tesis – mm2403 aplikasi model house of … – mm2403 aplikasi model house of risk (hor) untuk...
TRANSCRIPT
TESIS – MM2403
APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR)UNTUK MITIGASI RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PASURUAN
DEWI KURNIASARI PURWANDONO
NRP 9105 201 405
DOSEN PEMBIMBING
Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng, Ph.D
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGIBIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRIPROGRAM PASCASARJANAINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA 2010
LATAR BELAKANG
Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhanekonomi, khususnya di daerah Pasuruan dan sekitarnya, pemerintahmembangun infrastruktur jalan tol Gempol-Pasuruan
Perkembangan kawasan industri di Provinsi Jawa Timur diarahkanke wilayah selatan dan timur, dengan salah satu pusatpengembangan di Pasuruan. Pada saat ini, di dalam kota Pasuruansudah sering terjadi kemacetan. Dengan dibangunnya jalan tolGempol-Pasuruan maka lalu lintas yang menuju Grati-Probolinggodapat lebih lancar
LATAR BELAKANG
Jalan tol Gempol-Pasuruan akan meningkatkan aksesibilitas keIbukota Provinsi Jawa Timur, Surabaya, dan mereduksi jaraktempuh dan waktu perjalanan sehingga dapat mendorongtumbuhnya roda perekonomian masyarakat Pasuruan dansekitarnya
Pembangunan infrastruktur ini dapat berjalan dengan lancar jikaproses pembangunannya tidak banyak mengalami gangguan, baikdari dalam (buruknya manajemen dan rantai pasok pihak-pihakterkait) maupun dari luar (alam, masyarakat, kebijakanpemerintah)
Untuk mencegah keterlambatan pembangunan jalan tol tersebutmaka perlu usaha meminimalkan timbulnya gangguan-gangguan memperkuat rantai pasok yang ada disepanjang aliran prosespembangunan jalan tol tersebut
PERUMUSAN MASALAH
usaha-usaha proaktif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
mempercepat pembangunan infrastruktur yang mendukung kelancaran kegiatan ekonomi masyarakat
jalan tol Gempol-Pasuruan cara memperlancar pembangunan jalan tol agar
tidak mengalami keterlambatan risiko apa saja yang akan muncul bagaimana cara memitigasi risiko
TUJUAN DAN MANFAAT TUJUAN
mencegah keterlambatan dengan cara menciptakan rantai pasokyang kuat (robust) dan lentur (resilient) agar risiko-risiko yang mungkin muncul terjadi seminimal mungkin
MANFAATa) Mengetahui risiko-risiko yang mungkin muncul dalam proses
pembangunan jalan tol sehingga dapat dilakukan strategiproaktif untuk menanganinya
b) meningkatkan keefektifitasan dan keefisienan distribusi prapembangunan maupun pascapembangunan jalan tol Gempol-Pasuruan karena terbentuknya rantai pasok yang kuat (robust) dan lentur (resilient)
BATASAN DAN ASUMSI
BATASAN
a) sistem yang diteliti merupakan sistem yang ada pada pihakinvestor/ pemberi tugas (owner), bukan sistem yang ada padakontraktor atau konsultan
ASUMSI
a) Tidka terjadi bencana alam pada saat pembangunan jalan tol ini
b) Tidak terjadi perubahan kebijakan pemerintah pada saatperencanaan proyek jalan tol ini
c) Istilah “rantai pasok” yang dimaksud pada penelitian ini adalahrantai pasok dalam lingkup proyek, yaitu aliran material, informasi, dan lain-lain sejak prapembangunan hinggapascapembangunan jalan tol (PHO)
Manajemen ProyekManajemen Rantai Pasok Disrupsi/ Gangguan (Disruption) Risiko Rantai Pasok Failure Modes Effects Analysis (FMEA)Quality Function Deployment (QFD)House of Risk (HOR) Rantai Pasok yang Robust (Kuat) dan Resilient
(Lentur)
A
Pemetaan Aktivitas Rantai PasokPemetaan Aktivitas Rantai Pasok
Model Supply Chain Operations Reference (SCOR)
PERSIAPAN PENGADAAN KONSTRUKSI HAND OVER
Identifikasi Risiko
Metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)
Identifikasi Risiko
Metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)
Sumber risiko? > Apa yang berisiko?Di mana risiko berada? > Bagaimana risiko muncul?
