tim penyusun - landspatial | direktorat tata ruang … knowledge...... pengambilan keputusan bagi...

69

Upload: dangkhanh

Post on 20-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen
Page 2: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

i

TIM PENYUSUN

Pengarah:

Dr. Ir. Imron Bulkin, MRP

(Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah, Bappenas)

Ketua:

Dr. Ir. Oswar Muadzin Mungkasa, MURP

(Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas)

Anggota:

Mia Amalia, ST, M.Si, PhD

Santi Yulianti, SIP, MM

Uke Mohammad Hussein, S.Si, MPP

Ir. Rinella Tambunan, MPA

Ir. Nana Apriyana, MT

Herny Dawaty, SE, ME

Aswicaksana, ST, MT, MSc

Raffli Noor, SSi

Pendukung:

Sylvia Krisnawati

Cecep Saryanto

Page 3: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

ii

KATA PENGANTAR

Pesatnya perkembangan teknologi dan sistem informasi beberapa tahun terakhir menjadi kebutuhan

di setiap organisasi dalam mengelola data dan pengetahuan yang dimiliki. Hal ini seiring dengan

meningkatnya kompleksitas kegiatan organisasi dan meningkatnya kemampuan teknologi informasi.

Dengan tersedianya informasi yang berkualitas, dapat mendorong para pemimpin untuk

meningkatkan kemampuan kompetitif (competitive advantage) organisasi yang dikelolanya. Hal ini

berdampak pada kebutuhan untuk mengintegrasikan berbagai pengalaman, wawasan berikut

berbagai data yang diperlukan ke dalam bentuk manajemen pengetahuan atau yang dikenal dengan

Manajemen Pengetahuan.

Manajemen Pengetahuan adalah upaya terstruktur dan sistematis dalam mengembangkan dan

menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi

peningkatan kinerja organisasi. Aktivitas dalam manajemen pengetahuan meliputi upaya perolehan,

penyimpanan, pengolahan dan pengambilan kembali, penggunaan dan penyebaran, serta evaluasi

dan penyempurnaan terhadap pengetahuan sebagai aset intelektual organisasi.

Dengan mulai berlakunya Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2010 tentang pelaksanaan Undang-

Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, maka Indonesia menjadi negara

ke-5 di Asia setelah Nepal, India, Jepang, dan Thailand yang menjamin warga negara untuk

mendapatkan informasi publik. Hal ini berdampak pada kebutuhan kementerian dan lembaga

pemerintah untuk mengelola pengetahuan dan informasi yang dimiliki untuk menjangkau publik

lebih luas sesuai dengan ketentuan Undang-Undang tersebut.

Bidang Tata Ruang dan Pertanahan telah menjadi salah satu pondasi pelaksanaan pembangunan di

Indonesia yang bersifat multi sektor, sehingga terkait erat dengan banyak sektor yang menggunakan

serta membentuk ruang nasional. Untuk itu, kebijakan terkait kedua bidang tersebut menjadi hal

penting untuk diketahui oleh publik sehingga tidak terdapat ketimpangan informasi dan

meminimalisir potensi konflik yang dapat terjadi. Manajemen Pengetahuan berperan sebagai alat

pendukung dalam pengelolaan pengetahuan termasuk data dan informasi yang termasuk di

dalamnya. Implementasi manajemen pengetahuan akan memberikan pengaruh positif terhadap

proses kinerja lembaga baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa manfaat yang didapat

dengan penerapan manajemen pengetahuan, antara lain: penghematan waktu dan biaya,

peningkatan aset pengetahuan, kemampuan beradaptasi, dan peningkatan produktivitas.

Penerapan Manajemen Pengetahuan di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan merupakan langkah

awal untuk memperkuat sekaligus memperkaya aset pengetahuan yang tersebar di semua sektor.

Lebih lanjut, penerapan manajemen pengetahuan tersebut diharapkan mampu meningkatkan daya

saing kelembagaan, serta efektivitas dan efisiensi kerja, sehingga sasaran dan target kinerja lembaga

dapat tercapai dengan baik.

Page 4: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

iii

Akhir kata, semoga laporan akhir ini menjadi bahan referensi dan masukan yang bermanfaat bagi

perkembangan sistem informasi terkait tata ruang dan pertanahan di seluruh kelembagaan yang

terkait dengan Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, maupun di lingkungan Kementerian

PPN/Bappenas.

Jakarta, 31 Desember 2014

Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

Kementerian Negara PPN/Bappenas

Ir. Oswar Muadzin Mungkasa, MURP

Page 5: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

iv

DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN .................................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................................................................iv

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................................................. 1

1.2 Tujuan dan Sasaran Kegiatan ............................................................................................................................... 3

1.3 Ruang Lingkup Kegiatan ......................................................................................................................................... 3

1.4 Keluaran .......................................................................................................................................................................... 3

1.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ............................................................................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan............................................................................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI MANAJEMEN PENGETAHUAN ........................................................................6

2.1 Pengertian Pengetahuan ......................................................................................................................................... 6

2.2 Konsep Dasar Manajemen Pengetahuan ......................................................................................................... 8

2.2.1 Teori Dasar Manajemen Pengetahuan .......................................................................................... 9

2.2.2 Elemen Manajemen Pengetahuan ................................................................................................ 10

2.2.3 Tiga Komponen Manajemen Pengetahuan .............................................................................. 11

2.2.4 Empat Pilar Manajemen Pengetahuan ....................................................................................... 12

2.2.5 Berbagi Pengetahuan .......................................................................................................................... 13

2.2.6 Alat dan Teknik Manajemen Pengetahuan............................................................................... 14

2.3 Budaya Organisasi ................................................................................................................................................... 16

2.4 Contoh Penerapan Manajemen Pengetahuan ............................................................................................ 17

2.4.1 Luar Negeri .............................................................................................................................................. 17

2.4.2 Dalam Negeri .......................................................................................................................................... 18

BAB III PROFIL DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHAN .................................................... 19

3.1 Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ................................................... 19

3.2 Struktur Organisasi ................................................................................................................................................. 19

3.3 Sistem Informasi Tata Ruang dan Pertanahan .......................................................................................... 20

Page 6: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

v

3.4 Manajemen Pengetahuan Pusat Data dan Informasi Bappenas....................................................... 23

BAB IV PENGEMBANGAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DIREKTORAT TATA RUANG DAN

PERTANAHAN .................................................................................................................................. 25

4.1 Proses Penyusunan Manajemen Pengetahuan .......................................................................................... 25

4.2 Sistem Aplikasi MP TRP ........................................................................................................................................ 34

4.3 Peta jalan MP TRP.................................................................................................................................................... 39

4.4 Kebijakan MP TRP ................................................................................................................................................... 40

4.5 Standar Operation Procedure (SOP) MP TRP .............................................................................................. 41

4.6 Perangkat dan Teknik MP TRP.......................................................................................................................... 42

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................................................................... 45

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................................................................. 45

5.2 Saran dan Rekomendasi ....................................................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................................... 47

LAMPIRAN ......................................................................................................................................................... 48

Page 7: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

vi

DAFTAR SINGKATAN A AAR: After Action Review ABA: Asset Based Approach AI: Appreciative Inquiry B BAPPENAS: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BKPRD: Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRN: Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional BTOR: Back to Office Report. Merupakan laporan singkat dari hasil kegiatan yang diikuti oleh para staf di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan C CD: Compact Disk COP: Community of Practices D Dit. KKDT: Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Dit. TRP: Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan E EFQM: The European Foundation for Quality Management I Infosos: Informasi dan Sosialisasi IRSA: Indonesian Regional Science Association IT: Information Technology J Jobdesk: Job description K K-Map: Knowledge Map. Merupakan pemetaan pengetahuan yang menjadi dasar pembuatan aplikasi dari sistem manajemen pengetahuan. KMS: Knowledge Management System Knowledge: Pengetahuan K/L: Kementerian/Lembaga L LAKIP : Laporan Kinerja Instansi Pemerintah LAMPID: Lampiran Pidato Presiden LBKB: Lingkar Belajar Komunitas Bervisi LP2B: Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan M MP: Manajemen Pengetahuan

Page 8: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

vii

N NSPK: Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria P PIC: Person In Charge PP: Peraturan Pemerintah PPN: Perencanaan Pembangunan Nasional PRODA: Program Daerah Agraria Pusdatinrenbang: Pusat Data dan Informasi Perencanan Pembangunan R RAN: Reforma Agraria Nasional R&D: Research and Development. Riset dan pengembangan. RDTR: Rencana Detail Tata Ruang RKA: Rencana Kerja Anggaran RKP: Rencana Kerja Pemerintah RPJMN: Rencana Pembangunan Jangan Menengah Nasional RPWP3K: Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil RTR KSN: Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional RTRWN: Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTR Pulau: Rencana Tata Ruang Pulau S SAF: Singapure Armed Forces SCDRR: : Safer Communities through Disaster Risk Reduction SDM: Sumber Daya Manusia SECI: Socialization, Externalization, Combination, dan Internalization. Merupakan salah satu model pengembangan manajemen pengetahuan yang diinisiasi oleh Nonaka dan Takeuchi, serta dikenal pula sebagai model Pengetahuan Spiral. SMP: Sistem Manajemen Pengetahuan SOP : Standar Operational Procedure Subdit: Sub Direktorat T TIK: Teknologi Informasi dan Komunikasi TORA: Tanah Objek Reforma Agraria TRP: Tata Ruang dan Pertanahan U UU: Undang-Undang

Page 9: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Manajemen Pengetahuan dalam Bidang TRP ............................................................................ 2

Gambar 2. Model SECI Nonaka dan Takeuchi................................................................................................................... 9

Gambar 3. Tiga Komponen Manajemen Pengetahuan menurut Bhatt .............................................................. 11

Gambar 4. Empat Pilar Manajemen Pengetahuan ....................................................................................................... 13

Gambar 5. Struktur Organisasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan 2014 ............................................. 20

Gambar 6. Menu Portal Tata Ruang dan Pertanahan ................................................................................................ 21

Gambar 7. Statistik Portal Tata Ruang dan Pertanahan ........................................................................................... 22

Gambar 8. K-Map Subdit Informasi dan Sosialisasi .................................................................................................... 29

Gambar 9. K-Map Sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN) ......................................................................... 30

Gambar 10. K-Map Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) .......................... 30

Gambar 11. K-Map Subdit Pertanahan ............................................................................................................................. 31

Gambar 12. K-Map Subdit Tata Ruang .............................................................................................................................. 31

Gambar 13. Halaman Muka Aplikasi MP - TRP ............................................................................................................. 35

Gambar 14. Halaman Beranda Aplikasi MP – TRP ...................................................................................................... 35

Gambar 15. Halaman Pengetahuan Pribadi User pada Aplikasi MP - TRP ...................................................... 36

Gambar 16. Halaman Profil User Aplikasi MP – TRP .................................................................................................. 36

Gambar 17. Halaman Pengetahuan per Bidang Aplikasi MP - TRP ..................................................................... 37

Gambar 18. Halaman Tampilan Dokumen pada Aplikasi MP - TRP ................................................................... 37

Gambar 19. Halaman Seluruh User Tim TRP pada Aplikasi MP - TRP ............................................................... 38

Gambar 20. Jumlah Statistik Pengetahuan yang terkumpul pada Sistem Aplikasi MP - TRP ................ 38

Gambar 21. Peta Jalan Manajemen Pengetahuan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan .................... 39

Gambar 22. Elemen Kebijakan MP – TRP Bappenas .................................................................................................. 40

Gambar 23. Proses Berbagi Pengetahuan MP – TRP Bappenas............................................................................ 42

Gambar 24. Proses Administrasi Sistem MP – TRP Bappenas .............................................................................. 42

Gambar 25. Perangkat dan Teknik MP – TRP Bappenas .......................................................................................... 43

Gambar 27. Kegiatan Lokakarya Awal Manajemen Pengetahuan pada Bulan Februari 2014 .............. 55

Gambar 28. Kegiatan Diskusi Kelompok dengan TA MP TRP, Bpk. Haitan Rachman ................................ 55

Gambar 29. Kegiatan Lokakarya Manajemen Pengetahuan di Hotel AMPani, 20 Februari 2014........ 56

Gambar 30. Kegiatan Lokakarya Akhir Manajemen Pengetahuan di Hotel Oria, 21 Juli 2014.............. 56

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ..................................................................................................... 4

Tabel 2. Jumlah Pengunjung Portal TRP ................................................................................................ 22

Tabel 3. Jadwal Diskusi Manajemen Pengetahuan ................................................................................ 27

Tabel 4. Jadwal Diskusi Berdasarkan per Sesi ....................................................................................... 27

Tabel 5. Daftar Kepakaran Subdit/Sekretariat di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ................ 28

Page 10: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi, menjadi kebutuhan di setiap

organisasi dalam mengelola data dan informasi untuk menjadi pengetahuan yang dimiliki, sehingga

pengetahuan yang telah ada dan terbentuk selama beberapa periode terkelola, tersimpan dan

terarsipkan dengan baik. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan

(Knowledge Management) pun semakin tinggi. Pengetahuan merupakan bagian penting yang

menentukan kekuatan bertahan hidup sebuah organisasi, baik organisasi yang bergerak untuk

tujuan mencari laba maupun nirlaba. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk membangun

dukungan manajemen pengetahuan di organisasi adalah dengan bertukar pengetahuan antar-

anggota. Anggota yang mempunyai pengetahuan, gagasan, keterampilan atau pun pengalaman

merupakan aset yang penting bagi organisasi. Diharapkan dengan semakin banyaknya pengetahuan,

semakin banyak inovasi baru yang tercipta, sehingga mampu meningkatkan daya saing suatu

organisasi. Anggota organisasi juga harus mampu berbagi pengetahuannya kepada anggota lain,

sehingga tercipta pemikiran yang sama dan oleh karenanya dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Untuk itu, manajemen pengetahuan menjadi hal penting yang harus diterapkan di dalam sebuah

organisasi.

Sumber daya seperti pengetahuan (knowledge) sangat erat berhubungan dengan sumber daya

manusia yang merupakan aset dan modal intelektual terpenting organisasi. Namun, semakin

berkembangnya kompleksitas manajemen, dinamika internal dan eksternal organisasi, metode

manajemen, dan teknologi informasi organisasi seringkali terlupakan dan tanpa disadari bahwa aset

sumber daya manusia yang perlu dikelola guna menyikapi kondisi tersebut semakin penting (Munir,

2008). Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) adalah sumber penting bagi organisasi dan

merupakan fungsi utama di dalam manajemen pengetahuan. Berbagi pengetahuan adalah proses

timbal balik ketika individu saling bertukar pengetahuan (tacit dan explicit knowledge) dan secara

bersama-sama menciptakan pengetahuan/solusi baru (Van den Hoof dan De Ridder, 2004).

Manajemen Pengetahuan (MP) terdiri atas berbagai kegiatan di dalam suatu organisasi untuk

mengidentifikasi, menciptakan, mendistribusikan serta mengadopsi berbagai wawasan dan

pengalaman. Wawasan dan pengalaman yang dikumpulkan ini mewakili knowledge (pengetahuan)

yang dimiliki oleh satu individu dan tertanam di dalam organisasi dalam bentuk kegiatan dan proses

pelaksanaan kegiatan.

Salah satu strategi yang digunakan dalam Manajemen Pengetahuan adalah peran aktif untuk

mengelola pengetahuan (push strategy). Dalam strategi ini, individu yang berada di dalam satu

organisasi untuk secara langsung membagi serta mengambil pengetahuan yang mereka miliki ke dan

dari dalam satu sistem penyimpanan bersama, misalnya dalam bentuk basis data. Strategi lain adalah

mencari pengetahuan baru dengan melibatkan berbagai ahli di bidang yang digelutinya (pull

strategy). Dalam strategi ini, ahli memberikan wawasan baru kepada individu yang memerlukan.

Kedua strategi di atas dikenal dengan strategi codification dan personalization. Codification fokus

Page 11: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

2

pada pengumpulan dan penyimpanan pengetahuan yang telah melalui proses coding ke dalam basis

data elektronik. Basis data ini akan mempermudah suatu organisasi untuk mengakses sumber

pengetahuan tersebut. Strategi personalization bertujuan untuk mendorong satu individu untuk

membagi pengetahuan secara langsung. Teknologi informasi berperan penting untuk memfasilitasi

komunikasi dan berbagi pengetahuan di antara anggota organisasi. Instrumen manajemen

pengetahuan lain yang dapat digunakan dalam satu organisasi adalah cross-project learning, after

action reviews, knowledge mapping, expert directories serta best practices transfer.

Sebagai sebuah institusi pemerintah, Kementerian PPN/Bappenas telah banyak melakukan

berbagai kegiatan keilmuan/birokratis dalam penyusunan berbagai kebijakannya, terutama dalam

penyelenggaraan penataan ruang dan pertanahan. Kegiatan diskusi, lokakarya, seminar, dan kajian

yang selalu diadakan setiap tahunnya telah menghasilkan berbagai pengetahuan baik dalam bentuk

peraturan maupun kebijakan lainnya. Di Bidang Tata Ruang, telah dilakukan Kajian Kebijakan

Insentif dan Disinsentif Tata Ruang dalam Penataan Ruang, dan Kajian Penyeimbangan Penataan

Ruang, Produksi Biomassa yang Berkelanjutan dan Konservasi. Di Bidang Pertanahan, telah

dilakukan Kajian Sertifikasi Tanah. Hal ini menjadi sangat penting untuk pengembangan kebijakan

yang tepat di Bidang Tata Ruang dan Pertanahan yang diacu oleh berbagai sektor.

Manajemen Pengetahuan menjadi sangat penting untuk Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

(Bidang TRP) yang bersifat multi sektor, sehingga terkait erat dengan banyak sektor yang

menggunakan serta membentuk ruang nasional. Bidang Tata Ruang dan Pertanahan di Indonesia

menjadi salah satu pondasi pelaksanaan pembangunan. Kedua bidang ini bersifat lintas sektor, lintas

wilayah, dan lintas pemangku kepentingan. Oleh karenanya, Sistem Manajemen Pengetahuan

(Knowledge Management System) yang akan dibangun merupakan sistem (umumnya berbasis

teknologi informasi) terkait yang digunakan untuk melakukan pengelolaan atas pengetahuan pada

tiap tahapan, baik saat perolehan, penyimpanan, pengambilan kembali, pemanfaatan maupun

penyempurnaannya dalam melaksanakan berbagai kebijakan bidang tata ruang dan pertanahan.

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan tersebut, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah

melakukan pengintegrasian berbagai pengalaman, wawasan meliputi berbagai data yang diperlukan

ke dalam bentuk Manajemen Pengetahuan (MP). MP dapat menjadi solusi bagi berbagai organisasi

dan individu pengguna ruang secara efektif dengan mengurangi kesenjangan pengetahuan pada

setiap elemen di dalamnya. Secara sederhana proses manajemen pengetahuan dalam bidang TRP

dapat digambarkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses Manajemen Pengetahuan dalam Bidang TRP

ProsesSebarkan sesuai dengan

tipe pengguna

Pilah, simpan

Gunakan

Aturan

Peta

Data

Media Komunikasi

Input

Page 12: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

3

1.2 Tujuan dan Sasaran Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempermudah proses penciptaan, pengumpulan,

penyimpanan, dan berbagi-tukar pengetahuan, menutup kesenjangan pengetahuan, baik di dalam

internal organisasi, maupun dengan masyarakat, dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam

mengelola aset intelektual, pengetahuan, dan pengalaman yang ada. Dalam rangka mencapainya,

penetapan indikator kinerja diarahkan pada hasil yang memiliki sasaran dan indikator yang terukur.

