teori pengantar ekonomi,, kel 1
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara bahasa, ekonomi berasal dari bahasa yunani, yakni oikos yang
berarti rumah tangga dan nomos yang berarti aturan. Dengan demikian secara
sederhana ekonomi memiliki arti sebagai aturan yang mengatur keuangan rumah
tangga. Sedangkan secara istilah ekonomi berarti segala upaya yang dilakukan
manusia agar kebutuhannya tercapai.
Ilmu ekonomi itu sendiri merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari
berbagai perilaku pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang
dibuat. Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan
pilihan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang tidak terbatas.
Semenjak lahir, manusia memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan
dan mencapai kemakmurannnya. Namun sayangnyna alat pemuas kebutuhan
manusia sangatlah terbatas sehingga timbulah apa yang namanya kelangkaan
(scarcity). Kelangkaan inilah yang menjadi permasalahan sehingga dibutuhkan
suatu studi komparatif yang dapat memecahkan masalah kelangkan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa masalah pokok dalam perekonomian?
2. Apa definisi ilmu ekonomi?
3. Apa saja macam kegiatan ekonomi?
4. Apa saja jenis analisis ekonomi?
5. Asumsi apa saja yang sering digunakan dalam teori ekonomi?
1.3 Tujuan
1. Mempelajari masalah pokok dalam perekonomian.
2. Mempelajari definisi ilmu ekonomi.
3. Mempelajari macam kegiatan ekonomi.
4. Mempelajari jenis analisis ekonomi.
5. Mempelajari asumsiyang sering digunakan dalam teori ekonomi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Masalah Pokok erekonomian
Dalam kehidupan perekonomian dimanapun pasti terdapat masalah
ekonomi yang mendasar. Adapun masalah perekonomian yang dihadapi oleh
masyarakat adalah sebagai berikut.
2.1.1 Kelangkaan/kekurangan
Saat ini kebutuhan manusia semakin bertambah banyak baik dari segi
jumlah, mutu, dan coraknya. Pertambahan tersebut tidak sebanding dengan
sumber daya yang tersedia. Oleh karena itu, akan ada sebagian orang yang
tidak mendapatkan alat pemuas kebutuhan yang diinginkan, karena tidak
mampu mengeluarkan pengorbanan yang disyaratkan (biaya tidak terjangkau)
atau karena barang sudah habis. Masalah ini berlaku sebagai akibat dari
ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat dengan faktor-faktor
produksi yang tersedia dalam masyarakat. Di satu pihak, setiap masyarakat
selalu terdapat keinginan yang relatif tidak terbatas untuk menikmati berbagai
jenis barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Sebaiknya
dipihak lain, sumber-sumber daya atau faktor-faktor produksi yang dapat
digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut adalah relatif terbatas.
Oleh karena itu masyarakat tidak dapat memperoleh dan menikmati semua
barang yang mereka butuhkan atau inginkan. Kondisi di atas dapat disebut
sebagai kelangkaan. Jadi kelangkaan dapat diartikan sebagai situasi atau
keadaan di mana jumlah sumber daya yang ada sangat terbatas atau tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia. Menurut ilmu ekonomi,
kelangkaan mempunyai dua makna, yaitu:
a. Terbatas, dalam arti tidak cukup dibandingkan dengan banyaknya
kebutuhan manusia.
b. Terbatas, dalam arti manusia harus melakukan pengorbanan untuk
memperolehnya.
2
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kelangkaan :
a. Keterbatasan jumlah benda pemuas kebutuhan yang ada di alam.
Di alam telah banyak tersedia banyak benda yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun karena tidak semua
benda tersebut dapat segera diperbaharui , maka jumlahnya pun
terbatas. Misalnya minyak bumi dan barang-barang tambang lainnya
yang memerlukan waktu beribu-ribu tahun untuk memperbaharuinya.
b. Kerusakan Sumber Daya Alam akibat ulah manusia.
Manusia harus berhati-hati menggunakan SDA yang tersedia.
Jangan karena kesalahan manusia, sumber daya yang tersedia menjadi
rusak. Misalnya penebangan hutan yang tidak terencana dengan baik
mengakibatkan hutan menjadi gundul dan mengakibatkan banjir.
c. Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah Sumber Daya
yang ada.
Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah Sumber Daya
terjadi karena kekurangan ilmu pengetahuan dan teknologi, modal dan
faktor-faktor yang lain.
d. Peningkatan kebutuhan manusia yang lebih cepat dibandingkan
dengan kemampuan penyediaan sarana kebutuhan.
