tesis - pustaka.unp.ac.idpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_tesis/1_asmanidar_107…pengaruh...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 XIII KOTO KAMPAR
TESIS
OLEH
ASMANIDAR NIM 10746
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam Mendapatkan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN POGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2011
i
ABTRACT Asmanidar, (2010), The Effect of Using Contextual Teaching Learning Toward
Students’ Achievement in Islamic Education at Senior High School no. 2 XIII Koto Kampar. Graduate Program Of Padang State University.
This research was aimed to reveal : (1) the difference between students’achievement who were taught by using Contextual Teaching Learning and learning achievement of students who were taught by using conventional approach, 2) the difference between students’achievement who had high entry behavior and were taught by using contextual learning and those who had high entry behavior but were taught by using conventional approach, 3) the difference between students’achievement who had low entry behavior and were taught by using contextual learning and those who had low entry behavior and were taught by using convensional approach, 4) the interaction between Contextual Teaching and Learning and entry behavior toward students’ achievement in Islamic education. This research used quasi experimental approach. The data collected by administering a test and then it was analyzed by using t –test and ANOVA. The population of the research was the second year students at SMA Negeri 2 XIII Koto Kampar, who were in social science class. There are two groups of students: as a sample : student of class XI1 as the experimental group and the students class XI2 as the control group. The study shows that : (1) the students’ achievement in Islamic education who were taught by using contextual learning was higher than students’achievement who were taught by using conventional approach, 2) the students’achievement who had high entry behavior who were taught by using contextual learning was higher than students’achievement who had high entry behavior by using conventional approach, 3) the students’achievement who had low entry behavior who were taught by using contextual learning was higher than students’achievement who had low entry behavior by using conventional approach, 4) there was no interaction between contextual learning and entry behavior toward students’ achievement in Islamic education at Senior High School no.2 XIII Koto Kampar.
ii
ABSTRAK
Asmanidar, (2010). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 XIII Koto Kampar. Tesis. PPs Universitas Negeri Padang
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) Perbedaaan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan konvensional. (2) Perbedaan hasil belajar PAI siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi yang diajar dengan pendekatan pembelajaran kontekstual dari hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi yang dijarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional, (3) Perbedaan hasil belajar PAI siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang diajar dengan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional. (4) Interaksi antara pendekatan pembelajaran dan pengetahuan awal terhadap hasil belajar PAI.
Penelitian dilakukan dengan metode quasi eksperimen. Data dikumpulkan
melalui tes dan dianalisis dengan uji–t dan ANOVA. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 2 XIII Koto Kampar jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, sedangkan sampel adalah siswa kelas XI1 sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas XI2 sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Secara keseluruhan, hasil belajar PAI kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual lebih tinggi dari kelompok siswa yang belajar dengan pendekatan konvensional. (2) Hasil belajar PAI kelompok siswa yang berpengetahuan awal tinggi diajar dengan pendekatan kontekstual lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan konvensional. (3) Hasil belajar PAI siswa yang pengetahuan awal rendah diajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual lebih tinggi dibanding siswa dengan pengetahuan awal rendah yang diajar dengan menggunakan pendekatan konvensional dan (4) Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan pengetahuan awal terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMAN 2 XIII Koto Kampar.
v
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya Tulis ini dengan judul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 XIII Koto Kampar” adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapt gelas akademik di Unuversitas Ngeri Padang maupun perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian, dan rumusan saya sendiri, tampa bantuan tidak syah dari pihak lain, kecuali arahan Tim pembimbing, Tim penguji dan rekan-rekan peserta seminar.
3. Di dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang ditulis atau dipublikasikan orang lain kecuali dikutip secara tertulis dan dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah saya dengan disebut nama pengarangnya dan dicantumkan dalam daftar pustaka
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karma karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan hokum yang berlaku.
Padang, Januari 2011
Saya yang menyatakan
ASMANIDAR
vi
PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji dan Syukur penulis kehadirat Allah SWT, karena
atas taufik dan hidayahNya, maka tesis yang berjudul ”Pengaruh Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam siswa
kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 XIII Koto Kampar” dapat penulis susun.
Tesis ini disusun merupakan salah satu syarat untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mendapat gelar Magister Pendidikan.
Dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) yang telah memberikan kemudahan
dan memamfaatkan sarana dan prasarana kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan.
2. Bapak Prof. Dr. H. Mukhaiyar, M.Pd. Direktur Pascasarjana Universitas
Negeri Padang yang telah memberikan fasilitas pada penulis dalam mengikuti
perkuliahan.
3. Bapak Dr. Jasrial, M.Pd selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang memberikan
fasilitas, arahan dan persetujuan dalam menyelesaikan akhir perkuliahan.
4. Bapak Dr. Ramalis Hakim, M.Pd dan bapak Arisman Adnan, Ph.D selaku
dosen pembimbing I dan II yang telah bersedia membimbing dan memberikan
petunjuk dalam penulisan ini.
5. Bapak Prof. Dr. H. Abizar dan Dr. Ridwan M.Sc.Ed, dan bapak Dr.
Darmansyah, M.Pd. sebagai nara sumber dan tim penguji yang telah
memberikan saran yang konstruktif dalam rangka penyempurnaan tesis ini.
vii
6. Bapak kepala SMAN 2 XIII Koto Kampar beserta rekan-rekan bapak dan
ibu guru SMAN 2 XIII Koto Kampar atas izin dan kerja samanya sehingga
penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini.
7. Dosen dan seluruh pegawai program pasca sarjana Universitas Negeri Padang
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis selama
mengikuti pendidikan.
8. Suami tercinta yang telah memberikan dorongan, semangat dan do’a kepada
penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
9. Yang dimuliakan kedua orang tua tercinta, yang telah banyak memberikan
dorongan dan kasih sayang tiada hentinya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
10. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Program Studi Teknologi
Pendidikan Universitas Negeri Padang (UNP) tahun 2008 yang telah banyak
memberikan dorongan moral dalam rangka penyelesaian perkuliahan dan
penelitian.
Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat dalam menambah
khasanah ilmu pengetahuan Teknologi Pendidikan dan referensi bagi pembaca.
Kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan demi perbaikan
dimasa yang akan datang.
Padang, Januari 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRACT ........................................................................................................ i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
PERSETUJUAN AKHIR TESIS ........................................................................ iii
PERSETUJUAN KOMISI UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN ........... iv
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 7
C. Batasan Masalah ......................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 10
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 10
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoretik ...................................................................... 12
1. Hasil Belajar ............................................................................ 12
2. Pengetahuan Awal ................................................................... 15
3. Pendekatan Pembelajaran........................................................ 16
a. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual .............................. 17
b. Pendekatan Pembelajaran Konvensional ........................... 26
ix
B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 28
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 29
D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 34
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 36
B. Populasi dan Sampel .................................................................. 37
C. Defenisi Operasional .................................................................. 38
D. Variabel Penelitian ..................................................................... 40
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 40
F. Uji Coba Penelitian .................................................................... 41
G. Desain Penelitian ........................................................................ 44
H. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 49
I. Teknik Analisis Data .................................................................. 50
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ............................................................................ 51
B. Pengujian Syarat Analisis ........................................................... 53
C. Pengujian Hipotesis .................................................................... 57
D. Pembahasan ................................................................................ 61
E. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 72
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 72
B. Implikasi ..................................................................................... 74
C. Saran ........................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 76
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rata-rata hasil belajar dan KKM PAI kelas XI SMA Negeri 2 XIII
Koto Kampar ................................................................................................. 5
2. Jumlah siswa kelas XI SMA Negeri 2 XIII Koto Kampar........................ . 38
3. Rancangan Penelitian Disain Randomized Block ........................................ 44
4. Skor Hasil Belajar Siswa Pada mata pelajaran PAI .................................... 51
5. Ringkasan Uji Hipotesis dengan Uji Anova ................................................. 58
6. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam .............................................................. 61
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 34
2.Grafik interaksi antara pendekatan pembelajaran dan pengetahuan awal
Terhadap hasil belajar .............................................................................. 71
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Kemampuan Awal (Kelas Eksperimen) ............................................... 79
2. Data Kemampuan Awal (Kelas Kontrol) ...................................................... 80
3. Data Hasil Belajar (Kelas Eksperimen) ........................................................ 81
4. Data Hasil Belajar (Kelas Kontrol) ............................................................... 82
5. Data Mentah Pengetahuan Awal dan Hasil Belajar (Eksperimen) ............... 83
6. Data Mentah Pengetahuan Awal dan Hasil Belajar (Kontrol) ...................... 84
7. Skor Mentah Pengetahuan Awal Tinggi-Rendah Diajar dengan Kontekstual
Dan Konvensional ......................................................................................... 85
8. Skor Mentah Hasil Belajar Tinggi-Rendah Diajar dengan Kontekstual
Dan Konvensional ......................................................................................... 86
9. Analisis Varians ............................................................................................ 87
10. Uji Hipotesis ................................................................................................. 89
11. Uji Indeks Kesukaran Soal ............................................................................ 91
12. Uji Daya Beda Soal ....................................................................................... 92
13. Rangkuman Hasil Uji Indek Kesukaran dan Daya Beda Soal ...................... 93
14. Silabus Pembelajaran .................................................................................... 94
15. RPP Pembelajaran Kontekstual..................................................................... 95
16. RPP Pembelajaran Konvensional .................................................................. 101
17. Kisi-kisi Soal Pretes ...................................................................................... 107
18. Naskah Soal Pretes ........................................................................................ 109
19. Kisi-kisi Soal Tes Akhir ................................................................................ 115
20. Naskah Soal Tes Akhir.................................................................................. 117
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar untuk menciptakan
manusia seutuhnya, dalam arti manusia yang dapat membangun dirinya sendiri
dan secara bersama-sama membangun bangsa dan negara. Hal ini seperti yang
tercantum dalam Sisdiknas No.20 pasal 3 Tahun 2003 bahwa “Pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”. Untuk itu penyelenggaraan pendidikan di sekolah perlu
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Mewujudkan tujuan pendidikan di atas, mengindikasikan betapa pentingnya
pendidikan agama untuk mendukung siswa memiliki kekuatan spiritual tersebut.
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama
bagi kehidupan umat manusia oleh karena itu internalisasi nilai-nilai agama dalam
kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan yang ditempuh melalui
pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
1
2
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang berfungsi
merealisasikan cita-cita bangsa untuk mendidik anak-anak manusia yang
beriman, berakhlak mulia, berilmu pengetahuan dan menguasai tekhnologi.
Sebagai institusi formal sekolah mempersiapkan siswa untuk dapat memecahkan
masalah kehidupan masa kini dan masa datang, dengan memaksimalkan
potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu sekolah wajib
menyelenggarakan proses belajar mengajar yang baik, dengan memperhatikan
berbagai faktor penunjang.
Pendidikan Agama khususnya agama Islam merupakan salah satu mata
pelajaran pokok yang harus diajarkan di setiap jenjang pendidikan, termasuk pada
sekolah tingkat lanjut yaitu di SMA. Pendidikan Agama Islam di SMA/MA
bertujuan untuk menanamkan akidah agar menjadi manusia yang bersyukur
sebagai makhluk Tuhan, manusia yang rajin, giat, ulet dan disiplin dalam
berusaha untuk kesejahteraan hidupnya di dunia dan di akhirat. Hal ini seperti
yang tercantum dalam Depdiknas (2006) sebagai berikut:
Tujuan pendidkan Agama Islam di SMA/MA adalah untuk: a) memperkuat atau menanamkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT, b) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Di samping itu, secara khusus kurikulum 2006 Permendiknas No. 19
tahun 2007 tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar Pendidikan
3
Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya
menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan
keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang
bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi
tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat
baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Untuk merealisasikan tujuan pendidikan tersebut guru sebagai orang
yang terlibatkan langsung dengan peserta didik mempunyai peranan penting
dalam menentukan keberhasilan sekolah dan kualitas lulusannya. Untuk itu
diharapkan dapat menciptakan proses belajar mengajar yang optimal dengan
mengelola pembelajaran dengan baik.
Pengelolaan pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan
mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan atas adanya
interaksi antara guru dan siswa. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan
mencakup tiga aspek yaitu: kognitif, efektif dan psikomotor. Bila dikaitkan
dengan materi pada Pendidikan Agama Islam berarti bahwa seorang siswa harus
mempunyai pengetahuan tentang agamanya, bersikap dan bersifat seperti yang
diajarkan serta mengamalkan apa yang diperintahkan dan meninggalkan segala
larangan dari agama yang mereka anut. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
dalam sistem pelaksanaan pembelajaran di sekolah, guru perlu meningkatkan
kreatifitasnya dalam pembelajaran. Karena, pelaksanaan proses belajar mengajar
yang baik akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa
itu sendiri.
4
Pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam (Depdiknas, 2006)
mempunyai ruang dilingkup beberapa aspek yaitu: ”a) Al-Qur’an dan Hadits, b)
Aqidah, c) Akhlak, d) Fiqih, dan e)Tarikh dan Kebudayaan Islam”. Kesemua
aspek ini pada umumnya menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian
antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama
manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan
alam sekitarnya.
Pada pembelajaran Fiqih, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
diantaranya pengelenggaraan atau pengurusan jenazah. Tujuan dari pembelajaran
ini agar siswa mampu mengurus jenazah mulai dari memandikan, mengafani,
mensholatkan dan menguburkan. Karena, menurut ketentuan agama Islam seorang
manusia yang sudah meninggal dunia, maka kewajiban bagi orang yang hidup
adalah mengurusnya sampai dia dikuburkan.
Begitu pentingnya pembelajaran ini dikuasai oleh siswa baik keberhasilan
belajarnya maupun untuk kehidupannya sehari-hari. Namun berdasarkan hasil
pengamatan penulis di SMAN 2 XIII Koto Kampar, dalam proses belajar
mengajar siswa terlihat pasif, kurang berminat terhadap pelajaran, kurang
memperhatikan saat guru menerangkan pelajaran. Keadaan ini berdampak
terhadap hasil belajarnya. Pada umumnya hasil belajar yang diperoleh dari tiga
rombongan belajar di kelas XI diperoleh rata-rata di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Hal ini disajikan tabel 1 tentang rata-rata hasil belajar
Pendidikan Agama Islam.
5
Tabel 1. Rata-rata hasil belajar dan KKM PAI kelas XI SMAN 2 XIII Koto Kampar.
KELAS Rata-rata nilai PAI
KKM 2006/2007 2007/2008
XI IPS 1 65,54 68,64 70
XI IPS 2 65,51 64,66 70
XI IPA 68,8 67,5 70
Sumber : Dokumen SMA Negeri 2 XIII Koto Kampar
Lebih lanjut dari hasil pengamatan diperoleh bahwa ternyata kondisi belajar
siswa seperti yang dikemukakan di atas, ternyata dipicu oleh pendekatan
pembelajaran yang digunakan guru yang kurang tepat. Guru dalam proses
pembelajaran masih menggunakan pendekatan konvensional yakni dalam proses
pembelajaran masih bersifat teacher center artinya guru lebih dominan sebagai
pentransfer ilmu pada siswa, sedangkan siswa hanya pasif dan menerima materi
dari guru dan kurang tuntutan terhadap siswa untuk inovatif dalam mencari dan
menemukan di masyarakat. Dalam menyajikan bahan pelajaran guru lebih
dominan ceramah, menyuruh siswa mencatat dan membuat latihan, sedangkan
siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran. Selain itu, pembelajaran lebih
dititikberatkan pada penguasaan konsep yang abstrak dan fakta, artinya lebih
bersifat hafalan, kurang mengembangkan keterampilan berfikir siswa dan
kerjasama. Penilaian yang dilakukan guru lebih berorientasi pada tes formal dan
lebih dominan pengukuran pada aspek kognitif, sehingga siswa belajar menghafal,
kurang aplikasi.
6
Dari fenomena yang diperoleh di lapangan di atas, maka peneliti
menganggap bahwa sebagai guru masalah ini perlu di atasi. Untuk itu perlu
dicarikan solusinya. Salah satu solusinya yaitu perlu dikembangkan pembelajaran
yang lebih bermakna, agar siswa benar-benar mempunyai konsep terhadap materi
yang diajarkan. Menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna maka perlu
diciptakan lingkungan yang alamiah yang dekat dengn dunia nyata anak. Artinya,
guru harus mengkonkretkan materi yang abstrak. Keadaan ini akan memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemampuannya, guru
menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan serta bermakna bagi
siswa itu sendiri.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat membuat pembelajaran
menjadi bermakna yaitu pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and
Learning (CTL). Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang
menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi nyata, sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Hal ini
sesuai dengan pendapat Suwantri (2007:7) mengatakan bahwa “pembelajaran
kontekstual memungkinkan siswa menghubungkan isi pelajaran dengan konteks
kehidupan sehari-hari untuk menemukan makna”.
Pada pendekatan pembelajaran kontekstual memungkinkan terwujudnya
kerjasama yang saling menunjang antara guru dan siswa, belajar dengan
bergairah, siswa aktif dan kritis serta guru kreatif. Selain itu, pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual (bermakna) akan menambah semangat dan
7
kreatifitas siswa, karena masalah yang dihadapkan kepada siswa adalah masalah
yang ada di lingkungan dan akan berguna di kehidupan siswa tersebut. Dengan
demikian, dapat membantu siswa memproses informasi ke dalam otaknya dan
menyusun kembali pengetahuannya untuk digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhadi (2000:4) bawah “Pembelajaran
menjadi lebih bermakna bagi siswa, karena pembelajaran berlangsung secara
alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentrasfer
pengetahuan dari guru ke siswa, dan strategi pembelajaran lebih dipentingkan
daripada hasil” dan didukung oleh pendapat Mulyasa (2005:103) dalam hasil
penelitiannya bahwa “pembelajaran kontekstual mendorong peserta didik
memahami hakekat, makna dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan mereka
rajin dan termotivasi untuk senantiasa belajar, bahkan kecanduan belajar”,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam
Kelas XI SMAN 2 XIII Koto Kampar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas dapat
diidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar
Pendidikan Agama Islam siswa Kelas XI SMA Negeri 2 XIII Koto Kampar di
antaranya:
1. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada umumnya dilakukan
dengan ceramah.
2. Aktifitas belajar siswa rendah ditandai dengan kurangnya keaktifan siswa
dalam membangun pengetahuan sendiri (kontruktivisme).
8
3. Pembelajaran yang disajikan lebih berpusat guru sebagai sumber pentrasfer
ilmu, materi disajikan cenderung ceramah, penugasan dan hasil akhir lebih
menuntut hafalan atau penguasaan suatu konsep materi.
4. Guru dalam menyajikan pembelajaran lebih bersifat aktif sementara siswa
bersifat pasif.
5. Pada umumnya siswa enggan mengajukan pertanyaan dan mengemukakan
pendapat pada setiap kegiatan pembelajaran .
6. Kurangnya disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran, ditandai dengan
siswa suka berbicara dengan temannya pada saat guru mengajar.
7. Rendahnya pengetahuan awal siswa sehingga siswa tidak mampu
menghubungkan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan
baru.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan,
banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa baik internal maupun
eksternal. Nana (2003) menyatakan, dalam proses pembelajaran di sekolah, ada
dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal faktor eksternal berupa kurikulum, pendekatan dan metode
pembelajaran, proses pembelajaran, guru, sarana dan prasarana, pelayanan
sekolah, pengelolaan kesiswaan, iklim sekolah, sedangkan faktor internal berupa
intelegensi, minat, motivasi dan kebiasaan belajar. Selain itu yang
mempengaruhi hasil belajar Pendidikan Agama Islam khususnya
penyelenggaraan jenazah adalah kemampuan awal siswa yang sehingga siswa
9
mampu menghubungkan antara pengetahuan yang sudah dimiliki dengan
pengetahuan baru
Permasalahan di lapangan, faktor yang paling dominan yang diduga
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah penggunaan pendekatan, metode
pembelajaran serta kemampuan awal. Banyak Pendekatan pembelajaran yang
dapat diterapkan guru di sekolah yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran,
namun dalam penelitian ini dibatasi dalam hal memperkenalkan metode
kontekstual dalam kerangka meningkatkan metode pembelajaran terhadap hasil
belajar Pendidikan Agama Islam Siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri
2 XIII Koto Kampar. Disamping itu, pengetahuan awal membawa pengaruh
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas,
maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa yang diajar dengan
pendekatan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran
konvensional ?