Adapun sasaran yang akan dicapai, antara lain:

1. Terkumpulnya data dan informasi bidang TRP;

2. Analisis data dan informasi bidang TRP;

3. Penyusunan data dan informasi sesuai dengan target pengguna; dan

4. Tersosialisasikan dan tersebarnya data dan informasi bidang TRP sesuai dengan kebutuhan

pemangku kepentingan melalui berbagai media.

1.3 Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan Manajemen Pengetahuan (MP) ini mencakup:

1. Pengelolaan sistem informasi di bidang tata ruang dan pertanahan;

2. Pelaksanaan kegiatan kehumasan yang aktual dan dokumentasi melalui pengembangan

website/situs: <tataruangpertanahan.com>; <trp.or.id>; <bappenas.go.id>; dan

<bkprn.org>.

3. Mengkoordinasikan penyusunan media sosialisasi tentang TRP seperti Portal TRP, Buletin

Tata Ruang dan Pertanahan, leaflet ringkasan undang-undang, dan eNewsletter;

4. Pelaksanaan kegiatan analisis dan sosialisasi melalui lokakarya dan seminar, khususnya

untuk kegiatan kajian;

5. Publikasi cetak dan digital yang meliputi CD, leaflet, dan Buletin.

1.4 Keluaran

Keluaran yang diharapkan melalui pelaksanaan kegiatan ini adalah:

1. eKM-TRP sebagai sistem basis data kegiatan tata ruang dan pertanahan;

2. Informasi kepada publik melalui website/situs: <tataruangpertanahan.com>; <trp.or.id>;

<bappenas.go.id>; dan <bkprn.org>.

3. Media publikasi: eNewsletter, buletin, leaflet, dan CD;

4. Hasil diskusi dengan ahli dan narasumber; dan

5. Diskusi publik melalui seminar/lokakarya dan portal tata ruang dan pertanahan.

1.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengembangan manajemen pengetahuan Bidang Tata Ruang dan Pertanahan ini

dilaksanakan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dalam

bentuk pengumpulan data dan informasi, analisis, dan pendistribusian/sosialisasi. Adapun jadwal

pelaksanaan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:

Page 13: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

4

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Bulan ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Pengumpulan Data dan

Informasi TRP

2. Analisis Data dan

Informasi TRP

3. Penyebarluasan Data

dan Informasi melalui

Media :

Portal TRP

Buletin TRP

Leaflet

eNewsletter

Website/situs

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan kegiatan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan pendahuluan yang membahas latar belakang kegiatan Manajemen

Pengetahuan (MP), tujuan dan sasaran kegiatan, ruang lingkup kegiatan, keluaran,

jadwal pelaksanaan kegiatan, dan metodologi penyusunan.

BAB II LANDASAN TEORI MANAJEMEN PENGETAHUAN

Membahas mengenai teori umum Manajemen Pengetahuan (MP) dan contoh proyek

unggulan (best practices) yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri secara

singkat.

BAB III PROFIL DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHAN

Membahas secara singkat mengenai profil Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan,

termasuk di dalamnya tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, sistem informasi

yang ada di Direktorat serta penerapan Manajemen Pengetahuan itu sendiri.

BAB IV PROSES PENYUSUNAN SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN DI DIREKTORAT

TATA RUANG DAN PERTANAHAN KEMENTERIAN PERENCANAAN

PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS

Page 14: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

5

Menjelaskan mengenai proses penyusunan sistem MP yang dibangun di Direktorat

Tata Ruang dan Pertanahan meliputi pengumpulan data sampai pembangunan

sistem aplikasi.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berupa kesimpulan dan hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakan dan membahas

secara singkat mengenai rekomendasi dan saran yang diberikan untuk perbaikan dan

pengembangan sistem MP mendatang.

Page 15: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

6

BAB II

LANDASAN TEORI MANAJEMEN PENGETAHUAN

2.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan campuran dari pengalaman, nilai-nilai, informasi yang mempunyai

konteks, pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi dan membangun

pengalaman dan informasi baru. Pengetahuan itu berasal dan dipergunakan dalam pikiran-pikiran

yang mempunyainya. Dalam organisasi, pengetahuan sering melekat tidak hanya pada dokumen,

tetapi dalam rutinitas organisasi, proses, praktek-praktek dan norma-norma yang berkaitan dengan

organisasi” (Davenport and Prusak, 1998).

Fungsi Pengetahuan oleh Achterbergh dan Vriens (2002) mempunyai dua komponen utama

yaitu:

1. Pengetahuan menyajikan semacam dasar untuk isyarat penilaian, yang pada gilirannya,

memungkinkan untuk melakukan tindakan.

2. Peran pengetahuan dalam menghasilkan tindakan yang tepat adalah bahwa pengetahuan

menyajikan dasar untuk menyampaikan tindakan yang memungkinkan, mempertimbangkan

apakah tindakan yang sesuai dengan hasil yang diharapkan, menggunakan pertimbangan

tersebut dalam memilih, untuk memutuskan bagaimana tindakan harus dimplementasikan

dan untuk benar-benar mengimplementasikan tindakan tersebut.

Sebelum beranjak pada manajemen pengetahuan, kita perlu memahami terlebih dahulu

hubungan antara data, informasi, dan pengetahuan. Tuomi pada tahun 2000 mengumpulkan definisi

– definisi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Data,

Merupakan suatu kumpulan angka atau fakta objektif mengenai sebuah kejadian atau hal tanpa

konteks dan penafsiran. Data dapat berupa sebagai data mentah, karena bentuk fakta maupun

angka tersebut tidak bermanfaat bagi yang menggunakannya apabila ia tidak mempunyai nilai

dan makna. Data merupakan bahan baku yang harus diolah dan disusun terlebih dahulu

sedemikian rupa sehingga berubah sifat dan fungsinya menjadi informasi. Untuk itu, data dapat

diubah menjadi informasi dengan menambah nilainya melalui konteks, kategorisasi, kalkulasi,

koreksi, dan pengendapan.

2. Informasi,

Berupa data yang diorganisasikan atau dikelola sehingga mempunyai arti. Informasi yang

dikemas sebagai sebuah pesan, biasanya dalam bentuk dokumen atau komunikasi yang terdengar

atau terlihat (audio visual) dan bertujuan untuk mengubah cara pandang penerimanya terhadap

sesuatu, yang berpengaruh pada penilaian dan tingkah laku. Selanjutnya, informasi yang terdiri

dari data yang sudah diolah akan memiliki nilai dan mulai bermanfaat bagi yang

menggunakannya.

3. Pengetahuan,

Informasi yang telah memiliki nilai dan kegunaan disebut Pengetahuan. Pengetahuan

merupakan pemahaman seseorang yang didapatkannya dari informasi. Pengetahuan tidak

terletak pada informasi, akan tetapi terletak pada diri seseorang. Karena dengan didukung oleh

pengalaman yang dimiliki seseorang itu, maka informasi yang semula telah tersedia selanjutnya

Page 16: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

7

dikembangkan dan terus dilakukan pembaharuan hingga akhirnya terbentuk menjadi sumber

pengetahuan.

Pengetahuan merupakan himpunan dari pengalaman, nilai, informasi yang mempunyai konteks

dan pendapat pakar/ahli yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi dan membangun

pengalaman dan informasi baru. Dalam lingkungan organisasi/perusahaan, pengetahuan tidak

hanya terdapat pada dokumen-dokumen atau sistem penyimpanan, tetapi juga proses rutin

organisasi, praktek-praktek yang dilakukan ataupun dalam bentuk produk-produk.

Secara umum di bawah ini beberapa kepentingan pengetahuan dan informasi bagi

perusahaan/organisasi:

1. Pengetahuan dan informasi telah dirasakan sebagai hal yang sangat penting untuk seluruh

perusahaan/organisasi di mana pun

2. Pengetahuan sekarang ini telah dikenal sebagai aset yang sangat mempunyai nilai untuk

perusahaan

3. Mewujudkan kemampuan untuk menghasilkan pengetahuan dalam perusahaan

meningkatkan fleksibilitas perusahaan terhadap tantangan baru yang muncul

4. Informasi dan pengetahuan telah menjadi pengendali utama untuk daya saing dari

perusahaan melalui efisiensi perusahaan dan juga inovasi-inovasi baru

Kategori pengetahuan dalam organisasi adalah:

1. Pengetahuan implisit (tacit), yaitu pengetahuan yang masih berada dalam pikiran individu

yang memiliki pengetahuan tersebut. Tacit knowledge adalah pengetahuan yang didapatkan

dari pengalaman, kegiatan yang dilakukan, dan susah didefinisikan dimana biasanya

dibagikan lewat diskusi, cerita. Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995), tacit knowledge

diartikan sebagai suatu pengetahuan yang personal, spesifik, dan umumnya sudah

diformulasi dan dikomunikasi kepada pihak lain. Dalam bahasa sehari-hari, Tacit Knowledge

berarti ilmu pengetahuan atau pengalaman yang didapatkan seseorang melalui kegiatan

yang dilakukan sehari-hari di dalam melakukan suatu bidang pekerjaan. Tacit knowledge

akan hilang begitu saja apabila orang yang bersangkutan tidak membagikan ilmunya kepada

orang lain (transfer knowledge) atau tidak didokumentasikan dengan baik dalam bentuk

hard/soft copy.

2. Pengetahuan eksplisit (explicit), yaitu pengetahuan yang sudah secara eksplisit diutarakan

dan tersedia dalam organisasi. Umumnya pengetahuan eksplisit bersifat terstruktur dan

tercermin dalam berbagai rujukan peraturan dan standar kerja dalam organisasi.

Pengetahuan akan dapat memberikan manfaat terbesar bagi organisasi mana kala bisa

disebarkan kepada segenap pihak yang berkepentingan dalam organisasi tersebut. Dalam arti lainnya, explicit knowledge adalah pengetahuan yang sudah diformulasikan,

biasanya disajikan dalam bentuk tulisan misalnya peraturan, buku-buku literatur. Dalam

organisasi proses penyebaran/sharing pengetahuan akan membantu pencapaian tujuan

organisasi. Explicit atau codified knowledge diartikan sebagai pengetahuan yang dapat

ditransformasikan dalam bentuk formal dan bahasa yang sistematis.

Penggabungan kedua jenis knowledge ini sangat dibutuhkan untuk pengembangan sistem

manajemen pengetahuan di manapun. Perusahaan ataupun organisasi harus dapat menanamkan

Page 17: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

8

pemahaman mengenai manfaat pentingnya mengenai manajemen pengetahuan kepada para

penggunanya atau karyawan yang ada di dalam perusahaan.

2.2 Konsep Dasar Manajemen Pengetahuan

Istilah manajemen pengetahuan pertama kali diperkenalkan kira-kira pada awal tahun 1990an.

Namun studi awal tentang manajemen pengetahuan telah dilakukan pada pertengahan tahun 1980-

an antara lain oleh Karl Erik Sveiby dan Tom lloyd (1987) dengan bukunya yang berjudul Managing

Knowhow: Add Value...by Valuing Creativity. Sementara istilah intellectual capital yang merupakan

unsur dari manajemen pengetahuan pertama kali diperkenalkan secara popular oleh Thomas A.

Stewart pada tahun 1991 di majalah Fortune yang mendefinisikan intellectual capital sebagai

berikut:

“Intellectual capital is the sum of everything the people of the company know which gives a

competitive advantage in the market” (Thoms A. Stewart)

Manajemen Pengetahuan kemudian berkembang menjadi ilmu yang banyak diterapkan di

berbagai perusahaan. Manajemen Pengetahuan memiliki sejarah yang cukup panjang antara lain

terlibat dalam diskusi internal pekerjaan, forum diskusi, pelatihan profesional, program

pendampingan, dan masih banyak lainnya. Tahun 1999, personal manajemen pengetahuan

diperkenalkan ke publik yang berdasarkan pada manajemen dari pengetahuan yang ada di tingkat

individu (Wright 2005). Menurut Gartner Group (1998), manajemen pengetahuan adalah suatu

disiplin yang mempromosikan suatu pendekatan terintegrasi terhadap pengidentifikasian,

pengelolaan dan pendistribusian semua aset informasi suatu organisasi. Selanjutnya disebutkan

bahwa informasi yang dimaksud meliputi basis data, dokumen, kebijakan, dan prosedur dan juga

keahlian dan pengalaman yang sebelumnya tidak terartikulasi yang terdapat pada pekerja

perorangan.

Manajemen Pengetahuan (MP) adalah upaya terstruktur dan sistematis dalam mengembangkan

dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi

peningkatan kinerja organisasi. Aktivitas dalam manajemen pengetahuan meliputi upaya perolehan,

penyimpanan, pengolahan dan pengambilan kembali, penggunaan dan penyebaran, serta evaluasi

dan penyempurnaan terhadap pengetahuan sebagai aset intelektual organisasi.

Pada prinsipnya ada tiga proses dasar dalam Manajemen Pengetahuan (MP) yaitu

perolehan/akuisisi pengetahuan, berbagi pengetahuan, dan pemanfaatan pengetahuan:

a) Perolehan/Akuisisi Pengetahuan, yaitu proses perolehan ataupun pengembangan aset

intelektual, termasuk pemahaman personal, keahlian, pengalaman dan relasi antar data.

Dalam proses ini terjadi perekaman data dan penyimpanannya ke dalam basis data

pengetahuan organisasi atau knowledge repository.

b) Berbagi Pengetahuan, yaitu proses menyebarkan dan membuat pengetahuan tersedia

untuk berbagai kalangan yang membutuhkan di dalam organisasi penggunanya. Proses

berbagi dapat terbentuk melalui proses sosial pada kultur organisasi yang menghargai

aktivitas berbagi pengetahuan. Proses tersebut dapat berlangsung secara tradisional melalui

diskusi dan kolokium, maupun melalui medium modern dengan berbasiskan teknologi.

c) Memanfaatkan Pengetahuan, yaitu proses penggunaan pengetahuan di dalam organisasi.

Termasuk di dalamnya adalah penerapannya dalam pembentukan panduan-panduan kerja

berdasarkan pengalaman dan pengetahuan di masa lampau. Dalam proses ini juga terjadi

Page 18: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

9

aktivitas pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut dari pengetahuan yang telah

didapatkan.

2.2.1 Teori Dasar Manajemen Pengetahuan

Nonaka dan Takeuchi mengembangkan sebuah model manajemen pengetahuan yang

populer disebut Knowledge Spiral Model. Model ini menggambarkan bagaimana tacit dan explicit

knowledge bertransformasi dari satu bentuk ke bentuk lainnya sebagai bagian dari proses penciptaan

knowledge. Metode ini terkenal dengan sebutan SECI (Socialization, Externalization, Combination dan

Internalization). Secara sederhana dari ke empat teori tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Socialization;

Metode ini lebih kepada pengalaman seseorang (tacit knowledge). Dimana seseorang yang

memiliki pengalaman diharapkan mau membagikan pengalaman atau ilmu yang didapat

tersebut kepada orang lain (sharing knowledge). Bentuk sharing knowledge bisa berbagai

cara, misalnya: melalui seminar, diskusi kelompok, menjadi motivator dan masih banyak lagi.

2. Externalization;

Singkatnya adalah Tacit to Explicit. Ini lebih kepada bagaimana ilmu yang sudah di-sharing-

kan tersebut didokumentasikan dengan baik sehingga dapat rapi tersimpan dengan

sempurna. Bentuknya bisa berupa: ebook, perpustakaan, jurnal dan masih banyak lagi.

3. Combination;

Mengandung arti bahwa dari dokumen yang sudah ada tersimpan sebelumnya, kandungan

materi atau isinya bisa diubah (ditambah/dikurangi) menyesuaikan dengan kondisi yang

ada. Dengan demikian, sejumlah teori ilmu-ilmu yang tersimpan tersebut akan semakin

bertambah baik lagi.

Gambar 2. Model SECI Nonaka dan Takeuchi

4. Internalization; Ini lebih kepada bagaimana seseorang tersebut belajar atau mempelajari hal-hal baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya, sehingga dia akan memperoleh ilmu pengetahuan baru untuk menunjang karir pekerjaannya.

Page 19: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

10

Secara umum, ada 5 (lima) hal komponen penting dari manajemen pengetahuan yaitu:

People, Processes, Culture, Structure, dan Technology. Lima hal tersebut tergantung pada perspektif

atau pandangan yang spesifik (Spender & Scherer, 2007). Ada 4 (empat) kemampuan pengetahuan

yang ditawarkan agar organisasi dapat fokus kepada penggunaan pengetahuan dalam meningkatkan

kecepatan organisasi dalam melakukan pengambilan keputusan. Empat hal tersebut adalah :

1. Impact of IT on Knowledge Management

Dampak dari pesatnya teknologi informasi sangat berpengaruh pada sistem manajemen

pengetahuan, termasuk metode penerapannya di setiap sistem informasi dapat berbeda-

beda tergantung pada kebutuhannya.

2. Workplace

Tempat kerja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan manajemen

pengetahuan tersebut. Kondisi lingkungan tempat kerja dapat menjadi patokan akan tingkat

kebutuhan sistem MP ini. Semakin rumit dan luas, maka akan semakin beragam sistem yang

dapat diterapkan.

3. Community

Salah satu cara penerapan manajemen pengetahuan adalah melalui komunitas-komunitas

tertentu. Pada komunitas tersebut, pengetahuan yang dibagikan dapat lebih fokus dan

menambah wawasan di lingkup komunitasnya.

4. Individual

Kemauan dari masing-masing individu untuk berbagi pengetahuan merupakan tantangan

tersendiri dalam penggunaan manajemen pengetahuan. Dengan komitmen dan konsitensi

dalam berbagi, maka sistem MP dapat berjalan dengan baik.