Cepatnya laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya
mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah kebutuhan.
Peningkatan tersebut tidak diikuti dengan kemampuan dalam
penyediaan sarana kebutuhan. Contohnya saat ini pemerintah dan
pengusaha telah bekerja keras untuk menyediakan rumah murah
melalui fasilitas KPR, rumah susun, namun demikian masih banyak
orang yang tidak memiliki rumah.
2.1.2 Kebutuhan masyarakat
Kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh
barang dan jasa, yang dimaksud dengan Barang adalah suatu benda yang
dapat dilihat dan diraba secara fisik yang dibutuhkan oleh manusia. Jasa
adalah bukan benda sebab ia merupakan layanan seseorang atau sesuatu
barang yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat, contoh : tukang
3
pengukit, pelayan restaurant dan lain sebagainya. Keinginan untuk
memperoleh barang dan jasa dapat dibedakan dalam dua bentuk :
a. Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli ( permintaan
efektif).
b. Keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli.
2.1.3 Jenis-jenis barang
1. Jenis barang dalam perekonomian
a. Barang ekonomi dan barang Cuma-Cuma
Barang ekonomi adalah barang yang memerlukan usaha untuk
memperolehnya. Contoh : beras, makanan dan barang-barang
hasil produksi industry. Sedangkan barang cuma-cuma adalah
barang yang dapat dinikmati tanpa melkukan kegiatan
memproduksi. Contoh : udara, oksigen, sinar matahari dan air
hujan
b. Barang konsumsi dan barang modal
Barang konsumsi adalah barang yang dipakai secara langsung
atau tidak langsung oleh konsumen untuk keperluan pribadi atau
rumah tangga, contoh : makanan, pakaian, dan sepedah motor.
Barang modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha
contoh : mesin, perlatan bengkel, dan bangunan mobil.
c. Barang akhir, contoh : roti, kursi dan mobil dan setengah jadi,
contoh: tepung gandum, karet dan minyak kelapa sawit.
2. Macam-macam barang berdasarkan kepentingannya
a. Barang inferior adalah barang yang sangat rendah mutunya dan
digunakan oleh golongan miskin atau yang pendapatannya sangat
rendah, contoh: ikan asin dan ubi kayu.
b. Barang esensial adalah barang yang sangat penting dalam
kehidupan individu, contoh: beras, gula, dan kopi
c. Barang normal adalah terutama terdiri dari barang konsumsi tahan
lama yang digunakan oleh para konsumen dalam kegiatannya
sehari-hari, contoh : baju dan buku
4
d. Barang mewah adalah barang yang mahal harganya dan selalu
dipamerkan pemakainya, contoh : mobil dan emas
3. Macam-macam barang berdasarkan cara penggunaannya
a. Barang pribadi adalah barang yang dihasilkan dalam
perekonomian, yang digunakan secara pribadi, dan dapat dengan
mudah dijual kepada setiap konsumen, contoh : makanan,
pakaian, mobil dan lain sebagainya
b. Barang public adalah barang yang disediakan oleh alam atau
kegiatan memproduksi yang digunakan oleh semua golongan
masyarakat secara bersama, contoh : jalan raya, lampu lalu lintas,
dan lain sebaginya
2.1.4 Kebutuhan yang tidak terbatas
Secara umum dapat dikatakan bahwa persoalan yang dihadapi
masyarakat adalah bersumber dari jumlah kebutuhan yang tidak terbatas.
Adanya hal tersebut dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan
masyarakat dengan factor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat.
Dengan demikian maka terjadilah kelangkaan/kekurangan barang dan jasa
yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
2.1.5 Faktor-faktor produksi
Faktor-faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam
atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa. Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian
akan menentukan sampai dimana suatu Negara dapat menghasilkan barang
dan jasa.
2.1.6 Keterbatasan kemampuan memproduksi
Di dalam masyarakat, faktor-faktor produksi yang tersedia relatif
terbatas jumlahnya. Kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa jauh
lebih rendah dari pada jumlah “keinginan” masyarakat tersebut.
5
2.2 Definisi Ilmu Ekonomi
Menurut ProfesorP.A. Samuelson ilmu ekonomi adalah suatu studi
mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan dengan
atau tanpa menggunakan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang
terbatas, tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai
jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi,
sekarang dan dimasa datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.
