tersedak

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia yang baik dan berkualitas sangat diperlukan dalam mengisi dan mempertahankan kemerdekaan karena kualitas Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia tersebut maka harus dilakukan upaya-upaya yang saling berkesinambungan. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia, faktor kesehatan dan gizi memegang peranan penting, karena orang tidak akan dapat mengembangkan kapasitasnya secara maksimal apabila yang bersangkutan tidak memiliki status kesehatan dan gizi yang optimal ( Depkes,2001:1 ). Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia baik fisik maupun non fisik harus dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung terus menerus selama hidup. karena upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal akan dilaksanakan adalah perbaikan, peningkatan gizi dan kesehatan. Upaya peningkatan gizi yang tepat dilakukan pada masa anak-anak. Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperan besar untuk kehidupan anak tersebut kelak. Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini juga akan 1

Upload: -nurmayuimdasimatupang-

Post on 22-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

xxdfgfdgbf

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangSumber Daya Manusia yang baik dan berkualitas sangat diperlukan dalam mengisi dan mempertahankan kemerdekaan karena kualitas Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia tersebut maka harus dilakukan upaya-upaya yang saling berkesinambungan. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia, faktor kesehatan dan gizi memegang peranan penting, karena orang tidak akan dapat mengembangkan kapasitasnya secara maksimal apabila yang bersangkutan tidak memiliki status kesehatan dan gizi yang optimal ( Depkes,2001:1 ).Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia baik fisik maupun non fisik harus dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung terus menerus selama hidup. karena upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal akan dilaksanakan adalah perbaikan, peningkatan gizi dan kesehatan. Upaya peningkatan gizi yang tepat dilakukan pada masa anak-anak.Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperanbesar untuk kehidupan anak tersebut kelak. Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini juga akan dipengaruhi oleh asupan zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Kekurangan atau kelebihan akan dimanifestasikan dalam bentuk pertubuhan yang menyimpang dari pola standar.Gizi merupakan salah satu komponen dari lingkungan yang memegang peranan penting dalam kesehatan dan tumbuh kembang anak. Apabila gizi menurun maka kesehatan anak akan menurun, sedangkan angka mortalitas dan morbilitas akanmeningkat (Achmad Djaeni Sediaoetama, 1999:76).Kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita. Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, anak balita termasuk golongan masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, sedangkan pada saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat, dan memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar. Khususnya untuk masa balita merupakan masa perkembangan ( nonfisik ) dimana sedang dibina untuk mandiri, berperilaku menyesuaikan dengan lingkungan, peningkatan berbagai kemampuan, dan berbagai perkembangan lain yang membutuhkan fisik yang sehat. Maka kesehatan yang baik ditunjang oleh keadaan gizi yang baik, merupakan hal yang utama untuk tumbuh kembang yang optimal bagi seorang anak. Kondisi ini hanya dapatdicapai melalui proses pendidikan dan pembiasaan serta penyediaan kebutuhan yang sesuai khususnya melalui makanan sehari-hari bagi seorang anak ( Anies dan Soegeng Santoso, 1999:88) Maka dari itu pengaruh orang tua sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak secara normal.Untuk mendapatkan anak yang tumbuh dengan baik juga tidak lepas dari tingkat pengetahuan ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Setelah bayi lahir sampai usia lima tahun merupakan masa dimana seorang anak akan tumbuh dan berkembang secara pesat. Pengetahuan ibu dalam mengatur konsumsi makanan dengan pola menu seimbang sangat diperlukan pada masa tumbuh kembang balita, karena kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita. Di pedesaan makanan banyak dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan ( Balawati, 2004 ).Pengetahuan gizi ibu ini dapat diperoleh melalui pendidikan baik formal maupun nonformal. Pengetahuan gizi nonformal diperoleh melalui berbagai media. Penyuluhan tentang kesehatan dan gizi diposyandu merupakan salah satunya selain pengetahuan gizi yang didapat lewat media masa (koran, majalah dll) dan media elektronik (televisi, radio). Pengetahuan gizi ibu disini dimaksudkan agar seorang ibu itu dapat memilih bahan, mengolah, menyimpan, dan menyajikan makanan yang akan dikonsumsi oleh balita itu. Keanekaragaman makanan itu bertujuan supaya kebutuhan zat gizi seorang balita dapat terpenuhi dalam satumenu makanan. Konsumsi zat gizi yang diperlukan balita adalah zat gizi sebagai sumber tenaga atau energi (karbohidrat), sumber zat pembangun (protein), sumber zat pengatur (vitamin). Ketiga sumber zat gizi itu sangat diperlukan dalampertumbuhan dan perkembangan balita.Pertumbuhan yang baik biasanya juga disertai dengan status gizi anak yang baik. Status gizi balita merupakan hal yang penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua, perlunya perhatian lebih dalam masa tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kekurangan gizi yang terjadi pada masa masa balita, atau masa emas ini bersifat irreversible atau tidak dapat pulih. Gizi kurang, gizi buruk dan gangguan akibat kekurangan gizi mikro juga dapat mengganggu tumbuh kembang anak dan berpotensi menyebakan lost generation atau generasi yang tidak mampu bersaing di masa depan. Riskesdas 2010 merupakan Riskesdas Millenium Development Goals (MDGs) dengan representasi tingkat provinsi di seluruh Indonesia yang berbasis masyarakat. Riskesdas 2010 akan memberikan informasi khusus mengenai pencapaian MDGs kesehatan sesuai komitmen upaya kesehatan tingkat global dan nasional. Selain itu, juga sebagai sarana untuk mengevaluasi perkembangan beberapa status kesehatan masyarakat Indonesia di tingkat nasional dan provinsi, perubahan masalah kesehatan di tingkat nasional dan provinsi, dan perkembangan upaya pembangunan kesehatan di tingkat nasional dan provinsi dalam tiga tahunterakhir. Beberapa indikator MDGs kesehatan yang akan dikumpulkan melalui Riskesdas 2010 salah satunya adalah status gizi balita.Berdasarkan catatan Departemen Kesehatan (Depkes) secara nasional pada dataTahun tahun 2009 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu ( 7,47 %) diantaranya mengalami gizi buruk dan ditemukan kenaikan dari tahun 2006 yaitu sebesar 6,30 % dan itu semua membutuhkan penanganan bersama dari samua pihak, termasuk kita sebagai petugas kesehatan. Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada balita adalah berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering digunakan sebagai ukuran status gizi untuk menggambarkan perkembangan otak.sementara parameter status gizi balita yang umum digunakan Di Indonesia adalah berat badan menurut Umur, parameter ini digunakan menyeluruh di Posyandu. Di Posyandu ( Pos Pelayanan Terpadu ) seluruh Indonesia telah disediakan kartu menuju sehat ( KMS ) yang digunakan untuk memprediksi status gizi anak. Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Dari hasil perolehan data diatas tentunya dibutuhkan pengetahuan ibu dalam mengatur konsumsi makanan bergizi dengan pola menu seimbang.Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologik seseorang yang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak. Oleh karena itu, tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai kesehatan yang optimal.

