tesis gabung

135
”Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu” 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan suatu organisasi salah satunya adalah ditentukan oleh diterimanya produk yang dihasilkan dan ditawarkan organisasi bersangkutan ditengah-tengah masyarakat konsumen. Semakin diterima suatu produk, dalam bentuk terwujudnya kepuasan pelanggan, maka daya jual produk bersangkutan juga akan semakin baik, serta eksistensi organisasi pun bisa bertahan dan berkelanjutan. Hal tersebut tentunya sangat terlihat pada organisasi bisnis yang berorientasi pada perolehan laba. Keuntungan secara materil akan didapatkan perusahaan jika produk yang dihasilkannya diterima dan dibeli oleh konsumen. Semakin diterima produk maka akan semakin banyak permintaan dari konsumen (pembelian) dan sepanjang operasional organisasi dilakukan secara efektif dan efisien maka perolehan dan peningkatan laba pun adalah suatu kepastian. Perolehan secara materil dalam bentuk laba sebagaimana gambaran di atas tentunya sudah merupakan suatu keberhasilan usaha. Tapi manfaat yang lebih besar dari diterimanya produk perusahaan adalah keberlangsungan operasional usaha dapat terus berkelanjutan dan eksistensi organisasi dapat dipertahankan. Keuntungan secara immateril dalam bentuk kontinuitas operasional usaha inilah yang justru harus menjadi target organisasi bisnis masa kini, karena begitu banyak manfaat yang akan dirasakan oleh berbagai pemangku kepentingan di lingkungan bisnis bersangkutan. Walau diakui bahwa untuk mencapai kondisi

Upload: grace

Post on 02-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ini tentang

TRANSCRIPT

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Keberadaan suatu organisasi salah satunya adalah ditentukan oleh

    diterimanya produk yang dihasilkan dan ditawarkan organisasi bersangkutan

    ditengah-tengah masyarakat konsumen. Semakin diterima suatu produk, dalam

    bentuk terwujudnya kepuasan pelanggan, maka daya jual produk bersangkutan

    juga akan semakin baik, serta eksistensi organisasi pun bisa bertahan dan

    berkelanjutan.

    Hal tersebut tentunya sangat terlihat pada organisasi bisnis yang

    berorientasi pada perolehan laba. Keuntungan secara materil akan didapatkan

    perusahaan jika produk yang dihasilkannya diterima dan dibeli oleh konsumen.

    Semakin diterima produk maka akan semakin banyak permintaan dari konsumen

    (pembelian) dan sepanjang operasional organisasi dilakukan secara efektif dan

    efisien maka perolehan dan peningkatan laba pun adalah suatu kepastian.

    Perolehan secara materil dalam bentuk laba sebagaimana gambaran di atas

    tentunya sudah merupakan suatu keberhasilan usaha. Tapi manfaat yang lebih

    besar dari diterimanya produk perusahaan adalah keberlangsungan operasional

    usaha dapat terus berkelanjutan dan eksistensi organisasi dapat dipertahankan.

    Keuntungan secara immateril dalam bentuk kontinuitas operasional usaha

    inilah yang justru harus menjadi target organisasi bisnis masa kini, karena begitu

    banyak manfaat yang akan dirasakan oleh berbagai pemangku kepentingan di

    lingkungan bisnis bersangkutan. Walau diakui bahwa untuk mencapai kondisi

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    2

    demikian tidaklah mudah, selain mampu membaca kebutuhan dan keinginan

    konsumen juga harus dibarengi dengan pengelolaan usaha yang efektif dan efisien

    serta bisa mengatasi situasi bisnis yang begitu kompetitif dan fluktuatif.

    Organisasi non bisnis yang tidak berorientasi pada perolehan laba tapi

    berfokus pada pelayanan publik semacam aktivitas kepemerintahan, lembaga

    swadaya masyarakat dalam berbagai dimensi kegiatan seperti penyalur zakat,

    panti jompo, konservasi dan advokasi yang menghimpun donasi masyarakat,

    ataupun organisasi kemasyarakatan lainnya yang bertumpu pada kepercayaan

    publik juga tidak bisa lepas dari fenomena demikian.

    Untuk layanan publik yang memang dikuasai oleh pemerintah dan tidak

    bisa didapatkan pada tempat lain semacam pengurusan KTP, SIM, penerbitan

    sertifikat tanah, dan lain sebagainya, keberadaan organisasi bersangkutan akan

    terlindungi dan tetap eksis tanpa perlu mengkhawatirkan fenomena tersebut.

    Tapi bagi aktivitas layanan publik dari pemerintah yang juga bisa

    didapatkan dari pihak lain (swasta) seperti jasa pelayanan kesehatan baik melalui

    rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) maupun pos kesehatan

    desa, perlu memperhatikan dan terus mengupayakan agar jasa layanan yang

    diberikannya dapat diterima dan memberi manfaat yang besar bagi masyarakat.

    Begitu pula bagi organisasi kemasyarakatan. Kepercayaan publik sangat

    menentukan kelangsungan organisasi bersangkutan. Misalnya lembaga penyalur

    zakat atau penghimpun dana umat untuk tujuan sosial yang kini banyak

    bermunculan, adalah keharusan bagi mereka untuk memberikan layanan yang

    optimal dalam menghimpun dan menyalurkan dana umat kepada yang berhak

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    3

    secara tepat sasaran serta dengan melaporkan secara transparan dan terjadwal. Ini

    dilakukan demi mendapatkan dan memelihara kepercayaan yang diberikan

    masyarakat agar organisasi tersebut bisa langgeng dan terus berkelanjutan.

    Contoh sederhana organisasi yang tidak berhasil mendapatkan

    kepercayaan dari publik dan keberadaannya harus berakhir adalah organisasi

    politik dalam hal ini partai politik. Dimana beberapa partai politik yang tidak bisa

    mendapatkan suara sesuai ambang batas (parlementary trheshold) yang ditetapkan

    Undang-Undang pada Pemilu 2009 lalu, terpaksa harus membubarkan diri dan

    tidak bisa ikut pada pemilu berikutnya.

    Fenomena di atas menunjukkan demikian pentingnya peran publik atau

    pelanggan terhadap eksistensi sebuah organisasi baik bisnis maupun non bisnis.

    Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1995) menyatakan bahwa pelanggan

    haruslah merupakan prioritas utama organisasi. Kelangsungan hidup organisasi

    tergantung pada pelanggan. Ini menunjukkan bahwa pemberian perhatian terhadap

    publik apalagi yang telah menjadi pelanggan atau pengguna dari produk yang

    dihasilkan organisasi adalah menjadi keharusan.

    Pemberian perhatian terhadap pelanggan merupakan hal penting bagi

    perusahaan, dan merupakan bentuk customer relationship management yang

    dibangun perusahaan. Salah satu pendekatan dalam memberikan perhatian kepada

    pelanggan adalah dimana seluruh komponen organisasi berusaha untuk

    mengetahui kebutuhan pelanggan serta memenuhinya secara optimal sesuai

    harapan dan keinginan pelanggan (orientasi pelanggan).

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    4

    Suatu perusahaan atau organisasi dalam menjalankan aktivitasnya harus

    senantiasa berorientasi pada pelanggan (costumer orientation) atau senantiasa

    berkeinginan untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan. Keinginan

    untuk berorientasi kepada pelanggan ini harus tumbuh disemua pihak dan

    kalangan dalam organisasi, khususnya pegawai yang terlibat secara langsung

    dengan konsumen atau front office.

    Bagi organisasi bisnis semacam perusahaan, konsep orientasi pelanggan

    akan sangat membantu untuk lebih memahami kebutuhan pelanggan sehingga bisa

    terbina hubungan yang baik antara perusahaan dan pelanggan, serta

    keberlangsungan dan eksistensi usaha bisa bertahan. Manfaat ini disadari benar

    oleh organisasi, sehingga orientasi pelanggan, secara alamiah atau dipaksakan

    melalui kebijakan, prinsip usaha atau pendidikan dan pelatihan (training), muncul

    dan menjadi konsep bekerja semua pihak dalam organisasi bisnis, utamanya para

    karyawan yang berhubungan langsung dengan pelanggan.

    Orientasi pelanggan, utamanya harus dimiliki oleh para karyawan yang

    dalam aktivitasnya banyak berhubungan langsung dengan para pelanggan. Tapi

    bukan berarti karyawan back office atau supporting staff bisa menghindar dari

    konsep ini. Karena karyawan dalam proses kerja adalah pelanggan dari karyawan

    lainnya (internal customer).

    Karyawan, khususnya yang berhubungan langsung dengan pelanggan,

    adalah pihak yang juga bisa menentukan baik dan buruknya kualitas pelayanan

    kepada pelanggan. Perilaku karyawan dalam melayani pelanggan akan berdampak

    kepada tingkat kepuasan pelanggan. Olehnya orientasi pelanggan sedapat

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    5

    mungkin tumbuh dan berkembang dibenak segenap para karyawan dan menjadi

    panduan dalam berhubungan dan melayani pelanggan.

    Tentu banyak faktor yang mendukung dan mempengaruhi orientasi

    pelanggan. Beberapa penelitian sebelumnya yang diperoleh peneliti menunjukkan

    bahwa motivasi, kepuasan kerja, dukungan perusahaan dan komitmen pada

    organisasi berpengaruh positif terhadap orientasi pelanggan karyawan perusahaan

    jasa perbankan (Aminatun, Siti. 2003). Juga dari penelitian Vini Yuarintha (2003),

    menemukan bahwa orientasi pasar dari perusahaan dan lingkungan kerja yang

    mendukung berpengaruh positif terhadap orientasi pelanggan dari tenaga penjual.

    Bahkan ciri kepribadian yaitu extraversion, emotional study dan

    conscientiousness juga turut berpengaruh terhadap orientasi konsumen karyawan

    PT. Pos Indonesia di Surabaya (Haryanto, Ony dan Austien, 2004).

    Menarik untuk dikaji lebih jauh adalah orientasi pelanggan dari karyawan

    pada organisasi non bisnis khususnya organisasi layanan publik yang menjadi

    bagian dari aktifitas kepemerintahan dalam hal ini layanan kesehatan publik

    seperti rumah sakit umum pemerintah. Layanan ini tidak dikuasai oleh pemerintah

    saja tapi bisa pula diusahakan dan disediakan oleh pihak swasta dan menjadi

    organisasi bisnis.

    Kondisi di atas menjadikan rumah sakit pemerintah harus bersaing dengan

    rumah sakit swasta. Ini menuntut rumah sakit pemerintah perlu berbenah diri dan

    melakukan terobosan strategis agar layanannya dapat diterima masyarakat, unggul

    dalam persaingan dan secara organisasi bisa tetap eksis dan berkelanjutan.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    6

    Termasuk dalam hal ini orientasi pelanggan dari para karyawan dan organisasi

    perlu dikembangkan.

    Disayangkan rumah sakit pemerintah terlena dengan fasilitas dan

    keistimewaan sebagai bagian dari aktivitas kepemerintahan. Begitu sering

    terdengar berita melalui media massa perihal keluhan dari publik atas kualitas

    layanan dari rumah sakit pemerintah.

