text book reading manipulasi traksi masase
DESCRIPTION
bkTRANSCRIPT
Manipulasi, Traksi, dan Massase
Jeffrey S. Brault, Robert E. Kapller, dan Brian E. Grogg
“The laying on of hands” (peletakan tangan) telah menjadi diagnosis dan modalitas terapi yang
digunakan sejak jaman dahulu, dan menjadi ikatan khusus antara dokter dan pasien. Selama
ribuan tahun banyak teknik “hands-on” yang digunakan untuk mengurangi derita manusia.
Walaupun popularitasnya berkembang dan berkurang, modalitas dan teknik ini telah diterima
beberapa tahun terakhir. Metode ini menggunakan pendekatan non-bedah “agresif” untuk
mengobati penyakit muskuloskletal, khususnya nyeri leher dan punggung bawah (low back).
Nyeri leher dan punggung bawah telah mencapai proporsi epidemik banyak negara berkembang,
Diperkirakan mendekati 80% individu dewasa akan mengalami nyeri punggung bawah dalam
kehidupan, dan sekitar 50% individu akan mengalami nyeri leher dalam kehidupan. Peningkatan
nyeri aksial ini telah membuat konsekuensi finansial dalam kehidupan bersosial. Beberapa tahun
terakhir, telah dilakukan usaha untuk menurunkan morbiditas dan memperbaiki efektivitas biaya
dalam pemilihan terapi.
Banyak dokter menggunakan modalitas ini atau sebagai pemimpin dalam sebuah tim
multidisiplin ilmu untuk melakukannya. Pemahaman mengenai prinsip dasar manipulasi, traksi,
dan masase, pengaplikasian, dan potensi komplikasi yang mungkin sangat penting dalam praktik
kedokteran.
Manipulasi
Definisi dan Tujuan
“The International Federation of Manual Medicine”3 mendefinisikan manipulasi sebagai
penggunaan tangan pada proses manajemen pasien menggunakan instruksi dan maneuver untuk
mempertahankan gerakan tanpa rasa sakit dari sistem muskuloskeletal dalam keseimbangan
postural. Tujuan dari manipulasi atau kedokteran manual (manual medicine) adalah untuk
membantu mempertahankan mekanika optimal tubuh dan untuk meningkatkan gerakan dalam
area terbatas. meningkatkan gerakan maksimal, bebas rasa sakit dalam sikap yang seimbang dan
mengoptimalkan fungsi adalah tujuan utama.43,69,128
Tujuan ini dicapai dengan perawatan yang berusaha untuk mengembalikan fungsi mekanis
sendi dan menormalkan pola reflex,107,128 sebagaimana dibuktikan dengan jangkauan gerak (range
of motion) yang optimal, simetri tubuh, dan tekstur jaringan. Indikasi untuk penggunaan teknik
1
kedokteran manual (manual medicine techniques) yang berhasil ditentukan oleh evaluasi
struktrural sebelum dan sesudah pengobatan.
Kedokteran manual (manual medicine) dapat meliputi manipulasi spinal dan sendi perifer
maupun jaringan myofasial (otot dan fasia). Penggunaan paling mendasar dari kedokteran
manual adalah untuk meringankan gerak yang terbatas dan meningkatkan gerak asimetri.
Meningkatkan gerak dan fleksibilitas membantu mengembalikan fungsi otot maksimal dan
mempermudah gerakan. Penurunan tingkat nyeri sering berhubungan dengan kembalinya
gerakan normal. Kadang terapi diarahkan pada penurunan input aferen (nosiseptif) ke sumsum
tulang belakang (spinal cord). Pelepasan endorphin meningkatkan ambang nyeri dan mengurangi
keparahan nyeri.68,87,107
Tujuan akhir dari manipulasi adalah untuk meningkatkan fungsi serta kesejahteraan pasien.
Contoh dari ini termasuk mengurangi nyeri, meningkatkan kemampuan berjalan, dan
meningkatkan efisiensi dari gerakan biomekanikal. Tujuan paling dasar adalah untuk
meningkatkan gerakan. Ada pula tujuan fisiologis, termasuk menurunkan input nosiseptif,
menurunkan gamma, meningkatkan aliran balik limfatik, dan meningkatkan sirkulasi ke
jaringan.
Kedokteran manual (manual medicine) telah digunakan secara luas dan diminati oleh
pasien.44 diperkirakan 12 hingga 17,6 juta penduduk Amerika130,135 mendapat tindakan manipulasi
setiap tahun dengan kepuasan pasien yang meningkat.
Sekilas Bermacam Tipe Kedokteran Manual
Teknik kedokteran manual dapat dibagi dalam berbagai cara. Secara teknik dapat dibagi
menjadi teknik jaringan lunak (soft tissue technique), teknik artikulatori (articulatory technique),
atau mobilisasi sendi spesifik. Tujuan yang akan dicapai dapat digunakan sebagai jenis teknik,
seperti gerakan cairan. Istilah langsung dan tak langsung (direct and indirect) digunakan untuk
membagi teknik, dengan berbagai macam teknik di setiap kategori. Teknik langsung berarti
dokter menggerakkan bagian tubuh dalam arahan penghalang restriktif. Teknik tidak langsung
berarti dokter menggerakkan bagian tubuh menjauh dari penghalang restriktif.
Teknik langsung termasuk:
- Thrust (dorongan) (impuls, kecepatan tinggi, amplitudo rendah) : kekuatan akhir adalah
kekuatan operator
2
- Artikulasi : kecepatan rendah, amplitude tinggi
- Energi otot (tipe isometric langsung) : kekuatan akhir adalah kontraksi pasien
- Pelepasan miofasial langsung: peregangan jaringan, menahan, dan menunggu untuk
dilepaskan
Teknik tidak langsung termasuk:
- Strain-counterstrain (Regang-lawan regang)
- Indirect balancing
- Beberapa nama (multiple names) (fungsional, kesimbangan tegangan ligamen)
- Pelepasan miofasial tidak langsung
- Kraniosakral
Sejarah Perspektif dan Dokter
Kedokteran manual mulai populer sejak 30-40 tahun terakhir, tetapi awal pratik pada masa
hipocrates (460-377 SM) dan Galen (131-202 SM)73,76. Banyak dokter lain (contohnya
Syndenham, Hahnemann, Boerhaave, dan Shultes) menyimpang dari bentuk orientasi tradisional
penyakit dalam kedokteran selama abad ke enam belas dan tujuh belas,76 tetapi kedokteran
manual baru dikenal sampai abad ke Sembilan belas. Pionir kedokteran manual saat itu termasuk
“bonestter” Inggris-Richard Hutton, Wharton Hood, dan Sir Herbert Baker23,76 –diikuti oleh
Andrew Taylor Still, penemu pengobatan osteopatik tahun 1874,69 dan Daniel David Palmer,
penemu pengobatan kiropraktik tahun 1895.
3
Gambar 19-1. Model dari Disfungsi Somatik.
Filosofi Still menekankan kesehatan dan keutuhan tubuh. Prinsip osteopatik menjelaskan
tubuh sebagai unit memiliki mekanisme penyembuhan sendiri, dan memiliki struktur dan fungsi
yang saling berhubungan. Semua prinsip ini tergabung dalam praktik.164 kedokteran manual
adalah bagian utuh dari pengobatan ini.
Kedokteran “tradisional” yang professional juga telah menunjukan minat pada kedokteran
manual. Mennell119 juga Edgar dan James Cyriax,37, mendukung penggunaan manipulasi sendi
dalam komunitas kedokteran british. Mulai tahun 1940an, James Cyriax37, ahli bedah ortopedi
British, mempublikasikan berbagai macam pekerjaan yang berhubungan dengan manipulasi,
4
menggabungkan masase, traksi, dan injeksi. Travell menggunakan teknik manual untuk tujuan
pemeriksaan yang telah diterima secara luas. 158 Sekarang, the Federation Internationale de
Medecine Manuelle mewakili praktisi kedokteran manual di seluruh dunia.
Gambar 19-1. Model disfungsi somatik. Tiga panel pertama menggambarkan disfungsi
somatik karena penyebab mekanik. Tiga panel terakhir menggambarkan posisi pengobatan
menggunakan teknik regang (Thrust), teknik energi otot isometrik, dan indirect balancing. A.
Sendi normal posisi di tengah dengan dapat bergerak bebas ke berbagai arah. Daerah yang diarsir
di kedua ujung menggambarkan akhir gerak yang dapat dilakukan. Garis luar menjelaskan
penghalang anatomic. Jika gerakan sendi melebihi titik ini, akan terjadi kerusakan structural. The
Glossary of Osteopathic Terminology menjelaskan bahwa penghalang anatomic sebagai titik
akhir gerakan pasif, dan penghalang fisiologik sebagai titik akhir gerakan aktif. B. Bagian ini,
cedera, menunjukan gerakan paksa dari tengah sendi ke arah kanan. C. Bagian ketiga, disfungsi
somatic, menunjukan efek dari cedera. Titik netral sekarang berada di kanan. Otot di sebelah
kanan berkontraksi dan memendek, otot di sebelah kiri meregang. Gerakan ke sebelah kanan
lebih bebas, gerakan ke sebelah kiri terhambat atau terbatas. Ini adalah gerakan asimetik, khas
pada disfunngsi somatic spinal. Terdapat hambatan gerak ke kiri, sehingga jangkauan gerak
menjadi terbatas. Titik akhir dari gerakan terbatas ke kiri ini dinamakan restrictive barrier
(penghalang restriktif). Bayangkan penghalang sebagai pembatas rangkaian yang mencegah
gerak ke kiri, sebagai kontras dinding yang mencegah gerak. Otot kencang yang pendek di
sebelah kanan mencegah gerakan penuh ke sebelah kiri. Tiga bagian terakhir menunjukan posisi
pengobatan. D. Teknik dorongan (thrust) (impuls, kecepatan tinggi, amplitude rendah) adalah
teknik langsung. Penghalang (barrier) digunakan dengan menggerakan sendi ke kiri. Perbaikan
kekuatan akhir adalah kekuatan dokter. E. Teknik energi otot isometrik langsung terlihat pada
panel. Penghalang (barrier) digunakan dengan menggerakan sendi ke kiri. Dokter menahan dan
meminta pasien untuk melawan tahanan. Otot pendek yang berkontraksi adalah satu-satunya otot
yang berkontraksi. F. Indirect balancing melibatkan gerakan sendi ke kanan, menjauhi
penghalang restriktif (restrictive barrier). Tegangan harus seimbang pada kedua sisi. Perbaikan
kekuatan akhir dilepaskan oleh kekuatan yang melekat.
5
Konsep Hambatan
Konsep hambatan mengenali adanya keterbatasan gerak sendi yang normal di mana
adanya gerakan asimetris. Gerak relatif bebas dalam satu arah, dengan hilangnya beberapa
gerakan ke arah lain, kehilangan gerak terjadi dalam kisaran normal gerak sendi. (gambar 19-1)
Konsep hambatan mengimplikasikan bahwa ada sesuatu yang mencegah berbagai macam
gerak sendi. Istilah hambatan patologis awalnya digunakan untuk menggambarkan bahwa titik di
mana gerakan normal terbatas. Istilah yang saat ini digunakan adalah hambatan restriktif, yang
berarti tidak ada patologi organik yang dapat dilihat di bawah mikroskop, ini adalah keterbatasan
fungsional. Gerakan restriktif berkaitan dengan disfungsi somatik yang terjadi dalam ROM sendi
yang normal. Posisi netral terbaru telah bergeser ke arah gerak kurang restriktif. Ini
menimbulkan posisi asimetri. Istilah awan “keluar atau keluar dari tempat” sering digunakan
untuk menggambarkan posisi asimetri. Manipulasi dirancang untuk mengembalikan gerak
normal. Manipulasi tidak mengembalikan sendi pada tempatnya. Jika sendi mengalami dislokasi,
ini bukan merupakan disfungsi somatik. Dislokasi melibatkan gerakan yang melampaui
hambatan anatomik dan melibatkan kerusakan jaringan yang terkait.
