tesis karakter tokoh naskah film the terminal karya …
TRANSCRIPT
TESIS
KARAKTER TOKOH NASKAH FILM THE TERMINAL KARYA SACHA GERVASI DAN JEFF NALHAM
(TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA)
THE FIGURE’S CHARACTER IN THE TERMINAL FILM SCRIPT BY SACHA GERVASI AND JEFF NALHAM
(A LITERATURE PSYCHOLOGY SASTRA)
Oleh :
SITTI ZULLIANI Z NIM : 04. 08. 891. 2013
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
i
KARAKTER TOKOH DALAM NASKAH FILM TERMINAL KARYA SACHA GERVASI DAN JEFF NALHAM (TINJAUAN
PSIKOLOGI SASTRA)
THE FIGURE’S CHARACTERS IN THE TERMINAL FILM SCRIPT BY SASCHA GERVASI AND JEFF NALHAM
(A LITERATURE PSYCOLOGI SASTRA)
Sebagai Salah satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister
Program Studi
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun dan Diajukan oleh
SITTI ZULLIANI Z
NIM 04. 08. 891. 2013
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2015
ii
TESIS
KARAKTER TOKOH DALAM NASKAH FILM TERMINAL KARYA SACHA GERVASI DAN JEFF NALHAM (TINJAUAN
PSIKOLOGI SASTRA)
Yang disusun dan diajukan oleh
SITTI ZULLIANI Z NIM: 04.08.891.2013
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis Pada tanggal.16 Oktober 2015
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
(Dr. Andi Syukri Syamsuri, M.Hum) Dr. Siti Aida Azis, M.Pd) NBM. 858 625 NBM. 853 936
Mengetahui,
Direktur Program Pascasarjana
(Prof. Dr. H.M. Ide Said D.M.,M.Pd) NBM. 988 463
Ketua Prodi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(Dr. AbdRahmanRahim,M.Hum) NBM. 922 699
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Tesis : Karakter Tokoh dalam Naskah Film TheTerminal Karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham (Tinjauan Psikologi Sastra)
Nama Mahasiswa : SITTI ZULLIANI Z NIM : 04.08. 891. 2013 Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Studi : Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Telah diuji dan dipertahankan di depan panitia tesis pada tanggal 16 Oktober 2015 dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (M.Pd) pada program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum ....................................................... (Pembimbing I) Dr. Siti Aida Azis, M.Pd ......................................................... (Pembimbing II) Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M.,M.Pd.......................................................... (Penguji Utama) Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. ........................................................... (Penguji) Ketua Prodi Studi Pendidikan Direktur Program Pascasarjana Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar Dr. Abd Rahman Rahim, M.Hum Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M., M.Pd NBM. 922 699 NBM. 988 463
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Dengan penuh kesadaran, saya yang bertanda tangan di bawah ini:,
Nama : Sitti Zulliani Z
NIM : 04. 08. 891. 2013
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Tesis :“KARAKTER TOKOH NASKAH FILM THE TERMINAL
KARYA SACHA GERVASI dan JEFF NALHAM (TINJAUAN
PSIKOLOGI SASTRA).
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang penulis buat adalah
benar karya sendiri.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa tesis ini merupakan duplikat, atau
plagiat, maka saya bersedia dituntut secara hukum.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Makassar, November 2015
Yang berjanji,
SITTI ZULLIANI Z
v
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt atas
limpahan dan taufik-Nya kepada penulis sehingga tesis ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Tesis ini
berjudul Karakter Tokoh Naskah Film The Terminal Karya Sacha Gervasi
dan Jeff Nalham (Tinjauan Psikologi Sastra). Dalam penulisan Tesis ini,
penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dan saran berbagai
pihak. Oleh karena itu, Penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu serta
memotivasi penulis terutama Dr. Andi Syukri Samsuri, M.Hum. sebagai
pembimbing I dan Dr. Sitti Aida Azis, M.Pd. sebagai pembimbing II.
Dengan penuh kesabaran dan ketulusan telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, saran, dorongan, sehingga dapat menyelesaikan
tesis ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, dengan segala
kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar dan Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Makassar beserta staf atas kemudahan
kepada penulis, baik pada waktu mengikuti perkuliahan, penelitian
maupun pada saat penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih kepada
seluruh dosen dan Ketua Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
membekali penulis pengetahuan selama perkuliahan sampai pada hasil
penelitian ini.
vi
Secara khusus, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan
penghargaan kepada suami tercinta, anak tersayang, serta seluruh
keluarga yang senantiasa mendo’akan penulis agar dapat meraih
kesuksesan.
Harapan penulis, semoga segala bantuan, petunjuk, dorongan, dan
pengorbanan yang telah diberikan oleh berbagai pihak yang
memungkinkan selesainya tesis ini, bernilai ibadah dan memperoleh
imbalan yang berlipat ganda di sisi Allah Swt. Amin.
Makassar, November 2015
Penulis
vii
ABSTRAK
Sitti Zulliani Z. 2013 Karakter Tokoh dalam Naskah Film The Terminal Karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham (Tinjauan Psikologi Sastra) (Dibimbing oleh Andi Syukri Syamsuri dan Siti Aida Azis)
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakter tokoh dalam naskah film The Terminal Karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham dan mendeskripsikan karakter tokoh naskah film The Terminal Karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham.
Penelitian ini menggunakan pendekatan objek (struktural) dengan metodenya adalah struktural generatif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa perilaku tokoh, motif dan niat yang mendukung tindakan, serta hubungan karakter antartokoh disertai kutipan dari naskah film The Terminal, baik dialog maupun deskripsi. Data yang diperoleh dianalisis, mengklasifikasi dan mendeskripsikan.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pertama, beberapa tokoh dalam naskah film The Terminal, yaitu Viktor Navorski, Amelia Warren, Frank Dixon, Gupta Rajan, dan Ray Turman, dengan karakternya adalah baik hati dan suka menolong, sabar, patuh pada peraturan, berbakti pada orang tua, terbuka kepada orang lain, tidak ingin sendiri, mudah terharu, bertanggungjawab, paranoid, mudah curiga, setia kawan, dan setia pada atasan.
Kedua, hubungan karakter antartokoh dalam naskah film The Terminal karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham dapat dilihat dari dua segi.
Menurut fungsi penampilan tokoh, tokoh Viktor Navorski adalah tokoh protagonis, Frank Dixon adalah tokoh antagonis, sedangkan tokoh Amelia warren, Gupta Rajan, Ray Turman, adalah tokoh tirtagonis. menurut perwatakannya tokoh Viktor Navorski, Amelia Warren, Gupta Rajan, Ray Turman adalah tokoh sederhana sedangkan tokoh Frank Dixon adalah tokoh bulat. Adapaun hal yang disarankan adalah pendidikan psikologi sastra sebaiknya digunakan dalam meneliti karakter tokoh-tokoh dalam karya sastra, seperti tokoh dalam naskah film, karena dapat mengungkapkan aspek-aspek kejiwaan setiap tokoh. Pendekatan psikologi sastra sebaiknya diperkenankan kepada mahasiswa, khususnya strata satu maupun mahasiswa program pascasarjana, sehingga pendekatan psikologi sastra dalam penelitian karya sastra bisa lebih didalami dan dirasakan manfaatnya. Agar peneliti selanjutnya, bisa melakukan penelitian sastra dengan menggunakan pendekatan penelitian psikologi sastra pada objek yang berbeda.
viii
ABSTRACT
Sitti Zulliani Z. 2013. The Figure’s Characters In the Terminal Film Script By Sacha Gervasi and Jeff Nalham (Aliterature Psikologi Sastra)
(Supervised by Andi Syukri Syamsuri dan Siti Aida Azis)
This research aimed to describe the figure’s characters in The Terminal film script by Sacha Gervasi and Jeff Nalham and describe the correlation between the figure’s character in The Terminal film script by Sacha Gervasi and Jeff Nalham.
This research made used of objektive approach (structural). The data that to collect were the figure’s behavior, motivation and intention to carry on the measure, and the relation between the figure’s character, with expert of The Terminal film, dialog or description. The data were analyzed by using literature psychologi approach, that is identification, analysis, classification, and describe.
The result of data analysis showed that the first, the figures’s in The Terminal film script are Viktor Navorski, Amelia Warren, frank Dixon, Gupta Rajan, Ray Turman, anda thei characters, kind and glad to help, patient, obedient to the rule, royal ti his parent, open the other person, easy to affected, don’t want to alone, responsible, paranoid, suspicious, solidarity, and royal to his leader. The second, the correlation between the figure’s character in The Terminal film by Sacha Gervasi and Jeff Nalham. Refer of two sector. According to function of the figure’s appearance, Viktor Navorski is protagonist, Frank Dixon is antagonist, anda Amelia Warren, Gupta Rajan, Ray Turman, are tirtagonist. According to characterization, Viktor Navorski, Amelia Warren, Gupta Rajan, anda Ray Turman are simple of flat character and Frank Dixon is complex or round character. The suggestion in this matter are better if literature psychologi approach use to research the character of the literature, such us figere’s character of the film’s script because it can to expers the psychological aspect of every figure. Better if literature psychology approach are more to introduce to university student, especially university student at undergradute program and postgraduate work, until literature psychology approach can be depen and the profit can be taste, and the order researchercan do a literature research by literature psychology approach at different object.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ....................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka ............................................................... 9
1. Industri Perfilman...................................................... 9
2. Karya Sastra ............................................................. 11
3. Pendekatan Psikologi Sastra .................................... 42
B. Penelitian yang Relevan ................................................ 48
x
C. Kerangka Pikir ............................................................... 51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ........................................................... 54
B. Definisi Istilah ................................................................. 54
C. Data dan Sumber Data .................................................. 56
D. Pengecekan Keabsahan Data ....................................... 57
E. Instrumen Penelitian ...................................................... 57
F. Teknik Analisis Data ...................................................... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 59
A. Hasil Penelitian ............................................................... 59
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................ 196
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 215
A. Simpulan ........................................................................ 215
B. Saran ............................................................................. 215
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 218
LAMPIRAN SINOPSIS ......................................................................... 221
RIWAYAT HIDUP ................................................................................ 228
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Teks Hal
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir 55
xii
DAFTAR LAMPIRAN
NOMOR HAL
1. Sinopsis naskah terjemahan Film The Terminal karya Sacha
Gervasi dan Jeff .................................................................... 221
2. Surat izin penelitian dari Pps Unismuh .................................... 229
3. Surat keterangan penelitian dari Direktur Program Pascasarjana
Unismuh ................................................................................ 230
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengalaman menonton film telah dinikmati orang sejak masa
awal munculnya medium. Penonton duduk di auditorium gelap di depan
layar lebar, dan tak ada yang mengganggu jalannya pemutaran film.
Dunia luar disisihkan sementara.
Motion picture yang disebut juga movie, film atau sinema adalah
salah satu bentuk yang populer, yang menjadikan manusia melarutkan
diri dalam sebuah dunia imajinasi dalam waktu tertentu. Selain itu,
movie juga mengajarkan manusia dan berbagai macam hal lainnya.
Semua hal tersebut tentu saja berasal dari pengalaman pengarang,
baik pengalaman pribadi maupun pengalaman yang diperoleh dari
orang lain dan dituangkan dalam sebuah cerita.
Perlu diketahui bahwa untuk membuat skenario film, para penulis
naskah membuat ide-ide dengan mengadaptasi sebuah karya seni
menjadi sebuah film layar lebar. Adaptasi bisa didapat dari novel,
drama, opera atau sumber lainnya sehingga antara karya sastra
1
2
dengan naskah film erat hubungannya termasuk unsur instrinsik dan
ekstrinsik. Dari unsur instrinsik film memunyai alur dan tokoh,
perwatakan. Kemudian unsur ekstrinsik film memunyai nilai politik dan
nilai agama. Begitu pula dengan karya sastra prosa fiksi dan drama.
Oleh karena itu, tidak salah bila dinyatakan bahwa film mengajarkan
manusia beberapa hal termasuk tingkah laku manusia. Misalnya film
The Terminal yang diangkat dari novel The Terminal Karya Jeff Nalham
dan Sacha Gervasi. Novel tersebut diadaptasi menjadi
naskah/skenario.
Naskah film ini memunyai tema yang bagus, yaitu kesabaran dan
kerja keras kunci menuju kesuksesan. Biasanya, film Barat mengangkat
tema ilmiah, seperti Star Wars dan Jurrasic Park; tema remaja dan
percintaan, seperti Princes Diary, Princes Ice, Good Luck, Chuk;
memunculkan tokoh-tokoh heroik, seperti Spiderman, Batman, X-man,
Superman, Dark devill, Zorro; atau cerita-cerita khayalan/rekaan,
seperti Harry Potter, The Mummy, Lord of the Rings. Semuanya
menggugah imajinasi penonton. Akan tetapi, film ini mengangkat cerita
berbeda, yaitu mengangkat tema yang langsung menyentuh realitas
kehidupan sosial, bagaimana manusia bersabar dalam menghadapi
3
segala rintangan dan berusaha untuk meraih tujuan. Kemudian, banyak
hal positif yang dapat dipetik dari karakter tokoh dalam film The
Terminal, misalnya kerajinan dan ketekunan, bagaimana bertahan
hidup, bagaimana bergaul dan bersosialisasi, kesabaran, persahabatan
yang erat. Semua nilai positif tersebut dapat diteladani dan akan
menjadi pelajaran tentang tingkah laku manusia yang tentu
bersentuhan langsung dengan aspek kerajinan.
Dalam naskah film The Terminal, terdapat beberapa karakter
tokoh yang unik dari segi kejiwaan. Misalnya, tokoh Frank Dixon yang
menganggap kehadiran tokoh Viktor Navorski di bandara sebagai
ancaman, padahal Viktor tidak melakukan sesuatu yang berbahaya.
Frank Dixon terus berusaha agar Viktor keluar dari bandara. Tokoh
Gupta Rajan yang awalnya curiga, akhirnya membantu Viktor.
sehingga, karakter tokoh tersebut menyisakan pertanyaan dibenak.
Misalnya,”mengapa tokoh Frank Dixon tidak menyukai kehadiran tokoh
Viktor Navorski”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu perlu dikaji
lebih mendalam lagi, khususnya tentang ciri-ciri kejiwaan pada karakter
tokoh Frank Dixon.
4
Berkaitan dengan uraian tersebut, pendekatan psikologi sastra
merupakan metode penelitian yang mengkaji sastra dari segi kejiwaan
karena asumsi dasar penelitian psikologi sastra adalah bahwa karya
sastra merupakan produk dari suatu kejiwaan dan pemikiran
pengarang. Jadi, fokus penelitian psikologi sastra adalah aspek
kejiwaan yang ada dalam karya sastra. Karya sastra yang dipandang
sebagai fonomena psikologi, akan menampilkan aspek-espek kejiwaan
melalui karakter tokoh sebagai hasil imajinasi pengarang.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis berinisiatif melakukan
penelitian dengan pendekatan psikologi sastra pada objek yang
berbeda yaitu karakter tokoh dan hubungan karakter antartokoh pada
naskah terjemahan film The Terminal. Penelitian ini dilakukan untuk
lebih mendalami karakter tokoh dalam naskah terjemahan film The
Terminal, dengan judul penelitian “Karakter Tokoh dalam Terjemahan
Film The Terminal Karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham” (Suatu
Analisis Psikologi Sastra).
5
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini adalah
Bagaimanakah eksistensi tokoh dalam naskah film The Terminal Karya
Sacha Gervasi dan Jeff Nalham?
Masalah eksistensi tokoh, dianalisis dari segi:
1. Klasifikasi karakter tokoh
a. Baik yaitu: (1) Budi pekerti, (2) Penolong, (3) Sabar, dan (4)
Patuh pada peraturan.
b. Buruk yaitu: (1) Paranoid dan (2) Mudah curiga
2. Hubungan karakter antartokoh dengan yang lain dalam naskah
terjemahan Film The Terminal Karya Sacha Gervasi dan Jeff
Nalham yang terdiri atas dua segi yaitu:
a. Menurut fungsi penampilan tokoh yang terdiri atas : (1) Tokoh
Protagonis, (2) Tokoh Antagonis, (3) Tokoh Tirtagonis.
b. Menurut perwatakannya yang terdiri atas : (1) Tokoh
Sederhana dan (2) Tokoh Bulat.
6
C. Tujuan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi tokoh
dalam naskah film The Terminal Karya Sacha Gervasi dan Nalham,
yang terdiri atas:
1. Klasifikasi dan karakter setiap tokoh dalam naskah terjemahan
film The Terminal Karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham yang
terdiri dari yaitu : a. Karakter baik yaitu : (1) Budi pekerti, (2)
Penolong, (3) Sabar, (4) Patuh pada peraturan. b. Karakter
buruk yaitu : (1) Paranoid, dan (2) Mudah curiga.
2. Hubungan karakter antartokoh dengan yang lain dalam naskah
film The Terminal Karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham yang
terdiri dari dua segi yaitu : a. Menurut fungsi penampilan tokoh
yaitu : (1) Tokoh Protagonis, (2) Tokoh Antagonis, (3) Tokoh
Tirtagonis. b. Menurut perwatakannya yaitu : (1) Tokoh
sederhana, dan (2) Tokoh Bulat.
7
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat mencapai tujuan secara
optimal, menghasilkan laporan yang sistematis dan dapat
bermanfaat secara umum.
Adapun manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan memberikan
manfaat untuk:
a. Memperkaya kajian yang menerapkan eksistensi karakter
tokoh dalam naskah terjemahan film The Terminal Karya
Sacha Gervasi dan Jeff Nalham
b. Sebagai masukan dan pengembangan wawasan kajian
psikologi sastra khususnya kajian eksistensi tokoh dalam
naskah terjemahan film The Terminal Karya Sacha Gervasi
dan Jeff Nalham.
8
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan
manfaat untuk:
a. Memberikan informasi kepada masyarakat pembaca tentang
kajian psikologi sastra dalam naskah terjemahan film The
Terminal Karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham.
b. Sebagai perbandingan dan acuan dari penelitian selanjutnya
yang berkaitan dengan kajian psikologi sastra dalam naskah
terjemahan film The Terminal Karya Sacha Gervasi dan Jeff
Nalham.
c. Sebagai masukan bagi guru untuk mengajarkan karakter
tokoh kepada anak didik, melalui pengkajian psikologi sastra
naskah terjemahan film The Terminal Karya Sacha Gervasi
dan Jeff Nalham.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka yang di uraikan dalam penelitian ini pada dasarnya
dijadikan acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian ini.
Sehubungan dengan masalah yang diteliti, kerangka teori yang di
anggap relevan dengan penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Industri Perfilman
Industri perfilman terdiri dari tiga komponen utama: produksi,
distribusi, dan eksibisi (Vivian, 2008:164)
a. Produksi
Merupakan komponen pembuatan isi dari industri film, seperti
para pembuat film dan proses pembuatan film.
1) Para Pembuat Film
Secara umum beberapa profesi yang ada dibelakang layar
antara lain: Produser, Penulis naskah, Sutradara, Manajer unit
produksi, bagian Casting, bagian Fotografi, Perancang Kostum, Asisten
Sutradara, Editor film dan suara, dan Penata musik (Tanis, 2004:1)
9
10
2) Proses pembuatan Film
Pembuatan stage mengawali proses produksi sebuah film. Dalam
stage ini, sang penulis naskah menulis skenario dan Produser
mengontrak Sutradara serta pemain utama, menyiapkan pendanaan
dan jadwal syuting, serta mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk
membayar ongkos produksi.
Tahap selanjutnya adalah praproduksi, termasuk persiapan kerja
yang tersisa sebelum produksi dimulai. Selama masa pra-produksi,
Produser akan merekomendasikan versi final skenario, para pemain
dan kru dikontrak, dan lokasi syuting diselesaikan. Sutradara, asisten
Sutradara, Manajer produksi, dan Produser merancang urutan syuting
tiap-tiap adegan. Jika memungkinkan para aktor melakukan gladi resik.
Ketika Praproduksi selesai, proses produksi bisa dimulai. Sebuah
Film diambil gambar secara adegan peradegan, dan adegan di ambil
gambar secara shot demi shot.
Setelah itu, proses porsproduksi dilaksanakan. Selama proses
kerja postproduksi, Sutradara dan editor biasanya akan membicarakan
beberapa problem dan mencarai solusinya (Tanis, 2004:3).
11
b. Distribusi
Bagi penggemar film, bagian paling kelihatan dari industri film
adalah distribusi. Studio-studio besar umumnya bertanggung jawab
atas tugas ini. Mereka menjadwalkan pemesanan untuk rilis film baru di
bioskop, melakukan marketing untuk mempromosikan film baru, dan
kemudian menyediakan film kepada gedung bioskop untuk ditonton
(Vivian, 2008:166)
c. Eksibisi
Merupakan pertunjukkan/penayangan film di gedung bioskop
(Vivian, 2008:169). Setelah movie dishot, diproses, diedit, dipercantik
dengan spesial efek, dilakukan mixing dan di print, maka film telah siap
untuk dipertontonkan. Film pada umumnya diputar di bioskop, pada
sebuah proyektor di bagian belakang bioskop yang menyorotkan sinar
melalui kepala para penonton ke arah layar di bagian depan bioskop
(Tanis, 2004:6).
2. Karya Sastra
a. Prosa Fiksi
1) Unsur instrinsik prosa fiksi
12
(a). Plot/alur
Merupakan salah satu aspek penting atau unsur fungsional dalam
sebuah cerita. Sebuah cerita merupakan rangkaian peristiwa dan
peristiwa yang dirangkaikan itu merupakan susunan dari kejadian
yang lebih kecil. Peristiwa-peristiwa itu dirangkaikan dalam suatu
urutan yang logis. Inilah yang dinamakan plot. Dalam teori-teori
literatur, istilah plot biasa juga disebut alur. Rene Wellek
menamakannya narrative structure.
Tentang istilah-istilah ini, Umar Yatim dan Saleh Saad (dalam
Dola’, 2007: 57) masing-masing memberikan pengertian sebagai
berikut:
Umar menamakan plot ini sebagai rentetan atau susunan
kejadian yang tersusun sedangkan rupa yang antara bagian satu
dengan yang lain serasa mempunyai hubungan kausalitet. Saleh Saad
menamakan alur ini sebagai sambung-sinambung peristiwa
berdasarkan sebab akibat.
Hal ini sejalan dengan pendapat Wahid (2004:78) yang
menyatakan bahwa rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita haruslah
mempunyai kausal (sebab akibat). Demikian juga dengan pendapat
13
kaum Formalis (dalam Tang, 2008:71) bahwa plot merupakan
penyajian motif-motif yang telah di susun secara artistik. Hal ini juga
dinyatakan oleh Nensilianti (2003:81) dan Juanda (2003:17) bahwa plot
atau alur adalah cara pengarang menjalin kejadian-kejadian secara
beruntun dengan memperhatikan hukum sebab akibat sehingga
merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh. Artinya peristiwa
pertama menyebabkan terjadinya peristiwa kedua, peristiwa kedua
menyebabkan terjadinya peristiwa ketiga, dan seterusnya hingga terjadi
peristiwa terakhir.
Sehubungan dengan hal tersebut Mochtar (1981:113) juga
berpendapat bahwa alur ialah urutan peristiwa yang sambung
menyambung dalam sebuah cerita berdasarkan sebab akibat. Dengan
peristiwa yang sambung menyambung tersebut terjadilah sebuah
cerita. Di antara awal dan akhir cerita itulah terdapat alur. Jadi, alur
memperlihatkan bagaimana cerita berjalan dan menjalankan tugas
memberikan kesatuan yang bulat kepada seluruh cerita, sedangkan
Wahid (2004:78) mengungkapkan bahwa rangkaian peristiwa atau
tahapan peristiwa yang terjadi dalam sebuah cerita, yang dialami tokoh-
tokohnya dinamakan plot atau alur.
14
Demikian pula dengan Ajib Hamzah (dalam Maryani dkk,
2004:273) yang berpendapat bahwa plot adalah keseluruhan peristiwa
dalam skenario atau serangkaian hubungan sebab akibat yang
bergerak dari awal cerita hingga akhir cerita.
Hal ini sejalan dengan pendapat Hendy (1991:45) bahwa alur
adalah jalinan atau rangkaian suatu peristiwa dalam sebuah karya
sastra (cerita) sehingga jalan cerita dari awal sampai akhir tersusun
sebagai suatu kesatuan yang terpadu. Rangkaian peristiwa tersebut
dapat terjalin berdasarkan hubungan waktu (temporal) dan berdasarkan
hubungan sebab akibat. Jadi, alur adalah pertalian sebab akibat dalam
sebuah cerita.
Sementara itu, Nurgiyantoro (2002:112) sendiri berpendapat
bahwa untuk dapat disebut sebagai sebuah plot, hubungan
antarperistiwa yang dikisahkan itu haruslah bersebab akibat, tidak
hanya sekedar berurutan secara kronologis saja. Begitu juga dengan
pendapat Forster yang dikutip oleh Asrul Sani dalam makalahnya untuk
simposium sastra tahun 1957, yang mengungkapkan bahwa plot adalah
sebuah pengisahan dari kejadian-kejadian dengan tekanan pada sebab
musabab. (Hoerip, 1982:73).
15
Plot juga dapat diartikan sebagai atau kerangka kejadian tempat
para tokoh memainkan perannya.
Pada dasarnya, plot harus memenuhi 4 syarat berikut:
1. Order atau urutan dan aturan, yaitu keteraturan urutan aksi dalam
suatu cerita serta adanya konsekuensi dan konsisten yang masuk
akal.
2. Amplitude atau keluasan ruang lingkup karya. Tujuannya agar
memungkinkan terjadinya perkembangan yang masuk akal atau
menghasilkan perubahan dari nasib baik ke nasib buruk atau
sebaliknya.
3. Unity atau cakupan semua unsur dalam plot yang tidak
memungkinkan adanya pertukaran tempat tanpa mengacaukan
atau pun membinasakan keseluruhannya.
4. Conection atau coherence adalah menyebutkan hal yang mungkin
atau harus terjadi dalam rangka keseluruhan plot itu. (Teew,
1984:121)
Sesungguhnya dalam pengembangan sebuah plot cerita,
peristiwa, konflik, dan klimaks merupakan tiga unsur yang amat
esensial karna eksistensi plot itu sendiri sangat ditentukan oleh ketiga
16
unsur tersebut. (Nurgiyantoro, 2002:116). Adapun bagian-bagian dari
plot sebagai berikut:
1. Pemaparan atau pendahuluan, yakni bagian cerita tempat
pengarang mulai melukiskan suatu keadaan yang merupakan
awal cerita.
2. Penggawatan, yakni bagian yang melukiskan tokoh-tokoh
yang terlibat dalam cerita bergerak. Mulai bagian ini secara
bertahap terasa adanya konflik dalam karya tersebut.
3. Penanjakan, yakni bagian cerita yang melukiskan konflik-
konflik mulai memuncak.
4. Puncak atau klimaks, yakni bagian yang melukiskan peristiwa
mencapai puncaknya.
5. Peleraian, yakni bagian cerita tempat pengarang memberikan
pemecahan dari semua peristiwa yang terjadi dalam cerita
atau bagian-bagian sebelumnya. (Nensilianti, 2003:82).
(b). Karakter (Penokohan/Pelaku, Perwatakan).
Penokohan dan perwatakan memiliki hubungan yang sangat erat
karna penokohan dan perwatakan biasa juga disebut dengan karakter.
17
Penokohan sangat penting keberadaannya dalam suatu cerita,
karena penokohan merupakan dalam suatu pelukisan gambaran yang
jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Jones
dalam Wahid, 2007:76). Hal ini sejalan pendapat Aminuddin dalam
Siswanto (2008:143) bahwa cara Sastrawan menampilkan tokoh di
sebut penokohan.
Ada beberapa jenis penokohan dalam sebuah cerita, dengan
tujuan dapat memotret para pelakunya dengan tepat dan jelas untuk
menghidupkan impresi. Jenis penokohan di antaranya (1) tokoh yang
kontras dengan tokoh lainnya, (2) tokoh yang dapat berperan dengan
tepat dan tangkas, (3) tokoh yang statis, yaitu tetap saja keadaannya,
baik pada awal maupun pada akhir lakon, dan (4) tokoh yang
mengalami perkembangan selama pertunjukan.
Berdasarkan perkembangan kepribadian tokoh, Aminuddin
(1995:82), membaginya menjadi dua, yaitu: (1) tokoh dinamis, dan (2)
tokoh statis.
Tokoh dinamis adalah tokoh yang kepribadiannya selalu
berkembang sebagai contoh, tokoh yang semula jujur karena
terpengaruh oleh temanya yang serakah, akhirnya menjadi tokoh yang
18
tidak jujur. Tokoh ini menjadi jujur kembali setelah sadar bahwa dengan
tidak jujur, penyakit jantungnya semakin parah. Tokoh statis adalah
tokoh yang mempunyai kepribadian tetap. Dari contoh cerpen Suamiku,
dapat diamati bahwa tokoh suami mempunyai watak statis: mudah
meniru orang lain, terutama untuk kepentingan diri sendiri.
Bila di lihat dari masalah yang dihadapi tokoh, maka dapat di
bedakan atas tokoh yang mempunyai karakter sederhana dan
kompleks. Tokoh yang mempunyai karakter sederhana adalah tokoh
yang mempunyai karakter seragam atau tunggal. Tokoh suami pada
cerpen Suamiku, yang wataknya meniru orang lain, merupakan contoh
yang karakternya sederhana. Tokoh yang mempunyai karakter
kompleks adalah tokoh yang mempunyai kepribadian yang kompleks,
misalnya tokoh yang di mata masyarakat dikenal sebagai orang yang
dermawan. Pembela kaum miskin, berusaha mengentaskan
kemiskinan, ternyata ia juga bandar judi.
Dilihat dari watak yang dimiliki oleh tokoh, dapat dibedakan atas
tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh
yang wataknya disukai pembaca. Biasanya watak tokoh semacam ini
adalah watak baik dan positif, seperti dermawan, jujur, rendah hati,
19
pembela, cerdik, pandai, mandiri, dan setia kawan. Seperti watak tokoh
Fahri dalam novel/ film ayat-ayat cinta, yang baik hati.
Tokoh antagonis adalah tokoh yang dibenci karna wataknya tidak
sesuai dengan apa yang diidamkan pembaca. Tokoh ini biasanya di
gambarkan sebagai tokoh yang berwatak buruk dan negatif, seperti
pendenden dan, culas, pembohong, menghalalkan segala cara,
sombong, iri, suka pamer, dan ambisius. Misalnya tokoh bawang merah
yang menghalalkan segala cara untuk menghancurkan bawang putih.
Tokoh-tokoh dapat digolongkan menjadi beberapa golongan,
antara lain berdasarkan peranannya terdapat jalan cerita dan
berdasarkan peranannya dalam lakon serta fungsinya. Berdasarkan
peranannya terhadap jalan cerita, dikenal adanya tokoh protagonis
(tokoh pendukung cerita), tokoh antagonis (tokoh penentang cerita),
dan tokoh tirtagonis (tokoh pembantu). Berdasarkan peranannya dalam
lakon serta fungsinya, dikenal tiga tokoh. Pertama, tokoh sentral, yaitu
tokoh merupakan biang keladi pertikaian. Kedua, tokoh utama, yaitu
tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Ketiga, tokoh
pembantu, yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran tambahan.
20
Selanjutnya Dola’ (2007:56) menjelaskan bahwa dalam sebuah
cerita, karakter adalah pelaku-pelaku yang diangkat oleh pengarang
sebagai tokoh cerita imajinasi. Dalam penyusunan cerita, pengarang
tidaklah seenaknya menampilkan karakter (watak) bagi pelaku-pelaku
cerita, tetapi melalui pertimbangan yang cukup cermat, logis dan
manusiawi. Faktor-faktor seperti psikologis, etika, pedagogis, serta
faktor lain yang terpelihara dalam masyarakat, merupakan bahan-
bahan pertimbangan yang pening pula diperhatikan.
Selain itu, Aminuddin (1995:80) juga membagi dua tokoh
menurut perannya, karena setiap tokoh memiliki peranan yang
berbeda-beda. Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam
suatu cerita di sebut dengan tokoh inti atau tokoh utama. Sedangkan
tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya
hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama disebut tokoh
tambahan atau tokoh pembantu.
Telah di sebutkan di atas mengenai penokohan, perlu juga
di perhatikan bahwa dalam suatu penokohan tidak terlepas dari
perwatakan yang dimiliki tokoh-tokoh yang disebut di atas sebab antara
seorang tokoh dengan perwatakannya, memang merupakan suatu
21
kepaduan yang utuh. Hal ini sejalan dengan pendapat Siswanto
(2008:143) bahwa tokoh dalam karya rekaan selalu mempunyai sifat,
tingkah laku atau watak-watak tertentu.
Hal tersebut juga di jelaskan oleh Asmara (1983:61) bahwa
perwatakan merupakan penampilan keseluruhan daripada ciri-ciri atau
tipe-tipe jiwa seorang tokoh dalam cerita lakon drama tersebut.
Pendapat senada dikemukakan oleh Sumardjo dan Saimi K.M.
(1997:145) yang menjelaskan bahwa tokoh-tokoh cerita terutama
tokoh-tokoh pentingnya, memiliki watak masing-masing digambarkan
dengan seksama oleh pengarang yang terampil. Tokoh-tokoh itu dapat
memiliki berbagai watak sesuai dengan kemungkinan watak yang ada
pada manusia, seperti jahat, sabar, peragu, periang, pemurung, berani,
pengecut, licik, jujur dan atau campuran beberapa di antara
watak-watak itu.
Demikian pula dengan pendapat Siswanto (2008:143) yang
menyatakan bahwa pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh
sastrawan disebut perwatakan. Hal ini sejalan dengan pendapat
Nensilianti (2003:84) dan Juanda (2003:20) bahwa perwatakan ialah
pelukisan mengenai tokoh cerita : baik keadaan lahirnya maupun
22
batinnya yang dapat berupa pandangan hidupnya, sikapnya,
keyakinannya, adat istiadatnya dan sebagainya. Begitu juga dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Maryani (2004:271) bahwa
perwatakan adalah penggambaran watak atau sifat tokoh. Kemudian
Hendy (1991:45) berpendapat bahwa perwatakan adalah sifat dan ciri
khas pelaku yang diceritakan. Bagaimana kualitas nalarnya, sikapnya
dan tingkah lakunya, kemauanya, pendiriannya, temperamennya,
jiwanya, dan sebagainya. Perwatakan berfungsi menyiapkan atau
menyediakan alasan bagi tindakan tertentu dan cara menggambarkan
atau sifat tokoh.
Selanjutnya, mengenai cara sastrawan menggambarkan tokoh
atau wataknya diungkapkan Boulton (dalam Siswanto, 2008:144)
bahwa cara sastrawan menggambarkan atau memunculkan tokohnya
dapat menempuh berbagai cara. Mungkin sastrawan menampilkan
tokoh sebagai pelaku yang hanya hidup di alam mimpi, pelaku yang
memiliki semangat perjuangan dalam mempertahankan hidupnya,
pelaku pelaku yang memiliki cara yang sesuai dengan kehidupan
manusia yang sebenarnya atau pelaku yang egois, kacau dan
mementingkan dirinya sendiri.
23
Watak para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi, yaitu
penggambaran berdasarkan keadaan fisik, psikis dan sosial. Berikut
penjelasan ketiga dimensi tersebut secara terperinci:
1. Keadaan fisik. Keadaan fisik tokoh meliputi: umur, jenis kelamin,
ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, suku bangsa,
raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, kurus gemuk, suka senyum/
cemberut, dan sebagainya.
2. Keadaan psikis. Keadaan psikis tokoh meliputi: watak, kegemaran,
mentalitas, standar moral, temperamen, ambisi, kompleks
psikologis yang dialami, keadaan emosinya, dan sebagainya.
3. Keadaan sosiologis. Keadaan sosiologis tokoh meliputi: jabatan,
pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, ideologi dan seterusnya.
Uraian di atas menunjukkan bahwa dialog antar tokoh
menggambarkan watak para tokoh tersebut.
Selain itu, Wahid (2004:77) dan Aminuddin (1995:80)
mengungkapkan beberapa cara yang digunakan untuk memahami
perilaku atau pribadi tokoh, yaitu:
24
1. Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya. Contohnya
dapat dilihat pada kutipan cerita Senggring karya Budi Darma di
bawah ini.
Dengan rasa bangga karena Bromfiest barunya. Senggring memarkir bromfiest di antara sepeda-sepeda. Salah satu lagu Erni Johan keluar dari siul mulutnya. Suaranya sangat tidak menyenangkan telinga penjaga sepeda, tapi bagi Senggring siulnya ini sangat berkenan dalam hatinya. Langkah kakinya menunjukkan rasa gembira dan bangga. Pengumuman-pengumuman yang banyak tertempel di halaman kantor ini dibaca dengan perasaan kurang acuh. Tetapi ketika matanya menatap pada pengumuman yang ditandatanganinya, matanya lama memandang pengumuman ini. Siulnya semakin keras. (Siswanto, 2008:145)
Dari kutipan di atas, dapat dipahami watak tokoh Senggring
yang bangga terhadap diri sendiri dan kurang sadar kemampuan
dirinya sendiri.
2. Gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan
kehidupannya. Contohnya dapat dilihat pada kutipan cerpen Hati
karya nenden Lilis A di bawah ini.
Aku mencarimu akhirnya, untuk menagih hatiku, namun sial, pada saat aku sengaja mencarimu, kau seperti menghilang. Akhirnya, aku mencari tempat tinggalmu. Aku yakin, kamu yang sebenarnya pasti hidup di gang-gang kumuh. Maka pencarianku berpusar ditempat-tempat itu. Benar saja kutemukan di sini, di gang. Dengan parit comberan yang kental dengan bau, dengan bocah-bocah penuh kudis dan ingus berlari-larian di sekitarnya. Kata orang-orang digang itu, kau mengontrak gubuk di ujung gang. Maka kucari kau ke sana. Seorang perempuan muda berwajah kuyu-kuyu berdaster lusuh membukakan pintu. Ada
25
nak bermata cekung dalam gendongannya. (Siswanto, 2008:145).
Dari kutipan di atas, dapat dipahami tokoh perempuan yang
sedang menggendong anak adalah tokoh yang mempunyai watak
seperti kebanyakan orang yang berasal dari kelas rendah dan
miskin yang penuh kesulitan.
3. Menunjukkan bagaimana perilakunya. Contohnya dapat dilihat
pada kutipan cerpen Senggring di bawah ini.
Darmadi tidak berani menjawab lagi. Matanya menundukkan ke atas meja. Dalam hatinya dia mengumpat senggring, tapi apa daya dia cuma pegawai biasa. (Siswanto, 2008:146).
Dari kutipan di atas, dapat dipahami watak tokoh Darmaji yang
takut di muka atasan walau sesungguhnya ia tidak suka dan
membencinya.
4. Melihat bagaimana tokoh yang berbicara tentang dirinya sendiri.
Contohnya dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
Aku tidak tahu bagaimana pandangan ayah terhadap aku nanti. Selama ini ayah sudah berusaha keras untuk mencarikan yang terbaik untuk kasihan dia, setiap hari harus bekerja keras, untuk membiayai sekolahku. Aku sebenarnya ingin belajar. Tetapi kadang godaan bermain video game tidak bisa aku tahan. Setiap aku akan mengambil buku, yang ada di benakku hanya soal balapan mobil. Setelah ini aku bernyanyi, bukan kepada ayah, tetapi untuk diriku sendiri, untuk belajar lebih giat lagi. (Siswanto, 2008:146).
26
Dari kutipan di atas, dapat dipahami watak tokoh aku yang
jujur terhadap diri sendiri. Ia mau mengakui kelemahannya selama
ini dan ingin berubah dari anak yang suka bermain-main untuk mau
belajar.
5. Memahami bagaimana jalan pikirannya. Contohnya dapat dilihat
pada kutipan cerpen Meja Gambar karya Titis Basio di bawah ini.
Tukang sayur itu agaknya bisa menebak isi otakku. Sambil melirik pada dagangannya ia berkata,”mari Nyonya Muda, masak apa hari ini? Cap cay? Sup Ayam? Atau Pak Lay? Tak terasa mukaku memerah. Pertama aku tersirap dengan panggilan baruku “Nyonya Muda” dan kedua aku merasa diejek. Walau mungkin si Pendek tukang sayur itu hanya berguarau. Tapi benar-benar menyentuh harga diri kantong suamiku. Berlagak tenang aku berkata “Hari ini aku mau masak... masak sayur...” “Kemarin sayur, sekarang gulai, dong Nyah!” Enggak, kami tak suka gulai, Bang. Bikin tekanan darah tinggi.”(Siswanto, 2008:147)
Dari kutipan di atas, dipahami watak tokoh aku yang
menyembuyikan diri dari kekurangannya.
6. Melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya. Contohnya
dapat dilihat pada kutipan dibawah ini.
“Hati-hati dengan Iriwati. Dia itu virus. Kepada siapa saja ia selalu mencari kelemahan orang lain. Selalu membuka aib orang lain. Seakan-seakan dirinya tidak mempunyai kelemahan. “(Siswanto, 2008:147).
27
Dari kutipan di atas, kita dapat memahami watak tokoh Iriwati
yang selalu mencari kelemahan dan suka membuka aib orang lain.
7. Melihat bagaimana tokoh lain berbincang dengannya;
8. Melihat bagaimana tokoh-tokoh yang lain itu memberikan reaksi
terhadapnya;
9. Dan melihat bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lain.
Contohnya melihat bagaimana tokoh lain berbincang dengannya,
melihat bagaimana tokoh lain memberikan reaksi terhadapanya,
dan bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh lain, dapat dilihat
pada kutipan cerpen Senggring dibawah ini.
Seperempat jam kemudian, Senggring melihat Nuryanti turun dari becak. Tanpa pikir lagi bromfiet ditujukan ke arah Nuryanti, dan tanpa ditawari Nuryanti, dia masuk pekarangan rumah Nuryanti. Seorang laki-laki bertubuh besar tangannya kotor memapak mereka di muka pintu rumah.setelah Senggring diperkenalkan kepada laki-laki ini yang ternyata suaminya Nuryanti. Senggring membuka pembicaraan. “Saya sekarang memiliki bromfiet. Saya ke sini maksud semula adalah mengantarkan Nuryanti pulang karna saya kasihan dia hanya naik becak saja, sedangkan saya mempunyai bromfiet.” Nuryanti mengedip-ngedipkan matanya kepada suaminya, dan suaminya menjawab, “maaf, Pak. Saya menemani dengan kotor, karna saya sedang membersihkan mobil saya. Mobil saya bukannya rusak, hanya sekedar saya bersihkan. Dia tadi akan saya antarkan dengan bromfiet, kebetulan saya juga mempunyai bromfiet dua biji, tapi dia tidak mau katanya tidak enak.”(Siswanto, 2008:147).
