thelight photography magazine #12

Upload: joko-riadi

Post on 10-Apr-2018

235 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    1/74

    E D

    I S I 1 2 / 2 0 0 8

    FREE

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    2/74

    2 EDISI XII / 2008

    THEEDITORIAL

    EDISI XII / 2008 3

    THEEDITORIAL

    PT Imajinasia Indonesia,

    Jl. Pelitur No. 33A,

    www.thelightmagz.com

    Pemimpin Perusahaan/

    Redaksi: Ignatius Untung,

    Technical Advisor: Gerard Adi,

    Redaksi: redaksi@thelightmagz.

    com, Public relation: Prana

    Pramudya, Kontributor : Novijan

    Sanjaya, Thomas Herbrich, Iklan:

    [email protected] -

    0813 1100 5200, Sirkulasi: Maria

    Fransisca Pricilia,

    [email protected],

    Graphic Design: ImagineAsia,

    Webmaster: Gatot Suryanto

    Hak cipta semua oto dalammajalah ini milik otogra er yang

    bersangkutan, dan dilindungi oleh

    Undang-undang. Penggunaanoto- oto dalam majalah ini sudahseijin otogra ernya. Dilarang

    menggunakan oto dalam ma- jalah ini dalam bentuk / keperluan

    apapun tanpa ijin tertulis pemi-liknya.

    COVER:FOTOGRAFER: GERARD ADI

    FASHION BY: KIATA KWANDAART DIRECTOR: ADI PRAWIRA

    DIGITAL IMAGING BY:C! Production

    MAKE UP BY: TEDDY LIMMODEL: LISTY

    FOTOGRAFER

    JARANGBanyak orang mengambil keputusan besar dalam hidupnya untuk serius diotogra karena otogra semakin banyak peminatnya. Semakin banyak artinya

    semakin populer, semakin populer artinya semakin bisa dijual. Akhirnya banyak yang memilih untuk mengikuti sesuatu yang banyak peminatnya, kamera yangpaling laku, aliran otogra yang paling populer, komunitas yang paling ramai,dan lain sebagainya.Eksis di lingkungan yang berkiblat kepada kepupoleran dan kebanyak membuat The Light memilih untuk mengambil jalur yang berlawanan, yaitu jalur jarang. Ini

    dilakukan bukan karena The Light takut bersaing dengan media lain yang sudahmenakdirkan diri pada kiblat kepopuleran. Jalur jarang yang ditempuh The Light justru dimaksudkan untuk bersaing dengan media apapun, dalam arti positi ten-tunya. Menjadi jarang tidak berarti tidak laku, menjadi jarang tidak berarti tidak populer, menjadi jarang tidak berarti tidak bisa mengikuti trend. Bagi The Lightmenjadi jarang berarti menjadi spesial, menjadi spesi k, menjadi unik dan tidak pasaran, memiliki karakter dan prinsip, menjadi tak tersaingi, memilih menjadipencipta trend daripada mengikuti trend yang sudah penuh sesak.Untuk itu pada edisi yang semakin menunjukkan isi The Light ini, kami hadirkan

    otogra er- otogra er jarang. Jarang baik dari spesialisasinya, jarang dari segi polapikirnya, jarang dari segi kualitasnya yang prima dan jarang dari keberaniannyaberdiri sendirian terpisah dari banyak orang yang hanya berani di kerumunan.

    Semoga kehadirannya menginspirasi semua yang membaca untuk berani menun- jukkan warnanya sendiri, bukan warna idolanya, warna kerumunannya.

    The Light

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    3/74

    4 EDISI XII / 2008

    THEEDITORIAL

    EDISI XII / 2008 5

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    ARDILES

    RANTE,MENAMPILKANLEBIH DARI

    SEKEDAR FOTOKurang lebih setahun terakhir kami menghadirkan otogra er jurnalis yangbekerja di institusi media yang cukup dikenal dengan nama-nama yang jugadikenal. Kali ini kami berkunjung ke Bali untuk menemui Ardiles Rante, seorang

    otogra er reelance yang memulai karirnya sebagai otogra er jurnalis dan kinimulai menspesialisasikan diri pada editorial photography.Nama Ardiles mungkin tidak setenar nama-nama besar seperti Oscar Motuloh,Julian Sihombing, Arbain Rambey dan nama-nama besar lain di bidang otogra jurnalis namun belakangan ini Ardiles mulai muncul atau setidaknya terdengarmelalui seri oto dokumenter mengenai perburuan ikan paus di Lamalera yang

    memenangkan beberapa penghargaan dari institusi yang memberi penghar-gaan terhadap karya-karya terbaik dunia terutama di bidang jurnalistik di tingkatinternasional.

    Di awal perbincangan kami dengannya, Ardiles mengaku mengikuti The Lightsejak edisi awal dan cukup senang dengan kontennya. Gue suka karena The Lightmeramu in ormasi otogra dengan cara yang berbeda. Kadang provokati tapi

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    4/74

    6 EDISI XII / 2008

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 7

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    5/74

    8 EDISI XII / 2008

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 9

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    karena memang adanya seperti itu yaharus diungkapkan. Yang bagus harusdiungkapkan sebagai sesuatu yangbagus, yang pahit harus diungkapkanpahit, supaya berimbang. Jadi seru

    karena nggak lurus-lurus saja. Ungkappemuda yang belum genap berusia 30tahun ini.Ardiles memulai menekuni hobby

    otogra nya dengan lebih seriusketika berkuliah di jurusan jurnalistik Institut ilmu social dan ilmu politik,Jakarta. Waktu itu Ardiles sangat ter-tarik dengan reportase visual. Ardiles juga sempat mengenyam pendidikankursus oto jurnalistik yang diadakan

    galeri Antara. gue ini kayak militan,belajar dari siapa aja mulai dari JulianSihombing sampai Oscar Motuloh.Ungkapnya.Sempat bekerja untuk beberapa mediamassa seperti Indonesian Observer, Tempo, dan Suara Pembaruan, namunpada akhirnya Ardiles memilih un-tuk menjadi otogra er dokumenterlepasan.

    Ketika ditanya apakah ia juga menulissambil memotret Ardiles dengan tegasmenjawab tidak. Tidak akan bisa ses-eorang menulis dan memotret secarabersamaan dengan baik. Karena adadetail dan momen yang harus dipilih,

    Sayangnya dinegara ini kanterbalik, ketikaseseorang hari

    senin dan se-lasa memotret,rabu dan kamismelukis, jumat

    membaca puisi,sabtu dan

    minggu ber-main sinetron

    orang ini malahdikatakan multitalented.

    Banyak yangsuka ketukarantara multi

    talented danedan-edanan.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    6/74

    10 EDISI XII / 2008

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 11

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    ketika kita sedang mengejar detailmelalui tulisan momennya jadi kelewa-tan. Ungkapnya. Sayangnya di negaraini kan terbalik, ketika seseorang harisenin dan selasa memotret, rabu dan

    kamis melukis, jumat membaca puisi,sabtu dan minggu bermain sinetronorang ini malah dikatakan multitalented. Banyak yang suka ketukarantara multi talented dan edan-edan-an. Tambahnya.Bagi Ardiles seorang otogra er lepasanharus akti menciptakan pekerjaan-nya sendiri. Jadi reelancer nggak bisacuma nunggu assignment. Assignmentitu cuma bonus, kita yang harus akti

    membuat karya untuk ditawarkan kemedia. Tambahnya.Alasan itulah yang juga mendorong Ar-

    diles berani merogoh kocek pribadinyauntuk membuat seri oto tentangperburuan ikan paus di Lamalera. Awaldatang ke Lamalera gue ngerasanothing. Nggak dapat apa-apa. Tapisetelah kunjungan yang ketiga guengerasain mukjizat. Dan mukjizat ituyang bikin gue mau ngejalaninnya.Ungkapnya.

    Kepekaan Ardiles melihat sebuahenomena kehidupan membawanya

    ikut serta ke perahu-perahu penduduk kampung Lamalera yang mengarungilaut untuk berburu paus dan merekamsepenggal kisah darinya. Bagi banyak orang Lamalera menarik karena tidak

    banyak perkampungan yang secarabergotong royong memburu seekorpaus, namun bagi Ardiles kisah perbu-ruan paus di Lamalera bernilai lebihdari itu. gue suka menyaksikan sendiri

    proses di balik penciptaan sebuah otodan gue belajar banyak tentang hidupdari situ. Ungkapnya. Seharusnyaorang Indonesia bisa belajar banyak dari penduduk Lamalera. Bertahun-tahun mereka melaut gagal mendapat-kan paus. Semuanya karena ada kon ik di antara mereka. Di Lamalera kon ik di darat kebawa sampai di laut. Ketikamereka mulai belajar untuk mengalah-kan diri sendiri barulah mereka bisa

    berdamai dengan orang lain. Ketikadamai mereka peroleh di hati, damaimereka bawa pula hingga ke laut, danakhirnya pada tahun 2007, setelahkurang lebih lima tahun mereka gagalmendapatkan paus, mereka kembalimendapatkan paus. Bahkan hingga 50ekor dalam satu tahun. Tambahnya.Ardiles pun semakin tertarik ke dalamdaya tarik enomena yang terjadi diLamalera. Bagi sebagian orang per-buruan paus sangat dikutuk karenapaus sangat dilindungi, namun ketikamelihat alasan dan cara penduduk La-malera berburu, Ardiles pun tergerak.Mereka berburu paus untuk hidupmereka sendiri, untuk mereka ma-

    gue suka me-nyaksikan sendiri

    proses di balik penciptaansebuah oto

    dan gue belajarbanyak tentanghidup dari situ.

    Setiap paus yangdiperoleh dipriori-taskan untuk jandadan yatim piatu.Ahli tikam pauspun bukan orangsembarangan, mer-eka harus suci. Jikamereka sudah ber-istri, mereka tidak boleh berhubun-gan sex denganistrinya selama6 bulan terakhirsebelum akhirnyaboleh menikampaus.

    Tidak ada yang da-pat memberhenti-kan mereka selain Tuhan. Merekapercaya jika Tuhanberkata selesai,maka mereka punakan selesai.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    7/74

    12 EDISI XII / 2008

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 13

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    8/74

    14 EDISI XII / 2008

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 15

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    kan sehari-hari dan selebihnya untuk dibarter dengan jagung dan bahanmakanan lain. Setiap paus yang diper-oleh diprioritaskan untuk janda dan

    yatim piatu. Ahli tikam paus pun bukanorang sembarangan, mereka harussuci. Jika mereka sudah beristri, merekatidak boleh berhubungan sex denganistrinya selama 6 bulan terakhir sebe-lum akhirnya boleh menikam paus. Disitu menariknya. Ungkapnya. Mereka

    sangat percaya kepada Tuhan, bah-kan mereka sangat religius. Sebelumberburu paus mereka berdoa, setelahberburu mereka juga berdoa, sebelummakan mereka berdoa, bahkan sebe-

    lum minum tuak pun mereka berdoa. Tidak ada yang dapat memberhentikanmereka selain Tuhan. Mereka per-caya jika Tuhan berkata selesai, makamereka pun akan selesai. Pernah suatusaat ketika sudah beberapa lama tidak turun hujan di daerah mereka, seorangdari mereka berkata Bapa kami inginhujan. Dan benar saja dalam beberapasaat turunlah hujan. Sambungnya.