Analisis RisikoAnalisis Risiko
Identifikasi Kejadian Risiko (Risk Events) dan Agen Risiko (Risk Agent)
Menentukan occurrence dari risk agents
Menentukancorrelation
Menentukan severity dari risk events
Menghitung Nilai Aggregate Risk Potential (ARP)
A
Evaluasi RisikoEvaluasi Risiko
Menentukan peringkatMenentukan prioritas risiko
Risk ResponseRisk Response
Identifikasi opsi mitigasi risiko Evaluasi opsi mitigasi risiko
Pemilihan aksi mitigasi/ aksi proaktif
4.1 Gambaran Umum Proyek Jalan Tol Gempol-Pasuruan
Panjang jalan tol Gempol-Pasuruan adalah 32,00 km yang terdiri dari:
Ruas Gempol-Bangil : 6,30 km Ruas Bangil-Rembang : 5,30 km Ruas Rembang-Gadingrejo : 8,90 km Gadingrejo-Rejoso : 4,70 km Rejoso-Grati (akhir proyek) : 6,80 km
32 km
1. Ruas Gempol-Bangil : 6,30 km
2. Ruas Bangil-Rembang : 5,30 km
3. Ruas Rembang-Gadingrejo : 8,90 km4. Gadingrejo-Rejoso : 4,70 km5. Rejoso-Grati (akhir proyek) : 6,80 km
4.2 Pemetaan Aktivitas Rantai Pasok1. Tahap Persiapan, yaitu:
a) Prastudi kelayakan/ studi kelayakan jalan tolb) Penetapan ruas jalan tolc) Penetapan investord) Proses Kanwil BPNe) Penerbitan SP2LPf) Persiapan pengadaan tanahg) Pembentukan P2T tingkat Provinsi dan/ atau Kabupaten/ Kotah) Jadwal pelaksanaan i) Penyuluhan lapanganj) Pengukuran dan inventarisasi lahank) Penelitian dan penaksiran atas besarnya ganti kerugianl) Pengumuman hasil penelitian dan penaksiran atas besarnya
ganti kerugianm) Musyawarah antara instansi dan pemilik dengan dipimpin oleh
P2Tn) Pemberian ganti kerugian berupa uang atau selain uango) Pembongkaran dan pembersihan lahan
4.2 Pemetaan Aktivitas Rantai Pasok2. Tahap Pengadaan, yaitu:
a) Pengadaan konsultanb) Pengadaan kontraktorc) Pengadaan tenaga kerja d) Pengadaan peralatane) Pengadaan lahan tambahanf) Pengadaan beaya tambahan
3. Tahap konstruksi, yaitu:a) Struktur konstruksi b) Pembeayaan proyek
4. Tahap penyerahan (hand over) , yaitu:a) Checklist pekerjaan, pekerjaan mana saja yang belum
terselesaikanb) Evaluasi estimasi penyelesaian pekerjaanc) Commisioning test, yaitu tes untuk utilitas, apakah terjadi
kerusakan pada utilitas mekanikal elektrikald) Sertifikasi mutu spesifikasi untuk semua bagian
4.3 Standar Desain Jalan Tol
1. Standar Desain Perencanaan Geometrik Jalan Tol
1. Standar Perencanaan Geometrik2. Standar Perencanaan Geometrik Jalan Utama3. Acuan Perencanaan Geometrik Ramp Simpangsusun4. Acuan Perencanaan Geometrik Utama pada bagian
Ramp Terminal Simpangsusun
2. Standar Perencanaan Bangunan Struktur 1. Standar Perencanaan Bangunan Struktur2. Acuan Perencanaan Pembebanan Bangunan Struktur
4.4 Identifikasi Risiko
1. 5 kejadian risiko pada tahap Persiapan2. 8 kejadian risiko pada tahap Pengadaan 3. 14 kejadian risiko pada tahap Konstruksi 4. 9 kejadian risiko pada tahap Penyerahan (Hand Over)
Identifikasi kejadian risiko apa saja yang mungkin muncul di semua area aktivitas rantai pasok, yaitu area Persiapan, Pengadaan, Konstruksi, dan Penyerahan (Hand Over)
4.4 Identifikasi Risiko
PengadaanKeterlambatan pendanaanE12
PengadaanTambahan kebutuhan lahan terlambatE11
PengadaanPersonil dan peralatan yang dimobilisasi tidak sesuai dengan penawarannyaE10
PengadaanPersonel dan sistem layanan konsultan tidak sesuai dengan usulan tekniknyaE9
PengadaanKualitas konsultan supervisi yang menang tidak sesuai dengan yang diharapkanE8
PengadaanKualitas kontraktor yang menang tidak sesuai dengan yang diharapkanE7
PengadaanPengadaan konsultan terlambatE6
PengadaanPengadaan kontraktor terlambat E5
PersiapanKetidakakuratan serta minimnya data Utilitas yang adaE4
PersiapanPenelitian kondisi lapangan (topografi, geoteknik, geologi) kurang akuratE3
PersiapanKenaikan harga ganti rugi tanah, bangunan, tanamanE2
PersiapanKeterlambatan pengadaan lahanE1
SCOR AreaKejadian RisikoKode
4.4 Identifikasi Risiko
KonstruksiQuality control material tidak sesuai spesifikasiE25
KonstruksiKenaikan biaya konstruksiE24
KonstruksiTidak akuratnya Estimasi quantityE23
KonstruksiTidak tersedianya material secara kontinyuE22
KonstruksiKegagalan fungsi sealantE21
KonstruksiKekesatan permukaan perkerasan tidak memenuhi standar pelayanan minimumE20
KonstruksiKerataan permukaan perkerasan tidak memenuhi Standar Pelayanan MinimumE19
