the influences of several global stock indices and economic

131
TESIS PENGARUH BEBERAPA INDEKS SAHAM DAN INDIKATOR EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PASAR MODAL INDONESIA I GUSTI AGUS ANDIYASA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014

Upload: doanminh

Post on 31-Dec-2016

227 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: the influences of several global stock indices and economic

TESIS

PENGARUH BEBERAPA INDEKS SAHAM DAN

INDIKATOR EKONOMI GLOBAL TERHADAP

KONDISI PASAR MODAL INDONESIA

I GUSTI AGUS ANDIYASA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2014

Page 2: the influences of several global stock indices and economic

i

TESIS

PENGARUH BEBERAPA INDEKS SAHAM DAN

INDIKATOR EKONOMI GLOBAL TERHADAP

KONDISI PASAR MODAL INDONESIA

I GUSTI AGUS ANDIYASA

NIM : 1190662003

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2014

Page 3: the influences of several global stock indices and economic

ii

PENGARUH BEBERAPA INDEKS SAHAM DAN

INDIKATOR EKONOMI GLOBAL TERHADAP

KONDISI PASAR MODAL INDONESIA

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Manajemen

Program Pascasarjana Universitas Udayana

I GUSTI AGUS ANDIYASA

NIM : 1190662003

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2014

Page 4: the influences of several global stock indices and economic

iii

Lembar Pengesahan

Tesis Ini Telah Disetujui

Tanggal: 9 Januari 2014

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Dr. I.B. Anom Purbawangsa, SE.,MM Dr. Henny Rahyuda, SE.,MM.,Ak

NIP. 196200221987021002 NIP. 197304202000122001

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Manajemen Direktur

Program Pascasarjana Program Pascasarjana

Universitas Udayana Universitas Udayana,

Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., M.Si Prof. Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)

NIP. 195908011986012001 NIP. 195902151985102001

Page 5: the influences of several global stock indices and economic

iv

Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal: 6 Januari 2014

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana,

No.: 3209/H14.4/HK/2013 Tanggal: 15 November 2013

Ketua: Dr. I.B. Anom Purbawangsa, SE.,MM

Anggota:

1. Dr. Henny Rahyuda, SE.,MM.,Ak

2. Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS

3. Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE., M.Si

4. Dr. Luh Gede Sri Artini, SE., M.Si

Page 6: the influences of several global stock indices and economic

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

NAMA : I GUSTI AGUS ANDIYASA NIM : 1190662003 PROGRAM STUDI : MANAJEMEN JUDUL TESIS : PENGARUH BEBERAPA INDEKS SAHAM DAN

INDIKATOR EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PASAR MODAL INDONESIA

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Denpasar, 9 Januari 2014 (I Gusti Agus Andiyasa)

Page 7: the influences of several global stock indices and economic

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Ida Sang

Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara

nugraha-Nya/karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada Dr. I.B. Anom Purbawangsa, SE.,MM,

pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan,

semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program Magister

Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-

besarnya pula penulis sampaikan kepada Dr. Henny Rahyuda, SE.,MM.,Ak,

pembimbing pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan

kepada Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan

kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister

di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur

Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A. A.

Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk

menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas

Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Gusti

Bagus Wiksuana, SE., MS, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Udayana atas izin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan

Program Magister. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima

kasih kepada Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., M.Si, Ketua Program Magister

Manajemen Universitas Udayana. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula

kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS, Dr.

Ida Bagus Panji Sedana, SE., M.Si, dan Dr. Luh Gede Sri Artini, SE., M.Si yang

telah memberikan masukan, saran, sanggahan. dan koreksi sehingga tesis ini dapat

terwujud seperti ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing

penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan

terima kasih kepada Ayah dan Ibu yang telah mengasuh dan membesarkan

penulis, memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana demokratis sehingga

tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas. Akhirnya penulis

sampaikan terima kasih kepada sahabat-sahabat tercinta yang telah memberikan

dorongan dan semangat dalam menyelesaikan tesis ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu

melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan

dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga.

Denpasar,

Penulis

Page 8: the influences of several global stock indices and economic

vii

ABSTRAK

PENGARUH BEBERAPA INDEKS SAHAM DAN

INDIKATOR EKONOMI GLOBAL TERHADAP

KONDISI PASAR MODAL INDONESIA

Pasar Modal Indonesia mulai berkembang sangat pesat sejak akhir tahun

1988 sejalan dengan adanya rangkaian deregulasi perbankan dan pasar modal

pada tahun 1986-1988. Hal ini ditambah lagi dengan makin bertambahnya dana

asing yang masuk ke Indonesia yang akhirnya menyebabkan investor asing lebih

dominan di Pasar Modal Indonesia. Dengan semakin berkembangnya kerja sama

ekonomi regional maupun global, ekonomi dunia semakin terintegrasi dari tahun

ke tahun. Kejadian yang terjadi di negara lain akan berdampak pula ke negara

Indonesia tak terkecuali ke industri pasar modal. Tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk mengetahui pengaruh beberapa indeks saham dan indikator ekonomi global

terhadap kondisi Pasar Modal Indonesia (IHSG).

Beberapa indeks saham global yang dipakai dalam penelitian ini yaitu

indeks Dow Jones, indeks Nikkei 225, indeks Shanghai (SSE), indeks UK:FT100

yang datanya diambil bulanan dari Januari 2008 sampai Desember 2012. Indikator

ekonomi global yang digunakan dalam penelitian ini meliputi harga minyak

dunia, harga emas dunia, dan kurs USD/IDR yang datanya diambil bulanan dari

Januari 2008 sampai Desember 2012. Untuk mengetahui apakah beberapa indeks

saham dan indikator ekonomi global mempunyai pengaruh positif atau negatif

terhadap IHSG, alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi linier berganda.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa indeks Dow

Jones, indeks Shanghai, dan indeks UK:FT100 berpengaruh positif terhadap

pergerakan IHSG, sedangkan variabel indeks Nikkei 225, harga minyak dunia,

harga emas dunia, dan kurs USD/IDR berpengaruh negatif terhadap pergerakan

IHSG.

Penelitian selanjutnya yang ingin meneliti tentang pengaruh beberapa

indeks saham dan indikator ekonomi global terhadap kondisi Pasar Modal

Indonesia dapat menambahkan variabel indeks negara-negara Asia Pasific lainnya

seperti: indeks Hangseng (Hongkong), indeks Kospi (Korea Selatan), indeks BSE

(India) dan variabel makro ekonomi seperti: inflasi, BI rate, PDB (Produk

Domestik Bruto).

Kata Kunci: Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei 225, Indeks Shanghai (SSE),

Indeks UK: FT100, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs

USD/IDR

Page 9: the influences of several global stock indices and economic

viii

ABSTRACT

THE INFLUENCES OF SEVERAL GLOBAL STOCK INDICES AND

ECONOMIC INDICATORS TO THE CONDITION OF INDONESIAN

CAPITAL MARKET

Indonesian Capital Market very rapidly began to grow since the end of

1988 in line with a series of deregulations of banking and capital markets in 1986-

1988. Both of these deregulations, which followed by the inflow of the foreign

funds to Indonesia, eventually led to the dominance of the foreign investors in

Indonesian Capital Market. With the developing movement of the regional

economic and global economic cooperation, has led to increasingly the integrated

of the world economy year by year. This economic conditions bring the

progressive impact to all of the countries included Indonesia, which no exception

to the capital markets industry. The main purpose of this study is to determine the

effect of a stock indices and global economic indicators to the condition of

Indonesian Capital Market (IHSG).

The global stock indices that used in this study are: the Dow Jones index,

Nikkei 225 index, Shanghai Composite Index (SSE), and UK : FT100 index,

which taken monthly from January 2008 until December 2012. The Global

economic indicators that used in this study include oil prices, gold prices, and the

exchange rate USD / IDR that taken monthly from January 2008 until December

2012. To determine whether a stock index and global economic indicators have a

positive or negative effect on IHSG, a tool already used in this study, which is

using multiple linear regression analysis.

The results of this study indicate that the Dow Jones index, Shanghai

index, and UK : FT100 index significantly give the positive effect to IHSG, while

the Nikkei 225 index variable, world oil prices, gold prices, and the exchange rate

USD/IDR giving negative effect to IHSG.

Future studies wishing to examine the influence of multiple indices and

global economic indicators of the condition of the Indonesian capital market can

add a variable index of Asia Pacific countries such as: Hang Seng Index (Hong

Kong), Kospi Index (South Korea), BSE index (India) and macroeconomic

variables such as: inflation, BI rate, GDP (Gross Domestic Product).

Keywords: Dow Jones Index, Nikkei 225 Index, Shanghai Composite Index

(SSE), UK : FT100 Index, World Oil prices, World Gold prices,

Exchange Rate USD / IDR

Page 10: the influences of several global stock indices and economic

ix

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ............................................................................................. i

PRASYARAT GELAR ...................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................ iv

PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

ABSTRACT ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 14

1.2 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 14

1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori ............................................................................................. 16

2.1.1 Investasi................ ................................................................................... 16

2.1.2 Pasar Modal..... ........................................................................................ 17

2.1.3 Bursa Efek...... ......................................................................................... 21

2.1.4 Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) ................................................... 22

2.1.5 Indeks Saham Global .............................................................................. 27

2.1.6 Indikator Ekonomi Global ....................................................................... 31

2.2 Empiris Variabel Penelitian..................................................................... 37

2.2.1 Pengaruh beberapa indeks saham global terhadap indeks harga saham . 37

2.2.2 Pengaruh indikator ekonomi global terhadap indeks harga saham ......... 41

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir dan Konseptual ......................................................... 46

3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 50

3.2.1 Pengaruh Perubahan Indeks Dow Jones terhadap Pergerakan IHSG...... 50

3.2.2 Pengaruh Perubahan Indeks Nikkei 225 terhadap Pergerakan IHSG ..... 51

3.2.3 Pengaruh Perubahan Indeks Shanghai terhadap Pergerakan IHSG ........ 52

3.2.4 Pengaruh Perubahan Indeks UK:FT100 terhadap Pergerakan IHSG ...... 53

3.2.5 Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia terhadap Pergerakan IHSG . 54

3.2.6 Pengaruh Perubahan Harga Emas Dunia terhadap Pergerakan IHSG .... 54

3.2.7 Pengaruh Perubahan Kurs (USD/IDR) terhadap Pergerakan IHSG ....... 55

Page 11: the influences of several global stock indices and economic

x

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian ............................................. 57

4.2 Variabel Penelitian .................................................................................. 57

4.2.1 Klasifikasi Variabel ................................................................................. 57

4.2.2 Definisi Operasional Variabel ................................................................. 58

4.3 Pengumpulan Data .................................................................................. 62

4.3.1 Jenis Data Menurut Sifatnya ................................................................... 62

4.3.2 Jenis Data Menurut Sumbernya .............................................................. 63

4.4 Metode Analisis Data .............................................................................. 63

4.4.1 Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 64

4.4.2 Uji F........................... .............................................................................. 67

4.4.3 Uji t............................ .............................................................................. 68

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 69

5.1.1 Deskripsi Obyek Penelitian ..................................................................... 69

5.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian .................................................................. 70

5.1.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 80

5.1.4 Uji Hipotesis ............................................................................................ 86

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 94

5.2.1 Hipotesis 1 ............................................................................................... 94

5.2.2 Hipotesis 2 ............................................................................................... 95

5.2.3 Hipotesis 3 ............................................................................................... 96

5.2.4 Hipotesis 4 ............................................................................................... 96

5.2.5 Hipotesis 5 ............................................................................................... 97

5.2.6 Hipotesis 6 ............................................................................................... 97

5.2.6 Hipotesis 7 ............................................................................................... 98

5.3 Implikasi Penelitian ................................................................................. 99

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan ................................................................................................. 100

6.2 Saran ....................................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 103

LAMPIRAN ...................................................................................................... 108

Page 12: the influences of several global stock indices and economic

xi

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Pertumbuhan Rata-Rata Indeks Harga Saham di Beberapa

Negara Periode tahun 2006 – 2012 .................................................. 2

1.2 Proporsi Kepemilikan Saham di Pasar Modal Indonesia ................. 6

4.1 Tabel Durbin-Watson (D-W) ........................................................... 66

5.1 Statistik Deskriptif Variabel Dependen dan

Variabel Independen ........................................................................ 71

5.2 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 81

5.3 Nilai Durbin-Watson ........................................................................ 83

5.4 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................. 84

5.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 85

5.6 Koefisien Determinasi ..................................................................... 86

5.7 Uji F ................................................................................................. 87

5.8 Uji t .................................................................................................. 89

Page 13: the influences of several global stock indices and economic

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1.1 Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode tahun

2002-15 Maret 2013 ......................................................................... 4

1.2 Best Ten, Share of World GDP (%) 2012........................................ 7

1.3 Sepuluh Besar Tujuan Eksport Indonesia (YoY) Periode Maret

2012 dan Maret 2013 ....................................................................... 9

3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 48

3.2 Kerangka Konseptual ....................................................................... 49

5.1 Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode tahun

2008 – 2012...................................................................................... 72

5.2 Pergerakan Indeks Dow Jones periode tahun 2008-2012 ................ 73

5.3 Pergerakan Indeks Nikkei 225 periode tahun 2008-2012 ................ 74

5.4 Pergerakan Indeks Shanghai periode tahun 2008-2012 ................... 75

5.5 Pergerakan Indeks UK:FT100 periode tahun 2008-2012 ................ 76

5.6 Pergerakan Harga Minyak Dunia periode tahun 2008-2012 ........... 77

5.7 Pergerakan Harga Emas Dunia periode tahun 2008-2012 ............... 78

5.8 Pergerakan Kurs USD/IDR periode tahun 2008-2012 ..................... 80

Page 14: the influences of several global stock indices and economic

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Nama Lampiran Halaman

1 Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei 225, Indeks Shanghai,

Indeks UK:FT100, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,

Kurs USD/IDR, IHSG periode

Januari 2008 – Desember 2012 ........................................................ 108

2 Grafik Pergerakan IHSG, Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei 225,

Indeks Shanghai, Indeks UK:FT100, Harga Minyak Dunia,

Harga Emas Dunia, Kurs USD/IDR ................................................ 111

3 Hasil Uji Statistik Deskriptif, Uji Multikolinearitas,

Uji Normalitas, Uji Heterokedastisitas, Uji Autokorelasi,

Regresi Linear Berganda.................................................................. 115

Page 15: the influences of several global stock indices and economic

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal secara etimologi merupakan tempat bertemunya antara

pembeli dan penjual untuk memperjualbelikan modal atau efek dengan risiko

untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan sebagai sarana perusahaan

untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham

atau mengeluarkan obligasi (Hartono, 2009). Pasar Modal selain memberikan

keuntungan kepada perusahaan penerbit surat berharga, dapat juga

memberikan peluang keuntungan kepada investor. Pada satu sisi para penerbit

(issuer atau emiten) melalui pasar modal dapat mengumpulkan dana jangka

panjang untuk menunjang kelangsungan usaha, sedangkan bagi para investor,

berinvestasi melalui pasar modal memberikan pilihan yang menarik. Investor dapat

memilih obyek investasi dengan beragam tingkat pengembalian dan tingkat

risiko yang dihadapi.

Pasar modal di Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukkan

tempatnya sebagai bagian dalam instrumen perekonomian, dimana indikasi

yang dihasilkannya banyak dipicu oleh para peneliti maupun praktisi dalam

melihat gambaran perekonomian Indonesia. Kondisi tersebut juga telah

ditunjukkan oleh pemerintah Indonesia yang semakin meningkatkan

komitmennya terhadap peran pasar modal melalui Undang-Undang Republik

Indonesia No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, dimana dinyatakan

Page 16: the influences of several global stock indices and economic

2

CAGR

(06-12)

IDX : Indonesia 1,805.52 2,745.83 1,355.41 2,534.36 3,703.51 3,821.99 4,316.69 15,64%

KRX : Korea 1,434.46 1,897.13 1,124.47 1,682.77 2,051.00 1,825.74 1,997.05 5,67%

SET : Thailand 679.84 858.1 449.96 734.54 1,032.76 1,025.32 1,391.93 12,69%

BM : Malaysia 1,096.24 1,445.03 876.75 1,272.78 1,518.91 1,530.73 1,688.95 7,47%

SGX : Singapore 2,985.83 3,482.30 1,761.56 2,897.62 3,190.04 2,646.35 3,167.08 0,99%

TSE : Tokyo 17,225.83 15,307.78 8,859.56 10,546.44 10,228.92 8,455.35 10,395.18 -8,07%

HKeX : Hong Kong 19,964.72 27,812.65 14,387.48 21,872.50 23,035.45 18,434.39 22,656.92 2,13%

SSE : Shanghai 2,675.47 5,261.56 1,820.81 3,243.76 2,808.08 2,199.42 2,269.13 -2,71%

BSE : Bombay 13,786.91 20,286.99 9,647.31 17,464.81 20,509.09 15,457.07 19,513.45 5,96%

DJI : US 12,463.15 13,264.82 8,776.39 10,428.05 11,577.51 12,287.04 13,104.14 0,84%

FT100 : UK 6,220.81 6,456.90 4,434.17 5,412.90 5,899.90 5,553.23 5,897.81 -0,88%

2011 20122006 2007 2008 2009 2010

didalamnya bahwa pasar modal memiliki peran yang strategis dalam

pembangunan nasional, sebagai salah satu sumber bagi dunia usaha dan

wahana investasi bagi masyarakat.

Terkait mengenai pasar modal di Indonesia, maka dapat dikatakan

bahwa pasar modal di negara Indonesia merupakan pasar yang sedang

berkembang dengan pesat. Pertumbuhan dari harga saham yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia (BEI) yang tercermin dalam pergerakan Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) telah menunjukkan pertumbuhan yang jauh lebih baik

dibandingkan regionalnya bahkan jika dibandingkan dengan beberapa negara

besar di dunia. Pertumbuhan rata-rata IHSG selama 7 tahun terakhir mencapai

15,64% pertahun, dimana angka tersebut jauh diatas rata-rata indeks negara besar

di Asia maupun Inggris (FTSE) dan Amerika (Dow Jones). Keterangan mengenai

hal tersebut dijelaskan dalam Tabel 1.1 sebagai berikut.

Tabel 1.1.

Pertumbuhan Rata-Rata Indeks Harga Saham di Beberapa Negara

Periode tahun 2006 – 2012

Sumber : Bursa Efek Indonesia (2013).

Ket: CAGR (Capital Asset Growth Ratio)

Page 17: the influences of several global stock indices and economic

3

Melihat pertumbuhan Pasar Modal Indonesia yang cukup pesat tersebut,

ternyata pasar modal di Indonesia masih tergolong rentan terhadap kondisi makro

ekonomi dunia secara umum. Sesungguhnya tidak menutup kemungkinan bahwa

kondisi internal suatu negara dapat mempengaruhi pasar modalnya, namun

berdasarkan historikal pergerakan IHSG, menjelang berakhirnya periode

perdagangan saham di tahun 2008, IHSG sempat mengalami penurunan yang

drastis sebesar 10,38% atau 168,052 poin ke level terendah 1.451,669 karena

dipengaruhi oleh kepanikan para investor atas krisis keuangan yang terjadi di

Amerika sejak akhir tahun 2007 yang telah memperburuk perekonomian AS

secara keseluruhan dan berakibat pada timbulnya krisis keuangan dunia termasuk

Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa kejadian besar, seperti:

bangkrutnya salah satu bank investasi terkemuka di AS, jatuhnya Indeks Dow

Jones dan meningkatnya harga minyak dunia yang kemudian berdampak pada

tingginya inflasi. Pada akhirnya, kejadian-kejadian tersebut membentuk efek yang

sistemik dalam perlambatan pertumbuhan ekonomi di dunia.

Di Indonesia, hal ini tercermin dari melemahnya kurs rupiah terhadap

dolar AS yang menembus level Rp 9.416 per US$, peningkatan suku bunga (BI

rate) hingga 9,25%, penurunan rata-rata nilai transaksi saham harian sebesar

9,46% dari Rp 4,22 triliun di kuartal III tahun 2007 menjadi Rp 3,82 triliun pada

periode yang sama di tahun 2008 dan IHSG turun hingga level 1,832.507 atau

mengalami penurunan sebesar 33,26 persen dari IHSG pada akhir tahun 2007

(Laporan Tahunan Bursa Efek Indonesia 2008). Kondisi pergerakan IHSG secara

historikal dijelaskan melalui Gambar 1.1. pada halaman berikutnya.

Page 18: the influences of several global stock indices and economic

4

Sumber : Bursa Efek Indonesia (2013).

Gambar 1.1. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

periode tahun 2002 – 15 Maret 2013

Data empiris memperlihatkan bahwa dari tahun 2008 hingga akhir tahun

2012 terjadi fluktuasi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang

cenderung mengalami kenaikan, seperti terlihat pada Gambar 1.1. Ini

membuktikan bahwa indikator ekonomi beberapa tahun setelah krisis global

melanda, gejala pemulihan kepercayaan semakin meningkat. Peningkatan bursa

saham terlihat dari tingkat kepercayaan investor yang meningkat, dapat dilihat

pada akhir tahun 2009 IHSG ditutup pada posisi 2,534.356 atau menguat sebesar

86,98% dibandingkan penutupan pada akhir 2008. Pada perdagangan hari terakhir

pada tanggal 30 Desember 2010, IHSG ditutup pada posisi 3,703.512 atau

menguat sebesar 46,13% dibandingkan penutupan pada akhir tahun 2009.

Penutupan Desember 2011 IHSG ditutup pada posisi 3,821.992 atau menguat

Page 19: the influences of several global stock indices and economic

5

3,20% . Pada akhir tahun 2012, IHSG ditutup pada posisi 4,316.687 atau menguat

12,94% dari tahun 2011 (www.idx.co.id).

Efek dari kejadian di Amerika Serikat memberikan dampak pada Pasar

Modal Indonesia tentu terdapat alasannya, salah satu yang seringkali menjadi

penyebabnya adalah integrasi antar bursa. Masalah integrasi bursa saham antar

negara ini telah dipelajari sejak akhir dekade 80-an, khususnya setelah jatuhnya

Wall Street 1987. Sejak saat itu, beberapa ahli melakukan penelitian sejenis di

berbagai belahan dunia. Pada umumnya para ahli sepakat bahwa bursa–bursa

saham internasional saling terkait satu sama lain. Dalam hal ini, biasanya bursa

yang lebih besar akan mempengaruhi bursa yang lebih kecil.