Gerakan Beberapa Tulang Belakang Normal dan Abnormal
Gerakan tulang belakang mengikuti prinsip-prinsip gerakan tulang belakang yang sering
dikaitkan dengan Haarrison H. Fryette.57 Fleksi (menekuk ke depan) dan ekstensi (menekuk ke
belakang) merupakan gerak bidang sagital dan tidak berpasangan. Namun, rotasi dan menekuk
ke samping adalah pasangan. Jumlah rotasi murni dan menekuk ke samping murni dari tulang
belakang terbatas. Rotasi dan menekuk ke samping terjadi bersama-sama pada sendi tulang
belakang yang normal. Fryette menyatakan bahwa bila tidak ada fleksi atau ekstensi yang
ditandai (disebut netral) dan menekuk ke samping ada, sekelompok vertebra berotasi untuk
menghasilkan konveksitas dengan rotasi maksimum pada apeks. Rotasi dan menekuk ke samping
terjadi pada sisi yang berlawanan jika dibandingkan dengan posisi awal aslinya. Hal ini kadang-
kadang merujuk sebagai mekanisme netral atau difungsi tipe 1. Nonnetral atau mekanisme tipe 2
melibatkan komponen fleksi atau ekstensi dengan rotasi dan menekuk ke samping ke arah sisi
yang sama. Ini biasanya merupakan gerakan segmen tunggal, meskipun beberapa segmen
mungkin terlibat. Tulang servikal (C2-C7) menunjukkan rotasi dan menekuk ke samping pada
sisi yang sama, baik fleksi, netral, ataupun ekstensi.
6
Beberapa sendi atipikal (oksiput, atlas, dan sakrum) tidak memiliki diskus
intervertebralis. Pola gerakan ditentukan oleh anatomi. Gerak utama dari oksiput adalah fleksi
dan ekstensi. Rotasi dan menekuk ke samping terjadi pada sisi berlawanan karena konstruksi
anatomi dari sendi. Gerak utama atlas adalah rotasi. Atlas berotasi disekeliling dens (prosesus
odontoid). Setengah dari rotasi tulang servikal pada atlas. Fleksi dan ekstensi terjadi namun tidak
melibatkan pembatasan gerakan dari atlas. Atlas tidak menekuk ke samping seperti rotasi.
Sebenarnya kedua sisi atlas menerjemahkan secara inferior selama rotasi namun menekuk ke
samping tidak terjadi. Trauma dapat menyebabkan pola gerakan atipikal.
Tata Nama
Disfungsi Somatik
Pengobatan manual atau manipulasi melibatkan pengobatan gerakan yang terbatas. Tata nama
menggambarkan gerakan yang terbatas telah berubah. Istilah lesi yang dapat dimanipulasi
(manipulated lesion) adalah istilah umum untuk menggambarkan disfungsi musculoskeletal yang
mungkin berespon terhadap manipulasi. Istilah sebelumnya mencakup lesi osteopatik,
subluksasi, blokade sendi, loss of joint play, dan disfungsi sendi.
Disfungsi somatik merupakan istilah diagnostik yang ditulis dalam International Classification
of Diseases, Ninth Revision klasifikasi diagnosis. Ini didefinisikan sebagai gangguan atau
perubahan fungsi dari komponen yang terkait dari sistem somatik (kerangka tubuh): skeletal,
arthroidal, dan struktur miofasial, dan vaskular, limfatik, dan elemen neural yang terkait.69
Disfungsi somatik mewakili sebagai konsep kritis pada pengobatan manipulatif. Disfungsi
somatik didiagnosis dengan palpasi. Disfungsi yang dipalpasi mencakup perubahan tekstur
jaringan, peningkatan sensitivitas terhadap sentuhan (hiperalgesia), perubahan ROM, dan
anatomik asimetris atau perubahan posisi.166
Istilah Terminologi Osteopatik (Glossary of Ostheopathic Terminology)164 menggambarkan tiga
cara penamaan diisfungsi somatik:
Tipe 1: Dimana atau apa posisi di dalamnya? (misal kanan berotasi)
Tipe 2: Apa yang akan dilakukan atau apa arah dari gerak bebas? (misal regangan kanan)
Tipe 3: Apa yang tidak akan dilakukan atau apa arah keterbatasan? (misal keterbatasan rotasi
kiri).
7
Disfungsi seharusnya dinamai pada tiga bidang gerakan, dengan segmen atas menggambarkan
hubungan terhadap bawah. Untuk disfungsi tipe 2, contohnya tata nama yang tepat sebaiknya T3
dalam hubungan dengan T4, fleksi, rotasi, dan menekuk ke samping kanan. Singkatan sering
digunakan. Contohnya penamaan kurva grup tipe 1 sebaiknya “L1-L5 netral, rotasi kanan,
menekuk ke samping kiri.” Ini akan menjadi kurva konveks ke kanan lateral.
The Educational Council on Osteopathic Principles telah menjelaskan titik penamaan gerakan
vertebra sebagai bagian yang paling anterior superior dari tubuh vertebra. Untuk fleksi, titik ini
bergerak ke depan; untuk ekstensi, ini bergerak ke belakang. Untuk membungkuk samping
kanan, titik ini bergerak ke kanan. Penamaan rotasi merupakan masalah yang paling umum.
Rotasi kanan melibatkan titik ini bergerak ke kanan, dengan rotasi kiri, titik ini bergerak ke kiri.
Dengan rotasi kanan, proses transversal kanan bergerak secara posterior. Beberapa praktisi
menggambarkan rotasi menggunakan pergerakan dari prosesus spinosus. Cara mudah untuk
ingat adalah membayangkan mengendarai sepeda. Setang mewakili proses transversal.
Bagaimana anda mengarahkan setang ke arah kanan? Mengarahkan ke kanan adalah contoh dari
rotasi ke kanan.
Disfungsi segmental dinamakan untuk bagian anterior superior dari vertebra atas dalam
hubungannya terhadap bawah (missal T3 dalam hubungannya terhadap T4). Tata nama dapat
diperluas mencakup gerakan dari tiga bidang (missal T3 fleksi, rotasi, dan menekuk ke samping
kanan). Kelompok kurva sebagaimana dalam skoliosis secara tradisional dinamai untuk sisi
konveks, contohnya, kurva thoraks kanan adalah kurva konveks thoraks kanan.” Ini dapat juga
dinamai dekstroskoliosis.
8
Physiologic rationale for manual therapies
Sistem Gamma
Dua jenis motor neuron keluar dari spinal belakang melalui ventral rami inervasi skeletal
otot. Alpha motor neuron mempersarafi skeletal besar serat otot. Motor unit terdiri dari satu
alpha motor neuron dan inervasi skeletal serat otot. Motor neuron gamma intrafusal
mempersarafi serat otot spindle. Serat intrafusal ini telah annulospiral dan bunga semprot akhir
cerita yang melaporkan informasi tentang panjang otot atau tingkat perubahan otot panjang.
Peningkatan aktivitas otot gamma spindle dalam peningkatan hasil alpha motor neuron kegiatan
intrafusal serat skeletal otot. Dari perspektif, klinis jika otot terlalu ketat, para praktisi mencoba
untuk membawa relaksasi otot. Penurunan aktivitas gamma mendapatkan merupakan salah satu
mekanisme yang mengakibatkan relaksasi otot.
Refleks Tendon Golgi
Golgi tendon organ adalah sensorik encapsulated reseptor mekanik yang terletak di insersi
otot dan tendon. Reseptor ini melaporkan ketegangan, dan di bagian sumsum tulang belakang
level sinapsis sebagai penghambatan interneurons. Peningkatan ketegangan di otot rangka
menghambat alpha motor neuron untuk yang ke otot, sehingga menyebabkan penurunan
penembakan motor unit.
Jika otot spindle ditarik, peningkatan aktivitas gamma sistem merangsang aktivitas otot. Ini
justru kebalikan dari aktivitas golgi tendon refleks. Gamma sistem berfungsi mencegah robek
atau overstetching otot perut. Apparatus golgi berfungsi untuk melindungi tendon. Jika otot
memendek, maka peregangan reseptor berhenti menembak dan alfa motor neuron akan
dimatikan.
Refleks Peregangan Otot
Refleks peregangan otot, seperti refleks patellar tendon, dianggap monosynaptic. Dengan
posisi lutut fleksi 90 derajat, otot paha depan ditempatkan di sebuah peregangan ringan.
Penarikan tiba-tiba sebuah hammer terhadap tendon mengakibatkan bentangan terjadi
peregangan. Ini merangsang alpha neuron motor ke kontrak otot qudriceps, memperluas lutut.
9
Fasilitasi Spinal
Sumsum tulang belakang memfasilitasi pemeliharaan kolam neuron dalam keadaan
subthreshold eksitasi. Dalam keadaan ini,, kurang aferen membutuhkan stimulasi adalah untuk
menghasilkan tanggapan. Mempertimbangkan sebuah model dari sebuah dengan mikrofon,
sound system penguat, dan pembicara.
Studi penelitian awal terhadap fasilitasimenunjukan bagaimana kebiasaan terhadap
perubahan medula spinalis. Koor106 memberikan tekanan kepada prosesus spinosus dan diukur
seberapa banayak tekanan yang dibutuhkan untuk memproduksi respons elektromiografik
terhadap otot. Segmen yang terfasilitasi membutuhkn teknan yng lebiy sedikit untuk memprduksi
respon. Sistem saraf simpatik menginervasi kelenjar keringat (meskipun ni adalah respon
kolinergik). Asilitasi medula spinalis menghasilkan meningkatna keringat pada level segmental.
Faktor lain mempengaruhi kebiasaan medula spinalis. Patterson132 menunjukkan bahwa medula
spinalis mempunyai “memori” yang menghasilkan refleks terkondisi. Jika sebuah stimulus
dipertahankan dalam periode tertent, kemudia penghlangan dari stimulus tidak menghilangkan
respon. Pada satu kondisi dipertimbangkan bahwa jumlah input aferen menghasilkan fasilitasi.
Bagaimanapun ketikja capuran input aferen dirubah, sebagaimana jika medula mendengar lebih
hati-hati terhadap sinyal yang datang (sensitisasi). Input aferen dari struktur visceral difungsional
mnenghasilkan refleks viscerosomatik dan fasiltasi.
Apa yang mempertahankan fasilitasi suatu ketika terpikirkan bahwa gulungan otot dengan
peningkatan tonus gamma adalah faktor dasasr dalam memepertahankan fasilitasi. Studi
berikutnya menunjukkan bahwa nosisepsi mempertahankan fasilitasi.160 studi terhadap hewan
sudah dilakukan dimana serat aferen daeri spindel medula dipotong, dan fasilitasi berlanjut.
Blokir input nosiseptik cenderung menyebabkan fasilitasi menghilang.
Diskusi sebelumnya terhadap neurofisiologi hanya menyentuh permukaan. Medula spinalis
berhubungan dengan otak. Ada komponen vertikal konduksi saraf ke dan dari otak, sebagaimna
komponen horizontal diantara akar dorsal dan ventral. Ada sistem imun neuroendokrin yang
bekerja. Neuropeptida dapat mensensitisasi serat aferen primer, sebagaimna serat dalam sistem
saraf pusat. Praktisi perlu untuk mengerti mekanisme fisiologis di belakang ketatnya otot,
batasan gerakan, nosisepsi, dan peradangan yang menimbulkan disfungsi. Manipulasi adalah
salah satu terapi yang digunakkan untuk mengurangi disfungsi dan menolong pasien. Banyak
10
data yang dibutuhkan untuk menggunakkan manipulasi secara efektif datang dari penilaian
palpatori daripada tes dengan teknologi tinggi. Teknik jaringan lunak sederhana didesainuntuk
merelaksasi otot dan fasia. Gaya yang diberikn terlalu cepat atau terlalu berat akan menyebabkn
otot melawan balik. Respon rehadap pemberian gaya dimonitor secara terus menerus untuk
memastikan otot relaksasi. Fokus praktisi selama terapi adala untuk menilai bagaimana pasien
merespon terhadap terapi daripada apakah gamma gain telah dikurangi. Gambar 19-1
mengilustrasikan bagaimana otot yang memendek dan kontraksi dapat membatasi gerakan.
Indikasi dan tujuan terapi
Disfungsi somtik adalah indikasi untuk pengobatan manual dan didiagnosis dengan
pemeriksaan palpatori. Jika pengobatan manual dipertimbangan sebagai pilihan terapi, timbul
pertanyan tumpang tindih: apakah ada komponen muskulo skeletal ytang signifikan terhadap
masalah pasien?
Disfungsi somatik dapat bersamaan dengan “penyakit ortopedik” (contoh, osteoarthritis
atau penyakit disk).63 terapi pengobatan manual membantu disfungsi somatik dan membantu
pasien, tetapi proses penyakit ortopedik yang mendasari tetap bertahan. Faktor confounding lain
adalah penyebab disfungsi somatik. Pasien dapat mempunyai kaki pendek anatomis, dimana
akan berlanjut untuk mempertahankan sacroiliac dan disfungsi punggung bawah. Aktivitas
tertentu dapat terlalu berat bagi sistem muskuloskeletal. Dalam studi terkontrol terhadap nyeri
punggung bawah, tidak mungkin untuk mengontrol faktor-faktor confounding ini.
