theological meaning don t there any other god before me in
TRANSCRIPT
63
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.1, No.1 (2020): 63-74 Makna Teologis…Anjai &Hengky
Theological Meaning Don’t There Any Other God Before Me In The Exodus 30:3
Makna Teologis Jangan Ada Allah Lain Dihadapan-Ku
Dalam Keluaran 20:3
Anjai Silalahi,1 Hengky Andrian2 1Sekolah Tinggi Teologi STAPIN Majalengka, Indonesia
2Sekolah Tinggi Teologi Bethel Nusantara Jakarta, Indonesia Email: [email protected]
Abstract Basically, there are still many Christians who do not have a correct understanding of the monotheistic God and what it is related to the first Law of God. Because this lack of understanding often occurs among Christians who practice polytheism, syncritism and others who do not please God. Do not have other gods before Me (Ex. 20: 3), which is a very basic thing that must be understood well, in order to carry out true worship of the true God. This study aims to provide a concrete explanation of the importance of knowing the correct understanding of there should be no other God before Me (Ex. 20: 3). This study uses the (library research) method using books and other reading materials. The approach used is descriptive which focuses on the meaning of the phrase do not have another god before Me according to Exodus 20: 3.
Keywords: god; monotheism; polytheism; worship Abstrak Pada dasarnya masih banyak orang Kristen yang belum memiliki pemahaman yang benar tentang Tuhan yang tauhid dan apa kaitannya dengan Hukum Tuhan yang pertama. Karena kurangnya pemahaman ini sering terjadi di antara orang-orang Kristen yang mempraktikkan politeisme, sinkritisme, dan orang-orang lain yang tidak menyenangkan Tuhan. Jangan ada tuhan lain di hadapan-Ku (Keluaran 20: 3), yang merupakan hal yang sangat mendasar yang harus dipahami dengan baik, agar dapat melaksanakan penyembahan yang benar kepada Tuhan yang benar. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan yang konkrit tentang pentingnya mengetahui pemahaman yang benar bahwa tidak ada Tuhan yang lain di hadapan-Ku (Keluaran 20: 3). Penelitian ini menggunakan metode (studi pustaka) dengan menggunakan buku dan bahan bacaan lainnya. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif yang menitikberatkan pada makna kalimat tidak memiliki tuhan lain dihadapan-Ku menurut Keluaran 20: 3. Kata kunci: allah; monoteisme; politeisme; menyembah PENDAHULUAN
Kitab Keluaran merupakan kitab kedua dari kitab Perjanjian Lama. Dimana
dalam Kitab Keluaran menceritakan tentang keluarnya. Bangsa Israel dari Mesir menuju
64
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.1, No.1 (2020): 63-74 Makna Teologis…Anjai &Hengky
ke tanah Kanaan yang dibawa oleh Musa. Dan juga tentang Hukum Taurat yang
diberikan Tuhan kepada Musa. Kata Keluaran adalah terjemahan dari bahasa Yunani
“exodus” yang artinya “keluar” (Kel. 19:1), nama yang diberikan dalam Septuaginta.1
Pada zaman keluaran, Mesir mungkin merupakan negeri yang terkuat di seluruh dunia,
dan sebab itu berhala yang dipujanya dianggap yang terkuat pula. Tatkala Allah
memanggil Israel keluar untuk suatu hidup baru, dan untuk misi nasional mereka, yaitu
menegakkan kembali pengetahuan sejati tentang Keesaan Allah, maka bersamaan
dengan itu Ia pun bermaksud pula membuka kepalsuan segala berhala buatan manusia.2
Perintah pertama jangan ada padamu allah lain dihadapan-Ku terdapat dalam (Kel
20:3), merupakan dasar semua firman atau hukum yang lain yang dapat memimpin
mereka, sehingga mereka dapat menyembah dan beribadah kepadan-Nya. Namun, pada
kenyataannya perbuatan itu terjadi dilakukan bangsa Israel. Dengan ketidakpuasan,
mereka meminta Harun untuk membuatkan mereka allah yang dapat dilihat dan
berbentuk dengan asumsi bahwa allah yang berbentuk itu dapat memimpin mereka,
sehingga mereka meyembah dan beribadah kepadanya, Keluaran 32:1 melaporkan hal
ini:
Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: “Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.” (TB,LAI)
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku (Kel. 20:3). Merupakan perintah
dan ketetapan dari Allah kepada bangsa Israel untuk tidak menyembah allah lain, dan
apabila bangsa itu melakukan pelanggaran maka konsekuensi adalah hukuman,
pelanggaran yang dilakukan bangsa Israel sangat berat. Keluaran 32:26-28 menjelaskan
bagaimana murka Tuhan turun atas bangsa Israel dengan menyembah patung buatan
