memberi keseimbangan bagi
kelompoknya bisa merupakan keseimbangan moril, materil, prestige ;
3. Kelompok pada awalnya akan menolak setiap usaha/tindakan untuk
menganulir/mengisolir untuk memberikan hukuman sanksi bagi pelaku
sampai titik batas tertentu sampai orang tersebut dianggap berbahaya bagi
kelangsungan kelompoknya.
3
Pada penulisan makalah ini penulis akan membahas lebih lanjut mengenai
kasus mantan Ketua umum atau disebut Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Luthfi hasan ishaaq dan Ahmad Fathanah (AF) staf Lutfhi sebagai tersangka dalam
kasus dugaan suap impor daging.
I.2 Rumusan Masalah
Tindak pidana korupsi terjadi di Kementrian Pertanian dengan kasus suap
daging sapi. Kasus ini melibatkan tersangka utama yaitu Ahmad Fathanah yang
berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dikarenakan ada serah terima uang
terkait proses impor daging. Informasi itu yakni adanya serah terima uang dari
Juard Effendi dan Arya Arby Effendi dari PT. Indoguna Utama ke orang dekat
anggota DPR Luthfi Hasan, Ahmad Fathanah. Suap terkait izin impor daging. Saat
ini daging sapi impor memang tengah dibatasi. Suap untuk memuluskan jatah
keran daging impor yang seolah-olah mampu meningkatkan kuota impor daging
sapi PT. Indoguna dengan imbalan tertentu.
Apabila dikaitkan dengan teori fungsionalisme yaitu memelihara
keseimbangan seperti diketahui yaitu Teori Fungsionalisme juga memandang
kejahatan sebagai sesuatu yang berhak mendapat tempat di masyarakat.
Kejahatan tak mungkin dapat dihilangkan dari masyarakat. Itu berarti kejahatan
mempunyai fungsi untuk mempertahankan stabilitas kehidupan. Kejahatan disini
bukan untuk dilakukan, tapi dipelajari agar dapat memberi gambaran positif
untuk memajukan masyarakat. System dalam masyarakat akan berjalan dengan
baik jika masyarakat mengenal kejahatan dan seluk beluknya. Tingginya
penyimpangan dapat dilihat sebagai tanda menurunnya kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan sosial. Jika masyarakat dapat mengenal deviasi dengan baik,
4
maka permasalahan penyimpangan yang muncul akan dapat segera ditangani
dengan perbaikan masyarakat.
I.3 Tujuan Penelitian
Pada penulisan makalah ini membahas lebih lanjut mengenai sebab yang
analisa kasus suap impor daging mantan Ketua umum atau disebut Presiden
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi hasan ishaaq dan Ahmad Fathanah (AF) staf
Lutfhi berdasarkan pendekatan Teori Fungsionalisme, dengan dalil dari dentler
dan Ericson, Faktor sosiologis hukum atau politik apa saja yang menyebabkan
terdapatnya perbedaan urutan urutan dalil-dalil dari kasus ini.
I.4 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah dengan melakukan studi
literatur yaitu jurnal online, artikel-artikel terkait dari Koran, dari situs-situs
website mengenai objek penelitian dan studi kepustakaan lainnya.
5
BAB II ANALISIS TEORI
Dentler dan Erikson menyatakan bahwa setiap masyarakat memiliki set
tertentu sendiri moral batas-batas dan bahwa setiap masyarakat juga memiliki
gaya tertentu sendiri penyimpangan. Batas-batas moral yang memberikan setiap
kelompok identitas yang berbeda, yang memberikan anggotanya rasa memiliki,
dan identitas. Fungsi perilaku menyimpang menerangi mereka batas-batas moral.
Dalam keseharian hidup kita sering melupakan fitur-fitur dari komunita, yang
memberikan identitas tersendiri hal itu muncul dalam bayangan ketidakpastian,
Erickson pertama mendekati ide ini dalam sebuah artikel tentang Fungsi dari
Deviance di Grup (Dentler dan Erikson), untuk menerapkan tiga proposisi yang
berasal dari karya-karya Emile Durkheim.