2.2.2 Elemen Manajemen Pengetahuan

Terdapat dua elemen pokok di dalam manajemen pengetahuan yaitu kejelasan posisi

pengetahuan dalam organisasi dan kejelasan tata kelola pengetahuannya. Kejelasan akan dua hal

tersebut harus tertuang secara eksplisit dalam rencana dan strategi penerapan manajemen

pengetahuan, yakni:

a) Kejelasan Posisi Pengetahuan

Organisasi harus secara tegas menyatakan bahwa ke depan akan menjadi

organisasi pembelajaran yang mendasarkan segenap aktivitas dan proses pengambilan

keputusan pada data dan informasi yang valid, termasuk dalam penyusunan mekanisme,

prosedur, tata laksana maupun pengelolaan mobilitas personel di dalamnya. Organisasi

perlu secara tegas menyatakan bahwa semua pengetahuan adalah milik institusi. Setiap

unit kerja bisa saja menjadi produsen, pengelola atau pun penanggung jawab validitas

pengetahuan, tetapi bukan berarti memiliki hak untuk memiliki dan membatasi

kepemilikan dan akses akan pengetahuan.

b) Kejelasan Tata Kelola Pengetahuan

Setelah posisi data dan informasi sebagai sumber pengetahuan jelas, maka

organisasi selanjutnya perlu menetapkan tata kelola pengetahuan tersebut. Prinsip tata

kelola pada Manajemen Pengetahuan (MP) bersumber pada kejelasan posisi

pengetahuan. Walaupun semua pengetahuan adalah milik institusi, tidak berarti tidak

ada kejelasan otoritas yang dapat mengakses, merubah, dan menyebarkan pengetahuan

Page 20: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

11

tersebut. Penanggung jawab terhadap validitas pengetahuan juga harus ada. Karena

sifatnya yang mencakup seluruh lini organisasi, maka aturan tata kelola ini harus

dikeluarkan oleh pucuk pimpinan dalam organisasi.

Pengetahuan-pengetahuan di dalam organisasi tersebut bisa saja hilang, hal ini dapat terjadi

karena perpindahan pekerjaan atau meninggal dunia dari orang yang memilikinya atau pengetahuan

tersebut sudah tidak dipergunakan lagi atau sudah usang. Kehilangan pengetahuan ini tentunya

merupakan kehilangan investasi yang sangat berharga dari perusahaan.

Jika organisasi kurang memperhatikan pengelolaan pengetahuan dengan sistematik, maka

perusahaan akan mendapatkan hal-hal yang merugikan seperti:

1. Kehilangan investasi yang dilakukan untuk sumber daya manusia (SDM), riset dan

pengembangan (R&D), dan juga pengalaman-pengalaman yang diperoleh,

2. Kehilangan peluang-peluang perusahaan dalam pasar dan pengembangan bisnis (business

development), dan

3. Kehilangan visi dan misi perusahaan untuk dapat tumbuh.

Dengan adanya kerugian-kerugian yang terjadi dikarenakan tidak adanya pengelolaan

pengetahuan di dalam perusahaan, maka organisasi harus mempunyai tiga langkah utama yang

sangat penting untuk dilakukan:

1. Menjadikan pengetahuan dan proses pengetahuan yang lebih eksplisit di lingkungan

perusahaan,

2. Mengembangkan kerangka strategik untuk mengarahkan eksploitasi pemanfaatan

pengetahuan yang terdapat dalam produk, jasa dan juga proses perusahaan, dan

3. Memperkenalkan metoda yang lebih sistematik untuk pengelolaan pengetahuan (Knowledge

Management).

2.2.3 Tiga Komponen Manajemen Pengetahuan

Dalam artikelnya yang berjudul EFQM Excellence Model and Manajemen Pengetahuan

Implications, Dilip Bhatt seorang konsultan Manajemen Pengetahuan mengungkapkan tiga

komponen Manajemen Pengetahuan yang terdiri dari (Bhatt, 2000):

Gambar 3. Tiga Komponen Manajemen Pengetahuan menurut Bhatt

1. People aspects terdiri dari pendidikan, pengembangan, rekrutmen, motivasi, retensi, organisasi,

uraian pekerjaan, perubahan budaya perusahaan, dan mendorong adanya pengembangan

Page 21: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

12

pemikiran, kerjasama dan partisipasi seluruh pegawai (share knowledge to creating value through

social interaction);

2. Process aspects terdiri dari proses inovasi, perbaikan berkelanjutan, dan perubahan radikal

seperti reengineering;

3. Technology aspects terdiri dari informasi dan decision support system, knowledge based system, dan

data mining.

Ketiga elemen tersebut merupakan elemen penting yang dapat menentukan keberhasilan

implementasi sistem MP. Bahkan dikatakan bahwa Manajemen Pengetahuan (MP) itu sendiri tak lain

adalah integrasi dari masyarakat dan proses, yang kemudian dimungkinkan dengan teknologi dapat

memfasilitasi pertukaran informasi, pengetahuan dan keahlian untuk meningkatkan kinerja

organisasi.

Hubungan di antara masyarakat, proses, dan teknologi dapat dikatakan sebagai berikut:

a. Manajemen pengetahuan dibangun dari pengetahuan yang ada pada pekerja yang ada di

organisasi. Dalam hal ini, orang-orang yang berkepentingan tersebut berbagi

pengetahuan yang mereka punya, mengelola pengetahuan tersebut dalam siklus

berkesinambungan, serta menggunakan pengetahuan tersebut dalam menganalisa dan

menyelesaikan suatu masalah;

b. Aktivitas transfer dan berbagi pengetahuan hanya akan efektif jika proses diterapkan di

organisasi yang mendukung untuk itu. Tanpa adanya proses yang jelas, maka tidak akan

dapat tercipta budaya berbagi pengetahuan di dalam organisasi;

c. Sebagai perekat kedua elemen tersebut, teknologi merupakan elemen yang tak kalah

penting untuk menjadikan proses berbagi pengetahuan menjadi suatu kegiatan yang

mungkin dilakukan dengan seefisien mungkin. Tanpa teknologi, proses yang telah

didefinisikan tidak akan dapat berjalan dengan optimal.

2.2.4 Empat Pilar Manajemen Pengetahuan

Hal terpenting dalam manajemen pengetahuan adalah empat pilar utama dalam

penerapannya sebagaimana yang dikemukakan oleh Stankosky (2000), seperti tercantum pada

Gambar 4.

Stankosky menjelaskan bahwa empat pilar tersebut menopang kekuatan dalam arsitektur

manajemen pengetahuan:

1. Kepemimpinan (Leadership). Kepemimpinan mengembangkan strategi yang dibutuhkan untuk

keberhasilan dalam sebuah lingkungan. Strategi itu menentukan visi dan harus menyelaraskan

MP dengan strategi bisnis untuk mendorong nilai dari MP ke seluruh organisasi. Fokusnya adalah

membangun dukungan dari para eksekutif.

2. Organisasi (Organization). Memperkenalkan MP membutuhkan perubahan dalam organisasi,

dan MP dituntut untuk menjadi katalis dalam budaya perusahaan. Untuk memulai perubahan

dalam organisasi, MP harus diintegrasikan dengan proses bisnis.

3. Teknologi (Technology). Sebagai alat dalam MP yang sangat penting. Menentukan dan

mendefinisikan kemampuan IT sangat penting agar sesuai dan sejalan dengan kebutuhan

organsisasi.

Page 22: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

13

Gambar 4. Empat Pilar Manajemen Pengetahuan

4. Pembelajaran (Learning). Pembelajaran dalam organisasi (organizational learning) harus

diarahkan kepada pendekatan seperti peningkatan komunikasi, menjalankan tim yang lintas-

fungsi, dan menciptakan komunitas belajar. Dalam konteks ini belajar dapat dideskripsikan

sebagai mendapatkan knowledge atau kemampuan melalui belajar, pengalaman, atau instruksi-

instruksi. Manusia (people) memainkan peranan penting dalam hal ini, baik dalam

mengoperasikan SMP sebagai alat untuk mendukung perusahaan, berkolaborasi, berkomunikasi,

sharing idea, dan sebagainya.

2.2.5 Berbagi Pengetahuan

Secara konseptual perilaku berbagi pengetahuan dapat didefinisikan sebagai tingkatan

sejauh mana seseorang secara aktual melakukan kegiatan berbagi pengetahuan (Bock dan Kim,

2002a; Bock dan Kim, 2002b). Berbagi pengetahuan dapat pula dipahami sebagai perilaku ketika

seseorang secara sukarela menyediakan waktu terhadap orang lain mengenai pengetahuan dan

pengalamannya (Hansen dan Avital, 2005).

Lin Lu et al. (2006) menyatakan bahwa dimungkinkan terjadinya proses yang berbeda dalam

berbagi pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Oleh karena itu, dalam penelitiannya, perilaku

berbagi pengetahuan diuraikan ke dalam perilaku berbagi pengetahuan tacit dan perilaku berbagi

pengetahuan eksplisit.

Kepemimpina

n

Kepemimpina

n

Organisasi

Teknologi Pembelajara

n

Page 23: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

14

2.2.6 Alat dan Teknik Manajemen Pengetahuan

Berikut beberapa alat dan teknik yang dapat digunakan pada penerapan manajemen

pengetahuan:

1. Brainstorming

Brainstorming adalah cara yang mudah untuk membantu sekelompok orang untuk

menghasilkan ide-ide yang baru dan tidak biasa. Prosesnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu

divergensi dan konvergensi. Selama fase divergen, setiap orang sepakat untuk menunda

pertimbangan mereka. Dengan kata lain, semua ide akan dibenarkan. Sementara itu, selama fase

konvergen, para peserta akan menggunakan pertimbangan mereka, tetapi melakukannya dengan

cara ‘positif’ yaitu, mereka mencari apa yang mereka sukai tentang ide-ide tersebut sebelum

menemukan kekurangannya.

Brainstorming berguna ketika ada kebutuhan untuk menghasilkan sejumlah pilihan atau ide-

ide yang relatif besar. Hal ini tidak sesuai ketika sebuah masalah diketahui memiliki solusi tepat

tunggal yang membutuhkan analisis cermat untuk menentukan solusi tersebut. Misalnya,

brainstorming tentang solusi yang tepat untuk masalah matematika mungkin akan menjadikan

penggunaan waktu yang buruk. Brainstorming dapat digunakan di hampir semua situasi di mana

sekelompok (terdiri dari dua orang atau lebih) dapat menemukan ruang untuk bekerja bersama-

sama. Ruang yang sederhana seperti dilengkapi dengan meja-bersama dan beberapa potongan

kertas kosong di atasnya untuk dituliskan ide-ide.

2. Learning Reviews

Ini adalah teknik yang digunakan oleh tim proyek untuk membantu pembelajaran tim dan

individu selama proses kerja. Hal ini dapat dilakukan setelah kejadian yang diidentifikasi. Sebuah

kejadian dapat berupa seluruh tindakan kecil atau bagian diskrit dari tindakan yang lebih besar,

misalnya, pertemuan perencanaan proyek.

Tujuan dari Learning Reviews adalah agar anggota tim terus belajar secara berkelanjutan

sambil melaksanakan proyek. Anggota tim harus mampu belajar dengan cepat, dan beradaptasi

dalam rangka meningkatkan proyek. Biasanya, anggota tim meneruskan sebuah proyek atau tugas

tanpa menggambarkan sampai selesainya proyek tersebut. Hal ini tidaklah cukup baik, jika harus

menunggu selesainya proyek, untuk tinjauan dalam mengambil pelajaran (lesson learned). Belajar

sambil mengerjakan, memungkinkan baik individu dan tim untuk belajar langsung dari keberhasilan

dan kegagalan, terlepas dari lamanya durasi proyek.

3. Communities of Practice

Dr Etienne Wenger dan timnya ilmuwan sosial adalah salah satu pelopor awal untuk

membangun konsep Communities of Practice (COP) melalui studi mereka pada saat magang sebagai

model pembelajaran. Mereka menemukan bahwa hubungan sosial ketika magang memungkinkan

pembelajaran secara efektif dan kemudian menamai mereka dengan Communities of Practice. COP

menjadi salah satu fokus utama dari manajemen pengetahuan (Knowledge Management) setelah

buku pertama mereka untuk COP, Communities of Practice – Learning, Meaning, and Identity,

diterbitkan pada tahun 1998. Sejak itu, COP telah memainkan peran penting dalam konteks

manajemen pengetahuan (MP) terutama untuk berbagi pengetahuan umum di luar

divisi/departemen resmi dan, memang, sebagai alat untuk mem-break-down pembatas untuk aliran

pengetahuan di seluruh organisasi.

Page 24: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

15

COP adalah kelompok masyarakat yang membagikan perhatian atau passion untuk sesuatu

yang mereka lakukan, dan belajar bagaimana melakukannya dengan lebih baik saat mereka

berinteraksi secara teratur. Dalam konteks MP, COP dibentuk―sengaja atau spontan―untuk

membagikan dan membuat keterampilan umum, pengetahuan, dan keahlian di antara karyawan.

COP biasanya adalah untuk berbagi dan mengembangkan keterampilan umum, pengetahuan, dan

keahlian, contohnya seperti sekelompok engineer yang bekerja untuk masalah yang sama, ahli

jaringan yang mengeksplorasi teknik baru, atau pertemuan manajer pertama kali untuk membantu

satu sama lain. Ada juga beberapa COP yang fokus untuk menghasilkan pengetahuan dan inovasi

baru. Ukuran COP bervariasi dari 2-3 orang hingga ribuan orang, dan anggota keahlian bisa jadi

homogen atau heterogen.

4. Taxonomy

Taxonomy adalah sebuah teknik yang menyediakan struktur untuk mengatur informasi,

dokumen, dan perpustakaan dengan cara yang konsisten. Struktur ini membantu orang menavigasi,

menyimpan, dan mengambil data dan informasi yang dibutuhkan di seluruh organisasi secara efisien.

Itu membangun alur kerja alami dan pengetahuan kebutuhan dalam struktur intuitif. Taxonomy

dapat dianggap sebagai sistem klasifikasi, dengan kata lain, 'Daftar Isi' untuk modal pengetahuan

organisasi. Taxonomy juga menyediakan petunjuk untuk keahlian dan pengetahuan yang berbasis

manusia. Taxonomy biasanya mencakup hirarki yang mengacu pada konsep dan istilah, dan

Informasi "tag" yang selanjutnya mengidentifikasi dan mengkategorikan elemen-elemen konten.

Taxonomy juga dapat mencakup pelabelan metadata, yang memungkinkan data atau informasi

primer dikelola dan dimanipulasi secara sistematis. Hasil metadata ini dalam struktur hirarki, yang

jika dilakukan dengan benar, tidak hanya memungkinkan pemetaan dengan bagian-bagian kata

tetapi juga memungkinkan pemetaan dengan konsep dan inferensi.

Banyak organisasi membangun dan menerapkan struktur taksonomi sebagai tata kelola pada

aset pengetahuan mereka dan untuk membangun tenaga kerja yang kolaboratif. Taxonomy juga

dapat digunakan untuk membangun konsensus, pemahaman, dan visi bersama untuk membantu

mem-break-down pondasi fungsional dari sebuah organisasi. Organisasi kini mulai menyadari

pentingnya hubungan antara taxonomy dan budaya perusahaan dan pentingnya memiliki bahasa

yang umum untuk membicarakan tentang informasi mission-critical.

5. Knowledge Mapping (Pemetaan Pengetahuan)

Knowledge Mapping atau pemetaan pengetahuan adalah suatu proses ketika organisasi dapat

mengidentifikasi dan mengkategorikan aset pengetahuan dalam organisasi mereka―orang, proses,

konten, dan teknologi. Itu memungkinkan organisasi untuk meningkatkan keahlian dari orang-orang

yang ada dalam organisasi, serta mengidentifikasi hambatan dan kendala untuk memenuhi tujuan

dan sasaran strategis. Hal itu untuk membangun peta jalan untuk mencari informasi yang dibutuhkan

untuk membuat penggunaan yang terbaik dari sumber daya, terlepas dari sumber atau bentuknya.

Dengan demikian, bentuk Knowledge Mapping adalah bervariasi, tergantung pada strategi

pengetahuan perusahaan. Jika berfokus pada kodifikasi dan penggunaan kembali pengetahuan

eksplisit, peta akan diisi dengan pengetahuan eksplisit, seperti dokumen inti, konten di intranet, data

transaksi dengan pelanggan, dan lain-lain. Di sisi lain, jika perusahaan berfokus pada peningkatan

kemampuan individu, peta akan terdiri dari banyak pengetahuan tacit, seperti pengetahuan

bagaimana caranya, jaringan sosial, dan lain-lain.

Page 25: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

16

Pemetaan pengetahuan mencakup semua proses dan alat untuk menggambarkan perspektif

pemain/pemeran, sumber, aliran, hambatan, dan merosotnya pengetahuan dalam suatu organisasi.

Knowledge mapping adalah bantuan navigasi untuk pengetahuan baik eksplisit dan tacit,

menunjukkan pentingnya dan hubungan antara penyimpanan dan dinamika pengetahuan. Peta yang

terakhir dapat mengambil beberapa bentuk, dari tampilan bergambar hingga direktori yellow pages,

dengan topik terkait.

6. Portal Pengetahuan

Ada sering banyak kebingungan antara perihal 'information portal’ dan ‘knowledge portal’.

Portal informasi sering digambarkan sebagai pintu gerbang menuju informasi yang dikodifikasi dan

digital, biasanya dimuat pada dokumen dan basis data, untuk memungkinkan pengguna memiliki

satu lagi cara sederhana dalam menavigasi ke arah informasi yang diinginkan. Biasanya, informasi

ini disusun dan direncanakan.

Namun, ‘knowledge portal’ jauh lebih dari information portal. Portal pengetahuan dibangun

di atas portal informasi. Jika informasi merupakan penyedia pengetahuan, yang terbuat secara

eksternal dan eksplisit untuk berkomunikasi dengan yang lain dalam cara yang terstruktur, hal itu

ditetapkan sebagai informasi sampai para pencari/pembaca memprosesnya (proses pembelajaran)

dan mengintegrasikanya ke dalam pengetahuan akal sehat yang dimiliki oleh pencari tersebut (di

dalam kepala).

Portal pengetahuan mempercepat proses pembelajaran ini dan mempermudah perpindahan

antara bentuk pengetahuan tacit dan eksplisit dengan lebih efektif. Portal pengetahuan serta yang

mengandung informasi terstruktur, berisi jaringan dan komunitas pengetahuan, forum diskusi, dan

ruang kerja yang kolaboratif untuk lebih baik lagi dalam mendorong, memunculkan, dan mentransfer

pertukaran yang lebih 'spontan' bagi pengetahuan tacit.

Portal pengetahuan juga biasanya berisi 'expert locator'―semacam direktori 'Who's Who'

untuk membantu orang menemukan dan terhubung dengan para ahli. Portal pengetahuan yang baik

adalah 'knowledge asset centric' atau dapat disebut juga sebagai Pusat Aset Pengetahuan. Itu artinya,

ia dirancang untuk pegawai pengetahuan agar mencari dan bekerja pada aset pengetahuan yang

kuncinya dengan mudah di dalam area pengetahuan kunci dari organisasi.

7. Video Sharing

Dalam bentuk yang paling sederhana, video sharing adalah kemampuan untuk

mempublikasikan konten video, baik kepada audiens yang spesifik atau seluruh dunia. Selain

membagikan konten, sebagian besar pengelolaan situs juga memungkinkan beberapa tingkat diskusi.

Video adalah media yang sangat kuat untuk menangkap, membagikan, dan memakai pengetahuan.

Ketersediaan hari-hari ini atas murahnya kamera video dan software editing berbasis PC telah

mengartikan bahwa sekarang hampir semua orang praktis untuk membuat video mulai dari yang

sederhana seperti petunjuk ‘how to ...', sampai merekam presentasi konferensi secara lengkap. Video

sharing memungkinkan siapa saja untuk merasakan pengalaman terbaik berikutnya untuk berada di

sana.

