teori trait and factor

23
MAKALAH PENDEKATAN TRAIT AND FACTOR Disusun oleh : Kelompok 9 Nama : 1. Arfina Hadiyani Puteri 1114500070 2. Fasya Maziyah 1114500075 3. Nandito Over Beeke 1114500093 Kelas : 4C Mata Kuliah : Model-Model Konseling I Dosen Pengampu : Pramana Adi Wiguna, M.Pd BIMBINGAN DAN KONSELING 1

Upload: fasya-maziyyah

Post on 08-Jul-2016

29 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Makalah Pendekatan Trait and Factor

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Trait and Factor

MAKALAH PENDEKATAN

TRAIT AND FACTOR

Disusun oleh :

Kelompok 9

Nama :

1. Arfina Hadiyani Puteri 1114500070

2. Fasya Maziyah 1114500075

3. Nandito Over Beeke 1114500093

Kelas : 4C

Mata Kuliah : Model-Model Konseling I

Dosen Pengampu : Pramana Adi Wiguna, M.Pd

BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2016

1

Page 2: Teori Trait and Factor

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,

karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul ”Trait and Factor”, Mata kuliah Model-Model Konseling I dengan

tepat waktu.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan Kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di

dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami

harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi

perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna

tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami

sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila

terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan

saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Tegal, 18 Mei 2016

Penulis

2

Page 3: Teori Trait and Factor

DAFTAR ISICover Judul...............................................................................................................1

Kata Pengantar.......................................................................................................... 2

Daftar Isi................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................

1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar................................................................................................

2.2 Hakekat Manusia..........................................................................................

2.3 Hakekat Konseling.......................................................................................

2.5 Tujuan Konseling…………………………………………………………..

2.6 Karakteristik………………………………………………………………..

2.7 Peran dan Fungsi Konselor...........................................................................

2.8 Hubungan Konselor dan Konseli..................................................................

2.9 Tahap Konseling...........................................................................................

2.10 Teknik Konseling..........................................................................................

2.11 Kelebihan dan Keterbatasan..........................................................................

2.12 Asumsi Perilaku Bermasalah.........................................................................

2.13 Contoh Kasus Penerapan...............................................................................

BAB III PENUTUP

1. Simpulan.........................................................................................................

2. Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Teori Trait and Factor

A.  KONSEP DASAR

Menurut teori ini, kepribadian merupakan suatu sistem atau faktor yang saling

berkaitan satu dengan lainnya seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperament.

Hal yang mendasar bagi konseling sifat dan faktor (triait and faktor) adalah

asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan

pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya.

Pencapaian penemuan diri menghasilkan kepuasan intrinsik dan memperkuat

usaha untuk mewujudkan diri. (Surya, Mohamad. 2003 : 3)

Dalam Pendekatan Trait and Factor, memandang bahwa ada delapan dangan

tentang manusia yang bisa disimpulkan dari pendapat Williamson (Lutfi Fauzan,

2004:79) yaitu sebagai berikut:

B. HAKEKAT MANUSIA

1. Manusia dilahirkan dengan membawa potensi baik dan buruk.

Williamson berbeda dengan Rouseau yang menganggap manusia pada dasarnya

baik dan masyarakat atau lingkungan lah yang membentuknya menjadi jahat.

Menurut Williamson, kedua potensi itu, baik dan buruk, ada pada setiap manusia.

Tidak ada individu yang lahir membawa potensi baik semata dan sebaliknya juga

tidak ada individu yang lahir semata-mata penuh dengan muatan yang buruk.

Kedua sifat itu dimiliki oleh manusia, tetapi sifat mana yang akan berkembang

tergantung pada interaksinya dengan manusia lain atau lingkungannya.

2. Manusia bergantung dan hanya akan berkembang secara optimal

ditengah-tengah masyarakat.

Manusia memerlukan orang lain dalam mengembangkan potensi dirinya.

Aktualisasi diri hanya akan dapat dicapai dalam hubungannya dan atau dengan

bantuan orang lain, manusia tidak dapat hidup sepenuhnya dengan melepaskan

diri dari masyarakat.