1.2 Tujuan PembahasanDalam penyusunan makalah ini tentunya memiliki tujuan yang diharapkan berguna bagi para pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri. Dimana tujuannya dibagi menjadi dua macam yang pertama secara umum makalah ini bertujuan menambah wawasan mahasiswa/I dalam menguraikan suatu persoalan secara holistik dan tepat, dan melatih pemikiran ilmiah dari seorang mahasiswa/I fakultas kedokteran, dimana pemikiran ilmiah tersebut sangat dibutuhkan bagi seorang dokter agar mampu menganalisis suatu persoalan secara cepat dan tepat. Sedangkan secara khusus tujuan penyusunan makalah ini ialah sebagai berikut : a. Melengkapi tugas small group discussion skenario satu, modul dua puluh tentang Tumbuh Kembang Pada Anak.b. Menambah khasanah ilmu pengetahuan para pembaca dan penulis.c. Sebagai bahan referensi mahasiswa/I Fakultas Kedokteran UISU dalam menghadapi ujian akhir modul.Itulah merupakan tujuan dalam penyusunan makalah ini, dan juga sangat diharapkan dapat berguna setiap orang yang membaca makalah ini. Semoga seluruh tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik

1.3 Metode dan Teknik Dalam penyusunan makalah ini kami mengembangkan suatu metode yang sering digunakan dalam pembahasan-pembahasan makalah sederhana, yaitu dengan menggunakan metode dan teknik secara deskriptif dimana tim penyusun mencari sumber data dan sumber informasi yang akurat lainnya setelah itu dianalisis sehinggga diperoleh informasi tentang masalah yang akan dibahas setelah itu berbagai referensi yang didapatkan dari berbagai sumber tersebut disimpulan sesuai dengan pembahasan yang akan dilakukan dan sesuai dengan judul makalah dan dengan tujuan pembuatan makalah ini. Itulah sekilas tentang metode dan teknik yang digunakan dalam penyusunan makalah ini.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Defenisi Pertumbuhan Dan PerkembanganTumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak didalam kandungan dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana mulai saat saat itu tumbuh kembang anak dapat dengan mudah kembang anak dapat dengan mudah diamati. Sejak lahir hingga usia kurang lebih dua tahun perkembangan anak sangat berkaitan dengan keadaan fisik dan kesehatannya. Perkembangan kemampuan, terutama motorik, sangat pesat. Perbedaannya sangat terlihat walau hanya dalam dua atau tiga bulan saja.

2.1.1 Pertumbuhan (growth)Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun induvidu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter). Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel.