Mengingat Pasar Modal Indonesia masih dianggap sedang berkembang

dengan baik, sehingga tidak dipungkiri bahwa investor asing ternyata tertarik

untuk menginvestasikan dananya di Pasar Modal Indonesia. Sekalipun peranan

dan jumlah investor domestik semakin meningkat akan tetapi tidak bisa dipungkiri

bahwa terdapat kebiasaan dari investor domestik untuk melakukan strategi

follower pada investor asing atau setidaknya investor domestik menggunakan

perilaku investor asing sebagai acuan (Cahyono, 2000). Berdasarkan data yang

ditunjukan pada Tabel 1.2. dibawah ini, dijelaskan bahwa sejak tahun 2010

investor asing telah mendominasi proporsi kepemilikan saham di Pasar Modal

Indonesia. Tercatat sampai dengan Februari 2013, kepemilikan saham oleh

investor asing di Pasar Modal Indonesia masih dominan yaitu sebesar 59,15%,

sedangkan investor domestik hanya sebesar 40,85%. Kondisi ini tentunya semakin

menegaskan bahwa kondisi global memungkinkan untuk mempengaruhi pasar

Page 20: the influences of several global stock indices and economic

6

modal di Indonesia.

Tabel 1.2.

Proporsi kepemilikan saham di Pasar Modal Indonesia

Periode tahun 2010 – 2013*

(IDR Billion ) % (IDR Billion ) % (IDR Billion ) % (IDR Billion ) %

701,519 37.20% 839,319 40.14% 1,040,619 41.21% 1,177,197 40.85%

124,143 17.70% 150,951 17.98% 140,026 13.46% 154,629 13.14%

575,943 82.10% 687,203 81.88% 899,339 86.42% 1,021,217 86.75%

1,433 0.20% 1,166 0.14% 1,254 0.12% 1,351 0.11%

1,184,282 62.80% 1,251,886 59.86% 1,484,385 58.79% 1,704,792 59.15%

3,062 0.26% 23,704 1.89% 31,145 2.10% 27,671 1.62%

875,199 73.90% 907,916 72.52% 1,025,196 69.07% 1,171,804 68.74%

306,021 25.84% 320,266 25.58% 428,044 28.84% 505,317 29.64%

1,885,801 2,091,205 2,525,005 2,881,988

Institution

Others

TOTAL

Individual

Institution

Others

Foreign Investor

Individual

2010 2011 2012 Feb-13

Local Investor

Sumber : Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

Ket : * per Februari 2013

Melihat pergerakan IHSG yang mengalami fluktuasi selama beberapa

tahun terakhir, dan didorong oleh kondisi kepemilikan saham yang didominasi

oleh investor asing serta kondisi mengenai keterkaitan dan hubungan antara pasar

modal di beberapa negara, tentunya secara kasat mata dan logika hal tersebut

menunjukkan bahwa pergerakan IHSG kemungkinan bukanlah merupakan

pergerakan yang semata-mata bersifat spekulatif. Hal ini tentunya perlu untuk

dibuktikan secara ilmiah. Sesuai dengan penjelasan sebelumnya mengenai

kejadian di tahun 2008, ternyata terdapat pendapat mengenai beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi pergerakan indeks saham suatu negara, diantaranya

adalah indeks harga saham negara sekitarnya, tingkat harga komoditas dunia

terutama energi, nilai tukar mata uang, dll (Blanchard,2006).

Years Type

Page 21: the influences of several global stock indices and economic

7

Terkait mengenai indeks negara lainnya yang dapat mempengaruhi

pergerakan IHSG, tentunya tidak seluruh indeks di dunia digunakan sebagai

perbandingan, sebaiknya dilakukan komparasi data dan perbandingan terhadap

beberapa bursa di dunia yang memungkinkan untuk dapat memberikan pengaruh

terhadap pergerakan indeks di Pasar Modal Indonesia. Beberapa penelitian

kadangkala menggunakan besarnya pengaruh ekonomi negara tersebut di dunia,

pengaruh negara tersebut terhadap perekonomian Indonesia ataupun melihatnya

berdasarkan penelitian sebelumnya yang melandasinya.

Berdasarkan data yang diolah oleh International Monetary Fund (IMF),

bahwa saat ini hanya terdapat beberapa negara saja yang mengontrol pertumbuhan

ekonomi dunia. Kondisi ini dapat dilihat berdasarkan komposisi Gross Domestic

Product (GDP) negara tersebut dan dikomparasikan dengan GDP dunia. Adapun

sepuluh besar dari perbandingan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.2. sebagai

berikut.

Sumber : IMF (2012).

Gambar 1.2. Best Ten, Share of World GDP (%) 2012

(based on GDP by PPP method, World total GDP ± USD82.76 trilion)

Page 22: the influences of several global stock indices and economic

8

Pada Gambar 1.2 dapat dijelaskan bahwa negara Amerika Serikat

memiliki komposisi GDP paling besar yang dikomparasikan dengan GDP dunia

yaitu 18,91%. Hal ini menggambarkan bahwa negara Amerika Serikat mempunyai

kekuatan paling besar untuk mengontrol ekonomi dunia. Urutan kedua dimiliki

oleh negara Cina senilai 14,59%, diikuti oleh India (5,69%), Jepang (5,58%),

Jerman (3,86%), Rusia (3,04%), Brazil (2,86%), Inggris (2,80%), Perancis

(2,72%) dan Italia (2,22%).

Berikutnya yang dapat dilakukan juga adalah menilai potensi negara lain

terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan Gambar 1.3 dapat dijelaskan

bahwa terdapat sepuluh negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar Indonesia.

Perubahan keadaan perekonomian di negara tersebut tentu akan memberikan

pengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada Indonesia.

Apabila perekonomian negara tersebut mengalami keadaan resesi, ini tentu akan

menyebabkan nilai ekspor Indonesia ke negara-negara tersebut ikut menurun,

sebab konsumen di negara tersebut dalam keadaan ekonomi yang sedang resesi

tentu akan mengurangi tingkat pengeluarannya. Tentunya hal ini juga berdampak

pada pertumbuhan laba perusahaan di Indonesia yang akhirnya berdampak juga

pada pergerakan harga sahamnya.

Page 23: the influences of several global stock indices and economic

9

Sumber : Bank Indonesia (2013).

Gambar 1.3. Sepuluh Besar Tujuan Eksport Indonesia (YoY)

Periode Maret 2012 dan Maret 2013

Beberapa penelitian terdahulu juga dapat digunakan sebagai perbandingan

dalam menentukan indeks global yang dapat mempengaruhi IHSG. Menurut riset

yang dilakukan oleh Yang et al. (2003) melalui risetnya “Stock Market Integration

and Financial Crisis: The Case Of Asia ” menemukan bahwa baik sebelum dan

sesudah krisis, pasar modal di Amerika Serikat dan Jepang tetap mempengaruhi

pasar modal di Asia, salah satunya Indonesia. Darrat dan Zhong (2002) dalam

risetnya “Permanent and Transitory Driving Forces in Asian-Pasific Stock

Markets” menyatakan bahwa pasar modal di negara Amerika Serikat, Hongkong,

Jepang dan Singapura memiliki pengaruh signifikan terhadap pasar modal di Asia

Pasific. Karim et al. (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Integration of

Stock Markets Between Indonesia and Its Major Trading Partners”

menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa dalam durasi tahun 1997 sampai dengan

2007, Pasar Modal Indonesia sangat terkait dengan kondisi pasar modal di

Page 24: the influences of several global stock indices and economic

10

Amerika, Jepang dan China. Wong et al. (2004) dalam penelitiannya yang berjudul

“The Relationship Between Stock Markets of Major Developed Countries and

Asian Emerging Markets” menyatakan bahwa pasar modal di Amerika Serikat,

Inggris dan Jepang memiliki keterkaitan pada beberapa negara di Asia yang

termasuk dalam emerging market. Penelitian lainnya yang berkaitan dengan

pengaruh indeks saham global adalah penelitian yang dilakukan oleh Valadkhani et

al. (2006) yang berjudul “The Interplay Between the Thai and Several Other

International Stock Markets”, menunjukkan bahwa pasar modal regional tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap Pasar Modal Thailand.

Berdasarkan beberapa data dan perbandingan tersebut, maka dirasa perlu

untuk memperhatikan indeks pasar modal dari negara Amerika Serikat (Dow

Jones), Jepang (Nikkei 225), Cina (Shanghai), dan Inggris (UK:FT100). Keempat

indeks ini dianggap mampu untuk mewakili indeks saham di Negara Amerika,

Eropa, dan Asia, serta mampu mewakili kekuatan ekonomi dunia dan pengaruhnya

terhadap Indonesia.

Indeks Dow Jones, Nikkei, Shanghai dan UK:FT100 merupakan indeks

yang dominan digunakan di negaranya masing-masing. Indeks Dow Jones

diciptakan di Amerika Serikat pada tahun 1882 oleh Charles Dow, Edward Jones

dan Charles Bergstresser. Sampai pada 26 Mei 1896, Dow dibagi menjadi indeks

transportasi dan industrial, yang menciptakan apa yang kita kenal sebagai Dow

Jones Industrial Average (www.nyse.com). Nikkei 225 merupakan indeks rata-

rata ekuitas Jepang di Bursa Saham Tokyo (Tokyo Stock Exchange - TSE) yang

paling banyak dikutip, sebagaimana demikian pula dengan Dow Jones Industrial

Page 25: the influences of several global stock indices and economic

11

Average di Amerika Serikat. Indeks ini telah dihitung setiap hari oleh surat

kabar Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) sejak tahun 1950 dan pernah dikenal

dengan sebutan "Dow Jones Nikkei Stock Average". (www.tse.com). Indeks

Shanghai (SSE) merupakan indeks statistik otoritatif yang banyak diikuti di dalam

dan luar negeri untuk mengukur kinerja Pasar Modal Cina. Indeks SSE disusun

dan diterbitkan oleh Shanghai Stock Exchange dengan beberapa seri yang terdiri

atas 75 indeks, termasuk 69 indeks saham, 5 indeks obligasi dan 1 indeks dana,

meliputi beberapa seri seperti ukuran pasar, sektor, gaya, strategi & seri tematik

dan menjadi sistem indeks yang terus menerus ditingkatkan (www.sse.com).

Indeks UK:FT100 atau yang sering disebut sebagai indeks FTSE100 dan Footsie

merupakan indeks yang mewakili sekitar 81% dari kapitalisasi pasar seluruh

London Stock Exchange. Indeks ini dikelola oleh FTSE Group yang merupakan

anak perusahaan London Stock Exchange yang berasal sebagai perusahaan

patungan antara Financial Times dan London Stock Exchange (www.ftse.com).

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, selain pergerakan indeks

saham global, IHSG juga seringkali dianggap dapat dipengaruhi oleh indikator

komoditas yang memiliki pasar spot serta diperjualbelikan antar negara, seperti:

harga minyak dan harga emas. Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan

untuk mengetahui pengaruh antara harga minyak dunia terhadap pasar modal, di

antaranya adalah penelitian Hayo dan Kuntan (2004) menemukan bukti bahwa

pergerakan pasar modal di Rusia dipengaruhi oleh perubahan harga minyak dunia

dan pergerakan pasar modal di Amerika Serikat (Indeks Dow Jones). Penelitian

Kilian dan Park (2007) menunjukkan bahwa pergerakan harga minyak tidak

Page 26: the influences of several global stock indices and economic

12

berpengaruh secara langsung pada pasar modal Amerika Serikat. Selain minyak,

emas merupakan salah satu komoditi penting yang dapat mempengaruhi

pergerakan bursa saham. Hal ini didasari bahwa emas merupakan salah satu

alternatif investasi yang cenderung aman dan bebas risiko (Sunariyah, 2006).

Hasil penelitian untuk variabel emas dunia memberikan kesimpulan yang

berlawanan. Penelitian yang dilakukan oleh Twite (2002) dengan judul “Gold

Prices, Exchange Rates, Gold Stocks and the Gold Premium”, menemukan hasil

bahwa emas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi secara positif

pergerakan indeks saham di Australia, sementara Smith (2001) dalam

penelitiannya yang berjudul “The Price Of Gold And Stock Price Indices For The

United States” menunjukkan bahwa harga emas dunia mempunyai pengaruh yang

negatif terhadap pergerakan indeks harga saham di Amerika Serikat.

Faktor lain yang patut diperhatikan selain pergerakan indeks saham global

dan indikator komoditas seperti harga minyak dan harga emas, maka yang

berikutnya patut dipertimbangkan adalah nilai tukar. Nilai tukar sesungguhnya

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat suku bunga dalam negeri, tingkat

inflasi, dan intervensi bank sentral terhadap pasar uang. Nilai tukar yang lazim

disebut kurs, mempunyai peran penting dalam rangka stabilitas moneter dan

dalam mendukung kegiatan ekonomi, sehingga nilai tukar seringkali diindikasikan

sebagai salah satu indikator kestabilan ekonomi suatu negara. Beberapa penelitian

sudah dilakukan mengenai pengaruh kekuatan nilai kurs terhadap pasar modal,

khususnya nilai tukarnya terhadap dollar. Luehrman (1991) menyatakan bahwa

depresiasi mata uang suatu negara mempengaruhi perjanjian daya saing

Page 27: the influences of several global stock indices and economic

13

perusahaan yang bergerak dalam kompetisi internasional yang memimpin

peningkatan permintaan barang ekspor. Dominguez (2006), Di Iorio (2001),

Savasa (2010) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa pergerakan nilai tukar

memang penting untuk fraksi yang signifikan dari perusahaan, meskipun

perusahaan yang terkena dan arah paparan tergantung pada nilai tukar tertentu dan

bervariasi dari waktu ke waktu, menunjukkan bahwa perusahaan secara dinamis

menyesuaikan perilakunya dalam menanggapi risiko nilai tukar. Perubahan nilai

tukar sangat mempengaruhi perusahaan khususnya perusahaan yang tercatat di

bursa sehingga akan berdampak terhadap perubahan indeks bursa di suatu negara.

Penelitian yang dilakukan oleh Singh et al. (2010) yang berjudul “Macro

economic factors and stock returns: Evidence from Taiwan” menunjukkan bahwa

perubahan nilai tukar akan mempengaruhi hampir semua portofolio investor pasar

modal di negara tersebut.

Penjelasan diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian tentang pengaruh

indeks saham global, harga minyak dunia, harga emas dunia, kurs dollar terhadap

rupiah cenderung tidak konsisten atau berbeda antara peneliti yang satu dengan

peneliti yang lain. Dengan adanya penelitian sebelumnya yang parsial, penulis

ingin meneliti secara terintegrasi dengan judul ” Pengaruh Beberapa Indeks

Saham dan Indikator Ekonomi Global terhadap Kondisi Pasar Modal Indonesia”.

Page 28: the influences of several global stock indices and economic

14

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1) Apakah perubahan indeks Dow Jones berpengaruh signifikan terhadap kondisi

Pasar Modal Indonesia?

2) Apakah perubahan indeks Nikkei 225 berpengaruh signifikan terhadap kondisi

Pasar Modal Indonesia?

3) Apakah perubahan indeks Shanghai (SSE) berpengaruh signifikan terhadap

kondisi Pasar Modal Indonesia?

4) Apakah perubahan indeks UK:FT100 berpengaruh signifikan terhadap kondisi

Pasar Modal Indonesia?

5) Apakah perubahan harga minyak dunia berpengaruh signifikan terhadap

kondisi Pasar Modal Indonesia?

6) Apakah perubahan harga emas dunia berpengaruh signifikan terhadap kondisi

Pasar Modal Indonesia?

7) Apakah perubahan kurs dollar terhadap rupiah (USD/IDR) berpengaruh

signifikan terhadap kondisi Pasar Modal Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan

sebelumnya, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh perubahan indeks Dow Jones

terhadap kondisi Pasar Modal Indonesia.

Page 29: the influences of several global stock indices and economic

15

2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh perubahan indeks Nikkei 225

terhadap kondisi Pasar Modal Indonesia.

3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh perubahan indeks Shanghai (SSE)

terhadap kondisi Pasar Modal Indonesia.

4) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh perubahan indeks UK:FT100

terhadap kondisi Pasar Modal Indonesia.

5) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh perubahan harga minyak dunia

terhadap kondisi Pasar Modal Indonesia.

6) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh perubahan harga emas dunia

terhadap kondisi Pasar Modal Indonesia.

7) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh perubahan kurs dollar terhadap

rupiah (USD/IDR) terhadap kondisi Pasar Modal Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris terhadap teori yang

diuji mengenai pengaruh beberapa indeks saham dan indikator ekonomi global

terhadap kondisi Pasar Modal Indonesia, serta sebagai referensi bagi

penelitian-penelitian yang serupa di masa yang akan datang.

2) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat digunakan

sebagai dasar pengambilan keputusan investasi bagi investor individual dan

institusional dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.

Page 30: the influences of several global stock indices and economic

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Investasi

Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk

dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu (Hartono,

2009). Investasi dapat berkaitan dengan penanaman sejumlah dana pada aset real

seperti : tanah, emas, rumah dan aset real lainnya atau pada aset finansial seperti :

deposito, saham, obligasi, dan surat berharga lainnya (Tandelilin, 2010).

Menurut kamus umum besar bahasa Indonesia, pengertian investasi adalah

penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan

memperoleh keuntungan. Dalam berinvestasi, investor sebaiknya memperhatikan

dana yang akan digunakan untuk berinvestasi, wahana investasi yang digunakan,

tujuan berinvestasi, jangka waktu investasi, keuntungannya, dan risiko investasi.

Adapun jenis–jenis investasi yang kita kenal sekarang ini dapat

digolongkan sebagai berikut (Sekolah Pasar Modal, 2012):

1) Investasi kekayaan riil (real property)

Investasi yang dilakukan pada aset yang tampak secara nyata seperti tanah,

bangunan, dan yang secara permanen melekat pada tanah termasuk

apartemen, ruko, kondominium, dan sebagainya.

Page 31: the influences of several global stock indices and economic

17

2) Investasi kekayaan pribadi yang tampak (tangible personal property)

Investasi yang dilakukan pada benda-benda seperti emas, berlian, barang

antik, dan termasuk benda – benda seni seperti lukisan dan lain – lain.

3) Investasi keuangan (financial investment)

Investasi yang dilakukan pada surat berharga baik yang ada di pasar uang

(money market) seperti deposito, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga

Pasar Uang maupun surat berharga di pasar modal (capital market) seperti

saham, obligasi, dan berbagai bentuk surat berharga pasar modal lainnya.

4) Investasi komoditas (commodity investment)

Investasi yang dilakukan pada komoditas dalam artian barang seperti kopi,

kelapa sawit dan lain- lain. Investasi pada sektor ini disebut sebagai

perdagangan berjangka.

2.1.2 Pasar Modal

Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara

permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya

lebih dari satu tahun (Samsul, 2006). Menurut Undang – Undang Pasar Modal

Nomor 8 tahun 1995, definisi pasar modal (capital market) adalah kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik

yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan efek.

Efek yang dimaksud dalam definisi Undang–Undang Pasar Modal Nomor

8 tahun 1995 adalah setiap surat berharga berupa surat pengakuan hutang, surat

Page 32: the influences of several global stock indices and economic

18

berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak

kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

Efek – efek yang terdapat dalam pasar modal diperdagangkan pada dua

jenis pasar (Hidayat, 2010) :

1) Pasar Perdana

Pasar Perdana adalah pasar dimana emiten atau perusahaan menjual saham

atau surat berharga lain kepada publik untuk pertama kalinya. Membeli

saham di pasar perdana berarti membeli saham pada saat penawaran umum

perdana alias initial public offering (IPO).

2) Pasar Sekunder

Setelah penjualan melalui pasar perdana berakhir, saham kemudian akan

diperjualbelikan di pasar sekunder yaitu melalui bursa efek. Investor yang

sudah memiliki saham di pasar perdana bisa menjual atau membeli lagi

saham tersebut, sedangkan bagi yang belum memiliki bisa membelinya di

pasar sekunder.

Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan

fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar

modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan,

yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang

membutuhkan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang

memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan

memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan)

Page 33: the influences of several global stock indices and economic

19

dapat memanfaatkan dana tersebut untuk keperluan investasi tanpa harus

menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan

memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan

kesempatan untuk memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan

karakterisktik investasi yang dipilih (Sekolah Pasar Modal, 2012).

Disisi lain, pasar modal itu sendiri keberadaannya memiliki manfaat bagi

investor, masyarakat luas dan bagi perusahaan itu sendiri (Tjiptono dan

Fakhruddin, 2001) antara lain yaitu:

1) Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha

sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.

2) Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya

diversifikasi.

3) Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi suatu negara.

4) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.

5) Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan

iklim usaha yang sehat.

6) Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.

7) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai

prospek.

8) Alternatif investasi yang memberikan keuntungan dengan risiko yang dapat

diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi.

9) Memberikan iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses terhadap

kontrol sosial.

10) Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong pemanfaatan

manajemen profesional.

11) Sumber pembiayaan jangka panjang bagi emiten.

Perkembangan sektor ekonomi global saat ini didominasi oleh peranan

pasar modal, pasar komoditas, dan pasar uang. Globalisasi telah memungkinkan

hubungan saling terkait dan saling mempengaruhi dari hampir seluruh pasar

modal di dunia. Dengan kata lain, pasar modal di hampir seluruh dunia

terintegrasi satu dengan yang lainnya. Integrasi pasar modal dapat digolongkan

dalam full integrated market (pasar terintegrasi secara penuh), mild segmentation

(bentuk antara) dan full segmentation (tersegmentasi secara penuh). Brook dan

Page 34: the influences of several global stock indices and economic

20

Negro (2002) menyatakan makin terintegrasinya pasar-pasar modal dunia yang

ditandai oleh makin tingginya korelasi antara return saham antar bursa saham.

Penyebab makin tingginya korelasi adalah (1) bias yang makin menurun dalam

pilihan portofolio, (2) makin beranekaragamnya penjualan dan pendanaan

perusahaan-perusahaan, (3) fenomena sementara, konvergensi industri dan

koordinasi kebijakan antar negara yang makin tinggi intensitasnya. Tujuan dari

integrasi pasar modal sebenarnya adalah untuk menghubungkan pasar modal

secara elektronik sehingga para anggota bursa dapat mengeksekusi perintah dari

para investor untuk membeli saham dengan harga yang terbaik. Keadaan ini

secara substansial akan meningkatkan kedalaman dan likuiditas dari pasar modal

yang bersangkutan serta dapat mendorong pasar modal tersebut untuk

berkompetisi lebih efektif.

Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai integrasi pasar modal

dunia, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Bhamra (2002) dengan judul

”International Stock Market Integration : A Dynamic General Equilibrium

Approach” menemukan hasil bahwa ketika dua negara membuka pasar modalnya

untuk investor dari masing-masing negara, maka akan didapatkan korelasi yang

tinggi antara indeks saham di tiap negara. H. Kazi (2008) dengan judul “Is

Australian stock market integrated to the equity markets of its major trading

partners?” yang menemukan bahwa meskipun pasar yang dipilih terintegrasi

namun tidak semua cukup signifikan. Pasar luar negeri yang signifikan bagi

Australia adalah Inggris, Kanada dan Jerman dimana Inggris mendominasi. Saat

ini sekitar 80% setiap pasar modal di dunia membuka diri untuk investor asing

Page 35: the influences of several global stock indices and economic

21

dan tidak melakukan kontrol investasi yang ketat (www.reuters.com), ini

berarti setiap pasar modal di dunia akan mempunyai hubungan baik kuat ataupun

lemah.

