terapi musik

88
PENGARUH MUSIK ALTERNATIVE ROCK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA PSIK-A ANGKATAN 2004 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Keperawatan Oleh: BAYU WIDODO MEDI SETIAWAN NIM. 0110720007 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: awan-bayu-yuya

Post on 20-Jun-2015

2.416 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Mo share TA-q nich...kalo ada yg minat nerusin....

TRANSCRIPT

Page 1: Terapi Musik

PENGARUH MUSIK ALTERNATIVE ROCK TERHADAP PENURUNAN

TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA PSIK-A ANGKATAN 2004

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Keperawatan

Oleh:

BAYU WIDODO MEDI SETIAWAN

NIM. 0110720007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2007

Page 2: Terapi Musik

HALAMAN PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

PENGARUH MUSIK ALTERNATIVE ROCK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA PSIK-A ANGKATAN 2004 FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Oleh:Bayu Widodo Medi Setiawan

NIM: 0110720007

Telah diuji padaHari : RabuTanggal : 17 Januari 2006dan dinyatakan lulus oleh:

Penguji I

Titin Andri W, SKp, M.KesNIP 132 304 628

Penguji II

dr. Soemardini, MPdNIP 130 704 047

Penguji III

Yati Sri Hayati, SKpNIP 132 300 041

Page 3: Terapi Musik

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT atas petunjuk dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Musik

Alternative Rock Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Mahasiswa PSIK-A

Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang”.

Ketertarikan penulis pada topik ini didasari pada fakta bahwa di Indonesia

belum menggunakan musik alternative rock dalam terapi musik. Penulis juga

berharap dengan pemberian musik alternative rock dapat menurunkan tingkat

kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya Malang.

Pada penulisan Tugas Akhir ini, tak lupa pula penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Harijanto MSPH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya Malang.

2. dr. Roekani Hadisepoetro SpKJ selaku Ketua Jurusan Program

Studi Ilmu Keperawatan.

3. dr. Sri Andarini, M.Kes selaku pembimbing akademik.

4. dr. Soemardini, MPd selaku pembimbing I.

5. Ibu Yati Sri Hayati, SKp selaku pembimbiing II.

6. Ns. Heni Dwi Windawati, S.Kep yang telah membantu dan memberi

nasehat guna penyempurnaan Tugas Akhir ini.

7. Nana Kurniati, S.Pd sebagai istri, sahabat, teman dan pembangun

semangatku yang selama ini telah mendampingiku.

8. Bapak dan Ibu serta kakakku yang telah memberikan dukungan dan

doa demi kelancaran Tugas Akhir ini.

9. Dra. Rose Amelia Anwar dan Drs. Chusnul Fathoni yang telah

memberikan pengertian dan melihatku secara utuh.

10. Bopi, Faiz, Mas David, Pak Wasis yang telah mengeluarkanku dari

keegoisan dan suramnya hidup.

Page 4: Terapi Musik

11. Teman-teman PSIK A 2002 terutama para Landax yang mau

menerimaku sebagai teman, dan mendukungku untuk tetap

semangat di dalam mengikuti perkuliahan.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis membuka diri untuk segala kritik dan saran yang membangun.

Akhirnya semoga Tugas Akhir ini dapat menambah wawasan di dalam

pengembangan bidang kesehatan.

Malang, Januari 2007

Penulis

Page 5: Terapi Musik

ABSTRAK

Setiawan, Bayu W.M. 2006. Pengaruh Musik Alternative Rock Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Tugas Akhir, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing (1) dr. Soemardini, MPd (2) Yati Sri Hayati, SKp

Kecemasan adalah suatu perasaan gelisah yang dialami oleh seorang individu terhadap objek yang tidak jelas adanya. Dampak dari kecemasan yaitu akan mengalami kesulitan untuk berpijak pada suatu keadaan untuk kurun waktu yang lama, serta lambat laun akan menimbulkan depresi. Hal ini terutama terjadi pada mahasiswa yang cemas menghadapi perkuliahan yang sedang dijalani. Salah satu faktor yang dapat menurunkan tingkat kecemasan adalah dengan mendengarkan musik. Dalam hal ini musik yang digunakan adalah musik alternative rock yang lebih dikenal oleh mahasiswa pada umumnya. Adapun tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musik alternative rock terhadap penurunan tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental. Dengan desain penelitian Pre Test-Post Test Design serta dilakukan 3 pengulangan dalam pengukuran post test. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar wawancara dan observasi HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Dan untuk mengetahui pengaruh musik alternative rock terhadap penurunan tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, dilakukan dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon Matched Paired Test.

Dari hasil penelitian didapatkan 12 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi. Dan dari hasil analisa data dengan uji statistik Wilcoxon Matched Paired Test, menunjukkan nilai Z hitung (-3,169) > Z tabel (±1,96). Dengan nilai signifikansi sebesar 0.002 < alpha 0,05 (=5%) maka Ho ditolak. Dan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh musik alternative rock terhadap penurunan tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

Besarnya pengaruh pemberian musik alternative rock tersebut terhadap penurunan tingkat kecemasan sebesar 48%. Sedangkan 52% lainnya ditentukan oleh faktor lain. Selain itu, penelitian ini mengabaikan faktor-faktor perancu seperti suku, budaya, dan jenis musik yang disukai.

Kata kunci: tingkat kecemasan, mahasiswa PSIK-A angkatan 2004, musik alternative rock

Page 6: Terapi Musik

ABSTRACT

Setiawan, Bayu W.M. 2006. The Effect of Alternative Rock Music to The Reduction Of The Anxiety Level On PSIK-A Students Generation 2004 Medical Faculty Of Brawijaya University Malang. Final Assignment, Nursing Study Program of Medical Faculty of Brawijaya University. Advisor (1) dr. Soemardini, MPd (2) Yati Sri Hayati, SKp

Anxiety is a worry feeling that experienced by someone to the uncommon object. The effect of anxiety is making difficult to step on some condition in long time, and slowly depression. This specially happened to students that anxiety according to the college. One of the factor that can reduce anxiety is listening to the music. In this case, music that used is alternative rock which is known well by generally students. The objects of this research is to know the effect of alternative rock music to the reduction of the anxiety level on PSIK-A students generation 2004 Medical Faculty of Brawijaya University.

This is pre-experimental research. With Pre Test-Post Test Design and repeated 3 times for measuring the post test. Sampling technique in this research is Purposive Sampling Technique. The instruments in this research is using interview form and HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) observation. And to know the effect of alternative rock music to the reduction of the anxiety level on PSIK-A students generation 2004 Medical Faculty of Brawijaya University is done by Wilcoxon Matched Paired Test.

There are 12 respondents which are matched to the inclusion criteria. And from the result of analyzing data with Wilcoxon Matched Paired Test, show the value of Z count (-3,169) > Z table (±1,96). With significancy value 0.002 < alpha 0,05 (=5%) so that Ho refused. The conclusion of this research is that alternative rock has effect to the reduction of the anxiety level on PSIK-A students generation 2004 Medical Faculty of Brawijaya University Malang.

The effects value of alternative rock music to the reduction of the anxiety level is 48%. While 52% determined by other factors. Otherwise, this research ignore confusing factors like ethnic, culture and type of music which is liked.

Keyword: anxiety level, PSIK-A students generation 2004, alternative rock

Page 7: Terapi Musik

DAFTAR ISI

HalamanJudul……………………………………………………………………………. iHalaman Pengesahan………………………………………………………… iiKata Pengantar………………………………………………………………… iiiAbstrak…………………………………………………………………………. vAbstract………………………………………………………………………… viDaftar Isi…….………….………………………………………………………. viiDaftar Gambar……….………………………………………………………… xDaftar Tabel…………………..………………………………………………… xi

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah……..…………………………………………… 11.2 Rumusan Masalah………….….…………………………………………. 21.3 Tujuan……………………………….……………………………………… 2

1.3.1 Tujuan Umum…………..………………………………………… 21.3.2 Tujuan Khusus ……..…………………………………………….. 3

1.4 Manfaat………………………………………..……………………………. 31.4.1 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan……….…………………….. 31.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Jiwa………….………….. 31.4.3 Bagi Masyarakat…..……………………………………………… 31.4.4 Bagi Peneliti Lain….…………………….……………………….. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Kecemasan………..……………………….…………………….. 4

2.1.1 Definisi…….………………………………………………………. 42.1.2 Tingkat Kecemasan………………………………….…..……….. 42.1.3 Teori Kecemasan…..…………………………………………….. 52.1.4 Respon Kecemasan……….…………………………………….. 62.1.5 Stressor Kecemasan…………………………………………….. 82.1.6 Mekanisme Koping……………………………………………….. 9

2.2 Musik Terapi………..……………………………………………………… 92.2.1 Sejarah……..….………………………………………………….. 92.2.2 Definisi…….………………………………………………………. 10

2.3 Musik: Alternative Rock…....…………………………………………….. 102.3.1 Konsep Musik Alternative Rock…..…………………………….. 102.3.2 Fungsi Musik Alternative Rock…....……………………………… 11

2.4 Tehnik Musik Terapi…………………………………………………………122.5 Mekanisme Penurunan Tingkat Kecemasan Melalui Musik Alternative

Rock……….…………………………………………………………………. 13

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS3.1 Kerangka Konsep…….…………………………………………………… 153.2 Hipotesis…..……………………………………………………………….. 16

BAB IV METODE PENELITIAN4.1 Rancangan Penelitian……..……….…………………………………….. 174.2 Populasi dan Sampel Penelitian…..…………………………………….. 17

Page 8: Terapi Musik

4.2.1 Populasi…….……………………………………………………… 174.2.2 Sampel…….………………………………………………………. 184.2.2.1 Besar Sampel……..…..………………………………………….. 184.2.2.2 Teknik Pengambilan Sampel……….…………………………… 184.2.3 Kriteria Inklusi………..……………………………………………. 194.2.4 Kriteria Eksklusi……..……………………………………………. 19