3. Manusia ingin mencapai kehidupan yang baik (good live)

Memperoleh kehidupan yang baik dan lebih baik lagi merupakan kepedulian

setiap orang. Salah satu dimensi kebaikan adalah “arête”. Manusia berjuang

4

Page 5: Teori Trait and Factor

mencapai arête yang menghasilkan kekayaan atau kebesaran diri. Konsep arête

diambil dari bahasa Yunani yang dapat diartikan kecemerlangan (axcelent)

4. Manusia banyak berhadapan dengan “pengintroduksi” konsep hidup yang

baik, yang menghadapkannya pada pilihan-pilihan.

Dalam keluarga, individu berkenalan dengan konsep hidup yang baik dari orang

tuanya. Disekolah dia memperolehnya dari guru, selain itu dari teman dan anggota

masyarakat yang lain.

5. Hubungan manusia berkait dengan konsep alam semesta (The Universe),

Williamson menyatakan bahwa konsep alam semesta dan hubungan manusia

terhadapnya sering terjadi salah satu dari: 1. Manusia menyendiri, ketidakramahan

alam semesta. 2. Alam semesta bersahabat dan menyenangkan atau

menguntungkan bagi manusia dan perkembangannya.

Selain konsepsi pokok tentang manusia sebagaimana dikemukakan Williamson,

terdapat cakupan penting untuk dikemukakan karakteristik atau hakiki yang lain

tentang manusia, yaitu:

a) Manusia merupakan individu yang unik.

b) Manusia memiliki sifat-sifat yang umum.

c) Manusia bukan penerima pasif bawaan dan lingkungannya.

d) Asumsi Perilaku Bermasalah

Asumsi perilaku bermasalah / malasuai adalah individu yang tidak mampu

memahami kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga individu

tersebut tidak dapat mengaktualisasikan dirinya secara optimal. (Gudnanto. 2012.

FKIP UMK).

PRIBADI SEHAT menurut (Fauzan, Lutfi dan Suliono 1991 / 1992 Konseling

Individu Trait and Factor DEPDIKBUD Malang) :

a) Mampu berfikir rasional untuk memecahkan masalah secara bijaksana

b) Memahami kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri

c) Mampu mengembangkan segala potensi secara penuh

d) Memiliki motivasi untuk meningkatkan/ menyempurnakan diri

e) Dapat menyesuaikan diri di masyarakat

PRIBADI MALASUAI menurut kategori Bordin (Fauzan, Lutfi.2004. 83):

5

Page 6: Teori Trait and Factor

a) Depcelence (ketergantungan)

b) Lach of information (kurang informasi)

c) Self conflict (konflik diri)

d) Chose anxicty (cemas memilih)

e) No Problem (bukan permasalah selain diatas

C. HAKEKAT KONSELING

Pengertian Pendekatan Trait and Factor

Yang dimaksud dengan trait adalah suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam

berpikir, berperasaan, dan berprilaku, seperti intelegensi (berpikir), iba hati

(berperasaan), dan agresif (berprilaku). Ciri itu dianggap sebagai suatu dimensi

kepribadian, yang masing-masing membentuk suatu kontinum atau skala yang

terentang dari sangat tinggi sampai sangat rendah.

Teori Trait-Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian

seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah ciri, sejauh

tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi

kepribadian itu. Konseling Trait-Factor berpegang pada pandangan yang sama dan

menggunakan tes-tes psikologis untuk menanalisis atau mendiagnosis seseorang

mengenai ciri-ciri dimensi/aspek kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai

relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam jabatan dan

mengikuti suatu program studi.

Dan juga Istilah konseling trait-factor dapat dideskripsikan adalah corak konseling

yang menekankan pemahaman diri melalui testing psikologis dan penerapan

pemahaman itu dalam memecahkan beraneka problem yang dihadapi, terutama

yang menyangkut pilihan program studi/bidang pekerjaan.

D. TUJUAN KONSELING

Membantu klien agar merasa lebih baik dengan menerima pandangan dirinya

sendiri dan membantu klien berpikir lebih jernih dalam menghadapi masalah dan

mengontrol perkembangan secara rasional. Memperkuat keseimbangan antara

pengaktif dan pemahaman sifat-sifat sehingga dapat bereaksi dengan stabil dan

6

Page 7: Teori Trait and Factor

wajar. Membantu Individu mencapai perkembangan kesempurnaan berbagai

aspek kehidupan manusia. Membantu individu dalam memperoleh kemajuan

memahami dan mengelola diri dengan cara membantu menilai kekuatan dan

kelemahan diri dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup

dan karir. Membantu individu memperbaiki kekurangan, ketidakmampuan dan

keterbatasan diri serta membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian.