2.1.3 Bursa Efek

Menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995, Bursa Efek adalah pihak

yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk

mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan

memperdagangkan efek diantara mereka.

Secara umum, organisasi Bursa Efek memiliki beberapa fungsi yang

dijabat oleh manajer atau direktur, yaitu: fungsi keanggotaan, fungsi pencatatan,

fungsi perdagangan, fungsi pengawasan perdagangan (compliance), fungsi

ketaatan aturan (surveillance), fungsi pemeriksaan internal, fungsi teknologi

informasi, fungsi riset dan pengembangan, fungsi administrasi dan keuangan,

fungsi hubungan masyarakat (Samsul, 2006).

Di Indonesia hanya ada satu bursa yaitu PT Bursa Efek Indonesia. PT

Bursa Efek Indonesia adalah gabungan dari PT. Bursa Efek Jakarta dan PT. Bursa

Efek Surabaya yang merger pada tahun 2007. PT Bursa Efek Indonesia bersifat

swasta dan merupakan SRO (Self Regulatory Organization) yaitu merupakan

lembaga atau organisasi yang bisa mengatur dirinya sendiri dan berwenang untuk

mengeluarkan peraturan bagi kegiatan usahanya. Di Pasar Modal Indonesia, SRO

terdiri dari: PT Bursa Efek Indonesia sebagai fasilitator, PT Kliring Penjaminan

Efek Indonesia (KPEI) sebagai lembaga kliring dan penjaminan, dan PT

Page 36: the influences of several global stock indices and economic

22

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai lembaga penyimpanan dan

penyelesaian.

Pemegang saham dari PT Bursa Efek Indonesia sendiri adalah perusahaan

efek yang telah memperoleh izin usaha sebagai perantara pedagang efek. Sebagai

fasilitator, PT Bursa Efek Indonesia mempunyai tugas, yaitu :

1) Menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien.

2) Menyediakan sarana pendukung serta mengawasi kegiatan anggota bursa

efek.

3) Menyusun rancangan anggaran tahunan dan penggunaan laba bursa efek, dan

melaporkannya kepada Bapepam-LK.

4) Bursa Efek Indonesia fokus pada perdagangan saham dan obligasi.

2.1.4 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap dan transparan bagi

investor tentang perkembangan Pasar Modal Indonesia, BEI menyebarkan data

pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator

pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini di BEI

terdapat 13 macam indeks saham (www.idx.co.id):

1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan

indeks.

2) Indeks Sektoral

Menggunakan semua perusahaan tercatat yang termasuk dalam masing-

masing sektor. Sekarang ini ada 9 sektor yang ada di BEI yaitu sektor

Page 37: the influences of several global stock indices and economic

23

Agriculture, Mining, Basic industry and chemicals, Miscellaneous

industry, Consumer goods industry, Property, real estate and building

construction, Infrastructure, utilities & transportation, Finance, Trade,

services & investment.

3) Indeks LQ45

Indeks yang terdiri dari 45 saham perusahaan tercatat yang dipilih

berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-

kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan

setiap 6 bulan.

4) IDX30

Indeks ini adalah indeks yang terdiri dari 30 (tiga puluh) saham yang

konstituennya dipilih dari konstituen indeks LQ45. Metode perhitungan indeks

ini sama dengan metode perhitungan pada indeks-indeks BEI lainnya, yaitu

menggunakan metode Rata-rata Tertimbang Kapitalisasi Pasar (Market

Capitalization Weighted Average).

5) Jakarta Islamic Index (JII)

Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang

masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh

Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.

6) Indeks Saham Syariah Indoesia (ISSI)

Indeks ini mencerminkan pergerakan saham-saham yang termasuk dalam Daftar

Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam dan LK. Komponen

penghitungan ISSI adalah semua saham yang masuk dalam Daftar Efek Syariah

Page 38: the influences of several global stock indices and economic

24

(DES) yang akan dievaluasi 6 bulan sekali yaitu setiap bulan Mei dan

November, atau setiap ada pengumuman Daftar Efek Syariah dari Bapepam dan

LK.

7) Indeks Kompas100

Indeks yang terdiri dari 100 saham perusahaan tercatat yang dipilih

berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-

kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan

setiap 6 bulan.

8) Indeks BISNIS-27

Kerjasama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia

meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks

yang terdiri dari 27 saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan

kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan akuntabilitas dan

tata kelola perusahaan.

9) Indeks PEFINDO25

Kerjasama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO

meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25.

Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi

pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small

Medium Enterprises / SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham perusahaan

tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti:

Total Aset, tingkat pengembalian modal (Return on Equity / ROE) dan

opini akuntan publik. Faktor yang diperhatikan selain kriteria tersebut di

Page 39: the influences of several global stock indices and economic

25

atas adalah faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.

10) Indeks SRI-KEHATI

Indeks ini dibentuk atas kerjasama antara Bursa Efek Indonesia dengan

Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah

kependekan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan

memberi tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada

emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha

berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan

menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri dari 25

saham perusahaan tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteri-

kriteria seperti: Total Asset, Price Earning Ratio (PER) dan Free Float.

11) Indeks Papan Utama

Menggunakan saham-saham perusahaan tercatat yang masuk dalam papan

utama.

12) Indeks Papan Pengembangan

Menggunakan saham-saham perusahaan tercatat yang masuk dalam papan

pengembangan.

13) Indeks Individual

Indeks harga saham masing-masing perusahaan tercatat.

IHSG atau kepanjangan dari Indeks Harga Saham Gabungan atau dalam

sebutan bahasa Inggris biasa dikenal dengan Jakarta Composite Index (JCI)

atau JSX Composite adalah salah satu bentuk indeks saham di Indonesia yang

dipergunakan Bursa Efek Indonesia (dulunya bernama Bursa Efek Jakarta).

Page 40: the influences of several global stock indices and economic

26

IHSG diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983 sebagai

indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan

indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. Sedangkan jumlah

emiten yang tercatat pada waktu itu adalah sebanyak 13 emiten (Buku Panduan

Indeks, 2010).

IHSG menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen

perhitungan indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar,

Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu

atau beberapa perusahaan tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya

antara lain, jika jumlah saham perusahaan tercatat tersebut yang dimiliki oleh

publik (free float) relatif kecil, sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar,

sehingga perubahan harga saham perusahaan tercatat tersebut berpotensi

mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG. IHSG adalah milik Bursa Efek

Indonesia. Bursa Efek Indonesia tidak bertanggung jawab atas produk yang

diterbitkan oleh pengguna yang mempergunakan IHSG sebagai acuan

(benchmark). Bursa Efek Indonesia juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk

apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun pihak yang

menggunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). (www.idx.co.id)

Adapun formula untuk menghitung IHSG adalah sebagai berikut

(www.idx.co.id) :

∑ (Regular Closing Price * Number of Shares)

Base Value

IHSG = x 100

Page 41: the influences of several global stock indices and economic

27

2.1.5 Indeks Saham Global

Semenjak diijinkannya investor asing untuk menginvestasikan uang

mereka di Pasar Modal Indonesia, sejak itulah ada keterkaitan Pasar Modal

Indonesia dengan pasar modal di negara lainnya. Pada penelitian ini, indeks

saham global yang terkait dengan IHSG adalah indeks Dow Jones, indeks Nikkei

225, indeks Shanghai (SSE), indeks UK:FT100.

2.1.5.1 Indeks Dow Jones

Di pasar modal AS ada tiga indeks pasar saham utama. Indeks saham ini

adalah Dow Jones Industrial Average, Nasdaq Composite dan Standard & Poor

500. Secara keseluruhan ketiga indeks ini berfungsi sebagai Security Market

Indicator Series (SMIS). Ketiga indeks tersebut menyediakan sinyal dasar

mengenai bagaimana kinerja pasar tertentu pada waktu tertentu pula, dimana dari

ketiga indeks tersebut, Dow Jones Industrial Average (DJIA) merupakan yang

paling banyak dipublikasikan dan didiskusikan.

Dow Jones & Co didirikan pada tahun 1882 oleh Charles Dow, Edward

Jones dan Charles Bergstresser, namun indeks rata-rata pertamanya tidak

dipublikasikan di Wall Street Journal melainkan di pesaingnya Customer’s

Afternoon Letter. Awalnya indeks ini tidak mengikutsertakan saham industrial,

hanya fokus pada saham pertumbuhan pada masa itu, mayoritas saham perusahaan

transportasi. Hal ini berarti indeks Dow Jones pertama menghitung sembilan

saham perkeretaapian, perkapalan dan perusahaan telekomunikasi. Rata-rata harga

saham ini akhirnya berevolusi menjadi rata-rata transportasi. Sampai pada 26 Mei

1896, Dow Jones dibagi menjadi indeks transportasi dan industrial, yang

Page 42: the influences of several global stock indices and economic

28

menciptakan apa yang kita kenal sebagai Dow Jones Industrial Average

(www.nyse.com).

Rata-rata industri Dow Jones (Dow Jones Industrial Average – DJIA)

adalah 30 besar perusahaan “blue chip” yang dihitung sejak 1896. Mereka telah

lama mendominasi benak publik. Awalnya DJIA dihitung secara rata-rata

sederhana atas saham yang ada di dalam indeks. Jika terdapat 30 saham di dalam

indeks, harganya dijumlahkan semuanya dan dibagi 30. Persentase perubahan

DJIA menjadi persentase perubahan harga rata-rata ke-30 saham tersebut (Bodie,

Kane, Marcus, 2006).

Indeks Dow Jones merupakan rata-rata indeks saham terbesar di dunia,

oleh karena itu pergerakan indeks Dow Jones dapat mempengaruhi hampir

seluruh indeks saham dunia termasuk IHSG. Pengaruh indeks Dow Jones

terhadap IHSG diperkirakan positif dalam arti kenaikan indeks Dow Jones akan

mengakibatkan naiknya IHSG di Bursa Efek Indonesia, hal ini disebabkan oleh

adanya sentimen positif dari para investor terhadap kondisi ekonomi dunia.

2.1.5.2 Indeks Nikkei 225

Nikkei 225 adalah sebuah indeks pasar saham untuk Bursa Saham

Tokyo (Tokyo Stock Exchange - TSE). Indeks ini telah dihitung setiap hari oleh

surat kabar Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) sejak tahun 1950. Indeks ini

adalah harga rata-rata tertimbang (dalam satuan yen), dan komponennya ditinjau

ulang setahun sekali. Saat ini Nikkei adalah indeks rata-rata ekuitas Jepang yang

paling banyak dikutip, sebagaimana demikian pula dengan Dow Jones Industrial

Average di Amerika Serikat. Bahkan dahulu antara 1975-1985, Nikkei 225 pernah

Page 43: the influences of several global stock indices and economic

29

dikenal dengan sebutan "Dow Jones Nikkei Stock Average". Nikkei 225 mulai

dihitung pada tanggal 7 September 1950, data sebelumnya dihitung mundur

sampai ke tanggal 16 Mei 1949 (www.tse.com).

Indeks ini dibuat untuk mencerminkan kondisi pasar saham, oleh karena

itu pergerakan setiap indeks sektor industri dinilai setara dan tidak ada

pembobotan yang lebih untuk sektor-sektor industri tertentu

(www.nni.nikkei.co.jp/e/cf/fr/market/nikkeiindex.cfm). Berbagai macam event

yang terjadi di pasar saham Tokyo seperti stock split, perpindahan dan

penambahan dari saham yang beredar akan memberi dampak atas perhitungan

indeks dan bilangan pembaginya (divisor).

2.1.5.3 Indeks SSE (Shangai)

Indeks SSE disusun dan diterbitkan oleh Shanghai Stock Exhange. Indeks

SSE adalah indeks statistik otoritatif yang banyak diikuti di dalam dan luar negeri

untuk mengukur kinerja Pasar Modal Cina. Indeks seri SSE terdiri dari 75 indeks,

termasuk 69 indeks saham, 5 indeks obligasi dan 1 indeks dana, meliputi beberapa

seri seperti ukuran pasar, sektor, gaya, strategi dan seri tematik dan menjadi

sistem indeks yang terus menerus ditingkatkan.

SSE Composite Index mengambil 19 Desember 1990 sebagai hari dasar

dan total kapitalisasi pasar dari semua saham yang tercatat di hari yang sama

dengan periode dasar, dengan dasar 100 poin. Indeks SSE diterbitkan dari tanggal

15 Juli 1991 dan adalah indeks yang paling banyak digunakan di Pasar Modal

Cina.

Page 44: the influences of several global stock indices and economic

30

Indeks seri SSE mengukur tren pasar di Pasar Modal Shanghai pada

umumnya atau dari dimensi yang berbeda dan dapat merefleksikan kinerja dan

pergerakan harga perusahaan di beragam industri. Indeks SSE menawarkan

kepada investor tolak ukur yang berbeda untuk analisis portofolio. Pasar modal

diatur untuk memainkan peran yang semakin penting dalam perekonomian

nasional, indeks SSE secara bertahap akan menjadi barometer perekonomian Cina

(www.sse.com).

2.1.5.4 Indeks FTSE 100

Indeks FTSE 100, yang juga disebut FTSE 100, FTSE, atau secara

informal disebut “Footsie” merupakan indeks saham dari 100 saham perusahaan

yang terdaftar di London Stock Exchange dengan kapitalisasi pasar tertinggi. Ini

adalah salah satu indeks saham yang paling banyak digunakan dan dipandang

sebagai ukuran kemakmuran bisnis.

Indeks ini dikelola oleh Group FTSE, perusahaan patungan independen

yang dimiliki oleh Financial Times dan London Stock Exchange. Namanya

berasal dari dua perusahaan induk, tapi sejak itu telah terdaftar sebagai perusahaan

terbatas yang berdiri sendiri. Indeks ini dihitung secara real time dan diterbitkan

setiap 15 detik.

Perusahaan yang masuk FTSE 100 mewakili sekitar 81 % dari seluruh

kapitalisasi pasar di London Stock Exchange. Meskipun FTSE All-Share Index

lebih komprehensif, FTSE 100 paling banyak digunakan sebagagai indikator

Pasar Modal Inggris. Indeks terkait lainnya adalah indeks FTSE 250 (yang berisi

daftar 250 perusahaan terbesar berikutnya setelah FTSE 100), Indeks FTSE 350

Page 45: the influences of several global stock indices and economic

31

(yang merupakan penggabungan dari FTSE 100 dan 250), Indeks FTSE Small

Cap dan Indeks FTSE Fledgling. FTSE All-Share adalah penggabungan FTSE

100, FTSE 250 dan FTSE Small Cap.

Konstituen indeks tersebut ditetapkan triwulanan, perusahaan besar dalam

indeks FTSE 250 akan dipromosikan jika kapitalisasi pasar mereka akan

menempatkan mereka di sembilan puluh perusahaan teratas indeks FTSE 100.

Komponen perusahaan harus memenuhi sejumlah persyaratan yang ditetapkan

oleh group FTSE, termasuk penuh tercatat di Bursa Efek London dengan

poundsterling atau harga mata uang Euro pada layanan perdagangan Bursa

Elektronik, dan memenuhi tes tertentu pada nationality, free float, dan likuiditas

(www.londonstockexchange.com).

2.1.6 Indikator Ekonomi Global

2.1.6.1 Harga Minyak Dunia

Minyak mentah sama halnya dengan mata uang dan emas yang merupakan

satu dari banyak indikator yang selalu terlibat dalam proses sistem ekonomi dunia.

Volatilitas mengikuti peristiwa ekonomi dan politik suatu negara.

Harga minyak mentah dunia diukur dari harga spot pasar minyak dunia,

pada umumnya yang digunakan menjadi standar adalah West Texas Intermediate

atau Brent. Minyak mentah yang diperdagangkan di West Texas Intermediate

(WTI) adalah minyak mentah yang berkualitas tinggi. Minyak mentah tersebut

berjenis light-weight dan memiliki kadar belerang yang rendah. Minyak jenis ini

sangat cocok untuk dijadikan bahan bakar, ini menyebabkan harga minyak ini

dijadikan patokan bagi perdagangan minyak di dunia. Harga minyak mentah di

Page 46: the influences of several global stock indices and economic

32

WTI pada umumya lebih tinggi lima sampai enam dolar daripada harga

minyak OPEC dan lebih tinggi satu hingga dua dollar dibanding harga minyak

Brent (www.useconomy.about.com/od/economicindicators/p/Crude_Oil.htm).

Brent crude adalah bencmark minyak yang diproduksi di laut utara.

Namanya berasal dari sebuah pertambangan di laut utara yang dibuka pada tahun

1970. Sebenarnya bisa disebut dengan brent, oseberg dan forties yang terletak

antara pantai Norway dan Scotland. Brent adalah salah satu diantara banyak nama

merk minyak, yang sedang dijual dibursa minyak utama dunia. Harga minyak

brent adalah harga patokan sejak tahun 1971 untuk sekitar 40% dari tingkatan

minyak diseluruh dunia, terutama untuk minyak Rusia-Ural. Itu sebabnya

dijadikan benchmark untuk minyak. Harga minyak biasanya 1 dollar/barrel lebih

rendah daripada harga WTI. Namun, telah dirubah pada tahun 2007 dan brent oil

dikuotakan dengan WTI premium. Saat ini sedang didiskusikan mengenai

penyesuaian untuk penggunaan brent oil sebagai patokan harga pada pasar

minyak dunia. Hal ini terutama karena melemahnya produksi minyak mentah di

laut utara, yang mengakibatkan jatuhnya likuiditas dan menyebabkan

kebingungan selama pengaturan harga, baik minyak mentah campuran dan merek

minyak yang lain (www.instafx.asia/trading/tentang-oil).

Beberapa hal yang mempengaruhi harga minyak dunia antara lain

(www.useconomy.about.com):

1) Penawaran minyak dunia, terutama kuota suplai yang ditentukan oleh

OPEC.

2) Cadangan minyak Amerika Serikat, terutama yang terdapat di kilang-

Page 47: the influences of several global stock indices and economic

33

kilang minyak Amerika Serikat dan yang tersimpan dalam cadangan

minyak strategis.

3) Permintaan minyak dunia, ketika musim panas, diperkirakan dari perkiraan

jumlah permintaan oleh maskapai penerbangan untuk perjalanan wisatawan,

sedangkan pada musim dingin ditentukan oleh jumlah permintaan terhadap

permintaan penghangat ruangan sebagai akibat dari ramalan cuaca.

Saat ini transaksi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia didominasi

oleh perdagangan saham sektor pertambangan. Kenaikan harga minyak sendiri

secara umum akan mendorong kenaikan harga saham sektor pertambangan. Hal

ini disebabkan karena dengan peningkatan harga minyak akan memicu

kenaikan harga bahan tambang secara umum. Ini tentu mengakibatkan

perusahaan pertambangan berpotensi untuk meningkatkan labanya. Kenaikan

harga saham pertambangan tentu akan mendorong kenaikan IHSG.

2.1.6.2 Harga Emas Dunia

Emas merupakan salah satu bentuk investasi yang cenderung bebas risiko

(Sunariyah,2006). Emas banyak dipilih sebagai salah satu bentuk investasi

karena nilainya cenderung stabil dan naik. Sangat jarang sekali harga emas

turun. Kelebihan lainnya dari emas adalah alat yang dapat digunakan untuk

menangkal inflasi yang kerap terjadi setiap tahunnya. Ketika akan

berinvestasi, investor akan memilih investasi yang memiliki tingkat imbal balik

tinggi dengan risiko tertentu atau tingkat imbal balik tertentu dengan risiko yang

rendah. Investasi di pasar saham tentunya lebih berisiko daripada berinvestasi di

Page 48: the influences of several global stock indices and economic

34

emas, karena tingkat pengembaliannya yang secara umum relatif lebih tinggi dari

emas (www.investopedia.com).

Salah satu harga emas yang menjadi acuan dalam perdagangan emas dunia

dibentuk di Pasar Bursa Logam di London yaitu LME (London Metal Exchange).

Pergerakan harga saham di pengaruhi oleh persediaan saham yang ada sehingga

defisit neraca logam akan berimbas pada kenaikan harga logam begitu juga

sebaliknya, selain itu harga saham juga dipengaruhi oleh spekulasi pelaku bursa

(trader) serta situasi ekonomi dunia. London Metal Exchange merupakan pusat

perdagangan dunia untuk logam industri. LME mempertemukan partisipan dari

industri fisik dan komunitas keuangan untuk menciptakan pasar yang kuat dan

teratur di mana selalu ada pembeli dan penjual, di mana selalu ada harga dan di

mana selalu ada kesempatan untuk mentransfer atau mengambil risiko 24 jam

sehari. Investor menghargai LME sebagai bursa berjangka yang dinamis tetapi

juga untuk hubungan dekat dengan industri. Kemungkinan penyerahan fisik

melalui jaringan internet gudang yang disetujui LME yang menjadikannya tempat

yang sempurna untuk lindung nilai industri dan memberikan patokan harga yang

mereka percaya. Bursa menyediakan produsen dan konsumen logam dengan pasar

fisik terakhir, dan yang paling penting dari semua, dengan kemampuan untuk

lindung nilai terhadap risiko naik dan turunnya harga logam dunia

(www.lme.com).

Proses penentuan harga emas dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pukul

10.30 (harga emas Gold A.M) dan pukul 15.00 (harga emas Gold P.M). Harga

emas ditentukan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat, Poundsterling

Page 49: the influences of several global stock indices and economic

35

Inggris dan Euro. Pada umumnya Gold P.M dianggap sebagai harga penutupan

pada hari perdagangan dan sering digunakan sebagai patokan nilai kontrak emas di

seluruh dunia (www.goldfixing.com).

2.1.6.3 Nilai Tukar Mata Uang (Kurs)

Nilai tukar Rupiah atau disebut juga kurs Rupiah adalah perbandingan

nilai atau harga mata uang rupiah dengan mata uang lain. Perdagangan antar

negara dimana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri

mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata

uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs (Salvatore, 2008).

Nilai tukar atau lazim juga disebut kurs valuta dalam berbagai transaksi

ataupun jual beli valuta asing, dikenal ada empat jenis yakni (Dornbusch dan

Fischer, 2004) :

1) Selling Rate (kurs jual) yakni kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk

penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu.

2) Middle Rate (kurs tengah) adalah kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli

valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh bank sentral

pada suatu saat tertentu.

3) Buying Rate (kurs beli) adalah kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk

pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.

4) Flat Rate (kurs flat) adalah kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli bank

notes dan traveller chaque, dimana dalam kurs tersebut sudah diperhitungkan

promosi dan biaya-biaya lainnya.

Page 50: the influences of several global stock indices and economic

36

Nilai tukar atau kurs mengukur nilai suatu valuta dari perspektif valuta lain.

Sejalan dengan berubahnya kondisi ekonomi, nilai tukar juga bisa berubah secara

substansial. Penurunan nilai valuta dinamakan dengan depresiasi (depreciation).

Peningkatan nilai valuta dinamakan dengan apresiasi (appreciation) (Madura,

2000).

Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan dengan

mata uang lain. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang

negara lain ditentukan sebagai mana halnya barang yaitu oleh permintaan dan

penawaran mata uang yang bersangkutan. Hukum ini juga berlaku untuk kurs

rupiah, jika demand akan rupiah lebih banyak daripada suplainya maka kurs

rupiah ini akan terapresiasi, demikian pula sebaliknya. Apresiasi atau depresiasi

akan terjadi apabila negara menganut kebijakan nilai tukar mengambang bebas

(free floating exchange rate) sehingga nilai tukar akan ditentukan oleh mekanisme

pasar (Kuncoro, 2010).

Ada beberapa cara untuk mengendalikan kurs, antara lain (Amalia, 2007):

1) Sistem standar emas

Dalam sistem standar emas bergerak diantara titik-titik emas (titik ekspor dan

impor).

2) Sistem peningkatan kepada valuta asing

Pemerintah mempunyai cadangan valuta asing lalu ikut beroperasi dalam pasar

uang.

3) Sistem kurs yang dikendalikan

Pemerintah dapat menentukan dan merubah kurs valutanya terhadap valuta

Page 51: the influences of several global stock indices and economic

37

asing menurut keperluan yang ditargetkan.

Pasar valuta asing antar bank sampai saat ini merupakan pasar keuangan

terbesar di muka bumi. Setelah dilakukan pengkoreksian terhadap penghitungan

ganda, sehingga pembelian oleh satu bank yang merupakan penjualan bagi bank lain

hanya dihitung satu kali, rata-rata perputaran harian hampir mencapai satu trilyun

dollar. Pasar valuta asing sendiri merupakan sebuah kesepakatan informal dari bank

komersial besar dan sejumlah pialang valuta asing. Para bank dan pialang tersebut

dihubungkan dengan telpon, teleks dan jaringan komunikasi satelit yang disebut

Society for Worlwide International Financial Telecomunications (SWIFT) (Levi,

2001).

2.2 Empiris variabel penelitian

2.2.1 Pengaruh beberapa indeks saham global terhadap indeks harga

saham.

Keterkaitan Pasar Modal Indonesia dengan pasar modal luar negeri

dimulai setelah diperbolehkannya para investor asing untuk berinvestasi di Pasar

Modal Indonesia. Diperkenalkannya investor asing ke pasar tentu saja berfungsi

sebagai katalis yang mendorong investasi lokal. Investasi asing berpengaruh

dalam melihat perusahaan yang memberikan informasi keuangan paling

transparan dan valuasi terbaik. Masuknya dana-dana asing ke pasar-pasar baru,

berpengaruh jelas dan menguntungkan bagi pertumbuhan dan struktur pasar.

Dalam beberapa tahun terakhir, peranan investor domestik makin

meningkat, akan tetapi terdapat kebiasaan dari investor domestik untuk

melakukan strategi follower pada investor asing atau setidaknya investor domestik

Page 52: the influences of several global stock indices and economic

38

menggunakan perilaku investor asing sebagai acuan (Cahyono, 2000). Sehingga

saat investor asing melepas sahamnya, investor domestik pun akan ikut melepas

sahamnya sehingga indeks dapat berpotensi turun.

Investor asing menanamkan modalnya pada bursa seluruh dunia sehingga

antara bursa-bursa di dunia mempunyai keterkaitan secara global. Kejadian dan

dinamika harga saham antara satu bursa dengan bursa yang lain saling

mempengaruhi terutama dengan bursa dari negara-negara berdekatan, misalnya

crash yang terjadi di bursa Amerika akan mengakibatkan crash pada bursa-bursa

di Eropa dan Asia.

Beberapa penelitian mengenai pengaruh indeks global terhadap indeks

harga saham suatu negara sudah diteliti, antara lain :

1) Yang et al. (2003) melalui risetnya “Stock Market Integration and Financial

Crisis: The Case Of Asia ” menemukan bahwa baik sebelum dan sesudah krisis,

pasar modal di Amerika Serikat dan Jepang tetap mempengaruhi pasar modal di

Asia, salah satunya Indonesia.

2) Darrat dan Zhong (2002) dalam risetnya “Permanent and Transitory Driving

Forces in Asian-Pasific Stock Markets” menyatakan bahwa pasar modal di

negara Amerika Serikat, Hongkong, Jepang dan Singapura memiliki pengaruh

signifikan terhadap pasar modal di Asia Pasific.

3) Karim et al. (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Integration of Stock

Markets Between Indonesia and Its Major Trading Partners” menyimpulkan

dalam penelitiannya bahwa dalam durasi tahun 1997 sampai dengan 2007, pasar

Page 53: the influences of several global stock indices and economic

39

modal Indonesia sangat terkait dengan kondisi pasar modal di Amerika, Jepang

dan China.

4) Wong et al. (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “The Relationship

Between Stock Markets of Major Developed Countries and Asian Emerging

Markets” menyatakan bahwa pasar modal di Amerika Serikat, Inggris dan

Jepang memiliki keterkaitan pada beberapa negara di Asia yang termasuk dalam

emerging market.

5) Hayo dan Kuntan (2004) yang berjudul “The Impact of News, Oil Prices, and

Global Market Developments on Russian Financial Markets”, menunjukkan

bahwa Pasar Modal Amerika Serikat dan informasi mengenai harga minyak

dunia memiliki pengaruh terhadap Pasar Modal Rusia.

6) Valadkhani et al. (2006) yang berjudul “The Interplay Between the Thai and

Several Other International Stock Markets”, menunjukkan bahwa pasar modal

regional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Pasar Modal Thailand.

7) H. Kazi (2008) dengan judul “Is Australian stock market integrated to the

equity markets of its major trading partners?” yang menemukan bahwa

meskipun pasar yang dipilih terintegrasi namun tidak semua cukup signifikan.

Pasar luar negeri yang signifikan bagi Australia adalah Inggris, Kanada dan

Jerman dimana Inggris mendominasi.

8) Pattarathammas dan Khanthavit (2009) yang berjudul “World and regional

factors in stock market returns” yang hasilnya menunjukkan bahwa return

pasar nasional dipengaruhi oleh faktor global dan regional.

Page 54: the influences of several global stock indices and economic

40

9) Syriopoulos (2005) yang berjudul “Dynamic linkages between emerging

European and developed stock markets: Has the EMU any impact?” yang

menjelaskan bahwa pasar Eropa Tengah cenderung untuk menampilkan

hubungan yang lebih kuat dengan rekan-rekan negara mereka, sedangkan

pasar AS memegang peran yang berpengaruh terhadap dunia global.

10) Bhar dan Nikolova (2007) yang berjudul “Analysis of Mean and Volatility

Spillovers Using BRIC Countries, Regional and World Equity Index Returns”

yang menunjukkan bahwa Tingkat pengembalian indeks dunia dan tingkat

pengembalian pasar AS kemungkinan besar memiliki pengaruh signifikan

terhadap tingkat pengembalian di Brazil, Rusia dan India. Cina adalah satu-

satunya negara di mana terdapat hubungan negatif efek volatilitas secara

regional dan global.

11) Hasibuan dan Hidayat (2011) yang berjudul “Pengaruh Indeks Harga Saham

Global Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)” yang

menunjukkan hasil bahwa secara simultan variabel indeks harga saham global

(Nasdaq, Taiex, Nikkei, Kospi) berpengaruh terhadap pergerakan Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG). Secara parsial variabel indeks harga saham

global (Nasdaq dan Kospi) berpengaruh terhadap IHSG secara signifikan,

sedangkan variabel indeks Taiex dan Nikkei berpengaruh tidak signifikan

terhadap IHSG.

12) Brook dan Negro (2002) menyatakan makin terintegrasinya pasar-pasar modal

dunia yang ditandai oleh makin tingginya korelasi antara return saham antar

bursa saham. Penyebab makin tingginya korelasi adalah (1) bias yang makin

Page 55: the influences of several global stock indices and economic

41

menurun dalam pilihan portofolio, (2) makin beranekaragamnya penjualan dan

pendanaan perusahaan-perusahaan, (3) fenomena sementara, dan atau

konvergensi industri dan koordinasi kebijakan antar negara yang makin tinggi

intensitasnya.

2.2.2 Pengaruh indikator ekonomi global terhadap indeks harga saham

Di industri pasar modal, perusahaan yang tercatat di bursa efek pada suatu

negara terbagi atas beberapa sektor. Di Bursa Efek Indonesia sendiri, perusahaan

yang tercatat dikelompokkan menjadi 9 sektor yaitu: sektor Agriculture, Mining,

Basic industry and chemicals, Miscellaneous industry, Consumer goods industry,

Property, real estate and building construction, Infrastructure, utilities &

transportation, Finance, Trade, services & investment. Sembilan sektor yang ada

di BEI, pasti ada hal-hal atau indikator ekonomi global yang mempengaruhi harga

saham yang masuk pada seluruh sektor yang ada di BEI. Misalnya, penurunan

atau kenaikan harga batubara akan mempengaruhi harga saham perusahaan yang

bergerak di sektor pertambangan.

Peristiwa korelasi antara indikator ekonomi global yang dimana pada

penelitian ini mengambil indikator harga minyak, harga emas dan kurs dollar

terhadap rupiah (USD/IDR) terjadi dikarenakan investor menganggap perubahan

pada harga minyak, harga emas dan kurs dollar terhadap rupiah (USD/IDR) akan

berdampak pada perubahan beberapa harga saham perusahaan di sektor yang

sensitif pada perubahan indikator ekonomi global tersebut.

Page 56: the influences of several global stock indices and economic

42

Beberapa penelitian yang menunjukkan pengaruh indikator ekonomi

global (harga minyak, harga emas dan kurs USD/IDR) terhadap indeks harga

saham diantaranya:

1) Gay (2008) dalam jurnalnya yang berjudul Effect of Macroeconomic

Variables on Stock Market Returns for Four Emerging Economies: Brazil,

Russia, India,and China. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa

tidak ada hubungan yang signifikan antara nilai tukar, harga minyak

dengan harga saham di negara Brasil, Rusia, India dan Cina.

2) Kilian dan Park (2007) dalam penelitian yang berjudul “The Impact of Oil

Price Shocks on the U.S. Stock Market “, mereka meneliti pengaruh harga

minyak dunia terhadap tingkat keuntungan agregat pasar modal di Amerika

Serikat. Hasil penelitiannya adalah perubahan harga minyak dunia memiliki

dua pengaruh bagi pasar modal di Amerika Serikat. Apabila kenaikan harga

minyak dunia disebabkan oleh meningkatnya permintaan minyak dunia

akibat ketidakpastian ketersediaan minyak di masa depan, maka hal ini akan

membawa pengaruh negatif bagi pasar modal. Tetapi apabila meningkatnya

harga minyak dunia disebabkan oleh peningkatan perekonomian global, maka

akan memberikan dampak positif bagi pasar modal.

3) Twite (2002) dengan judul “Gold Prices, Exchange Rates, Gold Stocks and the

Gold Premium”, menemukan hasil bahwa emas merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi secara positif pergerakan indeks saham di Australia.

4) Sukono (2012) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

IHSG di Bursa Efek Indonesia”, yang hasilnya menunjukkan semakin tinggi

Page 57: the influences of several global stock indices and economic

43

kurs rupiah, maka para investor akan membeli dollar dari pada menanamkan

modalnya ke pasar saham, sehingga harga saham akan turun dan IHSG akan

turun juga.

5) Irianto (2007) dengan judul “Pengaruh Bunga Deposito, Kurs Rp/US$ dan

Harga Emas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)”, yang hasilnya

menunjukkan perubahan kurs rupiah terhadap dollar akan mempengaruhi

IHSG secara negatif dan perubahan harga emas akan mempengaruhi IHSG

secara positif.

6) Abdelaziz et al. (2008) dengan judul “Stock Prices, Exchange Rates, and Oil:

Evidence from Middle East Oil-Exporting Countries” yang menunjukkan

bahwa penyesuaian terhadap ekuilibrium jangka panjang di setiap pasar saham

terjadi melalui perubahan harga minyak.

7) G. Gilmore (2009) dengan judul “The Dynamics of Gold Prices, Gold Mining

Stock Prices and Stock Market Prices Comovements” yang menyatakan bahwa

perubahan harga emas berpengaruh terhadap perusahaan yang bergerak di

sektor pertambangan sehingga mempunyai pengaruh terhadap indeks harga

saham.

8) Menike (2006) yang berjudul “The Effect of Macroeconomic Variables on

Stock Prices in Emerging Sri Lankan Stock Market” menunjukkan bahwa nilai

tukar bereaksi negatif terhadap harga saham di Bursa Efek Colombo.

9) Smith (2001) dalam penelitiannya yang berjudul “The Price Of Gold And Stock

Price Indices For The United States” menunjukkan bahwa harga emas dunia

mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pergerakan indeks harga saham di

Page 58: the influences of several global stock indices and economic

44

Amerika Serikat.

10) Luehrman (1991) dalam penelitiannya yang berjudul “Exchange Rate

Changes and The Distribution of Industry Value” menyatakan bahwa

depresiasi mata uang suatu negara mempengaruhi perjanjian daya saing

perusahaan yang bergerak dalam kompetisi internasional yang memimpin

peningkatan permintaan barang ekspor.

11) Dominguez (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Exchange rate

exposure” menunjukkan bahwa pergerakan nilai tukar memang penting untuk

fraksi yang signifikan dari perusahaan khususnya perusahaan yang tercatat di

bursa, meskipun yang perusahaan yang terkena dan arah paparan tergantung

pada nilai tukar tertentu dan bervariasi dari waktu ke waktu, menunjukkan

bahwa perusahaan secara dinamis menyesuaikan perilaku mereka dalam

menanggapi risiko nilai tukar.

12) Di Iorio (2001) yang berjudul “Foreign Exchange Exposure and Pricing in the

Australian Equities Market: A Fama and French Framework” menunjukkan

bahwa beberapa industri memiliki respon asimetris terhadap fluktuasi faktor

nilai tukar AUD/USD, dia juga menemukan bukti kuat dari risiko kurs dalam

sektor sumber daya daripada di sektor industri dalam analisis data harian.

13) Savasa (2010) yang berjudul “The Impact of Macroeconomic Variables on

Stock Return in Turkey: an ARDL Bounds Testing Approach”. Penelitian ini

bertujuan untuk menyelidiki kedua hubungan jangka panjang dan jangka

pendek antara return saham dan luas pasokan uang, produksi industri, nilai

tukar riil efektif, suku bunga domestik jangka panjang, dan suku bunga asing.

Page 59: the influences of several global stock indices and economic

45

Menggunakan pendekatan ARDL untuk kointegrasi, peneliti menemukan

bukti hubungan kointegrasi jangka panjang antara return saham dan berbagai

variabel makro. Hasil dari tes stabilitas parameter menunjukkan bahwa

struktur parameter tidak menyimpang normal selama periode analisis.

14) Singh et al. (2010) yang berjudul “Macroeconomic factors and stock returns:

Evidence from Taiwan” menunjukkan bahwa nilai tukar dan PDB tampaknya

mempengaruhi hasil dari semua portofolio, sementara tingkat inflasi, nilai

tukar, dan jumlah uang beredar yang memiliki hubungan negatif dengan hasil

portofolio untuk perusahaan besar dan menengah.

Page 60: the influences of several global stock indices and economic

46

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir dan Konseptual

Pasar modal merupakan salah satu pilar ekonomi dari sebuah negara. Pasar

modal menjadi alternatif perusahaan untuk memperoleh dana jangka panjang dan

menjadi salah satu alternatif investasi yang menguntungkan bagi para investor.

Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

berkembang, yang dalam perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi makro

ekonomi secara umum. Pasar Modal Indonesia melalui fasilitator yaitu PT Bursa

Efek Indonesia merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan bursa saham

global. Biasanya untuk bursa-bursa saham yang berdekatan lokasinya, seringkali

memiliki investor yang sama. Perubahan di satu bursa juga akan ditransmisikan ke

bursa negara lain. Dalam hal ini, biasanya bursa yang lebih besar akan

mempengaruhi bursa yang lebih kecil.

Investor asing menginvestasikan modalnya pada bursa seluruh dunia

sehingga antara bursa-bursa di dunia mempunyai keterkaitan secara global.

Kejadian dan dinamika harga saham antara satu bursa dengan bursa yang lain

saling mempengaruhi, terutama dengan bursa dari negara-negara berdekatan

misalnya crash yang terjadi di beberapa bursa negara-negara di Eropa akan

mengakibatkan crash pada bursa-bursa di negara-negara Asia termasuk Indonesia.

Page 61: the influences of several global stock indices and economic

47

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hayo dan Kuntan (2004)

yang berjudul “The Impact of News, Oil Prices, and Global Market Developments

on Russian Financial Markets”, menunjukkan bahwa Pasar Modal Amerika

memiliki pengaruh terhadap Pasar Modal Rusia. Penelitian lainnya yang berkaitan

dengan pengaruh indeks saham global adalah penelitian yang dilakukan oleh

Valadkhani et al. (2006) yang berjudul “The Interplay Between the Thai and

Several Other International Stock Markets”, menunjukkan bahwa pasar modal

regional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Pasar Modal Thailand.

Selain pergerakan indeks saham global, IHSG juga sering dipengaruhi

oleh indikator ekonomi global antara lain : harga minyak, harga emas, dan

pergerakan kurs mata uang. Ketiga indikator ekonomi global ini sering

memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap harga saham di Bursa Efek

Indonesia khususnya saham-saham perusahaan yang berada di sektor yang

mempunyai korelasi terhadap ketiga indikator ekonomi global tersebut.

Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh

indikator ekonomi global terhadap pasar modal. Di antaranya adalah penelitian

Hayo dan Kuntan (2004) dan menemukan bukti bahwa pergerakan pasar modal di

Rusia dipengaruhi oleh perubahan harga minyak dunia dan pergerakan pasar

modal di Amerika Serikat (Indeks Dow Jones). Penelitian yang dilakukan oleh

Twite dengan judul “Gold Prices, Exchange Rates, Gold Stocks and the Gold

Premium”, menemukan hasil bahwa emas merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi secara positif pergerakan indeks saham di Australia. Penelitian

yang dilakukan oleh Irianto (2007) yang berjudul pengaruh bunga deposito, kurs

Page 62: the influences of several global stock indices and economic

48

Rp/US$ dan harga emas terhadap IHSG menunjukkan bahwa kurs Rp/US$

mempunyai pengaruh negatif terhadap IHSG.

Berdasarkan kajian pustaka dan mengacu pada beberapa hasil

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pengaruh beberapa indeks saham

dan indikator ekonomi global terhadap indeks harga saham suatu negara, maka

dapat dibentuk kerangka berpikir sebagai berikut:

Gambar 3.1

Kerangka Berpikir

Kajian Teori

Investasi

Pasar Modal

Bursa Efek

IHSG

Indeks Saham Global

Indikator Ekonomi

Global

Kajian Empiris

Yang et al. (2003), Darrat

dan Zhong (2002), Karim et

al. (2009), Wong et al.

(2004), Hayo dan Kuntan

(2004), Valadkhani et al.

(2006), H. Kazi (2008),

Pattarathammas dan

Khanthavit (2009),

Syriopoulos (2005), Bhar

dan Nikolova (2007),

Hasibuan dan Hidayat

(2011), Brook dan Negro

(2002), Gay (2008),

Kilian dan Park (2007),

Twite (2002), Sukono

(2012), Irianto (2007),

Abdelaziz et al. (2008), G.

Gilmore (2009), Menike

(2006), Smith (2001),

Luehrman (1991),

Dominguez (2006), Di

Iorio (2001), Savasa

(2010), Singh et al. (2010).

Hipotesis

Uji Statistik

Tesis

Page 63: the influences of several global stock indices and economic

49

H1

H2

H3

H4

H5

H6

H7

H1

H2

H3

H4

H5

H6

H7

Berdasarkan beberapa studi empiris terdapat pengaruh beberapa indeks

saham dan indikator ekonomi global terhadap IHSG, kemudian disusun

kerangka konseptual untuk melihat hubungan-hubungan antara variabel

penelitian seperti terlihat pada Gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2

Kerangka Konseptual

Indeks Saham Global

Indikator Ekonomi Global

Dow Jones

Nikkei 225

Shanghai

UK: FT100

Harga

Minyak

Harga

Emas

USD/IDR

IHSG

Page 64: the influences of several global stock indices and economic

50

3.2 Hipotesis Penelitian

3.2.1 Pengaruh Perubahan Indeks Dow Jones terhadap Pergerakan IHSG

Sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia, pengaruh Amerika

Serikat sangat besar bagi negara-negara lain, hal ini juga termasuk pengaruh dari

perusahaan-perusahaan dan investornya di Bursa Efek yang terdapat di Amerika.

Sehingga pergerakan indeks Dow Jones yang merupakan salah satu indeks dalam

NYSE (New York Stock Exchange) akan berpengaruh pada pergerakan indeks

negara-negara lain. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yang et al. (2003)

melalui risetnya “Stock Market Integration and Financial Crisis: The Case Of

Asia ” menemukan bahwa baik sebelum dan sesudah krisis, pasar modal di

Amerika Serikat dan Jepang tetap mempengaruhi pasar modal di Asia, salah

satunya Indonesia.. Penelitian yang dilakukan oleh Syriopoulos (2005) yang

berjudul “Dynamic linkages between emerging European and developed stock

markets: Has the EMU any impact?” yang menjelaskan bahwa pasar Eropa

Tengah cenderung untuk menampilkan hubungan yang lebih kuat dengan rekan-

rekan negara mereka, sedangkan pasar AS memegang peran yang berpengaruh

terhadap dunia global. Wong et al. (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “The

Relationship Between Stock Markets of Major Developed Countries and Asian

Emerging Markets” menyatakan bahwa pasar modal di Amerika Serikat, Inggris

dan Jepang memiliki keterkaitan pada beberapa negara di Asia yang termasuk

dalam emerging market. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang dapat

dibangun yaitu:

H1 : Perubahan indeks Dow Jones berpengaruh positif terhadap pergerakan IHSG.

Page 65: the influences of several global stock indices and economic

51

3.2.2 Pengaruh Perubahan Indeks Nikkei 225 terhadap Pergerakan IHSG

Ekonomi negara Jepang sangat mempengaruhi perputaran ekonomi dunia.

Hal ini ditunjukan oleh hasil riset IMF yang menunjukan besaran GDP Jepang

pada tahun 2012 berada pada urutan ke empat terbesar terhadap GDP Dunia, yaitu

sebesar US$ 4,628 atau berada pada kisaran 5,58% dari total GDP Dunia

(www.imf.org). Mengingat kondisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa indeks

saham di Jepang juga sangat mempengaruhi pergerakan bursa di kawasan Asia.

Indeks bursa Jepang yang sering menjadi patokan adalah indeks Nikkei 225.