KonstruksiBanjir akibat kurangnya penanganan drainase sementara selama masa konstruksi
E18
KonstruksiMutu pekerjaan tidak memenuhi spesifikasiE17
KonstruksiGambar Desain tidak sesuai dengan kondisi lapangan dan atau kurang lengkapE16
KonstruksiKlaim kontraktorE15
KonstruksiKualitas tanah tidak sesuai dengan yang direncanakanE14
KonstruksiProyek terpaksa dilaksanakan sebelum tanah bebas seluruhnyaE13
4.4 Identifikasi Risiko
KonstruksiProses serah terima lahan terlambatE36
Hand OverProses uji kelayakan operasi melebihi jadwalE35
PersiapanKeterlambatan pembentukan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT)E34
Hand OverTerjadi kerusakan pada utilitasE33
Hand OverPekerjaan proyek belum selesai 100%E32
Hand OverAdmin proyek belum terselesaikan E31
Hand OverTerjadi kerusakan pada bagian konstruksi tertentuE30
Hand OverPembangunan Jalan Tol Gempol-Pandaan terlambatE29
Hand OverRelokasi Ruas Jalan Tol Porong-Gempol terlambatE28
Hand OverPerubahan Kebijakan PolitikE27
Hand OverPeningkatan biaya Operasi dan Pemeliharaan tidak sesuai business planE26
4.5 Identifikasi Dampak (Potential Causes) Suatu Kejadian Risiko
Identifikasi dampak dari kejadian risiko yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya
4.5 Identifikasi Dampak (Potential Causes) Suatu Kejadian Risiko
a. Waktu pelaksanaan mundurb. Beaya proyek bertambahPengadaan konsultan terlambatC6
a. Waktu pelaksanaan mundurb. Beaya proyek bertambahPengadaan kontraktor terlambat C5
a. Pada saat pelaksanaan, akan sangat mungkin terjadi cost overun
b. Dapat menimbulkan naiknya beaya konstruksiKetidakakuratan serta minimnya data Utilitas yang adaC4
a. Melakukan penyelidikan tanah ulangb. Konstruksi tidak sesuai dengan yang direncanakanc. Beaya pemeliharaan bertambahPenelitian kondisi lapangan (topografi, geoteknik,
geologi) kurang akuratC3
Beaya proyek dan investasi bertambahKenaikan harga ganti rugi tanah, bangunan, tanamanC2
a. Beaya operasi panitia bertambahb. Keterlambatan konstruksic. Keterlambatan operasi/ konsesid. Beaya proyek bertambah
Keterlambatan pengadaan lahanC1
DampakKejadian RisikoKode
4.5 Identifikasi Dampak (Potential Causes) Suatu Kejadian Risiko
a. Masa pelaksanaan mundurb. Masa operasional mundurc. Pendapatan tol berkurangKeterlambatan pendanaanC12
a. Beaya proyek naikb. Beaya investasi lebih besarc. Waktu penyelesaian mundurTambahan kebutuhan lahan terlambatC11
a. Penyelesaian proyek terlambatb. Mutu hasil konstruksi tidak sesuai dengan yang ditetapkanc. Beaya konstruksi meningkatPersonil dan peralatan yang dimobilisasi tidak sesuai dengan
penawarannyaC10
a. Mutu hasil konstruksi tidak sesuai dengan yang ditetapkanb. Beaya konstruksi meningkatPersonel dan sistem layanan konsultan tidak sesuai dengan
usulan tekniknyaC9
a. Mutu hasil konstruksi tidak sesuai dengan yang ditetapkanb. Beaya konstruksi meningkatKualitas konsultan supervisi yang menang tidak sesuai dengan
yang diharapkanC8
a. Mutu hasil konstruksi tidak sesuai dengan yang ditetapkanb. Beaya konstruksi meningkatKualitas kontraktor yang menang tidak sesuai dengan yang
diharapkanC7
4.5 Identifikasi Dampak (Potential Causes) Suatu Kejadian Risiko
a. Pengoperasian tertundab. Pendapatan tol tidak tercapai c. Biaya overhead bertambah
Kerataan permukaan perkerasan tidak memenuhi Standar Pelayanan Minimum
C19
a. Waktu pelaksanaan bertambahb. Adanya beaya ganti rugi kepada masyarakat yang dirugikanBanjir akibat kurangnya penanganan drainase sementara
selama masa konstruksiC18
a. Masa hidup (life time) jalan tol tidak sesuai dengan yang direncanakan
b. Beaya pemeliharaan bertambahMutu pekerjaan tidak memenuhi spesifikasiC17
a. Beaya konstruksi bertambahb. Waktu konstruksi bertambahGambar Desain tidak sesuai dengan kondisi lapangan dan atau
kurang lengkapC16
Beaya konstruksi bertambahKlaim kontraktorC15
a. Penurunan mutu konstruksib. Waktu pekerjaan bertambahc. Beaya proyek bertambahKualitas tanah tidak sesuai dengan yang direncanakanC14
a. Pelaksanaan fisik banyak hambatan di lapanganb. Waktu pelaksanaan tidak sesuai dengan yang direncanakan
Proyek terpaksa dilaksanakan sebelum tanah bebas seluruhnyaC13
4.5 Identifikasi Dampak (Potential Causes) Suatu Kejadian Risiko
a. Ruas Gempol-Bangil tidak dapat dioperasikan