28
Dari kutipan di atas, dapat dipahami watak tokoh Senggring,
Nuryanti dan suami Nuryanti.
Hal ini sejalan dengan pendapat Zaidan dkk (1996:206) yang
memaparkan bahwa watak dan sifat tokoh terlihat dalam lakuan
fisik (tindakan dan ujaran) dan lakuan rohani (renungan dan
pikiran-pikirannya).
(c). Setting/Latar.
Pada dasarnya, setiap karya sastra membentuk cerita selaku
memiliki latar sebab berbagai peristiwa yang berlangsung dalam
sebuah cerita, selalu terjadi dalam suatu rentang waktu terjadinya cerita
(Wahid, 2004:79). Hal ini sejalan dengan pendapat beberapa ahli,
seperti Juanda (2003:23) yang berpendapat bahwa latar atau setting
adalah tempat atau waktu terjadinya peristiwa, dan Nensilianti
(2003:85) berpendapat bahwa setting adalah penempatan mengenai
waktu dan tempat, termasuk lingkungannya, Mochtar (1980:116)
mengemukakan bahwa latar merupakan tempat terjadinya peristiwa
atau tempat berlakunya peristiwa dan erat hubungannya dengan waktu.
Hal tersebut berbeda dengan pendapat Tang (2008:44) yang
mengemukakan bahwa berbagai keterangan baik berupa petunjuk yang
29
berhubungan dengan tempat atau ruang, atau berkaitan waktu dan
suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra, semua turut
membangun latar cerita. Kemudian pendapat yang dikemukakan oleh
Maryani dkk (2004:271) bahwa latar adalah tempat lingkungan
terjadinya suatu peristiwa dalam cerita.
Kedua pendapat tersebut tidak berseberangan dengan beberapa
pendapat yang dipaparkan sebelumnya. Hanya saja Tang (2008:44)
menambahkan dengan pengertian latar dengan suasana sedangkan
Maryani (2008:271) lebih menekankan pada tempat atau ruang.
Kedua tersebut sejalan pendapat yang dikemukakan Hendy
(1991:45) bahwa latar adalah segala keterangan mengenai waktu,
ruang (tempat), dan suasana yang dilukiskan dalam suatu karya sastra.
Sebuah karya sastra yang berlatar lengkap akan memiliki aspek-aspek
tersebut sehingga jelas kepada pembaca tentang kapan, dimana, dan
bagaimana peristiwa yang diceritakan itu terjadi.
Selanjutnya, latar cerita berguna bagi sastrawan dan pembaca.
Bagi sastrawan, latar cerita dapat digunakan untuk mengembangkan
cerita. Latar cerita dapat digunakan sebagai penjelas tentang tempat,
waktu dan suasana yang dialami tokoh. Sastrawan juga bisa
30
menggunakan latar cerita sebagai simbol atau lambang bagi peristiwa
yang telah, sedang, atau akan terjadi. Sastrawan juga bisa
menggunakan latar cerita untuk menggambarkan watak tokoh, suasana
cerita atau atmosfer atau tema ceritanya. Bagi pembaca, latar cerita
dapat membantu untuk membayangkan tentang tempat, waktu, dan
suasana yang di alami tokoh. Latar juga bisa membantu pembaca
dalam memahami watak tokoh, suasana cerita, alur, maupun dalam
rangka mewujudkan tema suatu cerita.
(d). Sudut Pandang, biasa di sebut Point of View.
Pada hakikatnya, sudut pandang merupakan strategi, teknik, siasat,
yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan
dan ceritanya (Nurgiyantoro, 2002:248). Hal ini sejalan pendapat
dengan Nensilianti (2003:87) dan Juanda (2003:27) yang
mengungkapkan bahwa untuk menampilkan cerita mengenai
perikehidupan tokoh tersebut, pengarang akan menentukan
kedudukannya sebagai apa dalam cerita. Begitu juga dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Wahid (2004:83) bahwa sudut pandang dilihat
dari aspek posisi pengarang.
31
Sudut pandang ada tiga macam, yaitu:
1. Pengarang terlibat (Other Panticipant), pengarang ikut ambil
bagian dalam cerita sebagai tokoh utama atau yang lain,
mengisahkan tentang dirinya. Dalam cerita ini. Pengarang
menggunakan kata ganti orang pertama (aku atau saya)
2. Pengarang sebagai pengamat (Other Observant), posisi
pengarang sebagai pengamat yang mengisahkan pengamatan
sebagai tokoh samping. Pengarang berada diluar cerita, dan
menggunakan kata ganti orang ketiga (ia atau dia) di dalam
ceritanya.
3. Pengarang serba tahu (Other Omniscient), pengarang berada di
luar cerita (impersonal), tapi serba tahu tentang apa yang dirasa
dan diperkirakan oleh tokoh cerita. Dalam kisahan pengarang
memakai nama-nama orang dan dia (orang ketiga) (Wahid,
2004:83).
(e). Tema.
Setiap fiksi haruslah mempunyai dasar atau tema yang merupakan
sasaran tujuan. Penulis melukiskan watak para tokoh dalam karyanya
dengan dasar tersebut (Tarigan, 1984:125). Dengan demikian, tidaklah
32
berlebihan kalau dinyatakan bahwa tema ini merupakan hal penting
dalam cerita.
Tema sering juga disebut dasar cerita; yakni pokok
permasalahan yang mendominasi suatu karya sastra. Ia terasa dan
mewarna karya sastra tersebut dari halaman pertama hingga halaman
terakhir (Nensilianti, 2003:80) dan Juanda, 2003:16). Pendapat ini
sejalan dengan pendapat Siswanto (2008:161) yang menyatakan
bahwa tema adalah yang mendasari suatu cerita, Dola (2007:16)
mengemukakan bahwa tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran atau
persoalan pengarang, Maryani (2004:269) yang menyatakan bahwa
tema adalah ide atau gagasan yang menjadi pokok persoalan dalam
sebuah cerita, Hendy (1991:46) yang berpendapat bahwa tema adalah
ide pokok, gagasan, atau pikiran utama yang merupakan dasar cerita
sebuah karya sastra, Tang (2008:45) mengemukakan bahwa pencerita
biasanya memiliki suatu konsep, ide atau pemikiran yang mereka
kemas dalam ceritanya. Cerita yang tergolong karya fiksi biasanya
mengandung tema yang disampaikan oleh pengarang atau pencerita
kepada pembaca. Hakikatnya, tema adalah permasalahan yang
merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun cerita atau karya
33
sastra tersebut, sekaligus merupakan permasalahan yang ingin
dipecahkan pengarang dengan karya sastra itu.
2). Unsur ekstrinsik prosa fiksi
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya
sastra, namun secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau
sistem organisme karya sastra (Wahid:2004:74). Hal ini sejalan dengan
pendapat Maryani (2004:275) bahwa unsur ekstrinsik adalah unsur
pembentuk karya sastra yang berasal dari luar sastra.
Selain pendapat di atas, penjelasan mengenai unsur ekstrinsik juga
dikemukakan oleh Dola (yang lebih menitik beratkan pada pengarang
dengan mengungkapkan bahwa unsur ekstrinsik adalah faktor luar
yang mempengaruhi pengarang pada saat penciptaan cerita, seperti :
kondisi sosial, ekonomi, ideologi, politik, budaya, agama, dana lain-lain
(Dola,2007:43).
b. Drama
1). Pengertian Drama
Istilah drama berasal dari bahasa Yunani ”dramas” yang
berarti suatu perbuatan atau kumpulan pertunjukkan kehidupan
seseorang (Tang, 2008:40). Dalam bahasa Inggris drama dipadankan
34
dengan kata action atau a thing done , sehingga drama ini tidak lain
daripada life presentation yaitu suatu segi kehidupan yang dihidangkan
dalam gerak (Tarigan, 1984:70).
Dari beberapa definisi tentang drama di atas, dapat disimpulkan
bahwa drama merupakan cerita dalam bentuk dialog yang
menggambarkan kehidupan dan watak manusia dan dipentaskan.
2) Unsur drama
(a) Cerita (naskah, lakon).
Naskah drama merupakan suatu cerita, tetapi cerita ini belum lengkap
jika bahwa dipentaskan. Karena itu lakon atau cerita merupakan unsur
esensial dalam sebuah drama. Berangkat dari lakon atau cerita inilah
para pelaku menampilkan diri di depan penonton; baik dengan gerak-
geraiknya (akting), maupun wawankata (dialog). Selanjutnya dari
perpaduan antara lakon, gerak dan wawankata itulah penonton dapat
menyaksikan sebuah drama.
Kalau naskah atau lakon merupakan salah satu unsur yang
membangun keutuhan drama, maka cerita drama pun dibangun oleh
beberapa unsur, yakni:
35
1. Karakter (watak, pelaku) dalam pengertian umum karakter, antara
prosa dan drama sama dalam arti drama sebagai teks sastra.
Sebagai tambahan, biasanya karakter atau pelaku dibedakan atas
pelaku utama pria atau pelaku wanita (leading man atau leading
lady) dan pelaku tambahan. Karakter atau pelaku-pelaku ini diwakili
oleh pemain-pemain (actor) dalam pementasan (Dola, 2007:56).
2. Plot (alur). Alur dari sebuah drama hampir sama dengan alur cerita
rekaan, tahapannya biasa meliputi: tahap pertama, yaitu
perkenalan, semacam pengantar dalam memahami jalinan cerita
selanjutnya; tahap kedua, mulai muncul benih konflik; konflik mulai
berlangsung secara terbuka; suasana sampai pada klimaks yang
menegangkan; ketegangan akhirnya dicoba diatasi sebagai
antiklimaks guna mencarai jalan penyelesaian; dan penyelesaian
pun kemudian dicapai. (Tang, 2008:71)
3. Dialog (Wawankata), adalah pembicaraan tokoh-tokoh dalam cerita
(Maryani dkk, 2004:275). Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Hendy (1991:50) yang menyatakan bahwa dialog tidak lain
merupakan percakapan antara pelaku yang mengungkapkan
hal-hal atau peristiwa yang dipentaskan itu. Demikian juga dengan
36
pendapat Tang (2008:145) yang menyatakan bahwa dialog ( dalam
bahasa Belanda dialog) adalah percakapan antara dua orang tokoh
atau lebih dalam lakon dan harus memenuhi dua hal, yaitu
pertama, dialog harus mempertinggi nilai gerak. Dialog itu
hendaknya dipergunakan untuk mencerminkan apa-apa yang telah
terjadi selama pementasan dan juga harus mencerminkan pikiran
dan perasaan para tokoh yang turut berperan dalam lakon itu; dan
kedua, dialog haruslah baik-baik dan bernilai. Maksudnya adalah
dialog itu haruslah lebih terarah dan teratur daripada percakapan
sehari-sehari. Jangan hendaknya ada kata-kata tidak perlu; para
tokoh harus berbicara denga jelas, terang, dan menuju sasaran (to
the point).
Hal tersebut juga dijelaskan oleh Mochtar (1981:35) yang
menyatakan bahwa dalam setiap hubungan percakapan, kata-kata
yang diucapkan dengan nyata, agar dapat didengar dan dimengerti
dengan baik oleh penonton atau pun lawan main. Karena percakapan
merupakan alat yang paling penting dalam bermain drama dan suatu
percakapan haruslah dengan emosi yang terkontrol agar mempunyai
irama dan tidak ngambang/monoton. Fungsi penjiwaan sebagai suatu
37
keharusan dalam menumbuhkan emosi. Dengan demikian ungkapan
emosi senantiasa terkendali.
Perlu diingat bahwa suatu dialog terikat pada pelaku. Unit-unit
dialog yang disebut giliran bicara diungkapkan oleh seorang pelaku
yang mempunyai fungsi dalam alur. Oleh karena itu, sebuah dialog
secara minimal terdiri atas dua giliran bicara yang didukung oleh
sekurang-kurangnya dua pelaku, bahan pembicaraan tidak boleh
berubah. Giliran-giliran bicara itu sendiri merupakan tindak-tindak
bahasa yang ada hubungannya dengan perbuatan-perbuatan yang
dapat mengakibatkan perbuatan-perbuatan dan yang dapat
mengakibatkan perbuatan-perbuatan (Luxemburg dkk,1984:160).
Dengan demikian, dialog ini merupakan unsur yang sangat penting dan
memiliki fungsi:
1. Mengemukakan persoalan langsung
2. Menjelaskan perihal tokoh dan peran
3. Menggerakkan plot
4. Membukakan fakta (Maryani,2004:135)
38
(b). Pemain (aktor).
Peranan pemain dalam sebuah drama sangat penting dalam sebuah
drama sebab pemain dalam pementasan drama adalah wakil pelaku
(karakter) dari sebuah cerita drama. Dapat dikatakan bahwa
pemain-pemain itu itulah yang menerjemahkan dan sekaligus
menghidupkan “deretan kata-kata yang berupa naskah atau cerita.
Melalui gerak-gerik dan wawankata para pemain inilah penikmat atau
penonton dapat mengikuti jalan cerita yang dihidangkan pengarang
(Juanda, 2003:77 dan Nensilianti, 2003:104).
Di samping berfungsi sebagai penunjang jalannya cerita atau
timbulnya plot, pemain berfungsi pula sebagai alat pernyataan watak.
Lewat perilaku atau wawankata para pemain itulah penonton dapat
mengetahui watak-watak mereka dalam menghadapi situasi atau
keadaan. Dengan demikian, pengenalan watak tokoh atau pemain
dalam drama lebih banyak bersifat tidak langsung.
(c). Tempat.
Unsur ketiga yang harus ada dalam pementasan drama ialah tempat.
Bagaimanapun wujudnya unsur ini harus ada, sebab tanpa adanya
39
tempat tidak mungkin naskah atau cerita itu dipertontonkan. Atau dapat
dikatakan bahwa tak satu pun pementasan drama yang tidak
memerlukan tempat.
Dilihat dari keguanaanya, tempat yang tersedia tersebut haruslah
memenuhi syarat. Pertama, tempat untuk bermainnya para pendukung
cerita, yang biasa disebut panggung atau pentas. Kedua, tempat para
penonton menyaksikan pertunjukkan, yang biasa disebut auditorium
(Nensilianti, 2003:105 dan Juanda, 2003:79). Bangunan khusus yang
memiliki kedua hal tadi disebut teater. Istilah teater berasal dari bahasa
Inggris Theatre yang berarti gedung pertunjukkan (Dola, 2007:65).
(d). Penonton.
Pada setiap pementasan drama, penonton selalu ada. Jikalau tidak ada
penonton maka drama yang sesungguhnya pun tidak ada.
Hakikatnya, drama merupakan alat berdialog pengarangnya.
Dengan penonton inilah sebenarnya pengarang drama ingin berdialog,
ingin menyampaikan gagasan-gagasan atau ide-idenya. Dan kepada
penonton ini pula pengarang drama ingin bercerita mengenai hidup dan
kehidupan yang ditangkap mata batinnya.
40
c. Naskah/skenario film
1). Pengertian naskah/skenario film
Skenario film diadaptasi dari sebuah karya seni menjadi sebuah
film layar lebar. Adaptasi bisa didapat dari novel, drama, opera.
Penulisan naskah mengatur munculnya saat tempat adegan,
menjelaskan penampilan fisik tokoh, menyediakan seluruh dialog dan
adegan. Hal ini sejalan dengan pendapat Adnan (2008:1) bahwa
skenario merupakan naskah cerita yang menguraikan urutan-urutan
adegan, tempat, keadaan, dan dialog.
Sedangkan pengertian skenario secara khusus diungkapkan oleh
Lengkong (2008:1) bahwa skenario adalah naskah cerita yang ditulis
dengan istilah-istilah kamera yang digunakan sebagai panduan untuk
pembuatan sebuah tayangan (film, sinema elektronik/sinetron, drama).
2). Bentuk skenario film
Skenario film mewakili dua bentuk, yaitu naratif dan nonnaratif.
Naratif yaitu susunan cerita yang dibuat berdasarkan konversi (unsur-
unsur dramatik tertentu, seperti ada tokoh protagonis dan antagonis,
tokoh pembantu, konflik yang terus berkembang, dll. nonnaratif yaitu
41
susunan atau deskripsi gambar dari awal hingga akhir dengan tidak
terpaku pada konvensi dramatik tertentu (Sari, 2007:2).
3). Unsur naskah/skenario
1. unsur ekstrinsik naskah/skenario film pada dasarnya hampir
sama dengan unsur ekstrinsik karya sastra, khususnya prosa
dan drama, seperti kondisi sosial, ekonomi, budaya, agama dan
lain-lain dari pengarang.
2. unsur instrinsik naskah/skenario film pada dasarnya juga hampir
sama dengan instrinsik karya sastra, khususnya prosa dan drama.
Ada alur/plot, karakter (penokohan/pelaku, perwatakan ),
setting/latar, tema, dialog. Sewa hal tersebut menunjang jalannya
cerita dalam sebuah naskah/skenario film.
42
3. Pendekatan Psikologi Sastra
a. Pengertian Psikologi Sastra
Istilah “Psikologi Sastra” mempunyai empat kemungkinan
pengertian. Pertama adalah studi psikologi pengarang sebagai pribadi;
kedua adalah studi kreatif; ketiga adalah studi tipe dan hukumhukum
psikologi yang diterapkan dalam karya sastra; keempat mempelajari
dampak sastra pada pembaca (psikologi pembaca) (Wellek dan
Warren, 1989:90).
Hal tersebut sedikit berbeda dari scott dalam Endraswara
(2008:64) yang berpendapat bahwa psikologi sastra mencakup tiga hal,
yaitu:
1. Penelitian hubungan ketidaksengajaan antara pengarang dan
pembaca
2. Penelitian kehidupan pengarang untuk memahami karyanya, dan
3. Penelitian karakter tokoh yang ada dalam karya yang diteliti.
Ketiga cabang yang tawarkan ini tidak berseberangan dengan
gagasan Wellek dan Warren. Hanya saja, Scott tidak begitu terfokus
pada psikologi kehidupan pengarang. Namun, yang paling berkaitan
dengan bidang sastra adalah pengertian ketiga.
43
Pendekatan psikologi sastra dapat diartikan sebagai suatu cara
analisis berdasarkan sudut pandang psikologi dan bertolak dari asumsi
bahwa karya sastra selalu saja membahas peristiwa kehidupan
manusia yang merupakan pancaran dalam menghayati dan menyikapi
kehidupan. Di sini fungsi psikologis itu sendiri adalah melakukan
penjelajahan ke dalam batin jiwa yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh
yang terdapat dalam karya sastra dan untuk mengungkap lebih jauh
tentang seluk-beluk tindakan manusia dan responnya terhadap
tindakan lainnya (Harjana, 1991:60).
Begitu juga pendapat yang dikemukakan oleh Wahid (2004:122) bahwa
psikologi sastra adalah pendekatan sastra yang menekankan pada
segi-segi kejiwaan dan tingkah laku yang terdapat dalam karya sastra.
b.Teori dasar psikologi sastra
Sastra itu merupakan ungkapan jiwa seorang pengarang. Sastra
itu wakil lewat bahasa (Endraswara, 2008:86).
Pengarang menangkap gejala kejiwaan dari manusia lainnya,
kemudian diolah dalam batinnya dipadukan dengan kejiawaannnya
sendiri lalu disusunlah menjadi suatu pengetahuan baru dan
diendapkan dalam batin. Jika endapan pengalaman ini telah cukup kuat
44
memberikan dorongan pada batin sang pengarang untuk melakukan
proses kreatif, maka dilahirkannya endapan pengalaman tersebut
dalam wahana bahasa yang dipilihkannya dan diekspresikan, menjadi
karya sastra. Dengan demikian, pengalaman kejiwaan pengarang yang
semula terendap dalam jiwa, telah beralih ke dalam karya sastra yang
diciptakannya, yang terproyeks lewat ciri-ciri kejiwaan para tokoh
imajinernya. (Endarswara 2008:87).
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sastra merupakan
hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang yang berarti di dalamnya
ternuansanakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir
maupun suasana rasa (emosi). Atau dapat dinyatakan bahwa sastra
lahir dari pengekspresian endapan pengalaman yang telah lama ada
dalam jiwa dan telah mengalami proses pengolahan jiwa secara
mendalam melalui proses berimajinasi.
c. Psikologi pengarang
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan psikologi pengarang,
seperti memori, aspek budaya dan kepribadian.
Memori atau ingatan merupakan faktor psikis yang amat penting
bagi pengarang. Pengarang dengan sendirinya akan menggunakan
45
memori untuk berkarya. Hanya melalui ingatan karya dapat dibangun
secara intensif.
Memori yang menyelimuti pengarang, sekurang-kurangnya ada
empat faktor psikologis, yaitu (1) pikiran, (2) perasaan, (3) intuisi, dan
(4) sensasi. (Endarswara, 2008:143).
Selanjutnya, kondisi pengarang juga tidak lepas dari aspek
budaya. Kejiwaan pengarang dituntut oleh kondisi budaya. Pengarang
yang bebas sama sekali dari faktor budaya akan menyublim secara
halus dalam jiwa pengarang (Endarswara, 2008:147).
Pengarang yang hidup di kota, misalnya, tentu gaya hidupnya
berbeda dengan pengarang yang hidup di desa. Hasil karyanya pun
demikian. Pengarang yang hidup di kota, akan lebih banyak
mengangkat tentang budaya kota. Begitu pula dengan pengarang yang
hidup di desa, tentu akan lebih banyak mengangkat budaya di desa,
dan lain-lain.
Selain kedua hal yang telah disebutkan di atas, kepribadian
pengarang juga berpengaruh. Kepribadian adalah persoalan jiwa
pengarang yang asasi. Pribadi pengarang akan mempengaruhi ruh
karyanya.(Endarswara, 2008:151). Pribadi pengarang yang karya
46
dengan pengalaman, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman
orang lain akan memunculkan pribadi yang kreatif.
d. Psikologi pembaca
Resepsi/penerimaan pembaca secara psikologi pasti akan terjadi,
dibandingkan resepsi yang lain. Penerimaan nilai sastra biasanya justru
berasal dari aspek psikologi. Dengan modal kejiwaan, karya sastra
akan meresap secara halus dalam diri pembaca. Oleh sebab itu,
pembaca yang bagus tentu mampu meneladani aspek-aspek penting
dalam sastra.
Untuk memahami bangunan resepsi psikis dapat terjadi dalam
proses komunikasi, dapat dicermati salah satu gagasan yang
dikemukakan oleh Holland (1968), yang secara tegas mengemukakan
masalah resepsi sastra secara psikologi. Holland menempatkan sastra
sebagai sebuah pengalaman ( bukan sebagai bentuk komunikasi;
sebagai bentuk ekspresi; atau karya seni). Pokok perhatiannya adalah
pengalaman pembaca yang dipengaruhi oleh sastra. Setelah membaca
sastra, pembaca akan terlibat di dalamnya. Akibatnya, dapat terjadi jiwa
pembaca juga terpengaruh jiwa sastra. (Endarswara, 2008:156).
47
e. Psikologi penokohan
Tokoh tidak kalah menarik dalam studi psikologi sastra. Tokoh
adalah figur yang dikenai dan sekaligus mengenai tindakan psikologi.
Dia adalah “eksekutor” dalam sastra. Jutaan rasa akan hadir lewat
tokoh. (Endarswara, 2008:179).
Sastra dalam pandangan psikologi sastra adalah cermin sikap dan
perilaku manusia. Sikap dan perilaku hakikatnya adalah pantulan jiwa.
Jiwa yang khayal, akan dapat dimonitor lewat sikap dan perilaku.
Oleh karena itu, membaca sikap dan perilaku dalam sastra, peneliti
akan mampu memahami gejolak jiwa manusia. Peristiwa kejiwaan kita
menggerutu, meratap, melamun, menangis, dan lain-lain, merupakan
data empiris yang hidup dalam jiwa menjadi data imajiner.
(Endarswara, 2008:179).
Data imajiner inilah yang diketengahkan pengarang dalam
karyanya, sehingga tampak bahwa sastra telah mampu merekam
gejala kejiwaan yang terungkap lewat perilaku tokoh, misalnya
kecemasan, kemarahan, kebencian, frustasi, dan lain-lain.
48
B. Penelitian yang Relevan
Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya. Hal itu dapat dijadikan sebagai titik tolak
dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, tinjauan terhadap
penelitian terhadap terhadap penelitian terdahulu sangat penting untuk
mengetahui relevansinya.
Peneliti yang pernah meneliti seirama dengan peneliti ini adalah
sebagai berikut:
1. Naskah Film dalam peneliti yang relevan.
Peneliti yang pernah menganalisis naskah film antara lain:
a. Khafidhoh. (2012). Penelitiannya berjudul “Analisis Dalam Mihrab
Cinta Menurut Perspektif Dakwah Islam”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa film ini memiliki pesan dakwah dan keunikan
tersendiri, keunikannya dari film “Dalam Mihrab Cinta”
mengandung pesan dakwah, memberikan pengajaran tentang arti
taubat dan banyak pesan-pesan atau pengajaran yang
bermanfaat.
b. Ratna Yani Miarsari. (2008). Penelitiannya berjudul “ Analisis
Medan Makna Pada Gaya Bahasa Kiasan Dalam Naskah Trilogi
49
Film Pirates Of Carribean”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
film ini memiliki peribahasa yang memunyai medan makna pada
gaya bahasa kiasan dalam trilogi.
c. Lia Lestari Muliana. (2008). Penelitiannya berjudul “Analisis
Percakapan Pada Naskah Film The Kingdom (Suatu Kajian
Pragmatik)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film ini
memiliki percakapan yang unik.
Berangkat dari peneliti naskah, ada persamaan dan perbandingan
penelitian ini yaitu sama-sama meneliti naskah film sedangkan
perbedaannya adalah ada yang berdasarkan makna semiotik, makna
kiasan dan kajian pragmatik.
2. Karakter Tokoh dan Peneliti yang Relevan
Peneliti yang pernah mengkaji karakter tokoh dalam sastra
antara lain:
a. Ahmad Darmawan. (2013). Penelitiannya berjudul “Analisis
Karakter Tokoh dan Alur Dalam Novel Pengembaran Hang Jebat
Pencarian Merentas Zaman karya Ashadi Zain dan Moh Dat
Molok”. Hasil penelitiannya menggunakan metode deskriptif.
50
Kajian dalam penelitian ini adalah diperoleh dengan
mendeskripsikan karakteristik atau perwatakan sebuah novel.
b. Emy Muliati Arsyad. (1998). Penelitiannya berjudul l “Analisis
Karakter Tokoh Wanita dalam Novel Masyitah karya K. Ajib
Rosidi. Hasil penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan prosedur pembacaan heuristik dan hermeneutik.
c. Okta Viana Nurrohma. (2012). Penelitian ini berjudul “Analisis
Karakter dan Sifat Tokoh Sentral Dalam Film Charlie The
Chocolate Factory” Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra. Hasil
penelitian ini menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui karakter
tokoh sebagai hasil imajinasi pengarang.
Berangkat dari peneliti karakter tokoh, ada persamaan dan
perbandingan peneltian ini yaitu sama-sama meneliti karakter tokoh
dalam suatu pendekatan psikologi sastra sedangkan perbedaannnya
adalah dilihat dari analisis karakter dan sifat serta alur dalam novel
tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peneliti yang
menganalisis naskah film dan karakter tokoh dalam penelitian yang
relevan, ada persamaan dan perbedaannya di tinjau dari segi
51
psikologi sastra dengan penelitian yang berjudul “Karakter Tokoh
dalam Naskah Film The Terminal karya Sacha Gervasi dan Jeff
Nalham”.
C. Kerangka Pikir
Para penulis naskah membuat ide-ide untuk film atau
mengadaptasi sebuah karya seni/karya sastra menjadi sebuah film
layar lebar. Adaptasi bisa didapat dari novel, drama, atau sumber
lainnya. Salah satunya adalah film The Terminal. Naskah film The
Terminal diadaptasi dari novel The Terminal Karya Sascha Gervasi dan
Jeff Nalham.
Unsur instrinsik dan ekstrinsik antara karya sastra, khususnya
novel dan drama, dengan naskah film sama sebab seperti yang telah
diuraikan sebelumnya bahwa naskah film di adaptasi dari karya sastra
termasuk karakter tokoh. Salah satunya adalah naskah terjemahan film
The Terminal Karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham.
Dalam naskah terjemahan film The Terminal (karya Sacha
Gervasi dan Jeff Nalham, ada beberapa karakter tokoh yang unik,
sehingga menimbulkan pertanyaan dibenak untuk menjawab
52
pertanyaan tersebut perlu dianalisis lebih mendalam lagi dengan
pendekatan psikologi sastra.
53
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
a. Baik Budi pekerti Baik hati Penolong Sabar Patuh pada peraturan/disiplin Berbakti pada orang tua
b. Buruk Paranoid Mudah curiga
Penulis Naskah
Prosa
Karya Sastra
Drama
Novel Cerpen
Naskah Film
Naskah Terjemahan Film The Terminal
Karakter Tokoh Hubungan Tokoh
a. Fungsi penampilan tokoh : - Tokoh Protagonis -Tokoh Antagonis - Tokoh Tirtagonis
b. Perwatakannya yang
terdiri atas: Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat
Analisis
Temuan
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian pada hakikatnya mempunyai strategi yang
mengatur ruang atau teknik penelitian agar memperoleh data
maupun kesimpulan penelitian dengan kemungkinan munculnya
kontaminasi yang paling kecil sekalipun dan variabel lain.
Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif (struktural)
karna memberikan perhatian penuh pada karya sastra sebagai
struktur yang otonom dalam koherensi instrinsik, khususnya
karakter tokoh, dengan metode struktural genetik.
B. Definisi Istilah
Penelitian ini akan didefinisikan secara deskriptif, untuk lebih
jelasnya diperhatikan berikut ini:
54
55
1. Karakter tokoh dalam penelitian ini adalah semua watak adalah budi
pekerti, tabiat, kepribadian, penolong, sabar dan patuh pada
peraturan dari tokoh dalam naskah terjemahan film The Terminal
Karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham, yang definisinya berikut ini:
a. Budi pekerti merupakan tingkah laku, perangai, akhlak. Budi
pekerti mengandung makna perilaku yang baik, bijaksana dan
manusiawi.
b. Kepribadian merupakan suatu totalitas psikologis yang kompleks
dari individu, sehingga tampak dalam tingkah lakunya yang unik.
c. Penolong merupakan seseotang yang rela untuk membantu
meringankan beban atau penderitaan orang yang kesusahan.
d. Sabar merupakan sebuah keutamaan yang menghiasi diri
seorang mukmin mana orang itu mampu mengatasi berbagai
kesusahan dan tetap berada dalam ketaatan kepada Allah
meskipun kesusahan dan cobaan itu begitu dahsyat.
e. Patuh pada peraturan merupakan perbuatan mematuhi
peraturan dan UU lalu lintas harus kita tegakkan.
f. Paranoid merupakan gangguan mental yang diderita seseorang
yang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya.
56
2. Hubungan karakter antartokoh dalam penelitian ini adalah hubungan
penokohan dan watak antartokoh, misalnya tokoh antagonis dan
protagonis.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterangan
atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis) atau
kesimpulan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa:
1) Perilaku tokoh
2) Motif dan niat yang mendukung tindakan
3) Hubungan dengan tokoh lain
Kemudian data tersebut disertai kutipan dari naskah, baik dialog
maupun deskripsi.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah naskah terjemahan
film The Terminal karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham
(diterjemahkan oleh Sitti Zulliani Z).
57
D. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memperoleh hasil penelitian yang sahih, peneliti
melakukan pelacakan ulang (triangulasi). Ada tiga bentuk triangulasi
yang dilakukan, yaitu (1) triangulasi terhadap proses pengumpulan
data, (2) triangulasi terhadap analisis data, dan (3) triangulasi terhadap
hasil temuan dengan melakukan konfirmasi dan diskusi dengan ahli
sastra (Masyarakat Sastra Tamalanrea (MST) yaitu Aslan Abidin dan
ahli psikologi yaitu Ir. Henrikus, S.Psi, M.Pd.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti sendiri yang bertindak sebagai
instrumen utama/kunci. Peneliti membaca naskah terjemahan film The
Terminal karya Sacha Gervasi (diterjemahkan oleh Sitti Zulliani Z).
Membuat sinopsis, mengidentifikasi tokoh, mencatat sikap dan perilaku,
mencatat motif tindakan, dan menyimpulkan.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan psikologi
sastra. Adapun langkah-langkah pengolahan data sebagai:
58
1. Mengidentifikasi, yaitu mengidentifikasi tokoh, mencatat perilaku
tokoh dan motivasi yang mendukung tindakan tokoh.
2. Menganalisis, yaitu menghubungkan perilaku dan motif/niat yang
mendukung tindakan setiap tokoh.
3. Mengklasifikasi, yaitu menggolongkan perilaku tokoh berdasarkan
keadaan psikisnya, khususnya yang termasuk watak atau budi
pekerti, tabiat, dan kepribadiannya dari tokoh.
4. Mendeskripsikan, yaitu memaparkan dengan kata-kata secara jelas
dan terperinci mengenai karakter tokoh, serta hubungan antartokoh
dalam naskah terjemahan film The Terminal karya Sacha Gervasi
dan Jeff Nalham.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dalam mendeskripsikan hasil penelitian ini peneliti
menguraikan secara sistematis dan konkret sesuai dengan urutan
fokus yang telah dipaparkan sebelumnya. Langkah pertama adalah
mengutip semua naskah film The Terminal dari segi klasifikasi
karakter tokoh. Langkah kedua adalah mengutip semua naskah film
The Terminal yang mendeskripsikan hubungan karakter antartokoh
dengan yang lain. Pada bagian ini dipaparkan hasil analisis dan
pengolahan data.
1. Klasifikasi dan Deskripsi Karakter Tokoh
Berdasarkan hasil pembacaan naskah film The Terminal
karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham secara eksistensi tokoh
dalam naskah film yang mendeskripsikan klasifikasi karakter tokoh
yang baik yang terdiri atas: budi pekerti, penolong, sabar, patuh
pada peraturan/displin, berakti pada orang tua, baik hati,
59
60
bertanggung jawab. Mendeskripsikan klasifikasi karakter tokoh yang
buruk yang terdiri atas; mudah curiga, paranoid.
a. Karakter Tokoh Baik
(Suhaeb, 1979:85) mengatakan bahwa:
“Karakter adalah sifat kemauan yang mengikuti seseorang pada beberapa prinsip tertentu yang oleh rasionya dipastikan sebagai yang tidak dapat diubah, baik fisik maupun moral yang membedakannya dengan orang lain secara khas”. Karakter sering dinamakan dengan watak. Sehubungan dengan
hal itu penggambaran tokoh atau watak sang tokoh harus wajar dan
masuk akal. Tokoh protagonis merupakan tokoh yang mewakili yang
baik dan terpuji sehingga biasanya menarik simpati pembaca.
Karakter yang baik dalam hasil penelitian ini hendaknya dijadikan
contoh bagi pembaca. Karakter yang baik cocok dijadaikan petunjuk
atau pedoman dalam hidup dan kehidupan pembaca.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara sederhana
bahwa karakter adalah kondisi jiwa manusia yang diakibatkan oleh
faktor dari dalam diri manusia maupun dari luar, yang membedakan
seseorang dari orang lain secara khas. Baik yang dapat berubah
maupun tetap demi perkembangan kehidupannya yang ditampakkan
dalam tingkah laku. Contoh karakter yang baik adalah budi pekerti.
61
Budi pekerti merupakan tingkah laku, perangai, akhlak. Budi
pekerti mengandung makna perilkaku yang baik, bijaksana dan
manusiawi.
Berdasarkan uraian tersebut, budi pekerti dari segi klasifikasi
karakter tokoh dalam naskah film The Terminal karya Sacha Gervasi
dan Jeff Nalham dapat dirinci sebagai berikut:
1) Viktor Navorski
a) Penolong
Penolong merupakan seseorang yang rela untuk membantu
meringankan beban atau penderitaan orang yang kesusahan.
Dengan demikian sifat yang baik hati dan suka menolong,
manusia menunjukkan kemurahan hati dan budi pekerti yang elok.
Selain itu, orang yang memiliki sifat yang baik hati dan suka
menolong secara tidak langsung akan meringankan beban orang
lain.
Hal ini dapat dilihat pada beberapa perilaku dan motivasi
tindakan tokoh berikut:
62
(1) Adegan 13
1. Perilaku : Viktor Navorski membantu gadis remaja yang
kesusahan menutup kopornya.
2. Motivasi : Viktor Navorski menolong gadis tersebut.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski duduk dipinggir taman. Ia sedang memperhatikan lembaran kupon makanan yang diberikan oleh Turman. Tiba-tiba ia melihat seorang gadis remaja sibuk dengan kopornya. Gadis itu tidak bisa menutup kopornya karena isinya terlalu banyak sehingga kopornya penuh. Navorski hendaknya menolongnya. Ia berdiri dan menaruh kupon makanannya ditempatnya duduk. Navorski : (berbahasa Bulgaria) (hlm:18)
(2) Adegan 34
1. Perilaku : Viktor Navorski membantu Amelia yang jatuh untuk
berdiri
2. Motivasi : Viktor Navorski menolong Amelia
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Seorang pramugari, bernama Amelia Warren, yang baru tiba terpeleset dan menjerit. Amelia :”Astaga. Sial.” Ternyata dia melewati lantai yang licin karena lantai itu baru saja dipel. Ia tidak memperhatikan tanda yang ada disekelilingnya. Hak sepatunya patah. Navorski memungut hak sepatu wanita tersebut. Navorski : (berbahasa Bulgaria) Lewatlah Rajan sambil tersenyum. Wanita tersebut memungut barangnya yang berserakan. Navorski menyapanya. Navorski :”Ini milikmu?” Amelia :”Terima kasih.” Navorski membantunya berdiri. Amelia :”Oh, sial.” (Berjalan ke kursi dibantu Navorski) Navorski :”Lihat? Lantai basah.”Anda disana.” (dialek Bulgaria)
63
Amelia :”Saya terlambat.” (Melepaskan sepatu dan melihat ke lantai atas)” Buenos Aires. Aku tak ingat gerbangnya.”
(melepaskan hak sepatu yang sebelahnya) Navorski mengambilkan koper dan membawa kepadanya Navorski :”Gerbang 24.” Amelia :”Anda yakin?”
Navorski :”Ya.”(hlm:33) Wanita tersebut melihat ke lantai atas dan memasang sepatunya Amelia :”Terima kasih.” (berdiri dan melangkah ke
eskalator) Navorski :”Tunggu-tunggu.” (mengejar wanita itu). “Untuk
Anda. Payless Shoes.” Amelia sudah si eskalator. Jadi, ia memberikan disitu. Navorski :”Lantai dua. Pakai hak rendah saja.” (hlm:33)
(3) Adegan 40
1. Perilaku : Viktor Navorski memberikan uang kembalian
kepada pelayan toko
2. Motivasi : Viktor Navorski sekadar memberikan
Hal ini dapat dilihat pada adegan berikut:
Navorski meletakkan tiga uang receh di meja. Ia diberi satu burger. Sebenarnya ia masih mempunyai uang kembalian, tapi ia memberikannya kepada pelayan itu. Ia mendorng uang kembaliannya ke pelayan. Navorski :”Ambil kembaliannya.” (hlm:37)
(4) Adegan 67
1. Perilaku : Viktor Navorski mengejar dan mengajak Amelia
berbicara
2. Motivasi : bentuk perhatian pada Amelia
Viktor Navorski kasihan melihat melihat Amelia
yang sedih.
64
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Melihat Amelia pergi, Navorski menyimpan gagang telepon ditempatnya.
Navorski :”Tunggu. Tunggu. Tunggu. Tunggu.” (mengejar Amelia)
Adegan tersebut dilihat Rajan. Ia tersenyum Navorski menegur Amelia yang hampir berjalan di lantai yang licin. Navorski :”Lantai basah.” Mendengar teguran Navorski dan melihat lantai yang licin, Amelia menghindar. Navorski :”Jangan sampai terluka.” (mengejar Amelia) Amelia :”Bagaimana tidak? Dia sudah menikah.”(terus
melangkah ) Navorski terus mengikuti Amelia. Navorski :”Satu pria. Dua wanita. Kacau.” Amelia :”Anda ingin tahu bagian apa yang terburuk? Saya tidak pernah meminta dia untuk meninggalkan istrinya. Saya menyuruhnya untuk konseling. Maksud Saya, betapa sakitnya saya.”(berhenti melangkah)”.
Saya mendukung pernikahannya.” (tersedu-sedu dan berbalik memegang pagar pengaman) (hlm:61)
(5) Adegan 80
1. Perilaku : Viktor Navorski mengambilkan kacamata Amelia
yang jatuh
2. Motivasi : Viktor Navorski membantu Amelia
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Amelia :”Viktor?”(membuka kacamata) Navorski :”Oh...oh.”(kaget) Amelia :”well, hai.”(senang) Navorski :”Oh, hai.”(senang) Amelia tidak sengaja menjatuhkan kacamata. Viktor membantu mengambilkan kacamata tersebut. Amelia juga jongkok hendak mengambil kacamata itu. Navorski :”Please. Please.” (hlm:77)
1. Perilaku : Viktor Navorski menerima ajakan makan siang
Amelia
65
2. Motivasi : Viktor Navorski tidak ingin mengecewakan Amelia
untuk kedua kalinya.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Keluar dari toko buku. Amelia :”Kurasa kita menulis ulang sejarah.”(tersenyum
gembira) “Mengapa tidak kita bicarakan sambil makan
siang?” Amelia berhenti melangkah. Seakan-akan ia menyadari ada kesalahan yang ia perbuat. Amelia :”Astaga.”(air mukanya menjadi tegang dan
serius)” Aku tidak percaya. Aku mengajakmu keluar
lagi. “Aku melakukannya lagi.” Amelia tertawa. Ia tidak percaya apa yang dilakukannya. Ia melangkah menjauh Viktor. Viktor mengikutinya. Amelia :”Saya sangat...Jauhi aku, Viktor! Ok?” Berbalik ke Viktor. Amelia :”Aku sakit. Aku tidak kemampuan sendirian
selama 5 detik.” Navorski :”Ok.” Amelia :”Ok, apa?” (heran) Navorski :”Ok. Makan siang....denganmu.” amelia tersenyum. Ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya. (hlm:81)
(6) Adegan 88
1. Perilaku : Viktor Navorski memberi tahu bahwa ia salah
mengartikan kata
2. Motivasi : Viktor Navoski menolong Milodragovich.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Miladgrovich dibawa pergi. Semua bubar. Opsir Torres mengambil meja yang jatuh, Viktor berpikir dan melihat keempat botol obat di tangannya.
Navorski :”Tunggu...Tunggu.”(memanggil rombongan yang membawa Miladragovich dan belum jauh)”kambing.”
66
Rombongan berhenti. Dixon :”Apa?” Navorski :”kambing?”(bingung) Terdengar suara Miladragrovich yang masih tersedu.
