teritorial musik kompang di daerah bengkalis riau ... · susunan organisasi dan pembagian ......
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN TIM PASCASARJANA
TERITORIAL MUSIK KOMPANG DI DAERAH BENGKALIS RIAU:
PENCARIAN SISTEM PERFORMANCE DALAM
POLITIC MULTICULTURAL
Tahun ke II dari rencana 3 Tahun
TIM PENELITI
Ketua : Dr. Rosta Minawati, S.Sn., M.Si
NIDN : 0009127206
Anggota : Dr. Nursyirwan, S.Pd., M.Sn
NIDN : 0018026709
Anggota : Hidayat Sidiq
NIM : 203002213
Anggota : Hengki Armes
NIM. : 207000212
Anggota : Agusten Huri
NIM : 203002013
Anggota : Husin
NIM. : 207000213
INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG November 2015
Kode/Rumpun Ilmu: 674/Seni Musik
1
PENELITIAN TIM PASCASARJANA
Padangpanjang, 30 – 06 – 2015,
Mengetahui, Direktur Program Pascasarjana Ketua Peneliti,
2
(Dr. Susas Rita Loravianti S.Sn., M.Sn) (Dr. Rosta Minawati, S.Sn., M.Si NIP. 19721209 201012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………..………………….……………………. 0
HALAMAN PENGESAHAN ………………….……………...…………….. 1
DAFTAR ISI ……………………………………….………………………… 2
RINGKASAN ……………………………………….………………………. 3
I. PENDAHULUAN ……………………….…………………………... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………..………................ 8
III. TUJUAN DAN MANFAAT ................................................................. 14
IV. METODE PENELITIAN …………………………………………... 16
SISTEMATIKA PENELITIAN …………………………………….. 24
V. HASIL YANG DICAPAI ….....................………………………..….. 25
A. Perkembangan Musik Kompang …………………………... 25
B. Konsep Pertunjukan Musik Kompang ……………………. 41
C. Sistem Performance Musik Kompang ……………………... 44
VI. LUARAN DAN RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ............... 55
VII. SIMPULAN ………………………………………………………….. 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 58
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti ……………………. 61
4.1. Biodata Ketua ……………………………………………. 61
4.2. Biodata Anggota (1) ……………………………………… 68
4.3. Biodata Anggota (2) ……………………………………… 75
4.4. Biodata Anggota (3) ……………………………………… 77
4.5. Biodata Anggota (4) ……………………………………… 79
4.6. Biodata Anggota (5) ……………………………………… 80
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran ………………………………………….. 83
Lampiran 3. Dukungan Sarana dan Prasarana ……………………………… 86
Lampiran 4. Susunan Organisasi dan Pembagian Tugas …………………. 87
Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ……………………………… 88
3
RINGKASAN
Penelitian teritorial musik Kompang di daerah Bengkalis Riau:
Pencarian Sistem Performance dalam Politic Multicultural. Data
dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dianalisis
dengan teknik deskriptif kualitatif dan interpretatif. Informan terdiri atas
seniman, budayawan, masyarakat Bengkalis, akademisi, dinas pariwisata.
Wawancara dilakukan dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian:
konteks pertunjukan musik Kompang dalam masyarakat Bengkalis, yakni
pada pernikahan, khitanan, aqikahan, penyambutan tamu acara festival,
dan acara-acara perayaan agama dan penyambutan tamu penting, seperti
para pejabat yang berkunjung ke daerah. Eksistensinya terlihat pada
luasnya wilayah pengembangan musik Kompang di daerah Bengkalis, si
antaranya pulau Rupat, Meskom dan Banten serta Banten Tua. Selain alah
terdapat grup-grup seperti: grup Indah Budaya, grup Kompang Jawa, grup
Kompang Delima yang di dalamnya terdapat kelompok anak-anak, remaja,
dan dewasa. Pertunjukan musik Kompang merupakan permainan musik
yang diiringi dengan nyanyian dan syair lagu-lagu bernafaskan Islam.
Musik Kompang memiliki 12 jenis pukulan, yakni: mabon, ngendong,
pecah limo, nyarang, nginan, tratat, pecah rapat, nginan nyarang, mecah
nginan, selang ngendong, selang pecah rapat, jidor. Permainan pola-pola
pukulan dan vokabuler vokal dipengaruhi oleh keberadaan Makhrijal
huruf. Di dalam permainan musik Kompang, keberadaan Makhrijal huruf
tidak hanya hadir dalam konteks pembacaan huruf Hijaiyah. Di Bengkalis,
Makhrijal huruf sebagai ukuran konsep keindahan permainan musik
Kompang. Konsep tersebut dilandasasi filosofi budaya, agama, dan
kreativitas masyarakat atas perkembangan selera pasar (masyarakat).
Kreativitas tidak hanya pada pelahiran musik sebagai ekspresi, akan tetapi
juga merupakan hasil dari adanya interaksi pemain di dalamnya yang
melahirkan variasi kreativitas dalam sebuah pertunjukan.
Kata Kunci: Teritorial Musik Kompang, Sistem Performance, Politic
Multicultural, Bengkalis Riau.
4
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat Riau adalah masyarakat majemuk/pluralis yang terdiri dari
berbagai suku bangsa seperti Melayu, Bugis, Banjar, Minangkabau, Jawa, Batak,
dan lain-lain. Mereka mempunyai perbedaan dari segi adat dan tradisi, bahasa,
agama, namun mayoritasnya menjadi pendukung budaya Melayu1. Masyarakat
Bengkalis yang mendiami wilayah Kabupaten Bengkalis termasuk juga kepada
kelompok masyarakat majemuk/pluralis. Mereka hidup secara berdampingan
antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya, sehingga
mereka hidup dalam suasana keberagaman.
Sebagai kelompok masyarakat yang memilki hubungan timbal balik dalam
interaksi dan komunikasi, masyarakat Bengkalis termasuk kepada kelompok
masyarakat yang tidak bebas dari ekses-ekses sosial. Streotif budaya dari satu
kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat yang lain dan stereotif-
stereotif satu individu terhadap individu yang lain adalah bentuk-bentuk ekses
sosial yang muncul ditengah-tengah masyarakat. Sehingga di Bengkalis
ditemukan pendikotomian kelompok-kelompok masyarakat seperti adanya istilah
orang pendatang, orang tempatan, orang asli, dan putra daerah.
Adapun suasana yang berbeda ditemui pada peristiwa musik Kompang.
Musik Kompang diakui sebagai bagian musik tradisi masyarakat Melayu yang
dimainkan dalam berbagai peristiwa budaya Melayu. Anggota kelompoknya tidak
hanya berasal dari masyarakat Melayu sebagai pendukung budaya Melayu tetapi
juga berasal dari masyarakat lain yang bukan suku Melayu, seperti suku Jawa,
Batak dan lainnya.
Masyarakat majemuk yang memiliki perbedaan-perbedan diterima oleh
masyarakat Melayu sebagai bahagian dari struktur masyarakat pendukung musik
Kompang. Tradisi musik Kompang juga diterima oleh masyarakat majemuk
sebagai bahagian tradisi musik/budaya milik mereka.
1 Suwardi MS, Dari Melayu ke Indonenesia, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 109.
5
Kemudian para pemain bermain antar lintas kelompok. Seorang pemain
tidak hanya bermain pada satu kelompok tertentu, tetapi juga bermain pada
kelompok yang lain. Hasilnya, pola-pola pukulan dari satu kelompok tertentu
dimainkan pula pada kelompok yang lain walaupun kelompok tersebut memilki
tatanan varian pola pukulan, dan tatanan peristilahan sendiri. Hal tersebut
mempengaruhi entitas bunyi terutama bunyi pada pola-pola pukulan berjalin.
Dalam pandangan masyarakat permainan musik Kompang Melayu sudah tidak
tepat sesuai dengan konsep Mahrijal huruf. Artinya, walaupun terdapat pola-pola
yang baku dalam permainan Kompang, disisi lain memiliki kedinamisan
permainan oleh perpaduan budaya-budaya individu ataupun kelompok sebagai
pemain. Hasil permainan tersebut memrepresentasikan variasi-variasi bunyi yang
mencerminkan multikultural masyarakatnya.
Di Bengkalis, musik Kompang secara pertunjukan dibagi menjadi tiga
bentuk penyajian, yaitu arak-arakan, berdiri, duduk, dan atraksi. Musik Kompang
dalam arak-arakan ditampilkan ketika mengiringi pengantin laki-laki menuju
rumah pengantin perempuan dalam pesta pernikahan, pada saat pawai perayaan
hari besar agama Islam seperti Maulud Nabi dan MTQ. Musik Kompang
dilakukan secara duduk bersila pada acara pesta pernikahan dan bentuk atraksi
dimainkan pada perayaan hari besar agama Islam, penyambutan pejabat
pemerintahan, serta festival budaya yang sudah ditentukan tempatnya. Permainan
musik Kompang atraksi memiliki penambahan gerak atau koreografi dalam
penyajiannya.
Musik Kompang dilihat dari unsur-unsur musik pada pertunjukan memiliki
irama, melodi, dinamik, dan tempo. Berdasarkan multietnis dan multikultur
menghasilkan keberagamana konsep musikal dalam pertunjukan Kompang.
Sehubungan dengan itu, Marcel Dubois menyatakan bahwa mempelajari musik-
musik yang masih hidup; ia meneliti praktek-praktek musikal dalam wawasan
yang paling luas, kriteriaya yang pertama ialah dengan menempatkannya ke dalam
fenomena tradisi lisan.2 Konsep tentang musik merupakan dasar bagi para
2 Alan P. Merriam; Barbara Krader; Gourlay, K.A and List, George. Etnomusikologi. Terj.
Santosa & Rizaldi Siagian, Editor R. Supanggah, (Yogyakarta: Bentang Budaya, 1995), 3.
6
etnomusikologis yang meneliti tentang sistem musik dari semua orang. Tanpa
memahami konsep, sangat tidak mungkin memahami musiknya.3
Kehidupan dan perkembangan musik Kompang ditengah-tengah
masyarakat Melayu tidak terlepas dari nilai-nilai budaya, etika dan estetika yang
dianut masyarakatnya. Mengkaji konsep musikal Kompang tidak hanya pada teks
atau struktur musiknya, namun dilakukan juga tentang pada konteks hubungan
musik dengan masyarakatnya. Sebagaimana dikatakan Muhammad Takari bahwa
memahami etnomusikologi bukan hanya terbatas kepada teknik semata, tetapi
juga tentang tata tingkah laku manusia4.
Mengungkap makna pertunjukan musik Kompang digunakan semiotika
musik yang didefenisikan oleh Jean Jacques Nattiez sebagai tripartition
(tripartisi).5 Konsep tripartisi ini muncul dari hipotesis yang menganggap bahwa
sebuah karya musik, baik dalam bentuk sebuah partitur maupun dalam wujud
sebuah gelombang suara, hendaknya dilengkapi dengan informasi karya itu
diciptakan, dan bagaimana karya itu dapat dinikmati.6 Didukung pendapat Jean
Molino menyatakan bahwa menganalisis fenomena musikal dalam bentuk simbol
hanya dapat dilakukan dengan tiga dimensi yaitu (1) dimensi poietic, dimensi
yang memperlihatkan bentuk simbolik sebagai sebuah makna, atau konfigurasi
dari berbagai makna, atau bebas dari makna apapun; (2) dimensi esthesic, dimensi
yang memberikan kesempatan kepada penonton untuk menyusun makna atau
berbagai makna, ketika dikonfrontasikan dengan suatu bentuk simbolik dan (3)
dimensi trac (pelacakan), dimensi ketika bentuk simbolik itu tersusun secara
immanent berupa data fisik dan material yang disajikan dalam suatu tontonan
yang dapat dinikmati dan dihayati melalui indra.7
3 Alan P. Merriam, The Anthropology of Music, (Chicago: Nortwestern University, 1964),
84. 4 Muhammad Takari, Etnomusikologi, Jurnal Ilmu Pengetahuan Seni, (Medan: Departemen
Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara, 2009), 14. 5 Jean Jacques Nattiez, Music and Discurse Toward a Semiology of Music. Terjemahan
Carolyn Abbate, (New Jersey: Princeton University Press, 1990), 11-12. 6 Victorius Ganap, Kerontjong Toegoe, (Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta,
2011), 191. 7 Victorius Ganap, 192.
7
Berdasarkan fenomena dilapangan, percampuran dan pertahanan budaya
antar suku (heterogenitas multiculture) bila dirujuk sesuai dengan falsafah
Minagkabau yang berbunyi adat balaku salingkuang nagari, (adat berlaku di
selingkar negeri). Walau penetapan kebenaran wilayah menurut Morris adalah
memahami batasan kekuasaan geografis, misalnya “aku lebih berkuasa di wilayah
ku dan kamu lebih berkuasa dalam wilayahmu”.8 Kebiasaan tersebut berdampak
kepada sistem di masyarakat manapun umumnya untuk saling mempertahankan
diri, kelompok, seni maupun identitas mereka sesuai dengan wilayah dan daerah
masing-masing.
Keberadaan musik Kompang yang dekat dekat peristiwa budaya yang
bernuansakan Islami terlihat pada praktisi-praktik budaya yang dilakukan pemain
dan masyarakat pendukungnya. Musik Kompang adalah permainan alat musik
yang diiringi dengan nyanyian dan syair lagu-lagu bernafaskan Islam. Syair
bersumber dari kitab berzanji. Permainan musik Kompang memiliki perbedaan
dengan musik Islam lainnya. Berdasarkan repertoar pertunjukannya, permainan
musik Kompang memiliki perbedaan motif ritme lagu yang begitu banyak variasi
pukulan dan teknik permainan. Keunikan tersebut tercermin pada kelompok-
kelompok musik Kompang di Bengkalis dengan varian dari sistem performance-
nya sebagai politik idenitas masyarakat yang multikultur. Dengan demikian, hasil
indentifikasi dan inventarisasi model dan teknik performance musik Kompang
melahirkan satu bentuk model art new musik Kompang di Bengkalis Riau sebagai
satu representasi multikultural mayarakatnya.
8 Morris, 126.
8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Teritorial musik Kompang di daerah Bengkalis Riau:
Pencarian sistem Performance dalam Politic Multiculturalitas mengacu pada
beberapa penelitian sebelumnya sebagai tinjauan pustaka. Terkait dengan hal itu,
beberapa studi yang relevan diacu dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut.
Tulisan Nilawati, 2014, berjudul “Kesenian Kompang Sebagai Identity
Community Melayu Di Meskom Bengkalis Riau” Tesis, Program Pascasarjana ISI
Padangpanjang. Tulisan an ini mengungkap kesenian kompang dijadikan sebagai
identity community Melayu di Meskom Bengkalis Riau; menjelaskan keberadaan
musik Kompang sebagai identity community Melayu terhadap perkembangan
pertunjukannya di Bengkalis Riau, mengungkap konsep identity community
kesenian Melayu dalam kesenian kompang; menyampaikan kompang dijadikan
sebagai identity community Melayu; dan menjelaskan dampak keberadaan
kompang sebagai identity community Melayu.9
Yosi Ramadona, 2014, “Kreativitas Gerak dalam Pertunjukan Kompang
pada Masyarakat Bengkalis di Kecamatan Bengkalis Provinsi Riau”, Tesis,
Program Pascasarjana ISI Padangpanjang. Tulisan ini menjelaskan bahwa bentuk
pertunjukan kreativitas gerak dalam pertunjukan Kompang adalah bentuk tari,
karena struktur pertunjukan memenuhi kriteria sebuah tari lengkap dengan
elemen-elemennya. Dalam proses kreativitas gerak dalam pertunjukan Kompang
banyak faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor psikoanalitik, asosianistik, gestalt,
eksistensial, interpersonal dan ciri atau sifat. Faktor internal dan faktor eksternal
temasuk ke dalam faktor psikoanalitik. Faktor internal berasal dari dalam diri
seniman itu sendiri, yaitu faktor keturunan dan faktor bakat, sedangkan faktor
eksternal berasal dari luar diri seniman yaitu: faktor sosial budaya, faktor religi
dan faktor geografis.10
Yeni Ruseli, 2014, berjudul “Kebertahanan Pertunjukan Kompang di
Masyarakat Bengkalis Kecamatan Bengkalis Provinsi Riau”, Tesis, Program
9 Nilawati, Tesis Program Pascasarjana ISI Padangpanjang, 2014
10 Yosi Ramadona, Tesis Program Pascasarjana ISI padangpanjang, 2014
9
Pascasarjana ISI Padangpanjang. Tulisan ini lebih memfokuskan kebertahanan
musik Kompang dalam masyarakat Bengkalis. Hal tersebut tercermin keeksisan
pertunjukan musik Kompang dalam setiap kegiatan sosial dalam masyarakatnya.11
Selanjutnya penelitian Nursyirwan tahun 2000 berjudul “Musik Kompang
Di daerah Kelakap Tujuh Dumai Barat: Tinjauan Musikologis” (laporan
penelitian). Tulisan ini lebih terfokus pada pembahasan mengenai bentuk tekstual
musik Kompang, yang disampaikan secara deskripsi umum, namun belum
memunculkan analisis interpretatif yang mendalam terhadap keberadaan musik
Kompang. Tulisan tersebut dapat memberikan informasi dan inspirasi terkait
musik Kompang, dan memberi peluang untuk dilakukan penelitian lanjutan.
Tulisan Yusnelli, 1999 berjudul “Musik Melayu Sayang Senandung di
Daerah Dumai Provinsi Riau” (laporan penelitian), STSI Padangpanjang. Dalam
tulisannya, penulis hanya mendeskripsikan jenis instrumen non melodis sebagai
pengiring musik Melayu, seperti, bebano, kompang, marwas dan tetawak, namun
tulisan ini tidak mengkaji masalah Kompang, sebab kajian utamanya adalah
tinjauan komposisi musik Melayu, dan bukan mengkaji musik Islam.
