thaharah

Upload: aulia-rachman

Post on 17-Jul-2015

427 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Thaharah (Bersuci) Posted on March 12, 2012. Filed under: Uncategorized | Tags: ber, bersuci, berwudlu, tayamum, thaharah | Kebersihan adalah sebagian dari iman (Al Hadits). Bagi umat islam memahami menghayati dan mengamalkan isi kandungan hadits tersebut wajib hukumnya. Islam sangat memperhatikan pentingnya kebersihan baik kebersihan jasmani maupun rohani. Kebersihan jasmani berarti bersih hadas dan najis. Apabila kita akan menjalankan shalat harus mandi dahulu, jika sedang berhadas besar. Berwudhu dahulu jika sedang berhadas kecil. Pakaian, badan, tempat harus suci dari najis. Kebersihan rohani jauh lebih penting, karena jika kita akan menjalankan ibadah, hati kita harus bersih dari sifat iri, dengki, hasud, riya, takabur, suudzan dan lain-lain. A. Pengertian Taharah Taharah menurut bahasa artinya bersuci atau bersih. Menurut istilah adalah bersuci dari hadas, baik hadas besar maupun hadas kecil dn bersuci dari najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-benda yang terbawa di badan. Taharah terbagi menjadi dua bagian yaitu lahir dan batin. Taharah lahir adalah taharah / suci dari najis dan hadas yang dapat hilang dicuci dengan air mutlak (suci menyucikan) dengan wudu, mandi, dan tayamun. Taharah batin adalah membersihkan jiwa dari pengaruh-pengaruh dosa dan maksiat, seperti dengki, iri, penipu, sombong, ujub, dan ria. Dalam hal ini banyak ayat Al qur`an dan hadist Nabi Muhammad saw, menganjurkan agar kita senantiasa menjaga kebersihan lahir dan batin. Firman Allah SWT : [:] Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang suci lagi bersih. (QS Al Baqarah:222) Selain ayat al qur`an tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda.

]:[Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan solat, maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan basuhlah kakimu sampai mata kaki.(QS Al Maidah :6). a. Syarat Wudu Wudu seseorang dianggap sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut. Beragama Islam Sudah mumayiz Tidak berhadas besar dan kecil memakai air suci lagi mensucikan Tidak ada sesuatu yang menghalangi samp[ainya air ke anggota wudu, seperti cat, getah dsb. b. Rukun Wudu Hal-hal yang wajib dikerjakan dalam wudu adalah sebagai berikut. 1. Niat berwudu di dalam hati bersamaan ketika membasuh muka. Lafal niat:

5 6 7 8 9 10

Menyapu seluruh kepala membasuh sela-sela jari tangan dan kaki Mendhulukan anggota wudu yang kanan dari yang kiri. Membasuh anggota wudu tiga kali. Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam Membaca doa sesudah wudu.

Doa sesudah wudu.

. .

Artinya : Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, yang tida sekutu bagi-Nya, Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bertobat, dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan orangorang yang bersuci. d. Hal yang membatalkan wudu. Wudu seseorang dikatakan batal apabila yang bersangkutan telah melakukan hal-hal seperti berikut. 1 Keluar sesuatu dari kubul (kemaluan tempat keluarnya air seni) atau dubur(anus), baik berupa angin maupun cairan(kentut,kencing, tinja, darah, nanah, mazi, mani dan sebagainya) Firman Allah SWT dalam Al Quran Surah An Nisa:43. .... .... Artinya : atau kembali dari tempat buang air .... (QS.An-Nisa :43) 2 Bersentuhaan kulit laki-laki dan perempuan tanpa pembatas. Firman Allah SWT dalam Al Quran surah An Nisa :43. .... .... Artinya : atau kamu telah menyentuh perempuan. 3 Menyentuh kubul atau dubur dengan tapak tangan tanpa pembatas. Sabda Nabi Muhammad SAW.

Artinya:Saya berniat wudu untuk menghilangkan hadas kecil karena Allah SWT. 2. Membasuh seluruh muka 3. Membasuh kedua tangan sampai siku 4. Mengusap atau menyapu sebagian kepala. 5. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki, dan 6. Tertib (berurutan dari pertama sampai terakhir Sunah Wudu Untuk menambah pahala dan menyempurnakan wudu, perlu diperhatikan hal-hal yang disunahkan dalam melakukan wudu, antara lain sebagai berikut. 1 Membaca dua kalimah syahadat ketika hendak berwudu 2 Membaca taawuz dan basmalah 3 Berkumur-kumur bagi seseorang yang sedang tidak berpuasa 4 Membasuh dan membersihkan lubang hidung

) ( Artinya : Kebersihan itu adalah sebagian dari iman.(HR.Muslim) B. Ketentuan , Wudhu, Tayamum, dan Mandi Wajib 1. Pengertian Wudu Wudu menurut bahasa berarti bersih. Menurut istilah syara berarti membasuh anggota badan tertentu dengan air suci yang menyucikan (air mutlak) dengan tujuan menghilangkan hadas kecil sesuai syarat dan rukunnya. Firman Allah SWT dalam surat Al.Maidah ayat 6. c.