11
Pemeriksaan dan Diagnosis
Pemeriksaan adalah proses pengumpulan data. Data subjektif dapat diperoleh dengan
melihat riwayat. Kadang-kadang keluhan ditunjukkan lagi oleh pasien. Dokter seharusnya
menyadari cara untuk menggali riwayat penyakit yang akurat. Nyeri, ketidaknyamanan, atau
penurunan fungsi adalah hal-hal yang sering dikeluhkan.
Pemeriksaan fisik diperiksa untuk membantu membuat diagnosis dan terapi. Pasien
menjalani pemeriksaan rutin mulai dari kepala, mata, telinga, hidung, tenggorokan, jantung,
paru-paru dan perut. Pemeriksaan sistem neuromuskuloskeletal dapat dilihat dari masalah secara
keseluruhan. Pemeriksa seharusnya melihat petunjuk tentang status kesehatan pasien. Apakah
ada gangguan somatik. Pemeriksaan skrining musculoskeletal dilihat dari postur, dan simetris
atau tidak. Hal ini biasanya dilihat ketika pasien berdiri. Ada12 langkah pemeriksaan skrining
biomechanical yang dapat dilakukan,69 atau pemeriksaan skrining non standar, menggunakan
pendekatan sistematik untuk mengevaluasi seluruh sistem tubuh. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan komperensif.
Dokter berpengalaman sering memberikan pertanyaan dan melakukan pemeriksaan untuk
menemukan jawaban tersebut. Murid biasanya mengikuti proses standar dalam melakukan
pemeriksaan. Untuk efisiensi, pasien diperiksa dalam berbagai posisi: berdiri, duduk, terlentang
dan tengkurap. Untuk menghemat waktu dan efisiensi, semua pemeriksaan dilakukan pada satu
posisi sebelum berganti ke posisi berikutnya. Hal yang membatu dalam pemeriksaan
musculoskeletal adalah TART: T, tenderness or sensitivity; A, asymmetry (look); R, restriction
of motion (move); T, tissue texture abnormality (feel). Diagnosis gangguan somatik berdasarkan
pemeriksaan palpasi menggunakan TART.
Palpasi Kelainan Tekstur Jaringan
Kelainan tekstur jaringan dibuktikan dengan disfungsi fisiologis. Pendekatan dengan
palpasi dengan membandingkan kanan versus kiri dan atas versus bawah. Ketika mengevaluasi
area tertentu tanpa membandingkan area yang berlawanan, akan sulit memberikan kesimpulan
yang berarti. Palpasi dilakukan dengan memproyeksikan rasa sentuhan.
Perubahan tekstur jaringan akut dapat digambarkan sebagai inflamasi akut dengan tanda
cardinal: merah, bengak, nyeri dan hangat. Perubahan tekstur jaringan akut, keringat meningkat
dan kulit biasanya basah (peningkatan simpatetik). Kelainan tekstur jaringan yang kronik
12
ditandai dengan jaringan yang tipis, kering, kulit yang atropik. Pada palpasi teraba keras dan
berserat, gerakan akan menurun.
Palpasi refleks paraspinal vescerosomatic diikuti perubahan karena terdapat gangguan
visceral. Intensitas maksimal ditemui pada costotransverse dan area tulang rusuk. Temuan
paling sering didapat di kulit dan jaringan subkutan. Kimberly103 menggambarkan “minimal
motion loss lesions” (gerakan minimal dengan sedikit lesi).” Viscerosomatic kronik ditandai
dengan disfungksi somatic kronik. Secara klinik, ditemukan akut eksaserbasi dari masalah
kronik, dengan perubahan akut berupa bengakak pada daerah superficial dan gerakan yang
terbatas. Pada area interscapular, kegagalan untuk bergerak pada scapula secara lateral
memungkinkan palpasi sudut tulang rusuk juga gagal untuk mendeteksi kelainan
musculoskeletal.
Palpasi pada kelainan tekstur jaringan dapat efisien dengan mengidentifikasi area yang
bermasalah pada sistem musculoskeletal yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
Tes Gerakan
Ada beberapa metode tes gerakan. Pengobatan manipulatif memiliki penilaian objektif mengenai
perubahan gerak, kemampuan tes gerak dan pengobatan. Norman J. Larson, DO, menyatakan,”
Kemampuan untuk menilai secara proporsional melalui palpasi” (N.J Larson, komunikasi
personal).
Tipe Tes Gerakan, meliputi:
Inspeksi gerakan aktif
Palpasi gerakan aktif dengan menggunakan tangan pada area permukaaan
Gerakan tulang rusuk, dengan meraba ketika pasien menarik dan menghembuslan nafas.
Tangan aktif-tangan pasif, dimana satu tangan digerakan dan tangan lain menilai gerakan
(misalnya kepala bergerak dan leher, sementara dilakukan palpasi pada bagian atas dada)
Tes gerakan pasif langsung di mana tangan dokter memberikan penekanan dan
memonitor penekanan tersebut. Tes untuk menggambarkan “apa yang dirasakan”
mungkin menjadi mudah dan mengikat atau kebebasan dan terhadap daya tahan.
13
(a) (b)
Gambar 19-2. (a) Tes Pergerakan pada tulang belakang bagian thorakal. (b) Tes pergerakan pada tulang belakang bagian lumbal.
Uji pergerakkan tipe otot energi memperlihatkan prosesus transversus paling posterior.
Palpasi dengan jari pada daerah prosesus transverses pada kedua sisi pada segmen yang akan
dinilai. Arahkan pasien untuk fleksi dan ekstensi. Sebagai contoh, anggap T3 terekstensi, rotasi,
dan menekekuk ke kanan. Ketika T3 di nilai (sebagai penghalang), otot pada sisi kanan
mengembung pada jari yang mempalpasi, dan prosesus transversus menjadi lebih posterior.
Ketika T3 terekstensi , temuan pada kedua sisi menurun. Konses tersebut menunjukkan bahwa
posisi asimetris meningkat ketika penghalang tersebutikut terlibat.
Dengan contoh yang sama pada T3 yang terekstensi, rotasi, dan menekuk pada sisi kanan,
memfleksikan t3 dengan memfleksikan kepala dan leher. Dilakukan percobaan untuk
merotasikan ke kanan dan kiri. Pada rotasi kiri akan sangat terbatas. Mengekstensikan T3 dan
kembali berotasi. Rotasi kek kiri akan lebih mudah bebas dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa
tahanan nya adalah fleksi dan disfungsinya meluas.
Penilaian Teknik Fungsional
Jaringan pada kedua sisi, yang disfungsi, dapat dipalpasi untuk menemukan tegangan dengan
persendian dekat dengan garis tengah dan tidak dekat dengan hambatan. Tegangan otot
dievaluasi pada tiga bidang utama, tiga translasi, dan respirasi. 19,93 Tatalaksana tak langsung
mencakup posisi dengan tegangan otot yang sama rata pada kedua sisi.
14
Penilaian dari Fasia
Fasia memiliki fitur unik yang mencakup formasi lembaran dengan arah serat multiple,
yang memberikan kekuatan tegangan, dan lembaran tanpa arah pergerakkan nonlinear yang
memungkinakan pemendekan dan pemanjangan, hal ini berperan pada fleksibilitas dan
kelenturan. Sebaliknya, terdapat sedikit atau bahkan tanpa pergerakkan pada jaringan skar. Fasia
bersifat tiga dimensi, dan dapat membentuk selubung yang dapat menempatkan berbagai macam
struktur didalamnya, menjadi sebagai kabel, atau membentuk sekat. Kesemuanya ini mesti
diperhatikan selama menilai fasia.
Penilaian terhadap fasi mulai dengan menempatkan tangan untuk dapat merasakan
kombinasi arah gaya yang timbul. 45 Penempatana tangan tersebut bervariasi bergantung pada
daerah yang akan dinilai atau ditatalaksana. Penilaian pada ekstremitas dimulai dengan
penempatan tangan proksimal atau distal dari area yang dinilai. Sebagai contoh, ketika menilai
lengan bawah. Satu tangan menggenggam tangan pasien dan tangan pemeriksa yang memegang
lengan bawah proksimal dekat dengan siku tangan.
Pada penilaian regio tiga dimensional seperti rongga dada, tangan pemeriksa dimulai
dengan satu tangan pemeriksa ditempatkan di anterior sedangkan yang lain di posterior dari
toraks. Tangan tersebut sebaiknya diletakkan dengan cara menempatkan tangan 1800 satu sama
lain.
Ketika tangan ditempatkan, selubung otot harus termasuk dalam pemeriksaan dengan
menambahkan tegangan pada daerah tersebut untuk menilai fungsi keeelastisitasan selubung
otot. Fungsi keelastisitasan selubung otot memungkinkan selubung otot untuk berubah bentuk.
Dengan tegangan pada tempatnya, klinisi mamapu membaca jaringan dan secara bersamaan
dapat menilai dan menatalaksana bagian tersebut. Klinisi dapat menggerakkan selubung otot ke
posisi kencang dengan mengkombinasi arah gerakan multiple (rotasi searah jarum jam atau
berlawanan jarum jam, gerakan anterior atau posterior, gerakana kearah kepala atau kea rah
kaudal, pronasi atau supinasi) sebagai pelepasan secara langsung atau mengikuti vektos titik
keseimbangannya sebagai pelepasan tidak langsung. Pemeriksaan selubung otot dan struktur
miofasial mungkin termasuk diantaranya menemukan “titik khusus” atau “pemicu”. Termasuk
antara lain titik tegangan balik, pemicu miofasial dari Simon dan Travell, dan titik akupuntur.
Tipe Teknik Penilaian Fascia
15
Gambaran Umum Dari Berbagai Tipe Pedoman Pengobatan
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,teknik pedoman pengobatab dapat dikelompokkan
dengan berbagai cara, antara laini teknik jaringan, teknik artikulasi, atau mobilisasi sendi
spesifik. Berbagaicara ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Penggabungan
dari teknik ini dimulai dengan teknik secara tidak langsung, dan sekali pelepasan telah terjadi,
klinisi mungkin beralih ke teknik secara langsung. Deskripsi mendetail dari berbagai teksnik
yang umumnya digunakan sebagai berikut.
Teknik Langsung
Teknik jaringan lunak. Tujuan dari teknik ini adalah untuk relaksaasi dari otot dan selubung
otot. Terdapat bermacam-macam kombinasi yang tak terbatas teknik ini. Biasanya melibatkan
kekuatan lateral untuk meregangkan otot., regangan longitudinal secara langsung, atau meremas
secara hati-hati. Tangan yang sensitive dan berpengalaman merupakan hal penting untuk menilai
respon dari jaringan yang ditatalaksana. Melakukannya dengan tenaga dengan lambat dan
melepaskan dengan lambat. Jangan biarkan mengembalikan posisi jaringan secara tiba-tiba atau
spasme otot akan timbul. Jangan biarkan jari pemeriksa bergeser pada permukaan kulit. Hindari
tenaga yang berlebihan pada persatuan unit daerah pemeriksaan; sebarkan tenaga pada
permukaan secara merata. Hindari tekanann secara langsung pada tonjolan tulang. Teknik
jaringan lunak dapat menjadi pendekatan utama. Dapat digunakan untuk mempersiapkan daerah
pemeriksaan untuk mobilisasi spesifik. Dapat digunakan untuk memfasilitasi pergerakkan dari
cairan. Dapat mengurangi atau mengatasi nyeri. Hal ini menyerupai pemijatan, namun terdapat
titik akhi yang berbeda dari perlakuan tersebut. Fokusnya pada pembahasan ini ada pada
menggerakkan jaringan dibandingkan dengan merelaksasikan otot.
Perlakuan Secara Artikulasi
Prosedur ini menggerakkan sendi bolak-balik berulangkali untuk meningkatkan keluasan
sendi secara bebas. Perlakuan secara artikulasi dapat diklasifikasikan sebagai pendekatan
berkecepatan rendah dan keluasan ayunan yang tinggi. Terkadang perlakuan secara artikulasi
merupakan bentuk dari perlakuan jaringan lunak yang merupakan satu-satunya cara untuk
mengakses otot dalam untuk menggerakan otot asal mula dan insersinya ( Lihat Gambar 19-2).
Perlakuan secara artikulasi sangat berguna untuk sendi yang kaku dan pasien yang lebih tua.
Mungkin merupakan satu-satunya pperlakuan yang dapat dikerjakan pada beberapa pasien.
Terdapat berbagai macam modifikasi dari perlakuan secara artikulasi
16
Mobilisasi Dengan Dorongan (Berdaya Tolak; Berkecepatan Tinggi; Keluasan Ayunan
Yang Rendah).