2.3 Budaya Organisasi

Budaya organisasi memiliki hubungan yang sangat erat dengan manajemen pengetahuan dalam

hal dukungan terhadap terciptanya lingkungan dan suasana yang memungkinkan terjadinya proses

berbagi pengetahuan di dalam lingkungan organisasi tersebut. Apabila organisasi tidak menganggap

Page 26: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

17

bahwa berbagi pengetahuan merupakan sesuatu hal yang penting bagi kemajuan organisasi, maka

budaya yang tercipta dalam organisasi tersebut tidak akan mendukung terciptanya atmosfir

knowledge sharing.

Sebagai contoh organisasi yang sudah terbiasa membiarkan karyawannya bekerja secara

individualis atau tidak pernah meminta masukan dan saran dari karyawan melalui forum diskusi

atau rapat maka tidak akan pernah terjadi proses berbagi pengetahuan dalam organisasi. Dengan

kondisi seperti ini, maka yang terjadi adalah karyawan selalu bekerja sendiri dan tidak dalam

kelompok, organisasi dalam mengambil keputusan tidak pernah melibatkan karyawan.

Solusi untuk permasalahan di atas adalah dengan membangun budaya berbagi pengetahuan di

dalam organisasi tersebut, sehingga:

1. Berbagi pengetahuan adalah suatu hal yang biasa (norma),

2. Orang-orang didorong untuk bekerja bersama, berkolaborasi, dan berbagi, serta

3. Menghargai mereka yang mau melakukan hal-hal tersebut.

Dengan kata lain istilah pengetahuan adalah kekuatan (knowledge is power) telah bergeser

menjadi berbagi pengetahuan lebih kuat (knowledge sharing is more powerful).

2.4 Contoh Penerapan Manajemen Pengetahuan

2.4.1 Luar Negeri

2.4.1.1 Manajemen Pengetahuan Singapure Armed Forces (SAF)

SAF adalah sebuah organisasi tertutup milik pemerintah yang biasanya cenderung

"merahasiakan" metode kerja dan penggunaan sistem aplikasi dalam standar operasional mereka.

Namun yang terjadi pada SAF justru sebaliknya. SAF cukup terbuka dan mau berbagi dengan

masyarakat luas. Dan itu menunjukkan bahwa mereka adalah organisasi yang solid, terorganisir

dengan rapi dan layaknya siap menghadapi segala tantangan.

Ada dua hal yang bisa kita contoh dari SAF dalam penerapan Manajemen Pengetahuan (MP)

di sebuah organisasi. Pertama adalah penerapan budaya pembelajaran dalam menerima kesalahan

(tolerant of mistakes). Toleransi terhadap kesalahan disini merupakan bagian dari proses

pembelajaran dimana sekecil apapun kesalahan harus terdokumentasi dengan baik sehingga bisa

mencegah hal tersebut terulang lagi dan membantu orang lain untuk tidak melakukan kesalahan

yang sama. Jadi kesalahan juga harus dihargai sebagai pengetahuan dan bukan sebagai hal yang

harus ditutup-tutupi atau bahkan tabu untuk dibicarakan.

Dalam model Manajemen Pengetahuan (MP), manusia memegang peranan kunci dalam

menentukan keberhasilan penerapan sebuah sistem MP, dan justru pada faktor inilah kesalahan

seringkali terjadi (human error). Jika sebuah kesalahan terjadi, hal tersebut harus dibicarakan dan

bahkan diperdebatkan pada sesi Leadership Dialogues yang kemudian di-share kepada bagian terkait

berdasarkan chain of command (jalur komando).

Hal kedua yang bisa kita contoh dari SAF dalam penerapan MP adalah adanya sebuah forum

diskusi online untuk berbagi informasi dan pengalaman. SAF menggunakan sistem learning network

yang mereka namakan eSILK. Ini merupakan sebuah sistem dengan platform serbaguna dan fleksibel

yang memungkinkan para anggota SAF saling berbagi informasi dan pengalaman dengan cara

membuat sebuah blog pribadi sehingga siapa saja bisa langsung memberikan komentar dan belajar

Page 27: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

18

secara online. Sebagai contoh jika ada anggota SAF yang dikirim ke sebuah pelatihan combat strategy

terbaru, mereka diwajibkan untuk sharing hal-hal apa saja yang sudah dipelajari dengan cara meng-

update blog pribadi mereka. Dengan demikian, anggota SAF lainnya dapat dengan segera mengetahui

informasi terbaru tersebut. Ini juga membantu proses coaching dan pembahasan hal tersebut lebih

lanjut secara online.

2.4.2 Dalam Negeri

2.4.2.1 Manajemen Pengetahuan di LSM Perkumpulan Pikul - Lingkar Belajar Komunitas

Bervisi

PIKUL adalah organisasi nirlaba, non-pemerintah yang didirikan pada tahun 1998. Sejak

berdirinya, PIKUL diberi mandat untuk memperkuat kapasitas lokal dan lembaga-lembaga di

Indonesia Timur. Saat ini, PIKUL melayani mandatnya dengan memfasilitasi para champions dan

masyarakat untuk membuat dan mencapai visi mereka yang resilien/berketahanan.

Pendekatan yang dilakukan oleh PIKUL berdasarkan Aset (Asset Based Approach/ABA),

PIKUL percaya bahwa semua manusia dan masyarakat memiliki KEKUATAN dan SUMBER DAYA, dan

dengan visi yang jelas mereka akan mampu merebut kembali masa depan mereka.

A. Kerangka Kerja dan Pembelajaran

PIKUL menggunakan Appreciative Inquiry (AI) sebagai kerangka dari bekerja dan belajar. Dengan

AI, PIKUL terus menyelidiki apa yang terbaik dalam masyarakat dan komunitas, apa potensi dan

peluang yang akan memungkinkan mereka untuk mencapai visi masa depan mereka.

B. Strategi dan Aktifitas

Strategi 1 | Lingkar Belajar Komunitas Bervisi (LBKB):

1. Menemukan aktor yang melakukan aktifitas inovatif di tingkat lokal

2. Melakukan “visioning” champions (aktor perubahan) dan masyarakat, berbasis daerah dan

berbasis tema/isu

3. Memfasilitasi percepatan inovasi dan pengembangan aktor perubahan.

4. Memfasilitasi jaringan aktor perubahan yang efektif, memungkinkan proses belajar mereka

terjadi melintasi batas-batas geografis

Strategi 2 | Membangun dan Mengembangkan Wacana Tanding:

1. Penelitian krisis sosio-ekologi dan inovasi di Indonesia Timur

2. Mempublikasikan profil para pelaku perubahan di masyarakat, termasuk visi dan inovasi

mereka.

Page 28: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

19

BAB III PROFIL DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHAN

3.1 Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

Secara singkat uraian tugas pokok dan fungsi Unit Kerja Eselon II Direktorat Tata Ruang dan

Pertanahan yang berada di Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah,

berdasarkan Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas No 5/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Negara PPN/Bappenas adalah melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan,

koordinasi, sinkronisasi pelaksanaan penyusunan dan evaluasi perencanaan pembangunan nasional

di bidang tata ruang dan pertanahan serta pemantauan dan penilaian atas pelaksanaannya (Pasal

437).

Sementara dalam menyelenggarakan fungsinya, Direktorat mempunyai fungsi sesuai dengan

Pasal 438, sebagai berikut:

a. penyiapan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan nasional di bidang tata ruang dan

pertanahan;

b. sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan perencanaan pembangunan nasional di bidang

tata ruang, dan pertanahan;

c. pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan nasional dan rencana pendanaannya di bidang

tata ruang dan pertanahan dalam jangka panjang, menengah, dan tahunan;

d. pengkajian kebijakan perencanaan pembangunan nasional dibidang tata ruang dan pertanahan;

e. pemantauan, evaluasi dan penilaian kinerja pelaksanaan rencana pembangunan nasional di

bidang tata ruang dan pertanahan;

f. penyusunan rencana kerja pelaksanaan tugas dan fungsinya serta evaluasi dan pelaporan

pelaksanaannya; dan

g. melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan pejabat fungsional perencana di

lingkungan direktoratnya.

3.2 Struktur Organisasi

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian PPN/Bappenas terdiri dari Direktur,

Sub Direktorat Tata Ruang, Sub Direktorat Pertanahan, dan Sub Direktorat Informasi Sosialisasi Tata

Ruang Pertanahan. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, peran para Fungsional Perencana

Pertama, Muda, dan Madya yang ada sangat membantu dalam penyelesaian tugas terkait bidang tata

ruang dan pertanahan serta pengelolaan sistem informasi sosialisasi tata ruang dan pertanahan.

Struktur Organisasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 29: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

20

Gambar 5. Struktur Organisasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan 2014

3.3 Sistem Informasi Tata Ruang dan Pertanahan

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi yang ada di Direktorat Tata

Ruang dan Pertanahan, salah satu Sub Direktorat yang menangani langsung dalam pengelolaan

sistim informasi adalah Sub Direktorat Informasi Sosialisasi Tata Ruang dan Pertanahan (Subdit

Infosos TRP). Tugas dari Subdit Infosos TRP ini mengumpulkan data dan informasi tata ruang dan

pertanahan, melaksanakan inventarisasi kebijakan di bidang tata ruang dan pertanahan, serta

melakukan sosialisasi dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraannya Subdit

Infosos mempunyai fungsi sebagai berikut:

pelaksanaan sosialisasi hasil pengkajian kebijakan di bidang tata ruang dan pertanahan; pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional di bidang

informasi tata ruang dan pertanahan; penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang informasi tata ruang dan pertanahan; penyusunan rencana pendanaan pembangunan di bidang informasi tata ruang dan pertanahan; pelaksanaan inventarisasi dan analisis berbagai kebijakan dan informasi yang berkaitan dengan

penyiapan rencana pendanaan pembangunan di bidang informasi tata ruang dan pertanahan; pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaan rencana, kebijakan, dan

program-program pembangunan di bidang informasi tata ruang dan pertanahan.

Direktur TRP:

Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP

Kasubdit Tata Ruang:

Mia Amalia, PhD

Kasubdit Pertanahan:

Uke M. Hussein, MPP

Kasubdit Infosos:

Santi Yulianti, MM

Fungsional

Perencana

Administrasi:

Sylvya K.

Cecep Saryanto

•Madya: Rinella Tambunan, MPA; Nana Apriyana, MT; Hernydawati, ME.

•Muda: Khairul Rizal, ST, MPP; Aswicaksana, MT, MSc; Agung Dorodjatoen, MSc;

•Pertama: Raffli Noor, SSi.

Fungsional Perencana

•Riani Nurjanah, ST; Cindie Ranotra, ST; Octavia Rahma M, SH; Chandrawulan Padmasari, ST; Zaharatul ST; Linggar Wahyusagara, S.Kom.

•Idham Khalik, MP; Gita Nurrahmi, ST; Dea Chintantya, ST; Marhensa Aditya Hadi, S.Si; Reza Nur Irhamsyah, ST.

•Indra Ade, S.Kom; Gina Puspitasari, ST; Astri Yulianti, S.I.Kom.

Tenaga ahli (outsource)

•Redha Sofiya, ST; Pratiwi Khoiriyah; Sukino

•Sukwad; Ujang S; Maman H

•Mahfudin; Widodo; Agung Pribadi Yahya

Tenaga pendukung

Page 30: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

21

Untuk mendukung tugas pokok dan fungsi tersebut Subdit Infosos TRP mempunyai beberapa kegiatan dan produk yaitu:

1) Sosialisasi Kajian Direktorat TRP. Tahun 2014, kajian TRP kembali disosialisasikan pada

konferensi Indonesian Regional Science Association (IRSA), yang telah dilaksanakan pada 2-

3 Juni 2014 di Makassar. Pada konferensi ini, Direktorat TRP mempresentasikan dua

makalah, yaitu: (i) Background Study of The National Medium Term Development Plan 2015-

2019; dan (ii) Spatial Planning Policy: Third National Medium Term Development Plan’s

Background Study. Kedua kajian tersebut merupakan kajian yang telah dilaksanakan pada

tahun 2013, sebagai bagian dari proses penyusunan RPJMN 2015-2019. Hasil kajian ini juga

telah dipublikasikan melalui media publikasi lainnya, seperti portal TRP, newsletter, buletin

TRP, milis, dan website TRP.

2) Portal TRP (tataruangpertanahan.com). Portal TRP berbentuk portal informasi yang

berfokus pada isu tata ruang dan pertanahan. Update konten berita dan kliping dilakukan

setiap hari. Untuk menu portal dapat dilihat pada Gambar 6. Pada menu berita, konten di

dalamnya meliputi: (i) kegiatan internal; (ii) kegiatan eksternal TRP; dan (iii) berita seputar

tata ruang dan pertanahan.

Gambar 6. Menu Portal Tata Ruang dan Pertanahan

Beranda Berita

Berita dan isu-isu terbaru

terkait TRP

Pustaka

Kebijakan

Panduan

Buku

Disertasi/

Thesis

Majalah

Artikel

Bahan Tayangan

Booklet

Leaflet

Regulasi

Ketetapan MRP

UU/Perpu

PP

Perpres

Kepmen

Perda

Data

Fakta

Data Dasar

Status Penyelesaian

RTRW Provinsi

Status Penyelesaian

RTRW Kabupaten

Status Penyelesaian RTRW Kota

Hari Penting

Profil Tata Ruang

Kliping

Page 31: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

22

Berdasarkan data statistik Januari – Juni 2014, jumlah pengunjung portal TRP cenderung

meningkat setiap bulannya, termasuk pengunjung baru, seperti terlihat pada Tabel 2 dan Gambar

7.

Tabel 2. Jumlah Pengunjung Portal TRP

Month Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov

Unique

Visitor 0 208 183 196 247 276 847 1263 1868 2185 2340

Number

visits 0 361 392 383 346 412 2541 3789 5604 6555 7020

Pages 0 1530 3049 1531 1019 1892 2402 2920 4343 6895 7400

Total 0 2099 3624 2110 1612 2580 5790 7972 11815 15635 16760

( Sumber: Google Analytic. Data hingga 30 November 2014)

Gambar 7. Statistik Portal Tata Ruang dan Pertanahan

( Sumber: Google Analytic. Data hingga 30 November 2014)

3) e-BKPRN. e-BKPRN merupakan aplikasi yang diciptakan untuk memudahkan koordinasi

antar-anggota BKPRN. Dalam pengembangannya, telah dilakukan pemutakhiran aplikasi

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov

Unique Visitors 0 0 361 392 383 346 412 2541 3789 5604 6555 7020

Number of visits 0 0 208 183 196 247 276 847 1263 1868 2185 2340

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

10000

PEN

GU

NJU

NG

STATISTIK PORTAL TRP

Page 32: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

23

berdasarkan hasil evaluasi uji coba di sekretariat BKPRN, dan juga telah dilakukan perbaikan

terhadap buku panduannya.

4) Buletin Tata Ruang dan Pertanahan secara berkala. Buletin Tata Ruang dan Pertanahan

(disebut dengan Buletin TRP) adalah buletin yang terbit dua kali dalam setahun, yang

bertujuan mengupas isu-isu terkini terkait bidang tata ruang dan pertanahan. Buletin ini akan

disampaikan kepada seluruh anggota Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN),

pemerintah daerah, perguruan tinggi dan para pemangku kepentingan penataan ruang dan

pengelolaan pertanahan. Buletin TRP Edisi I Tahun 2014 telah terbit pada awal Agustus 2014

dan telah didisribusikan ke lingkungan Kementerian PPN/Bappenas. Tema yang diangkat

pada edisi kali ini adalah “Babak Baru Pembangunan Bidang Tata Ruang dan Pertanahan:

RPJMN 2015-2019”. Tema ini diangkat mengingat pada tahun 2014 ini adalah tahun

penyusunan RPJMN 2015-2019.

5) Newsletter Tata Ruang dan Pertanahan. Newsletter TRP merupakan bagian dari kegiatan

sosialisasi informasi terbaru mengenai tata ruang dan pertanahan yang diterbitkan setiap

bulannya.

6) Website/Situs Tata Ruang dan Pertanahan (trp.or.id). Secara reguler, dilakukan update

konten berita setiap harinya pada website TRP. Beberapa konten di dalamnya, meliputi

kegiatan internal TRP dan berita seputar tata ruang pertanahan dari beberapa koran dan

situs berita. Proses ini dilakukan bertahap dan bersamaan dengan update konten pada portal

TRP.

7) Milis TRP (http://groups.google.com/forum/#!forum/tata-ruang-pertanahan). Milis TRP

merupakan forum komunikasi bagi pemangku kepentingan tata ruang dan pertanahan. Milis

TRP memiliki tujuan untuk menjadi wadah komunikasi bagi pemangku kepentingan di

Bidang Tata Ruang dan Pertanahan. Anggota milis terbuka untuk umum, baik individu

maupun institusi.

3.4 Manajemen Pengetahuan Pusat Data dan Informasi Bappenas

Pusat Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan (Pusdatinrenbang) adalah unsur

penunjang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bappenas melalui Sekretaris

Utama. Pusat Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan mempunyai tugas menyediakan dan

mengembangkan prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), melaksanakan

pengumpulan dan pengelolaan dokumen, arsip, kepustakaan, data, dan Informasi, serta

mengkoordinasikan pengembangan jaringan Informasi dan perpustakaan untuk menunjang

perencanaan pembangunan.

Pusat Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan menyelenggarakan fungsi:

1. penyediaan dan pemeliharaan prasarana TIK;

2. pengkajian dan pengembangan prasarana TIK;

3. pengumpulan dan pengelolaan bahan pustaka, arsip, data dan informasi untuk menunjang

perencanaan pembangunan;

4. penyajian informasi dan publikasi perencanaan pembangunan;

Page 33: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

24

5. pengelolaan perpustakaan dan pengembangan jaringan perpustakaan; dan

6. pelaksanaan koordinasi dalam penyajian basis data, informasi, dan penentuan platform TIK

sebagai sarana untuk mendukung perencanaan pembangunan.

Secara umum, Pusdatin memiliki tupoksi untuk mendukung data informasi dan teknologi

informasi. Untuk itu, Pusdatin telah menyusun MP di lingkup Bappenas dari tahun 2013, berupa

Kajian sebatas teori dan konsep MP secara menyeluruh jika nantinya sistem MP tersebut akan

diterapkan di Kementerian PPN/Bappenas. Tahun 2014, kegiatan MP Pusdatin dilanjutkan dengan

Kajian berupa Penguatan Instrumen Teknologi Informasi untuk MP. MP yang disusun oleh Pusdatin

masih bersifat makro, antara lain meliputi pengumpulan informasi terkait kegiatan proses

penyusunan RPJMN dan RKP di Kementerian PPN/Bappenas.

