terapi musik
DESCRIPTION
Mo share TA-q nich...kalo ada yg minat nerusin....TRANSCRIPT
PENGARUH MUSIK ALTERNATIVE ROCK TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA PSIK-A ANGKATAN 2004
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Keperawatan
Oleh:
BAYU WIDODO MEDI SETIAWAN
NIM. 0110720007
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2007
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
PENGARUH MUSIK ALTERNATIVE ROCK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA PSIK-A ANGKATAN 2004 FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Oleh:Bayu Widodo Medi Setiawan
NIM: 0110720007
Telah diuji padaHari : RabuTanggal : 17 Januari 2006dan dinyatakan lulus oleh:
Penguji I
Titin Andri W, SKp, M.KesNIP 132 304 628
Penguji II
dr. Soemardini, MPdNIP 130 704 047
Penguji III
Yati Sri Hayati, SKpNIP 132 300 041
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT atas petunjuk dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Musik
Alternative Rock Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Mahasiswa PSIK-A
Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang”.
Ketertarikan penulis pada topik ini didasari pada fakta bahwa di Indonesia
belum menggunakan musik alternative rock dalam terapi musik. Penulis juga
berharap dengan pemberian musik alternative rock dapat menurunkan tingkat
kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya Malang.
Pada penulisan Tugas Akhir ini, tak lupa pula penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Harijanto MSPH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya Malang.
2. dr. Roekani Hadisepoetro SpKJ selaku Ketua Jurusan Program
Studi Ilmu Keperawatan.
3. dr. Sri Andarini, M.Kes selaku pembimbing akademik.
4. dr. Soemardini, MPd selaku pembimbing I.
5. Ibu Yati Sri Hayati, SKp selaku pembimbiing II.
6. Ns. Heni Dwi Windawati, S.Kep yang telah membantu dan memberi
nasehat guna penyempurnaan Tugas Akhir ini.
7. Nana Kurniati, S.Pd sebagai istri, sahabat, teman dan pembangun
semangatku yang selama ini telah mendampingiku.
8. Bapak dan Ibu serta kakakku yang telah memberikan dukungan dan
doa demi kelancaran Tugas Akhir ini.
9. Dra. Rose Amelia Anwar dan Drs. Chusnul Fathoni yang telah
memberikan pengertian dan melihatku secara utuh.
10. Bopi, Faiz, Mas David, Pak Wasis yang telah mengeluarkanku dari
keegoisan dan suramnya hidup.
11. Teman-teman PSIK A 2002 terutama para Landax yang mau
menerimaku sebagai teman, dan mendukungku untuk tetap
semangat di dalam mengikuti perkuliahan.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka diri untuk segala kritik dan saran yang membangun.
Akhirnya semoga Tugas Akhir ini dapat menambah wawasan di dalam
pengembangan bidang kesehatan.
Malang, Januari 2007
Penulis
ABSTRAK
Setiawan, Bayu W.M. 2006. Pengaruh Musik Alternative Rock Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Tugas Akhir, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing (1) dr. Soemardini, MPd (2) Yati Sri Hayati, SKp
Kecemasan adalah suatu perasaan gelisah yang dialami oleh seorang individu terhadap objek yang tidak jelas adanya. Dampak dari kecemasan yaitu akan mengalami kesulitan untuk berpijak pada suatu keadaan untuk kurun waktu yang lama, serta lambat laun akan menimbulkan depresi. Hal ini terutama terjadi pada mahasiswa yang cemas menghadapi perkuliahan yang sedang dijalani. Salah satu faktor yang dapat menurunkan tingkat kecemasan adalah dengan mendengarkan musik. Dalam hal ini musik yang digunakan adalah musik alternative rock yang lebih dikenal oleh mahasiswa pada umumnya. Adapun tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musik alternative rock terhadap penurunan tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental. Dengan desain penelitian Pre Test-Post Test Design serta dilakukan 3 pengulangan dalam pengukuran post test. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar wawancara dan observasi HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Dan untuk mengetahui pengaruh musik alternative rock terhadap penurunan tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, dilakukan dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon Matched Paired Test.
Dari hasil penelitian didapatkan 12 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi. Dan dari hasil analisa data dengan uji statistik Wilcoxon Matched Paired Test, menunjukkan nilai Z hitung (-3,169) > Z tabel (±1,96). Dengan nilai signifikansi sebesar 0.002 < alpha 0,05 (=5%) maka Ho ditolak. Dan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh musik alternative rock terhadap penurunan tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
Besarnya pengaruh pemberian musik alternative rock tersebut terhadap penurunan tingkat kecemasan sebesar 48%. Sedangkan 52% lainnya ditentukan oleh faktor lain. Selain itu, penelitian ini mengabaikan faktor-faktor perancu seperti suku, budaya, dan jenis musik yang disukai.
Kata kunci: tingkat kecemasan, mahasiswa PSIK-A angkatan 2004, musik alternative rock
ABSTRACT
Setiawan, Bayu W.M. 2006. The Effect of Alternative Rock Music to The Reduction Of The Anxiety Level On PSIK-A Students Generation 2004 Medical Faculty Of Brawijaya University Malang. Final Assignment, Nursing Study Program of Medical Faculty of Brawijaya University. Advisor (1) dr. Soemardini, MPd (2) Yati Sri Hayati, SKp
Anxiety is a worry feeling that experienced by someone to the uncommon object. The effect of anxiety is making difficult to step on some condition in long time, and slowly depression. This specially happened to students that anxiety according to the college. One of the factor that can reduce anxiety is listening to the music. In this case, music that used is alternative rock which is known well by generally students. The objects of this research is to know the effect of alternative rock music to the reduction of the anxiety level on PSIK-A students generation 2004 Medical Faculty of Brawijaya University.
This is pre-experimental research. With Pre Test-Post Test Design and repeated 3 times for measuring the post test. Sampling technique in this research is Purposive Sampling Technique. The instruments in this research is using interview form and HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) observation. And to know the effect of alternative rock music to the reduction of the anxiety level on PSIK-A students generation 2004 Medical Faculty of Brawijaya University is done by Wilcoxon Matched Paired Test.
There are 12 respondents which are matched to the inclusion criteria. And from the result of analyzing data with Wilcoxon Matched Paired Test, show the value of Z count (-3,169) > Z table (±1,96). With significancy value 0.002 < alpha 0,05 (=5%) so that Ho refused. The conclusion of this research is that alternative rock has effect to the reduction of the anxiety level on PSIK-A students generation 2004 Medical Faculty of Brawijaya University Malang.
The effects value of alternative rock music to the reduction of the anxiety level is 48%. While 52% determined by other factors. Otherwise, this research ignore confusing factors like ethnic, culture and type of music which is liked.