Teknik tolakan sering dikenal sama halnya sebagai manipulasi. Di Eropa, teknik tolakan
bermakna sebagai klinisi, sedangkan teknik yang lain bermakna sebagai mobilisasi. Dengan
memperluas dari berbagai bentuk teknik selain teknik tolakan, teknik ini terkadang bermakna
sebagai manipulasi yang lembut. Teknik tolakan digunakan pada pergerakkan sendi yang
terbatas. Teknik tolakan sering merupakan teknik tercepat untuk menemukan restrikisi pada
sendi. Suara –suara dapat terdengar pada pelaksanaan teknik ini. Hal tersebut tidak berefek pada
hasil tatalaksana. Untuk menilai efektivitas tetelaksan, membutuhkan reevaluasi.
Diagnosa dari pergerakkan yang terbatas merupakan hal penting sebelum pelaksanaannya,
dan diagnosis ini sebaiknya termasuk diantaranya pergerakkan dalam tiga bidang: fleksi-
ekstensi, rotasi, dan menekuk. Prinsip utama dari teknik dorong adalah untuk mengunci
penghalang. Dengan diagnosis yang akurat, penguncian penghalang menjadi lebih spesifik.
Penghalang tersebut harus berupa benda padat, bukan karet. Alat dorong tidak boleh digunakan
jika pembatasnya bukan benda padat. Daripada mengurangi pergerakan sendi, tenaga tersebut
dissipated oleh otot dan fasia. Alat dorong harus memiliki amplitudo yang rendah, yang berarti
harus dalam jarak dekat. Alat dorong harus memiliki velositi yang tinggi. Tidak pernah ada
teknik dengan velocity yang tinggi dan amplitudo yang tinggi
Gambar 19-3. Pengobatan pada tulang Cervikal C2-C7
Energi Otot
Tipe Isometrik langsung. Teknik energi otot diperkenalkan oleh Fred Mitchell,Sr. Teknik
energi otot membutuhkan kerjasama dari pasien untuk secara volunter menggerakkan tubuhnya
sesuai dengan petunjuk dari instrukturnya. Hal ini berhubungan dengan tindakan pasien yang
17
secara khusus berhubungan dengan posisi tubuh yang menahan gerakan dari instruktunya.
Klasifikasi inisial dari teknik energi otot ini sendiri dilakukan berdasarkan apakah tekanan yang
diberikan sama dengan kekuatan respon yang diberikan pasien (isometrik), lebih baik (isotonik),
atau justru kurang (isolitik). Teknik energi otot yang terbanyak digunakan oleh dokter adalah
teknik isometrik. Teknik ini telah dipakai secara pesat oleh terapist dan sering kali diartikan
sebagai teknik kontraksi relaksasi.
Teknik energi otot membutuhkan diagnosis yang spesifik. Langkah pertama adalah
menggerakkan komponen yang disfungsional ke arah bagian yang terasa sakit/ tertahan. Fred
Mitchell memekankan bahwa pemandu menggerakkan bagian yang disfungsional ke arah
berlawanan/ sampai keujung tahanan. Pemandu mempertahankan posisi tersebut dan
menginstruksikan pasien untuk bergerak melawan pergerakan tersebut. Pasien sendiri
mengontrol jumlah kekuatan yang digunakan agar tidak terjadi cedera. Sebagai tambahan,
pemandu dapat ikut mengarahkan pasien untuk seberapa besar menggunakan kekuatannya agar
tidak terjadi cedera. Kekuatan yang besar yang diberikan oleh pemandu saat mempertahankan
posisi pasien membutuhkan tenaga yang besar pula untuk melawannya. Kontraksi otot tersebut
dipertahankan selama 3 sampai 5 detik. Kemudian ada periode relaksasi disebut juga
postisometric relaxation. Pemandu melepas alat tersebut, dan proses ini diulang beberapa kali.
Jika tidak didapatkan peningkatan Range Of Movement (ROM) berarti kita harus menghentikan
penggunaan teknik ini. Tiga kali pengulangan merupakan waktu yang biasanya menjadi patokan,
kemudiaan diikuti dengan reassessment.
Seringkali teknik energi otot isometrik langsung melibatkan pasien untuk secara aktif
menggerakkan bagian otot yang sakit. Kesalahan yang sering kali terjadi dalam menggunakan
teknik ini adalah gagal untuk secara tepat mengunci penyanggah, menggunakan terlalu banyak
kekuatan, atau tidak menggunakan waktu yang cukup untuk postisometric relaxation. Walaupun
penguncian barier membutuhkan 3 macam gerakan, kontraksi yang dilakukan pasien mungkin
termasuk dalam gerakan 1,2 atau 3. Seringkali kontraksi yang dilakukan pasien berupa fleksi
atau ekstensi. Dalam teknik energi otot kekuatan aktif atau tujuan akhirnya adalah kontraksi otot
dari pasien tersebut.
Direct myofasial release (pelonggaran otot wajah secara langsung). Tujuan dari teknik ini
adalah mengidentifikasi retriksi jaringan dan untuk melepaskan retriksi tersebut. Gerakan ini
membutuhkan lengan dan tangan. Teknik direct myofascial merupakan teknik yang melibatkan
18
penarikan otot wajah, mempertahankan jaringan pada posisinya, dan menunggu samapai jaringan
tersebut menjadi terasa longgar. Dilepaskan oleh kekuatan yang berlawanan arah. Saat kolagen
teregang, komponen viskoelastisitas dari kolagen tersebut membiarkan jaringan kolagen untuk
perlahan-lahan teregang. Istilah creep digunakan untuk mrenggambarkan fenomena iniu. Saat
release terjadi, terdapat penambahan panjang jaringan tanpa perlu menambah kekuatan yang
digunakan. Fenomena ini membutuhkan beberapa detik. Mekanisme pelepasan ini dikaitkan
dengan peristiwa pencairan es. Relese tersebut didapatkan oleh pemandu saat merawat pasien.
Evaluasi ulang bagi pasien yang menunjukkan penurunan/pengurangan retriksi setelah diterapi,
dengan penigkatan Range Of Movement (ROM).
Gambar 19-4. Pengobatan disfungsi somatic pada bagian thorakal.
Gambar 19-5. Pengobatan disfungsi somatic pada bagian lumbal.
19
Teknik tak langsung
Strain-Conterstain.
Counterstrain merupakan tipe manipulasi dari terapi yang menggunakan pelepasan spontan
dengan memposisikan, dan menggunakan teknik pelayanan secara perlahan sebagai penunjuk
untuk mendapatkan posisi yang layak. Lawrence Jones,DO, mengembangkan metode ini sebagai
metode terapi. Counterstain mengklasifikasikan hal ini ke dalam tekhnik tak langsung. Tujuan
objektifnya ialah untuk mengurangi disfungsi akibat nyeri melalui reduksi dari aktivitas saraf
afferent proprioseptif yang tidak sesuai. Merujuk pada gambar 19-1, pemendekkan otot tetap
memendek akibat adanya aktivitas proprioseptif yang tidak sesuai.
Titik nyeri berhubungan dengan dengan tempat yang mengalami disfungsi. Dokter harus
mengetahui dimana mencari titik yang spesifik tersebut. Contohnya, jika pasien memiliki
disfungsi pada fleksi, rotasi, L3, titik nyeri anterior lumbar terdapat di dinding abdomen sekitar
spina iliaca anterior inferior. Penggunaan tekhnik “counterstain” memerlukan evaluasi struktural
dan penilaian untuk titik nyeri. Titik nyeri adalah area jaringan yang nyeri jika dipalpasi,
biasanya dideskripsikan sebagai area seperti kacang polong (“pealike”) pada tempat yang nyeri.
Denominator yang umum biasanya perubahan jaringan dan nyeri.
Pengobatan meliputi menentukan area yang nyeri, palpasi jari-jari pada daerah yang
nyeri, dan menempatkan pasien pada posisi yang menyebabkan hilangnya nyeri secara
signifikan. Posisi ini haruslah posisi bebas nyeri yang bisa dilakukan secara mudah. Jari-jari
terus mempalpasi dan menilai titik nyeri, tetapi penekanan tidak dilakukan. Waktu yang
diperlukan untuk melakukan pengobatan ini pada tulang rusuk adalah 90 sampai 120 detik.
Pasien harus diposisikan kembali ke posisi awal dengan perlahan. Setelah itu, tempat nyeri
dinilai kembali. Jika pada palpasi di tempat nyeri sudah tidak lagi menimbulkan nyeri. Pasien
dan dokter sudah tahu bahwa perbaikan telah dicapai.
Counterstain adalah tekhnik yang lembut dengan tingkat resiko cedera yang sangat
randah. Bagaimanapun, pasien bisa merasakan sangat sakit setelah dilakukan tindakan
“counterstain”. Oleh karena itu, sebelum melakukan tindakan dokter harus memberitahukan
pasien bahwa tindakan tersebut bisa menimbulkan sakit. Kadang-kadang digunakan analgetik
untuk menghilangkan nyeri. Pasien diberikan saran untuk banyak minum air untuk menjaga
hidrasi. Counterstain bisa digunakan untuk mengobati nyeri yang masih menetap setelah terapi
manual yang lain menyebabkan keterbatasan gerak.
20
Indirect Balancing. Terdapat beberapa nama untuk mendeskripsikan tekhnik indirect balancing.
Nama-nama tersebut meliputi tekhnik fungsional dan teknik penyeimbangan ligamen.
Denominatornya adalah teknik-teknik tersebut adalah dilakukan secara tidak langsung, bagian
yang mengalami disfungsi diposisikan pada arah yang bebas dari arah yang terkekang. Teknik
memposisikan melibatkan keseimbangan tekanan pada setiap sisi dari bagian yang mengalami
disfungsi. Teknik fungsional Johnston melibatkan keseimbangan tekanan pada 3 arah (depan-
belakang, samping-samping, atas-bawah) dan pernapasan. Semakin sempurna keseimbangan
yang terjadi semakin cepat pula perbaikan.
Teknik penyeimbangan tidak langsung mungkin sulit untuk sebagian praktisi tetapi
mudah untuk praktisi yang lain. Dengan counterstain, titik nyeri membantu dalam menentukan
posisi pengobatan yang tepat. Mendapatkan posisi pengobatan yang tepat dengan bentuk yang
lain dari teknik tidak langsung merupakan suatu tantangan. Teknik fungsional meliputi palpasi
yang terus menerus sampai menekan pada kedua sisi. Posisi yang tepat untuk beberapa teknik
memudahkan praktisi. Mekanisme yang pasti yang termasuk dalam persepsi ini tidak
didokumentasikan. Bagaimanapun, ketika pelepasan terjadi, hal ini terjadi sangat jelas untuk
klinisi yang mengobati karena ada penurunan tekanan keseluruhan disekitar bagian yang
disfungsi.
Beberapa bentuk dari teknik indirek menggunakan beberapa metode untuk memdahkan
sebuah pelepasan. Posisi pelepasan yang terfasilitasi dikembangkan oleh Di Giovanna,
Schiowitz, dan Downing, adalah teknik tidak langsung yang menggunakan tekanan yang
terfasilitasi (kompresi, distraksi, putaran) untuk mempercepat pelepasan. Di Giovanna pernah
ditanya tentang perbedaan antara counter stain dan posisi pelepasan terfasilitasi. Dia berpikir
sebentar dan menjawab, “sekitar 85 detik!”
Teknik kombinasi atau sebuah pendekatan kombinasi sering digunakan dengan teknik
tidak langsung. Pelepasan terjadi, Penyangga yang asli menjadi halus, dan bagian yang
mengalami gangguan fungsi pindah ke penyangga yang terbatas. Teknik kombinasi adalah teknik
yang menggunakan teknik tidak langsung pada awalnya dan teknik langsung pada akhirnya.
Indirect myofascial release. Fokus pada kasus ini adalah pada otot dan fascia pada sendi yang
spesifik. Jaringan ditarik secara langsung dengan gerakan yang ke titik seimbang, ditahan, dan
tunggu untuk pelepasan. Kadang prinsipnya adalah membongkar dan mengikuti. Pelepasan
dengan tindakan yang bertahap.
21
Gambar 19-6. Hamstring Release Technique, Counterstain.
Craniosacral. Teknik craniosacral diaplikasikan untuk tulang calvarium dan sacrum.
Kebanyakan dari tekniknya tidak langsung. Contohnya, jika pasien terkilir pada sphenoid kanan
dan occiput kiri, dipakai mekanisme cranial dengan memilin ke kanan, dengan gerakan bebas.
Tahan, lalau tunggu sampai pelepasan. Beberapa teknik cranial adalah teknik langsung –
contohnya, pada impaksi sutura (sutural impaction).
Gambar 19-7. Vault Hold. Tekhnik yang digunakan pada diagnosis dan pengobatan
tulang cranial.