Saat ini Pusdatin memiliki tiga aplikasi yang bernaung di bawah kegiatan MP, yakni: (i) Hasil

Rapat Bappenas, yang didapat dari hasil rapim; (ii) Buka Warung, pengumpulan data proses

penyusunan RKP dari setiap Direktorat; dan (iii) e-monev, yang merupakan implementasi dari PP No.

39 Tahun 2006 yang memberikan informasi mengenai program kegiatan K/L. Sebelumnya, Pusdatin

pernah membuat aplikasi Jejaring Kerja yang merupakan bagian dari pemetaan kompetensi, namun

aplikasi tersebut kurang mendapat respon yang baik.

Untuk aplikasi MP yang meliputi RPJMN dan RKP tersebut, Pusdatin menggunakan aplikasi

timeline sederhana yakni SMILE WIDGETS. Terkait dengan kegiatan MP, Pusdatin mendapatkan

kesulitan karena kurangnya tanggapan dari pimpinan untuk kegiatan ini. Harapan pada masa yang

akan datang, perlu dukungan dan komitmen dari pimpinan dan seluruh unit kerja/Direktorat terkait

kegiatan MP dan dapat memberi peranan penting untuk perkembangan MP tersebut.

Secara umum, MP di TRP dan MP di Pusdatin memiliki konsep yang sama. Perbedaaannya,

Pusdatin lebih kepada memberi dukungan untuk bagian teknologi informasi yang memiliki cakupan

luas di lingkup Bappenas. Sementara MP TRP fokus kepada substansi dengan cakupan yang lebih

kecil untuk lingkup Direktorat. Dilihat dari ruang lingkupnya, MP TRP dapat menjadi sub-bagian dari

MP Pusdatin untuk lingkup Bappenas. Ke depan, MP TRP diharapkan dapat menjadi Pilot Project MP

Pusdatin untuk lingkup Bappenas.

Page 34: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

25

BAB IV PENGEMBANGAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHAN

4.1 Proses Penyusunan Manajemen Pengetahuan

Upaya penerapan Manajemen Pengetahuan di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan secara

tidak langsung sudah dirintis sejak tahun 2007. Melalui Subdit Informasi dan Sosialisasi Tata Ruang

dan Pertanahan, mulai diciptakan situs internet/website, leaflet ringkasan peraturan, Buletin TRP,

dan informasi digital lainnya yang didistribusikan kepada berbagai pemangku kepentingan.

Seiring perkembangan, sejak Tahun 2011 Direktorat TRP mulai aktif mengikuti konferensi

internasional untuk mensosialisasikan hasil kajian di Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, sekaligus

untuk berbagi-tukar pengetahuan dengan pihak di luar birokrasi serta dengan peneliti dari berbagai

negara. Selain itu, untuk menutup kesenjangan pengetahuan internal Direktorat TRP, kami membuat

sistem informasi, yaitu e-TRP dan e-BKPRN. Tahun 2014, seluruh upaya tersebut akan diintegrasikan

dalam naungan Manajemen Pengetahuan (MP) Bidang Tata Ruang dan Pertanahan.

Inisiasi kegiatan Manajemen Pengetahuan atau yang kemudian disebut MP sudah dimulai sejak

tahun 2013. Awal 2014 dilakukan pertemuan pertama dengan mengundang Ir. Moh Haitan, seorang

ahli Sistem Informasi khususnya “Designing Knowledge Management System” (KMS) yang sudah

mempunyai banyak pengalaman dalam mengembangkan dalam bidang KMS. Oleh karena itu,

Direktorat TRP telah melakukan berbagai diskusi dan berbagi informasi serta pengetahuan dengan

tenaga ahli untuk mengidentifikasi dan memperoleh pemahaman awal tentang MP serta melihat

kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam mengembangkan MP tersebut. Berikut adalah proses

kegiatan yang telah dilakukan:

1. Lokakarya (Workshop) Perdana Manajemen Pengetahuan TRP (5 Februari 2014)

Kegiatan lokakarya ini bertujuan untuk menyosialisasikan dan berdiskusi aktif dengan saling

berbagi dan belajar dalam mengupas konsep MP serta kemungkinan penerapannya untuk bidang

tata ruang dan pertanahan. Di masa mendatang, diharapkan kegiatan MP ini dapat menjangkau

lingkup yang lebih luas, yakni lingkup Kementerian PPN/Bappenas.

Kegiatan diskusi yang dilakukan merupakan langkah awal dari pengembangan MP di Dit. TRP

dalam meningkatkan kualitas kebijakan dan efektivitas kegiatan. Secara singkat, materi yang

disampaikan pada kegiatan tersebut, meliputi: 1) Konsep Manajemen Pengetahuan; 2) Pemetaan

Pengetahuan; 3) Portal Pengetahuan; 4) Manajemen Pengetahuan Reformasi Birokrasi Indonesia;

dan 5) Manajemen Pengetahuan Kementerian PPN/Bappenas dan TRP.

Melalui lokakarya tersebut, diketahui bahwa faktor utama dalam mengembangkan MP faktor

adalah keberadaan champion/leader. Sementara di dalam proses penerapan MP, tahapan yang paling

krusial adalah dari tahap pengumpulan-penyimpanan (store) ke tahap pendistribusian (share).

Tahap selanjutnya yang perlu dilakukan adalah perubahan paradigma dari masing-masing anggota,

kemudian dilakukan internalisasi dan implementasi. Namun, perubahan paradigma tersebut

Page 35: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

26

menjadi salah satu kendala, karena paradigma yang dimiliki setiap orang berbeda, sehingga tidak

semua orang mau untuk saling berbagi data dan informasi.

Dengan mengembangkan sistem MP, maka akan terciptalah pengetahuan baru. Salah satu yang

termasuk di dalam sistem MP di Direktorat TRP adalah portal TRP yang fokus membahas mengenai

Tata Ruang dan Pertanahan. Portal TRP didefinisikan sebagai tempat untuk menyimpan semua data,

informasi, dan pengetahuan di satu lokasi. Sistem MP sendiri seharusnya tidak hanya berhenti di

portal saja, tetapi dapat dilakukan melalui advokasi, menyebarkan informasi secara luas melalui

milis, dan lain sebagainya.

Dalam lokakarya ini, ditemukan bahwa kondisi saat ini, penerapan MP untuk Kementerian

PPN/Bappenas masih berada pada tahap pengumpulan-penyimpanan, meskipun di beberapa

direktorat sudah pada tahap berbagi (share). Dari temuan ini, para peserta mengemukakan bahwa

seharusnya Kementerian PPN/ Bappenas telah berada pada tahap penciptaan (create). Dalam

prosesnya dari store ke share, selain diperlukan proses validasi, seharusnya pengetahuan di-create

terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian di-share.

Dalam lokakarya dibahas secara singkat mengenai peta jalan manajemen pengetahuan dalam

lima tahun ke depan khusus untuk Bidang Tata Ruang dan Pertanahan serta implementasinya secara

internal Direktorat TRP maupun internal terbatas di Kedeputian Bidang Pengembangan Regional

dan Otonomi Daerah.

Melalui penerapan manajemen pengetahuan, secara khusus diharapkan aset intelektual,

pengetahuan, dan pengalaman yang ada di dalam organisasi dapat dikelola dengan baik. Secara

umum, seluruh pengetahuan yang telah terkumpul ini dapat meningkatkan kualitas pengambilan

keputusan. Dari hasil diskusi ini, disepakati bahwa Direktorat TRP akan mulai menyusun peta jalan

MP TRP, menyusun K-Map TRP dan menyusun jadwal dari setiap tahap proses pengembangan MP.

2. Lokakarya Penyusunan K-MAP Tata Ruang dan Pertanahan (20 Maret 2014)

Lokakarya dihadiri oleh tenaga ahli MP Direktorat TRP dan staf Infosos, serta Direktorat TRP.

Adapun tujuan kegiatan ini untuk menyusun rencana kerja kegiatan MP untuk Januari – Juli 2014.

Selain itu, dilakukan pula pembagian kelompok terkait pengumpulan pengetahuan TRP yang

disesuaikan dengan jumlah Subdit/Sekretariat yang berada di Direktorat TRP. Pembagian kelompok

ini terdiri atas lima kelompok yaitu Sekretariat BKPRN, Sekretariat RAN, Subdit Tata Ruang, Subdit

Pertanahan dan Subdit Infosos. Setiap kelompok tersebut memiliki seorang penanggung jawab untuk

membantu mempermudah komunikasi dalam proses penerapan MP tersebut.

Pembahasan yang dilakukan pada lokakarya ini, mencakup:

a. Finalisasi K-Map (Mind-Map) TRP

b. Terkumpulnya pengetahuan TRP yang ada

c. Kesiapan pengetahuan untuk digunakan

d. Aktifitas Pengembangan K-Map TRP.

Dari lokakarya ini, tenaga ahli menyampaikan bahwa untuk penetapan alat dan teknik yang akan

diterapkan bisa menggunakan COP atau AAR, yakni komunitas yang memiliki aktivitas, minat, dan

praktek yang sama. Biasanya penerapan MP di Indonesia lebih kepada sistem teknologi informasi

saja, padahal tidak seluruhnya terbatas pada teknologi informasi. Hal ini dikarenakan dalam MP ada

yang berupa dokumen saja maupun non dokumen yang terdapat di dalamnya pengetahuan yang bisa

memberikan masukan, seperti komentar.

Page 36: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

27

Hasil dari kegiatan ini menyebutkan bahwa pemahaman sistem manajemen pengetahuan lebih

lanjut perlu dilakukan penjadwalan rutin terkait dengan pembagian kelompok, yang akan membahas

mengenai K-Map masing-masing kelompok. Pertemuan rutin tersebut dilakukan setelah awal Mei

2014 dengan pembagian setiap kelompok masing-masing selama 1,5 jam dalam seminggu.

3. Pengumpulan Data, Informasi, dan Pengetahuan (April-Juli 2014)

Pada bulan Februari-Maret 2014, telah dilaksanakan lokakarya MP di tataran internal direktorat,

rapat koordinasi rutin dengan tenaga ahli, pembagian form MP, dan rapat koordinasi rutin internal.

Dari kegiatan-kegiatan tersebut telah dihasilkan K-Map Direktorat TRP dan sistem aplikasinya yang

dapat diakses di laman landspatial.bappenas.go.id./km.

Kegiatan MP TRP salah satunya berupa pengumpulan data pengetahuan. Proses pengumpulan

tersebut dilakukan secara bertahap melalui diskusi yang disesuaikan dengan kelima grup yang sudah

dibagi pada lokakarya sebelumnya. Namun pada prosesnya, terkendala oleh pemahaman yang

berbeda mengenai beberapa komponen MP dan perubahan waktu diskusi internal dengan masing-

masing Subdit TRP. Jadwal selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 di bawah ini:

Tabel 3. Jadwal Diskusi Manajemen Pengetahuan

No Subdit Mei Juni Juli

3 4 1 2 4 1 2 3

1 Sekretariat BKPRN 28 12 21

2 Sekretariat RAN 21 5 21

3 Subdit. Pertanahan 21 5 21

4 Subdit. Tata Ruang 21 5 21

5 Subdit. Infosos 28 12 26 3 8 21

Tabel 4. Jadwal Diskusi per Sesi

Tanggal Jam Subdit/Unit Penanggung Jawab Bulan Mei – Juni 2014 21 Mei 2014 09.00 – 10.30 WIB Subdit. Tata Ruang Riani 10.30 – 12.00 WIB Subdit. Pertanahan Dea Sekretariat RAN Dea 28 Mei 2014 09.00 – 10.30 WIB Subdit. Infosos Astri 10.30 – 12.00 WIB Sekretariat BKPRN Chachan 05 Juni 2014 09.00 – 10.30 WIB Sekretariat RAN Dea Subdit Pertanahan Dea 10.30 – 12.00 WIB Subdit. Tata Ruang Riani 12 Juni 2014 09.00 – 10.30 WIB Subdit. Infosos Astri 10.30 – 12.00 WIB Sekretariat BKPRN Chachan 26 Juni 2014 09.00 – 12.00 WIB Subdit Infosos & Dir Bulan Juli 2014 03 Juli 2014 09.00 – 12.00 WIB Subdit Infosos dan

Pusdatinrenbang Astri

Page 37: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

28

Pada proses pengumpulan tersebut, tenaga ahli memberikan tiga form khusus untuk

mengidentifikasi pengetahuan yang dimiliki oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, yakni:

1) Form Pemilik Pengetahuan/Pembagi Pengetahuan (Untuk kepakaran dibagi menjadi dua bagian,

untuk kepakaran yang sesuai dengan K-map/jobdesk dan kepakaran individual),

2) Form Bagian/Group sebagai deskripsi untuk setiap grup, dan

3) Form Pengetahuan yang diisi dalam bentuk softcopy (5) dan bentuk hardcopy (5), sehingga total

10 form untuk per individu yang harus diisi pada awal uji coba sistem MP. Pada Form

Pengetahuan ada beberapa poin tambahan, yakni:

a. Untuk poin tanggal catat menjadi dua bagian, yakni: tanggal catat dokumen dan tanggal catat

komputer.

b. Tanggal catat dokumen adalah tanggal penyusunan/pembuatan/penerimaan dokumen

tersebut. Sementara tanggal catat komputer adalah tanggal pada saat dokumen di-unggah

ke sistem.

c. Untuk poin pemilik dapat ditulis lebih dari satu orang.

d. Ditambahkan poin penggunggah sebagai orang yang akan mengunggah

dokumen/pengetahuan tersebut.

e. Pengetahuan bisa didapat dari berbagai sumber dan kategorinya disesuaikan dengan K-Map

yang sudah disusun oleh masing-masing grup.

Pengisian form tersebut didasarkan pada K-Map yang telah dihasilkan oleh masing-masing

Subdit/Sekretariat. Dalam mengisi form pemilik pengetahuan, terdapat kesulitan untuk

mengidentifikasi kepakaran dari masing-masing Subdit/Sekretariat. Untuk mengatasi hal tersebut,

maka ditentukanlah kepakaran sementara yang disesuaikan dengan lingkup kerja yang dilakukan

oleh Subdit/Sekretariat. Daftar kepakaran tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Daftar Kepakaran Subdit/Sekretariat di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

NO NAMA GRUP KEPAKARAN

1 Subdit Tata Ruang 1) Perencanaan Pembangunan 2) Perencanaan Tata Ruang 3) Pemantauan 4) Evaluasi 5) Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) 2 Subdit Pertanahan 1) Perencanaan Pembangunan

2) Analisa Kebijakan 3) Management Strategy 4) Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) 3 Subdit Infosos 1) Jurnalistik

2) Exhibition Management 3) Media and Web Management

08 Juli 2014 09.00 – 12.00 WIB Subdit Infosos dan Pusdatinrenbang

Astri

21 Juli 2014 09.00 – 12.00 WIB Seluruh Subdit TRP Subdit Infosos

Page 38: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

29

4) Analisa Kebijakan 5) Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) 4 Sekretariat RAN 1) Analisa Kebijakan

2) Management Strategy 5 Sekretariat BKPRN 1) Penyusunan SOP

2) Report Management 3) Analisa Kebijakan/Peraturan 4) Information Management 5) Meeting Management (Pengelolaan rapat dan pertemuan)

Berdasarkan pada ketiga form tersebut, K-Map setiap Subdit/Sekretariat, dan kepakaran dari masing-masing Subdit/Sekretariat, maka dibuatlah aplikasi sistem K-MAP TRP yang dikerjakan oleh staf Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Sistem ini kemudian diberi nama Knowledge Management TRP. Secara singkat, sistem ini akan dibahas pada 4.2.

4. Pembuatan Sistem MP TRP (Mei – Juli 2014)

Pembuatan Sistem MP TRP memerlukan waktu hampir tiga bulan untuk mendapatkan berbagai

data, informasi, dan pengetahuan hingga menjadi suatu K-Map Direktorat TRP. K-Map yang disusun

oleh setiap kelompok disesuaikan dengan jobdesk secara umum yang dilakukan oleh setiap

Subdit/Sekretariat. Hal ini yang kemudian menentukan bidang dari masing-masing pengetahuan

yang dimiliki oleh setiap Subdit/Sekretariat.

Secara umum, K-Map Subdit Infosos terdiri dari empat hal pokok, yakni sosialisasi, koordinasi,

pemantauan dan evaluasi, serta analisis kebijakan. Keempat hal pokok tersebut merupakan jobdesk

keseluruhan yang dilakukan oleh Subdit Infosos sehingga memberikan output media sosialisasi dan

informasi yang menjadi perangkat dari distribusi informasi Bidang Tata Ruang dan Pertanahan.

Adapun K-Map tersebut dapat dilihat pada gambar-gambar di bawah ini:

Gambar 8. K-Map Subdit Informasi dan Sosialisasi

Page 39: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

30

Gambar 9. K-Map Sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN)

Sekretariat RAN memiliki dua program utama yakni intervensi kebijakan dan koordinasi lintas

sektor dan daerah. Adapun pada prosesnya, intervensi kebijakan mengalami perubahan sesuai

dengan arahan kebijakan pertanahan nasional. Kamar khusus pertanahan pada pengadilan diusulkan

untuk dihapuskan karena masih membutuhkan kajian lebih dalam.

Gambar 10. K-Map Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN)

Kementerian PPN/Bappenas berlaku sebagai Sekretaris BKPRN yang salah satu tugas pokoknya

adalah menjalankan sistem informasi dan kehumasan di lingkup seluruh anggota BKPRN.

Page 40: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

31

Gambar 11. K-Map Subdit Pertanahan

Pada Subdit Pertanahan, terdapat lima hal pokok yakni koordinasi perencanaan, penyusunan

kebijakan perencanaan pembangunan, analisa kebijakan, monitoring dan evaluasi, serta penugasan

lain.

Gambar 12. K-Map Subdit Tata Ruang

Page 41: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

32

Tidak jauh berbeda dengan Subdit Pertanahan, Subdit Tata Ruang memiliki fokus pada

perencanaan, pemantauan dan evaluasi, kajian dan penugasan lain. Kajian yang dilakukan oleh

Subdit Tata Ruang tersebut terkait dengan Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, salah satunya

Backgroud Study RPJMN.

Pada pembuatan K-Map ini diperlukan suatu form-form pengetahuan untuk memudahkan dalam

proses identifikasi dan pengumpulan pengetahuan yang terdapat di Direktorat Tata Ruang dan

Pertanahan (TRP) Bappenas. Di samping hal tersebut, form-form ini diperlukan untuk melakukan

perbaikan terhadap sistem aplikasi MP yang akan dikembangkan. Jenis form tersebut dapat dilihat

lampiran.

5. Sesi Diskusi dengan Mitra MP – Pusdatinrenbang Bappenas (Juli 2014)

Diskusi ini dilakukan dalam dua kali pertemuan, yakni pada tanggal 3 Juli dan 8 Juli 2014. Adapun

tujuan diskusi ini yakni untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan MP yang selama ini telah

dilaksanakan oleh Pusdatinrenbang Bappenas, dan sejauh mana kedua sistem MP yang ada dapat

saling mendukung antara satu dengan yang lain. Dari hasil diskusi tersebut, disebutkan bahwa MP

Pusdatinrenbang yang dilaksanakan pada tahun 2013 baru sebatas teori dan konsep, yang mengkaji

mengenai MP secara keseluruhan untuk Bappenas. Pada Tahun 2014, akan dilanjutkan dengan

kegiatan pada penguatan instrumen teknologi informasi untuk MP.