b. Prediksi volume lalulintas tidak tercapaiPembangunan Jalan Tol Gempol-Pandaan terlambatC29
a. Prediksi volume lalulintas tidak tercapaib. Tingkat kelayakan proyek menurunRelokasi Ruas Jalan Tol Porong-Gempol terlambatC28
Penurunan profitabilitas proyekPerubahan Kebijakan PolitikC27
Penurunan profitabilitas proyekPeningkatan biaya Operasi dan Pemeliharaan tidak sesuai business
planC26
a. Tidak sesuai spesifikasib. Mutu pekerjaan berkurangQuality control material tidak sesuai spesifikasiC25
a. Tarif tol menjadi mahalb. Lalu lintas yang masuk jalan tol tidak sesuai dengan business planKenaikan biaya konstruksiC24
a. Adanya pekerjaan tambahanb. Waktu pelaksanaan bertambahTidak akuratnya Estimasi quantityC23
Mundurnya jadwal pelaksanaan konstruksiTidak tersedianya material secara kontinyuC22
a. Terjadi pumpingb. Biaya pemeliharaan meningkatKegagalan fungsi sealantC21
a. Pengoperasian tertundab. Pendapatan tol tidak tercapai c. Biaya overhead bertambah
Kekesatan permukaan perkerasan tidak memenuhi standar pelayanan minimum
C20
4.5 Identifikasi Dampak (Potential Causes) Suatu Kejadian Risiko
a. Pelaksanaan konstruksi terlambatb. Pengoperasian terlambatProses serah terima lahan terlambatC36
a. Waktu konsinyasi berkurangb. Laba tidak sesuai dengan Business PlanProses uji kelayakan operasi melebihi jadwalC35
a. Pembebasan tanah terlambatb. Pelaksanaan konstruksi terlambatKeterlambatan pembentukan Badan Usaha Jalan Tol
(BUJT)C34
a. Pemakai jalan tidak nyaman dan amanb. Tidak memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Terjadi kerusakan pada utilitasC33
a. Belum bisa dioperasikanb. Tidak ada pendapatan karena masa konsesi sudah dihitung
Pekerjaan proyek belum selesai 100%C32
a. Belum bisa dilakukan serah terima pekerjaan (hand over)b. Belum bisa dioperasikan
Admin proyek belum terselesaikan C31
a. Lalu lintas tidak lancar karena terhambatb. Pemakai jalan tidak merasa nyamanc. Berpotensi menimbulkan kecelakaanTerjadi kerusakan pada bagian konstruksi tertentuC30
4.6 Identifikasi Agen/ Penyebab Risiko (Risk Agents)
Identifikasi agen atau penyebab dari kejadian risiko yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya. Terdapat 52 agen risiko dari semua area
Satu agen risiko dapat memunculkan satu atau lebih kejadian risiko, dan sebaliknya,Satu kejadian risiko dapat disebabkan oleh satu atau lebih agen risiko.
4.6 Identifikasi Agen/ Penyebab Risiko (Risk Agents)
Penerapan sanksi terhadap hal-hal yang tidak sesuai kontrak terhadap kontraktor masih lemahA17
Pada saat pengadaan tidak dilakukan pengecekan terhadap peralatan yang akan dimobilisasiA16
Pengawasan & sanksi terhadap pemenuhan personil belum ketatA15
Personel konsultan umumnya bukan personil organikA14
Adanya intervensi terhadap panitiaA13
Ketidakcermatan pada proses prakualifikasi A12
Proses pengadaan berhenti dan belum dijadwal ulangA11
Penawar yang memenuhi syarat kurang dari 3 penawarA10
Koordinasi dengan instansi tidak dilakukan sejak diniA9
Tim Pengadaan Tanah belum melakukan surveiA8
Waktu pelaksanaan yang kurang memadai A7
Belum ada kajian dari pihak ahli lainA6
Belum ada penelitian alternatif struktur yang detailA5
Harga yang ditetapkan oleh panitia lebih tinggi dari perkiraan semulaA4
Pembentukan Perusahaan Patungan belum adaA3
Addendum BLU belum adaA2
Negosiasi harga sulit tercapaiA1
Penyebab Risiko (Risk Agent)Kode
4.6 Identifikasi Agen/ Penyebab Risiko (Risk Agents)
Grooving terlambat dilakukanA35
Kondisi lintasan track slipform tidak rata dan tidak padatA34
Mutu campuran beton (slump) tidak konsistenA33
Pasokan (Supply) tidak kontinyuA32
Kapasitas batching plant tidak sesuai dengan kapasitas paver A31
Akibat kurangnya penanganan drainase sementara selama masa konstruksiA30
Kurang ketatnya pengawasan oleh konsultan supervisiA29
Kekurangan alat pemadatA28
Penerapan sanksi terhadap kontraktor masih lemahA27
Pengawasan yang dilakukan oleh konsultan kurang efektif A26
Survei yang dilakukan pada saat desain tidak akuratA25
Perselisihan terhadap pasal-pasal kontrakA24
Ada pekerjaan penanganan utilitasA23
Belum bebas dari bangunan utilitasA22
Pengadaan lahan terlambat/ ada masalah A21
Tambahan lingkup kerjaA20
Revisi desain A19