2. Apakah hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa yang memiliki
kemampuan awal tinggi yang diajar dengan pendekatan pembelajaran
kontekstual lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang memiliki
kemampuan awal tinggi dengan pendekatan pembelajaran konvensional?
10
3. Apakah hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa yang memiliki
kemampuan awal rendah yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran
kontekstual lebih tinggi dibandingkan dari pada hasil belajar siswa yang
memiliki kemampuan awal rendah yang diajarkan dengan pendekatan
pembelajaran konvensional ?
4. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran kontekstual dan
pengetahuan awal terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam?
E. Tujuan penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian adalah untuk
mengungkapkan :
1. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa yang diajarkan dengan
pendekatan pembelajaran kontekstual dibandingkan dengan hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan pendekatan konvensional .
2. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa yang memiliki kemampuan
awal tinggi yang diajar dengan pendekatan pembelajaran kontekstual
dibandingkan dari hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi
yang dijarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional.
3. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa yang memiliki kemampuan
awal rendah yang diajar dengan pendekatan pembelajaran kontekstual
dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan awal
rendah yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional.
4. Adanya interaksi antara pendekatan pembelajaran kontekstual dan
pengetahuan awal terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam?
11
F. Manfaat Penelitian
Penelitian pengaruh pendekatan pembelajaran kontekstual terhadap hasil
belajar Pendidikan Agama Islam siswa Kelas XI SMA Negeri 2 XIII Koto
Kampar, diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak terkait sebagai berikut :
1. Siswa.
Siswa lebih aktif, kreatif untuk meningkatkan proses pembelajaran serta
memberdayakan kemampuan berpikir.
2. Guru.
Guru lebih profesional dalam menjalankan tugas mengajar dan melibatkan
siswa secara utuh dalam pembelajaran, serta dapat lebih memberdayakan
kemampuan berpikir siswa.
3. Kepala Sekolah
a. Agar dapat menjadi masukan dalam membina guru menciptakan iklim
belajar yang kondusif dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa.
b. Menjadikan masukan dalam mengambil kebijaksanaan untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
4. Peneliti.
Sebagai masukan penelitian lanjutan dalam rangka pengembangan ilmu
dalam bidang Tekhnologi Pendidikan dan peneliti yang bermaksud
melanjutkan dan mengembangkan penelitian ini.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoretik
1. Hasil Belajar
Banyak pengertian yang diberikan para ahli mengenai definisi hasil belajar,
semua definisi yang diberikan mempunyai definisi yang berbeda satu sama lain.
Akan tetapi pada prinsipnya mereka setuju bahwa hasil belajar mengarah pada
perubahan aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap siswa setelah proses
belajar mengajar.
Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku akibat
adanya interaksi antara individu dengan lingkunannya. Menurut Gagne dalam
Slameto (1995) ciri-ciri penting belajar adalah : 1). Belajar adalah proses dimana
manusia dapat melakukannya. 2) belajar pada umumnya melibatkan interaksi
dengan lingkungan eksternal, 3) belajar terjadi bila suatu perubahan atau
modifikasi perilaku terjadi, dan perubahan itu tetap dalam masa relatif yang
lama pada kehidupan individu. Gagne membagi ada dua jenis belajar 1) belajar
adalah suau proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan,
kebiasaan, tingkah laku, 2) belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
ketrampilan yang diperoleh oleh intruksi.
Snelbekker (1974) menjelaskan ciri belajar perubahan tingkah laku yang
diperoleh dari belajar adalah : 1) terbentuknya perilaku baru adalah perubahan
12
13
aktual maupun potensial 2) kemmapuan itu berlaku dalam waktu yang cukup
lama 3) kemampuan baru itu diperleh melalui usaha.
T. Amijaya (1980) yang menyatakan bahwa “hasil belajar atau prestasi
belajar adalah sesuatu yang menggambarkan tingkah laku pencapaian belajar
selama waktu tertentu. Biasanya hasil belajar ini didapat dari penilaian yang
tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses pendidikan”. Bloom dalam Zaiz
(1971) mengklasifikasikan hasil belajar dalam tiga ranah yaitu kognitif,
psikomotor dan afektif. Harahap (1979) mengatakan hasil belajar adalah hasil
penilaian pendidikan tentang pengembangan dan kemajuan siswa yang
berkenaan dengan penguasaan materi pelajaran yang disampaikan kepada
mereka serta nilai-nilai yang terdapat pada kurikulum
Romizowski (1981) menyatakan bahwa hasil belajar diperoleh dalam
bentuk pengetahuan dan ketrampilan dikelompokkan kedalam empat kategori
yaitu : fakta, konsep, prosedur dan prinsip. Sedangkan Suharsimi Arikunto (1989)
mengatakan bahwa hasil belajar diperoleh dalam bentuk suatu yang diperoleh
dari sesudah kegiatan berlansung, hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam
bentuk angka , huruf atau kata-kata (baik, sedang dan kurang ).
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan secara
umum bahwa yang dimaksud hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap
kemampuan belajar siswa yang ditentukan dalam bentuk angka atau nilai. Bila
kita melihat kedua teori yakni Gagne dan Bloom tersebut di atas yang dijadikan
acuan untuk mengkaji hasil belajar sebagai konsekuensi logis pembelajaran.
14
Adanya perbandingan tujuan hasil belajar, baik menurut klasifikasi Bloom
atau sistimatika Gagne secara umum dapat dikatakan bahwa kedua tinjauan
dimaksud tidak menunjukkan perbedaan berarti, tetapi perbedaan ini lebih
menyangkut pada pemberian beberapa aspek tertentu. Klasifikasi Bloom
meninjau aspek perilaku hasil belajar yang dicapai peserta didik dan terutama
bergerak dalam lingkup didaktik. Itu sebabnya klasifiasi Bloom sangat
bermanfaat bagi guru bila hendak merumuskan kompetensi dasar sebagai wujud
dari hasil belajar, sebaliknya Gagne meninjau baik tujuan instruksional, maupun
prosedur pembelajaran yang mengantar tujuan instruksional.
Dengan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa suatu proses
pembelajaran pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan atau kapabilitas
yang mencakup pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Ketiga kemampuan tersebut
dapat diperoleh melalui proses pembelajaran, dalam arti bahwa kemampuan
sebagai konsekuensi pembelajaran merupakan indikator untuk mengakhiri hasil
belajar.
Depdiknas (2003 : 28) menjelaskan nilai sebagai hasil belajar, yang utama
dalam Kontekstual adalah penampilan siswa sehari-hari ketika belajar, apakah
sudah belajar dengan keras ? bagaimana catatannya ? dan lain sejenisnya.
Semua itu adalah sumber penilaian yang dilakukan melalui tes adalah salah satu
sumber data untuk melihat kemajuan belajar.
Belajar dan hasil belajar memiliki hubungan timbal balik yang sangat erat,
baik tidaknya proses belajar mengajar dilihat dari hasil penilaian hasil belajar
yang diperoleh siswa, sebaliknya tinggi rendahnya hasil penilaian yang didapat
15
siswa merupakan cerminan pembelajaran yang dilakukan. T. Amijaya (1980)
mengatakan bahwa antara pengajaran dan penilaian terdapat pengaruh timbal
balik, prosedur tertentu menurut terselenggaranya program pengajaran dengan
kekhususan tertentu menurut usaha dan penilaian tertentu pula.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah angka
atau skor nilai yang diambil dari nilai hasil belajar yang mengambarkan
perubahan tingkah laku siswa setelah melakukan aktifitas belajar pada waktu
tertentu, baik perubahan pada aspek pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.
Pada umumnya untuk menunjukkan tinggi rendahnya atau baik buruknya hasil
belajar yang dicapai siswa ada beberapa cara. Cara pertama yang lazim
digunakan adalah dengan memberikan skor terhadap kemampuan dan
ketrampilan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar tersebut. Hasil
belajar dikatakan baik apabila angka atau nilai didapatnya diketegorikan
baik, demikian juga hasil belajar siswa disebut jelek, jika angka atau nilai yan
diperoleh siswa termasuk dalam kategori jelek.
2. Pengetahuan Awal
Moh. Uzer (2004 : 5) menyatakan bahwa kriteria keberhasilan dalam
belajar diantaranya ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
individu yang belajar. Hasil pembelajaran tercermin dalam perubahan tingkah
laku baik secara material-substansial, struktural, fungsional maupun secara
behavior. Syaiful (2006:11) menyatakan untuk mengetahui perubahan yang
terjadi pada individu setelah melakukan kegiatan belajar, maka seorang guru
16
harus mengetahui karakteristik perilaku yang yang dimiliki sebuah kegiatan
berlangsung. Kegiatan ini disebut dengan entry behavior atau pengetahuan awal.
Guru dapat menetapkan di mana memulai pengajaran dengan mengetahui
pengetahuan awal siswa. Syaiful (2006:13) menyatakan bahwa ada tiga dimensi
dari entry behavior yang perlu diketahui oleh guru: yaitu “1) batas-batas ruang
lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan dikuasai oleh siswa, 2)
tingkatan tahapan materi pengetahuan, terutama kawasan pola-pola sambutan
atau kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa, dan 3) kesiapan dan kematangan
fungsi-fungsi psikofisik”. Menurut Ali (2004:77) antara lain : 1) Dengan
wawancara atau test. Test awal (Pre-test) yang dilakukan guru dapat menjadi
alat mengenal entry behaviour. Pre-test harus sama dengan yang akan
digunakan dalam post-test. 2) melalui analisis instruksional. Dari analisis
instruksional yang dibuat dapat diketahui tingkat kemampuan atau penguasaan
bahan.
Berdasarkan uraian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan awal
adalah kapasitas siswa secara memadai dalam hubungannya dengan tujuan
pembelajaran yang dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran. Dengan
kata lain pengetahuan awal adalah kemampuan siswa dalam memahami suatu
materi pembelajaran yang disampaikan guru sebelumnya.
3. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menurut Syaiful Sagala (2004:62) pendekatan
merupakan suatu pandangan guru terhadap peserta didik dalam menilai,
menentukan sikap dan perbuatan yang dihadapi dengan harapan dapat
17
memecahkan masalah dalah mengelola kelas yang nyaman dan menyenangkan
dalam proses pembelajaran. Wina (2006 :2007) juga mempunyai pendapat yang
sama bahwa pendekatan adalah suatu titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa adalah suatu cara atau
teknik yang dilakukan guru supaya dapat mengelola kelas sehingga tercipta
suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
a. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
1) Pengertian Pendekatan Kontekstual
Kata pembelajaran kontekstual berasal dari bahasa Inggris contextual,
maksudnya mengikuti konteks atau dalam konteks. Secara umum kontekstual
mengandung arti: a) Sesuatu yang berkenaan, relevan, ada hubungan atau
kaitan langsung, mengikuti konteks, dan b) Sesuatu yang membawa maksud,
makna dan kepentingan.
Nurhadi (2003:1) mengemukakan “pendekatan Pembelajaran
Kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.” Menurut Poedjiadi (2005:98), pendekatan Pembelajaran
Kontekstual adalah “suatu pendekatan pembelajaran dan pengajaran yang
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
18
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai individu, anggota
keluarga, anggota masyarakat dan bangsa”.
Nurhadi (2003:1) menyebutkan “proses pembelajaran berlangsung
secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan memahami, guru
bukannya hanya sekedar mentransfer pengetahuannya kepada siswa (transfer
of knowledge), tetapi lebih mementingkan strategi pembelajarannya daripada
hasil.” Dengan demikian melalui pendekatan ini pembelajaran tidak akan
didominasi oleh guru/berpusat pada guru (teacher centered), tetapi sebaliknya
siswalah yang akan beraktivitas lebih banyak dari pada guru (student
centered), pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa, karena merekalah
yang mencari sumber belajar, informasi, serta menganalisis informasi-
informasi yang diperoleh, baik secara sendiri-sendiri maupun mendiskusikan
secara berkelompok.
Peranan guru dalam pendekatan Pembelajaran Kontekstual adalah
membantu siswa mencapai tujuan. Maksudnva guru lebih banyak berurusan
dengan strategi dari pada memberi informasi. Tugas guru adalah mengelola
kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan
pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa. Pengetahuan dan
keterampilan diperoleh dengan 'menemukan sendiri.
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual adalah sebuah strategi
pembelajaran seperti halnya strategi pembelajaran yang lain. Pendekatan ini
dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan
19
bermakna. Melalui pendekatan Pembelajaran Kontekstual, siswa melakukan
proses belajar dan mengembangkan kemampuannya. Menurut Podjiadi
(2005:99) “Pembelajaran Kontekstual disamping mempermudah
mengkonstruksi pengetahuan, pendekatan Pembelajaran Kontekstual juga
dapat mempermudah terbentuknya penghayatan bidang afektif”.
Berbagai peranan dan aktivitas akan dilakukan siswa dalam
pembelajaran kontekstual seperti dikemukakan Nana (2000 : 200) sebagai
berikut: 1) Siswa berperan sebagai pembelajar aktif mengelola dirinya sendiri,
mengembangkan minatnya sendiri atau bekerja kelompok, belajar melalui
perbuatan, 2) Membentuk hubungan antara apa yang dipelajari di sekolah
dengan kehidupan di masyarakat, lembaga kemasyarakatan dan dunia kerja, 3)
Melakukan pekerjaan-pekerjaan yang penting dan berarti bagi dirinya maupun
orang lain, membuat pilihan, memberikan hasil tampak maupun tak tampak,
4) Menggunakan pemikiran tahap tinggi, berpikir kritis. kreatif, melakukan
analisis, sintesis, pemecahan masalah, membuat keputusan menggunakan
logika dan fakta-fakta. 5) Mengembangkan kemampuan bekerja sama. Guru
membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, memahami orang
lain, berkomunikasi, saling membantu dan mempengaruhi.
Melalui proses penerapan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari,
peserta didik akan merasakan pentingnya belajar, dan mereka akan
memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang dipelajarinya. Menurut
Mulyasa (2005:103) “Pembelajaran konstektual mendorong peserta didik
memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan
20
mereka rajin dan termotivasi untuk senantiasa belajar, bahkan kecanduan
belajar”.
Adapun hasil yang diharapkan melalui pendekatan Pembelajaran
Kontekstual menurut Poedjiadi (1995:98) adalah “untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa melalui peningkatan pemahaman makna materi
pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan antara materi yang dipelajari
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari”.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktifitas belajar
siswa dan mendorong peserta didik dalam memahami materi pelajaran
disamping itu dapat meningkat kemampuan berfikir kritis , kreatitifitas dan
membuat keputusan menggunakan logika dan fakta-fakta.sehingg
meningkatkan prestasi belajar siswa melalui peningkatan pemahaman makna
materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan antara materi yang
dipelajari dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari”.
2) Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Menurut Corebima, et al, (2002:5) Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual memiliki tujuh komponen utama, yaitu (1) kontrukstivisme
(constructivism), (2) menemukan (inquiry), (3) bertanya (questioning), (4)
masyarakat belajar (learning community), (5) pemodelan (modelling). (6)
refleksi (reflection), dan (7) penilaian autentik (authentic assesment). Suatu
kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual, jika menerapkan
ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarannya.
21
a) Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan
Pembelajaran Kontekstual, bahwa pengetahuan dibangun manusia sedikit
demi sedikit, hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan
tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta,
konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman
nyata.
Siswa perlu dikondisikan untuk terbiasa memecahkan masalah,
menemukan hal-hal yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan gagasan-
gagasan. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada
siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
Esensi dari teori konstruktivis bahwa siswa harus menemukan dan
mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan dapat
menjadi milik mereka sendiri. Oleh sebab itu, pembelajaran harus dikemas
menjadi proses 'mengkonstruksi' bukan 'menerima pengetahuan’. Dalam
proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui
keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran.
b) Menemukan (Inquiry)
Dalam pendekatan Pembelajaran Kontekstual, menemukan merupakan
bagian inti dari kegiatan pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa diharapkan sebagai hasil menemukan sendiri bukan hasil
mengingat seperangkat fakta, (guru harus berusaha selalu merancang kegiatan
22
yang merujuk pada kegiatan menemukan untuk berbagai materi yang
djajarkan.
Menurut Suchman (Dahlan 1990:35) “bahwa Inquiry memberikan
perhatian dalam mendorong, siswa menyelidiki secara independen, dalam
suatu cara yang teratur". Melalui inquiry, siswa bertanya memperoleh dan
mengolah data secara logis sehingga mereka dapat mengembangkan strategi
intelektual secara umum yang mereka gunakan untuk mendapatkan jawaban
atas pertanyaan itu. Pada pembelajaran secara inkuiri menempatkan siswa
tidak hanya dalam posisi mendengarkan, akan tetapi siswa terlibat dalam
pencarian intelektual yang aktif, pencarian yang dengan memanipulasikan data
yang dikumpulkan berdasarkan pengalaman dan pengamatannya sendiri, atau
oleh orang lain untuk dipahami atau dibermaknakan”.
Ada beberapa langkah dalam kegiatan menemukan (inquiry) seperti
yang dikemukakan Nurhadi (2003:13) berikut ini: 1) Merumuskan masalah, 2)
Mengamati dan melakukan observasi, 3) Menganalisis dan meyajikan hasil
tulisan, gambar, laporan bagan, tabel, dan karya lainnya, 4)
Mengkomunikasikannya atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman
sekelas, guru, atau audien yang lain.
c) Bertanya (Questioning)
Bertanya (questioning) merupakan strategi utama lainnya dalam
pembelajaran yang berbasis kontekstual. Bertanya dalam sebuah pembelajaran
dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai
kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran yang berbasis inquiry,
23
kegiatan bertanya merupakan bagian penting, bagi siswa untuk menggali
informasi, mengkonfirmasikan hal-hal yang sudah diketahui, serta
mengarahkan perhatian pada hal-hal yang belum diketahuinya.
Kegiatan bertanya sangat berguna dalam pembelajaran yang produktif
seperti dikemukakan Nurhadi (2003: 14) adalah sebagai berikut : 1) Menggali
informasi, baik administrasi maupun akademis, 2) Mengecek pemahaman
siswa, 3) Membangkitkan respon kepada siswa, 4) Mengetahui sejauh mana
keinginan siswa, 5) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, 6)
Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru, 7)
Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, 8) Menyegarkan
kembali pengetahuan siswa.
d) Komunitas Belajar (Learning Community)
Konsep komunitas belajar memberi peluang untuk memperoleh hasil
pembelajaran melalui kerja sama dengan orang lain. Pengembangan
pembelajaran dalam kelompok dapat menumbuhkan suasana memelihara
disiplin diri, dan kesepakatan berperilaku. Melalui kegiatan kelompok terjadi
kerja sama antar siswa, juga dengan guru yang bersifat terbuka. Menurut
Hakim (2000:43) “belajar berkelompok dapat dijadikan arena persaingan
sehat, dan dapat pula meningkatkan motivasi belajar para anggota kelompok”.
Dengan pendekatan Pembelajaran Kontekstual, guru melaksanakan
pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok yang anggotanya heterogen. Kelompok siswa bisa sangat
bervariasi bentuknya, baik anggotanya maupun jumlahnya. Menurut Slavin
24
(1995:4-5) “kelompok yang efektif terdiri dari empat sampai enam orang,
dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen”.
Pembelajaran dengan konsep komunitas belajar dapat berlangsung
apabila ada komunikasi dua arah. Siswa yang terlibat dalam kegiatan
komunitas belajar memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya
dan sekaligus meminta informasi juga yang diperlukan teman belajarnya.