Menurut Keynes mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai bidang ilmu sosial
yang mempelajari tentang pengelolaan sumber-sumber produksi yang terbatas,
faktor-faktor yang menentukan pendapatan nasional, dan efisinesi (economics as a
field of social sciences that studies the management of limitied production
resources, determinants of national income, and efficiency).
Menurut Benham mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai cabang dari ilmu
sosial yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan jumlah, distribusi,
dan stabilitas pendapatan nasional (economics as a branch of social sciences that
examines the determinants of size, distribution, and stability of national income).
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu ekonomi sebagai cabang dari
ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusia dalam menentukan pilihan
menggunakan sumber daya-sumber daya yang terbatas dengan meningkatkan
kualitasnya dan menciptakan kemakmuran.
2.3 Kegiatan Ekonomi
2.3.1 Definisi kegiatan ekonomi
Menurut Sadono Sukirno dalam bukunya “Mikro Ekonomi Teori
Pengantar” (2011), menyatakan bahwa Kegiatan Ekonomi dapat didefinisikan
sebagai kegiatan seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat
untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi (menggunakan)
barang dan jasa tersebut.
2.3.2 Jenis kegiatan ekonomi
Kegiatan ekonomi merupakan suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan
manusia untuk mewujudkan kemakmuran yang meliputi tiga kegiatan
ekonomi yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Kegiatan tersebut antara
6
satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Berikut ini penjelasan tentang
produksi, konsumsi, dan distribusi.
1. Produksi
Produksi adalah usaha untuk menghasilkan atau menambah daya
guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh dari
kegiatan produksi dapat dipaparkan sebagai berikut: perusahaan yang
memproduksi bahan-bahan makanan seperti minyak goreng, tepung,
membuat tas, pempek Palembang, menawarkan jasa tukang cukur rambut,
pabrik baterai yang memproduksi batu baterai, tukang mie ayam yang
membuat mie ayam, tukang pijat yang memberikan pelayanan jasa pijat
dan urut kepada para pelanggannya, dan lain sebagainya.
Menurut Sadono Sukirno faktor-faktor produksi adalah benda-
benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi dalam
perekonomian dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Tanah dan sumber alam atau faktor produksi yang disediakan alam.
Contoh : jenis barang tambang, hasil hutan, dan sumber alam yang
dapat dijadikan modal, seperti air yang dibendung untuk irigasi/
pembangkit tenaga listrik.
2. Tenaga kerja bukan meliputi jumlah buruh yang terdapat dalam
perekonomian saja tetapi mencangkup keahlian dan ketrampilan yang
mereka miliki. Berdasarkan keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja
dibedakan menjadi tiga macam :
a. Tenaga kerja kasar yaitu tenaga kerja yang tidak berpendidikan
atau rendah pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam
suatu bidang pekerjaan.
b. Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian
dari pelatihan atau pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang
kayu, dan lain sebaginya.
c. Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memiliki pendidikan
cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan,
dan lainsebaginya.
7
3. Modal, merupakan benda yang diciptakan oleh manusia dan digunakan
untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang mereka
butuhkan. Contoh: sistem pengairan, jaringan jalan raya dan lain
sebaginya.
4. Keahlian kewirausahaan, merupakan bentuk keahlian dan kemampuan
penguasa untuk mendirikan dan mengembangkan berbagi kegiatan
usaha. Dalam menjalankan suatu kegiatan ekonomi, para pengusaha
akan memerlukan ketiga factor produksi yang lain yaitu tanah, modal,
dan tenaga kerja. Keahlian keusahawanan meliputi kemahirannya
mengorganisasi berbagi sumber atau factor produksi tersebut secara
efektif dan efisien sehingga usahanya berhasil dan berkembang serta
dapat menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat.
2. Konsumsi
Konsumsi merupakan tindakan manusia baik secara individu
maupun kelompok, dalam memakai atau menggunakan barang dan jasa
yang diproduksi. Perusahaan atau perseorangan yang melakukan kegiatan
konsumsi disebut konsumen. Contoh kegiatan konsumsi dalam kehidupan
kita sehari-hari antara lain seperti membeli jamu tolak angin di toko jamu,
pergi ke dokter hewan ketika iguana kita sakit keras, makan di KFC,
bermain di Time Zone, dan lain sebagainya. Terdapat 3 hal yang
mempengaruhi konsumsi seseorang maupun sekelompok orang terhadap
suatu barang maupun jasa, antara lain:
a. Faktor ekonomi
1) Pendapatan Rumah Tangga (Household Income)
Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap
tingkat konsumsi. Biasanya makin baik (tinggi) tingkat pendapatan,
tingkat konsumsi makin tinggi. Kerena ketika tingkat pendapatan
meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka
kebutuhan konsumsi menjadi makin besar.