Penelitian kondisi lapangan (topografi, geoteknik, geologi), kurang akuratA18
4.6 Identifikasi Agen/ Penyebab Risiko (Risk Agents)
Pemegang saham BUJT tidak memiliki danaA52
Adanya gangguan alamA51
Daya dukung kontraktor kurangA50
Pembebasan lahan belum selesaiA49
Komunikasi kurang efektifA48
Sumber Daya Manusia kontraktor kurang berkualitasA47
Pendanaan proyek tidak lancarA46
Pembiayaan dan pelaksanaan program relokasi belum jelasA45
Kualitas konstruksi tidak sesuai rencana awalA44
Fluktuasi tingkat inflasi di atas Businesss PlanA43
Tidak lengkapnya data waktu estimasi quantityA42
Quantity engineer tidak ahliA41
Kelangkaan produksi materialA40
Adanya gangguan pengangkutanA39
Sealant overheatedA38
Mutu sealant tidak sesuaiA37
Perawatan beton dilakukan secara tidak cermat sehingga merusak groovingA36
4.7 Identifikasi Tingkat Keparahan Dampakdari Suatu Kejadian Risiko (Severity)
Ket: Bila kemungkinan terdapat korban luka berat atau meninggal dunia maka Peringkat masuk kategori Katastropik
5KSKatastropikDeviasi > 15%Nilai kerugian sangat besar, kehilangan aset
dan reputasi perusahaan5
4BBesar10% < Deviasi < 15%Nilai kerugian besar berpengaruh pada Laba
Rugi Perusahaan4
3SSedang5% < Deviasi < 10%Nilai kerugian sedang3
2RSRingan2% < Deviasi < 5%Nilai kerugian kecil2
1RSRingan Sekali0% < Deviasi < 2%Nilai kerugian dianggap tidak berarti1
NILAIKODESEBUTAN
PERINGKATKRITERIA KUANTITATIF
PENYIMPANGAN SASARAN
KRITERIA KUALITATIFNO
4.7 Identifikasi Tingkat Keparahan Dampakdari Suatu Kejadian Risiko (Severity)
3.67Keterlambatan pendanaanE12
2.33Tambahan kebutuhan lahan terlambatE11
2.67Personel dan peralatan yang dimobilisasi tidak sesuai dengan penawarannyaE10
2.67Personel dan sistem layanan konsultan tidak sesuai dengan usulan tekniknyaE9
2.33Kualitas konsultan supervisi yang menang tidak sesuai dengan yang diharapkanE8
3.00Kualitas kontraktor yang menang tidak sesuai dengan yang diharapkanE7
1.67Pengadaan konsultan terlambatE6
2.00Pengadaan kontraktor terlambatE5
2.00Ketidakakuratan serta minimnya data Utilitas yang adaE4
2.67Penelitian kondisi lapangan (topografi, geoteknik, geologi) kurang akuratE3
3.33Kenaikan harga ganti rugi tanah, bangunan, tanamanE2
4.33Keterlambatan pengadaan lahanE1
SeverityKejadian RisikoKode
4.7 Identifikasi Tingkat Keparahan Dampakdari Suatu Kejadian Risiko (Severity)
3.00Quality control material tidak sesuai spesifikasiE25
2.67Kenaikan biaya konstruksiE24
2.33Tidak akuratnya Estimasi quantityE23
3.00Tidak tersedianya material secara kontinyuE22
2.00Kegagalan fungsi sealantE21
3.00Kekesatan permukaan perkerasan tidak memenuhi standar pelayanan minimumE20
3.00Kerataan permukaan perkerasan tidak memenuhi Standar Pelayanan MinimumE19
2.00Banjir akibat kurangnya penanganan drainase sementara selama masa konstruksiE18
3.33Mutu pekerjaan tidak memenuhi spesifikasiE17
2.00Gambar Desain tidak sesuai dengan kondisi lapangan dan atau kurang lengkapE16
2.67Klaim kontraktorE15
2.67Kualitas tanah tidak sesuai dengan yang direncanakanE14
3.67Proyek terpaksa dilaksanakan sebelum tanah bebas seluruhnyaE13
4.7 Identifikasi Tingkat Keparahan Dampakdari Suatu Kejadian Risiko (Severity)
3.33Proses serah terima lahan terlambatE36
2.33Proses uji kelayakan operasi melebihi jadwalE35
3.33Keterlambatan pembentukan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT)E34
1.67Terjadi kerusakan pada utilitasE33
2.33Pekerjaan proyek belum selesai 100%E32
1.67Admin proyek belum terselesaikanE31
2.33Terjadi kerusakan pada bagian konstruksi tertentuE30
3.33Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pandaan terlambatE29
3.00Relokasi Ruas Jalan Tol Porong-Gempol terlambatE28
2.00Perubahan Kebijakan PolitikE27
3.67Peningkatan biaya Operasi dan Pemeliharaan tidak sesuai business planE26
4.8 Identifikasi Peluang Kemunculan Agen/ Penyebab Risiko (Occurrence) dan Korelasi antara Kejadian Risiko dan Agen/ Penyebab Risiko
Ket: Frekuensi dihitung dalam satu periode tertentu, misal 1 tahun
5SBSangat BesarSangat mungkin pasti
terjadi atau sering80% < kemungkinan terjadi < 100%5
4BBesarKemungkinan besar terjadi60% < kemungkinan terjadi < 80%4
3SSedangSama kemungkinannya
antara terjadi dan tidak terjadi
40% < kemungkinan terjadi < 60%3