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………………….. 194.4 Instrumen Penelitian (Alat dan Bahan)…………….…………………… 194.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional…….…………………….. 204.6 Cara Kerja dan Pengumpulan Data……….……………………………. 20

4.6.1 Cara Kerja.………………………………………………………… 204.6.2 Skema Alur Kerja….……………………………………………… 214.6.3 Pengumpulan Data……………………………………………….. 21

4.7 Analisa Data………..……………………………………………………… 224.7.1 Tingkat Kecemasan………………………………………………. 224.7.2 Pengaruh Musik Alternative Rock Terhadap Penurunan

Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa PSIK A FKUB Malang Angkatan 2004…….……………………………………… 22

4.8 Etika Penelitian…….……………………………………………………… 23

BAB V HASIL PENELITIAN5.1 Hasil Penelitian ………………………………………………………… 24

5.1.1 Hasil Pengukuran Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum Diberi Musik Alternative Rock … 24

5.1.2 Hasil Pengukuran Tingkat kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sesudah Diberi Musik Alternative Rock … 25

5.1.3 Perubahan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum dan Sesudah Diberi Musik Alternative Rock ………………………………………………… 26

5.2 Analisa Data ………………………………………………………… 265.2.1 Pengaruh Pemberian Musik Alternative Rock terhadap

Penurunan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang……………………………………………………………… 27

5.3 Grafik Linearitas…………………………………………………………… 28

BAB VI PEMBAHASAN6.1 Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum Diberi Musik Alternative Rock………………………………………….. 30

6.2 Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sesudah Diberi Musik Alternative Rock………………………………………….. 31

6.3 Perubahan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum dan Sesudah Diberi Musik Alternative Rock…….. 31

6.4 Keterbatasan Penelitian………………………………………………… 32

Page 9: Terapi Musik

BAB VII PENUTUP7.1 Kesimpulan……………………………………………………………… 347.2 Saran……………………………………………………………………. 34

7.2.1 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan………………………. 347.2.2 Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Jiwa………………… 347.2.3 Bagi Peneliti Lain……………………………………………. 35

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 36LAMPIRAN…………………………………………………………………….. 38

Page 10: Terapi Musik

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 2.1.2.1 Rentang Respon Cemas ………………………………… 5Gambar 5.3.1 Grafik linearitas……………………………………………… 28Gambar 5.3.2 Diagram perbedaan Mean Pre Test dan Mean Post Test 29

Page 11: Terapi Musik

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 2.1.4.1 Respon Fisiologis Terhadap Kecemasan………………… 6Tabel 2.1.4.2 Respon Perilaku, Kognitif, Afektif Terhadap Kecemasan .. 7Tabel 5.1.1 Data sebaran responden Mahasiswa PSIK-A

Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang……………………………………………… 24

Tabel 5.1.1.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum Diberi Musik Alternative Rock………………………………………… 25

Tabel 5.1.2.1 Distribusi frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sesudah Diberi Musik Alternative Rock………………………………………… 25

Tabel 5.1.3.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum dan Sesudah Diberi Musik Alternative Rock………………… 26

Tabel 5.2.1.1 Hasil uji Wilcoxon……………………………………………… 27

Page 12: Terapi Musik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selama ini musik cukup dikenal oleh kebanyakan masyarakat, dimulai

sejak jaman prasejarah hingga sekarang. Pada dasarnya, musik tercipta melalui

bunyi-bunyian yang terdengar oleh telinga kita sebagai suatu susunan irama

yang teratur. Dalam hal ini, semua yang ada di alam ini secara tidak langsung

berfungsi sebagai alat musik.

Musik berfungsi untuk menentramkan pikiran dari beban kemanusiaan

dan menghibur tabiat manusia. Seruling dan harfa adalah dasar dari bentuk

musik mistikal yang mengalunkan nada religius dalam bentuk irama yang tiada

habisnya, serta tidak pernah berhenti merangsang ingatan akan tindak primordial

dari tangan Ilahi. Beberapa tabib muslim menggunakan musik sebagai sarana

penyembuhan suatu penyakit, baik jasmani maupun rohani (Al Kindhy, 1997).

Beberapa riset juga menunjukkan bahwa musik terapi efektif digunakan

untuk mengoptimalkan status kesehatan seseorang baik secara fisik maupun

mental. Jenis musik yang kerapkali digunakan sebagai terapi adalah Jazz, Blues,

Classic, Pop dan Rock (Music Therapy, 1997).

American Music Therapy Association telah menunjukkan bahwa musik

Alternative Rock menjadi salah satu jenis musik yang terbukti efektif dalam

penggunaannya sebagai musik terapi (Miller & Rasar, 1999).

Penelitian di Indonesia kebanyakan menggunakan musik Classic dan

Jazz sebagai terapi (Anthony, 2003). Untuk itulah penulis mengambil jenis musik

Alternative Rock sebagai bahan penelitian.

Dalam hasil risetnya, Miller melaporkan bahwa musik Rock ini berfungsi

untuk meningkatkan kemampuan koping seseorang dalam mengendalikan emosi

dan meningkatkan semangat belajar bagi klien pelajar dan mahasiswa yang

mengalami depresi serta enggan untuk meneruskan pendidikannya. Tehnik yang

paling sering digunakan untuk mengatasi depresi dan pengendalian emosi

adalah dengan menggunakan cara analisa lirik (Miller & Rasar, 1999).

Page 13: Terapi Musik

Depresi ataupun kecemasan biasa dialami oleh mahasiswa. Padatnya

jadwal praktikum, beban kuliah yang berat serta persaingan antar mahasiswa

sendiri merupakan stressor yang memicu timbulnya kecemasan.

Dari screening test kecemasan pada mahasiswa PSIK-A angkatan 2004

diperoleh hasil bahwa 57,14% dari 42 orang mahasiswa sering sekali dijumpai

mengalami kecemasan yang diakibatkan oleh perkuliahan serta persiapan

menjelang pengerjaan proposal tugas akhir. Dampak dari kecemasan yaitu akan

mengalami kesulitan berpikir dalam kurun waktu yang lama dan lambat laun akan

menimbulkan depresi.

Berbagai macam cara digunakan oleh mahasiswa PSIK-A angkatan 2004

dalam menurunkan kecemasannya, misalnya membaca komik, berbelanja,

menonton film, jalan-jalan, rekreasi, serta melihat konser. Untuk itulah penulis

berminat melakukan penelitian mengenai pengaruh musik alternative rock

terhadap penurunan tingkat kecemasan pada mahasiswa PSIK-A angkatan 2004

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Karena cara ini relatif lebih

murah dibandingkan dengan cara yang biasa mereka lakukan, serta dapat

dilakukan berkelompok.

Dengan mendengarkan musik alternative rock ini serta menganalisa

liriknya, diharapkan konsentrasi mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya Malang akan meningkat dan kecemasannya

akan berkurang.

1.2. Rumusan Masalah

Adakah pengaruh musik alternative rock terhadap penurunan tingkat

kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh

musik alternative rock terhadap penurunan tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-

A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

Page 14: Terapi Musik

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1 Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang sebelum

mendengarkan musik alternative rock.

2 Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang sesudah

mendengarkan musik alternative rock.

3 Mengetahui penurunan tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan

2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang sebelum dan

sesudah mendengarkan musik alternative rock.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Institusi Pelayanan Kesehatan dapat menggunakan musik alternative rock

dalam menurunkan kecemasan terhadap pasien yang menyukai musik

alternative rock.

1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Jiwa

Institusi Pendidikan Kesehatan Jiwa dapat memperkenalkan mengenai

penggunaan musik alternative rock dalam menurunkan tingkat kecemasan.

1.4.3. Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat menambah pengetahuan bahwa musik alternative rock

dapat digunakan dalam menurunkan tingkat kecemasan.

1.4.4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan acuan

penelitian mengenai pengaruh musik alternative rock yang lainnya.

Page 15: Terapi Musik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Kecemasan

2.1.1. Definisi

Kecemasan adalah emosi dan pengalaman subyektif individu. Cemas

merupakan energi dan tidak dapat dilihat secara langsung. Kecemasan juga

merupakan emosi tanpa objek yang spesifik, hal ini disebabkan oleh

ketidaktahuan dan juga awal-awal pengalaman, seperti masuk sekolah,

pembedahan, melahirkan dan awal masuk kerja (Stuart & Sundeen, 1998).

Carpenito mendeskripsikan kecemasan sebagai suatu keadaan di mana individu

atau kelompok mengalami perasaan gelisah dan aktivasi sistem saraf otonom

dalam berespon terhadap ancaman tidak jelas, nonspesifik (Carpenito, 1998).

Kecemasan juga merupakan respon individu terhadap suatu keadaan

yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam

kehidupan sehari-hari dan merupakan suatu pengalaman yang subyektif dari

individu yang tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu

keadaan emosi tanpa obyek yang spesifik (Suliswati, 2005)

Dari beberapa definisi di atas, peneliti mendefinisikan kecemasan sebagai

suatu perasaan gelisah yang menjadi pengalaman subyektif yang dialami oleh

seorang individu terhadap objek yang tidak jelas adanya atau objek yang tidak

spesifik.

2.1.2. Tingkat Kecemasan

Stuart dan Sundeen membagi cemas menjadi 4 tingkatan, yaitu:

(1) Cemas ringan, berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan

menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan

persepsinya. Cemas pada tingkat ini dapat memotivasi belajar dan

menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

Page 16: Terapi Musik

(2) Cemas sedang, memungkinkan seseorang untuk memusatkan

pada hal yang penting dan mengesampingkan pada hal yang lain,

sehingga

seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan

sesuatu yang lebih terarah.