Kegiatan beIajar ini dapat terjadi apabila tidak ada pihak yang dominan dalam
berkomunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada
pihak yang menganggap paling tahu, semua pihak mau saling mendengarkan,
pembelajaran dengan teknik komunitas belajar ini sangat membantu
pembelajaran di kelas.
e) Pemodelan (Modeling)
Komponen Kontekstual yang kelima adalah pemodelan. Pembelajaran
keterampilan atau pengetahuan tertentu dapat menggunakan atau
menghadirkan model yang bisa ditiru, contohnya karya tulis, contoh struktur
rangka manusia,bentuk otot dan tulang.
Dalam pendekatan Pembelajaran Kontekstual, guru bukan satu-satunya
model. Guru dapat merancang model dengan melibatkan siswa. Siswa yang
memiliki prestasi, bakat dan kemampuannya dapat ditunjuk untuk dijadikan
model. Model pun dapat didatangkan dari luar lingkungan sekolah.
f) Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan bagian penting dalam pembelajaran dengan
pendekatan Pembelajaran Kontekstual. Refleksi merupakan respons terhadap
25
kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Refleksi adalah cara
berpikir tentang hal yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang hal-
hal yang sudah dilakukan di masa lalu untuk mengevaluasi atau introspeksi
apakah selama mengikuti proses pembelajaran, siswa dapat mengiukuti
dengan baik, aktif, dapat memahami materi pembelajaran, senang belajar, dan
lain-lainnya.
Pengetahuan yang bermakna diperoleh melalui proses, Pengetahuan
yang telah dimiliki siswa diperluas melalui konteks pembelajaran sedikit
demi sedikit. Guru membantu siswa dalam menghubung-hubungkan
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan baru.
Dengan demikian siswa akan memperoleh sesuatu yang bermakna bagi dirinya
tentang apa yang baru dipelajarinya. Konsep inilah yang oleh Ausubel (1968)
disebut meaningfull learning.
g) Penilaian yang Sebenarnya (Assesment Authentic)
Penilaian merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran dari
perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan
bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Jika data yang
diperoleh menggambarkan masalah siswa dalam belajar, maka guru harus
segera mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kendala
belajar.
Data yang dikumpulkan melalui penilaian bukan untuk mencari
infomasi tentang belajar siswa. Hal tersebut karena penilaian menekankan
26
proses pembelajaran maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari
kegiatan nyata yang dilakukan siswa saat pembelajaran. Kemajuan belajar
diperoleh melalui proses pembelajaran, tidak hanya hasil. Penilaian yang
sebenarnya yaitu menilai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa.
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran
kontesktual bahwa proses pembelajaran yang berawal dari pengetahuan yang
dibangun siswa sedikit-sedikit, hasilnya diperluas menjadi konteks yang
ditemukan melalui proses inquiri yang merupakan inti dari pembelajaran
kontekstual. Bertanya merupakan strategi utama dalam strategi pembelajaran
inquiri. Sedangkan konsep belajar bersama merupakan dapat memberikan
peluang untuk bekerja sama. Pemodelan merupakan proses membantu siswa
mempercepat kontruksi impormasi bagi siswa. Sedangkan refleksi
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memotret ulang hasil
pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Sedangkan penilaian autentik proses
pengukuran terhadap perkembangan pembelajaran siswa.
b. Pendekatan Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional merupakn suatu strategi yang berorientasi
pada guru, dimana hampir seluruh kegiatan dikendalikan penuh oleh Guru.
Seperti yang disinyalir oleh Dick dan Carey (dalam Djaafar, 2001 ; 3)
pandangan lama mengenai pembelajaran meliputi: guru (pengajar, instruktur)
siswa dan buku pelajaran. Strategi pembelajaran konvensional merupakan
strategi yang berorientasi pada guru atau lembaga pendidikan , dalam arti
27
seluruh keputusan opreasional diarahkan untuk dan bagaimana cara lembaga
dan peran guru dalam mengorganisir proses pembelajaran.
Rostiyah (1991 : 136) menjelaskan bahwa ”cara mengajar dengan cara
ceramah dapat dikatakan teknik kuliah , merupakan suatu cara mengajar
untuk menyampaikan keterangan, informasi atau uraian tentang suatu pokok
persoalan tentang masalah secara lisan”. Biasanya guru mengggunkan
ceramah bila memiliki tujuan agar siswa mendapat informasi tentang suatu
pokok permasalahan. Memang hal ini wajar digunakan bila sekoah itu
memiliki bahan bacaaan mengenai baacaan tentang masalah yang akan
dibicarakan mengingat jumlah pada umumnya banyak , sehingga sulit
mengggunakan teknik penyajian lain kecuali ceramah untuk menjangkau
jumlah siswa yang banyak. Selanjutnya Sumantri (1998: 136) mengatakan
metode konvensional adalah penyajian pelajaran yang dilakukan oleh guru
dengan cara memberikan penjelasan lisan kepada peserta didik.
Muhibbin (2005:203) menyatakan metode ceramah memiliki kelebihan dan
kelemahan:
1) Kelebihan-kelebihan metode ceramah
Metode ceramah mempunyai kelebihan dalam proses pembelajaran
antara lain : 1) Sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis
untuk menyampikan informasi, 2) Paling efektif dalam mengatasai
kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan daya beli dan daya
paham siswa.
28
2) Kelemahan-kelemahan metode ceramah
Beberapa kelemahan metode ceramah ditemui sehari-hari antara lain : 1)
membuat siswa lebih pasif, 2) mengandung unsur paksaan pada siswa, dan 3)
menghambat daya kritis siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran konvensional suatu metode pembelajaran yang digunakan guru
dalam menyampaikan materi pelajaran secara berceramah lansung kepada
siswa secara klasikal, dilanjutkan memberikan contoh - contoh, menyimpulkan
materi ajar, serta pemberian tugas.
B. Penelitian yang Relevan
1. Titin Supriatin (2006) meneliti pengaruh pembelajaran kontekstal
terhadap hasil belajar Sains – Biologi ( eksperimen pada kelas VIII SMP
Pembangunan UNP). Penelitian ini menyimpulkan : a) Hasil belajar siswa
yang diajarkan melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL), lebih baik dari siswa yang diajar melalui pendekatan konvensional,
b) Hasil belajar siswa dengan kemampuan belajar tinggi Contextual
Teaching and Learning (CTL) lebih baik dari siswa kelompok awal tinggi
melalui pendekatan konvensional, c) hasil belajar siswa berkemampuan awal
rendah di ajar melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL),
lebih baik dari hasil belajar siswa kelompok rendah kemampuan awalnya
pada konvensional dan d) adanya interaksi signifikan antara pendekatan
pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap hasil belajar sains- Biologi.
29
2. Syafrial A. (2006) Meneliti Efektifias model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning ( CTL) terhadap hasil belajar Geografi siswa kelas
X SMA negeri Kota Pekan baru. Hasil penelitian : a)Terdapatnya perbedaan
yang sangat signifikan antara hasil belajar Geografi kelompok siswa yang
diajar dengan model Contektual Teaching And Learning (CTL ) dan hasil
belajar Geografi kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran
non Contektual Teaching And Learning (CTL ), b) Terdapat perbedaan yang
sangat signifikan antara hasil belajar geografi kelompok siswa dengan
pengetahuan awal tinggi yang diajar dengan model pembelajaran CTL dan
hasil belajar Geografi kelompok siswa yang diajar dengan model
pembelajaran CTL dan c)Terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara
hasil belajar geografi kelompok siswa dengan pngetahuan awal rendah yag
diajar dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
hasil belajar Geografi kelompok siswa yang diajar dengan model
pembelajaran non Contextual Teaching and Learning (CTL).
C. Kerangka Pemikiran
1. Pendekatan Kontekstual, Konvensional dan Hasil Belajar
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual merupakan
kegiatan pembelajaran yang lebih diarahkan untuk menciptakan pembelajaran
lebih bermakna. Siswa diarahkan untuk menemukan, mendiskusikan dan
mengambil suatu kesimpulan dari apa yang dipelajarinya. Rencana pelaksanaan
pembelajaran berisi suatu skenario apa yang menjadi suatu topik permasalahan.
30
Dari topik tersebut disusun suatu strategi dalam memecahkannya. Dalam kegiatan
pembelajaran, siswa dimungkinkan untuk mengembangkan potensi dan
kemampuannya. Siswa disituasikan untuk berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga dengan demikian, apa yang telah dipelajari oleh siswa
menjadi lebih bermakna.
Dalam pembelajaran konvensional, guru merupakan penentu jalannya
proses pembelajaran di kelas. Guru mengajar sebagaimana biasanya selama ini
dilakukan. Dalam pembelajaran konvensional biasanya guru lebih dominan
sebagai central pentransfer ilmu, metode yang digunakan biasanya ceramah,
diskusi-informasi, tanya jawab dan penugasan. Aktivitas siswa mendengar,
mencatat, menghafal dan berdiskusi. Guru memulai pelajaran dengan
menerangkan pelajaran, dilanjutkan dengan contoh soal dan pembahasannya, lalu
siswa disuruh membuat latihan.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan konvensional akan
mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas. Target pembelajaran
adalah pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil belajar yang diperoleh
merupakan pencerminan dari kualitas pembelajaran yang diberikan.
2. Pendekatan Kontekstual, Kemampuan Awal Tinggi, Kemampuan Awal Rendah dan Hasil Belajar
Keberhasilan siswa belajar dengan pendekatan kontekstual akan
dipengaruhi oleh kemampuan awal siswa yaitu tinggi-rendahnya kemampuan
awal siswa yang dibelajarkan. Pada pendekatan kontekstual menuntut agar siswa
31
lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam menemukan suatu konsep pembelajaran dan
menghubungkannya dengan kehidupan siswa sehari-hari sehingga pembelajaran
itu lebih bermakna. Dengan tuntutan pada pendekatan pembelajaran kontekstual
ini, dalam proses pembelajaran siswa diharapkan sudah mempunyai kemampuan
awal sebelum pembelajaran itu didiskusikan di kelas.
Kemampuan awal siswa terbagi atas dua, yaitu kemampuan awal yang
rendah dan kemampuan awal yang tinggi. Kemampuan awal ini merupakan suatu
kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya. Kemampuan awal tinggi
yaitu apabila sebagian besar siswa itu telah menguasai konsep yang akan
dipelajari, sedangkan kemampuan awal yang rendah yaitu bila siswa belum
mempunyai konsep sebelumnya tentang apa yang dipelajari di sekolah.
Hasil belajar dan pendekatan kontekstual yang digunakan juga dipengaruhi
oleh kemampuan awal siswa. Pada pendekatan kontekstual, dituntut siswa sudah
mempunyai kemampuan awal yang sehingga akan mudah menghubungkan apa
yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Sinkronisasi kedua lingkungan ini akan lebih menjadikan pembelajran yang
abstrak itu lebih bermakna.
3. Pendekatan Kontekstual, kemampuan awal Rendah dan Hasil Belajar
Pendekatan kontekstual mengharuskan siswa kreatif dan punya
kemampuan awal. Sebab, pembelajaran atau materi yang dipelajari di sekolah
merupakan hasil atau lebih dimantapkan di dalam kelas. Artinya, materi tersebut
bukan semata-mata diketahui oleh siswa saat belajar dalam kelas tapi telah
diketahui sebelumnya. Oleh sebab itu bila kemampuan awal siswa rendah, atau
32
tidak mempunyai kemampuan sebelumnya tentu akan sulit diterapkan pendekatan
kontekstual. Karena, konteks materi yang dipelajari sulit bagi siswa
mengaktualkan dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat.
Keberhasilan atau kegagalan siswa yang belajar dengan pendekatan
kontektual ini, dipengaruhi juga oleh kemampuan awal siswa. Bila kemampuan
awal yang rendah atau tidak mempunyai kemampuan sebelumnya (tidak
mengetahui materi materi yang akan dipelajari di dalam kelas) tentu hasil belajar
siswa akan juga rendah.
4. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dan Kemampuan Awal
Pendekatan pembelajaran kontekstual dan kemampuan awal akan saling
mempengaruhi. Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi atau telah punyai
konsep sebelumnya tentang materi yang akan dipelajari makan akan mudah
menerapkan pembelajaran kontektual. Artinya siswa akan mudah mengaitkan apa
yang telah ditemui di lapangan dengan apa yang telah dipelajari di sekolah.
Sedangkan bila siswa tidak mempunyai kemampuan awal yang rendah, hanya
menerima materi dari guru saat proses pembelajaran, maka akan sulit diterapkan
pendekatan kontektual dalam proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran merupakan
rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, berisi skenario tahap demi tahap
apa yang akan dilakukan bersama siswa dengan topik yang akan dipelajarinya.
Dalam program tercermin tujuan pembelajaran , media, langkah-langkah serta
penilaian autentik. Untuk format tidak ada perbedaan dengan konvensional.
33
Perbedaan hanya pada penekanan target. Kontektual targetnya lebih kepada
strategi belajar / prosesnya. Untuk materi yang diinginkan bukan banyak tetapi
dangkal, melainkan tetapi mendalam.
Interaksi dapat terjadi antara pendekatan kontekstual dan kemampuan awal
jika ada pengaruh yang berbeda terhadap vraiabel-variabel terikat. Terjadinya
dalam perlakuan ditandai dengan hasil belajar yang berbeda pada tingkat
kemampuan awal yang berbeda. Jika interaksi dalam pemberikan perlakuan
terjadi, maka hal ini ditandai dengan hasil belajar yang sama pada tingkat
kemampuan awal belajar yang berbeda. Dengan kata lain interaksi terjadi jika
peningkatan hasil belajar lebih besar pada kelompok siswa yang berkemampuan
awal belajar rendah dibanding kelompok siswa dengan berkemampuan awal
belajar yang tinggi.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pada penelitian ini akan dilakukan
proses pembelajaran dibagi atas dua yaitu pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan kontekstual sebagai kelas eksperimen dan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan konvensional sebagai kelas kontrol. Setelah proses
pembelajaran dilaksanakan dari kedua kelompok dilihat perbedaan hasil belajar
dan kemampuan awal siswa. Dengan demikian, sebagai kerangka berpikir dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
34
><
Gambar 1. Kerangka pemikiran
D. Hipotesis
Dari Kerangka pemikiran yang dikemukan di atas hipotesis penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa yang diajar dengan
pendekatan kontekstual lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
siswa yang diajar melalui penedakatan konvensinal.
2. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa yang memiliki kemampuan
awal tinggi pada kelas kontekstual lebih baik dibandingkan dengan hasil
belajar siswa yang berkemampuan awal tinggi pada kelas konvensional.
KELAS EXPERIMEN
KELAS KONTROL
KONTEK STUAL
KONVENSIONAL
HASIL BELAJAR HASIL BELAJAR
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Materi pembelajaran
Pengetahuan Awal Tinggi dan Rendah
35
3. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa yang memiliki
kemampuan awal rendah lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar
siswa yang memiliki kemampuan awal rendah pada kelas konvensional.
4. Adanya interaksi antara pendekatan pembelajaran kontekstual dan
pengetahuan awal terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi
eksperimen). Pada penelitian ini peneliti membandingkan hasil kegiatan yang
dilakukan terhadap dua kelompok yang diberi perlakuan berbeda, yakni satu
kelompok yang diberikan perlakuan (sebagai kelompok eksperimen) dan
kelompok lain tidak diberikan perlakuan (sebagai kelompok kontrol). Kelas
experimen dengan pendekatan pembelajaran kontekstual dan kelas kontrol
menggunakan pendekatan konvensional, artinya pengontrolan terhadap
variabel-variabel yang diteliti seringkali tidak dimungkinkan dilakukan secara
penuh. Pengambilan jenis penelitian equasi eksperimen karena penulis
megambil kelas-kelas yang telah ada untuk melakukan penelitian ini dan tidak
membuat kelas baru untuk melakukan eksperimen.
Eksperimen dilakukan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas
XI semester genap SMA Negeri 2 XIII Koto Kampar Tahun Pelajaran
2009/2010 dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dan
pembelajaran konvensional. Untuk kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dan kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional. Penetapan jadwal penelitian
disesuaikan dengan jadwal belajar yang telah ditetapkan sekolah.
36
37
Dalam pelaksanaan penelitian kedua kelompok baik kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diberi materi yang sama. Kemudian pada
akhir pelajaran dilakukan test untuk melihat hasil belajar yang diperoleh siswa.
Hasil belajar masing-masing kelompok kemudian dianalisa.
Adapun tujuan penelitian untuk mendapatkan jawaban ” apakah ada
perbedaan hasil belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam kelas XI
pembelajaran Kontekstual dan pembelajaran Konvensional.
Penelitian ini mempunyai dua variabel bebas yaitu pendekatan
pembelajaran kontekstual dan pendekatan pembelajaran konvensional,
sedangkan pengetahuan awal merupakan variabel kontrol yang terdiri dari
pengetahuan awal tinggi dan pengetahuan awal rendah serta satu variabel
terikat yaitu hasil belajar Pendidikan Agama Islam.
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 XIII Koto Kampar Tahun Ajaran
2009/2010. Adapun pertimbangan pemilihan lokasi ini sebagai tempat penelitian
didasarkan atas pertimbangan bahwa karateristik sekolah tersebut telah
diketahui dan mudah dimasuki peneliti karena peneliti termasuk tenaga pengajar
disekolah tersebut demi kemudahan dalam menyelesaikan penelitian ini.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 2 XIII
Koto Kampar yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 91 orang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
38
Tabel 2 . Jumlah Siswa kelas XI SMA Negeri 2 XIII Koto Kampar
Kelas XI IPS1 XI IPS2 XI IPA Jumlah
Laki-laki 18 16 9 43
Perempuan 12 18 18 48
Jumlah 30 34 27 91
Sumber : Data TU SMA Negeri 2 XIII Koto Kampar
2. Sampel
Dari kelas yang tersedia selanjutnya dipilih dua kelas secara random
yang akan mendapatkan perlakuan yang berbeda yaitu kelas XI IPS1 dan kelas
XI IPS2 SMA Negeri 2 XII Kto Kampar. Dari pengacakan yang dilakukan,
diperoleh siswa kela s XI IPS1 sebagai eksperimen yang berjumlah 30 orang
siswa dan kelas XI IPS2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah sebanyak 30
siswa, sehingga jumlah sampel berjumlah 60 orang. Sedangkan uji coba instrumen
dilakukan di kelas XI IPA.
Kelas eksperimen diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
kontekstual dan kelas kontrol diajar dengan pendekatan konvensional.
Kelompok siswa atas dan bawah berdasarkan hitungan 27 % dari jumlah siswa
setiap kelas.
C . Definisi Operasional
Defenisi operasional diperlukan agar tidak terjadi perbedaan persepsi
terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dikemukakan defenisi
operasional dari istilah penelitian sebagai berikut:
39
1. Pendekatan kontekstual (CTL) yang dimaksud adalah salah satu
pendekatan yang digunakan oleh guru dalam membelajarkan siswanya
yang bercirikan: (a) mengembangkan cara bekerja sendiri dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya; (b)
mencoba menemukan sendiri’ (c) mengembangkan Kembangkan sifat
ingin tahu siswa dengan bertanya; (d) menciptakan masyarakat belajar; (e)
pemberian model; (f) refleksi dan (g) penilaian yang aktual (sebenarnya).
Untuk mencoba dan menemukan sendiri pada materi penyelenggaraan
jenazah khususnya memandikan hanya bisa pada beberapa orang siswa,
sedangkan untuk mengkafani, menyolatkan dan menguburkan bisa untuk
semua siswa.
2. Pendekatan konvensional merupakan pendekatan tradisional dimana guru
dalam membelajarkan siswa lebih menitikberatkan kepada guru satu-
satunya sumber ilmu dengan metode ceramah.
3. Pengetahuan awal yang dimaksud adalah kemampuan yang dimiliki oleh
siswa terhadap suatu materi sebelum materi tersebut diajarkan kepadanya.
Dalam hal ini adalah materi tentang Penyelenggaraan Jenazah.