    Di Tahun 2011, muncul tiga berita terkait keluhan pasien atas pelayanan

    rumah sakit pemerintah di Sulteng. Pada 21 September 2011, di Media Alkhairaat

    diinfokan tentang dipulangkannya pasien oleh pihak RSUD Undata karena diduga

    tidak memiliki biaya berobat dan ini memantik kecaman sejumlah LSM di

    Sulteng. Melalui harian umum Radar Sulteng edisi Rabu, 23 November 2011,

    diberitakan adanya keluhan pasien atas pelayanan RSU Mokopido di Kabupaten

    Buol dan juga masih diharian umum Radar Sulteng edisi Rabu, 30 Nopember

    2011, diwartakan adanya keluhan pasien atas pelayanan RSUD Undata Palu

    hingga Wakil Direktur RSUD Undata harus langsung meminta maaf.

    Padahal dengan privilege yang dimiliki rumah sakit pemerintah seperti

    kepastian pembayaran gaji karyawan (gaji PNS), mendapatkan alokasi anggaran

    operasional dari pemerintah (APBN dan APBD), menjadi rumah sakit yang

    mengelola dana Jamkesmas atau Jamkesda untuk masyarakat miskin, bahkan jika

    berstatus Badan Layanan Umum (BLU) maka rumah sakit bersangkutan memiliki

    hak otonom untuk mengelola dananya sendiri, seharusnya menjadikan rumah sakit

    pemerintah bisa lebih fokus dan maksimal dalam memberikan pelayanan.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    7

    Kejadian semacam keluhan diatas menimbulkan dugaan bahwa orientasi

    pelanggan dikalangan para karyawan rumah sakit pemerintah terbilang minim.

    Karyawan atau bahkan organisasi merasa tidak terlalu perlu untuk memahami

    kebutuhan pelanggan (dalam hal ini pasien) dan memenuhinya secara optimal

    sesuai harapan dan keinginan pelanggan, karena berpikir sebagai rumah sakit

    pemerintah dengan berbagai keistimewaan yang dimiliki (lebih murah bahkan bisa

    gratis), publik pasti akan datang dan keberadaan organisasi akan tetap terjaga.

    Berdasar uraian di atas, maka menarik untuk diteliti perihal orientasi

    pelanggan para karyawan rumah sakit pemerintah baik karyawan yang

    berinteraksi langsung dengan pelanggan secara intensif seperti dokter dan

    perawat, maupun karyawan lainnya yang mendukung proses pelayanan. Rumah

    sakit pemerintah yang dijadikan lokasi penelitian adalah RSUD Undata Palu,

    dengan pertimbangan kedekatan domisili, kemudahan akses data kepegawaian dan

    status rumah sakit sebagai rumah sakit propinsi yang tentunya menjadi barometer

    bagi rumah sakit pemerintah lainnya di Sulteng.

    Sekaligus pula dalam penelitian ini akan diuji apakah faktor kepuasan

    kerja dan komitmen organisasi sebagaimana temuan pada dua penelitian

    sebelumnya, dengan objek dan lokasi penelitian pada organisasi bisnis, juga

    berpengaruh terhadap orientasi pelanggan para karyawan walau terhadap objek

    atau lokasi penelitian yang berbeda yakni para karyawan organisasi non bisnis.

    Penelitian terhadap karyawan dan bukan kepada pelanggan atau pengguna

    jasa ini adalah sebagaimana pernyataan Berry et al. (1994) bahwa penting bagi

    perusahaan untuk lebih terlibat dalam penelitian terhadap karyawannya

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    8

    dibandingkan penelitian terhadap pelanggannya dalam suatu implementasi

    kebijakan orientasi pelanggan guna meningkatkan kualitas pelayanan yang

    diberikan perusahaan.

    Berikut tajuk dari rencana penelitian ini : Pengaruh Kepuasan Kerja

    dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan

    RSUD Undata Palu.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas, berikut rumusan masalah dari

    penelitian ini :

    1. Apakah kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara simultan

    berpengaruh positif signifikan terhadap orientasi pelanggan pada karyawan

    RSUD Undata Palu ?

    2. Apakah kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap orientasi

    pelanggan pada karyawan RSUD Undata Palu ?

    3. Apakah komitmen organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap

    orientasi pelanggan pada karyawan RSUD Undata Palu ?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis :

    1. Pengaruh secara simultan dari kepuasan kerja dan komitmen organisasi

    terhadap orientasi pelanggan pada karyawan RSUD Undata Palu.

    2. Pengaruh kepuasan kerja terhadap orientasi pelanggan pada karyawan

    RSUD Undata Palu.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    9

    3. Pengaruh komitmen organisasi terhadap orientasi pelanggan pada karyawan

    RSUD Undata Palu.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Berikut manfaat yang diharapkan dari penelitian ini :

    1. Aspek teoritis:

    Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

    pengembangan ilmu pengetahuan manajemen baik bidang pemasaran

    ataupun sumber daya manusia, khususnya mengenai orientasi pelanggan,

    kepuasan kerja, dan komitmen.

    2. Aspek praktis

    a) Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi bagi

    pimpinan dan manajemen RSUD Undata Palu dalam mengambil

    kebijakan terkait dengan pengelolaan SDM di lingkungan RSUD Undata

    Palu demi meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

    b) Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi informasi pendukung

    bagi Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dalam hal ini Badan

    Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) dalam

    merumuskan kebijakan perekrutan pegawai sehingga karyawan yang

    terjaring memiliki sikap orientasi pelanggan yang baik, dan mendesain

    jenis pendidikan dan pelatihan (diklat) yang mampu meningkatkan

    orientasi pelanggan para karyawan demi peningkatan kualitas pelayanan

    kepada masyarakat.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    10

    c) Hasil penelitian ini kiranya bisa menjadi bahan pertimbangan bagi

    lembaga perguruan tinggi baik umum maupun yang khusus mencetak

    para pekerja medis (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat,

    Farmasi, AKPER, AKBID, SPK, dll) dalam menyusun kurikulum atau

    materi perkuliahan di lingkungannya sehingga dapat meluluskan tenaga

    kerja yang tidak saja memiliki keahlian medis dan keterampilan umum

    tapi juga memiliki sikap dan perilaku orientasi pelanggan.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    11

    BAB 2

    KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

    2.1 Penelitian Terdahulu

    Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya yang juga mengkaji tentang

    orientasi pelanggan :

    1. Aminatun, Siti (2003), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

    Perilaku Orientasi Pelanggan Pada Karyawan Perusahaan Jasa

    Perbankan (Studi Kasus Pada Bank Rakyat Indonesia Wil. Jateng dan

    DIY). Penelitian ini mengkaji pengaruh dari variabel motivasi, kepuasan

    kerja, komitmen pada organisasi dan dukungan perusahaan terhadap orientasi

    pelanggan dalam diri karyawan yang berhubungan langsung dengan nasabah

    di BRI wilayah Jateng dan DIY. Jumlah sampel sebanyak 100 orang karyawan

    (teller) yang diambil menggunakan metode proportional random sampling.

    Data dikumpulkan dengan metode angket dan analisis data menggunakan

    teknik regresi berganda.

    Penelitian tersebut memberikan hasil bahwa keempat variabel tersebut

    berpengaruh terhadap orientasi pelanggan. Selanjutnya komitmen pada

    organisasi dan dukungan organisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap

    orientasi pelanggan sementara motivasi dan kepuasan kerja berpengaruh tidak

    signifikan terhadap orientasi pelanggan. Signifikasi komitmen pada organisasi

    dan dukungan organisasi pada tingkat 5%.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    12

    2. Yuarintha, Vini (2003), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

    Orientasi Pelanggan Dari Tenaga Penjual Dalam Pengembangan

    Hubungan Pembeli-Penjual (Studi Empiris Pada Tenaga Penjual PBF Di

    Kota Semarang). Penelitian ini mengkaji pengaruh dari variabel orientasi

    pasar dari perusahaan, lingkungan kerja yang mendukung dan sentralisasi

    terhadap perilaku orientasi pelanggan dari tenaga penjual untuk

    mengembangkan hubungan pembeli-penjual. Jumlah sampel sebanyak 124

    orang tenaga penjual dari perusahaan PBF di Semarang. Data dikumpulkan

    dengan metode angket dan analisis data menggunakan alat analisis Structural

    Equation Modelling (SEM) pada program AMOS 4.0.

    Penelitian tersebut memberikan hasil bahwa ketiga variabel tersebut

    berpengaruh terhadap orientasi pelanggan dari tenaga penjual dan selanjutnya

    mempengaruhi hubungan pembeli-penjual. Selanjutnya secara khusus,

    variabel orientasi pasar dari perusahaan dan variabel lingkungan kerja yang

    mendukung berpengaruh positif terhadap orientasi pelanggan dari tenaga

    penjual sedangkan variabel sentralisasi memiliki pengaruh negatif terhadap

    orientasi pelanggan dari tenaga penjual. Dan orientasi pelanggan dari tenaga

    penjual berpengaruh positif terhadap hubungan pembeli-penjual.

    3. Harianto, Ony dan, Austien (2004), Pengaruh Ciri Kepribadian

    Terhadap Orientasi Konsumen Pada Karyawan PT. Pos Indonesia

    Cabang Surabaya Pusat. Penelitian ini menguji pengaruh ciri kepribadian

    terhadap orientasi konsumen di PT. Pos Indonesia Cabang Surabaya Pusat.

    Ciri kepribadian yang diuji adalah extraversion, emotional stability dan

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    13

    conscientiousness. Jumlah sampel sebanyak 170 orang karyawan dengan

    analisis data menggunakan alat analisis regresi berganda.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa ciri kepribadian yaitu extraversion,

    emotional stability dan conscientiousness berpengaruh terhadap orientasi

    konsumen.

    4. Candra Wijayanti, Feny (2010), Pengaruh Kepuasan Kerja Dan

    Komitmen Organisasional Terhadap Keinginan Untuk Keluar (Intensi

    Keluar) Dari Suatu Organisasi Pada Perawat Di RSI Hidayatullah

    Yogyakarta. Penelitian ini mengkaji pengaruh dari variabel kepuasan kerja

    dan komitmen organisasional terhadap keinginan untuk keluar (intensi keluar).

    Jumlah sampel sebanyak 55 orang perawat di RSI Hidayatullah Yogyakarta.

    Data dikumpulkan dengan metode angket dan analisis data menggunakan alat

    analisis Regresi Berganda.

    Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa kepuasan kerja dan

    komitmen organisasional berpengaruh negatif terhadap intensi keluar. Ini

    menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja dan komitmen

    organisasional akan mengakibatkan rendahnya niat untuk keluar dari

    organisasi.

    Ditemukan pula dalam penelitian tersebut bahwa kepuasan kerja dan

    komitmen organisasional berpengaruh sebesar 40,7% terhadap intensi keluar.