Keyword: anxiety level, PSIK-A students generation 2004, alternative rock
DAFTAR ISI
HalamanJudul……………………………………………………………………………. iHalaman Pengesahan………………………………………………………… iiKata Pengantar………………………………………………………………… iiiAbstrak…………………………………………………………………………. vAbstract………………………………………………………………………… viDaftar Isi…….………….………………………………………………………. viiDaftar Gambar……….………………………………………………………… xDaftar Tabel…………………..………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah……..…………………………………………… 11.2 Rumusan Masalah………….….…………………………………………. 21.3 Tujuan……………………………….……………………………………… 2
1.3.1 Tujuan Umum…………..………………………………………… 21.3.2 Tujuan Khusus ……..…………………………………………….. 3
1.4 Manfaat………………………………………..……………………………. 31.4.1 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan……….…………………….. 31.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Jiwa………….………….. 31.4.3 Bagi Masyarakat…..……………………………………………… 31.4.4 Bagi Peneliti Lain….…………………….……………………….. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Kecemasan………..……………………….…………………….. 4
2.1.1 Definisi…….………………………………………………………. 42.1.2 Tingkat Kecemasan………………………………….…..……….. 42.1.3 Teori Kecemasan…..…………………………………………….. 52.1.4 Respon Kecemasan……….…………………………………….. 62.1.5 Stressor Kecemasan…………………………………………….. 82.1.6 Mekanisme Koping……………………………………………….. 9
2.2 Musik Terapi………..……………………………………………………… 92.2.1 Sejarah……..….………………………………………………….. 92.2.2 Definisi…….………………………………………………………. 10
2.3 Musik: Alternative Rock…....…………………………………………….. 102.3.1 Konsep Musik Alternative Rock…..…………………………….. 102.3.2 Fungsi Musik Alternative Rock…....……………………………… 11
2.4 Tehnik Musik Terapi…………………………………………………………122.5 Mekanisme Penurunan Tingkat Kecemasan Melalui Musik Alternative
Rock……….…………………………………………………………………. 13
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS3.1 Kerangka Konsep…….…………………………………………………… 153.2 Hipotesis…..……………………………………………………………….. 16
BAB IV METODE PENELITIAN4.1 Rancangan Penelitian……..……….…………………………………….. 174.2 Populasi dan Sampel Penelitian…..…………………………………….. 17
4.2.1 Populasi…….……………………………………………………… 174.2.2 Sampel…….………………………………………………………. 184.2.2.1 Besar Sampel……..…..………………………………………….. 184.2.2.2 Teknik Pengambilan Sampel……….…………………………… 184.2.3 Kriteria Inklusi………..……………………………………………. 194.2.4 Kriteria Eksklusi……..……………………………………………. 19
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………………….. 194.4 Instrumen Penelitian (Alat dan Bahan)…………….…………………… 194.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional…….…………………….. 204.6 Cara Kerja dan Pengumpulan Data……….……………………………. 20
4.6.1 Cara Kerja.………………………………………………………… 204.6.2 Skema Alur Kerja….……………………………………………… 214.6.3 Pengumpulan Data……………………………………………….. 21
4.7 Analisa Data………..……………………………………………………… 224.7.1 Tingkat Kecemasan………………………………………………. 224.7.2 Pengaruh Musik Alternative Rock Terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa PSIK A FKUB Malang Angkatan 2004…….……………………………………… 22
4.8 Etika Penelitian…….……………………………………………………… 23
BAB V HASIL PENELITIAN5.1 Hasil Penelitian ………………………………………………………… 24
5.1.1 Hasil Pengukuran Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum Diberi Musik Alternative Rock … 24
5.1.2 Hasil Pengukuran Tingkat kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sesudah Diberi Musik Alternative Rock … 25
5.1.3 Perubahan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum dan Sesudah Diberi Musik Alternative Rock ………………………………………………… 26
5.2 Analisa Data ………………………………………………………… 265.2.1 Pengaruh Pemberian Musik Alternative Rock terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang……………………………………………………………… 27
5.3 Grafik Linearitas…………………………………………………………… 28
BAB VI PEMBAHASAN6.1 Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum Diberi Musik Alternative Rock………………………………………….. 30
6.2 Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sesudah Diberi Musik Alternative Rock………………………………………….. 31
6.3 Perubahan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum dan Sesudah Diberi Musik Alternative Rock…….. 31
6.4 Keterbatasan Penelitian………………………………………………… 32
BAB VII PENUTUP7.1 Kesimpulan……………………………………………………………… 347.2 Saran……………………………………………………………………. 34
7.2.1 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan………………………. 347.2.2 Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Jiwa………………… 347.2.3 Bagi Peneliti Lain……………………………………………. 35
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 36LAMPIRAN…………………………………………………………………….. 38
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 2.1.2.1 Rentang Respon Cemas ………………………………… 5Gambar 5.3.1 Grafik linearitas……………………………………………… 28Gambar 5.3.2 Diagram perbedaan Mean Pre Test dan Mean Post Test 29
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 2.1.4.1 Respon Fisiologis Terhadap Kecemasan………………… 6Tabel 2.1.4.2 Respon Perilaku, Kognitif, Afektif Terhadap Kecemasan .. 7Tabel 5.1.1 Data sebaran responden Mahasiswa PSIK-A
Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang……………………………………………… 24
Tabel 5.1.1.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum Diberi Musik Alternative Rock………………………………………… 25
Tabel 5.1.2.1 Distribusi frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sesudah Diberi Musik Alternative Rock………………………………………… 25
Tabel 5.1.3.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum dan Sesudah Diberi Musik Alternative Rock………………… 26
Tabel 5.2.1.1 Hasil uji Wilcoxon……………………………………………… 27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Selama ini musik cukup dikenal oleh kebanyakan masyarakat, dimulai
sejak jaman prasejarah hingga sekarang. Pada dasarnya, musik tercipta melalui
bunyi-bunyian yang terdengar oleh telinga kita sebagai suatu susunan irama
yang teratur. Dalam hal ini, semua yang ada di alam ini secara tidak langsung
berfungsi sebagai alat musik.
Musik berfungsi untuk menentramkan pikiran dari beban kemanusiaan
dan menghibur tabiat manusia. Seruling dan harfa adalah dasar dari bentuk
musik mistikal yang mengalunkan nada religius dalam bentuk irama yang tiada
habisnya, serta tidak pernah berhenti merangsang ingatan akan tindak primordial
dari tangan Ilahi. Beberapa tabib muslim menggunakan musik sebagai sarana
penyembuhan suatu penyakit, baik jasmani maupun rohani (Al Kindhy, 1997).
Beberapa riset juga menunjukkan bahwa musik terapi efektif digunakan
untuk mengoptimalkan status kesehatan seseorang baik secara fisik maupun
mental. Jenis musik yang kerapkali digunakan sebagai terapi adalah Jazz, Blues,
Classic, Pop dan Rock (Music Therapy, 1997).
American Music Therapy Association telah menunjukkan bahwa musik
Alternative Rock menjadi salah satu jenis musik yang terbukti efektif dalam
penggunaannya sebagai musik terapi (Miller & Rasar, 1999).
Penelitian di Indonesia kebanyakan menggunakan musik Classic dan
Jazz sebagai terapi (Anthony, 2003). Untuk itulah penulis mengambil jenis musik
Alternative Rock sebagai bahan penelitian.
Dalam hasil risetnya, Miller melaporkan bahwa musik Rock ini berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan koping seseorang dalam mengendalikan emosi
dan meningkatkan semangat belajar bagi klien pelajar dan mahasiswa yang
mengalami depresi serta enggan untuk meneruskan pendidikannya. Tehnik yang
paling sering digunakan untuk mengatasi depresi dan pengendalian emosi
adalah dengan menggunakan cara analisa lirik (Miller & Rasar, 1999).
Depresi ataupun kecemasan biasa dialami oleh mahasiswa. Padatnya
jadwal praktikum, beban kuliah yang berat serta persaingan antar mahasiswa
sendiri merupakan stressor yang memicu timbulnya kecemasan.
Dari screening test kecemasan pada mahasiswa PSIK-A angkatan 2004
diperoleh hasil bahwa 57,14% dari 42 orang mahasiswa sering sekali dijumpai
mengalami kecemasan yang diakibatkan oleh perkuliahan serta persiapan
menjelang pengerjaan proposal tugas akhir. Dampak dari kecemasan yaitu akan
mengalami kesulitan berpikir dalam kurun waktu yang lama dan lambat laun akan
menimbulkan depresi.
Berbagai macam cara digunakan oleh mahasiswa PSIK-A angkatan 2004
dalam menurunkan kecemasannya, misalnya membaca komik, berbelanja,
menonton film, jalan-jalan, rekreasi, serta melihat konser. Untuk itulah penulis
berminat melakukan penelitian mengenai pengaruh musik alternative rock
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada mahasiswa PSIK-A angkatan 2004
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Karena cara ini relatif lebih
murah dibandingkan dengan cara yang biasa mereka lakukan, serta dapat
dilakukan berkelompok.
Dengan mendengarkan musik alternative rock ini serta menganalisa
liriknya, diharapkan konsentrasi mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang akan meningkat dan kecemasannya
akan berkurang.
1.2. Rumusan Masalah
Adakah pengaruh musik alternative rock terhadap penurunan tingkat
kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh
musik alternative rock terhadap penurunan tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-
A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1 Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang sebelum
mendengarkan musik alternative rock.
2 Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang sesudah
mendengarkan musik alternative rock.
3 Mengetahui penurunan tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan
2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang sebelum dan
sesudah mendengarkan musik alternative rock.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Institusi Pelayanan Kesehatan dapat menggunakan musik alternative rock
dalam menurunkan kecemasan terhadap pasien yang menyukai musik
alternative rock.
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Jiwa
Institusi Pendidikan Kesehatan Jiwa dapat memperkenalkan mengenai
penggunaan musik alternative rock dalam menurunkan tingkat kecemasan.
1.4.3. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat menambah pengetahuan bahwa musik alternative rock
dapat digunakan dalam menurunkan tingkat kecemasan.
1.4.4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti lain dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan acuan
penelitian mengenai pengaruh musik alternative rock yang lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Kecemasan
2.1.1. Definisi
Kecemasan adalah emosi dan pengalaman subyektif individu. Cemas
merupakan energi dan tidak dapat dilihat secara langsung. Kecemasan juga
merupakan emosi tanpa objek yang spesifik, hal ini disebabkan oleh
ketidaktahuan dan juga awal-awal pengalaman, seperti masuk sekolah,
pembedahan, melahirkan dan awal masuk kerja (Stuart & Sundeen, 1998).
Carpenito mendeskripsikan kecemasan sebagai suatu keadaan di mana individu
atau kelompok mengalami perasaan gelisah dan aktivasi sistem saraf otonom
dalam berespon terhadap ancaman tidak jelas, nonspesifik (Carpenito, 1998).
Kecemasan juga merupakan respon individu terhadap suatu keadaan
yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam
kehidupan sehari-hari dan merupakan suatu pengalaman yang subyektif dari
individu yang tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu
keadaan emosi tanpa obyek yang spesifik (Suliswati, 2005)
Dari beberapa definisi di atas, peneliti mendefinisikan kecemasan sebagai
suatu perasaan gelisah yang menjadi pengalaman subyektif yang dialami oleh
seorang individu terhadap objek yang tidak jelas adanya atau objek yang tidak
spesifik.
2.1.2. Tingkat Kecemasan
Stuart dan Sundeen membagi cemas menjadi 4 tingkatan, yaitu:
(1) Cemas ringan, berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya. Cemas pada tingkat ini dapat memotivasi belajar dan
menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
(2) Cemas sedang, memungkinkan seseorang untuk memusatkan
pada hal yang penting dan mengesampingkan pada hal yang lain,
sehingga
seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan
sesuatu yang lebih terarah.