Buku yang ditulis oleh Yekti Maunati yang berjudul Identitas Dayak:
Komodifikasi dan Politik Kebudayaaan, tahun 2006. Maunati menyatakan bahwa
kontruksi identitas budaya Dayak menjadi kekuatan politik dan ekonomi.
Komodifikasi kebudayaan Dayak dengan mengolah desa tradisional yang otentik
sebagai daerah tujuan wisata dengan tidak mnghancurkan identitas Dayak, bahkan
sebaliknya memperkuat bentuk-bentuk identitas baru. Persamaannya dengan
usulan penelitian ini adalah sama-sama ingin mengangkat kebudayaan masyarakat
yang berhubungan dengan pencerminan identitas masyarakatnya. Perbedaannya
adalah lokasi dan fokus seni budaya yang menjadi fokus penelitian adalah musik
Kompang di Bengkalis Riau, akan tetapi tulisan Maunati sangat memberi inpirasi
dan wawasan bagi peneliti.
Selanjutnya tulisan Datuk Haji Abdul Ghani Othman yang berjudul Zapin
Melayu di Negeri Johor Darul Takzim: Penyambung Warisan Budaya Melayu di
11
Yeni Ruseli, Tesis Program Pascasarjana ISI Padangpanjang, 2014.
10
Nusantara tahun 2000. Tulisan tersebut berisikan bahwa Zapin Melayu Johor
telah berkembang menjadi kesenian orang-orang Melayu sejak awal
perkampungan Melayu dikawasan Pesisir Laut, Tebing, sungai sampai ke zaman
modern. Orang Melayu tidak boleh meminggirkan diri dari percaturan budaya
global yang hanya menganggap artefak budaya Melayu sebagai warisan budaya
untuk dimusiumkan sebagai etnografi Melayu semata. Disebutkan pula bahwa
festival Zapin Melayu pernah dilakukan di Indonesia yang diwakili Sumatera
Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat, Brunei Darussalam,
Singapura, dan dari Malaysia terdiri dari Johor, Pahang, Sabah, Sarawak.12
Persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti
seni budaya Melayu. Perbedaannya adalah lokasi penelitian ini akan dilakukan di
Bengkalis Riau. Tulisan tersebut dapat memberi wawasan pemetaan dari seni
budaya Melayu di Indonesia, dan pengaruh era globalisasi terhadap dinamika dan
perkembangan seni budaya Melayu di Nusantara, khususnya Bengkalis Riau.
Berikutnya tulisan Mohd Anis Md Nor yang berjudul Falsafah Kesenian
Islam dalam Zapin Melayu: Leksikon dan Ikonografi Al-Sawt di alam Melayu,
tahun 2000. Mohd Anis Md Nor menyatakan bahwa berdasarkan struktur dan
hierarki Handasah al sawt, Zapin Melayu jelas terletak pada tingkat musiqa dan
raqs yang dibenarkan dan tidak melanggar hukum syariah. Tradisi Zapin Melayu
di Nusantara telah tercipta dari kesenian Arab Hadrahmaut yang masuk ke alam
Melayu, sehingga leksikografi menunjukkan adanya pembauran pengaruh Timur
Tengah ke alam Melayu. Berdasarkan hal yang diuraikan, persamaannya adalah
sama-sama mengkaji seni budaya Melayu yang berlandaskan syariah Islam.
Perbedaannya adalah penelitian ini tidak memfokuskan pada tari Zapin, akan
tetapi pada musik Kompang yang ada dan berkembang di masyarakat Bengkalis,
akan tetapi tulisan tersebut dapat memberi wawasan dan inspirasi kepada peneliti.
Margaret J Kartomi yaitu, National Identity and Other Themes of
Classifications in the Arab World dalam bukunya On the Concepts and
Calssifications of Musical Instruments. Buku ini sangat bermanfaat untuk
12
Mohd Anis Md Nor, Falsafah Kesenian Islam dalam Zapin Melayu: Leksikon dan
Ikonografi Al-Sawt di alam Melayu, 2000.
11
membahas mengenai syair-syair yang dinyanyikan pada seni Kompang
bernafaskan Islam. Oleh karenanya dalam pembahasan nanti dijadikan pedoman
melalui sub bahasan sebagaimana ditulis oleh Margaret J Kartomi.13
Bruno Nettl dalam bukunya Theory And Method in Ethnomusihology,
membahas mengenai bentuk kesenian yang mencakup pengolahan data di
antaranya: (1) identifikasi unsur-unsur kesenian yang dijadikan dasar kesenian
dan tema kesenian, dan (2) identifikasi bagian-bagian yang satu dengan bagian
yang lain dalam sebuah komposisi musik.
Persoalan pekerjaan transkripsi, juga dapat dipedomani intisari buku
Bruno Nettl yang menawarkan dua cara pendekatan: (1) prescriptive, (berupa
lambang-lambang secara kasar saja, kadang-kadang tidak lebih dari alat bantu
penyanyi untuk mengingat apa yang dipelajarinya secara lisan); (2) descriptive
(cara memindahkan ke dalam bentuk visual atau tulisan secara detail). Dalam
etnokesenianologi, proses mengalihkan bunyi menjadi simbol visual disebut
proses menotasi.14
M. Abdul Jabbar Beg dalam bukunya, Fine Art in Islamic Civilization,
menjelaskan kedudukan seni dalam kebudayaan Islam dan kesenian religius
Islam.15
Sehubungan topik penelitian berkaitan dengan „Kompang‟ dan „Melayu‟
berlandaskan Islam, diharapkan buku ini membantu untuk menjelaskan
bagaimana posisi masyarakat Melayu Meskom khususnya dalam
mempertahankan keberadaan kompang yang notabene tujuan kegiatannya adalah
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan cara bersalawat kepada Nabi
(Muhammad SAW) yang dilantunkan melalui syair lagu bersumberkan kitab
berzanji.
Selanjutnya laporan penelitian Elizar yang berjudul “Berzanji Sebuah
Ritual Keagamaan yang Bernuansa Musikal di daerah Bunga Tanjung Kabupaten
13
Margaret J Kartomi, “National Identity and Other Themes of Classifications in the Arab
World” dalam On the Concepts and Calssifications of Musical Instruments, (Chicago and London:
The University of Chicago Press, 1990). 14
Bruno Nettl, Theory And Method in Ethnomusihology, (London : The Free Press of
Gleoncoe, Coller-Macmillan Limited, 1964). 15
M. Abdul Jabbar Beg, Fine Art in Islamic Civilization, (Kuala Lumpur, The University of
Malaya Press, 1981).
12
Tanah Datar.” Tulisan ini membahas tentang konsep musikal berzanji dan
hubungan sosial-antropologis musik berzanji yang terdapat di daerah Bungo
Tanjung Kabupaten Tanah Datar.16
Penelitian ini memiliki persamaan dengan
pertunjukan Kompang yaitu vokal berzanji. Namun dalam penelitian ini
memfokuskan penelitian pada vokal berzanji dan tidak membahas tentang gerak
dalam pertunjukan. Laporan penelitian ini membantu penulis dalam memahami
vokal berjanzi yang dinyanyikan oleh pemain atraksi gerak dalam pertunjukan
Kompang.
Buku yang ditulis oleh Tim Peneliti Universitas Riau yang berjudul
Budaya Tradisional Melayu Riau. Membahas tentang adat istiadat, kesenian, dan
upacara adat melayu Riau, menjelaskan tentang musik Kompang secara umum
dan fungsinya ditengah masyarakat melayu Riau.17
Penulisan sama-sama
membahas tentang pertunjukan Kompang di tengah masyarakat melayu Riau.
Namun dalam buku ini tidak menjelaskan secara rinci tentang bentuk pertunjukan
Kompang itu sendiri, hanya menjelaskan pengertian Kompang dan fungsinya.
Penjelasan dari buku ini sangat membantu penulis dalam mengenal adat istiadat
melayu, Bengkalis khususnya dan mengetahui seni pertunjukan Kompang dalam
masyarakat melayu secara umum. Tulisan-tulisan tersebut sangat bermanfaat dan
memberikan kontribusi gambaran, inspirasi dan wawasan terkait penelitian yang
berjudul untuk membahas Teritorial Musik Kompang di daerah Bengkalis Riau:
Pencarian sistem Performance dalam politic multicultural.
Buku “Iventarisasi dan Pengkajian Musik Tradisional di Kabupaten Kampar,
Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir”. yang ditulis oleh tim Abdul
Rahim Nyat dkk. Tulisan ini berisi informasi berbagai macam bentuk musik
tradisional yang ada di Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu, dan
Kabupaten Indragiri Hilir. salah satu tulisannya mengenai Kompang yang
16
Elizar, “Berzanji Sebuah Ritual Keagamaan yang Bernuansa Musikal di daerah Bunga
Tanjung kabupaten Tanah Datar”, Laporan Penelitian, (Padangpanjang: Akademi Seni Karawitan
Indonesia Padangpanjang, 1999), 1-15. 17
Tim Peneliti Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau, Budaya Tradisional
Melayu Riau, (Pekanbaru: Kerjasama Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata dengan Pusat
Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau, 2005), 148.
13
membahas keberadaan Kompang di Kabupaten Indragiri Hilir. tulisan ini hanya
bersifat informasi umum tentang jumlah pemain, bentuk alat dan penampilan.
Selanjutnya buku “Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Melayu” yang
ditulis oleh Tengku lukman Sinar. Dalam tulisanya menjelaskan tentang musik
Rebana yang berkembang di Melayu Deli dan persamaan Rebana dengan
Kompang, Rebana Ubi yang berkembang di Kelantan Malaysia. Dalam hal ini
disinggung tentang alat musik Kompang sama dengan alat musik Rebana yang
berbeda adalah ukurannya.
Buku selanjutnya adalah buku “Muzik Malaysia: Tradisi Klasik, Rakyat dan
sinkretik” yang ditulih oleh Ptricia Matusky dan Tan Sooi Beng. Dalam buku ini
salah satunya pokok bahasanya adalah Kompang yang mendeskripsikan sejarah
Kompang yang berkembang di Malaysia. Kemudian mejelaskan fungsi Kompang
ditengah-tengah masyarkat Melayu. Secara lebih rinci buku ini menjelaskan
bentuk, ukuran, bahan alat dan teknik memainkan, serta konsep permainan. Pada
sisi lain buku ini menjelaskan Istilah-istilah yang terdapat pada penamaan pukulan
dan notasi beberapa pola pukulan.
14
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat diketahui pemetaan seni budaya Melayu di Bengkalis, Kabupaten
Bengkalis.
2. Dapat mengungkap dinamika dan pengaruh seni budaya terhadap musik
Kompang di Bengkalis.
3. Mendapatkan data tentang perkembangan seni budaya Melayu.
4. Mendapatkan data tentang bentuk-bentuk permainan musik Kompang dalam
masyarakat yang multietnis dan multikultur.
5. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai dasar pemetaan seni budaya Melayu di
Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian terdapat tiga tahap yakni sebagai berikut.
Tahap I, Pemetaan teritorial musik Kompang, menginventarisasi bentuk-bentuk
performence berdasarkan daerah dan kelompok serta pengaruh kebudayan luar
terhadap model, teknik dan sistem performence musik Kompang di Bengkalis,
Riau. Penelitian Tahap II. Melakukan pengklasifikasian data, pengolahan data,
dan analisis data, serta temuan akan dirancang sebagai satu model repertoar
pertunjukan musik Kompang art net, serta dilakukan uji publik berbentuk
seminar. Penelitian Tahap III. Menemukan satu model sistem performence musik
Kompang dalam politik multikultural individu maupun kelompoknya dengan art
new musik Kompang, dan melakukan publikasi, baik karya ilmiah TA (tesis),
jurnal nasional/internasional, penerbitan buku demi pengayaan wawasan akan seni
budaya Melayu di Nusantara, khususnya tentang musik Kompang di Bengkalis,
Riau dan menhasilkan laporan akhir penelitian.
15
B. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut.
1. Dapat dilakukan pemetaan teritorial musik Kompang dapat dilakukan, secara
wilayah, model, teknik, dan yang mempengaruhinya kelahiran dan ekspresi
performance musik Kompang.
2. Dapat ditemukan inventarisasi bentuk pertunjukan Kompang di Kabupaten
Bengkalis.
3. Dapat dipublikasikan hasil temuan dalam rangka pengayaan wawasan dan
pengetahuan musik Kompang di Kabupaten Bengkalis.
4. Agar dapat menemukan satu model permainan musik Kompang berdasarkan
penggalian filosofi budaya, agama dan kreativitas seniman dan masyarakatnya.
16
BAB IV. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif analisis. Deskriptif
dilakukan agar mendapatkan gambaran terhadap pokok permasalahan, dan analisis
dilakukan untuk memunculkan fakta-fakta yang dapat memberikan pandangan
yang lebih mendalam, menyeluruh mengenai permasalahan yang akan dibahas.18
Penelitian pemetaan, dinamika dan pengaruh adalah bersifat kualitatif.
Penelitian kualitatif digunakan oleh karena beberapa pertimbangan.
Pertama, penelitian kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan
ganda. Kedua, penelitian kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan
antara peneliti dengan informan, dan ketiga, penelitian kualitatif lebih peka dan
lebih menyesuaikan diri dengan pengaruh atas pola-pola nilai yang dihadapi.19
Metode penelitian-pun merupakan serangkaian tahapan atau langkah-langkah
yang secara sistematis dilalui dalam melaksanakan penelitian ini.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bengkalis. Lokasi penelitian dipilih
atas dasar pertimbangan bahwa besarnya persebaran musik Kompang di
Kabupaten Bengkalis, Riau. Selain lokasi/tempat sebagai setting dalam penelitian
ini, kelompok peneliti memfokuskan penelitian pada pemetaan teritorial,
inventarisasi bentuk musik Kompang, dan teknik serta sistem performance musik
Kompang.
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitan ini yaitu data kualitatif. Julia
Brannen mengatakan penelitian dengan cara kualitatif sesuai dengan
pendefenisikan konsep-konsep yang sangat umum dengan cara observasi
18
Edi Sedyawati, “Penelitian Seni: Jenis dan Metodenya” di sampaikan dalam Lokakarya
LPPM ISI Yogyakarta: 28 Mei-1 Juni 2004, (Yogyakarta: ISI, 2004), 2. 19
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Penerbit Remaja
Rosdakarya, 1999), 5.
17
partisipatoris (peneliti ikut terlibat dalam penelitian).20
Jadi keterlibatan penulis
secara langsung dalam penelitian “Teritorial Musik Kompang di daerah Bengkalis
Riau: Pencarian sistem Performance dalam Politic Multicultural” adalah
jembatan dalam mencapai penafsiran data-data yang di dapat untuk mencapai
kesimpulan dalam menjawab setiap permasalahan pada topik yang diajukan.
Sumber data dalam penelitian ini dibagi dalam dua kategori sumber data
tertulis dan sumber data lisan. R.M. Soedarsono mengatakan, sumber data tertulis
tercetak dan sumber data tertulis dalam bentuk manuskrip. Sumber tertulis yang
tercetak dapat berupa: buku; jurnal; ensiklopedi; kamus; brosur; surat kabar; dan
surat-surat berharga lainnya, arsip serta dokumen. [pen. Literatur seni dan budaya,
laporan penelitian dan makalah]. Manuskrip tertulis berbentuk tulisan tangan,
yang kebanyakan menggunakan bahasa dan huruf setempat.21
Terkait pilihan
sumber yang dipilih hal ini dipedomani pula pendapat R.M. Soedarsono yang
mengatakan, sumber secara primer memberi peluang kepada peneliti untuk
menginterpretasikan dengan interpensinya sendiri, bukan hanya meminjam
interpretasi peneliti lainnya, yang pada gilirannya dapat “menguak” misteri yang
terekam di dalamnya. Adapun sumber yang digunakan adalah sumber sekunder,
lebih-lebih pada hal tertier, biasanya peneliti hanya “membeo” menuruti
interpretasi penulisnya22
, atau menerima secara mentah-mentah apa yang
disampaikan oleh nara sumber atau para informan, seperti: pelaku/pemain musik
kompang; budayawan; cendikiawan; dan masyarakat pendukung/penonton atau
penikmatnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, didukung
oleh alat-alat tulis: berupa pulpen, buku, note book, dan kertas. Sound Recorder,
merk Zoom: H4n Handy Recorder. Camera foto digital, merk Nicon F-5 beserta
20
Julia Brannen, Memandu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Samarinda :
Pustaka Pelajar, 2005), 11. 21
R.M. Soedarsono, Metodologi Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, (Bandung: MSPI, 2001),
128. 22
R. M. Soedarsono, 129.
18
memory eksternal. Camera video Handycam, merk Sony Type TRV 55 beserta
memory eksternal dan internal.
5. Penentuan Informan
Pertimbangan pemilihan informan didasari pada tingkat kemahirannya
dalam menguasai musik Kompang, dan volume keterlibatannya pada konteks
penyajian musik Kompang, serta kualitas keilmuan dan daya argumentasi mereka,
begitu pula atas pengalamannya sebagai keluarga yang sering mengadakan
kegiatan musik kompang. Adapun informan yang akan diwawancarai Zainuddin,
Alwi (informan kunci), Ismail, Juhri, Amir, dll yang ikut berperan aktif
menguatkan penyampaian dari informan kunci.
6. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan sumbernya, proses pengumpulan data dilakukan secara
intraktif dan non intraktif. Pengumpulan data berdasarkan teknik interaktif
dilakukan dalam bentuk wawancara dan non interaktif dilakukan seperti melalui
observasi dan dokumentasi. Berikut akan dijelaskan tahap tersebut.
a. Observasi
Observasi adalah suatu proses kompleks yang tersusun dengan pelbagai
proses, baik biologis dan psikologis.23
Ada beberapa alasan yang membuat
peneliti memilih metode pengamatan, pertama, teknik pengamatan ini didasarkan
atas pengalaman secara langsung yang mampu menguji suatu kebenaran, Kedua,
teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri,
kemudian mencatat prilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan yang
sebenarnya, dan Ketiga, pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa
dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun
pengetahuan yang langsung di peroleh dari data, peneliti juga mampu memahami
situasi-situasi yang rumit.