Navorski :”Ya. Obatnya untuk kambing.”(menirukan suara kambing) Kambing.”
Miladragrovich merengek. Dixon : “Dia bilang begitu?”menengok ke Miladragrovich)
Navorski :”Ya. Katanya...kami tidak mengerti. Aku tidak mengerti kambing.”
Dixon :”Kenapa? Apa yang kamu katakan?” Berjalan beberapa langkah. Ia berada di tengah-tengah antara Navorski dan rombongan.
Dixon :”Kamu salah mengerti? Obat itu bukan untuk ayahnya yang sekarat?”(wajah dan suara menunjukkan ketidak percayaan. Ia membuka kacamatanya)
Navorski :”Bukan. Bukan. Di...Krakhozia, nama untuk ayah... terdengar seperti kambing. Aku keliru.”(tertawa kecil).
Opsir Torres berdiri tidak terlalu jauh dibelakangnya. Dixon melihat Miladragrovich yang ditahan dan tersedu. Ia tidak percaya. Ia tersenyum kecil. Dixon :”Mengapa kamu melakukan ini, Viktor?” Melangkah dan memasang kacamatanya. Navorski :”Obatnya...untuk kambingnya.”(melihat obat
ditangannya) (hlm:90).
(7) Adegan 92
1. Perilaku : Viktor Navorski hendak memberikan hiasan dinding
berbentuk ikan kepada Dixon.
2. Motivasi : Viktor Navorski hendak berbuat baik dan menjalin
komunikasi yang baik dengan Dixon.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon sedang duduk di ruangannya. Dia duduk bersandar dan menaikkan kedua kakinya di meja. Ia sedang ke arahnya. Wanita tersebut menarik Navorski yang terlihat oleh Dixon. Navorski mengatakan mengetuk dan tersenyum. Ia lalu mengambil hiasan dinding
67
berbentuk ikan, yang dimenangkan pada saat bermain kartu dengan temannya. Ia memperlihatkan pada Dixon melalui pintu yang terbuat dari kaca bening. Dixon berdiri membuka pintu unt uk Navorski dan melepaskan kacamatanya. Ia melihat Navorski tidak bisa membuka pintu karena memegang hiasan dinding berbentuk ikan dengan ukuran besar. Dixon :”Ini untukmu?” Navorski :”Ya. Ya. Inikan layar pulau Virgin. Untukmu.
Untukmu.” Dixon melangkah ke tempat duduknya. Navorski :”Untuk dinding. Ikan untuk dinding.” (hlm:101)
(8) Adegan 116
1. Perilaku : Viktor Navorski memutuskan untuk tidak ke New
York.
2. Motivasi : Viktor Navorski tidak ingin terjadi sesuatu pada
teman-temannya.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski :”Aku akan pulang.” Dixon :”Maafkan aku. Apa katamu?” (tidak percaya
dengan apa yang didengarnya? Navorski :”Aku akan pulang. Jangan ganggu mereka. Aku
akan pulang.” Dixon :”Hari ini.” Navorski :”Ya.” Ia pasrah. Ia marah, sedih, dan kecewa, tapi ia mau terjadi apa-apa pada teman-temannya yang telah membantunya selama ini.
Dixon :”Jika kamu tidak naik pesawat itu, mereka semua pergi. (mengancam)
Navorski :”Ya.” Ia maju beberapa langkah sehingga dekat dengan Navorski. Dixon :”Ok, bagus.” (hlm:140).
Pada adegan-adegan tersebut dalam naskah film The Terminal
tokoh Viktor Navorski sifat yang baik hati dan suka menolong. Ia hendak
68
membantu seorang gadis remaja yang kesusahan menutup kopernya,
memberikan uang kembalian kepada pelayan toko, membantu Amelia
berdiri ketika terjatuh di lantai yang licin, memberi tahu Amelia letak
gerbang Bournes Aires, memberikan kupon payless shoes kepada
Amelia, mengambilkan kacamata Amelia yang jatuh, dan menolong
Milodragovich membawa pulang obat yang ditahan Dixon, padahal ia
tidak mengenal mereka. Dengan perbuatan tersebut bahwa Viktor
Navorski mempunyai budi pekerti yang elok dan secara tidak langsung
meringankan beban orang yang ditolongnya, misalnya, Amelia tidak
bersusah payah berdiri, Amelia tidak bingung lagi mencari gerbang
Bournes Aires, dan Milodragovich dapat membawa pulang obat untuk
ayahnya yang sedang sakit.
b) Sabar
Sabar diartikan bahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah,
tidak lekas putus asa); sikap tenang. (KBBI: 1996:157).
Sabar adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta
bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. [sabar merupakan
kemampuan mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap
yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang
yang memilikinya.
69
Hal ini dapat dilihat pada beberapa perilaku dan motivasi tindakan
tokoh berikut:
(1) Adegan 15
1. Perilaku : Viktor Navorski tinggal di gerbang 67
2. Motivasi :Viktor Navorski menjadikannya tempat tinggal
sementara
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
(Instrumen lagu Stranger In The Nighta 2x). Pesawat mendarat. Malam pun tiba. Navorski mencarai tempat istirahat. Ia berkeliling di ruang Transit Internasional. Akhirnya ia menemukan tempat yang kosong karena direnovasi, yaitu gedung 67. Ia duduk di kursi sambil melihat kaleng kacang lalu menyimpannya di tas. (hlm:20)
(1) Adegan 22
1. Perilaku : Viktor Navorski tidak membalas saat Rajan marah
padanya
2. Motivasi : Viktor Navorski menerima dengan lapang dada
kejadian tersebut.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski :”Halo.” Rajan :”Halo. Anda punya janji?” Navorski :”Ya. Pukul 09.30. Sampah, dokumen
makanan. Selasa.” Rajan :”Selasa! Saya benci Selasa! (membentak dan mereka pergi meningglkan Navorski)” Permisi.” Navorski hanya melihat dan membiarkannya pergi. (hlm:27)
(2) Adegan 24
1. Perilaku : Viktor Navorski makan Saltine dan Ketchup
70
2. Motivasi : Viktor Navorski mengisi perutnya yang
kosong/lapar
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Karena Navorski tidak mempunyai banyak uang, ia hanya makan Saltine dan Ketchup untuk mengisi perutnya yang kosong/lapar. (hlm:28)
(3) Adegan 51
1. Perilaku : Viktor Navorski menjerit saat tangannya terjepit
pegangan troli dan hanya membiarkan petugas yang diangkat
Dixon mengambil troli yang dikumpulkannya.
2. Motivasi : Viktor Navorski masih bisa mentolerir kejadian
tersebut
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Ketika Navorski hendak mengembalikan troli yang telah dikumpulkannya tiba-tiba ada orang yang datang menahan troli tersebut, membuat tangan Navorski terjepit. Ia pun menjerit dan mengibas-ibaskan tangannya yang sakit. (hlm:42)
(4) Adegan 53
1. Perilaku : Viktor Navorski tidak membalas saat Rajan
marah dan merebut pel darinya
2. Motivasi : Viktor Navorski menerima dengan lapang dada
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Rajan :”Lepaskan, lepaskan, lepaskan.” (merebut pel dari Navorski) “Anda mencoba mengambil pelku. Anda mencoba mengambil lantaiku. Itu tugasku” (menunjuk dirinya sendiri).”Jauhi lantaiku. Jauhi pelku.”
71
Navorski ingin menjelaskan kepada Rajan. Ia tidak dapat berbicara. Ia hanya bisa menunjuk ke lantai karena Rajan terus berbicara. Navorski :”Makanan.”(menunjuk lantai) Rajan :”Bila Anda menyentuhnya lagi,
saya akan membunuh Anda.” (pergi meningglakan Navorski)
Navorski hanya melihat dan membiarkannya pergi. (hlm:43)
(5) Adegan 68-71, 73
1. Perilaku : Viktor Navorski tidak marah saat dia ditolak dan
ditertawai manager toko.
2. Motivasi : Viktor Navorski masih bisa mentolerir kejadian
tersebut.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Adegan 68
Di toko makanan Navorski :”Aku...Aku bisa bantu?” (memperlihatkan
papan pengumuman yang bertuliskan “dicari bantuan” dan menunjukkan dirinya dan pemilik toko) Pem. Toko :”Maaf, Tuan. Posisinya telah terisi. (tersenyum dan mengambil papan pengumuman dari tangan navorski). (hlm:66)
Adegan 69
Pem. Toko :”Anda tinggal didekat sini?” (melihat kertas formulir)
Navorski :”Ya. Gerbang 67.” Pem. Toko :”Karena kami sangat mementingkan
ketepatan waktu..., katamu gerbang 67.” (heran dan tidak percaya)
Navorski :”Gerbang 67.” Mendengar kepastian Navorski, pemilik toko tertawa. (hlm:66)
72
Adegan 70
Pemilik dan pelayan toko tertawa mengetahui bahwa Navorski tinggal di gerbang 67. Pem. Toko :”Anda pasti bercanda.”
Adegan 71
Pem. Toko :”Anda harus mengizinkan saya membantu Anda. Saya tidak melihat nomor jaminan sosial...” (hlm:67)
Adegan 73
Navorski :”Hallo.” Manajer :”Bagaimana kabarnya?” Navorski : ”Baik.” Manajer :”Baiklah. Saya menyampaikan bahwa posisinya sudah terisi.” Navorski menggumam tanda mengerti. (hlm:68)
(6) Adegan 88
1. Perilaku : Viktor Navorski tidak membalas saat Dixon kearah dan
menariknya dengan kasar sampai ke mesin fotokopi
2. Motivasi : Viktor Navorski masih bisa mentolerir kejadian
tersebut
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski :”Dia menyayangi kambing itu.” Dixon ternyata marah pada Navorski. Tiba-tiba ia menyerang Navorski. Ia memegang leher dan tangan Navorski dengan kasar dan menariknya ke mesin fotokopi. Dixon :”Kau pikir aku perlu alasan untuk mengembalikanmu
ke sel itu, menyimpanmu di sana selama 5 tahun?” Tangan kiri Navorski di atas mesin fotokopi yang berfungsi. Akhirnya, tangan kiri Navorski terkopi. Hasil kopiannya banyak. Dixon :”Kau menetangku berarti kau menentang AS. Lalu
kamu tahu mengapa orang di Karkhozia antri untuk kertas toilet murah, sementara Paman Sam membersihkan pantat dengan yang mahal. (marah)
73
Kejadian tersebut disaksikan oleh beberapa petugas pabean dan tim pemeriksa bandara. Dixon ditenangkan oleh Turman. Navorski bebas dan pergi dengan diantar Turman. (hlm:98).
Pada adegan-adegan tersebut menggambarkan tokoh Viktor
Navorski pada naskah film The Terminal karya Sacha Gervasi dan
Jeff nalham.
Ia tidak mempunyai tempat tinggal dan hanya di bebaskan di
ruang Transit Internasional. Ia akhirnya memutuskan tinggal di salah
satu gedung yang akan di renovasi, yanitu gerbang 67, dan tidur di
tempat tidur yang disusun dari kursi, makan saltine dan kethcup
untuk mengganjal perutnya, ia tidak marah saat troli yang telah
dikumpulkannya diambil oleh petugas yang baru saja diangkat oleh
Frank Dixon, saat Gupta Rajan dan frank Dixon marah padanya. Ia
marah. Ia ditertawai oleh manajer toko saat menyebutkan tempat
tinggalnya. Ia membiarkan saja karena ia tahu ia mengatakan yang
sebenarnya. Dari segala peristiwa dialaminya. Ia menghadapinya
dengan toleransi dan bijaksana, sikapnya tenang dan tanpa
mengeluh.
c) Patuh pada peraturan
Patuh pada peraturan adalah Orang yang mempunyai
kesadaran terhadap berbagai aturan hukum akan mematuhi apa
yang menjadi tuntutan peraturan tersebut. Dengan kata lain dia akan
74
menjadi patuh terhadap berbagai peraturan yang ada. Penegakkan
hukum yang sesuai dengan ukuran ukuran tentang hukum baik atau
hukum yang buruk. Kepatuhan dari warga-warga masyarakat
terhadap kaidah-kaidah hukum yang dibuat serta diterapkan oleh
badan-badan legislatif, eksekutif dan judikatif.
Hal ini dilihat pada beberapa perilaku dan motivasi tindakan
tokoh berikut:
(1) Adegan 9
1. Perilku : Viktor Navorski mulai tinggal di ruang transit
internasional
2. Motivasi : Viktor Navorski mengikuti perintah Dixon/peraturan
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Turman membawa Navorski ke ruang Transit Internasional. Untuk membuka pintu, Turman harus menggesekkan kartu sebagai tanda mengenal dan berfungsi sebagai kunci. Tannoy :”Pengumuman kedatangan penerbangan....dari
Singapore Airlines”. Turman :”Sekarang, Tuan Navorski. Tuan Navorski, Tuan
Navorski”. (memegang tangan Navorski)”ini adalah Ruang Transit Internasional. Anda bebas menunggu di sini. (hlm:13)
(2) Adegan 33
1. Perilaku : Viktor Navorski memperlihatkan wajahnya di
kamera
75
2. Motivasi : Viktor Navorski memberitahu bahwa ia sudah tahu
dibohongi dan ia akan menunggu.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Tiba-tiba wajah Navorski muncul di monitor. Ia sengaja memperlihatkan wajahnya. Navorski :”Saya menunggu. Saya akan menunggu.
Saya akan menunggu”. (petugas Pabean tersenyum)”Saya akan menunggu.” (hlm:33)
(3) Adegan 67
1. Perilaku : Viktor Navorski menolak ajakan makan Amelia
2. Motivasi : Viktor Navorski tidak ingin melanggar
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski hendak pergi. Ia mengambil tas yang disimpan di lantai. Amelia :”Kamu suka makanan Itali? Aku tahu sudah
larut.” Navorski menunjuk ke suatu arah. Amelia :”Dan mungkin punya rencana lain, tetapi bila
kamu mau makan malam, kita bisa cari taksi.”(menunjuk arah luar dengan ibu jari)”Aku tahu tempat punya Cannelloni paling lezat.”
Navorski :”Emm...Tidak. Aku ...Aku tidak bisa.” Amelia :”Kamu sudah menikah?” Navorski :”Belum.” Amelia :”Pacar?” Navorski :”Tidak. Aku... Aku tidak dapat
keluar...denganmu.”
(4) Adegan 116
1. Perilaku : Viktor Navorski bicara baik-baik dengan Dixon
76
2. Motivasi : Viktor Navorski minta tanda tangan Dixon agar
visa daruratnya berlaku.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski ke ruangan Dixon. Dixon mengeluarkan obat dari laci. Tampak banyak botol obat dilacinya. Navorski :”Perang di negaraku sudah berakhir.” Navorski berdiri di depan Dixon sambil memegang visa daruratnya yang belum ditandatangani oleh Dixon. Ia tidak lagi mengenakan jas, hanya kemeja dan dasi. (hlm:136)
Pada adegan-adegan tersebut menunjukkan Ia diminta untuk
tinggal di Ruang Transit Internasional bandara dan ia hanya bebas di
ruang tersebut. Ia pun mengikuti hal tersebut.
Kemudian, saat Amelia mengajaknya makan di luar, ia menolak.
Ia tahu bahwa ia tidak bisa keluar dari bandara karena ia tidak
mempunyai surat yang sah, yaitu visa. Itu berarti ia tidak berhak
masuk ke New York. Jadi, jika ia ikut berarti ia melanggar. Untuk itu,
ia harus menunggu.
Peraturan dibuat untuk dilaksanakan dan ditaati agar kehidupan
lebih teratur. Orang yang disiplin akan mematuhi peraturan. Dari
perilaku yang ditunjukkan Viktor Navorski, dapat dikatakan bahwa ia
patuh pada peraturan/disiplin.
77
d) Berbakti pada orang tua
Adalah mengasihi, menyayangi, mendoakan, taat dan patuh,
melakukan hal-hal yang membahagiakan hati serta menjauhi hal-
hal yang tidak disukai oleh mereka.
Hal ini dapat dilihat pada beberapa perilaku dan motivasi
tindakan tokoh berikut :
(1) Adegan 6, 7, 19, 20, 21, 48, 115, 116, 132, 134, 136, 138
1. Perilaku : Viktor Navorski datang dan berusaha ke New York
2. Motivasi : Viktor Navorski menepati janji pada almarhum
ayahnya.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Adegan 6
Turman :”Apa sebenarnya yang Anda lakukan di Amerika Serikat, Tuan Navorski?”
Navorski :”(mengambil kertas. Ia membaca dan berujar dengan aksen Bulgaria yang kental)”Taksi kuning. Bawa saya ke Ramada Inn. 161 Lexington.”
Turman mencatat yang diucapkan Navorski. Lalu ia bertanya dengan serius, Turman :”Anda tinggal di Ramada Inn?” Navorski :”Simpan kembaliannya.” Turman :”Anda kenal seseorang di New York?” (hlm:5)
Adegan 7
Turman :”Walau kami usahakan surat-surat baru, (Navorski berbalik dengan wajah bingung) kami tidak dapat
78
memrosesnya sampai AS mengakui reklasifikasi diplomatik baru negara Anda.”
Dixon :”Anda tidak memperoleh suaka, status pengungsi, status perlindungan sementara, kebebasan kemanusiaan (Navorski membersihkan bajunya yang terkena keripik kentang), perjalanan kerja nonmigas, atau visa diplomatik. Sederhana Anda tidak dapat diterima.”
Navorski :”Tidak dapat diterima.” Dixon :”Tidak dapat diterima.” (makan Apel) Navorski :”Tidak dapat diterima. Tur Apel besar termasuk
Brooklyn, Bridge, Empire State, pertunjukan Broadway”Cats”.
Dixon :”Aku punya kabar buruk lagi untuk Anda.”Cats”ditutup.”
Navorski :”Ok.Ok. Sekarang, saya pergi ke kota New York. Terima kasih.”(berdiri dan hendak menjabat tangan Dixon)
Dixon : (berdiri menerima uluran tangan Navorski)”Tidak, Tuan Navorski. Saya tidak dapat mengizinkan Anda masuk AS saat ini. “ (hlm:*)
Adegan 19
Torres :”Selamat datang di Amerika Serikat. (katanya kepada pengunjung sepasang suami istri setelah memeriksa paspor dan formulir hijau muda yang telah diisi dan memberikan stempel pada formulir tersebut. Ia menyerahkan dokumen tersebut). “Berikut.”
Ternyata Navorskilah dibelakang pengunjung tersebut. Navorski :”Saya perlu Visa.” (sambil menyerahkan tanda
pengenalnya kepada Torres). Torres mengambil dan melihat tanda pengenal Navorski. Torres :”Mana formulir hujai Anda? Aku tidak bisa
melakukan apapun tanpa itu.” (menyerahkan tanda pengenal Navorski).
“Pergi ke tembok.” (menunjuk ke tembok). Berikutnya!”
Tidak berapa lama kemudian Viktor kembali dan menyerahkan formulir berwarna hijau bersama tanda pengenalnya.
Torres :”Tuan. Formulir hijau muda. (memperlihatkan contoh formulir yang benar dan membandingkan formulir yang dibawa oleh Navorski.” (hlm:24)
79
Adegan 20
Sementara itu, Navorski sedang mengisi formulir. Setelah itu kembali ke petugas pabean. Torres sedang sibuk. Ia sedang mengetik sesuatu di komputer. Navorski :”Hijau muda.” Torres mengambil formulir tersebut dan membacanya sekilas. Setelah itu, ia menyimpan di meja yang berada di sampingnya. (hlm:25)
Adegan 21
Navorski duduk di ruang tunggu. Orang duduk dan sedang tidur di sampingnya mendengkur. Hal tersebut diperhatikan oleh Dixon dan Turman. Dixon :”Mengapa dia masih disini?” Turman :”Anda melepasnya, Pak. Anda yang menempatkannya disana.” (hlm:26)
Adegan 48
Navorski pergi kepabean Torres :”Berikutnya.” (mengangkat stempel) Navorski melangkah ke meja Torres. Navorski :”Saya ingin bertanya, Tuan Navorski. Seorang pegawai bandara, yang bernama Enrique Cruz, memperhatikan hal tersebut. Enrique Cruz adalah pengantar makanan di bandara. Torres :”Mengapa Anda menunggu disini setiap hari
ketika tidak ada yangg bisa saya lakukan untuk Anda? Visa baru Anda tidak akan datang sampai negara Anda diakui oleh Amerika Serikat.” (memegang stempel dan kertas).
Navorski :”Anda mempunyai dua cap. Satu merah, satu hijau.”
Torres :”Jadi?” Navorski :”Saya punya peluang ke New York, 50-50.”
(hlm:40).
Adegan 115
Navorski ke Opsir Torres untuk mengurus visa dengan membawa visa sementara yang diberikan Amelia. Ia hendak ke New York hari itu. Nampak beberapa penumpang duduk di ruang tunggu. Torres :” Berikutnya!”
80
Karena tidak ada orang, Navorski langsung ke meja Opsir Torres. Torres :”Viktor. “ (mengangkat stempel merah) Navorski :”Halo Dolores.” (menyimpan visa di atas meja)”
Bagaimana aku hari ini?” Torres mengambil visa di depannya. (hlm:135)
Adegan 116
Navorski ke ruangan Dixon. Dixon mengeluarkan obat dari laci. Tampak banyak botol obat dari lacinya. Navorski :”Perang di negaraku sudah berakhir.” Navorski berdiri di depan Dixon sambil memegang visa. (hlm:136)
Adegan 132
Navorski menetapkan hati untuk ke New York hari itu. Ia membawa jaket dan tasnya. Ia melangkah diikuti Cruz, Mulroy dan Opsir Waylin. Mulroy memasang topi, waylin dan cruz tersenyum. Mulroy :”Kami dibelakangmu.” (hlm:146)
Adegan 134
Navorski, Cruz, Mulroy, dan Opsir Waylin berjalan dalam satu barisan. (hlm:147)
Adegan 136
Mereka yang ingin melihat Navorski keluar dari bandara bertemu dengan Navorski di ujung eskalator. Navorski hendak turun. Banyak orang yang mengantar Navorski. Beberapa di antaranya memberikan kado di eskalator. Ada juga di lantai bawah. Pel. Toko :”Viktor, ingatlah kami!” (memberikan
kado). Pel. Toko : ”Dari Discovery Store, aku ingin
memberikan ini. Itu untuk keberuntungan.”
Pem. Toko :”Kamera digital untuk sepupu Katia? (hlm:147).
Adegan 138
Rombongan hampir sampai di pintu. Semua orang mengelilingi Navorski berbicara pada suatu waktu. Mereka berhenti di depan pintu saat melihat Turman dan beberapa
81
petugas berdiri di pintu. Semua terdiam. Suasana kembali tegang. (hlm :1480
(1) Adegan 4, 15, 78, 79, 110, 147, 151
1. Perilaku : Membawa kaleng kacang
2. Motivasi : Menjaga kaleng tersebut agar tidak hilang
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
Adegan 4
Setelah menerima laporan dari petugas pabean di kotak enam, Turman dan beberapa petugas pabean segera ke kotak enam. Petugas pabean :”Tuan Navorski, mohon ikut saya.” Navorski ikut bersama mereka. Ia membawa sebuah kaleng dan barang bawaan lainnya. Bersamaan dengan itu, terdengar pengumuman. (hlm:3)
Adegan 15
(instrumen lagu Stranger In The Night 2x). Pesawat mendarat. Malam pun tiba. Navorski mencari tempat istirahat. Ia berkeliling di ruang Transit Internasional. Akhirnya ia menemukan tempat yang kosong akan direnovasi, yaitu gedung 67. Ia duduk di kursi sambil melihat kaleng kacang lalu menyimpannya di tas. (hlm:20)
Adegan 78
Navorski lalu diperikasa dengan sinar-x menggunakan alat pemeriksa barang di bandara disaksikan Mulroy dan Rajan. Cruz :”Tutup matamu!” Tampaklah badan kaleng yang dibawa Navorski di layar. Navorski keluar dari alat pemeriksa barang. (hlm:73)
Adegan 79
Cruz :”Tunggu. Tunggu. Kami punya pertanyaan untukmu, Viktor. (melihat kepada Navorski).
Mulroy :”Yah, kami hanya ingin tahu.” Viktor duduk kembali di kursinya dan mengumpulkan kartu. Rajan :”Apa isi kaleng itu?”
82
Navorski :”Apa?” (mengambil kaleng dari tas)” Ini? “(menyimpan kaleng di atas meja)
Mulroy :”Ya, kami lihat di sinar-x.” (mengisap rokok) Rajan :”Kami tahu tak ada kacang disitu.” Navorski :”Apa isinya?” (memungut kartu yang jatuh di
bawah meja) “ini (mencium kaleng dan menyimpannya di atas meja) Jazz.” (memungut karu yang jatuh).” (hlm:75).
Adegan 110
Melihat reaksi Amelia yang demikian marah, takut, dan penasaran, Navorski hendak memperjelas semua. Ia melangkah ke tempat tidurnya. Navorski :”Sini. Akan kutunjukkan.” Ia mengambil tas dibawah tempat tidurnya. Ia membuka dan mengeluarkan kaleng yang selalu dibawanya dan ditanyakan Amelia. Ia membawanya ke hadapan Amelia. (hlm:126)
Adegan 147
Resepsionis :”Anda pesan kamar, Pak?” Navorski :”Tidak.” (menyimpan kaleng di meja dan
mengambil sesuatu dari sakunya)” saya tidak mau pesan kamar.”
(memperlihatkan foto bangunan)”saya ingin pergi ketempat ini.” (menunjuk gambar).
Resepsionis memperhatikan gambar. (hlm:152)
Adegan 151
Sebuah taxi datang menghampirinya. Ia masuk ke dalam taxi. Supir taxi berbalik. Ia melihat Navorski memasukkan kertas ke dalam kaleng kacang. Supir taxi :”Anda mau pulang.” (tersenyum dan melihat ke
kaleng kacang di tangannya lalu menutupnya) Ia mencium kaleng tersebut. Ia sangat senang dan terharu
karena telah menepati janjinya pada ayahnya. Ia tersenyum. Taxi pun berangkat. (hlm:155)
Pada adegan-adegan tersebut menggambarkan Ia bertahan di
bandara dan berkeras ke New York. Ia ingin menepati janji pada
ayahnya. Ia berjanji akan mendapatkan tanda tangan Benny Golson.
83
Ia sangat menjaga kaleng kacang tempat penyimpanan semua tanda
tangan pemain jazz yang telah dikumpulkannya. Ia selalu membawa
kaleng tersebut, kemana pun ia pergi.
Anak yang baik dan berbakti kepada orang tua, akan selalu
melakukan segala hal yang menyenangkan hati orang tuanya
selama itu baik dan tidak bertentangan dengan agama. Begitu juga
dengan yang dilakukan Viktor Navorski. Ia telah berjanji pada
ayahnya bahwa ia akan mendapatkan tanda tangan Benny Golson.
Walaupun ayahnya telah meninggal ia tetap berusaha menepati
janjinya. Jadi, karakter tokoh Viktor Navorski adalah berbakti pada
orang tua.
2) Amelia Warren
a) Terbuka kepada orang lain (mencurahkan isi hati)
Merupakan menceritakan hal-hal pribadi atau persoalan yang
sedang kita hadapi dan membuat perasaan jadi lega.
Hal ini dapat dilihat pada beberapa perilaku dan motivasi
tindakan tokoh berikut:
(1) Adegan 67
1. Perilaku : Amelia Warren mencurahkan isi hatinya pada viktor
2. Motivasi : Amelia Warren meluapkan perasaannya yang sedang
sedih.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
84
Navorski :”Lantai basah.”
Mendengar teguran Navorski dan melihat lantai yang licin, Amelia menghindar.
Navorski :”Jangan sampai terluka.” (mengejar Amelia)
Amelia :”Bagaimana tidak? Dia sudah menikah.” (terus melangkah)
Navorski :”Satu pria. Dua wanita. Kacau.”
Amelia :”Anda ingin tahu bagian apa yang terburuk? Saya tidak pernah meminta dia untuk meninggalkan istrinya. Saya menyuruhnya untuk konseling. Maksud saya, betapa sakitnya saya.” (berhenti melangkah) “Saya mendukung pernikahannya.” (tersedu-sedu berbalik memegang pager pengaman) (berbalik ke Navorski)
Sementara itu Navorski hendak pergi.
Navorski :”Sampai jumpa.”
Tapi Amelia tetap mengajak Navorski berbicara. Ia tidak memperhatikan kalau Navorski hendak pergi. Ia duduk di tempat yang di sediakan bandara.
Amelia :”Anda tahu, kadangkala di pagi hari, saya hanya menatapnya saat sarapan. Mengamatinya mengisi teka teki silang. Saya mulai berpikir bahwa mungkin...mungkin ini bisa terjadi.” (wajah sendu dengan mata berkaca-kaca) bahwa kami saling memiliki.” (hlm:61).
(2) Adegan 98
1. Perilaku : Amelia Warren menceritakan tentang pribadinya
kepada Navorski
2. Motivasi : Amelia Warren melepaskan kegundahan hatinya dan
lebih terbuka kepada Navorski.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
85
Amelia : (tersenyum) “Umurku 39 tahun” Navorski :”Tidak.” (kaget) Amelia :”Ya.” Navorski :”Tidak.” (kaget) Amelia :” (tersenyum) “itu yang sebenarnya.” Navorski :”Tidak.”
Amelia :”ah...ah..ah..Aku memberi tahu setiap orang umurku 33, dan kebanyakan kencanku berpikir aku 27, tetapi tidak. Umurku 39.”
Navorski memandang tidak percaya. Setelah itu ia bersikap wajar lagi. Navorski :”Jadi?”Aku juga pernah berumur 39.” (tertawa) Amelia :”Umurku 18 tahun saat mulai kerja
dipenerbangan. Aku melakukan ini lebih dari 20 tahun. Dan sekarang tidak ada lagi pura-pura.” (tersenyum) “Inilah hidupku. Itulah mengapa buku alamatku berdasarkan kota dan...”
Pager Amelia berbunyi. Amelia :”Pagerku berbunyi selama makan malam.”
(tersenyum) Pager Amelia masih berbunyi di tas hitam yang dibawanya . Navorski :”Kamu bisa matikan pager.” Amelia :”Aku berharap aku bisa. Aku menunggu
telepon selama 2 tahun. Aku tahu akhirnya akan datang. Viktor. Itulah mengapa aku tidak bisa putuskan.” (tersenyum) “Itulah mengapa hidup di hotel dan koperku terkemas, siap berangkat, barangkali dia ingin menemuiku akhir pekan.” (tersenyum lebar) “Ya. Aku menunggu seumur hidupku. Aku hanya tahu untuk apa.” (hlm:113)
Pada adegan-adegan tersebut menunjukkan bahwa manusia
menghadapi masalah yang terasa mengganjal dihati. Tentu
dibutuhkan orang lain sebagai tempat mencurahkan isi hati. Dengan
demikian, perasaan akan terasa lebih ringan dan lega.
86
Hal ini dilakukan oleh tokoh Amelia. Ia banyak bercerita dan
mencurahkan isi hati kepada Viktor Navorski, misalnya, tentang
dirinya dan tentang hubungannya dengan Max. Semua ia ceritakan
dengan lepas kepada Viktor Navorski.
b) Tidak ingin sendiri
Adalah orang yang selalu ditemani berbicara setiap saat.
Hal ini dapat dilihat pada beberapa perilaku dan motivasi
tokoh berikut:
1) Adegan 67
1. Perilaku : Amelia Warren mengajak Viktor Navorski
makan malam.
2. Motivasi : Amelia Warren mempunyai teman berbincang
dan makan
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
Navorski hendak pergi. Ia mengambil tas yang disimpan di lantai. Amelia :”Kamu suka makanan Itali? Aku tahu sudah
larut.” Navorski menunjuk ke suatu arah. Amelia :’Dan mungkin punya rencana lain, tetapi bila
kamu mau makan malam, kita bisa cari taksi.” (menunjuk arah luar dengan ibu jari) “Aku tahu tempat yang punya cannelloni paling lezat.”
Navorski :”Ermm... tidak. Aku...Aku tidak bisa.” Amelia :”Kamu sudah menikah?” Navorski :” Belum.” Amelia :” Pacar.”
87
Navorski :”Tidak. Aku... Aku tidak dapat keluar... denganmu.”
Amelia tertawa dan memukul-mukul tasnya. Amelia :”Astaga. Aku minta... Aku minta maaf. Aku
minta...Aku minta maaf.” (berdiri) “Aku pasti tampak seperti orang gila atau semacammya.” (pergi dari tempat itu)
Navorski :”Tidak.” (mengikuti Amelia) Amelia :”Aku tidak mau makan sendiri.” (hlm:64)
2) Adegan 80
1. Perilaku : Amelia Warren mengajak Viktor Navorski makan
siang
2. Motivasi : Amelia Warren mempunyai teman berbincang dan
makan
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Keluar dari toko buku. Amelia :”Kurasa kita menulis ulang sejarah.” (tersenyum
gembira) “Mengapa tidak kiata bicarakan sambil makan siang?”
Amelia berhenti melangkah. Seakan-akan ia menyadari ada kesalahan yang ia perbuat. Amelia :”Astaga.” (air mukanya menjadi tegang dan
serius) “Aku tidak percaya. Aku mengajakmu keluar lagi. Aku melakukannya lagi.”
Amelia tertawa. Ia tidak percaya apa yang dilakukannya. Ia melangkah menjauhi Viktor. Viktor mengikutinya. Amelia :”Saya sangat... Jauhi aku, Viktor! Ok?.”
Berbalik ke Viktor Amelia :”Aku sakit. Aku tidak punya kemampuan
sendirian selama 5 detik.” (hlm:80)
3) Adegan 98
1. Perilaku : Amelia Warren makan malam bersama Navorski
2. Motivasi : Amelia Warren menerima ajakan Navorski sehingga
ia mempunyai teman berbincang dan makan.
88
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
Malam harinya, Navorski dan amelia datang ke suatu tempat di bandara. Melihat Rajan, mereka berhenti melangkah. Rajan :”Anda punya janji?” (tersenyum) Navorski :”Navorski.” Rajan :”Silahkan lewat sini!” Rajan membuka pintu. Tampaklah kursi dan meja makan perlengkapan makan dan lilin suadah ada di atas meja. Pemandangan di tempat tersebut sangat indah. Tempat tersebut adalah sebuah balkon. Rajan menhantar mereka ke meja. Rajan menarik keluar kursi untuk Amelia agar ia dapat duduk. Sebagai penghargaan buat Amelia. Amelia :”Terima kasih.” Navorski pun duduk di kursi seberang. Amelia :”Terima kasih. Aku tidak tahu mereka punya
balkon di atas sini.” (melihat pemandangan) “sangat menyenangkan.”
Setelah Rajan pergi, Mulroy masuk membawa pemantik api. Ia menyalakan lilin dengan gaya ala kerajaan. Sedikit membungkuk lalu menyalakan lilin. Ia bahkan sempat memberi kode kepada Navorski saat dia di belakang Amelia. Navorski juga memberi kode Mulroy agar segera menyalakan satu lilin. Suasana jadi sanat romantis. Setelah Mulroy keluar, Cruz masuk.. Cruz :”Selamat malam.” Menuangkan minuman ke gelas Amelia. Ia terus tersenyum kepada Amelia. Melihat hal tersebut, Navorski mengambil gelas dan botol minuman dari tangan Cruz. Navorski :”Please. Please. Please. Please.” Navorski menaruh minuman di samping lilin. Cruz pun sadar. Cruz :”Maaf.” Ia mengambil serbet dari meja. Ia membuka serbet tersebut. Cruz :”Jadi, malam ini kari mempunyai cannelloni
atau ayam?” Amelia :”Cannelloni saja.” Cruz :”cannelloni. Maaf.” (menaruh serbet di
pangkuan Amelia) Amelia :”Terima kasih.”
89
Cruz :”untuk anda, Tuan?” (mengambil serbet di hadapan Navorski)
Navorski menuangkan minuman di gelasnya sendiri. Navorski :” Sama.” Cruz :”Itu hebat, pilihan hebat.” (menyimpan serbet
yang telah dibuka di lengan navorski yang sedang menuang minuman)
Cruz :”Aku akan segera kembali.” (pergi) Rajan masuk bermain akrobatik. Ia bermain lempar dan tangkap lingkaran. Amelia dan Navorski tersenyum. Navorski bertepuk tangan. Setelah itu cruz masuk membawa makanan pesanan Amelia dan Navorski. Cruz :”Biar kulihat.” (menaruh cruissant di mangkuk
Amelia dan Navorski) “Nikmatilah!.” (pergi) Amelia mengambil Kruisan di mangkoknya. Amelia :”Tahukah kamu kalau ditemukan di Romania?”
Menaruh kruissant di piringnya. Navorski :”Ceritakanlah !”
Amelia :”Baiklah.” (mengelap tangan) “Tahun 1742, Turki menyerang Bucharest secara mendadak di malam hari, tetapi pembuat roti...” Pager Amelia berbunyi. Amelia :”Maaf.” (mengambil pagernya) Rajan masuk dan bermain akrobatik. Kali ini bermain lempar dan tangkap piring. Bunyinya berisik. Ditambah lagi satu piringnya jatuh. Semakin berisik suasananya. Rajan keluar. Navorski :”jadi, para tukang roti?” Amelia :”Tidak. Tidak apa-apa. Itu kisah konyol.”
(senyum tipis) Navorski :”Tidak, teruskan.” Amelia :”maaf, Viktor. Tidak seorang pun yang perduli
di mana kroisan ditemukan. Aku bertaruh Romania sendiri tidak memberikan perhatian.” (tersenyum tipis)
Navorski :”Aku perduli.” (tersenyum) “itu sejarah. Itu kebenaran.”
Amelia : (tersenyum) “Umurku 39 tahun.” Navorski :”Tidak.” (kaget) Amelia :”Ya.” Navorski :”Tidak.” (kaget) Amelia : (tersenyum) “Itu yang sebenarnya.” Navorski :”Tidak.” Amelia :”Ah...ah...ah. Aku memberi tahu setiap orang
umurku 33, dan kebanyakan kencanku berpikir aku 27, tetapi tidak. Umurku 39.”
90
Navorski memandang tidak percaya. Setelah itu ia bersikap wajar lagi. Navorski :”Jadi? Aku juga pernah berumur 39.”
(tertawa) Amelia :”Umurku 18 tahun saat mulai kerja di
penerbangan. Aku melakukan ini lebih dari 20 tahun. Dan sekarang tidak ada lagi berpura-pura.” (tersenyum) “inilah hidupku. Itulah mengapa buku alamatku berdasarkan kota dan...”
Pager Amelia berbunyi. Amelia :”Pagerku berbunyi selama makan malam.”
(tersenyum) Pager Amelia masih berbunyi di tas hitam yang dibawanya. Navorski :”Kamu bisa matikan pager.” Amelia :”Aku berharap aku bisa. Aku menunggu
telpon selama 7 tahun. Aku tahu akhirnya akan datang, Viktor. Itulah mengapa aku tidak bisa putuskan.” (tersenyum) “Itulah mengapa aku hidup di hotel dan koperku terkemas, siap berangkat, barangkali dia ingin menemuiku akhir pekan.(tersenyum lebar) “Ya. Aku menunggu seumur hidupku. Aku hanya tak tahu untuk apa.” (hlm:110).
Pada adegan-adegan tersebut menggambarkan karakter
Amelia warren adalah tidak mau sendiri. Ia selalu mengajak Viktor
Navorski makan bersamanya bila bertemu. Ia berkata ia tidak ingin
sendiri. Ia ingin ada yang menerimanya makan dan berbincang-
bincang.
c) Baik hati
Kebaikan merupakan sifat manusia yang dianggap baik
menurut sistem norma dan pandangan umum yang berlaku
(KBBI:1996:79). Bisa dikatakan bahwa kebaikan merupakan sifat
91
positif manusia. Salah satu kebaikan yang biasa yang dilakukan
sesorang kepada orang lain adalah baik dan suka menolong.
Hal ini dapat dilihat pada beberapa perilaku dan motivasi
tindakan tokoh berikut:
(1) Adegan 80
1. Perilaku : Amelia Warren meminta Viktor Navorski menjauh
darinya
2. Motivasi : Amelia Warren memberi peringatan supaya
Navorski tidak terluka nantinya.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Amelia tertawa. Ia tidak percaya apa yang dilakukannya. Ia melangkah menjauhi Viktor. Viktor mengikutinya. Amelia :”Aku sakit. Aku tidak punya kemampuan sendirian selama 5 detik.” Navorski :”Ok, apa?” (heran) Navorski :”Ok. Makan siang...denganmu.” Amelia tersenyum. Ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Amelia :”Kamu mau makan siang denganku?” Navorski :”Ya.” Amelia :”Kamu tidak tertinggal penerbangan atau...?” Navorski :”Aku menunggu.” Pager berbunyi. Mereka kaget. Mereka berlomba memeriksa pager masing-masing. Amelia menjatuhkan bukunya. Ternyata pager Amelia yang berbunyi. Amelia :”Pagerku.” (membaca pesan di pager) Navorski :”Kamu. Ya.” (mengambilkan buku Amelia yang
jatuh) Amelia :”Maaf, aku dipanggil.” (nada menyesal dan
menyimpan pager di saku). Navorski :”Kamu bekerja?” (mengembalikan buku Amelia) Amelia :”Tidak.” (mengambil buku Navorski) Navorski :”Ah.” (paham dengan Amelia) “Kalian bertiga.
Penuh sesak.
92
Amelia :”Jauhi aku, Viktor!” (melangkah ke pagar pembatas). “Aku ... aku punya masalah serius. Aku seburuk Napoleon. Aku terus melahap pria beracun sampai aku membuat diriku sakit.” (hlm:81)
(2) Adegan 107
1. Perilaku : Amelia Warren mengatakan bahwa ada sesuatu
dalam diri Navorski yang tidak dimengerti orang lain
2. Motivasi : Amelia Warren membela Navorski
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon :”Dia kontraktor?” (keningnya berkerut tidak percaya)
Amelia :”Ya.” Dixon :”Itu yang dikatakannya? Aku ingin tahu kamu jenis wanita yang bisa mendapatkan siapa pun yang dia inginkan. Mengapa Viktor Navorski?” Amelia :”Ada sesuatu yang tidak pernah bisa dimengerti
orang sepertimu.” (hlm:122)
(3) Adegan 113
1. Perilaku ; Amelia Warren memberikan Navorski visa
sementara/perjalanan darurat
2. Motivasi : Amelia Warren menolong Navorski ke New York
untuk mewujudkan impiannya memenuhi janji kepada ayahnya.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Tertawa dan memeluk Amelia. Amelia turut senang. Ia ikut tertawa. Amelia :”kamu tahu temanku di Washington?” Navorski :”Ya, ya.” Amelia :”Dia punya banyak koneksi. Ini.” Ia memberikan kembali kertas yang dibawanya dari tadi kepada Viktor. Viktor membacanya.