(3) Cemas berat, sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang

cenderung untuk memusatkan pada suatu yang terinci dan spesifik serta

tidak dapat berfikir tentang hal yang lain.

(4) Tingkatan panik dari cemas, berhubungan dengan terperangah,

ketakutan dan teror, rincian terpecah dari proporsinya karena mengalami

kehilangan kendali, orang yang panik tidak dapat melakukan sesuatu

walau dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian.

Dengan panik terjadi peningkatan motorik, menurunnya kemampuan

untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan

kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan

dengan kehidupan dan jika berlangsung dalam waktu yang lama, dapat

terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian. (Stuart & Sundeen, 1998)

Gambar 2.1.2.1. Rentang respon cemas

Adaptif Maladaptif

Tidak Cemas Ringan Sedang Berat Panik

(Stuart & Sundeen, 1998)

2.1.3. Teori Kecemasan

(1) Teori Psikoanalitik

Menurut Sigmund Freud kecemasan adalah konflik emosional yang

terjadi antara dua elemen kepribadian id dan super ego. Sedangkan ego

atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang

bertentangan, dan fungsi kecemasan adalah memberi sinyal kepada ego

bahwa ada bahaya (Stuart & Sundeen, 1998).

(2) Teori Interpersonal

Page 17: Terapi Musik

Sullivan mengemukakan bahwa kecemasan timbul akibat

ketidakmampuan untuk berhubungan interpersonal dan merupakan akibat

dari penolakan. Adanya trauma juga dapat menimbulkan kecemasan,

misalnya perpisahan dengan orang yang berarti atau kehilangan

(Suliswati, 2005).

(3) Teori Eksistensial

Teori eksistensial memberikan model untuk gangguan kecemasan umum,

di mana tidak terdapat stimulus yang dapat diidentifikasikan secara

spesifik untuk suatu perasaan kecemasan yang kronis. Konsep inti dari

teori ini adalah bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan

yang menonjol di dalam dirinya, perasaan yang mungkin lebih

mengganggu daripada penerimaan kematian (Kaplan & Saddock, 1997).

(4) Teori Perilaku

Menyatakan bahwa kecemasan merupakan hasil frustasi akibat berbagai

hal yang mempengaruhi individu dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Kecemasan dapat juga muncul melalui konflik antara dua pilihan yang

saling berlawanan dan individu harus memilih salah satu (Suliswati,

2005).

(5) Teori Keluarga

Studi pada keluarga dan epidemiologi memperlihatkan bahwa kecemasan

selalu ada pada tiap-tiap keluarga dalam berbagai bentuk dan sifatnya

heterogen (Suliswati, 2005).

(6) Teori Biologik

Otak memiliki reseptor khusus terhadap benzodiazepin, reseptor tersebut

berfungsi membantu regulasi kecemasan. Regulasi tersebut berhubungan

dengan aktivitas neurotransmitter gamma amino butyric acid (GABA)

yang mengontrol aktivitas neuron di bagian otak yang bertanggung jawab

menghasilkan kecemasan (Suliswati, 2005).

2.1.4. Respon Kecemasan

Respon-respon yang dapat timbul akibat kecemasan antara lain respon

fisiologis, perilaku, kognitif dan afektif. Respon-respon tersebut dapat diamati

dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2.1.4.1. Respon fisiologis terhadap kecemasan

Page 18: Terapi Musik

Sistem Tubuh Respon

Kardiovaskular Palpitasi

Jantung berdebar

Tekanan darah meningkat

Rasa ingin pingsan

Tekanan darah menurun

Denyut nadi menurun

Pernafasan Nafas cepat

Nafas pendek

Tekanan pada dada

Nafas dangkal

Pembengkakan pada tenggorokan

Sensasi tercekik

Terengah-engah

Neuromuskular Refleks meningkat

Reaksi kejutan

Mata berkedip-kedip

Insomnia

Tremor

Rigiditas

Gelisah

Wajah tegang

Kelemahan umum

Kaki goyah

Gerakkan yang janggal

Gastrointestinal Hilang nafsu makan

Menolak makanan

Rasa tidak nyaman pada perut

Mual

Diare

Traktus Urinarius Tidak dapat menahan kencing

Sering berkemih

Kulit Wajah kemerahan

Berkeringat setempat (telapak tangan)

Gatal

Rasa panas dan dingin pada kulit

Wajah pucat

Page 19: Terapi Musik

Berkeringat seluruh tubuh

(Stuart & Sundeen, 1998)

Tabel 2.1.4.2. Respon perilaku, kognitif, afektif terhadap kecemasan

Sistem Respon

Perilaku Gelisah

Ketegangan fisik

Tremor

Gugup

Bicara cepat

Kurang koordinasi

Cenderung mendapat cidera

Menarik diri dari hubungan interpersonal

Menghalangi

Melarikan diri dari masalah

Menghindar

Hiperventilasi

Kognitif Perhatian terganggu

Konsentrasi buruk

Pelupa

Salah dalam memberikan penilaian

Preokupasi

Hambatan berpikir

Bidang persepsi menurun

Kreativitas menurun

Produktivitas menurun

Bingung

Sangat waspada

Kesadaran diri meningkat

Kehilangan objektivitas

Takut kehilangan kontrol

Takut pada gambaran visual

Takut cidera atau kematian

Afektif Mudah terganggu

Tidak sabar

Gelisah

Page 20: Terapi Musik

Tegang

Gugup

Ketakutan

Teror

Gelisah

(Stuart & Sundeen, 1998)

2.1.5. Stressor Kecemasan

Stressor yang memicu terjadinya kecemasan terbagi menjadi dua yaitu,

stressor predisposisi dan stressor presipitasi.

Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang

menyebabkan timbulnya kecemasan dan dapat berupa:

(1) Peristiwa traumatik yang dapat menyebabkan terjadinya

kecemasan berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis

perkembangan maupun situasional.

(2) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan

dengan baik. Konflik id dan super ego atau antara keinginan dan

kenyataan.

(3) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena

merupakan ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi

konsep diri individu.

(4) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani

stress akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik

yang dialami. Karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari

dalam keluarga.

(5) Medikasi yang dapat menimbulkan kecemasan yaitu

pengobatan yang mengandung benzodiazepin (Suliswati, 2005).

Sedangkan stressor presipitasi atau stressor pencetus terbagi dalam dua

kategori:

(1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidak-

mampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk

melakukan aktivitas sehari-hari.

(2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan

identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang

Page 21: Terapi Musik

(Stuart & Sundeen, 1998).

2.1.6. Mekanisme Koping

Mekanisme koping yang biasa dilakukan ketika seseorang mengalami

kecemasan adalah:

a. Mendengarkan musik

b. Relaksasi

c. Distraksi

d. Menciptakan suasana yang nyaman

e. Melakukan kegiatan tertentu

(Kozier, 1991)

2.2. Musik Terapi

2.2.1. Sejarah

Penggunaan musik sebagai terapi yang dapat menimbulkan efek pada

kesehatan fisik dan mental sudah dimulai semenjak jaman prasejarah hingga

saat ini. Pada saat terjadinya perang dunia pertama dan kedua, komunitas

pemusik dari berbagai aliran telah menggunakan musik sebagai terapi pada

sejumlah prajurit yang menderita, baik secara fisik maupun emosi. Ketika hal ini

memberikan pengaruh yang positif terhadap pasien, maka para dokter meminta

para pemusik tersebut untuk tetap bermain di rumah sakit veteran di sana.

Setelah kejadian pada era tersebut, para pemusik sangat dibutuhkan

keberadaannya di dalam rumah sakit untuk membantu proses pemulihan bagi

para pasien. Oleh karena itu sebelum memasuki rumah sakit, para pemusik

harus mengikuti suatu pelatihan khusus. Dan sebagai tindak lanjut untuk

menyempurnakan kurikulum para musik terapis, program pendidikan musik terapi

untuk kali pertamanya didirikan di Michigan State University pada tahun 1944,

yang dilanjutkan dengan pendirian American Music Therapy Association (AMTA)

pada tahun 1998 (AMTA, 2002).

2.2.2. Definisi

Musik terapi adalah suatu terapi yang dilakukan dengan memberikan

stimulasi musik, di mana musik tersebut masuk ke dalam pikiran melalui sensasi

Page 22: Terapi Musik

auditori. Suara atau jenis musik yang menyenangkan dapat mengurangi stress,

persepsi nyeri, perasaan cemas dan terisolasi (De Laune & Ladner, 1998)

Sedangkan menurut AMTA, musik terapi adalah digunakannya musik dan

intervensi musikal untuk memulihkan kesehatan, menjaga dan memperbaiki

kondisi emosional, fisik, psikologis dan kesehatan spiritual serta mencapai

kondisi yang sehat (AMTA, 2002).

2.3. Musik Alternative Rock

2.3.1. Konsep Musik Alternative Rock

Musik rock adalah salah satu cabang utama aliran/ genre musik yang

berirama keras yang telah ditetapkan dan dipelajari oleh para ahli musik dunia

dari 9 cabang utama aliran musik yaitu: klasik, tradisional, gospel/ rohani, bluess,

jazz, country, rock, populer dan dunia. Dalam pengkategoriannya, meskipun

terkadang merupakan hal yang subjektif, musik rock terbagi lagi menjadi

beberapa sub-genre: di antaranya adalah alternative rock

(http://id.wikipedia.org/wiki/rock).

Alternative rock pada dasarnya adalah istilah aliran untuk band post-punk

dari tengah tahun 80-an hingga 90-an yang merupakan bagian dari jenis musik

Rock & Roll. Ada berbagai macam gaya musik dalam alternative rock, dari

melodi manis jangle pop hingga metalik keras industrial, semuanya telah terikat

bersama dengan persamaan estetika dan dimainkan di luar jalur utama musik

rock (All Music Guide, 2004).