16. Sutrisno Hadi, dalam Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), 145.
19
Observasi, dimaksudkan adalah melakukan pra penelitian sesungguhnya
untuk mengecek secara langsung terhadap keberadaan musik Kompang sehingga
penelitian yang akan dilakukan bukan penelitian rekayasa. Observasi dapat
dilakukan berupa terjun ke lokasi yang direncanakan, dapat juga dilakukan
dengan studi kepustakaan untuk memadu kerangka teori dengan permasalahan
yang akan dibahas, sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan,
mencari informasi terhadap informan yang dapat menguatkan data-data yang ada
di lapangan.
b. Wawancara
Wawancara adalah sebuah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara dan yang di
wawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan si
pewawancara. Kegiatan ini terjadi antara satu individu dengan individu lainnya
atau satu individu dengan sebuah kelompok.24
Wawancara dilakukan untuk
memperoleh data dari informan, seperti tokoh seni dan budaya, budayawan,
masyarakat Bengkalis, Riau, tokoh dinas pariwisata Kabupaten Bengkalis melalui
proses wawancara yang dilakukan dengan cara purposive sampling. Instrumen
utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri didukung oleh tape recorder,
camera digital, camera video, handyrecord, handphone, handycame, note book,
pena dan sebagainya. Wawancara dilakukan secara mendalam yang dibantu
dengan pedoman wawancara.
Wawancara dilakukan untuk menghimpun beberapa pendapat seniman,
budayawan maupun masyarakat umum mengenai “Teritorial Musik Kompang di
daerah Bengkalis Riau: pencarian sistem Performance dalam Politic
Multicultural. Disebabkan tidak semua gejala dapat diamati secara langsung pada
saat wawancara, maka wawancara dibantu dengan menggunakan alat rekam
sebagaimana disebut dalam instrumen penelitian seperti, handrecord, handphone,
dan handycame. Wawancara dilakukan dengan para informan dan nara sumber di
24
Sutrisno Hadi, 145.
20
lokasi penelitian dan di luar lokasi penelitian. Teknik wawancara didahului
dengan persiapan beberapa daftar pertanyaan, dimulai dengan hal-hal yang
bersifat umum dan pada tahap selanjutnya diteruskan dengan pertanyaan yang
mendalam untuk memperoleh informasi tentang fokus permasalahan penelitian.
c. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan diperlukan untuk memadukan kerangka teori dengan
permasalahan yang dibahas, sesuai dengan rumusan masalah yang telah peneliti
tentukan. Studi kepustakaan yang dilakukan yaitu mengumpulkan beberapa teori
dan pendapat untuk menganalisis atau menafsirkan “Teritorial musik Kompang di
daerah Bengkalis Riau: pencarian sistem Performance dalam Politic Multicultural
sebagai sebuah kajian seni. Adapun studi kepustakaan yang dilakukan peneliti
adalah referensi kepustakaan pribadi, kepustakaan Institut Seni Indonseia
Padangpanjang (Perpustakaan Pascasarjana dan Perpustakaan Pusat), kepustakaan
Daerah, Pariwisata Kabupaten Bengkalis, dan kepustakaan koleksi pribadi para
dosen dan rekan-rekan lainnya. Perencanaan yang peneliti kerangka ini, dapat
dikuatkan sebagaimana yang disampaikan oleh R.M. Soedarsono, untuk
mengetahui posisi kehadiran seni pertunjukan dalam konteks seni pertunjukan
Indonesia diperlukan penelitian pustaka (library research) secara luas dan
mendalam.
Dengan demikian, penelitian kualitatif bisa menggunakan pendekatan
diakronis da singkronis atau menggunakan pendekatan multidisiplin.25
Alasan lain
dilakukannya penelitian pustaka, dalam upaya mencari sumber-sumber tertulis
terutama yang berhubungan dengan seluk-beluk musik Kompang melalui hasil-
hasil penelitian yang sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya,
d. Dokumentasi
Dokumentasi peneliti berpedoman kepada teori yang disampaikan Bruno
Nettl mengatakan, “daya ingat manusia tidak akan dapat mengingat persis apa
yang terdengar baru sepuluh detik yang lalu, karena itu notasi sangat penting
25
R.M. Soedarsono, 57.
21
dalam penelitian musik”.26
Pendapat tersebut dikuatkan dengan pendapat I Made
Bandem yang mengatakan pencatatan lazim digunakan untuk keperluan
dokumentasi, katalogisasi, dan inventarisasi pembuatan peta seni, sedangkan data
yang dikumpulkan dapat berupa data primer dan data sekunder.27
Dalam rangka
penelitian ini, maka data berupa audio dilakukan dengan alat rekam berupa tape
recorder, handrecord, sedangkan data berupa visual dipergunakan alat rekam
seperti camera foto, handphone, begitu pula data berupa audio visual digunakan
alat rekam berupa camera video atau handycame. Di samping observasi dan
wawancara, penelitian ini juga menggunakan teknik dokumentasi. Menurut
Kartodirjo dokumen mencakup detail dan hal-hal khusus tentang aktivitas
hubungan sosial yang sukar ditangkap dengan observasi maupun wawancara.28
Selanjutnya, Nawawi dengan jelas mengatakan bahwa dokumentasi merupakan
pengumpulan data yang dilakukan terkait dengan masalah penelitian, baik dari
sumber dokumen, baik gambar, buku, koran, maupun majalah.29
Analisis dokumen dalam penelitian ini dilakukan dengan penelusuran
video dan foto-foto dari aktivitas, kebiasaan, perilaku masyarakat di Bengkalis,
Riau, sumber lainnya adalah berupa tulisan-tulisan, buku-buku dan sumber-
sumber tertulis lainnya, seperti: laporan penelitian, makalah, booklet, travelguide,
compactdisc documenter, jurnal, yang dipergunakan dalam penelitian ini.
7. Pengolahan Data
Pengolahan data terhadap data-data yang telah terkumpul, diseleksi,
diklasifikasi berdasarkan kebutuhan tiga kelompok seni, yaitu: (1) pemetaan
teritorial kehidupan musik Kompang di Bengkalis; (2) inventarisasi bentuk
pertunjukan musik Kompang; dan (3) teknik dan sistem performence musik
26
Bruno Nettl, Theory and Method in Ethnomusicology, (London: The Free Press of
Glencoe, 1964), 98. 27
I Made Bandem, “Kekhasan Penelitian Bidang Seni”, (Jakarta: DP3M DIKTI, Forum
Diskusi Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Seni, Direktorat Pendidikan
Nasional Republik Indonesia, 2005), 2. 28
Sartono Kartodirjo, Metode Penggunaan Bahan Dokumen yang dikutip Koentjaraningrat
(penyunting), dalam: Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 1994), 44-69. 29
Hadari Nawawi, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1992), 133.
22
Kompang, kemudian data tersebut dianalisis dengan teknik interpretasi. Hasil
analisis memiliki landasan yang dapat dipertanggung-jawabkan, dilanjutkan pada
pengambilan kesimpulan sampai mengerucut menjadi kesimpulan akhir yang
kuat. Dengan demikian, validasi data yang ditemukan berdasarkan fakta dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya menjadi suatu bentuk sintesis yang
bermakna.
Selanjutnya analisis data dimaksudkan dalam penelitian adalah berupa
analisis tektual dan analisis kontekstual. Analisis tekstual dimakudkan dalam seni
pertunjukan merupakan entitas yang multi-lapis atau multi-logos, sebab sebuah
seni pertunjukan merupakan sebuah peristiwa diskursif yang kompleks, yang
merupakan jalinan dari beberapa elemen-elemen ekspresif yang diorganisasi
menjadi sebuah entitas.30
Adapun analisis kontekstual yaitu analisis yang lebih
ditujukan pada penempatan seni pertunjukan dalam konteks budaya masyarakat
pemiliknya, seperti: konteks sosialnya, konteks fungsinya, konteks ekonominya,
konteks politiknya, dan lain sebagainya31
. Analisis kontekstual membutuhkan
interpretasi yang ditemukan berdasarkan pengamatan secara serius dan hasil
wawancara dari beberapa narasumber yang dipilih. Pertimbangan pemilihan
narasumber dilakukan dengan mengutamakan masyarakat Bengkalis, pelaku seni,
seniman, budayawan, dan pemerintahan setempat yang terhubungkait dengan
pengembangan dan pelestarian budaya.
Berkaitan dengan kerja analisis data, setelah tahap pengumpulan data,
kemudian peneliti melakukan pengelompokan data sesuai dengan permasalahan
yang ingin dijawab. Selanjutnya data-data tersebut diproses, dideskripsikan,
dianalisa, diinterpretasikan, serta dicari saling keterkaitan antara komponen yang
satu dengan komponen yang lain agar data yang diolah tidak berdiri sendiri.
8. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Teknik penyajian hasil analisis data dilakukan secara formal dan
informal. Secara informal yakni berupa kata-kata dan kalimat yang dinarasikan
30
Marco de Marinis, The Semiotics of Performance. Terj. Aine O‟Healy, (Bloomington, and
Indianapolis: Indiana University Press, 1993), 1-2. 31
Marco de Marinis, 47.
23
dalam bentuk tertulis. Secara formal yakni berupa gambar, peta, rekaman vidio,
tabel, dan skema. Uraian penyajian data hasil penelitian disajikan dalam tiga cara,
yaitu penyajian secara verbal, penyajian secara matematis, dan penyajian secara
visual.
a. Penyajian Verbal
Penyajian verbal, merupakan penyajian hasil penelitian dengan
menggunakan kata-kata atau kalimat berupa narasi. Teknik penyajian data secara
verbal yakni sebagai berikut.
1. Bahasa yang tajam, tegas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Setiap
orang yang membaca hasil penelitian akan mempunyai pengertian, gambaran,
persepsi yang sama.
2. Objektif, artinya kalimat yang dipakai tidak diwarnai oleh keinginan-
keinginan subjektif peneliti, tetapi menerangkan apa adanya dari hasil
penelitian yang ditunjang dengan fakta dan informasi yang akurat. Pada
penyajian data ini terbatas pada hal-hal yang bersifat faktual, tidak mencakup
pendapat pribadi (interpretasi) peneliti.
3. Jelas, artinya mudah dimengerti oleh pembaca, menggunakan bahasa yang
baik, sederhana dan sistematis.
4. Ringkas, kalimat-kalimat yang digunakan tidak berbelit-belit.
b. Penyajian Matematis
Penyajian matematis, merupakan penyajian hasil penelitian dengan
menggunakan angka-angka dalam bentuk tabel dan menggunakan simbol-simbol
matematis. Teknik penyajian sebagai berikut.
1. Tidak perlu ada uraian panjang lebar mengenai isi tabel.
2. Menghindari pemotongan tabel menjadi terpisah pada halaman yang berbeda.
3. Menuliskan nomor tabel dan judul tabel.
c. Penyajian Data Visual
Penyajian data visual, merupakan penyajian data hasil penelitian dengan
menggunakan gambar, peta, skema, dan bagan. Penyajian visual biasanya sebagai
24
pelengkap dari penyajian verbal atau penyajian matematis, jadi merupakan
kombinasi dalam penyajian data. Teknik penyajian sebagai berikut.
1. Penyajian visual ditempatkan di bawah sajian verbal dan matematis.
2. Penulisan judul ditempatkan pada bagian bawah sajian visual.
3. Menggunakan bentuk-bentuk penyajian yang umum, misalnya grafik garis,
grafik balok, grafik lingkaran, dan bagan.
4. Penyajian grafik dengan mengunakan komputer.
BAGAN ALIR
Rancangan Kegiatan Penelitian
Gambar 1
Bagan Alir Rancangan Penelitian
Pengumpulan data,
Identifikasi model, dan
teknik performance
- Studi
Kepustakaan
- Observasi
- Rekaman Musik
- Penelusuran
Informan
- Wawancara
Pengolahan Data/ Analisis-
Intrerpretatif/ Kerja Labor
Laporan Akhir Pengusulan HAKI
Eksperimen Pertujukan
Art New Musik Kompang
Pelatihan art new musik
Kompang
25
BAB V. HASIL YANG DICAPAI
A. Perkembangan Musik Kompang
Musik Kompang merupakan salah satu seni pertunjukan Musik Melayu
yang dimainkan dengan menggunakan alat musik pukul Kompang yang dipakai
untuk mengiringi nyanyian syair-syair dari kitab Berzanji. Pertunjukan musik
Kompang dinamai sesuai dengan alat musik yang digunakan. Kompang adalah
sejenis alat musik pukul yang dapat menghasilkan bunyi yang berdiameter 14
inchi s.d 16 inchi, terbuat dari bahan dasar kayu sedak leban dan membrannya
ditutupi dengan selaput atau kulit kambing betina yang sudah dikeringkan dan
dipasangkan dengan paku dari logam, dan untuk menghasilkan suara yang bagus
membrannya diregangkan dengan menggunakan rotan yang melingkar
disekeliling kayu tempat kulit kambing melingkar.32
Gambar 2
Perbedaan ukuran pada instrument Kompang
( Dok. Tim Peneliti, 2015 )
Berbagai bentuk ukuran intrumen musik Kompang dan bahan musik
Kompang. Beberapa properti atau instrumen dilengkapi dalam Kompang, namun
hanya sebagai penambah atau pelengkap dalam sebuah kreativitas pertunjukan
kompang, seperti salah satu instrument yang biasa disebut dengan jedor.
32
Wawancara dengan Alwi, Pemimpin serta pelatih Musik Kompang di Meskom
Kabupaten Bengkalis, tanggal 22 Juni 2015.
26
Pada saat pertunjukan pelaku memakai busana Melayu yang dikenal dengan
nama Baju Teluk Belanga, yakni baju ini lehernya tidak berkerah dan tidak
berkancing (kancing tep, kancing emas, atau kancing permata tergantung pada
tingkat pemakai dan kemampuan). Lengan baju panjang menutup pergelangan
tangan dan longgar. Baju Teluk Belanga dibuat stelan dengan celana, bahannya
terbuat dari bahan katun dan bahan lain yang berwarna polos, dilengkapi dengan
kain samping, seperti kain pelekat dan juga boleh kain songket, dan sebagai
penutup kepala memakai kopiah (peci hitam). Kemudian dilengkapi sepotong kain
sarung dilipat panjang yang biasanya dililitkan dipinggang. Beberapa kelompok
Kompang memakai kostum seragam, ada yang memakai baju model Melayu
warna terang dan celana warna hitam. Pilihan-pilihan tersebut disesuaikan dengan
kemampuan kelompok, even, perkembangan zaman (bahan tekstil), kreativitas
seniman dalam menyajikan pertunjukannya.
Musik Kompang begitu sangat populer di masyarakat, dibuktikan dengan
kelompok-kelompok musik Kompang terdapat di setiap desa dan dalam peristiwa
sosial budaya masyarakat Bengkalis, Riau. Keanekaragaman masyarakat yang
didukung oleh latar belakang etnis dan budaya memberikan warna baru dalam
penampilan musik Kompang. Permainan musik Kompang memberi ruang bagi
pemain untuk berinteraksi secara sosial diluar dari even pertunjukan..
Interaksi merupakan suatu proses hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi. Dalam hubungan sosial, interaksi sosial dimaksud sebagai
hubungan yang dinamis antara perseorangan dan perseorangan, antara
perseorangan dengan kelompok dan antara kelompok dan kelompok.33
Dalam
pembentukan itu, masyarakat Bengkalis merujuk pendapat Gazalba bahwa Islam
merujuk prinsip-prinsipnya Qur-an dan Hadis, selanjutnya dengan akalnya mereka
merumuskan konsepsi-konsepsinya dan dengan tangannya mereka
mengimplimentasikannya.34
Hal tersebut terdapat juga dalam masyarakat
Bengkalis sebagai penganut ajaran Islam merujuk pada konsep-konsep Al-Quran,
33
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2008), 542. 34
Sidi Gazalba. Islam dan Perobahan Sosiologi Kajian Islam Tentang Perubahan
Masyarakat. (Mlanag: Pustaka Alhusna, 1983), 93.
27
Hadis, norma-norma agama Islam dalam berprilaku serta menciptakan
lingkungannya. Musik Kompang sebagai satu kesenian merupakan perwujudan
system social masyarakatnya. Berdasarkan kehidupan, perkembagan, kegiatannya,
pertunjukan musik Kompang menjadi aktivitas yang kompleks. Dalam hal ini,
Kompang sebagai seni pertunjukan hadir dan menjadi bahagian pada peristiwa-
peristiwa budaya masyarakatnya, terutama pada peristiwa-peristiwa memperingati
hari-hari besar umat Islam. Kesenian Kompang sebagai produk sosial masyarakat
secara tak lansung berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa budaya masyarakat
lainnya, sehingga interaksi terjadi secara momentum pada peristiwa-peristiwa
budaya masyarakat bersama kehadiran pertunjukan Kompang, baik itu pada arak-
arakan/ pawai, arak-arakan pengantin, pertunjukan di rumah pada prosesi tepung
tawar, terutama dalam memperingati hari-hari besar umat Islam.