2.1.2 Perkembangan (development)Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Menyangkut perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan adalah bertambanya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi. Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara bersamaan, pertambahan ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan anak.2.2 Fase-fase Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Sampai DewasaPada dasarnya manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai tahapan tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan tumbuh kembang yang paling memerlukan perhatian adalah pada masa anak-anak (Nursalam, 2005).Menurut Nursalam (2005), ada beberapa tahapan tumbuh kembang pada masa anak-anak. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Masa PranatalKehidupan bayi pada masa prenatal dikelompokkan menjadi dua periode yaitu :a. Masa embrio yang dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi akan datang dengan cepat menjadi suatu organisme yang berdeferensiasi secara pesat untuk membentuk berbagai sistem organ tubuh.b. Masa fetus yang dimulai sejak kehamilan 9 minggu sampai masa kelahiran. Masa fetus terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah masa fetus dini (usia 9 minggu sampai trimester dua), dimana terjadi percepatan pertumbuhan dan pembentukan manusia sempurna serta alat tubuh mulai berfungsi. Yang kedua adalah masa fetus lanjut (trimester akhir) yang ditandai dengan pertumbuhan tetap yang berlangsung cepat disertai dengan perkembangan fungsi-fungsi.2. Masa NeonatalMasa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh. Saat lahir, berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar antara 2500-4000 gram, panjang badan berkisar 50 cm dan berat otak sekitar 350 gram. Selama 10 hari pertama biasanya terdapat penurunan berat badan sekitar 10% dari berat badan lahir, kemudian berat badan bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan.Masa neonatal ini, refleks-refleks primitif yang bersifat fisiologis akan muncul. Diantaranya adalah refleks moro, yaitu refleks merangkul, yang akan hilang pada usia 3-5 bulan, refleksmenghisap (sucking refleks); refleks menoleh (rooting refleks); refleks mempertahankan posisi leher/kepala (tonick neck refleks); refleks memegang (palmar graps refleks) yang akan menghilang pada usia 6-8 tahun. Refleks-refleks tersebut terjadi secara simetris dan akan menghilang seiring dengan bertambahnya usia. Fungsi pendengaran dan penglihatan juga mulai berkembang.3. Masa bayi 1-12 bulanPertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat. Pada umur 5 bulan berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir, sementara pada umur 1 tahun berat badannya sudah menjadi 3 kali lipat. Sedangkan untuk panjang badan, pada umur 1 tahun sudah menjadi satu setengah kali panjang badan saat lahir. Pertambahan lingkar kepala juga pesat. Pada 6 bulan pertama, pertumbuhan lingkar kepala sudah mencapai 50%. Oleh karena itu, diperlukan pemberian gizi yang baik, yaitu dengan memperhatikan prinsip menu gizi seimbang. Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola koordinasi bola mata untuk mengikuti suatu obyek, membedakan seseorang dengan benda, senyum naluri dan bersuara. Terpenuhinya rasa aman dan kasih sayang yang cukup mendukung perkembangan yang optimal pada masa ini. Pada posisi telungkup, anak berusaha mengangkat kepala. Jika tidur telentang, anak lebih menyukai sikap memiringkan kepala ke samping. Pada tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan menoleh ke kiri-kanan saat telungkup. Setelah usia lima bulan anak mampu membalikkan badan dari posisi telentang ke telungkup dan sebaliknya, berusaha meraih benda-benda di sekitarnya untukdimasukkan ke mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana yang menyenangkan, misalnya diajak bercanda, sebaliknya akan menangis pada suasana yang tidak menyenangkan.Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar pada posisi telungkup untuk menjangkau benda-benda di sekitarnya. Sekitar usia sembilan bulan, anak bergerak merayap atau merangkak dan mampu duduk sendiri tanpa bantuan. Apabila dibantu berdiri, anak berusaha untuk melangkah sambil berpegangan. Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih sempurna sehingga anak dapat mengambil benda dengan menjepitnya. Kehadiran orang asing akan membuatnya cemas (stranger anxiety), demikian juga perpisahan dengan ibunya. Anak suka sekali bermain ci-luk-ba. Pada usia 9 bulan-1 tahun, anak mampu melambaikan tangan, bermain bola, memukulmukul mainan dan memberikan benda yang dipegang bila diminta. Berdasarkan teory psikososial (Erikson), anak berada pada tahap percaya dan tidak percaya , sehingga lingkungan dalam hal ini orang tua yang memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup, akan menumbuhkan rasa percaya diri anak. Sedangkan menurut teori psikoseksual (Sigmund Freud), anak berada pada fase oral, sehingga segala sesuatu yang dipegangnya cenderung dimasukkan ke dalam mulut. Oleh karena itu, orang tua harusmemperhatikan keamanan dan kebersihan makanan maupun permainan anaknya.Masa ini merupakan perkembangan interaksi yang menjadi dasar persiapaan untuk menjadi anak yang lebih mandiri. Kegagalan untuk memperoleh perkembangan interaksi yang positif dapat menyebabkan terjadinya kelainan emosional dan sosialisasi pada masa mendatang. Oleh karena itu diperlukan hubungan yang mesra antara ibu (orang tua) dan anak.4. Masa Balita (1-3 tahun)Pada masa ini, pertumbuhan fisik anak relatif lebih lambat dibandingkan dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat. Anak sering mengalami penurunan nafsu makan dan anak mulai belajar jalan. Pada mulanya, anak berdiri tegak dan kaku, kemudian berjalan dengan berpegangan. Sekitar usia 16 bulan, anak mulai belajar berlari dan menaiki tangga, tetapi masih kelihatan kaku. Oleh karena itu anak perlu diawasi, karena dalam beraktivitas anak tidak memperhatikan bahaya. Pada masa ini, anak bersifat egosentris yaitu mempunyai sifat keakuan yang kuat sehingga segala sesuatu yang disukainya dianggap sebagai miliknya. Apabila anak menginginkan mainankepunyaan temannya, sering ia akan merebutnya karena dianggap miliknya.Menurut teori Erikson, anak berada pada fase mandiri dan malu/ragu-ragu. Hal ini terlihat dengan berkembangnya kemampuan anak, yaitu dengan belajar untuk makan atauberpakaian sendiri. Apabila orang tua tidak mendukung upaya anak untuk belajar mandiri, maka hal ini dapat menimbulkan rasa malu/rasa ragu akan kemampuannya, misalnya orang tua yang selalu memanjakan anak dan mencela aktivitas yang telah dilakukan oleh anak. Pada masa ini, sudah sampai waktunya anak dilatih untuk buang air besar atau buang air kecil pada tempatnya (toilet training). Anak juga dapat menunjuk beberapa bagian tubuhnya, menyusun 2 kata, dan mengulang kata-kata baru.Pada masa ini, anak perlu dibimbing dengan akrab, penuh kasih sayang, tetapi juga tegas, sehingga anak tidak mengalami kebingungan. Jika orang tua mengenal kebutuhan anak, maka anak akan berkembang perasaan otonominya sehingga anak dapat mengendalikan otot-otot dan rangsangan lingkungan.5. Masa Pra sekolah akhir (3-5 tahun)Pada masa ini, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap. Pertumbuhan fisik relatif pelan, naik turun tangga sudah dapat dilakukan sendiri. Demikian pula halnya dengan berdiri satu kaki secara bergantian atau melompat. Anak mulai berkembang superegonya (suara hati), yaitu merasa bersalah bila ada tindakannya yang keliru. Menurut teori Erikson, pada usia tersebut anak berada pada fase inisiatif dan rasa bersalah. Pada masa ini, anak berkembang rasa ingin tahu (courius) dan daya imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala sesuatu di sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak berada pada fase phalik, dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga mengidentifikasikan figus atau perilaku orang tua sehingga mempunyai kecenderungan meniru tingkah laku orang dewasa di sekitarnya. Anak juga mulai mengenal cita-cita, belajar menggambar, menulis mengenal angka serta bentuk/warna benda (Soetjiningsih, 2002).