Dengan konsekuen, alternative rock 90-an sering terdengar lebih

tersanitasi dan homogen daripada dekade sebelumnya, terutama sejak material

yang lebih berat menunjukkan penampilan komersial yang lebih besar daripada

dasar yang lebih tenang atau lebih kacau dari alternative rock (All Music Guide,

2004).

Beberapa grup musik yang tergolong di dalam aliran alternative rock

adalah Alice in Chains, Tori Amos, The Cardigans, Creed, Hüsker Dü, Nirvana,

Blur, REM, Björk; atau bila di negara Indonesia yaitu /rif, Boomerang, Netral, Gigi

dan masih banyak lagi beberapa grup musik lain yang tergolong dalam jenis

musik alternative rock. (SONY BMG Indonesia)

Page 23: Terapi Musik

Pada era sekarang ini musik alternative rock telah digunakan juga

sebagai salah satu aliran musik pada terapi musik. Salah satunya telah diteliti

dan berhasil diterapkan oleh University of Wisconsin.

2.3.2. Fungsi Musik Alternative Rock

Menurut riset yang telah dilakukan oleh Miller dan Rasar, musik

alternative rock efektif digunakan untuk mengembalikan status kesehatan

seseorang. Kesehatan yang dimaksud dalam hal ini adalah kesehatan mental

dan kesehatan fisik. Musik ini juga menghasilkan respon terapeutik pada

beberapa populasi (Miller & Rasar, 1999).

Beberapa keadaan klien yang bisa memperoleh terapi dengan musik ini

adalah:

Rentang perhatian

Perhatian akan tugas

Kesadaran pendengaran

Kesadaran akan tekanan

psikologis

Integrasi bilateral dari

tangan

Sirkulasi

Proses berpikir kognitif

Kemampuan berbicara

Konsentrasi

Kooperasi

Kemampuan koping

Membuat keputusan

Ekspresi perasaan

Merasakan ekspresi

Merasa dikenal

Fleksibilitas

Pergerakan cairan

Mengikuti petunjuk

Kemampuan

menggenggam

Interaksi kelompok

Partisipasi kelompok

Kontrol impuls

Mendengarkan

Keadaan jiwa

Motivasi

Pemetaan psikologis

Membuat keputusan yang

proaktif

ROM

Orientasi realita

Kesadaran diri

Harga diri

Ekspresi diri

Gambaran diri

Interaksi sosial

Kekuatan pergerakan

Visualisasi

Keinginan berpartisipasi

Page 24: Terapi Musik

Penurunan kecemasan

Kesadaran akan lokasi

(Miller & Rasar, 1999).

Respon dari penelitian ini adalah positif. Hal ini termasuk di antaranya

adalah lirik rock & roll efektif sebagai katalis pada perubahan terapeutik.

Berbagai macam variasi aliran digunakan telah berhasil dalam memfasilitasi

perubahan terapeutik melalui beberapa tehnik (Miller & Rasar, 1999).

2.4. Tehnik Musik Terapi

Tehnik yang paling sering digunakan pada jenis musik alternative rock

dalam musik terapi adalah:

Permainan kartu lagu

Bantuan komputer

Diskusi konsep

Pendinginan

Diskusi

Drama lagu

Menjawab pertanyaan

Lagu perpisahan

Tarian improvisasi

Gerakan improvisasi

Improvisasi keyboard

Analisa lirik

Menulis ulang lirik

Latihan fisik

Relaksasi

Bermain ritmik

Bernyanyi lama

Tari-tarian

Seni visual

Visualisasi

Pemanasan

(Miller & Rasar, 1999).

Page 25: Terapi Musik

2.5. Mekanisme Penurunan Tingkat Kecemasan Melalui Musik Alternative Rock

Musik merupakan suatu gelombang suara yang teratur. Apapun bunyi

yang kita dengar, selama hal itu tersusun dengan teratur dapat disebut dengan

musik (Music Therapy, 1997).

Proses pengenalan musik di dalam otak di awali dari penjalaran

gelombang suara berupa musik yang diterima oleh daun telinga. Gelombang

suara bergerak melalui rongga telinga luar yang menyebabkan membrana

timpani bergetar. Getaran-getaran tersebut selanjutnya diteruskan menuju inkus

dan stapes, melalui malleus yang terkait pada membrana itu. Karena gerakan-

gerakan yang timbul pada setiap tulang, maka tulang-tulang tersebut

memperbesar getaran yang kemudian disalurkan melalui fenestyra vestibuler

menuju perilimfe (Pearce, 1999).

Getaran perilimfe dialihkan melalui membran menuju endolimfe dalam

saluran kokhlea, dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ

corti, untuk kemudian diantarkan menuju otak oleh nervus auditorius. Oleh otak

tepatnya pada lobus temporalis kesan suara akan diterima dan ditafsirkan.

Gelombang suara berirama teratur menghasilkan bunyi musikal enak (Pearce,

1999).

Musik yang diterima oleh organ pendengaran akan secara langsung

mempengaruhi sistem limbik (Hardywinoto, 2002). Bagian utama dari sistem

limbik adalah hipotalamus. Fungsi dari hipotalamus yaitu mengatur sebagian

besar fungsi vegetatif dan endokrin. Perangsangan dari fungsi vegetatif dan

fungsi endokrin dari hipotalamus seringkali memberikan efek yang menyeluruh

pada perilaku dan emosional (Guyton & Hall, 1997).

Dalam sistem limbik terdapat pusat ganjaran dan pusat hukuman. Apabila

perangsangan dilakukan pada area yang lebih rostral dari area rasa terhukum

akan menyebabkan timbulnya rasa takut dan cemas. Tetapi sebaliknya, apabila

perangsangan dilakukan pada area pusat ganjaran yang terletak di sepanjang

rangkaian berkas bagian medial otak depan, khususnya pada nuclei lateral dan

nuclei ventromedial hipotalamus, maka akan timbul ketenangan dan kejinakan

(Guyton & Hall, 1997).

Oleh karena itu musik dan vibrasi dapat mencairkan ketegangan-

ketegangan dalam tubuh. Rasa depresi hilang, dan membuat perasaan menjadi

nyaman. Musik juga akan memperlambat tekanan darah dan pernafasan dapat

Page 26: Terapi Musik

mengurangi stres sehingga bisa melepaskan sebagian rasa takut, cemas dan

kemarahan (Salampessy, 2004).

Seperti halnya Scott Stapp, yang dulunya tergabung dengan grup musik

Creed, mempunyai suatu lembaga dengan nama Scott Stapp Foundation (dahulu

With Arms Wide Open Foundation) di mana lembaga tersebut menangani

masalah kemanusiaan terutama anak-anak terlantar dan bermasalah dalam

keluarga (broken home dan child abuse) yang secara tidak langsung mengalami

gangguan psikologis. Scott Stapp menerapkan musik alternative rock terutama

pada lagu-lagu yang diciptakannya sebagai terapi dalam menurunkan tingkat

kecemasan dan kegelisahan anak-anak asuhnya (http://www.creed.com)

(http://www.scottstapp.com) (http://www.scottstappfoundation.com)

Page 27: Terapi Musik

Kecemasan

Tingkat kecemasan

menurun

Mahasiswa PSIK A angkatan 2004 FKUB Malang:

Beban perkuliahan Padatnya jadwal

praktikum Persaingan antar

mahasiswa

Tingkat kecemasan

tetap

Tingkat kecemasan meningkat

Mendengarkan musik

alternative rock

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

: Variabel yang akan diteliti

Keterangan:

: Variabel yang tidak diteliti

: Alur proses timbulnya cemas

: Alur efek musik alternative rock terhadap kecemasan

Page 28: Terapi Musik

3.2 Hipotesis

Ada pengaruh musik alternative rock terhadap penurunan tingkat

kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya Malang.

Page 29: Terapi Musik

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasy–eksperimental dan rancangan

yang digunakan adalah “Quasy Experimental One Group Pretest-Posttest

Design”, yaitu penelitian yang dimaksudkan adalah mengungkapkan hubungan

sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek

diobservasi sebelum dilakukan intervensi kemudian diobservasi lagi setelah

intervensi(Nursalam, 2003). Pengambilan sampel tidak dilakukan secara random,

dan dilakukan observasi sebelum dan sesudah perlakuan dengan pendekatan

replikasi.

Pola dari desain ini adalah:

O1 ____ X1 ____ O1’____ X2 ____ O1’’ ____ X3 ____ O1’’’

Keterangan:

O1 : Pengukuran dan observasi sebelum diberi perlakuan (pre test).

X1, X2, X3 : Perlakuan yang diberikan pada subyek (pemberian musik

alternative rock).

O1’, O1’’, O1’’’ : Pengukuran dan observasi sesudah diberi perlakuan (post

test).

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi

Populasi target dari penelitian ini adalah mahasiswa PSIK A FKUB

Malang angkatan 2004.

Page 30: Terapi Musik

4.2.2 Sampel

4.2.2.1 Besar Sampel

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 orang yang

memenuhi kriteria inklusi.

Dengan besar sampel minimal yang ditentukan dengan rumus:

n =

Untuk group yang berpasangan (matching) QD2/d2 = 1, sehingga hasilnya

adalah:

n = (zα + zβ)2

Keterangan:

n : besarnya sampel

zα : nilai standar normal yang besarnya tergantung α

Bila α = 0,05 zα = 1,96

Bila α = 0,01 zβ = 1,67

zβ : nilai tergantung β yang ditentukan

β : power test

Bila β = 0,02 zβ = 1,645

Pada penelitian ini jumlah sampel minimal yang diambil adalah:

N = (zα + zβ)2

α = 0,05 zα = 1,96

β = 0,20 zβ = 0,84

n = (1,96 + 0,84)2

n = (2,8)2

n = 7,84 dibulatkan menjadi 8

(Pudjiraharjo, dkk, 1992).