Proposisi pertama menyatakan "kelompok cenderung untuk mendorong,
mendukung, dan mengizinkan perilaku menyimpang, Grup ketika mengatur
normatif mereka pola mengalokasikan posisi dalam kelompok yang harus diisi
oleh orang-orang yang menampilkan perilaku yang bertentangan dengan norma-
norma yang dapat diterima. Jadi, ketika berbagai perilaku sedang didirikan
perilaku tertentu didefinisikan sebagai menyimpang. Perilaku kemudian menjadi
diizinkan dalam kelompok dalam arti yang sama perilaku yang ditunjukkan oleh
para pemimpin diinduksi, berkelanjutan dan diijinkan. Kisaran perilaku
diperbolehkan oleh kelompok sangat penting untuk pembentukan kelompok.
proposisi ini menyiratkan adalah built-in pembagian kerja, orang-orang tertentu
akan mengisi tertentu peran dan melakukan fungsi-fungsi tertentu, semakin tinggi
6
posisi akan mencerminkan norma-norma, semakin rendah semakin besar
kemungkinan orang-orang ini akan menunjukkan norma-norma menyimpang.
Dentler dan Erikson juga berpendapat hubungan khusus anggota terhadap
kelompok dan norma-normanya. Sampai-sampai bahwa kelompok peringkat
anggotanya istimewa, mendistribusikan fungsi diferensial. Proposisi kedua
menyatakan bahwa "fungsi perilaku menyimpang di kelompok untuk membantu
menjaga keseimbangan group, penting untuk kelompok adalah membandingkan
dan mengkontraskan perilaku”. Agar bentuk perilaku tertentu yang harus dihargai
untuk kesesuaian dengan norma kelompok, norma-norma menyimpang harus
hadir untuk memberikan arti bagi hadiah sistem. Keduanya sangat sesuai dan
perilaku menyimpang yang diperlukan dalam menjaga rata-rata total berbagai
perilaku yang ditemukan dalam kelompok manapun. Itu penghapusan salah satu
akan mengakibatkan pergeseran ancaman berarti produksi yang berbeda pola
normatif. Oleh karena itu, penyimpangan merupakan bagian integral dari
mempertahankan batas-batas kelompok. Proposisi ketiga dan terakhir
menyatakan bahwa “Grup akan menolak setiap kecenderungan menuju
keterasingan dari anggota yang perilaku menyimpang.”
Dentler dan Erikson mengusulkan. Kecuali menyimpang menyajikan ancaman
nyata bagi solidaritas kelompok, menyimpang akan dipertahankan dan ditangani
dalam kelompok. "Norma-norma ini untuk penanganan penyimpangan menjadi
faktor kunci dalam membangun” yurisdiksi atas perilaku, "mempromosikan"
identitas kelompok dan kekhasan, analisa teori kasus Ketua Umum partai Pks
Luthfi hasan ishaaq dan Ahmad Fathanah berdasarkan pendekatan teori
Fungsionalisme, dengan dalil memelihara keseimbangan dari dentler dan Ericson,
Faktor apa saja yang menyebabkan terdapatnya perbedaan urutan urutan dalil
7
linier dari kasus ini terungkap fakta-fakta yang semakin menguatkan peran ketua
umum Pks dalam kasus ini, Dalam pendekatan teori Fungsionalisme menurut
Dentlar dan Ericson terdapat dalil yang belaku sebagai berikut yaitu :
Dalil I : Kelompok pada awalnya akan memberikan toleransi, menerima dan
memaklumi penyimpangan yang dilakukan oleh salah seorang anggota
kelompok;
Dalil II : Penyimpangan tersebut dianggap memberikan keuntungan bagi
kelompok baik berupa moril, material atau prestise.
Analisis bisa terbalik, kalau pengamat bilang moralitas kader akan turun
ternyata sebaliknya. Bukti nyata, lima Pilkada yang diikuti kader inti PKS
semuanya menang pasca kasus suap impor daging tersebut. Sedangkan pada staf
ketua umum Pks, tidak ditemukan adanya keteraturan dalil Fungsionalisme pada
Ahmad Fathanah kedudukan nya tidak memberikan keistimewaan perlakuan oleh
Partai maupun Fungsionaris lainnya.Dalam kasus Ahmad Fathanah justru terjadi
lompatan yang dimulai dari dalil 2: Penyimpangan tersebut dianggap memberikan
keuntungan bagi kelompok baik berupa moril, material atau prestise.