mereka yaitu Anak Lembu Emas:
maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi. Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh
1 WS Lasor, Pengantar Perjanjian Lama I (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 190. 2 J. Baxter Sidlow, Menggali Isi Alkitab 1 :Kejadian -Ester. (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 2001). 79
65
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.1, No.1 (2020): 63-74 Makna Teologis…Anjai &Hengky
saudaranya dan temannya dan tetangganya. Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu. (TB, LAI)
Yang melatar belakangi bangsa Israel melakukan penyembahan terhadap ilah
lain adalah bangsa Israel tertarik dan dipengaruhi oleh bangsa di sekeliling mereka
bahkan pengaruh yang mereka lihat dan bahwa dari Mesir ketika mereka masih tinggal
di sana. Penyembahan yang dilakukan bangsa di luar Israel memiliki daya tarik yang
kuat seperti bangsa-bangsa kafir yang percaya bahwa menyembah beberapa dewa lebih
baik. Kepercayaan akan dewa-dewa tidak menuntut ketaatan seperti yang diminta Allah
Israel. Misalnya, banyak agama kafir mencakup perbuatan kedursilaan seksual dengan
para pelacur kuil sebagai bagian dari upacara keagamaan mereka. Kebiasaan ini sangat
menarik perhatian orang Israel. Kenapa hal ini menarik perhatian mereka, karena pada
sisi lain, Allah menuntut umat-Nya untuk menaati semua kaidah moral yang tinggi
sebagaimana digariskan dalam Taurat-Nya supaya memelihara hubungan yang
menyelamatkan dengan diri-Nya.
Kecenderungan manusia untuk membuat sesuatu menjadi nyata
mengakibatkan kesalahan yang fatal jika itu dilakukan terhadap Allah. Merealitaskan
Allah sebagai suatu benda atau bentuk akan menjadikan berhala pada kenyataannya.
Terlihat dalam kehidupan bangsa Israel. Hal ini dilakukan bangsa Israel ketika keiginan
mereka dan hati mereka tidak puas dengan realita bahwa Allah itu adalah Roh dan tidak
memiliki bentuk yang dapat diamati oleh mata manusia, tidak terlihat bahkan tidak
dapat dibentuk dengan bentuk apapun. Allah dengan kehendak-Nya memberi Hukum
sebagai petunjuk-petunjuk kepada bangsa Israel di gunung Sinai bagaimana mereka
menjalankan kehidupan ibadah atau penyembahan yang benar kepada Dia dengan sikap
penuh ketaatan. Perintah jangan ada pada mu allah lain di hadapan-Ku (Kel. 20:3)
adalah larangan untuk merealitaskan Allah atau allah-allah yang mereka sembah dan
mereka beribadah kepadanya.
Politeisme Dan Monoteisme
Untuk memahami pengertian politheisme serta monotheisme dengan baik dan
benar maka maka peneliti akan memaparkan sebagai berikut:
Politheisme secara harfiah berasal dari bahasa Yunani poly dan theoi, yang
artinya banyak Tuhan. Politeisme merupakan kepercayaan pada dewa-dewa. Tujuan
66
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.1, No.1 (2020): 63-74 Makna Teologis…Anjai &Hengky
beragama dalam politeisme bukan hanya memberi sesajen atau persembahan kepada
dewa-dewa itu, tetapi juga menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan
amarahnya dari masyarakat yang bersangkutan. Monotheisme (berasal dari kata Yunani
μόνος (monos) yang berarti tunggal dan θεός (theos) yang berarti Tuhan) adalah
kepercayaan bahwa Tuhan adalah satu/tunggal dan berkuasa penuh atas segala
sesuatu.3
Di antara ahli-ahli Perjanjian Lama sudah terjadi perdebatan tentang
pertanyaan: apakah monotheisme (mengakui adanya hanya satu Tuhan) adalah
implikasi firman yang pertama atau tidak? Apakah keberedaan allah-allah lain disangkal
atau hanya dikatakan bahwa orang Israel tidak bisa menghormati serta melayaninya.4
Namun peneliti melihat Kel. 20:3 ini bukan mengenai persoalan allah mana
yang bisa dilayani bangsa-bangsa lain. Yang penting ialah orang Israel bebas dari
ketakutan akan allah-allah lain. Menurut kepercayaan politheis (percaya akan adanya
banyak Tuhan), ada beberapa allah yang kehendaknya bertentangan dan mereka harus
berusaha melayani dengan cara yang meyenangkan bagi mereka semua. Mereka harus
tetap takut akan kemurkaan setiap allah. Barang kali ada allah yang sangat berkuasa
yang belum mereka perhatikan dan allah itu akan membinasakan mereka. Oleh karena
itu peneliti melihat firman pertama ini adalah berita kesukaan. Meskipun monotheisme
tidak diucapkan secara jelas di sini seperti dalam kitab-kitab Perjanjian Lama yang lain,
di sini peneliti melihat terdapat benih monotheisme itu.