93
Amelia :”Itu izin lewat, Viktor. Visa perjalanan darurat satu hari dengan namamu di atasnya.” (bersemangat)
Navorski :”Visa?” (tidak percaya) Navorski membaca lebih teliti kertas itu. Amelia :”Ya. Pergilah ke New York, temukan nama
terakhir itu, dan masukkan dalam kaleng.” Navorski :”Aku pergi ke New York? Amelia :”Ya.” Navorski :”Aku pergi ke New York (berteriak gembira) (hlm:131)
1. Perilaku : Amelia Warren menolak ke New York bersama
Navorski dan pergi meninggalkan Navorski.
2. Motivasi : Amelia Warren tidak ingin menyakiti Navorski dan
menghargai Navorski
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski :”Amelia, kamu ikut.” Kamu ikut aku ke New York.”
Amelia berhenti tertawa. Begitu juga Navorski. Navorski :”Temanmu melakukan ini untukmu? Mengapa
dia melakukan ini untukku.” Amelia bersedih. Matanya berkaca-kaca. Amelia :”Dia melakukannya untukku. Sudah kembali
tahu untuk menjauh dariku, Viktor. Tetapi kamu tidak mengerti. Kupikir kamu bingung.”
Navorski :”Tidak. Aku bingung dengan segalanya. Aku tidak bingung... tidak ini. Tidak ini.”
Wajahnya sedih. Ia menunjuk dadanya. Ia menunjukkan bahwa ia tidak bingung dengan perasaan di hatinya. Amelia semakin sedih. Matanya berkaca-kaca. Amelia :”Maafkan aku. Aku terlambat.” Amelia pergi meninggalkan Navorski. Meninggalkan kerumunan yang riuh. Navorski hendak menyusul Amelia. Navorski :”Amelia, kenapa kamu pergi? Kenapa kamu pergi?” Amelia mendengar ucapan Navorski. Amelia berhenti melangkah dan berbalik. Navorski yang hendak menyusul tertahan seorang wanita yang berada di sampingnya. Amelia jalan mundur dengan pelan-pelan (hlm:133).
94
Pada adegan-adegan tersebut menunjukkan bahwa Amelia
Warren Orang yang baik hati akan melakukan tindakan yang lebih
baik pula, atau tidak merugikan orang lain. Inilah yang dilakukan
tokoh Amelia Warren.
Ia meminta Viktor Navorski agar menjauh darinya, ia menolak
ke New York bersama Viktor Navorski karena tidak ingin melukai
hatinya. Kemudian, ia membantu Viktor Navorski mendapatkan visa
sementara/darurat. Dari beberapa perilaku yang ditunjukkan Amelia.
Jelas bahwa ia sebenarnya baik.
d) Mudah terharu
Merupakan penjiwaan yang halus dan peka perasaannya akan
merasa iba ketika mendengar atau melihat sesuatu yang
menggugah perasaannya.
(1) Adegan 99
Hal ini dapat dilihat pada beberapa perilaku dan motivasi
tindakan tokoh berikut:
1. Perilaku ; Amelia warren mencium pipi Viktor Navorski
2. Motivasi : Amelia warren ucapan terima kasih atas makan
malam
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski mengangkat tangan hendak menjabat tangan Amelia sambil tersenyum. Mungkin menandakan perjanjian. Amelia malah maju dan mencium pipi Navorski lalu pergi. Navorski tersenyum dan mengangkat tangan
95
sebagi salam perpisahan hari itu. Ia lalu pergi dari tempat itu. (hlm:117)
(2) Adegan 111
1. Perilaku : Amelia Warren menatap Navorski dengan mata
berkaca-kaca
2. Motivasi : Amelia Warren lampiaskan keterharuannya
terhadap sikap Navorski
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski :”Saxophone.” (melipat foto) “Ayahku meninggal sebelum Benny Golson menulis nama dan mengirimkannya pada ayahku. Jadi, aku berjanji padanya. Aku selalu menepati janjinya.”
Navorski berdiri. Amelia memandangnya dengan mata berkaca-kaca. Navorski :”Aku berjanji aku akan pergi New York,
menemukan Benny Golson, minta menuliskan nama untuk di simpan dalam kaleng.”
Amelia :”Dan kamu tinggal di sini. Jadi, kamu melakukan ini untuk ayahmu?”
Navorski :”Mungkin kupikir dia melakukannya untukku.” Amelia memandang Navorski dengan mata berkaca-kaca, terharu dengan apa yang dilakukan Navorski. (hlm:129)
1. Perlaku : Amelia Warren memeluk Navorski
2. Motivasi : Amelia Warren lampiasan keterharuannya terhadap
sikap Navorski
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski berdiri. Amelia memandangnya dengan mata berkaca-kaca. Navorski :”Aku berjanji aku akan pergi New York.
Menemukan Benny Golson, minta
96
menuliskan nama untuk disimpan dalam kaleng.”
Amelia :”Dan kamu tinggal di sini. Jadi, kamu melakukan ini untuk ayahmu?”
Navorski :”Mungkin kupikir dia melakukannya untukku.” Amelia memandang Navorski dengan mata berkaca-kaca, terharu dengan apa yang dilakukan Navorski. Navorski :”Katamu kamu menunggu sesuatu. Dan aku
bilang padamu.” “Ya, ya. Kita semua menunggu.” Amelia :”Apa yang kamu tungg?” Navorski :”Kamu. Aku menunggumu.” Amelia berdiri dan melangkah ke arah Navorski. Ia mengelus wajah Navorski lalu memeluk Navorski. (hlm:129).
Pada adegan-adegan tersebut menunjukkan bahwa Amelia
warren Orang yang halus dan peka perasaannya akan mudah
merasa iba ketika mendengar atau melihat sesuatu yang menggugah
perasaan. Begitulah yang terjadi pada Amelia Warren.
Ketika Viktor Navorski menceritakan tujuannya datang ke New
York, yaitu ingin menepati janji pada ayahnya, mendapatkan tanda
tangan Benny Golson. Amelia sangat terharu. Matanya berkaca-kaca
memandang Viktor Navorski. Ia tahu lalu memeluk Viktor Navorski.
3) Frank Dixon
a) Bertanggung jawab
Tanggung jawab menurut kamus bahasa indonesia adalah,
keadaan wajib menaggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung
97
jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban
menaggung, memikul,menanggung segala sesuatunya,dan
menanggungakibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati,artinya sudah menjadi bagian hidup
manusia ,bahwa setiap manusia di bebani dengan tangung
jawab.apabila di kaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus
di pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat.
Tanggung jawab adalah cirri manusia yang beradab.manusia merasa
bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk
perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan
pengadilan atau pengorbanan
Hal ini dapat dilihat pada beberapa perilaku dan motivasi
tindakan tokoh berikut:
(1) Adegan 2 dan 17
98
1. Perilaku : Frank Dixon mengontrol kegiatan di bandara
2. Motivasi : Frank Dixonmenjaga keamanan dan ketertiban
bandara
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Adegan 2
Di ruang kontrol, Frank Dixon (Direktur Pabean) bersama petugas pabean memantau kegiatan tersebut dari monitor. Ia curiga melihat rombongan wisatawan. Turman :”Siaga. Dia memancing.” P. pabean :”Diterima/siap.” (hlm:2).
Adegan 17
Dixon melanjutkan pekerjaannya. Ia mengontrol semua kegiatan di bandara, di ruang kontrol. Dixon :”kirim orang-orang kolumbia itu ke ruang dengan
pendapat hubungan orang tua anak-anak dari long island, dan katakan mengizinkan mereka pergi Jamaika itu gagasan buruk.” (berkata kepada salah seorang petugas. Dia melemparkan keripik ke salah seorang petugas) (ia memerintahkan bawahannya untuk bekerja dengan baik) “Ayolah, semua. Cepat! Ada Amerika Selatan dan Madrid di landasan.” (bertepuk) “Mereka harus pergi setengah jam lagi.” (hlm:22).
(2) Adegan 83
1. Perilaku : Frank Dixon mengumpulkan semua petugas pabean
2. Motivasi : Frank Dixon memberikan penekanan kepada petugas
pabean agar bekerja dengan baik.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
3 hari kemudian. Di ruang penerimaan pengunjung, petugas pabean berbaris rapi dan menerima penjelasan dari Dixon sebelum tim pemeriksa datang.
99
Dixon :”Orang yang datang kesini hari ini akan mengamatiku, memeriksaku.”
Dixon berjalan ke ujung barisan. Dixon :”Tetapi kebanyakan, mereka akan melihat cara mengelola bandara ini, jadi, mari tunjukkan kepada mereka mengapa bandara ini no 1 di AS.” (hlm:85)
(3) Adegan 84
1. Perilaku : Frank Dixon menemani dan menjelaskan proses
pengelolaan bandara pada tim pemeriksa
2. Motivasi : Frank Dixon melaksanakan tanggung jawab
sebagai komisaris lapangan di bandara.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Tim pemeriksa datang, dixon menjelaskan proses pengelolaan bandara. Bandara sangat ramai saat itu. Mereka berjalan di antara para penumpang yang antri untuk di proses. Dixon :”kami memroses sekitar 600 pesawat perhari,
dengan waktu proses 37 menit per pesawat, sekitar 60 detik per penumpang... yang akan masuk ke negeri ini. Kami lakukan secepat dan seefisien mungkin.” (hlm:86)
(4) Adegan 86
1. Perilaku : Frank Dixon berlari bersama Turman ke lantai atas
2. Motivasi : Frank Dixon melihat secara langsung kejadian yang
diceritakan Turman
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
Mereka berlari ke atas. Mereka melewati pintu. Petugas pabean mengikuti mereka. Turman menjelaskan masalah yang terjadi sambil berlari. Turman :”Saat 912 dari Toronto mendarat, mereka
menemukan 4 resep tanpa MPL. Mereka mencoba mengambil pil darinya dan dia
100
jadi gila/marah. Itu dia “(menunjuk ke tempat kejadia) “kami pikir untuk ayahnya.”
Para petugas pabean dan Dixon berusaha menenangkan seorang penumpang yang sedang kalap. Penumpang tersebut masuk ke sebuah dan menodongkan pisau ke lehernya sambil berteriak-teriak dengan bahasa Rusia. (hlm:88)
(5) Adegan 146
1. Perilaku : Frank Dixon meminta agar petugas pabean kembali
bekerja
2. Motivasi : Frank Dixon mengingatkan
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Ia melihat jam tangannya. Ia memandang lurus dan tersenyum tipis. Dixon :”penerbangan jam 5.30 dari Tokyo baru mendarat. Ada dua pesawat di landasan. Barcelona mendekat. Malam masih muda dan 1500 orang menuju kita. Semua masuk. Semua masuk. Ayo, kita bekerja. Ayo.” (hlm:152).
Pada adegan-adegan tersebut menggambarkan Frank Dixon
sebagai salah satu ciri pemimpin yang baik adalah ia bertanggung
jawab dengan pekerjaannya. Ia tidak hanya bisa memerintah
bawahannya tapi terkadang dia harus turun tangan langsung di
lapangan menangani pekerjaan atau permasalahannya yang terjadi
dan terkait dengan pekerjaannya. Tokoh Frank Dixon melakukan
itu. Ia mengontrol langsung kegiatan di bandara, ia mengarahkan
petugas pabean, dan segera mengecek masalah yang diceritakan
Turman.
101
b) Menaati peraturan
Mentaati berasal dari kata dasar taat yang artinya patuh atau
tunduk. Orang yang patuh atau tunduk pada peraturan adalah
orang yang sadar
Hal ini dat dilihat pada beberapa perilaku dan motivasi
tindakan tokoh berikut:
(1) Adegan 8
1. Perilaku : Frank Dixon mengizinkan Viktor Navorski masuk ruang
Transit Internasional
2. Motivasi : Frank Dixon memberi tempat tinggal sementara
kepada Navorski. Ia tidak bisa mengizinkan Navorski ke New
York karena paspornya tidak berlaku.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon :”Ok, Tuan Navorski. Ke sini. Ini dilemaku, Tuan Navorski. Anda tak punya hal legal masuk AS dan saya tidak punya hak menahan Anda. Tampaknya Anda jatuh ke celah kecil dari sistem. (Dixon, Navorski dan Turman keluar ruangan)
Navorski :”Aku celah.” Dixon :”Ya. Sampai kita selesaikan, saya akan
mengizinkan Anda masuk ruang Transit Internasional. Jadi, kuberi pengantar pelepasan yang membuat Anda menjadi orang yang bebas.” (hlm:12)
102
(2) Adegan 88
1. Perilaku : Frank Dixon berkeras menahan obat yang di bawa
Milodragocvich
2. Motivasi : Frank Dixon menaati peraturan
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski :”Untuk itu dia pergi ke Kanada.” (memperlihatkan obat)
“obat untuk ayahnya.” Dixon :”Tidak masalah/tidak apa-apa. Pesawatnya mendarat di AS. Fia perlu formulir yang tepat.” Navorski :”Ok.Ok.” Navorski lalu balik ke Milodragovich. Navorski : (berbahasa Bulgaria) Milodragovich : (berbahasa Rusia) Navorski :”Dia tidak tahu kalau perlu dokumen itu. Tidak
seorang pun yang mengatakan padanya kalau dia perlu dokumen perizinan.”
Dixon :”Aku yang mengatakan padanya. Dia perlu punya formulir yang di tandatangani oleh rumah sakit yang merawat ayahnya. Obat-obatan ini harus tinggal di AS. Harus tetap di sini.”
Navorski menjelaskan kepada Milodragovich. Navorski : (berbahasa Bulgaria) Milodaragovich terdiam. Ia lalu berlutut di hadapan Dixon.
Milodragovich : (berbahasa Rusia dan memohon dengan wajah sedih)
Ia memohon kepada Dixon agar diizinkan untuk membawa obat tersebut demi ayahnya yang sakit. Navorski :”Dia...dia memohon kepadamu.” Dixon :”Aku tahu. Aku bisa melihat dia memohon
kepadaku. Maaf, pak. Anda harus memakai penerbangan pagi hari. Obatnya tetap di sini. Maafkan, aku.” (hlm:93)
Pada adegan-adegan tersebut menunjukkan bahwa Ia (Frank
Dixon) mengizinkan Viktor Navorski masuk Ruang Transit
Internasional. Ia melakukan hal itu karena ia tidak bisa mengizinkan
103
Viktor Navorski ke New York karena paspornya tidak berlaku. Jika
paspor tidak berlaku berarti Viktor Navorski tidak bisa mendapatkan
visa. Itulah peraturan yang berlaku.
Kemudian ia berkeras menahan obat yang dibawa Milodragovich,
walaupun Milodragovich berlutut. Ia menerapkan aturan bahwa obat
yang dibawa keluar dari Amerika, khusus untu manusia, harus
mempunyai formulir yang ditandatangani oleh rumah sakit yang
merawat pasien tersebut.
4) Gupta Rajan
a) Setia kawan
Rasa setia kawan adalah solidaritas, tenggang rasa yang
sanggup merasakan dan ditunjukkan dl bentuk toleransi kepada
orang lain, serta bersedia mengulurkan tangan apabila diperlukan.
Hal ini dapat dilihat pada beberapa perilaku dan motivasi
tindakan tokoh berikut:
(1) Adegan 94
1. Perilaku : menjaga pintu ketika Mulroy, Cruz, dan Navorski masuk
ke ruangan penyimpanan data
2. Motivasi : membantu Navorski untuk mencari informasi tentang
Amelia.
104
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Tiba-tiba terdengar bunyi barang jatuh. Semua kaget. Rajan :”Aku pergi.” Mulroy, Cruz, dan Navorski berbalik dan mengarahkan lampu senter ke arah Rajan. Rajan :”Mereka akan datang pada kita.” (khawatir dan
ketakutan) Mulroy :”Bisakah kamu santai?” perhatikan saja pintunya!” (hlm:104)
(2) Adegan 97
1. Perilaku : mengahalangi langkah Amelia dengan alasan
lantai basah
2. Motivasi : membantu Navorski bertemu Amelia
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Amelia kembali berjalan. Tidak jauh, ia dihalangi oleh Rajan. Rajan :”Tidak...Tidak...Tidak. lantai basah.” (mengangkat
pel) (hlm:108).
(3) Adegan 98
1. Perilaku : menjadi penjaga pintu dan bermain akrobatik
2. Motivasi : membantu Navorski agar makan malamnya lancar dan
romantis.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Malam harinya, Navorski dan Amelia datang ke suat tempat di bandara. Melihat Rajan, mereka berhenti melangkah. Rajan :”Anda punya janji?” (tersenyum) Navorski :”Navorski.” Rajan :”Silahkan lewat sini!” Rajan membuka pintu. Tampaklah kursi dan meja makan. Perlengkapan makan dan lilin sudah ada di atas meja. Pemandangan di tempat tersebut sangat indah. Tempat tersebut adalah sebuah balkon. (hlm:110)
105
Rajan mengantar mereka ke meja. Raja menarik keluar kursi untuk Amelia agar ia dapat duduk. Sebagai penghargaan buat Amelia. (hal:110). Rajan masuk bermain akrobatik. Kali ini bermain lempar dan tangkap piring. Bunyinya berisik. Ditambah lagi satu piring jatuh. Semakin berisik suasananya. Rajan keluar. (hlm:112) Amelia berdiri meninggalkan Navorski dan Rajan yang sedang melakukan akrobatik piring yang berputar di atas sebuah tongkat dan piring berputar di meja. (hlm:114)
(4) Adegan 122, 123, 125, 126, 129
1. Perilaku : berlari-lari di landasan dan bersedia di
deportase
2. Motivasi : membantu Navorski ke New York
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Adegan 122
Orang-orang berkumpul di pinggiran ruangan transit. Mereka melihat sesuatu berkerumun melalaui dinding yang terbuat dari kaca. Petugas mengatur orang-orang yang berkerumun dan berebut paling depan. P. Pabean :”Mohon mundur!: Navorski datang dan langsung menyerobot ke depan. Ia melihat Rajan berlari-lari kecil di landasan membawa pel ia kaget. Navorski :”Gupta.” (hlm:144)
Adegan 123
Di landasan, Rajan berlari menuju pesawat yang masih berjalan. Ia hendak menghalangi pesawat. (hlm:144)
Adegan 125
106
Navorski kaget dan khawatir melihat Rajan yang nekad terus berlari menuju pesawat. Ia memegang mulutnya denganwajah khawatir. Navorski :”Gupta!” (berteriak) (hlm:144)
Adegan 126
Rajan tetap berlari di landasan menuju pesawat yang sedang berjalan. Semua orang terdiam dan kaget melihat ulah Rajan, termasuk Navorski, Mulroy, Cruz, dan Opsir Waylin. Mereka menahan napas. Rajan hampir sampai di pesawat. Ia terus berlari. Ia memukul roda depan pesawat ketika sampai di bawah pesawat, bermaksud menahan. Pesawat berhenti. (hlm:145)
Adegan 129
Rajan berbalik dan berteriak. Ia mengangkat tangan. Bunyi sirene terdengar tanda polisi telah datang. Rajan :”Aku pulang.” Navorski tidak mengerti. Ia hanya melambaikan tangan. Ia bingung. Rajan memberi hormat. Ia memberi tanda dengan tangan kepada Navorski. Rajan :”Pergi!” (hlm:145)
5) Ray Turman
a). Setia pada atasan
Adalah mengikuti dengan patuh dan setia terhadap seseorang atau
sistem/peraturan.
Hal ini dapat dilihat pada beberapa perilaku dan tindakan tokoh
berikut:
(1) Adegan 2
107
1. Perilaku : mengatakan kepada petugas pabean yang lain kalau
ada kemungkinan dokumen palsu di kotak 10 dan 11.
2. Motivasi : meminta agar rombongan dari China diperiksa yang ada
dikotak 10 dan 11 sesuai isyarat Frank Dixon.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon : (Dengan nada datar sekaligus bertanya) “Kapan terakhir kali kamu melihat rombongan wisatawan Cina menuju Disney World dan tak seorang pun dari mereka yang membawa kamera?” (menoleh ke arah Turman)
Dengan segera Turman menghubungi rekannya yang berada di lapangan. Turman :”Ada kemungkinan dokumen palsu di kotak 10 dan 11.” (hlm:13)
(2) Adegan 7
1. Perilaku : mengatakan kepada Navorski bahwa telah di ambil
alih oleh penguasa baru
2. Motivasi : membantu Dixon menjelaskan situasi yang terjadi di
Krakhozia.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon :”Tetapi setahuku Anda bisa berbahasa Inggris sedikit (mengambil kotak makanan di bawah meja) Navorski :”Ya.” Dixon :”Sungguh?” (bertanya untuk meyakinkan
diri/menegaskan). (menaruh kotak makanan di meja). “Saya harap Anda tidak keberatan aku bicara sambil makan. Aku punya kabar buruk. (membuka kotak makanan). Tampaknya negara Anda menangguhkan semua hak kepergian pada paspor dikeluarkan oleh pemerintah negara kami membatalkan visa yang memungkinkan Anda memasuki Amerika Serikat. Itu katanya, bukan?” (masih sibuk dengan kotak makanannya).
108
“Tampaknya saat Anda di udara, ada kudeta militer di negara Anda.” (menaruh kotak makanannya di bawah meja). “Kebanyakan yang tewas adalah anggota Paspamres. Mereka diserang di tengah malam. Kurasa semua ada di Global Headline News. Hanya sedikit korban sipil, jadi aku keluarga Anda selamat.”
Turman :”Tuan Navorski, (Navorski berbalik ke arah Turman) negara Anda diambil alih dari dalam. Republik Krakozhia di bawah kekuasaan baru.” (hlm:9)
1. Perilaku : mengatakan kepada Navorski bahwa mereka tidak bisa
mengurus surat baru buatnya sampai diplomatik krakozhia di akui
AS
2. Membantu Dixon menjelaskan situasi yang di hadapi Navorski
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon :”Apel besar mewakili pemberontak kebebasan. Mengerti?”
(memukulkan apel ke keripik kentang hingga keripik kentang berhamburan)” tidak ada lagi Krakozhia! Ok!?” (dengan suara keras). “Pemerintah baru Revolusi! Anda mengerti?”Semua penerbangan masuk dan keluar negara Anda ditunda tanpa batas. Pemerintah baru menutup semua perbatasan. Jadi, paspor dan visa tidak berlaku lagi. Jadi saat ini, Anda adalah warga yang tidak punya negara.”
Turman :”Walau kami usahakan surat-surat baru.” (Navorski berbalik dengan wajah bingung) “Kami tidak dapat memroses sampai AS mengakui reklasifikasi diplomatik baru negara Anda.” (hlm:10)
(3) Adegan 9
1. Perilaku : membawa Navorski ke ruang Transit Internasional
2. Motivasi : mengikuti perintah Dixon
109
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Turman membawa Navorski ke Ruang Transit Internasional sesuai perintah Dixon. Untuk membuka pintu, Turman harus menggesekkan kartu sebagai tanda pengenal dan berfungsi sebagai kunci. Tannoy :”pengumuman kedatangan penerbangan...dari
Singapore Air lines.” Turman :”Sekarang Tuan Navorski. Tuan Navorski, Tuan
Navorski.” (memegang tangan Navorski) “Ini adalah Ruang
Transit Internasional. Anda bebas menunggu di sini. (hlm:13)
(4) Adegan 21
1. Perilaku : memperhatikan Navorski bersama Dixon
2. Motivasi : mengetahui tingkah laku Navorski.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski duduk di ruang tunggu. Orang yang duduk dan sedang tidur di sampingnya mendengkur. Hal tersebut diperhatikan oleh Dixon dan Turman. Dixon :”mengapa dia msih di sini?” Turman :”Anda melepasnya, Pak. Anda yang
menempatkannya di sana.” Dixon :”Mengapa dia tidak keluar pintu?
Mengapa dia tidak mencoba untuk kabur?” (Dia melihat ke ruang tunggu dari luar lewat cermin)
Turman :”Pak, Anda menyuruhnya menunggu.” Dixon :”Aku tak mengira dia akan memarahinya.” Sementara itu, Navorski sedang sibuk untuk menjauhkan kepada orang yang tidur di samping dari pundaknya. Kepada orang tersebut bersandar di pundaknya. Itu membuatnya tidak nyaman. Dixon :”Maksudku, dia dalam celah. Siapa yang mau
menunggu dalam celah?” (membuka kacamatanya dan membersihkannya)
Turman :”Tak ada kabar dari Departemen Luar Negeri tapi kita bisa memulangkannya beberapa hari lagi.”
110
Dixon :”Yeah. Bisa beberapa hari (memasang kacamata), bisa seminggu, 2 minggu, sebulan. Siapa yang tahu pemikiran orang ini, dari mana dia melarikan diri?”
Mereka masih memperhatikan Navorski yang sedang tidak nyaman karena orang yang berbeda di sampingnya masih tidur kepalanya bersandar di bahu Navorski. Terdengar suara petugas pabean perempuan. P. Pabean :”Berikutnya!” Ternyata Dixon dan Turman masih memperhatikan tingkah laku Navorski di ruang tunggu. (hlm:26)
(5) Adegan 26
1. Perilaku : memerintahkan penjaga pintu untuk menjauhi pintu
2. Motivasi : mematuhi perintah Dixon
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon membicarakan rencananya kepada Turman dengan bahasa perumpamaan sambil berjalan ke ruang kontrol. Dixon :”Tangkap dan lepaskan. Sederhana. Kadang-
kadang kamu mendapatkan ikan kecil. Buka kaitan dengan hati-hati dan masukkan dia kembali ke air.” (menuju ke monitor) “Bebaskan dia orang lain bisa dapat kepuasan menangkapkanya.” Baik “ (menunggu sambil memperhatikan monitor. Dia mengontrol kamera di bandara menggunakan alat kontrol dari kamera tersebut). “Baik. Ini dia.” (setelah melihat Navorski dari monitor). “Ok. Panggil para penjaga.” (penjaga pintu terlihat di monitor)
Turman :”Johson, bersihkan pintu (jauhi pintu).” (memberitahu penjaga pintu yang bernama Johnson melalui talkie) (hlm:30)
(6) Adegan 26, 28, 31, 33, 48, 50
1. Perilaku : memperhatikan Navorski melalui kamera
2. Motivasi : membantu Dixon
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
111
Adegan 26
Johnson menjawab perintah tersebut dan mengajak temannya menjauhi pintu. Hal tersebut dilihat oleh Navorski. Dixon dan Turman tetap memperhatikan tingkah laku Navorski melalui monitor. Dixon :”Baik pergi. Keluar dari sana. Baik itu pintunya.
Baik. Nah, jalan.” (menarik napas). “Sekarang, dimana di mana dia.” (tidak melihat Navorski di monitor)
Turman :”Itu dia.” (menunjuk ke monitor) Dixon :”Itu bukan dia.” (mencari Navorski di monitor. Ia
menggerakkan alat kontrol kamera). Turman :”Anda yakin.” Dixon :”Ya. Itu dia.” (melihat Navorski di monitor) Turman :”Oh...ok.” (hlm:30)
Adegan 28
Tingkah laku Navorski tetap diperhatikan oleh Dixon dan Turman . Dixon :”mengapa rumit sekali. Keluar, Viktor. Ayolah.
Dalam beberapa menit kamu akan menjadi masalah orang lain.”
Turman :”Dia ingin yakin tidak ada yang memeperhatikan.” (hlm:31)
Adegan 31
Itu adalah perbuatan Dixon dan Turman yang terus memantau Navorski. Navorski berdiri. Ia tetap merasa bahwa ia diperhatikan. Dixon :”Ayolah, pergi.” Tiba-tiba Navorski melihat ke arah kamera. Dixon :”Ambil kamera.” (dia mengarahkan kamera ke
arah lain) (hlm:32) Adegan 33
Dixon dan Turman tetap mencari. Turman :”Ke kiri dari sini.” Dixon :”Tidak. Dia hanya di pintu.” Turman :”Sedikit ke kiri.” (hlm: 32)
112
Adegan 48
Navorski :”Saya punya peluang ke New York, 50-50.” Torres tertawa kecil mendengar perkataan Navorski. Torres :”Ya. Itu cara indah memandangnya, tetapi Amerika bekerja tidak seperti itu.” Tidak sengaja, Navorski melihat Dixon dan Turman yang memperhatikan dari balik dinding kaca. Torres pun melihat mereka. (hlm:41)
Adegan 50
Navorski yang sedang mengumpulkan troli, diperhatikan oleh Dixon dan beberapa petugas pabean lainnya. Dixon :”Sebagai komisaris lapangan, saya menciptakan
posisi baru di JFK. Petugas Trans portasi untuk Bantuan Penumpang.”
Turman :”Pak, apa yang dikerjakan orang itu?” (hlm:41)
(7) Adegan 65
1. Perilaku ; menjelaskan kepada Navorski tentang suaka
2. Motivasi : membantu Dixon.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon :”Mm...hm. suaka. Paling cepat diproses kemungkinan 6 bulan dari sekarang.”
Turman :”Ya, dan kami tidak punya pilihan.” (duduk di samping Navorski). “Kecuali melepas Anda selama 6 bulan. Itu hukumnya. Anda akan di lepaskan.” (hlm:55).
1. Perilaku : mengajak dan menuntun Navorski keluar.
2. Motivasi : mematuhi perintah Dixon
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon :”Ok. Terima kasih.” (memberi tanda dengan tangan kepada Turman)
Navorski :”Saya takut pada drakula.”
113
Dixon :”Terima kasih banyak.” (mengahadap ke meja di sebelahnya)
Turman mengajak navorski keluar dair ruangan. Navorski tetap berusaha agar diizinkan ke New York. Navorski :”Saya takut pada manusia serigala, takut pada
hiu.” Sambil dituntun oleh Turman untuk keluar dari ruangan. (hlm:58).
(8) Adegan 81
1. Perilaku : memberitahu Dixon tentang kedatangan tim pemeriksa
bandara
2. Motivasi : mengingatkan Dixon
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Di ruang kontrol, Dixon sedang mengamati Viktor yang sedang bekerja melalui monitor. Turman duduk di meja hampir di depannya. Turman :”Inpeksi CBP mu 3 hari lagi. FBI dan keamanan
Nasional akan memeriksa bandara.” Dixon asyik menggoyang-goyangkan alat pengontrol kamera. Turm :”Sekitar 2 jam mengamati kantor-kantor ini sebelum
proses wawancaramu.” Dixon tidak memperhatikan Turman. Ia masih sibuk memperhatikan Navorski yang sedang bekerja melalui kamera. (hlm:83)
(9) Adegan 82
1. Perilaku : bertanya kepada Dixon tentang pihak berwenang
yang sudah di hubungi. Dixon dan menanyakan keinginan Dixon
2. Motivasi : ingin memenangkan dan membantu Dixon
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon mengomel dan membuka kotak makanannya dengan kasar. Turman :”Anda sudah mencoba FBI?”
114
Dixon :”Ya... (mengeluarkan makanan dari kotak dengan kasar) “Aku mencoba semua. Tidak ada yang mau terima dia.” (menutup kotak makanan dengan kasar)
Turman :”Anda ingin aku membawanya kembali ke terminal?” (hlm:85)
(10) Adegan 85
1. Perilaku : berlari memberi tahu Dixon bahwa ada masalah
2. Motivasi : agar Dixon tahu ada masalah dan segera
menyelesaikannya.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Penumpang itu lalu dibawa pergi oleh petugas Pabean. Tiba-tiba Turman datang berlari-lari dan berpapasan dengan pabean yang membawa penumpang yang ditangkap. Ia terburu-buru menghampiri Dixon yang masih tertawa bersama tim pemeriksa. Turman :”Pak.” Dixon :”Ya.” Turman mengajak Dixon untuk menjauh dari rombongan Turman :”Pak, ada masalah di atas.” (berbisik dan serius) Dixon :”Harus menunggu.” (berbisik dan tersenyum kecil)
Turma :”Tidak. Ini tidak bisa menunggu.” (berbisik dan serius) (hlm:88)
(11) Adegan 86
1. Perilaku :menjelaskan masalah yang terjadi pada Dixon
2. Motivasi : agar Dixon mengetahui masalah yang terjadi dengan
jelas.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Mereka berlari ke atas. Mereka melewati pintu P. Pabean mengikuti mereka. Turman menjelaskan masalah yang terjadi sambil berlari. Turman :”Saat 912 dari Toronto mendarat, mereka
menemukan 4 resep tamparupl. Mereka
115
mencoba mengambil pil darinya dan dia jadi gila/marah. Itu dia.” (menunjuk ke tempat kejadian)” kaci pikir untuk ayahnya.” (hlm:88)
(12) Adegan 105
1. Perilaku : menjemput Amelia di pabean
2. Motivasi : mematuhi perintah Dixon
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Amelia hendak masuk ke bandara. Langkah terhenti ketika ia melihat Turman menghalangi jalannya. Amelia :”Ada yang salah.” Turman :”kamu harus ikut kami!” Dua orang petugas mendekati Amelia. Mereka mengelilingi Amelia.
Amelia :”kami pasti bergurau. Aku lewat sini 2 kali sebulan.” (nada suara jengkel) Turman :”Mohon ikut aku.” Kejadian tersebut dilihat Dixon dari lantai atas, di ruang kontrol. (hlm:105)
(13) Adegan 137,138
1. Perilaku : berjaga di depan pintu
2. Motivasi : mematuhi perintah Dixon
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Adegan 137
Dixon melihat hal tersebut di monitor. Ia lalu menghubungi Turman yang telah dimintanya untuk berjaga. Dixon :”Semua siap?” Turman :”kami siap!” Dixon :”Amankan pintu.”
Adegan 138
116
Rombongan hampir sampai di pintu. Semua orang yang mengelilingi Navorski berbicara pada suatu waktu. Mereka berhenti di depan pintu saat melihat Turman dan beberapa petugas berdiri di pintu. Semua terdiam. Suasana kembali tegang. Turman memperlihatkan wajah garang. Waylin yang berada di samping Navorski terpaksa kebarisan petugas. Waylin :”Maaf, Viktor.” Dixon melihat kejadian itu melalui monitor Dixon :”Bawa dia, judge!” Di depan pintu, petugas berjaga. Navorski melangkah. Turman :”Berhenti, Viktor! Tenanglah.” (hlm:148)
b). Mematuhi peraturan
Menaati berasal dari kata dasar taat yang artinya patuh atau
tunduk. Orang yang patuh atau tunduk pada peraturan adalah orang
yang sadar.
Hal ini dapat dilihat pada beberapa perilaku dan motivasi tindakan
tokoh berikut:
(1) Adegan 5
1. Perilaku : meminta Navorski menunggu di garis batas pabean
2. Motivasi : memisahkan Navorski dari penumpang yang lain
sebelum di tindak lanjuti permasalahannya.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Sementara itu, Navorski diminta untuk menunggu oleh Turman di bagian bandara yang telah di beri garis batas pabean.
Turman :”Baiklah, Tuan Navorski. Kami ingin Anda menunggu di sini.” (hlm:5)
117
(2) Adegan 6
1. Perilaku : mengintrogasi Viktor Navorski
2. Motivasi : mencari informasi lebih banyak tentang Navorski
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski dibawa ke ruangan Turman. Turman :”Apa sebenarnya yang Anda lakukan di Amerika
Serikat, Tuan Navorski?” Navorski :(mengambil kertas. Ia membaca dan berujar
dengan aksen Bulgaria yang kental) “Taksi kuning. Bawa say ke Ramada Inn. 161 Lexington.”
Turman mencatat yang diucapkan Navorski. Lalu ia bertanya dengan serius. Turman :”Anda tinggal di Ramada Inn?” Navorski :”Simpan kembaliannya.” Turman :”Anda kenal seseorang di New York?” Navorski :”Ya.” (hlm:5)
1. Perilaku : menyimpan paspor dan tiket pulang Navorski
2. Motivasi : melakukan prosedur standar sebelum Navorski di periksa
lebih jauh.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Turman menjadi bingung. Akhirnya berkata, Turman :”Ok, Tuan Navorski. Saya butuh untuk melihat
tiket pulang Anda.” Navorski :”Bukan. Tiket pulang Anda. Kepunyaanmu...
(bingung menjelaskan. Ia mencari contoh) Navorski :”Oh, ya.” Akhirnya Turman melihat tiket di atas meja. Turman :”Ya.” (ia memeriksa tiket tersebut) Seorang wanita tiba-tiba berteriak. Perhatian Navorski tertuju ke suara tersebut. Turman :”Ini hanya prosedur standar.” (memasukkan
tiket ke kantong plastik). Perhatian Navorski kembali ke arah Turman. Navorski mengambil paspor di depan Turman. Tapi ia dicegah oleh Turman. Turman :”Saya jaga paspor Anda.” (merujuk paspor)
118
Navorski :”Oh. Ok.” (Navorski salah paham. Ia malah menjabat tangan Turman)
Turman :”Bukan, bukan.” Navorski :”Terima kasih.” (Navorski hendak berdiri) Turman :”Tuan Navorski. (menunjuk ke saku) “Itu.
Paspor.” Navorski mengerti dan memberikan paspornya. Turman :”Itu.” Navorski memegang erat paspornya. Tapi akhirnya Turman berhasil mengambilnya dan memasukkan ke kantong plastik bersama tiket tadi. (hlm:6)
c). Baik hati
Kebaikan merupakan sifat manusia yang dianggap baik menurut
sistem norma dan pandangan umum yang berlaku (KBBI:1996:79).
Bisa dikatakan bahwa kebaikan merupakan sifat positif manusia.
Salah satu kebaikan yang biasa yang dilakukan sesorang kepada
orang lain adalah baik dan suka menolong.
Hal ini dapat dilihat pada perilaku dan motivasi tindakan tokoh
berikut:
(1) Adegan 138
1. Perilaku : meminta Navorski berbalik dan memasangkan jaket di
bahu Navorski.
2. Motivasi : mendukung Navorski ke New York
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Turman maju. Turman :”Kamu lihat pintu-pintu itu? (menunjuk pintu dan
memasukkan talkie ke tempatnya) “Itu adalah
119
pintu masuk ke kota New York. Ke Amerika Serikat. Berbalik!”
Navorski berbalik. Turman membuka jaket polisinya. Ia memasangkannya di bahu Navorski. Turman :”Di kota turun salju. Kamu akan memerlukannya.” (hlm:149).
b. Karakter Tokoh Buruk
Karakter dapat diperoleh dengan memberi gambaran
mengenai tindak tanduk, tingkah laku, ucapan atau sejalan tidaknya
antara yang dikatakan dengan yang dilkakukan. Tokoh antagonis
adalah tokoh yang buruk dimana tokoh tersebut yang mengimbangi
atau membayang-bayangi bahkan menjadi musuh pelaku dan
merupakan tokoh yang memiliki sifat yang jahat sehingga dibenci
oleh pembaca. Karakter yang buruk dihindari seperti karakter
paranoid terdiri atas: mudah curiga, sangat berhati-hati,pemarah,
pendendam, serta licik. Karakter buruk yang lain yaitu: munafik,
suka menutupi kekurangannya, putus asa, tidak sabar, suka
mengeluh, dan selalu ingkar janji, dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut, karakter tokoh buruk dari segi
klasifikasi karakter tokoh dalam naskah film The Terminal karya
Sacha Gervasi dan Jeff Nalham dapat dirinci sebagai berikut:
120
1) Frank Dixon
a) Paranoid
Merupakan sifat mudah curiga dan sangat hati-hati, licik, marah
dan pendendam, seperti yang memiliki tokoh Frank Dixon, adalah ciri-
ciri penderita gangguan kepribadian paranoid. (Nevid, 2006:274)
Hal ini dapat dilihat pada beberapa perilaku dan motivasi tindakan
tokoh berikut:
Curiga dan sangat berhati-hati
.
(1) Adegan 2
1. Perilaku : Frank Dixon bertanya kepada Turman tentang
rombongan China yang tidak seorang pun membawa kamera ke
Disney Land
2. Motivasi : Frank Dixon memberi isyarat agar rombongan
wisatawan tersebut diperiksa.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
Turman :”Siaga. Dia memancing.” P.pabean :”Diterima/siap.” Dixon :”Lihat rombongan yang memakai kaus Mickey
Mouse ini! (menunjuk ke monitor)
Turman :”Itu rombongan wisatawan Cina, yang menghubungkan ke Orlando.”
Dixon :”(dengan nada datar sekaligus bertanya) kapan terakhir kamu melihat rombongan wisatawan China menuju Disney Worl dan tak seorang pun dari mereka yang membawa kamera?” (menoleh ke arah Turman)
121
Dengan segera Turman menghubungi rekannya yang berada di lapangan. Turman :”Ada kemungkinan dokumen palsu di kotak co
dan 11.” (hlm:2)
(2) Adegan 21
1. Perilaku : Frank Dixon bertanya kepada Turman tentang
Navorski yang masih menunggu di bandara.
2. Motivasi : Frank Dixon menyatakan keheranan atas sikap
Navorski yang masih berada di bandara.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski duduk di ruang tunggu. Orang yang duduk dan sedang tidur di sampingnya mendengkur. Hal tersebut diperhatikan oleh Dixon dan Turman. Dixon :”Mengapa dia masih di sini?” Turm :”Anda melepasnya, Pak. Anda yang
menempatkan di sana.” Dixon :”Mengapa dia tak keluar pintu? Mengapa
dia tidak mencoba untuk kabur?” (Dia melihat ke ruang tunggu dari luar lewat cermin)
Turman :”Pak, Anda menyuruhnya menunggu.” Dixon :”Aku tak mengira dia akan mematuhinya.” Sementara itu, Navorski sedang sibuk untuk menjauhkan kepada orang yang tidur di sampingnya dai pundaknya. Kepala orang tersebut berrsandar di pundaknya. Itu membuatnya tidak nyaman. Dixon :”Maksudku, dia dalam celah. Siapa yang mau menunggu dalam celah ?” (membuka kacamatanya dan membersihkannya) (hlm:26).
(3) Adegan 26, 28, 31, 33
1. Perilaku : Frank Dixon mengamati tingkah laku Navorski melalui
kamera
2. Motivasi : Frank Dixon memastikan rencananya berhasil
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
122
Adegan 26
Dixon membicarakan rencananya kepada Turman dengan bahasa perumpamaan sambil berjalan ke ruang kontrol. Dixon :”Tangkap dan lepaskan. Sederhana. Kadang-
kadang kamu mendapatkan ikan kecil. Buka kaitan dengan hati-hati dan masukkan dia kembali ke air.” (menuju ke monitor).
“Bebaskan dia agar orang lain bisa dapat kepuasan menangkapnya. “Baik (menunggu sambil memperhatikan monitor. Dia mengontrol kamera di bandara menggunakan alat kontrol dari kamera tersebut) “Baik. Ini dia.” (setelah melihat Navorski dari monitor)
Turman :”Johson, bersihkan pintu (jauhi pintu) “memberi tahu penjaga pintu yang bernama Johson melalui talkie)
Johson menjawab perintah tersebut dan mengajak temannya menjauhi pintu. Hal tersebut dilihat oleh Navorski. Dixon Turman tetap memperhatikan tingkah laku Navorski melalui monitor. Dixon :”Baik. Pergi. Keluar dari sana. Baik itu pintunya.