4. Hasil belajar adalah skor tes akhir yang diperoleh siswa (kelompok
eksperimen dan kontrol) setelah PBM dilaksanakan. Dalam kesempatan ini
hasil belajar yang diteliti hanya aspek kognitif yang diperoleh dari skor
hasil tes setelah proses pembelajaran.
40
D. Variabel penelitian
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran. Ada
dua pendekatan yang digunakan yaitu pembelajaran kontekstual dan
pembelajaran konvensional
2. Variabel kontrol adalah pengetahuan awal siswa yang terdiri dari
pengetahuan awal tinggi dan pengetahuan awal rendah
3. Variabel terikat adalah hasil belajar Pendidikan Agama Islam khususnya
pada pokok bahasan yang diajarkan.
E. Instrumen Penelitian
Jenis instrumen yang dipilih dan digunakan adalah berupa test
pengetahuan prasyarat dan tes hasil belajar. Instrumen ini dirancang oleh peneliti
sendiri. Masing-masing rancangan instrumen divalidasi oleh ahli dan rekan
sejawat.
1. Tes Pengetahuan Awal
Instrumen tes pengetahuan awal berbentuk soal pilihan ganda dengan 5
pilihan sebanyak 35 butir soal dengan prosedur pembuatan ;
a. Membuat kisi
b. Menyusun tes sesuai kisi – kisi.
c. Analisis naskah soal untuk menentukan daya beda tingkat kesukaran.
Soal tes dapat dilihat pada lampiran18 halaman 109
2. Tes Hasil Belajar
Untuk mendapatkan reabilitas soal yang baik dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
41
a. Membuat kisi – kisi tes.
b. Menyusun tes sesuai dengan kisi – kisi tes.
Soal disusun berdasarkan kisi-kisi tes yang terdiri dari soal berbentuk
pilihan ganda dengan 5 pilihan sebanyak 35 butir. Instrumen tes selanjutnya
dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 117
F. Ujicoba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas dan
realibilitas instrumen yang telah disusun. Pelaksanaan uji coba instrumen
dilakukan di kelas XI IPA yang tidak dipilih sebagai sampel penelitian.
1. Uji Reliabilitas Soal
Reliabilits berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Uji reliabilitas yang digunakan tes untuk hasil
belajar adalah dengan rumus yang dikemukakan oleh kuder dan Richardson
yaitu K-R 20:
k s2 - Σ pq r11 = k – 1 s2
Keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi peserta tes menjawab benar
q : proporsi peserta tes menjawab salah (q=1-p)
Σ pq : jumlah perkalian p dan 1
k : banyaknya item
s : standar deviasi dari tes
(Riduan, 2006:108)
42
Harga r hitung dapat dirujuk ke tabel harga kritik r product moment. Jika r
hitung lebih besar harga kritik dalam tabel maka item tersebut reliabel. Jika r
hitung lebih kecil harga kritik dalam tabel maka item tersebut tidak reliabel.
2. Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran digunakan untuk tes Pendidikan Agama Islam yang
berikan kepada siswa. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
atau terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya, sehingga tidak nampak peningkatan
dalam pemeroleh pelajaran. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa menjdi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena di luar jangkauannya (Suharsimi, 2006:207). Bilangan
yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuai soal tersebut indeks kesukaran
biasanya antara 0,00 sampai dengan1,00. Rumus Indeks kesukaran:
B P = JS
Keterangan: P : Indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab benar
JS : jumlah seluruh siswa pesert tes
Klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut:
0,00 - 0,30 soal tergolong sukar
0,30 - 0,70 soal tergolong sedang
0,70 - 1,00 soal tergolong mudah
(Suharsimi, 2006:208-210)
43
3. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai dengan siswa yang bodoh. Angka yang
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D).
Rumus daya pembeda:
BA BA D = - = PA - PB
JA JA Keterangan:
D : Daya pembeda
J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
BB : Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Suharsimi, 2006:213-214)
Klasifikasi daya pembeda soal sebagai berikut:
D : 0,00 – 0,20 adalah jelek
D : 0,20 – 0,40 adalah cukup
D : 0,40 – 0,70 adalah baik
D : 0,70 – 1,00 adalah baik sekali
D : negatif, semuanya tidak baik. (Suharsimi, 2006:218).
Dalam analisis ditetapkan bahwa soal yang mudah–jelek dibuang dan soal
sukar-jelek dibuang. Hasil analisis diperoleh semua soal dipakai sehingga
dalam penelitian soal berjumlah 35 butir yang dapat dilihat pada lampiran 12
halaman 92.
44
G. Disain penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dalam bentuk
eksperimen dimana variabel bebas merupakan variabel aktif dan variabel
mediator merupakan variabel penghubung antara variabel bebas dan variabel
terikat, Rancangan penelitian desain randomized bloks:
Tabel 3 : Rancangan penelitian desain randomized block
Blok
Perlakuan
Kelas
Pengetahuan Awal Tinggi
(B1)
Pengetahuan Awal Rendah
(B2)
Experimen
(A1) A1 B1 A1B2
Kontrol
(A2) A2B1 A2 B2
Keterangan
A1 B1 = Menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada siswa
dengan pengetahuan awal tinggi.
A1B2 = Menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada siswa
dengan pengetahuan awal rendah.
A2B1 = Menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional pada siswa
dengan pengetahuan awal tinggi.
A2 B2 = Menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional pada
siswa dengan pengetahuan awal rendah .
45
Agar penelitian ini cukup memadai untuk menguji hipotasis dan hasil
penelitian meyakinkan dapat digeneralisasikan kepopulasi, dilakukan
pengkondisian atau kontrol kesahihan (validitas) dalam pelaksanaan
perlakuan yaitu :
1. Validitas Internal yang dilakukan sebagai berikut :
a. Pengaruh pelaksanaan tes dikontrol dengan melakukan tes serentak
untuk tes awal dan tes hasil belajar.
b. Pengaruh historis (kontrol) dengan mencegah kejadian – kejadian
khusus yang mempengaruhi pelaksanaan perlakuan dan kegiatan
perlakuan dijaklankan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
c. Pengaruh kesahihan jumlah peserta dilakukan dengan memperketat
kehadiran siswa, dan memperketat disiplin waktu belajar.
2. Untuk menghindari pengaruh reaktif dari prosedur penelitian dikontrol
dengan :
a. Membuat jadwal perlakuan sama dengan keadaan sehari-hari dengan
tidak mengubah jadwal yang telah ditetapkan.
b. Sebelum melaksanakan eksperimen peneliti mengajar dikelas
eksperimen dan kelas kontrol untuk menghindari gangguan
kehadiran peneliti.
Prosedur pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
1) Perancangan perangkat pembelajaran
(a) Perangkat pembelajaran yaitu rencana pembelajaran dan
penilaian hasil belajar yang dirancang oleh peneliti dengan
46
mengacu pada teori-teori yang ada. Adapun rancangan
pelaksanaan pembelajaran sebagaimana terlampir.
(b) Rancangan perangkat pembelajaran dan penilaian hasil
belajar di validasi melalui validator yaitu dosen pembimbing
dan teman sejawat.
(c) Hasil validasi didiskusikan dan disesuaikan untuk perubahan
sehingga menjadi perangkat pembelajaran dan penilaian
yang akan ditetapkan.
2) Pelaksaan penelitian.
a) Pra eksperimen.
Penerapan suatu model pembelajaran pada kelas eksperimen
memungkinkan terjadinya perubahan bentuk dan pola
pembelajaran yang dilakukan guru yang mengajar dikelas itu
sebelumnya. Untuk itu diperlukan kondisi penyesuaian
terhadap model pembelajaran yang diterapkan untuk guru
maupun siswa.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara penerapan model
pembelajaran yang akan ditetapkan pada perlakuan
sebanyak empat kali pertemuan pada materi sebelum
materi perlakuan.
b) Pelaksanan kegiatan eksperimen
Kegiatan eksperimen dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran pada kelas sampel yang telah ditentukan.
47
Dalam kegiatan pembelajaran guru melaksanakan
pembelajaran untuk masing-masing kelas sampel sesuai
model pembelajaran masing-masing selama tiga kali
pertemuan (6 Jam).
Pelaksanaan kegiatan eksperimen adalah sebagai berikut:
Pendekatan pembelajaran kontekstual :
(1) Kegiatan awal
(a) Absensi (b) Apersepsi dan motivasi (c) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai
serta mamfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang dipelajari dengan Menyebutkan KD, Indikator dan KKM.
(d) Guru memberikan pre test (e) Guru membagi kelas kedalam 4 kelompok kecil
berjumlah 7-8 orang (f) Siswa duduk berdasarkan kelompoknya (g) Guru menetapkan sub materi yang terdiri dari
kelompok memandikan jenazah, kelompok mengafani jenazah, kelompok menyolatkan jenazah dan kelompok menguburkan jenazah.
(2) Kegiatan inti Di lapangan : Guru membawa takziah kerumah salah
seorang siswa yang orang tua meninggal dunia.
Di kelas :
(a) Siswa duduk berdasarkan kelompok (b) guru memberikan waktu kelompok berdiskusi
selama 30 menit berdasarkan materi yang telah ditetapkan guru yaitu memandikan, mengafani, menyalatkan dan menguburkan (di sini terlihat pendekatan kontekstual dalam pembelajaran : Kontruktivsme, inkuiri, bertanya dan komunitas belajar
(c) Sambil siswa berdiskusi dalam kelompok guru berkeliling sambil mengamati kegiatan setiap kelompok dan membimbimg siswa dalam diskusi kelompok.
48
(d) Guru memberikan refleksi terhadap kelompok mengerjakan tugas tepat waktu dan memberikan penilaian hasil kerja seiap kelompok (pendekatan kontekstualnya terlihat pada kegiatan refleksi dan assesment authentic
(e) Kelompok memandikan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan memodelkan cara memandikan mayat dengan bantuan boneka , air , ember dan alat lainnya yang diperlukan didepan kelas begitu juga kelompok mengafani, menyolatkan dan menguburkan (disini terlihat pendekatan kontektual yaitu pemodelan) dan kelompok yang lain memperhatikan .
(f) Kelompok yang tampil menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain (kegiatan bertanya)
(g) Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan kelompok dan memberikan penilaian.
(3) Kegiatan penutup
Guru membimbing siswa menyimpulkan : (a) Menyimpulkan tata cara penyelenggaraan jenazah (b) Guru mengadakan post test
Pendekatan pembelajaran konvensional
(1) Kegiatan awal : (a) Absensi (b) Apersepsi dan motivasi (c) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai
serta mamfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang dipelajari dengan Menyebutkan KD, Indikator dan KKM.
(2) Kegiatan inti (a) Mengadakan pre test. (b) Siswa di suruh membaca buku paket (c) Guru menyampaikan pengertian penyelengaraan
jenazah (d) Guru membacakan dalil naqli tentang
penyelenggaraan jenazah (e) Guru menjelaskan tata cara memandikan jenazah (f) Guru menjelaskan tata cara mengkafani jenazah (g) Guru menjelaskan tata cara menyolatkan jenazah (h) Guru menjelaskan tata cara mengubrkan jenazah
49
(i) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya manakala ada hal-hal yang dianggap kurang jelas
(3) Kegiatan penutup
(a) Guru mengulas pokok-pokok materi pelajaran yang telah di sampaikan dilanjutkan dengan menyimpulkan materi yang telah di sampaikan
(b) Guru melakukan post test
c) Melakukan tes hasil belajar.
Tes hasil belajar dilakukan serentak untuk kedua kelas
sampel dengan melibatkan teman sejawat dalam
pelaksanaanya.
H. Teknik Pengumpulan Data
Mengukur pengetahuan siswa terhadap materi Pendidikan Agama
Islam yang telah diberikan, baik dengan menggunakan pendekatan kontekstual
maupun menggunakan pendekatan konvensional maka dilakukan tes. Tes yang
diberikan berupa pretest dan postes dalam bentuk tes pilihan ganda. Penskoran
tes pilihan ini menggunakan rumus (Suharsimi Arikunto, 1999:228):
JB S = x100 JS Keterangan: S = Skor JB = Jumlah Betul JS = Jumlah Soal
50
I. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Untuk
hipotesis pertama dan keempat dengan uji anova dan hipotesis kedua ketiga
menggunakan uji – t.
Rumusan hipotesis yang akan di uji seperti di rumus dalam bab II
dijabarkan dalam hipoetesis statistik. Hipotesis statistik yang diuji dalam
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis pertama : Ho : Aμ 1 < Aμ 2
H1 : Aμ 1 > Aμ 2
2. Hipotesis kedua : Ho : 11ΒΑμ < 12ΒΑμ
H1 : 11ΒΑμ > 12ΒΑμ
3. Hipotesis ketiga : Ho : 21ΒΑμ =
21ΒΑμ
H1 : 21ΒΑμ >
21ΒΑμ
4. Hipotesis keempat : Ho : 11ΒΑμ = 22ΒΑμ
H1 : 11ΒΑμ > 22ΒΑμ
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Deskripsi data hasil belajar siswa dari kedua kelompok yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Data dianalisis untuk memperoleh rata-rata skor,
standar deviasi dan varians untuk masing-masing kelas. Tes Hasil belajar siswa
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel. 4. Skor Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI
Variabel Nilai Mean Varians Standar
deviasi
N
Tertinggi Terendah
Kelas Eksperimen
(A3)
100 62.857 84.376 94.9825 9.7459 30
Kelas Kontrol (A4) 82.857 48.571 67.238 58.4015 7.642 30
Hasil Belajar tinggi kelas eksperimen (A3B1)
100 88.571 92.762 11.507 3.392 15
Hasil belajar rendah kelas eksperimen (A3B2)
85.571 62.857 75.9905 34.5546 5.878 15
Hasil belajar tinggi kelas kontrol (A4B1)
82.857 68.571 73.143 13.7615 3.7096 15
Hasil belajar rendah kelas kontrol (A4B2)
65.714 48.571 61.333 32.496 5.7.005 15
a. Deskripsi Skor Hasil Belajar Siswa Secara Keseluruhan Kelas
Eksperimen Hasil hasil belajar siswa secara keseluruhan pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut: nilai tertinggi = 100 dan
nilai terendah = 62.857, dengan rata-rata (mean) = 84.376, varians (S2) =
52
94.983, standar deviasi (S) = 9.746, modus = 91.431 dan median = 87.071.
Hal ini dapat dilihat pada lampiran 5.
b. Deskripsi skor Hasil Belajar Siswa Secara Keseluruhan Kelas Kontrol
Hasil hasil belajar siswa secara keseluruhan pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam pada kelas kontrol adalah sebagai berikut: nilai
tertinggi = 82.857 dan nilai terendah = 48.571, dengan rata-rata (mean) =
67.238, varians (S2) = 58.4015, standar deviasi (S) = 7.642, modus = 65.714
dan median = 67.143. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 6.
c. Deskripsi Skor Hasil Belajar Siswa, Hasil Belajar Tinggi Kelas
Eksperimen (A3B1)
Hasil hasil belajar siswa yang hasil belajarnya tinggi pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas eksperimen adalah sebagai
berikut: nilai tertinggi = 100 dan nilai terendah = 88.571, dengan rata-rata
(mean) = 92.7621, varians (S2) = 11.5069, standar deviasi (S) = 3.392,
modus dan mediannya = 91.429. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 8.
d. Deskripsi Skor Hasil Belajar Siswa, yang Hasil Belajar Rendah Kelas
Eksperimen (A3B2)
Hasil hasil belajar siswa yang hasil belajarnya rendah pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas eksperimen adalah sebagai
berikut: nilai tertinggi = 85.571 dan nilai terendah = 62.857, dengan rata-rata
(mean) = 75.9905, varians (S2) = 34.5546, standar deviasi (S) = 5.878,
modus = 80 dan median = 77.143. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 8.
53
e. Deskripsi Skor Hasil Belajar Siswa, Hasil Belajar Tinggi Kelas Kontrol
(A4B1)
Hasil hasil belajar siswa yang hasil belajarnya tinggi pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas kontrol adalah sebagai
berikut: nilai tertinggi = 82.857 dan nilai terendah = 68.571, dengan rata-rata
(mean) = 73.143, varians (S2) = 13.7615, standar deviasi (S) = 3.7096,
modus dan mediannya = 74.286. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 8.
f. Deskripsi Skor Hasil Belajar Siswa, Hasil Belajar Rendah Kelas Kontrol
(A4B2)
Hasil hasil belajar siswa yang hasil belajarnya rendah pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas kontrol adalah sebagai
berikut: nilai tertinggi = 65.714 dan nilai terendah = 48.571, dengan rata-rata
(mean) = 61.333, varians (S2) = 32.496, standar deviasi (S) = 5.7005, modus
= 65.714 dan median = 62.857. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 8.
B. Pengujian Syarat Analisis
Pengujian persyaratan analitis dilakukan untuk mengetahui distribusi
sampel dan menjadi dasar untuk menggunakan teknik analisis varians.
Persyaratan dilakukan dengan pengujian homogenitas. Adapun uji tersebut
sebagai berikut.
54
Homogenitas dilakukan dengan analisis varians (uji F) yaitu analisis
perbandingan antara varians terbesar dengan varians terkecil. Hasil uji
homogenitas data dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Uji Homogenitas Pengetahuan Awal Keseluruhan Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Ho : tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2
H1 : terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2
1) Pengetahuan Awal Siswa secara Keseluruhan
Kelas eksperimen (Pendekatan kontekstual)
Kelas kontrol (Pendekatan konvensional)
N = 30 S2 = 88.1979
N = 30 S2 = 82.6088
Varians terbesar 88.1979 Fhitung = = = 1.0676 Varians terkecil 82.6088 Dari tabel F, diperoleh nilai F tabel untuk derjat kebebasan 29
dan 29 yaitu F 0,05 (29,29) = 1,85) : Fhitung < Ftabel, maka Ho
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelompok
tersebut mempunyai variansi yang homogen.
2) Siswa yang Berpengetahuan Awal Tinggi
Kelas Eksperimen (Pendekatan kontekstual)
Kelas kontrol (Pendekatan konvensional)
N = 15 S2 = 11.5069
N = 15 S2 = 18.8930
55
Varians terbesar 18.8930 Fhitung = = = 1.6419 Varians terkecil 11.5069
Dari tabel F, diperoleh nilai F tabel untuk derjat kebebasan 14
dan 14 yaitu F 0,05 (14,14) = 2,48 : Fhitung < Ftabel, maka Ho
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelompok
tersebut mempunyai variansi yang homogen.
3) Siswa yang Berpengetahuan Awal Rendah
Kelas Eksperimen (Pendekatan kontekstual)
Kelas kontrol (Pendekatan konvensional)
N = 15 S2 = 43.6916
N = 15 S2 = 27.8321
Varians terbesar 43.6916 Fhitung = = = 1.5698 Varians terkecil 27.8321
Dari tabel F, diperoleh nilai F tabel untuk derjat kebebasan 14
dan 14 yaitu F 0,05 (14,14) =: Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima,
sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelompok tersebut
mempunyai variansi yang homogen.
b. Uji Homogenitas Hasil Belajar Keseluruhan Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Ho : tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2
H1 : terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2
56
1) Hasil Belajar siswa secara keseluruhan
Kelas eksperimen (Pendekatan kontekstual)
Kelas kontrol (Pendekatan konvensional)
N = 30 S2 = 94.9825
N = 30 S2 = 58.4015
Varians terbesar 94.9825 Fhitung = = = 1.6263 Varians terkecil 58.4015
Dari tabel F, diperoleh nilai F tabel untuk derjat kebebasan 29
dan 29 yaitu F 0,05 (29,29) = 1,85) : Fhitung < Ftabel, maka Ho
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelompok
tersebut mempunyai variansi yang homogen.
2) Siswa yang Hasil Belajarnya Tinggi
Kelas Eksperimen (Pendekatan kontekstual)
Kelas kontrol (Pendekatan konvensional)
N = 15 S2 = 11.5069
N = 15 S2 = 13.7615
Varians terbesar 13.7615 Fhitung = = = 1.1959 Varians terkecil 11.5069
Dari tabel F, diperoleh nilai F tabel untuk derjat kebebasan 14
dan 14 yaitu F 0,05 (14,14) = 2,48 : Fhitung < Ftabel, maka Ho
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelompok
tersebut mempunyai variansi yang homogen.