(3) Cemas berat, sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang
cenderung untuk memusatkan pada suatu yang terinci dan spesifik serta
tidak dapat berfikir tentang hal yang lain.
(4) Tingkatan panik dari cemas, berhubungan dengan terperangah,
ketakutan dan teror, rincian terpecah dari proporsinya karena mengalami
kehilangan kendali, orang yang panik tidak dapat melakukan sesuatu
walau dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian.
Dengan panik terjadi peningkatan motorik, menurunnya kemampuan
untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan
kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan
dengan kehidupan dan jika berlangsung dalam waktu yang lama, dapat
terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian. (Stuart & Sundeen, 1998)
Gambar 2.1.2.1. Rentang respon cemas
Adaptif Maladaptif
Tidak Cemas Ringan Sedang Berat Panik
(Stuart & Sundeen, 1998)
2.1.3. Teori Kecemasan
(1) Teori Psikoanalitik
Menurut Sigmund Freud kecemasan adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian id dan super ego. Sedangkan ego
atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang
bertentangan, dan fungsi kecemasan adalah memberi sinyal kepada ego
bahwa ada bahaya (Stuart & Sundeen, 1998).
(2) Teori Interpersonal
Sullivan mengemukakan bahwa kecemasan timbul akibat
ketidakmampuan untuk berhubungan interpersonal dan merupakan akibat
dari penolakan. Adanya trauma juga dapat menimbulkan kecemasan,
misalnya perpisahan dengan orang yang berarti atau kehilangan
(Suliswati, 2005).
(3) Teori Eksistensial
Teori eksistensial memberikan model untuk gangguan kecemasan umum,
di mana tidak terdapat stimulus yang dapat diidentifikasikan secara
spesifik untuk suatu perasaan kecemasan yang kronis. Konsep inti dari
teori ini adalah bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan
yang menonjol di dalam dirinya, perasaan yang mungkin lebih
mengganggu daripada penerimaan kematian (Kaplan & Saddock, 1997).
(4) Teori Perilaku
Menyatakan bahwa kecemasan merupakan hasil frustasi akibat berbagai
hal yang mempengaruhi individu dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Kecemasan dapat juga muncul melalui konflik antara dua pilihan yang
saling berlawanan dan individu harus memilih salah satu (Suliswati,
2005).
(5) Teori Keluarga
Studi pada keluarga dan epidemiologi memperlihatkan bahwa kecemasan
selalu ada pada tiap-tiap keluarga dalam berbagai bentuk dan sifatnya
heterogen (Suliswati, 2005).
(6) Teori Biologik
Otak memiliki reseptor khusus terhadap benzodiazepin, reseptor tersebut
berfungsi membantu regulasi kecemasan. Regulasi tersebut berhubungan
dengan aktivitas neurotransmitter gamma amino butyric acid (GABA)
yang mengontrol aktivitas neuron di bagian otak yang bertanggung jawab
menghasilkan kecemasan (Suliswati, 2005).
2.1.4. Respon Kecemasan
Respon-respon yang dapat timbul akibat kecemasan antara lain respon
fisiologis, perilaku, kognitif dan afektif. Respon-respon tersebut dapat diamati
dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.1.4.1. Respon fisiologis terhadap kecemasan
Sistem Tubuh Respon
Kardiovaskular Palpitasi
Jantung berdebar
Tekanan darah meningkat
Rasa ingin pingsan
Tekanan darah menurun
Denyut nadi menurun
Pernafasan Nafas cepat
Nafas pendek
Tekanan pada dada
Nafas dangkal
Pembengkakan pada tenggorokan
Sensasi tercekik
Terengah-engah
Neuromuskular Refleks meningkat
Reaksi kejutan
Mata berkedip-kedip
Insomnia
Tremor
Rigiditas
Gelisah
Wajah tegang
Kelemahan umum
Kaki goyah
Gerakkan yang janggal
Gastrointestinal Hilang nafsu makan
Menolak makanan
Rasa tidak nyaman pada perut
Mual
Diare
Traktus Urinarius Tidak dapat menahan kencing
Sering berkemih
Kulit Wajah kemerahan
Berkeringat setempat (telapak tangan)
Gatal
Rasa panas dan dingin pada kulit
Wajah pucat
Berkeringat seluruh tubuh
(Stuart & Sundeen, 1998)
Tabel 2.1.4.2. Respon perilaku, kognitif, afektif terhadap kecemasan
Sistem Respon
Perilaku Gelisah
Ketegangan fisik
Tremor
Gugup
Bicara cepat
Kurang koordinasi
Cenderung mendapat cidera
Menarik diri dari hubungan interpersonal
Menghalangi
Melarikan diri dari masalah
Menghindar
Hiperventilasi
Kognitif Perhatian terganggu
Konsentrasi buruk
Pelupa
Salah dalam memberikan penilaian
Preokupasi
Hambatan berpikir
Bidang persepsi menurun
Kreativitas menurun
Produktivitas menurun
Bingung
Sangat waspada
Kesadaran diri meningkat
Kehilangan objektivitas
Takut kehilangan kontrol
Takut pada gambaran visual
Takut cidera atau kematian
Afektif Mudah terganggu
Tidak sabar
Gelisah
Tegang
Gugup
Ketakutan
Teror
Gelisah
(Stuart & Sundeen, 1998)
2.1.5. Stressor Kecemasan
Stressor yang memicu terjadinya kecemasan terbagi menjadi dua yaitu,
stressor predisposisi dan stressor presipitasi.
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang
menyebabkan timbulnya kecemasan dan dapat berupa:
(1) Peristiwa traumatik yang dapat menyebabkan terjadinya
kecemasan berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis
perkembangan maupun situasional.
(2) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan
dengan baik. Konflik id dan super ego atau antara keinginan dan
kenyataan.
(3) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena
merupakan ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi
konsep diri individu.
(4) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani
stress akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik
yang dialami. Karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari
dalam keluarga.
(5) Medikasi yang dapat menimbulkan kecemasan yaitu
pengobatan yang mengandung benzodiazepin (Suliswati, 2005).
Sedangkan stressor presipitasi atau stressor pencetus terbagi dalam dua
kategori:
(1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidak-
mampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.
(2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang
(Stuart & Sundeen, 1998).
2.1.6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang biasa dilakukan ketika seseorang mengalami
kecemasan adalah:
a. Mendengarkan musik
b. Relaksasi
c. Distraksi
d. Menciptakan suasana yang nyaman
e. Melakukan kegiatan tertentu
(Kozier, 1991)
2.2. Musik Terapi
2.2.1. Sejarah
Penggunaan musik sebagai terapi yang dapat menimbulkan efek pada
kesehatan fisik dan mental sudah dimulai semenjak jaman prasejarah hingga
saat ini. Pada saat terjadinya perang dunia pertama dan kedua, komunitas
pemusik dari berbagai aliran telah menggunakan musik sebagai terapi pada
sejumlah prajurit yang menderita, baik secara fisik maupun emosi. Ketika hal ini
memberikan pengaruh yang positif terhadap pasien, maka para dokter meminta
para pemusik tersebut untuk tetap bermain di rumah sakit veteran di sana.
Setelah kejadian pada era tersebut, para pemusik sangat dibutuhkan
keberadaannya di dalam rumah sakit untuk membantu proses pemulihan bagi
para pasien. Oleh karena itu sebelum memasuki rumah sakit, para pemusik
harus mengikuti suatu pelatihan khusus. Dan sebagai tindak lanjut untuk
menyempurnakan kurikulum para musik terapis, program pendidikan musik terapi
untuk kali pertamanya didirikan di Michigan State University pada tahun 1944,
yang dilanjutkan dengan pendirian American Music Therapy Association (AMTA)
pada tahun 1998 (AMTA, 2002).
2.2.2. Definisi
Musik terapi adalah suatu terapi yang dilakukan dengan memberikan
stimulasi musik, di mana musik tersebut masuk ke dalam pikiran melalui sensasi
auditori. Suara atau jenis musik yang menyenangkan dapat mengurangi stress,
persepsi nyeri, perasaan cemas dan terisolasi (De Laune & Ladner, 1998)
Sedangkan menurut AMTA, musik terapi adalah digunakannya musik dan
intervensi musikal untuk memulihkan kesehatan, menjaga dan memperbaiki
kondisi emosional, fisik, psikologis dan kesehatan spiritual serta mencapai
kondisi yang sehat (AMTA, 2002).
2.3. Musik Alternative Rock
2.3.1. Konsep Musik Alternative Rock
Musik rock adalah salah satu cabang utama aliran/ genre musik yang
berirama keras yang telah ditetapkan dan dipelajari oleh para ahli musik dunia
dari 9 cabang utama aliran musik yaitu: klasik, tradisional, gospel/ rohani, bluess,
jazz, country, rock, populer dan dunia. Dalam pengkategoriannya, meskipun
terkadang merupakan hal yang subjektif, musik rock terbagi lagi menjadi
beberapa sub-genre: di antaranya adalah alternative rock
(http://id.wikipedia.org/wiki/rock).
Alternative rock pada dasarnya adalah istilah aliran untuk band post-punk
dari tengah tahun 80-an hingga 90-an yang merupakan bagian dari jenis musik
Rock & Roll. Ada berbagai macam gaya musik dalam alternative rock, dari
melodi manis jangle pop hingga metalik keras industrial, semuanya telah terikat
bersama dengan persamaan estetika dan dimainkan di luar jalur utama musik
rock (All Music Guide, 2004).