EKSEGESIS KELUARAN 20:3
Teks Alkitab (BHS)5 י נ ל־ פ ים ע ים אלה א אחר הי ה־ ל י 3 לך
Konteks Teks
Konteks Umum
Sumber Yahwe ( Y)
Keadaan sosial Umat dalam konteks Sumber Y adalah umat berusaha
mengembangkan relasi yang Harmonis antara penduduk Israel asli dengan bangsa-
bangsa lain. Politik: pemerintah bangsa Israel ada dalam masa kejayaan karena dalam
3 Chris Klassen. "Research Note: Rejecting Monotheism? Polytheism, Pluralism, and Battlestar
Galactica." Journal of Contemporary Religion, Vol.23, Iss.3 (2008): 355-362. https://doi.org/10.1080/13537900802373205
4ROBERT M. PATERSON, Kitab Keluaran (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 261. 5 John Barton. The Hebrew Bible: A Critical Companion. (Princeton, New Jersey: Princeton
University Press, 2016).
67
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.1, No.1 (2020): 63-74 Makna Teologis…Anjai &Hengky
konteks ini Kerajaan Israel ada dalam masa kejayaan. Dalam bidang ekonomi, bangsa
Israel telah keluar dari Perbudakan di Tanah Mesir jadi mereka memiliki kebebasan
untuk bekerja, sehingga keadaan Ekonomi mereka mulai membaik. Bidang keagamaan,
orang Israel dibebaskan dari perbudakan di Mesir itu karena Anugerah Allah sehingga
mereka mulai menjauhkan diri penyembahan berhala.
Sumber Elohist (E)
Pada konteks sosial ini adalah masa pemanggilan bangsa Israel tetapi mereka
diasingkan dari bangsa-bangsa lain sehingga relasi mereka kurang baik. Pada bidang
politik sumber ini timbul dikerajaan Israel Utara dimana timbulah gerakan nabi-nabi
yang memprotes Sinkretisme. Di bidang ekonomi, ada pemulihan dalam Ekonomi
karena Allah memanggil para nabi untuk bangsa Israel dan mereka Mulai bekerja keras
untuk dapat mencukupi kebutuhan kehidupan mereka. Sedangkan keagamaan umat
Israel dihadapkan dengan sinkretisme baalistis dalam agama Israel, Tetapi Allah
memanggil para nabi untuk meyakinkan bangsa Israel agar mereka tetap Percaya
kepada Allah.6
Konteks Dekat
Garis besar Kitab Keluaran, sebagai berikut:
Keluaran pasal 1-12 : tentang Israel di Mesir
Keluaran pasal 13-18 : tentang Perjalanan dari mesir ke Sinai
Keluaran pasal 19-40 : tentang Kovenan (Perjanjian) dan hukum Taurat di
Sinai.
Persiapan-persiapan untuk Kovenan ( 19 )
Sepuluh Hukum ( 20:1-17 )
Kemah Suci ( 25-40 )
Dalam tafsiran Kitab Keluaran Pasal 20:10-13 kami dapat mempelajari tentang
sepuluh Hukum Taurat yang diberikan Allah Kepada Bangsa Israel melalui Musa di
Gunung Sinai.