Indeks ini sebenarnya muncul pertama kali pada tahun 1950. Namun, koran

ekonomi Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) baru menghitungnya secara harian sejak

tahun 1971. Adapun angka indeks Nikkei sendiri merupakan angka rata-rata

tertimbang harga saham-saham anggotanya. Sampai saat ini indeks Nikkei

merupakan indeks yang paling diperhatikan oleh investor-investor saham di Asia.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hashmi (2001) melalui risetnya

“Interlinkage Among South East Asian Stock Market” menemukan bahwa baik

sebelum dan sesudah krisis 1998, pasar modal di Amerika Serikat dan Jepang

tetap mempengaruhi pasar modal di Indonesia. Darrat dan Zhong (2000) dalam

risetnya “Permanent and Transitory Driving Forces ini Asian-Pasific Stock

Markets” menyatakan bahwa pasar modal di negara Amerika Serikat, Hongkong,

Jepang dan Singapura memiliki pengaruh signifikan terhadap pasar modal di Asia

Pasific. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang dapat dibangun yaitu:

H2 : Perubahan indeks Nikkei 225 berpengaruh positif terhadap pergerakan IHSG.

Page 66: the influences of several global stock indices and economic

52

3.2.3 Pengaruh Perubahan Indeks Shanghai terhadap Pergerakan IHSG

Ekonomi Cina telah menjadi salah satu negara yang paling berpengaruh di

dunia. Selain Cina merupakan tujuan utama ekspor Indonesia, Cina juga telah

menunjukan pertumbuhan yang signifikan dalam jangka waktu 15 tahun terakhir.

Perubahan ini dipelopori oleh pertumbuhan infrastruktur yang kuat, kebijakan

moneter pemerintah yang prudent, reformasi pajak fiskal dan kekuatan dari

jumlah penduduknya yang terbesar di dunia. Sebagai gambaran, pada tahun 1981

hampir 85% penduduknya hidup dibawah garis kemiskinan bahkan menurut IMF

menjadi nomer 5 negara termiskin di dunia, namun kini telah menjadi negara

dengan GDP nomer 2 terbesar di dunia (www.imf.org). Serupa dengan negara

lainnya, perekonomian di Cina juga dapat mengalami tekanan penurunan sebagai

akibat dari krisis atau situasi lain seperti bencana, kenaikan inflasi, dll. Salah satu

indeks yang diperhatikan investor di bursa Cina adalah indeks Shanghai (SSE).

Indeks seri SSE mengukur trend pasar di Pasar Modal Shanghai pada umumnya

atau dari dimensi yang berbeda dan dapat merefleksikan kinerja dan pergerakan

harga perusahaan di beragam industri. Indeks SSE menawarkan kepada investor

tolak ukur yang berbeda untuk analisis portofolio. Pasar modal diatur untuk

memainkan peran yang semakin penting dalam perekonomian nasional, indeks

SSE secara bertahap akan menjadi barometer perekonomian China

(www.sse.com). Penelitian yang dilakukan oleh Karim et al. (2009) yang berjudul

Integration of Stock Markets Between Indonesia and Its Major Trading Partners

menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa dalam durasi tahun 1997 sampai dengan

2007, Pasar Modal Indonesia sangat terkait dengan kondisi pasar modal di Amerika,

Page 67: the influences of several global stock indices and economic

53

Jepang dan China. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang dapat dibangun

yaitu:

H3 : Perubahan indeks Shanghai berpengaruh positif terhadap pergerakan IHSG.

3.2.4 Pengaruh Perubahan Indeks UK:FT100 terhadap Pergerakan IHSG

Bursa Saham London (London Stock Exchange) adalah sebuah bursa

saham yang terletak di London. Didirikan pada 1801, bursa ini merupakan salah

satu bursa saham terbesar di dunia, dengan banyak pencatatan saham dari luar

negeri dan juga perusahaan Britania Raya. Indeks FTSE 100 merupakan salah satu

indeks yang melacak performa dari bursa di London. Indeks FTSE 100, yang juga

disebut FTSE, atau secara informal disebut “Footsie” merupakan indeks saham

dari 100 saham perusahaan yang terdaftar di London Stock Exchange dengan

kapitalisasi pasar tertinggi. Ini adalah salah satu indeks saham yang paling banyak

digunakan dan dipandang sebagai ukuran kemakmuran bisnis. Wong et al. (2004)

dalam penelitiannya yang berjudul “The Relationship Between Stock Markets of

Major Developed Countries and Asian Emerging Markets” menyatakan bahwa

pasar modal di Amerika Serikat, Inggris dan Jepang memiliki keterkaitan pada

beberapa negara di Asia yang termasuk dalam emerging market. Berdasarkan hal

tersebut, maka hipotesis yang dapat dibangun yaitu:

H4 : Perubahan indeks UK:FT100 berpengaruh positif terhadap pergerakan IHSG.

Page 68: the influences of several global stock indices and economic

54

3.2.5 Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia terhadap Pergerakan

IHSG

Minyak mentah sama halnya dengan mata uang dan emas yang merupakan

satu dari banyak indikator yang selalu terlibat dalam proses sistem ekonomi dunia.

Volatilitas mengikuti peristiwa ekonomi dan politik suatu negara. Harga minyak

mentah dunia diukur dari harga spot pasar minyak dunia, pada umumnya yang

digunakan menjadi standar adalah West Texas Intermediate (WTI). Beberapa

penelitian terdahulu telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara harga

minyak dunia terhadap pasar modal. Di antaranya adalah penelitian Hayo dan

Kuntan (2004) menemukan bukti bahwa pergerakan pasar modal di Rusia

dipengaruhi oleh perubahan harga minyak dunia dan pergerakan pasar modal di

Amerika Serikat (Indeks Dow Jones). Penelitian yang dilakukan oleh Abdelaziz et

al. (2008) dengan judul “Stock Prices, Exchange Rates, and Oil: Evidence from

Middle East Oil-Exporting Countries” yang menunjukkan bahwa penyesuaian

terhadap ekuilibrium jangka panjang di setiap pasar saham terjadi melalui

perubahan harga minyak. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang dapat

dibangun yaitu:

H5 : Perubahan harga minyak dunia berpengaruh positif terhadap pergerakan

IHSG.

3.2.6 Pengaruh Perubahan Harga Emas Dunia terhadap Pergerakan IHSG

Salah satu komoditi penting yang dapat mempengaruhi pergerakan bursa

saham adalah harga emas. Hal ini didasari bahwa emas merupakan salah satu

alternatif investasi yang cenderung aman dan bebas risiko (Sunariyah, 2006).

Page 69: the influences of several global stock indices and economic

55

Emas banyak dipilih sebagai salah satu bentuk investasi karena nilainya

cenderung stabil dan naik. Sangat jarang sekali harga emas turun. Emas juga

merupakan alat yang dapat digunakan untuk menangkal inflasi yang kerap

terjadi setiap tahunnya. Salah satu harga emas yang menjadi acuan dalam

perdagangan emas dunia dibentuk di Pasar Bursa Logam di London yaitu LME

(London Metal Exchange). London Metal Exchange sendiri merupakan pusat dunia

untuk perdagangan logam industri. Apabila keadaan ekonomi dunia sedang dalam

keadaan kurang baik, biasanya investor yang berinvestasi di pasar modal dan pasar

uang memindahkan dananya ke investasi emas. Penelitian yang dilakukan oleh

Smith (2001) dalam penelitiannya yang berjudul“The Price Of Gold And Stock Price

Indices For The United States” menunjukkan bahwa harga emas dunia mempunyai

pengaruh yang negatif terhadap pergerakan indeks harga saham di Amerika Serikat.

Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang dapat dibangun yaitu:

H6 : Perubahan harga emas dunia berpengaruh negatif terhadap pergerakan IHSG.

3.2.7 Pengaruh Perubahan Kurs (USD/IDR) terhadap Pergerakan IHSG

Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting dalam

rangka stabilitas moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi, sehingga nilai

tukar seringkali diindikasikan sebagai salah satu indikator kestabilan ekonomi

suatu negara. Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan

dengan mata uang lain. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata

uang negara lain ditentukan sebagai mana halnya barang yaitu oleh permintaan

dan penawaran mata uang yang bersangkutan. Hukum ini juga berlaku untuk kurs

rupiah, jika demand akan rupiah lebih banyak daripada suplainya maka kurs

Page 70: the influences of several global stock indices and economic

56

rupiah ini akan terapresiasi, demikian pula sebaliknya. Apresiasi atau depresiasi

akan terjadi apabila negara menganut kebijakan nilai tukar mengambang bebas

(free floating exchange rate) sehingga nilai tukar akan ditentukan oleh mekanisme

pasar (Kuncoro, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Sukono (2012) dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IHSG di Bursa Efek Indonesia”,

yang hasilnya menunjukkan semakin tinggi kurs rupiah, maka para investor akan

membeli dollar dari pada menanamkan modalnya ke pasar saham, sehingga harga

saham akan turun dan IHSG akan turun juga. Singh et al. (2010) yang berjudul

“Macro economic factors and stock returns: Evidence from Taiwan”

menunjukkan bahwa perubahan nilai tukar akan mempengaruhi hampir semua

portofolio investor pasar modal di negara tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh

Irianto (2007) dengan judul “Pengaruh Bunga Deposito, Kurs Rp/US$ dan Harga

Emas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)”, yang hasilnya

menunjukkan perubahan kurs rupiah terhadap dollar akan mempengaruhi IHSG

secara negatif Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang dapat dibangun

yaitu:

H7 : Perubahan kurs (USD/IDR) berpengaruh negatif terhadap pergerakan IHSG.

Page 71: the influences of several global stock indices and economic

57

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian

Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian

mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan

implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir data yang selanjutnya

disimpulkan dan diberikan saran. Suatu desain penelitian menyatakan struktur

masalah penelitian maupun rencana penyelidikan yang akan dipakai untuk

memperoleh bukti empiris mengenai hubungan-hubungan dalam masalah.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Kausalitas, yaitu

menganalisis hubungan kausalitas antara variabel penelitian sesuai dengan

hipotesis yang disusun. Penelitian ini menguji pengaruh beberapa indeks saham

(Dow Jones, Nikkei 225, Shanghai, UK : FT100) dan indikator ekonomi global

(Oil : WTI, Gold : LME, USD/IDR) terhadap pergerakan IHSG. Penelitian ini

menggunakan periode penelitian dari tahun 2008-2012.

4.2 Variabel Penelitian

4.2.1 Klasifikasi Variabel

Sebelum melakukan analisis data serta pengujian hipotesis, dilakukan

pengklasifikasian variabel-variabel dalam model penelitian. Berikut ini

merupakan variabel-variabel yang digunakan:

1) Variabel independen (variabel bebas) yang merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

Page 72: the influences of several global stock indices and economic

58

dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah indeks

Dow Jones (X1), indeks Nikkei 225 (X2), indeks Shanghai (X3), indeks UK :

FT100 (X4), harga Oil : WTI (X5), Gold : LME (X6), USD/IDR (X7).

2) Variabel dependen (variabel terikat) yang merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah pergerakan IHSG (Y).

4.2.2 Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap variabel-variabel yang diteliti,

maka definisi operasional dari masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut:

1) Variabel Independen

(1) Indeks Dow Jones (X1)

Dow Jones Industrial Average (DJIA) adalah tolak ukur dari saham-saham

Amerika yang dianggap sebagai pemimpin dalam ekonomi dan juga ada di

Nasdaq dan NYSE. Dow Jones Industrial Average (DJIA) meliputi 30

perusahaan dengan kapitalisasi besar, yang dipilih secara subjektif oleh

editor Wall Street Journal. Selama ini, perusahaan-perusahaan yang ada di

indeks ini telah berubah untuk memastikan tolak ukurnya terhadap

ekonomi. Sampai saat ini, hanya General Electric yang merupakan bagian

dari sejarah awal indeks ini yang masih masuk ke dalam DJIA. Lainnya

telah berubah-ubah (www.nyse.com). Satuan indeks pada dasarnya berupa

persentase, namun dalam prakteknya penyebutan persentase tersebut

seringkali tidak disebutkan, salah satunya mengingat angka indeks

merupakan sebuah perbandingan dan lebih menekankan pada perubahan

Page 73: the influences of several global stock indices and economic

59

sesuatu dari waktu ke waktu (Rimbawan, 2011). Periode indeks Dow

Jones yang digunakan adalah dari Januari 2008 sampai dengan Desember

2012.

(2) Indeks Nikkei 225 (X2)

Nikkei 225 adalah sebuah indeks pasar saham untuk Bursa Saham

Tokyo (Tokyo Stock Exchange - TSE). Indeks ini telah dihitung setiap hari

oleh surat kabar Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) sejak tahun 1950. Indeks

ini adalah harga rata-rata tertimbang (dalam satuan yen), dan

komponennya ditinjau ulang setahun sekali. Saat ini Nikkei adalah indeks

rata-rata ekuitas Jepang yang paling banyak dikutip, sebagaimana

demikian pula dengan Dow Jones Industrial Average di Amerika Serikat

(www.nni.nikkei.co.jp/e/cf/fr/market/nikkeiindex.cfm). Periode indeks

Nikkei 225 yang digunakan adalah dari Januari 2008 sampai dengan

Desember 2012.

(3) Indeks SSE (X3)

Indeks Shanghai (SSE) disusun dan diterbitkan oleh Shanghai Stock

Exchange. Indeks Shanghai SSE adalah indeks statistik otoritatif yang

banyak diikuti di dalam dan luar negeri untuk mengukur kinerja Pasar

Modal Cina. Indeks seri SSE terdiri dari 75 indeks, termasuk 69 indeks

saham, 5 indeks obligasi dan 1 indeks dana, meliputi beberapa seri seperti

ukuran pasar, sektor, gaya, strategi dan seri tematik dan menjadi sistem

indeks yang terus menerus ditingkatkan (www.sse.com). Periode indeks

Page 74: the influences of several global stock indices and economic

60

Shangai (SSE) yang digunakan adalah dari Januari 2008 sampai dengan

Desember 2012.

(4) Indeks UK : FT 100 (X4)

Perusahaan yang masuk FTSE 100 mewakili sekitar 81 % dari seluruh

kapitalisasi pasar di London Stock Exchange. Meskipun FTSE All-Share

Index lebih komprehensif, FTSE 100 paling banyak digunakan sebagai

indikator Pasar Modal Inggris. Indeks terkait lainnya adalah indeks FTSE

250 (yang berisi daftar 250 perusahaan terbesar berikutnya setelah FTSE

100), Indeks FTSE 350 (yang merupakan penggabungan dari FTSE 100

dan 250), Indeks FTSE SmallCap dan Indeks FTSE Fledgling. FTSE All-

Share adalah penggabungan FTSE 100, FTSE 250 dan FTSE SmallCap

(www.londonstockexchange.com). Periode indeks UK:FT100 yang

digunakan adalah dari Januari 2008 sampai dengan Desember 2012.

(5) Oil : WTI (X5)

Minyak mentah yang diperdagangkan di West Texas Intermediate (WTI)

adalah minyak mentah yang berkualitas tinggi. Minyak mentah tersebut

berjenis light-weight dan memiliki kadar belerang yang rendah. Minyak

jenis ini sangat cocok untuk dijadikan bahan bakar, ini menyebabkan harga

minyak ini dijadikan patokan bagi perdagangan minyak di dunia. Harga

minyak mentah di WTI biasanya lebih tinggi lima sampai enam dolar

daripada harga minyak OPEC dan lebih tinggi satu hingga dua dolar

dibanding harga minyak Brent (http://useconomy.about.com/od/

economicindicators/p/Crude_Oil.htm). Satuan untuk harga minyak mentah

Page 75: the influences of several global stock indices and economic

61

dunia adalah barrel. Periode yang diambil datanya dari harga Oil : WTI

adalah dari Januari 2008 sampai dengan Desember 2012.

(6) Harga Emas Dunia (X6)

Emas merupakan salah satu bentuk investasi yang cenderung bebas risiko

(Sunariyah,2006). Emas banyak dipilih sebagai salah satu bentuk

investasi karena nilainya cenderung stabil dan naik. Sangat jarang sekali

harga emas turun. Kelebihan lainnya dari emas adalah alat yang dapat

digunakan untuk menangkal inflasi yang kerap terjadi setiap tahunnya.

Satuan untuk harga emas dunia adalah troy-ounce. Periode yang

diambil datanya dari harga emas dunia adalah dari Januari 2008 sampai

dengan Desember 2012.

(7) Kurs USD/IDR (X7)

Nilai tukar Rupiah atau disebut juga kurs Rupiah adalah perbandingan

nilai atau harga mata uang rupiah dengan mata uang lain. Perdagangan

antar negara dimana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya

sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang

dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs

(Salvatore, 2008). Periode yang diambil datanya dari kurs dollar terhadap

rupiah adalah dari Januari 2008 sampai dengan Desember 2012.

2) Variabel Dependen

IHSG (Y) meupakan perhitungan yang menggunakan semua perusahaan

tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Agar IHSG dapat

menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang

Page 76: the influences of several global stock indices and economic

62

mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa perusahaan

tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika

jumlah saham perusahaan tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free

float) relatif kecil, sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga

perubahan harga saham perusahaan tercatat tersebut berpotensi

mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG.

Adapun formula untuk menghitung IHSG adalah sebagai berikut

(www.idx.co.id) :

∑ (Regular Closing Price * Number of Shares)

Base Value

Periode IHSG yang digunakan adalah dari Januari 2008 sampai dengan

Desember 2012.

4.3 Pengumpulan Data

4.3.1 Jenis Data Menurut Sifatnya

Jenis data menurut sifatnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data kuantitatif dan kualitatif. Masing-masing jenis data tersebut akan diuraikan

sebagai berikut:

1) Data kuantitatif

Merupakan kumpulan informasi dalam bentuk angka-angka yang dapat dinilai

dan dihitung. Adapun yang dimaksud data kuantitatif dalam penelitian ini

adalah data bulanan indeks saham global (indeks Dow Jones, S&P 500,

Nikkei 225, SSE, UK : FT 100) dan indikator ekonomi global (Oil : WTI,

x 100 IHSG =

Page 77: the influences of several global stock indices and economic

63

harga emas dan kurs USD/IDR) yang diambil datanya dari Januari 2008

sampai dengan Desember 2012

2) Data kualitatif

Merupakan kumpulan data yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka,

sehingga tidak dapat dinilai dan dihitung. Adapun yang dimaksud data

kualitatif dalam penelitian ini adalah hasil penelitian sebelumnya, data

pendukung yang didapatkan di berbagai buku dan majalah (berupa pendapat

para ahli dan hasil penelitian).

4.3.2 Jenis Data Menurut Sumbernya

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

indeks Dow Jones, indeks Nikkei 225, indeks SSE, indeks UK : FT 100, harga Oil

: WTI, harga emas dan kurs USD/IDR selama bulan Januari 2008 sampai bulan

Desember 2012. Data sekunder adalah data dalam bentuk yang sudah jadi yaitu

berupa data publikasi. Data tersebut sudah dikumpulkan oleh pihak lain. Sumber

data diperoleh dari PT Bursa Efek Indonesia, PT KSEI, Bank Indonesia,

Bloomberg dan internet.

4.4 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisis

regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji

pengaruh antara , indeks Dow Jones, indeks Nikkei 225, indeks SSE, indeks UK :

FT 100, harga Oil:WTI, harga emas dan kurs USD/IDR terhadap IHSG. Seberapa

Page 78: the influences of several global stock indices and economic

64

besar variable independen mempengaruhi variabel dependen dihitung dengan

menggunakan persamaan garis regresi linier berganda berikut :

Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5 + b6X6 + b7X7 + e

Keterangan

Y = IHSG

b = koefisien garis regresi

X1 = Indeks Dow Jones

X2 = Indeks Nikkei 225

X3 = Indeks Shanghai

X4 = Indeks UK : FT 100

X5 = Harga Oil : WTI

X6 = Harga Emas Dunia

X7 = Kurs USD/IDR

e = standar error

4.4.1 Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal seperti diketahui bahwa uji t dan uji

F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal atau tidak

yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2012). Jika data

menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau

grafik histogramnya, maka menunjukkan pola distribusi normal (Gujarati,

Page 79: the influences of several global stock indices and economic

65

2006). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal

atau tidak yaitu dengan analisis dan uji statistik (Ghozali, 2012).

2) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi

yang beruntung sepanjang waktu, berkaitan satu sama lain. Masalah ini

timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu

observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data urut

waktu atau time series karena “gangguan” pada seseorang atau kelompok

yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection (silang waktu),

masalah autokorelasi relatif jarang terhadap “gangguan” pada observasi

yang berbeda berasal dari individu atau kelompok berbeda. Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji Durbin Watson (DW test). Uji ini

hanya digunakan untuk korelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan

mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak

ada variabel lain diantara variabel bebas. Dasar yang digunakan untuk

pengambilan keputusan secara umum diperlihatkan dalam tabel 4.1.

Page 80: the influences of several global stock indices and economic

66

Tabel 4.1 Tabel Durbin-Watson (D-W)

Dw Kesimpulan

0 < d < dl Ada autokorelasi positif

dl d du Tidak ada autokorelasi positif

4- dl < d < 4 Ada autokorelasi negatif

4 - du d 4 – dl Tidak ada autokorelasi negatif

du < d < 4 – du Tidak ada autokorelasi positif atau

negatif

Sumber : Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS, Ghozali 2012.

3) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier

di antara variabel-variabel dalam model regresi. Interpretasi dari persamaan

regresi linier secara emplisit bergantung bahwa variabel-variabel beda dalam

persamaan tidak saling berkorelasi. Bila variabel-variabel bebas berkorelasi

dengan sempurna, maka disebut multikoliniearitas sempurna.

Multikoliniearitas dapat dideteksi dengan besaran-besaran regresi yang

didapat yaitu:

a) Variasi besar (dari taksiran OLS).

b) Interval kepercayaan lebar (karena variasi besar, maka standar error

besar sehingga interval kepercayaan lebar).

c) Uji-t tidak signifikan. Suatu variabel bebas secara substansi maupun

secara statistik jika dibuat regresi sederhana bisa tidak signifikan karena

Page 81: the influences of several global stock indices and economic

67

variasi besar akibat kolinearitas. Bila standar error terlalu besar pula

kemungkinan taksiran koefisien regresi tidak signifikan.

d) R² tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dari t-test.

Terkadang nilai taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai nilai yang

tidak sesuai dengan substansi sehingga dapat menyesatkan interpretasi.

4) Uji Heterokedatisitas

Uji heterokedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan yang lain. Jika

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda,

maka disebut heterokedatisitas, sebaliknya jika tetap disebut

homokedastisitas. Model yang baik adalah yang homokedastisitas. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas digunakan model glejser.

Model ini dilakukan dengan meregresikan nilai absolute ei dengan variabel

bebas. Jika tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat (nilai absolute ei), maka tidak ada heterokedastisitas

(Ghozali, 2012).

4.4.2 Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat apakah semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel

dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter

dalam model sama dengan nol, atau : Ho : βi = 0 Artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap

variable dependen. Hipotesis alternatif (Hi) bila semua parameter secara simultan

Page 82: the influences of several global stock indices and economic

68

tidak sama dengan nol, atau Hi: βi ≠ 0 Artinya ada pengaruh yang signifikan

secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria:

a) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada

derajat kepercayaan 5 persen. Dengan kata lain kita menerima hipotesa

alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara

serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila

nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan

menerima Hi.