Dengan konsekuen, alternative rock 90-an sering terdengar lebih
tersanitasi dan homogen daripada dekade sebelumnya, terutama sejak material
yang lebih berat menunjukkan penampilan komersial yang lebih besar daripada
dasar yang lebih tenang atau lebih kacau dari alternative rock (All Music Guide,
2004).
Beberapa grup musik yang tergolong di dalam aliran alternative rock
adalah Alice in Chains, Tori Amos, The Cardigans, Creed, Hüsker Dü, Nirvana,
Blur, REM, Björk; atau bila di negara Indonesia yaitu /rif, Boomerang, Netral, Gigi
dan masih banyak lagi beberapa grup musik lain yang tergolong dalam jenis
musik alternative rock. (SONY BMG Indonesia)
Pada era sekarang ini musik alternative rock telah digunakan juga
sebagai salah satu aliran musik pada terapi musik. Salah satunya telah diteliti
dan berhasil diterapkan oleh University of Wisconsin.
2.3.2. Fungsi Musik Alternative Rock
Menurut riset yang telah dilakukan oleh Miller dan Rasar, musik
alternative rock efektif digunakan untuk mengembalikan status kesehatan
seseorang. Kesehatan yang dimaksud dalam hal ini adalah kesehatan mental
dan kesehatan fisik. Musik ini juga menghasilkan respon terapeutik pada
beberapa populasi (Miller & Rasar, 1999).
Beberapa keadaan klien yang bisa memperoleh terapi dengan musik ini
adalah:
Rentang perhatian
Perhatian akan tugas
Kesadaran pendengaran
Kesadaran akan tekanan
psikologis
Integrasi bilateral dari
tangan
Sirkulasi
Proses berpikir kognitif
Kemampuan berbicara
Konsentrasi
Kooperasi
Kemampuan koping
Membuat keputusan
Ekspresi perasaan
Merasakan ekspresi
Merasa dikenal
Fleksibilitas
Pergerakan cairan
Mengikuti petunjuk
Kemampuan
menggenggam
Interaksi kelompok
Partisipasi kelompok
Kontrol impuls
Mendengarkan
Keadaan jiwa
Motivasi
Pemetaan psikologis
Membuat keputusan yang
proaktif
ROM
Orientasi realita
Kesadaran diri
Harga diri
Ekspresi diri
Gambaran diri
Interaksi sosial
Kekuatan pergerakan
Visualisasi
Keinginan berpartisipasi
Penurunan kecemasan
Kesadaran akan lokasi
(Miller & Rasar, 1999).
Respon dari penelitian ini adalah positif. Hal ini termasuk di antaranya
adalah lirik rock & roll efektif sebagai katalis pada perubahan terapeutik.
Berbagai macam variasi aliran digunakan telah berhasil dalam memfasilitasi
perubahan terapeutik melalui beberapa tehnik (Miller & Rasar, 1999).
2.4. Tehnik Musik Terapi
Tehnik yang paling sering digunakan pada jenis musik alternative rock
dalam musik terapi adalah:
Permainan kartu lagu
Bantuan komputer
Diskusi konsep
Pendinginan
Diskusi
Drama lagu
Menjawab pertanyaan
Lagu perpisahan
Tarian improvisasi
Gerakan improvisasi
Improvisasi keyboard
Analisa lirik
Menulis ulang lirik
Latihan fisik
Relaksasi
Bermain ritmik
Bernyanyi lama
Tari-tarian
Seni visual
Visualisasi
Pemanasan
(Miller & Rasar, 1999).
2.5. Mekanisme Penurunan Tingkat Kecemasan Melalui Musik Alternative Rock
Musik merupakan suatu gelombang suara yang teratur. Apapun bunyi
yang kita dengar, selama hal itu tersusun dengan teratur dapat disebut dengan
musik (Music Therapy, 1997).
Proses pengenalan musik di dalam otak di awali dari penjalaran
gelombang suara berupa musik yang diterima oleh daun telinga. Gelombang
suara bergerak melalui rongga telinga luar yang menyebabkan membrana
timpani bergetar. Getaran-getaran tersebut selanjutnya diteruskan menuju inkus
dan stapes, melalui malleus yang terkait pada membrana itu. Karena gerakan-
gerakan yang timbul pada setiap tulang, maka tulang-tulang tersebut
memperbesar getaran yang kemudian disalurkan melalui fenestyra vestibuler
menuju perilimfe (Pearce, 1999).
Getaran perilimfe dialihkan melalui membran menuju endolimfe dalam
saluran kokhlea, dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ
corti, untuk kemudian diantarkan menuju otak oleh nervus auditorius. Oleh otak
tepatnya pada lobus temporalis kesan suara akan diterima dan ditafsirkan.
Gelombang suara berirama teratur menghasilkan bunyi musikal enak (Pearce,
1999).
Musik yang diterima oleh organ pendengaran akan secara langsung
mempengaruhi sistem limbik (Hardywinoto, 2002). Bagian utama dari sistem
limbik adalah hipotalamus. Fungsi dari hipotalamus yaitu mengatur sebagian
besar fungsi vegetatif dan endokrin. Perangsangan dari fungsi vegetatif dan
fungsi endokrin dari hipotalamus seringkali memberikan efek yang menyeluruh
pada perilaku dan emosional (Guyton & Hall, 1997).
Dalam sistem limbik terdapat pusat ganjaran dan pusat hukuman. Apabila
perangsangan dilakukan pada area yang lebih rostral dari area rasa terhukum
akan menyebabkan timbulnya rasa takut dan cemas. Tetapi sebaliknya, apabila
perangsangan dilakukan pada area pusat ganjaran yang terletak di sepanjang
rangkaian berkas bagian medial otak depan, khususnya pada nuclei lateral dan
nuclei ventromedial hipotalamus, maka akan timbul ketenangan dan kejinakan
(Guyton & Hall, 1997).
Oleh karena itu musik dan vibrasi dapat mencairkan ketegangan-
ketegangan dalam tubuh. Rasa depresi hilang, dan membuat perasaan menjadi
nyaman. Musik juga akan memperlambat tekanan darah dan pernafasan dapat
mengurangi stres sehingga bisa melepaskan sebagian rasa takut, cemas dan
kemarahan (Salampessy, 2004).
Seperti halnya Scott Stapp, yang dulunya tergabung dengan grup musik
Creed, mempunyai suatu lembaga dengan nama Scott Stapp Foundation (dahulu
With Arms Wide Open Foundation) di mana lembaga tersebut menangani
masalah kemanusiaan terutama anak-anak terlantar dan bermasalah dalam
keluarga (broken home dan child abuse) yang secara tidak langsung mengalami
gangguan psikologis. Scott Stapp menerapkan musik alternative rock terutama
pada lagu-lagu yang diciptakannya sebagai terapi dalam menurunkan tingkat
kecemasan dan kegelisahan anak-anak asuhnya (http://www.creed.com)
(http://www.scottstapp.com) (http://www.scottstappfoundation.com)
Kecemasan
Tingkat kecemasan
menurun
Mahasiswa PSIK A angkatan 2004 FKUB Malang:
Beban perkuliahan Padatnya jadwal
praktikum Persaingan antar
mahasiswa
Tingkat kecemasan
tetap
Tingkat kecemasan meningkat
Mendengarkan musik
alternative rock
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
: Variabel yang akan diteliti
Keterangan:
: Variabel yang tidak diteliti
: Alur proses timbulnya cemas
: Alur efek musik alternative rock terhadap kecemasan
3.2 Hipotesis
Ada pengaruh musik alternative rock terhadap penurunan tingkat
kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasy–eksperimental dan rancangan
yang digunakan adalah “Quasy Experimental One Group Pretest-Posttest
Design”, yaitu penelitian yang dimaksudkan adalah mengungkapkan hubungan
sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek
diobservasi sebelum dilakukan intervensi kemudian diobservasi lagi setelah
intervensi(Nursalam, 2003). Pengambilan sampel tidak dilakukan secara random,
dan dilakukan observasi sebelum dan sesudah perlakuan dengan pendekatan
replikasi.
Pola dari desain ini adalah:
O1 ____ X1 ____ O1’____ X2 ____ O1’’ ____ X3 ____ O1’’’
Keterangan:
O1 : Pengukuran dan observasi sebelum diberi perlakuan (pre test).
X1, X2, X3 : Perlakuan yang diberikan pada subyek (pemberian musik
alternative rock).
O1’, O1’’, O1’’’ : Pengukuran dan observasi sesudah diberi perlakuan (post
test).
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian
4.2.1 Populasi
Populasi target dari penelitian ini adalah mahasiswa PSIK A FKUB
Malang angkatan 2004.
4.2.2 Sampel
4.2.2.1 Besar Sampel
Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 orang yang
memenuhi kriteria inklusi.