    Kisah menarik penduduk Lamaleramembawa Ardiles menghabiskanwaktunya lebih dari sebulan untuk lebih mengenal enomena hidup set-empat. Ada seorang juru tikam pausyang pernah terseret paus hingga kedasar laut dan ketika muncul kembalike permukaan setelah 3 jam ia masihhidup. Kenangnya. Namun sayangnyapengabdiannya yang total kepadadokumentasi kehidupan menarik diLamelara ini tidak mendapat dukun-gan positi dari media massa dalamnegeri. Gue menawarkan oto gue ke3 media massa nasional dan semuanyatidak tertarik. Ada yang menolak adayang menggantungnya dan tidak

    memberikan jawaban. Padahal semuamedia di Eropa yang gue hubungisangat tertarik hingga akhirnya dibelidan dipublish justru oleh media Eropa.Ungkapnya. Ardiles pun menyesalkan

    kurangnya apresiasi terhadap karyadan pro esi otogra er jurnasli olehmedia massa Indonesia. Lo nggak bakal hidup sejahtera dari oto jurnalisdi Indonesia. Fotogra er jurnalis di In-donesia berhadapan dengan kapitalisdan ketidakadilan media. Mulai dari ba-yaran yang kelewat murah, tidak adan-ya asuransi perlindungan diri hinggakamera yang terkadang milik pribadi. Tegasnya. Bayangkan di Indonesia

    motret jurnalis cuma dihargai Rp.150ribu per oto, padahal ongkosnya bera-pa, untuk makan saja impas, belum lagiresiko yang dihadapi. Lebih parahnyalagi copyrightnya juga nggak dighar-gai. Permasalahannya good newsis not come everyday. Kalao news,momen datang setiap hari mungkinboleh saja dibayar Rp.150 ribu per

    oto. Sambungnya. Kondisi i ni sangatberbeda dengan di Eropa di mana tiap

    oto diharga antara 30 hingga 40 USD.Bahkan kalau oto yang dipakai lebihdari 2, mereka pun menerapkan hargaborongan atau daily rate sebesar 3 jutahingga 4 juta rupiah per harinya. Kalaudi Indonesia media mau menghargai

    Lo nggak bakalhidup sejahtera

    dari oto jurnalis diIndonesia.Fotogra er jurnalis diIndonesia

    berhadapandengan

    kapitalis danketidakadilanmedia.

    Permasalahan-nya good newsis not come ev-eryday. Kalaonews, momendatang setiaphari mungkinboleh saja diba-

    yar Rp.150 ribuper oto.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    9/74

    16 EDISI XII / 2008

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 17

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    10/74

    18 EDISI XII / 2008

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 19

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    11/74

    20 EDISI XII / 2008

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 21

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    lebih banyak lagi mungkin akan lebihbaik. Nggak perlu disamakan denganmedia di Eropa, kalau daily ratenya1 sampai 1,5 juta rupiah per hari sajasudah cukup. Ungkapnya. BayangkanNew york Time.com yang notabeneadalah portal berita bisa punya hithingga puluhan juta hit per harinya.Itu karena mereka mau menyebar

    otogra er kemana-mana, ke seluruhpelosok dan dihargai dengan harga ba-gus. Sehingga beritanya jadi up to date

    dan menarik. Ujung-ujungnya hitnyatinggi dan pemasukan iklan pun jadibanyak sehingga biaya untuk meng-hargai otogra er jurnalis terbayar.Media di sini harusnya juga bisa, cobasaja lihat berapa keuntungan yang bisadidapatkan oleh media local, besarnya

    nggak ketulungan, tapi berapa mer-eka menghargai oto jurnalis, sangatrendah. Padahal jika mereka memba-yar dengan angka yang pantas, maka

    otogra er jurnalis juga akan lebihterpacu untuk bikin oto yang bagus juga. Sambungnya.

    Kurang idealnya penghargaan terh-adap otogra er jurnalis selain dipicuoleh ulah media massa yang kurangmenghargai otogra er jurnalis jugadisebabkan oleh ketidak-kompakanpekerja pewarta oto itu sendiri. Sayasering ketemu rekan sesama oto jurnalis yang sombong hanya karenabekerja untuk media besar. Padahal jikaID cardnya dicabut juga belum tentumereka bisa bersaing. Ungkapnya.

    Saya seringketemu rekansesama oto

    jurnalis yang som-bong hanya karenabekerja untuk me-dia besar. Padahal jika ID cardnya di-cabut juga belumtentu mereka bisabersaing.

    Beberapa waktu

    yang lalu selu-ruh scriptwriter diAmerika melaku-kan aksi mogok bersama menuntutperbaikan harga jasa mereka. Nahkita butuh kekom-pakan seperti itusupaya para o-togra er jurnalispunya daya tawarterhadap mediamassa.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    12/74

    22 EDISI XII / 2008

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 23

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    13/74

    24 EDISI XII / 2008

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 25

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    Beberapa waktu yang lalu seluruhscriptwriter di Amerika melakukan aksimogok bersama menuntut perbaikanharga jasa mereka. Nah kita butuhkekompakan seperti itu supaya para

    otogra er jurnalis punya daya tawarterhadap media massa. Sambungnya.Ardiles melihat kurangnya otogra er jurnalis mengapresiasi hasil karyanyasehingga mau menurut dan menerimasaja bayaran yang begitu murah. Faktorinilah yang menjadi salah satu alasanmengapa Ardiles lebih memilih men- jadi otogra er lepasan. Karena denganbegitu ia bisa menjual oto- otonya keNegara-negara yang bisa menghargai

    otonya lebih baik seperti ke Eropa.Sayangnya tidak banyak otogra er

    jurnalis yang juga berani menjadiotogra er lepasan dan merambah

    pasar Eropa sepertinya. Dari segikemampuan, otogra er Indonesia ng-gak kalah bagusnya dengan otogra erasing, namun tidak banyak yang berani jualan keluar. Banyak otogra er yangbagus tapi tidak bi sa menjual otonya.Ungkapnya. Banyak yang beralasanbahasa Inggris mereka terbatas, saya juga masih berantakan bahasa Inggris-nya. Tapi karena kita dan mereka sama

    ukurannya, makannya juga mirip-mirip, jadi ya saya beranikan saja dan berha-sil. Saya selalu ingat perkataan JohnStenmeyer yang mengatakan bahwadunia editorial selalu terbuka untuk lahirnya bakat-bakat yang baru danbagus. Tambahnya.

    Ardiles beranggapan seharusnyaotogra er jurnalis tidak perlu takut

    kehabisan lapangan pekerjaan danpersaingan karena media bertam-bah banyak dan mereka butuh otoyang resh, maka dari itu Ardilesmenyarankan otogra er muda untuk lebih berani menghasilkan oto yang

    resh. Jangan cuma bisa copy-paste,alam Indonesia begitu luas dan indah,penduduknya pun begitu banyak. Pastibanyak kon ik dan enomena yangmenarik untuk diangkat. Asal mau caritahu. Ungkapnya. Fotogra itu sepertimasakan. Kalau kita masak hal yangsama dengan rasa yang sama denganorang lain, maka bagaimana kita maudikenal dan dibeli. Masaklah sesuatuyang unik dan menarik. Memotret juga sama, jangan cuma bisa ikut-ikutan dan memotret sesuatu yangsama berulang-ulang. Sebagai contoh,saya pernah diajak memotret upacarakasodohan di Bromo. Saya bilang, buatapa motret sesuatu yang sudah banyak

    Saya selalu ingatperkataan John

    Stenmeyer yangmengatakan bah-wa dunia editorialselalu terbuka un-

    tuk lahirnya bakat-bakat yang baru

    dan bagus.

    Fotogra itu sep-erti masakan. Kalaukita masak hal yangsama dengan rasayang sama denganorang lain, makabagaimana kitamau dikenal dandibeli. Masaklahsesuatu yang unik dan menarik. Me-motret juga sama, jangan cuma bisa

    ikut-ikutan danmemotret sesuatuyang sama beru-lang-ulang.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    14/74

    26 EDISI XII / 2008

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 27

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    15/74

    28 EDISI XII / 2008

    EDITORIALPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 29

    THEEVENT

    dipotret orang. Lebih baik saya keUluwatu memotret editorial penduduk asli yang dikucilkan dan diasingkankarena tidak mau menjual tanahmiliknya untuk dijadikan hotel mewah.Ceritanya jelas akan lebih menarik danyang pasti unik. Sambungnya. Ardilessendiri kurang tertarik untuk memotretsesuatu yang umum karena tidak adakeunikan yang ia dapatkan. Gue nggak bangga bisa motret tsunami di Aceh,gampang sekali karena ada momen ba-gus di sana-sini sehingga banyak orangyang juga dapat oto bagus di sana.Ungkapnya. Gue lebih suka motretyang unik dan mendalam. Terkadang

    motretnya hanya 1 menit tapi ngobrol-nya bisa sampai setengah hari. Karenague percaya dengan pendekatan yangtepat kita bisa mendapatkan hasil yanglebih optimal. Dan ketika moodnya su-dah bisa dikeluarkan memotret 1 menitpun cukup. Artinya jadilah reporteryang baik baru bisa jadi otogra er jurnalis yang baik. Jadi bukan kamerayang membuat seseorang jadi o-togra er, tapi hasil kar yanya. Tutupnya.

    jadilah reporteryang baik barubisa jadi o-togra er jurnalisyang baik. Jadibukan kamerayang membuatseseorang jadi

    otogra er, tapihasil karyanya.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    16/74

    30 EDISI XII / 2008

    THEADVERTORIAL

    EDISI XII / 2008 31

    THEADVERTORIAL

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    17/74

    32 EDISI XII / 2008

    MASTERTOM

    EDISI XII / 2008 33

    MASTERTOM

    Today I start my monthly column. May I introduce mysel : My name is ThomasHerbrich, and I am a pro essional photographer. I do the spectacular and complexphotos, or advertising and editorial. My studio is located in Dusseldor , Germany,but I work everywhere.Its a pleasure or me, to speak to you regularly here in THE LIGHT. In the utureyou can read about my own heroic deeds as well as notes on how to set light, orhow to do better night shots, and so on.

    WHO ARE YOU- AND DOES IT

    SHOW IN YOURPHOTOS?

    Many o my colleagues think I am crazy,since I betray my tricks, but my mottois: Secrets are unpro essional!

    Today I start with something simple: The photographer behind the pictures.You.

    First I want to divide the photogra-phers in he technically ori entated onesand those, who are visual. The technique reaks love shoptalk andare totally dedicated to their equip-ment. Okay. The technical process istheir main thing (always men!), andtheir photos lets not talk about.

    The visual orientated people the real

    photographers! do photos with theirentire personality and love. They areinterested in technique as ar as it helpsto get good shots.

    Most o you, dear readers o THE LIGHT,are in the happily situation to havephotography as a hobby, and you areyour own boss with it. In your photosone can see: your personality. Thismight be not clear to you.Here are some points to nd out:

    - Do you pre er the long lens or thewide angle? Do you love to be withinthe action, or do you better keepdistance?

    - Do you photograph people orowers? Like to get in contact with

    unkown persons?

    The techniquereaks love shop-talk and are to-

    tally dedicated totheir equipment.Okay. The techni-

    cal process is theirmain thing (alwaysmen!), and their

    photos lets nottalk about.

    The visual orien-tated people thereal photogra-phers! do photos

    with their entirepersonality andlove. They are inter-ested in techniqueas ar as it helps toget good shots.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    18/74

    34 EDISI XII / 2008

    MASTERTOM

    EDISI XII / 2008 35

    MASTERTOM

    - Do you like graphic looking scenes inarchitectural photography? How isyour home looking always clearedup?

    - Do you take several numerous pic-tures at a shooting, and choose thegood one later, or do you wait or theper ect moment?

    - Do you know, when you catched theper ect shot, or let surprise yoursel inthe nal selection at home?

    - Are you proud o your photos? Areyou happy with a good shot, and how

    long do you have this eeling ?- Do you archive your pictures system-

    atically or do you have always tosearch?