4.4.3 Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut :

a) Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan

derajat kepercayaan sebesar 5 persen, maka Ho yang menyatakan βi = 0 dapat

ditolak bila nilai t lebih dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita

menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

b) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila

nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan t tabel, kita

menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

Page 83: the influences of several global stock indices and economic

69

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah IHSG. IHSG

atau kepanjangan dari Indeks Harga Saham Gabungan atau dalam sebutan bahasa

Inggris biasa dikenal dengan Jakarta Composite Index (JCI) atau JSX Composite

adalah salah satu bentuk indeks saham di Indonesia yang dipergunakan Bursa

Efek Indonesia (dulunya bernama Bursa Efek Jakarta).

IHSG diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983 sebagai

indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan

indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. Sedangkan jumlah

emiten yang tercatat pada waktu itu adalah sebanyak 13 emiten (Buku Panduan

Indeks Harga Saham, 2010).

IHSG menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen

perhitungan indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar,

Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu

atau beberapa perusahaan tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya

antara lain, jika jumlah saham perusahaan tercatat tersebut yang dimiliki oleh

publik (free float) relatif kecil, sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar,

sehingga perubahan harga saham perusahaan tercatat tersebut berpotensi

mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG. IHSG adalah milik Bursa Efek

Page 84: the influences of several global stock indices and economic

70

Indonesia. Bursa Efek Indonesia tidak bertanggung jawab atas produk yang

diterbitkan oleh pengguna yang mempergunakan IHSG sebagai acuan

(benchmark). Bursa Efek Indonesia juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk

apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun pihak yang

menggunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). (www.idx.co.id)

5.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel

dependen dan variabel independen. Pada penelitian ini yang menjadi variabel

dependen adalah IHSG (Y). Variabel independen pada penelitian ini yang

mempengaruhi IHSG adalah indeks Dow Jones (X1), indeks Nikkei 225 (X2),

indeks Shanghai (X3), indeks UK:FT100 (X4), harga minyak dunia (X5), harga

emas dunia (X6), kurs USD/IDR (X7). Hasil data statistik deskriptif yang telah

diolah SPSS ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 5.1

Statistik Deskriptif Variabel Dependen dan Variabel Independen

Descriptive Statistics

60 7.062,93 13.437,13 11.146,83 1.650,32 60 7.568,42 14.338,54 10.017,91 1.593,07 60 1.728,79 4.383,39 2.662,54 536,73 60 3.830,09 6.087,30 5.356,64 593,37 60 39,03 140,00 86,46 20,20 60 1.560,00 3.972,00 2.560,45 705,06 60 8.498,00 12.360,00 9.478,52 837,13 60 1.241,54 4.350,29 3.011,09 933,72 60

Indeks Dow Jones Indeks Nikkei 225 Indeks Shanghai

Indeks UK:FT100 Harga Minyak Harga Emas Kurs USD/IDR IHSG Valid N (listwise)

N Minimum Maximu

m

Mean Std.

Deviation

Sumber : Lampiran 3

Page 85: the influences of several global stock indices and economic

71

Sumber: Lampiran 2

Pada Tabel 5.1, dengan jumlah pengamatan selama 60 bulan dimulai dari

bulan Januari tahun 2008 hingga bulan Desember tahun 2012, dapat dilihat bahwa

nilai terendah IHSG adalah 1.241,54 yang terjadi pada bulan November tahun

2008, sementara nilai tertinggi IHSG adalah 4.350,29 yang terjadi pada bulan

Oktober tahun 2012. Nilai rata-rata IHSG adalah sebesar 3.011,09 dengan standar

deviasi sebesar 933,72. Dengan nilai standar deviasi yang sangat besar ini

menandakan bahwa nilai IHSG berfluktuasi tajam. Hal ini dapat dilihat pada

grafik berikut ini :

Gambar 5.1. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

periode tahun 2008 – 2012

Dari grafik pada Gambar 5.1 dapat terlihat IHSG sempat mengalami penurunan

yang cukup tajam pada tahun 2008. Penurunan IHSG yang cukup tajam pada

tahun 2008 disebabkan oleh terjadinya krisis global, dimana rata-rata hampir pasar

modal di dunia mengalami penurunan yang cukup tajam. Meskipun sempat

Page 86: the influences of several global stock indices and economic

72

Sumber: Lampiran 2

mengalami penurunan yang cukup tajam pada tahun 2008, IHSG akhirnya

kembali berada pada level sebelum krisis di kisaran 2400-2500 pada akhir tahun

2009.

Pada indeks Dow Jones yang merupakan indeks yang mewakili New York

Stock Exchange, dari Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Indeks Dow

Jones adalah sebesar 11.146.83, dimana nilai terendah adalah sebesar 7.062,93

yang terjadi pada bulan Februari 2009. Sementara nilai tertinggi adalah sebesar

13.437,13 yang terjadi pada bulan September 2012. Nilai standar deviasi dari

indeks Dow Jones adalah sebesar 1.650,32. Ini menunjukkan bahwa Indeks Dow

Jones cenderung berfluktuasi. Berikut disajikan grafik pergerakan Indeks Dow

Jones selama periode pengamatan:

Gambar 5.2. Pergerakan Indeks Dow Jones periode tahun 2008 – 2012

Page 87: the influences of several global stock indices and economic

73

Sumber: Lampiran 2

Dari grafik pada Gambar 5.2 dilihat bahwa secara umum Indeks Dow Jones

selama periode pengamatan mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 indeks Dow

Jones mengalami penurunan drastis. Hal ini disebabkan pada tahun 2008 terjadi

krisis Subprime Mortgage di Amerika Serikat.

Indeks Nikkei 225 dapat dilihat pada Tabel 5.1, dimana nilai rata-rata

indeks Nikkei 225 adalah sebesar 10.017,91, dengan nilai terendah adalah

7.568,42 yang terjadi pada bulan Februari tahun 2009, sedangkan nilai

tertinggi adalah sebesar 14.338,54 yang terjadi pada bulan Mei tahun 2008. Nilai

standar deviasi dari indeks Nikkei 225 adalah sebesar 1.593,07. Hal ini berarti

bahwa selama periode pengamatan, indeks Nikkei 225 berfluktuasi cukup tajam.

Berikut disajikan grafik indeks Nikkei 225 selama periode pengamatan dengan

menggunakan MS Excel.

Gambar 5.3. Pergerakan Indeks Nikkei 225 periode tahun 2008 – 2012

Page 88: the influences of several global stock indices and economic

74

Sumber: Lampiran 2

Pada grafik yang ditampilkan Gambar 5.3, dapat dilihat indeks Nikkei 225 pada

tahun 2008 mulai mengalami penurunan karena diakibatkan oleh krisis ekonomi

global yang berakibat pada jatuhnya indeks-indeks global.

Hasil statistik deskriptif indeks Shanghai (SSE) yang ditunjukkan pada

Tabel 5.1 menunjukkan nilai rata-rata indeks Shanghai (SSE) adalah sebesar

2.662,54, dengan nilai terendah adalah 1.728,79 yang terjadi pada bulan Oktober

tahun 2008, sedangkan nilai tertinggi adalah sebesar 4.383,39 yang terjadi pada

bulan Januari tahun 2008. Nilai standar deviasi dari Shanghai (SSE) adalah

sebesar 536,73. Hal ini berarti bahwa selama periode pengamatan, indeks

Shanghai (SSE) berfluktuasi cukup tajam. Berikut disajikan grafik indeks

Shanghai (SSE) selama periode pengamatan dengan menggunakan MS Excel:

Gambar 5.4. Pergerakan Indeks Shanghai periode tahun 2008 – 2012

Pada grafik yang ditampilkan Gambar 5.4, dapat dilihat indeks Nikkei 225 pada

tahun 2008 mulai mengalami penurunan karena diakibatkan oleh krisis ekonomi

Page 89: the influences of several global stock indices and economic

75

global dan sampai pada akhir tahun 2012 indeks Shanghai belum bisa kembali ke

puncak tertingginya.

Pada indeks UK:FT100, nilai rata-rata indeks UK:FT100 adalah sebesar

5.356,64, dengan nilai terendah adalah 3.830,09 yang terjadi pada bulan Februari

tahun 2009, sedangkan nilai tertinggi adalah sebesar 6.087,30 yang terjadi pada

bulan April tahun 2008. Nilai standar deviasi dari indeks UK:FT100 adalah

sebesar 593,37. Hal ini berarti bahwa selama periode pengamatan, indeks

UK:FT100 berfluktuasi cukup tajam. Berikut disajikan grafik indeks UK:FT100

selama periode pengamatan dengan menggunakan MS Excel:

Sumber: Lampiran 2

Gambar 5.5. Pergerakan Indeks UK:FT100 periode tahun 2008 – 2012

Pada grafik yang ditampilkan Gambar 5.5, dapat dilihat indeks UK:FT100 sempat

mengalami penurunan pada tahun 2008 karena diakibatkan oleh krisis ekonomi

global dan akhirnya pada tahun 2009 mulai bergerak naik dan mendekati nilai

tertingginya.

Page 90: the influences of several global stock indices and economic

76

Harga minyak dunia yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga

minyak dunia yang terbentuk di pasar spot minyak Texas WTI (West Texas

Intermediate). Dari hasil perhitungan pada Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa harga

rata-rata minyak dunia selama periode pengamatan adalah sebesar $86.46/barrel,

dengan harga tertinggi sebesar $140,00/barrel yang terjadi pada bulan Juni tahun

2008, sementara harga terendah sebesar $39,03/barrel yang terjadi pada bulan

Desember tahun 2008. Nilai standar deviasi harga minyak dunia adalah sebesar

20,20. Secara umum harga minyak dunia selama periode pengamatan mengalami

fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut.

Sumber: Lampiran 2

Gambar 5.6. Pergerakan Harga Minyak Dunia periode tahun 2008 – 2012

Pergerakan harga minyak dunia yang terlihat pada grafik Gambar 5.6

menunjukkan bahwa harga minyak dunia mengalami penurunan yang drastis yang

diakibatkan oleh penurunan jumlah permintaan minyak dunia karena krisis

Page 91: the influences of several global stock indices and economic

77

ekonomi global. Setelah tahun 2008, harga minyak dunia perlahan-lahan

mengalami kenaikan seiring dengan makin pulihnya perekonomian global.

Data hasil uji statistik deskriptif pada Tabel 5.1 menunjukkan harga rata-

rata emas dunia selama periode pengamatan adalah sebesar $2.560,45/troy-ounce

dengan harga terendah adalah $1.560,00/troy-ounce yang terjadi pada bulan

Oktober tahun 2008 sementara harga tertinggi adalah $3.972,00/troy-ounce

yang terjadi pada bulan Februari tahun 2008. Nilai standar deviasi sebesar

705,06 menunjukkan bahwa harga emas cenderung berfluktuasi. Selain itu

selama periode pengamatan ditemukan bahwa harga emas dunia

menunjukkan kecenderungan untuk selalu meningkat. Ini dapat dilihat pada

grafik dibawah ini:

Sumber: Lampiran 2

Gambar 5.7. Pergerakan Harga Emas Dunia periode tahun 2008 – 2012

Page 92: the influences of several global stock indices and economic

78

Grafik harga emas dunia yang ditunjukkan pada Gambar 5.7 dapat terlihat bahwa

harga emas sempat mengalami penurunan pada pertengahan tahun 2008 yang

diakibatkan oleh krisis ekonomi global. Pada menjelang penutupan akhir tahun

2008, harga emas dunia perlahan-lahan mengalami kenaikan dikarenakan investor

di pasar modal maupun pasar uang beralih ke investasi emas untuk menghindari

risiko ketidak pastian ekonomi global. Harga emas dunia kembali mengalami

penurunan dimulai pada akhir tahun 2011 sampai dengan akhir tahun 2012 seiring

membaiknya ekonomi global sehingga investor kembali berinvestasi ke pasar

modal maupun pasar uang.

Kurs yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs tengah rupiah

terhadap dollar Amerika Serikat yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Dari hasil

perhitungan uji statistik deskriptif yang telah diolah SPSS menunjukkan bahwa

nilai rata-rata kurs USD/IDR selama periode pengamatan adalah Rp. 9.478,52.

Nilai terendah kurs rupiah adalah sebesar Rp.8.498,00 yang terjadi pada bulan Juli

tahun 2011. Sementara nilai tertinggi kurs rupiah adalah sebesar Rp.12.360,00

yang terjadi pada bulan November tahun 2008. Nilai standar deviasi kurs rupiah

adalah sebesar 837,13. Ini menandakan bahwa selama periode pengamatan nilai

kurs rupiah cenderung stabil dan tidak terlalu berfluktuasi. Hal ini dapat dilihat

pada grafik pergerakan kurs rupiah dibawah ini:

Page 93: the influences of several global stock indices and economic

79

Sumber: Lampiran 2

Gambar 5.8. Pergerakan Kurs USD/IDR periode tahun 2008 – 2012

Dari grafik yang terlihat pada Gambar 5.8 menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah

terhadap USD relatif stabil. Pergerakan kurs rupiah terhadap USD dapat dijaga

dengan baik oleh Bank Indonesia selaku otoritas moneter Indonesia. Pada tahun

2008 ketika nilai kurs rupiah terhadap USD melemah, nilai IHSG turun dari

tingkat 2400 ke tingkat 1000.

5.1.3 Uji Asumsi Klasik

5.1.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, residu dari persamaan regresi mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati

normal. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan statistik

Kolmogorov-Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan K-S yang tersedia dalam

program SPSS. Kriteria yang digunakan dalam tes ini adalah dengan

Page 94: the influences of several global stock indices and economic

80

membandingkan antara tingkat signifikansi yang didapat dengan tingkat alpha

yang digunakan, dimana data tersebut dikatakan berdistribusi normal bila sig >

alpha (Ghozali, 2012). Berikut disajikan hasil dari Kolmogorov-Smirnov test

dalam Tabel 5.2

Tabel 5.2

Hasil Uji Normalitas

Dari hasil pengujian normalitas, terlihat bahwa residual (galat) menyebar normal

karena nilai sig = 0,974>0,05, sehingga asumsi normalitas terpenuhi.

5.1.3.2 Uji autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul dari observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena

residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

60

,000

249,622

,062

,046

-,062

,483

,974

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal. a

Calculated from data. b.

Sumber : Lampiran 3

Page 95: the influences of several global stock indices and economic

81

lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena

”gangguan” pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi

”gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada

data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena

”gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau kelompok

yang berbeda. Deteksi autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson (Ghozali,

2012). Penentuan ada tidaknya kasus autokorelasi didasari oleh kaidah tersebut di

bawah ini.

0 < d < dl = Ada autokorelasi positif

dl d du = Tidak ada autokorelasi positif

4- dl < d < 4 = Ada autokorelasi negatif

4 - du d 4 – dl = Tidak ada autokorelasi negatif

du < d < 4 – du = Tidak ada autokorelasi positif atau negatif.

Berikut disajikan hasil perhitungan uji autokorelasi dengan menggunakan SPSS:

Tabel 5.3

Nilai Durbin-Watson

Dari hasil SPSS yang terlihat pada Tabel 5.3 bahwa nilai Durbin Watson adalah

sebesar 1,903. Nilai Durbin-Watson berdasarkan tabel dengan derajat

Model Summary b

,964 a

,929 ,919 265,89326 1,903

Model 1

R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

Predictors: (Constant), Kurs USD/IDR, Indeks Nikkei 225, Harga Emas, Indeks Dow Jones, Indeks Shanghai, Harga Minyak, Indeks UK:FT100

a.

Dependent Variable: IHSG b.

Sumber : Lampiran 3

Page 96: the influences of several global stock indices and economic

82

kepercayaan sebesar 5% adalah dl sebesar 1,34 dan du sebesar 1,85, sehingga

nilai 4-du adalah 2,15. Nilai Durbin Watson pada penelitian ini adalah 1,903,

sehingga berada terletak diantara du dan 4-du, maka model regresi ini

menunjukkan tidak adanya autokorelasi dan layak digunakan.

5.1.3.3 Uji Multikolinearitas

Menurut Sudarmanto (2005) uji multikolinieritas dimaksudkan untuk

membuktikan atau menguji ada atau tidaknya hubungan yang linier

(multikolinieritas) antara variabel bebas (independen) satu dengan variabel bebas

yang lain. Menurut Nugroho (2005) sebagai pedoman untuk mengetahui antara

variabel bebas satu dengan variabel bebas yang lain tidak terjadi multikolinieritas

jika mempunyai VIF (Varian Inflatation Factor) kurang dari 10 dan angka

Tolerance lebih dari 0,1. Hasil SPSS dari uji multikolinearitas ini bisa dilihat

dari Tabel 5.4 berikut:

Tabel 5.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficients a

,652 1,534 ,885 1,131 ,651 1,536 ,405 2,467

,721 1,387 ,765 1,307 ,545 1,834

Indeks Dow Jones Indeks Nikkei 225 Indeks Shanghai

Indeks UK:FT100 Harga Minyak Harga Emas Kurs USD/IDR

Mode

1 Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: IHSG a

Sumber : Lampiran 3

Page 97: the influences of several global stock indices and economic

83

Dari hasil uji multikolinearitas diperoleh hasil bahwa semua variabel independen

dari model regresi tidak terdapat multikolinearitas yang ditunjukkan oleh nilai

VIF yang dibawah 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1. Ini

menunjukkan bahwa model regresi ini layak untuk digunakan karena tidak

terdapat variabel yang mengalami multikolinearitas.

5.1.3.4 Uji heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui bahwa pada model

regresi terjadi ketidaksamaan varians. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heterokedastisitas digunakan model glejser. Model ini dilakukan dengan

meregresikan nilai absolute ei dengan variabel bebas. Jika tidak ada satupun

variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (nilai

absolute ei), maka tidak ada heterokedastisitas (Ghozali, 2012). Hasil SPSS dari

uji heterokedastisitas bisa dilihat dari tabel berikut:

Tabel 5.5

Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficients a

-294,257 763,717 -,385 ,702

-,009 ,050 -,096 -,184 ,855

,024 ,029 ,242 ,821 ,416

-,034 ,073 -,115 -,459 ,648

,004 ,142 ,014 ,027 ,979

-,082 2,871 -,011 -,029 ,977

-,006 ,050 -,026 -,117 ,907

,047 ,050 ,249 ,932 ,356

(Constant)

Indeks Dow Jones

Indeks Nikkei 225

Indeks Shanghai

Indeks UK:FT100

Harga Minyak

Harga Emas

Kurs USD/IDR

Model

1

B Std.

Error

Unstandardized Coefficients

Beta

Standardized Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Absolut Residual a.

Sumber : Lampiran 3

Page 98: the influences of several global stock indices and economic

84

Hasil uji heterokedastisitas yang ditampilkan pada Tabel 5.5 menunjukkan

variabel indeks Dow Jones, indeks Nikkei 225, indeks Shanghai, indeks

UK:FT100, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs USD/IDR memiliki

nilai signifikansi 0,855; 0,416; 0,648; 0,979; 0,977; 0,907; 0,356 yang

kesemuanya diatas 0,05. Berarti tidak terdapat heterokedastisitas dalam model ini,

dengan kata lain semua variabel independen yang terdapat dalam model ini

memiliki sebaran varians yang sama/homogen.

5.1.4 Uji Hipotesis

5.1.4.1 Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel

independen dalam menerangkan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2012)

Dalam perhitungan statistik ini nilai R2 yang digunakan adalah adjusted R

square. Adjusted R square adalah suatu indikator yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel independen ke dalam suatu

persamaan regresi. Nilai adjusted R2 telah dibebaskan dari pengaruh derajat

kebebasan (degree of freedom) yang berarti nilai tersebut telah benar-benar

menunjukkan bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Berikut adalah koefisien determinasi dari penelitian ini yang disajikan

dalam Tabel 5.6:

Page 99: the influences of several global stock indices and economic

85

Tabel 5.6

Koefisien Determinasi

Pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa nilai adjusted R square adalah sebesar

0,919. Hal ini dapat menunjukkan bahwa variasi variabel independen dalam

penelitian ini mampu menjelaskan 91,9% variasi variabel dependen, sedangkan

sisanya yaitu sebesar 8,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel

independen. Nilai koefisien korelasi (R Square) sebesar 0,929 menunjukkan

bahwa kuat hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen

sebesar 92,9%.

5.1.4.2 Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan

terhadap semua variabel dependen (Ghozali,2012). Berikut hasil Uji F yang diolah

menggunakan SPSS:

Model Summary b

,964 a ,929 ,919 265,89326

Model

1

R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), Kurs USD/IDR, Indeks Nikkei 225, Harga Emas, Indeks Dow Jones, Indeks Shanghai, Harga Minyak, Indeks UK:FT100

a.

Dependent Variable: IHSG b.

Sumber : Lampiran 3

Page 100: the influences of several global stock indices and economic

86

Tabel 5.7

Uji F

Dari hasil yang ditunjukkan pada Tabel 5.7 diperoleh nilai F hitung sebesar

96,509 dengan nilai signifikansi 0,000. Dikarenakan nilai signifikansi lebih kecil

dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi indeks Dow Jones,

indeks Nikkei 225, indeks Shanghai, indeks UK:FT100, harga minyak dunia,

harga emas dunia dan kurs USD/IDR tidak sama dengan nol, atau ketujuh variabel

independen secara simultan berpengaruh terhadap IHSG.

5.1.4.3 Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara parsial didalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2012). Untuk menginterpretasikan koefisien parameter

variabel independen dapat menggunakan unstandardized coeficients maupun

standardized coeficients. Pada penelitian ini akan menggunakan standardized

coeficients, hal ini disebabkan karena unit ukuran variabel independen tidak sama.

Keuntungan dengan menggunakan standardized coeficients adalah mampu

ANOVA b

47761580 7 6823082,833 96,509 ,000 a

3676359,7 52 70699,224

51437939 59

Regression

Residual

Total

Mode

1

Sum of Squares df Mean Square F Sig

.

Predictors: (Constant), Kurs USD/IDR, Indeks Nikkei 225, Harga Emas, Indeks Dow Jones, Indeks Shanghai, Harga Minyak, Indeks UK:FT100

a

Dependent Variable: IHSG b

Sumber : Lampiran 3

Page 101: the influences of several global stock indices and economic

87

mengeliminasi perbedaan unit ukuran pada variabel independen (Ghozali,2012).

Berikut hasil SPSS dari Uji t yang disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 5.8

Uji t

Pada Tabel 5.8 dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut:

IHSG = 0,553 IDJ – 0,487 Nikkei + 0,007 Shanghai + 0.223 UK – 0,054 Minyak -

0,050 Emas – 0,357 Kurs + e.

Apabila digunakan dalam ilmu pasti, maka semua angka yang tertera dalam

persamaan matematis pada Tabel 5.8 dapat diinterpretasikan lebih mendalam.