Dengan besar sampel minimal yang ditentukan dengan rumus:
n =
Untuk group yang berpasangan (matching) QD2/d2 = 1, sehingga hasilnya
adalah:
n = (zα + zβ)2
Keterangan:
n : besarnya sampel
zα : nilai standar normal yang besarnya tergantung α
Bila α = 0,05 zα = 1,96
Bila α = 0,01 zβ = 1,67
zβ : nilai tergantung β yang ditentukan
β : power test
Bila β = 0,02 zβ = 1,645
Pada penelitian ini jumlah sampel minimal yang diambil adalah:
N = (zα + zβ)2
α = 0,05 zα = 1,96
β = 0,20 zβ = 0,84
n = (1,96 + 0,84)2
n = (2,8)2
n = 7,84 dibulatkan menjadi 8
(Pudjiraharjo, dkk, 1992).
4.2.2.2 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling
yaitu suatu teknik untuk menentukan sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan / masalah
dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik
populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003).
4.2.3 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah mahasiswa PSIK A FKUB Malang
angkatan 2004 yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa PSIK A FKUB Malang
angkatan 2004 dan mengikuti perkuliahan.
b. Mahasiswa yang memiliki hobby mendengarkan musik.
c. Mahasiswa bersedia menjadi subyek penelitian.
d. Mahasiswa dalam keadaan sadar.
e. Mahasiswa dengan tingkat kecemasan ringan sampai dengan berat.
f. Mahasiswa tidak mengalami gangguan sensori pendengaran.
4.2.4 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah:
a. Mahasiswa terminal.
b. Mahasiswa yang tidak suka mendengarkan musik.
Dalam penelitian ini didapat 12 orang responden yang memenuhi kriteria
inklusi.
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya Malang, tepatnya di ruang kuliah PSIK-A angkatan 2004 Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
Penelitian dilakukan pada hari-hari belajar efektif dalam waktu istirahat
pada tanggal 28 Nopember 2006 sampai dengan 12 Desember 2006.
4.4 Instrumen Penelitian (Alat dan Bahan)
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar wawancara dan
observasi HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Skala Skor
Variabel independent: Musik alternative rock
Aliran musik yang memiliki berbagai macam irama dan tempo, serta merupakan bagian dari jenis musik rock. Musik alternative rock akan diberikan sebanyak tiga kali dalam tiga hari berturut-turut selama 5–10menit menggunakan full headphone yang terhubung dengan MP3 player. Untuk setiap kali mendengarkan, waktu yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan.
Musik alternative rock; lagu dari Creed dengantempo 70-125, frekuensi 44100Hz
Variabel dependent: Tingkat kecemasan
Derajat ketidaknyamanan yang dirasakan oleh individu yang diakibatkan oleh stressor dari objek yang tidak nyata. Tingkat kecemasan diukur pada saat sebelum diberi perlakuan dan setiap setelah diberi perlakuan.
Lembar wawancara dan lembar observasi HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale)
Ordinal 0: Tidak ada kecemasan
1: Cemas ringan
2: Cemas sedang
3: Cemas berat
4: Panik
4.6 Cara Kerja dan Pengumpulan Data
4.6.1 Cara Kerja
Kegiatan ini meliputi observasi, pengumpulan dan pengolahan data serta
analisis data. Untuk alur pelaksanaan dapat dijabarkan sebagai berikut:
mahasiswa PSIK FKUB Malang angkatan 2004 dipilih yang memiliki hobi
mendengarkan musik, terutama musik alternative rock. Kemudian mahasiswa
tersebut dilakukan screening test menggunakan anxiety screening test yang
didapat dari
http://suicideandmentalhealthassociationinternational.org/anxietytest.html untuk
mendapatkan mahasiswa yang mengalami kecemasan. Mahasiswa tersebut
kemudian diukur lagi tingkat kecem,asannya menggunakan HARS (Hamilton
Anxiety Rating Scale) lalu diberikan musik alternative rock. Musik alternative rock
ini akan diperdengarkan sebanyak tiga kali dalam waktu yang berbeda.
Untuk setiap kali mendengarkan, waktu yang diberikan disesuaikan
dengan kebutuhan mahasiswa tersebut. Kemudian, mahasiswa tersebut
diobservasi lagi tingkat kecemasannya setiap setelah mendengarkan musik
alternative rock dengan menggunakan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).
Respon yang diamati pada mahasiswa tersebut adalah respon perilaku, respon
kognitif, respon afektif, respon emosional dan respon sosial.
4.6.2 Skema Alur Kerja
4.6.3 Pengumpulan Data
Untuk mendapat data yang relevan dengan tujuan penelitian ini, maka
peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dan
pedoman observasi terstruktur. Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara (interviewer). Sedangkan observasi adalah kegiatan
pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indra (Arikunto, 2002). Observasi yang digunakan peneliti adalah observasi
dengan menggunakan pedoman observasi dimana tersedia jawaban yang tinggal
dipilih oleh observer.
Untuk mengumpulkan data tentang tingkat kecemasan digunakan alat
ukur HARS(Hamilton Anxiety Rating Scale) yang terdiri dari 10 kelompok gejala
yang diberi penilaian antara 0-4 dengan penilaian sebagai berikut : nilai 0 = bila
tidak ada satupun gejala yang muncul, 1 = jika ada 1 gejala yang muncul, 2 = jika
ada 2 gejala yang muncul, 3 = jika ada 3 gejala yang muncul, 4 = jika semua
gejala muncul.
Mahasiswa PSIK A 2004 yang hobi mendengarkan musik
Screening Test Kecemasan
Observasi dan pengukuran tingkat kecemasan dengan
HARS
Mahasiswa PSIK A 2004 yang mengalami
kecemasan
Pemberian musik alternative rock satu kali sehari selama 3 hari berturut-turut masing-masing selama 5-10 menit melalui headphone yang dihubungkan dengan MP3 Player. Volume suara disesuaikan
dengan kenyamanan mahasiswa.
Observasi dan pengukuran kembali tingkat kecemasan dengan HARS
4.7 Analisa Data
4.7.1 Tingkat Kecemasan
Pengolahan data untuk tingkat kecemasan diproses dari data yang
terkumpul melalui lembar wawancara dan observasi, kemudian ditabulasi dan
dikelompokkan sesuai dengan sub variabel yang diteliti. Hasil jawaban dari
lembar observasi yang telah diberi pembobotan dijumlahkan dan kemudian
diinterpretasikan dengan menggunakan Skala Hamilton.
Untuk melakukan analisis, hasil interpretasi dari Skala Hamilton akan
dikategorikan menjadi:
<14 : tidak ada kecemasan dikategorikan 0
14-20 : cemas ringan dikategorikan 1
21-27 : cemas sedang dikategorikan 2
28-41 : cemas berat dikategorikan 3
>41 : panik dikategorikan 4
4.7.2 Pengaruh Musik Alternative Rock Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pada Mahasiswa PSIK A FKUB Malang Angkatan 2004
Analisis data dengan tabulasi untuk melihat adanya perbedaan antara
skor kecemasan sebelum dilakukan perlakuan dan sesudah dilakukan perlakuan
dengan menggunakan skala Hamilton.
Subyek Pre test Post test Rata-rata Post test Perbedaan (d)
N = d =
Gambar 4.7.2.1. Tabulasi Data
Kemudian dilakukan analisis univariat dengan menggunakan rumus:
untuk mengetahui distribusi tingkat kecemasan pada mahasiswa PSIK-A
angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang sebelum dan
sesudah mendengarkan musik alternative rock.
Selain itu, untuk mengetahui pengaruh musik alternative rock terhadap
penurunan tingkat kecemasan pada mahasiswa PSIK A FKUB Malang angkatan
2004 dilakukan pengolahan dan analisis data menggunakan bantuan computer
program SPSS 12 for Windows dengan statistik uji wilcoxon matched paired test
yaitu :
1. Untuk penyajian hipotesis, data disusun dalam bentuk tabel untuk
hasil pre test dan post test.
2. Jumlah jenjang yang terkecil (dari perhitungan) dibandingkan dengan
Z tabel dengan tingkat signifikansi 0,05.
3. Jika Z hitung < Z tabel maka hipotesa diterima.
Jika Z hitung > Z tabel maka hipotesa ditolak.
4.8 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menjelaskan tentang
maksud, tujuan dan manfaat dari penelitian ini pada responden. Dengan
demikian diharapkan responden kooperatif. Setelah menerima penjelasan maka
responden diminta untuk mengisi dan menandatangani surat persetujuan
bersedia menjadi responden dalam penelitian.
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan
mencantumkan nama subyek pada surat persetujuan dan kerahasiaan informasi
yang diberikan subyek dijamin oleh peneliti.
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 28 Nopember 2006 sampai
dengan 12 Desember 2006 di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Sampel yang diambil adalah
mahasiswa PSIK-A angkatan 2004. berdasarkan kriteria inklusi dalam penelitian
ini, didapatkan 12 orang responden dengan data sebagai berikut:
Tabel 5.1.1 Data Sebaran Responden Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
No Subyek
Jenis Kelamin Usia Semester Domisili
1 Perempuan 21 5 Malang (indekost)2 Perempuan 20 5 Malang (indekost)3 Perempuan 20 5 Malang (indekost)4 Perempuan 21 5 Malang (indekost)5 Perempuan 22 5 Malang (indekost)6 Laki-laki 20 5 Malang (indekost)7 Perempuan 20 5 Malang 8 Perempuan 21 5 Malang (indekost)9 Perempuan 20 5 Malang (indekost)
10 Perempuan 21 5 Malang (indekost)11 Perempuan 20 5 Malang12 Perempuan 19 5 Malang
Sumber: Data primer yang diolah (2006)
Dari tabel yang tersebut di atas, dapat dilihat bahwa jumlah responden
dengan jenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 1 orang (8,33%) dan jumlah
responden dengan jenis kelamin perempuan adalah 11 orang (91,67%), dengan
rata-rata usia 20 tahun. Kebanyakan dari mereka (75%) merupakan mahasiswa
yang indekost, sedangkan lainnya (25%) merupakan mahasiswa yang
merupakan penduduk Malang. Seluruh responden (100%) merupakan
mahasiswa semester 5.