Dalam kitab keluaran pasal 20:1-7 menceritakan tentang Allah membawa
bangsa Israel keluar dari tanah mesir dengan perantaraan Musa, dalam perjalanan,
6Victor Furima, “TAFSIRAN KELUARAN 20:1-8” (2016). 14
68
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.1, No.1 (2020): 63-74 Makna Teologis…Anjai &Hengky
keluar Tuhan menampakan dirinya kepada Musa di gunung Sinai dan memberikan 10
Hukum Taurat supaya diberikan kepada bangsa Israel agar mereka taat dan setia untuk
menyembah Tuhan Allah, dan melakukan hal-hal yang kehendaki dalam 10 Hukum
Taurat yang diberikan Tuhan melalui perantaraan Musa, Hukum yang yang diberikan
Allah itu adalah :
1. Jangan ada padamu Allah lain dihadapanku
2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun dan janganlah sujud
menyembah kepadanya
3. Jangan menyebut Nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan
Dalam ayat 1-7 ketiga Hukum ini diberikan Allah kepada bangsa Israel agar
mereka sadar bahwa Tuhan Allah yang membawa mereka keluar dari tanah Mesir dan
ia menghendaki supaya bangsa Israel sujud menyembah kepadaNya karena Dia adalah
Allah yang cemburu, dan Allah menginginkan Agar Umat Israel dapat berpegang pada
perintah-perintahn-Nya.7
Analisa Teks8
preposisi, Orang kedua, maskulin, tunggal : לך
הי ה־ kata kerja, Qal, Tidak sempurna, orang ketiga, maskulin, tunggal: menjadi : י
א kata keterangan, Partikel, negatif : tidak ada : ל
ים Kata sifat, maskulin, jamak: lainnya : אחר
ים Kata benda, jamak, maskulin: penguasa : אלה
ל־ Preposition: di atas : ע
י נ :Kata benda, konstruksi, jamak, maskulin, orang pertama, umum, tunggal : פ
dewa
Secara literal, teks di atas dapat diterjemahkan “menjadi tidak ada lainya
penguasa di atas Allah.” Untuk mendapatkan pengertian yang lebih baik dari beberapa
kata dari teks yang telah dianalisa di atas, maka dalam penjelasan berikut dipaparkan
bagaimana pemakaian kata dan artinya berdasarkan Lexicon (kamus) sehingga dapat
memberikan arti yang lebih baik, penjelasan tidak dilakukan secara keseluruhan untuk
setiap bagian kat dalam teks, namun hanya kata atau frasa yang dianggap penting dan
perlu untuk dikemukakan arti dan maknanya:
7 Robert M. Paterson, Tafsiran Alkitab Kitab Keluaran (Jakarta: BPK-GM, 2006). 261-262 8 Agus Santoso. Dabar: Tata Bahasa Ibrani. (Bandung: Bina Media Informasi, 2011).
69
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.1, No.1 (2020): 63-74 Makna Teologis…Anjai &Hengky
Kata ים adalah kata sifat maskulin jamak yang memiliki arti other (ă·ḥê·rîm’) אחר
(lain), gods before Me (TB “allah lain di hadapan-Ku”; TL “ilah lain di hadapan hadirat-
Ku”; NASB “other gods before Me”).9 Taurat tidak diberikan sebagai sarana untuk
mencapai keselamatan. Taurat yang diberikan kepada bangsa yang sudah selamat ( Kel.
19: 4; 20: 2) untuk mengajar mereka tentang kehendak Tuhan yang dapat memenuhi
maksud Allah bagi mereka sebagai sebuah “kerajaan imam dan bangsa yang kudus”.
Penyataan tersebut diberikan “bukan untuk memberikan kehidupan tetapi untuk
menuntun kehidupan”. Banyak orang Kristen yang salah pemahaman tentang esensi
(Kel. 20: 3), perintah pertama ini diberikan bukan sekedar pernyataan monoteisme.