Baik. Nah, jalan.” (menarik napas). “Sekarang, dimana dia.” (tidak melihat Navorski di monitor)
Turman :”Itu dia.” (menunjuk ke monitor) Dixon :”Itu bukan dia.” (mencari Navorski di monitor. Ia
menggerakkan alat kontrol kamera) Turman :”Anda yakin.” Dixon :”Ya. Itu dia.” (melihat Navorski di monitor) Turman :”Oh. Ok.” Dixon :”Ya. Baiklah, Viktor. Nah, jalan.” (hlm:29)
Adegan 28
Tingkah laku Navorski tetap diperhatikan oleh Dixon dan Turman. Dixon :”Mengapa rumit sekali. Kealuar, Viktor.
Ayolah. Dalam beberapa menit kamu akan menjadi masalah orang lain.”
Turman :”Dia ingin yakin tidak ada yang memperhatikannya.
Dixon :”Saya tahu. Sudah kuberikan tidak ada yang akan memperhatikannya.
123
Ayolah. Baik, ini dia. Hubungi polisi bandara.”
Turman :”Mereka dalam perjalanan.” (hlm:31)
Adegan 31
Itu adalah perbuatan Dixon yang terus memantau Navorski. Navorski berdiri. Ia tetap merasa bahwa ia diperhatikan. Dixon :”Ayolah, pergi.” Tiba-tiba Navorski ke arah kamera. Dixon :”Ambil kamera.” (dia mengarahkan kamera
ke arah lain) Dixon mengarahkan kamera ke segala arah. Navorski berdiri dibawah kamera ke segala arah. Navorski berdiri di bawah kamera. Dixon pun mencari keberadaan Navorski. Dixon :”Dimana dia? Dimana dia?” (hlm:32)
Adegan 33 Dixon dan Turman tetap mencari. Turman :”ke kiri dari sini.” Dixon :”Tidak. Dia hanya di pintu.” Turman :”Sedikit ke kiri.” Dixon :”Baik-baik.” (hlm:33)
(4) Adegan 81
1. Perilaku : Frank Dixon mengamati Navorski yang sedang
bekerja melalui kamera
2. Motivasi : Frank Dixon mengetahui kegiatan Navorski
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Di ruang kontrol, Dixon sedang mengamati Viktor yang sedang bekerja melalui monitor. Turman duduk di meja hampir di depannya. Turman :”Inspeksi CBPmu 3 hari lagi. FBI dan
keamanan nasional akan memeriksa bandara.”
Dixon asyik mengoyang-goyangkan alat pengontrol kamera. Turman :”Sekitar 2 jam mengamati kantor-kantor
ini sebelum proses wawancaramu.”
124
Dixon tidak memperhatikan Turman. Ia masih sibuk memperhatikannya Navorski yang sedang bekerja melalui kamera.
Dixon :”Berapa gaji Navorski?”
Turman :”Pak?”
Dixon :”Berapa gajinya? Berapa mereka membayarnya?”
Turman :”Kurasa mereka membayar tunai di bawah meja pak.”
Dixon :”Saya tahu itu. Berapa?”
Turman :”$19 perjam.”
Dixon :”sulit dipercaya. Kamu tahu itu lebih dari gajiku?”
Turman :”Itu kontruksi kota New York.”
Dixon :”Salah satu orangku bicara padaku. Mengajakku untuk bergabung dengan kelompok besar. Lihat dirinya!”
Dixon memperbesar sorotan kamera di monitor. Tampak Viktor sedang memberikan petunjuk kepada pekerja lain. Ia menjelaskan konstruksi bangunan yang tergambar. (hlm:83)
(5) Adegan 84
1. Perilaku : Frank Dixon meminta izin kepada seorang
penumpang untuk mencoba sebutir kacang yang dibawanya.
2. Motivasi : Frank Dixon membuktikan kecurigaannya.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Tiba-tiba Dixon berhenti. Ia melihat seorang petugas pabean sedang mengintrogasi seorang pengunjung. P. pabean :”Apa yang kamu impor?”
125
Penumpang :”Software Computer.” Dixon mendekat. Ia melihat banyak kacang di meja dan ia curiga dengan kacang itu. Dixon :”Kacangnya banyak sekali.” Ia mengambil sekantong kacang dari atas meja. Penumpang :”Ya. Ibu mertuaku sangat menyukainya.” Dixon berjalan ke samping petugas pabean di seberang meja. Penumpang :”Setiap aku pergi ke Brazil, aku membawakannya pulang sekantong besar.” Dixon :”Ibu mertuamu?” Penumpang :”Ya.” Dixon mencoba membuka kantong kacang. Dixon :”Boleh aku coba satu.” (hlm:86)
(6) Adegan 88
1. Perilaku : ia akan memberikan obat yang ditahannya bila
milodragovich sendiri yang mengatakan untuk siapa obat yang
dibawanya.
2. Motivasi : Frank Dixon membuktikan ucapan Navorski
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski hendak berbicara. Tapi Dixon berteriak Dixon :”Bukan. Bukan kamu. (menunjuk Navorski dan
melangkah ke rombongan) Dixon :”(menunjuk ke Milodragovich) “aku ingin kau
tanya dia. Aku ingin dia mengatakannya. Aku ingin
dengan dengan dia mengatakan untuk siapa obat itu.” (Suara tinggi)
Beberapa langkah dari hadapan milodragovich karena ia melangkah ke depan. Dixon :”Ayolah. Untuk siapa obat itu.” Navorski berbicara kepada Milodragovich. Navorski : (Berbahasa Bulgaria dan memberikan isyarat
dengan menggoyangkan obat dan mata) Dixon :”Jawab dia, Pak Milodragovich. Untuk siapa pil-pil
ini?”(hlm:96).
126
b) Licik
Adalah sifat yang mempunyai banyak akal buruk, suka menipu dan
curang.
(1) Adegan 25
1. Perilaku : Frank Dixon memberi tahu Navorski bahwa pintu
masuk dijaga selama 5 menit pada jam 12
2. Motivasi : Frank Dixon menginginkan Navorski segera keluar
dari bandara dan ditangkap oleh yang berwenang.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon :”Saya memberitahu Anda sesuatu.” (berjalan ke arah tangga berjalan dan memegang minuman) “Sesuatu yang tidak boleh dilaporkan kepada siapa pun. Anda paham?” (mereka menaiki tangga berjalan untuk turun ke lantai bawah). “Ini rahasia.”
Navorski :”Rahasia?”
Dixon :”Ya. Rahasia. Pada puku 12.00 hari ini, penjaga pintu-pintu itu akan meninggalkan pos (menunjuk ke pintu) dan penggantinya akan terlambat 5 menit.”
Navorski :”Terlambat 5 menit.” (bingung)
Dixon :”Terlambat 5 menit. Pada pukul 12.00. hanya hari ini. Hanya sekali ini.” (Navorski hanya mengangguk). “Tidak.
Ada seorang pun yang akan memperhatikan pintu itu.dan tidak ada seorang pun yang memperhatikanmu.”
Navorski :”Jadi, Amerika tidak tertutup.”
127
Dixon :”Tidak, (tersenyum). Amerika terbuka selama 5 menit.”
Semoga hidup Anda menyenangkan, Tuan Navorski. (menjabat tangan Navorski dan pergi meninggalkannya) (hlm:28)
(2) Adegan 50
1. Perilaku : Frank Dixon Menciptakan posisi baru di bandara
JFK, yaitu petugas Transportasi untuk Bantuan Penumpang
2. Motivasi : agar Navorski tidak dapat mengumpulkan troli
sehingga Navorski tidak punya uang dan tidak punya
makanan. Dengan demikian Navorski akan memutuskan
untuk keluar dari bandara.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Hal itu diperhatikan oleh Dixon dan beberapa Petugas Pabean lainnya.
Dixon :”Sebagai komisaris lapangan, saya menciptakan posisi baru dari JFK. Petugas Transportasi untuk Bantuan Penumpang.” (hlm:41).
(3) Adegan 65
1. Perilaku : Frank Dixon ingin menerapkan hukum yang
melindungi orang asing yang dipercaya mempunyai rasa takut
kembali ke negaranya pada Navorski.
2. Motivasi : Frank Dixon menginginkan Navorski segera keluar
dari Bandara.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon :”Saya dapat cara untuk mengeluarkanmu dari bandara ini.”
128
Navorski :”Bagaimana?” Dixon :”Baiklah. Kami mempunyai hukum di sini yang
melindungi orang asing yang dapat dipercaya mempunyai rasa takut kembali ke negaranya. Bila kami dapat menerapkan ini pada Anda, CBP akan terpaksa memulai prosedur netralisasi, membawamu ke halkim imigrasi dan mengizinkan kasusmu untu suaka.”
Navorski :”Suaka?” Dixon :”Mm-hm. Suaka. Sayangnya, jadwal pengadilan
penuh dengan kasus Suaka. Paling cepat di proses kemungkinan 6 bulan dari sekarang.”
Turman :”Ya, dan kami tidak ounya pilihan.” (duduk di samping Navorski). “Kecuali melepas Anda selama 6 bulan. Itu hukumnya. Anda akan dilepaskan.”
Dixon :”Benar. Anda akan bebas menunggu di New York sampai tanggal sidang. Tapi, percaya atau tidak, kebanyakan orang tidak pernah muncul sebelum diadili.”
Navorski :”Jadi, saya pergi ke kota New York?” Dixon :”Ah ha. Anda bisa pergi bila kami nyatakan
ketakutan.” (menukarkan dengan dan tangan) Navorski :”Ketakutan.” Dixon :”Mn-hm, ketakutan.” Navorski :”Ketakutan.” Dixon :”Ketakutan.” Navorski :”Ketakutan.” Dixon :”Ketakutan.” Navorski :”Pada apa? Dixon :”Ya. Itu bagian terbaiknya. Tidak jadi masalah
Anda takut pada apa. Itu semua saya bagi Paman Sam, ok. Jadi, saya menanyakan kepada Anda satu pertanyaan. Pertanyaan sederhana. Bila Anda memberikan jawaban yang benar kepada saya, saya bisa mengeluarkan Anda dari Bandara malam ini.” (hal:54)
1. Perilaku : Frank Dixon menceritakan hal-hal yang mengerikan
tentang keadaan negaranya saat ini dengan suara keras
2. Motivasi : Navorski menyatakan dirinya takut kembali ke
negaranya sehingga Navorski bisa ke New Yok.
129
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon :”Ok. Biar kucoba lagi. Negara Anda sedang perang.” Navorski :”Ya. Sedang perang.” Dixon :”Banyak orang di jalan dengan senjata. Penganiayan
politik.” (dan meninggikan suara. Ia hendak mengikuti Navorski).
Navorski :”Ya. Buruk sekali.” Dixon :”Yeah, itu mengerika, Dan hanya Tuhan tahu apa yang
akan terjadi. Benar? Rakyat tidak bersalah ditangkap dan dilempar ke penjara.” (berjalan ke arah Navorski. Tetap dengan suara tinggi untuk menakuti Navorski)
Navorski :”Pada hari selasa.” Dixon :”Benar.” Navorski :”Saya benci hari selasa.” Dixon :”Benar. Jadi, Anda takut.” Navorski :” Pada apa?” Dixon :”Krakhozia. Anda takut pada Krakhozia.” Navorski :”Krakozhia?” (bingung) Dixon :”Eh...he.” Navorski :”Tidak. Saya tidak takut pada Krakozia. Saya sedikit takut
pada ruangan ini.” (tertawa kecil atau bercanda) Dixon :”Saya berbicara tentang bom.” (duduk di hadapan
Navorski). “Saya bicara tentang derajat manusia. Tentang Hak Asasi
Manusia. (suara lembut dan membujuk). “Viktor, jangan takut mengatakan kepada saya Anda takut pada Krakozia.” (hlm:57)
(4) Adegan 82
1. Perilaku : Frank Dixon menghubungi semua pihak yang
berwenang
2. Motivasi : Frank Dixon meminta penahanan atas Navorski.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon menghubungi pihak berwenang via telepon. Ia membelakangi Turman. Dixon :”Jake, dia tidak punya kebangsaan. Ok? Tak
punya negara. Jadi, secara otomatis dia adalah risiko keamanan nasional, menurut
130
penafsiranku pasal 212. Aku memintamu menempatkannya di pusat penahanannya dan memeriksanya. Itu saja yang kuinginkan.”
Dixon diam dan mendengar jawaban jake. Dixon :”Bagaimana dengan pencarian federal?” Mendengar jawaban jake Di :”Yah. Bagaimana dengan bandara lain?”
(menghadap ke komputer). “Halo? Halo?” (hlm:84)
(5) Adegan 116
1. Perilaku : Frank Dixon membuka data mengenai Mulroy, Cruz,
dan Rajan
2. Motivasi : Frank Dixon mengancam Navorski
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski maju beberapa langkah. Navorski :”Aku pergi ke New York.” Dixon :”Kamu yakin kamu ingin melakukan itu?” Navorski melemparkan visa, tiket, dan paspornya ke meja lalu maju. Navorsk :”Aku pergi ke kota Ney York sekarang.” (tegas) Opsir Waylin dan Turman hanya berdiri
menyaksikan dan mendengar percakapan Dixon dan Navorski. Dixon berbalik dan menghadap ke mejanya. Ia mencari berkas.
Dixon :”Bagian dari tugasku adalah menyingkirkan yang tidak menyenangkan dan ada beberapa.”
Setelah ia menemukan berkas, ia memperlihatkan kepada Navorski. Dixon :”Seperti orang ini, Joe Mulroy. Kupikir kau
mengenalnya.” Duduk dimejanya sambil membuka lembaran berkas. Dixon :”Joe sudah disini selama 20 tahun, ternyata dia
menjalankan judi poker setelah jam kerja.” Membaca berkas dan Navorski ikut membacanya. Dixon :”Membawa masuk minuman dan ganja.” Navorski heran melihat Dixon. Dixon :”Si malang yang akan kehilangan pensuinannya.
Kupikir dia juga punya anak. Yap.”
131
Menyimpan berkas tersebut. Ia lalu mengambil sebuah kaset video. Dixon :”Dan ada orang ini, Enrique Cruz. Kupikir kamu
juga mengenal Enrique. Enrique yang mengizinkan orang masuk ke area persiapan makanan.”
Ia membawa kaset tersebut ke VCD. Ia memutar kaset tersebut. Terlihat Enrique dan Navorski di ruang persiapan makanan. Dixon :”Itu pelanggaran berat keamanan. Si malang ini,
kupikir baru menikah.” Navorski memperhatikan tayangan tersebut dengan membungkuk di sepan layar itu. Dixon :”Tetapi aku akan melepaskannya.” Opsir Waylin berdiri menyaksikan dan mendengar percakapan Dixon dan Navorski. Dixon :”Dan lalu ada Gupta Rajan. Dia petugas
kebersihan.” Ia berdiri di belakang Navorski dengan melipat kedua tangan di dada. Navorski berdiri mendengar kata-kata Dixon. Ia kaget mendengar hal tersebut. Dixon :”Tetapi dia dicari karena menyerang polisi di India tahun 1979. Aku harus mendeportasikannya.” (hlm:138)
1. Perilaku : Frank Dixon mengancam Navorski
2. Motivasi : Navorski segera pulang ke Krakhozia dan tidak
berkeras ke New York.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Navorski :”Aku akan pulang.” Dixon :”Maafkan aku. Apa katamu?” (tidak percaya
dengan apa yang didengarnya) Navorski :”Aku akan pulang. Jangan ganggu mereka. Aku
akan pulang.” Dixon :”Hari ini.” Navorski :”Ya.” Ia pasrah. Ia marah sedih, dan kecewa, tapi ia mau terjadi apa-apa pada teman-temannya yang telah membantunya selama ini. Dixon :”Jika kamu tidak naik pesawat itu, mereka semua
pergi.” (mengancam) Navorski :”Ya.” Ia maju beberapa langkah sehingga dekat dengan Navorski.
132
Dixon :”Kamu mengerti?” Navorski :”Ya.” Dixon :”Ok, bagus.” (hlm:140)
(6) Adegan 137
1. Perilaku :Frank Dixon memerintahkan agar putih keluar di jaga
2. Motivasi : Frank Dixon menghalangi Navorski ke New York.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon melihat hal tersebut di monitor. Ia lalu menghubungi Turman yang telah dimintanya untuk berjaga. Dixon :”Semua siap?” Turman :”Kami siap.” Dixon :”Amankan pintu!” (hlm:148)
c) Pemarah dan pendendam
Merupakan orang yang hatinya digenangi oleh kemarahan
dikarenakan pengalaman masa lalu yang penuh kepahitan dan
ketidak adilan.
(1) Adegan 82
1. Perilaku : Frank Dixon mengomel dan membuka kotak
makanannya dengan kasar.
2. Motivasi : pelampiasan amarah karna telponnya di tutup begitu
saja dan tidak ada pihak yang berwenang yang ingin menahan
Navorski.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Karena telponnya diputus begitu saja, Dixon marah dan membanting gagang telpon.
133
Dixon :”Kita terlalu banyak menahan orang. Tidak ada tempat dimana-mana.”
Dixon mengomel dan membuka kotak makanannya dengan kasar. Turman :”Anda sudah mencoba FBI?” Dixon :”Ya.” (mengeluarkan makanan dari kotak dengan
kasar) “Aku mencoba semua. Tidak ada yang mau terima dia.” (menutup kotak makanan dengan kasar) (hlm:85)
(2) Adegan 88
1. Perilaku : Frank Dixon menarik Navorski dengan kasar sampai
ke mesin fotokopi
2. Motivasi : Frank Dixon meluapkan amarah pada Navorski yang
menolong Milodragovich dan ia merasa ditentang karena hal
tersebut.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Ternyata Dixon berada di dekat Navorski dan Milodragovich saat berpelukan. Setelah itu, Milodragovich pun pergi. Navorski :”Dia menyayangi kambing itu.” Dixon ternyata marah pada Navorski tiba-tiba ia menyerang Navorski. Ia memegang leher dan tangan Navorski dengan kasar dan menariknya ke mesin fotokopi. Dixon :”Kau pikir aku perlu alasan untuk
mengembalikanmu ke sel itu, menyimpanmu di sana selama 5 tahun?”
Tangan kiri Navorski di atas mesin fotokopi yang berfungsi. Akhirnya, tangan kiri Navorski terkopi. Hasil kopiannya banyak. Dixon :”Kau menentangku berarti kau menentang
AS. Lalu kamu tahu mengapa orang di Krakozhia antri untuk kertas toilet murah, sementara Paman Sam membersihkan pantat dengan yang mahal.” (marah) (hlm:98)
134
(3) Adegan 92
1. Perilaku : Frank Dixon mengatakan kepada Navorski bahwa
selama dia (Dixon) bandara, Navorski pun akan tetap di
bandara.
2. Motivasi : mengungkapkan rasa dendam pada Navorski setelah
Navorski menolong Milodragovich.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon :”mengapa kamu ingin ke New York? Dan apa isi kaleng kacang itu?”
Navorski :”Janji.” Dixon :”Janji dalam sebuah kaleng?” (menoleh
kepada Navorski) Navorski :”Ya. Sebuah janji.” Dixon :”Biar kubuatkan janji, Viktor. Dan janji ini
berasal dari seorang pria yang terjebak disini.”
Dixon menyimpan kacamatanya di atas meja. Dixon :”Pria yang mungkin terjebak disini. Untuk 10
tahun mendatang.” (menoleh ke Navorski) Dixon menurunkan kakinya dan memutar kursinya menghadap Navorski. Dixo :”Mulai sekarang, kamu dan aku bermitra.
Kalau aku tetap disini.” (menunjuk Navorski) “kamu tidak akan menginjakkan kaki di kota New York. Tak satu jari pun di AS.” (hlm:101)
(4) Adegan 131
1. Perilaku : menelpon dengan marah
2. Motivasi : kesal dengan apa yang terjadi/Rajan menghalangi
pesawat menuju Krakozhia.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
135
Cangkir Dixon jatuh dan pecah. Iia menelpon ke bawah. Dixon :”Seseorang beritahukan kepadaku apa yang
terjadi di bawah!” (marah) (hlm:146).
(5) Adegan 141
1. Perilaku : berteriak mengumpat sambil memukulkan talkie ke
meja.
2. Motivasi : meluapkan marah karena Turman membebaskan
Navorski ke New York.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dixon marah melihat tersebut dari monitor. Dixon :”Tahan dia! Tahan dia!” (berteriak di talkie) “Sial.”
(menemukan talkie ke meja karena kesal) (ia lalu berlari) (hlm:150)
Pada adegan-adegan tersebut menggambarkan Frank Dixon
curiga dan sangat berhati-hati, pemarah dan pendendam, serta licik.
Ini adalah ciri-ciri orang mengalami gangguan kepribadian paranoid.
Frank Dixon heran melihat Viktor Navorski yang tetap bertahan
di bandara. Ia curiga dan meminta agar segala kegiatan Viktor
Navorski dilaporkan padanya. Ia pun selalu mengamati kegiatan
Viktor Navorski. Ia sangat berhati-hati pada Viktor Navorski seakan-
akan Navorski akan mengancam keaamanan bandara. Ia tidak
percaya pada Navorski dan lain-lain.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian paranoid
wataknya licik. Frank Dixon melakukan apa saja agar Viktor Navorski
136
keluar dari bandara dan melakukan apa saja agar Viktor Navorski
tidak ke New York.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian paranoid
wataknya mudah marah. Frank Dixon marah saat Viktor Navorski
menolong Milodragoich. Ia merasa ditentang oleh Viktor Navorski. Ia
lalu menjadi pada Viktor Navorski. Ia juga marah saat tidak satu pun
pihak berwenang mau menahan Viktor Navorski.
Perlu diketahui bahwa sifat mudah curiga dan sangat hati-hati,
licik, marah dan pendendam, seperti yang memiliki tokoh Frank
Dixon, adalah ciri-ciri penderita gangguan kepribadian paranoid.
(Nevid, 2006:274).
2) Gupta Rajan
a) Mudah curiga
Curiga diartikan perasaan kurang percaya atau sangsi
terhadap kebenaran atau kejujuran seseorang atau juga bisa
diartikan berwas-was karena khawatir.
Hal ini dapat dilihat pada beberapa perilaku dan motivasi
tindakan tokoh berikut:
137
(1) Adegan 36
1. Perilaku : Gupta Rajan menceritakan peristiwa yang dilihatnya
kepada Mulroy dan Cruz, yaitu Navorski memberikan kupon
Payless Shoes kepada Amelia
2. Motivasi : Gupta Rajan mengungkapkan kecurigaan dan
kekhawatirannya bahwa Navorski adalah mata-mata dan
sedang mengamati mereka.
Hal ini apat dilihat pada kutipan berikut:
Gupta Rajan menceritakan peristiwa yang dilihatnya dan kecurigaannya kepada Navorski teman-temannya. Rajan :”Saya pikir dia CIA. CIA menempatkan dia di
sini untuk mengawasi kita.” Mulroy :”Kau tidak tau apa yang kamu bicarakan. Dia
bahkan tidak bisa berbahasa Inggris.” (mengambil koper dan menyimpannya dimobil angkutan di dalam bandara).
Rajan :”Bila dia belajar berbicara, orang ini...Dia tidak bisa berbahasa Inggris, bagaimana bisa bertemu gadis cantik?”
Temannya tetap sibuk dengan pekerjaannya. Rajan :”Pramugari.” Cruz :”Jadi, dia yang CIA?” Rajan :”Tidak. Dia seperti orang Rusia. KGB. Dia
memberinya hak sepatu. (menunjuk sepatu temannya)” dan dia memberinya secarik kertas.”
Mulroy :”Apakah itu mikro film?” Rajan :”Kupon dari Payless Shoes. Pasti semacam
kode.” (mendekatkan tangan ke mulut seperti berbisik) (hlm:35)
(2) Adegan 77
1. Perilaku : Gupta Rajan menolak bermain kartu bersama
Navorski
138
2. Motivasi : Gupta Rajan curiga bahwa Navorski adalah mata-
mata dan tidak ingin kehilangan pekerjaan
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Mereka melangkah ke tempat Rajan dan Mulroy duduk. Cruz :”Silahkan duduk.” (menunjukkan kursi kosong) Navorski :”Di sini.” (menunjuk kursi untuk memperjelas) Cruz :”Di sini.” (memukul sandaran kursi) Mulroy :”Ayolah, duduk.”
Rajan :”Siapa yang mengundangnya?” (bertanya kepada Cruz yang hendak melangkah)
Cruz : (berhenti melangkah dan menghadap kepada Rajan).”Aku. Kita butuh orang keempat, bukan?”
Rajan :”Aku tidak mau dengannya!” (sedikit ketus dan menyimpan kartu dengan kasar di meja)
Mulroy :”Gupta, santai, ya! Dia bisa merekam semua pembicaraan kita. Kabel di kemejanya.” (menunjuk kepada Navorski) “Mikrofon dicelananya. Aku tidak mau kehilangan pekerjaanku.” (mengangkat tangan) (hlm:73)
Pada adegan-adegan tersebut menunjukkan Ia (Gupta
Rajan) curiga pada Viktor Navorski. Ia menceritakan itu pada Cruz
dan Mulroy. Ia juga pada Navorski karena melihatnya memberikan
kupon payless shoes pada Amelia sehingga ia tidak mau bermain
kartu bersama Navorski. Ia berpikir bahwa Viktor Navorski adalah
mata-mata. Ia khawatir akan kehilangan pekerjaannya.
139
2. Hubungan karakter antartokoh
a. Dilihat dari fungsi penampilan tokoh
1) Tokoh protagonis
Viktor Navorski
Tokoh protagonis adalah tokoh yang wataknya disukai
pembaca. Biasanya, watak tokoh semacam ini adalah watak yang
baik dan positif. Baik dikatakan bahwa tokoh protagonis
menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan,
harapan-harapan pembaca.
Dalam naskah film The Terminal, tokoh Viktor Navorski
menampilkan sifat positif. Ia bertahan di bandara, walaupun banyak
rintangan dan peristiwa yang dihadapinya. Ia tidak tahu berbahasa
Inggris dan akhirnya ia belajar berbahasa Inggris, tidak punya uang
dan ia berusaha keras untuk mendapatkan uang dengan berkeliling
mencari pekerjaan dan bekerja pada kontruksi bandara, berbagai
rintangan yang berasal dari Dixon dihadapinya dengan sabar. Ia
berkeras ke New York untuk menemui Benny Golson dan
mendapatkan tanda tangan demi menepati janjinya pada ayahnya.
140
Akhirnya dengan kesabaran dan jerja keras, ia berhasil menemui
Benny Golson di New York. Jadi, bisa dikatakan bahwa ia adalah
tokoh protagonis dalam cerita dengan sifatnya yang baik dan positif.
a) Melalui penggambaran perilakunya.
Adegan 13
Navorski duduk di pinggir taman. Ia sedang memperhatikan lebaran kupon makanan yang diberikan oleh turman. Tiba-tiba ia melihat seorang gadis remaja sibuk dengan kuponnya. Gadis itu tidak bisa menutup kopernya karena isinya terlalu banyak sehingga kopornya penuh. Navorski hendak menolongna. Ia berdiri dan menaruh kupon makanannya di tempatnya duduk. Ia mendekati gadis remaja tersebut dan berusaha menutup kopornya. (hlm:18)
Adegan 22
Navorski :”Hallo.” Rajan :”Hallo. Anda punya janji?” Navorski :”Ya. Pukul 09.30. sampah, dokumen makanan. Selasa.” Rajan :”Selasa! Saya benci selasa! (membentuk dan pergi meninggalkan Navorski) “Permisi.” Navorski tidak membalas dan membiarkan Rajan pergi. (hlm:27)
Adegan 24
Karena Navorski tidak punya banyak uang, ia hanya makan saltine dan ketchup. (hln:28)
Adegan 33
Tiba-tiba wajah Navorski muncul di monitor. Ia sengaja memperlihatkan wajahnya. Navorski :”Saya menunggu. Saya akan menunggu. Saya akan
menunggu.” (petugas pabean tersenyum) “saya akan menunggu.” (hlm:33)
Adegan 34
141
Seorang pramugari, bernama Amelia warren, yang baru tiba, terpeleset dan menjerit. Amelia :”Astaga. Sial.” Ternyata dia melewati lantai yang licin baru saja di pel. Ia tidak memperhatikan tanda yang ada di sekelilingnya. Hak sepatunya patah. Navorski memungut hak sepatu wanita tersebut. Navorski : (berbahasa Bulgaria) Lewatlah Rajan sambil tersenyum. Wanita tersebut memungut barangnya yang berserakan. Navorski menyapanya. Navorski :”Ini milikmu.” Amelia ;”terima kasih.” Navorski membantunya berdiri Amelia :”Oh, sial.” (berjalan ke kursi di bantu Navorski) Navorski :”Lihat? Lantai basah.” Anda di sana.” (dialek
Bulgaria) (hlm:33) Amelia :”Saya terlambat.” (melepaskan sepatu dan melihat
ke lantai atas) “Buenos Aires. Aku tak ingat gerbangnya.” (melepaskan hak sepatu)
Navorski mengambilkan kopor dan membawa kepadanya. Navorski :”Gerbang 24.” Amelia :”Anda yakin?” Navorski :”Ya.” (hlm:34) Navorski :”Tunggu. Tunggu. (mengejar Amelia) “Untuk Anda.
Payless Shoes.” Navorski :”lantai dua. Pakai hak rendah saja.” (hlm:34)
Adegan 40
Navorski meletakkan tiga uang receh di meja. Ia diberi satu Burger.sebenarnya ia masih mempunyai uang kembalian, tapi ia memberikannya kepada pelayan itu. Ia mendorong uang kembaliannya ke pelayan. Navorski :”Ambil kembaliannya.” (hlm:37)
Adegan 51
Ketika Navorski hendak mengembalikan troli yang telah dikumpulkannya, tiba-tiba ada orang yang datan menahan troli tersebut, yang membuat tangan Navorski terjepit. Ia pun menjerit dan mengibas-ibaskan tangannya yang sakit. Ia tidak membalas dan membiarkan orang tersebut membawa troli yang telah dikumpulkannya. (hlm:42)
142
Adegan 53
Hal itu dilihat oleh rajan, petugas kebersihan. Ia berlari-lari kecil menuju ke arah Navorski yang sedang mengepel lantai. Rajan :”Lepaskan, lepaskan, lepaskan.” (merebut pel dari
Navorski) “Anda mencoba mengambil pelku. Anda mencoba mengambil lantaiku. Itu tugasku.” (menunjuk dirinya sendir) “Jauhi lantaiku. Jauhi pelku.”
Navorski ingin menjelaskan kepada Rajan. Ia tidak dapat berbicara. Ia hanya bisa menunjuk ke lantai karena Rajan terus berbicara. Navorski :”Makanan.” (menunjuk lantai) Rajan :”Bila Anda menyentuhnya lagi, saya akan
membunuh Anda.” (pergi meninggalkan Navorski) Navorski hanya melihat dan membiarkannya pergi (hlm:43)
Adegan 88
Tiga orang petugas pabean maju menangkap Milodragovich dgn menelungkupkan di lantai. Milodragovich tersedu-sedu dan memberontak, tidak mau ditahan. Viktor kasihan melihatnya dan berpikir. Dixon lega. Dixon :”Terima kasih, Viktor. Bagus. Ayo kita pergi.” Milodragovich dibawa pergi. Semua bubar. Opsir Torress mengambil meja yang jatuh. Viktor berpikir dan melihat keempat botol obat di tangannya Navorski :”Tunggu...Tunggu.” (memanggil rombongan yang membawa Milodragovich dan belum jauh) “Kambing.” Rombongan berhenti. Dixon :”Apa?” Navorski :”Kambing. Obat itu untuk kambingnya.” Dixon :”Kambing?” (bingung) Terdengar suara Milodragovich yang masih tersedu. Navorski :”Ya. Obatnya untuk kambing.” (menirukan suara
kambing) kambing” Milodragovich merengek. Dixon :”Dia bilang begitu?” (merengek ke Milodragovich) Navorski :”Ya. Katanya... kami tidak mengerti. Aku tidak
mengerti kambing.” Dixon :”Kenapa? Apa yang kau katakan?” Berjalan beberapa langkah. Ia berada di tengah-tengah antar Navorski dan rombongan.
143
Dixon :”Kamu salah mengerti? Obat itu bukan untuk ayahnya yang sekarat?”
(wajah dan suara menunjukkan ketidakpercayaan. Ia membuka kacamatanya)
Navorski :”Bukan. Bukan. Di ...Krakozhia, nama untuk ayah...terdengar seperti kambing. Aku keliru.” (tertawa kecil) (hlm:94)
Navorski :”Dia menyayangi kambing itu.” Dixon ternyata marah pada Navorski. Tiba-tiba ia menyerang Navorski. Ia memegang leher dan tangan Navorski dengan kasar dan menariknya ke mesin fotokopi. Dixon :”Kau pikir aku perlu alasan untuk mengembalikanmu
ke sel itu, menyimpanmu di sana selama 5 tahun?” Tangan kiri Navorski di atas mesin fotokopi yang berfungsi. Akhirnya, tangan kiri Navorski terkopi. Hasil kopiannya banyak. Dixon :”Kau menetangku berarti kau menentang AS. Lalu
kamu tahu mengapa orang di Krakozhia antri untuk kertas toilet murah, sementara Paman Sam membersihkan pantat dengan yang mahal.” (marah)
Kejadian tersebut disaksikan oleh beberapa petugas pabean dan tim pemeriksa bandara. Dixon ditenangkan oleh Turman. Navorski bebas dan pergi dengan diantar Turman. Ia tidak membalas perbuatan Turman pelnya. (hlm:98)
Adegan 116
Navorski :”Aku akan pulang.” Dixon :”Maafkan aku. Apa katamu?” (tidak percaya dengan
apa yang didengarnya) Navorski :”Aku akan pulang. Jangan ganggu mereka. Aku akan
pulang.” Dixon :”Hari ini.” Navorski :”Ya.” Ia pasrah. Ia marah, sedih, dan kecewa, tapi ia mau terjadi apa-apa pada teman-temannya yang telah membantunya selama ini. Dixon :”Jika kamu tidak naik pesawat itu, mereka semua
pergi.” (mengancam) Navorski :”Ya.” Ia maju beberapa langkah sehingga dekat dengan Navorski. Dixon :”Kamu mengerti?” Navorski :”Ya.” Dixon :”Ok, bagus.” (hlm:140)
144
b) Melalui cuplikan pembicaraan tokoh
Adegan 111
Navorski :”Ayahku di Mitar Asenov Navorski, melihat foto ini di koran Hungaria, tahun 1958. Katanya dia melihat foto itu selama 7 hari. Senin, Selasa, Rabu,...” (memberi tanda dengan tangan)
Amelia :”Siapa mereka?” Amelia mengembalikan foto itu kepada Navorski. Navorski mengambilnya. Navorski :”Count Base, Dizzy Gillespi, Thelonius Monk,
Sonny Rollins, Art Blakey, Max kaminsky.” Navorski membalik foto dan memperlihatkan kepada Amelia. Navorski :”Mereka 57 orang bersama-sama. Setelah
melihat foto selama 7 hari...” (menunjuk foto) “ ...Ayahku mempunyai gagasan. Dia menulis surat pada klub.” (menggerakkan tangan seperti orang menulis) “Lickety Split, Snookic’s Sugar Bowl.” (memberi tanda dengan tangan) “Dia meminta biarawati menulis dalam bahasa Inggris. Ratusan surat. Kemudian dia menunggu. Dia menunggu sebelum, seminggu, setahun. Ayahku menunggu 40 tahun.”
Amelia menyimak Navorski dengan seksama tanpa berkata apa-apa. Navorski :”Dan mereka semua menandatanganinya
dengan nama mereka.” Memperlihatkan kartu yang telah di tandatangani dan dikumpulkan ayahnya. Navorski :”Satu persatu.” Amelia hanya melihatnya tanpa komentar. Navorski mengeluarkan semua kartu yang telah ditandatangani dan dikumpulkan ayahnya. Amelia terharu mendengar cerita Navorski. Matanya berkaca-kaca. Navorski mengeluarkan kartu tersebut sampai habis. Navorski :”Mereka semua menuliskan nama dan
mengirimkannya pada ayahku semua tetapi tidak satu orang.”
Mengambil diatas meja dan melihatnya. Ia menunjuk foto satu orang dalam foto itu dan memperlihatkan pada Amelia. Navorski :”Benny Golson.”
145
Tampaklah Benny Golson di foto berada di barisan paling atas dan memakai kacamata. Ia orang kulit hitam. Navorski :”Saxophone.” (melipat foto) “Ayahku
meninggal sebelum Benny Golson menulis nama dan mengirimkannyapada ayahku. Jadi, aku akan pergi New York, menemukan Benny Golson, minta menuliskan nama untuk disimpan dalam kaleng.”
Dari cupilkan di atas dapat diketahui bahwa Viktor Navorski
berperan sebagai tokoh protagonis, yaitu tokoh yang membawakan
perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
c). Melalui penggambaran oleh tokoh lain
Adegan 89
Peristiwa itu pun diceritakan Rajan kepada teman-temannya di tempat penyimpanan barang. Rajan :”Waktu itu ada 20 orang. Pistol para opsir teracung. Dixon siap menembak untuk menembak pria pemilik pil. Tapi kemudian seseorang berjalan masuk ke ruangan dan berdiri dan di depan pria ini.”Singkirkan pistol itu.” Kata pria itu.” Tidak seorang pun yang akan mati hari ini.” Pegawai :”Siapa?” Pegawai :”Siapa yang menyelamatkan orang itu?” Pegawai :”Ya. Beritahu kami. Siapa dia?” Pegawai :”Siapa pria ini?” Semua penasaran. Rajan berbalik dan mengambil hasil kopian tangan Navorski. Ia memperlihatkan kepada teman-temannya. Rajan :”Navorski Viktor” si kambing” Navorski” (bangga dan tersenyum)
2) Tokoh antagonis
Frank Dixon
Dalam naskah film The Terminal , yang menjadi tokoh
antagonis adalah Frank Dixon dengan wataknya yang buruk. Ia
146
selalu mengamati gerak-gerik tokoh Viktor Navorski. Ia berusaha
dengan berbagai cara agar Viktor Navorski keluar dari bandara
karena ia merasa keamanan bandara terancam dengan keberadaan.
Tapi akhirnya ia berusaha keras agar Viktor Navorski tetap di
bandara karena ia merasa ditentang oleh Viktor Navorski saat
Navorski menolong Milodragovich. Ia menjadi semakin marah dan
dendam pada Viktor Navorski.
a) Melalui penggambaran perilakunya
Adegan 48
Navorski :”Saya punya peluang ke New York, 50-50.” Torres tertawa kecil mendengar perkataan Navorski
Torres :”Ya. Itu cara indah memandangnya, tetapi Amelia bekerja tidak seperti itu.”
Tidak sengaja, Navorski meliaht Dixon dan Turman yang memeperhatikan mereka dari balik dinding kaca. Torres pun melihat mereka. (hlm:41)
Adegan 81
Diruang kontrol, Dixon sedang mengamati Viktor yang sedang bekerja melalui monitor. Turman duduk di meja hampir di depannya. Turman :”Inspeksi CBPmu 3 hari lagi. FBI dan keamanan
nasional akan memeriksa bandara.” Dixon asyik menggoyang-goyangkan alat pengontrol kamera. Turman :”Sekitar 2 jam mengamati kantor-kantor ini sebelum
proses wawancara.” Dixon tidak memperhatikan Turman. Ia masih sibuk memperhatikan Navorski yang sedang bekerja melalui kamera. Dixon :”Berapa gaji Navorski?” Turman :”Pak?” Dixon :”Berapa gajinya? Berapa mereka membayarnya?”
147
Turman :”Kurasa mereka membayar tunai di bawah meja, pak.” Dixon :”Saya tahu itu berapa?” Turman :”$ 19 per jam.” Dixon :”Sulit dipercaya. Kamu tahu itu lebih dari gajiku?” Turman :”Itu konstruksi kota New York.” Dixon :”Salah satu orangku bicara padaku. Mengajakku
untuk bergabung dengan kelompok besar. Lihat dirinya!”
Dixon memperbesar sorotan kamera di monitor. Tampak Viktor sedang memberikan petunjuk kepada pekerja lain. Ia menjelaskan konstruksi bangunan yang tergambar. (hlm:83)
Adegan 82
Karena teleponnya diputus begitu saja, Dixon marah dan membanting gagang telpon. (hlm:84)
Adegan 88
Dixon ternyata marah pada Navorski. Tiba-tiba ia menyerang Navorski. Ia memegang leher dan tangan Navorski dengan kasar dan menariknya ke mesin fotokopi. (hlm:98)
Adegan 92
Dixon :”Ini untukkku?” Navorski :”Ya. Ya. Ini ikan layar Pulau Virgin. Untumu.
Untukmu.” Dixon melangkah ke tempat duduknya. Navorski :”Untuk dinding. Ikan untuk dinding.” Navorski tetap berdiri dan memegang hiasan dinding berbentuk ikan. Dixon duduk dan menaikkan kakinya ke meja. Ia memainkan kacamatanya. (hlm:101)
Adegan 105
Amelia hendak masuk ke bandara. Langkah terhenti ketika ia melihat Turman menghalangi jalannya. Dixon melihat dari lantai atas, di ruang kontrol (hlm:120)
Adegan 116
Navorski ke ruangan Dixon. Dixon mengeluarkan obat dari laci. Tampak banyak botol obat dilacinya. Navorski :”Perang di negaraku sudah berakhir.”
148
Navorski berdiri di depan Dixon sambil memegang Visa. Ia tidak lagi mengenakan jas, hanya kemeja dan dasi. Dixon sibuk mengeluarkan botol-botol obat dari lacinya. Ia acuh mendengar Navorski. (hlm:136) Ia mengambil tiket dan paspor Navorski yang terbungkus plastik dari meja itu. Ia berbalik dan melangkah untuk memberikan tiket dan paspor Navorski. (hlm:137).
Adegan 131
Cangkir Dixon jatuh dan pesan. Ia menelpon ke bawah. Dixon :”Seseorang beritahukan kepadaku apa yang terjadi di bawah! (marah) (hlm:146).
Adegan 144
Dixon terburu-buru hendak mengejar Navorski. Ia tidak mau sampai Navorski pergi. Ia menggesekkan kartu tanda pengenal untuk masuk ke terminal yang ramai. Ia berlari-lari. (hlm:151)
b) Melalui cuplikan pembicaraan tokoh
Adegan 21
Dixon :”Mengapa dia masih di sini?” Turman :”Anda melepasnya, Pak. Anda yang
menempatkannya di sana.” Dixon :”Mengapa dia tidak keluar pintu? Mengapa dia
tidak mencoba untuk kabur? (dia melihat ke ruang tunggu dari luar lewat cermin)
Turman :”Pak, Anda menyuruhnya menunggu.” Sementara itu, Navorski sedang sibuk untuk menjauhkan kepala orang yang tidur di sampingnya dari pundaknya. Kepala orang tersebut bersandar di pundaknya. Itu membuatnya tidak nyaman. Dixon :”Maksudku, di dalam celah. Siapa yang mau
menunggu dalam celah?” (membuka kacamatanya dan membersihkannya) (hlm:26).