5.1.1 Hasil Pengukuran Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A
Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
Sebelum Diberi Musik Alternative Rock
Sebelum diberikan musik alternative rock, dilakukan pengukuran tingkat
kecemasan terhadap masing-masing responden dengan menggunakan
pedoman wawancara dan observasi HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).
Hasil yang didapat adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1.1.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum Diberi Musik Alternative Rock
No. Tingkat Kecemasan Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Tidak ada kecemasan 0 0%
2. Cemas ringan 6 50%
3. Cemas sedang 5 41,67%
4. Cemas berat 1 8,33%
5. Panik 0 0%
Total 12 100%
Sumber: Data primer yang diolah (2006)
Dari tabel 5.1.1.1 dapat diketahui bahwa sebelum diberi musik alternative
rock, tak satupun (0%) yang tidak mengalami kecemasan, separuh bagian
responden (50%) mengalami cemas ringan, hampir separuh bagian (41,67%)
mengalami cemas sedang dan sebagian kecil (8,33%) mengalami cemas berat,
dan tak satupun (0%) yang mengalami panik.
5.1.2 Hasil Pengukuran Tingkat kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A
Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
Sesudah Diberi Musik Alternative Rock
Sesudah diberi musik alternative rock, dilakukan kembali pengukuran
tingkat kecemasan terhadap masing-masing responden dengan menggunakan
pedoman wawancara dan observasi HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).
Hasil yang didapat adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1.2.1 Distribusi frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sesudah Diberi Musik Alternative Rock
No. Tingkat
Kecemasan
Frekuensi
1 (f’)
Frekuensi
2 (f’’)
Frekuensi
3 (f’’’)
Frekuensi
Rata-Rata
Presentase
(%)
1. Tidak Ada
Kecemasan
3 7 11 7 58,33%
2. Cemas
Ringan
9 5 1 5 41,67%
3. Cemas
Sedang
0 0 0 0 0%
4. Cemas berat 0 0 0 0 0%
5. Panik 0 0 0 0 0%
Total 12 12 12 12 100%
Sumber: Data primer yang diolah (2006)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat kecemasan responden
setelah diberi musik alternative rock adalah sebagian besar (58,33%) tidak
mengalami kecemasan, dan hampir separuh bagian (41,67%) mengalami cemas
ringan, dan tak satupun (0%) dari responden yang mengalami cemas sedang,
berat maupun panik.
5.1.3 Perubahan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan
2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum dan
Sesudah Diberi Musik Alternative Rock
Tabel 5.1.3.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum dan Sesudah Diberi Musik Alternative Rock
No. Perubahan tingkat kecemasan Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Menurun 12 100%
2. Tetap 0 0
Jumlah 12 100%
Sumber: Data primer yang diolah (2006)
Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat diketahui bahwa seluruh
responden (100%) mengalami perubahan penurunan tingkat kecemasan, dan
tidak ada (0%) yang tidak mengalami perubahan tingkat kecemasan.
5.2 Analisa Data
5.2.1 Pengaruh Pemberian Musik Alternative Rock terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
Untuk mengetahui pengaruh musik alternative rock dalam menurunkan
tingkat kecemasan pada mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, digunakan uji Wilcoxon Matched
Paired Test.
Berdasarkan uji Wilcoxon pada lampiran hasil analisa, maka hasil
pengujian dapat disajikan dalam bentuk tabel sederhana sebagai berikut:
Tabel 5.2.1.1 Hasil uji Wilcoxon
Variabel Z hitung Signifikansi
(P-Value)
Keputusan
Pre Test dan Rata-rata Test -3,169 0,002 Berbeda nyata
Sumber: data primer yang diolah (2006)
Keterangan: Z tabel untuk tingkat kepercayaan 95% = ±1,96
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon pada tabel diatas, untuk perbedaan
tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A antara sebelum dan sesudah diberi musik
alternatif rock, ternyata menunjukkan nilai signifikansi untuk hasil pengujian
mengenai tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A antara sebelum dan sesudah
diberi musik alternatif rock masing-masing sebesar “Pretest dengan rata-rata
Posttest” (p=0.046), Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat
kecemasan mahasiswa PSIK-A antara sebelum dan sesudah diberi musik
alternatif rock terdapat perbedaan yang signifikan.
Tabel tersebut juga menunjukkan nilai Z hitung (-3,169) lebih besar dari Z
tabel (±1,96). Dan harga negatif tidak diperhitungkan, karena hal tersebut hanya
menunjukkan arah. Selain itu, karena nilai signifikansi menunjukkan nilai yang
lebih kecil dari alpha 0,05 (=5%), sehingga Ho ditolak dan dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh musik alternative rock terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang.
5.3 Grafik Linearitas
Linearitas adalah keadaan di mana hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen bersifat linier (garis lurus) dalam range variabel
independen tertentu. Namun perlu diingat bahwa uji linieritas ini tidak dapat
menunjukkan signifikansi terhadap adanya pengaruh atau hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen.
Linieritas bisa diuji dengan menggunakan scatter plot (diagram pencar)
seperti yang digunakan untuk deteksi data outlier, dengan memberikan
tambahan garis regresi. Oleh karena scatter plot hanya menampilkan hubungan
dua variabel saja, maka jika terdapat lebih dari dua data, pengujian akan
dilakukan dengan berpasangan tiap dua data.
Gambar 5.3.1 Grafik linearitas
Keterangan: Terlihat garis regresi pada grafik di atas yang mengarah ke kanan
bawah. Hal ini membuktikan adanya linieritas pada hubungan dua
variabel tersebut. Dengan kata lain semakin diberikan test (test 1
sampai test3), maka tingkat kecemasan akan cenderung semakin
menurun secara signifikan, dengan besarnya pengaruh pemberian
musik rock tersebut terhadap penurunan tingkat kecemasan
sebesar 48%. Sedangkan 52% lainnya ditentukan oleh faktor lain.
Mean Pre Test
20,75
Mean Post Test
11,77750
5
10
15
20
25
Ska
la T
ing
kat
Kec
emas
an d
eng
an H
AR
S
Gambar 5.3.2 Diagram perbedaan Mean Pre Test dan Mean Post Test
Keterangan: Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat
kecemasan pada pre test adalah 20,75 sedangkan rata-rata tingkat
kecemasan pada post test adalah 11,7775. Hal ini membuktikan
bahwa setelah diberi perlakuan, tingkat kecemasan responden
menurun sebesar 8,9725.
BAB VI
PEMBAHASAN
Dari penelitian yang telah dilakukan dengan 12 orang responden
mahasiswa PSIK-A angkatan 2004, dapat diketahui bahwa terdapat penurunan
tingkat kecemasan sesudah pemberian musik. Dalam pemberian musik ini, musik
yang dipilih adalah musik alternative rock dengan tempo 70–125 yang diambil
dari lagu-lagu grup band Creed. Hal ini dilakukan karena sebagian besar
mahasiswa mengenal musik alternative rock yang dibawakan oleh grup band
Creed. Sehingga diharapkan melalui pendekatan inilah, musik tersebut bisa lebih
berpengaruh terhadap tingkat kecemasan.
6.1 Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum Diberi Musik
Alternative Rock
Sebelum diberi musik alternative rock, diperoleh data yang menunjukkan
bahwa separuh bagian responden (50%) mengalami cemas ringan, hampir
separuh bagian (41,67%) mengalami cemas sedang dan sebagian kecil (8,33%)
mengalami cemas berat.
Kecemasan yang dialami responden berhubungan dengan stress
psikologis yang diakibatkan karena banyaknya beban perkuliahan yang harus
dilalui dan timbulnya peran baru dalam organisasi mahasiswa. Selain itu,
pengalaman mereka saat di semester-semester sebelumnya juga menimbulkan
kecemasan.
Tingkat kecemasan pada setiap responden tidak sama. Hal itu
disebabkan karena banyaknya factor yang ikut mempengaruhi tingkat
kecemasan pada tiap individu, antara lain kondisi individu itu sendiri, kepribadian
masing-masing individu, dukungan social, dan strategi koping yang dilakukan
(Kaplan dan Saddock, 1997).
6.2 Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sesudah Diberi Musik
Alternative Rock
Setelah diberi musik alternative rock, diperoleh data bahwa sebagian
besar responden (58,33%) tidak mengalami kecemasan, dan hampir separuh
bagian (41,67%) mengalami cemas ringan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
penurunan tingkat kecemasan pada responden sesudah pemberian musik
alternative rock.