Sistem MP yang terdapat di Pusdatin berpedoman pada konsep manusia, proses, dan kebijakan.

Namun, proses MP masih terkendala pada bagaimana proses pengumpulan pengetahuan itu sendiri.

Pihak Pusdatinrenbang merasa kesulitan untuk menjadikan proses berbagi pengetahuan sebagai

kebiasaan (habit) pada setiap orang sehingga diperoleh pengetahuan baru dan dapat dishare ke

orang lain. Terkait dengan kegiatan MP, Pusdatin mendapatkan kesulitan karena kurangnya respon

dari pimpinan untuk kegiatan ini. Untuk mendatang, harapannya dukungan dan komitmen dari

pimpinan terkait kegiatan ini dapat memberi peranan penting untuk perkembangan MP tersebut.

6. Lokakarya Akhir Manajemen Pengetahuan (21 Juli 2014)

Pada tanggal 21 Juli 2014 telah diselenggarakan peluncuran awal MP Direktorat TRP yang

mengundang direktorat mitra K/L di Kedeputian Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah dan

mitra direktorat terkait. Dalam prosesnya, disusunlah peta jalan MP, rancangan kebijakan penerapan

MP, dan rancangan SOP oleh tenaga ahli.

Kegiatan lokakarya ini merupakan presentasi akhir mengenai perkembangan sistem manajemen

pengetahuan dari hasil diskusi yang dilakukan pada periode Mei – Juli 2014. Lokakarya ini dibuka

oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan lalu dilanjutkan dengan paparan dari Tenaga Ahli dan

terakhir demo aplikasi sistem MP yang telah disusun oleh Staf Infosos, Direktorat TRP.

Adapun lokakarya ini bertujuan untuk: a) Diseminasi kebijakan, peta jalan, dan perangkat/media

penerapan manajemen pengetahuan di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, dan b) Peluncuran

sistem aplikasi manajemen pengetahuan di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Keluaran yang

diharapkan pada lokakarya ini yakni adanya masukan dari para pengguna sistem dan pengembang

manajemen pengetahuan untuk perbaikan penerapan MP di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan.

Page 42: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

33

Dalam kesempatan ini dibahas mengenai beberapa hal terkait dengan:

a) Kebijakan MP TRP yakni: (a) penerapan kegiatan MP diharapkan dapat menjadi bagian dari

semua aktifitas TRP; (b) sistem aplikasi MP TRP yang telah disusun dikembangkan secara

bertahap dan berkelanjutan; dan (c) aplikasi MP TRP diharapkan sudah digunakan oleh seluruh

staf TRP pada pertengahan Agustus 2014 (18 Agustus 2014).

b) Peta jalan MP TRP untuk lima tahun ke depan, yakni: (1) Tahap Permulaan (Getting Started)

pada Tahun 2014; (2) Tahap Percobaan (Explore and Experiment) pada Tahun 2015; (3) Tahap

Pengembangan (Expand and Support) pada Tahun 2016; (4) Tahap Institusionalisasi

(Institutionalize) pada Tahun 2017; (5) Tahap Integrasi (Integrate) pada Tahun 2018.

c) Perangkat yang digunakan MP TRP yakni: (i) Community of Practice; (ii) Learning Reviews; (iii)

Meeting and Brainstorming; (iv) Video and Audio; dan (v) Sistem Aplikasi MP.

Penyusunan sistem aplikasi MP didasarkan dari form yang diberikan sebelumnya, yakni form

pribadi, form kelompok, dan form pengetahuan. Terdapat kesulitan saat menentukan komponen

kepakaran, karena persyaratan kompetensi tidak ada. Namun demikian, kepakaran disesuaikan

dengan K-Map yang telah disusun oleh masing-masing Subdit/Sekretariat. Oleh karenanya MP

diharapkan tidak dianggap sebagai kegiatan yang episodik, namun terus menerus dan berkelanjutan,

karena akan bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan sebuah organisasi. Untuk saat ini,

sistem aplikasi MP khusus untuk TRP dan tidak dapat dilihat oleh Direktorat lain kecuali memang

jika ada permintaan khusus.

Hasil dari diskusi akhir ini menyarankan agar sistem MP TRP tersebut diperkuat terlebih dahulu

dalam segi informasi dan pengetahuan secara internal, setelah dirasa penguatan tersebut cukup,

maka sistem MP TRP ini dapat dibuka untuk pihak eksternal. Perkiraan waktu penguatan di internal

TRP disarankan selama dua tahun dan berikutnya sistem tersebut dapat dibuka ke Direktorat lain di

lingkup Kementerian PPN/Bappenas.

Nantinya, sistem MP TRP yang telah disusun dapat direplikasi dan digunakan oleh Direktorat

lain, namun demikian untuk masing-masing Direktorat akan berbeda, disesuaikan dengan

konten/substansi dan struktur yang dimiliki oleh masing-masing Direktorat yang ada. K-Map yang

disusun saat ini bukan final, melainkan bisa berubah-ubah disesuaikan dengan pengetahuan yang

didapatkan oleh masing-masing Subdit/Sekretariat.

Sistem MP tersebut berbeda dengan portal, situs/website, maupun milis, karena berfokus pada

pengetahuan dan prosesnya, serta memiliki lingkup yang lebih luas. Sementara untuk portal, website,

dan milis lebih kepada perangkat untuk menyebarluaskan pengetahuan tersebut. Untuk mendatang,

bahan-bahan dari hasil rapat disarankan untuk diupload di sistem aplikasi MP, sehingga proses

berbagi mulai dilaksanakan. Masukan lain untuk pengembangan sistem MP tersebut muncullnya

grup baru yakni administrasi dan perpustakaan yang fokus untuk memasukkan

informasi/pengetahun mengenai buku-buku. Sementara untuk perwakilan dari Direktorat lain,

seperti Dit. KKDT akan dibuatkan username khusus yang hanya dapat melihat dan mendownload

pengetahuan di TRP, namun tidak dapat mengupload. Username yang akan diberikan sementara

bersifat sementara, dengan nama “Tamu TRP”.

Page 43: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

34

Dengan diadakannya kegiatan lokakarya MP ini, sistem MP TRP sudah dapat berjalan secara

efektif sejak bulan Agustus 2014 disertai dengan perbaikan sistem MP TRP yang akan dilakukan

secara bertahap dan berkelanjutan.

Ke depan, dalam pengembangan sistem MP ini, Direktorat TRP akan melakukan kerjasama

dengan Biro Pusat Data dan Informasi, dan Direktorat Perumahan dan Permukiman Kementerian

PPN/Bappenas terkait dengan pemahaman dan penerapan MP. Harapannya, pengembangan dan

penerapan MP juga dapat dilaksanakan hingga lingkup Bappenas secara menyeluruh.

Rangkaian proses penyusunan sistem MP TRP dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Rangkaian Proses Penyusunan MP TRP

4.2 Sistem Aplikasi MP TRP

Sistem aplikasi MP TRP merupakan sistem MP TRP yang dibuat berdasarkan hasil K-Map yang

disusun oleh seluruh Subdit/Sekretariat di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Sistem tersebut

dapat diakses pada alamat landspatial.bappenas.go.id./km. Pada awalnya aplikasi tersebut hanya

terbatas untuk lingkup internal Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian PPN/Bappenas

saja, namun dari hasil diskusi, maka sistem tersebut akan dibuka untuk lingkup eksternal Direktorat

Tata Ruang dan Pertanahan, yang berada dalam naungan satu Kedeputian, yakni Deputi

Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah. Namun untuk pengenalan sistem MP tersebut masih

dalam tahap awal.

Diskusi/sharing dengan MP di Pusdatin (Juli 2014)

Revisi/perbaikan MP TRP (Agustus – Oktober 2014)

Laporan Akhir Kegiatan MP Bidang

Tata Ruang Pertanahan

(Desember 2014)

Lokakarya Akhir MP (21 Juli 2014)

Diskusi MP (internal Bappenas) (5 Februari 2014)

Lokakarya Awal MP (20 Maret 2014)

Pembuatan Sistem MP TRP (Mei – Juni 2014)

Pengumpulan data dan pengetahuan (April 2014)

Page 44: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

35

Berikut cara sederhana menggunakan aplikasi tersebut:

1. Open Browser melului Mozila Firefox atau Google Chrome, maupun browser lain, lalu akses

alamat landspatial.bappenas.go.id./km. Setelah tersambung maka akan terlihat halaman

untuk log in seperti gambar di bawah ini:

Gambar 13. Halaman Muka Aplikasi MP - TRP

Pada halaman ini terdapat dua kolom yang harus diisi yakni username dan password.

2. Isikan username dan password tersebut lalu klik LOG IN. Maka halaman berikutnya yang

akan terlihat adalah halaman beranda seperti di bawah ini.

Gambar 14. Halaman Beranda Aplikasi MP – TRP

Page 45: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

36

Halaman beranda terdiri atas tiga menu utama, yakni: (i) dashboard; (ii) pengetahuan; dan (iii)

tim TRP. Dashboard menampilkan seluruh menu yang ada di dalam aplikasi tersebut. Menu

pengetahuan berisi daftar pengetahuan yang dimiliki oleh seluruh Subdit/Sekretariat yang berada di

lingkungan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Pada menu Tim TRP terdapat seluruh daftar staf

Dit. TRP yang menggunakan aplikasi MP tersebut.

Gambar 15. Halaman Pengetahuan Pribadi User pada Aplikasi MP - TRP

Kita dapat membuka halaman pengetahuan pribadi pada foto profile kita di kanan atas halaman

tersebut. Halaman pengetahuan pribadi berisi daftar pengetahuan yang telah kita upload dalam

sistem MP tersebut. Pada halaman tersebut terdapat icon unggah pengetahuan.

Gambar 16. Halaman Profil User Aplikasi MP – TRP

Page 46: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

37

Selanjutnya kita dapat melihat profil user jika kita mengklik pada bagian foto profile di bagian kanan

atas. Pada tampilan tersebut ada dua jenis, profile secara umum dan daftar pengetahuan yang sudah

kita upload.

Gambar 17. Halaman Pengetahuan per Bidang Aplikasi MP - TRP

Halaman pengetahuan per bidang adalah halaman yang menampilkan seluruh pengetahuan yang

telah diupload sesuai dengan pengelompokkan dari setiap Subdit/Sekretariat. Hal tersebut dapat kita

lihat jika kita mengklik menu pengetahuan lalu Infosos. Hasilnya akan terlihat seperti gambar di atas.

Gambar 18. Halaman Tampilan Dokumen pada Aplikasi MP - TRP

Halaman berikut menampilkan dokumen pengetahuan yang hendak dilihat maupun akan

didownload.

Page 47: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

38

Gambar 19. Halaman Seluruh User Tim TRP pada Aplikasi MP - TRP

Halaman berikut menampilkan seluruh user dari seluruh staf di Direktorat TRP yang

menggunakan sistem MP TRP. Jika kita ingin keluar dari sistem MP TRP tersebut, kita hanya perlu

mengklik foto profile lalu klik Sign Out, maka halaman pun akan kembali ke halaman tampilan utama.

Gambar 20. Jumlah Statistik Pengetahuan yang terkumpul pada Sistem Aplikasi MP - TRP (data per 05 Desember 2014)

Pada Gambar 20 berikut, merupakan statistik yang menunjukkan jumlah pengetahuan yang

telah terkumpul hingga 05 Desember 2014 sesuai dengan masing-masing subdit/sekretariat. Pada

perkembangannya, pada sistem MP-TRP ini ditambah satu kelompok lagi yakni administrasi dan

perpustakaan yang mengumpulkan informasi mengenai buku-buku baru dan dokumen-dokumen

administrasi lain yang penting.

Page 48: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

39

4.3 Peta jalan MP TRP

Peta jalan umumnya digunakan untuk memberikan pandangan secara 'gambaran besar'

terhadap inisiatif baru atau kompleks, program atau 'perjalanan' bagi suatu organisasi. Dalam istilah

sederhana, ini menunjukkan kepada para pemangku kepentingan dan pihak lainnya yang

berkepentingan mengenai strategi dan taktik untuk mendapatkan dari 'awal hingga mencapai

tujuan'.

Peta jalan ini telah dikembangkan untuk membantu memberi petunjuk kepada orang dan

organisasi dalam perjalanan MP mereka, di mana niat mereka adalah dengan menggunakan MP

sebagai tuas bisnis untuk kinerja bisnis. Itu menjabarkan kecocokan dan aliran elemen kunci yang

dibutuhkan untuk membangun, memberikan dan mempertahankan MP bagi suatu organisasi. Hal ini

berlaku apakah ‘layanan’ MP disediakan secara internal maupun eksternal untuk meningkatkan

kinerja organisasi. Hal ini dimaksudkan untuk melayani dengan cara sederhana, namun

komprehensif, terarah dan checklist. Bagaimanapun, itu bukan rencana proyek formal, dan hal ini

tentunya bukan seperti sebuah buku masak yang memberikan resep secara sempurna.

Peta jalan MP mencerminkan proses yang berulang-ulang dan berubah-ubah, di mana

pembelajaran saat Anda mengerjakan adalah faktor kunci untuk sukses. Hal ini juga berguna untuk

menciptakan kesadaran, buy-in dan keselarasan, dan membantu mengelola ekspektasi di antara para

pemangku kepentingan yang akan dikaitkan sepanjang perjalanan.

Peta jalan manajemen pengetahuan (MP) Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan (TRP)

Kementerian PPN/Bappenas terdiri dari 5 tahapan utama yaitu :

1. Tahap Permulaan (Getting Started), 2014

2. Tahap Percobaan (Explore and Experiment), 2015

3. Tahap Pengembangan (Expand and Support), 2016

4. Tahap Institusionalisasi (Institutionalize KM), 2017

5. Tahap Integrasi (Integrate KM), 2018

Deskripsi singkat mengenai peta jalan MP Direktorat TRP Kementerian PPN/Bappenas

digambarkan dalam Gambar 21 sebagai berikut:

Gambar 21. Peta Jalan Manajemen Pengetahuan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

TAHAP PERMULAAN (2014)

Membangun Tim MP TRP

Menyusun K-Map TRP Mengidentifikasi dan

mengkoleksi pengetahuan TRP yang ada

Membangun aplikasi dasar sistem MP TRP

Mensosialisasi MP di lingkungan TRP

TAHAP PERCOBAAN(2015)

Mempertahankan aktifitas-aktifitas MP TRP

Mengidentifikasi dan mengkoleksi pengetahuan hasil aktifitas bersama atau di luar TRP untuk dimasukan ke dalam MP TRP melalui Tim MP TRP

Meningkatkan aplikasi sistem MP untuk lebih dapat diakses dari pihak luar TRP

Memperjelas kebijakan MP TRP

TAHAP PENGEMBANGAN (2016)

Membuka MP TRP dengan lainnya dalam satu Deputi dengan TRP

Meningkatkan sosialisasi aktifitas MP TRP dengan lainnya dalam satu Deputi dengan TRP

Meningkatkan aplikasi sistem MP TRP yang dapat melibatkan pihak lainnya dalam satu Deputi dengan TRP

Memperjelas Tata Laksana MP TRP

TAHAP INSTITUSIONALISASI (2017)

Melekatkan aktifitas MP kedalam semua aktifitas TRP

Membuka MP TRP untuk seluruh Bappenas

Meningkatkan aktifitas- aktifitas MP TRP ke dalam semua bagian Bappenas

Meningkatkan aplikasi sistem MP TRP untuk dapat melibatkan semua Bappenas yang relasi terhadap TRP

TAHAP INTEGRASI (2018)

Membuka MP TRP untuk di luar Bappenas yang berkepentingan

Meningkatkan aktifitas- aktifitas MP TRP dalam semua aktifitas dengan pihak di luar Bappenas

Meningkatkan fitur aplikasi sistem MP TRP dengan Web 2.0 dan terbuka dengan pihak- pihak yang berkepentingan

Page 49: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

40

4.4 Kebijakan MP TRP

Manajemen Pengetahuan (MP) menggambarkan mengenai penangkapan, pembuatan, berbagi

dan pengelolaan pengetahuan. MP secara umum terdiri dari tiga komponen (i) orang-orang yang

membuat, berbagi dan menggunakan pengetahuan sebagai bagian dari pekerjaan sehari-hari mereka

dan membantu membentuk budaya organisasi yang suka berbagi pengetahuan (ii) Proses yang

meliputi metode untuk memperoleh, membuat, mengatur, berbagi dan transfer pengetahuan untuk

menyesuaikan situasi yang berbeda dan (iii) teknologi yang meliputi mekanisme untuk menyimpan

dan menyediakan akses ke data, informasi, dan pengetahuan yang harus terintegrasi dengan cara

orang bekerja, dan mengalamatkan kebutuhan mereka yang sebenarnya.

Manajemen senior dalam organisasi perlu membuat ekspektasi MP yang jelas dengan

menyatakan apa yang perlu dilakukan secara eksplisit pada saat manajemen pengetahuan, dan oleh

siapa. Mereka perlu menyatakan ekspektasi-ekspektasi tersebut, dan terus memperkuatnya dengan

apa yang mereka putuskan. Mereka juga harus memastikan ekspektasi tersebut tidak bisa

dilemahkan oleh, atau menuai konflik dengan, struktur dan ekspektasi dari perusahaan lain.

Manajemen senior dapat menjadi jelas tentang apa yang mereka harapkan dalam hal

manajemen pengetahuan, berdasarkan standar publikasi, dan dengan menetapkan akuntabilitas

yang jelas. Mereka juga harus memastikan bahwa ekspektasi mereka untuk manajemen pengetahuan

didukung oleh apa yang mereka putuskan dan lakukan. Misalnya, mereka harus menetapkan waktu

dan sumber daya yang diperlukan untuk mengelola pengetahuan. Mereka juga harus memastikan

bahwa sistem penghargaan dalam organisasi bisa mendukung manajemen pengetahuan.