2KKecilKemungkinan kecil terjadi10% < kemungkinan terjadi < 40%2
1SKSangat KecilCenderung tidak mungkin
terjadiKemungkinan terjadi < 10%1
NILAIKODESEBUTAN
PERINGKATKRITERIA KUALITATIF
KRITERIA KUANTITATIFNO
4.8 Identifikasi Peluang Kemunculan Agen/ Penyebab Risiko (Occurrence) dan Korelasi antara Kejadian Risiko dan Agen/ Penyebab Risiko
Penilaian korelasi antara agen risiko dan kejadian risiko mengikuti aturan sebagai berikut:
1. 9 menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara agen dan kejadian risiko, berarti bahwa agen risiko berperan besar dalam memunculkan kejadian risiko
2. 3 menunjukkan adanya korelasi yang sedang antara agen dan kejadian risiko, berarti bahwa agen risiko berperan sedang dalam memunculkan kejadian risiko
3. 1 menunjukkan adanya korelasi yang lemah antara agen dan kejadian risiko, berarti bahwa agen risiko berperan kecil dalam memunculkan kejadian risiko
4.9 Penghitungan Aggregate Risk Potential (ARP)
Model House of Risk 1 (HOR1) Penghitungan danPemeringkatan ARP
Kurva Pareto 80:20 Pengklasifikasian Agen Risiko
KURVA PARETO 80:20
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00%
TOTAL AGEN (%)
TO
TA
L A
RP
(%
)
TOTAL ARP (%)
42.31%80.00%3733.0972.002234A
40.38%78.45%3661.0973.742119A
38.46%76.87%3587.3577.05208A
36.54%75.22%3510.3077.641920A
34.62%73.56%3432.6680.571827A
32.69%71.83%3352.0993.331747A
30.77%69.83%3258.7696.001618A
28.85%67.78%3162.7697.781511A
26.92%65.68%3064.98113.141433A
25.00%63.26%2951.85113.331343A
23.08%60.83%2838.51118.89121A
21.15%58.28%2719.62122.03117A
19.23%55.66%2597.59132.001049A
B
17.31%52.84%2465.59132.00912A
15.38%50.01%2333.59148.89815A
13.46%46.82%2184.70160.96725A
11.54%43.37%2023.74199.7062A
9.62%39.09%1824.04216.0053A
7.69%34.46%1608.04221.54445A
5.77%29.71%1386.50237.78346A
3.85%24.62%1148.72498.67226A
A
1.92%13.93%650.05650.05121A
KLASIFIKASIABC
% TOTALKUMULATIF
AGEN
% TOTALKUMULATIF ARP
TOTALKUMULATIF ARP
ARPPERING-
KATAGEN
RISIKO
4.10 Evaluasi Risiko
Dua langkah yang dilakukan, yaitu:1. menentukan peringkat agen risiko sesuai nilai
ARP-nya 2. menentukan prioritas agen risiko yang akan
direduksi dengan aksi mitigasi yang sudah ditentukan
o Model House of Risk 2 (HOR2)
4.11 Risk Response
Nilai korelasi antara agen risiko dengan aksi mitigasi :
1. 9 : korelasi kuat, aksi mitigasisangat efektif mereduksi peluangkemunculan agen risiko
2. 3 : korelasi sedang, aksi mitigasicukup efektif mereduksi peluangkemunculan agen risiko
3. 1 : korelasi lemah, aksi mitigasikurang efektif mereduksi peluangkemunculan agen risiko Sangat Mudah1
Mudah2
Cukup sulit3
Sulit4
Faktor-faktor yang memengaruhi
tingkat kesulitanantara lain : dana,
sumber dayamanusia, material, waktu, dan lain-
lain
Sangat sulit5
KeteranganDeskripsiSkala
Skala Nilai Tingkat Kesulitan Aksi Mitigasi
Kuadran Aksi Mitigasi
1700
1600
1500
1400
1300
1200
1100
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
1 2 3 4 5
ETD
D
PA1
PA36
PA39PA47
PA35
PA21PA28
PA45
PA26PA12
PA29
PA4
PA20PA14
PA6
PA30
1 2
3 4
Peringkat Aksi Mitigasi
77.05Melengkapi persyaratan surveiPA1416
97.78Membuat jadwal yang realistisPA2015
110.61Membuat prosedur pembuatan desainPA2914
143.23Menerapkan sistem value engineeringPA3013
162.00Mengubah mitra pemegang sahamPA612
183.05Melakukan overtimePA1211
199.70Memenuhi persyaratan BLUPA410
223.33Membuat prosedur pengawasan dan sanksiPA269
332.32Melakukan kaji ulang studi lalu lintasPA458
336.00Melakukan penelitian ulang (review)PA287
396.00Membuat check list yang komprehensifPA216
482.88Melakukan survei ulangPA355
648.75Pengawasan kontinyu oleh konsultanPA394
713.33Pemenuhan persyaratan pendanaanPA473
868.85Membuat sistem pengawasan dan sanksiPA362
1621.70Konsinyasi lewat pengadilanPA11
ETDAKSI MITIGASIPERINGKAT
KESIMPULAN1. Dari hasil identifikasi kejadian risiko (risk events) pada area Persiapan, Pengadaan,
Konstruksi, dan Penyerahan (Hand Over), terdapat 5 kejadian risiko pada tahap Persiapan, 8 kejadian risiko pada tahap Pengadaan, 14 kejadian risiko pada tahap Konstruksi, dan 9 kejadian risiko pada tahap Penyerahan (Hand Over) beserta tingkat keparahan dampak (severity)-nya. Kejadian-kejadian risiko ini juga diidentifikasi dampaknya terhadap proses pembangunan jalan tol Gempol-Pasuruan.