57
3) Siswa yang Hasil Belajarnya Rendah
Kelas Eksperimen (Pendekatan kontekstual)
Kelas kontrol (Pendekatan konvensional)
N = 15 S2 = 34.5546
N = 17 S2 = 32.4961
Varians terbesar 34.5546 Fhitung = = = 1.0633 Varians terkecil 32.4961
Dari tabel F, diperoleh nilai F tabel untuk derjat kebebasan 14
dan 14 yaitu F 0,05 (14,14) = 2,48 : Fhitung < Ftabel, maka Ho
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelompok
tersebut mempunyai variansi yang homogen.
Hasil pengujian homogenitas pengetahuan awal dan hasil belajar kelas
eksperimen dan kelas kontrol, baik secara keseluruhan, menunjukkan variansi
yang homogen. Dengan demikian, uji hipotesis untuk melihat kesamaan rata-rata
kedua kelompok dapat dilakukan
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis
uji-t untuk hipotesis kedua dan ketiga, sedangkan untuk uji hipotesis pertama
keempat menggunakan teknik ANAVA dengan uji-F dapat dirangkum sebagai
berikut:
58
Tabel. 5. Ringkasan Uji Hipotesis dengan ANAVA
Sumber V. JK dk RJK F.hit F.tab Signifikansi
Kolom 4499.2528 1 4499.2528 205.1380945 4.01
H1=signifikan
Baris 2978.1764 1 2978.1264 135.7841406
Interaksi 75.8231 1 75.8231 3.457064306 H4=tdk signifikan
Dalam 1228.2367 56 21.9328 Total 8781.489 59
Uji hipotesis dapat dilihat sebagai berikut:
1. Hipotesis Pertama
Ho : Siswa yang diajar dengan pendekatan konstekstual memperoleh hasil yang
tidak lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar
dengan pendekatan konvensional
H1 : Siswa yang diajar dengan pendekatan konstekstual memperoleh hasil yang
tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan
konvensional.
Hasil perhitungan rinci table ANAVA dapat dilihat pada lampiran 9
halaman 88. Perhatikan bahwa : Fhit = 205.1380945 sedangkan Ftab = 4.01.
Jadi Fhit > Ftab = signifikan.
Hasil uji hipotesis pertama diperoleh F hitung sebesar 205.1380945
sedangkan F table 4.01 pada alpha 0,05. Karena F hitung lebih besar dari F
tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak, yang berarti bahwa siswa yang diajar
dengan pendekatan kontekstual memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi
daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional.
59
2. Hipotesis Kedua
Ho : Hasil belajar siswa yang berpengetahuan awal tinggi yang diajar
dengan pendekatan kontekstual memperoleh hasil yang tidak lebih
tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang pengetahuan awalnya
tinggi yang diajar dengan pendekatan konvensional.
H1 : Hasil belajar siswa yang berpengetahuan awal tinggi yang diajar
dengan pendekatan kontekstual, lebih tinggi dari hasil belajar siswa
yang pengetahuan awalnya tinggi yang diajar dengan pendekatan
konvensional.
Hasil perhitungan yang dapat dilihat pada lampiran10 halaman 89.
Perhatikan bahwa : Fhit = 15.1160 dan Ftab = 1.701. Jadi Fhit > Ftab , maka
hipotesis nol (Ho) ditolak, yang berarti bahwa siswa pengetahuan awal tinggi
diajar dengan pendekatan kontekstual memperoleh hasil belajar yang lebih
tinggi daripada siswa yang pengetahuan awal tinggi diajar dengan
pendekatan konvensional.
3. Hipotesis Ketiga
Ho : Hasil belajar siswa yang pengetahuan awal rendah yang diajar
dengan pendekatan kontekstual memperoleh hasil yang tidak lebih
tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang pengetahuan awalnya
rendah diajar dengan pendekatan konvensional.
H1 : Hasil belajar siswa yang pengetahuan awal rendah yang diajar
dengan pendekatan kontekstual, lebih tinggi dari hasil belajar siswa
60
yang pengetahuan awalnya rendah diajar dengan pendekatan
konvensional.
Hasil perhitungan yang dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 90 diperoleh:
Diketahui: thit = 7.0272 dan ttab = 1.701. Jadi thit > ttab = signifikan.
Hasil uji hipotesis kedua diperoleh t hitung sebesar 7.0272 sedangkan t
tabel 1.701 pada alpha 0,05. Karena t hitung lebih besar dari t tabel, maka
hipotesis nol (Ho) ditolak, yang berarti bahwa hasil belajar siswa yang
pengetahuan awal rendah yang diajar dengan pendekatan kontekstual, lebih
tinggi dari hasil belajar siswa yang pengetahuan awalnya rendah diajar
dengan pendekatan konvensional.
4. Hipotesis Keempat
Ho : Tidak terdapat interaksi antara antara pendekatan pembelajaran
dengan pengetahuan awal siswa.
H1 : Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan pengetahuan
awal siswa.
Hasil perhitungan rinci table ANAVA yang dapat dilihat pada lampiran 9
halaman 88. Perhatikan bahwa: Fhit = 3.457 dan Ftab = 4.01. Jadi Fhit < Ftab,
berarti tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan
pengetahuan awal terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam
61
D. Pembahasan
Analisis data yang diperoleh melalui pengujian hipotesis,
menunjukkan bahwa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi
Ketentuan Hukum Islam tentang Pengurusan Jenazah siswa kelas XI SMAN
2 XIII Koto Kampar yang diajar dengan pendekatan kontekstual memperoleh
hasil belajar yang tinggi daripada siswa yang diajar dengan pendekatan
konvensional. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kedua kelompok
sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel. 6. Nilai Rata-Rata hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol Siswa pada Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Pendekatan Pengetahuan awal
Kontekstual (A1)
Konvensional (A2)
Pengetahuan awal tinggi 92.7621 73.143 Pengetahuan awal rendah 75.9905 61.3332 Keseluruhan 84.3763 67.2381
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pokok bahasan
Ketentuan Hukum Islam tentang Pengurusan Jenazah yang diajar dengan
pendekatan kontekstual lebih baik dari pada siswa yang diajar dengan
pendekatan konvensional, pada siswa yang berpengetahuan awal tinggi,
rendah maupun secara keseluruhan. Hasil masing-masing temuan dibahas
sebagai berikut:
62
1. Pendekatan pembelajaran dan Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar.
Hasil analisis data penelitian yang diperoleh melalui penyajian
hipotesis pertama menunjukkan, bahwa secara keseluruhan pendekatan
pembelajaran kontekstual (A1) memberikan hasil belajar Pendidikan Agama
Islam lebih baik daripada pendekatan pembelajaran konvensional. Hal ini
disebabkan oleh:
a. Menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan
produktif dari pengalaman atau pengetahuan terdahulu.
Pada kegiatan inti pembelajaran dalam penyelengaraan jenazah
siswa diawali dengan membagi dalam empat kelompok kecil yang terdiri
dari 7-8 orang, kemudian guru menetapkan sub materi yang terdiri dari
memandikan, mengkafani, menyolatkan, dan menguburkan.
Kemudian dilanjutkan dengan diskusi dalam kelompok sesuai
dengan materi masing kelompok. Dalam kelompok siswa siswa terasah
ketrampilan berfikir, sehingga pembelajaran di kelas benar-benar
dipahami siswa karena didasarkan pada pengetahuan atau pengalaman
siswa sebelumnya tentang suatu materi penyelengaraan jenazah yang pada
dasarnya pada siswa sudah ada dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan
tumbuh berkembang melalui pengalaman dan pemahaman berkembang
semakin dalam dan semakin kuat apabila diuji dengan pengalaman baru.
b. Inkuiri merupakan kegiatan inti dari kegiatan pembelajaran berbasis
kontekstual.
63
Inkuiri diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan
dengan kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan. Fenomena yang
dihadapi siswa bagaimana tata cara pelaksanaan jenazah yang terdiri dari
memandikan, mengafani, menyolatkan dan menguburkan. Namun
sebelumnya siswa diminta untuk melihat dan mengamati penyelenggaraan
jenazah pada rumah salah seorang siswa yang orangtuanya meninggal. Di
sini dimaksudkan agar siswa mengetahui sendiri cara penyelenggaraan
jenazah di masyarakat. Dengan melihat dan mengamati sendiri,
diharapkan siswa mampu menemukan dan mengetahui tata cara
penyelenggaraan jenazah.
Selanjutnya, untuk pembelajaran di sekolah, guru hanya sebagai
fasilisator saja dan membimbing siswa dalam pembelajaran, karena
melakukan sendiri oleh siswa, pengetahuan dan ketrampilan akan lebih
bermakna daripada hanya mendengar impormasi dari orang lain (guru).
Karenanya, mengingat pelajaran dari hasil temuan sendiri lebih lama
tinggal dibanding hasil informasi dari orang lain (guru), anak benar-benar
memahami apa yang dipelajari.
c. Strategi pembelajaran salah satunya adalah dengan bertanya.
Dengan adanya pengetahuan siswa tentang penyelenggaraan
jenazah yang dilihat dan diperhatikan sendiri, maka saat pembelajaran di
sekolah siswa diharapkan banyak bertanya. Ketrampilan bertanya didalam
diskusi kelompok maupun antar kelompok akan lebih mengasah
ketrampilan siswa dalam menggali imformasi tentang penyelenggaraan
64
jenazah dalam Islam, sehingga memungkinkan siswa untuk lebih
memahami dan mengetahui pelajaran yang sedang dipelajari.
d. Masyarakat belajar merupakan upaya guru mengaktifkan siswa dengan
berbagai pengalaman siswa lain.
Hal ini memungkinkan adanya interaksi atau komunikasi diantara
individu dalam mencapai keberhasilan bersama dalam memecahkan
permasalahan, saling membantu dan menghargai setiap upaya dari
masing-masing anggota. Dengan demikian adanya upaya perbaikan secara
kontiniu dalam mencapai keberhasilan.
e. Permodelan dalam pembelajaran yang bisa ditiru. Masing-masing
kelompok memodelkan tata cara dan urutan memandikan, mengafani
dan menyolatkan jenazah dalam Islam, sehingga memungkinkan siswa
menerapkan sesuai dengan model yang diperagakan.
f. Adanya refleksi yang merupakan cara berpikir tentang apa yang baru
dipelajari tentang apa yang sudah dilakukan di masa yang lalu. Siswa
mendapat pengetahuan merupakan pengayaan atau revisi dari
pengetahuan sebelumnya.
g. Penilaian yang sebenarnya, dimana setiap akhir dan proses pembelajaran
dilakukan penilaian untuk hasil belajarnya, sehingga mendorong siswa
belajar lebih giat.
Sedangkan pada pendekatan konvensional, pembelajaran lebih
mengarah kepada guru. Guru biasanya memberikan pelajaran dengan
berceramah (memberikan informasi), siswa mendengar dan mencatat
65
pelajaran, lalu diberikan latihan dan tugas. Dalam hal ini siswa pasif,
kemampuan siswa kurang tergali dan kurang berkembang. Guru menganggap
siswa itu sama.
Di samping itu, berdasarkan skor hasil belajar siswa kelompok
eksperimen lebih baik daripada kelompok control. Hal ini disebabkan dalam
pendekatan kontekstual mempunyai kelebihan yaitu (1) Kontekstual
menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh baik fisik maupun
otak untuk menemukan materi, bukan hasil dari pemberian orang lain; 2)
Kontekstual mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara
materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata; 3) Kontekstual mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupannya; 4) kegiatan
pembelajaran dilakukan dengan diskusi kelompok; 5) pendekatan kontekstual
dapat digunakan di semua bidang studi.
Dalam proses belajar mengajar, seorang guru perlu memilih dan
menentukan pendekatan dalam membelajarkan siswa. Syaiful (2004:62)
mengemukakan bahwa pendekatan merupakan suatu pandangan guru
terhadap peserta didik dalam menilai, menentukan sikap dan perbuatan
yang dihadapi dengan harapan dapat memecahkan masalah dalah
mengelola kelas yang nyaman dan menyenangkan dalam proses
pembelajaran. Pada pendekatan ini memungkinkan guru dan siswa untuk
menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari
yang mereka temui. Karena pendekatan kontekstual adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekan kepada proses keterlibatan siswa secara
66
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga dengan demikian, pembelajaran dari hasil temuan sendiri
biasanya lebih lama melekat disbanding hanya menerima penjelasan dari
guru.
2. Pengetahuan awal dan Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar
Hasil analisis skor yang diperoleh melalui pengujian hipotesis kedua
dan hipotesis ketiga menunjukkan bahwa:
a. Siswa yang mempunyai pengetahuan awal tinggi diajar dengan
pendekatan kontekstual (A1B1) memperoleh hasil belajar Pendidikan
Agama Islam yang lebih baik dibanding siswa yang berpengetahuan
awal tinggi yang diajar dengan pendekatan konvensional (A2B1).
b. Siswa yang mempunyai pengetahuan awal rendah diajar dengan
pendekatan kontekstual (A1B2) memperoleh hasil belajar Pendidikan
Agama Islam yang lebih baik dibanding siswa yang berpengetahuan
awal rendah yang diajar dengan pendekatan konvensional (A2B2).
Pengetahuan awal yang dimiliki siswa akan mempengaruhi hasil
belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas XI di SMAN 2 Koto Kampar
Riau. Hal ini dapat dilihat peningkatan hasil belajar pada siswa yang yang
berkemampuan tinggi diajar dengan pendekatan kontekstual lebih baik.
Karena dengan pendekatan kontekstual, siswa yang mempunyai modalitas
pengetahuan lebih banyak akan berkembang dan bertambah. Siswa yang
67
pintar akan lebih aktif dan kreatif. Apabila guru dapat memamfaatkan
dengan membelajarkan siswa dengan pengalamannya sendiri, maka ilmu
yang yang diperolah dari guru dapat mereka temukan dalam kehidpan
nyata. Atau sebaliknya, pengalaman nyata mereka dilapangan dapat
mereka terapkan dalam pembelajaran di kelas.
Begitu juga pada siswa yang pengetahuannya rendah, yang diajar
dengan pendekatan kontekstual menunjukkan hasil yang lebih baik
daripada siswa yang berpengtahuan rendah yang diajar dengan pendekatan
keonvensional. Dalam membelajarkan siswa, guru perlu mengetahui
kemampuan awal siswa. Karena siswa yang sudah memiliki kemampuan
tinggi akan lebih mudah diarahkan dan dibelajarkan. Begitu juga pada
siswa mempunyai kemampuan /pengetahuan rendah, dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual ternyata dari hasil
penelitian ini menunjukkan hasil belajar siswa yang berkemampuan awal
rendah pada kelas eksperimen menunjukkan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang berkemampuan awal
rendah pada kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
konvensional di kelas XI di SMAN 2 Koto Kampar.
Di samping meningkatkan hasil belajar, hasil temuan selanjutnya
menunjukkan bahwa hasil belajar pada siswa kelas eksperimen yang diajar
dengan menggunakan pendekatan kontekstual lebih tinggi dibanding
dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diajar dengan
menggunakan pendekatan konvensional. Hal ini membuktikan bahwa
68
dengan pendekatan Kontekstual menjadikan siswa lebih mudah untuk
memahami suatu konsep materi pelajaran karena dengan pendekatan
Kontekstual siswa dapat menghubungkan pelajaran dengan kehidupan
mereka sehari-hari. Dalam pemodelan siswa lansung memperagakan tata
cara memandikan, mengafani dan menyolatkan jenazah dengan bantuan
boneka, sehingga jika ada keluarga atau kerabatnya yang meninggal siswa
akan bisa melaksanakan penyelengaraan jenazah. Di samping itu pada
pendekatan Kontekstual, menuntut siswa untuk dapat menemukan sendiri
jawaban suatu pertanyaan yang akan didiskusikan bersama hasilnya
dengan kelompok belajar. Namun, hal ini belum terbukti bagi siswa yang
berpengetahuan awal rendah. Ternyata hasil belajar anak, tidak banyak
perubahan.
3. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan Pengetahuan Awal
terhadap hasil Belajar
Berdasarkan uji ANAVA diperoleh bahwa Interaksi antara
pendekatan pembelajaran dan pengetahuan awal diperoleh F hitung 3.457
dan F tabel 4.01 yang menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dari F tabel
yang berarti hipotesis H1 yang menyatakan terdapat interaksi antara antara
pendekatan Pembelajaran dan pengetahuan awal terhadap hasil belajar PAI
ditolak. Sedangkan Ho yang menyatakan tidak terdapat interaksi antara
pendekatan Pembelajaran dengan pengetahuan awal terhadap hasil belajar
Pendidikan Agama Islam diterima. Hal ini dapat juga dilihat dari rata-rata
hasil belajar antara kedua tingkat pengetahuan (tinggi dan rendah) yang
69
diajar dengan pendekatan kontekstual dan konvensional seperti pada
gambar interaksi sebagai berikut:.
75.99
92.76
61.13
73.14
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
K ont.
K onv.
Gambar 2. Grafik interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan Pengetahuan Awal terhadap hasil Belajar
Pada gambar grafik interaksi di atas nilai rata-rata kelompok siswa
yang berpengetahuan awal rendah diajar dengan pendekatan kontekstual
adalah 75.99 dan siswa hasil belajar siswa berpengetahuan rendah yang
diajar dengan pendekatan konvensional adalah 61.13, sehingga selisihnya
75.99 – 61.13=14.86. Selanjutnya hasil belajar siswa yang berpengetahuan
tinggi yang diajar dengan pendekatan kontekstual adalah 92.76 dan hasil
belajar siswa yang berpengetahuan awal tinggi yang diajar dengan
pendekatan konvensional adalah 73.14, sehingga selisihnya 92.76 – 73.1 =
19.62
R T
70
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Pendekatan pembelajaran mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar.
b. Pengatahuan awal, baik yang tinggi maupun yang rendah
memberikan hasil yang lenih baik jika digunakan pendekatan
kontekstual dibandingkan penedekatan konvensional.
c. Tidak terdapat interaksi dari pendekatan pembelajaran pembelajaran
dengan pengetahuan awal. Berarti dampak dari faktor pendekatan
pembelajaran terhadap hasil belajar tidak tergantung pada faktor
pengetahuan awal atau sebaliknya.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan dengan metode dan prosedur
penelitian, namun untuk mendapatkan hasil penelitian yang sempurna
sangatlah sulit diperoleh karena terdapat beberapa keterbatasan dalam
pelaksanaan penelitian diantaranya:
1. Penelitian kuantitatif memiliki keterbatasan dalam penggunaan alat ukur
sehingga penulis menemui kesulitan dalam mengungkapkan data yang
bersifat kualitatif. Di samping itu belum ada instrumen baku yang dapat
digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini.
71
2. Data yang diperoleh berdasarkan hasil laporan siswa yang tidak terlepas
dari kelemahan-kelemahan seperti: (1) kemampuan seseorang dalam
membaca dan memahami pertanyaan, (2) pandangan serta pengertian
seseorang (kemampuan untuk mengungkapkan semua keadaan pribadi
yang sesungguhnya).
72
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas XI SMAN 2
Koto Kampar dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara keseluruhan, hasil belajar PAI kelompok siswa yang diajar
dengan menggunakan pendekatan kontekstual lebih tinggi dari kelompok
siswa yang belajar dengan pendekatan konvensional. Hal ini dapat dilihat
dari rata-rata hasil belajar PAI siswa yang diajar dengan pendekatan
kontekstual lebih tinggi dari dari rata-rata hasil belajar PAI siswa yang
diajar dengan pendekatan konvensional.
2. Hasil belajar PAI kelompok siswa yang berpengetahuan awal tinggi
diajar dengan pendekatan kontekstual lebih tinggi dari siswa yang diajar
dengan menggunakan pendekatan konvensional.