Ringkasan prinsip teknik tidak langsung
Strain-counterstain. Menentukan titik nyeri counterstain. Biasanya terletak pada otot
perut, tendon, atau dermatom dari otot yang memendek akibat restriksi. Gerakkan bagian
22
tubuh ke arah gerakan yang bebas (juga ke arah tempat yang cedera) sampai nyeri
dirasakan tidak ada atau minimal. Tahan sampai 90 detik. Kembalikan ke posisi semula
secara pelan. Lalu cek ulang.
Indirect Balancing. Gerakkan bagian tubuh ke arah yang berlawanan dari bagian yang
mengalami keterbatasan gerakan dan ke arah yang bebas. Posisi yang sesuai dicapai
ketika didapatkan tekanan yang sama pada seluruh sisi bagian yang mengalami disfungsi.
Tahan, dan tunggun sampai pelepasan. Pelepasan terjadi sebagai hasil dari tenaga
intrinsik.
Combined technique. Dimulai dengan dengan teknik indirek dan pelepasan terjadi. Lalu
gerakkan pelan-pelan menuju bagian yang terhalang. Pendekatan dengan teknik
kombinasi bisa dilakukan pada kebanyakan teknik indirek.
Evidence – Based dari kegunaan terapi manual dalam praktik
Keberhasilan dan resiko dari terapi manual terus berkembang dengan kontroversi. Studi
random yang adekuat untuk menilai manfaat jangka panjang dari terapi belum ada. Penelitian
yang ada dibatasi oleh heterogenitas pasien, lama nyeri, berbagai teknik pengobatan manual yang
digunakan, kesulitan dalam “blinding” pasien, dan hasil yang kurang diterima dan divalidasi
secara luas. Ulasan sebelumnya mengenai penelitian terapi manual menunjukkan keefektifan
dalam beberapa populasi, khususnya pada penderita lbp selama 2-4 minggu. Laporan ini
memberikan terhadap dukungan untuk mereka gunakan dalam pedoman untuk masalah
punggung akut oleh badan penelitian dan kebijakan kesehatan. Saat ini tidak ada pedoman untuk
terapi regimen untuk cervikal dan tulang belakang regio toraks, namun Mills dkk mendukung
efektifitas manipulasi dalam pengobatan otitis media akut.
Kontraindikasi dan Efek Samping
Mungkin komplikasi yang paling serius dalam manipulasi cervical adalah stroke yang
berhubungan dengan diseksi arteri vertebrobasilar. Dari beberapa literatur sejak 1925 dilaporkan
hampir 275 kasus efek samping dari manipulasi cervical. Jumlah manipulasi cervical
diperkirakan dari 23 juta samapai 193 juta setiap tahunnya di US dan Kanada. Diperkirakan
resiko mengalami efek samping dari manipulasi cervical 1:400.000 manipulasi sampai 1:3,85
23
juta manipulasi. Risiko terjadinya cedera vetebrovbasilar secara spontan mendekati 2 kali
berisiko terjadi setelah manipulasi cervical.
Dalam upaya mengidentifikasi pasien yang mungkin berisiko untuk cedera a.
vertebrobasilar akibat manipulasi cervical, beberapa tes provokasi telah dikembangkan. Tes
DeKline yang paling popular. Tes ini dan sejenisnya sudah tidak dapat diandalkan. Komplikasi
dari manipulasi tulang belakang leher yang paling sering terjadi pada pasien yang memiliki manipulasi
tulang belakang leher sebelumnya tanpa kesulitan dan tanpa faktor risiko jelas untuk diseksi arteri
vertebrobasilar. Faktor risiko yang paling umum pada diseksi arteri vertebrobasilar adalah migrain,
hipertensi, penggunaan kontrasepsi oral dan merokok. Hampir diseksi vertebrobasilar terjadi dalam
manipulasi cervical, baik secara spontan atau setelah trauma ringan atau pergerakan leher yang biasa
dilakukan sehari-hari, seperti mundur dari sebuah jalan, mengecat langit-langit, bermain tenis, bersin,
atau terlibat dalam yoga.
Tabel 19-1
Kontraindikasi Teknik Manipulasi Kecepatan Tinggi
Fraktur yang tidak stabil Osteoporosis berat Mieloma multiple Osteomielitis Tumor tulangn primer Paget disease Defisit neurologis progresif Tumor tulang belakang Kompresi cauda equina Herniasi sikus intravertebra cervical sentral Hipermobile joints Atritis Reumatoid inflamasi fase ankylosing spondylitis atritis psoriasis Reiter Syndrome Pengobatan antikoagulan Gangguan perdarahan kongenital Gangguan perdarahan didapat Inadequate physical and spinal examination Kemampuan manipulasi minim
24
Sayangnya, kecelakaan terjadi. apa yang dapat dilakukan untuk meminimalkan terjadinya
kecelakaan dari manipulasi tulang belakang leher. H.D Wolf, Presiden the German Medicine
Society, melakukan penelitian untuk pemerintah Jerman dari 40 kasus. Manipulasi dilakukan
oleh dokter, tukang pijat, dan para terapis. Dua masalah umum dari 40 kasus paling sedikit 1
atau dua masalah yang ada disetiap kasus. Pertama, diagnosis penyumbatan (pembatasan gerak)
tidak dibuat. Kedua, penghalang itu tidak terlibat sebelum menyodorkan. Sebaliknya, tinggi
amplitudo, kecepatan tinggi, tinggi gaya dorong yang digunakan (mencambuk sekitar leher).
Penelitian ini menetapkan dua aturan: tidak pernah memanipulasi tanpa terlebih dahulu
mendiagnosis, dan jika teknik langsung digunakan, hati-hati terlibat penghalang sebelum dorong
rendah amplitudo kecepatan tinggi,. Penulis mengusulkan dua aturan lagi::
1. Mengobati torak atas, area iga atas sebelum mengobati leher.
2. Menggunakan teknik tidak langsung jika skil ini mampu dilakukan.
Hampir semua komplikasi berhubungan dengan teknik dorongan dengan kecepatan
tinggi. Tabel 19-1 adalah daftar keadaan yang kontraindikasi terhadap teknik dorongan.
Kontraindikasi bisa muncul dari beberapa sebab. Kesalahan dokter termasuk kesalahan
diagnostik, skil manual yang kurang, dan kegagalan untuk menentukan kebutuhan konsultasi.
Ada pasien yang kontraindikasi teknik dorongan (thrusting technique). Ada pasien lainnya yang
berhubungan dengan masalah psikologi dan perilaku alami yang juga kontraindikasi thrusting
technique. Efek samping yang bisa terjadi dengan manipulasi dan tidak selalu sebai atau
merupakan komplikasi. Pasien kadang-kadang mengalami “rebound phenomenon” dengan
peningkatan gejala sementara, yang sering terjadi beberapa jam setelah terapi. Gejala-gejala ini
menghilang secara spontan, dan pasien biasanya mengalami perbaikan setelah gejela rebound
mereda. Counterstrain technique adalah teknik nontraumatik. Post terapi, nyeri bisa terjadi
beberapa jam kemudian. Pasien seharunya diberi tahu tentang apa efek samping yang akan
mereka rasakan setelah terapi yang bersifat sementara.
Praktisi harus mempertimbangkan resiko-resiko dan keuntungan manipulasi. Daftar
lengkap kontraindikasi tidak menggantikan penilaian ini oleh dokter. pengalaman dalam
merawat pasien dengan manipulasi sangat membantu dalam membuat penilaian ini. ada juga
kemungkinan overdosis pengobatan manipulatif. Dosis pengobatan harus dibatasi oleh
kemampuan respon pasien terhadap pengobatan.
25
TRAKSI
Definisi
Traksi merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk meregangkan jaringan lunak dan
memisahkan antara permukaan sendi dengan fragmen-fragmen tulang dengan menggunakan
tarikan yang kuat. Kekuatan yang diterapkan harus sesuai besar dan lama waktu yang dibutuhkan
agar tepat dengan tujuannya, sementara itu gerakan tubuh memberikan perlawanan dengan gaya
yang sama dan berlawanan.
Perspektif Historis
Traksi berawal dari masa Hippocrates, yang merekomendasikannya digunakan untuk
Skoliosis, kiposis, dan patah tulang paha. Diluar sejarah ini, penggunaan umum sering untuk
mengurangi patah dan dislokasi. Beberapa abad setelah Hippocrates, traksi merupakan metode
yang dipilih untuk pengobatan patah tulang paha. Hampir 150 tahun yang lalu, Metode traksi
telah dimodifikasi secara berkelanjutan untuk pengobatan patah tulang.
Kegunaan traksi untuk pengobatan penyakit spinal telah banyak diketahui sejak 50 tahun
yang lalu, dan semakin dipopulerkan oleh Cyriax. Dia mengusulkan agar traksi dapat digunakan
untuk pengobatan penyakit tulang belakang (lumbar disk disorders). Cyriax berhipotesis bahwa
dengan traksi yang konstan selama minimal 20 menit akan menghasilkan regangan dan
dekompresi dari struktur spinal. Judovich menyatakan bahwa semakin besar kekuatan yang
diberikan, maka akan semakin kecil toleransi dengan traksi konstan, kekuatan yang lebih baik
dengan cara mengatasi resistensi permukaan sangat baik digunakan dengan traksi intermiten. Dia
menemukan bahwa dibutuhkan 20-25 lb untuk menghasilkan distraksi pada cervical spine. Pada
tahun 1960an, Colachis dan Strohm mempelajari biomekanik dari traksi dan berusaha
menentukan sudut optimal dari tarikan untuk traksi cervical, sama baiknya dengan durasi optimal
dari kedua traksi, bagian lumbar dan cervical. Mereka berkesimpulan bahwa 24 derajat dari
intermiten flexi selama 25 menit akan menghasilkan distraksi optimal. Penelitian lebih lanjut
menunjukkan bahwa sudut optimal dari tarikan, durasi dan kekuatan memberikan hasil yang
berbeda.
Selanjutnya traksi digunakan pada pengobatan nyeri cervical dan lumbar. Pada tingkat
lanjut, telah dikenal teknik inversi, sistem motorisasi dan perkembangan tabel stabilisasi.
Jenis Traksi
26
Traksi dapat diberikan dalam beberapa metode, termasuk manual. Mekanis, motorisasi atau
hidrolik atau dengan menggunakan gravitasi melalui inversi. Terlepas dari metode, resistensi
permukaan harus diatasi. Ini hampir sebanding dengan separuh berat badan atau berat bagian
tubuh. Kekuatannya dapat diberikan secara berkesinambungan, dipertahankan, atau intermiten.
Traksi berkelanjutan digunakan untuk besar kekuatan yang kecil dalam durasi yang panjang
sekitar 30-40 jam. Traksi ini secara tipikal tidak ditoleransi secara baik dan tidak umum
digunakan. Sustained traction (traksi yang dipertahakankan) mengunakan kekuatan yang lebih
besar tapi untuk periode pendek (biasanya 30-60 menit). Traksi ini masih sulit untuk ditoleransi,
tapi telah sering digunakan pada lumbar spine dengan traksi split atau autotraction table. Traksi
Intermiten menggunakan kekuatan yang lebih besar lagi dan periode yang lebih pendek.
Kekuatan traksi dapat ditingkatkan dan dikurangi pada setiap siklus pengobatan, dan durasi dari
tarikan dapat disesuaikan. Siklus biasanya dapat diulangi 15-25 menit dengan fase traksi berkisar
5-60 detik, dan dase istirahat berkisar antara 5-15 detik. Besar kekuatan, durasi dan arah dari
tarikan dapat bervariasi.
Traksi Cervical, umumnya dilakukan manual, mekanis, atau motorisasi dengan selempang
di kepala atau dagu atau dengan unit distraksi supine posterior. Sudut optimal dari tarikan,
berkisar antara 20-30 derajat dari flexi , selain itu25 lb dari kekuatan dibutuhkan untuk melawan
cervical lordosis normal dan membawa distraksi dini terhadap segmen vertebrae. Traksi mekanis
cervical dapat diterapkan dalam posisi supine, dimana mengurangi berat dari kepala tapi
meningkatkan resistensi friksional. Posisi ini juga memberikan kontrol yang lebih baikterhadap
kepala pasien dan secara tipikal lebih nyaman (gambar 19-8). Traksi pada posisi duduk
memberikan posisi akurat untuk sudut tarikan, tapi kurang mampu menahan kepala dan kurang
nyaman. Traksi cervical dapat digunakan di rumah dengan cara tradisional (gambar 19-9) atau
distraksi supine posterior (gambar 19-10). Distraksi posterior ini lebih sering dikenal.