Perintah ini melarang penyembahan atau penghormatan kepada sesuatu yang lain lebih
kepada Allah baik dalam pikiran, ucapan atau perbuatan, “sehingga Ia yang lebih utama
dalam segala sesuatu” (Kolose 1:18).10
Hukum ini mencegah politeisme (percaya akan adanya banyak Tuhan) yang
merupakan ciri agama-agama Timur Dekat zaman kuno. Israel tidak boleh menyembah
atau memohon kepada salah satu dewa bangsa lain, melainkan diperintahkan untuk
takut akan Tuhan dan hanya melayani Dia saja (bdn. Ul 32:39; Yos 24:14-15). Apabila
dikenakan kepada orang percaya/orang Kristen, perintah ini berarti setidak-tidaknya
ada tiga hal:
1. Ibadah orang percaya harus ditujukan kepada Allah saja. Tidak boleh ada
penyembahan, doa yang dipanjatkan kepada, atau usaha memperoleh bimbingan
dan pertolongan dari "allah lain," roh manapun, atau orang mati (bd. Im 17:7; Ul 6:
4; 32:17; Mazm 106:37; 1Kor 10:19-20). Hukum pertama ini secara khusus
ditujukan terhadap penyembahan roh-roh (yaitu, setan-setan) melalui spiritisme,
ilmu nujum atau bentuk penyembahan berhala lainnya (bd. Ul 18:9-22).
2. Orang percaya harus mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah. Hanya Allah
melalui kehendak-Nya yang dinyatakan dan Firman-Nya yang diilhamkan boleh
menuntun kehidupan mereka (Mat 4:4).
9 Francis Brown, 1849-1916. The Brown, Driver, Briggs Hebrew And English Lexicon: with an
Appendix Containing the Biblical Aramaic: Coded with the Numbering System from Strong's Exhaustive Concordance of the Bible. (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1996).
10 Charles F. Pfeiffer, Tafsiran Alkitab Wyclife Volume 1 (Malang: Gandum Mas, 2004). 200-202.
70
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.1, No.1 (2020): 63-74 Makna Teologis…Anjai &Hengky
3. Tujuan hidup orang percaya haruslah mencari dan mengasihi Allah dengan sepenuh
hati, jiwa, dan kekuatannya, sambil bersandar pada-Nya untuk menyediakan apa
yang baik bagi kehidupan mereka (Ul 6:5; Mazm 119:2; Mat 6:33; Fili 3:8).11
Makna Teologis Keluaran 20: 3 Pada Masa Kini
Sikap dan tantangan yang seharusnya dimiliki orang Kristen dalam hal
menerapkan makna jangan ada pada mu allah lain di hadapan-Ku (Kel. 20:3):
pluralisme, degradasi moral, ibadah.
Pluralisme
Pluralisme, yang memandang semua agama adalah jalan yang sama-sama sah
menuju inti dari realitas agama. Dalam pandangan Pluralisme Agama, tidak ada agama
yang dipandang lebih superior dari agama lainnya. Semuanya dianggap sebagai jalan
yang sama-sama sah menuju Tuhan. Pengaruhnya dalam keagamaan termasuk Kristen
adalah menyatakan bahwa banyak jalan untuk mendapatkan keselamatan, dan semua
agama memiliki mesias (Juruselamat) masing-masing. Dan ini bertolak belakang dengan
iman Kristen yaitu hanya melalui Yesus Kristus saja manusia dapat diselamatkan (Yoh.
14:6).
Degradasi Moral
Moral dalam perkembangannya dinyatakan bahwa “kebaikan manusia
merupakan aktifitas jiwa dan kesesuaian dengan keutamaan”. Orang-orang Kristen
merupakan pemeluk agama yang memandang Allah sebagai pemberi hukum, karena
Hukum Allah (yang tercakup dalam hukum agama) dan moralitas adalah suatu kesatuan
yang tidak terpisahkan, hukum harus melayani dan menegakkan moralitas. Moral
menaruh perhatian (keutamaan) pada kebaikan atau keburukan dari suatu sifat atau
watak, atau perbedaan antara benar dan salah yang berkaitan dengan tingkah laku
manusia, sumber da nisi dari kewajiban-kewajiban moral adalah Hukum Allah.12 Oleh
karena itu, “keutamaan” dapat dilihat sebagai sifat karakter yang tampak dalam
kehidupan sehari-hari yang baik yang dimiliki seseorang. Keutamaan adalah
11 s.n. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (Malang: Gandum Mas, 2011); lih. Bobby Kurnia
Putrawan. “Pengantar Latar Belakang Kitab Kisah Para Rasul." QUAERENS: Journal of Theology and Christianity Studies, Vol.1, No.2 (2019): 176-83. https://doi.org/10.46362/quaerens.v1i2.8.
12Tambatua Simbolon, Dampak Globalisasi Terhadap Degradasi Iman Suatu Studi Eksposisi (Majalengka, 2005), 38-39.
