teori konstrain dan manufaktur sinkron new
TRANSCRIPT
Dipresentasikan pada Mata Kuliah Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
1. SEJARAH 2. KONSEP DASAR 3. THEORY OF CONSTRAINTS 4. SYNCHRONOUS MANUFACTURING 5. HUBUNGAN TOC DAN JIT (JUST IN
TIME)
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
Outline
Pada akhir tahun 1970an, Eliyahu Goldratt memperkenalkan gagasannya pada penjadwalan produksi. Dia mengembangkan program software komputer black box sebagai Optimized Production Technique (OPT). Umble dan Srikanth memberikan konsep yang lebih detail, yang kemudian dikenal sebagai synchronous manufacturing, pada tahun 1990, dan menegaskan bahwa istilah itu telah diterapkan pada tahun 1984 oleh General Motors. Pada akhir tahun 1980an Goldratt menyaring ide nya ke dalam apa yang sekarang diketahui sebagai theory of constraint (teori kendala), sebuah perluasan dari konsep OPT.
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
Konsep dasar dari synchronous manufacturing adalah sederhana, yaitu aliran material di dalam sistem, bukan kapasitas, yang harus diseimbangkan. Hasil ini pada perpindahan material yang lancar dan terus menerus dari satu operasi ke operasi selanjutnya, dan kemudian lead time dan inventory yang menunggu dalam antrian harus dikurangi.
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
Pada synchronous manufacturing, bottleneck diidentifikasikan dan digunakan untuk menentukan tingkat aliran. Untuk memaksimasi aliran sistem, bottleneck harus diatur seefektif mungkin. Dikatakan sebagai capacity constrain resources, bottleneck ini memastikan Goldratt untuk mengembangkan gagasan dalam mengatur konstrain / kendala / batasan. Theory of constraint memperluas konsepnya yang meliputi pasar, material, kapasitas, logistik, manajerial, dan perilaku konstrain
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
Dasar dari theory of constrain adalah bahwa setiap organisasi mempunyai konstrain yang menjaga dari pencapaian tingkat performansi yang tinggi. Konstrain tersebut harus teridentifikasi dan diatur untuk meningkatkan performansi
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
Menurut Hansen dan Mowen, jenis konstrain / kendala dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Berdasar asalnya1. Kendala Internal2. Kendala Eksternal
Berdasar sifat1. Kendala mengikat2. Kendala tidak mengikat
Kaplan dan Atkinson mengelompokkan kendala menjadi tiga bagian :
Kendala sumberdaya (resource constraint) Kendala pasar (market resource) Kendala keseimbangan (balanced constraint)
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
Theory of Constraint (TOC) memfokuskan diri pada tiga ukuran yaitu:
1. Throughput, adalah suatu ukuran dimana suatu perusahaan menghasilkan uang melalui penjualan.
2. Persediaan, adalah semua dana yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah bahan baku mentah melalui throughput. Bahan persediaan dalam TOC merupakan semua aktiva yang dimiliki dan terrsedia secara potensial untuk penjualan.
3. Biaya-biaya operasional, yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah persediaan menjadi throughput. Biaya operasi ini terjadi untuk mendukung dan mengoptimalkan throughput dalam kendala.
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
Suatu waktu, biasanya sangat sedikit konstrain yang menjaga peningkatan performansi. Ada lima tahap proses suatu pekerjaan dalam satu waktu.
1. Identifikasi constraint dalam sistem. 2. Tentukan bagaimana cara untuk melakukan
eksploitasi constraint sistem3. Subordinasi segala hal untuk
mendukung keputusan 4. Jalankan tindakan untuk memperbaiki
performanssistem5. Jika pada langkah sebelumnya,
constraint telah diatasi atau constraint baru muncul, kembali ke langkah1
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
1. Seimbangkan aliran produksi, bukan kapasitas produksi
2. Tingkat utilitas non bottleneck ditentukan oleh stasiun kerja bottleneck atau sumber kritis lainnya.
3. Utilisasi dan aktivitas sumberdaya tidak selalu sama4. Satu jam kehilangan bottleneck merupakan satu
jam kehilangan sistem keseluruhan5. Satu jam penghematan pada non-bottleneck adalah
tidak mungkin (fatamorgana)6. Bottleck mempengaruhi throughput dan inventory7. Batch transfer tidak selalu sama jumlahnya dengan
batch proses8. Batch proses sebaiknya bersifat tidak tetap
(variabel)9. Prioritas dapat dilakukan dengan menguji batasan
(constraint) dalam sistem itu.Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
Bottleneck resource adalah resources dengan kapasitas sama dengan atau lebih kecil dari demand.
Nonbottleneck resource adalah resources dengan kapasitas lebih besar dari demand.
Goldratt menandakan bottleneck resources dengan X dan nonbottleneck resources dengan Y.
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
1. Y to X : aliran dari non bottleneck to bottleneck
2. X to Y : aliran dari bottleneck to non bottleneck
3. Y1 to Y2 : aliran dari non bottleneck satu ke non bottleneck lainnya
4. X1 to X2 : aliran dari bottleneck satu ke bottleneck lainnya
5. X dan Y to assembly : bottleneck dan non bottleneck menuju ke operasi perakitan (assembly)
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
XY
YX
Y2Y1
X2X1
X2
X1
assembly
x
y
CCR adalah resource yang jika tidak dijadwalkan dengan tepat dan teratur, kemungkinan untuk mencegah terjadinya penyimpangan aliran produk dari aliran yang dijadwalkan. Catatan bahwa bottleneck bisa menjadi CCR, tetapi bisa nonbottleneck jika tidak dijadwalkan dengan tepat.
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
• Goldratt menggunakan konsep pasukan pramuka dalam pendakian melalui hutan, untuk mengilustrasikan gagasan sinkronisasi. Menganggap bahwa pasukan pramuka itu berbaris yang kemudian dianalogikan sebagai aliran proses. Selama berbaris, beberapa pendaki berjalan lebih lambat dari yang lain.
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
Kemungkinan 1
Kemungkinan 2
Kemungkinan 3
Satu jalan untuk mendapatkan sinkronisasi dari semua pendaki adalah dengan mengkombinasikan drummer dan tali (rope)
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
A
FE
DCB
assembly
460 400 240 460
400 360
300
CCR
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
A
FE
DCB
assembly
240(460)
CCR
240(400)
240(240)
240(460)
240(400)
240(360)
240(300)
Time buffer
Time buffer
240 = production rate(460) = kapasitas
Tujuan utama seorang manajer menggunakan JIT dalam perusahaan yaitu untuk mengurangi waktu yang digunakan produk dalam pabrik. Jika total produksi turun, maka akan terjadi penurunan pula pada biaya, hal ini dikarenakan lebih sedikitnya persediaan yang harus dibiayai, disimpan, dikelola, dan diamankan. Dengan JIT, waktu dapat diminimalisasi terhadap throughput produk yaitu total produksi sampai pada saat barang dikirim.
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
Yang merupakan waktu throughput yang mencakup penurunan persediaan dalam proses, akan mengarahkan pada hal-hal berikut ini:
Menurunkan biaya modal dalam persediaan. Mengurangi biaya overhead untuk pemindahan
bahan. Mengurangi resiko keusangan. Meningkatkan daya tanggap bagi pelanggan dan
mengurangi waktu pengiriman.
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi
Manajemen Kinerja Operasional dan Produksi