27
Gambar 19-8. Traksi Mekanik pada Tulang Cervikal.
Gambar 19-9. Traksi Cervikal di rumah.
Gambar 19-10. Alat traksi alternatif untuk traksi di rumah.
28
Traksi lumbar membutuhkan kekuatan yang lebih signifikan untuk memperoleh distraksi
dari segment vertebrae dari pada traksi cervical. Sistem traksi secara umum mencakup thoracic
atau chest belt dengan pelvic belt, inversi, traksi tabel split, atau autotraksi tabel. Split traction
table terderi dari dua, mobile dan stationary table. Tubuh beristirahat lebih sedikit pada sebagian
mobile, dimana akan terbagi dari porsi yang seimbang. Kebutahan kekuatan untuk mengatasi
resitensi dikurangi, sehingga kekuatan yang dibutuhkan untuk ditraksi secara signifikan
berkurang. Autotraction table memberikan kedua segmen untuk berpindah dan dikontrol oleh
pasien.
Gambar 19-11. Traksi Lumbar Termotorisasi.
Pasien akan beranggapan bahwa posisi yang bebas nyeri dan dapat dilakukan traksi aktif
dengan menarik pada overhead bar. Pasien kemudian dapat menggunakan kakinya untuk
mengaktifkan bar,sebagai alternatif kompresi dan kekuatan distraksi. Sampai kini, belum ada
penelitian tentang traksi lumbar untuk menentukan sudut efektif darib tarikan, besar kekuatan,
dan durasi tarikan.
Dekompresi aksial vertebral baru-baru ini telah dianjurkan untuk nyeri pinggang dengan
atau tanpa nyeri tungkai . Metode traksi ini menggunakan table traksi split dengan pasien
berbaring di atasnya. Sebuah studi yang dilakukan oleh Ramos dan Martin menyarankan bahwa
tekanan negative intradiscal dalam kisaran 100 mmHg bisa diperoleh selama pentalaksanaan
dengan VAX-D . Nachemson menyatakan bahwa hasil itu mungkin tidak valid karena kalibrasi
yang tidak tepat, kurangnya pengukuran yang tepat untuk suhu, dan fakta bahwa ini bukan
system tertutup. Terdapat tiga studi klinis menunjukkan kemajuan secara klinis untuk nyeri
punggung atau nyeri pada kaki. Hanya terdapat satu studi secara acak, dengan perbandingan
29
secara stimulasi listrik transkutan. Salah satu laporan mengenai pelebaran herniasi pada disk
terjadi selama terapi dengan menggunakan VAX-D yang telah dipublikasikan. Meskipun
kecenderungnya meningkat, tetapi secara belum diketahui secara pasti kelebihannya yang akan
didapat.
Alat dekompresi lain, DRX90000, telah menarik perhatian yang signifikan dalam dunia
klinisi. Hal ini diperkenalkan untuk mengobati nyeri lumbal dengan atau tidak adanya nyeri
tungkai. Sebuah studi yang dilakukan oleh Macario dkk, studi retrospektif dengan meninjau 100
rekam medis pasien yang telah menerapkan penggunaan DRX9000 untuk penobatan selama 2
bulan untuk diskogenic low back pain lebih dari 12 minggu durasi menggunkan DRX9000.
Pengukuran yang dilakukan secara primer dengan menggunakan penghitungan intensitas nyeri
dengan nilai (0 sampai 10) sebelum dan setelah dilakukan pengobatan selama 8 minggu. Nilai
rata-rata dari intensitas nyeri pada saat awal 6.05 dan menurun 0,89 pada saat setelah selesaian
pengobatan. Belum adanya uji secara acak dengan plasebo sebagai kontorl yang melibatkan uji
trial pada DRX9000. hasilnya masih belum diketahui.
Efek secara fisiologi
Efek fisiologis dari traksi telah banyak telah dievaluasi dan dilaporkan. Traksi dapat
meregangkan otot-otot dan ligamen, ligamentum longitudinal posterior menjadi kencang untuk
melakukan gaya sentripetal pada fibrosis anulus, memperbesar ruang intervertebralis,
memperbesar foramina intervertebralis dan terpisahnya sendi apohyseal. Hal ini secara alami
berarti bahwa indikasi untuk dilakukan traksi mencakup kondisi di mana kondisi secara fisiologi
akan memberikan manfaat secara fisiologi.
Indikasi, Tujuan penatalaksanaan, kesembuhan
Tidak ada consensus mengenai indikasi definitif untuk traksi, tapi harus dalam kondisi
memiliki yang sesuai untuk penggunaannya dalam kasus radiculopathy serviks. Traksi dilakukan
pada radikulopat ilumbal, nyeri leher, dan nyeri pinggang yang lebih kontroversial, dengan
kontra indikasi, traksi dapat digunakan untuk mengobati kondisi di mana efek fisiologis traksi
secara teoritis akanbermanfaat. Traksi paling sering dilakukan untuk mengobati radiculopathi
serviks. Literatur yang mendukung penerapan ini sedikit, dari dua laporan kasus menunjukkan
proses ke arah lebih baik pada gejala. Pengunaaan traksi untuk nyeri leher aksial bahkan kurang
30
bermanfaat. Di dalam tiga artikel yang menyorot mengenai topik ini dan menyimpulkan bahwa
kesembuhan penggunaan metode traksi belum diketahui secara pasti.
Tingkat traksi lumbal di dalam mengobati nyeri pinggang dengan atau tanpa gambaran
radicular, telah menurun selama beberapa decade terakhir. Perubahan ini terjadi karena
kurangnya efikasi, dan penekanan pada lebih program pengobatan aktif. Serangkaian kasus yang
terdiri dari 49 pasien dengan ditemukan lebih dari 6 minggu dengan kejadian nyeri panggul
sekitar 79% dengan traksi. Tetapi penelitian itu tidak ada kontrol. Satu studi traksi dengan
membandingkan pengobatan kosong, sementara yang lain traksi dibandingkan dengan
ditambahkan terapi fisik dengan terapi fisik saja.
Kedua studi ditemukan adanya perbedaan hasil antara kelompok perlakuan masing-masing.
Giannakopoulos dkk .menemukan perbaikan sekitar 13 dari 16 pasien dengan low back pain
diobati dengan alat inversi. Efek samping, yang terkadang timbul seperti tekanan darah tinggi,
saki tkepala, dan periorbital petechia dan faring, yang signifikan. Dalam tiga artikel
menyimpulkan bahwa tidak ada cukup informasi untuk mendukung penggunaan trasi untuk
gangguan tulang belakang lumbal, atau bahwa ada hanya tidak ada indikasi untuk
penggunaannya.
Kontraindikasi
Kontraindiksi absolute untuk traksi termasuk malignansi, infeksi seperti osteomyelitis
ataudiskitis, osteoporosis, inflamasi sendi, fraktur, kehamilan, kompresi spinal cord, hipertensi
tak terkontrol, penyakit kardiovaskular dan dalam pengaturan dari penyakit arteri carotis atau
vertebra. Pengawasan terutama untuk lansia, dalam keadaan herniasi dari midline disk, dan
adanya masalah pada region lumbal dan abdominal. Traksi inverse melibatkan risiko lebih
karena peningkatan tekanan darah dan penurunan detak jantung diketahui terjadi, menyebabkan
sakit kepala dan petechie periorbital. Kebanyakan praktisi setuju bahwa traksi harus dihentikan
jika ada eksaserbasi gejala, ketidaknyamanan dari perangkat traksi, atau dengan produksi gejala
sistemik seperti pusing.
Massage
Definisi
Penerapan "tangan menenangkan (soothing hand)" untuk orang sakit dapat dianggap
sebagai prototype dari setiap pengobatan terapi. Pijat adalah istilah yang digunakan untuk
31
menggambarkan manipulasi tertentu dari jaringan lunak tubuh. Pijat telah lebih jauh telah
ditetapkan sebagai suatu prosedur, yang biasanya dilakukan dengan tangan, dan termasuk
gesekan, meremas, berguling, dan perkusi dari jaringan eksternal tubuh. Ini dilakukan dalam
berbagai cara, dengan kuratif, paliatif, dengan tujuan higienis. Pijat dilakukan dengan tujuan
menghasilkan efek pada system saraf dan otot, serta efek pada sirkulasi local, dan umum dari
darah dan getah bening.
Pijat dan manipulasi memiliki akar sejarah yang sama. Dalam deskripsi awal dari kedua
teknik tersebut, kata-kata yang digunakan secara bergantian. baru-baru ini kedua hal tersebut
telah dipisahkan menjadi du amodalitas yang berbeda, namun tetap sama secara terminologi,
filosofi, dan teknik.
Sejarah
Pijat telah dikenal dan diterima dalam peradaban manusia walaupun dari asal yang
berbeda. Bahkan secara etimologi dari pijat menjadi sebuah perdebatan. Asal-usul dari pijat itu
sendiri berkembang termasuk Arab yang berasal dari kata massa, yang berarti "menyentuh",
dalam bahasa Yunani disebut massain, yang berarti "mengadon", atau istilah makek dari bahasa
Sansekerta, yang berarti "menekan atau memadatkan". Semua istilah-istilah ini berasal pada
waktu yang berbeda ,dan dalam budaya yang berbeda, peranpenting yang dimainkan pijat dalam
masyarakat. Dalam teksCina ter tulispada kungfu pada tahun 2700 SM, referensi dibuat pada
penggunaan pijat untuk menghilangkan sakit otot. Pada tahun 1000 SM, NeiChing, juga dikenal
sebagai The Yellow Classic Kaisar of Internal Medicine, menjelaskan bagaimana pijat latihan
kulit dan oto dan pernapasan yang digunakan dalam pengobatan kelumpuhan lengkap. Kulit dan
daging dan latihan nafas dipakai dalam pengobatan paralisis komplit. Ayur Veda (1500 sampai
1200 SM) dianggap tulisan medis tertua di India, dan sering dipakai sebagai referensi pemijatan.
Di Assiria, Babilon sekitar tahun 900 SM, pemijatan dipakai untuk mengeluarkan setan dan
mempercepat penyembuhan.
Literatur medis Yunani kuno dan Roma membuat banyak referensi dalam penggunaan
pemijatan sebagai dasar pengobatan. Hippocrates (460-375 SM), yang dianggap bapak
pengobatan modern, menulis secara luas penggunaan pemijatan dalam bukunya Articullations.
Plato (427-347 SM) dan Socrates (470-399 SM) membuat referensi untuk meminyaki dengan
minyak ketika melakukan pijatan. Dokter Yunani Asclepiades (129-40 SM), yang praktek di
32
Roma dan dianggap sebagai bapak pengobatan fisik, menulis tentang hidroterapi, latihan, dan
pijatan sebagai 3 dasar terapi terpenting untuk mengobati pasien.
Pada abad pertengahan “Gereja Roma” ketakutan penggunaan pijatan pada praktek
penyembuhan, dan itu diabaikan sebagai pilihan. Pelaksana pemijatan selama masa ini dianggap
dukun oleh profesi medis. Kebijakan ini menghancurkan kemajuan pijatan sebagai dasar
pengobatan. Selama Renaissance, sarjana kedoktran menghidupkan kembali pemijatan dan
berusaha memahami pengaruh terhadap fisiologi dan anatomi. Komunitas kedokteran Perancis
memasukkan “gesekan kulit” dan menggambarkan banyak teknik untuk melakukan pemijatan.
Banyak istilah untuk teknik ini, seperti effleurage, petrissage, tapotement, dan friction massage,
yang masih dipakai sampai sekarang.
Akar pijatan modern berasal dari pekerja Per Henking Ling (1776-1839) dari Swedia. Dia
penemu pengobatan gymnastics dan pendekatan yang menggabungkan pemijatan dengan latihan.
Ling banyak memakai teknik dan tatanama yang sebelumnya digambarkan orang-orang Prancis.
Dia juga menggunakan istilah seperti rolling, sliding, punching, shaking, dan vibration untuk
teknik pemijatan. Ling adalah pencetus dalam mendirikan Institut Royal Sentral untuk
Gymnastik, yang berpraktek, memikirkan, dan mempromosikan yang sekarang dikenal sebagai
pijatan Swedia. Beberapa murid Ling beremigrasi ke New York dan mendirikan Instiut
Pemijatan Swedia pada 1916.
Pada abad lampau ada 2 dokter yang sangat mnganjurkan penggunaan pemijatan dalam
praktek ortopedik. James Mennel menulis buku Pengobatan Fisik dengan Manipulasi dan
Pijatan pada 1917. Buku ini terkenal mempengaruhi bidang terapi fisik untuk menggunakan
pijatan sebagai dasar pengobatan. James Cyriax menulis dengan luas penggunaan manipulasi dan
pijatan gesek dalam, yang sekarang digunakan untuk pengobatan muskuloskeletal dan trauma
olahraga lainnya.