2.3 Faktor-Faktor Pertumbuhan Dan Perkembangan Janin Sampai RemajaPola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor (Nursalam, 2005). Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.A. Faktor Dalam (Internal)1. GenetikaFaktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan tulang, alat seksual, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang, yaitu :a. Perbedaan ras, etnis, atau bangsab. Keluargac. Umurd. Jenis Kelamine. Kelainan Kromosom2. Pengaruh hormonPengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary. Selain itu, kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.

B. Faktor eksternal (lingkungan)Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.1. Faktor pranatal (selama kehamilan),meliputi :a. Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir kehamilan.b. Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan congenital misalnya club foot.c. Toksin/zat kimia, radiasid. Kelainan endokrine. Infeksi TORCH atau penyakit menular seksualf. Kelainan imunologig. Psikologis ibu2. Faktor kelahiranRiwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.3. Faktor pascanatalSeperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan.

Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang 1. Faktor genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku dan bangsa. 2. Faktor lingkungan Lingkungan adalah merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atautidaknya potensi bawaan. Lingkungan ini merupakan bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

2.4 Kebutuhan Dasar Anak Secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar : 1. Kebutuhan fisik-bio-medis (ASUH), Meliputi : a. pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting. b. Perwatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi / anak yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll c. Pemukiman yang layak d. Higiene perorangan, sanitasi lingkungan e. Sandang f. Kesegaran jasmani, rekreasi 2. Kebutuhan emosi / kasih sayang (ASIH) Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu atau pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun sosial emosi. Kasih sayang dari orang tuanya (ayah, ibu) akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust) 3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH) Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental psikososial : kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kretivitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas.

2.5 Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.2. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuh kembnag yang berlainan diantara organ-organ.3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas.6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai. (Soetjiningsih, 1995).8. Perubahan proporsi tubuh yang daat diamati pada masa bayi dan dewasa.9. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai dengan lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya refleks primitif pada masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder dan perubahan lainnya.10. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditandai dengan adanya masa-masa tertentu, yaitu masa pranatal, bayi, dan adolesensi, dimana terjadi pertumbuhan cepat dan masa prasekolah dan masa sekolah, dimana pertumbuhan berlangsung lambat (Soetjiningsih, 2002, dikutip oleh Nursalam 2005:32-33).