Di Bengkalis, fenomena pertunjukan musik Kompang terlihat dalam setiap
event, baik acara yang bersifat sakral maupun profan. Pertunjukan musik
Kompang dalam acara menjadi bagian penting, walau hal tersebut utama hanya
sebagai hiburan. Kehadiran musik Kompang dalam even sesuatu yang wajib bagi
masyaraktnya, jika musik Kompang tidak ada maka memiliki kekurangan atas
makna acara tersebut. Hal tersebut berlaku juga pada pertunjukan musik
Kompang dalam mengiringi arak-arakan dan tepuk tepung tawar dalam upacara
adat perkawinan. Wujud spritualitasnya terlihat pada lantunan puji-pujian serta
shalawat dan salam. Dengan hakikat wujud rasa syukur atas rahmat dan karunia
yang telah dilimpahkan Allah SWT melalui RosulNya Muhammad SAW dalam
membawa ajaran agama dan Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup di dunia.
Kesenian Kompang ditengah-tengah masyarakat menjadi sebuah wadah
dalam aktivitas berinteraksi. Sistem pewarisanpun manjadi penting. Di Bengkalis,
Riau musik Kompang diajarkan kepada generasi yang lebih muda dimulai dari
usia anak-anak dan remaja. Pelaku-pelaku Kompang dalam grup Kompang seperti
yang terdapat di Meskom, Bantan, Delik yang memiliki kelompok-kelompok,
seperti: kelompok Kompang dewasa, remaja, putri, dan anak-anak. Berikut
gambar kelompok Kompang dewasa Delima, kelompok Kompang remaja Bintang
Harapan, dan kelompok Kompang wanita Delima Putri).
28
Gambar 3
Grup Delima
Dusun Delik Kecamatan Bantan.
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
Gambar 4
Grup Bintang Harapan
Dusun Delik Kecamatan Bantan
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
29
Gambar 5
Grup Delima Putri
Dusun Delik Kecamatan Bantan
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
Di Bengkalis, musik Kompang awalnya hanya diminati oleh kaum laki-laki
saja, akan tetapi kemudian diajarkan kepada generasi muda, yakni kepada anak-
anak dan remaja. Hal tersebut menjadi satu strategi seniman dan masyarakat untuk
meregenerasikan musik Kompang kepada anak-anak dan generasi remaja di
masyarakat. Kesadaran tersebut dimiliki masyarakat untuk melestarikan,
menghidupkan, serta setia dalam mengembangkan musik Kompang. Walau adisi
lain berdasarkan pengakuan masyarakat bahwa memiliki kelompok Kompang
menjadi satu politik identitas kelompok maupun masyarakatnya. Upaya yang
dilakukan bertujuan untuk menanamkan kesadaran generasi agar memiliki
kepribadian Melayu dan selalu mendekatkan diri kepada agama.35
Kompang sebagai seni pertunjukan hadir dan menjadi bahagian pada
peristiwa-peristiwa kebudayaan masyarakat Islam, khususnya pada masyarakat
Islam Kabupaten Bengkalis. Pertunjukan Kompang sebagai karya seni dengan
segala kestatisan dan kedinamisannya memiliki berbagai bentuk dalam konteks
35
Wawancara dengan Amir, di Dusun Delik, pada tanggal 2 Mei 2015.
30
penyajiannya, sesuai ruang (tempat) dan waktu (pelaksanaan) dalam konteks
peristiwa budaya masyarakatnya. Adapun beberapa bentuk sajian pertunjukan
Kompang yang ditemui pada masyarakat Kabupaten Bengkalis, seperti berikut.
Gambar 6
Kompang Arak-arakan pada pawai
MTQ Tingkat Kabupaten di Bengkalis
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
Gambar 7
Kompang Arak-arakan pada pawai
MTQ Tingkat Kabupaten di Bengkalis
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
31
Gambar 8
Kompang Arak-arakan pada pawai
MTQ Tingkat Kabupaten di Bengkalis
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
Kompang dalam bentuk pertunjukan arak-arakan sebagai karya seni
memiliki materi sajian dengan melantunkan shalawat dan salam serta puji-pujian
dengan materi irama syair teks Rawi bersama “deruman” permainan Kompang.
Irama syair teks Rawi atau “ngerawi” sebagai materi lantunan vokal, dilafaskan
bersama-sama oleh rombongan kelompok Kompang. Sajian Irama syair teks
Rawi sebagai materi teks vokal, dilantunkankan serta diiringi oleh permainan
motif-motif pukulan Kompang yang dibawakan dalam bentuk repetitif hingga
variatif.
Permainan motif-motif pukulan Kompang dimainkan secara repetitif
mengiringi doa restu serta kata-kata petuah dari pihak keluarga terhadap kedua
mempelai hingga pembacaan dilakuakan pembacaan do‟a. Irama syair teks Rawi
sebagai materi teks vokal, dilantunkankan serta diiringi oleh permainan motif-
motif pukulan Kompang yang dibawakan dalam bentuk repetitif hingga variatif.
Pola-pola sajian bervariasi pada permainan motif-motif pukulan Kompang, pola
lantai hingga menggunakan persembahan pencak silat. Pemilihan materi syair dari
teks syair Rawi dan Berzanji ditentukan dan disepakati oleh para pemain
32
Kompang. Kreativitas musik Kompang dapat dilihat gambar berikut.
Gambar 9
Suasana Latihan Kompang
Dusun Delik Desa Bantan Tua Kecamatan Bantan
(Dok. Tim Peneliti,30 Mei 2015)
Gambar 10
Ekspresi Pertunjukan Grup Delima
Dusun Delik Kecamatan Bantan
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
33
Gambar 11
Ekspresi Pertunjukan Grup Delima
Dusun Delik Kecamatan Bantan
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
Gambar 12
Ekspresi Pertunjukan Grup Delima Putri
Dusun Delik Kecamatan Bantan
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
34
Gambar 13
Ekspresi Pertunjukan Grup Bintang Harapan
Dusun Delik Kecamatan Bantan
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
Pertunjukan musik Kompang dalam kehidupan masyarakat sangat
diapresisiasi oleh masyarakat pendukungnya. Even-even pertunjukan tersebut
sangat dekat dengan masyarakat pendukungnya, sebagaimana gambar berikut.
Gambar 14
Apresiasi masyarakat Bengkalis prosesi Kompang untuk pesta perkawinan
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
35
Gambar 15
Apresiasi masyarakat Bengkalis prosesi Kompang untuk pesta perkawinan
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
Gambar 16
Apresiasi masyarakat Bengkalis pada prosesi Kompang
acara MTQ tingkat Kabupaten Bengkalis
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
36
Gambar 17
Apresiasi masyarakat Bengkalis pada prosesi Kompang
acara MTQ tingkat Kabupaten Bengkalis
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
Gambar 18
Apresiasi masyarakat Bengkalis pada prosesi Kompang
acara MTQ tingkat Kabupaten Bengkalis
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
37
Gambar 19
Apresiasi masyarakat Bengkalis pada prosesi Kompang
acara MTQ tingkat Kabupaten Bengkalis
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
Gambar 20
Apresiasi masyarakat Bengkalis pada prosesi Kompang
acara MTQ tingkat Kabupaten Bengkalis
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
38
Gambar 21
Apresiasi masyarakat Bengkalis pada prosesi Kompang
acara MTQ tingkat Kabupaten Bengkalis
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
Gambar 22
Apresiasi masyarakat Bengkalis pada prosesi Kompang
acara MTQ tingkat Kabupaten Bengkalis
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
39
Gambar 23
Apresiasi masyarakat Bengkalis pada prosesi Kompang
acara MTQ tingkat Kabupaten Bengkalis
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
Gambar 24
Apresiasi masyarakat Bengkalis pada prosesi Kompang
acara MTQ tingkat Kabupaten Bengkalis
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
40
Gambar 25
Apresiasi masyarakat Bengkalis pada prosesi Kompang
acara MTQ tingkat Kabupaten Bengkalis
(Dok. Tim Peneliti, 30 Mei 2015)
Kehadiran Kompang pada peristiwa-peristiwa budaya masyarakat menjadi
even apresiasi yang bervariasi oleh masyarakat. Gambar di atas menjadi bukti
bervariasi danberkembangnya bentuk-bentuk pertunjukan Kompang di
masyarakat Bengkalis. Masyarakat penonton pertunjukan ini pun bervariasi
menurut konteks pelaksaannya, baik umur, level status dan jenis kelaminnya.
Keragaman etnik dan budaya membuat beragam pula karakter pertunjukan
musik Kompang dalam masyarakat Bengkalis. Sehingga tidak jarang ditemukan
pertunjukan musik Kompang dengan karakter etnik Jawa, Melayu dan Batak.
Latar belakang etnik yang berbeda tersebut tidak mempengaruhi masyarakat
pendukungnya, pertunjukan musik Kompang tetap hadir dalam setiap event yang
ada ditengah masyarakat Bengkalis. Meskipun terdapat beragam karakter musik
Kompang dalam pertunjukan tetap memiliki persamaan yaitu mempertahankan
pola-pola pululan baku dan nilai-nilai Islami.
Musik Kompang memiliki eksistensi dengan segala kemungkinan
dinamika perubahan, atau merancang perubahan untuk masa mendatang, sehingga
41
genre Kompang „yang baru‟ dalam berbagai kemungkinan wajah seni dapat
diwujudkan sebagai pemenuh citra estetika manusia dan menjadi identity
community Bengkalis. Kondisi keberagaman Kompang yang tersebar dalam
commnunity Melayu Riau dapat dilihat sebagai keberagaman gaya/cara
membangun potensi dalam membesarkan warisan budaya masa lalu. Hal demikian
bertujuan agar seni Kompang tetap dapat dipertahankan sebagai identity budaya
Melayu, khususnya masyarakat Bengakalis Riau.
B. Konsep Pertunjukan Musik Kompang
Di Bengkalis, salah satu seni tradisi yang masih hidup dan berkembang
adalah musik Kompang. Musik Kompang merupakan seni pertunjukan yang
bernafaskan Islam yang hidup di masyarakat pendukungnya. Bagi masyarakat
Bengkalis, pertunjukan musik Kompang merupakan suatu pertunjukan yang erat
kaitannya dengan nilai-nilai keindahan dan mengandung arti kebersamaan,
kekompakan serta solidaritas yang tinggi.36
Seni pertunjukan (performing art), telah disadari bahwa sesungguhnya
“seni” ini tidak ada artinya tanpa ada penonton, pendengar, pengamat (audience)
yang akan membicarakan apresiasi, tanggapan atau respon.37
Di dalam setiap
kegiatan, musik Kompang menjadi bagian utama ditampilkan pada acara
pembukaan sebagai penyambutan tamu dan hiburan. Barzanji merupakan doa-doa,
puji-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW. Puji-pujian juga mengisahkan sifat-
sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, serta berbagai peristiwa untuk
dijadikan teladan umat manusia38
. Hal tersebut berpedoman kepada teks Rawi Al-
Barzanji yang sangat populer di Indonesia ini merupakan karya sastra Arab
berbentuk prosa yang berisi tentang sejarah kehidupan Nabi Muhammad
Rasulullah SAW.
36
Wawancara dengan M. Alwi (pelatih Musik Kompang), di Desa Meskom, Kecamatan
Bengkalis, pada tanggal 16 Oktober 2013. 37
Y. Sumandiyo Hadi, Seni Pertunjukan dan Masyarakat Penonton, Yogyakarta: BP ISI
Yogyakarta, 2012, 1 38
http://www.sarkub.com/2013/sejarah-al-barzanji/
42
Teks sastra kitab Rawi Al-Barzanji karya Ja‟far Al-Barzanji tidak hanya
berhenti sebagai bahan bacaan saja. Namun, dengan segala potensi dan
keberadaannya ditengah masyarakat Bengkalis, karya sastra ini telah memberikan
kontribusi besar yang membentuk teradisi keagamaan dan ikut mengembangkan
kebudayaan Islam. Dalam melafaskan kitab Rawi Al-Barzanji, masyarakat
Bengkalis tidak bisa meninggalkan musik Kompang. Musik Kompang menjadi
bagian penting sebagai media dalam penyampai isi kitab Rawi Al-Barzanji.
Pembacaan teks Arab Rawi Al-Barzanji di masyarakat Bengkalis wujud
aktualisasi dalam acara-acara keagamaan sebagai bentuk seni pertunjukan
(performing art). Ada beberapa nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya,
yaitu nilai Religius, Sosial, dan nilai Budaya.
Estetika musuk Kompang meliputi, baik menyangkut ide dasar, kondisi
sosial dan kultural, maupun keindahan fungsionalnya. Glenn Parsons dan Allen
Carlson menyatakan bahwa ide dasar keindahan merupakan bagian utuh dari
estetika. Hal tersebut karena sesuatu yang diciptakan berkaitan dengan fungsi,
rencana, kegunaan atau sesuai dengan tujuannya.39
Musik Kompang merupakan
suatu pertunjukan yang syarat dengan estetika, baik estetika nilai-nilai estetika
berpakaian, dan estetika lainnya.
Beberapa fungsi musik Kompang dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi
dalam berkreatifitas, dapat dijadikan sebagai sarana untuk berkumpul dalam
memupuk tali silaturahmi. R.M. Soedarsono menyatakan bahwa fungsi seni
pertunjukan antara lain sebagai “daur hidup sejak kelahiran‟, „hiburan‟,
„tontonan‟, dan sebagainya.40
Berkaitan dengan fungsi, A.R. Radcliffe-Brown
mengemukakan dalam fungsi sosial memiliki hubungan dengan “keperluan”
untuk organisme sosial agar selalu menjadi hidup.41
Dengan demikian, bertahan
atau tidaknya suatu seni tradisi ditentukan oleh masyarakat yang menjadi
39
Bagus Indrayana. dikutip dalam Jurnal Pengkajian & Penciptaan Seni. Dewi Ruci.
2011, 362. 40
R.M. Soedarsono, Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, (Bandung:
MSPI, 1999), 1. 41
A.R. Radcliffe Brown, Struktur dan Fungsi dalam Masyarakat Primitif, Terjemahan Ab.
Razak Yahya, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1980), 206-207.
43
pendukung dari seni tradisi tersebut. Hal ini sebagaimana pertunjukan musik
Kompang dalam kaitannya dengan konteks masyarakat Bengkalis.
Kebertahanan musik Kompang sebagai suatu karya seni menyatu dengan
kehidupan masyarakat pendukung di mana tempat ia dipertunjukkan. Seni
pertunjukan merupakan bagian dari kehidupan individu atau kelompok yang
kehadirannya didukung oleh individu atau kelompok yang bersangkutan, dan
fungsinya dapat digunakan untuk bermacam-macam keperluan masyarakat
pendukungnya.42
Keberadaan kesenian Kompang difungsikan antara lain untuk:
(a) mengiringi nyanyian solo secara ensamble; (b) mengarak pengantin, khitanan,
khatam Quran, dan upacara resmi penyambutan tamu; (c) festival kesenian
Kompang.
Perkembagan musik Kompang di masyarakat dilandasi prinsip kreativitas.
Menurut Bahari prinsip kreativitas dan inovasi, yaitu memberi nilai tambah pada
suatu produk agar senantiasa muncul produk baru yang lebih baik dari yang sudah
ada sebelumnya.43
Suguhan visual kepada penonton melalui gerakan dalam
memainkan instrumen Kompang merupakan daya tarik pertunjukan. Kreativitas
muncul dari orang yang kreatif yaitu orang yang banyak memiliki ide-ide baru,
dengan demikian orang itu dapat membuka jalan ke arah pemecahan yang bersifat
baru dikreasi selalu baru, pada dasarnya orang yang memiliki kemampuan
menampilkan ide-ide baru.44
Berikut dapat gerakan atraksi pertunjukan musik
Kompang yang telah dikembangkan oleh seniman dan pelaku.
42
Nanik Sri Prihatini, Seni Pertunjukan Rakyat Kedu, (Surakarta: CV. Cendrawasih 2008),
217. 43
Nooryan Bahari, Kritik Seni, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 23. 44
Robby Hidayat, Koreografi & Kreativitas, Pengetahuan dan Petunjuk Praktikum
Koreografi, (Yogyakarta: Kendi Media Pustaka Seni Indonesia, 2011), 28.
44
Gambar 26
Kreativitas seniman dan pelaku grup Indah Budaya
Desa Meskom Bengkalis dalam mengembangkan gerakan atraksi
(Dok. Tim Peneliti, November 2014)
Kreativitas pemain Musik Kompang dengan menghadirkan permainan-
permainan yang variatif yang berbeda dari berbagai permainan kelompok lainnya.
Gerakan atraktif menampilkan gerakan-gerakan di dalam musik Kompang jadi
pemusik sekaligus menjadi tampilan yang menarik untuk ditonton dalam
pertunjukan musik Kompang. Kompang dijadikan sebagai property di dalam
melakukan gerakan-gerakan yang atraktif.
C. Sistem Performence Musik Kompang
Pertunjukan Kompang dimainkan dengan pola permainan interloking.
Teknik interloking dimaksud di mana Kompang dimainkan oleh dua belas orang
pemain masing-masing bertindak sebagai pemain yang memainkan motif pukulan
yang diberi sebutan mabon, mecah, mecah gendong, apek mecah gendong, selang
gendong, apek selang gendong, teratat satu, teratat delapan, teratat dua belas,
teratat delapan belas, menginan, dan cedok.45
Teknik interloking sebagai ekspresi
dalam permainan Kompang secara berurutan terutama mabon sebagai dasar
45
Nursyirwan, Tesis Program Pascasarjana ISI Yogyakarta, 2005, 8.
45
pemain yang memainkan pertama kali kemudian diikuti oleh mecah dan
dilanjutkan dengan penggabungan antara mabon dan mecah.
Sistem pukulan dalam musik Kompang bermacam-macam, ada yang
dikenal dengan istilah: - bertepuk. Artinya pukul. Bermain yang artinya Ngendung
atau bulat bunyinya, dan berarak yang artinya perang atau agak mengembang
bunyinya. Kemudian ada lagi yang dinamakan Mecah Ngendong. Artinya kunci
atau pemberi kode turun naiknya dalam bermain. Kompang pertama kali dipukul
ada turun naik, ada bendung. Artinya dalam bunyi pukulan Kompang itu
kedengarannya bulat dengan posisi jari merapat, sedangkan mecah (perang) bunyi
pukulannya pecah atau tidak bulat dengan posisi jari tangan terbuka atau tidak
rapat. itu pada perang kalau dalam sutar ada turun naiknya bunyi Kompang.