Sebagai langkah awal kebijakan manajemen pengetahuan (MP) di lingkungan Direktorat Tata

Ruang dan Pertanahan (TRP) Bappenas ini terdiri dari 5 elemen utama kebijakan yaitu (a) Pimpinan

TRP, (b) Waktu Dalam MP TRP, (c) Arah Penerapan MP TRP, (d) Kegiatan TRP dan Aktifitas MP TRP

dan (e) Aplikasi dan Fitur Sistem MP TRP. Seperti yang digambarkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 22. Elemen Kebijakan MP – TRP Bappenas

a. Pimpinan TRP

Pimpinan mengarahkan penerapan MP secara berkelanjutan

Page 50: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

41

Pimpinan mengarahkan penerapan MP menjadi bagian semua aktifitas TRP

Pimpinan mengarahkan penerapan MP untuk terjadi integrasi dengan semua pihak-

pihak terkait dari Deputi, Kementerian PPN/Bappenas dan di luar Kementerian

PPN/Bappenas

b. Waktu Dalam MP TRP

Proses aktifitas MP mempunyai waktu yang jelas untuk menyimpan dan

menyebarluaskan pengetahuan-pengetahuan

Waktu berbagi ke dalam sistem dicatat sebagai bentuk dari kinerja individu, team dan

organisasi untuk semua aktifitas MP

c. Arah Penerapan MP TRP

Penerapan MP akan berlanjut sampai terbentuk aktifitas MP menjadi bagian seluruh

aktifitas dari TRP

Berbagi pengetahuan melalui MP TRP berkelanjutan mulai dari TRP sendiri,

kemudian Deputi, hingga lingkup Kementerian PPN/Bappenas dan terbentuk

pengetahuan dengan bagian-bagian di luar Kementerian PPN/Bappenas

d. Aplikasi dan Fitur Sistem MP TRP

Sistem aplikasi MP dikembangkan secara bertahap dan berkelanjutan

Aplikasi MP dimulai dari TRP dan kemudian mendapatkan feedback dari lingkungan

satu deputi yang mana TRP terdapat di dalamnya, kemudian seluruh Kementerian

PPN/Bappenas dan akhirnya dari bagian-bagian luar Kementerian PPN/Bappenas

untuk semua aktifitas MP TRP

Sistem Aplikasi MP akan menggunakan pendekatan Web 2.0 untuk lebih luas dan

terintegrasi

4.5 Standar Operation Procedure (SOP) MP TRP

SOP adalah suatu set instruksi (perintah kerja) terperinci dan tertulis yang harus diikuti demi

mencapai keseragaman dalam menjalankan suatu pekerjaan tertentu (detailed, written instructions

to achieve uniformity of the performance of a specific function) dengan berpedoman pada tujuan yang

harus dicapai. SOP menjadi pedoman bagi para pelaksana pekerjaan.

SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, dan sarana komunikasi antara pelaksana

dan pengawas, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara konsisten. Para pekerja akan lebih

percaya diri dalam bekerja karena tahu apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan. SOP bisa

digunakan sebagai salah satu alat training dan untuk mengukur kinerja karyawan.

SOP Manajemen Pengetahuan (MP) Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan (TRP) Bappenas

sebagai langkah awal terdiri dari 2 proses utama, yaitu :

1. Proses Berbagi Pengetahuan MP – TRP Bappenas

2. Proses Administrasi Sistem MP – TRP Bappenas

Page 51: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

42

Gambar 23. Proses Berbagi Pengetahuan MP – TRP Bappenas

Gambar 24. Proses Administrasi Sistem MP – TRP Bappenas

4.6 Perangkat dan Teknik MP TRP

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan (TRP) Kementerian PPN/Bappenas sebagai langkah

awal menetapkan perangkat dan teknik untuk mendukung penerapan Manajemen Pengetahuan

(MP), dilakukan melalui: (a) Community of Practices, (b) Learning Reviews, (c) Brainstorming and

Meeting, (d) Video and Audio dan (e) Sistem Manajemen Pengetahuan (MP). Perangkat ini akan terus

berkembang ketika penerapan MP juga berkembang di lingkungan TRP sendiri.

Pro

se

s B

erb

ag

i P

en

ge

tah

ua

n K

M -

TR

P

Dir

ekto

rat

TR

PS

taff

TR

P

Login

Sistem KM

Mengakses

Sistem KM

Mengupload

Pengetahuan

Memberikan

Komentar

Lanjut?

Lanjut?

Ya

Ya

Logout

Sistem KM

Aktifitas dan

Kegiatan TRP

Aktifitas

KM?

Mengikuti

Kegiatan KM

Ya

Menyusun

Laporan

Kegiatan KM

Menyusun File

Dokumen Untuk

Sistem KM

Menyusun

Laporan Kegiatan P

ros

es

Ad

min

istr

as

i S

iste

m K

M -

TR

P

Ad

min

KM

- T

RP

Login

Sistem KM

Mengakses

Sistem KM

Mengupload

Pengetahuan

Memberikan

Komentar

Lanjut?

Lanjut?

Ya

Ya

Logout

Sistem KM

Administrasi

Sistem KMLanjut?

Page 52: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

43

Gambar 25. Perangkat dan Teknik MP – TRP Bappenas

1. Community of practice (COP)

Dalam COP ini, Direktorat TRP telah melakukan pembentukan kelompok atau bagian sesuai

dengan bidang yang ada di Direktorat TRP untuk berbagi pengetahuan. Adapun pengetahuan yang

dikumpulkan tersebut berasal dari semua materi terkait dengan pelaksanaan kegiatan Tata Ruang

dan Pertanahan selama Tahun 2014 serta pengumpulan informasi melalui media sosial seperti

portal, e-trp, e-bkprn, milis, majalah, buku dan sebagainya, sehingga dari semua informasi tersebut

terkumpul dan dapat berbagi dengan para anggota kelompok tersebut.

2. Learning Reviews

Semua bahan pembelajaran/pelatihan/kegiatan/meeting yang diperoleh setiap staf TRP

disimpan ke dalam sistem MP TRP. Salah satu input yang menjadikan perangkat ini bisa berjalan

dengan baik dikarenakan dalam pengumpulan informasi dari setiap anggota kelompok dikumpulkan

dalam bentuk BTOR (Back to Report Office). BTOR merupakan laporan hasil dari

rapat/pertemuan/kegiatan yang telah dilakukan maupun diikuti oleh seluruh staf TRP, baik itu

berupa bahan paparan, maupun diskusi, untuk dapat disimpan dalam sistem MP TRP. Dengan adanya

BTOR yang didistribusikan ke seluruh staf TRP, diharapkan semua staf dapat meningkatkan

wawasan dan pengetahuan terkait Bidang Tata Ruang dan Pertanahan.

3. Meeting and Brainstorming

Setiap pertemuan aktifitas TRP menjadi bagian dari aktifitas MP. Hal ini juga dilakukan dengan

berbagai pertemuan seperti rapat staf (mingguan, bulanan) dan rapat dengan para mitra kerja

(Kementerian/Lembaga) dalam proses perencanaan, koordinasi, pemantauan dan evaluasi terkait

dengan pelaksanaan tugas bidang tata ruang dan pertanahan.

Page 53: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

44

4. Video and Audio MP

Dalam menghadiri beberapa kegiatan diskusi penting yang terkait dengan Bidang Tata Ruang

dan Pertanahan, Dit. TRP telah memanfaatkan alat voice recorder sebagai perekam audio, sehingga

pengetahuan tersebut tersimpan dalam bentuk audio. Dalam penggunaan video saat ini belum

dilakukan secara optimal, namun akan dilakukan secara bertahap. Media perekaman tersebut sangat

penting untuk berbagi semua aktifitas MP TRP.

5. Sistem Aplikasi MP TRP

Sistem aplikasi MP TRP merupakan sistem pendukung utama yang memiliki fungsi untuk

menyimpan dan berbagi pengetahuan tentang Bidang Tata Ruang dan Pertanahan di lingkup

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian PPN/Bappenas.

Page 54: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

45

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Penerapan sistem manajemen pengetahuan (Knowledge Management System) yang dilakukan

Kementerian PPN/Bappenas tentu belum bisa memberikan hasil yang optimal dalam mengelola

pengetahuan organisasi pemerintah khususnya Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Idealnya,

penerapan sistem manajemen pengetahuan langsung diterapkan pada seluruh atau sebagian

organisasi yang banyak mengelola pengetahuan dalam bentuk inovasi atau peraturan-peraturan.

Manajemen pengetahuan diperlukan agar organisasi mampu melaksanakan fungsinya secara efektif

sehingga kesenjangan pengetahuan pada setiap elemen organisasi dapat diminimalisir.

Berdasarkan hasil kegiatan dalam mempersiapkan, menyusun, dan melaksanakan serta

menerapkan sistem manajemen pengetahuan di Direktorat TRP maka dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut:

1) Sistem MP TRP sudah dapat berjalan dan telah mulai digunakan oleh seluruh staf TRP sejak 18

Agustus 2014.

2) Batas waktu diusulkan 2 (dua) hari kerja untuk meng-upload bahan-bahan dari hasil setiap

pertemuan/rapat/meeting yang dilaksanakan maupun yang diikuti oleh staf Dit.TRP pada

sistem MP TRP.

3) Adanya penambahan satu kelompok lagi yakni administrasi dan perpustakaan.

4) Untuk perwakilan dari Direktorat di luar TRP, dapat diberikan username “Tamu TRP”.

5.2 Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil kegiatan MP TRP yang sudah berjalan selama satu tahun ini, maka saran dan

rekomendasi yang dapat disampaikan adalah bahwa suatu organisasi akan mempunyai kinerja yang

“okey punya” jika menerapkan sistem manajemen pengetahuan (Turban cs, Information technology

for management). Disarankan agar semua informasi dan pengetahuan dari seluruh komponen

organisasi dalam hal ini Direktorat TRP yang berasal dari aktifitas rapat – rapat harian, informasi

mengenai peraturan – peraturan terbaru serta data – data lain yang menunjang dapat dikumpulkan

dengan suatu sistem informasi yang mudah untuk diakses oleh seluruh anggota organisasi. Dengan

demikian, jika sistem informasi tersebut (Knowledge Management System) sewaktu-waktu

diperlukan, maka sistem tersebut dapat diakses oleh anggota organisasi guna keperluan rapat di

manajemen puncak, sehingga data, informasi dan pengetahuan yang ada sudah merupakan gabungan

dari pengetahuan seluruh anggota organisasi.

Page 55: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

46

Oleh karena itu, rekomendasi bagi pengembangan dan peningkatan sistem MP TRP adalah

sebagai berikut:

1) Perbaikan sistem MP TRP perlu dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.

2) Penguatan sistem MP TRP dengan melakukan perbaikan pada teknik dan perangkat MP yang

telah digunakan.

3) Penggunaan sistem MP TRP dapat digunakan secara optimal oleh seluruh staf Direktorat TRP.

4) Melakukan diskusi dan berbagi pengetahuan lebih lanjut mengenai penerapan sistem

informasi/MP dengan Direktorat lain di Kementerian PPN/Bappenas seperti Pusdantinrenbang

dan Direktorat Perumahan dan Permukiman; maupun dengan instansi lain di luar Kementerian

PPN/Bappenas untuk memperkaya referensi.

Panjangnya tahapan penerapan manajemen pengetahuan mengindikasikan bahwa manajemen

pengetahuan tidak dapat serta merta langsung diterapkan di Kedeputian secara khusus maupun

Kementerian PPN/Bappenas. Selain itu, oleh karena banyak staf baik di Direktorat ataupun

Kedeputian di Kementerian PPN/Bappenas tidak semuanya memahami konsep manajemen

pengetahuan, maka diperlukan pihak lain di luar Kementerian PPN/Bappenas yang dapat membantu

penerapan manajemen pengetahuan.

Oleh karena itu, penerapan kegiatan manajemen pengetahuan (MP) pada Direktorat Tata Ruang

dan Pertanahan ini diharapkan membantu secara khusus Kedeputian Pengembangan Regional dan

Otonomi Daerah dan secara umum Kementerian PPN/Bappenas untuk melihat lebih teknis apa-apa

yang perlu dipersiapkan dalam penerapan manajemen pengetahuan pada level Direktorat maupun

Kedeputian di Kementerian PPN/Bappenas.

Page 56: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

47

DAFTAR PUSTAKA Aldi, B. Elnath. 2005. Menjadikan Manajemen Pengetahuan Sebagai Keunggulan Kompetitif Perusahaan Melalui Strategi Berbasis Pengetahuan. Semarang. Davenport, T. H. (1998). Working Knowledge: How Organization Manage What They Know. Davidson, C. a. (2003). Manajemen Pengetahuan, An Introduction to creating competitive advantage from intellectual capital. New Delhi: Vision Book. Jason Cole & Helen Foster. 2006. Using Moodle, 2th Edition, Teaching with the popular open source Course Management System. Jetter, Antoin, dkk. (2006). Knowledge Integration: The Practice of Manajemen Pengetahuan in Small and Medium Enterprises. Springer. 7. Halliday, Kelly, McMurray, Morrow (2007), Knowledge Elicitation. Jurnal JIBEKA Volume 7, No 3 Agustus 2013: 26 – 32 Manajemen Pengetahuan: Belajar dari Singapore Armed Forces.

http://www.dunamis.co.id/knowledge/details/articles/167. Diakses pada 23 Mei 2014.

Manajemen Pengetahuan. http://en.wikipedia.org/wiki/Knowledge_Management diakses 17 Juli 2014. Nonaka, I. a. (1995). The Knowledge Creating Company: How Japanesse Companies Create The Dynamics In Innovation. Oxford University Press. Profil Pikul Agustus 2011 English Version Siregar, Ahmad Ridwan. 2005. Manajemen Pengetahuan Perspektif Pustakawan. Disampaikan dalam Seminar Ilmiah Nasional IPI di PekanBaru Riau, 31 Mei – 3 Juni 2005. Tiwana, A. (2000). The Manajemen Pengetahuan Tollkit. Prentice Hall PTR. Upper Saddle River, NJ 07458.

Page 57: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

48

LAMPIRAN

NOTULENSI RAPAT KOORDINASI MANAJEMEN PENGETAHUAN

NOTULENSI RAPAT KOORDINASI I Hari/Tanggal : Kamis/05 Juni 2014 Tempat : Ruangan Sekretariat BKPRN Pimpinan Rapat : Bp. Haitan dan Tim Infosos Peserta : Subdit Infosos, Subdit Pertanahan, dan Sekretariat RAN

HASIL DISKUSI

1. Diskusi yang semula dijadwalkan tanggal 03 Juni 2014, diubah menjadi tanggal 05 Juni 2014 dan dihadiri oleh Tenaga Ahli MP, Staf Infosos, dan Staf Pertanahan beserta Sekretariat RAN.

2. Diskusi ini bertujuan untuk membahas mengenai K-Map dari masing-masing kelompok yang sebelumnya sudah terbagi menjadi lima, yakni: Sekretariat BKPRN, Sekretariat RAN, Subdit Tata Ruang, Subdit Pertanahan, dan Subdit Infosos.

3. Diskusi ini juga merupakan lanjutan dari Diskusi Manajemen Pengetahuan pada tanggal 21 Mei 2014 dan 28 Mei 2014. Pada tanggal 21 Mei 2014 membahas mengenai K-Map Subdit Tata Ruang, Subdit Pertanahan, dan Sekretariat RAN. Sementara tanggal 28 Mei 2014 membahas mengenai K-Map Subdit Infosos dan Sekretariat BKPRN.

4. Pada diskusi kali ini semula akan membahas mengenai isian form oleh Subdit Tata Ruang dan Subdit Pertanahan, dan Sekretariat RAN. Namun karena Subdit Tata Ruang tidak dapat hadir, maka diganti oleh Subdit Infosos.

5. Beberapa hal penting yang dibahas dalam diskusi tersebut, yakni: a. Proses Diskusi Manajemen Pengetahuan saat ini sudah masuk pada proses pengumpulan

pengetahuan TRP yang disesuaikan dengan kelima grup yang sudah dibagi. b. Form yang diberikan oleh TA (Bp. Haitan) ada tiga jenis form, yakni:

Form Pemilik Pengetahuan/Pembagi Pengetahuan (Untuk kepakaran dibagi menjadi dua bagian, untuk kepakaran yang sesuai dengan K-map/jobdesk & kepakaran individual),

Form Bagian/Group sebagai deskripsi untuk setiap grup, dan Form Pengetahuan yang diisi dalam bentuk softcopy (5) dan bentuk hardcopy (5),

sehingga total 10 untuk per individu. c. Pada Form Pengetahuan ada beberapa poin tambahan, yakni:

Untuk poin tanggal catat menjadi dua bagian, yakni: tanggal catat dokumen dan tanggal catat komputer.

Tanggal catat dokumen adalah tanggal penyusunan/pembuatan/penerimaan dokumen tersebut. Sementara tanggal catat komputer adalah tanggal pada saat dokumen di-unggah ke sistem.

Untuk poin pemilik dapat ditulis lebih dari satu orang. Ditambahkan poin penggunggah sebagai orang yang akan mengunggah

dokumen/pengetahuan tersebut. Pengetahuan bisa didapat dari berbagai sumber dan kategorinya disesuaikan dengan

K-Map yang sudah disusun oleh masing-masing grup. d. Untuk kepakaran Subdit Pertanahan difokuskan sementara menjadi empat hal utama, yakni:

Page 58: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

49

1) Perencanaan Pembangunan 2) Analisa Kebijakan 3) Management Strategy 4) Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

6. Aplikasi sistem K-MAP TRP sedang disusun oleh Mas Indra. Diharapkan sistem ini dapat diselesaikan akhir Juni, untuk selanjutnya di bulan Juli akan difokuskan bagian mana dari K-Map TRP ini yang akan diterapkan.

NOTULENSI RAPAT KOORDINASI II Hari/Tanggal : Kamis/12 Juni 2014 Tempat : Ruangan Sekretariat BKPRN Pimpinan Rapat : Bp. Haitan dan Tim Infosos Peserta : Subdit Infosos dan Sekretariat BKPRN

HASIL DISKUSI

1. Diskusi dihadiri oleh Tenaga Ahli MP, Staf Infosos, dan Staf Sekretariat BKPRN. 2. Diskusi ini bertujuan untuk: 1) membahas mengenai K-Map dari masing-masing kelompok yang

sebelumnya sudah terbagi menjadi lima (Sekretariat BKPRN, Sekretariat RAN, Subdit Tata Ruang, Subdit Pertanahan, dan Subdit Infosos); 2) membahas mengenai aplikasi sistem K-Map yang sedang dibuat oleh Mas Indra.

3. Diskusi ini juga merupakan lanjutan dari Diskusi Manajemen Pengetahuan pada tanggal 05 Juni 2014 yang membahas mengenai isian form Subdit Infosos, Subdit Pertanahan, dan Sekretariat RAN.

4. Pada diskusi kali ini membahas mengenai isian form oleh Subdit Tata Ruang dan Sekretariat BKPRN secara singkat, dan sistem K-Map yang tengah dalam proses penyusunan.

5. Beberapa hal penting yang dibahas dalam diskusi tersebut, yakni: a. Proses Diskusi Manajemen Pengetahuan saat ini sudah masuk pada proses pengumpulan

pengetahuan TRP yang disesuaikan dengan kelima grup yang sudah dibagi. b. Form Pengetahuan direncanakan akan dikumpulkan sebanyak 50, dengan rincian sebagai

berikut: (i) bentuk softcopy sebanyak 40 dan (ii) bentuk hardcopy sebanyak 10. c. Untuk kepakaran Sekretariat BKPRN difokuskan sementara menjadi lima hal, yakni:

Penyusunan SOP Penggunaan Aplikasi GIS (Sistem Informasi Geospasial) Analisa Kebijakan/Peraturan Exhibition Management (Pengelolaan kegiatan) Meeting Management (Pengelolaan rapat dan pertemuan)

d. Berdasarkan hasil diskusi, aplikasi sistem K-MAP TRP yang disusun oleh Mas Indra diusulkan untuk dilakukan beberapa hal sebagai berikut: Penambahan untuk poin ‘kategori’, Untuk poin hardcopy dan softcopy yang terpisah, berikutnya akan digabungkan ke dalam

direktori Knowledge. Penamaan sistemnya yakni Manajemen Pengetahuan TRP

Page 59: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

50

TINDAK LANJUT

1. Jadwal pertemuan untuk membahas mengenai sistem aplikasi K- Map TRP (Bp. Haitan dengan Mas Indra), dijadwalkan pada minggu ke-4 Juni, sekitar tanggal 24 Juni 2014, pukul 09.00 – selesai di Sekretariat BKPRN.