Popularitas pemijatan sebagai intervensi terapi telah berlangsung naik turun selama
beberapa dekade terakhir. Fluktuasi ini telah dipengaruhi oleh pofesi medis, yang dipercaya
sebagai prosedur medikai dan pembedahan yang diperlukan untuk memperbaiki penyakit. Pada
tahun terakhir, terdapat kebangkitan dalam ketertarikan pijatan yang menghasilkan penelitian
ilmiah dalam penggunaannya sebagai dasar pengobatan.
Indikasi dan tujuan Pengobatan
33
Pijatan memiliki efek dalam tubuh, termasuk mekanik, refleksif, neurologis, dan fisiologis.
Mekanisme terapi pasti bagaimana pijatan bekerja belum sepenuhnya dimengerti, dan mungkin
mewakili kombinasi di atas. Metode dan aplikasi pijatan berkaitan dengan besarnya efek ini.
Tujuan terapi pijat untuk menghasilkan relaksasi, menghilangkan tegangan otot, mengurangi
nyeri, meningkatkan mobilitas jaringan lunak, dan memperbaiki sirkulasi. Teknik ini bisa
digunakan pada pasien yang akan menguntungkan dari mobilisasi jaringan dan mengurangi
bengkak dan ketidaknyamanan. Pijatan untuk pasien dengan kanker telah menghasilkan
keuntungan ini dan mengurangi kebutuhan untuk menambah pengobatan penghilang nyeri.
Efek mekanik dan fisiologis
Efek mekanis dari pijatan paling nyata dan dipahami dengan baik. Efek ini didapat dari
tenaga fisik yang diberikan pada jaringan tubuh, seperti tekanan, gunting, dan vibrasi. Tekanan
mekanis diciptakan dengan pijatan yang memindahkan cairan dari area yang relatif stasis
(tekanan rendah) ke area tekanan tinggi dengan menciptakan gradien tekanan hidrostatis. Sekali
cairan meninggalkan sel atau cairan intestisial, mereka bisa masuk sistem limfatik atau vaskuler.
Katup dalam sistem limfatik dan vena mencegah kembalinya cairan ke jaringan.
Pijatan bisa mempunyai efek segera pada aliran darah kulit, dengan hiperemia terlihat
dengan teknik superfisial. Mekanisme kerja untuk ini tidak dimengerti dengan baik tetapi paling
mungkin karena stimulasi sel mast dan pelepasan histamin. Pelepasan histamin lokal ini
menyebabkan respon Lewis, termasuk panas dan kemerahan pada tempat stimulasi.
Pijatan dalam memiliki efek pada dasar fasia dan jaringan ikat dalam. Trauma pada
jaringan lebih dalam ini bisa menghasilkan restriksi, adhesi, dan luka. Konstriksi fasia ini bisa
secara potensial menyebabkan restriksi perpindahan cairan dalam pembuluh darah, sebaik
pengurangan aktifitas otot. Pijatan dalam bisa menolong untuk melepas restriksi ini, adhesi dan
luka mikro.
Nyeri, inaktifitas, dan melemahkan menghasilkan tidak cukupnya otot untuk memidahkan
cairan. Hipomobilitas ini bisa menghasilkan meningkatnya stasis cairan, menghasilkan lengkung
umpan balik sendiri terus menerus. Hipomobilitas ini bisa menghasilkan akumulasi cairan tetapi
yang penting ini bisa menyebabkan akumulasi produk sisa metabolik. Produk sisa metabolik ini
bisa menciptakan pengaruh osmotik pada perpindahan cairan dan menghasilkan stimulasi serabut
nyeri. Pijatan meningkatkan mobilitas produk sisa metabolik dan pnyebaran akumulasi cairan.
34
Sekali siklus terus menerus dari nyeri, stasis dan hipomobilitas rusak, tubuh bisa menyimpan
kembali mekanisme penyembuhan normal.
Telah dihipotesiskan bahwa pijatan menghasilkan pada reaksi refleks normal. Ini dianggap
bahwa reaksi ini yang terhitung untuk efek global menghasilkan teknik pijatan. Serabut saraf
afferent somatis membawa informasi dari sistem somatis ke medula spinalis. Disfungsi dalam
struktur somatis bisa meningkatkan input afferent neural. Meningkatnya input ini mengubah
aktivitas eferen pada level korda spinalis yang sama melalui interneuron. Peningkatan aktivitas
eferen ini menyebabkan otot menjadi hipertonus dan berkontraksi. Daerah otot yang hipertonus
sesuai dengan level korda spinalis spesifik yang mensarafinya. Hal ini disebut sebagai
“facilitative spinal segment’ dan dibahas secara mendalam pada bagian manipulasi.
Types of Massages
Berbagai teknik telah digunakan dalam terapi pijat. Teknik ini dikategorisasikan berdasarkan
lokasi geografis asal, seperti tipe pijatan Barat (Eropa) dan tipe pijatan timur (Asia). Teknik
Barat yang paing sering digunakan adalah teknik yang diterapkan oleh Swedish. Empat gaya
pijatan dasar teknik Barat ini antara lain effleurage, petrissage, friction massage, dan tapotement
yang berasal dari Perancis. Beberapa jenis pengobatan mengkombinasikan terapi pijatan dengan
teknik pengobatan lain seperti reintegrasi struktural, restorasi fungsi, dan terapi gerakan.
Western Form of Massage (Massase Tipe Barat)
Effleurage. Effleurage menggunakan teknik menekankan telapak tangan, ujung jari, dan/atau
jempol pada kulit dengan pola sirkular-ritmik dengan derajat tekanan yang bervariasi. Gerakan
pijatan ini dilakukan dengan menjaga kontak kontinu dengan kulit dan memijat dari bagian distal
hingga ke proksimal dari ekstremitas, torso, atau tulang belakang. Setelah pijatan mencapai
bagian proksimal, tangan pemijat dapat diturunkan kembali kebagian distal dan proses pemijatan
yang sama diulang. Teknik ini sering digunakan sebagai pendahulu dari teknik pemijatan atau
manipulasi lain yang lebih agresif.
Effleurage yang dilakukan pada permukaan superfisial tubuh dapat menimbulkan
perubahan refleksif dan perubahan fisiologis. Aliran darah ke daerah yang dipijat akan
meningkat, menimbulkan relaksasi pada daerah tersebut bila pijatan dilakukan secara lambat,
dan menimbulkan stimulasi bila dilakukan dengan cepat. Pemijatan yang lebih dalam dapat
menimbulkan efek mekanik pada sistem sirkulasi dan sistem myofascial dalam. Effluerage sering
35
digunakan untuk menstimulasi drainase dari sistem limfatik dan untuk meringankan nyeri akibat
joint-sprain, muscle strains, dan memar, juga pada kasus kongesti vaskular yang berkaitan
dengan pembedahan, penyakit pembuluh darah perifer, dan nyeri kompleks regional.
Gambar 19-12. Massase Effleurage. Tipe massase ini dilakukan pada pasien dengan rhytymik bahu posterior.
Petrissage. Petrissage juga dikenal dengan sebutan ‘kneading massage’. Teknik pemijatan
melibatkan kedua tangan yang menekan kulit diantara jempol dan jari pemijit yang lalu
digulirkan secara ritmik. Kedalaman dari petrissage dapat menentukan efek mekanik yang
dihasilkan. Teknik superfisial menimbulkan relaksasi, sedangkan tekni petrissage yang lebih
dalam meningkatkan aliran darah, memobilisasi cairan dan deposit jaringan, menurunkan adhesi
jaringan, dan meningkatkan elastisitas jaringan.
Gambar 19-13. Massase Petrissage “Berputar”.
36
Petrissage juga mencakup pemijatan kompresi, dengan berbagai variasi antara lain
kneading (picking-up), wringin, rolling, dan shaking the tissue. Kneading meliputi pergerakan
sirkular satu tangan diatas tangan yang lain pada permukaan bagian tubuh. Bagian dalam jari dan
jempol menekan jaringan dan menggesernya dari strruktur tubuh yang lebih dalam. Picking-up
meliputi empat langkah dasar yaitu penekanan jaringan lunak , ‘menjepit’ jaringan dengan
jempol dan tangan kemudian ditekan, dilepaskan, kemudian gerakan diatas diulang pada posisi
lebih proksimal. Wringing menyerupai gerakan pijat picking up, namun saat satu tangan
menekan, tangan yang lain menarik, sehingga timbul gaya yang menyerupai tarikan pada
permukaan tubuh. Rollling dilakukan dengan ‘menjepit’ permukaan jaringan tubuh diantara
jempol dan jari, dan menggulir jaringan seperti jaringan tersebut berjalan pada objek kecil
dibawah kulit. Shaking merupakan teknik pijatan dimana jaringan dijepit dan digetarkan secara
kuat diantara kedua tangan. Posisi tangan kemudian diubah-ubah sepanjang otot yang hendak
diterapi.
Tapotement. Tapotement, atau pijatan perkusi, melibatkan kontak ritmik bergantian pada
permukaan jaringan tubuh dengan tekanan yang berbeda. Berbagai teknik telah digunakan untuk
menghasilkan tipe pijatan tapotement ini, termasuk hacking, clapping, beating, pounding, dan
vibration.Hacking menggunakan bagian tangan yang dipersarafi saraf ulnaris yang langsung
‘memukul’ permukaan jaringan tubuh yang hendak diterapi. Pukulan berfrekuensi 2-6 Hz ini
akan diteruskan dengan pola sekuensial ke seluruh permukaan yang diterapi. Teknik cupping
menggunakan tangan yang ditangkupkan, yang kemudian diperkusikan ke dinding dada. Teknik
ini seringkali digunakan untuk mengeluarkan sekresi yang dihasilkan oleh proses penyakit
seperti kistik fibrosis. Beating menggunakan ujung siku yang terlipat merupakan salah satu
teknik tapotement yang agresif sehingga jarang digunakan. Teknik tapping menggunakan
permukaan jari, biasanya jari telunjuk dan jari tengah, untuk melakukan perkusi pada permukaan
tubuh. Teknik ini sering digunakan disekitar sinus untuk mempermudah pengeluaran sekresi.
37
Gambar 19-14. Massase Tapotement “Hacking”
Gambar 19-15. Massase Tapotement “cupping”
Friction Massage. Friction Massage adalah pijatan dengan pemberian tekanan sirkular,
longitudinal, atau transversal menggunakan jari, jempol, atau regio hipotenar tangan pada area
tubuh yang kecil. Cross friction massage digunakan secara luas oleh Cyriax. Sedikit sekali
gerakan yang diaplikasikan oleh jempol pada permukaan tubuh yang hendak diterapi. Jaringan
tubuh dipijat mulai dari permukaan sampai ke bagian dalam dengan meningkatkan tekanan yang
diberikan. Tujuan terapi friction massage adalah melepaskan adhesi jaringan, melenturkan
38
ligamen, dan menghilangkan trigger point. Friction massage juga efektif digunakan sebagai
terapi dari bursitis, fascitis plantaris, dan trigger points, seperti yang dijelaskan oleh Travell.
Gambar 19-16. Massase Friksi. Massase ini dilakukan pada epikondilus lateral untuk
menyembuhkan tendon.
Teknik Western yang lain
Teknik lain yang menggabungkan pijatan, struktur, fungsi, dan gerakan dalam progam
rehabilitasi antara lain Tager psychologic integration, teknik Alexander dan Feldenkrais, Rolfing,
myofacial release, dan drainase limfatik manual (MLD). Walaupun penggunaan teknik ini tidak
sesering penggunaan teknik Swedish, teknik ini telah mulai digunakan oleh orang-orang.
Tager Psychologic Integration Metode terapi ini dikembangkan oleh Milton Tager, MD pada
tahun 1940-an. Teknik ini mengkombinasikan penggunaan kerja jaringan tangan dan reintegrasi
dari gerakan melalui reedukasi dan latihan relaksasi. Teknik ini melatih pasien untuk bergerak
dengan ‘ringan’ dan efisien. Latihan kerja tangan meliputi gerakan rocking, streching, atau
rolling movement untuk relaksasi dan mengurangi tegangan. Komponen gerak dari teknik ini
disebut ‘mentastics’, yang merupakan gabungan dari elemen mental, psikologis, dan gimnastik,
yang berfokus membuat gerakan menjadi lebih ringan dan mudah.
Terapis Tager menggunakan ‘hook up’, termasuk terapis harus dalam keadaan tenang dan
fokus. Terapis menggunakan hook up ini untuk berkomunikasi dengan kebutuhan pasien dan
respon pasien terhadap terapi. Informasi disampaikan melalui tangan terapis ke tubuh pasien
yang menghasilkan gerakan yang lebih mudah.