8
2) Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth)
Tercakup dalam pengertian kekayaan riil (misalnya:
rumah,tanah dan mobil) dan financial (deposito berjangka, saham,
surat-surat berharga). Kekayaan tersebut dapat meningkatkan
konsumsi, karena menambah pendapatan disposibel. Misalnya bunga
deposito yang diterima tiap bulan dapat menambah pendapatan
rumah tangga.
3) Jumlah Barang-barang Konsumsi Tahan Lama dalam Masyarakat
Pengeluaran konsumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh
jumlah barang-barang konsumsi tahan lama (consumers durables).
Pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi bisa bersifat positif
(menambah) dan negatif (mengurangi). Barang-barang tahan lama
biasanya harganya mahal, yang untuk memperolehnya dibutuhkan
waktu untuk menabung. Apabila membelinya secara tunai, maka
sebelum membeli harus banyak menabung.
4) Tingkat Bunga
Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi konsumsi, baik
dilihat dari sisi keluarga yang memiliki kelebihan uang maupun yang
kekurangan uang. Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya
ekonomi dari konsumsi akan semakin mahal. Bagi mereka yang
ingin mengkonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya dengan
meminjam dari bank atau menggunakan fasilitas kartu kredit, biaya
bunga semakin mahal, sehingga lebih baik mengurangi konsumsi.
5) Perkiraan Tentang Masa Depan (Household expectation about the
future)
Jika rumah tangga memperkirakan masa depannya makin baik,
mereka akan merasa lebih leluasa untuk melakukan konsumsi.
Karenanya pengeluaran konsumsi cenderung meningkat.
9
6) Kebijakan Pemerintah Mengurangi Ketimpangan Distribusi
Pendapatan
Keinginan pemerintah untuk mengurangi ketimpangan dalam
distribusi pendapatan ternyata akan menyebabkan bertambahnya
pengeluaran konsumsi masyarakat secara keseluruhan.
b. Faktor demografi (kependudukan)
1) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran
konsumsi secara menyeluruh, walaupun rata-rata per orang atau
keluaraga relatif rendah. Misalnya, walaupun tingkat konsumsi rata-
rata penduduk Indonesia lebih rendah daripada penduduk Singapura,
tetapi secara absoult tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia lebih
besar daripada penduduk Singapura. Sebab jumlah penduduk
Indonesia lima puluh kali lipat penduduk Singapura.
2) Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk satu negara dapat dilihat dari beberapa
klasifikasi diantaranya : usia (produktif dan tidak produktif),
pendidikan (rendah, menengah, tinggi) dan wilayah tinggal
( pekotaan atau pedesaan). Tiap karakteristik tersebut juga memiliki
perbedaan dalam melakukan kegiatan konsumsi.
c. Faktor non-ekonomi
Faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya
konsumsi adalah faktor sosial-budaya masyarakat. Misalnya,
berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena
ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat atau
lebih prestise meskipun terkadang tidak sesuai dengan kemampuan
mereka.
3. Distribusi
Distribusi adalah usaha menyalurkan atau menyebarluaskan barang
dan jasa dari produsen ke konsumen. Perusahaan atau perseorangan yang
menyalurkan barang disebut distributor.
10
Dalam ilmu ekonomi dikenal ada tiga sistem distribusi, yaitu :
a. Distribusi langsung
Distribusi langsung merupakan proses distribusi dimana produsen
melakukan penyaluran barang atau jasa langsung ke tangan konsumen
tanpa perantara. Contoh distribusi langsung antara lain penjual sayur
yang berkeliling kampung untuk menjual dagangannya kepada pembeli
atau perusahaan susu yang mengedarkan langsung susu produksinya
kepada pembeli.
b. Distribusi tidak langsung
Distribusi secara tidak langsung merupakan kegiatan menyalurkan
barang dan jasa melalui pihak lain atau badan perantara seperti agen,
makelar, toko atau pedang eceran. Contoh distribusi tidak langsung
antara lain Industri keripik singkong yang menitipkan keripik
singkongnya ke toko kelontong atau lewat agen distributor di tiap kota,
koran harian pagi yang dijual di agen maupun lewat pengecer koran
keliling.
c. Distribusi semi langsung
Distribusi semi langsung merupakan kegiatan menyalurkan barang dan
jasa melalui pihak atau toko yang dimilik produsen itu sendiri. Contoh
kegiatan distribusi semi langsung antara lain Toko elektronik merk
Samsung dan Toshiba yang tersebar diberbagai kota.