Motif-motif pukulan secara bersaut-sautan yang memancing ekspresi
secara esmosi musikal dan memberikan motivasi kepada pemain. Sewaktu mabon
dan mecah bermain maka pemain yang ketiga mengikuti teknik pukulan mecah
gendong. Demikian seterusnya terhadap motif pukulan apek mecah gendong,
selang gendong, apek selang gendong, teratat satu, teratat delapan, teratat dua
belas, teratat delapan belas, menginan, dan cedol. Untuk memunculkan ekspresi
yang lebih maksimal dimunculkan motif pemecah untuk menjalin nada-nada yang
dihasilkan oleh kedua belas orang pemain. Guna mengatur tempo motif
diwakilkan oleh cedol (gendang bermuka satu).
46
Gambar 27
Cedol tampak dari depan
(Dok. Nursyirwan, Desember 2001)
Gambar 28
Cedol tampak dari belakang
(Dok. Nursyirwan, Desember 2001)
Gambar 29
Cedol dimainkan pada prosesi arak-arakan
Acara MTQ tingkat Kabupaten Bengkalis
(Dok. TIM Peneliti, Mei 20015)
Variasi 12 pukulan hanya dimainkan ketika acara-acara tradisi pengantin
ketika Tepung Tawar dan festival-festival kompang. Variasi pukulan
menyesuaikan aspek pukulan dari setiap pertunjukan Kompang. Secara historis,
47
musik Kompang dikembangkan melalui oral (lisan). Namun untuk memudahkan
mengetahui permainan Kompang dilakukan secara tekstual (notasi) ke dalam
bentuk tulisan musik. Penotasian dilakukan agar teknik-teknik permainan musik
Kompang menjadi lebih jelas. Peneliti memilih satu grup Kompang dari beberapa
grup Kompang yang ada di Kabupaten Bengkalis. Grup tersebut adalah “Grup
Kompang Indah Budaya”. Dalam bentuk notasi gendung kedua dan gendung
ketiga mempunyai motif yang sama, tetapi cara masuk dalam pukulan ketika
dimainkan berbeda. Berikut bentuk 12 pola pukulan dalam notasi balok, seperti
berikut. Bentuk 12 Pola Pukulan dalam Notasi Balok
48
Notasi 1
Transkrip Notasi: Hidayat Sidik (Tim Peneliti), 2015
49
Interpretasi mengenai interlocking, jika diamati dengan seksama dalam
stuktur kesenian dan bentuk garapan yang dibuat oleh para pemain Kompang.
Pemain Kompang „satu‟ atau yang memainkan „pola ritme dasar‟ menjadi acuan
pemain „dua‟ dan „tiga‟ untuk pengembanganyang disebut „pecahan dan
peningkah‟. Pengembangan pada satu orang berdampak terhadap ekspresi yang
muncul secara beraturan.
Untuk mengintegrasikan diri dalam permainan dan komunitasnya pemain
membentuk jaringan “multi arah”. Maksudnya, individu ataupun kelompok-
kelompok tersebut berkomunikasi dengan efektif dengan dasar latar belakang
pengalaman, metafora bahasa, dan budaya setempat. Hal tersebut bertujuan untuk
mengintegrasikan identity (identitas) grup-nya tergantung pada tematik segmen
(bagian) pertunjukan yang mereka anggap menarik dijadikan komunikasi.
Sebagaimana syair di atas memberikan inpirasi terhadap motif pukulan
yang dapat ditirukan dengan kata-kata “Pang-Pang-Pang-Pang-Pang-Pang-Pang-
Pang … dan Pung-Pung-Pung-Pung-Pung-Pung-Pung-Pung. Lebih jelasnya
beberapa contoh motif pukulan Kompang dapat dilihat pada notasi berikut ini.
Cara memukul kompang adalah dengan memukul kompang dengan
bagian jari atau telapak tangan pada bagian tengah dan pinggir kompang.
Bunyi yang dihasilkan dari pukulan ini adalah “pak” dan “pung”.
Notasi 2
Bunyi pukulan kompang.
Dalam pertunjukan musik kompang terdapat 12 pukulan kompang yang
dimainkan yaitu, Mabon, Mecah, Gendung 1, Gendung 2, Gendung 3,
Gendung 4, Selang Gendung, Pecah Selang Gendung, Merapat, Teratak 12,
Ngempling, Ngempling Jarang. Mabon dan Mecah merupakan dua pukulan
induk dari pukulan-pukulan kompang yang lain. Pemain kompang mewakili
50
pukulan komprang, seperti berikut.
Notasi 3
Motif Pukulan „Mecah‟ dan Motif Pukulan „Mabun‟
Transkripsi : Nursyirwan (Tim Peneliti), April 2014
Notasi 4
Motif Pukulan „Selang Gendong‟ dan Motif Pukulan „Apek Selang Gendong‟
Transkripsi : Nursyirwan (Tim Peneliti), 2014
Sistem permainan musik Kompang terdiri atas kesatuan permainan pola-
pola gendang bermuka satu dan vokabuler-vokabuler vokal yang
menyenandungkan teks-teks kitab Barzanji. Keberadaan vokal sejalan dengan
permainan pola-pola pukulan Kompang. Adakalanya pola-pola pukulan
mengiringi vokal dan ada kalanya pola-pola pukulan berdiri sendiri tanpa ada
vokal. Pola-pola tersebut terdiri atas berbagai varian pola untuk mengiringi vokal
dan ini dipandang sebagai pola-pola lagu pada pukulan musik Kompang. Pola-
pola pukulan dimainkan sekurang-kurangnya oleh enam orang pemain sesuai
dengan jumlah pola pukulan dasar, dan bisa mencapai dua puluh satu pemain
sesuai dengan jumlah pola-pola pukulan yang diberi nama. Namun pada
umumnya dimainkan sebanyak dua belas pola pukulan.
Di dalam pertunjukan, keberlangsungan permainan pola-pola pukulan dan
vokabuler vokal dipengaruhi oleh keberadaan makhrijal huruf. Makhrijal huruf
ditinjau dari morfologi berasal dari fi'il madhi (kata kerja bentuk lampau) yaitu
Kharaja yang artinya keluar, kemudian dijadikan berwazam maf'alun (bertujuan)
51
menjadi makhrajun yang berarti tempat keluarnya huruf. Dalam bahasa Indonesia
istilah ini setara makna dengan Makhraj yang berarti ketepatan ucapan. Bagi
masyarakat Melayu Bengkalis lazim disebut dengan Makhrijal huruf yang setara
artinya dengan ketepatan pengucapan huruf. Pada prinsipnya dalam pemahaman
Islam, pengucapan huruf-huruf Hijaiyah sangat terikat dengan hukum-hukum
bacaan yang lazim disebut Tartil atau ilmu Tajwid.
Berdasarkan permainan-permainan yang disajikan cukup bervariasi dan
memiliki nilai kreativitas dan inovasi kelompok-kelompok tersebut dapat meraih
berbagai prestasi dan penghargaan Bedagai even. Prestasi dan penghargaan pun
telah pernah diperoleh grup-grup Kompang di Bengkalis. Berdasarkan kreativitas
pemain musik Kompang dalam mengikuti berbagai event yang pernah diterima
oleh grup musik Kompang Bengkalis, khususnya grup Indah Budaya.
Gambar 30
Piala hasil perlombaan pertunjukan Kompang Atraksi
(Dok. Tim Peneliti, 6 Juni 2014)
Piala diraih oleh grup Kompang Indah Budaya ketika mengikuti
perlombaan pertunjukan Kompang. Berikut ini adalah gambar piagam
52
keikutsertaan grup Kompang Indah Budaya dalam festival Kompang dari Bupati
Kabupaten Bengkalis.
Gambar 31
Piagam Penghargaan
(Dok. Tim Peneliti, 6 Juni 2014)
Grup tersebut mendapat juara 1 (satu) dalam festival Kompang menyambut Hari
Raya Idul Fitri tahun 2012 di Kabupaten Bengkalis dan juara 2 (dua) dalam
festival Kompang yang diadakan di ibu kota Provinsi Riau yaitu Kota Pekanbaru
tahun 2013. Lagu-lagu mereka bawakan di antaranya Ya Maulauik Ya Rasullah,
notasinya dapat dilihat pada Notasi 5 berikut.
53
**bersambung **
54
Notasi 5
Motif Pukulan untuk Mengiringi Lagu: Ya Maulaik Ya Rasulullah
Transkripsi : Nursyirwan (Tim Peneliti), 2013
Di dalam permainan musik Kompang, keberadaan Makhrijal huruf tidak
hanya hadir sebatas dalam konteks pembacaan huruf Hijaiyah. Lebih jauh adalah
mengikat permainan pola-pola pukulan Kompang yang juga mempengaruhi
tingkat pemaknaan para pemain terhadap makna teks lagu. oleh sebab itu,
keberadaan Makhrijal huruf dalam permainan musik Kompang sangat memberi
arti terhadap keindahan permainan. Pada kenyataannya masyarakat Bengkalis,
tidak seluruh kelompok musik Kompang masih mempertahankan Makhrijal huruf
sebagai bagian terpenting dalam permainan. Kondisi ini terutama didapati pada
kelompok-kelompok musik Kompang anak-anak, remaja laki-laki, remaja wanita.
Seni pertunjukan tersebut memiliki komunitas yang unik dalam kehidupan
masyarakatnya.
55
BAB VI. LUARAN DAN RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
A. Tahapan Luaran
Tahap II.
Melakukan pengklasifikasian data, pengolahan data, dan analisis data,
serta temuan diseminarkan dan merancang satu model repertoar pertunjukan
musik Kompang art new di masyarakat. Menghasilkan TA (tesis), laporan akhir
penelitian, dan publikasi dalam bentuk jurnal nasional.
Tahap III.
Menemukan satu model sistem performence musik Kompang dalam
politik multikultural individu maupun kelompoknya, menemukan bentuk art new
musik Kompang, dan melakukan publikasi, baik karya ilmiah TA (tesis), laporan
akhir penelitian, dan publikasi dalam bentuk jurnal nasional/internasional, serta
penerbitan buku untuk pengayaan wawasan seni budaya Melayu di Nusantara,
khususnya tentang musik Kompang di Bengkalis, Riau.
2. Komponen dan Indikator Kegiatan
Tabel 1
Komponen dan Indikator Capaian Kegiatan Tahap II
No
Tahap I
Kegiatan
Indikator
Kemajuan Studi
Mahasiswa yang
Dilibatkan
Target
Pencap
aian
1.
Pembentukan
Ketua dan
Anggota Team
Penelitian
2. Pembuatan
Proposal
Validasi Anggota
Team
1. Mahasiswa yang
dilibatkan adalah
mahasiswa semester II,
2. Mengetahui lokasi
penelitian,
dan melakukan
penelitian musik
Kompang
5%
2. Persiapan
Agenda Kerja
Tim dan Bahan
1. Memberikan
pemahamanan
tujuan dan
sasaran
2. Tracer Study
(identifikasi
lembaga dan
1. Mahasiswa telah
mengetahui tujuan dan
sasaran capaian
penelitian, dapat
mengidentifikasi
wilayah, informan,
instrumen yang
20%
56
responden)
3. Persiapan
Instrumen
4. Pengumpulan
data,
klasifikasi data
dan analisis
data.
digunakan serta
mengklasifikasi data,
dan anaisis data dalam
penelitiannya.
3. Penelitian
Lapangan
1. Penelitian
2. Pertimbangan
wilayah
3. Pengolahan
hasil dan
perumusan
(tim)
4. Presentasi
hasil
5. Editing
1. Mahasiswa telah
mengumpulkan
keseluruhan data
lapangan, mengolah
data lapangan dan
merepresentasikan hasil
akhirnya dalam
seminar hasil
kelayakan.
40%
4. Menyiapkan
Laporan
Penelitian
1. Seminar
Laporan
Kemajuan
2. Editing/Finishi
ng
3. Laporan Akhir
4. Publikasi
1. Mahasiswa Ujian
Akhir Tesis
2. Membuat
rancangan/eksperimen
art new musik
Kompang
10%
57
BAB VII. SIMPULAN
Musik Kompang sebagai kesenian Islami pada hakikatnya adalah
menyampaikan puji-pujian kepada Allah SWT, serta shalawat dan salam kepada
Nabi Rasullullah Muhammad SAW. Puji-pujian serta shalawat dan salam sebagai
cerminan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Interaksi musik Kompang
memproyeksikan senimannya, pelaku/ kelompok Kompang. Bentuk pertunjukan
Kompang dapat dibedakan menurut ruang (tempat) dan waktu (pelaksanaan)
dalam konteks peristiwa budaya masyarakatnya. Adapun beberapa bentuk
pertunjukan Kompang di Bengkalis, Riau antara lain; a. Kompang Arak-Arakan,
b. Kompang Syukuran (Hajatan), dan c. Kompang Persembahan, Festival atau
Lomba
Teknik pukulan dan sistim performence musik Kompang yang terdiri atas
kesatuan permainan pola-pola gendang bermuka satu dan vokabuler-vokabuler
vokal dengan menyenandungkan teks-teks kitab Barzanji. Keberadaan vokal
sesuai dengan permainan pola-pola pukulan Kompang. Materi sajian dengan
melantunkan shalawat dan salam serta puji-pujian dengan materi irama syair teks
Rawi bersama “deruman” permainan Kompang. Irama syair teks Rawi atau
“ngerawi” sebagai materi lantunan vokal, dilafaskan bersama-sama oleh
rombongan kelompok Kompang. Sajian Irama syair teks Rawi sebagai materi
teks vokal, dilantunkankan serta diiringi oleh permainan motif-motif pukulan
Kompang yang dibawakan dalam bentuk repetitif hingga variatif. Pola-pola sajian
bervariasi pada permainan motif-motif pukulan Kompang, pola lantai hingga
menggunakan persembahan pencak silat.
58
DAFTAR PUSTAKA
Bahar, Mahdi. Musik Perunggu Nusantara Perkembangan Budayanya Di
Minangkabau. Padangpanjang: Sunan Ambu STSI Press Bandung, 2009.
Bahari, Nooryan. Kritik Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Bandem, I Made. “Kekhasan Penelitian Bidang Seni”. Jakarta: DP3M DIKTI,
Forum Diskusi Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang
Seni, Direktorat Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2005.
Barker, Chris. Cultural Studies: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Bentang, 2005.
Beg, M. Abdul Jabbar. Fine Art in Islamic Civilization. Kuala Lumpur: The
University of Malaya Press, 1981.
Brannen, Julia. Memandu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
Samarinda : Pustaka Pelajar, 2005.
Brown, A.R. Radcliffe. Struktur dan Fungsi dalam Masyarakat Primitif,
Terjemahan Ab. Razak Yahya. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka, 1980.
Daryusti. Hegemoni Penghulu dalam Perspektif Budaya. Yogyakarta: Cipta
Media, 2011.
De Marinis, Marco. The Semiotics of Performance. Terj. Aine O‟Healy,
Bloomington, and Indianapolis: Indiana University Press, 1993.
Eco, Umberto. A Theory of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press,
1976.
Elizar. “Berzanji Sebuah Ritual Keagamaan yang Bernuansa Musikal di daerah
Bunga Tanjung kabupaten Tanah Datar”, Laporan Penelitian.
Padangpanjang: Akademi Seni Karawitan Indonesia Padangpanjang, 1999.
Esten, Mursal. Minangkabau Tradisi dan Perubahan. Padang: Aksara Raya, 1993.
Hadi, Y. Sumandyo Hadi. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher, 2007.
______________. Aspek-Aspek Dasar Koreografi Kelompok. Yogyakarta:
Manthili, 2003.
59
_______________. Seni Pertunjukan dan Masyarakat Penonton. Yogyakarta: BP
ISI Yogyakarta, 2012.
Hauser, Arnold. The Sosiology of Art. Terj. Kenneth J. Northcott. Chicago and
London: The University of Chicago Press, 1982.
Hidayat, Robby. Koreografi & Kreativitas, Pengetahuan dan Petunjuk Praktikum
Koregrafi. Yogyakarta: Kendi Media Pustaka Seni Indonesia, 2011.
Indrayana, Bagus. dalam Dewi Ruci: Jurnal Pengkajian & Penciptaan Seni.
Surakarta: Pascasarjana ISI Surakarta, 2011.
Kartodirjo, Sartono. Metode Penggunaan Bahan Dokumen yang dikutip
Koentjaraningrat (penyunting), dalam: Metode-metode Penelitian
Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1994.
Kartomi, Margaret J. “National Identity and Other Themes of Classifications in
the Arab World” dalam On the Concepts and Calssifications of Musical
Instruments. Chicago and London: The University of Chicago Press, 1990.
Kayam, Umar. Seni Tradisi Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan, 1981.
Kusumohamidjojo, Budiono. Filsafat Kebudayaan, Proses Realisasi Manusia.
Yogyakarta: Jala Sutra, 2009.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Remaja
Rosdakarya, 1999.
Morris, Desmond. Manwatching: Afield Guide to Human Behavior. New York:
Harry N. Abrams, Inc., Publishers, 1977.
Murgianto, Sal. Tradisi dan Inovasi Beberapa Masalah Tari di Indonesia. Jakarta:
Widatama Widya Sastra, 2004.
Muslim. Tari Tradisional Zapin Bengkalis-Riau. Pekanbaru: Dinas Kebudayaan,
Kesenian, dan Pariwisata Provinsi Riau, 2007.
Nawawi, Hadari. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1992.