    Olehnya masih terdapat 59.3% disebabkan oleh faktor lain yang tidak diteliti

    pada penelitian tersebut.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    14

    Tabel 2.1 Matriks Penelitian Terdahulu

    No. Peneliti Variabel Jumlah

    Sampel

    Alat

    Analisis

    Metode

    Pengumpulan

    Data

    Hasil Penelitian

    1 Aminatun,

    Siti. 2003

    1. Motivasi (X1) 2. Kepuasan Kerja

    (X2)

    3. Komitmen Organisasi (X3)

    4. Dukungan Perusahaan

    (X4)

    5. Orientasi Pelanggan (Y)

    100 Orang.

    Karyawan

    BRI wilayah

    Jateng dan

    DIY yang

    berhubungan

    langsung

    dengan

    pelanggan

    (teller).

    Regresi

    Berganda

    Wawancara

    dan Kuesioner

    1. Variabel X1, X2, X3, dan X4

    berpengaruh

    positif terhadap

    Y.

    2. Variabel X1 dan X2 berpengaruh

    tidak signifikan.

    3. Variabel X3 dan X4 berpengaruh

    signifikan.

    2. Yuarintha,

    Vini.

    2003

    1. Orientasi pasar dari

    perusahaan

    (X1)

    2. Lingkungan kerja yang

    mendukung

    (X2)

    3. Sentralistik (X3)

    4. Orientasi pelanggan

    (Y1)

    5. Hubungan pembeli-

    penjual (Y2)

    124 Orang.

    Tenaga

    penjual dari

    perusahaan

    PBF di Kota

    Semarang.

    SEM Wawancara

    dan Kuesioner

    1. Variabel X1, X2, dan X3,

    berpengaruh

    positif terhadap

    Y1.

    2. Variabel Y1 berpengaruh

    positif terhadap

    Y2.

    3. Variabel X1 dan X2 berpengaruh

    positif terhadap

    Y1.

    4. Variabel X3 berpengaruh

    negatif terhadap

    Y1.

    3. Harianto,

    Ony dan,

    Austien.

    2004

    1. Ciri Kepribadian

    (X)

    2. Orientasi Konsumen (Y)

    170 Orang.

    Karyawan

    PT. Pos

    Indonesia

    Cab.

    Surabaya

    Pusat.

    Regresi

    Berganda

    Wawancara

    dan Kuesioner

    Ciri kepribadian,

    yang dalam

    penelitian ini adalah

    extraversion,

    emotional stability

    dan

    conscientiousness,

    berpengaruh

    terhadap orientasi

    konsumen.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    15

    4. Candra

    Wijayanti,

    Feny.

    2010

    1. Kepuasan Kerja (X1)

    2. Komitmen Organisasional

    (X2)

    3. Intensi Keluar (Y)

    55 Orang.

    Perawat di

    RSI

    Hidayatullah

    Yogyakarta.

    Regresi

    Berganda

    Kuesioner Variabel X1 dan X2

    berpengaruh negatif

    terhadap Y.

    X1 dan X2

    berpengaruh sebesar

    40,7% terhadap

    intensi keluar.

    Tabel 2.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan

    Penelitian Ini

    No. Peneliti Persamaan Perbedaan Keterangan

    1 Aminatun,

    Siti. 2003

    Variabel bebas (X),

    yakni variabel kepuasan

    kerja (X2) dan variabel

    komitmen (X3).

    Variabel terikat (Y),

    yakni Orientasi

    pelanggan.

    Alat analisis yang

    digunakan, regresi

    berganda.

    Masih terdapat 2

    variabel bebas

    (X) lainnya pada

    penelitian

    Aminatun, Siti

    (2003), yakni

    variabel

    motivasi (X1)

    dan variabel

    dukungan

    perusahaan (X4).

    Metode

    pengumpulan

    data, Aminatun,

    Siti (2003)

    menggunakan

    obyek hanya

    para karyawan

    yang

    berhubungan

    langsung dengan

    pelanggan.

    Penelitian

    Aminatun, Siti.

    (2003)

    menggunakan

    4 variabel

    bebas (X) dan

    1 variabel

    terikat (Y)

    sedang

    penelitian ini

    hanya dengan 2

    variabel bebas

    dan 1 variabel

    terikat.

    2. Yuarintha,

    Vini.

    2003

    Variabel terikat (Y),

    yakni Orientasi

    pelanggan (Y1).

    Variabel X :

    Orientasi pasar

    dari perusahaan,

    Lingkungan

    kerja yang

    mendukung dan

    sentralistik.

    Variabel Y2 :

    Penelitian

    Yuarintha,

    Vini. (2003)

    menggunakan

    3 variabel

    bebas (X) dan

    2 variabel

    terikat (Y)

    sedang

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    16

    Hubungan

    penjual-pembeli.

    Alat analisis

    yang digunakan,

    SEM.

    Metode

    pengumpulan

    data, Yuarintha,

    Vini. (2003)

    menggunakan

    obyek hanya

    para tenaga

    penjual.

    penelitian ini

    hanya dengan 2

    variabel bebas

    dan 1 variabel

    terikat.

    3. Harianto,

    Ony dan,

    Austien.

    2004

    Variabel terikat (Y),

    yakni Orientasi

    konsumen.

    Alat analisis yang

    digunakan, regresi

    berganda.

    Variabel X : Ciri

    kepribadian.

    Metode

    pengumpulan

    data, Harianto,

    Ony dan,

    Austien. (2004)

    menggunakan

    obyek hanya

    karyawan yang

    berhubungan

    langsung dengan

    pelanggan.

    Penelitian

    Harianto, Ony

    dan, Austien.

    (2004)

    menggunakan

    1 variabel

    bebas (X) dan

    1 variabel

    terikat (Y)

    sedang

    penelitian ini

    dengan 2

    variabel bebas

    dan 1 variabel

    terikat.

    4. Candra

    Wijayanti,

    Feny.

    2010

    Variabel bebas (X),

    yakni variabel kepuasan

    kerja (X1) dan variabel

    komitmen organisasi

    (X2).

    Alat analisis yang

    digunakan, regresi

    berganda.

    Variabel Y :

    Intensi Keluar.

    Metode

    pengumpulan

    data, Candra

    Wijayanti, Feny.

    (2010)

    menggunakan

    obyek hanya

    perawat.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    17

    2.2 Kajian Pustaka

    2.2.1 Konsep Segitiga Pemasaran Jasa (Service Marketing Triangle)

    Dewasa ini bagian pemasararan jasa tidak hanya mengkonsentrasikan

    kegiatan pada pemasaran eksternalnya saja, namun juga internal pemasaran.

    Pemasaran internal ini mengambarkan pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan

    untuk melatih dan mendorong pelanggan internalnya, yaitu karyawan penghubung

    pelanggan dan karyawan pendukung pelayanan untuk bekerja sebagai sebuah tim

    agar dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Manajemen juga

    memberikan penghargaan dan pengakuan yang sepadan dan manusiawi. Aspek ini

    memberikan motivasi, moral kerja, kepuasan, komitmen, rasa bangga, dan rasa

    memiliki setiap orang, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi besar

    bagi perusahaan dan pelanggan yang dilayani.

    Pada akhir dekade ini, sektor jasa lebih utama dalam menghadapi

    tantangan perbedaan lingkungan yang dramatis yang tercermin dari seluruh

    tantangan perubahan perilaku konsumen. Solusi dari seluruh tantangan di atas

    adalah dengan menyediakan kualitas jasa dan produk yang tinggi serta yang sesuai

    harapan konsumen. Kenyataan ini memunculkan banyak pendapat dari para

    konsultan dan penulis bahwa perusahaan harus lebih mengutamakan kepentingan

    konsumen dan klien.

    Karena sifat jasa intangibility, heterogeneity, dan inseparability sehingga

    proses jasa merupakan faktor penting dalam persepsi konsumen menurut Kelli

    dalam (Young Kim et al., 2004, p 267). Sifat jasa yaitu Inseparability berarti

    bahwa jasa tidak dapat dipisahkan (dengan penggunanya). Produk nyata berawal

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    18

    dari pabrik yang menghasilkannya, kemudian didistribusikan ke pedagang besar

    dan berakhir pada konsumen akhir. Untuk produk jasa hal ini sangat berbeda,

    dimana jasa dikonsumsi bersamaan waktunya dengan proses produksinya.

    Pengguna jasa harus hadir pada saat jasa tersebut digunakan, interaksi penyedia

    dan pengguna adalah merupakan ciri khusus pemasaran jasa. Baik penyedia

    maupun client akan mempengaruhi hasil jasa tersebut.

    Dalam sektor jasa, konsumen dapat menikmati apa yang dia beli pada saat

    penyampaian jasa dari penyedia jasa dalam hal ini orang atau karyawan

    perusahaan, sehingga baik buruknya kualitas jasa perusahaan sangat dipengaruhi

    oleh karyawan yang pada saat itu melayani konsumen. Keterlibatan karyawan

    dengan konsumen pada saat penyampaian jasa dapat bersifat high touch atau low

    touch. Keterlibatan yang tinggi dalam proses penyampaian jasa kepada konsumen,

    sangat rentan terhadap persepsi konsumen mengenai kualitas jasa yang

    dirasakannya. Keterlibatan yang tinggi antara karyawan dan konsumen

    mengharuskan perusahaan juga memperhatikan aspek aspek perilaku individu

    karyawan dalam organisasi yang dapat mempengaruhi kualitas penyampaian jasa

    kepada konsumen.

    Triangle Marketing merupakan suatu proses kegiatan pemasaran jasa yang

    memadukan tiga elemen penting yang saling berinteraksi dalam kegiatan

    pemasaran jasa, yaitu pelanggan, karyawan dan perusahaan. Tujuan mendasar dari

    service marketing triangle yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya,

    meningkatkan kemampuan pengelolaan asset, meningkatkan produktivitas serta

    meningkatkan pertumbuhan pendapatan (Rucci, 1998 ; 82). Konsep ini

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    19

    menjelaskan terdapatnya hubungan yang sangat erat antara kapabilitas internal

    organisasi dengan kemampuannya dalam meningkatkan operasional penjualan

    ataupun mencetak laba. Faktor utama pembentuk kapabilitas internal ini,

    khususnya dalam pelayanan jasa, adalah manusia yang terlibat langsung dalam

    pelayanan terhadap konsumen (Rogers, 1994 ; 14). Hasil penelitian yang

    dilakukan oleh Rucci, diketahui pegawai dengan pengalaman yang sedikit apapun,

    secara intuitif memiliki kemampuan dalam memberikan pelayanan sesuai dengan

    harapan konsumen, dan kemampuan ini sangat tergantung pada perilaku dan sikap

    pegawai itu sendiri (Rucci, 1998 ; 82).