Secara umum usaha distribusi barang dan jasa meliputi hal-hal berikut:
1) Perdagangan barang, meliputi hasil-hasil pertanian, industri,dan
tambang.
2) Distribusi jasa, meliputi uang, alat-alat modal, pariwisata, asuransi.
3) Distribusi tenaga kerja, misalnya melalui Departemen Tenaga Kerja,
agen tenaga kerja.
Contoh kegiatan distribusi antara lain penyalur sembako, penyalur
barang elektronik, penyalur pembantu, biro iklan, pedagang sayur dan
sebagainya. Kegiatan distribusi banyak dipengaruhi oleh permintaan dan
penawaran barang dan jasa. Di indonesia, distribusi ditentukan oleh
pemerintah dan masyarakat.
11
2.3.3 Pelaku kegiatan ekonomi
1. Rumah Tangga Keluarga
Rumah tangga keluarga adalah pelaku ekonomi yang terdiri atas
ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lainnya. Penghasilan yang
diperoleh rumah tangga keluarga dapat berasal dari usaha-usaha
berikut ini.
a. Usaha sendiri, misalnya dengan melakukan usaha pertanian,
berdagang, industri rumah tangga, penyelenggaraan jasa,
membuka toko kelontong, dan sebagainya. Penghasilan yang
diperoleh dari usaha sendiri berupa keuntungan.
b. Bekerja pada pihak lain, misalnya dengan menjadi karyawan
perusahaan atau pabrik, pegawai negeri sipil, dan sebagainya.
Orang yang bekerja pada orang lain akan memperoleh upah atau
gaji.
c. Menyewakan faktor-faktor produksi, seperti menyewakan rumah,
tanah, dan sebagainya. Penghasilan yang diperoleh dari
menyewakan faktor-faktor produksi adalah uang sewa.
Penghasilan-penghasilan yang diperoleh rumah tangga keluarga
tersebut dapat digunakan untuk dua tujuan, yaitu membeli barang
atau jasa dan ditabung.
2. Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang
atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai
jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan
ekonomi yang dilakukan rumah tangga perusahaan meliputi kegiatan
konsumsi, produksi, dan distribusi.
3. Pemerintah
Pemerintah adalah badan-badan pemerintah yang bertugas untuk
mengatur kegiatan ekonomi. Seperti halnya rumah tangga keluarga
dan perusahaan, pemerintah juga sebagai pelaku ekonomi yang
melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.
12
a. Kegiatan Konsumsi Pemerintah
Pemerintah dalam menjalankan tugasnya membutuhkan barang
dan jasa. Kegiatan konsumsi pemerintah dapat berupa kegiatan
membeli alat-alat tulis kantor, membeli alat-alat kedokteran,
membeli peralatan yang menunjang pendidikan, menggunakan
tenaga kerja untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah, dan
sebagainya.
b. Kegiatan Produksi Pemerintah
Pemerintah ikut berperan dalam menghasilkan barang dan atau
jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya
untuk kemakmuran rakyat. Hal ini sesuai dengan UUD 1945
Pasal 33 ayat (2), yang berbunyi: “Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara”.
c. Kegiatan Distribusi Pemerintah
Selain melakukan kegiatan konsumsi, pemerintah juga berperan
dalam kegiatan distribusi. Berikut ini kegiatan-kegiatan distribusi
yang dilakukan pemerintah.
1) Menyalurkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk
membantu kegiatan operasional yang ada di sekolah. Misalnya
mengenai penyediaan buku-buku pelajaran, dan sebagainya.
2) Memberi bantuan kepada rakyat miskin berupa penyaluran
raskin (beras rakyat miskin) melalui BULOG.
4. Masyarakat
Masyarakat sebagai pelaku ekonomi maksudnya adalah masyarakat
luar negeri. Masyarakat luar negeri juga termasuk pelaku ekonomi
yang penting bagi perekonomian, karena berhubungan dengan
transaksi luar negeri. Transaksi luar negeri tidak hanya berupa
transaksi perdagangan, namun juga berhubungan dengan penanaman
modal asing, tukar menukar tenaga kerja, serta pemberian pinjaman.