Nettl, Bruno. Theory And Method in Ethnomusihology. London: The Free Press of
Gleoncoe, Coller-Macmillan Limited, 1964.
Nursyirwan. “Paradigma Musikologis Musik Kompang di Daerah Kelakap Tujuh
Dumai Barat”. Laporan Penelitian, Padangpanjang: Sekolah Tinggi Seni
Indonesia Padangpanjang, 2000.
60
Sedyawati, Edi. “Penelitian Seni: Jenis dan Metodenya”. Makalah, di sampaikan
dalam Lokakarya LPPM ISI Yogyakarta: 28 Mei-1 Juni 2004. Yogyakarta:
ISI, 2004.
____________. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: PT. Sinar Harapan,
1981.
____________. Tari Tinjauan dari Berbagai Segi. Bandung: PT. Dunia Pustaka
Jaya dengan Dewan Kesenian Jakarta, 1984.
Soedarsono, R.M. Metodologi Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. Bandung: MSPI,
2001.
Sri Prihatini, Nanik. Seni Pertunjukan Rakyat Kedu. Surakarta: CV. Cendrawasih
2008.
Supriadi, Dedi. Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung:
Alfabeta, 1994.
Sutrisno Hadi, dalam Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2007.
Tim Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis, 2013.
Tim Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Bengkalis dalam
Angka, Bengkalis: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Bengkalis, 2003.
Tim Peneliti Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau, Budaya
Tradisional Melayu Riau, Pekanbaru: Kerjasama Dinas Kebudayaan,
Kesenian dan Pariwisata dengan Pusat Penelitian Kebudayaan dan
Kemasyarakatan Universitas Riau, 2005.
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Gitamedia Press, 2006.
Tim Program Studi Ilmu Lingkungan, Penyusunan Basis Data Kapasitas dan
Kapabilitas Riset Iptek Daerah Kabupaten Bengkalis, (Pekanbaru:
Program Pascasarjana Universitas Riau, 2013), 1.
Wojowasito dan Tito Wasito. Kamus Lengkap Inggeris-Indonesia, Indonesia-
Inggeris, dengan EYD. Bandung: Hasta, 1982.
61
LAMPIRAN: I. Biodata Ketua dan Anggota
A. Biodata Ketua
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Rosta Minawati, S.Sn., M.Si. (P)
2. Pangkat/Gol. Penata Tk.I/IIId
3. Jabatan Akademik Dosen
4. Jabatan Fungsional Lektor
5. NIP/NIK/Identitas lainnya 19721209 201012 2 001
6. NIDN 0009127206
7. Bidang Keahlian Kajian Budaya
8. Tempat dan Tanggal Lahir Pancurbatu, Deli Serdang/09 Desember 1972
9. Alamat Rumah Jln. Dr. Abu Hanifah, No 19, Kp.Jambak; Kel. Guguk
Malintang RT 09. Padangpanjang.
10. Intitusi Institut Seni Indonesia Padangpanjang
11. Nomor Telepon/HP 081236030852
12. Alamat Kantor Jln. Bundo Kanduang 35. Pd.Panjang.
13. Nomor Telepon/Faks 0752.82077-Fax. 0752.82031.
14. Alamat e-mail <[email protected]>
15. Mata Kuliah yang Diampu
1. Folklore
2. Antropologi Visual
3. Metodologi Penelitian
4. Sejarah Kebudayaan Indonesia
5. Semiotika
6. Isu dalam Seni
7. Seminar
8. Sosiologi Desain
9. Teori Kebudayaan
10. Teori Seni
11. Kerja Profesi Televisi & Film
12. Praktika Terpadu Pengkajian Televisi
13. Sosiologi Televisi
14. Antropologi dan Sosiologi Seni
15. Etnofotografi
62
A. RIWAYAT PENDIDIKAN
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas
Nommensen
Universitas
Udayana
Universitas
Udayana
Bidang Ilmu Musikologi Kajian Budaya Kajian Budaya
Tahun Masuk-Lulus 2000-2005 2005-2007 2007-2010
Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Musik Vokal
Ciptaan Djaga
Depari: Observasi
Melodi dan Teks
Lagu.
Pertunjukan
Dangdut Mak
Lampir di
Kotamadya Binjai
Sumatera Utara:
Sebuah Kajian
Budaya.
Keterpinggiran
Komunitas Hindu
dalam Pluralitas
Agama di
Kabupaten Karo,
Sumatera Utara.
Nama Pembimbing/Promotor Ben M Pasaribu,
MA
Prof. Dr. Emelia
Mariyah, MS.
Prof. Dr. I Made
Suastika SU.
B. PENGALAMAN PENELITIAN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jumlah
1. 2005 Musik Vokal Ciptaan Djaga Depari: Observasi
Melodi dan Teks Lagu
Mandiri -
2. 2007 Pertujukan Dangdut Mal Lampir di Kotamadya
Binjai: Sebuah Kajian Budaya
Mandiri -
3. 2010 Keterpinggiran Komunitas Hindu dalam
Pluraalitas Agama di Kabupaten Karo, Sumatera
Utara.
Mandiri -
4. 2013 Pemetaan Seni Budaya Rumpun Melayu Kota
Samarinda Kalimantan Timur dengan Metode
Identifikasi Data Menuju Art New.
DIPA ISI
Padangpanja
ng
50.000
5. 2014 Teritorial Musik Kompang di Daerah Bengkalis
Riau:
Pencarian Sistem Performance dalam
Politic Multicultural
DIKTI 86.500.000
6. 2015 Teritorial Musik Kompang di Daerah Bengkalis
Riau:
Pencarian Sistem Performance dalam
DIKTI 111.000.000
63
Politic Multicultural
C. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM 5 TAHUN
TERAKHIR
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah
1. 2011 Penyuluh/pelatih Kesenian Talempong di
Talang Anau, Kecamatan Gunuang
Omeh,Kaupaten Limapuluh Kota
Mandiri -
2. 2012 Kerajian Tenun Silungkang sebagai
Industri Kreatif, di Kabupaten Agam.
Program
Pascasarjana
(Mandiri)
-
3. 2012 Sekolah Alam: Pelatihan Seni Lukis dan
Talempong di Harau, Kabupaten 50 Kota
Program
Pascasarjana
(Mandiri)
4. 2013 Pembinaan dan Pelatihan Penyususnan
Standar Oprasional Prosedur (SOP)
Program Televisi Tri Arga Bukittinggi.
DIKTI 7.500.000
5. 2014 Rekam Budaya: Pelatihan
Pendokumentasian
Alam dan Budaya Masyarakat Kerinci
Di Kota Sei. Penuh, Kabupaten Kerinci
DIPA ISI
Padangpanjang
10.000.000
6. 2014 Juri Fahsion Show Casual Tingkat TK dan
SD dalam Rangka HUT ke-44 Kota
Payakumbuh pada tanggal 1-5 Desember
2014 di Kota Payakumbuh.
DISPARPORKot
a Payakumbuh
-
D. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL DALAM 5
TAHUN TERAKHIR
No Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/
Nomor/Tahun Nama Jurnal
1. 2008 “Keterpinggiran Komunitas Hindu
di Kabupaten Karo dan Politik
Multikultur”.
Volume 5 Nomor 9,
Edisi Januari 2008.
Jurnal Kajian
Budaya. Universitas
Udayana, Bali.
2. 2008 “Dangdut Mak Lampir di Binjai,
Sumatera Utara: Budaya Pop
(Kaum) Pinggiran”.
Volume 5 Nomor
10, Edisi Juli 2008.
Jurnal Kajian
Budaya. Universitas
Udayana, Bali.
3. 2013 Komodifikasi:
Manifulasi Budaya dalam (Ajang)
Volume15,
Nomor1, Edisi
November 2013
Ekspresi Seni: Jurnal
Ilmu Pengetahuan
dan Karya Seni,
Institut Seni
64
Pariwisata.
Indonesia
Padangpanjang.
4. 2013 Membangun Kebudayaan dan
Keperibadian Community Melayu
di Meskom Bengkalis Melalui Seni
Kompang
Volume 1, Nomor
1, Oktober 2013
Bercadik: Jurnal
Pengkajian dan
Penciptaan Seni,
Program
Pascasarjana, ISI
Padangpanjang
5. 2013 Kebudayaan lokal sebagai Potensi
dalam Berkarya Komik
Volume 1, Nomor
1, Oktober 2013
Bercadik: Jurnal
Pengkajian dan
Penciptaan Seni,
Program
Pascasarjana, ISI
Padangpanjang
6. 2013 Fenomena Musik Kompang
Kecamatan Benglais di Era
Globalisasi
Volume 1, Nomor
1, Oktober 2013
Bercadik: Jurnal
Pengkajian dan
Penciptaan Seni,
Program
Pascasarjana, ISI
Padangpanjang
7. 2013 Struktur Dramatik Serial TV
Sengsara Membawa Nikmat Karya
Agus Widjoyono
Volume 1, Nomor
1, Oktober 2013
Bercadik: Jurnal
Pengkajian dan
Penciptaan Seni,
Program
Pascasarjana, ISI
Padangpanjang
8. 2014 Musik Film Bukan Sekedar Latar Volume 1/9/2014 Jurnal Musikologi
Penciptaan dan
Pengkajian
E. PENGALAMAN PENYAMPAIAN MAKALAH SECARA ORAL PADA
PERTEMUAN/ SEMINAR ILMIAH DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1. Pemakalah, Seminar
Nasional
“Mediasi Musikal dalam Masyarakat
Multikultural: Pertunjukan Dangdut Mak
Lmapir di Kabupaten Langkat sebagai
Budaya Pop(ular)”.
10 Desember 2011.
Program Pascasarjana
ISI Padangpanjang
2. Pemakalah, Seminar
Nasional
“Pentas (Kolonial), Subalten, dan Posisi
Kajian Budaya”.
01 November 2012.
Pascasarjana ISI
Padangpanjang
3. Penyaji, Matrikulasi “Penerapan Teori Seni dalam Penciptaan 07-09 September 2011.
65
Pascasarjana dan Pengkajian Seni” Pascasarjana ISI
Paangpanjang
4. Penyaji, Matrikulasi
Pascasarjana
“Program Studi dan Kurikulum
Pascasarjana Program Penciptaan dan
Pengkajian Seni”.
31-02 September 2012.
Program Pascasarjana
ISI Padangpanjang
5. Pemakalah, Seminar
Internasional
“Krisis Vokalitas: Komunitas Hindu
Karo sebagai Agama Minoritas”.
27-28 Agustus 2009.
Universitas Udayana,
Bali
6. Pemakalah Seminar
Nasional
“Menggagas ide kreatif
sebagai Strategi Pengembangan Budaya
Lokal”.
21 November 2013.
Program Pascasarjana
ISI Padangpanjang
7. Pemakalah Seminar
Nasional
“Musik dan Budaya: Kajian Perspektif
Masyarakat Modern
24 April 2015 Jurusan
Musik Fakultas Bahasa
dan Seni HKBP
Nommensen Medan
F. PENGALAMAN PENULISAN BUKU DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman Penerbit
1. Krisis Vokalitas: Komunitas
Minoritas dalam Pluralitas Agana di
Kabupaten Karo, Sumatera Utara
dalam Exploring Cultural Studies,
Implementing Emancipations
2011
ISBN 978-
979-3790-71-8
148-154 Udayana Press
2. Kebudayaan Karo Sumatera Utara:
Cerminan Kekayaan Budaya
Nusantara dalam Proceeding
Rediscovering the Treasures of
Malay Culture
2012
ISBN 978-
602-17588-0-9
391-408 ISI
Padangpanjang
kerjasama dengan
Kanisius
Yogyakarta.
3. Hindu Karo: Subalten dalam
Pluralitas Agama di Sumatera Utara
2014
ISBN 978-
602-1285-71-8
291 Graha Cendekia
Press Yogyakarta
4. Wacana Feminisme: Perlukah
Demokrasi Seksual? dalam Ragam
Wacana: Bahasa, Sastra, dan
Budaya.
2015
ISBN
355-368 Pustaka Pelajar
66
G. PENGALAMAN PEROLEHAN HKI DALAM 5-10 TAHUN TERAKHIR
No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1. - - - -
2.
3.
H. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK/ REKAYASA SOSIAL
LAINNYA DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya
yang Telah Diterapkan
Tahun Tempat Penerapan Respon Masyarakat
1. Penyusunan SOP Peminjaman Alat/Ruang 2013 Program
Pascasarjana
Dapat dijadikan
sebagai panduan
dalam setiap
pemakaian
alat/ruang
2. Penyusunan SOP Pembimbingan
Mahasiwa S2
2013 Program
Pascasarjana
Dapat dipedomani
dalam penentuan
pembimbing
3. Penyusunan SOP Penguji Mahasiswa 2013 Program
Pascasarjana
Dapat dipedomani
dalam penentuan
penguji
mahasiswa
4. Perumusan Peraturan Akademik Program
Pascasarjana
2013 Program
Pascasarjana
Dapat dipedomani
oleh Pengelola,
Dosen dan
Mahasiswa
5. Perumusan Spesifikasi Program Studi
Program Pascasarjana
2013 Program
Pascasarjana
Pengelola dan
mahasiswa
I. PENGHARGAAN YANG PERNAH DIRAIH DALAM 10 TAHUN TERAKHIR (dari
pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1. Sertifikat: Penyaji Seminar Nasional Program Pascasarjana ISI
Padangpanjang
2011
2. Sertifikat: Penyaji Seminar Nasional Program Pascasarjana ISI 2012
67
Padangpanjang
3. Sertifikat: Penyaji Matrikulasi Program Pascasarjana ISI
Padangpanjang
2011
4. Sertifikat: Penyaji Matrikulasi Program Pascasarajana ISI
Padangpanjang
2012
5. Sertifikat: Ketua Seminar Nasional Pendirian ISBI di Aceh 2012
6. Sertifikat: Panitia Seminar Internasional Festival SeaMaf ISI
Padangpanjang
2012
7. Sertifikat: Pemakalah Seminar
Internasional
Kajian Budaya Universitas
Udayana
2009
Padangpanjang, 28 Juni 2015.
Ketua Peneliti,
Dr. Rosta Minawati, S.Sn., M.Si
68
Anggota Peneliti (I)
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Nursyirwan, S.Pd., M.Sn. (L)
6. Jabatan Fungsional Dosen tetap Jurusan Musik
7. Jabatan Struktural Kepala Pusat Penelitian Seni Budaya Melayu
8. NIP/NIK/Identitas lainnya 19670218 199303 1 003
9. NIDN 0018026709
10. Tempat dan Tanggal Lahir 50 Kota (Payakumbuh)/ 18 Februari 1967
11. Alamat Rumah Jln. Dr. Abu Hanipah, No 52.B, Kp.Jambak; Kel.
Guguk Malintang RT 09. Padangpanjang.
12. Nomor Telepon/Faks/ HP 0813 2844 9796
13. Alamat Kantor Jln. Bundo Kanduang 35. Pd.Panjang.
14. Nomor Telepon/Faks 0752.82077-Fax. 0752.82031.
15. Alamat e-mail <[email protected]>
16. Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 5 orang; S-2= 24 orang; S-3= - orang
17. Mata Kuliah yang Diampu
1. Metode Penelitian
2. Analisis Karya Musik Nusantara
3. Pengkajian Seni I , II dan III
4. Kajian Musik Nusantara
5. Antropologi dan Sosiologi Seni
6. Kajian Islam dan Seni Budaya Melayu
7. Teori Seni
8. Etnomusikologi
9. Statistik
10. Sosiologi Seni Melayu
11. Repertoar Musik Nusantara
12. Akustik Organologi
13. Transkripsi Musik
14. Filsafat Ilmu
15. Pengetahuan HAKI
16. Praktek Instrumen Mayor Klarinet
17. Isu Seni Fotografi
18. Antropologi Fotografi
19. Etika Media Massa
69
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Tinggi
IKIP Padang ISI Yogyakarta UGM Yogyakarta
Bidang Ilmu Pendidikan Seni
Musik
Pengkajian Seni
Musik
Pengkajian Seni
Pertunjukan dan Seni
Rupa
Tahun Masuk-Lulus 1995-1998 2002-2005 2005-2011
Judul
Skripsi/Thesis/Disertasi
Pelaksanaan
Kurikulum Mata
Pelajaran Seni Musik
Kelas V SDN Se-
Kecamatan Guguk.
Talempong Batu
Alami Di Talang
Anau : Perspektif
Teks dan Konteks
Varian Teknik
Penalaan Talempong
Logam Di
Minangkabau
Nama
Pembimbing/Promotor
Drs. Syahrul, M.Pd. Drs. Victor Ganap,
M.Ed.
Prof. Dr. R.M.
Soedarsono.
C. PENGALAMAN PENELITIAN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah
1. 2015 Teritorial Musik Kompang Di Daerah
Bengkalis- Riau : Pencarian Sistem
Performance dalam Politic Multicultural
Anggota:
Hibah Tim
Pascasarjana
111.000.000
2. 2014 Teritorial Musik Kompang Di Daerah
Bengkalis- Riau : Pencarian Sistem
Performance dalam Politic Multicultural
Anggota:
Hibah Tim
Pascasarjana
86.500.000
3. 2013 Pemetaan Seni dan Budaya Rumpun Melayu
Di Kota Samarinda Kalimantan Timur
dengan Metode Identifikasi Data Menuju Art
New.
Ketua : Hibah
Unggulan
P. Tinggi
50.000.000,-
4. 2013 Penciptaan dan Pargelaran komposisi musik
baru Minangkabau dalam bentuk orkestra
Anggota:
Hibah
Unggulan
P. Tinggi
62.500.000,-
5. 2012 Formulasi Modus Musik-Musik Vokal
Tradisi Minangkabau Menuju Penciptaan
Model Komposisi Musik Orkestra.
