terjemahan 1.doc

10
Studi terbaru telah menghasilkan perubahan besar dalam managemen/penanganan infeksi saluran kencing (UTIs) pada anak. Keadaan saat ini difokuskan pada penanganan bayi dan anak diatas usia 2 bulan dengan akut UTI tanpa menderita penyakit infeksi saluran kencing atau factor resiko neurogenic bladder. Diagnose UTI harus dikesampingkan pada bayi dengan demam yang tidak diketahui penyebabnya dan pada anak dengan gejala menjurus pada UTI (dysuria, frekwensi kencing, hematuria,abdominal pain,sakit punggung, mulai mengompol di siang hari). Sampel Air kencing pada anak yang sudah terlatih menggunakan toilet harus diambil untuk analisa dan kultur, pada bayi dan balita yang belum terlatih, urin diambil menggunakan kateter atau suprapubic aspiration. kemungkinan terjadi UTI sangat kecil bila hasil analisa urin bener-benar normal. Sampel Urin yang disimpan dalam kantong boleh digunakan untuk analis urine tetapi tidak boleh digunakan untuk kultur. Pengobatan dengan antibiotic pada demam UTI disarankan dilakukan selama 7-10 hari. Antibiotic oral dapat diberikan sebagai pengobatan pertama bila sakit sang anak tidak terlalu serius dan memungkinkan untuk menerima dan mentoleransi dosis yang diberikan. setelah demam UTI pertama, anak dibawah 2 tahun harus diperiksa dengan renal/blader ultrasound untuk mengidentifikasi adanya kelainan renal yang signifikan. voiding cystourethrogram tidak perlukan pada anak dengan UTI untuk pertamakali kacuali hasil renal/blader ultrasound menunjukkan kemungkinan adanya vesicoureteral reflux, kelainan renal tertentu atau obstructive uropathy. UTI adalah penyebab umum sakit akut pada bayi dan anak-anak. Petunjuk dan rekomendasi dalam penanganan UTI terakhir dipublikasikan oleh CPS tahun 2004. Sejak saat itu meta-analisis review yang meneliti efektivitas test diagnose, penilaian radiologi, dan percobaan pengobatan control secara acak telah diterbitkan. Pada tahun 2011, akademi pediatric amerika memperbaharui petunjuk praktek klinis untuk mendiagnosa dan menangani gejala demam UTI pada anak. Keadaan saat ini difokuskan pada penanganan bayi dan anak diatas usia 2 bulan dengan UTI akut tanpa menderita penyakit infeksi saluran kencing atau faktor resiko neurogenic bladder. Karena kurangnya

Upload: jacob-jones

Post on 14-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Studi terbaru telah menghasilkan perubahan besar dalam managemen/penanganan infeksi saluran kencing (UTIs) pada anak. Keadaan saat ini difokuskan pada penanganan bayi dan anak diatas usia 2 bulan dengan akut UTI tanpa menderita penyakit infeksi saluran kencing atau factor resiko neurogenic bladder. Diagnose UTI harus dikesampingkan pada bayi dengan demam yang tidak diketahui penyebabnya dan pada anak dengan gejala menjurus pada UTI (dysuria, frekwensi kencing, hematuria,abdominal pain,sakit punggung, mulai mengompol di siang hari). Sampel Air kencing pada anak yang sudah terlatih menggunakan toilet harus diambil untuk analisa dan kultur, pada bayi dan balita yang belum terlatih, urin diambil menggunakan kateter atau suprapubic aspiration. kemungkinan terjadi UTI sangat kecil bila hasil analisa urin bener-benar normal. Sampel Urin yang disimpan dalam kantong boleh digunakan untuk analis urine tetapi tidak boleh digunakan untuk kultur. Pengobatan dengan antibiotic pada demam UTI disarankan dilakukan selama 7-10 hari. Antibiotic oral dapat diberikan sebagai pengobatan pertama bila sakit sang anak tidak terlalu serius dan memungkinkan untuk menerima dan mentoleransi dosis yang diberikan. setelah demam UTI pertama, anak dibawah 2 tahun harus diperiksa dengan renal/blader ultrasound untuk mengidentifikasi adanya kelainan renal yang signifikan. voiding cystourethrogram tidak perlukan pada anak dengan UTI untuk pertamakali kacuali hasil renal/blader ultrasound menunjukkan kemungkinan adanya vesicoureteral reflux, kelainan renal tertentu atau obstructive uropathy.UTI adalah penyebab umum sakit akut pada bayi dan anak-anak. Petunjuk dan rekomendasi dalam penanganan UTI terakhir dipublikasikan oleh CPS tahun 2004. Sejak saat itu meta-analisis review yang meneliti efektivitas test diagnose, penilaian radiologi, dan percobaan pengobatan control secara acak telah diterbitkan. Pada tahun 2011, akademi pediatric amerika memperbaharui petunjuk praktek klinis untuk mendiagnosa dan menangani gejala demam UTI pada anak.Keadaan saat ini difokuskan pada penanganan bayi dan anak diatas usia 2 bulan dengan UTI akut tanpa menderita penyakit infeksi saluran kencing atau faktor resiko neurogenic bladder. Karena kurangnya penelitian, banyak dari rekomendasi penanganan UTI pada anak diatas 3 tahun dan penanganan lower UTI (cystitis) hanya berdasarkan dari pendapat ahli. Untuk bayi usia >2 bulan dengan demam , bacterial sepsis harus diperhitungkan , hal ini dapat memicu pendekatan yang berbeda dalam pemeriksaan dan penanganan. Anak dengan UTI kambuhan , kelainan renal atau menderita kondisi medis berbahaya harus ditangani secara khusus karena pasien tersebut mungkin memerlukan pemeriksaan lanjutan dan terapi yang lebih agresive dan followup. Pernyataan berikutnya akan membahas antibiotic prophylaxis dari UTIsUTI insidenDalam review sistemik tahun 2008, hampir 7% bayi usia 2-24 bulan mengalami demam tanpa sebab dan 8% anak usia 2-19 tahun menunjukkan kemungkinan gejala urinary yang didiagnosa dengan UTI. Tingkat kemunculan bervariasi bergantung usia, jenis kelamin dan ras. Tingkat kemunculan demam Pada anak laki-laki 48 jam tanpa ditemukan sumber lain penyebab demam, maka kemungkinan besar mengalami UTI. Beberapa penelitian mengusulkan aturan untuk mengesampingkan prediksi UTI pada anak perempuan usia 2 hari dan tidak adanya sumber infeksi lain. Jika terdapat gejala tersebut tidak lebih dari satu maka resiko UTI 5 sebagai abnormal). Umumnya tidak adanya pyuria bukan berarti mengesampingkan kemungkinan adanya UTI, terutama pada bayi berusia