Adegan 25
Dixon :”Saya memberitahu Anda sesuatu.” (berjalan ke arah tangga berjalan dan memegang minuma) “Sesuatu yang tidak boleh dilaporkan kepada siapa pun. Anda paham?” (mereka menaiki
149
tangga berjalan untuk turun ke lantai bawah). “ini rahasia.”
Navorski :”Rahasia?” Dixon :”Ya, rahasia. Pada pukul 12.00 hari ini, penjaga
pintu-pintu itu akan meninggalkan pos (menunjuk ke pintu-pintu) dan penggantinya akan terlambat 5 menit.”
Navorski :”Terlambat 5 menit. (bingung) Dixon :”Terlambat 5 menit. Pada pukul 12.00. hanya hari
ini. Hanya sekali ini.” (Navorski hanya mengangguk).”Tidak ada seorang pun yang akan memperhatikan pintu itu. Dan tidak ada seorang pun yang memperhatikanmu.”
Navorski :”Jadi, Amerika tidak tertutup.” Dixon :”Tidak.” (tersenyum). Amerika terbuka 5 menit. Semoga hidup Anda menyenangkan, Tuan
Navorski. (menjabat tangan Navorski dan pergi meninggalkannya)
Adegan 26
Dixon membicarakan rencananya kepada Turman dengan bahasa perumpamaan sambil berjalan ke ruang kontrol. Dixon :”Tangkap dan lepaskan. Sederhana. Kadang-kadang
kamu mendapatkan ikan kecil. Buka kaitan dengan hati-hati dan masukkan dia kembali ke air.” (menuju ke monitor) “Bebaskan dia orang lain bisa dapat kepuasan menangkapnya.”Baik”.
(menunggu sambil memperhatikan monitor. Dia mengontrol kamera di bandara menggunakan alat kontrol dari kamera tersebut). “Ok.” Panggil para penjaga.” (penjaga pintu terlihat dari monitor).
Turman :”Johnson, bersihkan pintu (jauhi pintu) (memberitahu penjaga pintu yang bernama Johnson melalui talkie).
Johnson menjawab perintah tersebut dan mengajak temannya menjauhi pintu. Hal tersebut dilihat oleh Navorski. Dixon dan turman tetap memperhatikan tingkah laku Navorski melaui monitor. Dixon :”Baik. Pergi. Keluar dari sana. Baik itu pintunya. Baik.
Nah, jalan.” (menarik napas).”Sekarang, di mana dia.” (tidak melihat Navorski di monitor).
Turman :”Itu dia.” (menunjuk ke monitor) Dixon :”Itu bukan dia.” (mencari Navorski di monitor. Ia
menggerakkan alat kontrol kamera) Turman :”Anda yakin.” Dixon :”Ya. Itu dia.” (melihat Navorski di monitor) Turman :”Oh. Ok.”
150
Dixon :”Ya. Baiklah, Viktor. Nah, jalan.” (hlm:29)
Adegan 28
Tingkah laku Navorski tetap diperhatikan oleh Dixon dan Turman. Dixon :”Mengapa rumit sekali. Keluar, Viktor. Ayolah. Dalam
beberapa menit kamu akan menjadi masalah orang lain.”
Turman :”Dia ingin yakin tidak ada yang memperhatikan.” Dixon :”Saya tahu. Sudah kuberitahu tidak ada yang akan
memperhatikannya. Ayolah. Baik, ini dia. Hubungi polisi bandara.”
Turman :”Mereka dalam perjalanan.” (hlm:31)
Adegan 31
Itu adalah perbuatan Dixon yang terus memantau Navorski. Navorski berdiri. Ia tetap merasa bahwa ia di perhatikan. Dixon :”Ayolah, pergi.” Tiba-tiba Navorski melihat ke arah kamera. Dixon :”Ambil kamera.” (dia mengarahkan kamera ke arah
lain) Dixon mengarahkan kamera ke segala arah. Navorski berdiri di bawah kamera. Dixon pun mencari keberadaan Navorski. Dixon :”Di mana dia? Di mana dia?” (hlm:32)
Adegan 33
Dixon dan Turman tetap mencari. Turman :”Ke kiri dari sini.” Dixon :”Tidak. Dia hanya di pintu.” Turman :”Sedikit ke kiri.” Dixon :”Baik. Baik” (hlm:33)
Adegan 50
Dixon :”Sebagai Komisaris Lapangan, saya menciptakan posisi baru di JFK. Petugas Transportasi untuk Bantuan Penumpang.” (hlm:41)
Adegan 65
Dixon :”Saya daoat cara untuk mengeluarkanmu dari bandara ini.”
Navorski :”Bagaimana?”
151
Dixon :”Baiklah. Kami mempunyai hukum di sini yang melindungi orang asing yang dapat dipercaya mempunyai rasa takut kembali ke negaranya. Bila kami dapat menerapkan ini pada Anda, CBP akan terpaksa memulai prosedur netralisasi, membawamu ke hakim imigrasi dan mengizinkan kasusmu untuk suaka.”
Navorski :”Suaka?” Dixon :”Mm-hm. Suaka. Sayangnya, jadwal pengadilan
penuh dengan kasus suaka. Paling cepat diproses kemungkinan 6 bulan dari sekarang.”
Turman :”Ya, dan kami tidak punya pilihan.” (duduk di samping hukumnya). “Kecuali melepas Anda selama 6 bulan. Itu hukumnya. Anda akan dilepaskan.”
Dixon :”Benar. Anda akan bebas menunggu di New York sampai tanggal sidang. Tapi, percaya atau tidak, kebanyakan orang tidak pernah muncul sebelum diadili.”
Navorski :”Jadi, saya pergi ke New York?” Dixon :”Ah ha. Anda bisa pergi ke kota New York malam
ini. Tapi Anda hanya bisa pergi bila kami nyatakan ketakutan.” (menekankan dengan suara dan tangan)
Navorski :”Ketakutan?” Dixon :”Mm-hm, ketakutan.” Navorski :”Ketakutan.” Dixon :”Ketakutan.” Navorski :”Ketakutan.” Dixon :”Ketakutan.” Navorski :”Pada apa?” Dixon :”Ya. Itu bagian terbaiknya. Tidak jadi masalah Anda
takut pada apa. Itu semua saja bagi Paman Sam, ok. Jadi, saya menanyakan kepada Anda satu pertanyaan. Pertanyaan sederhana. Bila Anda memberikan jawaban yang benar kepada saya, saya bisa mengeluarkan Anda dari bandara malam ini.” (hlm:54)
Dixon :”Ok. Biar kucoba lagi. Negara Anda sedang perang.” Navorski :”Ya. Sedang perang.” Dixon :”Banyak orang di jalan dengan senjata. Penganiayaan
politik.” (dan meninggikan suara. Ia hendak menakuti Navorski)
Navorski :”Ya. Buruk sekali.” Dixon :”yeah, itu mengerikan. Dan hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi. Benar? Rakyat tidak bersalah ditangkap
152
dan dilempar ke penjara.” (berjalan ke arah Navorski tetap dengan suara tinggi menakuti Navorski) Navorski :”Pada hari selasa.” Dixon :”Benar.” Navorski :”Saya benci hari Selasa.” Dixon :”Benar. Jadi, Anda takut.” Navorski :”Pada apa?” Dixon :”Krakozhia?”. Anda takut pada Krakozhia.” Navorski :”krakozhia?” (bingung) Dixon :”Eh...he.” Navorski :”Tidak. Saya tidak takut pada Krakozhia. Saya sedikit
takut pada ruangan ini.” (tertawa kecil untuk bercanda)
Dixon :”Saya berbicara tentang bom. (duduk di hadapan Navorski)
“Saya bicara tentang derajat manusia. Tentang hak asasi manusia. (suara lembut dan membujuk). “Viktor, jangan takut mengatakan kepada saya Anda takut pada Krakozhia.” (hlm:57)
Adegan 82
Dixon menghubungi pihak berwenang via telepon. Ia membelakangi Yurman. Dixon :”Jake, dia tidak punya kebangsaan. Ok? Tak punya
negara. Jadi, secaraotomatis dia adalah resiko keamanan nasional, menurut 2.12. aku memintamu menempatkannya di pusat penahanan dan memeriksanya. Itu saja yang kuinginkan.”
Dixon diam dan mendengar jawaban Jake. Dixon :”Bagaimana dengan penjara federal?” Mendengar jawaban Jake
Dixon :”Yah, bagaiman dengan bandara ini?” (mengahadap ke komputer) “Halo? Hallo?” (hlm:84)
Adegan 88
Dixon :”Kau pikir aku alasan untuk mengembalikanmu ke sel itu, menyimpanmu di sana selama 5 tahun?”
Tangan Navorski di atas mesin fotokopi yang berfungsi. Akhirnya, tangan kiri Navorski terkopi. Hasil kopiannya banyak. Dixon :”kau menentangku berarti kau menentang AS. Lalu kamu tahu mengapa orang di Krakozhia antri untuk
153
kertas toilet murah, sementara Paman Sam membersihkan pantat dengan yang mahal. (marah) (hlm:98)
Adegan 92
Dixon :”Mengapa kamu ingin ke New York? Dan apa isi kaleng kacang itu?”
Navorski :”Janji.” Dixon :”Janji dalam sebuah kaleng?” (menoleh kepada
Navorski) Navorski :”Ya. Sebuah janji.” Dixon :”Biar kubuatkan janji, Viktor. Dan janji ini berasal
dari seorang pria yang terjebak di sini.” Dixon menyimpan kacamatanya di atas meja. Dixon :”Pria yang mungkin terjebak di sini untuk 10 tahun
mendatang.” (menoleh ke Navorski) Dixon menurunkan kakinya dan memutar kursinya menghadap Navorski . Dixon :”Mulai sekarang, kamu dan aku bermitra. Kalau aku
tetap di sini, kamu tetap di sini.” (menunjuk Navorski) “Kamu tidak akan menginjakkan kaki di kota New York. Tak satu jari pun di AS.” (hlm:101)
Adegan 116
Navorski maju beberapa langkah. Navorski :”Aku pergi ke New York.” Dixon :”Kamu yakin kamu ingin melakukan itu?” Navorski melemparkan visa, tiket, dan paspornya ke meja lalu maju. Navorski :”Aku pergi ke kota New York sekarang.” (tegas) Opsir Waylin dan Turman hanya berdiri menyaksikan dan mendengar percakapan Dixon dan Navorski. Dixon berbalik dan menghadap ke mejanya. Ia mencarai berkas. Dixon :”Bagian dari tugasku adalah menyingkirkan yang
tidak menyenangkan, dan ada beberapa.” Setelah ia menemukan berkas, ia memperlihatkan Navorski. Dixon :”Seperti orang ini, Joe Mulroy. Kupikir kamu
mengenalnya.” Duduk di mejanya sambil membuka lembaran berkas. Dixon :”Joe sudah di sini selama 20 tahun, ternyata dia
menjalankan judi poker setelah jam kerja.” Membaca berkas dan Navorski ikut membacanya. Dixon :”Membawa masuk minuman dan ganja.” Navorski heran melihat Dixon. Dixon :”Si malang yang akan kehilangan pensiunnya. Kupikir dia juga punya anak. Yap.”
154
Ia menyimpan berkas tersebut. Ia mengambil sebuah kaset video. Dixon :”Dan ada orang ini. Enrique Cruz. Kupikir kamu
juga mengenal Enrique. Enrique yang mengizinkan orang masuk ke area persiapan makanan.” Ia membawa kaset tersebut ke VCD. Ia memutar kaset tersebut. Terlihat Enrique dan Navorski di ruang persiapan makanan.”
Dixon :”Itu pelanggaran berat keamanan. Si malang ini, kupikir baru menikah.”
Navorski memperhatikan tayangan tersebut dengan membungkuk di depan layar televisi. Dixon :”Tetapi aku akan melepaskannya.” Opsir Waylin berdiri menyaksikan dan mendengar percakapan Dixon dan Navorski. Dixon :”Dan lalu ada Gupta Rajan. Dia petugas kebersihan.” Ia berdiri di belakang Navorski dengan melipat kedua tangan di dada. Navorski berdiri mendengar kata-kata Dixon. Ia kaget mendengar hal tersebut. Dixon :”Tetapi dia dicari karena menyerang polisi di India
tahun 1979. Aku harus mendeportasikannya.” (hlm:138)
Navorski :”Aku akan pulang.” Dixon :”Maafkan aku. Apa katamu?’ (tidak percaya denga
apa yang didengarnya) Navorski :”Aku akan pulang. Jangan ganggu mereka. Aku akan
pulang.” Dixon :”Hari ini.” Navorski :”Ya.” Ia pasrah. Ia marah, sedih, dan kecewa, tapi ia mau terjadi apa-apa pada teman-temannya yang telah membantunya selama ini. Dixon :”Jika kamu tidak naik pessawat itu, mereka semua pergi. (mengancam) Navorski :”Ya.” Ia maju beberapa langkah sehingga dekat dengan Navorski. Dixon :”Kamu mengerti?” Navorski :”Ya.” Dixon :”Ok, bagus.” (hlm:140)
Adegan 137
Dixon melihat hal tersebut di monitor. Ia lalu menghubungi Turman yang telah dimintanya untuk berjaga. Dixon :”Semua siap?” Turman :”Kami siap!”
155
Dixon :”Amankan pintu!” (hlm:148)
Adegan 141
Dixon marah melihat tersebut dari monitor. Dixon :”Tahan dia! Tahan dia!” (berteriak di talkie) “Sial.” (menemukan talkie ke meja karena kesal) (ia lalu
berlari) (hlm:150)
Dari cuplikan di atas dapat diketahui bahwa Frank Dixon
berperan sebagai tokoh antagonis, yaitu tokoh yang membawakan
perwatakan negatif atau menamplilkan perbuatan-perbuatan yang
buruk.
3) Tokoh tirtagonis
a) Amelia Warren
Tokoh tirtagonis, biasa disebut sebagai tokoh pembantu. Tokoh
ini memegang peran tambahan. Pemunculannya hanya melengkapi
cerita dan mendukung tokoh protagonis.
. Tokoh Amelia warren dalam naskah film The Terminal
diceritakan sebagai wanita yang dicintai Viktor Navorski namun pada
akhirnya ia tetap bersama Max setelah Viktor Navorski berusaha
meraih hatinya. Ia juga mau membantu Viktor Navorski ke New York
dengan memberikan visa darurat satu hari. Kemudian tokoh Ray
Turman. Ia selalu menaati setiap perintah Frank Dixon. Namun pada
akhirnya ia mendukung Viktor Navorski ke New York. Tokoh-tokoh
156
inilah yang menjadi tokoh tirtagonis dalam naskah film The Terminal
karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham.
(1) Melalui penggambaran perilaku tokoh
Adegan 99
Navorski mengangkat tangan hendak menjabat tangan Amelia sambil tersenyum. Mungkin menandakan perjanjian. Amelia malah maju dan mencium pipi Navorski lalu pergi. Navorski tersenyum dan mangangkat tangan sebagai salam perpisahan hari itu. Ia lalu pergi dari tempat itu. (hlm:117)
Adegan 111
Navorski :”Benny Golson.” Tampaklah Benny Golson di foto berada di barisan paling atas dan memakai kacamata. Ia orang kulit hitam. Navorski :”Saxophone.” (melipat foto) “Ayahku meninggal
sebelum Benny Golson menulis nama dan mengirimkannya pada ayahku. Jadi, aku berjanji padanya. Aku selalu menepati janji.”
Navorski berdiri. Amelia memandangnya dengan mata berkaca-kaca. Navorski :”Aku berjanji aku akan pergi New York, menemukan
Benny Golson, minta menuliskan nama untuk disimpan dalam kaleng.”
Amelia :”Dan kamu tinggal di sini. Jadi, kamu melakukan ini untuk ayahmu?”
Navorski :”Mungkin kupikir dia melakukannya untukku.” Amelia memandang Navorski dengan mata berkaca-kaca, terharu dengan apa yang dilakukan Navorski. Navorski :”Katamu kamu menunggu sesuatu dan aku bilang
padamu. “Ya. Ya kita semua menunggu.” Amelia :”Apa yang kamu tunggu?” Navorski :”Kamu, aku menunggumu.” Amelia berdiri dan melangkah ke arah Navorski. Ia mengelus wajah Navorski lalu memeluk Navorski. (hlm:129)
(2) Melalui pembicaraan tokoh
157
Adegan 67
Navorski :”Lantai basah.” Mendengar teguran Navorski dan melihat lantai yang licin, Amelia menghindar. Navorski :”Jangan sampai terluka.” (mengejar Amelia) Amelia :”Bagaimana tidak? Dia sudah menikah.” (terus
melangkah) Navorski terus mengikuti Amelia. Navorski :”Satu pria. Dua wanita. Kacau.” Amelia :”Anda ingin tahu bagian apa yang terburuk? Saya
tidak pernah meminta dia untuk meninggalkan istrinya. Saya menyuruhnya untuk konseling. Maksud saya, betapa sakitnya saya.” (berhenti melangkah) “saya mendukung pernikahannya.” (tersedu-sedu dan berbalik memegang pagar pengaman) (berbalik ke Navorski)
Sementara itu Navorski hendak pergi. Navorski :”Sampai jumpa.” Tapi Amelia tetap mengajak Navorski berbicara. Ia tidak memperhatikan kalau Navorski hendak pergi. Ia duduk di tempat yang disediakan di bandara. Amelia :”Anda tahu, kadangkala di pagi hari, saya hanya
menatapnya saat sarapan. Mengamatinya mengisi teka teki silang. Saya mulai berpikir bahwa mungkin...mungkin ini bisa terjadi.” (wajah sendu dengan mata berkaca-kaca) “bahwa kami saling memiliki.” (hlm:61)
Navorski hendak pergi. Ia mengambil tas yang disimpan dilantai. Amelia :”Kamu suka makanan Itali? Aku tahu sudah larut.” Navorski menunjuk ke suatu arah. Amelia :”Dan mungkin punya rencana lain, tetapi bila kamu
mau makan malam, kita bisa cari taksi.” (menunjuk arah luar dengan ibu jari) “Aku tahu tempat yang punya cannelloni paling lezat.”
Navorski :”Erm...Tidak. Aku... tidak bisa.” Amelia :”Kamu sudah menikah?” Navorski :”Belum.” Amelia :”Pacar?” Navorski :”Tidak. Aku ...Aku tidak dapat keluar...denganmu.” Amelia tertawa dan memukul-mukul tasnya. Amelia :”Astaga. Aku minta...Aku minta maaf. Aku minta...
Aku minta maaf.” (berdiri) “Aku pasti tampak seperti orang gila atau semacamnya.” (pergi dari tempat itu)
Navorski :”Tidak.” (mengikuti Amelia)
158
Amelia :”Aku tidak mau makan sendiri.” (hlm:64)
Adegan 80
Keluar dari toko buku. Amelia :”Kurasa kita menulis ulang sejarah.” (tersenyum
gembira) “mengapa tidak kita bicarakan sambil makan
siang?” Amelia berhenti melangkah. Seakan-akan ia menyadari ada kesalahan yang ia perbuat. Amelia :”Astaga.” (air mukanya menjadi tegang dan serius)
“Aku tidak percaya. Aku mengajakmu keluar lagi. Aku melakukannya lagi.”
Amelia tertawa. Ia tidak percaya apa yang dilakukannya. Ia melangkah menjauh Viktor mengikutinya. Amelia :”Saya sangat... jauhi aku, Viktor! Ok?” Berbalik ke Viktor Amelia :”Aku akit. Aku tidak punya kemampuan sendirian
selama 5 menit per detik.” (hlm:80)
Adegan 98
Malam harinya, Navorski dan Amelia datang ke suatu tempat di bandara. Melihat Rajan, mereka berhenti melangkah. Rajan :”Anda punya janji?” (tersenyum) Navorski :”Navorski.” Rajan :”Silahkan lewat sini!” Rajan membuka pintu. Tampaklah kursi dan meja makan. Perlengkapan makan dan lilin sudah ada di atas meja. Pemandangan di tempat tersebut sangat indah. Tempat tersebut adalah sebuah balkon. Rajan mengantar mereka ke meja. Rajan menarik keluar kursi untuk Amelia agar ia dapat duduk sebagai penghargaan buat Amelia. Amelia :”Terima kasih.” Navorski pun duduk di kursi seberang. Amelia :”Terima kasih. Aku tidak tahu mereka punya balkon
di atas sini.” (melihat pemandangan) “sangat menyenangkan.”
Setelah Rajan pergi, Mulroy masuk membawa pemantik api. Ia meyalakan lilin dengan gaya ala kerajaan. Sedikit membungkuk lalu menyalakan lilin. Ia bahkan sempat memberi kode kepada Navorski saat dia di belakang Amelia. Navorski juga memberi kode kepada Mulroy agar segera menyalakan satu selah Mulroy keluar, Cruz masuk. Cruz :”Selamat malam.”
159
Menuangkan minuman ke gelas Amelia. Ia terus tersenyum kepada Amelia. Melihat hal tersebut, Navorski mengambil gelas dan botol minuman dari tangan Cruz. Navorski :”Please. Please. Please. Please.” Navorski menaruh minuman di samping lilin. Cruz pun sadar. Cruz :”Maaf.” Ia mengambil serbet dari meja. Ia membuka serbet tersebut. Cruz :”Jadi, malam ini kami mempunyai cannelloni atau
ayam?” Amelia :”Cannelloni saja.” Cruz :”Cannelloni. Maaf.” (menaruh serbet di pangkuan
Amelia) Amelia :”Terima kasih.” Cruz :”Untuk Anda, Tuan?” (mengambil serbet dihadapan
Navorski) Navorski menuangkan di gelasnya sendiri. Navorski :”Sama.” Cruz :”Itu hebat, pilihan hebat.” (menyimpan serbet yang
telah dibuka di lengan Navorski yang sedang menuang minuman)
Cruz :”Aku akan segera kembali.” (pergi) Rajan masuk bermain akrobatik. Ia bermain lempar dan tangkap lingkaran. Amelia dan Navorski tersenyum. Navorski bertepuk tangan. Setelah itu Cruz masuk membawa makanan pesanan Amelia dan Navorski. Cruz :”Biar kulihat.” (melihat croissant di mangkuk Amelia
dan Navorski)” “Nikmatilah!” (pergi) Amelia mengambil croissant ditemukan di Romania?” Menaruh croissan di piringnya. Navorski :”Ceritakanlah!” Amelia :”Baiklah,” (mengelap tangan) “Tahun 1742, Turki
menyerang Bucharest secara mendadak di malam hari, tetapi pembuat roti...”
Pager Amelia berbunyi. Amelia :”Maaf.” (mengambil pagernya) Rajan masuk dan bermain akrobatik. Kali ini bermain lempar dan tangkap piring. Bunyinya berisik. Ditambah lagi satu piringnya jatuh. Semakin berisik suasananya. Rajan keluar. Navorski :”Jadi, para tukang roti?” Amelia :”Tidak. Tidak apa-apa. Itu kisah konyol.” (tersenyum
tipis) Navorski :”Tidak, teruskan.” Amelia :”maaf, Viktor. Tidak seorang pun yang perduli di
mana kroisan ditemukan. Aku bertaruh Romania sendiri tidak memberikan perhatian.” (tersenyum tipis)
160
Navorski :”Aku perduli.” (tersenyum) “Itu sejarah. Itu kebenaran.”
Amelia : (tersenyum) “Umurku 39 tahun .” Navorski :”Tidak.” (kaget) Amelia :”Ya.” Navorski :”Tidak.” (kaget) Amelia : (tersenyum) “itu yang sebenarnya.” Navorski :”Tidak.” Amelia :”Ah...ah...ah...ah...Aku memberi tahu setiap orang
umurku 33, dan kebanyakan kencanku berpikir aku 27, tetapi tidak. Umurku 39.”
Navorski memandang tidak percaya. Setelah itu ia bersikap wajar. Navorski :”jadi? Aku juga pernah berumur 39.” (tertawa) Amelia :”Umurku 18 tahun saat mulai kerja di penerbangan.
“Aku melakukan ini lebih dari 20 tahun. Dan sekarang tidak ada lagi pura-pura.” (tersenyum) “Inilah hidupku. Itulah mengapa buka alamatku berdasarkan kota dan...”
Pager Amelia berbunyi. Amelia :”Pagerku berbunyi selama makan malam.”
(tersenyum) Pager Amelia masih berbunyi di tas hitam di bawanya. Navorski :”Kamu bisa matikan pager.” Amelia :”Aku berharap bisa. Aku menunggu telpon selama
7 tahun. Aku tahu akhirnya akan datang, Viktor. Itulah mengapa aku tidak bisa putuskan.” (tersenyum) “Itulah mengapa aku hidup di hotel dan koperku terkemas, siap berangkat, barangkali dia ingin menemuiku akhir pekan. (tersenyum lebar). “ya. Aku menunggu seumur hidupku. Aku hanya tidak tahu untuk apa.” (hlm:110)
Adegan 107
Dixon :”Dia kontraktor?” (keningnya berkerut tidak percaya) Amelia :”Ya.” Dixon :”Itu yang dikatakannya? Aku hanya ingin tahu. Kamu
jenis wanita yang bisa mendapatkan siapa pun yang dia inginkan. Mengapa Viktor Navorski?”
Amelia :”Ada sesuatu yang tidak pernah bisa dimengerti orang sepertimu.” (hlm:122)
Adegan 113
161
Tertawa dan memeluk Amelia. Amelia turut senang. Ia ikut tertawa. Amelia :”Kamu tahu temanku di Washington?” Navorski :”Ya. Ya.” Amelia :”Dia punya banyak koneksi. Ini.” Ia memberikan lembar kertas yang dibawanya dari tadi kepada Viktor. Viktor membacanya. Amelia :”Itu izin lewat, Viktor. Visa perjalanan darurat satu hari dengan namamu di atasnya.” (bersemangat) Navorski :”Visa?” (tidak percaya) Navorski membaca lebih teliti kertas itu. Amelia :”Ya.” Navorski :”Dari temanmu?” Amelia :”Ya. Pergilah ke New York, temukan nama terakhir itu, dan masukan dalam kaleng.” Navorski :”Aku pergi ke New York?” Amelia :”Ya.” Navorski :”Aku pergi ke New York! (berteriak gembira) (hlm:131)
Dari cuplikan di atas dapat diketahui bahwa Amelia Warren
berperan sebagai tokoh tirtagonis, karena tokoh ini melengkapi
cerita dan membantu tokoh protagonis.
b) Gupta Rajan
Tokoh Gupta Rajan dalam naskah film The Terminal karya
Sacha Gervasi dan Jeff Nalham sebagai tokoh tirtagonis. Ia selalu
mendukung Viktor Navorski, pada saat Viktor Navorski mendekati
Amelia dan saat Viktor hendak ke New York. Mereka juga turut
bergembira bersama Viktor Navorski saat perang di negara Viktor
Navorski berakhir.
162
(1) Melalui penggambaran perilaku tokoh
Adegan 122
Orang-orang berkumpul d ipinggiran ruangan transit. Mereka melihat sesuatu di landasan melalui dinding yang terbuat dari kaca. Petugas mengatur orang –orang yang berkerumun dan berebut paling depan. P. Pabean :”Mohon mundur!” Navorski datang dan langsung menyerobot ke depan. Ia melihat Rajan berlari-lari kecil di landasan membawa pel. Ia kaget. Navorski :”Gupta.” (hlm:144).
Adegan 123
Di landasan, Rajan berlari menuju pesawat yang masih berjalan. Ia hendak menghalangi pesawat. (hlm:144)
Adegan 125
Navorski kaget dan khawatir melihat Rajan yang nekad terus berlari menuju pesawat. Ia memegang mulutnya dengan wajah khawatir. Navorski :”Gupta!” (hlm:144)
(2) Melalui cuplikan pembicaraan tokoh
Adegan 36
Gupta Rajan menceritakan peristiwa yang dilihatnya dan kecurigaannya kepada Navorski kepada teman-temannya. Rajan :”Saya pikir dia CIA, CIA menempatkan dia di sini
untuk mengawasi kita.” Mulroy :”Kau tidak tahu apa yang kamu bicarakan. Dia
bahkan tidak bisa berbahasa Inggris.” (mengambil koper dan menyimpannya di mobil angkutan di dalam bandara)
Rajan :”Bila dia bisa balas berbicara, orang ini...Dia tidak bisa berbahasa Inggris, bagaimana bisa bertemu gadis cantik?” Temannya tetap sibuk dengan pekerjaannya. Rajan :”Pramugari.” Cruz :”Dia juga CIA?” Rajan :”Tidak. Dia seperti orang Rusia. KGB. Dia
memberinya hak sepatu. (menunjuk sepatu temannya)
“Dan dia memberinya secarik kertas.”
163
Mulroy :”Apakah itu mikrofilm?” Rajan :”Kupon dari Payless Shoes. Pasti semacam kode.”
(mendekatkan tangan ke mulut seperti berbisik) (hlm:35)
Adegan 97
Amelia kembali berjalan. Tidak jauh, ia di halangi oleh Rajan. Rajan :”Tidak. Tidak. Tidak. Lantai basah.” (mengangkat pel) (hlm:108)
Dari cuplikan di atas dapat diketahui bahwa Gupta Rajan
berperan sebagai tokoh tirtagonis, karena tokoh ini melengkapi cerita
dan membantu tokoh protagonis.
c) Ray Turman
Tokoh Ray Turman dalam naskah film The Terminal. Ia
selalu menaati setiap perintah Frank Dixon. Namun pada
akhirnya ia mendukung Viktor Navorski ke New York. Tokoh-
tokoh inilah yang menjadi tokoh tirtagonis dalam naskah film The
Terminal karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham.
(1) Melalui penggambaran perilaku tokoh
Adegan 9
Turman membawa Navorski ke ruang Transit Internasional sesuai perintah Dixon untuk membuka pintu, Turman harus menggesekkan kartu sebagai tanda pengenal ddan beru berfungsi sebagai kunci.
164
Adegan 21
Navorski duduk di ruang tunggu. Orang yang duduk dan sedang tidur di sampingnya mendengkur. Hal tersebut diperhatikan oleh Dixon dan Turman. (hlm:126)
Adegan 26
Johnson menjawab perintah tersebut dan mengajak temannya menjauhi pintu. Hal tersebut dilihat oleh Navorski, Dixon dan Turman tetap memperhatikan tingkah laku Navorski melalui monitor.
Adegan 86
Mereka berlari ke atas. Mereka meleawati pintu. Petugas pabean mengikuti mereka. Turman menjelaskan masalah yang terjadi sambil berlari.
(2) Melalui cuplikan pembicaraan tokoh
Adegan 2
Dixon : (dengan nada datar sekaligus bertanya) kapan terakhir kali kamu melihat rombongan wisatawan Cina menuju Disney Worl dan tidak seorang pun dari mereka membawa kamera?” (menoleh ke arah Turman)
Dengan segera Turman menghubungi rekannya yang berada di lapangan. Turman :”Ada kemungkinan dokumen palsu di kotak 10 dan
11.” (hlm:3) Adegan 5
Sementara itu, Navorski diminta untuk menunggu oleh Turman di bagian bandara yang telah diberi garis batas pabean. Turman :”Baiklah, Tuan Navorski kami ingin Anda menunggu
di sini.” (hlm:5) Adegan 26
Turman :”Johnson, bersihkan pintu (jauhi pintu)” (memberitahu penjaga pintu yang bernama Johson melalui talkie) (hlm:30)
165
Adegan 65
Turman :”ya, dan kami tidak punya pilihan.” (duduk di samping Navorski). “Kecuali melepas Anda selama 6 bulan. Itu hukumnya. Anda akan di lepaskan.” (hlm:55)
Adegan 81
Turman :”Inspeksi CBPmu 3 hari lagi. FBI dan keamanan Nasional akan memeriksa bandara.”
Dixon asyik menggoyang-goyangkan alat pengontrol kamera. Turman :”Sekitar 2 jam mengamati kantor-kantor ini
sebelum proses wawancaramu.”
Adegan 85
Turman :”Pak, ada masalah di atas.” (berbisik dan serius) Dixon :”Harus menunggu.” (berbisik dan tersenyum kecsil) Turman :”Tidak. Ini tidak bisa menunggu.” (berbisik dan serius) (hlm:88)
Adegan 105
Amelia :”Ada yang salah?” Turman :”Kamu harus ikut kami!” Dua orang petugas mendekati Amelia. Mereka mengelilingi Amelia. Amelia :”kamu pasti bergurau. Aku leawat sini 2 kali sebelum.”
(nada suara jengkel) Turman :”Mohon ikut aku.” (hlm:105)
Dari cuplikan di atas dapat diketahui bahwa Ray Turman
berperan sebagai tokoh tirtagonis, karna tokoh ini melengkapi
cerita dan membantu tokoh protagonis.
166
b. Berdasarkan perwatakan
1) Tokoh sederhana
Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu
kualitas pribadi tertentu, satu sifat yang tertentu saja. Sifat dan
tingkah laku seorang tokoh sederhana bersifat datar, monoton
hanya mencerminkan satu watak tertentu saja.
Dalam naskah film The Terminal yang menjadi tokoh
sederhana adalah Viktor Navorski, Amelia Warren, Gupta Rajan,
dan Ray Turman.
a) Viktor Navorski
Tokoh Viktor Navorski dari awal hingga akhir cerita hanya
menunjukkan watak yang sabar dan baik hati. Walaupun ia
melakukan berbagai tindakan, tindakan itu akan dapat dikembalikan
ke perwatakan yang sabar. Ketika tokoh Gupta Rajan dan Frank
Dixon marah padanya. Ia menghadapi dengan tenang. Ketika troli
yang telah dikumpulkannya diambil oleh petugas yang baru di
angkat Frank Dixon. Ia tenang ketika ia berkeliling mencari
pekerjaan, tapi ditolak dan ditertawakan. Ia pun tenang. Ketika
167
Amelia Warren mengatakan bahwa ia tidak bisa bersamanya,
meskipun ia telah berusaha menarik perhatian Amelia. Ia pun
pasrah dan membiarkan Amelia pergi. Tindakan tersebut dapat
dikembalikan ke perwatakan yang sabar.
Begitu juga dengan perwatakannya yang baik hati. Ia hendak
menolong seorang gadis remaja yang kesusahan menutup
kopernya, Menolong Amelia yang jatuh di lantai yang licin,
menolong Milodragovich keluar bisa membawa obat untuk
ayahnya, berusaha ke New York dan menepati janjinya pada
ayahnya dan selalu menjaga kaleng tempat tanda tangan yang
telah dikumpulkan ayahnya. Semua itu menunjukkan kebaikan
hatinya.
Berikut uraian tersebut di atas, dapat dilihat pada perilaku
lebih terinci:
Adegan 13
Navorski duduk di pinggir taman. Ia sedang memperhatikan lembaran kupon makanan yang di berikan oleh Turman. Tiba-tiba ia melihat seorang gadis remaja sibuk dengan kopernya. Gadis itu tidak bisa menutup kopernya karena isinya terlalu banyak sehingga kopernya penuh. Navorski hendak menolongnya. Ia berdiri dan menaruh kupon makanannya di tempat duduk. Ia mendekati gadis remaja tersebut dan berusaha menutup kopernya. (hlm:18)
168
Adegan 15
Malam pun tiba. Navorski mencari tempat istirahat. Ia berkeliling di ruang Transit Internasional. Akhirnya ia menemukan gedung yang kosong karena akan di renovasi, yaitu gedung 67. (hlm:20)
Adegan 24
Karena Navorski tidak punya banyak uang, ia hanya makan saltine dan ketchup. (hlm:28)
Adegan 33
Tiba-tiba wajah Navorski muncul di monitor. Ia sengaja memperlihatkan wajahnya. Navorski :”Saya menunggu. Saya akan menunggu. Saya akan menunggu.” (petugas pabean tersenyum) “saya akan menunggu.” (hlm:33)
Adegan 34
Seorang pramugari, bernama Amelia warren, yang baru tiba, terpeleset dan menjerit. Amelia :”Astaga. Sial.” Ternyata dia melewati lantai yang licin baru saja di pel. Ia tidak memperhatikan tanda yang ada di sekelilingnya. Hak sepatunya patah. Navorski memungut hak sepatu wanita tersebut. Navorski : (berbahasa Bulgaria) Lewatlah Rajan sambil tersenyum. Wanita tersebut memungut barangnya yang berserakan. Navorski menyapanya. Navorski :”Ini milikmu.” Amelia ;”terima kasih.” Navorski membantunya berdiri Amelia :”Oh, sial.” (berjalan ke kursi di bantu Navorski) Navorski :”Lihat? Lantai basah.” Anda di sana.” (dialek Bulgaria) (hlm:33)
Adegan 40
Navorski meletakkan tiga uang receh di meja. Ia diberi satu Burger. Sebenarnya ia masih mempunyai uang kembalian, tapi ia memberikannya kepada pelayan itu. Ia mendorong uang kembaliannya ke pelayan. Navorski :”Ambil kembaliannya.” (hlm:37)
169
Adegan 51
Ketika Navorski hendak mengembalikan troli yang telah dikumpulkannya, tiba-tiba ada orang yang datan menahan troli tersebut, yang membuat tangan Navorski terjepit. Ia pun menjerit dan mengibas-ibaskan tangannya yang sakit. Ia tidak membalas dan membiarkan orang tersebut membawa troli yang telah dikumpulkannya. (hlm:42)
Adegan 67
Navorski hendak pergi. Ia mengambil tas yang disimpan di lantai. Amelia :”Kamu suka makanan Itali? Aku tahu sudah larut.” Navorski menunjuk ke suatu arah. Amelia :”Dan mungkin punya rencana lain, tetapi bila kamu
mau makan malam, kita bisa cari taksi.”(menunjuk arah luar dengan ibu jari)”Aku tahu tempat punya Cannelloni paling lezat.”
Navorski :”Emm...Tidak. Aku ...Aku tidak bisa.” Amelia :”Kamu sudah menikah?” Navorski :”Belum.” Amelia :”Pacar?” Navorski :”Tidak. Aku... Aku tidak dapat keluar...denganmu.” Amelia tertawa dan memukul-mukul tasnya.
Amelia :”Astaga. Aku minta... Aku minta maaf. Aku minta...Aku minta maaf.” (berdiri) “Aku pasti tampak seperti orang gila atau semacammya.” (pergi dari tempat itu)
Navorski :”Tidak.” (mengikuti Amelia) Amelia :”Aku tidak mau makan sendiri.” (hlm:64)
Adegan 68
Di toko makanan Navorski :”Aku...Aku bisa bantu?” (memperlihatkan papan
pengumuman yang bertuliskan “dicari bantuan” dan menunjukkan dirinya dan pemilik toko)
Pem. Toko :”Maaf, Tuan. Posisinya telah terisi. (tersenyum dan mengambil papan pengumuman dari tangan Navorski). (hlm:66)
Adegan 69
Pem. Toko :”Anda tinggal didekat sini?” (melihat kertas formulir)
Navorski :”Ya. Gerbang 67.”
170
Pem. Toko :”Karena kami sangat mementingkan ketepatan waktu..., katamu gerbang 67.” (heran dan tidak percaya)
Navorski :”Gerbang 67.” Mendengar kepastian Navorski, pemilik toko tertawa. (hlm:66)
Adegan 70
Pemilik dan pelayan toko tertawa mengetahui bahwa Navorski tinggal di gerbang 67. Pem. Toko :”Anda pasti bercanda.” (hlm:66)
Adegan 71
Pem. Toko :”Anda harus mengizinkan saya membantu Anda. Saya tidak melihat nomor jaminan sosial...” (hlm:67)
Adegan 73
Navorski :”Hallo.” Manajer :”Bagaimana kabarnya?” Navorski :”Baik.” Manajer :”Baiklah. Saya menyampaikan bahwa posisinya
sudah terisi.” Navorski menggumam tanda mengerti. (hlm:68)
Adegan 80
Amelia tertawa. Ia tidak percaya apa yang dilakukannya. Ia melangkah menjauhi Viktor. Viktor mengikutinya. Amelia :”Aku sakit. Aku tidak punya kemampuan sendirian
selama 5 detik.” Navorski :”Ok, apa?” (heran) Navorski :”Ok. Makan siang...denganmu.” Amelia tersenyum. Ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Amelia :”Kamu mau makan siang denganku?” Navorski :”Ya.” Amelia :”Kamu tidak tertinggal penerbangan atau...?” Navorski :”Aku menunggu.” Pager berbunyi. Mereka kaget. Mereka berlomba memeriksa pager masing-masing. Amelia menjatuhkan bukunya. Ternyata pager Amelia yang berbunyi. Amelia :”Pagerku.” (membaca pesan di pager) Navorski :”Kamu. Ya.” (mengambilkan buku Amelia yang jatuh)
171
Amelia :”Maaf, aku dipanggil.” (nada menyesal dan menyimpan pager di saku).
Navorski :”Kamu bekerja?” (mengembalikan buku Amelia) Amelia :”Tidak.” (mengambil buku Navorski) Navorski :”Ah.” (paham dengan Amelia) “Kalian bertiga.
Penuh sesak. Amelia :”Jauhi aku, Viktor!” (melangkah ke pagar
pembatas). “Aku ... aku punya masalah serius. Aku seburuk Napoleon. Aku terus melahap pria beracun sampai aku membuat diriku sakit.” (hlm:81)
Adegan 88
Navorski :”Dia menyayangi kambing itu.” Dixon ternyata marah pada Navorski. Tiba-tiba ia menyerang Navorski. Ia memegang leher dan tangan Navorski dengan kasar dan menariknya ke mesin fotokopi.
Dixon :”Kau pikir aku perlu alasan untuk mengembalikanmu ke sel itu, menyimpanmu di sana selama 5 tahun?”
Tangan kiri Navorski di atas mesin fotokopi yang berfungsi. Akhirnya, tangan kiri Navorski terkopi. Hasil kopiannya banyak.
Dixon :”Kau menetangku berarti kau menentang AS. Lalu kamu tahu mengapa orang di Karkhozia antri untuk kertas toilet murah, sementara Paman Sam membersihkan pantat dengan yang mahal. (marah)
Kejadian tersebut disaksikan oleh beberapa petugas pabean dan tim pemeriksa bandara. Dixon ditenangkan oleh Turman. Navorski bebas dan pergi dengan diantar Turman. (hlm:98).