Anggota
Hibah
Pen.Unggulan
Perguruan
Tinggi
35.000.000,-
6. 2011 Pergeseran Sistem Tradisi ke Modernisasi
Penalaan Musik Talempong Di
Minangkabau
Hibah DIPA
ISI Padang
Panjang
7.500.000,-
7. 2010 Fakta Akustik Penalaan Talempong
Perunggu di Minangkabau.
Hibah Dikti
Pen. Doktor
33.950.000,-
8. 2008 Varian Sistem Penalaan Talempong Logam
di Minangkabau
Mandiri -
70
9. 2005 Talempong Batu di Talang Anau: Kajian
Etnomusikologi.
Mandiri -
10. 2005 Fenomena Berbagai Jenis Talempong Di
Minangkabau.
Mandiri -
11. 2004 Talempong Batu Alami Di Talang Anau :
Perspektif Teks dan Konteks
Mandiri -
D. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM 5 TAHUN
TERAKHIR
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber Jumlah
1. 2014 “Pelatihan Kesenian Tradisi pada
Community Pua Data, Gunuang Omeh,
Limopuluah Kota”
Hibah DIPA ISI
Padangpanjang 10.000.000,-
2. 2013 Penyuluh Pengembangan seni tradisi lokal
menuju style global, bagi masyarakat
Talang Anau, Kabupaten Limapuluh Kota.
Mandiri 3.500.000,-
3. 2012 Pembimbing/Pelatih Revitalisasi Kesenian
Talempong dan Qasidah Rebana Jorong
Pua Data, Kototinggi, kecamatan Gunuang
Omeh, kabupaten Limapuluh Kota
Hibah DIPA ISI
Padangpanjang
7.500.000,-
4. 2011 Pembimbing pelestarian budaya di Talang
Anau, kecamatan Gunuang Omeh,
kabupaten Limapuluh Kota
Mandiri 6.000.000,-
3. 2011 Penyuluh/pelatih kesenian talempong di
Talang Anau, kecamatan Gunuang Omeh,
kabupaten Limapuluh Kota
Mandiri 6.500.000,-
- - - -
E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL DALAM 5
TAHUN TERAKHIR
No Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/
Nomor/Tahun Nama Jurnal
1. 2014 “Kreativitas Seniman Salareh Aia
(Agam) Dalam Pengembangan
Musik Ronggeang Rantak Saiyo”
Volume 16, Nomor
2, November 2014,
ISSN 1412-1662;
hal. 270-284.
Ekspresi Seni: Jurnal
Ilmu Pengetahuan
dan Karya Seni, ISI
Padangpanjang,
2. 2014 “Pertunjukan Kompang Pada
Masyarakat Bengkalis:Dari Arak-
Arakan Ke Seni Pertunjukan”,
Volume 16, Nomor
1, Juni 2014, ISSN
1412-1662;
hal. 37-48.
Ekspresi Seni: Jurnal
Ilmu Pengetahuan
dan Karya Seni, ISI
Padangpanjang,
3. 2013 “Membangun Kebudayaan dan
Kepribadian Community Melayu
Meskom Bengkalis melalui Seni
Kompang”
Volume 1, Nomor 1,
Oktober 2013. ISSN:
977-235-5514-73-0;
hal 79-94.
Bercadik: Jurnal
Pengkajian dan
Penciptaan Seni.
Program Pascasarjana
ISI Padangpanjang.
4. 2013 “Interval dan Akulturasi terhadap ISBN: 978-979-8242- Dialektika Seni dalam
71
Kekunoan dan Kekinian Musik
Talempong Minangkabau”
53-3; hal 59-73.
Budaya Masyarakat.
BP ISI Yogyakarta, Mei
2013.
5. 2012 “Histoire Totale: Gamelan and
Talempong”,
ISBN 978-602-17588-
0-9, Desember 2012;
hal 303–320.
Proceeding,
International Seminar
Of Southeast Ast Asia
Malay Arts Festival
:Rediscovering the
Treasures of Malay
Culture. ISI
Padangpanjang Press,
6. 2012 Konsep Semiologi Verbalisasi Makna
Musikal dalam Masyarakat
Multikultural
Volume 14, Nomor
2, November 2012,
ISSN 1412-1662;
hal. 206-213.
Ekspresi Seni: Jurnal
Ilmu Pengetahuan
dan Karya Seni, ISI
Padangpanjang.
7. 2011 “Semiologi dan Musikologi:
Penemuan Talempong Batu
Raksasa Kuno”
Volume 21, Nomor
04, Oktober-
Desember 2011,
ISSN 0854-3429;
hal. 356-367.
“Panggung”: Jurnal
Terakreditasi. STSI
Bandung.
8. 2011 “Fenomena Multikulturalisme
Dalam Musik: Sebuah Telaah
Elemen-Elemen Musikal Non Barat
dalam Karya Komposer Musik
Barat,”
Volume 05, Nomor
01, September
2011, ISSN 1978-
6565; hal. 909-918.
Ranah Seni: Jurnal
Seni dan Desain,
Universitas Negeri
Padang.
9. 2010, , “Fakta Akustik Penalaan Musik
Talempong Perunggu Di
Minangkabau”,
Volume 12, Nomor
2, November 2010,
ISSN 1412-1662;
hal. 34-45.
Ekspresi Seni: Jurnal
Ilmu Pengetahuan
dan Karya Seni, ISI
Padangpanjang.
10. 2006, “Perkembangan Talempong di
Minangkabau dari Tradisi ke
Modernisasi di Era Globalisasi,”
Volume 6,
Nomor 2,
Oktober 2006.
ISSN 1411-4305;
hal. 135-149.
Ekspresi : Jurnal
Penelitian dan
Penciptaan Seni, ISI
Yogyakarta.
11. 2006, “Talempong Batu Alami di Talang
Anau, Kajian Etnomusikologi,”
Volume 2, Nomor
1, September 2006.
ISSN 0216-4795;
hal. 66-83.
Surya Seni: Jurnal
Penciptaan dan
Pengkajian Seni,
Program Pascasarjana
ISI Yogyakarta.
12. 2006, “Kebudayaan dan Kepribadian
Masyarakat Talang Anau: Sebuah
Tinjauan Terhadap Keberadaan
Talempong Batu Alami,”
Volume 3, Nomor
3,
Juli 2006.
ISSN 1412-4181;
hal. 377-403.
Dewa Ruci: Jurnal
Pengkajian dan
Penciptaan Seni.
Program Pascasarjana
ISI Surakarta
72
F. PENGALAMAN PENYAMPAIAN MAKALAH SECARA ORAL PADA
PERTEMUAN/ SEMINAR ILMIAH DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1. Pemakalah, Seminar
InterNasional
Pendidikan Berkarakter Berbasis
Potensi Budaya Lokal: Kembangkan
Kajian Kebudayaan Dalam
Pembentukan Karakter & Kepribadian
Bangsa Menuju Seni Budaya Melayu
Berjaya
22-23 Februari 2014.
Gedung Pusat
Kebudayaan Kota
Sawahlunto.
2. Pemakalah, Seminar
Nasional
Pengembangan Kreatifitas Berbasis
Nilai-Nilai Budaya Lokal : Kekunoan
dan Kekinian Musik Vokal
Minangkabau Paradigma Interval dan
Akulturasi
21 November 2013.
ISI Padangpanjang.
3. Pemakalah, Seminar
InterNasional
Rediscovering the Treasures of Malay
Culture : Histoire Totale Gamelan dan
Talempong serta Fungsinya di Era
Kekinian
28-29 November
2012. ISI
Padangpanjang
4. Seminar Nasional
Pemakalah,
Jelajah Kreatifitas Seni dan Budaya :
Pertunjukan dan Budaya Musik Etnik
Di Minangkabau
1 November 2012.
ISI Padangpanjang
5. Pemakalah, Seminar
Nasional
Ruang Fleksibilitas: Mediasi Musikal
dalam Masyarakat Multikultural.
10 Desember 2011.
ISI Padangpanjang
6. Pemakalah, Seminar
Nasional
Membangkit Daya Historis dalam Era
Globalisasi: Pilihan Kebijakan
Pembangunan Kepribadian dan
Kebudayaan.
15 Oktober 2011.
UGM Yogyakarta,
7. Pemakalah Seminar
Nasional
Fakta Akustik Penalaan Musik
Talempong Perunggu Di Minangkabau.
12-13 Juli 2011.
Hotel Saphir
Yogyakarta (Dikti)
8. Pemakalah Seminar
Internasional
Media dan Humaniora: Perkembangan
Talempong di Minangkabau dari
Tradisi ke Modernisasi di Era
Globalisasi.
6 April 2006. UGM
Yogyakarta
G. PENGALAMAN PENULISAN BUKU DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman Penerbit
1. - - - -
2.
73
H. PENGALAMAN PEROLEHAN HKI DALAM 5-10 TAHUN TERAKHIR
No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1. - - - -
2.
I. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK/ REKAYASA SOSIAL
LAINNYA DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya
yang Telah Diterapkan Tahun
Tempat
Penerapan
Respon
Masyarakat
1. - - - -
2.
J. PENGHARGAAN YANG PERNAH DIRAIH DALAM 10 TAHUN TERAKHIR
(dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1. Sertifikat Peserta Pelatihan ESC Expert in Corporate
Culture ESC Centre
2015
2. Sertifikat Penyaji Seminar Internasional Pemda Kota Sawahlunto
bekerjasama dengan
Program Pascasarjana
ISI Padangpanjang
2014
3. Sertifikat Penyaji Seminar Nasional Program Pascasarjana
ISI Padangpanjang
2013
4. Sertifikat: Presenter/Penyaji
Internasional Seminar
BKS-PTSI ISI
Padangpanjang
2012
5. Sertifikat Penyaji, Seminar Nasional (Pascasarjana)
ISI Padangpanjang
2012
6. Sertifikat: Peserta Pelatihan Penulisan
Karya Ilmiah Nasional
Ditjen Dikti 2012
7. Sertifikat: Penyaji Seminar Nasional (Pascasarjana)
ISI Padangpanjang
2011
8. Sertifikat: Penyaji Seminar Nasional UGM Yogyakarta 2011
9. Sertifikat: Penyaji Seminar Nasional Ditjen Dikti 2011
10. Sertifikat: Peserta Seminar Nasional STSI Bandung 2007
11. Sertifikat: Peserta Seminar Internasional ISI Yogyakarta 2006
12. Sertifikat: Pemakalah Seminar
Internasional
UGM Yogyakarta 2006
13. Sertifikat: Peserta Seminar Nasional STKW Surabaya 2006
14. Sertifikat: Peserta Seminar Nasional ISI Yogyakarta 2005
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
74
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata
ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Usulan Proposal Penelitian Desentralisasi Skim Hibah Tim Pascasarjana, Sumber
Pendanaan BOPTN 2014 Institut Seni Indonesia Padangpanjang.
Padangpanjang, 28 Juni 2015
Yang Menerangkan,
Dr. Nursyirwan, S.Pd., M.Sn.
75
ANGGOTA PENELITI 2
Name : Hidayat Sidik
Home Adress : Jln. A.rivai dalam, no 63, Rt 14. Kelurahan Guguak
Malintang, Padangpanjang Timur. Sumbar.
Phone : 085364288264 (Mobile)
Gender : Male
Place and Date of Birth : Padang, 03 April 1990
Religion : Moslem
Email (life time) : [email protected]
FORMAL EDUCATION BACKGROUND
No. Degree University/School Major GPA Period
1 S-1 Institut Seni Indonesia
Padangpanjang.
Tugas Akhir: Pertunjukan musik
solis viola, “ Concerto in G Mayor,
Cossack Dance, Hungarian Dance,
Journey to deli.
Penyajian Seni
Musik
(pemusik).
Instrumen
Viola.
3.25 2008-2013
2 Senior High
School
Sekolah Menengah Atas negri 10,
muara tebo, jambi.
Sekolah menengah atas
(SMAPTBA), tanjung enim,
palembang.
Sekolah Menengah Umum 1 Muara
Tebo, Jambi.
-
-
-
-
-
-
2007-2008
2006-2007
2005-2006
3 Junior High
School
Sekolah Menengah Pertama Negeri
3 muara tebo, Jambi.
- -
2002-2005
4 Elementary
School
SDN No.434. Bangko, Jambi. - - 1997-2002
Job Experience
No. Name Year
1 Instruktur Violin, (Yamaha Musik), Padang 2010-New
2 Instruktur Violin & Piano, (Fanani Konservatorium
Musik), Bukit Tinggi 2011-New
Concert Experience
No Name Title Organized Bay
1 Solis Violin,
(Orkestra, String
Kwintet dan Band)
Pertujukan Tunggal, Solis
Viola Hidayat Sidik,
“Concerto in G Mayor,
Cossack Dance, Hungarian
Dance, Journey To Deli.
HMJ Musik dan ISI
Padangpanjang
76
2 Duet Violin Feat
Irsyad Adam
Concerto in d minor J.S.
Bach.
HMJ Musik, Koc‟ka &
ISI Padangpanjang
3 Solo Viola Home Concert (Cavatina,
Humoresque, Serenade,
Gavotte, Romanza)
HMJ Musik
4 Pemusik Feat -Idris
Sardi
Peresmian ISI
Padangpanjang
ISI Padangpanjang
5 Solis violin Festival Musik Indi Jambi Jambi
6 Dwiki Darmawan
Orkestra, (musisi)
Tour de Singkarak Sumbar
7 Musikalisasi Puisi
(komposer)
Gebyar Sastra Tebo Art Community dan
Badan Pariwisata Daerah
Muara Tebo, Jambi
8 Wandly Yazid
Orchestra, (Musisi).
Peresmian Maya Gallery Maya Gallery, Singapore
9 Wandly Yazid
Orchestra & “Koc‟ka
Kwintet”, (musisi)
Ultah Mendaki Mendaki & Maya Gallery,
Singapore
1
10
Festival Penyanyi
lagu Melayu, (Musisi
Pengiring)
Festival Lagu Melayu Radio Republik Indonesia
dan Badan Pariwisata
daerah pontianak.
11 Tim Kesenian
Sumbar, (Musisi)
Festival Seni Pertunjukan
Tradisi Indonesia
TMII dan Dinas
Pariswisata
12 Musisi Malam krinok provinsi jambi Pemda Jambi
COMPUTER AND LANGUAGE SKILLS
No Skill Name
1 Microsoft Office (Word, Power Point and Excel)
2 Internet Browser (Internet Explorer, Mozilla Firefox)
Padangpanjang, 23 Juni 2015
Best Regards,
dto
Hidayat Sidik
77
ANGGOTA PENELITI 3
Nama : Agusten Huri
Tempat/Tgl Lahir : Tabek, 17 Agustus 1980
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :
Mahasiswa S2 Prodi Pengkajian dan Penciptaan Seni
Program Pascasarjana ISI Padangpanjang, tahun 2012
(sedang berlangsung)
S1 Jurusan Seni Musik STSI Padangpanjang, tahun 2006
Tamat MAN 2 Batusangkar, tahun 1999
Tamat MTsN Batusangkar, tahun 1996
Riwayat Pekerjaan :
Dosen Luar Biasa Jurusan Sendratasik FBS Unimed, T.A
2009 – 2010 .
Guru Bidang Studi Seni Budaya di SMP Muhammadiyah 1
Medan. Januari 2008 – Juni 2011.
Guru Bidang Studi Seni Budaya di Yayasan Perguruan
Nasional Budi Utomo Medan. Juli 2010 - Juni 2012
Guru Bidang Studi Seni Budaya di SMA Excellent Pondok
Pesantren Nurul Ikhlas Juli 2014 - sekarang
Riwayat Berkesenian :
Pelatih Paduan Suara pada Lomba Paduan Suara “Mars
Pekerja Sosial Masyarakat” Tingkat Propinsi Sumatera
Utara di Medan 2011
Peserta “Workshop Peningkatan Kemampuan Penelitian
Dosen di Bidang Karya Tulis Ilmiah Seni dan Penelitian
Tindakan Kelas” di Jurusan Sendratasik FBS Universitas
Negeri Medan 2010.
Peserta “Workshop dan Resital Lagu Seriosa”, pada Medan
Arts Festival Dewan Kesenian Medan di Taman Budaya
Sumatera Utara, 05 Desember 2009.
Pelatih Musik untuk Pembukaan PORKAB III di Lubuk
Basung Kab. Agam Propinsi Sumatera Barat, 23 - 26
Desember 2005.
Mengikuti Lokakarya Komposisi Musik oleh Drs. Singgih
Sanjaya, M.Hum di STSI Padangpanjang, 18 – 20 Juni 2005.
Paduan Suara Orkestra STSI Padangpanjang pada Festival
Kesenian Indonesia II BKS PTSI 2001 di STSI
Padangpanjang, 1 – 5 September 2001
78
Paduan Suara Orkestra STSI Padangpanjang pada Live
Concert Semarak Seni Mahasiswa di Taman Budaya
Sumatera Barat. 12 Juli 2001.
Padangpanjang, 25 Juni 2015
Yang Menerangkan,
dto
Agusten Huri
79
ANGGOTA PENELITI 4
A. Data Pribadi
Nama : Hengki Armez Hidayat, S.Sn
Tempat/ Tggl. Lahir : Padang Panjang/ 10 Februari 1984
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : belum nikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : S1, Jurusan Seni Karawitan, ISI Padangpanjang
Alamat Domisili : Jl. Bahder Johan, no. 37, RT. 10 Guguk Malintang
e-mail : [email protected]
HP : 082283100911
B. Pendidikan Formal
Tahun 2012 -2015(Proses S2) Program Pascasarjan ISI Padangpanjang
Tahun 2007-2011, STSI - ISI Padang Panjang, Jurusan Seni Karawitan
Tahun 1999-2002, SMK Karya, Padang Panjang - Sumatera Barat
Tahun 1996-1999, SLTP Negri 1, Padang Panjang - Sumatera Barat
Tahun 1990-1996, SD 19 Guguk Malintang, Padang Panjang - Sumatera Barat
Padangpanjang, 25 Juni 2015
Yang Menerangkan,
dto
Hengky Armes Hidayat
80
ANGGOTA PENELITI 5
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap :HUSIN
2. Tempat/Tanggal Lahir :Pekan Baru/30 Oktober 1982
3. Alamat : Jalan Jendral Soedirman, Gang. ADB,
No. 12, Kec. Bangkinang, Kab. Bangkinang-Riau.