3. Hasil belajar PAI siswa yang pengetahuan awal rendah diajar dengan
menggunakan pendekatan kontekstual lebih tinggi dibanding siswa
dengan pengetahuan awal rendah yang diajar dengan menggunakan
pendekatan konvensional.
4. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan
pengetahuan awal terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
73
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan penelitian ini dapat dirumuskan implikasi hasil
penelitian, yaitu perlunya pengenalan kepada guru mengenai penggunaan
pendekatan yang sesuai dalam pembelajaran, sebagai salah satu cara yang
dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran dalam
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pendekatan Pembelajaran kontekstual ini merupakan salah satu
pendekatan dalam pembelajaran pada pelajaran Pendidikan Agama Islam,
secara keseluruhan dapat meningkatkan hasil belajar baik siswa yang
berpengetahuan awal tinggi maupun siswa yang berpengetahuan awal rendah.
Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran khususnya pelajaran Pendidikan
Agama Islam materi Penyelenggaraan Jenazah dapat menggunakan pendekatan
kontekstual agar bisa mewujudkan siswa yang berpengetahuan dan mampu
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, sebab bagi orang muslim
merupakan suatu kewajiban bagi orang yang hidup untuk menyelenggarakan
jenazah.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka disarankan kepada:
1. Guru bidang studi PAI agar dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
perlu menggunakan pendekatan yang berorientasi pada siswa agar siswa
dapat dibelajarkan semaksimal mungkin.
2. Bagi peneliti, bertujuan mencari pendekatan yang lebih baik dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
74
3. Bagi peneliti lanjut yang bermaksud mengadakan penelitian yang sama
yaitu menggunakan pendekatan kontekstual ini, agar dapat memperoleh
data empirik dan pengetahuan yang lebih luas untuk menggunakan sampel
dengan jumlah yang lebih luas sehingga data lebih sempurna dan akurat.
4. Sehubungan dengan adanya keterbatasan dalam penelitian ini, diharapkan
peneliti selanjutnya lebih mengembangkan penelitian tentang pendekatan
kontekstual ini secara luas.
75
DAFTAR RUJUKAN
A. Imran. 1996. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Dunia Pustaka Jaya. Ary, Donald, Jacobs, LC dan Razaviech. 1980. Pengantar Penelitian dalam
pendidikan, Terjemahan Arief Furchan, 1982, Surabaya: Usaha Nasional.
Brigg, H.Thomas.1954. Improving Instruction thought supervision. New York :
The Macmillan and Co. Corebima D, et al. 2002. Pembelajaran Konstektual, Jakarta: Depdiknas D.Tisna Amidjaya. 1990. Pedoman pelaksanaan pola pembaharuan system
pendidikan dan penilaian dalam system SKS. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti,Buku IV.
Dahlan, MD. 1984. Model-Model Mengajar, Bandung: Diponegoro De Ecco, Jhon M dan Lieslei J Bridge. 1979. .Priciple of instructional design.
New York: .Holt Rinehard and Winston. Dimyati dan Mujiono.1999.Belajar dan pembelajaran .Jakarta : Rineka Cipta Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 SMA, Pedoman Khusus Pengembangan
Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam , Jakarta: Depdiknas.
E. Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya Gagne, Robert.M . 1980. Prinsip-Prinsip Belajar Untuk Pengajaran.terjemahan
Abdullah hanafi, Surabaya : Usaha offset Printing Harahap. Dkk. 1979. Teknik Penilaian Hasil Belajar, Jakarta: Bulan Bintang. Muhibbin Syah. 2005 . Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya Mohammad Uzer Usman. 2003. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja
Rosdakarya Nana Sudjana . 1997. Media pengajaran Bandung: Bandung: CV Sinar Baru.
76
-------------. 1992. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. -------------. 1995. Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung; Sinar
Baru. Nasution.1995. Didaktik Azas-azaz Mengajar.Jakarta:Bumi Aksara Nurhadi. 2003. Pendekatan Konstektual (Contextual Teaching and Learning),
Jakarta : Ditjen Dikdasmen Depdiknas Nasrun Harahap. 1979. Teknik Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Bulan Bintang Prawironegoro , Pratilno. 1985. Evaluasi Hasil Belajar khusus Analisis Soal
Bidang Studi Matematika : Jakarta : P2LPTK Poedjiadi, A.. 2005. Sain Teknologi Masyarakat, Model pembelajaran
Kontekstual Bermuatan Nilai, Bandung, Remaja Rosdakarya Reigelluth.M Charles. 1993. Instructional – design theories and models.New
Jersey London : Lawirence Erlbraum Assosiation, Publisher. Riduan. 2006. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru dan Karyawan dan Peneliti
Pemula : Bandung : Alfabeta Rohani, Ahmad. 1991. Pengelolaan Pengajaran.Jakarta : Rineka Cipta Romiszowki. A.J. 1981. Desaining Instruksional Systems. New York : Nicolas
Publishing Company. Rostiyah. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara Sardiman A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : C.V.
Rajawali. Sardiman AM. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Grafindo Slavin. 1995. Cooperative Learning : Theory, Research and Pratice, Allyn and
Bacon : Boston. Snellbecker, Glen E. 1974 Learning Theory, Instruksional Theory and
Psychoeducational design. New York: Mc.Grow-Hill Inc. Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
77
Suharsimi Arikunto 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah. 2006. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional. T. Amijaya. 1980. Pengelolaan Kelas dan Motivasi Belajar Mengajar, Ujung
Pandang : IKIP Ujung Pandang Press. T. Hakim. 2000. Belajar Secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara Tengku Zahara Djaafar. 2001. Kontribusi Strategi Pembelajaran terhadap Hasil
Belajar. Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Padang (UNP).
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Perdana Media. Zaiz, Robert. 1971. Curricullum Principles and Foundation. New York: Thomas
Y.C Co.Inc
Lampiran : 6 84
DATA MENTAH PENGETAHUAN AWAL DAN HASIL BELAJAR K.KONTROL
No. Nama Pengetahuan awal Hasil Belajar1 ESI MARLIANA 82.857 77.1432 MIRA SANTI 77.143 74.2863 SAFRIL 74.286 68.5714 DELFINI ALFISENA 74.286 68.5715 M.SAHIKON 74.286 65.7146 ARDI YULAI KARTINI 71.429 65.7147 ERMA ERLISA 71.429 71.4298 ERMA YUNITA 71.429 65.7149 SULASMI ASTUTI 71.429 74.28610 ABIZAR SAFARI 71.429 74.28611 SRI WAHYUNI 71.429 65.71412 RISNA YUNITA 68.571 68.57113 REZA MESTI 68.571 74.28614 ARRI KURNIAWAN 65.714 82.85715 MEYYONA JUNAIDI 65.714 74.28616 MARTINA 62.857 71.42917 AULIA ZAMANI 62.857 74.28618 TRIONO 60 65.71419 RESKIMAN 60 62.85720 YESI PURMITA SARI 60 65.71421 ERLENA 60 65.71422 M.ARDI 60 62.85723 YONA ARSITA 57.143 57.14324 M MEGI 57.143 51.42925 HELMIATI 57.143 57.14326 RESKI YENSI 54.286 71.42927 ZUROHMA AKBAR 54.286 62.85728 AZRI NALDI 51.429 57.14329 SARMITA SAPUTRA 51.429 48.57130 M.FIRMAN 42.857 71.429
Jumlah 1931.432 2017.143n 30 30
Mean 64.38106667 67.2381Varians 82.608835 58.40146761SD 9.0891 7.6421
Modus 71.43 65.71Median 64.285 67.143
Lampiran : 5 83
DATA MENTAH PENGETAHUAN AWAL DAN HASIL BELAJAR K. EKSPERIMEN
No. Nama Kemampuan awal Hasil Belajar1 ANITA KEMALA SARI 80 91.4292 ALDRI MARSEL 77.143 85.5713 DOLI ISWANDI 77.143 94.2864 DEBI YUHENDRI 74.286 805 ELA SASMITA 74.286 88.5716 FRENGKY 74.286 62.8577 HILVA LENDRA 71.429 808 GUSLIATI 71.429 809 MIMI SUSANTI 71.429 91.42910 M.HATO HAYAFI 71.429 88.57111 MIRA SANTI 71.429 74.28612 M.ZAKI 71.429 68.57113 MIMIL RATNA SARI 68.571 71.42914 M. FAJRI 68.571 74.28615 NOKI ILYADI 68.571 97.14316 ROMI ALDO 65.714 88.57117 RINDI AGUTIA 65.714 8018 RIKI DERMAWAN 65.714 94.28619 RIKI MAIDOM 62.857 74.28620 RESNA WITA 60 94.28621 RIDO AL AZHAR 60 91.42922 YUIANA 60 91.42923 YOFI RILFA 57.143 91.42924 YOPI ALFITRIAN 57.143 71.42925 YAYAN HIDAYAT 54.29 77.14326 YULFITRI 54.29 82.85727 VIVI LESTARI 54.29 97.14328 BOY ARWAN 51.43 77.14329 M.ZAKI 48.57 10030 AHMADI 42.86 91.429
1951.446 2531.289n 30 30
Mean 65.0482 84.3763Varian 88.197979 94.98255005SD 9.3914 9.7459
Modus 71.429 91.43Median 67.143 87.071
85
Klp.Tinggi (A Klp.Rendah(A1B2) Klp.Tinggi (A2B1) Klp. rendah(A2B2)80 65.714 82.857 62.857
77.143 65.714 77.143 62.85777.143 65.714 74.286 6074.286 62.857 74.286 6074.286 60 74.286 6074.286 60 71.429 6071.429 60 71.429 6071.429 57.143 71.429 57.14371.429 57.143 71.429 57.14371.429 54.286 71.429 57.14371.429 54.286 71.429 54.28671.429 54.286 68.571 54.28668.571 51.429 68.571 51.42968.571 48.571 65.714 51.42968.571 42.857 65.714 42.857
1091.431 860 1080.002 851.43
15 15 15 1572.76206667 57.33333333 72.00013333 56.76211.50695221 43.691856 18.893015 27.83205
3.3922 6.60998 4.3366 5.275671.429 71.429 6071.429 57.143 71.429 57.143
SKORKelompok Kontekstual Kelompok Konvensional
87
Klp.Tinggi (A Klp.Rendah(A3B2) Klp.Tinggi (A4B1) Klp. rendah(A4B2) 82.857100 85.571 82.857 65.714 82.857 77.143
97.143 82.857 77.143 65.714 77.143 74.28697.143 80 74.286 65.714 74.286 74.28694.286 80 74.286 65.714 74.286 74.28694.286 80 74.286 65.714 74.286 74.28694.286 80 74.286 65.714 74.286 74.28691.429 77.143 74.286 65.714 74.286 74.28691.429 77.143 74.286 62.857 74.286 71.42991.429 74.286 71.429 62.857 71.429 71.42991.429 74.286 71.429 62.857 71.429 71.42991.429 74.286 71.429 57.143 71.429 71.42991.429 71.429 71.429 57.143 71.429 68.57188.571 71.429 68.571 57.143 68.571 68.57188.571 68.571 68.571 51.429 68.571 68.57188.571 62.857 68.571 48.571 68.571 65.714
1097.145 65.71465.714
1391.431 1139.858 1097.145 919.998 65.71415 15 15 15 65.714 65.714
92.76206667 75.99053333 73.143 61.3332 65.714 65.71411.50696 34.5545717 13.761516 32.4961 65.714 65.714
3.3922 5.8783 3.7096 5.7005 65.714 62.85791.429 80 74.286 65.714 65.714 62.85791.429 77.143 74.286 62.857 65.714 62.857
65.714 57.14362.857 57.14362.857 57.14362.857 51.42957.143 48.57157.14357.14351.42948.571 1934.286
919.998
SKORKelompok Kontekstual Kelompok Konvensional
89
Lampiran : 10
Uji Hipotesis
1. Hipotesis 1
“Hasil belajar Pendidikan Agama Islam kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual tidak lebih tinggi dari kelompok siswa yang belajar dengan pendekatan konvensional”.
Diketahui: Fhit = 205.138 Ftab = 4.01 Jadi: Fhit > Ftab = signifikan
2. Hipotesis 2 “Hasil belajar Pendidikan Agama Islam kelompok siswa yang memiliki pengetahuan awal tinggi diajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual lebih tinggi dari kelompok siswa yang berpengatahuan tinggi belajar dengan pendekatan konvensional.
= = 15.1160
Maka thit = 15.1160 ttab = 1.701 Jadi: thit > ttab = signifikan
3. Hipotesis 3
“Hasil belajar Pendidikan Agama Islam kelompok siswa yang memiliki pengetahuan awal rendah diajar dengan pendekatan kontekstual tidak lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa yang berpengetahuan rendah diajar dengan pendekatan konvensional.
90
= = 7.0272
Maka thit = 7.0272 ttab = 1.701 Jadi: thit > ttab = signifikan
4. Hipotesis 4
“Adanya interaksi antara pendekatan pembelajaran kontekstual dan pengetahun awal terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam”.
Diketahui: Fhit = 3.457 Ftab = 4.01 Jadi: Fhit > Ftab = tidak signifikan
Lampiran 11 91
No.Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 15 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 17 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 18 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 09 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 111 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 112 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 113 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 014 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 015 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 016 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 117 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 118 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 119 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 120 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 121 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 122 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 023 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 124 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 025 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 026 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jml (B) 18 14 17 16 14 18 14 19 19 19 22 18 13 18 21 15 14 15 21 8 6 9 8 12 13 15 14 17 15 8 8 16 15 18 18JS 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P 0.69 0.54 0.654 0.62 0.54 0.692 0.538 0.731 0.73 0.731 0.846 0.69 0.5 0.69 0.808 0.58 0.54 0.58 0.808 0.31 0.23 0.346 0.31 0.462 0.5 0.58 0.54 0.65 0.58 0.31 0.31 0.6 0.6 0.69 0.692s s s s s s s m m m m s s s m s s s m s s s s s s s s s s s s s s s s
Keterangan: s = sedang m = mudah sl = sulit
Nomor Item
Validitas Instrumen Soal Uji Coba
Lampiran : 12UJI DAYA BEDA SOAL 93
Jumlah Kelompok AtasNo.Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 15 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 17 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 18 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 09 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 111 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 112 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 113 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0
BA 10 10 10 12 7 9 9 12 11 11 13 13 9 11 13 9 9 10 8 5 5 8 7 7 9 9 9 10 8 5 4 10 10 10 11JA 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13BA/JA 0.77 0.77 0.769 0.92 0.54 0.692 0.692 0.923 0.85 0.846 1 1 0.69 0.85 1 0.69 0.69 0.77 0.615 0.38 0.38 0.615 0.54 0.538 0.692 0.69 0.69 0.77 0.62 0.38 0.31 0.8 0.8 0.77 0.846
Jumlah Kelompok BawahNo.
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
14 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
15 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 016 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 117 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 118 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 119 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 120 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 121 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 122 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 023 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 124 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 025 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 026 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
BB 8 4 7 4 7 10 5 7 8 8 9 12 4 7 8 6 5 5 13 3 1 1 1 5 4 6 5 7 7 3 4 6 5 8 7JB 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13BB/JB 0.62 0.31 0.538 0.31 0.54 0.769 0.385 0.538 0.62 0.615 0.692 0.92 0.31 0.54 0.615 0.46 0.38 0.38 1 0.23 0.08 0.077 0.08 0.385 0.308 0.46 0.38 0.54 0.54 0.23 0.31 0.5 0.4 0.62 0.538
D 0.15 0.46 0.231 0.62 0 -0.08 0.308 0.385 0.23 0.231 0.308 0.08 0.38 0.31 0.385 0.23 0.31 0.38 -0.38 0.15 0.31 0.538 0.46 0.154 0.385 0.23 0.31 0.23 0.08 0.15 0 0.3 0.4 0.15 0.308J B C B j J C C c c c J C C C C c C J j C B B J C c c c j j j c b j c
Keterangan: B = baik C = cukup J = jelek
Nomor Item
Nomor Item
Lampiran 13 93
Rangkuman Hasil Uji Indek Kesukaran dan Daya Beda Butir Soal Hasil Belajar
No. Item Indeks Kesukaran Daya Beda Keputusan
1 Sedang Jelek Diterima 2 Sedang Baik Diterima 3 Sedang Cukup Diterima 4 Sedang Baik Diterima 5 Sedang Jelek Diterima 6 Sedang Jelek Diterima 7 Sedang Cukup Diterima 8 Mudah Cukup Diterima 9 Mudah Cukup Diterima 10 Mudah Cukup Diterima 11 Mudah Cukup Diterima 12 Sedang Jelek Diterima 13 Sedang Cukup Diterima 14 Sedang Cukup Diterima 15 Mudah Cukup Diterima 16 Sedang Cukup Diterima 17 Sedang Cukup Diterima 18 Sedang Cukup Diterima 19 Mudah Jelek Diterima 20 Sedang Jelek Diterima 21 Sedang Cukup Diterima 22 Sedang Baik Diterima 23 Sedang Baik Diterima 24 Sedang Jelek Diterima 25 Sedang Cukup Diterima 26 Sedang Cukup Diterima 27 Sedang Cukup Diterima 28 Sedang Cukup Diterima 29 Sedang Jelek Dibuang 30 Sedang Jelek Diterima 31 Sedang Jelek Diterima 32 Sedang Cukup Diterima 33 Sedang Baik Diterima 34 Sedang Jelek Diterima 35 Sedang Cukup Diterima
Lampiran : 14 94 SILABUS
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / Semester : XI / 2 Aspek : Fiqih Standar Kompetensi : 11. Memahami ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah.
KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER /BAHAN /ALAT
11.1 Menjelaskan tatacara pengurusan jenazah
Tatacara Pengurusan Jenazah:
o Memandikan o Mengkafani o Menshalatkan o Menguburkan
• Mendiskusikan tata
cara memandikan jenazah.
• Mendiskusikan tata cara nmengkafani jenazah.
• Mendiskusikan tata cara menshalatkan jenazah.
• Mendiskusikan tata cara menguburkan jenazah.
• Mampu menjelaskan tata cara
memandikan jenazah • Mampu menjelaskan tata cara
mengkafani jenazah • Mampu menjelaskan tata cara
menshalatkan jenazah • Mampu menjelaskan tata cara
menguburkan jenazah
Jenis Tagihan: Tugaskelompok Ulangan Bentuk instrumen: Test PG
2 jam
- Al-Quran dan terjemah.
- Buku PAI kelas XI.
- Buku-buku yang relevan.
11.2 Memperagakan tatacara pengurusan jenazah
Praktik tata cara pengurusan jenazah:
o Memandikan o Mengkafani o Menshalatkan o Menguburkan
• Mempraktikkan tata
cara memandikan jenazah.
• Mempraktikkan tata cara mengkafani jenazah.
• Mempraktikkan tata cara menshalatkan jenazah.
• Mempraktikkan tata cara menguburkan jenazah.
• Mampu memperagakan tata cara
memandikan jenazah • Mampu memperagakan tata cara
mengkafani jenazah
• Mampu memperagakan tata cara menshalatkan jenazah
• Mampu memperagakan tata cara
menguburkan jenazah
Jenis Tagihan: Tugaskelompok Ulangan Bentuk instrumen: Test PG
4 jam
Boneka, kain kafan, keranda, alat-alat mandi, liang lahat.
95
Lampiran : 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Nama sekolah : SMAN 2 XIII Koto Kampar Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / semester : XI / II Alokasi waktu : 2 X 45 Menit Standar kompetensi : Memahami ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah.
Kompetensi Dasar : 11.1 Menjelaskan tatacara pengurusan jenazah
11.2 Memperagakan tatacara pengurusan jenazah Indikator :
Mampu menjelaskan tata cara memandikan jenazah Mampu menjelaskan tata cara mengkafani jenazah Mampu menjelaskan tata cara menshalatkan jenazah Mampu menjelaskan tata cara menguburkan jenazah Mampu memperagakan tata cara memandikan jenazah Mampu memperagakan tata cara mengkafani jenazah Mampu memperagakan tata cara menshalatkan jenazah Mampu memperagakan tata cara menguburkan jenazah
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu memahami dan mempraktekkan penyelenggaraan jenazah
II. Materi pembelajaran
1. Tatacara Pengurusan Jenazah: o Memandikan
2. Praktik tata cara pengurusan jenazah:
o Memandikan
III. Matode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, tanya jawab, praktek dan tugas IV . Langkah pembelajaran Pertemuan pertama Indikator : Mampu menjelaskan tata cara memandikan jenazah
a. Kegiatan awal :
• Absensi • Apersepsi dan motivasi
96
• Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta mamfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang dipelajari dengan Menyebutkan KD, Indikator dan KKM.