39
Teknik Alexander E.M Alexander (1869-1955) merupakan aktor Shakespear yang sering
mengalami masalah leher dan vokal. Setelah banyak perenungan dan reedukasi postural, ia
menyadari bahwa masalah vokalnya dapat teratasi dengan reedukasi postural. Ia kemudian
mengembangkan teknik terapi untuk pengobatan nyeri leher kronik dan nyeri punggung bawah.
Alexander menerapkan pendekatan keseimbangan antara gerakan kepala dan leher dengan
menggunakan kontrol primer, dan postur dinamis serta latihan pernafasan. Teknik ini
mengajarkan pasien untuk mengerti pola gerakan mana yang bermanfaat, mana yang tidak perlu
yang biasanya tidak disadari. Diperkirakan, pola gerakan yang tidak bermanfaat dapat dihentikan
melalui terapi.
Pola Feldenkrais. Mosche Feldenkrais, DSc (1880-1967), adalah seorang ahli fisika dan
insinyur mesin yang mengalami disfungsi lutut dan dikatakan kemungkinan besar harus
menggunakan kursi roda. Dengan latar belakang teknik sabuk hitam judo dan ilmu fisikanya, ia
mempelajari pergerakan dan hubungan antara kontraksi otot dan gerakan. Melalui rehabilitasi
sendiri masalah di lututnya, ia mengembangkan beberapa teknik.35 Ia mulai mengajar siswa-
siswanya beberapa latihan sederhana yang dapat diperagakan pada tugas-tugas fungsional.
Tujuan teknik-teknik ini adalah mempelajari gerakan efisien dan bebas nyeri. Feldenkrais
menekankan repetisi multipel dalam meletakkan pola neuromuskular baru dan
mempertimbangkan seluruh tubuh, bahkan pada gerakan paling sederhana.
Integrasi struktural Rolfing. Ida Rolf (1896-1979), seorang ahli kimia yang mengalami
beberapa masalah kesehatan terinspirasi oleh beberapa filosofi medis seperti osteopati, teknik
Alexander, dan yoga. Ia melihat tubuh sebagai kelompok unit dan mempelajari hubungan mereka
satu sama lain. Rolf melihat gaya berat sebagai satu penyebab utama disfungsi. Prinsip utama
sistem integrasi struktural adalah membantu klien mencapai keselarasan vertikal yang tepat dan
gerakan yang efisien.35 Regimen ini terdiri dari serangkaian prinsip sesi 60 sampai 90 menit.
Pijatan superfisial diperagakan pertama kali, dengan peningkatan menjadi masase gesekan yang
lebih dalam. Ini adalah usaha untuk meregangkan fascia dan membiarkan otot menjadi relaks dan
memanjang. Semua sesi berhubungan satu sama lain dan penambahan penatalaksanaan selalu
diminta sebagai tambahan dalam perubahan promosi. Pijatan gesekan yang lebih yag ditampilkan
dengan teknik Rolfing dapat terasa nyeri. Teknik yang lebih baru sudah diimplementasikan,
dengan nyeri yang lebih sedikit dan sedikit invasif. Teknik lain sudah dipengaruhi teknik
Rolfing, dengan memasukkan pola Kellerwork dan Aston.
40
Pembebasan Miofasial. Istilah pembebasan miofasial diciptakan oleh Robert Ward, DO, pada
tahun 1960163, dan lebih jauh dikembangkan oleh John Barnes, PT.5 Teknik ini ditemukan dengan
alasan tubuh dibungkus oleh jaringan ikat (seperti fascia). Fascia merupakan substansi besar
yang menghubungkan semua tulang, otot, saraf, dan organ dan jaringan internal lain. Luka atau
tekanan pada satu area fascia dapat mengakibatkan nyeri dan nyeri tekan. Karena hubungan ini,
luka pada satu area fascia dapat mengakibatkan nyeri dan disfungsi pada area yang lebih jauh.
Praktisi pembebasan miofasial menggunakan peregangan dan pijatan untuk membebaskan
tekanan fascial dan dapat sering bekerja pada area yang tampak tidak berhubungan dengan nyeri
atau trauma primer. Pembebasan miofasial digunakan untuk mengobati nyeri kronik dan
mengembalikan luas gerakan menjadi normal.
Drainase Limfatik Manual. Drainase Limfatik Manual (MLD) dikembangkan di Eropa pada
tahun 1930 oleh fisioterapis Danish, Estrid dan Emil Vodder, sebagai teknik untuk mengontrol
limfedema post mastektomi. MLD adalah pijatan superfisial terpusat dimana limfe dipindahkan
dari daerah pembuluh limfe yang rusak ke daerah limfe lain. Bagian tatalaksana pertama meliputi
pijatan daerah proksimal ekstremitas. Hal ini dilakukan untuk mendilatasi pembuluh limfe dan
membiarkan alirannya mencapai daerah distal. Setelah daerah proksimal dipijat, pijatan yang
lebih ritmik dilakukan dari distal ke proksimal ekstremitas. Sesi ini berlangsung selama 45-60
menit. Terapi limfedema konpleks meliputi kombinasi MLD dengan modalitas lain, seperti
pompa sekuensial, balutan tekanan rendah, perawatan kulit, garmen kompresif, dan latihan.109
Pemeliharaan jangka panjang dilakukan untuk mengontrol edema. Hal ini menunjukkan bahwa
volume ekstremitas dapat dikurangi sebanyak 25-63% setelah tatalaksana ini.17,92 MLD menjadi
populer di Amerika Serikat dan banyak terapis dilatih teknik ini.
Bentuk Pijatan Eastern
Akupresur. Akupresur didefinisikan sebagai tekanan jari pada gerakan sirkuler untuk mengobati
daerah yang dapat diterapi dengan jarum akupungtur dan untuk beberapa alasan.155 Akupungtur
telah dikembangkan lebih dari 3000 tahun yang lalu di Cina. Filosofi dasar di balik teknik ini
adalah mengembalikan aliran energi atau qi. Qi memiliki dua komponen dasar yang mengalir
sepanjang 12 meridian; yin berhubungan dengan kepasifan, istirahat, dan dingin, sedangkan yang
41
berhubungan dengan keaktifan, stimulasi, dan panas. Keseimbangan tekanan ini dipikirkan
berhubungan dengan kesehatan dan dapat terjadi ketidakseimbangan dengan penyakit.
Tujuan tatalaksana ini adalah mengembalikan energi keseimbangan atau homeostasis. Akupresur
dilakukan pada pasien yang berbaring. Tekanan dalam diberikan pada titik-titik akupungtur
dengan gerakan sirkuler tanpa menggunakan lubrikan. Akupresur dapat digunakan untuk
menatalaksana mual dan muntah yang berhubungan dengan kemoterapi, untuk mengurangi nyeri
post operasi, untuk menatalaksana sakit kepala, dan mengurangi nyeri sendi temporomandibular.
Akupresur adalah sebuah teknik yang dapat dengan mudah diubah menjadi modalitas tatalaksana
sendiri.
Shiatsu. Shi (berarti jari), atsu (berarti tekanan) adalah tipe kerja tubuh orang jepang
berdasarkan akupungtur.155 Teknik ini dicoba oleh seorang klinisi. Tekanan diberikan pada
meridian tertentu yang sesuai dengan akupungtur. Tipe tatalaksana ini sudah dikembangkan di
negara-negara barat dan semakin meningkat di Amerika Serikat.
Refleksologi. Praktisi medis Yunani berhipotesis bahwa ada representasi homunkular tubuh pada
telapak kaki.155 Filosofi ini mungkin didasarkan pada Mesir Yunani, tetapi literatur medis Cina
mendemonstrasikan homunkulus tubuh berada pada telinga, kaki, dan tangan. Palpasi pada area
spesifik pada kaki akan menjadi nyeri tekan jika pada bagian-bagian tubuh mengalami disfungsi.
Refleksologi adalah aplikasi tekanan sirkuler dalam pada titik-titik disfungsi khusus pada telapak
kaki. Hal ini dipertimbangkan sebagai disiplin terpisah di Amerika Serikat, tetapi digunakan oleh
beberapa praktisi pijatan di Swedia untuk mengobati daerah nyeri tekan pada ekstremitas. Hal ini
digunakan untuk mengobati hipertensi, stres, kelelahan, dan keluhan digestif.
Penggunaan Pijatan Evidence Based
Pijatan digunakan dalam bentuk multipel dalam menatalaksana berbagai keadaan.
Penelitian tradisional sulit dalam menampilkan teknik ini karena kurangnya standar tatalaksana
palsu. Walaupun hal ini merupakan kekurangan kualitas penelitian pada teknik-teknik ini, ada
ketertarikan baru dalam menetapkan manfaat pijatan.
Paling sedikit ada satu uji random terkontrol besar mendukung penggunaan pijatan pada
tatalaksana ansietas dan stres; artralgia dan penyakit artritid49,51,133; fibromialgia20; limfedema21;
gangguan muskuloskeletal seperti whiplash, nyeri punggung bawah,59 dan trauma yang
berhubungan dengan olahraga27,90,101,137; dan gangguan tidur.141,142
42
Ada rekomendasi yang menyarankan terapi pijatan mungkin berguna sebagai sebuah
tatalaksana tambahan atau tatalaksana alternatif yang mungkin pada beberapa keadaan (data
penelitian ini lebih menarik daripada uuji random terkontrol): luka bakar,50,53,80 perawatan pasien
kanker,11,21,48,111,165 nyeri kronik,40,60,100 trauma yang berhubungan dengan olahraga, sakit kepala,137
dan infeksi HIV AIDS.13,148 Walaupun terapi pinjatan secara jelas tidak mengobati pada keadaan
ini, hal ini menambah keefektifan intervensi terapetik lain.
Kontraindikasi Pijatan
Terapi pijatan adalah modalitas yang relatif aman. Komplikasi jarang dan biasanya tidak
serius. Ada beberapa kontraindikasi absolut dan relatif pada pijatan tradisional di Swedia.
Komplikasi potensial untuk Shiatsu, refleksologi, dan akupungtur belum digambarkan secara
spesifik. Pijatan tidak selalu dilakukan pada daerah keganasan, selulitis, atau limfangitis.104 Efek
pijatan pada daerah ini dapat mengakibatkan mobilisasi sel tumor ke suplai limfatik dan vaskular
atau penyebaran infeksi.
Daerah trauma atau perdarahan seharusnya tidak diterapi dengan pijatan jaringan dalam.
Mobilisasi daerah ini mengakibatkan peningkatan kecenderungan perdarahan berulang. Pasien
yang mengkonsumsi antikoagulan seharusnya diterapi dengan teknik yang baik dan diawasi
kemungkinan timbulnya purpura dan ekimosis. Pijatan jaringan dalam seharusnya dilakukan
pengawasan lebih pada pengguna antikoagulan atau yang mengalami diatesis perdarahan.
Pijatan seharusnya tidak digunakan melebihi daerah yang diketahui mengalami trombosis
vena dalam atau plak aterosklerosis. Hal ini dapat mengakibatkan infark emboli pada paru, otak,
atau sistem perifer. Perawatan khusus dapat dilakukan pada pasien osteoatritis atau severe
osteoporosis untuk menghindari luas gerakan atau regangan berlebihan yang mengubah
permukaan artikulasi. Pasien dengan tekanan darah rendah mungkin pernah mengalami hipotensi
postural setelah tatalaksana ini dan harus diawasi secara hati-hati. Pasien yang mengalami
pnyiksaan secara fisik atau pelecehan seksual dapat mengalami trauma saat mendapat
tatalaksana ini. Perawatan khusus dengan memperhatikan teknik sentuhan dilakukan pada pasien
ini. Orang dengan edema seharusnya tidak mendapat pijatan jaringan dalam atau teknik pijatan
lainnya yang dapat mengakibatkan akumulasi lokal cairan interstitial.
Kesimpulan
43
Manipulasi, traksi, dan pijatan merupakan bagian pelayanan kesehatan terintegrasi sejak
zaman Yunani. Popularitas teknik ini pasang surut sesuai dengan perubahan paradigma waktu
medis tradisional. Popularitas teknik ini bangkit kembali baru-baru ini. Usaha penelitian, telah
menunjukkan bahwa spektrum manfaat fisiologis dan perubahan klinis berhubungan dengan
modalitas ini. Manipulasi, traksi, dan pijatan semakin diketahui sebagai tatalaksana tambahan
berharga pada pelayanan medis standar. Banyak pusat medis sekarang memiliki departemen
yang mempraktekkan, mendidik, dan meneliti modalitas ini.
44