71
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.1, No.1 (2020): 63-74 Makna Teologis…Anjai &Hengky
kecenderungan watak yang sifatnya tetap dan memungkinkan seseorang bertingkah
laku baik secara moral.
Jadi, yang dimaksud dengan degradasi moral adalah penurunan perhatian
kepada keutamaan akhlak dan budi pekerti yang luhur dan benar. Dan apabila dikaitkan
dengan kehidupan Kekristenan, maka yang dimaksud dengan degradasi moral di dalam
Kekristenan adalah penurunan perhatian dan keutamaan orang Kristen kepada nilai-
nilai keyakinan yang berdasarkan Hukum Allah yang terdapat di dalam Alkitab yang
merupakan ketetapan yang diberikan sebagai standar moral baginya.
Sehingga perlu diketahui bahwa pada masa sekarang ini adalah masa yang
memperlihatkan keadaan degradasi moral, dan hal itu menjadi peringatan bagi orang
Kristen mengerti betapa pentingnya menjaga moralitasnya sesuai dengan standar dari
Allah. Alkitab memberikan penjelasan tentang degradasi moral yang terjadi pada
manusia
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan dating masa yang sukar. Manusia
akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan
menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap
orang tua dan tidak tahu berterimakasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu
mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri,
garang, tidak suka yang baik, suka menghianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu,
lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka
menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya.
Jauhilah mereka itu! (2 Tim. 1-5)
Dan keadaan ini mungkin saja terjadi di dalam kehidupan Kristen, sehingga
menjadi suatu peringatan keras bagi orang Kristen jika itu menjadi bagian dari
kehidupannya, untuk itu perhatian atau keutamaan dari orang yang sudah ditebus
menjadi seorang Kristen adalah memiliki moralitas sesuai dengan hukum yang
ditetapkan Allah.
Ibadah
Bagaimana seorang dapat membuktikan keabsahan pengenalannya akan Allah?
Bagaimana orang Kristen tahu bahwa Allah yang sedang disembahnya adalah benar-
benar Allah yang sejati, bukan refleksi dari jiwanya sendiri? J.I. Packer dengan tepat
sekali menanyakannya,
72
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.1, No.1 (2020): 63-74 Makna Teologis…Anjai &Hengky
Are we sure that the God whom we seek to worship is the God of the Bible, the Triune Yehovah? Do we whorship the one true God in truth, or are our ideas of God such that in reality we do not believe in the Christian God, but in some other. (Apakah kita yakin bahwa Allah yang kita dambakan dan kita sembah adalah Yehova Tritunggal yang disaksikan Alkitab? Apakah kita benar-benar menyembah Allah yang sejati dalam kebenaran…atau mungkinkah konsep dan pengenalan kita Akan Allah sebenarnya bukan konsep yang benar sehingga kita sebenarnya tidak mengimani Allah orang Kristen yang sejati melainkan “allah yang lain”?)13
Pertanyaan-pertanyaan ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya ada
dalam hati setiap orang percaya yang dalam kejujuran dan ketulusannya ingin
menghidupi iman yang sejati pada Allah yang sejati. Keberanian mengajukan
pertanyaan-pertanyaan seperti ini menjadi salah satu tanda bagi orang percaya untuk
memulai memasuki dimensi pergaulan yang semakin dewasa dengan Allah yang ia
sembah.
Karena itu orang Kristen jangan sampai begitu percaya diri dan bersikap masa
bodoh seperti orang-orang bebal yang mengira mereka dapat hidup semaunya. Dia
bukanlah Allah yang tidak akan menghukum orang-orang yang berpaling daripada-Nya.
Murka-Nya akan terus berlangsung sampai keturunan keempat hingga mereka
dibinasakan seluruhnya. Maka la ingin dihormati dan tidak diremehkan. la telah
membuktikan hal ini dalam berbagai kisah dan peristiwa, seperti yang diperlihatkan
dalam Kitab Suci; begitu pula yang nyata dalam pengalaman sehari-hari. Sejak semula
setelah menyingkirkan segala bentuk penyembahan berhala dan itulah sebabnya la
membinasakan baik orang-orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain. Orang Kristen
harus beribadah kepada Yesus Kristus dengan segenap hati, jiwa, pikiran, kekuatan
serta segenap apa yang ada padanya.