    Upaya perusahaan untuk menciptakan kepuasan bagi karyawannya sangat

    ditentukan oleh pemberian imbalan yang mencerminkan pemuasan kebutuhan

    baik bersifat materi yang diterima karyawan sesuai dengan prestasi kerjanya,

    maupun yang bersifat inmaterial dalam bentuk mengikutsertakan mereka dalam

    program pengembangan mental intelektual (misalnya ; pelatihan, memberikan

    jabatan yang mempunyai prestise sosial, penghargaan bagi yang berprestasi,

    memberikan berbagai tunjangan tak langsung, memberikan berbagai fasilitas yang

    mencerminkan status sosial, ataupun memberikan kesempatan dalam hal

    mengembangkan karir).

    Peranan vital sumber daya manusia dalam suatu entitas bisnis yang

    bergerak dibidang pelayanan jasa sebagaimana ditunjukkan oleh Kotler dalam

    segitiga pemasaran jasa (Service Marketing Triangle) tampak dalam gambar

    berikut ini :

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    20

    Gambar 2.1

    Segitiga Pemasaran Jasa

    Sumber (Kotler, 2011 ; 435)

    1. External Marketing

    Pemasaran ini mengambarkan kerja normal yang dilakukan oleh

    perusahaan untuk mempersiapkan, menentukan harga, mendistribusikan, dan

    mempromosikan jasa tersebut kepada konsumen. Bila hal ini dilakukan dengan

    baik, maka pelanggan akan terikat dengan perusahaan, sehingga laba jangka

    panjang bisa dijamin. Untuk dapat menetapkan kebijakan bauran jasa (service

    mix), yaitu mengetahui keinginan pelanggan dan mengetahui keuntungan dari

    produk yang ditawarkan.

    2. Internal Marketing

    Pemasaran ini mengambarkan pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan

    untuk melatih dan mendorong pelanggan internalnya, yaitu karyawan penghubung

    pelanggan dan karyawan pendukung pelayanan untuk bekerja sebagai sebuah tim

    agar dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    21

    Manajemen juga memberikan penghargaan dan pengakuan yang sepadan

    serta manusiawi. Aspek ini memberikan motivasi, moral kerja, loyalitas, rasa

    bangga, dan rasa memiliki setiap orang, yang pada gilirannya dapat memberikan

    kontribusi besar bagi perusahaan dan pelanggan yang dilayani.

    3. Interactive marketing

    Pemasaran ini menjelaskan keahlian karyawan dalam menangani

    hubungan pelanggan. Dalam pemasaran jasa, mutu pelayanan ditentukan oleh

    yang melakukan pelayanan. Pelanggan menilai mutu pelayanan tidak hanya dari

    mutu teknisnya (seperti kamar hotel menyenangkan) tetapi juga mutu

    fungsionalnya (seperti para karyawan menunjukkan perhatian penuh dan

    keyakinan, penampilan fasilitas, dan lain-lain).

    Perusahaan tidak dapat menganggap bahwa mereka akan memuaskan

    pelanggan hanya karena telah melakukan pelayanan teknis yang baik. Oleh karena

    itu perusahaan harus menguasai keahlian pemasaran interaktif. Demikian pula

    yang diungkapkan oleh Gilmore and Carson (1996 ; 65) bahwa semua pekerja

    harus berorientasi konsumen dan mempunyai keinginan untuk melayani

    konsumen jika akan mensukseskan strategi pemasarannya

    Melalui Gambar 2.1 di atas, tampak bahwa disamping tugas utama

    perusahaan untuk mengelola seluruh aktivitas pemasaran eksternalnya melalui

    penerapan bauran pemasaran serta aktivitas pemasaran internal guna kepentingan

    penguatan kapabilitas organisasi melalui berbagai aktivitas yang mampu

    memotivasi pegawai untuk menghasilkan pelayanan yang mampu memuaskan

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    22

    konsumen, pada sisi lain, pegawai dituntut untuk mampu menguasai ketrampilan

    dalam pelayanan konsumen, fleksibel serta kemampuan berkomunikasi yang

    memungkinkan pelayanan dapat disampaikan secara baik dan memuaskan.

    2.2.2 Rantai Keuntungan dalam Sektor Jasa

    James Hesket memberikan kontribusi yang penting tentang efek dari

    pelayanan yang baik pada pelanggan, dalam karyanya tentang Service Profit

    Chain dengan memperkenalkan pendapat Satisfaction Mirror, dimana kepuasan

    konsumen hanya dapat dicapai manakala pegawai yang memberikan pelayanan

    tersebut merasakan perlakuan yang baik dari perusahaan atau merasakan puas

    atas pelayanan internal yang diterimanya (Heskett dalam Silvestro dan Cross

    2000, 244). Seperti pada gambar dibawah ini :

    Gambar 2.2

    The Links in The Service Profit Chain

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    23

    Dalam konsep tersebut kepuasan pelanggan dipandang sebagai fungsi

    dari nilai yang diciptakan bagi pelanggan melalui kualitas pelayanan yang

    diberikan oleh perusahaan dan karyawan-karyawannya. Betapa sulitnya

    mengharapkan para konsumen kita puas, apabila mereka dilayani oleh para

    pegawai yang merasakan ketidakpuasan atas pelayanan internal organisasi

    (Silvestro, 2000 ; 246).

    Service-Profit Chain adalah suatu peristiwa yang menekankan pentingnya

    hubungan antara karyawan dan pelanggan, dan bagaimana hubungan mereka

    dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahan (Silvestro, 2000 : 247). Hesket

    etc (2000 ; 3) juga menjelaskan bahwa The service-profit chain adalah hubungan

    yang tetap antara profitabilitas, loyalitas konsumen, kepuasan, loyalitas dan

    produktivitas karyawan. Laba dan pertumbuhan dirangsang terutama oleh

    kesetiaan pelanggan. Kesetiaan adalah suatu hasil dari kepuasan pelanggan.

    Kepuasan adalah sebagian besar dipengaruhi oleh nilai dari jasa yang disajikan ke

    pelanggan. Nilai diciptakan oleh kepuasan, kesetiaan, dan produktifitas

    karyawan. Karyawan yang terpuaskan dan kepuasan konsumen, merupakan hasil

    dukungan kualitas layanan internal dan kebijakan yang memungkinkan karyawan

    untuk melayani pelanggan.

    Dalam Service-Profit Chain terdapat tujuan proposisi (Heskett et.al 2000

    : 1) :

    1. Customer loyalty drives profitability and growth.

    5% meningkatnya kesetiaan pelanggan dapat menaikkan untung dari 25%

    sampai 85%.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    24

    2. Customer satisfaction drives customer loyalty.

    Xerox menemukan bahwa pelanggan yang sangat puas enam kali lebih

    mungkin membeli kembali dibanding dengan pelanggan yang kurang puas.

    3. Value drives customer satisfaction. An insurers efforts to deliver maximum

    Perusahaan yang memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan pesaingnya,

    memiliki margin tertinggi dalam industri.

    4. Employee productivity drives value.

    Perusahaan Southwest Airlines yang menerbangkan rata-rata 20 jam lebih per

    bulan dibanding pesaing, menghasilkan biaya rendah untuk operasinya dan

    meningkatkan nilai layanan.

    5. Employee loyalty drives productivity.

    Perusahaan yang memiliki tingkat perputaran yang rendah memiliki tingkat

    produktivitas karyawan yang tinggi.

    6. Employee satisfaction drives loyalty.

    Di satu penelitian sebuah perusahan, 30% dari semua karyawan tidak puas

    menyatakan suatu niat untuk meninggalkan, dibandingkan hanya 10% dari

    semua karyawan yang terpuaskan. Lebih dari itu, perputaran karyawan yang

    rendah berhubungan ke kepuasan pelanggan yang tinggi.

    7. Internal quality drives employee satisfaction.

    Pekerja jasa lebih bahagia ketika mereka dikuasakan untuk membuat berbagai

    hal untuk pelanggan dan ketika mereka mempunyai tanggung-jawab yang

    besar pada pekerjaan mereka.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    25

    Model Service Profit Chain yang diperkenalkan oleh James Heskett

    menggambarkan serangkaian efek dalam kelompok karyawan, yang pararel

    dengan efek serupa diantara pelanggan. Karyawan yang puas cenderung

    memberikan pelayanan istimewa. Mereka tinggal lebih lama dengan perusahaan

    dan memiliki komitmen yang lebih besar pada perusahaan dan pelanggan. Jika

    karyawan dari organisasi dipandang dan diperlakukan sebagai pelanggan internal,

    jasa yang baik bagi pelanggan eksternal akan jadi lebih mungkin melalui perilaku

    pemasaran yang efektif oleh orang-orang yang sales-minded dan berorientasi

    pelanggan.

    2.2.3 Kualitas Layanan Internal (Internal Service Quality)

    Kualitas layanan internal merupakan layanan yang diberikan perusahaan

    kepada pelanggan internalnya dalam hal ini adalah karyawan. Karyawan

    merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan. Sekalipun tidak mempunyai

    pengaruh besar dalam proses pengambilan keputusan, karyawan adalah aset yang

    paling banyak kuantitasnya dalam perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus

    dapat mengetahui dan memahami benar apa yang dibutuhkan karyawan mereka

    agar dapat termotivasi. Kegiatan perusahaan dalam melatih dan mendorong

    pelanggan internalnya, yaitu karyawan penghubung pelanggan dan karyawan

    pendukung pelayanan untuk bekerja sebagai sebuah tim agar dapat memberikan

    kepuasan kepada pelanggan dan dalam melayani pelanggan internalnya dalam hal

    ini karyawan disebut juga internal marketing.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    26

    Selain komunikasi yang lancar antara perusahaan dengan karyawan,

    perhatian yang diberikan perusahaan kepada kebutuhan karyawan, juga dapat

    menjaga hubungan baik perusahaan dengan karyawan. Kelompok karyawan yang

    mendapat perhatian yang baik, besar kemungkinan dapat membantu perusahaan

    dalam mencapai tujuan organisasi. Sebaliknya karyawan yang merasa tidak

    diperhatikan atau merasa tidak mendapat simpati dari perusahaan akan dapat

    merugikan perusahaan.. Para karyawan yang tidak puas terhadap keputusan /

    kebijakan perusahaan dapat melakukan tindakan-tindakan yang merugikan

    perusahaan.

    Jika karyawan dari organisasi dipandang dan diperlakukan sebagai

    pelanggan internal, jasa yang baik bagi pelanggan eksternal akan jadi lebih

    mungkin melalui perilaku pemasaran yang efektif oleh orang-orang yang sales-

    minded dan berorientasi pelanggan (Gronroos : 2005, p. 42) . dengan adanya

    karyawan yang senantiasa berorentasi kepada pelanggan maka akan menciptakan

    relationship antara karyawan dan pelanggan, dan akan membuka kesempatan bagi

    perusahaan untuk mengerti apa yang diharapkan oleh pelanggan pada produk/jasa

    yang dihasilkan perusahaan.