4.2.2.2 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling

yaitu suatu teknik untuk menentukan sampel dengan cara memilih sampel

diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan / masalah

dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik

populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003).

Page 31: Terapi Musik

4.2.3 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah mahasiswa PSIK A FKUB Malang

angkatan 2004 yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa PSIK A FKUB Malang

angkatan 2004 dan mengikuti perkuliahan.

b. Mahasiswa yang memiliki hobby mendengarkan musik.

c. Mahasiswa bersedia menjadi subyek penelitian.

d. Mahasiswa dalam keadaan sadar.

e. Mahasiswa dengan tingkat kecemasan ringan sampai dengan berat.

f. Mahasiswa tidak mengalami gangguan sensori pendengaran.

4.2.4 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah:

a. Mahasiswa terminal.

b. Mahasiswa yang tidak suka mendengarkan musik.

Dalam penelitian ini didapat 12 orang responden yang memenuhi kriteria

inklusi.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya Malang, tepatnya di ruang kuliah PSIK-A angkatan 2004 Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

Penelitian dilakukan pada hari-hari belajar efektif dalam waktu istirahat

pada tanggal 28 Nopember 2006 sampai dengan 12 Desember 2006.

4.4 Instrumen Penelitian (Alat dan Bahan)

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar wawancara dan

observasi HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).

Page 32: Terapi Musik

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Skala Skor

Variabel independent: Musik alternative rock

Aliran musik yang memiliki berbagai macam irama dan tempo, serta merupakan bagian dari jenis musik rock. Musik alternative rock akan diberikan sebanyak tiga kali dalam tiga hari berturut-turut selama 5–10menit menggunakan full headphone yang terhubung dengan MP3 player. Untuk setiap kali mendengarkan, waktu yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan.

Musik alternative rock; lagu dari Creed dengantempo 70-125, frekuensi 44100Hz

Variabel dependent: Tingkat kecemasan

Derajat ketidaknyamanan yang dirasakan oleh individu yang diakibatkan oleh stressor dari objek yang tidak nyata. Tingkat kecemasan diukur pada saat sebelum diberi perlakuan dan setiap setelah diberi perlakuan.

Lembar wawancara dan lembar observasi HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale)

Ordinal 0: Tidak ada kecemasan

1: Cemas ringan

2: Cemas sedang

3: Cemas berat

4: Panik

4.6 Cara Kerja dan Pengumpulan Data

4.6.1 Cara Kerja

Kegiatan ini meliputi observasi, pengumpulan dan pengolahan data serta

analisis data. Untuk alur pelaksanaan dapat dijabarkan sebagai berikut:

mahasiswa PSIK FKUB Malang angkatan 2004 dipilih yang memiliki hobi

mendengarkan musik, terutama musik alternative rock. Kemudian mahasiswa

tersebut dilakukan screening test menggunakan anxiety screening test yang

didapat dari

http://suicideandmentalhealthassociationinternational.org/anxietytest.html untuk

mendapatkan mahasiswa yang mengalami kecemasan. Mahasiswa tersebut

kemudian diukur lagi tingkat kecem,asannya menggunakan HARS (Hamilton

Anxiety Rating Scale) lalu diberikan musik alternative rock. Musik alternative rock

ini akan diperdengarkan sebanyak tiga kali dalam waktu yang berbeda.

Untuk setiap kali mendengarkan, waktu yang diberikan disesuaikan

dengan kebutuhan mahasiswa tersebut. Kemudian, mahasiswa tersebut

diobservasi lagi tingkat kecemasannya setiap setelah mendengarkan musik

alternative rock dengan menggunakan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).

Respon yang diamati pada mahasiswa tersebut adalah respon perilaku, respon

kognitif, respon afektif, respon emosional dan respon sosial.

Page 33: Terapi Musik

4.6.2 Skema Alur Kerja

4.6.3 Pengumpulan Data

Untuk mendapat data yang relevan dengan tujuan penelitian ini, maka

peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dan

pedoman observasi terstruktur. Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan

oleh pewawancara (interviewer). Sedangkan observasi adalah kegiatan

pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat

indra (Arikunto, 2002). Observasi yang digunakan peneliti adalah observasi

dengan menggunakan pedoman observasi dimana tersedia jawaban yang tinggal

dipilih oleh observer.

Untuk mengumpulkan data tentang tingkat kecemasan digunakan alat

ukur HARS(Hamilton Anxiety Rating Scale) yang terdiri dari 10 kelompok gejala

yang diberi penilaian antara 0-4 dengan penilaian sebagai berikut : nilai 0 = bila

tidak ada satupun gejala yang muncul, 1 = jika ada 1 gejala yang muncul, 2 = jika

ada 2 gejala yang muncul, 3 = jika ada 3 gejala yang muncul, 4 = jika semua

gejala muncul.

Mahasiswa PSIK A 2004 yang hobi mendengarkan musik

Screening Test Kecemasan

Observasi dan pengukuran tingkat kecemasan dengan

HARS

Mahasiswa PSIK A 2004 yang mengalami

kecemasan

Pemberian musik alternative rock satu kali sehari selama 3 hari berturut-turut masing-masing selama 5-10 menit melalui headphone yang dihubungkan dengan MP3 Player. Volume suara disesuaikan

dengan kenyamanan mahasiswa.

Observasi dan pengukuran kembali tingkat kecemasan dengan HARS

Page 34: Terapi Musik

4.7 Analisa Data

4.7.1 Tingkat Kecemasan

Pengolahan data untuk tingkat kecemasan diproses dari data yang

terkumpul melalui lembar wawancara dan observasi, kemudian ditabulasi dan

dikelompokkan sesuai dengan sub variabel yang diteliti. Hasil jawaban dari

lembar observasi yang telah diberi pembobotan dijumlahkan dan kemudian

diinterpretasikan dengan menggunakan Skala Hamilton.

Untuk melakukan analisis, hasil interpretasi dari Skala Hamilton akan

dikategorikan menjadi:

<14 : tidak ada kecemasan dikategorikan 0

14-20 : cemas ringan dikategorikan 1

21-27 : cemas sedang dikategorikan 2

28-41 : cemas berat dikategorikan 3

>41 : panik dikategorikan 4

4.7.2 Pengaruh Musik Alternative Rock Terhadap Penurunan Tingkat

Kecemasan Pada Mahasiswa PSIK A FKUB Malang Angkatan 2004

Analisis data dengan tabulasi untuk melihat adanya perbedaan antara

skor kecemasan sebelum dilakukan perlakuan dan sesudah dilakukan perlakuan

dengan menggunakan skala Hamilton.

Subyek Pre test Post test Rata-rata Post test Perbedaan (d)

N = d =

Gambar 4.7.2.1. Tabulasi Data

Kemudian dilakukan analisis univariat dengan menggunakan rumus:

untuk mengetahui distribusi tingkat kecemasan pada mahasiswa PSIK-A

angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang sebelum dan

sesudah mendengarkan musik alternative rock.

Selain itu, untuk mengetahui pengaruh musik alternative rock terhadap

penurunan tingkat kecemasan pada mahasiswa PSIK A FKUB Malang angkatan

2004 dilakukan pengolahan dan analisis data menggunakan bantuan computer

Page 35: Terapi Musik

program SPSS 12 for Windows dengan statistik uji wilcoxon matched paired test

yaitu :

1. Untuk penyajian hipotesis, data disusun dalam bentuk tabel untuk

hasil pre test dan post test.

2. Jumlah jenjang yang terkecil (dari perhitungan) dibandingkan dengan

Z tabel dengan tingkat signifikansi 0,05.

3. Jika Z hitung < Z tabel maka hipotesa diterima.

Jika Z hitung > Z tabel maka hipotesa ditolak.

4.8 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menjelaskan tentang

maksud, tujuan dan manfaat dari penelitian ini pada responden. Dengan

demikian diharapkan responden kooperatif. Setelah menerima penjelasan maka

responden diminta untuk mengisi dan menandatangani surat persetujuan

bersedia menjadi responden dalam penelitian.

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan

mencantumkan nama subyek pada surat persetujuan dan kerahasiaan informasi

yang diberikan subyek dijamin oleh peneliti.

Page 36: Terapi Musik

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 28 Nopember 2006 sampai

dengan 12 Desember 2006 di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Sampel yang diambil adalah

mahasiswa PSIK-A angkatan 2004. berdasarkan kriteria inklusi dalam penelitian

ini, didapatkan 12 orang responden dengan data sebagai berikut:

Tabel 5.1.1 Data Sebaran Responden Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

No Subyek

Jenis Kelamin Usia Semester Domisili

1 Perempuan 21 5 Malang (indekost)2 Perempuan 20 5 Malang (indekost)3 Perempuan 20 5 Malang (indekost)4 Perempuan 21 5 Malang (indekost)5 Perempuan 22 5 Malang (indekost)6 Laki-laki 20 5 Malang (indekost)7 Perempuan 20 5 Malang 8 Perempuan 21 5 Malang (indekost)9 Perempuan 20 5 Malang (indekost)

10 Perempuan 21 5 Malang (indekost)11 Perempuan 20 5 Malang12 Perempuan 19 5 Malang

Sumber: Data primer yang diolah (2006)

Dari tabel yang tersebut di atas, dapat dilihat bahwa jumlah responden

dengan jenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 1 orang (8,33%) dan jumlah

responden dengan jenis kelamin perempuan adalah 11 orang (91,67%), dengan

rata-rata usia 20 tahun. Kebanyakan dari mereka (75%) merupakan mahasiswa

yang indekost, sedangkan lainnya (25%) merupakan mahasiswa yang

merupakan penduduk Malang. Seluruh responden (100%) merupakan

mahasiswa semester 5.