    Seems to be very trivial questions,but when you answer them, you learnwhats behind them. Photographernever portrayed in his pictures, but hischaracter. Check your photos underthese circumstances. Take heart!

    I know photographers, amateurs aswell as pro essionals, who are alwaysdissatis ed with their photos. Manyo them dont know their ortes and

    weaknesses, and so they photographthe wrong themes. The impatience, hectic guy never getselegant architectural shots! But maybehe is best or par ty-photography.An architectural photographer couldntdo that at all!I had to learn this mysel . As a p ro es-sional you can photograph everything,but o course you are better in somethemes than in others. I personally

    would love, i I could shoot like HelmutNewton but thats not me. And Mr.Newton couldnt shoot, what I can.My advice: Try to nd your personaltheme, and by the time youll becomea master in it. Hang your photos on

    the wall, and by the time youll see theprogress in your style. Be happy with it!

    Is it possible, to judge the photog-rapher even i you never saw hispictures? A little bit: At our regularphotographers meeting we alwayshave a little cold bu et. By watching itsarrangement, Ill recognise which kindo photographer brought it:- the architectural photographer? Then

    the dishes are positioned in square,everything is decorated in right angle.

    - The advertising photographer? Thenall the ood is presented in best china, napkins are a good ones and nicely

    olded, and there are some owers.

    - The ashion photographer? Theneverything is poured over the table,but elegant. Not tidy. He has the mostelegant napkins.

    - The photojournalist? The bu et con-tains only ew things, most o it is stillin the package, dishes is o di erentstyles and no napkins at all.

    I never told that to my colleagues, oth-erwise I would have to do every bu et

    in the uture

    Always good light!

    Master Tomwww.herbrich.com

    Photographernever portrayed

    in his pictures,but hischaracter.

    Try to nd yourpersonal theme,and by the timeyoull become a

    master in it.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    19/74

    36 EDISI XII / 2008

    FASHIONUNDERWATER PHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 37

    FASHIONUNDERWATER PHOTOGRAPHY

    EKSOTISME

    FASHIONBAWAH LAUTWINDIARTO

    CHANDRABeberapa saat yang lalu dunia otogra Indonesia digemparkan oleh munculnyasebuah buku yang berisi seri oto ashion underwater. Pemotretan ashion un-derwater ini memang bukan yang pertama, namun dari segi kualitas, cukup bisamembentak pelaku otogra Indonesia yang beberapa tahun belakangan initerkesan hanya banyak bergumam. Adalah Windiarto Chandra sang otogra eryang merasa beruntung dapat merealisasikan project ini. Didukung oleh NadineChandrawinata yang seorang mantan Putri Indonesia sebagai model dan partnerberdiskusi konsep pembuatan seri oto ini.

    Windiarto atau biasa dipanggil Wiwin mengenal otogra ketika duduk di SMA

    pada tahun 1989. Empat tahun kemudian ia terjun ke dunia pro essional sebagaiotogra er ashion. Banyak orang berpikir to be a ashion photographer is very

    cool. Mereka nggak mikir konsep dan lain sebagainya. Akhirnya nggak maju-maju. Yang top dan muncul di permukaan yang i tu-itu lagi. Ungkapnya di awalpembicaraan kami. Bagi sebagian orang menjadi otogra er prosesnya adalahmembeli kamera, memotret lalu cetak kartu nama. Padahal nggak sesederhanaitu. Sambungnya.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    20/74

    38 EDISI XII / 2008

    FASHIONUNDERWATER PHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 39

    FASHIONUNDERWATER PHOTOGRAPHY

    Bagi sebagian orang menjadiotogra er prosesnya adalah

    membeli kamera, memotretlalu cetak kartu nama. Padahalnggak sesederhana itu.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    21/74

    40 EDISI XII / 2008

    FASHIONUNDERWATER PHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 41

    FASHIONUNDERWATER PHOTOGRAPHY

    Wiwin sendiri lebih tertarik menspesial-isasikan diri di otogra ashion karenabaginya otogra ashion memaksanyaterlibat dalam tim sehingga dapatmenghasilkan karya yang baik . Ketikakita ashion, its about model, make upartist, stylist dan pastinya otogra er. ILike the collaboration. Ketika teamwork jalan, ide berkembang jadi wah dandapat banyak ilmu.Jelasnya. Fotograits about eeling. Dan eeling itu perludiasah. Saya menganggap teman-te-man yang terlibat dalam tim saya itulahbatu asahannya. Maka dari itu ketikaproject ashion underwater dengan

    Nadine ini selesai saya bilang Im just aF***ing lucky bastard yang kebetulanbisa nulus nama saya di depan buku

    ashion underwater tersebut. Di balik buku itu banyak orang yang terlibatdan sangat berjasa. Sambungnya.Wiwin mengaku ada sekurangnya18 orang yang terlibat dalam prosespembuatan project ashion underwa-ter mulai dari road manager, talentmanager, sa ety diver, sa ety manager,

    Evacuate manager, Videographer, danlain sebagainya.

    Pada awalnya, Wiwin hanyalah seorangyang mencintai diving yang sedangmencari buku tentang underwater

    Fotogra its abouteeling. Dan eel-

    ing itu perlu diasah.

    Saya menganggapteman-teman yangterlibat dalam tim

    saya itulah batuasahannya.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    22/74

    42 EDISI XII / 2008

    FASHIONUNDERWATER PHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 43

    FASHIONUNDERWATER PHOTOGRAPHY

    Dari dulu otogra eregonya gede banget.

    Tapi bukan berarti nggak bisa kerja dengan tim.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    23/74

    44 EDISI XII / 2008

    FASHIONUNDERWATER PHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 45

    FASHIONUNDERWATER PHOTOGRAPHY

    Indonesia. Saya dapat banyak bukuunderwater Indonesia tapi nggak ada yang ngarang orang local. Sayalangsung berpikir, pada kemana orangkita. Kenangnya. I love sea a lot dansaya mau berbuat sesuatu dari negeriini dan lautnya. Sampai akhirnya sayaberpikir, kenapa nggak mulai darisesuatu yang saya bisa, yaitu ashionphotography. Sambungnya.Setelah mencoba beberapa kali di ko-lam renang, dan setelah bertemu den-gan Nadine yang juga senang divingdan otogra serta ingin sekali di otodi bawah laut Wiwin pun memutuskanuntuk memulai project ini. masalah-

    nya memotret underwater di kolamrenang jauh lebih gampang di bandingdi laut. Karena di kolam renang tidak ada arus, visibilitynya pun lebih baik.Selain itu untuk bisa membuka matatanpa kaca mata renang di laut sangatsusah karena perih sekali. Ungkapnya.Maka dari itu saya bilang Nadine isExcellent. Saya bukan pencipta teknik ini, saya hanya mengikuti teknik yangsudah ada dan semuanya nothing

    tanpa ada ikatan emosional antara sayadan Nadine karena Nadine seolah-olahmenyerahkan nyawanya. Bayangkanmembuka mata saja sudah susahnyabukan main, apalagi ketika ia harusmenyelam tanpa ada tabung oksigen

    yang menempel di badannya. Kalausaja tim yang bertugas memberinyatabung oksigen di sela-sela jepretaterlambat, kan nyawa taruhannya.Lanjutnya.Wiwin bercerita bahwa dalam proj-ect ini Nadine bukan sekedar model,Nadine juga terlibat dalam pembuatankonsep.

    Mengenai teknis otogra yang dilaku-kan untuk melakukan project ini, Wiwinmengaku apa yang ia lakukan di bawahlaut sama seperti apa yang ia lakukandi studio. Hanya saja bedanya ketika dibawah laut setelah kedalaman 3 meter

    warna merah akan hilang, setelah ituada kecenderungan loosing color.Belum lagi gangguan particle-particledalam air laut yang mengganggu danharus dicermati dari segi pencahayaan-nya. Jelasnya. Setting whi te balance juga sesuatu yang mutlak harus dikua-sai bagi seorang otogra er underwater.Banyak yang bilang, sudahlah shootsaja pakai RAW, nanti kan bisa diadjustwhite balancenya. Tapi saya nggak begitu. Saya pilih sudah benar whitebalancenya walaupun saya juga shootpakai RAW. Sambungnya.Kesulitan lain yang dihadapi dalampemotretan ashion underwater adalah

    kemampuan model untuk menjagakestabilan agar tidak terlalu cepat naik atau turun.

    Berbicara mengenai teamwork Wiwinsangat menganggap penting team-work. Dari dulu otogra er egonyagede banget. Tapi bukan berarti nggak bisa kerja dengan tim. Tegasnya. Yangsenior suka ngambil tanggung jawaborang lain dan ngerjain semuanyasendiri, sementara yang muda team-worknya jadi nggak maksimal karenakonsepnya nggak mateng. Sambung-nya. Begitu juga dengan acara huntingmodel bersama, Wiwin tidak melihathal positi di samping sekedar sosial-isasi.Banyak orang yang terbiasa ikut hunt-ing bersama, akhirnya nggak bisa set-

    ting lampu sendiri. Ketika saya ngajarsaya selalu menyuruh orang untuk bisasetting lighting mulai dari mungutlampu di lantai, pasang ke light stand,

    Yang senior sukangambil tang-gung jawab oranglain dan nger-

    jain semuanyasendiri, sementarayang muda team-worknya jadi nggak maksimal karenakonsepnya nggak mateng.

    Everybody think otogra er is a cool job,mereka nggak mikir bahwa otogra erharus punya visi, konsep dan juga ke-mampuan teknis. Maka dari itu saya be-rani bilang Im not a photographer, I wasa photographer be ore. Im just a personwho is hanging around on photography.Im not makin money rom photography,Im spent money on photography.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    24/74

    46 EDISI XII / 2008

    FASHIONUNDERWATER PHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 47

    FASHIONUNDERWATER PHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    25/74

    48 EDISI XII / 2008

    FASHIONUNDERWATER PHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 49

    FASHIONUNDERWATER PHOTOGRAPHY

    ngukur lighting, menempatkan lighting sampai membereskannya kembali.Ungkapnya. Everybody think otogra er is a cool job, mereka nggak mikir bahwa

    otogra er harus punya visi, konsep dan juga kemampuan teknis. Maka dari itusaya berani bilang Im not a photographer, I was a photographer be ore. Im justa person who is hanging around on photography. Im not makin money rom pho-tography, Im spent money on photography. Sambungnya.

    Wiwin melihat adanya degradasi kualitas dan kuantitas otogra er muda. Wiwinmelihat untuk menajdi otogra er tidak cukup sekedar memiliki kamera dan kartunama tapi juga harus mengerti segala hal tentang otogra termasuk servicenya,harus tau bagaimana melayani dan mendekati klien.Untuk itu Wiwin berpesan kepada otogra er muda untuk mau intropeksi. Mea-sure yoursel . Bukan cuma kartu nama dan equipment. Tahu diri deh. Boleh cobatapi ukur kemampuan kita. Jangan hantam kromo. Tegasnya. Bagi Wiwin diIndonesia otogra er masih jadi pro esi kelas dua. Contohnya otogra er wedding.Kalau saya ditanya motret apa yang paling susah, saya akan jawab motret wed-

    ding. Hebatnya lagi sudah susah tapinggak begitu dihargai. Ini akibat pe-main baru yang kurang mengedukasidan menjaga kualitas termasuk service.Penampilannya nggak pas. Motret kaw-inan di mana banyak orang pakai jas,kok malah pakai kaos. Sambungnya.Wiwin salut dan sangat menghor-mati otogra er wedding senior karenakejeliannya pada pekerjaannya. Lihat

    otogra er wedding yang sudah seniorkalau motret orang di pelaminan,orang berapapun banyaknya dijejerindia selalu tau siapa yang ngedip. Pada-hal waktu itu belum ada kamera digital.Makanya kalau habis ngejepret mereka

    tiba-tiba bisa bilang, pak yang dipo- jok jangan ngedip ya. Padahal segitucepatnya jepretannya. Tutupnya.