    Optimalnya kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh apa yang dirasakan

    dan diterima dari perusahaan, semakin baik layanan internal perusahaan kepada

    karyawan maka karyawan akan melakukan pekerjaan dengan perasaan senang dan

    tanpa paksaan sehingga hasilnya pun akan menjadi lebih maksimal. Kualitas

    layanan internal berpengaruh terhadap komitmen karyawan, serta prestasi kerja

    karyawan (Djati dan Khusaini, 2003). Selain itu, karyawan yang merasa menerima

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    27

    layanan yang baik dari perusahaan, sangat menguntungkan perusahaan sehingga

    mereka harus diberikan insentif-insentif yang dapat memicu semangat kerja serta

    membentuk kepuasan dalam bekerja. Karyawan yang tidak puas akan

    menyebabkan kekecewaan, hilangnya motivasi kerja, penurunan prestasi kerja,

    atau berujung karyawan meninggalkan pekerjaannya. Dampaknya adalah

    perusahaan diharuskan mengeluarkan biaya untuk melakukan proses rekruitmen

    karyawan baru. Kepuasan karyawan dan kepuasan pelanggan berawal dari

    komitmen perusahaan memperlakukan karyawannya secara baik.

    Mencermati kepuasan kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam

    sebuah organisasi. Kepuasan karyawan merupakan keadaan emosional seseorang

    yang menyenangkan dan tidak menyenangkan berkaitan dengan masalah keadilan.

    Kepuasan kerja karyawan dapat terwujud jika terjadi kesenjangan antara what

    should dan what is now. Persepsi seseorang atas apa yang seharusnya terjadi

    dengan lingkuangan pekerjaan dan apa yang telah terjadi. Keinginan untuk

    memperoleh kualitas kehidupan yang baik akan meningkatkan kepuasan dan

    komitmen organisasi

    Dalam bisnis jasa, kepuasan karyawan adalah indikator kinerja untuk

    menghitung produktifitas, dan efektifitas administrasi. ( Adsit, 1996, p. 62). Berry

    dalam Broady, Judith and Stell. (2002 ; 384) percaya bahwa pekerja harus puas

    terhadap pekerjaannya, lingkungan pekerjaannya, dan hubungannya dengan

    pekerja lain, sebelum mereka dapat memberikan pelayanan yang efektif kepada

    konsumen.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    28

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pitchard dan Rhian (2005 : 349)

    mengenai Service Profit Chain yaitu hubungan variabel karyawan dan variabel

    konsumen, menunjukkan bahwa kepuasan karyawan berpengaruh siginifikan

    terhadap kualitas jasa, produktivitas dan nilai jasa. Vilares dan Coelho (2001 :

    255) mendapatkan hasil dalam sebuah penelitian bahwa kepuasan karyawan

    berpengaruh terhadap nilai jasa konsumen.

    2.2.4 Kepuasan Kerja

    Masalah kepuasan kerja penting untuk diperhatikan oleh setiap pemimpin

    atau manajemen organisasi. Tinggi rendahnya kepuasan kerja karyawan dapat

    berdampak terhadap orientasi pelanggan. Sebagaimana Kelley (1990) menemukan

    bahwa terdapat pengaruh positif antara kepuasan kerja dengan orientasi pelanggan

    serta temuan Aminatun, Siti. (2003) bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif

    terhadap orientasi pelanggan (simultan) walau tidak signifikan (partial).

    Osborn (2007:40) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai derajat positif

    atau negatif perasaan seseorang mengenai segi tugas-tugas pekerjaannya,

    tantangan kerja serta hubungan antar sesama pekerja. Definisi ini sejalan dengan

    Locke (1976) dan Odom et al. (1990) dalam Yousef (2000) yang menyatakan

    bahwa kepuasan kerja adalah hal-hal yang mengacu perihal seorang karyawan

    merasakan hal yang positif maupun hal yang negatif mengenai pekerjaannya.

    Tingkat atau derajat kepuasan kerja tidaklah muncul begitu saja tapi

    dipengaruhi atau berhubungan dengan faktor lainnya, berikut faktor-faktor yang

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    29

    mempengaruhi kepuasan kerja yang dikemukakan Ghiselli dan Brown (Davis,

    1999) :

    1. Kedudukan / Posisi, umumnya beranggapan bahwa seseorang yang bekerja

    pada posisi yang lebih tinggi akan merasa lebih puas dari mereka yang bekerja

    dalam posisi yang lebih rendah.

    2. Pangkat / Golongan, pada pekerjaan yang berdasarkan pada perbedaan tingkat

    (golongan), bila ada kenaikan upah/gaji, kenaikan upah akan disesuaikan

    dengan golongan. Hal ini juga berlaku pada kenaikan pangkat, rasa bangga

    terhadap pangkat atau kedudukan yang baru akan mengubah perilaku dan

    perasaan pekerja.

    3. Umur, dinyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur

    pegawai. Usia antara 25 34 tahun dan usia 40 45 tahun merupakan umur-

    umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan.

    4. Jaminan finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap

    kepuasan kerja.

    5. Mutu pengawasan, hubungan antara pegawai dan pimpinan sangat penting

    artinya dalam meningkatkan produktifitas kerja, kepuasan kerja pegawai dapat

    ditingkatkan melalui hubungan dari pimpinan kepada bawahan sehingga

    pegawai bisa merasakan dirinya adalah bagian yang penting dari organisasi

    (sense of belonging).

    Kepuasan kerja tidak saja terkait dengan tingkat kepuasan atas teknis

    pekerjaan atau kepuasan atas bagaimana pekerjaan dilaksanakan tapi juga

    memiliki cakupan yang lebih luas. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Luthans

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    30

    (2005), yang selain memberi pengertian tentang kepuasan kerja juga membagi

    kepuasan kerja dalam beberapa dimensi.

    Luthans (2005 : 121) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah kepuasan

    yang diperoleh dari pekerjaan seseorang, yaitu sikap dan perasaan seorang pekerja

    terhadap pekerjaannya yang meliputi dimensi sebagai berikut : (1), kepuasan

    terhadap gaji (pay), (2), kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri (work it self), (3),

    kepuasan terhadap promosi/pengembangan (promotions), (4), kepuasan terhadap

    supervisi/atasan (supervision), (5), kepuasan terhadap rekan kerja (work group),

    dan (6) kepuasan terhadap kondisi kerja (working conditions).

    2.2.5 Komitmen Organisasi

    Penggerak roda organisasi dalam mencapai tujuan salah satunya adalah

    karyawan. Olehnya sangat diperlukan komitmen organisasi dari para karyawan,

    tidak saja dalam bentuk bekerja secara penuh konsentrasi sesuai jam kerja dan

    mematuhi aturan yang ada, tapi lebih dari itu, bahkan hingga pada kesediaan

    untuk mengesampingkan tujuan atau idealisme pribadi dan fokus pada pencapaian

    tujuan organisasi.

    Mowday RT, (1998), mendefinisikan komitmen terhadap organisasi

    sebagai :

    a. Kepercayaan yang kuat terhadap organisasi dan terhadap nilai serta tujuan

    organisasi.

    b. Keinginan untuk memberikan usaha terbaik terhadap organisasi.

    c. Hasrat yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    31

    Definisi komitmen organisasi yang dikemukakan diatas sejalan dengan

    pernyataan Durkin dan Bennet (1999) bahwa komitmen organisasi sebagai

    keikutsertaan dalam mencapai tujuan dan nilai-nilai organisasi, berperan didalam

    organisasi demi kebaikan organisasi terpisah dari instrumen-instrumen lainnya.

    Sejalan pula dengan definisi komitmen terhadap organisasi yang

    dinyatakan Allen dan Meyer (1990), bahwa komitmen terhadap organisasi

    (organizational commitment) sebagai perasaan pekerja yang menjaminnya untuk

    tetap tinggal dalam suatu organisasi, perasaan yang dihasilkan dari proses

    internalisasi dari tekanan-tekanan normatif.

    Secara umum dapat dikatakan bahwa komitmen terhadap organisasi

    merupakan komitmen seseorang dalam hal ini karyawan terhadap organisasi

    dengan memberikan yang terbaik kepada organisasi tempatnya bekerja sehingga

    kelangsungan organisasi dapat terjaga. Penelitian Porter dan Steers (dalam

    Luthans, 2005 : 125) menunjukan bahwa komitmen yang tinggi berpengaruh

    terhadap tingginya tingkat performansi (kinerja). Selain itu seseorang yang

    mempunyai tingkat komitmen yang tinggi terhadap organisasinya cenderung

    untuk bertahan sebagai anggota dalam waktu yang relatif panjang.

    Penelitian Van Scooter (2000) mendapatkan bahwa pekerja dengan

    komitmen yang tinggi akan lebih berorientasi kerja. Bahkan disebutkan pula

    bahwa pekerja yang memiliki komitmen terhadap organisasi yang tinggi akan

    cenderung senang membantu, dapat bekerja sama dan memiliki orientasi

    pelanggan.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    32

    Terkait dengan orientasi pelanggan, penelitian Susskind et al. (2000) juga

    mendapatkan bahwa komitmen terhadap organisasi mampu mempengaruhi secara

    positif perilaku karyawan yang berhubungan langsung dengan pelanggannya. Hal

    ini juga dibuktikan oleh Aminatun, Siti (2003) yang menemukan bahwa

    komitmen terhadap organisasi berpengaruh positif terhadap orientasi pelanggan

    (simultan) bahkan berpengaruh signifikan (partial).

    2.2.6 Orientasi Pelanggan

    Perhatian pada pelanggan saat ini tidak bisa hanya mendapat porsi yang

    minim. Francis Buttle (2007) menyatakan bahwa ada bukti yang menunjukkan

    adanya korelasi yang kuat antara pengutamaan tuntutan pelanggan dengan

    performa bisnis.

    Francis Buttle (2007), orientasi pada pelanggan bahkan harus menjadi

    salah satu budaya dalam organisasi. Pada organisasi berkultur demikian, semua

    sumber daya akan dialokasikan untuk mendukung semua langkah yang dapat

    meningkatkan nilai perusahaan dimata pelanggan serta menerapkan sistim

    ganjaran (reward and punishment) yang dapat meningkatkan perilaku positif para

    karyawan yang bermuara pada kepuasan pelanggan.

    Organisasi atau perusahaan yang berorientasi pelanggan akan

    mendapatkan manfaat atau kemudahan dalam pengelolaan usaha. Kotler dan

    Keller (2007) menyatakan bahwa perusahaan yang berfokus pada pelanggan

    berada dalam posisi yang lebih menguntungkan untuk mengidentifikasi peluang

    baru dan menetapkan tindakan yang menghasilkan laba jangka panjang.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    33

    Orientasi pelanggan tidak bisa hanya tumbuh dan dikembangkan oleh

    organisasi atau hanya pada sisi organisasi. Tetap dibutuhkan kesediaan dan

    komitmen karyawan untuk juga berorientasi pelanggan. Ini dikarenakan karyawan

    adalah pihak yang berhubungan langsung dengan pelanggan dan bisa menjadi

    salah satu penentu terwujudnya kepuasan pelanggan. Sedapat mungkin sikap

    orientasi pelanggan dimiliki oleh karyawan. Karyawan yang berorientasi

    pelanggan akan cenderung memberi pelayanan yang baik kepada pelanggan yang

    berhubungan dengannya.