Secara ringkas tujuan konseling menurut ancangan Trait and Factor (Lutfi Fauzan

2004:91) , dapat disebutkan yaitu:

Self-clarification (kejelasan diri)

Self-understanding (pemahaman diri)

Self-accelptance (penerimaan diri)

Self-direction (pengarahan diri)

Self-actualization (perwujudan diri)

E. KARAKTERISTIK

Teori trait and factor ini memiliki karakteristik tersendiri yang akan membedakan

dengan teori-teori lainnya. Teori ini menitik beratkan pandangan bahwa sifat diri,

syarat pekerjaan, dan pertimbangan segi-segi seperti kognitif, nonkognitif itu akan

mempengaruhi pilihan karir seseorang. Menurut teori trait and factor ini

diperlukan pengukuran-pengukuran psikologis untuk menentukan pilihan karir

seseorang, dimana hal itu tidak ditemukan dalam teori-teori lainnya. Karakteristik

utama dari teori ini adalah asumsi bahwa individu mempunyai pola kemampuan

unik atau traits yang dapat diukur secara objektif dan berkorelasi dengan tuntutan

berbagai jenis pekerjaan.

7

Page 8: Teori Trait and Factor

F.  PERAN DAN FUNGSI KONSELOR

Peranan yang dilakukan oleh seorang konselor trait and factor (Surya,  2003:5)

adalah sebagai berikut.

1. Konselor memberitahu kepada klien tentang berbagai kemampuan yang

diperoleh melalui penyelenggaraan testing psikologis, angket dan alat ukur

lainnya.

2. Konselor memberitahukan tentang bidang-bidang yang cocok sesuai dengan

kemampuan serta karakteristiknya.

3. Konselor secara aktif mempengaruhi perkembangan klien.

4. Konselor membantu klien mencari atau menemukan sebab-sebab kesulitan atau

gangguannya dengan diagnosis eksternal.

5. Secara esensial peranan konselor adalah seperti guru, dimana “memberi

informasi” dan “mengarahkan secara efektif”.

G. HUBUNGAN KONSELOR DAN KONSELI

Situasi hubungan dalam konseling Trait and Factor (Lutfi Fauzan, 2004 : 88)

sebagai berikut:

Konseling merupakan suatu thinking relationship yang lebih mementingkan

peranan berfikir rasional, tetapi tidak meninggalkan sama sekali aspek emosional

seseorang.

Konseling berlangsung dalam situasi hubungan yang bersifat pribadi, bersahabat,

akrab, dan empatik

Konseling yang berlangsung dapat bersifat remediatif maupun developmental

Setiap pihak (konselor-klien) melakukan perannya secara proporsional.

H. TAHAP KONSELING

Konseling Trait and Factor memiliki enam tahap dalam prosesnya, yaitu: analisis,

sistesis,, diagnosis, prognosis, konseling (treatment) dan follow-up (Lutfi Fauzan, 

2004:92)

8

Page 9: Teori Trait and Factor

1. Analisis

Analisis merupakan langkah mengumpulkan informasi tentang diri klien beserta

latar belakangnya. Data yang dikumpulkan mencakup segala aspek kepribadian

klien, seperti kemempuan, minat, motif, kesehatan fisik, dan karakteristik lainnya

yang dapat mempermudah atau mempersulit penyesuaian diri pada umumnya.

Data yang dikumpulkan diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

1. 1 Data Vertikal (mencakup diri klien) yang dapat dibagi lebih lanjut atas:

Data Fisik: kesehatan, cirri-ciri fisik, penampakan atau penampilan fisik dsb.

Data Psikis: bakat, minat, sikap, cita-cita, hobi, kebiasaan dsb.

1.2 Data Horizontal (berkenaan dengan lingkungan klien yang berpengaruh

terhadapnya): keluarga klien, hubungan dengan familinya, teman-temannya,

orang-orang terdekatnya, lingkungan tempat tinggalnya, sekolahnya dsb.