Pendidikan Formal
SD Teladan 01. Bangkinang (1989)
Pondok Pesantren Darun Nandoh, Kampuang GadangBangkinang (1995).
Madrasah Alliyah Negeri (MAN) 1 Kuok, Kec. Bangkinang Barat (1998).
Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), Padangpanjang (2001)
Pengalaman Berorganisasi
Ketua OSIS MAN 1 Kuok (1999).
Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olah Raga STSI Padangpanjang
(2001).
Koordinator Divisi Pertunjukan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Teater (2002).
Koordinator Divisi Agitprop Front Mahasiswa Nasional (FMN) Padang
(2002).
Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Seni Kampar (HIMASPAR)
Padangpanjang (2004).
Koordinator Divisi Humas untuk Komunitas Seni Lorong Padangpanjang
(2005).
Koordinator Divisi Humas pada Pekan Apresiasi Teater (PAT) se-Indonesia
di STSI Padangpanjang (2005).
Ketua Pelaksana Dies Natalis STSI Padangpanjang ke 41 tingkat jurusan
(2006).
Sekretaris kegiatan Festival 'Pink Party Band' seSumatera. Barat yang
diselenggarakan oleh UKM Pergelaran STSI Padangpanjang (2007).
Utusan Kampus untuk Mubes Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Universitas Se-Sumatera Barat di Bukit tinggi (2007).
81
Koordinator Divisi Humas pada Pekan Apresiasi Teater (PAT) se-Indonesia
di STSI Padangpanjang (2008).
Kaprodi Teater Akademi Kesenian Melayu Riau (2013)
Pengalaman Berkesenian
Menjadi aktor dalam naskah Tanah Pusaro' karya Marwan pada Festival
Teater I di Pekan Baru merupakan utusan dari Kabupaten Kampar (1999).
Pemeran tokoh Semar dalam naskah 'Kwek-Kwek'karya D.Djayakusuma,
sutradara Marwan pada Festival Teater II di Pekan Baru merupakan utusan
dari Kabupaten Kampar (2002).
Menjadi aktor dalam naskah 'Bius' sutradara Rahma Della Nasution, sebagai
resital penyutradaraan di STSI padangpanjang (2002).
Pemeran tokoh Ayah dalam 'Jam Dinding yang Berdetak' karya Nano R.
Riantiarno, sutradara Tya Setyawati sebagai produksi Komunitas Seni Sakata
di Padangpanjang (2002).
Pemeran tokoh Malin Kundang dalam'Eforia Malin' karya sutradara Afrizal
Harun S.Sn., sebagai produksi Komunitas Seni Akar dalam event Temu
Teater Sumatera Barat di Taman Budaya Padang (2002).
Pemeran tokoh Semar dalam naskah 'Kwek-Kwek' karya D.Djayakusuma,
sutradara Afrizal Harun, S.Sn., dalam rangka resital penyutradaraan non
realisme di STSI Padangpanjang (2002).
Menjadi aktor dalam teater eksplorasi 'Hamba-Hamba' karya sutraclara.
Yusril, S.S., M.Sn., sebagai produksi Komunitas Seni Hitam Putih di STSI
Padangpanjang (2002).
Pemeran tokoh Waska dalam teater eksplorasi 'Sirkus Topeng Waska' karya
sutradara Tatang Rusmana, S.Sn., M.Sn., sebagai produksi Komunitas Seni
Katarsis pada event Pasar Seni di Pekan Baru (2003).
Menjadi aktor dalam teater eksplorasi 'Hai Nurani' karya sutradara Tatang
Rusmana, S.Sn., M.Sn., sebagai produksi Komunitas Seni Katarsis pada event
Pasar Seni di Pekan Baru (2004).
Menyutradarai naskah drama realisme 'Sebelum Bebas' sebagai Resital
Penyutradaraan di STSI Padangpanjang (2004).
Pemeran tokoh Trisno dalam 'Titik-Titik Hitam' karya Nasja Djamien,
82
sutradara Rahma Della Nasution, sebagai Resital Ujian Akhir minat
Penyutradaraan Jurusan Teater STSI Padangpanjang (2005).
Menyutradarai naskah absurd Terdampar' karya Slowamir Mrozek,
terjemahan A.Kasim Achmad sebagai resital penyutradaraan di STSI
Padangpanjang (2006).
Pemeran tokoh lelaki dalam 'Kura-Kura dan. Bekicot' karya Eugene Ionessco,
sutradara Fitta Yuliza sebagai Resital Penyutradaraan di STSI Padangpanjang
(2007).
Sebagai penari dalam koreografi 'Hutan, Hantu, tahun Tuhan' koreografer
Murtala, S.Sn. dalam rangka karya Inovasi Hibah Seni LPU Due-like di STSI
Padangpanjang (2004).
Sebagai penari dalam koreografi Timbangan' koreografer Rio dalam rangka
karya Inovasi Hibah Seni LPU Due-like di STSI Padangpanjang (2005).
Sebagai penari dalam koreografi 'Mutilasi' koreografer Dom Angga, S.Sn
dalam rangka karya Inovasi Hibah Seni LPU Due-like di STSI Padangpanjang
dan Yogyakarta (2005).
Sebagai penari dalam kolaborasi seni karya Sahrul N, S.S., M.Si.,
Koreografer Susasrita Lora Vianti, S.Sn., M.Sn., dalam event Festival
Kesenian Indonesia (FKI) IV di Bandung (2005).
Sebagai Aktor dalam naskah ‟Bengak‟, SutradaraWilly Fwi, pada pagelaran
karya tunggal, produksi Riau Beraksi di Pekanbaru dan Padangpanjang
(2010).
Sebagai Aktor dalam naskah ‟Topeng-topeng‟, Sutradara Husin, pada acara
Art Camp di Desa Gema, Kab. Kampar (2011).
Padangpanjang, 25 Oktober 2014
Yang Menerangkan,
dto
Husin.
83
LAMPIRAN II. Justifikasi Anggaran Penelitian
TAHUN: II.
4. Rincian Biaya Upah/Honorarium
No Nama
Peneliti Tugas
Jam/
Minggu
Jml
Minggu
Jml
Bulan
Honor/
Jam (Rp)
Jumlah Honor
(Rp)
1. Ketua
Peneliti
Penanggung
Jawab
12 4 10 15.500 7.440.000
2. Anggota
Peneliti I
Pelaksana/
Pengolah Data/
12 4 10 15.000 7.200.000
3. Anggota
Peneliti II Kerja Labor
8 4 10 11.453 3.665.000
4. Anggota
Peneliti III Kerja Labor
8 4 10 11.500 3.665.000
5. Anggota
Peneliti IV Kerja Lapangan
8 4 10 11.500 3.665.000
6. Anggota
Peneliti V Kerja Lapangan
8 4 10 11.500 3.665.000
Jumlah 29.300.000
2. Biaya Bahan Habis Pakai
2.1. Rincian Biaya Bahan Habis Pakai
No Nama Barang Jumlah
Satuan
Harga Satuan Jumlah Harga
(Rp)
1. Pensil 2B 0,5 lusin 9.000 4.500
2. Buku Note Book A.4 6 pcs 4.500 27.500
3. Tinta Catrider Printer Black 5 paket 170.000 850.000
4. Tinta Catrider Printer Colour 5 paket 210.000 1.050.000
5. Spidol Board Marker 1box 85.000 85.000
6. Spidol Board Permanent 1box 80.000 80.000
7 Tinta Spidol Board Marker 10 pcs 8.500 85.000
8. Tinta Spidol Board Permanent 5 pcs 9.500 42.500
9. Karet Penghapus 3 pcs 2.500 7.500
10. Lem Fox Kertas 1 pcs 7.500 7.500
11. Kertas HVS A4 80 gram 3 rim 31.000 93.000
12. Kertas Foto A4 glossy 110 gram 5 rim 25.000 125.000
13. Lakban 5cm (bening) 3 gulung 9.000 27.000
14. Lakban 3cm (bening) 3 gulung 5.000 15.000
14. Isolatif 1cm (bening) 3 gulung 3.000 9.000
15. Amplop ½ F4 (kecil) 2 pak 16.000 32.000
16. Baterai Rechargeable 1.2V 3 pcs 70.000 210.000
17. Amplop F4 (besar) 2 pak 35.000 70.000
18. Kabel Listrik Rol (kombinasi) 2 rol 30.000 60.000
19 Memory Card Camera Digital 2 pcs 250.000 500.000
84
20 Compact Dist (CD) blank 50 pcs 2.000 100.000
Jumlah 3.481.000
2.2. Rincian Biaya Perangkat Penunjang
No Nama Barang Jumlah
Satuan
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
Ket
1. Garputala 13 pcs 35.000 975.000 Beli
2. Chromatic tuner 13 hari 25.000 325.000 Sewa
3. Lumpsum pemra saran
seminar
2 hari 25.000 50.000 Beli
4. Lumpsum panitia
seminar
8 orang 22.500 180.000 Beli
5. Lumpsum peserta
seminar
30 orang 22.500 675.500 Beli
6. LCD projector 2 kali 150.000 300.000 sewa utk
seminar
7. Mixer & sound system 2 kali 1.000.000 2.000.000 sewa utk
seminar
8. Gedung /Aula 2 kali 2.500.000 5.000.000 sewa utk
seminar
9. Video camera digital
3CCD
25 hari 200.000 5.000.000 sewa utk
ambil data
10. Camera Foto Digital 25 hari 200.000 5.000.000 sewa utk
ambil data
11. Tape recorder 25 hari 50.000 1.250.000 sewa utk
ambil data
12. Printer 1 paket 250.000 250.000 Biaya
perawatan
13. Kostum Pemusik 14 OK x 1
psg
125.000 1.750.000 Sewa
14. Acesoris Pemusik 3 op 550.000 550.000 Beli
15. Mike Up pemusik 1
paket
14 OK x 1
orang x 2
Keg
50.000 700.000 Upah
16. Pengolahan data „Audio‟
secara laboratorisasi
[dikerjakan dengan
sistem paket]
1 paket 2.250.000 2.250.000 Upah
17. Pengolahan data „Audio
Video‟ secara
laboratorisasi
[dikerjakan dengan
sistem paket]
1 paket 3.900.000 2.900.000 Upah
18. Pengolahan data
quisioner ke dalam
program SPSS (Statistic
Package for Social
Sciences) [dikerjakan
dengan sistem paket]
1 paket 2.300.000 2.300.000 Upah
Jumlah 31.435.500
85
3. Biaya Perjalanan
3.1. Travel
No Kota Tujuan Kegiatan Volume (OH) Biaya (Rp) Ket
1. Pd.Panjang –
Bengkalis (PP)
Penelitian
Tahap I
8 x 500.000 4.000.000 Penjajakan
awal
2. Pd.Panjang –
Bengkalis (PP)
Penelitian
Tahap II
8 x 500.000 4.000.000 Pengumpul
an data
3. Pd.Panjang –
Bengkalis (PP)
Penelitian
Tahap III
8 x 500.000 4.000.000 Pengumpul
an data
4. Pd.Panjang –
Bengkalis (PP)
Penelitian
Tahap IV
8 x 500.000 4.000.000 Pengumpul
an data
Jumlah 16.000.000
3.2 Rincian Biaya Konsumsi dan Akomodasi Perjalanan
No Uraian Jml hari
kerja
Volume/
hari
Harga Satuan
(Rp) Biaya (Rp)
1. Sarapan 6 orang untuk
penjajakan awal
3 18 x 1 25.000 450.000
Konsumsi 6 orang untuk
penjajakan awal
3 18 x 1 30.000 540.000
2. Sarapan 6 orang untuk
pengumpulan data tahap I
3 18 x 1 25.000 450.000
Konsumsi 6 orang untuk
pengumpulan data tahap I
3 18 x 1 30.000 540.000
3. Sarapan 6 orang untuk
pengumpulan data tahap II
3 18 x 1 25.000 450.000
Konsumsi 6 orang untuk
pengumpulan data tahap II
3 18 x 1 30.000 540.000
4. Sarapan 6 orang untuk
pengumpulan data tahap III
3 18 x 1 25.000 450.000
Konsumsi 6 orang untuk
pengumpulan data tahap III
3 18 x 1 30.000 540.000
5. Akomodasi 6 orang untuk
penjajakan awal
3 9 x 1 450.000 4.050.000
6. Akomodasi 6 orang untuk
pengumpulan data tahap I ,
II dan III
3 27 x 1 450.000 12.150.000
Jumlah 20.160.000
86
4. Lain-Lain
Rincian Biaya (Proposal, Laporan Kemajuan, Seminar, Laporan Akhir, Perijinan dan
Luaran)
No Uraian Volume Harga Satuan Biaya (Rp)
1. Laporan kemajuan 1 paket 500.000 500.000
2. Pelaksanaan Seminar 1 kegiatan 2.500.000,- 2500.000
3. Voucer Pulsa Hp 6 paket 100.000 600.000
4. Pengadaan Pertunjukan 1 kegiatan 4.000.000 4.000.000
5. Voucer Pulsa Modem 6 paket 100.000 600.000
6. Laporan Akhir 1 paket 500.000,- 500.000
7. Penggandaaan Laporan Akhir
utk LPPM
5 paket 150.000 750.000
8. Penggandaaan Laporan Akhir
utk Anggota
6 90.000 540.000
9. Luaran Artikel Ilmiah
Terakreditasi
2 paket 1.000.000 2.000.000
Jumlah 11.990.000,-
LAMPIRAN: III. Dukungan Sarana dan Prasarana
No Jenis Barang Keterangan Milik Izin Penggunaan
1. Studio Labor Olah Data tidak ada kampus ISI PP biaya pakai dan
operator
2. Handy Recorder sudah ada kampus ISI PP biaya pinjam
3. Handycame tidak ada kampus ISI PP bebas biaya pinjam
4. Camera foto digital
Profesional
tidak ada kampus ISI PP bebas biaya
5. Laptop sudah ada pribadi peneliti bebas biaya
6. Tape recoder
professional
tidak ada kampus ISI PP bebas biaya
7. Printer biasa percetakan
professional
sudah ada pribadi peneliti biaya perawatan
8. Desktop computer sudah ada pribadi peneliti bebas biaya
9. Mixer & sound sistem tidak ada kampus ISI PP bayar
adm/perawatan
10. Gedung untuk seminar tidak ada kampus ISI PP bayar biaya
operasional
87
LAMPIRAN: IV. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No
Nama dan Gelar
Keahlian
Institusi/
Fakultas/
Jurusan
Alokasi
Waktu
(jam/mi
nggu)
Uraian Tugas
1. Dr. Rosta
Minawati, S.Sn.,
M.Si
Pengkaji
(Musikologi &
Kajian Budaya)
ISI Pd.Panjang/
F.Seni Pertunj./
Musik
12 jam/
minggu
Penanggung Jawab
Proposal, Laporan
Kemajuan, Laporan
Hasil, Seminar, dan
Luaran.
2. Dr. Nursyirwan,
S.Pd., M.Sn
Pengkaji Seni
(Musikologi dan
Etnomusikologi)
ISI Pd.Panjang/
F.Seni Rupa dan
Desain/ Televisi
12 jam/
minggu
Pengolah Data Labor
dan Pelaksana
Analisis Data
3. Husein Pengkajian Seni ISI Pd.Panjang/
Program
Pascasarjana
8 jam/
minggu Pengumpulan Data/
Kerja Lapangan
4. Hidayat Sidik Pengkajian Seni ISI Pd.Panjang/
Program
Pascasarjana
8 jam/
minggu Pengolah Kerja Labor
5. Agusten Huri Pengkajian Seni ISI Pd.Panjang/
Program
Pascasarjana
8 jam/
minggu Pengolah Kerja Labor
6. Hengky Armes Pengkajian Seni ISI Pd.Panjang/
Pogram
Pascasarjana
8 jam/
minggu Pengumpulan Data/
Kerja Lapangan
88
LAMPIRAN V. SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG Jalan Bahder Johan, Padangpanjang. Telp. (0752) 82077.
Fax. (0752) 82803. Laman : www.isi-padangpanjang.ac.id
Pernyataan
Yang bertanda-tangan di bawah ini:
Nama : Dr. Rosta Minawati, S.Sn., M.Si
NIDN/NIP : 0009127206/19721209 201012 2 001
Pangkat/Golongan : Lektor/ III d
Jabatan Fungsional : PNS. Dosen tetap Jurusan Televisi
Alamat Jln. Dr. Abu Hanifah, No 19, Kp.Jambak; Kel. Guguk
Malintang RT 09. Padangpanjang. Hp. 081236030852
E-Mail : [email protected]
Instansi Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang.
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Akhir penelitian saya dengan judul
Teritorial Musik Kompang Di Daerah Bengkalis-Riau: Pelahiran Model Art New
Performance dalam Masyarakat Multicultur.” yang diusulkan dalam skim Penelitian TIM
Pascasarjana Dana DIPA ISI Padangpanjang tahun anggaran 2015 bersifat original dan
belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.
Padangpanjang, 03 November 2015
Mengetahui, Yang menyatakan,
Ketua LPPM ISI Padangpanjang.
Dr. Febri Yulika, S.Ag., M.Hum Dr. Rosta Minawati, S.Sn., M.Si
NIP. 19740202 200501 1 003 NIP. 19721209 201012 2 001
Pencarian Sistem Perfor sesungguhnya dan Yang menyatakan,