Penurunan kecemasan yang terjadi pada responden ini sesuai pada teori
yang dinyatakan oleh AMTA yaitu musik dapat memulihkan kesehatan,
memperbaiki kondisi emosional, fisik, psikologis dan kesehatan spiritual serta
mencapai kondisi yang sehat (AMTA, 2004). Musik yang diterima oleh organ
pendengaran akan secara langsung mempengaruhi system limbic (Hardywinoto,
2002). Dalam system limbic ini, musik akan memberikan rangsangan pada area
pusat ganjaran, yang apabila perangsangan terjadi pada area ini, maka akan
timbul suatu ketenangan (Guyton dan Hall, 1997)
6.3 Perubahan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum dan
Sesudah Diberi Musik Alternative Rock
Dari hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 5.1.3.1 didapatkan data
bahwa seluruh responden (100%) mengalami perubahan penurunan tingkat
kecemasan, dan tidak ada satupun (0%) yang tidak mengalami perubahan
tingkat kecemasan.
Adanya penurunan tingkat kecemasan pada seluruh responden (100%)
sesuai dengan teori De Laune dan Ladner yang mengemukakan bahwa stimulasi
musik dapat mengurangi stress, persepsi nyeri, cemas dan perasaan terisolasi
(De Laune & Ladner, 1998). Musik yang masuk melalui system auditori dapat
mempengaruhi system limbic otak yang mengatur emosi, tingkah laku, dorongan,
dan motivasi (Guyton dan Hall, 1997).
Namun pada grafik linearitas, besarnya pengaruh pemberian musik
alternative rock tersebut terhadap penurunan tingkat kecemasan sebesar 48%.
Sedangkan 52% lainnya ditentukan oleh faktor lain. Peneliti menganalisa, hal ini
dapat diduga karena:
1. Responden tidak terlalu menyukai musik alternative rock.
2. Responden memiliki strategi koping tersendiri untuk menurunkan
tingkat kecemasan.
3. Minat terhadap musik alternative rock terbentur pada budaya dan adat
yang dimiliki para responden.
4. Musik alternative rock yang ada di Indonesia kurang diminati karena
pendapat masyarakat terhadap musik alternative rock cenderung
negatif.
Selain itu, berdasarkan analisa data uji Wilcoxon Matched Pairs test
dengan bantuan SPSS 12 for Windows, diperoleh hasil Z hitung sebesar -3,169.
Di mana Z hitung ini lebih besar dari Z tabel (±1,96). Hal ini diinterpretasikan
sebagai penolakan terhadap Ho, dan penerimaan terhadap H1 yaitu ada
pengaruh musik alternative rock terhadap penurunan tingkat kecemasan pada
mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Malang.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa musik alternative rock dapat
digunakan sebagai suatu alternatif untuk menurunkan tingkat kecemasan pada
mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Malang.
6.4 Keterbatasan Penelitian
1. Peneliti mengabaikan faktor-faktor perancu. Sehingga hasil penelitian
yang didapatkan berupa penurunan tingkat kecemasan kemungkinan
tidak hanya disebabkan oleh musik alternative rock saja. Tetapi, juga
karena adanya faktor-faktor lain seperti; suku, latar belakang budaya,
dan jenis musik yang disukai oleh responden. Selain itu, penentuan
waktu untuk mengukur efek musik terhadap penurunan tingkat
kecemasan juga mempengaruhi hasil dari penelitian ini.
2. Peneliti tidak menggunakan kelompok kontrol di samping kelompok
perlakuan. Sehingga hasil penelitian yang menunjukkan adanya
perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pemberian
musik alternative rock tidak dapat dipastikan apakah perbedaan itu
memang disebabkan oleh musik alternative rock atau faktor yang lain.
3. Untuk mengetahui pengaruh musik alternative rock terhadap
penurunan tingkat kecemasan pada mahasiswa PSIK-A angkatan
2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang dilakukan
dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon Matched Paired Test
karena skala kecemasan sebagai alat ukurnya bersifat ordinal. Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai kelemahan
yaitu, hasil pengujiannya tidak setajam hasil pengujian statistik
parametrik.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan hasil analisa data yang diperoleh,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Musik alternative rock berpengaruh terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
2. Sebelum pemberian musik alternative rock, didapatkan hasil separuh
bagian responden mengalami cemas ringan, hampir separuh bagian
mengalami cemas sedang dan sebagian kecil mengalami cemas
berat.
3. Sesudah pemberian musik alternative rock, didapatkan hasil sebagian
besar tidak mengalami kecemasan dan hampir separuh bagian
mengalami cemas ringan.
4. Seluruh responden mengalami penurunan tingkat kecemasan setelah
pemberian musik alternative rock.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Agar menggunakan musik alternative rock dalam menurunkan tingkat
kecemasan terhadap pasien yang menyukai musik alternative rock,
dengan cara memperdengarkan musik alternative rock selama 5-10 menit
setiap hari dengan tempo 70-125 dan frekuensi 44100Hz.
7.2.2 Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Jiwa
Agar memperkenalkan mengenai pengaruh serta manfaat musik untuk
menurunkan tingkat kecemasan.
7.2.3 Bagi Peneliti Lain
1. Agar terus mengembangkan penelitian tentang manfaat musik
alternative rock tidak hanya terhadap tingkat kecemasan, melainkan
terhadap seluruh aspek psikologis dari manusia.
2. Agar dalam usaha pengembangan penelitian ini, hendaknya
mengendalikan faktor-faktor perancu seperti, budaya dan adat serta
kebiasaan yang mungkin mempengaruhi tingkat kecemasan.
3. Agar menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dalam
desain eksperimental.
4. Agar menggunakan penelitian ini sebagai bahan acuan penelitian
mengenai pengaruh musik yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al Kindhy AFA. 1997. Musik Dari Sudut Pandang Kosmologis Islam, (Online),(http://www.mkalm.com/capita/musik.htm, diakses 5 Mei 2004)
All Music Guide, Alternative/Indie Rock, (Online),(http://allmusic.com/cg/amg.dll?p=amg&uid=UIDMISS70406242205232877&sql=C4464, diakses 17 Juni 2004)
AMTA. 2002. Sound Therapy, (Online),(http://www.raintosun.com/therapy/sound_therapy.htm, diakses 5 Mei 2004)
Anthony S. 2003. Manfaat Musik, (Online),(http://artikel.webgaul.com/Musik/manfaatmusik.html, diakses 17 Juni 2004)
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Carpenito, LJ. 1998. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Editor Yasmin Asih. Jakarta: EGC.
Creed, (Online),(http://www.creed.com, diakses 17 Juni 2006)
De Laune dan Ladner. 1997. Fundamentals of Nursing Standards and Practice. Jilid II. USA: Delmar Publishers.
Guyton dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 26. Jakarta: EGC.
Hardywinoto. 2002. Anak Unggul Berotak Prima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kaplan dan Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Edisi 7. Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.
Kozier B. 1991. Fundamental of Nursing. Concepts, Process and Practice. Vol 2. USA: Wesley
Miller J.M dan Rasar L.A. 1999. Therapeutic Application of Rock ‘n Roll, (Online), (http://www.uwec.edu/rasarla/research/musicrep/rocknrol/index.htm, diakses 5 Mei 2004)
Music Therapy. Music Therapy, (Online),(http://www.musictherapy.org, diakses 17 Juni 2004)
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika.
Pearce EC. 1997. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pudjiraharjo, dkk. 1992. Metode Penelitian Dan Statistik Terapan. Editor Poerwadi dkk. Surabaya: Airlangga University Press.
Salampessy, W. 2004. Terapi dengan Musik. Batam: Interaksara.
Santoso,S. 2003. Buku Statistik Non Parametrik. Jakarta:Penerbit PT Elex Media Komputindo
Scott Stapp, (Online),(http://www.scottstapp.com, diakses 17 Juni 2006)
Scott Stapp Foundation, (Online),(http://www.scottstappfoundation.com, diakses 17 Juni 2006)
SMHAI, (Online)(http://suicideandmentalhealthassociationinternational.org/anxietytest.html, diakses 12 Juli 2006)
Solimun. 1998. Pengenalan Statistika Dan Program Komputer Untuk Analisis Data. Pendidikan Dan Latihan Metode Penelitian Tingkat Dasar Bagi Dosen Muda. Surabaya:Universitas Soetomo Surabaya
Sony BMG Indonesia, (Online)(http://www.sonybmg.co.id, diakses 24 Mei 2005)
Stuart, Gail Wiscarz dan Sandra J Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Suliswati, et al. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Wikipedia, (Online)(http://id.wikipedia.org/wiki/rock, diakses 5 Mei 2004)
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Bayu Widodo Medi Setiawan
NIM : 0110720007
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai pikiran atau tulisan saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Tugas Akhir ini hasil
jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi dari perbuatan tersebut.
Malang, 22 Januari 2007
Yang Membuat Pernyataan
Bayu Widodo Medi Setiawan
NIM : 010720007
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN SEBAGAI SUBYEK PENELITIAN
Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi subyek penelitian dengan
judul: “Pengaruh Musik Alternative Rock Terhadap Tingkat Kecemasan
Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Malang.”
No. Subyek :__________
1. Saya telah membaca lembar informasi penelitian ini dan telah menerima
latar belakang, tuuan, jangka waktu beserta resik penelitian serta peran
saya dalam penelitian ini.
2. Saya telah mengambil waktu untuk memikirkan keikutsertaan saya.
Pertanyaan saya telah dijawab dengan meuaskan dan saya telah menerima
satu lembar informasi.
3. Saya mengerti bahwa keikutsertaan saya bersifat sukarela, atas pilihan
saya sendiri dan saya dapat menolah atau mengundurkan diri dari penelitian
ini setiap saat dan tidak akan mempengaruhi kesehatan saya.