Page 37: Terapi Musik

5.1.1 Hasil Pengukuran Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A

Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

Sebelum Diberi Musik Alternative Rock

Sebelum diberikan musik alternative rock, dilakukan pengukuran tingkat

kecemasan terhadap masing-masing responden dengan menggunakan

pedoman wawancara dan observasi HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).

Hasil yang didapat adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1.1.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum Diberi Musik Alternative Rock

No. Tingkat Kecemasan Frekuensi (f) Presentase (%)

1. Tidak ada kecemasan 0 0%

2. Cemas ringan 6 50%

3. Cemas sedang 5 41,67%

4. Cemas berat 1 8,33%

5. Panik 0 0%

Total 12 100%

Sumber: Data primer yang diolah (2006)

Dari tabel 5.1.1.1 dapat diketahui bahwa sebelum diberi musik alternative

rock, tak satupun (0%) yang tidak mengalami kecemasan, separuh bagian

responden (50%) mengalami cemas ringan, hampir separuh bagian (41,67%)

mengalami cemas sedang dan sebagian kecil (8,33%) mengalami cemas berat,

dan tak satupun (0%) yang mengalami panik.

5.1.2 Hasil Pengukuran Tingkat kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A

Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

Sesudah Diberi Musik Alternative Rock

Sesudah diberi musik alternative rock, dilakukan kembali pengukuran

tingkat kecemasan terhadap masing-masing responden dengan menggunakan

pedoman wawancara dan observasi HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).

Hasil yang didapat adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1.2.1 Distribusi frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sesudah Diberi Musik Alternative Rock

Page 38: Terapi Musik

No. Tingkat

Kecemasan

Frekuensi

1 (f’)

Frekuensi

2 (f’’)

Frekuensi

3 (f’’’)

Frekuensi

Rata-Rata

Presentase

(%)

1. Tidak Ada

Kecemasan

3 7 11 7 58,33%

2. Cemas

Ringan

9 5 1 5 41,67%

3. Cemas

Sedang

0 0 0 0 0%

4. Cemas berat 0 0 0 0 0%

5. Panik 0 0 0 0 0%

Total 12 12 12 12 100%

Sumber: Data primer yang diolah (2006)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat kecemasan responden

setelah diberi musik alternative rock adalah sebagian besar (58,33%) tidak

mengalami kecemasan, dan hampir separuh bagian (41,67%) mengalami cemas

ringan, dan tak satupun (0%) dari responden yang mengalami cemas sedang,

berat maupun panik.

5.1.3 Perubahan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan

2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum dan

Sesudah Diberi Musik Alternative Rock

Tabel 5.1.3.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum dan Sesudah Diberi Musik Alternative Rock

No. Perubahan tingkat kecemasan Frekuensi (f) Presentase (%)

1. Menurun 12 100%

2. Tetap 0 0

Jumlah 12 100%

Sumber: Data primer yang diolah (2006)

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat diketahui bahwa seluruh

responden (100%) mengalami perubahan penurunan tingkat kecemasan, dan

tidak ada (0%) yang tidak mengalami perubahan tingkat kecemasan.

5.2 Analisa Data

Page 39: Terapi Musik

5.2.1 Pengaruh Pemberian Musik Alternative Rock terhadap Penurunan

Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

Untuk mengetahui pengaruh musik alternative rock dalam menurunkan

tingkat kecemasan pada mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, digunakan uji Wilcoxon Matched

Paired Test.

Berdasarkan uji Wilcoxon pada lampiran hasil analisa, maka hasil

pengujian dapat disajikan dalam bentuk tabel sederhana sebagai berikut:

Tabel 5.2.1.1 Hasil uji Wilcoxon

Variabel Z hitung Signifikansi

(P-Value)

Keputusan

Pre Test dan Rata-rata Test -3,169 0,002 Berbeda nyata

Sumber: data primer yang diolah (2006)

Keterangan: Z tabel untuk tingkat kepercayaan 95% = ±1,96

Berdasarkan hasil uji Wilcoxon pada tabel diatas, untuk perbedaan

tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A antara sebelum dan sesudah diberi musik

alternatif rock, ternyata menunjukkan nilai signifikansi untuk hasil pengujian

mengenai tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A antara sebelum dan sesudah

diberi musik alternatif rock masing-masing sebesar “Pretest dengan rata-rata

Posttest” (p=0.046), Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat

kecemasan mahasiswa PSIK-A antara sebelum dan sesudah diberi musik

alternatif rock terdapat perbedaan yang signifikan.

Tabel tersebut juga menunjukkan nilai Z hitung (-3,169) lebih besar dari Z

tabel (±1,96). Dan harga negatif tidak diperhitungkan, karena hal tersebut hanya

menunjukkan arah. Selain itu, karena nilai signifikansi menunjukkan nilai yang

lebih kecil dari alpha 0,05 (=5%), sehingga Ho ditolak dan dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh musik alternative rock terhadap penurunan tingkat

kecemasan pada mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya Malang.

5.3 Grafik Linearitas

Page 40: Terapi Musik

Linearitas adalah keadaan di mana hubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen bersifat linier (garis lurus) dalam range variabel

independen tertentu. Namun perlu diingat bahwa uji linieritas ini tidak dapat

menunjukkan signifikansi terhadap adanya pengaruh atau hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen.

Linieritas bisa diuji dengan menggunakan scatter plot (diagram pencar)

seperti yang digunakan untuk deteksi data outlier, dengan memberikan

tambahan garis regresi. Oleh karena scatter plot hanya menampilkan hubungan

dua variabel saja, maka jika terdapat lebih dari dua data, pengujian akan

dilakukan dengan berpasangan tiap dua data.

Gambar 5.3.1 Grafik linearitas

Keterangan: Terlihat garis regresi pada grafik di atas yang mengarah ke kanan

bawah. Hal ini membuktikan adanya linieritas pada hubungan dua

variabel tersebut. Dengan kata lain semakin diberikan test (test 1

sampai test3), maka tingkat kecemasan akan cenderung semakin

menurun secara signifikan, dengan besarnya pengaruh pemberian

musik rock tersebut terhadap penurunan tingkat kecemasan

sebesar 48%. Sedangkan 52% lainnya ditentukan oleh faktor lain.

Page 41: Terapi Musik

Mean Pre Test

20,75

Mean Post Test

11,77750

5

10

15

20

25

Ska

la T

ing

kat

Kec

emas

an d

eng

an H

AR

S

Gambar 5.3.2 Diagram perbedaan Mean Pre Test dan Mean Post Test

Keterangan: Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat

kecemasan pada pre test adalah 20,75 sedangkan rata-rata tingkat

kecemasan pada post test adalah 11,7775. Hal ini membuktikan

bahwa setelah diberi perlakuan, tingkat kecemasan responden

menurun sebesar 8,9725.

Page 42: Terapi Musik

BAB VI

PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan 12 orang responden

mahasiswa PSIK-A angkatan 2004, dapat diketahui bahwa terdapat penurunan

tingkat kecemasan sesudah pemberian musik. Dalam pemberian musik ini, musik

yang dipilih adalah musik alternative rock dengan tempo 70–125 yang diambil

dari lagu-lagu grup band Creed. Hal ini dilakukan karena sebagian besar

mahasiswa mengenal musik alternative rock yang dibawakan oleh grup band

Creed. Sehingga diharapkan melalui pendekatan inilah, musik tersebut bisa lebih

berpengaruh terhadap tingkat kecemasan.

6.1 Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum Diberi Musik

Alternative Rock

Sebelum diberi musik alternative rock, diperoleh data yang menunjukkan

bahwa separuh bagian responden (50%) mengalami cemas ringan, hampir

separuh bagian (41,67%) mengalami cemas sedang dan sebagian kecil (8,33%)

mengalami cemas berat.

Kecemasan yang dialami responden berhubungan dengan stress

psikologis yang diakibatkan karena banyaknya beban perkuliahan yang harus

dilalui dan timbulnya peran baru dalam organisasi mahasiswa. Selain itu,

pengalaman mereka saat di semester-semester sebelumnya juga menimbulkan

kecemasan.

Tingkat kecemasan pada setiap responden tidak sama. Hal itu

disebabkan karena banyaknya factor yang ikut mempengaruhi tingkat

kecemasan pada tiap individu, antara lain kondisi individu itu sendiri, kepribadian

masing-masing individu, dukungan social, dan strategi koping yang dilakukan

(Kaplan dan Saddock, 1997).

Page 43: Terapi Musik

6.2 Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sesudah Diberi Musik

Alternative Rock

Setelah diberi musik alternative rock, diperoleh data bahwa sebagian

besar responden (58,33%) tidak mengalami kecemasan, dan hampir separuh

bagian (41,67%) mengalami cemas ringan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

penurunan tingkat kecemasan pada responden sesudah pemberian musik

alternative rock.

Penurunan kecemasan yang terjadi pada responden ini sesuai pada teori

yang dinyatakan oleh AMTA yaitu musik dapat memulihkan kesehatan,

memperbaiki kondisi emosional, fisik, psikologis dan kesehatan spiritual serta

mencapai kondisi yang sehat (AMTA, 2004). Musik yang diterima oleh organ

pendengaran akan secara langsung mempengaruhi system limbic (Hardywinoto,

2002). Dalam system limbic ini, musik akan memberikan rangsangan pada area

pusat ganjaran, yang apabila perangsangan terjadi pada area ini, maka akan

timbul suatu ketenangan (Guyton dan Hall, 1997)

6.3 Perubahan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Sebelum dan

Sesudah Diberi Musik Alternative Rock

Dari hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 5.1.3.1 didapatkan data

bahwa seluruh responden (100%) mengalami perubahan penurunan tingkat

kecemasan, dan tidak ada satupun (0%) yang tidak mengalami perubahan

tingkat kecemasan.