KESIMPULAN
Hati manusia adalah pabrik berhala, dan butuh revolusi untuk memperlambat
kecepatannya. Para pengkhotbah harus dilatih dan diutus, penginjil harus menerima
panggilan, misionaris harus berlayar melintasi lautan gelap ke negeri yang tidak
diketahui, penerjemah harus membawa Kitab Suci ke dalam bahasa sehari-hari, dan
gereja-gereja lokal yang sehat harus bertumbuh sehingga mereka dapat melayani dalam
13Yakub B. Susabda, Mengenal & Bergaul Dengan Allah (Yogyakarta: ANDI, 2010). 43
73
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.1, No.1 (2020): 63-74 Makna Teologis…Anjai &Hengky
perang ini. Setiap orang percaya harus menolak pabrik berhala di hati mereka dengan
mengisi hati mereka dengan Kristus dan memberi makan diri mereka sendiri dengan
pengetahuan yang kuat tentang siapa Tuhan telah menyatakan dirinya dalam Kitab Suci.
Pada dasarnya peneliti melihat, semua dewa fisik Perjanjian Lama berbohong
tentang Tuhan. Hanya itu yang bisa mereka lakukan: berbohong. Berhala lahir dari
kebohongan. Jadi, pada gilirannya, berhala hanya bisa mengkhotbahkan khotbah
kebohongan kepada penyembahnya (Habakuk 2:18 ; Zakharia 10: 2; Yeremia 10:15 ).
Dan seperti yang ditemukan Luther dalam teks Kitab Suci, anak lembu emas itu dibuat
dengan stylus, sebuah “alat pahat” yang aslinya dimaksudkan untuk menulis kebenaran
tentang Tuhan, tetapi digunakan untuk membentuk sebuah kebohongan emas (
Keluaran 32: 4 ).14
REFERENSI
Barton, John. The Hebrew Bible: A Critical Companion. Princeton, New Jersey: Princeton
University Press, 2016
Brown, Francis, 1849-1916. The Brown, Driver, Briggs Hebrew And English Lexicon: with
an Appendix Containing the Biblical Aramaic: Coded with the Numbering System
from Strong's Exhaustive Concordance of the Bible. Peabody, Mass.: Hendrickson
Publishers, 1996.
Furima, Victor. “Tafsiran Keluaran 20:1-8” (Februari 2016).
http://theoprodeo.blogspot.com/2016/02/tafsiran-keluaran-201-8.html
Klassen, Chris. "Research Note: Rejecting Monotheism? Polytheism, Pluralism, and
Battlestar Galactica." Journal of Contemporary Religion, Vol.23, Iss.3 (2008): 355-
362. https://doi.org/10.1080/13537900802373205
Lasor, W.S. Pengantar Perjanjian Lama I. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.
Mawene, Martinus T. Perjanjian Lama Dan Teologi Kontekstual. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2008.
Paterson, Robert M. Tafsiran Alkitab Kitab Keluaran. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.
Pfeiffer, Charles F. Tafsiran Alkitab Wyclife Volume 1. Malang: Gandum Mas, 2004.
Putrawan, Bobby Kurnia. “Pengantar Latar Belakang Kitab Kisah Para Rasul."
QUAERENS: Journal of Theology and Christianity Studies, Vol.1, No.2 (2019): 176-
14Tony Reinke, “The Nail in the Coffin of Our Hearts Five Hundred Years of Fighting Idolatry”
(2017).
74
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.1, No.1 (2020): 63-74 Makna Teologis…Anjai &Hengky
83. https://doi.org/10.46362/quaerens.v1i2.8.
Reinke, Tony. “The Nail in the Coffin of Our Hearts Five Hundred Years of Fighting
Idolatry” (2017).
Santoso, Agus. Dabar: Tata Bahasa Ibrani. Bandung: Bina Media Informasi, 2011.
Santoso, Samuel. Yahwe, El, Dan Nama Tuhan Dalam Buku Berteologi Di Tengah
Perubahan. Jakarta: Jakarta: Komisi Pengkajian Teologi GKI Sinode Wilayah
JABAR., 2007.
Sidlow, J. Baxter. Menggali Isi Alkitab 1 :Kejadian-Ester. Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2001.
Simbolon, Tambatua. Dampak Globalisasi Terhadap Degradasi Iman Suatu Studi
Eksposisi. Majalengka, 2005.
s.n. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Malang: Gandum Mas, 2011.
Susabda, Yakub B. Mengenal & Bergaul Dengan Allah. Yogyakarta: ANDI, 2010.