Akan tetapi karena dalam penelitian ini termasuk ilmu sosial atau ekonomi, maka

yang perlu dititikberatkan sebaiknya adalah tanda positif atau negatif yang

terdapat di depan angka koefisien beta (Janie, 2012). Pada penelitian ini, penulis

mencoba untuk menjelaskan beberapa hal terkait dengan t hitung dan nilai

signifikansi yang ditunjukan pada tabel tersebut. Penjelasan mengenai persamaan

garis regresi adalah sebagai berikut :

Coefficient a

4630,553 1292,449 3,583 ,001

,313 ,084 ,553 3,724 ,000

-,286 ,049 -,487 -5,819 ,000

,012 ,124 ,007 ,098 ,922

,351 ,240 ,223 1,460 ,150

-2,494 4,859 -,054 -,513 ,610

-,066 ,084 -,050 -,788 ,434

-,398 ,085 -,357 -4,697 ,000

(Constant)

Indeks Dow Jones

Indeks Nikkei 225

Indeks Shanghai

Indeks UK:FT100

Harga Minyak

Harga Emas Kurs USD/IDR

Mode

1 B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta

Standardized Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: IHSG a

Sumber : Lampiran 3

Page 102: the influences of several global stock indices and economic

88

Secara parsial, koefisien indeks Dow Jones menunjukan nilai positif. Dengan

mengasumsikan ketiadaan dari variabel-variabel independen lainnya, maka

kondisi tersebut menunjukan adanya hubungan positif antara indeks Dow

Jones dengan indeks IHSG, dimana kenaikan pada indeks Dow Jones akan

berakibat pula pada kenaikan angka indeks IHSG. Koefisien regresi variabel

indeks Dow Jones sebesar 0,553; menunjukan bahwa jika indeks Dow Jones

mengalami kenaikan sebesar 1 poin, maka indeks IHSG juga akan mengalami

peningkatan sebesar 0,553. Pada Tabel 5.8 juga dapat dilihat bahwa nilai t-

hitung dari indeks Dow Jones adalah sebesar 3,724 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5% dan nilai t hitung

(3,724) lebih besar dari t tabel (1,671) maka terdapat pengaruh signifikan

antara variabel indeks Dow Jones terhadap IHSG.

Secara parsial, koefisien indeks Nikkei 225 menunjukan nilai negatif. Dengan

mengasumsikan ketiadaan dari variabel-variabel independen lainnya, maka

kondisi tersebut menunjukan adanya hubungan negatif antara indeks Nikkei

225 dengan indeks IHSG, dimana kenaikan pada indeks Nikkei 225 akan

berakibat pada penurunan angka indeks IHSG. Koefisien regresi variabel

indeks Nikkei 225 sebesar -0,487; menunjukan bahwa jika indeks Nikkei 225

mengalami kenaikan sebesar 1 poin, maka indeks IHSG akan mengalami

penurunan sebesar 0,487. Pada Tabel 5.8 juga dapat dilihat bahwa nilai t-

hitung dari indeks Nikkei 225 adalah sebesar -5,819 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5% dan

Page 103: the influences of several global stock indices and economic

89

nilai t hitung (-5,819) lebih besar dari t tabel (1,671) maka terdapat pengaruh

signifikan antara variabel indeks Nikkei 225 terhadap IHSG.

Secara parsial, koefisien indeks Shanghai menunjukan nilai positif. Dengan

mengasumsikan ketiadaan dari variabel-variabel independen lainnya, maka

kondisi tersebut menunjukan adanya hubungan positif antara indeks Shanghai

dengan indeks IHSG, dimana kenaikan pada Shanghai akan berakibat pula

pada peningkatan angka indeks IHSG. Koefisien regresi variabel indeks

Shanghai sebesar 0,007; menunjukan bahwa jika indeks Shanghai mengalami

kenaikan sebesar 1 poin, maka indeks IHSG akan mengalami peningkatan

pula sebesar 0,007. Pada Tabel 5.8 juga dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari

indeks Shanghai adalah sebesar 0,098 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,922. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 5% dan nilai t hitung (0,098)

lebih kecil dari t tabel (1,671) maka variabel indeks Shanghai berpengaruh

tidak signifikan terhadap IHSG.

Secara parsial, koefisien indeks UK:FT100 menunjukan nilai positif. Dengan

mengasumsikan ketiadaan dari variabel-variabel independen lainnya, maka

kondisi tersebut menunjukan adanya hubungan positif antara indeks

UK:FT100 dengan indeks IHSG, dimana kenaikan pada indeks UK:FT100

akan berakibat pula pada peningkatan angka indeks IHSG. Koefisien regresi

variabel indeks UK:FT100 sebesar 0,223; menunjukan bahwa jika indeks

UK:FT100 mengalami kenaikan sebesar 1 poin, maka indeks IHSG akan

mengalami peningkatan pula sebesar 0,223. Pada Tabel 5.8 juga dapat dilihat

bahwa nilai t-hitung dari indeks UK:FT100 adalah sebesar 1,460 dengan

Page 104: the influences of several global stock indices and economic

90

tingkat signifikansi sebesar 0,150. Karena nilai signifikansi lebih besar dari

5% dan nilai t hitung (1,460) lebih kecil dari t tabel (1,671) maka variabel

indeks Shanghai berpengaruh tidak signifikan terhadap IHSG.

Secara parsial, koefisien harga minyak menunjukan nilai negatif. Dengan

mengasumsikan ketiadaan dari variabel-variabel independen lainnya, maka

kondisi tersebut menunjukan adanya hubungan negatif antara harga minyak

dengan indeks IHSG, dimana kenaikan pada harga minyak akan berakibat

pada penurunan angka indeks IHSG. Koefisien regresi variabel harga minyak

sebesar -0,054; menunjukan bahwa jika harga minyak mengalami kenaikan

sebesar 1 poin, maka indeks IHSG akan mengalami penurunan sebesar 0,054.

Pada Tabel 5.8 juga dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari harga minyak

adalah sebesar -0,153 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,610. Karena nilai

signifikansi lebih besar dari 5% dan nilai t hitung (-0,153) lebih kecil dari t

tabel (1,671) maka variabel harga minyak berpengaruh tidak signifikan

terhadap IHSG.

Secara parsial, koefisien harga emas menunjukan nilai negatif. Dengan

mengasumsikan ketiadaan dari variabel-variabel independen lainnya, maka

kondisi tersebut menunjukan adanya hubungan negatif antara harga emas

dengan indeks IHSG, dimana kenaikan pada harga emas akan berakibat pada

penurunan angka indeks IHSG. Koefisien regresi variabel harga emas sebesar

-0,050; menunjukan bahwa jika harga emas mengalami kenaikan sebesar 1

poin, maka indeks IHSG akan mengalami penurunan sebesar 0,050. Pada

Tabel 5.8 juga dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari harga emas adalah

Page 105: the influences of several global stock indices and economic

91

sebesar -0,788 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,434. Karena nilai

signifikansi lebih besar dari 5% dan nilai t hitung (-0,788) lebih kecil dari t

tabel (1,671) maka variabel harga emas berpengaruh tidak signifikan terhadap

IHSG.

Secara parsial, koefisien kurs USD/IDR menunjukan nilai negatif. Dengan

mengasumsikan ketiadaan dari variabel-variabel independen lainnya, maka

kondisi tersebut menunjukan adanya hubungan negatif antara kurs USD/IDR

dengan indeks IHSG, dimana kenaikan pada nilai kurs USD/IDR akan

berakibat pada penurunan angka indeks IHSG. Koefisien regresi variabel kurs

USD/IDR sebesar -0,357; menunjukan bahwa jika kurs USD/IDR mengalami

kenaikan sebesar 1 poin, maka indeks IHSG akan mengalami penurunan

sebesar 0,357. Pada Tabel 5.8 juga dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari kurs

USD/IDR adalah sebesar -4,697 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.

Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5% dan nilai t hitung (-4,697) lebih

besar dari t tabel (1,671) maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel

kurs USD/IDR terhadap IHSG.

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian

5.2.1 Hipotesis 1

Hipotesis 1 yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Indeks Dow

Jones berpengaruh positif terhadap pergerakan IHSG”. Berdasarkan hasil

perhitungan, diperoleh bahwa hipotesis 1 terbukti. Hasil ini menunjukkan bahwa

kenaikan indeks Dow Jones akan mendorong kenaikan IHSG. Indeks Dow Jones

sendiri merupakan rata-rata indeks saham terbesar di dunia, oleh karena itu

Page 106: the influences of several global stock indices and economic

92

pergerakan indeks Dow Jones dapat mempengaruhi hampir seluruh indeks saham

dunia termasuk IHSG. Pengaruh indeks Dow Jones terhadap IHSG adalah positif,

yang dapat diartikan bahwa kenaikan indeks Dow Jones akan mengakibatkan pula

pada naiknya IHSG di Bursa Efek Indonesia, hal ini disebabkan oleh adanya

sentimen positif dari para investor terhadap kondisi ekonomi dunia. Pada Bab I

Tabel 1.2 yang telah dijelaskan sebelumnya, investor asing terutama investor

institusi lebih mendominasi proporsi kepemilikan saham di Pasar Modal

Indonesia, sehingga segala sesuatu yang terjadi di Amerika tentunya akan

mempengaruhi psikologi investor yang berinvestasi di Pasar Modal Indonesia. Hal

ini mengkonfirmasi dan sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

beberapa peneliti sebelumnya, seperti: Hayo dan Kuntan (2004), Yang et al.

(2003), Darrat dan Zhong (2002), Karim et al. (2009), Wong et al. (2004),

Syriopoulos (2005), Bhar dan Nikolova (2007) yang menyatakan bahwa pasar

modal di Amerika Serikat mempunyai pengaruh terhadap pasar modal negara lain

di dunia.

5.2.2 Hipotesis 2

Hipotesis 2 yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Indeks Nikkei 225

berpengaruh positif terhadap pergerakan IHSG”. Berdasarkan hasil perhitungan

SPSS yang telah dilakukan dalam penelitian ini, ternyata diperoleh hasil bahwa

indeks Nikkei 225 menunjukan pengaruhnya kepada IHSG, namun pada arah

yang sebaliknya, yaitu berpengaruh negatif. Dengan kondisi tersebut, maka hasil

dari penelitian ini telah mengkonfirmasi hasil dari Hasibuan dan Hidayat (2011),

namun berbanding terbalik dengan beberapa peneliti sebelumnya, seperti: Yang et

Page 107: the influences of several global stock indices and economic

93

al. (2003), Darrat dan Zhong (2002), Karim et al. (2009), Wong et al. (2004).

Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan dari periode pengumpulan

data akan berakibat pula pada kondisi ekonomi negara Jepang yang berbeda pula.

Perbedaan kondisi ini ditunjukan dengan informasi yang dikeluarkan oleh Central

Intelligent Agency (CIA) dalam bentuk Word Factbook 2012 yang menjelaskan

bahwa ekonomi Jepang sedikit kontras dan mengalami perbedaan dengan

beberapa negara besar lainnya, sejak Jepang telah jatuh ke dalam resesi hingga

tiga kali sejak 2008. Dimulai dengan penurunan tajam nilai ekspor Jepang pada

akhir 2008, kemudian dilanjutkan pada tahun 2011 dengan tekanan ekonomi

akibat besaran utang yang mencapai 200% dari GDP justru disaat negara lainnya

termasuk Indonesia sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi,

kemudian dilanjutkan dengan terjadinya gempa besar berkekuatan 9,0 SL dan

tsunami, bersamaan dengan laporan bulan Maret 2011 yang menunjukan

gangguan besar disektor manufaktur. Hal ini tentunya menyebabkan aliran dana

investor berpindah ke negara lainnya, salah satunya di Pasar Modal Indonesia.

5.2.3 Hipotesis 3

Hipotesis 3 yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Indeks Shanghai

berpengaruh positif terhadap pergerakan IHSG”. Berdasarkan hasil perhitungan

SPSS diperoleh bahwa hipotesis 3 terbukti. Indeks Shanghai yang mewakili Pasar

Modal Cina memang memiliki pengaruh yang sangat besar dikarenakan ekspor

dan impor Indonesia nilainya banyak ke negara Cina. Cina yang memiliki

penduduk terbanyak di dunia dan dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat luar

biasa, membuat Pasar Modal Cina sangat diperhatikan oleh investor global. Hal

Page 108: the influences of several global stock indices and economic

94

ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya dari Karim et al. (2009) yang

menyimpulkan bahwa pasar modal Indonesia sangat terkait dengan pasar modal

Cina.

5.2.4 Hipotesis 4

Hipotesis 4 yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Indeks UK:FT100

berpengaruh positif terhadap pergerakan IHSG”. Berdasarkan hasil perhitungan

SPSS diperoleh bahwa hipotesis 4 terbukti. Hal ini mengkonfirmasi dan sejalan

dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya,

seperti: Wong et al. (2004) dan H. Kazi (2008) yang menyatakan bahwa pasar

modal di Inggris memberikan pengaruh terhadap pasar modal negara lain di dunia.

Kondisi ini terjadi mengingat negara Inggris merupakan negara yang masuk

dalam urutan 10 besar negara didunia yang memiliki GDP terbesar, sehingga

kondisi ekonomi di negara Inggris tentunya dapat mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi di negara lainnya baik dari aliran dana investasi maupun nilai ekspor dan

impor.

5.2.5 Hipotesis 5

Hipotesis 5 yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Harga minyak

dunia berpengaruh positif terhadap pergerakan IHSG”. Berdasarkan hasil

perhitungan diperoleh bahwa hipotesis 5 ternyata tidak terbukti. Ini disebabkan

karena selama periode pengamatan, kenaikan harga minyak disebabkan karena

ekonomi global sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi yang

mengakibatkan permintaan terhadap minyak berkurang. Kejadian krisis politik di

Page 109: the influences of several global stock indices and economic

95

negara-negara Timur Tengah juga mengakibatkan pasokan minyak menjadi

berkurang sehingga menyebabkan harga minyak menjadi meningkat. Tentunya hal

ini mengkonfirmasi penelitian Kilian dan Park (2007) yang menyatakan apabila

kenaikan harga minyak dunia disebabkan oleh meningkatnya permintaan minyak

dunia akibat ketidakpastian ketersediaan minyak di masa depan, maka hal ini

akan membawa pengaruh negatif bagi pasar modal.

5.2.6 Hipotesis 6

Hipotesis 6 yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Harga emas dunia

berpengaruh negatif terhadap pergerakan IHSG”. Berdasarkan hasil perhitungan

diperoleh bahwa harga emas dunia memiliki pengaruh yang negatif terhadap

IHSG sehingga hipotesis 6 terbukti. Hasil ini mengkonfirmasi penelitian dari

Smith (2001) yang menunjukkan bahwa harga emas dunia berpengaruh secara

negatif terhadap pergerakan indeks harga saham, sekaligus menentang apa yang

telah disimpulkan oleh Twite (2002), Irianto (2007) dan G. Gilmore (2009)

bahwa pergerakan harga emas berpengaruh secara positif terhadap pergerakan

indeks di pasar modal. Indikasi bahwa harga emas berpengaruh negatif terhadap

pergerakan IHSG ini lebih dikarenakan emas merupakan salah satu komoditi

alternatif investasi yang dianggap cenderung aman dan bebas risiko, sehingga

apabila kondisi ekonomi kurang stabil dan berakibat pada ketidakstabilan di pasar

modal, maka para investor akan beralih pada komoditi emas sebagai sarana

investasi.

Page 110: the influences of several global stock indices and economic

96

5.2.7 Hipotesis 7

Hipotesis 7 yang diajukan dalam penelitian ini adalah ”Kurs (USD/IDR)

berpengaruh negatif terhadap pergerakan IHSG”. Berdasarkan hasil perhitungan,

diperoleh hasil bahwa hipotesis 7 terbukti. Hasil ini menunjukkan bahwa ketika

nilai kurs rupiah terdepresiasi maka IHSG juga akan mengalami penurunan.

Bagi investor, pergerakan nilai tukar dollar terhadap rupiah (USD/IDR)

mengindikasikan situasi fundamental perekonomian Indonesia. Sehingga ketika

(USD/IDR) nilainya meningkat, maka menunjukan bahwa rupiah sedang melemah

dan kondiisi perekonomian Indonesia sedang tidak dalam kondisi yang stabil.

Ketika kondisi perekonomian kurang stabil, maka investor kecenderungannya

akan menjual saham-saham yang dimilikinya untuk menghindari risiko, dimana

aksi jual saham ini tentunya akan mengakibatkan pelemahan IHSG. Hasil dari

penelitian ini memperkuat penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti

sebelumnya seperti: Sukono (2012), Irianto (2007), Menike (2006) dan Di Iorio

(2001).

5.3 Implikasi Penelitian

Bagi calon investor, akademisi maupun masyarakat umum yang ingin

berinvestasi di Pasar Modal Indonesia dapat mempertimbangkan hasil penelitian

ini:

1) Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa indeks Dow Jones, indeks

Shanghai, indeks UK:FT100 memiliki pengaruh positif terhadap IHSG.

Apabila terjadi kenaikan pada indeks Dow Jones, indeks Shanghai, indeks

UK:FT100 maka IHSG cenderung naik. Begitu juga sebaliknya, apabila

Page 111: the influences of several global stock indices and economic

97

terjadi penurunan pada indeks Dow Jones, indeks Shanghai, indeks

UK:FT100 maka IHSG cenderung turun.

2) Indeks Nikkei 225, harga minyak dunia, harga emas dunia, dan kurs

USD/IDR menunjukkan pengaruh negatif atau berlawanan terhadap IHSG.

Apabila indeks Nikkei 225, harga minyak dunia, harga emas dunia, dan kurs

USD/IDR mengalami kenaikan, maka IHSG cenderung bergerak beralawanan

atau cenderung turun. Begitu juga sebaliknya, apabila indeks Nikkei 225,

harga minyak dunia, harga emas dunia, dan kurs USD/IDR mengalami

penurunan, maka IHSG cenderung bergerak beralawanan atau cenderung

naik.

Page 112: the influences of several global stock indices and economic

98

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1) Indeks Dow Jones berpengaruh positif terhadap pergerakan IHSG. Kondisi ini

menunjukkan bahwa meningkatnya indeks Dow Jones akan mengakibatkan

peningkatan pada IHSG, begitu pula sebaliknya apabila indeks Dow Jones

mengalami penurunan akan mengakibatkan penurunan pada IHSG.

2) Indeks Nikkei 225 berpengaruh negatif terhadap pergerakan IHSG. Kondisi

ini menunjukkan bahwa meningkatnya indeks Nikkei 225 akan

mengakibatkan penurunan pada IHSG, begitu pula sebaliknya apabila indeks

Nikkei 225 mengalami penurunan maka akan mengakibatkan kenaikan pada

IHSG.

3) Indeks Shanghai berpengaruh positif terhadap pergerakan IHSG. Kondisi ini

menunjukkan bahwa meningkatnya indeks Shanghai akan mengakibatkan

peningkatan pada IHSG, begitu pula sebaliknya apabila indeks Shanghai

mengalami penurunan akan mengakibatkan penurunan pada IHSG.

4) Indeks UK:FT100 berpengaruh positif terhadap pergerakan IHSG. Kondisi ini

menunjukkan bahwa meningkatnya indeks UK:FT100 akan mengakibatkan

peningkatan pada IHSG, begitu pula sebaliknya apabila indeks UK:FT100

mengalami penurunan akan mengakibatkan penurunan pada IHSG.

Page 113: the influences of several global stock indices and economic

99

5) Harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap pergerakan IHSG. Kondisi

ini menunjukkan bahwa meningkatnya harga minyak dunia akan

mengakibatkan penurunan pada IHSG, begitu pula sebaliknya apabila harga

minyak dunia mengalami penurunan maka akan mengakibatkan kenaikan pada

IHSG.

6) Harga emas dunia berpengaruh negatif terhadap pergerakan IHSG. Kondisi ini

menunjukkan bahwa meningkatnya harga emas dunia akan mengakibatkan

penurunan pada IHSG, begitu pula sebaliknya apabila harga emas dunia

mengalami penurunan maka akan mengakibatkan kenaikan pada IHSG.

7) Kurs USD/IDR berpengaruh negatif terhadap pergerakan IHSG. Kondisi ini

menunjukkan bahwa meningkatnya kurs USD/IDR akan mengakibatkan

penurunan pada IHSG, begitu pula sebaliknya apabila kurs USD/IDR

mengalami penurunan maka akan mengakibatkan kenaikan pada IHSG.

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa

saran yang ingin disampaikan, antara lain:

1) Penelitian selanjutnya yang ingin meneliti tentang pengaruh beberapa indeks

saham dan indikator ekonomi global terhadap kondisi Pasar Modal Indonesia

dapat menambahkan variabel indeks negara-negara Asia Pasific lainnya

seperti: indeks Hangseng (Hongkong), indeks Kospi (Korea Selatan), indeks

BSE (India) dan variabel makro ekonomi Indonesia seperti: inflasi, BI rate,

PDB (Produk Domestik Bruto). Mengingat pergerakan IHSG cenderung

dipengaruhi oleh saham-saham berkapitalisasi besar, maka pada penelitian

Page 114: the influences of several global stock indices and economic

100

selanjutnya dapat menggunakan indeks sektoral ataupun indeks lainnya

sebagai variabel independen.

2) Bagi para investor yang berinvestasi di Pasar Modal Indonesia hendaknya

memperhatikan pergerakan indeks Dow Jones, indeks Nikkei 225, indeks

Shanghai, indeks UK:FT100, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs

USD/IDR sebelum melakukan keputusan investasi.

Page 115: the influences of several global stock indices and economic

101

DAFTAR PUSTAKA

Abdelaziz, Mohamed., Chortareas, Georgios., Cipollini, Andrea. 2008. Stock

Prices, Exchange Rates, and Oil: Evidence from Middle East Oil-

Exporting Countries, Research Paper School of Accounting Finance and

Management, pp 1 – 27.

Alder, M. and Dumas, B. 1984. Exposure to Currency Risk: Definition and

Measurement, Financial Management, Volume 13, pp. 41-50.

Amalia, Lia. 2007. Ekonomi Internasional, edisi pertama. Yogyakarta: Graha

ilmu.

Bhar, Ramaprasad dan Nikolova, Biljana. 2007. Analysis of Mean and Volatility

Spillovers Using BRIC Countries, Regional and World Equity Index

Returns, Journal of Economic Integration, Volume 22, pp. 369-381.

Bhamra, Harjoat S. 2002. International Stock Market Integration : A Dynamic

General Equilibrium Approach. Avaliable: www.emerald.com.

Blanchard, Olivier. 2006. Macroeconomics, 4th

edition. New Jersey: Pearson

Prentice Hall.

Bodie, Zvi., Kane, Alex., Marcus, Alan.J. 2006. Investments, 6th

Ed. Zuliani

Dalimunthe dan Budi Wibowo (penerjemah). Investasi. Jakarta: Salemba

Empat.

Brooks, Robin dan Del Negro, Marco. 2002. International Stock Returns and

Market Integration : A Regional Perspective, IMF Working Paper.

Buku Panduan Indeks Harga Saham. 2010. Jakarta: BEI.