Adanya penurunan tingkat kecemasan pada seluruh responden (100%)

sesuai dengan teori De Laune dan Ladner yang mengemukakan bahwa stimulasi

musik dapat mengurangi stress, persepsi nyeri, cemas dan perasaan terisolasi

(De Laune & Ladner, 1998). Musik yang masuk melalui system auditori dapat

mempengaruhi system limbic otak yang mengatur emosi, tingkah laku, dorongan,

dan motivasi (Guyton dan Hall, 1997).

Page 44: Terapi Musik

Namun pada grafik linearitas, besarnya pengaruh pemberian musik

alternative rock tersebut terhadap penurunan tingkat kecemasan sebesar 48%.

Sedangkan 52% lainnya ditentukan oleh faktor lain. Peneliti menganalisa, hal ini

dapat diduga karena:

1. Responden tidak terlalu menyukai musik alternative rock.

2. Responden memiliki strategi koping tersendiri untuk menurunkan

tingkat kecemasan.

3. Minat terhadap musik alternative rock terbentur pada budaya dan adat

yang dimiliki para responden.

4. Musik alternative rock yang ada di Indonesia kurang diminati karena

pendapat masyarakat terhadap musik alternative rock cenderung

negatif.

Selain itu, berdasarkan analisa data uji Wilcoxon Matched Pairs test

dengan bantuan SPSS 12 for Windows, diperoleh hasil Z hitung sebesar -3,169.

Di mana Z hitung ini lebih besar dari Z tabel (±1,96). Hal ini diinterpretasikan

sebagai penolakan terhadap Ho, dan penerimaan terhadap H1 yaitu ada

pengaruh musik alternative rock terhadap penurunan tingkat kecemasan pada

mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Malang.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa musik alternative rock dapat

digunakan sebagai suatu alternatif untuk menurunkan tingkat kecemasan pada

mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Malang.

6.4 Keterbatasan Penelitian

1. Peneliti mengabaikan faktor-faktor perancu. Sehingga hasil penelitian

yang didapatkan berupa penurunan tingkat kecemasan kemungkinan

tidak hanya disebabkan oleh musik alternative rock saja. Tetapi, juga

karena adanya faktor-faktor lain seperti; suku, latar belakang budaya,

dan jenis musik yang disukai oleh responden. Selain itu, penentuan

waktu untuk mengukur efek musik terhadap penurunan tingkat

kecemasan juga mempengaruhi hasil dari penelitian ini.

2. Peneliti tidak menggunakan kelompok kontrol di samping kelompok

perlakuan. Sehingga hasil penelitian yang menunjukkan adanya

perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pemberian

Page 45: Terapi Musik

musik alternative rock tidak dapat dipastikan apakah perbedaan itu

memang disebabkan oleh musik alternative rock atau faktor yang lain.

3. Untuk mengetahui pengaruh musik alternative rock terhadap

penurunan tingkat kecemasan pada mahasiswa PSIK-A angkatan

2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang dilakukan

dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon Matched Paired Test

karena skala kecemasan sebagai alat ukurnya bersifat ordinal. Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai kelemahan

yaitu, hasil pengujiannya tidak setajam hasil pengujian statistik

parametrik.

Page 46: Terapi Musik

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan hasil analisa data yang diperoleh,

dapat disimpulkan bahwa:

1. Musik alternative rock berpengaruh terhadap penurunan tingkat

kecemasan pada mahasiswa PSIK-A angkatan 2004 Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

2. Sebelum pemberian musik alternative rock, didapatkan hasil separuh

bagian responden mengalami cemas ringan, hampir separuh bagian

mengalami cemas sedang dan sebagian kecil mengalami cemas

berat.

3. Sesudah pemberian musik alternative rock, didapatkan hasil sebagian

besar tidak mengalami kecemasan dan hampir separuh bagian

mengalami cemas ringan.

4. Seluruh responden mengalami penurunan tingkat kecemasan setelah

pemberian musik alternative rock.

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Agar menggunakan musik alternative rock dalam menurunkan tingkat

kecemasan terhadap pasien yang menyukai musik alternative rock,

dengan cara memperdengarkan musik alternative rock selama 5-10 menit

setiap hari dengan tempo 70-125 dan frekuensi 44100Hz.

7.2.2 Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Jiwa

Agar memperkenalkan mengenai pengaruh serta manfaat musik untuk

menurunkan tingkat kecemasan.

Page 47: Terapi Musik

7.2.3 Bagi Peneliti Lain

1. Agar terus mengembangkan penelitian tentang manfaat musik

alternative rock tidak hanya terhadap tingkat kecemasan, melainkan

terhadap seluruh aspek psikologis dari manusia.

2. Agar dalam usaha pengembangan penelitian ini, hendaknya

mengendalikan faktor-faktor perancu seperti, budaya dan adat serta

kebiasaan yang mungkin mempengaruhi tingkat kecemasan.

3. Agar menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dalam

desain eksperimental.

4. Agar menggunakan penelitian ini sebagai bahan acuan penelitian

mengenai pengaruh musik yang selanjutnya.

Page 48: Terapi Musik

DAFTAR PUSTAKA

Al Kindhy AFA. 1997. Musik Dari Sudut Pandang Kosmologis Islam, (Online),(http://www.mkalm.com/capita/musik.htm, diakses 5 Mei 2004)

All Music Guide, Alternative/Indie Rock, (Online),(http://allmusic.com/cg/amg.dll?p=amg&uid=UIDMISS70406242205232877&sql=C4464, diakses 17 Juni 2004)

AMTA. 2002. Sound Therapy, (Online),(http://www.raintosun.com/therapy/sound_therapy.htm, diakses 5 Mei 2004)

Anthony S. 2003. Manfaat Musik, (Online),(http://artikel.webgaul.com/Musik/manfaatmusik.html, diakses 17 Juni 2004)

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Carpenito, LJ. 1998. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Editor Yasmin Asih. Jakarta: EGC.

Creed, (Online),(http://www.creed.com, diakses 17 Juni 2006)

De Laune dan Ladner. 1997. Fundamentals of Nursing Standards and Practice. Jilid II. USA: Delmar Publishers.

Guyton dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 26. Jakarta: EGC.

Hardywinoto. 2002. Anak Unggul Berotak Prima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kaplan dan Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Edisi 7. Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kozier B. 1991. Fundamental of Nursing. Concepts, Process and Practice. Vol 2. USA: Wesley

Miller J.M dan Rasar L.A. 1999. Therapeutic Application of Rock ‘n Roll, (Online), (http://www.uwec.edu/rasarla/research/musicrep/rocknrol/index.htm, diakses 5 Mei 2004)

Page 49: Terapi Musik

Music Therapy. Music Therapy, (Online),(http://www.musictherapy.org, diakses 17 Juni 2004)

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika.

Pearce EC. 1997. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia

Pudjiraharjo, dkk. 1992. Metode Penelitian Dan Statistik Terapan. Editor Poerwadi dkk. Surabaya: Airlangga University Press.

Salampessy, W. 2004. Terapi dengan Musik. Batam: Interaksara.

Santoso,S. 2003. Buku Statistik Non Parametrik. Jakarta:Penerbit PT Elex Media Komputindo

Scott Stapp, (Online),(http://www.scottstapp.com, diakses 17 Juni 2006)

Scott Stapp Foundation, (Online),(http://www.scottstappfoundation.com, diakses 17 Juni 2006)

SMHAI, (Online)(http://suicideandmentalhealthassociationinternational.org/anxietytest.html, diakses 12 Juli 2006)

Solimun. 1998. Pengenalan Statistika Dan Program Komputer Untuk Analisis Data. Pendidikan Dan Latihan Metode Penelitian Tingkat Dasar Bagi Dosen Muda. Surabaya:Universitas Soetomo Surabaya

Sony BMG Indonesia, (Online)(http://www.sonybmg.co.id, diakses 24 Mei 2005)

Stuart, Gail Wiscarz dan Sandra J Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Suliswati, et al. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Wikipedia, (Online)(http://id.wikipedia.org/wiki/rock, diakses 5 Mei 2004)

Page 50: Terapi Musik
Page 51: Terapi Musik

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Bayu Widodo Medi Setiawan

NIM : 0110720007

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai pikiran atau tulisan saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Tugas Akhir ini hasil

jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi dari perbuatan tersebut.

Malang, 22 Januari 2007

Yang Membuat Pernyataan

Bayu Widodo Medi Setiawan

NIM : 010720007

Page 52: Terapi Musik

LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN SEBAGAI SUBYEK PENELITIAN

Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi subyek penelitian dengan

judul: “Pengaruh Musik Alternative Rock Terhadap Tingkat Kecemasan

Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Malang.”

No. Subyek :__________

1. Saya telah membaca lembar informasi penelitian ini dan telah menerima

latar belakang, tuuan, jangka waktu beserta resik penelitian serta peran

saya dalam penelitian ini.

2. Saya telah mengambil waktu untuk memikirkan keikutsertaan saya.

Pertanyaan saya telah dijawab dengan meuaskan dan saya telah menerima

satu lembar informasi.

3. Saya mengerti bahwa keikutsertaan saya bersifat sukarela, atas pilihan

saya sendiri dan saya dapat menolah atau mengundurkan diri dari penelitian

ini setiap saat dan tidak akan mempengaruhi kesehatan saya.

4. Saya memahami bila ada informasi lain yang dapat mempengaruhi

keikutsertaan saya dalam penelitian ini akan segera disapaikan kepada

saya.