Sosok Fathanah seakan tak bisa dilepaskan dari PKS. Sebab, Fathanah dikenal
sebagai orang dekat mantan ketua umum atau Presiden PKS Luthfi hasan ishaaq
yang juga telah menjadi tersangka dalam kasus suap impor sapi karena partai PKS
tak gusar atas dikait-kaitkannya Fathanah dengan partai dakwah itu. PKS justru
menilai hal itu sebagai berkah. Sebab, membuat seluruh kader PKS bangkit untuk
memajukan partai dan konsolidasi terjadi percepatan di tubuh PKS, dari
konsolidasi itu kader-kader makin solid dan makin loyal terhadap partai.
8
Selain itu kedudukan Ahmad Fathanah sebagai staf yang sedang bermasalah
sesungguhnya dalam kadar tertentu dengan melalui upaya agenda setting oleh
internal partai Pks dapat dijadikan Komoditas yang menguntungkan bagi Partai
PKS dalam kampanye pemberantasan Korupsi, dengan menunjukkan bahwa
partai PKS sangat concern dan aktif dalam pemberantasan korupsi bahkan kepada
kader partainyapun tidak akan diberikan perlindungan atau ditutupi.
Dalil III : Kelompok awalnya akan menolak untuk mengisolasi, mengucilkan atau
menjatuhkan hukuman terhadap anggotanya yang menyimpang sampai
batas toleransi tertentu apabila penyimpangan tersebut dapat
membahayakan keutuhan dan eksistensi kelompok.
PKS menyatakan akan menyiapkan bantuan hukum sebagai wujud
perlindungan dan pengayoman kepada anggota Partai PKS Pengayoman hukum
lewat bantuan pengacara yang disiapkan oleh Partai PKS serta merta berubah
ketika mulai menyebutkan dengan menyeret nyeret nama Partai PKS dalam
lingkaran kasus Korupsi, batas -batas toleransi yang diberikan Partai PKS habis
ketika menjerumuskan nama baik dan kredibilitas Partai PKS dalam kasus Korupsi
yang memalukan. Hal ini dipengaruhi oleh Kedudukan ketua umum Pks sebagai
Ketua Umum Partai akan membuat sungkan anggota dan dewan Partai yang telah
secara langsung melalui mekanisme pemilihan Ketua Umum menempatkan Luthfi
hasan ishaaq sebagai ketua umum Partai , sebagai penghormatan kepada Ketua
Umumnya, Partai dan Fungsionaris masih mau memberi kesempatan kepada
ketua umum Pks untuk mengumumkan sendiri pengunduran dirinya atau non-
9
aktif sebagai Ketua Umum PKS sebagai sikap yang ditunggu publik terkait
kredibilitas Partai.
Ketika dugaan Korupsi yang dilakukan oleh ketua umum Pks makin menguat
dan mengguncang serta sudah pada taraf yang dapat merusak kredibiltas Partai
PKS kekhawatiran yang melanda disebagian fungsionaris maupun pendukung
Partai PKS adalah kemungkinan merosotnya elektabilitas partai melalui hasil
survey atau jajak pendapat yang bisa saja dilakukan sewaktu waktu. Inisiatif
menonaktifkan ketua umum Pks akan menjadi pilihan paling rasional yang dapat
dilakukan oleh fungsionaris Partai PKS demi menghindari kecaman dan penurunan
kepercayaan Publik.
Keragu raguan Partai PKS untuk menon-aktifkan ketua umum Pks, sementara
pemberitaan media tentang beberapa fakta yang terungkap dalam persidangan
semakin mengarah pada keterlibatan yang bersangkutan hal ini akan membuat
persepsi publik semakin tidak baik, penilaian bahwa bukan sekedar kasus ketua
umum Pks sebagai pribadi semata, namun kini berkembang dan dianggap bahwa
ini adalah kasusnya Partai PKS sebagai partai politik.
10
BAB III PERMASALAHAN
Dalam perkara korupsi, Ahmad Fathanah dinyatakan terbukti menerima
uang Rp 1,3 miliar dari Direktur Utama Indoguna, untuk mengupayakan
penambahan kuota impor daging sapi perusahaan tersebut. Korupsi ini dilakukan
bersama-sama dengan bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan
Ishaaq dalam pengurusan kuota impor daging sapi untuk PT Indoguna Utama dan
melakukan tindak pidana pencucian uang.