Cahyono, Jaka E. 2000. 22 Strategi dan Teknik Meraih Untung di Bursa Saham,

Jilid 1. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Darrat, Ali F and Zong, Maosen. 2002. Permanent and Transitory Driving Forces

ini Asian-Pasific Stock Markets, The Financial Review, Volume 37,

pp.35-52.

Di Iorio, Amalia dan Faff, Robert. 2001. Foreign Exchange Exposure and Pricing

in the Australian Equities Market: A Fama and Frenc Framework, School

of Economics and Finance.

Dornbusch, Rudiger and Stanley F. 2004. Macro Economic. Julius A.Mulyadi

(Penerjemah). Ekonomi Makro. Jakarta: Media Global Edukasi.

Page 116: the influences of several global stock indices and economic

102

Dominguez, Kathryn M.E. dan L.Tesar, Linda. 2006. Exchange rate exposure,

Journal of International Economics, Volume. 68, pp.188-218.

Gay, Jr, Robert.D. 2008. Effect of Macroeconomic Variables on Stock Market

Returns for Four Emerging Economies: Brazil, Russia, India, and China,

International Business & Economics Research Journal, Volume 7, pp.3.

Ghozali, Iman. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

20. Semarang : BP UNDIP.

G. Gilmore, Claire. 2009. The Dynamics of Gold Prices, Gold Mining Stock

Prices and Stock Market Prices Comovements, Research in Applied

Economics, Vol. 1, No. 1: E12.

Gujarati, Damodar. R. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika, Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Hayo, Bernd and M. Kuntan, Ali. 2004. The Impact of News, Oil Prices, and

Global Market Development on Russian Financial Markets, William

Davidson Institute Working Paper, No. 656.

Hashmi, Amir Rafique and Xingyn, Liu. 2001. Interlinkage Among South East

Asian Stock Market, Journal of International Money and Finance and the

University of Rome Tor Vergata.

Harjito, D. Agus dan B. McGowan, Carl. 2007. Stock Price and Exchange Rate

Causality: The Case of Four Asean Countries, Southwestern Economic

Review.

Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Keenam.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Hasibuan, Ali Fikri dan Hidayat, Taufik. 2011. Pengaruh Indeks Harga Saham

Global Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Jurnal Keuangan dan Bisnis, Volume 3, No 3.

H. Kazi, Mazharul. 2008. Is Australian stock market integrated to the equity

markets of its major trading partners?, International Review of Business

Research Papers, Vol.4 No.5, pp.247-257 .

Hidayat, Taufik. 2010. Buku Pintar Investasi. Jakarta: Mediakita.

Irianto, Guntur. 2007. Pengaruh Bunga Deposito, kurs Rp/US$ dan Harga Emas

terhadap IHSG. Jurnal Manajemen Mutu, Volume 6, No.2

Page 117: the influences of several global stock indices and economic

103

Janie, Dyah Nirmala Arum. 2012. Statistik Deskriptif & Regresi Linier Berganda

Dengan SPSS. Semarang: Semarang University Press.

Karim, B. A., Majid, M. S. A., dan Karim, S. A. A. 2009. Integration of Stock

Markets Between Indonesia and Its Major Trading Partners, Gajah Mada

International Journal of Business, Volume 11, No.2.

Kilian, Lutz and Park, Cheolbeom. 2007. The Impact of Oil Prices Shocks on the

U.S. Stock Market, Research Paper, Department of Economics, University

of Michigan.

Kuncoro.M. 2010. Manajemen Keuangan Internasional : Pengantar Ekonomi dan

Bisnis Global, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Laporan tahunan Bursa Efek Indonesia 2008. Jakarta: BEI.

Levi, Maurice D. 2001. Keuangan International, buku 1. Yogyakarta: ANDI.

Luehrman, T.A. 1991. Exchange Rate Changes and The Distribution of Industry

Value, Journal of International Business Studies, Volume 22, pp. 619-649.

Madura, Jeff. 2000. Manajemen Keuangan Internasional, edisi keempat. Jakarta:

Erlangga.

Mankiw, Gregory N. 2006. Principle of Economics 3th

. Chriswan Sungkono

(penerjemah). Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat.

Menike, L.M.C.S. 2006. The Effect of Macroeconomic Variables on Stock Prices

in Emerging Sri Lankan Stock Market, Sabaragamuwa University

Journal, Volume 6, No. 1, pp 50-67.

Nurhayati, Mafizatun. 2010. Analisis Integrasi Pasar Modal Kawasan Asean

Dalam Rangka Menuju Masyarakat Ekonomi Asean.

Nugroho, Agus. 2005. Strategi Jitu: Memilih Metode Statistik Penelitian dengan

SPSS. Yogyakarta : Andi

Pattarathammas, Suluck dan Khanthavit, Anya. 2009. World and regional factors

in stock market returns, International Journal of Managerial Finance,

Vol. 5, No. 2, pp. 222 - 242.

Rimbawan, Nyoman Dayuh. 2011. Statistik Deskriptif Untuk Ekonomi dan Bisnis.

Denpasar: Udayana University Press.

Page 118: the influences of several global stock indices and economic

104

Savasa, Bilal and Samiloglub, Famil. 2010. The Impact of Macroecomomic

Variables on Stock Return in Turkey: an ARDL Bounds Testing

Approach. Afyon Kocatepe Üniversitesi İİBF Dergisi, pp. 12-1.

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta:

Erlangga.

Salvatore, Dominick. 2008. Theory and Problem of Micro Economic Theory, 3rd

Edition. Rudi Sitompul (penerjemah). Teori dan Soal-soal Mikro

Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Sekolah Pasar Modal. 2012. Jakarta: BEI.

Singh, Tarika., Mehta, Seema and M. S. Varsha. 2010. Macroeconomic factors

and stock returns: Evidence from Taiwan, Prestige Institute of

Management, Gwalior, pp.25.

Smith, Graham. 2001. The Price of Gold and Stock Prices Indices For the United

States, Adrienne Roberts FT Personal Finance, pp.14.

Sukono, Bambang. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IHSG di

Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2007-2011.

Sudarmanto,Gunawan.R. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kelima.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Syriopoulos, Theodore. 2005. Dynamic linkages between emerging European and

developed stock markets: Has the EMU any impact?, International Review

of Financial Analysis, pp. 41– 60.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi, Edisi Pertama. Yogyakarta:

Kanisius.

Tjiptono, Darmadji dan Fakhruddin, Hendy.M. 2001. Pasar Modal Indonesia:

Pendekatan Tanya Jawab, Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Twite, Garry. 2002. Gold Prices, Exchange Rates, Gold Stocks and the Gold

Premium, Australian Journal of Management, Volume: 27, pp.123-140.

Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995

Page 119: the influences of several global stock indices and economic

105

Valadkhani, Abbas, Chancharat Surachai and Havie Charles. 2006. The Interplay

Between the Thai and Several Other International Stock Markets, Working

Paper University of Wollongong, pp. 06-18.

Wong, W. K., Penm, Jack., Terrel, R. D., and Lim, K. Y. C. 2004. The

Relationship Between Stock Markets of Major Developed Countries and

Asian Emerging Markets, Journal of Applied Mathematics and Decision

Sciences, Vol.8, pp. 201-218 .

Yang, J., Kolari, J., and Min, I. 2003. Stock Market Integration and Financial

Crisis: The Case of Asia, Applied Financial Economics, Vol.13, pp.477-

486.

www.idx.co.id

www.nyse.com

www.wikipedia.org

www.nni.nikkei.co.jp/e/cf/fr/market/nikkeiindex.cfm

www.sse.com

www.londonstockexchange.com

www.useconomy.about.com/od/economicindicators/p/Crude_Oil.htm

www.instafx.asia/trading/tentang-oil

www.useconomy.about.com

www.investopedia.com

www.lme.com

www.goldfixing.com

www.imf.org

www.reuters.com

www.tse.com

www.ftse.com

Page 120: the influences of several global stock indices and economic

106

Lampiran 1 : Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei 225, Indeks Shanghai, Indeks UK:FT100, Harga Minyak Dunia, Harga Emas

Dunia, Kurs USD/IDR, IHSG periode Januari 2008 – Desember 2012

Tanggal Indeks

Dow Jones

Indeks

Nikkei 225

Indeks

Shanghai

Indeks

UK:FT100 Harga Minyak Harga Emas Kurs USD/IDR IHSG

1/31/2008 12,650.36 13,592.47 4,383.39 5,879.80 91.75 3,211.00 9,267.00 2,627.25

2/29/2008 12,266.39 13,603.02 4,348.54 5,884.30 101.84 3,972.00 9,071.00 2,721.94

3/31/2008 12,262.89 12,525.54 3,472.71 5,702.10 101.58 3,385.00 9,229.00 2,447.30

4/30/2008 12,820.13 13,849.99 3,693.11 6,087.30 113.46 3,370.00 9,232.00 2,304.52

5/30/2008 12,638.32 14,338.54 3,433.35 6,053.50 127.35 3,525.00 9,315.00 2,444.35

6/30/2008 11,350.01 13,481.38 2,736.10 5,625.90 140.00 3,540.00 9,228.00 2,349.11

7/31/2008 11,378.02 13,376.81 2,775.72 5,411.90 124.08 3,050.00 9,098.00 2,304.51

8/29/2008 11,543.55 13,072.87 2,397.37 5,636.60 115.46 2,541.00 9,153.00 2,165.94

9/29/2008 10,365.45 11,743.61 2,293.78 4,818.77 96.37 2,121.00 9,451.00 1,832.51

10/31/2008 9,325.01 8,576.98 1,728.79 4,377.34 67.81 1,560.00 11,050.00 1,256.70

11/28/2008 8,829.04 8,512.27 1,871.16 4,288.01 54.43 1,610.00 12,360.00 1,241.54

12/30/2008 8,668.39 8,859.56 1,832.91 4,392.68 39.03 1,676.00 11,038.00 1,355.41

1/30/2009 8,000.86 7,994.05 1,990.76 4,149.64 41.68 1,780.00 11,375.00 1,332.67

2/27/2009 7,062.93 7,568.42 2,082.85 3,830.09 44.76 1,938.00 12,000.00 1,285.48

3/31/2009 7,608.92 8,109.53 2,373.21 3,926.14 49.66 2,103.00 11,700.00 1,434.07

4/30/2009 8,168.12 8,828.26 2,477.57 4,243.71 51.12 2,716.00 10,625.00 1,722.77

5/29/2009 8,500.33 9,522.50 2,632.93 4,417.94 66.31 2,615.00 10,295.00 1,916.83

6/30/2009 8,447.00 9,958.44 2,959.36 4,249.21 69.89 2,244.00 10,208.00 2,026.78

7/31/2009 9,171.61 10,356.83 3,412.06 4,608.36 69.45 2,274.00 9,928.00 2,323.24

8/28/2009 9,544.20 10,534.14 2,860.69 4,908.90 72.74 2,440.00 10,053.00 2,377.25

9/30/2009 9,712.28 10,133.23 2,779.43 5,133.90 70.61 2,136.00 9,665.00 2,467.59

10/30/2009 9,712.73 10,034.74 2,995.85 5,044.55 77.00 2,160.00 9,585.00 2,367.70

11/30/2009 10,344.84 9,345.55 3,195.30 5,190.68 77.28 2,436.00 9,461.00 2,415.84

Page 121: the influences of several global stock indices and economic

107

12/30/2009 10,548.51 10,546.44 3,262.60 5,397.86 79.28 2,531.00 9,436.00 2,534.36

1/29/2010 10,067.33 10,198.04 2,989.29 5,188.52 72.89 2,450.00 9,353.00 2,610.80

2/25/2010 10,321.03 10,101.96 3,060.62 5,278.22 78.17 2,595.00 9,345.00 2,549.03

3/31/2010 10,856.63 11,089.94 3,109.11 5,679.64 83.76 2,628.00 9,100.00 2,777.30

4/30/2010 11,008.61 11,057.40 2,870.61 5,553.29 86.15 2,577.00 9,010.00 2,971.25

5/27/2010 10,258.99 9,639.72 2,655.92 5,195.17 74.55 2,519.00 9,268.00 2,713.92

6/30/2010 9,774.02 9,382.64 2,398.37 4,916.87 75.63 2,425.00 9,074.00 2,913.68

7/30/2010 10,465.94 9,537.30 2,637.50 5,258.02 78.95 2,589.00 8,949.00 3,069.28

8/31/2010 10,014.72 8,824.06 2,638.80 5,225.22 71.92 2,720.00 9,045.00 3,081.88

9/30/2010 10,788.05 9,369.35 2,655.66 5,548.62 79.97 2,737.00 8,928.00 3,501.30

10/29/2010 11,118.49 9,202.45 2,978.84 5,675.16 81.43 3,040.00 8,940.00 3,635.32

11/30/2010 11,006.02 9,937.04 2,820.18 5,528.27 84.11 3,506.00 9,017.00 3,531.21

12/30/2010 11,569.71 10,228.92 2,759.58 5,971.01 89.84 3,814.00 8,998.00 3,703.51

1/31/2011 11,891.93 10,237.92 2,790.69 5,862.94 92.19 3,840.00 9,050.00 3,409.17

2/28/2011 12,226.34 10,624.09 2,905.05 5,994.01 96.97 3,550.00 8,823.00 3,470.35

3/31/2011 12,319.73 9,755.10 2,928.11 5,908.76 106.72 3,378.00 8,710.00 3,678.67

4/28/2011 12,763.31 9,849.74 2,887.04 6,069.90 112.86 3,391.00 8,585.00 3,808.93

5/31/2011 12,569.79 9,693.73 2,743.47 5,989.99 102.70 3,475.00 8,537.00 3,836.97

6/30/2011 12,414.34 9,816.09 2,762.08 5,945.71 95.42 3,107.00 8,577.00 3,888.57

7/29/2011 12,143.24 9,833.03 2,701.73 5,815.19 95.70 3,110.00 8,498.00 4,130.80

8/26/2011 11,284.54 8,797.78 2,612.19 5,129.92 85.37 3,094.00 8,535.00 3,841.73

9/30/2011 10,913.38 8,700.29 2,359.22 5,128.48 79.20 2,928.00 8,790.00 3,549.03

10/31/2011 11,955.01 8,988.39 2,468.25 5,544.22 93.19 2,942.00 8,853.00 3,790.85

11/30/2011 12,045.68 8,434.61 2,333.41 5,505.42 100.36 3,000.00 9,138.00 3,715.08

12/30/2011 12,217.56 8,455.35 2,199.42 5,572.28 98.83 3,175.00 9,067.00 3,821.99

1/31/2012 12632.91 8802.51 2292.61 5681.61 98.48 1737.8 8,995.00 3941.69

2/29/2012 12952.07 9723.24 2428.487 5871.51 107.07 1711.3 9,074.00 3985.21

Page 122: the influences of several global stock indices and economic

108

3/30/2012 13212.04 10083.56 2262.789 5768.45 103.02 1669.3 9,165.00 4121.55

4/27/2012 13228.31 9520.89 2396.316 5777.11 104.93 1664.8 9,185.00 4163.98

5/31/2012 12393.45 8542.73 2372.234 5320.86 86.53 1562.6 9,400.00 3832.82

6/29/2012 12880.09 9006.78 2225.431 5571.15 84.96 1604.2 9,430.00 3955.58

7/31/2012 13008.68 8695.06 2103.635 5635.28 88.06 1610.5 9,439.00 4142.34

8/31/2012 13090.84 8839.91 2047.522 5711.48 96.47 1685.3 9,581.00 4060.33

9/28/2012 13437.13 8870.16 2086.169 5742.07 92.19 1771.1 9,589.00 4262.56

10/31/2012 13096.46 8928.29 2068.88 5782.7 86.24 1719.1 9,608.00 4350.29

11/30/2012 13025.58 9446.01 1980.117 5866.82 88.91 1710.9 9,594.00 4276.14

12/28/2012 12938.11 10395.18 2233.252 5925.37 90.8 1655.9 9,638.00 4316.69

Page 123: the influences of several global stock indices and economic

109

Lampiran 2 : Grafik Pergerakan IHSG, Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei

225, Indeks Shanghai, Indeks UK:FT100, Harga Minyak

Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs USD/IDR.

Page 124: the influences of several global stock indices and economic

110

Page 125: the influences of several global stock indices and economic

111

Page 126: the influences of several global stock indices and economic

112

Page 127: the influences of several global stock indices and economic

113

Lampiran 3 : Hasil Uji Statistik Deskriptif, Uji Multikolinearitas, Uji

Normalitas, Uji Heterokedastisitas, Uji Autokorelasi, Regresi

Linear Berganda

Statistik Deskriptif Data Uji

Descriptive Statistics

60 7.062,93 13.437,13 11.146,83 1.650,32

60 7.568,42 14.338,54 10.017,91 1.593,07

60 1.728,79 4.383,39 2.662,54 536,73

60 3.830,09 6.087,30 5.356,64 593,37

60 39,03 140,00 86,46 20,20

60 1.560,00 3.972,00 2.560,45 705,06

60 8.498,00 12.360,00 9.478,52 837,13

60 1.241,54 4.350,29 3.011,09 933,72

60

Indeks Dow Jone

Indeks Nikkei 225

Indeks Shanghai

Indeks UK:FT100

Harga Minyak

Harga Emas

Kurs IDR/USD

IHSG

Valid N ( listwise)

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Uji Multikolinearitas

Variables Entered/Removed b

Kurs IDR/USD, Indeks Nikkei 225,

Indeks Dow Jone, Harga Emas,

Harga Minyak, Indeks Shanghai,

Indeks UK:FT100a

. Enter

Model

1

Var iables Entered

Var iables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: IHSGb.

Kurs USD/IDR

Kurs USD/IDR, Indeks Nikkei 225,

Page 128: the influences of several global stock indices and economic

114

Coefficients a

,652 1,534

,885 1,131

,651 1,536

,405 2,467

,721 1,387

,765 1,307

,545 1,834

Indeks Dow Jone

Indeks Nikkei 225

Indeks Shanghai

Indeks UK:FT100

Harga Minyak

Harga Emas

Kurs IDR/USD

Model

1

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Var iable: IHSGa.

Collinearity Diagnostics a

4,201 1,000 ,014 ,014 ,013

1,029 2,021 ,001 ,000 ,054

,891 2,171 ,039 ,175 ,255

,628 2,585 ,001 ,171 ,020

,393 3,271 ,297 ,119 ,074

,354 3,446 ,239 ,086 ,462

,347 3,481 ,023 ,265 ,120

,158 5,155 ,387 ,170 ,001

Dimension

1

2

3

4

5

6

7

8

Model

1

Eigen

value

Condition

Index

(Cons

tant)

Indeks

Dow

Jone

Indeks

Nikkei

225

Var iance Proportions

Dependent Variable: IHSGa.

Collinearity Diagnostics a

,012 ,012 ,015 ,015 ,010

,141 ,013 ,100 ,068 ,075

,003 ,028 ,001 ,050 ,019

,040 ,010 ,089 ,455 ,062

,004 ,005 ,523 ,104 ,061

,057 ,142 ,251 ,049 ,017

,503 ,136 ,019 ,241 ,039

,239 ,656 ,001 ,019 ,718

Dimension

1

2

3

4

5

6

7

8

Model

1

Indeks

Shang

hai

Indeks

UK:

FT100

Harga

Minyak

Harga

Emas

Kurs

IDR/USD

Var iance Proportions

Dependent Variable: IHSGa.

Kurs USD/IDR

Kurs

USD/IDR

Page 129: the influences of several global stock indices and economic

115

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

60

,000

249,622

,062

,046

-,062

,483

,974

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized

Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Uji Heterokedastisitas

Variables Entered/Removed b

Kurs IDR/USD, Indeks Nikkei

225, Harga Emas, Indeks Dow

Jone, Indeks Shanghai, Harga

Minyak, Indeks UK:FT100a

. Enter

Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Var iable: Absolut Residualb.

Coefficients a

-294,257 763,717 -,385 ,702

-,009 ,050 -,096 -,184 ,855

,024 ,029 ,242 ,821 ,416

-,034 ,073 -,115 -,459 ,648

,004 ,142 ,014 ,027 ,979

-,082 2,871 -,011 -,029 ,977

-,006 ,050 -,026 -,117 ,907

,047 ,050 ,249 ,932 ,356

(Constant)

Indeks Dow Jone

Indeks Nikkei 225

Indeks Shanghai

Indeks UK:FT100

Harga Minyak

Harga Emas

Kurs IDR/USD

Model

1

B

Std.

Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Absolut Residuala.

Kurs USD/IDR

Kurs USD/IDR, Indeks Nikkei

Page 130: the influences of several global stock indices and economic

116

Uji Autokorelasi

Variables Entered/Removed b

Kurs IDR/USD, Indeks Nikkei

225, Harga Emas, Indeks

Dow Jone, Indeks Shanghai,

Harga Minyak, Indeks

UK:FT100a

. Enter

Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Var iable: IHSGb.

Model Summary b

,964a ,929 ,919 265,89326 1,903

Model

1

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

Predictors: (Constant), Kurs IDR/USD, Indeks Nikkei 225, Harga Emas,

Indeks Dow Jone, Indeks Shanghai, Harga Minyak, Indeks UK:FT100

a.

Dependent Var iable: IHSGb.

Regresi Linear Berganda

Variables Entered/Removed b

Kurs IDR/USD, Indeks Nikkei

225, Harga Emas, Indeks Dow

Jone, Indeks Shanghai, Harga

Minyak, Indeks UK:FT100a

. Enter

Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Var iable: IHSGb.

Model Summary b

,964a ,929 ,919 265,89326

Model

1

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Kurs IDR/USD, Indeks Nikkei 225,

Harga Emas, Indeks Dow Jone, Indeks Shanghai, Harga

Minyak, Indeks UK:FT100

a.

Dependent Var iable: IHSGb.

Kurs USD/IDR, Indeks Nikkei

Kurs USD/IDR, Indeks Nikkei

Kurs USD/IDR, Indeks Nikkei 225, Harga Emas,

Kurs USD/IDR, Indeks Nikkei 225,

Page 131: the influences of several global stock indices and economic

117

ANOVAb

47761580 7 6823082,833 96,509 ,000a

3676359,7 52 70699,224

51437939 59

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Kurs IDR/USD, Indeks Nikkei 225, Harga Emas, Indeks Dow

Jone, Indeks Shanghai, Harga Minyak, Indeks UK:FT100

a.

Dependent Variable: IHSGb.

Coefficients a

4630,553 1292,449 3,583 ,001

,313 ,084 ,553 3,724 ,000

-,286 ,049 -,487 -5,819 ,000

,012 ,124 ,007 ,098 ,922

,351 ,240 ,223 1,460 ,150

-2,494 4,859 -,054 -,513 ,610

-,066 ,084 -,050 -,788 ,434

-,398 ,085 -,357 -4,697 ,000

(Constant)

Indeks Dow Jone

Indeks Nikkei 225

Indeks Shanghai

Indeks UK:FT100

Harga Minyak

Harga Emas

Kurs IDR/USD

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Var iable: IHSGa.

Kurs USD/IDR

Kurs USD/IDR, Indeks Nikkei 225, Harga Emas, Indeks Dow