13
5. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan
hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan
organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber
daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Kegiatan
ekonomi yang dilakukan koperasi sesuai dengan bidang usaha
koperasi yaitu koperasi konsumsi, koperasi produksi, koperasi
pemasaran, koperasi kredit, dan koperasi jasa.
2.4 Jenis-Jenis Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
2.4.1 Ekonomi deskriptif
Ekonomi deskriptif merupakan analisis ekonomi yang menggambarkan
keadaan sebenarnya (sesuai fakta) dalam perekonomian. Ilmu ekonomi dapat
digunakan untuk menganalisis kenyataan yang muncul di alam semesta dan di
dalam kehidupan manusia, namun adakalanya hal itu tidak mudah dilakukan
karena dalam masyarakat kenyataan yang wujud sangat berkaitan satu sama
lain sehingga sering sekali timbul kesukaran untuk menggambarkan
kenyataan yang sebenarnya berlaku dalam perekonomian.
Contoh ekonomi deskriptif antara lain : keadaan petani di Jawa Tengah;
krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 di Indonesia.
2.4.2 Teori ekonomi
Teori ekonomi adalah pandangan-pandangan yang menggambarkan
sifat hubungan yang sebenarnya/nyata dalam kegiatan ekonomi dan ramalan
peristiwa yang akan terjadi apabila suatu keadan yang mempengaruhinya
mengalami perubahan. Selain itu, teori ekonomi juga memberikan gambaran
tentang sifat-sifat utama dari sistem ekonomi dan bagaimana sistem ekonomi
berfungsi. Dalam teori ekonomi yang diterangkan adalah gambaran umum
dan yang disederhanakan mengenai kegiatan ekonomi dan sifat-sifat
hubungan ekonomi.
14
2.4.3 Ekonomi terapan
Bidang ini lazim disebut juga sebagai tori kebijakan ekonomi. Ekonomi
terapan merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi yang menelaah tentang
kebijakan yang perlu dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan yang timbul dalam perekonomian. Salah satu peranan teori
kebijakan ekonomi adalah berfungsi sebagai landasan dalam merumuskan
kebijakan-kebijakan ekonomi. Bagaimana bentuk-bentuk kebijakan yang
harus dilaksanakan untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi,
dianalisis di dalam teori kebijakan ekonomi. Dalam merumuskan kebijakan
ekonomi, yang pertama-tama harus diperhatikan adalah tujuan-tujuan dari
kebijakan ekonomi. Dalam perekonomian tujuan-tujuan yang ingin dicapai
adalah:
1. Mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat.
2. Menciptakan kestabilan harga-harga.
3. Mengatasi masalah pengangguran.
4. Mewujudkan distribusi pendapatan yang merata.
2.5 Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
2.5.1 Teori ekonomi makro (Macro Economic Theory)
Teori Ekonomi Makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
menjelaskan perilaku ekonomi secara keseluruhan (economic aggregates)
akan terkait dengan income, output, employment, dan lain-lain dalam
kerangka atau skala nasional.
2.5.2 Teori ekonomi mikro (Micro Economic Theory)
Teori Ekonomi Mikro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
membahas perilaku individu dalam membuat keputusan penggunaan berbagai
unit ekonomi. Di sini meliputi perusahaan dan rumah tangga.
2.5.3 Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
Ada beberapa perbedaan yang mendasar dari makroekonomi dan
mikroekonomi dilihat dari segi harga, unit analisis, dan tujuan analisis.
Adapun perbedaannya dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
15
Dilihat dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro
Harga Nilai dari suatu komoditas
(barang tertentu saja)
Nilai dari komoditas
secara agregat
(keseluruhan)
Unit analisis Pembahasan tentang kegiatan
ekonomi secara individual.
Contohnya permintaan dan
penawaran, perilaku konsumen,
perilaku produsen, pasar,
penerimaan, biaya dan laba atau
rugi perusahaan.
Pembahasan tentang
kegiatan ekonomi
secara keseluruhan.
Contohnya pendapatan
nasional, pertumbuhan
ekonomi, inflasi,
pengangguran, investasi
dan kebijakan ekonomi.
Tujuan analisis Lebih memfokuskan pada
analisis tentang cara
mengalokasikan sumber daya
agar dapat dicapai kombinasi
yang tepat.