    Measure your-sel . Bukancuma kartunama danequipment. Tahu diri deh.Boleh coba tapiukur kemam-puan kita. Jan-gan hantamkromo.

    Lihat otogra erwedding yang

    sudah seniorkalau motretorang di pe-laminan, orangberapapunbanyaknya

    dijejerin diaselalu tau siapa

    yang ngedip.Padahal waktuitu belum adakamera digital.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    26/74

    50 EDISI XII / 2008

    THEEVENT

    EDISI XII / 2008 51

    THEEVENT

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    27/74

    52 EDISI XII / 2008

    LIPUTANUTAMA

    EDISI XII / 2008 53

    LIPUTANUTAMA

    BEING A

    PAPARAZZIPada tahun 1997, dunia berduka atas tewasnya Putri Diana. Namun saat itu puladunia secara keseluruhan mulai mengenal istilah paparazzi walaupun paparazzisudah ada sejak puluhan tahun sebelumnya, namun tewasnya Putri Diana ketikasedang melarikan diri dari kejaran paparazzi ikut mempopulerkan istilah paparaz-zi.

    Ada begitu banyak paham yang mencoba mendi nisikan paparazzi denganversinya masing-masing. Tapi secara garis besar paparazzi bisa dibilang sebagaipro esi otogra er yang tanpa kenal lelah berburu kesempatan untuk bi sa me-motret selebriti, public gure dan keluarganya secara candid.Istilah paparazzi sendiri muncul pada tahun 1960 pada lm La Dolce Vita arahansutradara Federico Fellini, walaupun puluhan atau bahkan ratusan tahun sebe-lumnya diyakini pro esi paparazzi sudah ada dalam nama lain. Dalam lm ituFellini membuat sebuah tokoh seorang otogra er berita yang bernama paparaz-zo. Dalam buku Words & Phrase origin, Robert Hendrickson mengatakan bahwaFellini mengambil kata paparazzo dari teman kuliahnya yang berbicara dan

    bergerak dengan cepat, ia diberi nama panggilan paparazzo atau dalam bahasaItalia juga berarti nyamuk.

    Paparazzi pada awalnya adalah otogra er jalanan yang mencoba mengejar berita.Namun karena kebutuhan akan dunia in otainment yang begitu besar, paparazzimencoba meman aatkannya dengan memotret candid public gure atau keluar-ganya. Saat itulah pekerjaan yang dimulai dengan begitu sederhananya berubah

    menjadi pekerjaan yang penuh resiko.

    RV, seorang pengamat otogra dariAmerika Serikat mengatakan bahwapada tahap awal paparazzi memulaipekerjaan mereka dengan menunggudi jalan-jalan utama serta publik areadengan berharap ada public gureyang lewat untuk diabadikan. Namunkebanyakan dari mereka memilikinetwork yang kuat yang bisa memberimereka in ormasi mengenai rencanapublic gure akan pergi ke suatu tem-pat. Sumber in ormasi ini bisa mulaidari pekerja di restoran, hotel, salonhingga orang dalam yang merupakan

    pegawai sang public gure itu sendiri.Paparazzi biasanya berbagi in ormasidengan mereka.

    Biaya yang dikeluarkan oleh seorangpaparazzi cukup besar, mulai daribayaran atas in ormasi yang dida-pat, hingga sampai peralatan yangperlu mereka sewa. Tidak sedikit daripaparazzi tersebut yang berani men-geluarkan uang untuk menyewa boat

    hingga helicopter.

    Teknik dan siasat yang mereka guna-kan pun tidak jarang berbahaya danmelanggar hukum. Misalnya ketikapublic gure yang sedang mereka incar

    sedang berada di sebuah gedung, caramereka membuat public gure itukeluar dari gedung itu adalah denganmembunyikan alarm kebakaran ataumemberikan ancaman bom melaluitelepon sehingga seluruh isi gedungdievakuasi.Menurut RV, bahkan pernah seorangpaparazzi yang sedang mengincarCatherine Zeta-Jones sengaja mena-brakkan diri ke mobil Zeta-Jones untuk membuatnya berhenti dan keluar darimobil dan memotretnya.

    RV berpendapat bahwa menjadi pa-parazzi terkadang lebih banyak menge-

    luarkan uang daripada menghasilkanuang. Walaupun ketika menghasilkanuang, ia bisa menutupi biaya hidup

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    28/74

    54 EDISI XII / 2008

    LIPUTANUTAMA

    EDISI XII / 2008 55

    LIPUTANUTAMA

    dan ongkos kerjanya selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.RV mengungkapkan bahwa di Negara-negara barat, paparazzi sudah men- jadi mata pencaharian tetap untuk sebagian orang. Bahkan mereka yangsudah menghasilkan banyak dari sanasudah mempunyai tim mulai dari agenuntuk menjual otonya, pengacarauntuk melindunginya dari tuntutanhukum, supir pribadi hingga otogra ertambahan untuk membantunya.

    Mengenai peralatan, paparazzi memi-liki alat dan akal yang lengkap. Ketikamemotret public gure yang sedang

    berada di private area, paparazzibiasanya mencari tempat yang strat-egis yang bisa melihat ke private areaincarannya itu, dan dengan meng-gunakan lensa super tele ia membidik sasarannya itu. Namun pada beberapaacara resmi, tidak jarang mereka hanyamembawa handphone berkamera kar-ena seringkali kamera tidak diijinkanmasuk.

    Bagaimana dengan di Indonesia?Apakah menurut anda ada paparazzi diIndonesia?Jawabannya adalah ada. Beberapawaktu yang lalu ketika kami berkun- jung ke bali untuk bertemu 2 orang

    otogra er yang berdomisili di Bali yangada di rubrik ini kami sempat bertemudengan seorang paparazzi local, sebutsaja DE.

    DE menganggap pro esi paparazzimulai tumbuh ketika konsumen danmedia mulai sadar bahwa gossip men- jadi lebih berarti ketika ada visualnya.Semua media dan in otainment bisamenyebarkan gossip apapun, tapitanpa visual, nilai jualnya tidak tinggi.Jelas DE. Namun begitu oto paparazzibisa menjadi sangat berarti dan mahalnamun juga bisa menjadi tidak berarti.Hal ini terkait mengenai siapa yang

    di oto, sedang ada skandal atau tidak public gure yang di oto. Dan yangpaling penting eksklusi atau tidaknyahal itu.

    Beberapa orang selebriti luar negerimenghindari paparazzi dengan justrumengumbar oto mereka dan keluar-ganya. Salah satu momen yang palingdicari paparazzi adalah ketika seorangselebriti melahirkan. Foto anaknya itu-

    lah yang menjadi mahal. Tapi beberapaorang selebriti justru mengumumkanbahwa mereka akan mempublish ototersebut kepada media secara gratissesegera mungkin. Dan hal itulah yangmembuat oto paparazzi menjadi tidak

    Pernah seorangpaparazzi yang se-

    dang mengincarCatherine Zeta-Jones sengaja me-

    nabrakkan diri kemobil Zeta-Jonesuntuk membuat-nya berhenti dankeluar dari mobil

    dan memotretnya. Semua mediadan in otain-ment bisa me-nyebarkan gos-sip apapun, tapitanpa visual,nilai jualnyatidak tinggi.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    29/74

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    30/74

    58 EDISI XII / 2008

    LIPUTANUTAMA

    EDISI XII / 2008 59

    LIPUTANUTAMA

    Berbicara mengenai resiko, DE ber-pendapat bahwa resiko kehilanganuang dan nyawa seperti yangs erringterjadi di luar negeri belum terjadi diIndonesia. Paparazzi Indonesia palingapes resikonya dimarahin, diomelindan ditonjok oleh bodyguard sangpublic gure. Ungkap DE. Namun be-gitu jika ada kekerasan sik, seharusnyapaparazzi bisa menuntut balik. Dan halinilah yang dilakukan oleh seorang pa-parazzi Amerika Serikat untuk mendap-atkan uang. RV bercerita bahwa pernahada kasus di mana paparazzi beru-saha memancing emosi sang selebriti

    dengan mengikutinya terus-menerus.Ketika kesabarannya sudah habis,

    sang selebriti malah menonjok sangpaparazzi sampai babak belur. Hasil-nya, paparazzi tersbeut menuntut danmemenangkan uang dengan jumlahyang sangat besar.

    DE mengaku, selama menjadi pa-parazzi di Indonesia hal yang palingtidak menyenangkan yang ia terimadari bodyguard selebriti adalah ketikadipeluk dari belakang. waktu itu sayasedang memotret Kate Moss yang

    sedang datang ke Bali. Ketika sayamengejar-ngejar, sang bodyguardnyayang besar itu langsung memeluk sayadari belakang sampai saya tidak bisabergerak. Ungkapnya. Bodyguardbarat lebih pintar, kalau dia memukulmaka habislah ia di pengadilan. Tapikalau sekedar memeluk dia masihaman. Sambungnya.

    Mengenai bayaran yang diterimapaparazzi, DE mengaku bisa bervariasiberdasarkan beberapa hal yang di- jelaskan di atas. Namun oto Brad Pittbisa dihargai sampai 250.000 USD, dimana 50%-70%nya bisa dikantongi

    otogra er, sementara sisanya dibagi-bagi dengan tim yang membantu. Tidak sedikit pula yang bisa mencapai500.000 USD.

    Bagaimana menurut anda, apakahresikonya sebanding dengan bayaran-nya? Tertarik?

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    31/74

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    32/74

    62 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 63

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    PIPING,

    KESEDERHA-NAANSURFER SEJATIMungkin banyak orang yang berimajinasi penampilan dan tampang otogra er-

    otogra er yang pernah masuk ke dalam majalah ini karena kami sangat jarangmenampilkan otonya. Sebagaian besar menebak dan menggambarkan o-togra er yang pernah tampil di majalah ini pastilah otogra er yang berpenampi-lan modis, tidak kelewat mencolok cara berpakaiannya namun enak dilihat danseakan-akan mampu memancarkan aura dan wibawa yang luar biasa.Sebagian dari seluruh nara sumber yang kami hadirkan di sini memang ber-penampilan seperti itu, namun tidak semua. Beberapa bulan yang lalu ketikakami berkesempatan melancong ke Bali kami berkesempatan untuk bertemudan berbincang-bincang dengan seorang otogra er yang cukup dikenal di sanakarena kecintaannya terhadap obyek otonya. Lelaki itu bernama Piping, seorang

    otogra er sur ng yang begitu mencintai sur ng.