Adegan 92
Dixon sedang duduk di ruangannya. Dia duduk bersandar dan menaikkan kedua kakinya di meja. Ia sedang ke arahnya. Wanita tersebut menarik Navorski yang terlihat oleh Dixon. Navorski mengatakan mengetuk dan tersenyum. Ia lalu mengambil hiasan dinding berbentuk ikan, yang dimenangkan pada saat bermain kartu dengan temannya. Ia memperlihatkan pada Dixon melalui pintu yang terbuat dari kaca bening. Dixon berdiri membuka pintu unt uk Navorski dan melepaskan kacamatanya. Ia melihat Navorski tidak bisa membuka pintu karena memegang hiasan dinding berbentuk ikan dengan ukuran besar. Dixon :”Ini untukmu?”
172
Navorski :”Ya. Ya. Inikan layar pulau Virgin. Untukmu. Untukmu.”
Dixon melangkah ke tempat duduknya. Navorski :”Untuk dinding. Ikan untuk dinding.” (hlm:101)
Adegan 116
Navorski :”Aku akan pulang.” Dixon :”Maafkan aku. Apa katamu?” (tidak percaya dengan
apa yang didengarnya? Navorski :”Aku akan pulang. Jangan ganggu mereka. Aku akan
pulang.” Dixon :”Hari ini.” Navorski :”Ya.” Ia pasrah. Ia marah, sedih, dan kecewa, tapi ia mau terjadi apa-apa pada teman-temannya yang telah membantunya selama ini. Dixon :”Jika kamu tidak naik pesawat itu, mereka semua
pergi.” (mengancam) Navorski :”Ya.” Ia maju beberapa langkah sehingga dekat dengan Navorski. Dixon :”Ok, bagus.” (hlm:140)
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa tokoh Viktor Navorski
adalah tokoh sederhana karena hanya memunculkan perilaku
sabar dan baik hati, walaupun banyak tindakan yang dilakukannya.
b) Amelia Warren
Tokoh Amelia Warren dalam naskah film The Terminal hanya
menunjukkan sikap yang baik hati pada Viktor Navorski dan
perasaan yang peka.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Adegan 67
Navorski :”Lantai basah.”
173
Mendengar teguran Navorski dan melihat lantai yang licin, Amelia menghindar.
Navorski :”Jangan sampai terluka.” (mengejar Amelia)
Amelia :”Bagaimana tidak? Dia sudah menikah.” (terus melangkah)
Navorski :”Satu pria. Dua wanita. Kacau.”
Amelia :”Anda ingin tahu bagian apa yang terburuk? Saya tidak pernah meminta dia untuk meninggalkan istrinya. Saya menyuruhnya untuk konseling. Maksud saya, betapa sakitnya saya.” (berhenti melangkah) “Saya mendukung pernikahannya.” (tersedu-sedu berbalik memegang pager pengaman) (berbalik ke Navorski)
Sementara itu Navorski hendak pergi.
Navorski :”Sampai jumpa.”
Tapi Amelia tetap mengajak Navorski berbicara. Ia tidak memperhatikan kalau Navorski hendak pergi. Ia duduk di tempat yang di sediakan bandara.
Amelia :”Anda tahu, kadangkala di pagi hari, saya hanya menatapnya saat sarapan. Mengamatinya mengisi teka teki silang. Saya mulai berpikir bahwa mungkin...mungkin ini bisa terjadi.” (wajah sendu dengan mata berkaca-kaca) bahwa kami saling memiliki.” (hlm:61).
Adegan 80
Keluar dari toko buku. Amelia :”Kurasa kita menulis ulang sejarah.” (tersenyum
gembira) “Mengapa tidak kiata bicarakan sambil makan siang?”
Amelia berhenti melangkah. Seakan-akan ia menyadari ada kesalahan yang ia perbuat. Amelia :”Astaga.” (air mukanya menjadi tegang dan serius)
“Aku tidak percaya. Aku mengajakmu keluar lagi. Aku melakukannya lagi.”
174
Amelia tertawa. Ia tidak percaya apa yang dilakukannya. Ia melangkah menjauhi Viktor. Viktor mengikutinya. Amelia :”Saya sangat... Jauhi aku, Viktor! Ok?.” Berbalik ke Viktor
Amelia :”Aku sakit. Aku tidak punya kemampuan sendirian selama 5 detik.” (hlm:80)
.Adegan 98
Amelia : (tersenyum) “Umurku 39 tahun” Navorski :”Tidak.” (kaget) Amelia :”Ya.” Navorski :”Tidak.” (kaget) Ameli :” (tersenyum) “itu yang sebenarnya.” Navorski :”Tidak.” Amelia :”ah...ah..ah..Aku memberi tahu setiap orang umurku 33, dan kebanyakan kencanku berpikir aku 27, tetapi tidak. Umurku 39.” Navorski memandang tidak percaya. Setelah itu ia bersikap wajar lagi. Navorski :”Jadi?”Aku juga pernah berumur 39.” (tertawa) Amelia :”Umurku 18 tahun saat mulai kerja dipenerbangan.
Aku melakukan ini lebih dari 20 tahun. Dan sekarang tidak ada lagi pura-pura.” (tersenyum) “Inilah hidupku. Itulah mengapa buku alamatku berdasarkan kota dan...”
Pager Amelia berbunyi. Amelia :”Pagerku berbunyi selama makan malam.”
(tersenyum) Pager Amelia masih berbunyi di tas hitam yang dibawanya . Navorski :”Kamu bisa matikan pager.” Amelia :”Aku berharap aku bisa. Aku menunggu telapon
selama 2 tahun. Aku tahu akhirnya akan datang. Viktor. Itulah mengapa aku tidak bisa putuskan.” (tersenyum) “Itulah mengapa hidup di hotel dan koperku terkemas, siap berangkat, barangkali dia ingin menemuiku akhir pekan.” (tersenyum lebar) “Ya. Aku menunggu seumur hidupku. Aku hanya tahu untuk apa.” (hlm:113)
Adegan 99
Navorski mengangkat tangan hendak menjabat tangan Amelia sambil tersenyum. Mungkin menandakan perjanjian. Amelia malah maju dan mencium pipi Navorski lalu pergi. Navorski
175
tersenyum dan mengangkat tangan sebagi salam perpisahan hari itu. Ia lalu pergi dari tempat itu. (hlm:117)
Adegan 107
Dixon :”Dia kontraktor?” (keningnya berkerut tidak percaya) Amelia :”Ya.” Dixon :”Itu yang dikatakannya? Aku ingin tahu kamu jenis wanita yang bisa mendapatkan siapa pun yang dia inginkan. Mengapa Viktor Navorski?” Amelia :”Ada sesuatu yang tidak pernah bisa dimengerti orang
sepertimu.” (hlm:122)
Adegan 113
Tertawa dan memeluk Amelia. Amelia turut senang. Ia ikut tertawa. Amelia :”kamu tahu temanku di Washington?” Navorski :”Ya, ya.” Amelia :”Dia punya banyak koneksi. Ini.” Ia memberikan kembali kertas yang dibawanya dari tadi kepada Viktor. Viktor membacanya. Amelia :”Itu izin lewat, Viktor. Visa perjalanan darurat satu hari dengan namamu di atasnya.” (bersemangat) Navorski :”Visa?” (tidak percaya) Navorski membaca lebih teliti kertas itu. Amelia :”Ya. Pergilah ke New York, temukan nama terakhir itu, dan masukkan dalam kaleng.” Navorski :”Aku pergi ke New York? Amelia :”Ya.” Navorski :”Aku pergi ke New York (berteriak gembira) (hlm:131)
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa tokoh Amelia Warren
adalah tokoh sederhana karena hanya memunculkan perilaku terbuka
dan baik hati.
176
c) Gupta Rajan
Tokoh Gupta Rajan dalam naskah film The Terminal hanya
menunjukkan sikapnya yang setia kawan walaupun awalnya ia curiga
pada Viktor Navorski. Ia selalu membantu Viktor Navorski, bahkan ia
rela dideportase.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Adegan 22
Navorski :”Halo.” Rajan :”Halo. Anda punya janji?” Navorski :”Ya. Pukul 09.30. Sampah, dokumen makanan.
Selasa.” Rajan :”Selasa! Saya benci Selasa! (membentak dan
mereka pergi meningglkan Navorski)” Permisi.” Navorski hanya melihat dan membiarkannya pergi. (hlm:27)
Adegan 36
Gupta Rajan menceritakan peristiwa yang dilihatnya dan kecurigaannya kepada Navorski teman-temannya. Rajan :”Saya pikir dia CIA. CIA menempatkan dia di sini
untuk mengawasi kita.” Mulroy :”Kau tidak tau apa yang kamu bicarakan. Dia
bahkan tidak bisa berbahasa Inggris.” (mengambil koper dan menyimpannya dimobil angkutan di dalam bandara).
Rajan :”Bila dia belajar berbicara, orang ini...Dia tidak bisa berbahasa Inggris, bagaimana bisa bertemu gadis cantik?”
Temannya tetap sibuk dengan pekerjaannya. Rajan :”Pramugari.” Cruz :”Jadi, dia yang CIA?” Rajan :”Tidak. Dia seperti orang Rusia. KGB. Dia
memberinya hak sepatu. (menunjuk sepatu temannya)” dan dia memberinya secarik kertas.”
Mulroy :”Apakah itu mikro film?”
177
Rajan :”Kupon dari Payless Shoes. Pasti semacam kode.” (mendekatkan tangan ke mulut seperti berbisik) (hlm:35)
Adegan 77
Mereka melangkah ke tempat Rajan dan Mulroy duduk. Cruz :”Silahkan duduk.” (menunjukkan kursi kosong) Navorski :”Di sini.” (menunjuk kursi untuk memperjelas) Cruz :”Di sini.” (memukul sandaran kursi) Mulroy :”Ayolah, duduk.” Rajan :”Siapa yang mengundangnya?” (bertanya kepada
Cruz yang hendak melangkah) Cruz :(berhenti melangkah dan menghadap kepada
Rajan).”Aku. Kita butuh orang keempat, bukan?” Rajan :”Aku tidak mau dengannya!” (sedikit ketus dan
menyimpan kartu dengan kasar di meja) Mulroy :”Gupta, santai, ya! Dia bisa merekam semua
pembicaraan kita. Kabel di kemejanya.” (menunjuk kepada Navorski) “Mikrofon dicelananya. Aku tidak mau kehilangan pekerjaanku.” (mengangkat tangan) (hlm:73)
Adegan 94
Tiba-tiba terdengar bunyi barang jatuh. Semua kaget. Rajan :”Aku pergi.” Mulroy, Cruz, dan Navorski berbalik dan mengarahkan lampu senter ke arah Rajan. Rajan :”Mereka akan datang pada kita.” (khawatir dan
ketakutan) Mulroy :”Bisakah kamu santai?” perhatikan saja pintunya!” (hlm:104)
Adegan 97
Amelia kembali berjalan. Tidak jauh, ia dihalangi oleh Rajan. Rajan :”Tidak...Tidak...Tidak. lantai basah.” (mengangkat
pel) (hlm:108).
Adegan 98
Malam harinya, Navorski dan Amelia datang ke suat tempat di bandara. Melihat Rajan, mereka berhenti melangkah. Rajan :”Anda punya janji?” (tersenyum)
178
Navorski :”Navorski.” Rajan :”Silahkan lewat sini!” Rajan membuka pintu. Tampaklah kursi dan meja makan. Perlengkapan makan dan lilin sudah ada di atas meja. Pemandangan di tempat tersebut sangat indah. Tempat tersebut adalah sebuah balkon. (hlm:110) Rajan mengantar mereka ke meja. Raja menarik keluar kursi untuk Amelia agar ia dapat duduk. Sebagai penghargaan buat Amelia. (hal:110).
Rajan masuk bermain akrobatik. Kali ini bermain lempar dan tangkap piring. Bunyinya berisik. Ditambah lagi satu piring jatuh. Semakin berisik suasananya. Rajan keluar. (hlm:112) Amelia berdiri meninggalkan Navorski dan Rajan yang sedang melakukan akrobatik piring yang berputar di atas sebuah tongkat dan piring berputar di meja. (hlm:114)
Adegan 122
Orang-orang berkumpul di pinggiran ruangan transit. Mereka melihat sesuatu berkerumun melalaui dinding yang terbuat dari kaca. Petugas mengatur orang-oarang yang berkerumun dan berebut paling depan. P. Pabean :”Mohon mundur!: Navorski datang dan langsung menyerobot ke depan. Ia melihat Rajan berlari-lari kecil di landasan membawa pel ia kaget. Navorski :”Gupta.” (hlm:144)
Adegan 123
Di landasan, Rajan berlari menuju pesawat yang masih berjalan. Ia hendak menghalangi pesawat. (hlm:144)
Adegan 125
Navorski kaget dan khawatir melihat Rajan yang nekad terus berlari menuju pesawat. Ia memegang mulutnya denganwajah khawatir. Navorski :”Gupta!” (berteriak) (hlm:144)
Adegan 126
Rajan tetap berlari di landasan menuju pesawat yang sedang berjalan. Semua orang terdiam dan kaget melihat ulah Rajan, termasuk Navorski, Mulroy, Cruz, dan Opsir Waylin. Mereka menahan napas.
179
Rajan hampir sampai di pesawat. Ia terus berlari. Ia memukul roda depan pesawat ketika sampai di bawah pesawat, bermaksud menahan. Pesawat berhenti. (hlm:145)
Adegan 129
Rajan berbalik dan berteriak. Ia mengangkat tangan. Bunyi sirene terdengar tanda polisi telah datang. Rajan :”Aku pulang.” Navorski tidak mengerti. Ia hanya melambaikan tangan. Ia bingung. Rajan memberi hormat. Ia memberi tanda dengan tangan kepada Navorski. Rajan :”Pergi!” (hlm:145)
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa tokoh Gupta Rajan adalah
tokoh sederhana karna hanya memunculkan perilaku setia kawan tapi
tapi mudah curiga.
d) Ray Turman
Tokoh Ray Turman dalam naskah film The Terminal hanya
menunjukkan sikap setia pada Frank Dixon. Ia selalu mematuhi
perintah Frank Dixon dan selalu mendampinginya.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Adegan 2
Dixon : (Dengan nada datar sekaligus bertanya) “Kapan terakhir kali kamu melihat rombongan wisatawan Cina menuju Disney World dan tak seorang pun dari mereka yang membawa kamera?” (menoleh ke arah Turman)
Dengan segera Turman menghubungi rekannya yang berada di lapangan. Turman :”Ada kemungkinan dokumen palsu di kotak 10 dan
11.” (hlm:13)
180
Adegan 7
Dixon :”Tetapi setahuku Anda bisa berbahasa Inggris sedikit (mengambil kotak makanan di bawah meja)
Navorski :”Ya.” Dixon :”Sungguh?” (bertanya untuk meyakinkan
diri/menegaskan). (menaruh kotak makanan di meja). “Saya harap Anda tidak keberatan aku bicara sambil makan. Aku punya kabar buruk. (membuka kotak makanan). Tampaknya negara Anda menangguhkan semua hak kepergian pada paspor dikeluarkan oleh pemerintah negara kami membatalkan visa yang memungkinkan Anda memasuki Amerika Serikat. Itu katanya, bukan?” (masih sibuk dengan kotak makanannya).
“Tampaknya saat Anda di udara, ada kudeta militer di negara Anda.” (menaruh kotak makanannya di bawah meja).
“Kebanyakan yang tewas adalah anggota Paspamres. Mereka diserang di tengah malam. Kurasa semua ada di Global Headline News. Hanya sedikit korban sipil, jadi aku keluarga Anda selamat.”
Turman :”Tuan Navorski, (Navorski berbalik ke arah Turman) negara Anda diambil alih dari dalam. Republik Krakozhia di bawah kekuasaan baru.” (hlm:9)
Dixon :”Apel besar mewakili pemberontak kebebasan.
Mengerti?” (memukulkan apel ke keripik kentang hingga keripik
kentang berhamburan)” tidak ada lagi Krakozhia! Ok!?” (dengan suara keras). “Pemerintah baru Revolusi! Anda mengerti?”Semua penerbangan masuk dan keluar negara Anda ditunda tanpa batas. Pemerintah baru menutup semua perbatasan. Jadi, paspor dan visa tidak berlaku lagi. Jadi saat ini, Anda adalah warga yang tidak punya negara.”
Turman :”Walau kami usahakan surat-surat baru.” (Navorski berbalik dengan wajah bingung) “Kami tidak dapat memroses sampai AS mengakui reklasifikasi diplomatik baru negara Anda.” (hlm:10)
Adegan 9
Turman membawa Navorski ke Ruang Transit Internasional sesuai perintah Dixon. Untuk membuka pintu, Turman harus menggesekkan kartu sebagai tanda pengenal dan berfungsi sebagai kunci.
181
Tannoy :”pengumuman kedatangan penerbangan...dari Singapore Air lines.”
Turman :”Sekarang Tuan Navorski. Tuan Navorski, Tuan Navorski.” (memegang tangan Navorski) “Ini adalah Ruang Transit Internasional. Anda bebas menunggu di sini. (hlm:13)
Adegan 21
Navorski duduk di ruang tunggu. Orang yang duduk dan sedang tidur di sampingnya mendengkur. Hal tersebut diperhatikan oleh Dixon dan Turman. Dixon :”mengapa dia msih di sini?” Turman :”Anda melepasnya, Pak. Anda yang menempatkannya di sana.” Dixon :”Mengapa dia tidak keluar pintu? Mengapa dia
tidak mencoba untuk kabur?” (Dia melihat ke ruang tunggu dari luar lewat cermin)
Turman :”Pak, Anda menyuruhnya menunggu.” Dixon :”Aku tak mengira dia akan memarahinya.” Sementara itu, Navorski sedang sibuk untuk menjauhkan kepada orang yang tidur di samping dari pundaknya. Kepada orang tersebut bersandar di pundaknya. Itu membuatnya tidak nyaman. Dixon :”Maksudku, dia dalam celah. Siapa yang mau
menunggu dalam celah?” (membuka kacamatanya dan membersihkannya)
Turman :”Tak ada kabar dari Departemen Luar Negeri tapi kita bisa memulangkannya beberapa hari lagi.”
Dixon :”Yeah. Bisa beberapa hari (memasang kacamata), bisa seminggu, 2 minggu, sebulan. Siapa yang tahu pemikiran orang ini, dari mana dia melarikan diri?”
Mereka masih memperhatikan Navorski yang sedang tidak nyaman karena orang yang berbeda di sampingnya masih tidur kepalanya bersandar di bahu Navorski. Terdengar suara petugas pabean perempuan. P. Pabean :”Berikutnya!” Ternyata Dixon dan Turman masih memperhatikan tingkah laku Navorski di ruang tunggu. (hlm:26)
182
Adegan 26
Dixon membicarakan rencananya kepada Turman dengan bahasa perumpamaan sambil berjalan ke ruang kontrol.
Dixon :”Tangkap dan lepaskan. Sederhana. Kadang-kadang kamu mendapatkan ikan kecil. Buka kaitan dengan hati-hati dan masukkan dia kembali ke air.” (menuju ke monitor) “Bebaskan dia orang lain bisa dapat kepuasan menangkapkanya.”Baik(menunggu sambil memperhatikan monitor. Dia mengontrol kamera di bandara menggunakan alat kontrol dari kamera tersebut). “Baik. Ini dia.” (setelah melihat Navorski dari monitor). “Ok. Panggil para penjaga.” (penjaga pintu terlihat di monitor)
Turman :”Johson, bersihkan pintu (jauhi pintu).” (memberitahu penjaga pintu yang bernama Johnson melalui talkie) (hlm:30)
Adegan 26
Johnson menjawab perintah tersebut dan mengajak temannya menjauhi pintu. Hal tersebut dilihat oleh Navorski. Dixon dan Turman tetap memperhatikan tingkah laku Navorski melalui monitor.
Dixon :”Baik pergi. Keluar dari sana. Baik itu pintunya. Baik. Nah, jalan.” (menarik napas). “Sekarang, dimana di mana dia.” (tidak melihat Navorski di monitor)
Turman :”Itu dia.” (menunjuk ke monitor) Dixon :”Itu bukan dia.” (mencari Navorski di monitor. Ia
menggerakkan alat kontrol kamera). Turman :”Anda yakin.” Dixon :”Ya. Itu dia.” (melihat Navorski di monitor) Turman :”Oh...ok.” (hlm:30)
Adegan 28
Tingkah laku Navorski tetap diperhatikan oleh Dixon dan Turman . Dixon :”mengapa rumit sekali. Keluar, Viktor. Ayolah. Dalam
beberapa menit kamu akan menjadi masalah orang lain.”
Turman :”Dia ingin yakin tidak ada yang memeperhatikan.” (hlm:31)
183
Adegan 31
Itu adalah perbuatan Dixon dan Turman yang terus memantau Navorski. Navorski berdiri. Ia tetap merasa bahwa ia diperhatikan. Dixon :”Ayolah, pergi.” Tiba-tiba Navorski melihat ke arah kamera. Dixon :”Ambil kamera.” (dia mengarahkan kamera ke arah
lain) (hlm:32)
Adegan 33
Dixon dan Turman tetap mencari.
Turman :”Ke kiri dari sini.”
Dixon :”Tidak. Dia hanya di pintu.”
Turman :”Sedikit ke kiri.” (hlm: 32)
Adegan 48
Navorski :”Saya punya peluang ke New York, 50-50.” Torres tertawa kecil mendengar perkataan Navorski. Torres :”Ya. Itu cara indah memandangnya, tetapi Amerika bekerja tidak seperti itu.” Tidak sengaja, Navorski melihat Dixon dan Turman yang memperhatikan dari balik dinding kaca. Torres pun melihat mereka. (hlm:41)
Adegan 50
Navorski yang sedang mengumpulkan troli, diperhatikan oleh Dixon dan beberapa petugas pabean lainnya.
Dixon :”Sebagai komisaris lapangan, saya menciptakan posisi baru di JFK. Petugas Trans portasi untuk Bantuan Penumpang.”
Turman :”Pak, apa yang dikerjakan orang itu?” (hlm:41)
Adegan 65
Dixon :”Mm...hm. suaka. Paling cepat diproses kemungkinan 6 bulan dari sekarang.”
Turman :”Ya, dan kami tidak punya pilihan.” (duduk di samping Navorski). “Kecuali melepas Anda selama 6 bulan. Itu hukumnya. Anda akan di lepaskan.” (hlm:55).
Dixon :”Ok. Terima kasih.” (memberi tanda dengan tangan kepada Turman)
184
Navorski :”Saya takut pada drakula.” Dixon :”Terima kasih banyak.” (menghadap ke meja di
sebelahnya) Turman mengajak navorski keluar dair ruangan. Navorski tetap berusaha agar diizinkan ke New York. Navorski :”Saya takut pada manusia serigala, takut pada hiu.” Sambil dituntun oleh Turman untuk keluar dari
ruangan. (hlm:58). Adegan 81
Di ruang kontrol, Dixon sedang mengamati Viktor yang sedang bekerja melalui monitor. Turman duduk di meja hampir di depannya. Turman :”Inpeksi CBP mu 3 hari lagi. FBI dan keamanan
Nasional akan memeriksa bandara.” Dixon asyik menggoyang-goyangkan alat pengontrol kamera. Turman :”Sekitar 2 jam mengamati kantor-kantor ini sebelum
proses wawancaramu.” Dixon tidak memperhatikan Turman. Ia masih sibuk memperhatikan Navorski yang sedang bekerja melalui kamera. (hlm:83)
Adegan 82
Dixon mengomel dan membuka kotak makanannya dengan kasar. Turman :”Anda sudah mencoba FBI?”
Dixon :”Ya... (mengeluarkan makanan dari kotak dengan kasar) “Aku mencoba semua. Tidak ada yang mau terima dia.” (menutup kotak makanan dengan kasar)
Turman :”Anda ingin aku membawanya kembali ke terminal?” (hlm:85)
Adegan 85
Penumpang itu lalu dibawa pergi oleh petugas Pabean. Tiba-tiba Turman datang berlari-lari dan berpapasan dengan pabean yang membawa penumpang yang ditangkap. Ia terburu-buru menghampiri Dixon yang masih tertawa bersama tim pemeriksa. Turman :”Pak.” Dixon :”Ya.” Turman mengajak Dixon untuk menjauh dari rombongan Turman :”Pak, ada masalah di atas.” (berbisik dan serius) Dixon :”Harus menunggu.” (berbisik dan tersenyum kecil)
Turman :”Tidak. Ini tidak bisa menunggu.” (berbisik dan serius) (hlm:88)
185
Adegan 86
Mereka berlari ke atas. Mereka melewati pintu P. Pabean mengikuti mereka. Turman menjelaskan masalah yang terjadi sambil berlari.
Turman :”Saat 912 dari Toronto mendarat, mereka menemukan 4 resep tamparupl. Mereka mencoba mengambil pil darinya dan dia jadi gila/marah. Itu dia.” (menunjuk ke tempat kejadian)” kaci pikir untuk ayahnya.” (hlm:88)
Adegan 105
Amelia hendak masuk ke bandara. Langkah terhenti ketika ia melihat Turman menghalangi jalannya. Amelia :”Ada yang salah.” Turman :”kamu harus ikut kami!” Dua orang petugas mendekati Amelia. Mereka mengelilingi Amelia. Amelia :”kami pasti bergurau. Aku lewat sini 2 kali sebulan.”
(nada suara jengkel) Turman :”Mohon ikut aku.” Kejadian tersebut dilihat Dixon dari lantai atas, di ruang
kontrol. (hlm:105)
Adegan 137
Dixon melihat hal tersebut di monitor. Ia lalu menghubungi Turman yang telah dimintanya untuk berjaga. Dixon :”Semua siap?” Turman :”kami siap!” Dixon :”Amankan pintu.”
Adegan 138
Rombongan hampir sampai di pintu. Semua orang yang mengelilingi Navorski berbicara pada suatu waktu. Mereka berhenti di depan pintu saat melihat Turman dan beberapa petugas berdiri di pintu. Semua terdiam. Suasana kembali tegang. Turman memperlihatkan wajah garang. Waylin yang berada di samping Navorski terpaksa kebarisan petugas. Waylin :”Maaf, Viktor.” Dixon melihat kejadian itu melalui monitor Dixon :”Bawa dia, judge!” Di depan pintu, petugas berjaga. Navorski melangkah. Turman :”Berhenti, Viktor! Tenanglah.” (hlm:148)
186
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa tokoh Ray Turman adalah
tokoh sederhana karena hanya memunculkan perilaku setia pada
atasan.
2) Tokoh bulat
a) Frank Dixon
Adegan 2
Di ruang kontrol, Frank Dixon (Direktur Pabean) bersama petugas pabean memantau kegiatan tersebut dari monitor. Ia curiga melihat rombongan wisatawan. Turman :”Siaga. Dia memancing.” P. pabean :”Diterima/siap.” (hlm:2)
Adegan 17
Dixon melanjutkan pekerjaannya. Ia mengontrol semua kegiatan di bandara, di ruang kontrol.
Dixon :”kirim orang-orang kolumbia itu ke ruang dengan pendapat hubungan orang tua anak-anak dari long island, dan katakan mengizinkan mereka pergi Jamaika itu gagasan buruk.” (berkata kepada salah seorang petugas. Dia melemparkan keripik ke salah seorang petugas) (ia memerintahkan bawahannya untuk bekerja dengan baik) “Ayolah, semua. Cepat! Ada Amerika Selatan dan Madrid di landasan.” (bertepuk) “Mereka harus pergi setengah jam lagi.” (hlm:22).
3 hari kemudian. Di ruang penerimaan pengunjung, petugas pabean berbaris rapi dan menerima penjelasan dari Dixon sebelum tim pemeriksa datang. Dixon :”Orang yang datang kesini hari ini akan mengamatiku,
memeriksaku.” Dixon berjalan ke ujung barisan. Dixon :”Tetapi kebanyakan, mereka akan melihat cara
mengelola bandara ini, jadi, mari tunjukkan kepada mereka mengapa bandara ini no 1 di AS.” (hlm:85)
187
Tim pemeriksa datang, dixon menjelaskan proses pengelolaan bandara. Bandara sangat ramai saat itu. Mereka berjalan di antara para penumpang yang antri untuk di proses. Dixon :”kami memroses sekitar 600 pesawat perhari,
dengan waktu proses 37 menit per pesawat, sekitar 60 detik per penumpang... yang akan masuk ke negeri ini. Kami lakukan secepat dan seefisien mungkin.” (hlm:86)
Adegan 86
Mereka berlari ke atas. Mereka melewati pintu. Petugas pabean mengikuti mereka. Turman menjelaskan masalah yang terjadi sambil berlari.
Turman :”Saat 912 dari Toronto mendarat, mereka menemukan 4 resep tanpa MPL. Mereka mencoba mengambil pil darinya dan dia jadi gila/marah. Itu dia “(menunjuk ke tempat kejadia) “kami pikir untuk ayahnya.”
Para petugas pabean dan Dixon berusaha menenangkan seorang penumpang yang sedang kalap. Penumpang tersebut masuk ke sebuah dan menodongkan pisau ke lehernya sambil berteriak-teriak dengan bahasa Rusia. (hlm:88) Ia melihat jam tangannya. Ia memandang lurus dan tersenyum tipis.
Dixon :”penerbangan jam 5.30 dari Tokyo baru mendarat. Ada dua pesawat di landasan. Barcelona mendekat. Malam masih muda dan 1500 orang menuju kita. Semua masuk. Semua masuk. Ayo, kita bekerja. Ayo.” (hlm:152)
Adegan 21
Navorski duduk di ruang tunggu. Orang yang duduk dan sedang tidur di sampingnya mendengkur. Hal tersebut diperhatikan oleh Dixon dan Turman. Dixon :”Mengapa dia masih di sini?” Turman :”Anda melepasnya, Pak. Anda yang menempatkan
di sana.” Dixon :”Mengapa dia tak keluar pintu? Mengapa dia tidak
mencoba untuk kabur?” (Dia melihat ke ruang tunggu dari luar lewat cermin)
Turman :”Pak, Anda menyuruhnya menunggu.” Dixon :”Aku tak mengira dia akan mematuhinya.”
188
Sementara itu, Navorski sedang sibuk untuk menjauhkan kepada orang yang tidur di sampingnya dai pundaknya. Kepala orang tersebut berrsandar di pundaknya. Itu membuatnya tidak nyaman.
Dixon :”Maksudku, dia dalam celah. Siapa yang mau menunggu dalam celah ?” (membuka kacamatanya dan membersihkannya) (hlm:26).
Adegan 26
Dixon membicarakan rencananya kepada Turman dengan bahasa perumpamaan sambil berjalan ke ruang kontrol. Dixon :”Tangkap dan lepaskan. Sederhana. Kadang-kadang
kamu mendapatkan ikan kecil. Buka kaitan dengan hati-hati dan masukkan dia kembali ke air.” (menuju ke monitor).
“Bebaskan dia agar orang lain bisa dapat kepuasan menangkapnya. “Baik (menunggu sambil memperhatikan monitor. Dia mengontrol kamera di bandara menggunakan alat kontrol dari kamera tersebut) “Baik. Ini dia.” (setelah melihat Navorski dari monitor)
Turman :”Johson, bersihkan pintu (jauhi pintu) “memberi tahu penjaga pintu yang bernama Johson melalui talkie)
Johson menjawab perintah tersebut dan mengajak temannya menjauhi pintu. Hal tersebut dilihat oleh Navorski. Dixon Turman tetap memperhatikan tingkah laku Navorski melalui monitor. Dixon :”Baik. Pergi. Keluar dari sana. Baik itu pintunya. Baik.
Nah, jalan.” (menarik napas). “Sekarang, dimana dia.” (tidak melihat Navorski di monitor)
Turman :”Itu dia.” (menunjuk ke monitor) Dixon :”Itu bukan dia.” (mencari Navorski di monitor. Ia menggerakkan alat kontrol kamera) Turman :”Anda yakin.” Dixon :”Ya. Itu dia.” (melihat navorski di monitor) Turman :”Oh. Ok.” Dixon :”Ya. Baiklah, Viktor. Nah, jalan.” (hlm:29)
Adegan 28
Tingkah laku Navorski tetap diperhatikan oleh Dixon dan Turman. Dixon :”Mengapa rumit sekali. Kealuar, Viktor. Ayolah. Dalam
beberapa menit kamu akan menjadi masalah orang lain.”
Turman :”Dia ingin yakin tidak ada yang memperhatikannya.
189
Dixon :”Saya tahu. Sudah kuberikan tidak ada yang akan memperhatikannya. Ayolah. Baik, ini dia. Hubungi polisi bandara.”
Turman :”Mereka dalam perjalanan.” (hlm:31)
Adegan 31
Itu adalah perbuatan Dixon yang terus memantau Navorski. Navorski berdiri. Ia tetap merasa bahwa ia diperhatikan. Dixon :”Ayolah, pergi.” Tiba-tiba Navorski ke arah kamera. Dixon :”Ambil kamera.” (dia mengarahkan kamera ke arah
lain) Dixon mengarahkan kamera ke segala arah. Navorski berdiri dibawah kamera ke segala arah. Navorski berdiri di bawah kamera. Dixon pun mencari keberadaan Navorski. Dixon :”Dimana dia? Dimana dia?” (hlm:32)
Adegan 33
Dixon dan Turman tetap mencari. Turman :”ke kiri dari sini.” Dixon :”Tidak. Dia hanya di pintu.” Turman :”Sedikit ke kiri.” Dixon :”Baik-baik.” (hlm:33)
Adegan 81
Di ruang kontrol, Dixon sedang mengamati Viktor yang sedang bekerja melalui monitor. Turman duduk di meja hampir di depannya. Turman :”Inspeksi CBPmu 3 hari lagi. FBI dan keamanan
nasional akan memeriksa bandara.” Dixon asyik mengoyang-goyangkan alat pengontrol kamera. Turman :”Sekitar 2 jam mengamati kantor-kantor ini sebelum
proses wawancaramu.” Dixon tidak memperhatikan Turman. Ia masih sibuk memperhatikannya Navorski yang sedang bekerja melalui kamera.
Dixon :”Berapa gaji Navorski?”
Turman :”Pak?”
Dixon :”Berapa gajinya? Berapa mereka membayarnya?”
190
Turman :”Kurasa mereka membayar tunai di bawah meja pak.”
Dixon :”Saya tahu itu. Berapa?”
Turman :”$19 perjam.”
Dixon :”sulit dipercaya. Kamu tahu itu lebih dari gajiku?”
Turman :”Itu kontruksi kota New York.”
Dixon :”Salah satu orangku bicara padaku. Mengajakku untuk bergabung dengan kelompok besar. Lihat dirinya!”
Dixon memperbesar sorotan kamera di monitor. Tampak Viktor sedang memberikan petunjuk kepada pekerja lain. Ia menjelaskan konstruksi bangunan yang tergambar. (hlm:83)
Adegan 50
Hal itu diperhatikan oleh Dixon dan beberapa Petugas Pabean lainnya. Dixon :”Sebagai komisaris lapangan, saya menciptakan posisi
baru dari JFK. Petugas Transportasi untuk Bantuan Penumpang.” (hlm:41)
Adegan 65
Dixon :”Saya dapat cara untuk mengeluarkanmu dari bandara ini.”
Navorski :”Bagaimana?” Dixon :”Baiklah. Kami mempunyai hukum di sini yang
melindungi orang asing yang dapat dipercaya mempunyai rasa takut kembali ke negaranya. Bila kami dapat menerapkan ini pada Anda, CBP akan terpaksa memulai prosedur netralisasi, membawamu ke halkim imigrasi dan mengizinkan kasusmu untu suaka.”
Navorski :”Suaka?” Dixon :”Mm-hm. Suaka. Sayangnya, jadwal pengadilan penuh
dengan kasus Suaka. Paling cepat di proses kemungkinan 6 bulan dari sekarang.”
Turman :”Ya, dan kami tidak ounya pilihan.” (duduk di samping Navorski). “Kecuali melepas Anda selama 6 bulan. Itu hukumnya. Anda akan dilepaskan.”
191
Dixon :”Benar. Anda akan bebas menunggu di New York sampai tanggal sidang. Tapi, percaya atau tidak, kebanyakan orang tidak pernah muncul sebelum diadili.” Navorski :”Jadi, saya pergi ke kota New York?” Dixon :”Ah ha. Anda bisa pergi bila kami nyatakan ketakutan.”
(menukarkan dengan dan tangan) Navorski :”Ketakutan.” Dixon :”Mn-hm, ketakutan.” Navorski :”Ketakutan.” Dixon :”Ketakutan.” Navorski :”Ketakutan.” Dixon :”Ketakutan.” Navorski :”Pada apa? Dixon :”Ya. Itu bagian terbaiknya. Tidak jadi masalah Anda
takut pada apa. Itu semua saya bagi Paman Sam, ok. Jadi, saya menanyakan kepada Anda satu pertanyaan. Pertanyaan sederhana. Bila Anda memberikan jawaban yang benar kepada saya, saya bisa mengeluarkan Anda dari Bandara malam ini.” (hal:54)
Dixon :”Ok. Biar kucoba lagi. Negara Anda sedang perang.” Navorski :”Ya. Sedang perang.” Dixon :”Banyak orang di jalan dengan senjata. Penganiayan
politik.” (dan meninggikan suara. Ia hendak mengikuti Navorski).
Navorski :”Ya. Buruk sekali.” Dixon :”Yeah, itu mengerika, Dan hanya Tuhan tahu apa
yang akan terjadi. Benar? Rakyat tidak bersalah ditangkap dan dilempar ke penjara.” (berjalan ke arah Navorski. Tetap dengan suara tinggi untuk menakuti Navorski)
Navorski :”Pada hari selasa.” Dixon :”Benar.” Navorski :”Saya benci hari selasa.” Dixon :”Benar. Jadi, Anda takut.” Navorski :” Pada apa?” Dixon :”Krakhozia. Anda takut pada Krakhozia.” Navorski :”Krakozhia?” (bingung) Dixon :”Eh...he.” Navorski :”Tidak. Saya tidak takut pada Krakozia. Saya sedikit
takut pada ruangan ini.” (tertawa kecil atau bercanda)
Dixon :”Saya berbicara tentang bom.” (duduk di hadapan Navorski).
192
“Saya bicara tentang derajat manusia. Tentang Hak Asasi Manusia. (suara lembut dan membujuk). “Viktor, jangan takut mengatakan kepada saya Anda takut pada Krakozia.” (hlm:57)
Adegan 82
Dixon menghubungi pihak berwenang via telepon. Ia membelakangi Turman. Dixon :”Jake, dia tidak punya kebangsaan. Ok? Tak punya
negara. Jadi, secara otomatis dia adalah risiko keamanan nasional, menurut penafsiranku pasal 212. Aku memintamu menempatkannya di pusat penahanannya dan memeriksanya. Itu saja yang kuinginkan.”
Dixon diam dan mendengar jawaban jake. Dixon :”Bagaimana dengan pencarian federal?” Mendengar jawaban jake Dixon :”Yah. Bagaimana dengan bandara lain?” (menghadap
ke komputer). “Halo? Halo?” (hlm:84)
Adegan 116
Navorski maju beberapa langkah. Navorski :”Aku pergi ke New York.” Dixon :”Kamu yakin kamu ingin melakukan itu?” Navorski melemparkan visa, tiket, dan paspornya ke meja lalu maju. Navorski :”Aku pergi ke kota Ney York sekarang.” (tegas) Opsir Waylin dan Turman hanya berdiri menyaksikan dan mendengar percakapan Dixon dan Navorski. Dixon berbalik dan menghadap ke mejanya. Ia mencari berkas. Dixon :”Bagian dari tugasku adalah menyingkirkan yang tidak
menyenangkan dan ada beberapa.” Setelah ia menemukan berkas, ia memperlihatkan kepada Navorski. Dixon :”Seperti orang ini, Joe Mulroy. Kupikir kau
mengenalnya.” Duduk dimejanya sambil membuka lembaran berkas. Dixon :”Joe sudah disini selama 20 tahun, ternyata dia
menjalankan judi poker setelah jam kerja.” Membaca berkas dan Navorski ikut membacanya. Dixon :”Membawa masuk minuman dan ganja.” Navorski heran melihat Dixon.
193
Dixon :”Si malang yang akan kehilangan pensuinannya. Kupikir dia juga punya anak. Yap.”
Menyimpan berkas tersebut. Ia lalu mengambil sebuah kaset video. Dixon :”Dan ada orang ini, Enrique Cruz. Kupikir kamu
juga mengenal Enrique. Enrique yang mengizinkan orang masuk ke area persiapan makanan.”
Ia membawa kaset tersebut ke VCD. Ia memutar kaset tersebut. Terlihat Enrique dan Navorski di ruang persiapan makanan. Dixon :”Itu pelanggaran berat keamanan. Si malang ini,
kupikir baru menikah.” Navorski memperhatikan tayangan tersebut dengan membungkuk di sepan layar itu. Dixon :”Tetapi aku akan melepaskannya.” Opsir Waylin berdiri menyaksikan dan mendengar percakapan Dixon dan Navorski. Dixon :”Dan lalu ada Gupta Rajan. Dia petugas kebersihan.” Ia berdiri di belakang Navorski dengan melipat kedua tangan di dada. Navorski berdiri mendengar kata-kata Dixon. Ia kaget mendengar hal tersebut. Dixon :”Tetapi dia dicari karena menyerang polisi di India
tahun 1979. Aku harus mendeportasikannya.” (hlm:138)
Navorski :”Aku akan pulang.” Dixon :”Maafkan aku. Apa katamu?” (tidak percaya dengan
apa yang didengarnya) Navorski :”Aku akan pulang. Jangan ganggu mereka. Aku akan
pulang.” Dixon :”Hari ini.” Navorski :”Ya.” Ia pasrah. Ia marah sedih, dan kecewa, tapi ia mau terjadi apa-apa pada teman-temannya yang telah membantunya selama ini. Dixon :”Jika kamu tidak naik pesawat itu, mereka semua
pergi.” (mengancam) Navorski :”Ya.” Ia maju beberapa langkah sehingga dekat dengan Navorski. Dixon :”Kamu mengerti?” Navorski :”Ya.” Dixon :”Ok, bagus.” (hlm:140)
Adegan 137
Dixon melihat hal tersebut di monitor. Ia lalu menghubungi Turman yang telah dimintanya untuk berjaga.
194
Dixon :”Semua siap?” Turman :”Kami siap.” Dixon :”Amankan pintu!” (hlm:148)
Adegan 82
Karena telponnya diputus begitu saja, Dixon marah dan membanting gagang telpon.
Dixon :”Kita terlalu banyak menahan orang. Tidak ada tempat dimana-mana.”
Dixon mengomel dan membuka kotak makanannya dengan kasar. Turman :”Anda sudah mencoba FBI?”
Dixon :”Ya.” (mengeluarkan makanan dari kotak dengan kasar) “Aku mencoba semua. Tidak ada yang mau terima dia.” (menutup kotak makanan dengan kasar) (hlm:85)
Adegan 88
Ternyata Dixon berada di dekat Navorski dan Milodragovich saat berpelukan. Setelah itu, Milodragovich pun pergi. Navorski :”Dia menyayangi kambing itu.” Dixon ternyata marah pada Navorski tiba-tiba ia menyerang Navorski. Ia memegang leher dan tangan Navorski dengan kasar dan menariknya ke mesin fotokopi.