2. Sintesis

Sintesis adalah usaha merangkum, mengolong-golongkan dan menghubungkan

data yang telah terkumpul pada tahap analisis, yang disusun sedemikian sehingga

dapat menunjukkan keseluruhan gambaran tentang diri klien. Rumusan diri klien

dalam sistesis ini bersifat ringkas dan padat. Ada tiga cara yang dapat dilakukan

dalam merangkum data pada tahap sistesis tersebut: cara pertama dibuat oleh

konselor, kedua dilakukan klien, ketiga adalah cara kolaborasi.

3. Diagnosis

Diagnosis merupakan tahap menginterpretasikan data dalam bentuk (dari sudut)

problema yang ditunjukkan. Rumusan diagnosis dilakukan melalui proses

pengambilan atau penarikan simpulan yang logis.

Dalam tahap ini terdapat tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu :

Identiffikasi masalah, Berdasar pada data yang diperoleh, dapat merumuskan dan

menarik kesimpulan permasalahan klien.

Etiologi (Merumuskan sumber-sumber penyebab masalah internal dan eksternal).

Dilakukan dengan cara mencari hubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa

depan.

9

Page 10: Teori Trait and Factor

4. Prognosis (tahap ke-4 dalam konseling)

Menurut Williamson prognosis ini bersangkutan dengan upaya memprediksikan

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang ada

sekarang. Misalnya: bila seorang klien berdasarkan data sekarang dia malas, maka

kemungkinan nilainya akan rendah, jika intelegensinya rendah, kemungkinan

nanti tdak dapat diterima dalam sipenmaru.

5. Konseling (Treatment)

Dalam konseling, konselor membantu klien untuk menemukan sumber-sumber

pada dirinya sendiri, sumber-sumber lembaga dalam masyarakat guna membantu

klien dalam penyesuaian yang optimum sejauh dia bisa. Bantuan dalam konseling

ini mencakup lima jenis bantuan yaitu:

Hubungan konseling yang mengacu pada belajar yang terbimbing kearah

pemahaman diri.

Konseling jenis edukasi atau belajar kembali yang individu butuhkan sebagai alat

untuk mencapai penyesuaian hidup dan tujuan personalnya.

Konseling dalam bentuk bantuan yang dipersonalisasikan untuk klien dalam

memahami dan trampil untuk mngaplikasikan pinsip dan teknik-teknik dalam

kehidupan sehari-hari.

Konseling yang mencakup bimbingan dan teknik yang mempunyai pengaruh

terapiutik atau kuratif.

Konseling bentuk redukasi bagi diperolehnya kataris secara terapiutik.

6. Follow Up

Tindak lanjut merujuk pada segala kegiatan membantu siswa setela mereka

memperoleh layanan konseling, tetapi kemudian menemui masalah-masalah baru

atau munculnya masalah yang lampau. Tindak lanjut ini juga mencakup

penentuan keefektifan konseling yang telah dilaksanakan.

Stategi Implementasi

Sebagai pedoman dalam mengimlementasikan pemecahan masalah, Williamson

mengemukakan 5 macam stategi atau teknik umum, dalam (Fauzan. Lutfi. 2004.

95) yaitu:

10

Page 11: Teori Trait and Factor

Forcing Conformity (memaksa penyesuaian), dipilih apabila lingkungan

memang tidak dapat diubah. Seperti: siswa harus mau mengikuti atau menerima

pelajaran dari guru matematika yang judes yang sebenarnya tidak disenangi siswa.

Changing the environment (mengubah lingkungan), dipilih bila memang tidak

memungkinkan, klien memiliki kekuatan atau kemampuan melakukannya.

Lingkungan ini mencakup apa dan siapa. Contoh: ruang belajar yang semula

menghadap jendela dan jalan raya dibalik menjadi membelakangi, tidak dapat

konsentrasi belajar karena tiap belajar ada anak ramai diluar, maka anak-anak itu

disuruh pindah atau diusir.

Selecting the appropriate environment (memilih lingkungan yang cocok),

contoh: ada beberapa tempat belajat yang dapat dimanfaatkan yaitu, di

perpustakaan, di rumah sendiri, dan di rumah teman.

Learning neded skills (belajar keterampilan-keterampilan yang diperlukan),

contoh: belajar keterampilan bergaul, membuat paper, dan sebagainya.