4. Saya memahami bila ada informasi lain yang dapat mempengaruhi
keikutsertaan saya dalam penelitian ini akan segera disapaikan kepada
saya.
Malang,
Peneliti Yang membuat pernyataan,
Bayu Widodo Medi Setiawan
NIM : 0110720007
Lembar Permintaan Menjadi Responden
Kepada Yth:
Saudara/Saudari calon responden
Di tempat
Dalam rangka pelaksanaan tugas akhir yang merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan di PSIK FKUB Malang, saya selaku
mahasiswa bermaksud untuk melakukan kajian tentang Pengaruh Musik
Alternative Rock Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Mahasiswa PSIK-A
Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Adapun
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik alternative
rock terhadap penurunan tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004
FKUB Malang.
Untuk keperluan tersebut, saya mohon kesediaan Saudara/Saudari dapat
membantu memberikan informasi melalui lembar wawancara yang telah saya
sediakan berkaitan dengan tugas di atas.
Demikian permohonan saya, atas bantuan dan pertisipasinya saya
ucapkan terima kasih.
Malang,………………. 2006
Peneliti
Bayu Widodo Medi Setiawan
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ______________________________________
Umur : _____th
NIM : ______________________________________
Setelah mendapatkan penjelasan serta mengetahui manfaat dan resiko
penelitian yang berjudul “Pengaruh Musik Alternative Rock Terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang”, maka dengan sukarela saya menyetujui
diikutsertakan dalam penelitian dengan catatan bila sewaktu-waktu merasa
dirugikan dalam bentuk apapun berhak untuk membatalkan persetujuan ini.
Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.
Sesuai dengan kode etik penelitian, kami menjamin kerahasiaan identitas
responden. Demikian harap maklum, dan atas kesediaannya kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
Malang, ...................2006
Peneliti
Bayu Widodo Medi Setiawan
Responden
(............................)
Screening Test KecemasanScreening Test Kecemasan
Apakah menurut anda sangat sulit untuk tidak khawatir? Ya Tidak
Apakah anda khawatir akan hal-hal, seperti keluarga, pekerjaan atau perkuliahan, lebih sering daripada tidak memikirkannya? Ya Tidak
Apakah sulit bagi anda untuk tidur pulas saat segala pikiran ada di dalam kepala anda? Ya Tidak
Seringkah anda merasa gelisah? Atau merasa gelisah meskipun tidak ada apapun di sekitar anda yang dapat menyebabkan anda merasa khawatir? Ya Tidak
Sulitkah bagi anda untuk berkonsentrasi pada tugas khusus atau seringkah anda mengalami pikiran anda berputar-putar atau menjadi ”kosong”? Ya Tidak
Seringkah anda merasa mudah marah atau tegang meskipun tidak ada yang akan terjadi yang nantinya membenarkan perasaan anda? Ya Tidak
Apakah teman maupun anggota keluarga anda memberitahukan bahwa anda terlalu khawatir terhadap hal-hal kecil, terlalu tergantung, atau butuh sedikit tenang? Ya Tidak
Apakah anda sering mengalami otot anda menjadi tegang atau merasakan ketegangan pada otot leher bawah, punggung, mata anda? Ya Tidak
Apakah bagi anda sangat sulit untuk duduk diam tanpa melamun, memain-mainkan sesuatu, atau melakukan gerakan lain berulang-ulang? Ya Tidak
Pernahkah anda mengalami ketika anda merasakan gejala seperti telapak tangan berkeringat, jantung berdebar, atau bernafas dangkal? Ya Tidak
Catatan:..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Hamilton Anxiety Rating ScalePenilaian:
0 Tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)1 Ringan (satu gejala dari pilihan yang ada)2 Sedang (separuh dari gejala yang ada)3 Berat (lebih dari separuh gejala yang ada)4 Sangat berat (semua gejala yang ada)
Skor Sebelum Diberi Terapi
Musik
Skor Setelah Diberi Terapi Musik
I II III1. Perasaan cemas (ansietas)
Firasat burukTakut akan pikiran sendiri
Mudah tersinggung2. KeteganganMerasa tegang
LesuMudah terkejut
Tidak dapat istirahat dengan nyenyakMudah menangis
GemetarGelisah
3. KetakutanPada gelap
Pada orang asingDitinggal sendiri
Pada binatang besarPada keramaian lalu lintas
Pada kerumunan banyak orang4. Gangguan tidurSukar memulai tidur
Terbangun malam hariTidak pulasMimpi buruk
Mimpi yang menakutkan5. Gangguan kecerdasan
Daya ingat burukSulit berkonsentrasi
Sering bingung6. Perasaan depresi (murung)
Kehilangan minatSedih
Bangun dini hariBerkurang kesukaan pada hobi
Perasaan berubah - ubah sepanjang hari7. Gejala somatik / fisik (otot-otot)
Nyeri ototKaku
Kedutan ototGigi gemeretakSuara tak stabil
8. Gejala sensorik
Telinga berdengungPenglihatan kabur
Muka merah dan pucatMerasa lemah
Perasaan ditusuk-tusuk9. Gejala kardiovaskuler
Denyut nadi cepatBerdebar-debar
Nyeri dadaRasa lemah seperti mau pingsan
Detak jantung hilang sekejab10. Gejala respiratori (pernapasan)
Rasa tertekan di dadaPerasaan tercekik
Merasa napas pendek/sesakSering menarik napas panjang
11. Gejala gastrointestinal (pencernaan)Sulit menelanMual muntah
Berat badan menurunKonstipasi/sulit BAB
Perut melilitNyeri lambung sebelum/sesudah makan
Rasa panas di perutPerut terasa penuh/kembung
12. Gejala urogenitalSering kencing
Tidak dapat menahan kencingAir kencing sedikit
Amenorrhea/menstruasi tidak teratur13. Gejala autonom
Mulut keringMudah berkeringatPusing/sakit kepalaBulu roma berdiri
14. Tingkah laku (sikap) pada wawancara
GelisahTidak tenang
Mengerutkan dahiMuka tegang
Tonus/ketegangan otot meningkatNapas pendek dan cepat
Muka merahTOTAL SKOR
TINGKAT KECEMASANTermasuk Dalam Tingkat Kecemasan:
< 14 Tidak ada kecemasan 014 – 20 Cemas ringan 121 – 27 Cemas sedang 228 – 41 Cemas berat 3
> 41 Panik 4Hasil Penilaian Status Kecemasan
No. Responden
Pre test Test 1 Test 2 Test 3
1 21 13 9 82 22 17 17 163 14 11 9 44 16 14 13 105 14 14 14 126 20 15 14 127 36 14 12 118 24 16 4 09 14 11 8 5
10 24 16 14 1211 19 14 13 1212 25 17 14 9
OUTPUT HASIL ANALISA DATA
1. Uji Normalitas DataNPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
12 12 12 12
20.7500 14.3333 11.7500 9.2500
6.2975 2.0151 3.5707 4.3927
.167 .184 .220 .182
.167 .149 .181 .182
-.142 -.184 -.220 -.155
.577 .638 .763 .632
.893 .810 .606 .820
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Pre Test Test 1 Test 2 Test 3
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
2. Uji WilcoxonNPar TestsWilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
8a 4.50 36.00
0b .00 .00
4c
12
4d 2.50 10.00
0e .00 .00
8f
12
4g 2.50 10.00
0h .00 .00
8i
12
12j 6.50 78.00
0k .00 .00
0l
12
Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
Test 1 - Pre Test
Test 2 - Test 1
Test 3 - Test 2
Post test (rata-rata)- Pre Test
N Mean Rank Sum of Ranks
Test 1 < Pre Testa.
Test 1 > Pre Testb.
Pre Test = Test 1c.
Test 2 < Test 1d.
Test 2 > Test 1e.
Test 1 = Test 2f.
Test 3 < Test 2g.
Test 3 > Test 2h.
Test 2 = Test 3i.
Post test (rata-rata) < Pre Testj.
Post test (rata-rata) > Pre Testk.
Pre Test = Post test (rata-rata)l.
Test Statisticsb
-2.640a -2.000a -2.000a -3.169a
.008 .046 .046 .002
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Test 1 -Pre Test Test 2 - Test 1 Test 3 - Test 2
Post test(rata-rata) -
Pre Test
Based on positive ranks.a.
Wilcoxon Signed Ranks Testb.
3. Statistika Deskriptif
Pre Test
6 50.0 50.0 50.0
5 41.7 41.7 91.7
1 8.3 8.3 100.0
12 100.0 100.0
Cemas Ringan
Cemas Sedang
Cemas Berat
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Test 1
3 25.0 25.0 25.0
9 75.0 75.0 100.0
12 100.0 100.0
Tidak ada kecemasan
Cemas Ringan
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Test 2
7 58.3 58.3 58.3
5 41.7 41.7 100.0
12 100.0 100.0
Tidak ada kecemasan
Cemas Ringan
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Test 3
11 91.7 91.7 91.7
1 8.3 8.3 100.0
12 100.0 100.0
Tidak ada kecemasan
Cemas Ringan
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Post test (rata-rata)
10 83.3 83.3 83.3
2 16.7 16.7 100.0
12 100.0 100.0
Tidak ada kecemasan
Cemas Ringan
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
4. Interactive Graph