• Guru memberikan pre test • Guru membagi kelas kedalam 4 kelompok kecil berjumlah 7-8 orang • Siswa duduk berdasarkan kelompoknya • Guru mengundi sub materi yang terdiri dari kelompok memandikan jenazah,
kelompok mengafani jenazah, kelompok menyolatkan jenazah dan kelompok menguburkan jenazah.
• Masing-masing perwakilan kelompok mengambil undian materi.
b. Kegiatan inti a. Mengadakan pre test. b. siswa duduk berdasarkan kelompok c. guru memberikan kelompok berdiskusi selama 30 menit berdasarkan undian
yang telah diberikan guru yaitu menadikan, mengafani, menylatkan dan menguburkan ( disini terlihat pendekatan kontekstual dalam pembelajaran : Kontruktivsme, inkuiri, bertanya dan komunitas belajar
d. sambil siswa berdiskusi dalam kelompok guru berkeliling sambil mengamati kegiatan setiap kelompok.
e. guru memberikan refleksi terhadap kelompok mengerjakan tugas tepat waktu dan memberikan penilaian hasil kerja seiap kelompok (pendekatan kontekstualnya terlihat pada kegiatan refleksi dan assesment authentic
f. Kelompok memandikan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan memodelkan cara memandikan mayat dengan bantuan boneka , air , ember dan alat lainnya yang diperlukan didepan kelas (disini terlihat pendekatan kontektual yaitu pemodelan) dan kelompok yang lain memperhatikan .
g. Kelompok yang tampil menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain (kegiatan bertanya)
h. Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan kelompok dan memberikan penilaian.
c. Kegiatan penutup Guru membimbing siswa menyimpulkan : Menyimpulkan materi Tata cara memandikan jenazah Mengadakan post test Menyebutkan materi berikutnya
IV. Alat/ bahan / sumber Alat belajar : Alqur’an terjemahan, tafsir Bahan belajar : klasikal Sumber belajar : buku PAI Kelas XI, buku tafsir, Buku lain dan VCD
97
VI . Penilaian : Lisan, tulisan dan praktik Perpormance Laporan Test pilihan ganda Mengetahui Pulau Gadang Januari 2010 Kepala sekolah Guru bidang Studi ANIZAR, S.Pd ASMANIDAR
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Nama sekolah : SMAN 2 XIII Koto Kampar Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / semester : XI / II Alokasi waktu : 2 X 45 Menit Standar kompetensi : Memahami ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah.
Kompetensi Dasar : 11.1 Menjelaskan tatacara pengurusan jenazah
11.2 Memperagakan tatacara pengurusan jenazah Indikator :
Mampu menjelaskan tata cara memandikan jenazah Mampu menjelaskan tata cara mengkafani jenazah Mampu menjelaskan tata cara menshalatkan jenazah Mampu menjelaskan tata cara menguburkan jenazah Mampu memperagakan tata cara memandikan jenazah Mampu memperagakan tata cara mengkafani jenazah Mampu memperagakan tata cara menshalatkan jenazah Mampu memperagakan tata cara menguburkan jenazah
IV. Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu memahami dan mempraktekkan penyelenggaraan jenazah
V. Materi pembelajaran
1. Tatacara Pengurusan Jenaza o Mengkafani o Menshalatkan
2. Praktik tata cara pengurusan jenazah: o Mengkafani o Menshalatkan
VI. Matode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, tanya jawab, praktek dan tugas IV . Langkah pembelajaran Pertemuan kedua Indikator :
99
Mampu menjelaskan tata cara mengkafani jenazah Mampu menjelaskan tata cara menyolatkan jenazah
a. Kegiatan awal : a. Absensi b. Apersepsi dan motivasi c. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta mamfaat dari proses
pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang dipelajari dengan Menyebutkan KD, Indikator dan KKM
d. Guru memberikan pre test
b. Kegiatan inti o siswa duduk berdasarkan kelompok o kelompok mengafani mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan
memodelkan cara mengafani mayat dengan bantuan boneka , kain kafan dan peralatan lainnya yang diperlukan dalam memandikan mayat didepan kelas ( disini terlihat pendekatan kontektual yaitu pemodelan ).
o Kelompok yang tampil menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain o kelompok menyolatkan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan
memodelkan cara mayat didepan kelas dengan bantuan boneka yang sudah dikafani (disini terlihat pendekatan kontektual yaitu pemodelan)
o Kelompok yang tampil menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain. o Guru memberikan refleksi terhadap kelompok dalam setiap kegiatan sambil
berkelililing. o Guru meberikan penialain terhadap setiap kegaiatan kelompok
c. Kegiatan penutup Guru membimbing siswa menyimpulkan : Menyimpulkan materi mengafani jenazah Menyimpulkan materi menyolatkan jenazah Mengadakan post test Menyebutkan materi berikutnya
IV. Alat/ bahan / sumber Alat belajar : Alqur’an terjemahan, tafsir Bahan belajar : klasikal Sumber belajar : buku PAI Kelas XI, buku tafsir, Buku lain dan VCD VI . Penilaian : Lisan, tulisan dan praktik
100
Perpormance Laporan Test pilihan ganda Mengetahui Pulau Gadang Januari 2010 Kepala sekolah Guru bidang Studi ANIZAR, S.Pd ASMANIDAR
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Nama sekolah : SMAN 2 XIII Koto Kampar Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / semester : XI / II Alokasi waktu : 2 X 45 Menit Standar kompetensi : Memahami ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah.
Kompetensi Dasar : 11.1 Menjelaskan tatacara pengurusan jenazah
11.2 Memperagakan tatacara pengurusan jenazah Indikator :
Mampu menjelaskan tata cara memandikan jenazah Mampu menjelaskan tata cara mengkafani jenazah Mampu menjelaskan tata cara menshalatkan jenazah Mampu menjelaskan tata cara menguburkan jenazah Mampu memperagakan tata cara memandikan jenazah Mampu memperagakan tata cara mengkafani jenazah Mampu memperagakan tata cara menshalatkan jenazah Mampu memperagakan tata cara menguburkan jenazah
1. Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu memahami dan mempraktekkan penyelenggaraan jenazah
II. Materi pembelajaran
1. Tatacara Pengurusan Jenaza o Menguburkan jenazah o Takziah dan ziarah kubur
2. Praktik tata cara pengurusan jenazah:
o Menguburkan
III. Matode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, tanya jawab, praktek dan tugas IV . Langkah pembelajaran Pertemuan ketiga Indikator :
Mampu menjelaskan tata cara menguburkan jenazah
102
Kegiatan awal : b. Absensi c. Apersepsi dan motivasi d. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta mamfaat dari proses
pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang dipelajari dengan Menyebutkan KD, Indikator dan KKM
e. Guru memberikan pre test
b. Kegiatan inti o siswa duduk berdasarkan kelompok o kelompok menguburkan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya o Kelompok yang tampil menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain o Guru memberikan refleksi terhadap setiap kegiatan kelompok dengan dan
memberikan penilaian terhadap setiap kegiatan kelompok o Guru memberikan lks
c. Kegiatan penutup Guru membimbing siswa menyimpulkan : Menguburkan mayat Guru memberikan apresiasi terhadap setiap kelompok Mengadakan post test hasil belajar Menyebutkan materi berikutnya
V. Alat/ bahan / sumber Alat belajar : Alqur’an terjemahan, tafsir Bahan belajar : klasikal Sumber belajar : buku PAI Kelas XI, buku tafsir, Buku lain dan VCD VI . Penilaian : Lisan, tulisan dan praktik Perpormance Laporan Test pilihan ganda Mengetahui Pulau Gadang Januari 2010 Kepala sekolah Guru bidang Studi ANIZAR, S.Pd ASMANIDAR
103
103
Lampiran : 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL Nama sekolah : SMAN 2 XIII Koto Kampar Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / semester : XI / II Alokasi waktu : 6 X 45 Menit Standar kompetensi : Memahami ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah.
Kompetensi Dasar : 11.1 Menjelaskan tatacara pengurusan jenazah
11.2 Memperagakan tatacara pengurusan jenazah Indikator :
Mampu menjelaskan tata cara memandikan jenazah Mampu menjelaskan tata cara mengkafani jenazah Mampu menjelaskan tata cara menshalatkan jenazah Mampu menjelaskan tata cara menguburkan jenazah Mampu memperagakan tata cara memandikan jenazah Mampu memperagakan tata cara mengkafani jenazah Mampu memperagakan tata cara menshalatkan jenazah Mampu memperagakan tata cara menguburkan jenazah
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu memahami dan mempraktekkan penyelenggaraan jenazah
II. Materi pembelajaran
1. Tatacara Pengurusan Jenazah: o Memandikan o Mengkafani o Menshalatkan o Menguburkan
2. Praktik tata cara pengurusan jenazah:
o Memandikan o Mengkafani o Menshalatkan o Menguburkan
III. Matode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, tanya jawab, praktek dan tugas IV . Langkah pembelajaran Pertemuan pertama Indikator : Mampu menjelaskan tata cara memandikan jenazah
Mampu menjelaskan tata cara mengkafani jenazah
104
a. Kegiatan awal : • Absensi • Apersepsi dan motivasi • Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta mamfaat dari
proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang dipelajari dengan Menyebutkan KD, Indikator dan KKM
b. Kegiatan inti a. Mengadakan pre test. b. Siswa di suruh membaca buku paket c. Guru menyampaikan pengertian penyelengaraan jenazah d. Guru membacakan dalil naqli tentang penyelenggaraan jenazah e. Guru menjelaskan tata cara memandikan jenazah f. Guru menjelaskan tata cara mengkafani jenazah g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya manakala ada
hal-hal yang dianggap kurang jelas
c. Kegiatan penutup Guru mengulas pokok-pokok materi pelajaran yang telah di sampaikan
dilanjutkan dengan menyimpulkan materi yang telah di sampaikan Guru melakukan post test
Pertemuan kedua Indikator : Mampu menjelaskan tata cara menshalatkan jenazah
Mampu menjelaskan tata cara menguburkan jenazah
a. Kegiatan awal :
a. Absensi b. Apersepsi dan motivasi c. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta mamfaat dari proses
pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang dipelajari dengan Menyebutkan KD, Indikator dan KKM
b. Kegiatan inti
a. Mengadakan pre test. b. Siswa di suruh membaca buku paket c. Guru menjelaskan tata cara menshalatkan jenazah d. Guru menjelaskan tata cara menguburkan jenazah e. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya manakala ada hal-
hal yang dianggap kurang jelas
105
c. Kegiatan penutup
a. Guru mengulas pokok-pokok materi pelajaran yang telah di sampaikan dilanjutkan dengan menyimpulkan materi yang telah di sampaikan
b. Guru melakukan post test
Pertemuan ketiga Indikator :
Mampu memperagakan tata cara memandikan jenazah Mampu memperagakan tata cara mengkafani jenazah Mampu memperagakan tata cara menshalatkan jenazah Mampu memperagakan tata cara menguburkan jenazah
a. Kegiatan awal :
a. Absensi b. Apersepsi dan motivasi c. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta mamfaat dari proses
pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang dipelajari dengan Menyebutkan KD, Indikator dan KKM
b. Kegiatan inti
a. Mengadakan pre test. b. Siswa di suruh membaca buku paket c. Guru memperagakan tata cara memandikan jenazah d. Guru memperagakan tata cara mengkafani jenazah e. Guru memperagakan tata cara menshalatkan jenazah f. Guru memperagakan tata cara menguburkan jenazah g. Siswa memperagakan tata penyelengaraan jenazah h. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya manakala ada hal-
hal yang dianggap kurang jelas
c. Kegiatan penutup 1. Menyimpulkan materi 2. Mengadakan post test 3. Menyebutkan materi berikutnya
IV. Alat/ bahan / sumber Alat belajar : Alqur’an terjemahan, tafsir Bahan belajar : klasikal Sumber belajar : buku PAI Kelas XI, buku tafsir, Buku lain dan VCD
106
VI . Penilaian : Lisan, tulisan dan praktik Test pilihan ganda Mengetahui Pulau Gadang Januari 2010 Kepala sekolah Guru bidang Studi ANIZAR, S.Pd ASMANIDAR
Lampiran : 17
KISI-KISI NASKAH SOAL PRE TEST
Nama sekolah : SMA Negeri 2 XIII Koto Kampar Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas : XI Jumlah Soal : 25 Alokasi : 45 Menit
MATERI INDIKATOR NOMOR SOAL
Penyelenggaraan jenazah
Memandikan jenazah Mengkafani jenazah
Menshalatkan
jenazah menguburkan
Siswa mampu menjelaskan hukum penyelengaraan jenazah Siswa mampu menjelaskan arti hukum penyelenggaraan jenazah Siswa mampu menjelaskan syarat-syarat jenazah dimandikan Siswa mampu menjelaskan tata cara memandikan jenazah Siswa mampu menjelaskan tata cara mengkafani jenazah Siswa mampu menjelaskan syarat sah shalat jenazah Siswa mampu menjelaskan rukun shalat jenazah Siswa mampu menjelaskan ketentuan syara’ tentang shlat jenazah Siswa mampu menjelaskan sunat-sunat shalat jenazah Siswa mampu menjelaskan minimal jumlah saf dalam shalat jenazah Siswa mampu menjelaskan posisi iman dalam pelaksanaan shlat jenazah Siswa mampu menjelaskan shalat jenazah ghaib Siswa mampu menjelaskan hukum mensalatkan jenazah di atas kuburan Siswa mampu menjelaskan tata cara menguburkan jenazah
1,
2.
3,4,5
6,7,8 9
10,11,12.13,14
15
16
17
18
19
20 21
108
Siswa menjelaskan perbuatan –perbuatan sunah waktu pemakaman jenazah Siswa mampu menjelaskan hal-hal yang dilakukan sebelum pemakaman jenazah Siswa mampu menjelaskan hukum membangun kuburan Siswa mampu menjlaskan adab ziarah kubur
22
23
24
25
109
Lampiran : 18
NASKAH SOAL PRETEST
Nama sekolah : SMA Negeri 2 XIII Koto Kampar Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas/smt : XI/2 Jumlah Soal : 35 Alokasi : 45 Menit
1. Kewajiban muslim terhadap jenazah yang meliputi memandikan, mengafani,
menshalatkan dan menguburkan hukum adalah ...... a. fardu kifayah d. makruh b. fardu ’ain e. haram c. sunat muakkad
2. Fardu kifayah adalah ........
a. kewajiban terhadap semua manusia b. kewajiban terhadap semua umat Islam, jika tidak ada yang mengerjakan, maka
berdosalah seluruh umat islam di daerah tersebut c. kewajiban terhadap semua umat islam di dunia, jika tidak ada yang mengerjakannya
maka berdosalah seluruh umat manusia diunia d. kewajiban terhadap umat islam dan orang kapir e. kewajiban terhadap orang yang baligh
3. Selain mengurus jenazah, kewajiban kaum muslim adalah segera mengurusi ......
a. suami, istri dan anaknya b. rumahnya c. jabatannya
d. harta warisannya e. statusnya
4. Pembiayaan pengurusan jenazah hendaklah di mabil dari ....
a. harta kas mesjid b. bantuan pemerintah c. harta peninggalan jenazah
d. saudara dekat e. tetangga-tetangganya
5. Apabila orang yang beragama islam meninggal dunia , maka sebaiknya yang segera
dilakukan orang Islam yang masih hidup adalah ...... a. mendo’akan keluarga agar tetap sabar b. membantu meringankan bebannya c. membantu urusannya agar cepat selesai d. memejamkan matanya dan menutup mulutnya e. membuat lubang kubur yang dalam
110
6. Perhatikan pernyataan berikut 1) jenazah itu orang islam 2) didapati tubuhnya walaupun sedikit 3) bukan mati sahid 4) mati kebakaran 5) mati tertimbun
Dari pernyataan tersebut ang termasuk syarat jenazah dimandikan adalah ...... a. (1), (3,) dan (5) b. (2),(3) dan (4) c. (1),(2) dan (3)
d. (1),(2) dan (4) e. (1),(2) dan (5)
. 7. Jenazah yang tidak dimandikan, dikafani dan tidak dishalatkan ialah
a. mati sahid b. mati karena kecelakaan c. mati karena bunuh diri
d. mati karena sakit e. mati karena tenggelam
8. Berikut ini yang tidak termasuk ketentuan syara’ yang wajib dikerjakan dalam
memandikan jenazah ialah a. Sebelum memandikan membaca basmalah b. Dalam memandikan jenazah harus ikhlas karena Allah c. Jenazah di mandikan dengan air suci menyucikan d. Tubuh jenazah hendaknya bersih dari najis setelah dimandikan e. Jika jenazahnya perempuan, yang memandikannya perempuan atau mahramnya
9. Pada suatu ketika saat rasulullah menghadapi seserang yang mati karena perang melawan orang kafir atau membela agama, rRasulullah bersabda ” janganlah engkau memandikan mereka, karena ...... a. Memandikan mereka haram hukumnya b. Orang tersebut tergolong mati syahid c. Orang-orang yang sebelum mereka juga tidak pernah menyolatkannya d. Setiap luka dan darahnya berbau misik kelak di hari akhir e. Setiap luka dan pahalanya akan diperhitungkan pahalanya
10. Rasulullah memberi petunjuk bahwa memandikan jenazah hendaknya .......
a. dengan bilangan gasal b. sebanyak-banyaknya c. dengan bilangan genap
d. tiga atau lima kali e. diperhitungkan jumlahnya
11. Saat memandikan jenazah yang pertama dilakukan adalah .....
a. membersihkan dar hadast dan najis b. membasuh kepalanya tiga kali c. memijit perutnya perlahan-lahan agar kotoran yang hendak keluar dapat dapat kelaur
dahulu d. menaruh kain di atas tubuh jenazah agat tidak terkena sinar matahari e. menyiramnya denga kapur barus sebanyk tiga kali.