Lebih memfokuskan
pada analisis tentang
pengaruh kegiatan
ekonomi terhadap
perekonomian secara
keseluruhan.
2.6 Asumsi-asumsi yang Dipakai Teori Ekonomi
Teori ekonomi bekerja dengan menggunakan asumsi-asumsi. Asumsi-
asumsi tersebut ada yang berlaku sangat umum dalam arti dipakai oleh teori
ekonomi, baik teori ekonomi mikro maupun teori ekonomi makro, ada yang hanya
dipakai oleh teori ekonomi mikro saja atau oleh teori ekonomi makro saja; dan
ada pula yang hanya dipakai untuk bagian-bagian tertentu ekonomi mikro maupun
bagian-bagian tertentu ekonomi makro.
2.6.1 Asumsi umum
Asumsi-asumsi di bawah ini dipakai baik oleh teori ekonomi mikro
maupun kebanyakan teori ekonomi lainnya.
1. Asumsi Rasionalitas.
Asumsi ini berlaku untuk semua teori ekonomi. Pelaku ekonomi
yang diasumsikan bersikap rasional biasa disebut juga homo ekonomikus
16
atau economic man. Penggunaan asumsi ini pada teori konsumen terwujud
dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga keluarga senantiasa berusaha
memaksimumkan kepuasan, yaitu biasa disebut dengan utility
maximization assumption. Sebaliknya dalam teori rumah tangga
perusahaan, asumsi yang sama terjelma dalam bentuk asumsi bahwa
rumah tangga perusahaan senantiasa berusaha memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya. Asumsi ini dikenal sebagai profit maximization
assumption. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah apabila kita ingin
membeli notebook dengan uang hanya tiga juta rupiah maka kita pasti
tidak akan memilih notebook dengan harga lebih dari tiga juta rupiah.
2. Asumsi Ceteris Paribus.
Ceteris paribus berasal dari bahasa latin yang artinya “hal-hallain
tidak mengalami perubahan”. Asumsi ceteris paribus diartikan sebagai
hal-hal yang tidak berhubungan dengan analisa dianggap konstan sehingga
tidak mempengaruhi analisa yang sedang dilaksanakan. Sebutan lain untuk
asumsi ini ialah asumsi other things being equal atau hal lain tetap sama
atau tidak berubah. Yang dikehendaki oleh asumsi ini ialah bahwa yang
mengalami perubahan hanyalah variabel yang secara eksplisit dinyatakan
berubah, sedangkan variabel-variabel lain yang tidak disebutkan berubah,
sepanjang dalam model analisa tidak diasumsikan sebagai variabel yang
nilainya ditentukan oleh variabel lain harus dianggap tidak berubah.
Contohnya permintaan terhadap beras sangat dipengaruhi harga, apabila
harga turun permintaan naik dan sebaliknya apabila harga naik permintaan
turun. Dalam contoh ini harga memegang peranan penting dalam
menentukan permintaan. Akan tetapi ada juga faktor lain seperti
pendapatan, citarasa dan lain – lain tetapi dianggap konstan. Jadi dalam
membuat teori bahwa permintaan dipengaruhi oleh harga, dibuat
pemisalan ceteris paribus.
3. Asumsi Penyederhanaan.
Asumsi penyederhanaan dapat diartikan proses menyederhanakan
persoalan agar permasalahan lebih mudah dianalisa dan dipahami.
17
Misalnya menurut kenyataan jumlah macam barang dan jasa yang
dihadapi rumah tangga keluarga tidak terhitung banyaknya. Akan tetapi,
penggunaan analisa indiferen untuk menerangkan teori permintaan, jumlah
macam barang yang bisa termuat dalam grafik paling banyak hanya dua.
Ini memaksa kita menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya
menghadapi dua macam barang atau jasa.
2.6.2 Asumsi khusus ekonomi mikro
Asumsi khusus teori ekonomi mikro hanyalah terbatas kepada asumsi-
asumsi yang banyak dipakai oleh ekonomi mikro akan tetapi tidak selalu dipakai
oleh teori-teori ekonomi yang lain.