2. Jadwal pertemuan berikutnya dengan Dir. TRP dan Subdit Infosos dijadwalkan pada tanggal 01 Juli 2014 pukul 09.00 – selesai di Sekretariat BKPRN.

NOTULENSI RAPAT KOORDINASI III Hari/Tanggal : Kamis/26 Juni 2014 Tempat : Ruangan Sekretariat BKPRN Pimpinan Rapat : Bp. Haitan dan Tim Infosos Peserta : Subdit Infosos dan Sekretariat BKPRN HASIL DISKUSI

1. Diskusi dihadiri oleh Tenaga Ahli MP beserta tim dan Staf Infosos 2. Diskusi ini bertujuan untuk membahas pemutakhiran aplikasi sistem K-Map yang sedang dibuat

oleh Mas Indra. 3. Diskusi ini juga merupakan lanjutan dari Diskusi Manajemen Pengetahuan pada tanggal 12 Juni

2014 yang membahas mengenai isian form Sekretariat BKPRN. 4. Beberapa hal penting yang dibahas dalam diskusi tersebut, yakni:

a. Proses Diskusi Manajemen Pengetahuan saat ini sudah masuk pada proses pengumpulan pengetahuan TRP dan pembuatan aplikasi sistem MP TRP.

b. Form Pengetahuan direncanakan akan dikumpulkan sebanyak 50, dengan rincian sebagai berikut: (i) bentuk softcopy sebanyak 40 dan (ii) bentuk hardcopy sebanyak 10. Form tersebut akan diinput pada sistem yang tengah disusun dan akan dijadikan sebagai model awal.

c. Berdasarkan hasil diskusi, aplikasi sistem K-MAP TRP yang disusun oleh Mas Indra diusulkan untuk dilakukan penambahan hal sebagai berikut: Penambahan untuk menu ‘kategori’, Penambahan untuk menu ‘pengetahuan individu/pengetahuanku’, Penambahan untuk menu ‘komentar,’

d. Tenaga Ahli MP berencana untuk membantu dalam penyusunan laporan akhir untuk Bab III mengenai Peta jalan Manajemen Pengetahuan dan Bab IV.

e. Output yang dihasilkan dari Manajemen Pengetahuan, yakni: 1) Peta jalan 2) SOP Manajemen Pengetahuan 3) K-Map TRP 4) Aplikasi sistem MP TRP

TINDAK LANJUT

Kesimpulan dan tindak lanjut sebagai berikut: berupa jadwal pertemuan berikutnya dengan Dir. TRP

dan Subdit Infosos dijadwalkan pada tanggal 01 Juli 2014 pukul 09.00 – selesai di Ruang Direktur.

Page 60: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

51

NOTULENSI RAPAT KOORDINASI IV Hari/Tanggal : Selasa/1 Juli 2014 Tempat : Ruangan Rapat Direktur TRP Pimpinan Rapat : Bp. Direktur TRP Peserta : Subdit Infosos dan Bp. Haitan

HASIL DISKUSI

1. Perlu SOP/kebijakan penggunaan aplikasi MP, yg nantinya dijelaskan dalam lokakarya. 2. Untuk Direktur bisa masuk ke semua grup (kaya option disposisi). 3. Untuk mengisi bidang Sekretariat RAN, bisa diambil dari Subdit Pertanahan 4. Pengelompokan bahan berdasarkan keyword, kemudian masuk ke dalam master data.

Keyword bisa di klik. Ada menu search. 5. Diharapkan dapat dikomentari oleh siapa saja termasuk dalam 1 grup atau beda grup. Hal

ini akan ditindaklanjuti dengan sistem yang ada.Termasuk untuk melihat pengetahuan individu atau kelompok lainnya.

6. Tipe pengetahuan softcopy berbentuk link. 7. Kebijakan penerapan MP akan disampaikan oleh Bp. Direktur TRP 8. Draft sop, peta jalan, dan kebijakan akan disusun oleh Pak Haitan. 9. SOP pake bussiness process management 2.0

Tindak lanjut

Tanggal 21 juli akan diadakan Lokakarya berupa demo (mas indra), peta jalan, kebijakan, sop. Dengan mengundang peserta diluar staf Direktorat TRP termasuk Pusdatin Bappenas. Softlaunching wakil dari masing2 direktorat.

NOTULENSI RAPAT KOORDINASI V Hari/Tanggal : Selasa/8 Juli 2014 Tempat : Ruangan Rapat Sekretariat BKPRN Pimpinan Rapat : Subdit Infosos Peserta : Subdit Infosos, Staf Pusdatin dan Konsultan MP Pusdatin dan Bp.

Haitan HASIL DISKUSI

1. Diskusi dihadiri oleh Tenaga Ahli MP TRP dan Tenaga Ahli MP Pusdatin beserta staf Pusdatin dan Staf Infosos.

2. Diskusi ini bertujuan untuk berbagi informasi mengenai penerapan MP di TRP dan MP di Pusdatin, serta sejauh mana kedua sistem MP tersebut dapat saling mendukung antara satu dengan yang lain.

3. Diskusi ini juga merupakan lanjutan dari Diskusi Manajemen Pengetahuan pada tanggal 03 Juli 2014 yang membahas mengenai MP yang telah dilakukan oleh Pusdatin.

4. Reviu singkat mengenai MP di TRP:

Page 61: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

52

a. MP TRP yang telah berjalan saat ini lebih fokus kepada proses pengumpulan pengetahuan/substansi yang dimiliki oleh Direktorat TRP. MP TRP yang disusun memiliki fungsi untuk mendukung aktivitas Direktorat.

b. MP TRP yang tersusun didasarkan pada pemetaan pekerjaan yang dilakukan oleh setiap subdit/sekretariat di Direktorat, yang kemudian disesuaikan dengan kepakaran masing-masing subdit dan kepakaran masing-masing personal.

c. Sistem MP TRP yang dibangun merupakan langkah awal dari aplikasi untuk berbagi pengetahuan/substansi dari masing-masing subdit/sekretariat di Direktorat TRP.

d. Rencana peta jalan untuk 5 tahun mendatang, Sistem MP TRP diharapkan dapat dikembangkan dengan baik hingga tingkatan Bappenas. Namun demikian, prosesnya perlu dilakukan secara bertahap. Untuk tahun 2015 akan dicoba untuk dikenalkan di lingkup Deputi.

e. Terkait dengan pelaksanaan sistem MP ini, harus didukung oleh kebijakan dan SOP serta dukungan dan komitmen dari pimpinan, sehingga dapat diaplikasi ke seluruh staf yang ada di Direktorat.

5. Reviu singkat mengenai MP di Pusdatin: a. Pusdatin memiliki tupoksi untuk mensupport data informasi dan teknologi informasi. Untuk

itu, Pusdatin mencoba mencuri start dengan menyusun MP di lingkup Bappenas. b. Pusdatin telah memulai kegiatan MP dari tahun 2013, yakni Kajian tentang Keseluruhan MP

untuk di Bappenas. Tahun 2014, kegiatan MP Pusdatin yakni Penguatan Instrumen Teknologi Informasi untuk MP.

c. MP yang coba disusun oleh Pusdatin secara makro meliputi RPJMN dan RKP di seluruh Bappenas.

d. Saat ini Pusdatin memiliki 3 aplikasi yang bernaung di bawah kegiatan MP, yakni: (i) Hasil Rapat Bappenas, yang didapat dari hasil rapim; (ii) Buka Warung, pengumpulan data dari setiap Direktorat; dan (iii) e-monev, yang merupakan implementasi dari PP 39 yang memberikan informasi mengenai program kegiatan K/L.

e. Sebelumnya, Pusdatin pernah membuat aplikasi Jejaring Kerja yang merupakan bagian dari pemetaan kompetensi, namun aplikasi tersebut kurang mendapat respon yang baik.

f. Untuk aplikasi MP yang meliputi RPJMN dan RKP tersebut, Pusdatin menggunakan aplikasi timeline sederhana yakni SMILE WIDGETS.

g. Terkait dengan kegiatan MP, Pusdatin mendapatkan kesulitan karena kurangnya respon dari pimpinan untuk kegiatan ini. Untuk mendatang, harapannya dukungan dan komitmen dari pimpinan terkait kegiatan ini dapat memberi peranan penting untuk perkembangan MP tersebut.

6. Secara umum, MP di TRP dan MP di Pusdatin memiliki konsep yang sama. Perbedaaannya jika di Pusdatin lebih kepada support untuk bagian teknologi informasi yang memiliki cakupan luas se-Bappenas. Sementara MP TRP fokus kepada substansi dengan cakupan yang lebih kecil untuk lingkup Direktorat.

7. Dilihat dari ruang lingkupnya, MP di TRP dapat menjadi sub-bagian dari MP Pusdatin untuk lingkup Bappenas. MP TRP dapat menjadi Pilot Project MP Pusdatin untuk lingkup Bappenas.

8. Untuk penerapan MP sendiri, diperlukan standardisasi yang dapat diaplikasikan ke setiap pengguna MP, sehingga MP satu dengan yang lainnya saling mendukung.

9. Perlu adanya kebijakan dan regulasi yang jelas jika mendatang MP akan diberlakukan di lingkup Bappenas.

10. Dukungan dan komitmen dari pimpinan memiliki peranan penting untuk penerapan kegiatan MP.

11. Perlunya dibuat semacam komunitas khusus untuk pengguna MP, atau dibangun semacam Knowledge Café.

Page 62: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

53

TINDAK LANJUT

1) Dit. TRP akan melakukan perbaikan dan pemutakhiran dari sistem MP yang telah disusun dan mengadakan lokakarya pada tanggal 21 Juli 2014. Pada lokakarya tersebut akan diundang perwakilan dari masing-masing Direktorat di bawah Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah.

2) Pihak Pusdatin akan menginformasikan hasil dari rapat koordinasi kepada pimpinan dan menindaklanjuti segera.

NOTULENSI RAPAT KOORDINASI VI Hari/Tanggal : Senin/21 Juli 2014 Tempat : Hotel Oria, Jakarta Pusat Pimpinan Rapat : Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Peserta : Subdit Infosos, Staf Pusdatin dan Konsultan MP Pusdatin dan Bp.

Haitan HASIL DISKUSI

1. Lokakarya ini dihadiri oleh Tenaga Ahli MP TRP, seluruh staf Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, dan perwakilan dari Direktorat KKDT, yakni Pak Togu.

2. Lokakarya ini bertujuan untuk: a) Diseminasi kebijakan, peta jalan, dan tool/media penerapan Manajemen Pengetahuan di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, dan b) Launching sistem aplikasi Manajemen Pengetahuan di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan.

3. Keluaran yang diharapkan pada lokakarya ini yakni adanya masukan dari para user sistem dan pengembang Manajemen Pengetahuan untuk perbaikan penerapan MP di Dit Tata Ruang dan Pertanahan.

4. Lokakarya ini juga merupakan presentasi akhir mengenai perkembangan sistem Manajemen Pengetahuan dari hasil diskusi yang dilakukan pada periode Mei – Juli 2014.

5. Lokakarya ini dibuka oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan lalu dilanjutkan dengan paparan dari Tenaga Ahli, Pak Haitan, terakhir demo aplikasi sistem MP yang telah disusun oleh Mas Indra, staf Infosos. Setelahnya diadakan tanya jawab dan buka puasa bersama.

6. Paparan Direktur Tata Ruang dan Pertanahan: d) Kebijakan MP TRP yakni: (a) Penerapan kegiatan MP diharapkan dapat menjadi bagian dari

semua aktifitas TRP; (b) Sistem aplikasi MP TRP yang telah disusun dikembangkan secara bertahap dan berkelanjutan; dan (c) Aplikasi MP TRP diharapkan sudah digunakan oleh seluruh staf TRP pada pertengahan Agustus 2014 (18 Agustus 2014).

e) Peta jalan MP TRP untuk lima tahun ke depan, yakni: (1) Tahap Getting Started - 2014; (2) Tahap Explore and Experiment – 2015; (3) Tahap Expand and Support – 2016; (4) Tahap Institutionalize MP - 2017; (5) Tahap Integrate MP – 2018.

f) Tools yang digunakan MP TRP yakni: (i) Community of Practice; (ii) Learning Reviews; (iii) Meeting and Brainstorming; (iv) Video and Audio; dan (v) Sistem Aplikasi MP.

7. Paparan Tenaga Ahli MP, Bapak Haitan: a) Agenda pengetahuan TRP yakni:

Membuat pengetahuan dan proses pengetahuan lebih eksplisit Pengembangan kerangka kerja strategis untuk memandu eksploitasi pengetahuan –

dalam produk, jasa, dan proses; dan

Page 63: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

54

Pengenalan metode yang lebih sistematiss untuk manajemen pengetahuan b) Penyusunan sistem aplikasi MP didasarkan dari form yang diberikan sebelumnya, yakni form

personal, form group, dan form pengetahuan. Ada kesulitan saat menentukan komponen kepakaran, karena persyaratan kompetensi tidak ada. Namun demikian, kepakaran disesuaikan dengan K-Map yang telah disusun oleh masing-masing Subdit/Sekretariat.

c) MP diharapkan tidak dianggap sebagai kegiatan yang episodik, namun terus menerus dan berkelanjutan, karena akan bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan sebuah organisasi.

d) Untuk kebijakan penggunaa aplikasi MP TRP, dianjurkan setelah 2 (dua) hari kerja, bahan paparan yang didapatkan untuk segera diupload di sistem yang telah disusun tersebut.

e) Untuk saat ini, sistem aplikasi MP khusus untuk TRP dan tidak dapat dilihat oleh Direktorat lain kecuali memang jika ada permintaan khusus.

8. Beberapa hal yang dibahas dalam diskusi: a. Perkuat terlebih dahulu informasi dan pengetahuan secara internal, lalu sistem MP tersebut

dapat dibuka keluar. Untuk perkiraan waktu selama dua tahun penguatan di internal dirasa sudah cukup. Setelahnya sistem tersebut dapat dibuka ke Direktorat lain di Bappenas.

b. Sistem yang telah disusun dapat direplikasi dan digunakan oleh Direktorat lain, namun demikian untuk masing-masing Direktorat akan berbeda, disesuaikan dengan konten/substansi dan struktur yang dimiliki oleh masing-masing Direktorat yang ada.

c. K-Map yang disusun saat ini bukan final, melainkan bisa berubah-ubah disesuaikan dengan pengetahuan yang didapatkan oleh masing-masing Subdit/Sekretariat.

d. Sistem MP berbeda dengan portal, website, maupun milis, karena berfokus pada pengetahuan dan prosesnya, serta memiliki lingkup yang lebih luas. Sementara untuk portal, website, dan milis lebih kepada tools untuk menyebarluaskan pengetahuan tersebut.

e. Untuk mendatang, bahan-bahan dari hasil rapat disarankan untuk diupload di sistem aplikasi MP, kecuali untuk BTOR yang diupload melalui naskah dinas.

f. Untuk memasukkan informasi/pengetahun mengenai buku-buku, disarankan untuk membuat grup baru yakni administrasi dan perpustakaan.

g. Untuk perwakilan dari Dit. KKDT akan dibuatkan username khusus yang dapat melihat dan mendownload pengetahuan di TRP, namun tidak dapat mengupload. Username yang akan diberikan sementara bersifat sementara, dengan nama “Tamu TRP”.

TINDAK LANJUT

Kesimpulan yang didapat dari lokakarya tersebut, yakni:

1. Sistem MP TRP sudah dapat berjalan dan diharapkan sudah digunakan oleh seluruh staf TRP sejak 18 Agustus 2014,

2. Batas waktu diusulkan 2 (dua) hari kerja untuk upload bahan-bahan di sistem MP TRP, 3. Perlu penambahan satu grup lagi yakni administrasi dan perpustakaan, dan 4. Untuk perwakilan dari Direktorat di luar TRP, dapat diberikan username “Tamu TRP”.

Tindak lanjut dari lokakarya tersebut, yakni:

a) Perbaikan sistem MP TRP akan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. b) Penyusunan laporan akhir MP c) Tim MP akan melakukan diskusi dan sharing dengan Dit. Perumahan dan Permukiman setelah

Lebaran mengenai sistem informasi/MP yang dimiliki oleh mereka (waktu akan ditentukan kemudian).

FOTO-FOTO KEGIATAN MP TRP

Page 64: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

55

Gambar 26. Kegiatan Lokakarya Awal Manajemen Pengetahuan pada Bulan Februari 2014

Gambar 27. Kegiatan Diskusi Kelompok dengan TA MP TRP, Bpk. Haitan Rachman

Page 65: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

56

Gambar 28. Kegiatan Lokakarya Manajemen Pengetahuan di Hotel AMPani, 20 Februari 2014

Gambar 29. Kegiatan Lokakarya Akhir Manajemen Pengetahuan di Hotel Oria, 21 Juli 2014

Page 66: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

57

LAMPIRAN II

FORM MP TRP

FORM PEMILIK / PEMBAGI PENGETAHUAN

Nama :

Photo :

Email :

Telepon :

Bagian / Grup :

Kepakaran :

Username :

Password :

Sesuai dengan K-Map:

Kepakaran Individual:

Page 67: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

58

FORM BAGIAN / GRUP

Nama :

Deskripsi :

Pimpinan :

Moderator :

File K-Map :

Page 68: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

59

FORM PENGETAHUAN

Judul :

Penjelasan : Singkat

Keyword :

Katagori :

Tipe : Softcopy Hardcopy

HARDCOPY

Lokasi :

Komentar : Ya Tidak

Pemilik :

Tanggal Catat :

SOFTCOPY

Nama File :

Tipe : PPT DOC PDF ZIP VIDEO

Tulisan

Komentar : Ya Tidak

Pemilik :

Page 69: TIM PENYUSUN - LandSpatial | Direktorat Tata Ruang … Knowledge...... pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi. ... aset dan modal intelektual ... dalam Manajemen

60

Pengunggah :

Tanggal Catat Dokumen :

Tanggal Catat Komputer :

Catatan:

1. Pemilik = Bisa lebih dari satu orang. 2. Pengunggah = Orang yang menggunggah data tersebut. 3. Tanggal catat dokumen = Tanggal penyusunan/pembuatan/penerimaan dokumen. 4. Tanggal catat computer = Tanggal saat dokumen di-unggah pada system (tidak perlu

diisi, karena akan tercatat otomatis saat mengunggah dokumen).