Adapun dalam perkara pencucian uang, Fathanah dinilai terbukti
membelanjakan hartanya sebanyak Rp 38,709 miliar dalam kurun waktu tahun
2001- tahun 2013. Uang itu dibelikan rumah, mobil, perhiasan, dan sejumlah
barang lainnya baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, seperti Sefti
Sanustika, istrinya, dan Vitalia Shesya.
Ahmad Fathanah Selain diduga terlibat dalam kasus dugaan suap impor
daging sapi, belakangan terungkap soal kedekatannya dengan sejumlah wanita
cantik dan Fathanah diketahui memberikan sejumlah barang berharga seperti
mobil kepada wanita-wanita cantik dan diduga hal itu sebagai bentuk pencucian
uang yang dilakukan Fathanah.
Sosok Fathanah seakan tak bisa dilepaskan dari PKS. Sebab, Fathanah dikenal
sebagai orang dekat mantan Presiden PKS Luthfi hasan ishaaq yang juga telah
menjadi tersangka dalam kasus suap impor sapi. Kedekatan Ahmad fathanah
dengan mantan orang nomor 1 di PKS, Luthfi Hasan Ishaq dimulai ketika keduanya
menjadi santri di pondok pesantren Gontor dan kuliah di Riyadh, Saudi Arabia.
11
Sebelumnya Ahmad Fathanah tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) menerima suap impor daging sapi.
Fakta lain dikemudian hari yang cukup menghebohkan adalah ternyata
dibalik sepak terjang Ahmad Fathanah terdapat sejumlah wanita cantik yang
dekat dengannya. Mereka diduga menerima berbagai macam hadiah dari Ahmad
Fathanah. Nama-nama wanita disekitar Ahmad Fathanah yang gencar diberitakan
dimedia yaitu model majalah dewasa Vitalia Sesha, Maharani Suciyono, serta Ayu
Azhari yang merupakan salah satu artis senior.
Diketahui, Lutfi disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau b, Pasal 5 ayat
2 atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tipikor - jo Pasal 55 aytat 1 ke-1
KUHP. Dia disangkakan menerima suap Rp 1 miliar terkait pengurusan daging sapi
impor PT Indoguna Utama (PT IU).
Pasal yang dikenakan.
Pasal 11
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5
(lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) dan paling banyak Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta
rupiah) pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau
janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan
jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau
janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya.
12
Pasal 12
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) :
a. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau
janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya;
b. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah,
padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan
sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya;
Fakta yang ada :
1. Luthfi Hasan Ishaq adalah Presiden Partai Keadilan Sejahtera.
2. Luthfi Hasan Ishaq adalah anggota Komisi III
3. Penetapan kuota impor daging ada pada lintas Kementrian ( Perdagangan,
Pertanian, Perindustrian ) bersama kelompok asosiasi.
4. Ahmad Fathonah adalah orang dekat Lutfi Hasan Ishaq.
5. Disangka penyuap adalah PT. Indoguna Utama.
13
Analisa sederhana :
Untuk kasus penyuapan harus ada :
Si penyuap : ada PT. Indoguna Utama
Bukti suap : Bukti tangkap satu milyar yang dibawa Akhmad Fathonah.
Tujuan menyuap untuk apa : Mendapat tambahan kuota Impor daging.
Yang disuap : Pejabat yang berkewenangan mengeluarkan kuota impor.
Luthfi Hasan Ishaq, baik sebagai Presiden Partai maupun sebagai anggota
komisi III tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan yang seharusnya tidak
dilakukan atau tidak melakukan yang seharusnya dilakukan yang berkaitan
dengan kuota impor daging sapi.
KPK menambahkan Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP tentang penyertaan dalam
tindak kejahatan.
Penetapan kuota impor daging, memang sangat jauh berbeda dengan
mar’ab anggaran Proyek Hambalang. Akan tetapi memiliki kesamaan bahwa dua
tindak pidana itu dilakukan secara bersama-sama , mesti ada pelaku utama dan
ada yang ikut serta membantu. Tiap-tiap peran masing-masing harus jelas
sebelum ditetapkan sebagai tersangka.