1. Asumsi Ekuilibrium Parsial.
Sebagian besar model-model analisa ekonomi mikro didasarkan kepada
asumsi berlakunya ekuilibrium parsial, yang mengasumsikan tidak adanya
hubungan timbal-balik antara perbuatan-perbuatan ekonomi yang dilakukan
oleh pelaku-pelaku ekonomi dengan perekonomian di mana pelaku-pelaku
ekonomi tersebut berada. Misalnya saja, sebagai akibat berubahnya cita rasa,
para konsumen tiba-tiba mengurangi pengeluaran konsumsinya. Kalau tidak
dipergunakan asumsi ekuilibrium parsial, maka dalam membuat analisa harus
memperhitungkan pengaruh penurunan pengeluaran konsumsi tersebut
terhadap pendapatan nasional, juga terhadap pendapatan mereka, dan yang
akan berpengaruh juga terhadap pola pengeluaran para konsumen tersebut.
Dengan menggunakan asumsi ekuilibrium parsial, kemungkinan adanya unsure
pemantulan semacam ini tidak diperhatikan.
2. Asumsi Tidak Adanya Hambatan Atas Proses Penyesuaian.
Kelak kita akan menyaksikan misalnya, apabila harga suatu barang
mengalami perubahan, maka berapapun kecilnya perubahan tersebut, selalu
diasumsikan bahwa konsumen melaksanakan penyesuaian atau adjustment.
Menurut kenyataan banyak hambatan-hambatan yang menyulitkan pelaksanaan
penyesuaian tersebut. Faktor-faktor, seperti misalnya faktor psikologi,
sosiologi, politik dan sebagainya, dapat merupakan penghambat terhadap
penyesuaian tersebut. Misalnya, meskipun kita tahu bahwa dengan
18
menurunnya harga barang Z, tingkat kepuasan akan meningkat dengan cara
mengurangi konsumsi barang Y dan meningkatkan konsumsi barang Z, namun
tidak dapat dijamin bahwa kita akan melaksanakan penyesuaian tersebut.
Misalnya saja dikarenakan toko langganan kita tidak menjual barang Z,
mungkin kita enggan untuk mengadakan penyesuaian tersebut. Dalam teori
ekonomi mikro kita mengasumsikan bahwa hambatan hambatan terhadap
penyesuaian tersebut tidak ada.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Masalah pokok perekonomian adalah adanya kelangkaan akan sumber
daya yang ada dihadapkan pada kebutuhan manusia yang tidak terbatas
sehingga sangat perlu ilmu ekonomi untuk mengatasinya.
2. Definisi ilmu ekonomi itu sendiri adalah cabang dari ilmu sosial yang
mempelajari perilaku manusia dalam menentukan pilihan menggunakan
sumber daya-sumber daya yang terbatas dengan meningkatkan kualitasnya
dan menciptakan kemakmuran.
3. Jenis kegiatan ekonomi meliputi produksi, distribusi sampai pada
konsumsi.
4. Jenis analisis ekonomi meliputi ekonomi deskriptif, teori ekonomi, dan
ekonomi terapan.
5. Asumsi yang ada pada teori ekonomi meliputi asumsi rasionalitas, asumsi
ceteris paribus, asumsi penyederhanaan, asumsi equilibrium parsial,
asumsi tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian.
3.2 Saran
Pada setiap waktu masyarakat akan menghadapi masalah ekonomi, oleh
karena itu kita diharapkan dapat mencegah masalah ekonomi itu terjadi dengan
perencanaan yang jelas untuk setiap kegiatan ekonomi yang kita lakukan deni
kesejahteraan hidup bersama.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2000, Teori Ekonomi Mikro, diakses tanggal 3 Maret 2012 jam 12.30 WIB,<.http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modulsim/teoriekonomimikro//>.
Khoirina, DA.2011.http://anindyaditakhoirina.wordpress.com/2011/04/17/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-tingkat-konsumsi diakses tanggal 4 Maret 2012
Fadhly.2011.http://fdhly.wordpress.com/2011/03/21/contoh-distribusi-secara-tidak-langsung/ diakses tanggal 4 Maret 2012
Fadlhy.2011.http://fdhly.wordpress.com/2011/03/21/contoh-distribusi-secara-langsung/ diakses tanggal 4 Maret 2012
Fardela,Andami.2011.http://andamifardela.wordpress.com/2011/05/13/masalah-pokok-perekonomian-indonesia/ diakses tanggal 5 Maret 2012
Izaar.2011.http://izaar.wordpress.com/2011/03/09/masalah-pokok-dalam-ekonomi-cara-mengatasinya/?blogsub=confirming#subscribe-blog diakses tanggal 5 Maret 2012
Rosyidi, S., 2006. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 2011. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Rajagravindo Persada
21