    Narver dan Slater (1990) mendefinisikan orientasi pelanggan sebagai

    serangkaian kegiatan yang didesain untuk mengetahui dan memahami pasar

    sasaran guna menciptakan nilai lebih. Pengertian ini masih cenderung pada sisi

    organisasi atau lebih kepada kebijakan dan tidak bersifat aktif untuk langsung

    diterapkan oleh karyawan. Padahal yang dibutuhkan adalah lebih dari sekedar

    kebijakan tapi berupa sikap dan tindakan.

    Terkait dengan pernyataan Berry et al. (1994), bahwa orientasi pelanggan

    dengan memberikan kualitas pelayanan, lebih dari sekedar hal-hal yang berwujud

    selayaknya benda-benda, namun hal ini cenderung melibatkan hubungan personal

    sehingga peranan karyawan amatlah penting dalam melaksanakannya. Maka

    orientasi pelanggan haruslah bersifat aktif dalam bentuk sikap dan tindakan

    personal. Dan itu hanya bisa dilakukan sekaligus oleh karyawan.

    Olehnya definisi orientasi pelanggan yang lebih lugas dan menunjukkan

    sikap dan tindakan yang tidak saja bisa dilaksanakan oleh organisasi tapi juga bisa

    diaktualisasikan oleh karyawan, adalah sebagaimana yang disampaikan oleh

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    34

    Ciputra (2008) bahwa orientasi pelanggan adalah keinginan untuk membantu atau

    melayani orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka atau dengan kata lain

    berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

    Ciputra (2008), juga merekomendasikan indikator sikap atau tindakan

    yang berorientasi pelanggan, yakni :

    1. Merespon pelanggan dengan tepat.

    2. Memelihara komunikasi yang baik.

    3. Mengambil tanggung jawab secara pribadi.

    4. Bertindak untuk pelanggan.

    5. Menanggapi kebutuhan mendasar pelanggan.

    6. Menggunakan perspektif jangka panjang.

    Banyak faktor yang mempengaruhi sikap atau prilaku orientasi pelanggan

    karyawan. Penelitian Kelley (1990) menemukan bahwa terdapat beberapa faktor

    dari sisi karyawan yang dipandang memiliki pengaruh terhadap perilaku dalam

    menyediakan pelayanan yang terbaik kepada nasabah, diantaranya adalah

    kepuasan kerja. Kemudian Susskind et al. (2000), menyatakan bahwa salah satu

    faktor yang dipandang mampu mempengaruhi secara positif perilaku karyawan

    yang berhubungan langsung dengan konsumennya adalah komitmen terhadap

    organisasi.

    Kedua penelitian tersebut menginspirasi peneliti lainnya dan dalam

    perkembangannya orientasi pelanggan ternyata juga dipengaruhi oleh faktor

    lainnya. Penelitian Yuarintha, Vini (2003) menemukan bahwa karakteristik

    perusahaan berupa orientasi pasar, lingkungan kerja yang mendukung dan

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    35

    sentralisasi berpengaruh pada orientasi pelanggan. Penelitian Harianto, Ony dan,

    Austien. (2004) mendapatkan bahwa ciri kepribadian yaitu extraversion,

    emotional study dan conscientiousness berpengaruh terhadap orientasi konsumen.

    Sementara penelitian Aminatun, Siti (2003) menemukan bahwa selain kepuasan

    kerja dan komitmen organisasi, motivasi dan dukungan organisasi/perusahaan

    juga berpengaruh positif terhadap orientasi pelanggan.

    2.3 Kerangka Pemikiran

    Penelitian ini antara lain dilatar belakangi oleh adanya berbagai keluhan

    pelanggan dalam hal ini pasien rumah sakit pemerintah atas pelayanan yang

    diterimanya. Fenomena ini memunculkan dugaan bahwa orientasi pelanggan para

    karyawan rumah sakit pemerintah terbilang minim. Padahal sebagai karyawan

    dari organisasi pemerintahan (PNS), dengan berbagai keistimewaan yang

    didapatkan baik dalam hal kompensasi, peralatan dan fasilitas kerja, kesesuaian

    latar belakang pendidikan dan lain sebagainya, mestinya karyawan rumah sakit

    pemerintah bisa lebih memperhatikan pelanggan. Dan kejadian atau berita terkait

    keluhan pelanggan tidak perlu terjadi.

    Disisi lain, penelitian terkait orientasi pelanggan lebih banyak mengambil

    obyek para karyawan pada perusahaan (organisasi bisnis). Hal inilah yang

    menarik penulis untuk meneliti orientasi pelanggan dikalangan karyawan rumah

    sakit pemerintah dalam hal ini karyawan RSUD Undata Palu.

    Mengacu pada berbagai pendapat atau hasil penelitian sebagaimana telah

    dikemukakan diatas. Diperoleh titik temu bahwa orientasi pelanggan ternyata

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    36

    dipengaruhi oleh banyak faktor. Bisa dari faktor atau sisi karyawan berupa

    motivasi, kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan ciri kepribadian, sebagaimana

    temuan Kelley (1990), Susskind, et al. (2000), Aminatun, Siti (2003) dan

    Harianto, Ony dan, Austien (2004). Bisa juga dari sisi organisasi atau perusahaan

    dalam bentuk dukungan perusahaan (Aminatun, Siti. 2003) dan karakteristik

    perusahaan (Yuarintha, Vini. 2003).

    Tentu akan memakan banyak waktu dan biaya jika kesemua faktor

    tersebut dijadikan variabel pada penelitian ini. Olehnya peneliti membatasi

    variabel penelitian ini pada kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi

    sebagai variabel bebas dan variabel orientasi pelanggan sebagai variabel terikat.

    Pemilihan variabel bebas kepuasan kerja, adalah dengan melihat bahwa

    selaku karyawan organisasi pemerintah (RSUD Undata Palu adalah bagian dari

    SKPD Pemda Prop. Sulteng) dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) maka

    berbagai keistimewaan dan kemudahan didapatkannya.

    Keistimewaan itu antara lain kepastian pembayaran gaji dan tunjangan,

    secara reguler diberikan kenaikan pangkat bahkan promosi sesuai peta atau

    formasi jabatan yang tersedia, peralatan atau fasilitas kerja yang cukup, adanya

    jaminan kesehatan (askes), kesesuaian pekerjaan dengan latar belakang

    pendidikan bahkan sampai mendapatkan kepercayaan dari pihak luar seperti

    perbankan dalam memberikan fasilitas kredit.

    Sebagaimana dimensi kepuasan kerja yang dikemukakan Luthans (2005 :

    121) bahwa kepuasan kerja meliputi dimensi sebagai berikut : (1), kepuasan

    terhadap gaji (pay), (2), kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri (work it self), (3),

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    37

    kepuasan terhadap promosi/pengembangan (promotions), (4), kepuasan terhadap

    supervisi/atasan (supervision), (5), kepuasan terhadap rekan kerja (work group),

    dan (6) kepuasan terhadap kondisi kerja (working conditions). Maka sebagian

    besar dimensi tersebut telah terpenuhi oleh berbagai keistimewaan diatas.

    Dengan demikian, tingkat kepuasan kerja para karyawan di rumah sakit

    pemerintah seharusnya sudah baik dan sebagaimana temuan penelitian

    sebelumnya tentang kepuasan kerja dan orientasi pelanggan maka kondisi tersebut

    harus berpengaruh terhadap sikap orientasi pelanggan para karyawan. Tapi

    uniknya, keluhan atas pelayanan masih bermunculan. Demikianlah sehingga

    variabel kepuasan kerja sengaja diangkat sebagai salah satu variabel bebas pada

    penelitian ini.

    Selanjutnya untuk variabel bebas yang kedua yakni komitmen terhadap

    organisasi sengaja diangkat pada penelitian ini adalah dengan pertimbangan

    bahwa dengan segala fasilitas dan kemudahan yang didapatkan selaku karyawan

    pada instansi pemerintahan dengan status pegawai negeri sipil (PNS) atau dengan

    kata lain, organisasi telah memberikan hak para karyawannya sesuai peraturan

    perundangan yang berlaku dilingkungan pemerintahan maka adalah lumrah giliran

    karyawan dituntut komitmennya untuk menunaikan kewajibannya dengan bekerja

    pula sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

    Selaku PNS banyak aturan perundangan yang melingkupinya. Terakhir

    pemerintah merilis PP. No. 53 Tahun 2011 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

    Selain itu masih banyak lagi aturan yang dikeluarkan pemerintah, tentu dengan

    maksud untuk dipatuhi agar kinerja pemerintahan bisa berjalan dengan baik.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    38

    Selain aturan umum, tentunya dilingkungan kerja karyawan juga disusun

    kebijakan dan aturan, dengan tetap berdasar pada aturan umum atau aturan

    diatasnya, sebagai pedoman dan tuntunan kerja agar tujuan dan sasaran organisasi

    dapat tercapai. Terkait masih terjadinya keluhan pelanggan (pasien) atas

    pelayanan yang diberikan RSUD Undata Palu maka boleh jadi ada aturan,

    pedoman kerja atau cita-cita dan tujuan organisasi (visi misi) yang tidak dipatuhi

    atau tidak dipahami oleh karyawan termasuk didalamnya berorientasi pelanggan.

    Demikianlah sehingga komitmen terhadap organisasi, dengan

    mendasarkan pada Mowday RT. (1998) yang mendefinisikan komitmen terhadap

    organisasi sebagai : a) Kepercayaan yang kuat terhadap organisasi dan terhadap

    nilai serta tujuan organisasi, b) Keinginan untuk memberikan usaha terbaik

    terhadap organisasi, dan c) Hasrat yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan

    dalam organisasi, pada karyawan di RSUD Undata Palu menarik untuk diteliti.

    Secara ringkas, bagan rumusan kerangka pemikiran dari rencana penelitian

    kepuasan kerja, komitmen organisasi dan orientasi pelanggan adalah sebagai

    berikut :

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    39

    Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

    Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Terhadap Orientasi

    Pelanggan

    Keterangan :

    : Pengaruh Simultan

    : Pengaruh Parsial

    Kepuasan Kerja (X1)

    (Fred Luthans, 2005)

    Kepuasan atas gaji Kepuasan atas pekerjaan itu sendiri Kepuasan atas promosi/pengembangan Kepuasan atas supervisi/atasan Kepuasan atas rekan kerja Kepuasan atas kondisi kerja

    Komitmen Organisasi (X2)

    (Mowday, dalam Siti Aminatun, 2003)

    Kepercayaan yang kuat terhadap organisasi dan terhadap nilai serta tujuan

    organisasi.

    Keinginan untuk memberikan usaha terbaik terhadap organisasi

    Hasrat yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi

    Orientasi Pelanggan (Y)

    (Ciputra, 2008)

    Merespon pelanggan dengan tepat.

    Memelihara komunikasi yang baik.

    Mengambil tanggung jawab secara pribadi.

    Bertindak untuk pelanggan.

    Menanggapi kebutuhan mendasar pelanggan.