) (

Artinya : Dari Umi Habibah ia berkata saya telah mendengar Rosulullah SAW bersabda :Barang siapa menyentuh kemaluannya hendaklah berwudu.(HR Ibnu Majjah dan disahkan oleh Ahmad)

4 5

Tidur dengan nyenyak Hilang akal.

1. Tayamum Tayamum secara bahasa adalah berwudu dengan debu,(pasir, tanah) yang suci karena tidak ada air atau adanya halangan memakai air. Tayamum menurut istilah adalah menyapakan tanah atau debu yang suci ke muka dan kedua tangan sampai siku dengan memenuhi syarat da rukunnya sebagai pengganti dari wudu atau mandi wajib karena tidak adanya air atau dilarang menggunakan air disebabkan sakit. Firman Allah SWT dalam surat An Nisa ayat 43..

]:[

Artinya : Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik (suci), sapulah mukamu dan tanganmu sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS An Nisa:43) Tayammum merupakan pengganti dari berwudu. Apabila seseorang telah melaksanakan salat dengan tayamum kemudian dia menemukan air, maka tidak wajib mengulang sekalipun waktu salat masih ada. Adapun syarat dan rukun, sunah serta hal-hal yang terkait dengan tayamum adalah sebagai berikut. a. Syarat Tayamum Syarat tayamum adalah sebagai berikut : Ada sebab yang membolehkan mengganti wudu atau mandi wajib dengan tayamum. Sudah masuk waktu salat Sudah berusaha mencari air tetapi tidak menemukan Menghilangkan najis yang melekat di tubuh Menggunakan tanah atau debu yang suci. b. Rukun Tayamum Niat Mengusap debu ke muka Mengusap debu ke dua tangan sampai siku Tertib c. Sunah Tayamum

Dalam melaksanakan tayamum, seseorang hendaknya memperhatikan sunah-sunah tayamum sebagai berikut. Membaca dua kalimah syahadat ketika hendak bertayamum Membaca taawuz dan basmalah Menepiskan debu yang ada di telapak tangan Merenggangkan jari-jari tangan Menghadap kiblat Mendahulukan anggota tubuh yang kanan dari yang kiri Membaca doa (seperti doa sesudah wudu) d. Hal yang membatalkan Tayamum Tayamum seseorang menjadi batal karena sebab berikut : 1 Semua yang membatalkan wudu juga membatalkan tayamum 2 Keadaan seseorang melihat air yang suci yang mensucikan(sebelum salat) 3 Murtad (keluar dari agama Islam) e. Praktik Tayamum Ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui dalam melakukan tayamum. Hal tersebut perlu diperhatikan karena suatu saat kamu pasti akan melakukannya, seperti ketika kamu dalam perjalanan, berada di daerah yang tidak ada air, atau sedang sakit yang tidak memperbolehkan terkena air. 1 Carilah tempat yang mengandung debu/tanah yang suci. 2 Letakkan atau tempelkan kedua tangan pada tempat yang berdebu tersebut disertai niat dalam hati. Lafal niat tayamum.

Artinya : Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadast besar karena Allah Taala. a. Rukun mandi wajib Ada beberapa hal yang menjadi rukun dalam melaksanakan mandi wajib, diantaranya sebagai berikut : Niat mandi wajib Menyiramkan air keseluruh tubuh dengan merata. Membersihkan kotoran yang melekat atau mengganggu sampainya air ke badan. b. Sunah Mandi Wajib Pada waktu mandi wajib disunahkan melakukan beberapa hal, antara lain : 1 Menghadap kiblat 2 Membaca basmalah 3 Berwudu sebelum mandi 4 Mendahulukan anggota badan yang kanan dari yang kiri, dan 5 Menggosok badan dengan tangan. c. Beberapa Penyebab Diwajibkan Mandi Wajib Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi penyebab diwajibkannya mandi wajib: 1 Keluarnya air mani (sperma) dengan syahwat, baik ketika sedang tidur maupun dalam keadaan terjaga. Akan tetapi, apabila ia bermimpi tidak disertai keluarnya mani, maka ia tidak wajib mandi. 2 Selesainya haid bagi perempuan. 3 Selesai melahirkan. 4 Selesai nifas, yakni darah yang keluar sesudah melahirkan. 5 Meninggalnya seseorang (jenazah). d. Praktek Mandi Wajib Bagi perempuan yang sudah beranjak dewasa (mengalami haid) dan anak laki-laki dewasa yang sudah mengalami mimpi basah, wajib melakukan mandi waji. Perhatikanlah beberapa langkah yang harus diketahui dalam melakukan mandi wajib berikut : Pastikan bahwa kamu benar-benar telah mengalami hadas besar. Lakukan sesuai dengan rukun mandi wajib yang telah kamu pelajari. Sempurnakan dengan sunah-sunah mandi wajib.