    Yang cukup mengejutkan bagi kami dan mungkin membuat gambaran anda ter-hadap otogra er pro essional menjadi salah adalah penampilannya yang sangatbersahaja. Namun harus kami akui justru hal itulah yang pertama kali membuatkami berjaga-jaga. Bertemu dengan Piping di kantornya yang saat itu hanya me-makai celana pendek dan bertelanjang dada, membuat kami justru berpikir, wahorang ini pasti sakti banget sampai tidak butuh penampilan necis bak seorang

    otogra er terkenal dalam menghadapi orang-orang media seperti kami.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    33/74

    64 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 65

    SURFINGPHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    34/74

    66 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 67

    SURFINGPHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    35/74

    68 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 69

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    Jalan hidup saya sampai akhi rnya jadiotogra er cukup panjang. Mulai dari

    berhenti kuliah, jadi supir taksi, jadianak pantai, hampir mati di pantaisampai akhirnya kenal orang jermanyang minta bantuan dicarikan tanahdan ditawari pilihan dibayar denganuang atau dengan kamera. Ungkaplelaki yang memiliki majalah sur ng ini.Titik balik saya adalah ketika sayamerasa hidup saya kosong, lalu sayahampir mati ketarik ombak di pantaiKuta. Beberapa saat kemudian sayamelihat anak kecil dengan santai danenaknya main di titik tempat saya ham-pir mati keseret ombak. Saya langsungberpikir, ada yang salah dengan saya.Saya pun meminjam papan sur ngdan bertekad untuk bisa, dan saya punbisa. Sambungnya.Mulai saat itu perlahan-lahan Pipingmakin jatuh cinta dengan dunia sur -ing. Kecintaan itu pula yang mem-buatnya mencoba menjadi otogra ersur ng. awalnya saya hanya senangbermain sur ng dan melihat orang

    bermain sur ng. Karena waktu itu sayapunya kamera hasil pemberian turis,akhirnya saya coba jeprat-jepret orangyang sedang main sur ng. Dari situsaya mulai coba-coba jual, mirip seperti

    otograer wisuda. Jepret dulu setelah

    Jalan hidup sayasampai akhirnya

    jadi otogra ercukup panjang.Mulai dari ber-

    henti kuliah, jadisupir taksi, jadi

    anak pantai, ham-pir mati di pantaisampai akhirnya

    kenal orang jer-man yang mintabantuan dicari-kan tanah dan

    ditawari pilihandibayar denganuang atau den-

    gan kamera.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    36/74

    70 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 71

    SURFINGPHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    37/74

    72 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 73

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    itu baru tawarin ke orang yang kitapotret. Per ramenya bisa laku 100 ribusampai 150 ribu. Jelasnya.

    Piping mempelajari otogra sejak menggunakan media lm. Ia belajarhanya dari mencoba dan bertanya-tanya. Saya bukan anak sekolahan.Saya coba sendiri, kalau kebetulan ada

    turis yang juga otogra er ya sekaliansaya Tanya-tanya. Kenangnya. awalnyasaya belajar pakai sh eye, itupun sayacuma berani pakai setting auto. Tapipelan-pelan saya coba-coba set manualsampai akhirnya bisa. Sambungnya.Jika banyak orang menjadi otogra er

    pada bidang tertentu karena lebih dulu jatuh cinta pada otogra sebelumpada bidang spesialisasinya tersebut,Piping justru lebih dulu jatuh cintapada sur ng sebelum jatuh cinta pada

    otogra . Sur ng bisa membuat emosi jadi terkontrol. Karena loso sur ngadalah menghargai alam, menghargaiorang lain dan karena itu ego pribadibisa lebih diredam. Coba saja mainsur ng kalau nggak bisa menghar-gai orang lain, pasti nggak akan bisa.Karena di pantai kita ketemu denganbanyak orang yang juga main sur ng.Jelasnya. Bahkan waktu mau nikahpun saya kasih syarat ke istri saya untuk nggak boleh ngelarang saya sur ng

    Saya selalu inginberbagi dengan

    teman-teman teru-tama mereka yang

    ada keinginan untumaju walaupun be-lum tentu berbakat

    di sur ng atau o-togra . Mungkinada orang yang

    pintar di otogratapi ada orang

    yang justru pin-tar di bidang lain.

    Maka dari itu, ya-kinlah bahwa kamubisa pintar dalam

    suatu bidang.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    38/74

    74 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 75

    SURFINGPHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    39/74

    76 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 77

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    sampai kapanpun. Karena saya jatuhcinta dengan sur ng dan saya bahagiadi situ. Kebahagiaan itu yang mem-balance otak dan hati sehingga bisaberbagi ke teman-teman dan alam.Ungkapnya.

    Saat ini Piping sudah tidak banyak melakukan pemotretan sur ngkarena ia sudah banyak menelorkan

    otogra er- otogra er sur ng muda.Siapapun yang mau belajar motretsur ng saya ajarkan. Mulai dari anak-anak pantai supaya mereka punyapenghasilan lebih, sampai tukangkebun saya pun saya ajarkan dan seka-rang sudah bagus otonya. Kenangnya.Saya selalu ingin berbagi dengan teman-teman terutama mereka yang

    ada keinginan untu maju walaupunbelum tentu berbakat di sur ng atau

    otogra . Mungkin ada orang yangpintar di otogra tapi ada orang yang justru pintar di bidang lain. Maka dariitu, yakinlah bahwa kamu bisa pintardalam suatu bidang. Kadang ada yangngeluh nggak bisa sebelum merekamencoba. Saya bilang bahwa bayi padaawalnya juga nggak bisa jalan. Tapikalau nggak mau belajar jalan ya nggak akan bisa jalan juga. Sambungnya.Piping termasuk orang yang sangatdermawan dalam berbagi penge-tahuan bahkan ketika ilmu yang ia

    Saya bilang

    bahwa bayipada awalnya juga nggak bisa jalan. Tapi ka-lau nggak maubelajar jalan yanggak akan bisa jalan juga.

    Buat sayasebuah kecela-

    kaan harus sayasyukuri. Pend-

    eritaan itulahyang membuathidup jadi lebih

    nikmat.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    40/74

    78 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 79

    SURFINGPHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    41/74

    80 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 81

    SURFINGPHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    42/74

    82 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 83

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    tularkan pada akhirnya juga membuat-nya untuk mengalah dan memberikan jalan kepada murid-muridnya untuk merasakan rejeki dari otogra sur ng.Saya hanya berpikir, kalaupun sayamati besok, setidaknya saya pernah

    berguna. Untuk itu saya tidak pernahtakut untuk berbagi, bukan hanyapengetahuan otogra sur ng, tapibahkan berbagi penghasilan dari me-motret otogra sur ng ketika mereka juga memotret. Ungkapnya.

    Kecintaan Piping kepada otograsur ng rupanya belum mendapat restusepenuhnya dari orang tuanya. Sam-pai sekarang, ibu saya masih setengahhati melihat saya hidup di dunia sur -ing. Tapi saya bertekad akan membuk-tikan bahwa saya bisa hidup di sur ng.Walaupun keberadaan saya di sur ngbisa dikatakan sebagai suatu kecela-kaan. Ungkapnya. Buat saya sebuahkecelakaan harus saya syukuri. Penderi-taan itulah yang membuat hidup jadilebih n ikmat. Sambungnya.

    Berbicara mengenai otogra sur ngPiping mengungkapkan bahwa kalaumau hebat di otogra sur ng dianjur-kan untuk bisa sur ng. Banyak yangmotret sur ng karena uangnya. Sayasebelum jadi uang sudah motret sur -

    Saya hanya ber-pikir, kalaupunsaya mati besok,setidaknya sayapernah berguna.Untuk itu saya tidak pernah takut un-tuk berbagi, bukanhanya pengeta-huan otogra sur -ing, tapi bahkanberbagi penghasi-lan dari memotret

    otogra sur ngketika mereka jugamemotret.

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    43/74

    84 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 85

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    SURFINGPHOTOGRAPHY SURFINGPHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    44/74

    86 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 87

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    SURFINGPHOTOGRAPHY SURFINGPHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    45/74

    88 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 89

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    ing. Yang saya lihat bukan nansialnyatapi rohnya yang saya rasakan. Dari si tubisa maksimal motretnya karena tidak ada perhitungan nansial. Jelasnya.Kalau yang dibidik uangnya, ban-yak yang salah bidik. Tapi kalau yang

    dibidik sur ngnya, biasanya justruuangnya yang datang mengejar kita. Tambahnya.Untuk itu Piping menyarankan se-mua orang yang ingin memperdalam

    otogra sur ng untuk cinta dan bisasur ng. Anggaplah memotret sebagaibermain. Bagi saya hidup itu bukanuntuk bekerja, tapi untuk dinikmati.Maka dari itu jangan anggak kerja se-

    bagai kerja, tapi anggak sebagai main,sebagai bersenang-senang. Kalau kitasudah senang melakukannya, maubagaimanapun pasti bagus hasilnya.Jelasnya,

    Piping berpendapat memotret sur ngbisa dimulai bahkan dengan kamerapocket waterproo . Yang perlu diincardalam motret sur ng adalah timingagar dapat actionnya. Saya biasanyamenunggu di titik tertentu di manaombak lewat. Nah titiknya di manabaru bisa anda ketahui ketika anda bisasur ng. Terkadang ada actor luck kar-ena kadang ombak dan angin berubah

    Anggaplah memotret sebagaibermain. Bagi saya hidup itu

    bukan untuk bekerja, tapi untuk dinikmati.

    Maka dari itu jangan anggak kerjasebagai kerja, tapi anggak sebagai main, sebagai

    bersenang-senang.Kalau kita sudah senang melaku-

    kannya, mau bagaimanapunpasti bagus hasilnya.

    SURFINGPHOTOGRAPHY SURFINGPHOTOGRAPHY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    46/74

    90 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 91

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    mendadak. Jelasnya. Untuk belajar di rumah, cobalah tonton lm sur ng danpegang remote lalu belajar menangkap action & timing dengan memencet pausepada saat yang tepat. Kalau gambar yang di-pause bagus artinya sudah berhasil.Lanjutnya.

    Berbicara mengenai peluang bisnis otogra sur ng Piping berpendapat bahwaotogra sur ng cukup mengasilkan dan bisa menghidupi. Seorang otogra er

    sur ng yang menjual oto per rame 100 ribu sampai 150 ribu rupiah bisa menda-pat 16 juta rupiah totalnya dalam sebulan. Dan lebih enaknya lagi ketika peker- jaan itu sangat menyenangkan. Jelasnya. Piping juga beranggapan peluang men-

    SURFINGPHOTOGRAPHY LIPUTANUTAMA

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    47/74

    92 EDISI XII / 2008

    SURFINGPHOTOGRAPHY

    EDISI XII / 2008 93

    LIPUTANUTAMA

    jadi otogra sur ng di Indonesia tidak hanya terbuka di Bali. Di Hawai oranghanya bisa sur ng selama 4 bulandalam setahunnya. Itupun hanya bisadilakukan di pantai yang panjangnyahanya 16 kilometer. Sementara di Indo-

    nesia dari Aceh sampai Rote semuanyaspot sur ng yang bagus. Dan enaknyalagi bisa dilakukan sepanjang tahun.Kualitas ombaknya pun beragam, daribeginner sampai pro ada di Indonesia.Sambungnya.Untuk itu Piping menganggap sia-papun di manapun di Indonesia bisamenjadi otorga er sur ng. Tapi jadiorang jangan kemaruk. Jangan maumenguasai semuanya. Harus diingat,kalau sudah saatnya datang, ya akandatang juga kok rejekinya. Tegasnya.Saat ini Piping masih menemukanbanyak spot sur ng di Indonesia yang justru didominasi oleh otogra er-

    otogra er asing.Di akhir pembicaraan kami, Piping punberbagi pesan untuk mereka yang in-gin mendalami otogra sur ng. Buatyang mau belajar, harus ocus dancommit. Karena di pantai banyak sekaligodaannya mulai dari lihat cewek

    berbikini, drugs, sex bebas. Kita bisatergelincir setiap saat karena jebakan-nya ada di mana-mana. Untuk itu harus

    ocus pada tujuan dan commit dengantujuan itu. Walaupun ini berlaku juga diluar sur ng. Tutupnya.

    Tapi jadi orang jangan kemar-uk. Jangan maumenguasai se-muanya. Harusdiingat, kalausudah saatnyadatang, ya akandatang juga kok

    rejekinya.