Changing attitute (mengubah sikap), sikap merupakan kecenderungan seseorang

dalam menanggapi sesuatu, dan arahnya juga pada siapa dan pada apa. Beberapa

sikap diri perlu diubah kalau memang tidak menguntungkan, misalnya: sikap

segan untuk bertanya.

I. TEKNIK KONSELING

Teknik – teknik konseling yang dikemukakan Wiliamson (Lutfi Fauzan, 2004 :

96) ada lima macam yaitu sebagai berikut:

Establishing rapport (menciptakan hubungan baru)

Untuk cepat menciptakan hubungan baru yang baik, konselor perlu menciptakan

suasana hangat, bersifat ramah dan akrab dan menghilangkan kemungkinan situasi

yang bersifat mengancam.

Ada beberapa hal yang terpenting, dan terkait dengan keperluan penciptaan

rapport tersebut:

- Reputasi konselor, khususnya reputasi dan kompetensi (competency

repulation), konselor harus memiliki nama baik dimata siswa.

- Penghargaan dan perhatian konselor kepada individu.

11

Page 12: Teori Trait and Factor

- Kemampuan konselor dalam menyimpan rahasia (confidentiality)

termasuk kerahasiaan hasil-hasil konseling atas siswa-siswa terdahulu.

Untuk memenuhi maksud di atas, maka dalam prosesnya konselor dapat

melakukan tindakan-tindakan yang membuat siswa merasa aman dan dihargai

sejak penyambutan. Oleh karena itu, konselor perlu: menyebut nama siswa begitu

ia muncul, menjabat tangan, menghindarkan kesan segan, menolak atau tidak

sabar dan muka cemberut, mempesilahkan duduk, dan mengawali pembicaraan

dengan topic-topik netral.

Cultivatingself-understanding (mempertajam pemahaman diri)

Konselor perlu berusaha agar klien atau siswa lebih mampu memahami dirinya

yang mencakup segala kelebihan maupun kekurangannya, dan dibantu untuk

menggunakan kekuatan dan mengatasi kekurangannya. Untuk itu, dapat

dimengerti kalau misalnya onselor dituntut untuk menginterprestasikan data klien,

termasuk data hasil testing.

Advising or planning a program of action (membari nasehat atau

membantu merencanakan program tindakan)

Dalam melaksanakan hal ini, konselor memulai dari apa yang menjadi pilihan

klien, tujuannya, pandangannya, dan sikapnya: kemudian mengemukakan

alternasi-alternasi untuk dibahas segi-segi positif dan negatifnya, manfaat dan

kerugiannya. Oleh karena itu, klien perlu didorong untuk menyampaikan ide-

idenya sendiri untuk dipertimbangkan, dan konselor memberikan saran-saran

pengambilan keputusan dan pelaksanaannya.

Ada tiga cara dalam memberikan nasehat, yaitu:

- Direct advice (nasehat langsung), secar jelas dan terbuka konselor

mengemukakan pendapatnya. Cara ini dilakukan bila klien memang tidak

mengetahui langsung apa yang harus diperbuat atau diinginkan.

- Persuasive, dilakukan bila klien telah mampu menunjukkan alas an yang

logis atas pilihan-pilihannya, tetapi belum mampu menentukan pilihan.

- Explanatory (penjelasan), dilakukan apabila klien telah dapat mengajukan

pilihannya termasuk pertimbangan baik buruknya. Konselor memberikn

nasehat dengan menjelaskan implikasi-implikasi putusan klien.

12

Page 13: Teori Trait and Factor

Carrying out the plan (melaksanakan rencana)

Mengikuti pilihan atau keputusan klien, konselor dapat memberikan bantuan

langsung bagi implementasi atau pelaksanaannya. Bantuannya, antara lain berupa

rencana atau program pendidikan dan pelatihan atau usaha-usaha perbaikan

lainnya yang lebih dapat menyempurnakan keberhasilan tindakan. Contoh/;

apabila dalam keputusannya, klien akan menemui gurunya, maka klien diajak

mendiskusikan kapan hal itu dilakukan, dimana, dengan cara apa, dengan siapa

dan sebagainya.

Refferal (pengiriman pada ahli lain)

Pada kenyataannya tidak ada konselor yang ahli dalam memecahkan segala

permasalahan siswa, yang karena itu konselor perlu menyadari keterbatasan

dirinya. Apabila konselor tidak mampu, janganlah memaksakan diri atau berbuat

coba-coba. Konselor perlu mengirimkan kliennya pada ahli lain yang lebih

mampu.

J. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihan dan kekurang teori trait and factor (Gudnanto. 2012. FKIP UMK),

yaitu:

Kelebihan Teori Trait and Factor, yaitu:

Pemusatan pada klien dan bukan pada konselor

Identifikasi dan hubungan konseli sebagai wahana utama dalam mengubah

kepribadian

Lebih menekankan pada sikap konselor daripada teknik

Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuanitatif

Penekanan emosi, perasaan dan afektif dalam konseling

Kelemahan Teori Trait and Factor, yaitu:

Konseling terpusat pada pribadi dan dianggap sederhana

Terlalu menekankan aspek afektif emosional, perasaan sebagai penentu perilaku

tetapi melupakan factor intelektual, kognitif dan rasional

Penggunaan informasi untuk membantu klien tidak sesuai dengan teori

13

Page 14: Teori Trait and Factor

Tujuan untuk sikap klien yaitu memaksimalkan diri dirasa terlalu luas dan umum

sehingga sulit menilai individu

Sulit bagi konselor untuk bersikap netral dalam situasi hubungan interpersonal.

K. ASUMSI PERILAKU BERMASALAH

Asumsi perilaku bermasalah / malasuai adalah individu yang tidak mampu

memahami kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga individu

tersebut tidak dapat mengaktualisasikan dirinya secara optimal. (Gudnanto. 2012.

FKIP UMK).

PRIBADI SEHAT menurut (Fauzan, Lutfi dan Suliono 1991 / 1992

Konseling Individu Trait and Factor DEPDIKBUD Malang) :

Mampu berfikir rasional untuk memecahkan masalah secara bijaksana

Memahami kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri

Mampu mengembangkan segala potensi secara penuh

Memiliki motivasi untuk meningkatkan/ menyempurnakan diri

Dapat menyesuaikan diri di masyarakat

PRIBADI MALASUAI menurut kategori Bordin (Fauzan, Lutfi.2004. 83):

Depcelence (ketergantungan)

Lach of information (kurang informasi)

Self conflict (konflik diri)

Chose anxicty (cemas memilih)

No Problem (bukan permasalah selain diatas)

Kategori Pepinsky

Lack of assurance (kurang percaya diri)

Lack of skill (kurang keterampilan)

Depcelence (ketergantungan)

Lach of information (kurang informasi)

Self conflict (konflik diri)

Chose anxicty (cemas memilih)

14

Page 15: Teori Trait and Factor

L. CONTOH KASUS PENERAPAN

Paijo adalah siswa kelas X SMA di sebuah kota kecil. Dia merasa tidak

diperhatikan lagi oleh kedua orang tuanya. Ayah ibunya sibuk dengan

pekerjaannya masing-masing. Kemudian dia mencari pelarian dengan clubbing

yang otomatis minuman keras dan narkoba sudah menjadi hal biasa. Dia sendiri

merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut, tapi sulit baginya untuk lepas dari

kebiasaannya itu, karena menurut pendapatnya dengan seperti itu dia akan

mendapatkan banyak teman dan tidak kesepian lagi. Akhirnya dia semakin tidak

nyaman dan datang ke konselor untuk meminta bantuan. Dalam kasus ini,

konselor menggunakan pendekatan konseling Trait and Factor.

DAFTAR PUSTAKA

Fauzan, Lutfi. 2004. Pendekatan-Pendekatan Konseling Individual. Malang :

Elang Mas

Fauzan, Lutfi dan Suliono. 1991/1992. Konseling Individu Trait and Factor.

DEPDIKBUD : Malang

Surya, Mohamad. 2003. Teori-Toeri Konseling. Bandung : CV. Pustaka Bani

Quraisy

Gudnanto. 2012. Ringkasan Materi Pendekatan Konseling. UMK : FKIP

15

Page 16: Teori Trait and Factor

http://spupe07.wordpress.com/2009/12/24/teori-konseling-trait-and-factor-

rational-emotive-therapy/. Diunduh pada tanggal 5 maret 2012 jam 10.10

Penulis: Iwan Tarwadi, Dyah Ristiyani, Repdalini, Mahasiswa UMK

16