Artinya : Aku niat bertayamum untuk dapat mengerjakan salat fardu karena Allah Taala. 3 Mengusap kedua tangan sampai siku hingga merata dengan mendahulukan tangan kanan. Usahakan mencari debu pada tempat yang berbeda. 4 Membaca doa sesudah tayamum, seperti doa sesudah wudu.

2. Pengertian Mandi Wajib Mandi wajib disebut juga mandi besar, mandi junub, atau mandi janabat. Mandi wajib adalah menyiram air ke seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan disertai niat mandi wajib di dalam hati. Firman Allah SWT : . . Artinya : .dan jika kamu junub maka mandilah. (QS Al Maidah) Adapun lafal niatnya adalah sebagai berikut :

C. Perbedaaan Hadas dan Najis 1. Hadas a. Pengertian Hadas Hadas menurut bahasa artinya berlaku atau terjadi. Menurut istilah, hadas adalah sesuatu yang terjadi atau berlaku yang mengharuskan bersuci atau membersihkan diri sehingga sah untuk melaksanakan ibadah. Berkaitan dengan hal ini Nabi Muhammad saw, bersabda :

) (

Artinya : Rasulullah saw, telah bersabda : Allah tidak akan menerima salat seseorang dari kamu jika berhadas sehingga lebih dahulu berwudu. (HR Mutafaq Alaih) . . Artinya : Dan jika kamu junub, maka mandilah kamu. (QS Al Maidah :6) Ayat dan hadist diatas menjelaskan bahwa bersuci untuk menghilangkan hadas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu berwudu dan mandi. b. Bermacam hadas dan cara mensucikannya Menurut fiqih, hadas dibagi menjadi dua yaitu : Hadas kecil Hadas kecil adalah adanya sesuatu yag terjadi dan mengharuskan seseorang berwudu apabila hendak melaksanakan salat. Contoh hadas kecil adalah sebagai berikut : Keluarnya sesuatu dari kubul atau dubur. Tidur nyenyak dalam kondisi tidak duduk. Menyentuh kubul atau dubur dengan telapak tangan tanpa pembatas. Hilang akal karena sakit atau mabuk. Hadas besar Hadas besar adalah sesuatu yang keluar atau terjadi sehingga mewajibkan mandi besar atau junub. Contoh-contoh terjadinya hadas besar adalah sebagai berikut : Bersetubuh (hubungan suami istri) Keluar mani, baik karena mimpi maupun hal lain Keluar darah haid Nifas Meninggal dunia 2. Najis Pengertian Najis Najis menurut bahasa adalah sesuatu yang kotor. Sedangkan menurut istilah adalah sesuatu yang dipandang kotor atau

menjijikkan yang harus disucikan, karena menjadikan tidak sahnya melaksanakan suatu ibadah tertentu. Macam-macam Najis dan Cara Mensucikannya Berdasarkan berat dan ringannya, najis dibagi menjadi tiga macam. Najis tersebut adalah Mukhafafah, Najis Mutawasitah, dan Najis Muqalazah. Najis Mukhafafah Najis mukhafafah adalah najis ringan. Yang tergolong najis mukhafafah yaitu air kencing bayi laki-laki yang berumur tidak lebih dua tahun dan belum makan apa-apa kecuali air susu ibunya. Cara mensucikan najis mukhafafah cukup dengan mnegusapkan/ memercikkan air pada benda yang terkena najis. Najis Mutawasitah Najis mutawasitah adalah najis sedang. Termasuk najis mutawasitah antara lain air kencing, darah, nanah, tina dan kotoran hewan. Najis mutawasitah terbagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Najis hukmiah adalah najis yang diyakini adanya, tetapi, zat, bau, warna dan rasanya tidak nyata. Misalnya air kencing yang telah mengering. Cara mensucikannya cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis tersebut. b. Najis ainiyah adalah najis yang nyata zat, warna, rasa dan baunya. Cara mensucikannya dengan menyirkan air hingga hilang zat, warna, rasa dan baunya. Najis Mugalazah Najis mugalazah adalah najis berat, seperti najisnya anjing dan babi. Adapun cara mensucikannya ialah dengan menyiramkan air suci yang mensucikan air suci yang mensucikan (air mutlak) atau membasuh benda atau tempat yang terkena najis sampai tujuh kali. Kali yang pertama dicampur dengan tanah atau debu sehingga hilang zat, warna, rasa, dan baunya. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad saw :