    PROLIFESTYLE PROLIFESTYLE

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    48/74

    94 EDISI XII / 2008

    PROLIFESTYLE

    EDISI XII / 2008 95

    PROLIFESTYLE

    FILOSOFI

    MAKANSEORANG FOODPHOTOGRAPHERPenampilan perdana rubrik ini kami berkesempatan mengajak makan siangIswanto Soerjanto, seorang otogra er pro essional yang menspesialisasikandirinya pada ood photography. Sepsialisasinya pada ood photography lah yangmembuat kami yakin untuk mengajaknya makan siang bersama untuk sedikitmenggali gaya hidup dan pemikirannya mengenai ood photography.

    Mau makan di mana? tanyanya saat kami hendak berangkat dari studionya dibilangan kemang. Terserah pak Is, tempat avoritnya pak Is di mana? Kita datangisaja. Jawab kami. Kamipun berangkat menuju sebuah restoran Pawon Solo dibilangan Kemang. Di perjalanan Iswanto sempat bercerita bahwa ia baru sajaberkeliling ke 3 kota di Jawa Tengah untuk mencicipi 180 menu makanan hanyadalam waktu 1 minggu. Jumlah yang luar biasa untuk ukuran normal. NamunIswanto segera menjelaskan bahwa mereka hanya mencicipi sedikit dari setiap

    makanan saja, agar tidak kekenyangan dalam mencicipi menu sebanyak itu.

    Kami pun semakin penasaran dan mulai bertanya, Makanan avorit Pak Is apasih?. Ia pun menjawab bahwa ia termasuk orang yang makan segala macammakanan. Makanan avorit saya banyak. Apa saja saya makan. Biasanya kalaudatang ke suatu daerah saya selalu mencari tahu apa makanan avorit daerah

    tersebut. Nama restoran atau tempatmakan yang paling banyak disebutkanorang yang saya tanyai saya datangidan saya coba. Jelasnya. Tapi sebelummencicipi, saya sudah mempersiapkanmental saya untuk berusaha memaha-

    mi selera mereka. Jadi suka atau tidak suka terhadap makanan tersebut sayaberusaha untuk mengerti bahwa ituadalah selera setempat. Sambungnya.Kami pun tidak cukup puas dengan jawaban tersebut dan segera melon-tarkan pertanyaan lanjutan, kenapaharus mengerti selera penduduk set-empat pak?. Iswanto pun menjawab,Pekerjaan saya adalah memotret, dansebagian besarnya makanan. Sayatidak bisa memilih hanya makananyang saya suka saja yang saya potret,sementara yang saya tidak suka atautidak doyan saya tolak atau sayapotret dengan hasil yang kurang baik.Jelasnya. Sebagai seorang otogra er

    ood saya harus bisa memunculkan sisilezat dari setiap makanan, termasuk makanan yang saya tidak suka. Nahbagaimana saya bisa memunculkan

    sisi lezatnya kalau saya sendiri tidak berusaha mencari letak kelezatannya.Sambungnya.

    Seperti dugaan kami, rubrik ini tidak akan menjadi sekedar rubrik li estyle

    Sebagai se-orang o-

    togra er oodsaya harus bisamemunculkansisi lezat dari se-tiap makanan,termasuk maka-nan yang sayatidak suka. Nahbagaimana sayabisa memuncul-kan sisi lezatnyakalau saya send-iri tidak beru-saha mencariletak kelezatan-nya.

    PROLIFESTYLE PROLIFESTYLE

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    49/74

    96 EDISI XII / 2008

    PROLIFESTYLE

    EDISI XII / 2008 97

    PROLIFESTYLE

    jalan-jalan belaka. Bahkan ketika men-coba mengerti li estyle dalam hubun-gannya dengan makanan dari Iswantoyang menspesialisasikan diri pada ood

    photography kami sudah menemukanapa yang kami sebut dengan otograsebagai cara hidup pada Iswanto.

    Pada perjalanan menuju restoran itupun Iswanto mengungkapkan bahwa

    untuk menjadi otogra er makananyang baik, kegemaran menyantap ber-bagai makanan menjadi suatu keharu-san. Bagaimana bisa motret makanandengan baik kalau nggak tau rasanyamakanan itu? Tugas tersulit otogra er

    makanan bukan sekedar membuat ototersebut menjadi indah dilihat secaraartistic, namun harus bisa memuncul-kan sisi enaknya. Jelasnya.

    Akhirnya kami pun sampai padarestoran yang dituju. Kami pun masuk ke restoran yang bernuasa jawatersebut. Setelah melihat-lihat da tarmenu kami pun memutuskan untuk memesan nasi gudeg dan risoles solo.Sementara Iswanto memesan NasiBogana dan Salat Solo. Setelah meng-habiskan nasi gudeg dan nasi boganamasing-masing kami berbagi risoles

    solo yang mirip sekali dengan sosissolo dan salat solo yang sangat miripdengan bistik. Setelah kedua menupencuci mulut itu habis, Iswanto punberinisiati memesan pencuci muluttambahan yaitu serabi solo dan tehpoci dengan gula batunya. Sambilmenikmati serabi & teh poci, kami punberbincang. Iswanto pun menceritakan

    kegemarannya untuk makan berbagaimacam makanan dari berbagai macamdaerah. Namun beberapa menu sep-erti daging kambing sudah tidak bisadengan leluasa dinikmati Iswanto. sayahanya makan kambing 3 kali dalamsatu tahun. Dan karena saya hanyamakan 3 kali dalam setahun saya pilihyang benar-benar enak. Ungkapnya.Pembicaraan pun terus berlanjut dankami mendapati begitu luas wawasandan pengetahuan Iswanto mengenaitempat makan enak. Tidak hanya diJakarta, tapi di berbagai kota bahkandi luar pulau Jawa. Akhirnya setelahmenghabiskan 2 poci teh kami punmemutuskan untuk pulang.

    Bagaimanabisa motret ma-kanan denganbaik kalau ng-gak tau rasanyamakanan itu? Tugas tersulit

    otogra er ma-kanan bukansekedar mem-buat oto terse-but menjadi

    indah dilihat se-cara artistic, na-mun harus bisamemunculkansisi enaknya.

    LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    50/74

    98 EDISI XII / 2008

    LIPUTANUTAMA

    EDISI XII / 2008 99

    LIPUTANUTAMA

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    51/74

    THEEXPLORATION THEEXPLORATION

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    52/74

    102 EDISI XII / 2008

    THEEXPLORATION

    EDISI XII / 2008 103

    THEEXPLORATION

    THEEXPLORATION THEEXPLORATION

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    53/74

    104 EDISI XII / 2008

    THE

    EDISI XII / 2008 105

    THE

    Sumber cahaya yang digunakan bisaberupa cahaya matahari ataupun ashlight (direct hard light). Pastikan tidak ada cahaya yang bocor(masuk men-genai lensa)karena akan menimbulkan

    are maupun kesalah warna.Selanjutnya kita perlu menciptakanperbedaan contrast warna yang men-colok, ini dimaksudkan karena asapberwarna terang (putih atau abu2).Untuk itu disarankan kita memilihbackground berwarna gelap (kamimemakai kain beludru hitam karenakain ini menyerap cahaya hampir 95%)yang diletakan sebisa mungkin tak tersentuh cahaya.Pengukuran cahaya yang kita lakukanhampir +3stop dari yang seharusnya,tergantung dari tingkat keteranganyang mau kita capai.Penggunaan dia ragma kecil disara-nkan untuk mendapatkan ruang tajamyang lebar.

    Dalam memotret asap walaupun moti yang akan kita hasilkan berupa abstrak

    maupun gra s, kesulitan utama adalahraming dan ocusing yang tepat.Keunikan bentuk asap merupakan ses-uatu yang spontanitas, selalu berubahdan sangat mudah berubah walaupunada sedikit gerakan yang menimbulkan

    THEEXPLORATION THEEXPLORATION

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    54/74

    106 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 107

    THEEXPLORATION THEEXPLORATION

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    55/74

    108 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 109

    hembusan udara, maka disarankanbagi pemula untuk membuat oto asapini di area yang hampir tidak terkenahembusan angin.

    Setelah sesi pemotretan selesai, explor-

    asi berikutnya ada pada pengolahangambar digital, ini semua dikarena-kan le (raw) sebagian kamera DSLRmemiliki ketajaman yang kurang.Pemakaian levels, contrast maupun

    lter unsharp mask hampir merupakankeharusan.

    Permainan berlanjut dengan mencip-

    takan moti simetrikal dengan caraanda masing-masing, bisa denganmengcopy dan split layer, atau banyak cara lainnya. Intinya adalah melakukaneksplorasi sehingga bentukan yangdihasilkan bisa lebih menarik lagi.

    Pada akhirnya aktor teknikal di atasmerupakan bagian termudah dalamproses ini, kepekaan kita dalam mer-ekam bentuk dan moment yang tepatdalam berkomposisi adalah tantanganutama. Selamat mencoba.

    THEEXPLORATION THEEXPLORATION

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    56/74

    110 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 111

    THEEXPLORATION THEEXPLORATION

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    57/74

    112 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 113

    COMMERCIALPHOTOGRAPHY THEINSPIRATION

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    58/74

    114 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 115

    FOTOGRAFER

    MENTALKERAMAIAN &KEBETULANBanyak pihak menganggap dunia otogra Indonesia sedang berada dalam masakeemasan, masa kejayaan. Namun kami dan sebagai orang lainnya justru melihatdunia otogra Indonesia sedang menghadapi tantangan dan masalah besar.Beberapa dosa-dosa otogra er yang kami ungkapkan di edisi terdahulu menjadisebagian kecil buktinya. Banyak yang tidak setuju dengan pernyataan ini dankami pun menganggapi komentar dan ketidaksetujuan tersebut sebagai sesuatuyang harus dihormati juga. Begitu juga mereka yang memilih untuk sepemikirandengan kami. Untuk mencari jawabannya kami pun berbicara dengan SiddharthaSutrisno atau yang biasa dipanggil Ar is, seorang pekerja sinematogra yang jugadosen seni dan lsa at di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Pembicaraankami dengan Aris bukanlah pembicaraan yang ringan, melainkan pembicaraanyang berat seperti banyak pembicaraan ahli atau pengamat lsa at pada umum-nya dan bisa jadi sangat membosankan dan sulit dimengerti oleh orang yangtidak terlalu tertarik menyimak. Namun kami merasa sangat tercerahkan akanpembicaraan tersebut.

    Fotogra lahir dari jaman modern, pada tahun 1500an bersamaan dengan lsa atmodern lahir. Filsa at modern lahir dengan berusaha mendobrak dan memu-tarbalikkan teori lsa at sebelumnya yang menganut seni dengan adi manusia

    THEINSPIRATION THEINSPIRATION

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    59/74

    116 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 117

    sebagai subjectnya. Dulu seni selaludihubungkan dengan sesuatu yangadi manusia, yang bersi at ketuhanan,yang ritual. Namun ketika era modernmuncul manusialah yang menjadisubjectnya. Ungkapnya. Teori modern

    berusaha mendewasakan manusia.Untuk itu mulai saat itu mesin-mesindiciptakan karena rasio menjadi dewa.Jaman modern ditandai dengan polapikir bahwa segala sesuatu yangmemudahkan manusia akan dibuat.Berbagai macam mesin diciptakan ter-masuk salah satunya kamera. Kameradiciptakan untuk menghadirkan ke-mudahan menghasilkan gambar yangsebelumnya dilakukan melalui lukisan.Untuk itu bisa dikatakan otograadalah anak kandung jaman modern.Ungkapnya. Semangat modern sendiriselalu melihat ke depan, berusahamencari kemudahan, berusaha menak-lukan. Maka dari itu muncul banyak perang. Sambungnya.Sementara otogra pada awalnyatidak dimaksudkan sebagai sebuahseni karena rasio yang dominan, bukanperasaan. Ada yang menyebutnyasebagai keanehan ilmiah. Tegasnya.