2. Dari hasil identifikasi agen/ penyebab risiko (risk agents), terdapat 52 agen/ penyebab risiko dengan tingkat kemunculan dan nilai korelasi masing-masing terhadap kejadian risiko (risk events).
3. Agen-agen risiko terbagi menjadi 3 klasifikasi berdasarkan Diagram Pareto 80:20, yaituKlasifikasi A (agen-agen risiko tingkat tinggi), B (agen-agen risiko tingkat sedang), danC (agen-agen risiko tingkat rendah)
4. Dari Diagram Pareto digambarkan bahwa 50% risiko berpotensi digenerasi oleh agen-agen risiko klasifikasi A, 30% risiko berpotensi digenerasi oleh agen-agen risiko klasifikasi B, dan 20% berpotensi digenerasi oleh agen-agen risiko klasifikasi C. Juga diketahui bahwa 15% agen risiko berada pada klasifikasi A yang berarti memliki tingkat kemunculan tinggi, 27% agen risiko berada pada klasifikasi B, yang berarti memiliki tingkat kemunculan sedang, dan 52% adalah agen risiko yang berada pada klasifikasi C (memiliki tingkat kemunculan yang rendah).
KESIMPULAN7. Dari Kuadran Aksi Mitigasi, terdapat 4 (empat) kategori aksi mitigasi, yaitu Kuadran 1, Kuadran
2, Kuadran 3, dan Kuadran 4. Yang berada pada Kuadran 1 dan Kuadran 2 adalah aksi-aksi mitigasi yang memiliki tingkat keefektifan tinggi, sedangkan pada Kuadran 3 dan 4 adalah aksi-aksi mitigasi yang memiliki tingkat keefektifan rendah. Aksi-aksi mitigasi pada Kuadran 1 dan 3 memiliki tingkat kemudahan yang tinggi untuk direalisasikan, sedangkan aksi-aksi mitigasi pada Kuadran 2 dan 4 memiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk direalisasikan.
8. Aksi mitigasi yang berada pada Kuadran 1, yaitu “Membuat sistem pengawasan dan sanksi”(PA36), sedangkan aksi mitigasi yang berada pada Kuadran 2, yaitu “Konsinyasi lewat pengadilan” (PA1). Dan yang berada pada kuadran 3 adalah aksi mitigasi “Membuat check listyang komprehensif” (PA21), “Melakukan penelitian ulang (review)” (PA28), “Melakukan kaji ulang studi lalu lintas” (PA45), “Membuat prosedur pengawasan dan sanksi” (PA26), “Melakukan overtime” (PA12), dan “Membuat prosedur pembuatan desain” (PA29), sedangkan yang berada pada kuadran 4 adalah aksi mitigasi “Pemenuhan persyaratan pendanaan” (PA47), “Pengawasan kontinyu oleh konsultan” (PA39), “Melakukan survei ulang” (PA35), “Memenuhi persyaratan BLU” (PA4), “Mengubah mitra pemegang saham” (PA6), “Menerapkan sistem value engineering”(PA30), “Membuat jadwal yang realistis” (PA20), dan “Melengkapi persyaratan survei” (PA14).
9. Dari Model House of Risk 2, diketahui 16 aksi mitigasi yang diprioritaskan untuk direalisasikan, yaitu Konsinyasi lewat pengadilan (PA1), Membuat sistem pengawasan dan sanksi (PA36), Pemenuhan persyaratan pendanaan (PA47), Pengawasan kontinyu oleh konsultan (PA39), Melakukan survei ulang (PA35), Membuat check list yang komprehensif (PA21), Melakukanpenelitian ulang (review) (PA28), Melakukan kaji ulang studi lalu lintas (PA45), Membuatprosedur pengawasan dan sanksi (PA26), Memenuhi persyaratan BLU (PA4), Melakukan overtime(PA12), Mengubah mitra pemegang saham (PA6), Menerapkan sistem value engineering (PA30), Membuat prosedur pembuatan desain (PA29), Membuat jadwal yang realistis (PA20), dan Melengkapi persyaratan survei (PA14).
SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk manajemen perusahaan:
1. Model House of Risk ini bisa digunakan sebagai alternatif manajemen risiko pada suatu proyek ketekniksipilan.
2. Agar lebih efektif, sebaiknya juga diaplikasikan pada pihak kontraktor maupun konsultan, dengan daftar kejadian risiko dan agen risiko yang lebih rinci lagi, meliputi semua bidang yang berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan proyek.
Saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya:
1. Sebaiknya dikombinasikan dengan kemajuan teknologi informasi yang terintegrasi untuk mempermudah proses pengidentifikasian maupun penghitungan pada Model House of Risk.
http://www.decisioncraft.com, issue no. 06/05/1.
Akao, Yoji, (1988), Quality Function Deployment: Integrating Customer Requirements Into Product Design, Japanese Standards Association.
Chopra, Sunil dan Sodhi, ManMohan S. (2004), “Understanding Supply-Chain Risk”,http://www.bokesoft.com/bbs/upload/200409170959.pdf, diunduh tanggal 29 Maret 2007.