Dixon :”Kau pikir aku perlu alasan untuk mengembalikanmu ke sel itu, menyimpanmu di sana selama 5 tahun?”
Tangan kiri Navorski di atas mesin fotokopi yang berfungsi. Akhirnya, tangan kiri Navorski terkopi. Hasil kopiannya banyak.
Dixon :”Kau menentangku berarti kau menentang AS. Lalu kamu tahu mengapa orang di Krakozhia antri untuk kertas toilet murah, sementara Paman Sam membersihkan pantat dengan yang mahal.” (marah) (hlm:98)
Adegan 92
Dixon :”mengapa kamu ingin ke New York? Dan apa isi
kaleng kacang itu?”
Navorski :”Janji.”
Dixon :”Janji dalam sebuah kaleng?” (menoleh kepada
Navorski)
195
Navorski :”Ya. Sebuah janji.”
Dixon :”Biar kubuatkan janji, Viktor. Dan janji ini berasal
dari seorang pria yang terjebak disini.”
Dixon menyimpan kacamatanya di atas meja.
Dixon :”Pria yang mungkin terjebak disini. Untuk 10 tahun
mendatang.” (menoleh ke Navorski)
Dixon menurunkan kakinya dan memutar kursinya menghadap
Navorski.
Dixon :”Mulai sekarang, kamu dan aku bermitra. Kalau aku
tetap disini.” (menunjuk Navorski) “kamu tidak
akan menginjakkan kaki di kota New York. Tak satu
jari pun di AS.” (hlm:101)
Adegan 131
Cangkir Dixon jatuh dan pecah. Iia menelpon ke bawah. Dixon :”Seseorang beritahukan kepadaku apa yang terjadi di
bawah!” (marah) (hlm:146).
Adegan 141
Dixon marah melihat tersebut dari monitor. Dixon :”Tahan dia! Tahan dia!” (berteriak di talkie) “Sial.”
(menemukan talkie ke meja karena kesal) (ia lalu berlari) (hlm:150)
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa tokoh Frank Dixon adalah
tokoh bulat karena memunculkan perilaku yang bertentangan. Suatu
saat, ia baik pada Viktor Navorski, (Salchak) ia atasan yang
digantikannya, tim pemeriksa pengelola bandara. Dan suatu saat ia
berlaku buruk pada Viktor Navorski.
196
B. Pembahasan hasil penelitian
Karakter ( tokoh/penokohan, perwatakan) merupakan salah satu
unsur yang sangat penting dalam membangun karya sastra prosa.
Tanpa karakter, cerita tidak akan hidup dan di nikmati oleh pembaca.
Hal tersebut sama pada naskah film.
Dola’ (2007:56) menjelaskan bahwa dalam sebuah cerita, karakter
adalah pelaku-pelaku yang diangkat oleh pengarang sebagai tokoh
cerita imajinasi. Dalam penyusunan cerita, pengarang tidaklah
seenaknya menampilkan karakter (watak) bagi pelaku-pelaku cerita,
tetapi melalui pertimbangan yang cukup cermat, logis dan manusiawi.
Faktor-faktor seperti psikologis, etika, pedagogis, serta faktor lain yang
terpelihara dalam masyarakat, merupakan bahan-bahan pertimbangan
yang pening pula diperhatikan.
Perlu diketahui bahwa untuk membuat skenario film, para penulis
naskah membuat ide-ide dengan mengadaptasi sebuah karya seni
menjadi sebuah film layar lebar. Adaptasi bisa didapat dari novel,
drama, opera atau sumber lainnya sehingga antara karya sastra
dengan film erat hubungannya termasuk unsur instrinsik, seperti
karakter, yang tentu saja berhubungan dengan kejiwaan.
197
Hal ini sejalan dengan pendapat Adnan (2008:1) bahwa skenario
merupakan naskah cerita yang menguraikan urutan-urutan adegan,
tempat, keadaan, dan dialog.
Sedangkan pengertian skenario secara khusus diungkapkan oleh
Lengkong (2008:1) bahwa skenario adalah naskah cerita yang ditulis
dengan istilah-istilah kamera yang digunakan sebagai panduan untuk
pembuatan sebuah tayangan (film, sinema elektronik/sinetron, drama).
Salah satunya adalah karakter naskah film The Terminal.
Dalam naskah film The Terminal, ada beberapa karakter tokoh
yang unik, khususnya yang berkaitan dengan kejiwaan sehingga
menimbulkan pertanyaan dibenak. Psikologi sastra cocok menjawab
pertanyaan tersebut karena fokus psikologi sastra adalah kejiwaan.
Wahid (2004:122) bahwa psikologi sastra adalah pendekatan sastra
yang menekankan pada segi-segi kejiwaan dan tingkah laku yang
terdapat dalam karya sastra.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Karakter tokoh dalam naskah film The Terminal karya Sacha
Gervasi dan Jeff Nalham.
198
Aminuddin (1995:80) juga membagi dua tokoh menurut perannya,
karena setiap tokoh memiliki peranan yang berbeda-beda.
Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita
di sebut dengan tokoh inti atau tokoh utama. Sedangkan tokoh
yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya hanya
melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama disebut tokoh
tambahan atau tokoh pembantu.
a. Viktor Navorski
Tokoh ini mempunyai karakter sebagai berikut:
1) Baik hati dan suka menolong
Kebaikan merupakan sifat manusia yang dianggap baik menurut
sistem norma dan pandangan umum yang berlaku (KBBI:1996:79).
Bisa dikatakan bahwa kebaikan merupakan sifat positif manusia.
Salah satu kebaikan yang biasa yang dilakukan sesorang kepada
orang lain adalah baik dan suka menolong.
Dengan demikian sifat yang baik hati dan suka menolong,
manusia menunjukkan kemurahan hati dan budi pekerti yang elok.
Selain itu, orang yang memiliki sifat yang baik hati dan suka menolong
secara tidak langsung akan meringankan beban orang lain.
199
Dalam naskah film The Terminal tokoh Viktor Navorski sifat yang
baik hati dan suka menolong. Ia hendak membantu seorang gadis
remaja yang kesusahan menutup kopernya, memberikan uang
kembalian kepada pelayan toko, membantu Amelia berdiri ketika
terjatuh di lantai yang licin, memberi tahu Amelia letak gerbang
Bournes Aires, memberikan kupon payless shoes kepada Amelia,
mengambilkan kacamata Amelia yang jatuh, dan menolong
Milodragovich membawa pulang obat yang ditahan Dixon, padahal ia
tidak mengenal mereka. Dengan perbuatan tersebut bahwa Viktor
Navorski mempunyai budi pekerti yang elok dan secara tidak langsung
meringankan beban orang yang ditolongnya, misalnya, Amelia tidak
bersusah payah berdiri, Amelia tidak bingung lagi mencari gerbang
Bournes Aires, dan Milodragovich dapat membawa pulang obat untuk
ayahnya yang sedang sakit.
2) Sabar
Sabar diartikan bahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah,
tidak lekas putus asa); sikap tenang. (KBBI: 1996:157). Ini yang
ditunjukkan oleh tokoh Viktor Navorski pada beberapa adegan pada
naskah film The Terminal karya Sacha Gervasi dan Jeff nalham.
200
Ia tidak mempunyai tempat tinggal dan hanya di bebaskan di
ruang Transit Internasional. Ia akhirnya memutuskan tinggal di salah
satu gedung yang akan di renovasi, yaitu gerbang 67, dan tidur di
tempat tidur yang disusun dari kursi, makan saltine dan kethcup
untuk mengganjal perutnya, ia tidak marah saat troli yang telah
dikumpulkannya diambil oleh petugas yang baru saja diangkat oleh
Frank Dixon, saat Gupta Rajan dan frank Dixon marah padanya. Ia
marah. Ia ditertawai oleh manajer toko saat menyebutkan tempat
tinggalnya. Ia membiarkan saja karena ia tahu ia mengatakan yang
sebenarnya. Dari segala peristiwa dialaminya. Ia menghadapinya
dengan toleransi dan bijaksana, sikapnya tenang dan tanpa
mengeluh.
3) Patuh pada peraturan/disiplin
Ia diminta untuk tinggal di Ruang Transit Internasional bandara
dan ia hanya bebas di ruang tersebut. Ia pun mengikuti hal tersebut.
Kemudian, saat Amelia mengajaknya makan di luar, ia menolak.
Ia tahu bahwa ia tidak bisa keluar dari bandara karena ia tidak
mempunyai surat yang sah, yaitu visa. Itu berarti ia tidak berhak
201
masuk ke New York. Jadi, jika ia ikut berarti ia melanggar. Untuk itu,
ia harus menunggu.
Peraturan dibuat untuk dilaksanakan dan ditaati agar kehidupan
lebih teratur. Orang yang disiplin akan mematuhi peraturan. dari
perilaku yang ditunjukkan Viktor Navorski, dapat dikatakan bahwa ia
patuh pada peraturan/disiplin.
4) Berbakti pada orang tua
Ia bertahan di bandara dan berkeras ke New York. Ia ingin
menepati janji pada ayahnya. Ia berjanji akan mendapatkan tanda
tangan Benny Golson. Ia sangat menjaga kaleng kacang tempat
penyimpanan semua tanda tangan pemain jazz yang telah
dikumpulkannya. Ia selalu membawa kaleng tersebut, kemana pun ia
pergi.
Anak yang baik dan berbakti kepada orang tua, akan selalu
melakukan segala hal yang menyenangkan hati orang tuanya
selama itu baik dan tidak bertentangan dengan agama. Begitu juga
dengan yang dilakukan Viktor Navorski. Ia telah berjanji pada
ayahnya bahwa ia akan mendapatkan tanda tangan Benny Golson.
Walaupun ayahnya telah meninggal ia tetap berusaha menepati
202
janjinya. Jadi, karakter tokoh Viktor Navorski adalah berbakti pada
orang tua.
b. Amelia Warren
1) Terbuka pada orang lain
Terkadang manusia menghadapi masalah yang terasa
mengganjal dihati. Tentu dibutuhkan orang lain sebagai tempat
mencurahkan isi hati. Dengan demikian, perasaan akan terasa lebih
ringan dan lega.
Hal ini dilakukan oleh tokoh Amel. Ia banyak bercerita dan
mencurahkan isi hati kepada Viktor Navorski, misalnya, tentang
dirinya dan tentang hubungannya dengan Max. Semua ia ceritakan
dengan lepas kepada Viktor Navorski.
2) Tidak mau sendiri
Ia selalu mengajak Viktor Navorski makan bersamanya bila
bertemu. Ia berkata ia tidak ingin sendiri. Ia ingin ada yang
menerimanya makan dan berbincang-bincang. Hal ini menunjukkan
bahwa karakter Amelia Warren adalah tidak mau sendiri.
203
3) Baik hati
Orang yang baik hati akan melakukan tindakan yang lebih baik
pula, atau tidak merugikan orang lain. Inilah yang dilakukan tokoh
Amelia Warren.
Ia meminta Viktor Navorski agar menjauh darinya, ia menolak
ke New York bersama Viktor Navorski karena tidak ingin melukai
hatinya. Kemudian, ia membantu Viktor Navorski mendapatkan visa
sementara/darurat. Dari beberapa perilaku yang ditunjukkan Amelia.
Jelas bahwa ia sebenarnya baik.
4) Mudah terharu
Orang yang halus dan peka perasaannya akan mudah merasa
iba ketika mendengar atau melihat sesuatu yang menggugah
perasaan. Begitulah yang terjadi pada Amelia Warren.
Ketika Viktor Navorski menceritakan tujuannya datang ke New
York, yaitu ingin menepati janji pada ayahnya, mendapatkan tanda
tangan Benny Golson. Amelia sangat terharu. Matanya berkaca-kaca
memandang Viktor Navorski. Ia tahu lalu memeluk Viktor Navorski
204
c. Frank Dixon
1) Bertanggung jawab
Salah satu ciri pemimpin yang baik adalah ia bertanggung
jawab dengan pekerjaannya. Ia tidak hanya bisa memerintah
bawahanya tapi terkadang dia harus turun tangan langsung di
lapangan menangani pekerjaan atau permasalahannya yang terjadi
dan terkait dengan pekerjaannya. Tokoh Frank Dixon melakukan
itu. Ia mengontrol langsung kegiatan di bandara, ia mengarahkan
petugas pabean, dan segera mengecek masalah yang diceritakan
Turman.
2) Paranoid
Frank Dixon curiga dan sangat berhati-hati, pemarah dan
pendendam, serta licik. Ini adalah ciri-ciri orang mengalami
gangguan kepribadian paranoid.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian paranoid
perasaan curiga yang pervasi. Cenderung menginterprestasi perilaku
orang lain sebagai hal yang mengancam atau merendahkan dan
sangat berhati-hati. (Nevid :2006:274)
205
Frank Dixon heran melihat Viktor Navorski yang tetap bertahan
di bandara. Ia curiga dan meminta agar segala kegiatan Viktor
Navorski dilaporkan padanya. Ia pun selalu mengamati kegiatan
Viktor Navorski. Ia sangat berhati-hati pada Viktor Navorski seakan-
akan Navorski akan mengancam keaamanan bandara. Ia tidak
percaya pada Navorski dan lain-lain.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian paranoid
wataknya licik. Frank Dixon melakukan apa saja agar Viktor Navorski
keluar dari bandara tidak ke New York.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian paranoid
wataknya mudah marah. Frank Dixon marah saat Viktor Navorski
menolong Milodragoich. Ia merasa ditentang oleh Viktor Navorski. Ia
lalu menjadi pada Viktor Navorski. Ia juga marah saat tidak satu pun
pihak berwenang mau menahan Viktor Navorski.
3) Menaati peraturan
Ia mengizinkan Viktor Navorski masuk Ruang Transit
Internasional. Ia melakukan hal itu karena ia tidak bisa mengizinkan
Viktor Navorski ke New York karena paspornya tidak berlaku. Jika
206
paspor tidak berlaku berarti Viktor Navorski tidak bisa mendapatkan
visa. Itulah peraturan yang berlaku.
Kemudian ia berkeras menahan obat yang dibawa Milodragovich,
walaupun Milodragovich berlutut. Ia menerapkan aturan bahwa obat
yang dibawa keluar dari Amerika, khusus untuk manusia, harus
mempunyai formulir yang ditandatangani oleh rumah sakit yang
merawat pasien tersebut.
d. Gupta Rajan
1) Mudah curiga
Curiga diartikan perasaan kurang percaya atau sangsi terhadap
kebenaran atau kejujuran seseorang atau juga bisa diartikan
berwas-was karena khawatir.
Ia curiga pada Viktor Navorski. Ia menceritakan itu pada Cruz
dan Mulroy. Ia juga pada Navorski karena melihatnya memberikan
kupon payless shoes pada Amelia sehingga ia tidak mau bermain
kartu bersama Navorski. Ia berpikir bahwa Viktor Navorski adalah
mata-mata. Ia khawatir akan kehilangan pekerjaannya.
207
2) Setia kawan
Ia menjaga pintu saat Mulroy, Cruz, dan Navorski masuk ke ruangan
penyimpanan data. Kemudian ia membantu menghalangi langkah
Navorski agar Navorski dapat bertemu dengan Amelia, menjadi
pelayan dan bermain akrobat saat Navorski dan Amelia makan
malam, dan rela di deportasi agar Navorski bisa ke New York. Ia
selalu ada ketika ia dibutuhkan. Itu adalah ciri teman yang dan setia.
2. Hubungan karakter antartokoh
Penokohan sangat penting keberadaannya dalam suatu cerita,
karena penokohan merupakan dalam suatu pelukisan gambaran
yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita
(Jones dalam Wahid, 2007:76). Hal ini sejalan pendapat Aminuddin
dalam Siswanto (2008:143) bahwa cara Sastrawan menampilkan
tokoh di sebut penokohan.
a. Dilihat dari fungsi penampilan tokoh
Tokoh protagonis adalah tokoh yang wataknya disukai pembaca.
Biasanya, watak tokoh semacam ini adalah watak yang baik dan
208
positif. Baik dikatakan bahwa tokoh protagonis menampilkan sesuatu
yang sesuai dengan pandangan, harapan-harapan pembaca.
Dalam naskah film The Terminal,tokoh Viktor Navorski
menampilkan sifat positif. Ia bertahan di bandara, walaupun banyak
rintangan dan peristiwa yang dihadapinya. Ia tidak tahu berbahasa
Inggris dan akhirnya ia belajar berbahasa Inggris, tidak punya uang
dan ia berusaha keras untuk mendapatkan uang dengan berkeliling
mencari pekerjaan dan bekerja pada kontruksi bandara, berbagai
rintangan yang berasal dari Dixon dihadapinya dengan sabar. Ia
berkeras ke New York untuk menemui Benny Golson dan
mendapatkan tanda tangan demi menepati janjinya pada ayahnya.
Akhirnya dengan kesabaran dan jerja keras, ia berhasil menemui
Benny Golson di New York. Jadi, bisa dikatakan bahwa ia adalah
tokoh protagonis dalam cerita dengan sifatnya yang baik dan positif.
Selain tokoh protagonis, adapula tokoh antagonis. Konflik dan
ketegangan yang dialami tokoh protagonis disebabkan hadirnya
tokoh antagonis. Tokoh antagonis hadir dengan watak yang dibenci
pembaca. Tokoh ini biasanya digambarkan sebagai tokoh yang
209
berwatak buruk dan negatif. Tokoh antagonis, barangkali dapat
disebut, beraposis dengan tokoh protagonis.
Dalam naskah film The Terminal , yang menjadi tokoh antagonis
adalah Frank Dixon dengan wataknya yang buruk. Ia selalu
mengamati gerak-gerik tokoh Viktor Navorski. Ia berusaha dengan
berbagai cara agar Viktor Navorski keluar dari bandara karena ia
merasa keamanan bandara terancam dengan keberadaan. Tapi
akhirnya ia berusaha keras agar Viktor Navorski tetap di bandara
karena ia merasa ditentang oleh Viktor Navorski saat Navorski
menolong Milodragovich. Ia menjadi semakin marah dan dendam
pada Viktor Navorski.
Kemudian tokoh tirtagonis, biasa disebut sebagai tokoh
pembantu. Tokoh ini memegang peran tambahan. Pemunculannya
hanya melengkapi cerita dan mendukung tokoh protagonis.
Tokoh Gupta Rajan selalu mendukung Viktor Navorski, pada
saat Viktor Navorski mendekati Amelia dan saat Viktor hendak ke
New York. Mereka juga turut bergembira bersama Viktor Navorski
saat perang di negara Viktor Navorski berakhir. Sedangkan tokoh
Amelia warren diceritakan sebagai wanita yang dicintai Viktor
210
Navorski namun pada akhirnya ia tetap bersama Max setelah Viktor
Navorski namun pada akhirnya ia tetap bersama Max setelah Viktor
Navorski berusaha meraih hatinya. Ia juga mau membantu Viktor
Navorski ke New York dengan memberikan visa darurat satu hari.
Kemudian tokoh Ray Turman. Ia selalu menaati setiap perintah
Frank Dixon. Namun pada akhirnya ia mendukung Viktor Navorski ke
New York. Tokoh-tokoh inilah yang menjadi tokoh tirtagonis dalam
naskah film The Terminal.
b. Berdasarkan perwatakan
Asmara (1983:61) menjelaskan bahwa perwatakan
merupakan penampilan keseluruhan daripada ciri-ciri atau tipe-
tipe jiwa seorang tokoh dalam cerita lakon drama tersebut.
Pendapat senada dikemukakan oleh Sumardjo dan Saimi
K.M. (1997:145) yang menjelaskan bahwa tokoh-tokoh cerita
terutama tokoh-tokoh pentingnya, memiliki watak masing-masing
digambarkan dengan seksama oleh pengarang yang terampil.
Tokoh-tokoh itu dapat memiliki berbagai watak sesuai dengan
kemungkinan watak yang ada pada manusia, seperti jahat,
211
sabar, peragu, periang, pemurung, berani, pengecut, licik, jujur
dan atau campuran beberapa di antara watak-watak itu.
Demikian pula dengan pendapat Siswanto (2008:143)
yang menyatakan bahwa pemberian watak pada tokoh suatu
karya oleh sastrawan disebut perwatakan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Nensilianti (2003:84) dan Juanda (2003:20)
bahwa perwatakan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita : baik
keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa
pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya
dan sebagainya. Begitu juga dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Maryani (2004:271) bahwa perwatakan
adalah penggambaran watak atau sifat tokoh. Kemudian Hendy
(1991:45) berpendapat bahwa perwatakan adalah sifat dan ciri
khas pelaku yang diceritakan. Bagaimana kualitas nalarnya,
sikapnya dan tingkah lakunya, kemauanya, pendiriannya,
temperamennya, jiwanya, dan sebagainya. Perwatakan
berfungsi menyiapkan atau menyediakan alasan bagi tindakan
tertentu dan cara menggambarkan atau sifat tokoh.
212
Tokoh sederhana, dalam bentuknya yang asli, adalah tokoh
yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat yang
tertentu saja. Sifat dan tingkah laku seorang tokoh sederhana
bersifat datar, monoton hanya mencerminkan satu watak tertentu
saja.
Tokoh sederhana dapat saja melakukan berbagai tindakan,
namun. Semua tindakannya itu akan dapat dikembalikan pada
perwatakan yang sabar.
Dalam naskah film The Terminal yang menjadi tokoh
sederhana adalah Viktor Navorski, Amelia Warren, Gupta Rajan, dan
Ray Turman.
Tokoh Viktor Navorski dari awal hingga akhir cerita hanya
menunjukkan watak yang sabar dan baik hati. Walaupun ia melakukan
berbagai tindakan, tindakan itu akan dapat dikembalikan ke
perwatakan yang sabar. Ketika tokoh Gupta Rajan dan Frank Dixon
marah padanya. Ia menghadapi dengan tenang. Ketika troli yang telah
dikumpulkannya diambil oleh petugas yang baru di angkat Frank
Dixon. Ia tenang ketika ia berkeliling mencari pekerjaan, tapi ditolak
dan ditertawakan. Ia pun tenang. Ketika Amelia Warren mengatakan
213
bahwa ia tidak bisa bersamanya, meskipun ia telah berusaha menarik
perhatian Amelia. Ia pun pasrah dan membiarkan Amelia pergi.
Tindakan tersebut dapat dikembalikan ke perwatakan yang sabar.
Begitu juga dengan perwatakannya yang baik hati. Ia hendak
menolong seorang gadis remaja yang kesusahan menutup kopernya,
Menolong Amelia yang jatuh di lantai yang licin, menolong
Milodragovich keluar bisa membawa obat untuk ayahnya, berusaha ke
New York dan menepati janjinya pada ayahnya dan selalu menjaga
kaleng tempat tanda tangan yang telah dikumpulkan ayahnya. Semua
itu menunjukkan kebaikan hatinya.
Tokoh Amelia Warren hanya menunjukkan sikap yang baik hati
pada Viktor Navorski dan perasaan yang peka.
Tokoh Gupta Rajan hanya menunjukkan sikapnya yang setia
kawan walaupun awalnya ia curiga pada Viktor Navorski. Ia selalu
membantu Viktor Navorski, bahkan ia rela dideportase.
Tokoh Ray Turman hanya menunjukkan sikap setia pada Frank
Dixon. Ia selalu mematuhi perintah Frank Dixon dan selalu
mendampinginya.
214
Selanjutnya, tokoh bulat adalah tokoh yang kompleks dan dapat
menampilkan watak dan tingkah laku bermacam-macam, bahkan
mungkinseperti bertentangan.
Dalam naskah film The Terminal, yang menjadi tokoh bulat adalah
tokoh Frank Dixon. Awalnya ia baik pada Viktor Navorski, tapi
akhirnya ia menjadi paranoid padanya. Frank Dixon juga dapat
bersifat pada atasannya (salchak), yang kemudian digantikannya,
menjadi komisaris lapangan di bandara, dan dapat bercanda pada tim
inspeksi pengelola bandara, namun, ia bersikap keras pada Viktor
Navorski.
215
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian secara deskriptif, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, beberapa tokoh dalam naskah film The Terminal,
yaitu Viktor Navorski, Amelia Warren, Gupta Rajan, dan Ray
Turman, yang berkarakter baik dengan karakternya adalah baik
hati dan suka menolong, sabar, patuh pada peraturan, berbakti
pada orang tua, terbuka kepada orang lain, tidak ingin sendiri,
mudah terharu, bertanggung jawab, setia kawan, dan setia pada
atasan sedangkan tokoh Frank Dixon yang berkarakter buruk
dengan karakternya adalah paranoid, mudah curiga, licik,
pemarah dan pendendam
Kedua, hubungan karakter antartokoh dalam naskah film The
Terminal karya Sacha Gervasi dan Jeff Nalham dapat dilihat dari
dua segi. Menurut fungsi penampilan tokoh, tokoh Viktor Navorski
adalah tokoh protagonis, Frank Dixon adalah tokoh antagonis,
216
sedangkan tokoh Amelia Warren, Gupta Rajan, Ray Turman
adalah tokoh tirtagonis. Menurut perwatakannya, tokoh Viktor
Navoski, Amelia Warren, Gupta Rajan, Ray Turman adalah tokoh
sederhana yaitu tokoh yang hanya menunjukkan satu segi,
misalnya baik saja atau buruk saja sedangkan tokoh Frank Dixon
adalah tokoh bulat yaitu tokoh yang hanya menunjukkan berbagai
segi baik buruknya, kelemahan dan kelebihannya.
B. SARAN
1. Pendekatan psikologi sastra sebaiknya digunakan dalam
meneliti karakter tokoh-tokoh dalam naskah film, karena dapat
mengungkapkan aspek-aspek kejiwaan setiap tokoh.
2. Pendekatan psikologi sastra sebaiknya lebih diperkenalkan
kepada mahasiswa, khususnya mahasiswa strata maupun
mahasiswa program pasca sarjana, sehingga pendekatan
217
psikologi sastra dalam penelitian karya sastra bisa lebih
didalami, dan dirasakan manfaatnya.
3. Agar peneliti selanjutnya, bisa melakukan penelitian sastra
denganmenggunakan pendekatan psikologi sastra pada objek
yang berbeda.
218
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2008. Menulis Skenario Dasar. FLP Wilayah Lampung. Com.
Ali, Lukman, dkk. (Depdikbud). 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Aminuddin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar
Baru Algensindo. Arsyad, Emy M. 1998. Analisis Karakter Tokoh Wanita dalam Novel
Masyitah Karya K. Ajib Rosidi. Tesis tidak diterbitkan. Makassar: Program PascaSarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
Asmara, Adhy. 1983. Apresiasi Drama untuk SLA. Yogyakarta: Nur
Cahaya Darmawan, Ahmad. 2013. Analisis Karakter Tokoh dan Alur dalam
Novel Pengembaran Hang Jebat Pencarian Merentas Zaman Karya Ashadi Zain dan Moh Dat Molok. Tesis tidak diterbitkan. Makassar: Program PascaSarjana Universitas Muhammadiyah Makassar
Dola, Abdullah. 2007. Bahan Ajar Prosa, Fiksi, dan Drama. Makassar:
Badan Penerbit UNM. Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra.
Yogyakarta: MedPress. Galih. 2002. Pengertian Film. http/Wikipedia. Ensiklopedi bebas.co.id. Harjana, Andre. 1991. Kritik Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa. Hendy, Zaidan. 1991. Pelajaran Sastra. Jakarta: Grasindo. Hoerip, Satyagraha. 1982. Sejumlah Masalah Sastra. Jakarta: Sinar
Harapan. Juanda. 2003. Teori Sastra. Makassar: Badan Penerbit UNM
219
Khafidhoh. 2012. Analisis dalam Mihrab Cinta Menurut Perspektif Dakwah Islam. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Lengkong, Naijan. 2008. Menulis Skenario Dasar. FLP Wilayah
Lampung.com Luxemburg, Jan van, dkk,. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Diterjemahkan
oleh Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia Maryani, Yani, dkk. 2004. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia.
Bandung: Pustaka Setia. Miarsari, Ratna Yani. 2008. Analisis Medan Makna pada Gaya Bahasa
Kiasan Dalam Naskah Trilogi Film Pirates Of Carribean. Tesis tidak diterbitkan. Makassar: Program PascaSarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
Mochtar, A. M. 1981., Teater. Makassar: Yayasan Ajuwara Muliana, Lia Lestari. 2008. Analisis Percakapan Pada Naskah Film The
Kingdom (Suatu Kajian Pragmatik). Tesis tidak diterbitkan. Makassar: Program PascaSarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
Nensilianti. 2003. Teori Sastra. Makassar: Badan Penerbit UNM Nevid, Jeffrey S, dkk. 2006. Psikologi Abnormal, Edisi lima, jilid 1.
Jakarta: Erlangga. Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. Nurrohma, Okta V. 2012. Analisis Karakter dan Sifat Tokoh Sentral
Dalam Film Charlie The Chocolate Factory (Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra). Tesis tidak diterbitkan. Makassar: Program PascaSarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
Suhaeb. 1979. Karakterologi. Ujung Pandang: IKIP. Sari. 2007. Menulis Skenario Film. Pemanas. Wordbress.com Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo Sumardjo, Jacob dan Saini K.M., 1997. Apresiasi Kesusteraan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
220
Tanis, Nicholas. 2004. Sinema/Film, Apa itu?, Diterjemahkan oleh
Masbadar. Masbadar.blog. Tang, Muhammad Rapi. 2008. Teori Sastra yang Relevan (Sebuah
Alternatif Pengkajian Ilmiah. Makassar: UNM Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung:
Angkasa Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra; Pengantar Teori Sastra.
Jakarta: Pustaka Jaya-Girimukti Pasaka Vivian, Jhon.2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Wahid, Sugirah. 2004. Kapita Selekta Kritik Sastra. Makassar: Berkah
Utami. Wahid, Sugirah. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Makassar : Berkah
Utami. Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusteraan.
Terjemahan Melani Budianto. Jakarta: Gramedia. Zaidan, Abdul Rozak,dkk., 1996. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai
Pustaka
221
Lampiran 1. Sinopsis naskah film The Terminal karya Sacha Gervasi
dan Jeff Nalham
SINOPSIS NASKAH FILM THE TERMINAL KARYA SACHA
GERVASI DAN JEFF NALHAM
Kisah ini berawal ketika Viktor Navorski tiba di Bandara
Internasional John F. Kennedy, New York, AS dari negara khayalan
yang dibuat untuk film di Eropa (bagian) Timur yang disebut Krakozhia.
Dia ditarik dari batas hak bea cukai karena mempunyai pasport yang
tidak berlaku/tidak sah dan dibawa ke kantor Frank Dixon, setelah Ray
Turman mengintrogasi Viktor Navorski dan mengambil paspor dan
tiketnya. Frank Dixon adalah direktur pabean. Rupa-rupanya, saat
Viktor dalam perjalanan ke New York, negaranya mengalami revolusi
yang sangat serius dan perubahan resim, menyebabkan pasport dan
visanya tidak berlaku/tidak sah. Karena Dixon melihat bahwa Navorski
tidak memahami penjelasannya, ia pun menjelaskan kepada Navorski
dengan menggunakan sebungkus keripik kentang dan apel. Ia juga
dibantu oleh Ray Turman.
Demikian rupanya sehingga Navorski tidak bisa masuk ke Amerika
Serikat tetapi dia juga tidak bisa kembali ke negaranya. Hal ini
menimbulkan masalah bagi Frank Dixon, seperti Viktor adalah “orang
yang tidak terima” sebagai orang yang jatuh ke dalam
ketidakberdayaan melewati jalan keluar. Saat Frank menginginkan
222
Viktor pergi, dia tidak dapat memberitahukan secara spesifik untuk
melanggar hukum dan meninggalkan bandara, jadi dia mengatur
beberapa hal untuk mencoba dan menggoda Viktor untuk pergi. Ketika
Viktor meninggalkan bandara tanpa hak, dia akan ditangkap dan tidak
lama menjadi masalah Frank. Viktor, yang dalam ini tidak tahu
berbahasa Inggris, menerima dengan bijaksana rencana tersebut tapi
rencana tersebut tidak berhasil karena Viktor akhirnya tahu rencana
tersebut dan akhirnya Viktor tinggal Di bandara.
Selama Viktor tinggal di bandara, banyak peristiwa yang
dialaminya. Untuk tidur di bandara, Viktor harus tidur di kursi yang
berada di daerah lepas landas. Viktor membuat seperti tempat
menginap tunawisma di salah satu bagian terminal yang direnovasi.
Viktor juga menolong seorang gadis remaja yang kesusahan menutup
kopernya.
Viktor tidak bisa berbahasa Inggris. Ia hanya bisa berbahasa
Bulgaria. Ketika dia melihat tayangan di televisi dan membaca
subtitelnya, ia hanya mengerti kata “Krakozhia”, yaitu nama negaranya
sendiri. Ia juga melihat tayangan televisi yang menayangkan perang
yang terjadi di negaranya. Ia berteriak minta tolong. Namun, tak
seorang pun yang memperdulikannya sebab bahasa yang
digunakannya tidak mengerti orang lain. Ia pun belajar bahasa Inggris
dengan membandingkan buku panduan karya Fyodor versi bahasa
Krakozhia dengan versi berbahasa Inggris dan menonton siaran CNN
223
dan membaca subtitelnya. Akhirnya ia bisa berbahasa Inggris dengan
lancar. Viktor tidak mempunyai uang sama sekali. Jadi, sebagian besar
ia hanya makan saltine dan ketchup. Untuk memperoleh pendapatan,
dia menemukan akal dengan mengambil seperempat dari setiap kereta
barang yang dikembalikannya, sampai Frank mengupah seseorang
untuk mengembalikan kereta barang tersebut, sehingga Viktor
kehilangan uangnya. Ia berkeliling mencari pekerjaan. Pada akhirnya
Viktor mendapatkan pekerjaan sampingan dengan menolong
mengerjakan pembangunan di bandara. Hal itu terjadi setelah ia iseng
mengerjakan tembok bangunan yang direnovasi dengan memberikan
hiasan pinggiran tembok. Ia bekerja dengan berjoget karena ia
menikmati pekerjaannya. Hasil kerjanya disukai oleh pengawas
renovasi bandara yang melihat hal tersebut keesokan harinya. Ia pun
bekerja di tempat tersebut.
Lebih dari sembilan bulan, Viktor terpaksa tinggal di bangunan
bandara, tidak dapat menginjakkan kakinya di Amerika Serikat atau
kembali ke rumah. Dia berteman dengan pegawai bandara, seperti
Enrique Cruz, Jpe Mulroy, Gupta Rajan, Opsir Torres dan seorang
pramugaria Amelia Wareen.
Viktor dan Enrique sejak melihat Viktor akrab dan bisa membuat
Opsir Torres tertawa. Melihat hal tersebut, Enrique yang mencintai opsir
Torres, meminta tolong kepada Viktor untuk mencarikan informasi
tentang opsir Torres. Viktor menyanggupinya. Ia mendatangi opsir
224
Torres setiap hari dan memberi tahu Enrique informasi yang
didapatkannya hari itu. Enrique sangat senang. Enrique juga mengajak
Viktor bermain kartu bersama. Ia tidak pernah curiga pada Viktor
walaupun Rajan pernah mengungkapkan kecurigaannya. Akhirnya
karena bantuan Viktor, Enrique menikah dengan Opsir Torres.
Sedangkan Viktor mulai berteman dengan Joe Mulroy ketika
Enrique megajak Viktor ikut bermain kartu. Ia sama sekali tidak curiga
pada Viktor walaupun Rajan pernah mengunkapkan kecurigaannya. Ia
sangat baik pada Viktor.
Lain halnya dengan Gupta Rajan. Awalnya ia curiga pada Viktor
dan mengungkapkan hal tersebut pada Enrique dan Joe. Ia marah
pada Viktor bila bertemu dengannya. Ia curiga melihat Viktor
memberikan kupon payless shoes kepada Amelia. Ia menyangka Viktor
adalah mata-mata. Ia bahkan tidak mau bermain kartu dengan Viktor
ketika Enrique mengajaknya ikut bermain kartu. Akhirnya ia berkawan
baik dengan Viktor ketika terbukti bahwa Viktor bukan nmata-mata.
Viktor menyukai Amelia telah mempunyai pacar yang mempunyai
istri. Amelia tidak bisa meninggalkan pacarnya karena seksnya yang
luar biasa. Inilah yang diceritakan Amelia kepada Viktor. Amelia sangat
terbuka pada Viktor. Ia juga menceritakan sejarah Napoleon dan
croissant pada Viktor karena ia menyukai sejarah. Ia pun melakukan
apa saja untuk menarik perhatian Amelia, menbuatkan 1000 air
225
mancur, seperti hadiah yang diberikan Napoleon Josephine menang di
Bavaria, mengajaknya makan malam, dan lain-lain.
Cruz, Mulroy, Rajan mengetahui Viktor menyukai Amelia. Mereka
pun membantu Viktor, dengan masuk ke ruangan penyimpanan data
untuk mencari informasi tentang Amelia, menghalangi jalan Amelia agar
Viktor dapat bertemu dengannya, dan menjadi pelayan saat Viktor dan
Amelia makan malam bersama.
Sementara itu, Dixon selalu mengamati tingkah laku Viktor. Ia
heran melihat Viktor tetap di bandara tanpa berusaha untuk keluar dari
bandara. Ia melakukan apa pun agar Viktor keluar dari bandara, seperti
ingin menerapkan tentang hukum perlindungan orang asing yang takut
pulang ke negerinya. Ia bahkan menceritakan hal-hal buruk tentang
Krakozhia agar Viktor menyatakan ketakutan terhadap negerinya
walaupun pada akhirnya ia gagal karena Viktor tidak takut pada
negerinya, mengangkat petugas untuk bantuan penumpang sehingga
Viktor tidak mempunyai uang, menghubungi pihak berwajib agar Viktor
ditangkap tapi tak satupun yang mau menerimanya dan ia pun marah
karena. Ia semakin marah dan benci pada Viktor ketika Viktor
menolong Milodragovich. Ia merasa ditentang oleh Viktor. Ia pun
melakukan segala cara Viktor tidak ke New York.
Suatu hari, Viktor menjelaskan kepada Amelia bahwa alasan
kunjungannya ke kota New York adalah mengumpulkan sebuah tanda
tangan dari pemain saxophone jazz tenor, Benny Golson. Ayahnya
226
yang telah meninggal adalah seorang pecinta jazz. Dia telah
menemukan foto “Great day in Harlem” pada surat kabar Hungaria
tahun 1958, dan berjanji akan mengumpulkan tanda tangan dari semua
57 musisi jazz terutama yang ada dalam foto. Lebih dari empat puluh
tahun kemudian, dia melaksanakan pengumpulan tanda tangan mereka
semua, kecuali satu orang: Benny Golson. Viktor ingin mengoleksi
tanda tangan terakhir ini untuk mewujudkan impian ayahnya.
Pada akhirnya, Amelia mampu memberikan Viktor satu hari bebas
masuk ke New York dan di hari sama perdamaian dideklarasikan di
Krakozhia beberapa bulan setelah awal revolusi. Cruz, Mulroy, dan
beberapa orang di bandara turut senang. Mereka minum dan
bergembira untuk merayakannya bersama Viktor. Viktor bermaksud
menngunakan hari tersebut untuk menyempurnakan alasannya ke New
York, tetapi Frank menginginkan di di pesawat, kembali ke Krakozhia
dan menganacam akan dideportase Rajan ke India dan Enrique Cruz
dengan tuduhan pencurian dan alasan pemerasan kotor lainnya. Viktor
tidak ingin teman-temannya mendapatkan masalah. Jadi, Viktor
memutuskan untuk pulang ke New York. Ia hanya diam saat Mulroy
dan Curz mencegahnya, serta hanya bertatap muka dengan Rajan
yang menyebutnya pengecut (karena dia tidak tahu pengorbanan Viktor
yang telah dibuat). Ketika Rajan mempelajari kebenaran, dia berlari di
atas tarmac untuk mengehentikan pesawat Viktor, dengan alat
pengepel di tangan dan pendiam yang teguh. Pesawat Viktor pun
227
tertunda dan dia memutuskan pergi ke New York setelah itu. Cruz,
Mulroy dan Opsir Torres mendukungnya. Dixon mencoba
mencegahnya dengan memerintahkan Ray Turman berjaga di puntu
bersama beberapa petugas pabean. Namun, Ray Turman membiarkan
Viktor ke New York. Dixon marah melihat tersebut. Ia pun buru-buru
turun ke lantar dasar untuk mencegah Viktor tapi terlambat.
Ketika Viktor memnaggil taxi menuju Ramada In, 161 Lexington
Avenue, di New York, di mana Benny Golson tampil, dia melihat Amelia
keluar dari taxi dan Amelia memberikannya sebuah senyuman sayu.
Viktor akhirnya menghadiri pertunjukkan Benny Golson dan
mengumpulkan tanda tangan, yang akhirnya melengkapi koleksi. Lalu,
Viktor pergi dan memanggil taxi, memberitahukan kepada supir bahwa
dia ingin pulang ke rumah.
228
IDENTITAS PENULIS
-Sitti Zulliani Z, S.Pd. Lahir tiga puluh empat tahun yang lalu. Tepatnya di Ujung Pandang, 18 Juli 1981. Alamat Sekolah: SMK Negeri 1 Limbung Kabupaten Gowa. Alamat rumah Jalan Pramuka Poros Limbung Desa Maccini Baji Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. HP. 081242614089. Lahir sebagai anak ke-1 dari lima bersaudara, jalinan cinta suci kedua orang tua tercinta H. M. Zulkani Sanusi Dg. Gassing dan Hj. Ikmalia Malik. Penulis dibesarkan dan dididik tanpa kemanjaan benda mewah dalam lingkungan
desa yang tenang dan asri. Penulis mulai mengenyam pendidikan di SDN Limbung Putri Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa tahun 1988-1993. Penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa tahun 1993-1996. Selanjutnya, ke SMK Negeri 1 Limbung tahun 1996-1999. Pada tahun itu pula penulis diterima di Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH), Fakultas FKIP, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Perjuangan di bangku Perguruan Tinggi selesai pada tahun 2003 dengan predikat “Coumlaude 2”. Tahun 2015 penulis adalah mahasiswa pada Program Pascasarjana (S-2) Unismuh Makassar, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Setelah memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 1999 penulis kembali ke tengah-tengah masyarakat yang beragam menerapkan ilmu yang telah didapat. Penulis mulai mengajar di SMP Negeri 1 pallangga (2004- sekarang), kemudian menjadi guru bantu Yayasan di SMK Farmasi Syekh Yusuf Al-Makassari di Sungguminasa (2008-sekarang). Penulis juga mengajar di Stikes Syekh Yusuf Al-Makassari Sungguminasa (2011-sekarang). Menikah dengan lelaki pujaannya Muh. Nur Qadar Fattah, S.T pada 28 Oktober 2002 dan dikaruniai 4 orang anak.