    Estetika modern adalah estetika struc-tural. ada struktur penambahan. Inikarena mengabdi pada sesuatu yang

    ekonomi, termasuk pada akhirnyadijadikan bi snis. Jelasnya. Pada saatitu aliran naturalis dan realis seolah-olah ditinggalkan dan mati karena ada

    otogra .Setelah itu muncullah aliran expresio-

    nis. Setelah aliran expresionis munculdan tumbuh muncul era post moderndi mana mereka mempertanyakanternyata mesin lebih banyak meng-hancurkan daripada menghidupkan.Semangat modern yang selalu harusmenaklukan, maju dan berkembangternyata membuat banyak kehancuran.

    Beranjak lebih jauh lagi, kami punmenanyakan hubungannya dengankondisi otogra di Indonesia. Arisberpendapat bahwa otogra Indo-nesia masih didominasi oleh ketidak sengajaan. Di Indonesia, otogra nyabanyak nemu yang nggak sengaja,bukan nemu yang berawal dari seman-gat penemuan. Ungkapnya. Karenaterlalu sering kebetulan, akhirnya jadikebiasaan kebetulan. Kebetulan bagus

    Di Indonesia,otogra nya

    banyak nemuyang nggak

    sengaja, bukannemu yang be-rawal dari se-

    mangatpenemuan.

    Karena terlalusering kebetu-

    lan, akhirnya jadi kebiasaankebetulan. Ke-betulan bagus

    otonya.

    Orang yangselalu mengan-dalkan kebetu-

    lan akan senangmenceburkandiri ke dalam

    banjir. Ikut arussaja dan ber-harap bertemu

    kebetulan lagi.

    Dan orang yangselalu ikut arus bi-asanya semangat-nya semangat keru-munan. Beraninyaberamai-ramai. Ka-lau manusia selaluikut kerumunan,maka ia tidak akanpunya suara sendiriyang kuat, tidak punya warna yangmenonjol karenasi atnya si at keru-munan, misalnyamotret beramai-ramai.

    THEINSPIRATION THEINSPIRATION

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    60/74

    118 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 119

    otonya. Sambungnya sambi l tertawa.Sesuatu yang selalu kebetulan jadikurang baik karena akhirnya selalumengandalkan kebetulan. Orang yangselalu mengandalkan kebetulan akansenang menceburkan diri ke dalam

    banjir. Ikut arus saja dan berharap ber-temu kebetulan lagi. Tegasnya. Danorang yang selalu ikut arus biasanya se-mangatnya semangat kerumunan. Be-raninya beramai-ramai. Kalau manusiaselalu ikut kerumunan, maka ia tidak akan punya suara sendiri yang kuat,tidak punya warna yang menonjol kar-ena si atnya si at kerumunan, misalnyamotret beramai-ramai. Lanjutnya.

    Aris berpendapat, di Indonesia apapuncabang seninya banyak yang terjebak kesitu. Bahasanya: takut sendiri. Mung-kin karena selalu diajarkan bahwa ma-nusia adalah mahluk sosial, jadi harusselalu bersama-sama. Ungkapnya.

    Berbicara mengenai asal mula danpenyebab mengapa Indonesia bisaseperi ini Aris berpendapat bahwa halini adalah warisan penjajah kolonial dimana bangsa kita tidak boleh pin tar,tidak boleh berpendidikan tinggi.Karena sudah terstruktur sekian lama,akhirnya masih terbawa. Jelasnya.Contohnya, di daerah tertentu ada

    pola hidup bahwa siapapun di daerahitu yang mau memakan mangga harusmemakan mangga yang hijau, yangmasih muda. Kenapa? Karena yangkuning/merah, yang sudah matang itu jatahnya penjajah. Dan aturan hidup ini

    masih berlaku sampai sekarang, bah-kan ketika penjajah sudah tidak ada.Sambungnya.

    Di Indonesia untuk bisa melakukansesuatu yang benar, harus ditakut-

    takuti terlebih dahulu. Bahkan mung-kin mental-mental barat yang kentaldengan mental penemu kalau lamatinggal di Indonesia akan jadi begitu juga. Ungkapnya sambil tersenyum.

    Kembali ke kondisi otogra Indonesia,Aris memberi bukti bahwa di Indonesia

    otogra selalu berawal dari alat. Cobalihat, otogra er- otogra er baik yang

    pemula atau yang sudah senior selalumenanyakan: lo pakai alat apa? Jelas-nya. Kegelisahannya selalu kegelisa-han mengikuti sesuatu. Dan mentalnyamengabdi pada merk. Dan ini lah cirri-ciri kapitalis. Sesuatu yang dianggap

    kenyataan padahal kenyataan rekaan.Orang merasa bisa otogra padahalitu menurut dia saja. Sambungnya.orang post modern lalu berkata:nggak apa-apa, asik-asik aja kok . Yamemang nggak apa-apa karena ini si atpost modern. Sambungnya lagi.

    Dunia otogra Indonesia sepertiminiatur Indonesia, dimana semuanyamengikuti dari luar negeri. Amat dis-ayangkan karena akar seni Indonesiasangat kuat. Tegasnya. Fotogra di sinimasih jadi pengikut karena kita masihtergantung alat. Mungkin benar alatlahyang membuat kita bisa menyampai-kan pesan, tapi apa betul itu hanyasatu-satunya alat. Lanjutnya.Aris berpendapat ketika acuan o-togra adalah alat, maka hasilnyacenderung seragam. Bahkan penger-tian otogra sebagai teknik melukisdengan cahaya pelan-pelan bergantimenjadi melukis dengan kamera.Lanjutnya lagi.

    Untuk lepas dari pembodohan struc-

    Kegelisahannyaselalu kegelisahanmengikuti sesuatu.Dan mentalnyamengabdi padamerk. Dan ini lahcirri-ciri kapitalis.Sesuatu yang di-anggap kenyataanpadahal kenyataanrekaan. Orang

    merasa bisa o-togra padahal itumenurut dia saja.

    Fotogra di sinimasih jadi pengikutkarena kita masih

    tergantung alat.Mungkin benar

    alatlah yang mem-buat kita bisa me-

    nyampaikan pesan,tapi apa betul itu

    hanya satu-satunyaalat.

    THEINSPIRATION THEINSPIRATION

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    61/74

    120 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 121

    tural dan mental yang tidak idealdiperlukan pendidikan yang baik yangbisa menyelesaikan ini. Orang-orangdi otogra sendiri lah yang harusbergerak. Karena eksistensinya ek-sistensi semu. Ungkapnya. Butuh

    orang-orang yang militan yang maumembuat dunia otogra yang lebihbaik. Pursuit o per ection. Lanjutnya.Dan karena kesempurnaan itu tidak ada makanya dikejar terus tanpa henti.Dan sebenarnya inilah kredo pekerjaseni. Mengejar kesempurnaan yangtak pernah ada, sehingga tidak pernahberhenti mengejar dan membuat yanglebih baik lagi. Lanjutnya lagi.

    Perlunya manusia Indonesia untuk terus menerus mengajari diri sendiriuntuk dekonstruksi bukan rekonstruksi.Konstruksi selalu ada baik jelek, benarsalah, akhirnya tidak berani membuatsesuatu yang baru. Terjebak di zonaaman. Ungkapnya. Memang sesuatu

    yang berbeda belum tentu benar. Tapikalau tidak dicoba gimana bisa tahu?sambungnya.Menanggapi manusia Indonesia yangseringkali tidak berani mencoba Aris justru berpendapat lain Manusia cend-erung dikutuk untuk bebas. Hanya sajabanyak tidak beraninya. Ungkapnya.Untuk menyelesaikan masalah o-togra di Indonesia Aris melihat perlu-

    nya untuk membuat pelaku otogramenjadi melek huru . Saat ini masihbuta huru , bagaimana bisa terjaditrans er mental ketika belum melek huru . Tegasnya.Menanggapi pihak-pihak yang inginmenyelesaikan masalah yang terjadidi otogra Indonesia Aris berpendapatuntuk tidak berusaha menyelesaikan.Jangan berusaha menyelesaikan, tapiberusahalah untuk memulai. Karenacara penyelesaian tidak perlu dijawabdengan jawaban nal. Yang pentingmulailah dulu untuk menyelesaikan.Nantinya selesai atau tidak itu urusanbelakangan. Yang penting visinyabenar. Tutupnya.

    Dan karenakesempurnaan

    itu tidak adamakanya dike- jar terus tanpa

    henti. Dan sebe-narnya inilah

    kredo pekerjaseni. Menge- jar kesempur-naan yang tak

    pernah ada,sehingga tidak

    pernah berhentimengejar dan

    membuat yanglebih baik lagi.

    Memangsesuatu yangberbeda belumtentu benar. Tapi kalau tidak dicoba gimanabisa tahu?

    Manusiacenderung diku-tuk untuk bebas.Hanya saja banyak tidak beraninya.

    Jangan berusahamenyelesaikan,tapi berusahalahuntuk memulai.Karena cara penye-lesaian tidak perludijawab dengan jawaban nal. Yangpenting mulailahdulu untuk menye-lesaikan. Nantinya

    selesai atau tidak itu urusan belakan-gan. Yang pentingvisinya benar.

    THEEVENT THEEVENT

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    62/74

    122 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 123

    1313

    APPRECIATETO BEAPPRECIATED

    Sebagai media in ormasi yang mengandalkan kekuatan visual dengan gayabertutur atrakti dan komunikati , komik adalah juga merupakan salah satudaya tarik bagi peminat bidang keilmuan Desain Komunikasi Visual (DKV) yangmengeksplorasi karya seni, ilustrasi dan bahkan mempengaruhi kajian multi-media dalam implementasi pembelajaran pada jurusan komunikasi visual, tidak terkecuali pada jurusan DKV Universitas Bunda Mulia.

    Penyelenggaraan acara 1313 dengan tema Appreciate to be Appreciatedyang diselenggarakan oleh Fakultas Desain Komunikasi Universitas Bunda Muliaini merupakan wujud penghargaan terhadap eksplorasi seni, dalam menggalipotensi, prestasi, dan kreativitas mahasiswa/i UBM dan juga siswa/i UBM, yang

    merupakan bagian dari visi Fakultas DKV UBM. Acara ini akan diselenggarakanpada tanggal 12 -14 Mei 2008, dimana puncak acaranya adalah dengan melaku-kan pemecahan rekor MURI terhadap Giant Comic bertemakan Global Warming,yang akan menutupi bagian muka gedung Universitas Bunda Mulia.

    Penganugerahan rekor MURi yang akan dihadiri langsung oleh Bapak Jaya Su-

    prana, Ketua Umum MURI ini akan akan diselenggarakan pada: Tanggal : 13 Mei 2008Waktu : 09.00 Tempat : Lapangan Parkir Kampus Universitas Bunda Mulia

    Jl. Lodan Raya No.2 Ancol Jakarta UtaraSelain memecahkan rekor MURI, acara 1313 ini juga akan diisi dengan berbagai

    program acara menarik lainnya, seperti pameran karya desain, seminar, lomba,band, bazaar, street grafty, dan masih banyak lagi.

    COVERSTORY COVERSTORY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    63/74

    124 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 125

    REFLECTION

    OF KIATACover edisi kali ini adalah hasil karya otogra er Gerard Adi dalam sebuah projectdengan centre o concept adalah busana rancangan ashion designer kenamaanKiata Kwanda.