    Menggunakan perspektif jangka

    panjang.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    40

    2.4 Hipotesis

    Berikut dikemukakan hipotesis dari rencana penelitian ini yang disusun

    berdasar rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diketengahkan

    sebelumnya :

    1. Kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh

    positif signifikan terhadap orientasi pelanggan pada karyawan RSUD

    Undata Palu.

    2. Kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap orientasi

    pelanggan pada karyawan RSUD Undata Palu.

    3. Komitmen terhadap organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap

    orientasi pelanggan pada karyawan RSUD Undata Palu.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    41

    BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Sebagaimana tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh

    kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap orientasi pelanggan pada

    karyawan di RSUD Undata Palu, maka jenis penelitian ini adalah termasuk

    penelitian deskriptif-causal. Penelitian deskriptif digunakan untuk

    menggambarkan dan menganalisis hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk

    membuat kesimpulan yang lebih luas, penelitian kausal digunakan untuk

    mendapatkan bukti hubungan sebab akibat (Malhotra, 2009).

    Metode penelitian yang digunakan yakni metode survey sebagai cara

    pengumpulan informasi secara sistematik yang dilakukan terhadap responden

    dengan maksud untuk memahami dan atau meramal beberapa aspek yang diamati

    dari responden. Metode survey lebih memperhatikan pada sampling, desain

    kuisioner/interview, administrasi kuesioner dan analisis data (Malhotra, 2009).

    Nantinya responden akan diberi pertanyaan melalui kuesioner yang

    berkaitan dengan pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap

    orientasi pelanggan pada karyawan di RSUD Undata Palu.

    3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian tentang pengaruh kepuasan kerja dan komitmen terhadap

    orientasi pelanggan ini akan dilakukan di RSUD Undata Palu. Pemilihan rumah

    sakit ini dilatari oleh pertimbangan : munculnya beberapa keluhan atas pelayanan

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    42

    rumah sakit ini di Tahun 2011, sebagai rumah sakit yang dikelola Pemda Prop.

    Sulteng dengan berbagai fasilitas pendukung operasional dan formasi sumber

    daya manusia yang ada, tentunya RSUD Undata Palu menjadi barometer dan

    rujukan bagi rumah sakit lainnya yang dikelola Pemda Kab/Kota di Sulteng,

    kedekatan domisili dengan peneliti dan kemudahan akses data kepegawaian.

    Diperkirakan penelitian ini akan memakan waktu kurang lebih dua bulan.

    Sehingga diharapkan pada Bulan April 2012, penelitian tersebut telah selesai

    dilaksanakan dan bisa segera dilakukan penyusunan laporan hasil penelitian.

    3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

    3.3.1 Populasi

    Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2002 : 108).

    Populasi dalam penelitian ini adalah para karyawan di RSUD Undata Palu.

    Jumlah karyawan RSUD Undata Palu per 31 Desember 2011 adalah sebanyak 845

    orang, secara detail berikut komposisi karyawan di RSUD Undata Palu per 31

    Desember 2011 berdasar jenis ketenagaan :

    Tabel 3.1. Komposisi Karyawan RSUD Undata Palu Per 31 Desember

    2011 Berdasar Jenis Ketenagaan

    No. Jenis Jumlah %

    Ketenagaan

    1 Tenaga Medis 70 8.28%

    2 Tenaga Perawatan :

    - Tenaga Perawat 318 37.63%

    - Tenaga Non Perawat 117 13.85%

    3 Tenaga Non Perawatan 156 18.46%

    4 Tenaga Non Medis 184 21.78%

    Jumlah 845

    Sumber : Data yang diolah, 2012.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    43

    3.3.2 Sampel

    Sampel adalah pengambilan sebagian dari seluruh populasi yang menjadi

    sumber data dalam penelitian (Arikunto, 2002 : 108). Pengambilan sampel ini

    harus dilakukan karena jumlah populasi sebanyak 845 adalah relatif besar dan

    tentunya akan membutuhkan waktu, biaya dan energi yang tidak sedikit jika

    keseluruhan populasi tersebut harus diteliti. Selain itu penggunaan sampel ini juga

    tidak menyalahi kaidah penelitian akademis serta tidak mengurangi keakurasian

    hasil penelitian sepanjang penarikan sampel juga dilakukan dengan benar.

    Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin (Umar, 2002 : 78)

    sebagai berikut: 21 Ne

    Nn

    Keterangan:

    n = Ukuran sampel

    N = Ukuran populasi

    e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran

    ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi).

    Sehingga minimal jumlah sampel pada penelitian ini, dengan batas ketelitian 10%

    adalah :

    21 Ne

    Nn

    =

    2)1.0()845(1

    845

    = 89.42 90.

    Jumlah 90 (sembilan puluh) sampel tersebut sudah melebihi dari syarat

    kecukupan data untuk menganalisis fenomena dengan menggunakan analisis

    regresi yaitu sebesar 30. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini mengambil 90

    unit sampel dari para karyawan RSUD Undata Palu.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    44

    3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan RSUD Undata, dimana unit

    populasinya memiliki frame populasi dan list name, sehingga pengambilan sampel

    dalam penelitian ini akan menggunakan teknik Probability Sampling, yaitu teknik

    pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur

    (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. (Sugiyono, 2008 : 63).

    Terkait bahwa karyawan RSUD Undata Palu terbagi dalam beberapa jenis

    ketenagaan sebagaimana tabel 3.1 di atas maka pengambilan sampel juga harus

    memperhatikan hal tersebut. Olehnya teknik pengambilan sampel dengan

    probability samping yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate

    random sampling, dengan rumus (Sugiyono, 2008) :

    ni =

    X n

    Keterangan :

    ni = ukuran sampel

    Ni = Jumlah subpopulasi

    N = Jumlah populasi

    n = Jumlah sampel dari populasi

    Berdasar jumlah sampel 90 (yang diperoleh dengan rumus Slovin) dari

    populasi karyawan RSUD Undata Palu yang sebanyak 845 dan dilanjutkan

    dengan rumus pengambilan sampel proportionate random sampling diatas, maka

    konfigurasi sampel penelitian ini dari masing-masing jenis ketenagaan pada

    RSUD Undata adalah sebagai berikut :

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    45

    Tenaga Medis, sub populasi 70, jumlah sampel :

    (70/845) x 90 = 7.45 7

    Tenaga Perawat, sub populasi 318, jumlah sampel :

    (318/845) x 90 = 33.86 34

    Tenaga Non Perawat, sub populasi 117, jumlah sampel :

    (117/845) x 90 = 12.46 12

    Tenaga Non Perawatan, sub populasi 156, jumlah sampel :

    (156/845) x 90 = 16.61 17

    Tenaga Non Medis, sub populasi 184, jumlah sampel :

    (184/845) x 90 = 19.59 20

    Tabel 3.2. Jumlah Sampel Berdasar Jenis Ketenagaan

    No. Jenis Jumlah

    Ketenagaan Sampel

    1 Tenaga Medis 7

    2 Tenaga Perawatan :

    - Tenaga Perawat 34

    - Tenaga Non Perawat 12

    3 Tenaga Non Perawatan 17

    4 Tenaga Non Medis 20

    Jumlah 90

    Sumber : Data yang diolah, 2012

    3.4 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

    Penelitian ini hanya akan fokus pada tiga variabel, yaitu dua variabel

    bebas, kepuasan kerja (X1) dan komitmen (X2) serta satu variabel terikat yakni

    orientasi pelanggan (Y).

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    46

    Sebagaimana telah dikemukakan pada kerangka pemikiran, berikut

    definisi operasional dari variabel dimaksud beserta pengukurannya :

    3.4.1 Kepuasan Kerja

    Kepuasan kerja dalam penelitian ini diartikan sebagai kepuasan atas

    pekerjaan yang dilakoninya sebagai karyawan RSUD Undata Palu. Untuk

    mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan kerja para karyawan tersebut maka

    digunakan indikator yang dikemukakan oleh Luthans (2005 : 121) sebagai berikut

    : (1), kepuasan terhadap gaji (pay), (2), kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri

    (work it self), (3), kepuasan terhadap promosi/pengembangan (promotions), (4),

    kepuasan terhadap supervisi/atasan (supervision), (5), kepuasan terhadap rekan

    kerja (work group), dan (6) kepuasan terhadap kondisi kerja (working conditions).

    Selanjutnya untuk pengukurannya menggunakan skala likert, 1 5,

    dengan kategori Sangat Setuju (5), Setuju (4), Ragu-Ragu (3), Tidak Setuju (2)

    dan Sangat Tidak Setuju (1).

    3.4.2 Komitmen Organisasi

    Komitmen organisasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah komitmen

    karyawan terhadap organisasinya yaitu RSUD Undata Palu. Komitmen organisasi

    ini merupakan sikap positif dari karyawan dalam bentuk : a) Menaruh

    kepercayaan yang kuat terhadap organisasi dan terhadap nilai serta tujuan

    organisasi, b) Memberikan usaha terbaik terhadap organisasi, dan c) Memiliki

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    47

    hasrat yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi, (Mowday

    RT, 1998).

    Pengukuran variabel ini juga menggunakan skala likert, 1 5, dengan

    kategori Sangat Setuju (5), Setuju (4), Ragu-Ragu (3), Tidak Setuju (2) dan

    Sangat Tidak Setuju (1).

    3.4.3 Orientasi Pelanggan

    Penelitian ini memandang orientasi pelanggan sebagai sikap atau perilaku

    dari para karyawan di RSUD Undata Palu dalam berhubungan dengan para

    pelanggan atau pasien (termasuk keluarga pasien) yang menggunakan jasa RSUD

    Undata Palu ataupun berhubungan dengan sesama karyawan selaku pelanggan

    internal.

    Interaksi tersebut tentunya dalam perspektif ruang lingkup pekerjaan

    sebagai karyawan dimana ditempatkan atau dalam koridor tugas pokok dan fungsi

    (tupoksi) karyawan sesuai bidangnya dan mengesampingkan unsur diskriminasi

    atau tetap bersifat umum (berorientasi pelanggan hanya kepada pasien yang

    dikenalnya atau memiliki kedekatan hubungan emosional).

    Indikator dari variabel ini mengacu pada Ciputra (2008), yang

    merekomendasikan indikator sikap atau tindakan karyawan yang berorientasi

    pelanggan : merespon pelanggan dengan tepat, memelihara komunikasi yang baik,

    mengambil tanggung jawab secara pribadi, bertindak untuk pelanggan,

    menanggapi kebutuhan mendasar pelanggan dan menggunakan perspektif jangka

    panjang.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    48

    Pengukuran variabel ini juga tetap menggunakan skala likert, 1 5,

    dengan kategori Sangat Setuju (5), Setuju (4), Ragu-Ragu (3), Tidak Setuju (2)

    dan Sangat Tidak Setuju (1).