2.6 Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak1. Deteksi Pertumbuhan dan standar normalnyaMenurut Nursalam (2005) parameter untuk pertumbuhan yang sering digunakan dalam pedoman deteksi tumbuh kembang anak balita adalah :a. Ukuran antropometri Berat badanPedoman perkiraan berat badan menurut Behrman (1992), yaitu :a. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kgb. Berat badan usia 3-12 bulan, menggunakan rumus :[Umur (bulan) + 9 ] / 2 = [n + 9] / 2c. Berat badan usia 1-6 tahun, menggunakan rumus :[Umur (tahun) 2] + 8 = 2n + 8Keterangan : n adalah usia anak. Tinggi badanSeperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari Behrman (1992), yaitu:a. Perkiraan panjang lahir : 50 cmb. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 panjang badan lahirc. Perkiraan tinggi badan usia 2-12 tahun = (umur 6) + 77= 6n + 77Keterangan : n adalah usia anak dalam tahun, bila usia lebih 6 bulan dibulatkan ke atas, bila usia anak 6 bulan atau kurang dihilangkan. Lingkar kepalaSecara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa, dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar 0,5 cm / bulan pada bulan pertama atau menjadi 44 cm. pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan pada tahap berikutnya, kemudian tahun tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5cm per tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah 10 cm. Pengukuran lingkar kepala lebih sulit untuk dilakukan bila dibandingkan dengan ukuran antropometri lainnya dan jarang dilakukan pada balita, kecuali apabila ada kecurigaan akan pertumbuhan yang tidak normal. Namun alat yang dibutuhkan cukup sederhana, yaitu dengan pita pengukuran (meteran). Lingkar lengan atas (Lila)Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak prasekolah. Keuntungan dari pengukuran lingkar lengan atas adalah murah, mudah, alatnya bisa dibuat sendiri, dan siapa saja yang melakukannya. Namun, kadangkadang hasil pengukuran kurang akurat karena sukar untuk mengukur lila tanpa menekan jaringan. Pada praktiknya, pengukuran lila jarang digunakan kecuali ada gangguan pertumbuhan atau gangguan gizi yang berat, sehingga pengukuran lila hanya efektif pada usia di bawah 3 tahun (usia prasekolah). Lipatan kulitTebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapular merupakan refleksi pertumbuhan jaringan lemak di bawah kulit yang mencerminkan kecukupan energi. Apabila anak mengalami defisiensi kalori, maka lipatan kulit menipis, lipatan tersebut akan menebal bila anak kelebihan energi.b. Keseluruhan fisikBerkaitan dengan pertumbuhan, hal-hal yang dapat diamati dari pemeriksaan fisik adalah : Keseluruhan fisikDilihat bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh dan anggota gerak, ada tidaknya odema, anemia, dan ada tanda gangguan lainnya. Jaringan ototDapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat, dan paha untuk mengetahui lemak subcutan. Jaringan lemakDiperiksa dengan cubitan tipis pada kulit di bawah triceps dan subskapular. RambutPerlu diperiksa pertumbuhannya, tebal / tipisnya rambut, serta apakah akar rambut mudah dicabut atau tidak. Gigi geligiPerlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau gigi permanen.c. Pemeriksaan laboratorium dan radiologisPemeriksaan laboratorium dan radiologis baru dilakukan di klinik apabila terdapat gejala atau tanda akan adanya suatu gangguan / penyakit, misalnya anemia atau pertumbuhan fisik yang tidak normal. Pemeriksaan laboratorium yang sering adalah pemeriksaan darah untuk kadar Hb, serum protein (albumin dan globulin), dan hormon pertumbuhan. Pemeriksaan radiologis dilakukan terutama untuk menilai umur biologis, yaitu umur tulang (boneage). Biasanya, hal tersebut dilakukan bila ada kecurigaan akan adanya gangguan pertumbuhan. Bagian tulang yang biasanya di rontgen adalah tulang radius sebelah kiri.2. Deteksi PerkembanganMenurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih (1995), terdapat empat aspek perkembangan anak balita, yaitu :a. Kepribadian/tingkah laku social (personal social), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.b. Motorik halus (fine motor adaptive), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang tepat, serta tidak memerlukan banyak tenaga, misalnya memasukkan manik-manik ke dalam botol, menempel dan menggunting.c. Motorik kasar (gross motor), yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar tubuh karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan dan berlari.d. Bahasa (language), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara secara spontan. Pada masa bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif, sehingga pernyataan akan perasaan atau keinginan dilakukan melalui tangisan atau gerakan. Semakin bertambahnya usia, anak akan menggunakan bahasa aktif, yaitu dengan berbicara. Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan modifikasi dari tes/skrining perkembangan yang ditemukan oleh Frankerburg, yang dikenal dengan Denver Development Screening Test (DDST), yaitu salah satu test atau metode skrining yang sering digunakan untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun. Perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan personal sosial, motorik halus, motorik kasar dan bahasa pada anak (Nursalam dkk, 2005).Pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita) perkembangan balita dibagi menjadi 7 aspek perkembangan, yaitu perkembangan :a. Tingkah laku sosialb. Menolong diri sendiric. Intelektuald. Gerakan motorik haluse. Komunikasi pasiff. Komunikasi aktifg. Gerakan motorik kasarBanyak milestone perkembangan anak yang penting dalam mengetahui taraf perkembangan seorang anak (yang dimaksud dengan milestone perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu), misalnya : a. 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudianb. 12-16 minggu: menegakkan kepala, tengkurap sendiri menoleh ke arah suara memegang benda yang ditaruh di tangannyac. 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanyad. 26 minggu : Dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya Duduk, dengan bantuan kedua tangannya ke depan Makan biskuit sendirie. 9-10 bulan : Menunjuk dengan jari telunjuk Memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk Merangkak Bersuara da daf. 13 bulan : berjalan tanpa bantuan mengucapkan kata-kata tunggal Dengan mengetahui berbagai milestone, maka dapat diketahui apakah seorang anak perkembangannya terlambat ataukah masih dalam batas-batas normal. Kalau ada kecurigaan dapat dilakukan tes skrining (deteksi dini) dan intervensi dini agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal, antara lain dengan DDST (Denver Development Screening Test) yaitu meliputi : a. Motorik kasar Berdiri pada satu kaki selama 1 detik Lompat di tempat Naik sepeda roda 3 (tiga) Lompatan lebar Berdiri pada satu kaki selama 5 detikb. Motorik halus Mencoret sendiri Menata dari 4 kubus Menata dari 8 kubus Meniru garis vertikal dalam batas 300 Mengeluarkan manik-manik dari botol sendiri Mengeluarkan manik-manik dari botol dengan contoh Mengikuti membuat + Mengikuti membuat O Meniru jembatan Membedakan garis panjang (3 dari 3 atau 5 dari 6).c. Personal sosial Memakai baju Mencuci dan menyeka tangan dengan lap Mudah dipisahkan dari ibu Bermain dengan anak lain Mengancing bajuvi. Memakai baju dengan pengawasan Memakai baju tanpa bantuanBerdasarkan buku Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang yang disusun oleh Departemen Kesehatan RI, tes perkembangan yang dapat dilakukan adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah (KPAP), Tes DayaLihat dan tes kesehatan mata (TDL), serta Tes Daya Dengar anak (TDD) (Depkes RI, 1996).