Apa bila KPK mempunyai dua alat bukti :
1. Uang satu milyar yang kena tangkap tangan.
2. Ada hubungan antara Akhmad Fathonah dengan Luthfi Hasan Ishak.
3. Bahkan apabila KPK mempunyai bukti adanya transfer dari Akhmad
Fathonah, maupun PT Indoguna utama sekalipun, ke rekening Luthfi Hasan
Ishaq belum cukup membuktikan adanya keterlibatan Luthfi Hasan Ishaq
dalam kuoto impor daging sapi.
14
Karena KPK harus membuktikan dulu bahwa pejabat yang berwenang
mengeluarkan kuota impor yang menyimpang dari UU karena pengaruh Luthfi
Hasan Ishaq.
Atau ada tersangka utama penerima suap, yaitu pejabat yang mengeluarkan
kuota impor daging sapi yang melakukan penyimpangan. (selama ini belum ada
yang dijadikan tersangka) dan Luthfi Hasan Ishaq ikut menentukan, dimintai
pertimbangan, memberi saran baik lewat surat maupun telepon. Dalam hal ini
KPK harus menentukan dulu siapa pejabat yang berwenang menetapkan kuota
yang dipengaruhi oleh Luthfi Hasan Ishaq.
Diduga Akhmad Fathonah mengaku kepada PT. Indoguna Utama bahwa dia
sebagai orang kepercayaan Luthfi Hasan Ishaq dapat mencarikan jalan untuk
penambahan kuota, sedang kenyataannya Luthfi Hasan Ishaq tidak mempunyai
kewenangan sedikitpun. Maka uang yang diserahkan PT. Indoguna utama kepada
Ahmad Fathonah bukan suap, tapi penipuan. Termasuk delik aduan dan lepas dari
Pasal 12 huruf a atau b, Pasal 5 ayat 2 atau Pasal 11 Undang-Undang
Pemberantasan Tipikor.
15
BAB IV KESIMPULAN
Penting untuk memahami bahwa kejahatan akan selalu ada, selain sebagai
penyeimbang, juga penggerak menuju perbaikan. Berdasarkan pemahaman
itulah, tindakan menyimpang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Intensitas yang tinggi dari tindakan menyimpang menandakan ada kesalahan
dalam kehidupan sehari-hari. Realitas ini harus segera ditanggapi untuk menuju
kehidupan yang lebih baik, dan mencegah kerusakan menjadi semakin parah.
Jika dilihat dari sudut pandang fungsional, kejahatan mempunyai peran
penting dan eksistensinya tersebut membuktikan bahwa kejahatan berhak untuk
mendapat tempat di masyarakat sehingga ia layak dipertahankan. Kejahatan
ataupun penjahat dikatakan sebagai salah satu bagian dari sistem sosial dan
berguna untuk menyeimbangkan kondisi sosial masyarakat. Salah satu pelopor
fungsionalisme, Emile Durkheim mengatakan bahwa fungsi kejahatan adalah
mengarahkan pandangan masyarakat terhadap sasaran kejahatan moral,
memperkuat kohesi (kesatuan) masyarakat, hukuman yang dijatuhkan kepada
penjahat merupakan publikasi tentang pentingnya peraturan-peraturan bagi
masyarakat, kejahatan dapat mendorong perubahan sosial sehingga masyarakat
tidak beku. Jadi penjahat atau devian dianggap sebagai pihak yang mempunyai
peran social dan tidak boleh dipandang sebagai makhluk asosial atau parasit.
Penyimpangan tidak lagi dianggap sebagai patologi yang harus disembuhkan,
melainkan justru dipelajari apa sumbangannya terhadap masyarakat. Deviasi
mampu menjaga stabilitas masyarakat jika dipelajari dengan baik. Menurut Kai T
16
Erikson, devian diperlukan dalam masyarakat untuk memungkinkan kita
mengenal batas-batas normatif masyarakat.
17
DAFTAR REFERENSI
I.Publikasi Elektronik
-http://politik.kompasiana.com/2013/02/01/dosa-pks-telah-terjadi-pks-apa-
maumu-duet-luthfi-hasan-anis-mata-membawa-pks-di-jurang-kehancuran–
530425.html
-http://www.merdeka.com/
-http://krisnaptik.wordpress.com/tag/emile-durkheim/
-http://commoncentsblog.blogspot.com/2013/02/kai-t-erikson-social-
construction.html
-http://ndo73.blogspot.com/2011/01/penyimpangan-sosial-dalam-
pandangan.html