    Berikut secara detail, operasionalisasi dari variabel pada penelitian ini :

    Tabel 3.3. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

    No. Nama

    Variabel

    Indikator Ukuran No

    Kuis

    1 Kepuasan

    Kerja

    1.Gaji (pay)

    2.Pekerjaan itu

    sendiri (work it

    self)

    3.Promosi/pengemb

    angan (promotions)

    o Tingkat kepuasan terhadap gaji dan

    tunjangan (pay).

    o Tingkat tanggapan terhadap memadai

    tidaknya

    kompensasi yang

    diterima.

    o Tingkat tanggapan terhadap

    kesesuaian gaji

    dan tunjangan

    yang diterima

    dengan kebutuhan.

    o Tingkat kepuasan terhadap pekerjaan

    itu sendiri (work it

    self).

    o Tingkat keinginan untuk bekerja di

    RSUD Undata

    Palu sejak lama

    (impian).

    o Tingkat kebanggaan

    bekerja di RSUD

    Undata Palu.

    o Tingkat kepuasan terhadap

    promosi/pengemba

    ngan (promotions).

    o Tingkat tanggapan terhadap

    No. 1

    No. 2

    No. 3

    No. 4

    No. 5

    No. 6

    No. 7

    No. 8

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    49

    4.Supervisi/atasan

    (supervision)

    5.Rekan kerja

    (work group)

    kesesuaian

    program promosi

    dan

    pengembangan

    karier di RSUD

    Undata Palu

    dengan keinginan

    karyawan.

    o Tingkat tanggapan terhadap program

    promosi dan

    pengembangan

    karier di RSUD

    Undata Palu dapat

    memungkinkan

    semua karyawan

    bisa mencapai

    jenjang karier

    yang lebih tinggi.

    o Tingkat kepuasan terhadap

    supervisi/atasan

    (supervision).

    o Tingkat tanggapan terhadap

    kesesuaian pola

    pembinaan atasan

    dengan harapan

    karyawan.

    o Tingkat tanggapan terhadap

    keharmonisan

    hubungan atasan

    bawahan.

    o Tingkat kepuasan terhadap rekan

    kerja (work

    group).

    o Tingkat tanggapan terhadap

    keharmonisan

    hubungan sesama

    No. 9

    No. 10

    No. 11

    No. 12

    No. 13

    No. 14

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    50

    6.Kondisi kerja

    (working

    conditions).

    karyawan.

    o Tingkat tanggapan terhadap

    terlewatnya suatu

    aktivitas bersama

    rekan sekerja.

    o Tingkat kepuasan terhadap kondisi

    kerja (working

    conditions).

    o Tingkat tanggapan terhadap

    kesesuaian suasana

    kerja dengan

    harapan karyawan.

    o Tingkat tanggapan terhadap

    menyenangkan

    tidaknya suasana

    kerja.

    No. 15

    No. 16

    No. 17

    No. 18

    2 Komitmen

    Organisasi

    7.Menaruh

    kepercayaan yang

    kuat terhadap

    organisasi dan

    terhadap nilai serta

    tujuan organisasi,

    8.Memberikan

    usaha terbaik

    terhadap organisasi

    o Tingkat Penerimaan nilai-

    nilai yang dianut

    organisasi.

    o Tingkat dukungan terhadap kebijakan

    yang ditetapkan

    manajemen RSUD

    Undata Palu

    o Tingkat keinginan mematuhi aturan

    yang berlaku di

    RSUD Undata

    Palu.

    o Tingkat kesediaan mengorbankan

    waktu, tenaga dan

    pikiran untuk

    kemajuan RSUD

    Undata Palu.

    o Tingkat kesediaan menerima tugas-

    tugas yang

    diberikan.

    No. 19

    No. 20

    No. 21

    No. 22

    No. 23

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    51

    9.Memiliki hasrat

    yang kuat untuk

    mempertahankan

    keanggotaan dalam

    organisasi.

    o Tingkat kepedulian

    terhadap masa

    depan RSUD

    Undata Palu.

    o Tingkat perhatian terhadap

    kelangsungan

    masa depan RSUD

    Undata Palu.

    o Tingkat keinginan mengerahkan

    semua kemampuan

    terbaik untuk

    RSUD Undata

    Palu.

    o Tingkat Kecintaan terhadap RSUD

    Undata Palu.

    o Tingkat tanggapan terhadap

    pernyataan bahwa

    RSUD Undata

    Palu telah menjadi

    bagian hidup.

    o Tingkat tanggapan terhadap

    kemungkinan

    keluar dari RSUD

    Undata Palu.

    o Tingkat rasa bangga menjadi

    bagian dari

    keluarga besar

    RSUD Undata

    Palu.

    o Tingkat keinginan tetap bekerja di

    RSUD Undata

    Palu.

    No. 24

    No. 25

    No. 26

    No. 27

    No. 28

    No. 29

    No. 30

    No. 31

    3 Orientasi

    Pelanggan

    10.Merespon

    pelanggan dengan

    tepat.

    o Tingkat keinginan menanggapi

    permintaan

    pelanggan sesuai

    apa yang

    No. 32

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    52

    11.Memelihara

    komunikasi yang

    baik.

    12.Mengambil

    tanggung jawab

    secara pribadi

    dibutuhkannya.

    o Tingkat keinginan menanggapi

    permintaan

    pelanggan dengan

    cepat.

    o Tingkat tanggapan terhadap

    pernyataan bahwa

    komunikasi

    dengan pelanggan

    harus terjalin baik.

    o Tingkat keinginan memonitor kondisi

    kebutuhan

    pelanggan.

    o Tingkat keinginan memberi informasi

    yang berguna

    kepada pelanggan.

    o Tingkat keinginan memberikan

    pelayanan yang

    ramah dan

    menyenangkan

    kepada pelanggan.

    o Tingkat rasa bertanggung jawab

    atas pelayanan

    kepada pelanggan.

    o Tingkat ketidak inginan lepas

    tangan sebelum

    masalah pelanggan

    teratasi.

    o Tingkat ketidak inginan mencari

    kambing hitam

    atas kesalahan

    pelayanan yang

    dilakukan.

    o Tingkat keinginan menyelesaikan

    masalah

    No. 33

    No. 34

    No. 35

    No. 36

    No. 37

    No.38

    No. 39

    No. 40

    No. 41

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    53

    13.Bertindak untuk

    pelanggan,

    14.Menanggapi

    kebutuhan

    mendasar

    pelanggan.

    15.Menggunakan

    perspektif jangka

    panjang.

    pelayanan.

    o Tingkat upaya menyediakan diri

    setiap saat untuk

    memenuhi

    kebutuhan

    pelanggan.

    o Tingkat upaya untuk memberi

    pelayanan yang

    lebih dari yang

    biasa diharapkan

    pelanggan.

    o Tingkat memahami

    kebutuhan

    pelanggan secara

    tepat.

    o Tingkat keinginan memberi kesan

    yang baik kepada

    pelanggan.

    o Tingkat keinginan menjalin

    silaturrahim

    dengan pelanggan.

    No. 42

    No. 43

    No. 44

    No. 45

    No. 46

    3.5 Jenis dan Sumber Data

    Data yang akan digunakan pada penelitian ini berasal dari dua sumber :

    1. Data primer, yakni data yang diperoleh atau bersumber langsung dari para

    responden dalam hal ini para karyawan di RSUD Undata Palu. Melalui

    interview langsung ataupun menggunakan kuesioner.

    2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh sebagai hasil telaah dari data,

    dokumen atau laporan tertulis lainnya yang sudah ada sebelumnya dan

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    54

    dipandang relevan dengan penelitian ini, seperti jurnal dan referensi

    pendukung lainnya yang telah dipublikasikan, termasuk kliping berita, data

    kepegawaian di RSUD Undata Palu, historikal lokasi penelitian, dan lain

    sebagainya yang bisa membantu memperkaya dan menyempurnakan proses

    penyusunan hasil penelitian ini.

    3.6 Teknik Pengambilan dan Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini

    dilakukan melalui cara :

    1. Observasi, yakni melakukan pengamatan langsung mengenai aktivitas kerja

    para karyawan RSUD Undata Palu khususnya sikap dan perilaku mereka saat

    berinteraksi langsung dengan pasien, baik si pasien atau keluarga pasien

    ataupun interaksi sesama karyawan. Pengamatan juga dilakukan terhadap hal

    lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini seperti sikap dan perilaku

    diantara sesama perawat, sesama karyawan lainnya dan interaksi dengan

    atasan atau manajemen pengelola RSUD Undata Palu.

    2. Wawancara (interview), yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan

    informasi mengenai variabel-variabel yang diteliti dengan cara tanya jawab

    secara langsung dengan responden ataupun pihak lain yang bisa memberi

    keterangan secara akurat. Dalam wawancara ini digunakan teknik wawancara

    mendalam secara terstruktur mengacu pada kuisioner. Guna menghindari agar

    pernyataan dan jawaban responden tidak bias dari seharusnya yang diukur,

    maka wawancara tetap mengacu pada kuesioner.

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    55

    3. Kuesioner, yaitu usaha untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan

    sejumlah pernyataan secara tertulis kepada responden untuk dijawab secara

    tertulis. Pernyataan dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan

    responden untuk menjawab. Isi kuisioner tersebut meliputi kepuasan kerja,

    komitmen organisasi, dan orientasi pelanggan. Agar responden mudah dalam

    memberikan pilihan jawaban, maka kuesioner dirancang dengan model

    tertutup, dimana pernyataan atau pertanyaan yang diberikan telah disiapkan

    pilihan jawabannya.

    4. Dokumentasi, yakni pengumpulan data berdasarkan catatan-catatan atau

    dokumen dan laporan tertulis lainnya yang terkait dengan penelitian ini.

    3.7 Instrumen Penelitian

    Penelitian ini akan menggunakan beberapa instrumen yang diharapkan

    bisa mendukung terwujudnya proses dan hasil penelitian yang akurat serta

    memenuhi kaidah penelitian akademis. Instrumen tersebut dikenakan terhadap

    kuesioner dan persamaan regresi yang terbentuk berdasar variabel yang diteliti.

    Terhadap kuesioner, sebelum digunakan untuk mengumpulkan data

    primer, terlebih dahulu akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas (pra

    penelitian). Validitas merujuk pada sejauh mana instrumen dapat digunakan untuk

    mengukur apa yang hendak diukur sedangkan reliabilitas merujuk pada sejauh

    mana instrumen pengukur dapat dipercaya atau dihandalkan (Sugiyono, 2002 :

    97). Kedua uji ini dilakukan agar kuesioner dapat memberikan informasi yang

  • Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Orientasi Pelanggan Pada Karyawan RSUD Undata Palu

    56

    relevan dengan tingkat keandalan (reliability) dan keabsahan (validity) yang

    setinggi mungkin (Freddy Rangkuti, 1997 : 46).

    Sedangkan terhadap persamaan regresi yang terbentuk dilakukan uji

    asumsi klasik yakni multikolinieritas, heteroskedastisitas dan normalitas. Ini

    dilakukan dengan maksud agar diperoleh persamaan regresi yang baik.

    Kesemua proses pengujian tersebut akan menggunakan bantuan program

    komputer Statistics Program For Social Science (SPSS for Windows) seri 16.

    Uji Validitas

    M