Malang,

Peneliti Yang membuat pernyataan,

Bayu Widodo Medi Setiawan

NIM : 0110720007

Page 53: Terapi Musik

Lembar Permintaan Menjadi Responden

Kepada Yth:

Saudara/Saudari calon responden

Di tempat

Dalam rangka pelaksanaan tugas akhir yang merupakan salah satu

syarat untuk menyelesaikan pendidikan di PSIK FKUB Malang, saya selaku

mahasiswa bermaksud untuk melakukan kajian tentang Pengaruh Musik

Alternative Rock Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Mahasiswa PSIK-A

Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Adapun

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik alternative

rock terhadap penurunan tingkat kecemasan mahasiswa PSIK-A angkatan 2004

FKUB Malang.

Untuk keperluan tersebut, saya mohon kesediaan Saudara/Saudari dapat

membantu memberikan informasi melalui lembar wawancara yang telah saya

sediakan berkaitan dengan tugas di atas.

Demikian permohonan saya, atas bantuan dan pertisipasinya saya

ucapkan terima kasih.

Malang,………………. 2006

Peneliti

Bayu Widodo Medi Setiawan

Page 54: Terapi Musik

INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ______________________________________

Umur : _____th

NIM : ______________________________________

Setelah mendapatkan penjelasan serta mengetahui manfaat dan resiko

penelitian yang berjudul “Pengaruh Musik Alternative Rock Terhadap Penurunan

Tingkat Kecemasan Mahasiswa PSIK-A Angkatan 2004 Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya Malang”, maka dengan sukarela saya menyetujui

diikutsertakan dalam penelitian dengan catatan bila sewaktu-waktu merasa

dirugikan dalam bentuk apapun berhak untuk membatalkan persetujuan ini.

Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa ada paksaan dari pihak

manapun.

Sesuai dengan kode etik penelitian, kami menjamin kerahasiaan identitas

responden. Demikian harap maklum, dan atas kesediaannya kami mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya.

Malang, ...................2006

Peneliti

Bayu Widodo Medi Setiawan

Responden

(............................)

Page 55: Terapi Musik

Screening Test KecemasanScreening Test Kecemasan

Apakah menurut anda sangat sulit untuk tidak khawatir? Ya Tidak

Apakah anda khawatir akan hal-hal, seperti keluarga, pekerjaan atau perkuliahan, lebih sering daripada tidak memikirkannya? Ya Tidak

Apakah sulit bagi anda untuk tidur pulas saat segala pikiran ada di dalam kepala anda? Ya Tidak

Seringkah anda merasa gelisah? Atau merasa gelisah meskipun tidak ada apapun di sekitar anda yang dapat menyebabkan anda merasa khawatir? Ya Tidak

Sulitkah bagi anda untuk berkonsentrasi pada tugas khusus atau seringkah anda mengalami pikiran anda berputar-putar atau menjadi ”kosong”? Ya Tidak

Seringkah anda merasa mudah marah atau tegang meskipun tidak ada yang akan terjadi yang nantinya membenarkan perasaan anda? Ya Tidak

Apakah teman maupun anggota keluarga anda memberitahukan bahwa anda terlalu khawatir terhadap hal-hal kecil, terlalu tergantung, atau butuh sedikit tenang? Ya Tidak

Apakah anda sering mengalami otot anda menjadi tegang atau merasakan ketegangan pada otot leher bawah, punggung, mata anda? Ya Tidak

Apakah bagi anda sangat sulit untuk duduk diam tanpa melamun, memain-mainkan sesuatu, atau melakukan gerakan lain berulang-ulang? Ya Tidak

Pernahkah anda mengalami ketika anda merasakan gejala seperti telapak tangan berkeringat, jantung berdebar, atau bernafas dangkal? Ya Tidak

Catatan:..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Page 56: Terapi Musik

Hamilton Anxiety Rating ScalePenilaian:

0 Tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)1 Ringan (satu gejala dari pilihan yang ada)2 Sedang (separuh dari gejala yang ada)3 Berat (lebih dari separuh gejala yang ada)4 Sangat berat (semua gejala yang ada)

Skor Sebelum Diberi Terapi

Musik

Skor Setelah Diberi Terapi Musik

I II III1. Perasaan cemas (ansietas)

Firasat burukTakut akan pikiran sendiri

Mudah tersinggung2. KeteganganMerasa tegang

LesuMudah terkejut

Tidak dapat istirahat dengan nyenyakMudah menangis

GemetarGelisah

3. KetakutanPada gelap

Pada orang asingDitinggal sendiri

Pada binatang besarPada keramaian lalu lintas

Pada kerumunan banyak orang4. Gangguan tidurSukar memulai tidur

Terbangun malam hariTidak pulasMimpi buruk

Mimpi yang menakutkan5. Gangguan kecerdasan

Daya ingat burukSulit berkonsentrasi

Sering bingung6. Perasaan depresi (murung)

Kehilangan minatSedih

Bangun dini hariBerkurang kesukaan pada hobi

Perasaan berubah - ubah sepanjang hari7. Gejala somatik / fisik (otot-otot)

Nyeri ototKaku

Kedutan ototGigi gemeretakSuara tak stabil

8. Gejala sensorik

Page 57: Terapi Musik

Telinga berdengungPenglihatan kabur

Muka merah dan pucatMerasa lemah

Perasaan ditusuk-tusuk9. Gejala kardiovaskuler

Denyut nadi cepatBerdebar-debar

Nyeri dadaRasa lemah seperti mau pingsan

Detak jantung hilang sekejab10. Gejala respiratori (pernapasan)

Rasa tertekan di dadaPerasaan tercekik

Merasa napas pendek/sesakSering menarik napas panjang

11. Gejala gastrointestinal (pencernaan)Sulit menelanMual muntah

Berat badan menurunKonstipasi/sulit BAB

Perut melilitNyeri lambung sebelum/sesudah makan

Rasa panas di perutPerut terasa penuh/kembung

12. Gejala urogenitalSering kencing

Tidak dapat menahan kencingAir kencing sedikit

Amenorrhea/menstruasi tidak teratur13. Gejala autonom

Mulut keringMudah berkeringatPusing/sakit kepalaBulu roma berdiri

14. Tingkah laku (sikap) pada wawancara

GelisahTidak tenang

Mengerutkan dahiMuka tegang

Tonus/ketegangan otot meningkatNapas pendek dan cepat

Muka merahTOTAL SKOR

TINGKAT KECEMASANTermasuk Dalam Tingkat Kecemasan:

< 14 Tidak ada kecemasan 014 – 20 Cemas ringan 121 – 27 Cemas sedang 228 – 41 Cemas berat 3

Page 58: Terapi Musik

> 41 Panik 4Hasil Penilaian Status Kecemasan

No. Responden

Pre test Test 1 Test 2 Test 3

1 21 13 9 82 22 17 17 163 14 11 9 44 16 14 13 105 14 14 14 126 20 15 14 127 36 14 12 118 24 16 4 09 14 11 8 5

10 24 16 14 1211 19 14 13 1212 25 17 14 9

Page 59: Terapi Musik

OUTPUT HASIL ANALISA DATA

1. Uji Normalitas DataNPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

12 12 12 12

20.7500 14.3333 11.7500 9.2500

6.2975 2.0151 3.5707 4.3927

.167 .184 .220 .182

.167 .149 .181 .182

-.142 -.184 -.220 -.155

.577 .638 .763 .632

.893 .810 .606 .820

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Pre Test Test 1 Test 2 Test 3

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

2. Uji WilcoxonNPar TestsWilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

8a 4.50 36.00

0b .00 .00

4c

12

4d 2.50 10.00

0e .00 .00

8f

12

4g 2.50 10.00

0h .00 .00

8i

12

12j 6.50 78.00

0k .00 .00

0l

12

Negative Ranks

Positive Ranks

Ties

Total

Negative Ranks

Positive Ranks

Ties

Total

Negative Ranks

Positive Ranks

Ties

Total

Negative Ranks

Positive Ranks

Ties

Total

Test 1 - Pre Test

Test 2 - Test 1

Test 3 - Test 2

Post test (rata-rata)- Pre Test

N Mean Rank Sum of Ranks

Test 1 < Pre Testa.

Test 1 > Pre Testb.

Pre Test = Test 1c.

Test 2 < Test 1d.

Test 2 > Test 1e.

Test 1 = Test 2f.

Test 3 < Test 2g.

Test 3 > Test 2h.

Test 2 = Test 3i.

Post test (rata-rata) < Pre Testj.

Post test (rata-rata) > Pre Testk.

Pre Test = Post test (rata-rata)l.

Page 60: Terapi Musik

Test Statisticsb

-2.640a -2.000a -2.000a -3.169a

.008 .046 .046 .002

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Test 1 -Pre Test Test 2 - Test 1 Test 3 - Test 2

Post test(rata-rata) -

Pre Test

Based on positive ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

3. Statistika Deskriptif

Pre Test

6 50.0 50.0 50.0

5 41.7 41.7 91.7

1 8.3 8.3 100.0

12 100.0 100.0

Cemas Ringan

Cemas Sedang

Cemas Berat

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Test 1

3 25.0 25.0 25.0

9 75.0 75.0 100.0

12 100.0 100.0

Tidak ada kecemasan

Cemas Ringan

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Test 2

7 58.3 58.3 58.3

5 41.7 41.7 100.0

12 100.0 100.0

Tidak ada kecemasan

Cemas Ringan

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Test 3

11 91.7 91.7 91.7

1 8.3 8.3 100.0

12 100.0 100.0

Tidak ada kecemasan

Cemas Ringan

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Post test (rata-rata)

10 83.3 83.3 83.3

2 16.7 16.7 100.0

12 100.0 100.0

Tidak ada kecemasan

Cemas Ringan

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 61: Terapi Musik

4. Interactive Graph