Gaonkar, Roshan & Viswanadham, N. “A Conceptual And Analytical Framework For The Management Of Risk In Supply Chains”, The Logistics Institute–Asia Pacific, National University of Singapore.
Geraldin, Laudine H. (2007), Manajemen Risiko dan Aksi Mitigasi untuk Menciptakan Rantai Pasok yang Robust, Tesis Program Pascasarjana Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Handfield, Rob. (2007), “Reducing the impact of disruptions to the supply chain”. http://www.sas.com/solutions/srm/supply_risk/sascom.pdf, diunduh tanggal 28 Agustus 2007.
Hendricks, K. dan Singhal, V. (2003), “The Effect of Supply Chain Glitches on Shareholder Wealth”, Journal of Operations Management, 21, hal. 501-522.
Johnson, Eric. M, (1999), Supply Chain Management,
http://mba.tuck.dartmouth.edu/pages/faculty/dave.pyke/case_studies/supply_chain_or_ms.pdf, diunduh tanggal 7 September 2007.
Kerzner, Harold, (2006), Project Management: A system approach to planning, scheduling, and controlling, 9th edition, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey .
Knight, R. and Pretty, D. (1996), “The Impact of Catastrophes on Shareholder Value”, The Oxford Executive Research Briefings, Templeton College, University of Oxford, Oxford, England.
Kowalewski, Stefan. (2007), “Safety and Reliability Engineering Part 9: Fault Trees and FMEA”, Embedded Software Laboratory RWTH Aachen University, Summer Term 2007, http://www-i11.informatik.rwth-aachen.de/fileadmin/user_upload/Redakteure/Vorlesungen/07sommer/SRE/9_20070618_Fault_Trees_FMEA.pdf, diunduh tanggal17 September 2007.
LaLonde, Bernard J. (1997), “Supply Chain Management: Myth or Reality?”, Supply Chain Management Review, 1 (Spring), hal. 6–7.
Mentzer, John T (ed.), (2001), Supply Chain Management, Sage Publications, Inc., Thousand Oaks, California,
http://bus.utk.edu/ivc/supplychain/Readings/Managing%20SC_Collaboration.pdf, diunduh tanggal 28 Agustus 2007.
Mentzer, John T, (2004), Global Supply Chain Risk Management, University of Tennessee. http://bus.utk.edu/ivc/supplychain/Readings/GlobalSCRisk.pdf, diunduh tanggal 28 Agustus 2007.
Mentzer, John T, (2006), Handbook Of Global Supply Chain Management. http://www.sagepub.com/upm-data/11202_Chapter1.pdf, diunduh tanggal 7 September 2007.
Mitroof, J. dan Alpasan, M. “Preparing for Evil”, Harvard Business Review, April 2003, hal. 109-115.
Okongwu, Uche. (2006), “A four-step methodology for process and interorganizational integration within a supply chain management framework”, XVème Conférence Internationale de Management Stratégique, Annecy / Genève.
Pochard, Sophie. (2003), Managing Risks of Supply-Chain Disruptions: Dual Sourcing as a Real Option. Master of Science in Technology and Policy, Massachusetts Institute of Technology, Massachusetts,
http://ardent.mit.edu/real_options/Real_opts_papers/Master_Thesis-Sophie.pdf, diunduh tanggal 17 September 2007.
Project Management Institute, Inc., (2008), A Guide to the Project Management Body of Knowledge: PMBOK Guide, Fourth Edition, Pennsylvania.
Pujawan, I Nyoman. (2009), “House of Risk: A Model for Proactive Supply Chain Risk Management”, Business Process Management Journal, Vol. 15, No. 6, hal. 953-967.
Sheffi, Yossi dan Rice Jr., James B. (2005), ”A Supply Chain View of the Resilient Enterprise”, MIT sloan Management Review, Fall 2005, Vol. 47, No. 1,
http://web.mit.edu/scresponse/repository/Sheffi_Rice_SC_View_of_the_Resilient_Enterprise_Fall_2005.pdf, diunduh tanggal 8 Oktober 2007.
Sheffi, Yossi. (2005), “Building a Resilient Supply Chain”, Harvard Business Review ed, October 2005.
Simchi-Levi, David, (2003), Designing and Managing the Supply Chain: Concepts, Strategies, and Case Studies, Second Edition. McGraw-Hill, New York.
Villacourt, Mario. (1992), “Failure Mode and Effects Analysis (FMEA): A Guide for Continuous Improvement for the Semiconductor Equipment Industry”, http://www.sematech.org/docubase/document/0963beng.pdf [diunduh tanggal 17 September 2007].
Wielgus, Paul. “So, What Exactly is Risk Management?”, GDS Associates, Inc.,
http://www.retailenergy.com/articles/So%20What%20Exactly%20is%20Risk%20Mgmt.pdf, diunduh tanggal 9 Oktober 2007.
Wolfe, Michael. (2004), “The Dynamics of Supply Chain Security”, The Monitor, Summer 2004, Vol. 10, No. 2.
http://www.maritimesecurityexpo.com/whitepapersarticles/The%20Dynamics%20of%20Supply%20ChCha%20Security.pdf, diunduhtanggal 7 September 2007.