111
12. Perhatikan pernyataan - pernyataan berikut 1) jenazah laki-laki sebaiknya dibungkus dengan tiga helai kain kapan, dan wanita
dengan lima helai 2) jika jenazahnya laki-laki hendaknya yang mengkafaninya juga laki-laki 3) tiap helai dari kain kafan dihamparkan di ats tikar dan diberi harum-haruman. 4) Jenazah diltakkan di atas kain kafan dengan posisi tangan di angkat seperti posisi
takhbiratul ikram 5) Seluruh tubuh jenazah dibalut dengan kain kafan kecuali muka dibiarkan terbuka Dari pernyataan tersebut yang termasuk ketentuan syara’ dalam mengkafani jenazah ialah... a. (1),(2) dan (4) b. (1), (2) dan (3) c. (2),(3) dan (5)
d. (3),(4) dan (5) e. (10,(2),(4) dan (5)
13. Jenazah wanita muslimah sebaiknya dibungkus dengan kain kafan yang terdiri dari .....
a. lima lapis d. Dua lapis b. empat lapis e.selapis c. tiga lapis
14. Jenazah laki-laki muslim sebaiknya dibungkus dengan kain kafan yang terdiri
a. Selapis d. Empat lapis b. dua lapis e. Lima lapis c. tiga lapis
15. Perhatikan pernyatan berikut : 1) Yang shalat jenazah harus orang Islam 2) Merendahkan suara bacaan ketika shalat 3) Shalat jenazah dilakukan setelah jenazah dimandikan 4) Membaca surat setelah alfatihah 5) Letak jenazah di sebelah kiblat dari yang menyhalatkan Dari pernyataan –pernyataan tersebut yang termasuk syarat-syarat sah shalat jenazah adalah a. (1),(2) dan (3) b. (1), (2) dan (4) c. (1),(3) dan (5)
d. (2),(3) dan (4) e. (3),(4)dan(5
16. Shalat jenazah dilakukan dengan cara ..
a. berdiri dengan empat takbir b. empat raka’at dengan empat takbir c. empat riku’ dengan empat takbir d. satu raka’at dengan satu takbir e. empat raka’at dengan satu salam
17. Berikut ini termasuk rukun-rukun shalat jenazah kecuali : a. dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah b. takbir empat kali c. membaca surat Al fatihah setelah takbir pertama d. membaca shalawat setelah takbir kedua e. mengangkat tangan ketika takbir
112
18. Dalam penyelengaraan shalat jenazah Salawat atas Nabi di baca setelah takbir ...
a. Pertama b. Kedua c. Ketiga d. Keempat e. kelima 19. Do’a yang berbunyi Allahhuma la tahrimna ajrahu wa la taftimna ba’dahu wahgfirlana
walahu, di baca … a. sesudah takbir pertama b. sesudah takbir kedua c. sesudah takbir ketiga
d. sebelum takbir pertama e. sesudah takbir keempat
20. Salah satu ucapan do’a dalam shalat jenazah berbunyi : _______________________
artinya : a. gantikanlah rumahnya dengan yang lebih baiak dari rumahnya ketik a di dunia b. gantikanlah kaum keluarganya dari kaum keluarganya dahulu c. ampunilah segala dosanya yang telah lalu d. kasihanilah dia, dan limpahkanlah kesejahteraan baginya e. peliharalah dia dari siksa kubur dan azab neraka
21. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :
1) seorang muslaimah tidak boleh menshalatkan jenazah laki-laki muslim 2) bila jenazahnya laki-laki, letak iman shalat jenazah, sejajar dengan kepala jenazah 3) laki-laki muslim tidak boleh menshalatkan jenazah wanita muslimah 4) bila jenazahnya wanita, letak imam shalat jenazah sejajar dengan bagian tengah
badan jenazah. 5) Shalat jenazah ghaib harus menghadap dimana jenazah itu dimakamkan Dari pernyataan-pernyatan tersebut yang termasuk kedalam ketentuan syara’ tentang shalat jenazah ialah ... a. (1) dan (2) b. (2) dan (4) c. (2) dan (3)
d. (1),(3) dan (5) e. (3) dan (4)
22. Perhatikan pernyataan berikut : 1) Mengangkat tangan ketika mengucap tiga kali takbir 2) Merendahkan suara bacaan shalat 3) Membaca ta’awwuz 4) Berdiri jika kuasa 5) Mengucapkan salam Dari pernyataan di atas yang termasuk sunah-sunah shalat jenazah adalah ..... a. (1), (2) dan (3) b. (1),(3) dan (5) c. (1) , (3)dan (4)
d. (1) , (4) dan (5) e. (2),(4) dan (5)
23. Jumlah minimun shaf dalam shalat jenazah adalah ....
a. satu orang d. empat orang b. dua orang e. lima orang c. tiga orang
113
24. Dalam menshalat jenazah, bila jenazahnya laki-laki, maka posisi imam hendaknya berdiri .
a. sejajar dengan bagian tengah bagian badan b. sejajar dengan kepalanya c. membelakangi jenazah d. sejajar dengan kakinya e. sejajar dengan pinggangnya
25. Apabila orang yang meninggal perempuan dan beragama Islam. Maka orang yang menyolatkan ...... a. berdiri searah pinggang b. berdiri searah atas panggul c. berdiri searah betis
d. berdiri ditengah-tengah e. berdiri searah kepala
f.
26. Shalat jenazah ghaib adalah a. shalat jenazah yang jenazah tidak ada ditempat shalat b. shlat jenazah yang jenazahnya ada di temapt shalat c. jenazah orang yang mati sahid d. jenazah orang yang mati tenggelam e. jenazah mati kebakaran
27. Hukum menshalatkan jenazah di atas kuburan ádalah
a. haram d. mubah b. sunat e. wajib c. makruh
28. larangan menyolatkan orang kafir dan musrikk terungkap QS at Taubah ayat …… a. 64 d, 94 b. 74 e. 104 c. 84
29. QS At Taubah ayat 114 menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim memohon ampunan lepada
Allah SWT buat ayahnya yang tida lain hádala …… a. ayahnya sendiri menhendaki demikian b. tuntutan bathin sebagi seorang anak kepada orang tuanya c. ayahnya mati sebelum mencapai usia tua d. statu janji diantara keduanya (ayah dan anak) sebelum ayahnya mati e. menetapi jajni yang telah diucapkan Nabi Ibrahim kepada ayahnya
30. Lafal __________________________, di ucapkan tatkala ….
a. memandikan jenazah b. mengusung jenazah c. mengkafani jenazah d. menimbuni jenazah yang sudah dilubang kubur dengan tanah e. memasukkan jenazah keliang kubur
114
31. Berikut ini termasuk perbauatan-perbuatan sunnah pada waktu pemakaman , kecuali …. a. meninggikan kubur sekadarnya b. menandai kubur dengan batu atau kayu c. menaruh kerikil di atas kubur d. menyiram kubur dengan air e. penguburan jenazahnya sebaiknya jangan disegerakan
32. Pemakaman jenazah dilakukan setelah …..
a. dishalatkan,dimandikan dan dikafani b. dimandikan , dishalatkan dan dikafani c. dikafani, dishalatkan dan dimandikan d. dimandikan, dikafani dan dishalatkan e. dishalatkan, dikafani dan dimandikan
33. Membangun kuburan hukumnya ......
a. fardu kifayah d. makruh b. sunat mu’akkad e. haram c. fardu ’ain
34. Mengunjungi makam kaum muslimin untuk mendo’akan keselamatan dan ampunan disebut ...... a. ziarah d. nardiayah b. takziah e.tarikhah c. tarbiyah
35. Berikut ini termasuk adab ziarah kubur, kecuali...
a. berniat ziarah kubur semata-mata karena Allah b. berpakaaian yang sopan dan menutup aurat c. mengucapkan salam pada penghuni kubur d. mendo’akan yang diziarahi agar memperoleh ampunan dosa dan rahmat Allah e. duduk-duduk di atas makam yang bukan keluarganya sekedar pelepas lelah.
Selamat Bekerja Semoga Sukses
115
Lampiran : 19 KISI-KISI NASKAH SOAL TES AKHIR
Nama sekolah : SMA Negeri 2 XIII Koto Kampar Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas : XI Jumlah Soal : 35 Alokasi : 45 Menit
MATERI INDIKATOR NOMOR SOAL
Penyelenggaraan jenazah
Memandikan jenazah
Mengkafani jenazah
Menshalatkan
jenazah menguburkan
Siswa mampu menjelaskan hukum penyelengaraan jenazah Siswa mampu menjelaskan arti hukum penyelenggaraan jenazah Siswa mampu menjelaskan syarat-syarat jenazah dimandikan Siswa mampu menjelaskan tata cara memandikan jenazah Siswa mampu menjelaskan tata cara mengkafani jenazah Siswa mampu menjelaskan syarat sah shalat jenazah Siswa mampu menjelaskan rukun shalat jenazah Siswa mampu menjelaskan ketentuan syara’ tentang shalat jenazah Siswa mampu menjelaskan sunat-sunat shalat jenazah Siswa mampu menjelaskan minimal jumlah saf dalam shalat jenazah Siswa mampu menjelaskan posisi iman dalam pelaksanaan shlat jenazah Siswa mampu menjelaskan shalat jenazah ghaib Siswa mampu menjelaskan hukum mensalatkan jenazah di atas kuburan Siswa mampu menjelaskan tata cara menguburkan jenazah Siswa menjelaskan perbuatan –
1,
2,3,4,5
6,7,8,9,10,11
12,13,14
15
16,17,18,19,20,21,2223,24,25,26, 27,28,
29
30,31,32,33,34,35
116
perbuatan sunah waktu pemakaman jenazah Siswa mampu menjelaskan hal-hal yang dilakukan sebelum pemakaman jenazah Siswa mampu menjelaskan hukum membangun kuburan Siswa mampu menjelaskan adab ziarah kubur
117
Lampiran : 20
NASKAH SOAL TEST AKHIR
Nama sekolah : SMA Negeri 2 XIII Koto Kampar Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas/smt : XI/2 Jumlah Soal : 35 Alokasi : 45 Menit
1. Kewajiban muslim terhadap jenazah yang meliputi memandikan, mengafani,
menshalatkan dan menguburkan hukum adalah ...... a. fardu kifayah d. makruh b. fardu ’ain e. haram c. sunat muakkad
2. Fardu kifayah adalah ........
a. kewajiban terhadap semua manusia b. kewajiban terhadap semua umat Islam, jika tidak ada yang mengerjakan, maka
berdosalah seluruh umat islam di daerah tersebut c. kewajiban terhadap semua umat islam di dunia, jika tidak ada yang mengerjakannya
maka berdosalah seluruh umat manusia diunia d. kewajiban terhadap umat islam dan orang kapir e. kewajiban terhadap orang yang baligh
3. Selain mengurus jenazah, kewajiban kaum muslim adalah segera mengurusi ......
a. suami, istri dan anaknya b. rumahnya c. jabatannya
d. harta warisannya e. statusnya
4. Pembiayaan pengurusan jenazah hendaklah di mabil dari ....
a. harta kas mesjid b. bantuan pemerintah c. harta peninggalan jenazah
d. saudara dekat e. tetangga-tetangganya
5. Apabila orang yang beragama islam meninggal dunia , maka sebaiknya yang segera
dilakukan orang Islam yang masih hidup adalah ...... a. mendo’akan keluarga agar tetap sabar b. membantu meringankan bebannya c. membantu urusannya agar cepat selesai d. memejamkan matanya dan menutup mulutnya e. membuat lubang kubur yang dalam
118
6. Perhatikan pernyataan berikut 1) jenazah itu orang islam 2) didapati tubuhnya walaupun sedikit 3) bukan mati sahid 4) mati kebakaran 5) mati tertimbun
Dari pernyataan tersebut ang termasuk syarat jenazah dimandikan adalah ...... a. (1), (3,) dan (5) b. (2),(3) dan (4) c. (1),(2) dan (3)
d. (1),(2) dan (4) e. (1),(2) dan (5)
. 7. Jenazah yang tidak dimandikan, dikafani dan tidak dishalatkan ialah
a. mati sahid b. mati karena kecelakaan c. mati karena bunuh diri
d. mati karena sakit e. mati karena tenggelam
8. Berikut ini yang tidak termasuk ketentuan syara’ yang wajib dikerjakan dalam
memandikan jenazah ialah a. Sebelum memandikan membaca basmalah b. Dalam memandikan jenazah harus ikhlas karena Allah c. Jenazah di mandikan dengan air suci menyucikan d. Tubuh jenazah hendaknya bersih dari najis setelah dimandikan e. Jika jenazahnya perempuan, yang memandikannya perempuan atau mahramnya
9. Pada suatu ketika saat rasulullah menghadapi seserang yang mati karena perang melawan orang kafir atau membela agama, rRasulullah bersabda ” janganlah engkau memandikan mereka, karena ...... a. Memandikan mereka haram hukumnya b. Orang tersebut tergolong mati syahid c. Orang-orang yang sebelum mereka juga tidak pernah menyolatkannya d. Setiap luka dan darahnya berbau misik kelak di hari akhir e. Setiap luka dan pahalanya akan diperhitungkan pahalanya
10. Rasulullah memberi petunjuk bahwa memandikan jenazah hendaknya .......
a. dengan bilangan gasal b. sebanyak-banyaknya c. dengan bilangan genap
d. tiga atau lima kali e. diperhitungkan jumlahnya
11. Saat memandikan jenazah yang pertama dilakukan adalah .....
a. membersihkan dar hadast dan najis b. membasuh kepalanya tiga kali c. memijit perutnya perlahan-lahan agar kotoran yang hendak keluar dapat dapat kelaur
dahulu d. menaruh kain di atas tubuh jenazah agat tidak terkena sinar matahari e. menyiramnya denga kapur barus sebanyk tiga kali.
119
12. Perhatikan pernyataan - pernyataan berikut 1) jenazah laki-laki sebaiknya dibungkus dengan tiga helai kain kapan, dan wanita
dengan lima helai 2) jika jenazahnya laki-laki hendaknya yang mengkafaninya juga laki-laki 3) tiap helai dari kain kafan dihamparkan di ats tikar dan diberi harum-haruman. 4) Jenazah diltakkan di atas kain kafan dengan posisi tangan di angkat seperti posisi
takhbiratul ikram 5) Seluruh tubuh jenazah dibalut dengan kain kafan kecuali muka dibiarkan terbuka Dari pernyataan tersebut yang termasuk ketentuan syara’ dalam mengkafani jenazah ialah... a. (1),(2) dan (4) b. (1), (2) dan (3) c. (2),(3) dan (5)
d. (3),(4) dan (5) e. (10,(2),(4) dan (5)
13. Jenazah wanita muslimah sebaiknya dibungkus dengan kain kafan yang terdiri dari .....
a. lima lapis d. Dua lapis b. empat lapis e.selapis c. tiga lapis
14. Jenazah laki-laki muslim sebaiknya dibungkus dengan kain kafan yang terdiri
a. Selapis d. Empat lapis b. dua lapis e. Lima lapis c. tiga lapis
15. Perhatikan pernyatan berikut : 1) Yang shalat jenazah harus orang Islam 2) Merendahkan suara bacaan ketika shalat 3) Shalat jenazah dilakukan setelah jenazah dimandikan 4) Membaca surat setelah alfatihah 5) Letak jenazah di sebelah kiblat dari yang menyhalatkan Dari pernyataan –pernyataan tersebut yang termasuk syarat-syarat sah shalat jenazah adalah a. (1),(2) dan (3) b. (1), (2) dan (4) c. (1),(3) dan (5)
d. (2),(3) dan (4) e. (3),(4)dan(5
16. Shalat jenazah dilakukan dengan cara ..
a. berdiri dengan empat takbir b. empat raka’at dengan empat takbir c. empat riku’ dengan empat takbir d. satu raka’at dengan satu takbir e. empat raka’at dengan satu salam
17. Berikut ini termasuk rukun-rukun shalat jenazah kecuali : a. dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah b. takbir empat kali c. membaca surat Al fatihah setelah takbir pertama d. membaca shalawat setelah takbir kedua e. mengangkat tangan ketika takbir
120
18. Dalam penyelengaraan shalat jenazah Salawat atas Nabi di baca setelah takbir ...
a. Pertama b. Kedua c. Ketiga d. Keempat e. kelima 19. Do’a yang berbunyi Allahhuma la tahrimna ajrahu wa la taftimna ba’dahu wahgfirlana
walahu, di baca … a. sesudah takbir pertama b. sesudah takbir kedua c. sesudah takbir ketiga
d. sebelum takbir pertama e. sesudah takbir keempat
20. Salah satu ucapan do’a dalam shalat jenazah berbunyi : _______________________
artinya : a. gantikanlah rumahnya dengan yang lebih baiak dari rumahnya ketik a di dunia b. gantikanlah kaum keluarganya dari kaum keluarganya dahulu c. ampunilah segala dosanya yang telah lalu d. kasihanilah dia, dan limpahkanlah kesejahteraan baginya e. peliharalah dia dari siksa kubur dan azab neraka
21. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :
1) seorang muslaimah tidak boleh menshalatkan jenazah laki-laki muslim 2) bila jenazahnya laki-laki, letak iman shalat jenazah, sejajar dengan kepala jenazah 3) laki-laki muslim tidak boleh menshalatkan jenazah wanita muslimah 4) bila jenazahnya wanita, letak imam shalat jenazah sejajar dengan bagian tengah
badan jenazah. 5) Shalat jenazah ghaib harus menghadap dimana jenazah itu dimakamkan Dari pernyataan-pernyatan tersebut yang termasuk kedalam ketentuan syara’ tentang shalat jenazah ialah ... a. (1) dan (2) b. (2) dan (4) c. (2) dan (3)
d. (1),(3) dan (5) e. (3) dan (4)
22. Perhatikan pernyataan berikut : 1) Mengangkat tangan ketika mengucap tiga kali takbir 2) Merendahkan suara bacaan shalat 3) Membaca ta’awwuz 4) Berdiri jika kuasa 5) Mengucapkan salam Dari pernyataan di atas yang termasuk sunah-sunah shalat jenazah adalah ..... a. (1), (2) dan (3) b. (1),(3) dan (5) c. (1) , (3)dan (4)
d. (1) , (4) dan (5) e. (2),(4) dan (5)
23. Jumlah minimun shaf dalam shalat jenazah adalah ....
a. satu orang d. empat orang b. dua orang e. lima orang c. tiga orang
121
24. Dalam menshalat jenazah, bila jenazahnya laki-laki, maka posisi imam hendaknya berdiri .
a. sejajar dengan bagian tengah bagian badan b. sejajar dengan kepalanya c. membelakangi jenazah d. sejajar dengan kakinya e. sejajar dengan pinggangnya
25. Apabila orang yang meninggal perempuan dan beragama Islam. Maka orang yang menyolatkan ...... a. berdiri searah pinggang b. berdiri searah atas panggul c. berdiri searah betis
d. berdiri ditengah-tengah e. berdiri searah kepala
f.
26. Shalat jenazah ghaib adalah a. shalat jenazah yang jenazah tidak ada ditempat shalat b. shlat jenazah yang jenazahnya ada di temapt shalat c. jenazah orang yang mati sahid d. jenazah orang yang mati tenggelam e. jenazah mati kebakaran
27. Hukum menshalatkan jenazah di atas kuburan ádalah
a. haram d. mubah b. sunat e. wajib c. makruh
28. larangan menyolatkan orang kafir dan musrikk terungkap QS at Taubah ayat …… a. 64 d, 94 b. 74 e. 104 c. 84
29. QS At Taubah ayat 114 menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim memohon ampunan lepada
Allah SWT buat ayahnya yang tida lain hádala …… a. ayahnya sendiri menhendaki demikian b. tuntutan bathin sebagi seorang anak kepada orang tuanya c. ayahnya mati sebelum mencapai usia tua d. statu janji diantara keduanya (ayah dan anak) sebelum ayahnya mati e. menetapi jajni yang telah diucapkan Nabi Ibrahim kepada ayahnya
30. Lafal __________________________, di ucapkan tatkala ….
a. memandikan jenazah b. mengusung jenazah c. mengkafani jenazah d. menimbuni jenazah yang sudah dilubang kubur dengan tanah e. memasukkan jenazah keliang kubur
122
31. Berikut ini termasuk perbauatan-perbuatan sunnah pada waktu pemakaman , kecuali …. a. meninggikan kubur sekadarnya b. menandai kubur dengan batu atau kayu c. menaruh kerikil di atas kubur d. menyiram kubur dengan air e. penguburan jenazahnya sebaiknya jangan disegerakan
32. Pemakaman jenazah dilakukan setelah …..
a. dishalatkan,dimandikan dan dikafani b. dimandikan , dishalatkan dan dikafani c. dikafani, dishalatkan dan dimandikan d. dimandikan, dikafani dan dishalatkan e. dishalatkan, dikafani dan dimandikan
33. Membangun kuburan hukumnya ......
a. fardu kifayah d. makruh b. sunat mu’akkad e. haram c. fardu ’ain
34. Mengunjungi makam kaum muslimin untuk mendo’akan keselamatan dan ampunan disebut ...... a. ziarah d. nardiayah b. takziah e.tarikhah c. tarbiyah
35. Berikut ini termasuk adab ziarah kubur, kecuali...
a. berniat ziarah kubur semata-mata karena Allah b. berpakaaian yang sopan dan menutup aurat c. mengucapkan salam pada penghuni kubur d. mendo’akan yang diziarahi agar memperoleh ampunan dosa dan rahmat Allah e. duduk-duduk di atas makam yang bukan keluarganya sekedar pelepas lelah.
Selamat Bekerja Semoga Sukses