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanTercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologik seseorang yang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak. Dunia anak tidak dapat dipisahkan dengan dunia bermain. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal.Alat permainan pada anak hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal untuk pengembangan aspek fisik, bahasa, kognitif dan soaial anak atau disebut dengan alat permainan edukatif (APE).Jenis permainan disesuaikan dengan usia anak. Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisik (anatomis) yang ditandai dengan bertambahnya ukuran berbagai organ tubuh, karena adanya pertambahan dan pembesaran sel-sel, Pertumbuhan dapat diketahui dengan mengukur berat badan, panjang badan/tinggi badan, linngkar kepala dan lingkar lengan atas. Sedangkan Perkembangan adalah suatu proses bertambahnya kemampuan (skill) dalam stuktur dan fungsi tubuh yang lebihkompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Fase pertumbuhan dan perkembangan dari janin sampai dewasa meliputi Kehidupan janin di dalam rahim ibu (intrauterus) dibagi menjadi tiga fase pertumbuhan yaitu fase germinal, embrional dan fetus (janin), masa neonatus, masa bayi, dan masa kanak-kanak.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yaitu Factor genetic dan factor lingkungan yang meliputi lingkungan prenatal, lingkungan post natal. factor biologis, factor fisik, factor psikososial, factor keluarga dan adat istiadat. Adapun kebutuhan dasar anak meliputi kebutuhan fisik-biomedis (ASUH), kebutuhan emosi/kasih saying (ASIH), kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)

3.2 Saran Dalam penyelesaian makalah ini kami juga memberikan saran bagi para pembaca dan mahasiswa yang akan melakukan pembuatan makalah berikutnya :a. Kombinasikan metode pembuatan makalah berikutnya.b. Pembahsan yang lebih mendalam disertai data-data yang lebih akurat.Beberapa poin diatas merupakan saran yang kami berikan apabila ada pihak-pihak yang ingin melanjutkan penelitian terhadap makalah ini, dan demikian makalah ini disusun serta besar harapan nantinya makalah ini dapat berguna bagi pembaca khususunya mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatra Utara semester VI/2014 dalam penambahan wawasan dan ilmu pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA

(online), tersedia :http://www.scribd.com/doc/181384376/Definisi-Tumbuh-Kembang(10 maret 2014) (online), tersedia :http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CDAQFjAB&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1300000007-asuhan-kesehatan-perinatal-neonatus-anak-dan-lingkungan-hidup-anak%2Fdia_122_slide_tumbuh_kembang_pada_balita.pdf&ei=KnsdU-6REceTrgfS14CwDw&usg=AFQjCNFPbsKgL9C0ieZnZrs6gA9EaNuAjA&sig2=x4YbO2GoA_LTpj6oEQhXow&bvm=bv.62578216,d.bmk (10 maret 2014) (online), tersedia :http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-260-BABI.pdf(10 maret 2014) (online), tersedia :http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-novisuprih-5190-3-bab2.pdf(10 maret 2014)

1