    Proses penciptaan konsep otogra nya adalah berusaha memunculkan konsepashion design yang dirancang oleh Kiata. Adi Prawira, art director yang menan-

    gani konseptual project ini berpendapat bahwa seluruh rangkaian design busanayang dibuat oleh Kiata memiliki tampilan yang sederhana walaupun dibuatdengan proses yang rumit. Kiata banyak menyampaikan muatan spiritual dalamdesignnya. Ungkap Adi. Misalnya bahwa manusia harus selalu bercermin danmelihat ke dalam diri sendiri untuk menemukan apa itu esensi. Sambungnya. Adisendiri berpendapat bahwa Kiata lebih sebagai ashion artist daripada sekedar

    ashion designer. Karya-karya Kiata sudah dipasarkan ke berbagai Negara di selu-ruh dunia, walaupun nama Kiata sendiri kurang populer di Indonesia. Adi memu-lai dari hal yang ingin ditampilkan dalam oto- oto yang dihasilkan yaitu: re eksidiri, netralitas yang bersikap, kelembutan yang tegas. Dan untuk mencapai itu Adi& Gerard yakin bahwa pemotretan kali ini tidak perlu didramatisir, sederhana tapiterasa.

    Adi mencoba menggali konsep pemotretan dari gambaran orang-orang yangmengenakan pakaian ini. Orang yang pakai semua design Kiata adalah orang-orang yang wah, tapi saking wah nya mereka cenderung nggak mau menonjol,nggak mau menonjol. Begitu juga dengan bajunya, bajunya sederhana, tapi tidak murahan. Tegas Adi.

    COVERSTORY COVERSTORY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    64/74

    126 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 127

    COVERSTORY COVERSTORY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    65/74

    128 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 129

    Senada dengan Adi, Gerard berpenda-pat bahwa rancangan Kiata ini time-less tidak ada batasan, kapan saja bisadipakai, selalu up to date, tidak pernahketinggalan jaman. Untuk itu otonya juga harus bisa memunculkan sesuatu

    yang kurang lebih sejalan. Untuk menghadirkan kesan itu, segala ses-uatunya tidak didramatisir berlebihan.Mulai dari pose yang nggak aneh-anehseperti typical oto ashion, ekspresinya juga cenderung tidak berekspresi tapitetap harus berisi. Make up dan skintonenya juga dibuat yang tidak terlalupasaran dan aneh-aneh. Jelas Gerard.Ibarat lagu, konsep baju dan oto iniseperti lagu-lagu yang tidak mengek-

    sploitasi tekno, walaupun tetap elec-tronic. Pelan tapi tetap ada hentakan.Sambungnya.

    Gerard mengakui bahwa rancanganKiata ini adalah bukan seri terbaru dariKiata, namun Gerard melihat ada satukekuatan yang kuat dari rancangan iniyaitu timeless. Biarpun bajunya tidak baru, tapi tidak ketinggalan jaman.Kalau group band kayak U2, jadi walau-pun lama tapi tidak terjebak masalalu. Ungkapnya. Segala sesuatu yangdilakukan dalam pemotretan ini dibuatseperlunya. Memang ada angle yangagak ekstrim tapi itu dibuat karena

    memang diperlukan, bukan diada-adaatau didramatisir. Tambahnya.

    Penggunaan warna dominan hitam di-akui Gerard sebagai cara untuk menge-luarkan kesan misterius dan tanpa ba-

    tas. Seolah-olah otonya seperti dalamruangan tapi tidak ada batas yang jelas.Jadi kayak orang jenius terintimidasiruang yang nggak jelas batasannya.Ungkapnya. Hal yang mau dicapaiadalah ketika oto yang disampaikanpersis seperti bajunya, yaitu simple tapiberkarakter. Semakin dilihat semakinenak. Kesannya dewasa. Sambungnya.

    Untuk menyempurnakan pemotretan

    ini Gerard mendatangkan make up art-ist yang pernah bekerjasama dengan-nya dalam sesi pemotretan seri TheNext Big Thing beberapa tahun lalu, Teddy Liem yang kini sudah menetapdi Jepang. Selain itu Gerard dan tim juga sepakat memilih Listy sebagaimodel. Pemilihan Listy sebagai modeldiakui atas rekomendasi Kiata karenapostur Listy sangat cocok denganukuran baju yang dibuat Kiata tersebut.Sesi pemotretan sendiri berlangsung distudio Primacolor dengan mengguna-kan lighting equipment Broncolor danDigital Back Phase One.

    Gerard menganggap, walaupun secaravisual pemotretan ini cukup sederhana,namun tingkat kesulitannya sangattinggi. Motret baju kayak gini nggak boleh salah, karena kalau salah malahkelihatan jadul. Ungkapnya. Bersyu-kur, kita semua yang bekerja di timini bisa menjiwai konsep pemikiranKiata yang dituangkan dalam baju ini.Bahkan ketika bajunya pertama datangke studio dan dilakukan tting, semuayang melihat langsung merinding.Karena bajunya simple but power ul.Lanjutnya.

    Untuk mengeksekusi konsep tersebut,Gerard sengaja menggunakan teknik dramatic lighting. Lighting set up-nya nggak asal terang dan rata, tapicenderung dramatic, ada permainan

    bahwa manusiaharus selalu ber-cermin dan me-

    lihat ke dalamdiri sendiri un-tuk menemukanapa itu esensi.

    Hal yang maudicapai adalah

    ketika oto yang

    disampaikan per-sis seperti bajunya,yaitu simple tapiberkarakter. Se-

    makin dilihat se-makin enak. Kesan-

    nya dewasa.

    COVERSTORY COVERSTORY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    66/74

    130 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 131

    gelap terang. Ungkapnya. Untuk mengeluarkan detail garis-garis pada bajunya, saya menggunakan spot attachment daribeberapa arah. Bayangan pun saya minimize. Sambungnya.Untuk pemotretan kali ini Gerard sengaja tidak berlebihan memberi highlight seperti pada kebiasaannya sebelumnya.Highlight hanya saya gunakan seperlunya, misalnya untuk memberi dimensi, shape, dan memisahkan black on black.Jelasnya. Saya bosan dengan oto- oto dengan highlight banyak dan oto yang lightignya bocor berlebihan. Sudah terlalubanyak yang bikin gitu, makanya saya mau yang lain. Sambungnya. Total lighting equipment yang ia gunakan pada pemotretan kali ini berkisar antara 5 sampai 9 lampu. Namun semuanyadikontrol dengan baik agar tidak bocor kemana-mana dan asal rata.

    COVERSTORY COVERSTORY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    67/74

    132 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 133

    COVERSTORY COVERSTORY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    68/74

    134 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 135

    COVERSTORY COVERSTORY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    69/74

    136 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 137

    COVERSTORY COVERSTORY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    70/74

    138 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 139

    COVERSTORY COVERSTORY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    71/74

    140 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 141

    COVERSTORY COVERSTORY

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    72/74

    142 EDISI XII / 2008 EDISI XII / 2008 143

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    73/74

    WHERETO FIND WHERETO FIND

  • 8/8/2019 TheLight Photography Magazine #12

    74/74

    DINUSTECHJl. Arjuna no. 36, Semarang50131

    SOLOHSB (Himpunan Seni Ben-

    gawan)Jl. Tejomoyo No. 33 Rt. 03/ 011,Solo 57156Lembaga pendidikan senidan design visimedia collegeJl. Bhayangkara 72 Solo

    YOGYAKARTAAtmajaya Photography clubGedung PUSGIWA kampus3 UAJY, jl. babarsari no. 007

    yogyakartaUKM MATA Akademi SeniRupa dan Desain MSDJalan Taman Siswa 164 Yogya-karta 55151Uni Fotograf UGM (UFO)Gelanggang mahasiswa UGM,Bulaksumur, YogyaFotograf Jurnalistik ClubKampus 4 FISIP UAJY Jl Babar-sari YogyakartaFOTKOM 401gedung Ahmad Yani Lt.1Kampus FISIPOL UPN VeteranJl Babasari No.1, Tambakbayan,Yogyakarta, 55281

    Jurusan FotografFakultas Seni Media RekamInstitut Seni IndonesiaJl. Parangtritis Km. 6,5 YogyakartaKotak Pos 1210UKM Fotograf Lens Club

    Universitas Sanata DharmaMrican Tromol Pos 29 Yogyakarta55281

    SURABAYAHimpunan Mahasiswa Pengge-mar Fotograf (HIMMARFI)Jl. Rungkut Harapan K / 4, SurabayaAR TU PICUNIVERSITAS CIPUTRA WaterparkBoulevard, Citra Raya. Surabaya

    60219FISIP UNAIRJL. Airlangga 4-6, SurabayaHot Shot Photo StudioPloso Baru 127 A, Surabaya, 60133Toko DigitalAmbengan Plasa B23. jl NgemplakNo. 30 SurabayaSentra DigitalPusat IT Plasa Marina Lt. 2 Blok A-5.Jl. Margorejo Indah 97-99 Surabaya

    TRAWASVANDA Gardenia Hotel & VillaJl. Raya Trawas, Jawa Timur

    MALANGMPC (Malang Photo Club)Jl. Pahlawan Trip No. 25 Malang JUFOC (Jurnalistik FotografClub)student Centre Lt. 2 Universitas

    Muhammadiyah Malang. Jl. RayaTlogomas No. 246 malang, 65144UKM KOMPENI (KomunitasMahasiswa Pecinta Seni)kampus STIKI (Sekolah TinggiIn ormatika Indonesia) Malang, Jl.Raya Tidar 100

    JEMBERUFO (United Fotogra er Club)Perum taman kampus A1/16 Jember

    68126, Jawa TimurUniveritas Jember (UKPKMTegalboto)Unit Kegiatan Pers Kampus Maha-siswa Universitas Jember jl. Kalimantan 1 no 35 komlek ged.PKM Universitas Jember 68121

    BALIMagic WaveKubu Arcade at Kuta BungalowsBloc A3/A5/A6 Jl. Benesari,Legian-kuta

    MEDANMedan Photo ClubJl. Dolok Sanggul Ujung No. 4 SampingKolam Paradiso Medan, Sumatra Utara20213UKM FOTOGRAFI USU

    Jl. Perpustakaan no.2 Kampus USUMedan 20155

    BATAMBatam Photo ClubPerumahan Muka kuning indah BlokC-3, Batam 29435

    PEKANBARUCCC (Caltex Camera Club)PT. Chevron Pasifc Indonesia, SCM-

    Planning, Main O ce 229, Rumbai,Pekanbaru 28271

    LAMPUNGMalahayati Photography ClubJl. Pramuka No. 27, Kemiling, BandarLampung, 35153. Lampung-Indonesia.Telp. (0721) 271114

    BALIKPAPANFOBIAIndah Foto Studio Komplek RukoBandar Klandasan Blok A1, Balikpapan76112

    PONTIANAKPontianak DeviantartCP: Bryan Tamara0818198901

    KALTIM

    Badak Photographer Club (BPC)ICS Department, System SupportSection, PT BADAK NGL, Bontang,Kaltim, 75324KPC Click Club/PT Kaltim PrimaCoalSupply Department (M7 Buliding),PT Kaltim Prima Coal, Sangatta

    SAMARINDAMANGGIS-55 STUDIO (Samarin-

    da Photographers Community)Jl. Manggis No. 55 Voor o, Sa-marinda Kaltim

    SOROWAKOSorowako PhotographersSocietyGeneral Facilities & Serv. Dept -DP. 27, (Town Maintenance) - Jl.Sumantri Brojonegoro, SOROWAKO91984 - LUWU TIMUR, SULAWESISELATAN

    GORONTALOMasyarakat FotografGorontaloGraha Permai Blok B-18, Jl.Rambutan, Huangobotu,Dungingi, Kota Gorontalo

    AMBONPer orma (PerkumpulanFotogra er Maluku) jl. A.M. Sangadji No. 57 Am-bon. (Depan Kantor Gapensikota Ambon/ Vivi Salon)

    ONLINE PICK UPPOINTS:www.estudio.co.id

    http://charly.silaban.net/ www.studiox-one.com