Debu, dapat digunakan untuk tayamum sebagai pengganti wudu atau mandi. Batu bata, tisu atau benda atau benda yang dapat untuk menyerap bisa digunakan untuk istinjak. Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa perbedaan antara hadas dan najis. Perhatikanlah tabel perbedaan hadas dan najis berikut. No. Hadas No. Najis 1. Terjadinya sesuatu yang 1. Segala kotoran yang mengharuskan seseorang menjijikan dan bersuci atau membersihkan mengharuskan untuk diri sehingga sah untuk disucikan ketika akan melaksanakan ibadah melaksanakan suatu ibadah 2. Cara mensucikannya 2. Cara menyucikannya dengan mandi, tayamum, dengan membuang atau atau wudu membersihkan benda najis itu dari tempatnya. 3. Dimulai dengan niat 3. Tidak perlu niat 4. Orang yang berhadas tidak 4. Orang yang terkena najis boleh memegang Al boleh. Quran. D. Fungsi Taharah Fungsi taharah dalam kehidupan sehari-hari, antara lain : Untuk membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis ketika hendak melaksanakan suatu ibadah. Dengan bersih badan dan pakaiannya, seseorang tampak cerah dan enak dilihat oleh orang lain karena Allah Swt, juga mencintai kesucian dan kebersihan. Menunjukan seseorang memiliki iman yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari-harinya karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Seseorang yang menjaga kebersihan, baik badan, pakaian, ataupun tempat tidak mudah terjangkit penyakit. Seseorang yang selalu menjaga kebersihan baik dirinya, rumahnya, maupun lingkungannya, maka ia menunjukan cara hidup sehat dan disiplin.

) (

Artinya: Nabi Muhammad saw bersabda: Sucinya tempat (perkakas) salah seorang dari kamu apabila telah dijilat anjing, hendaklah mensuci benda tersebut sampai tujuh kali, permulaan tujuh kali harus dengan tanah atau debu. (HR Muslim). c. Benda-benda yang dapat digunakan bersuci Benda-benda yang digunakan untuk bersuci adalah sebagai berikut : Air dapat digunakan untuk mandi, wudu, dan membersihkan benda-benda yang terkena najis.

Hukum thaharahThaharah merupakan ciri terpenting dalam Islam,yang berarti bersih atau sucinya seseorang secara lahir maupun batin. Islam menuntut kita untuk membersihkan hati dari syirik,dengki, dan iri hati. Dalam hal ini, Allah SWT telah berfirman: "Pada hari harta dan anak laki-laki tidak berguna,kecuali orangorang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih."(AsyAyu'ra:88-89) Dan firman-Nya yang lain: "Katakanlah kepada para hamba-Ku: hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik(benar)."(Al-Isra':53) Allah SWT memerintahkan kita untuk menjaga anggota tubuh kita dari perbuatan maksiat,di mana Dia berfirman: "Sesungguhnya pendengaran,penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban nya."(Al-Isro':36) Kita juga diwajibkan untuk mensucikan badan dan pakaian serta tempat shalat dari najis yang bersifat lahir, agar sejalan dengan pensucian hati. Dari Abu Hurairah ra diriwayatkan, bahwa Nabi SAW pernah bersabda: "Allah tidak akan menerima shalat seseorang di antara kalian apabila berhadats,sehingga ia berwudhu."(HR. Al-Bukhari) Demikian juga hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Malik Al-Asy'ari, ia berkata: bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: "Kesucian itu sebagian dari iman. Bacaan Alhamdulillah memenuhi timbangan. Subhanallah wa Alhamdulillah memenuhi apa yang berada di antara langit dan bumi. Sedangkan shalat adalah pelita, sedekah adalah bukti,kesabaran adalah cahaya dan Al-Qur'an adalah hujjah yang membenarkan atau menyalahkanmu. Setiap orang yang pergi pagi hari dan menjajakan diri(berkorban di jalan Allah), maka ia telah memerdekakan atau justru akan membinasakan nya."(HR. Muslim) Hadits ini sangatlah agung maknanya dan merupakan salah satu dari pokok ajaran Islam, yang mencakup beberapa kaidah penting. Asy-Syathru memiliki arti setengah, sebagaimana dikatakan bahwa yang dimaksud disini adalah kelipatan pahala yang terdapat di dalam nya berakhir sampai hitungan setengah dari nilai pahala iman. Ada juga yang mengatakan, bahwa iman itu seharusnya melalui beberapa tingkatan. Demikian juga hanya dengan wudhu, yang tidak sah kecuali di sertai dengan iman. Juga dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan iman disini adalah shalat, sebagaimana yang difirmankan Allah SWT:

"Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman(shalat) itu."(AlBaqarah:143) Kesucian merupakan syarat sahnya shalat. Sehingga kesucian ini menjadi seperti bagian yang bernilai setengahnya, yang mana tidak harus berararti setengah dalam arti sebenarnya. Ini merupakan ungkapan yang lebih mendekati pada kebenaran di antara ungkapan-ungkapan yang ada. Itu berarti, bahwa iman yang dibenarkan dengan hati dan diwujudkan dalam kepatuhan secara lahir, keduanya merupakan (bernilai) sebagian dari iman, di mana ia merupakan wujud kepatuhan secara lahiriyah. Wallahu A'lam.

Pernyataan ini berlaku jika orang yang mengerjakan shalat dalam keadaan berhadats tersebut tidak mempunyai alasan yang tepat. Sedangkan bagi orang yang benar-benar mempunyai alasan pasti, misal nya tidak adanya air maupun debu, maka dalam hal ini terdapat empat pendapat yang dikemukakan oleh Imam AsySyafi'i Rahimahullah, yang sekaligus merupakan pendapat para ulama, yang masing-masing mengatakan: Pertama: Orang tersebut wajib mengerjakan shalat dengan kondisi yang dialaminya dan ia harus mengulangi shalatnya apabila telah memungkinkan baginya untuk bersuci. Kedua: Dilarang mengerjakan shalat pada saat itu, akan tetapi ia harus mengqadhanya. Ketiga: Disunnahkan baginya mengerakan shalat,dan tetap harus mengqadhanya di lain waktu. Keempat: Ia harus mengerjakan shalat pada saat itu dan tetap harus mengqadhamya pada waktu yang lain. Allah tidak akan menerima shalat hamba-Nya apabila ia mengerjakan nya dalam keadaan berhadats, sehingga ia berwudhu atau bertayamum Karena, wudhu merupakan hukum pokok di dalam shalat,sebagimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Dari Ibnu Umar ra ia berkata,bahwa aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Tidak akan diterima suatu shalat tanpa bersuci dan tidak juga sedekah dari harta rampasan yang belum dibagi."(HR. Muslim) Hadits tersebut merupakan nash diwajibkan nya thaharah untuk mengerjakan shalat. Sedangkan wudhu pada setiap hendak melaksanakan shalat merupakan hal yang wajib. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT berikut ini: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat,maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai ke siku. Kemudian sapulah kepala dan basuh kaki kalian sampai kedua mata kaki..."(Al-Ma'idah:6) Memperbarui wudhu pada setiap hendak menunaikan merupakan hal yang disunnahkan. Para ulama telah bersepakat mengharamkan tanpa bersuci terlebih dahulu, baik dengan air maupun Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara shalat fardhu, sunnah, sujud tilawah, sujud syukur maupun shalat jenazah. shalat shalat debu. shalat

Bagi para wanita Muslimah, jika anda melakukan shalat dalam keadaan berhadats secara sengaja dan tanpa adanya alasan, maka anda telah melakukan perbuatan dosa. Demikianlah pendapat jumhur (mayoritas) ulama. Sebagian diceritakan dari Abu Hanifah Rahimahullah: "Bahwa orang yang dengan sengaja meninggalkan (menolak) wudhu dikategorikan sebagai kafir. Karena. Perbuatan nya itu mempermainkan kewajiban yang telah ditetapkan." sementara dalil yang melandasinya adalah, bahwa kufur itu merupakan persoalan keyakinan, dimana keyakinan orang (yang meninggalkan wudhu) tersebut mengenai shalat tanpa wudhu adalah tidak benar (karena ia meyakini sebagai perbuatan yang dapat dibenarkan. ed.).