tingkat pengetahuan ibu-ibu usia 45-50 tahun tentang...
TRANSCRIPT
TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU USIA 45-50 TAHUN
TENTANG MENOPAUSE DI DESA PUNGSARI,
KECAMATAN PLUPUH, SRAGEN
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh:
NUR FITRIANA SARI
NIM : B09 038
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU USIA 45-50 TAHUN
TENTANG MENOPAUSE DI DESA PUNGSARI,
KECAMATAN PLUPUH, SRAGEN
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh:
NUR FITRIANA SARI
NIM : B09 038
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU USIA 45-50 TAHUN
TENTANG MENOPAUSE DI DESA PUNGSARI,
KECAMATAN PLUPUH, SRAGEN
TAHUN 2012
Diajukan Oleh :
NUR FITRIANA SARI
NIM. B09 038
Telah diperiksa dan disetujui
Pada Tanggal: Juni 2012
Pembimbing
( DHENY ROHMATIKA, S.SiT )
NIK. 200582015
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU USIA 45-50 TAHUN
TENTANG MENOPAUSE DI DESA PUNGSARI,
KECAMATAN PLUPUH, SRAGEN
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun oleh :
NUR FITRIANA SARI
NIM. B09 038
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal : Juli 2012
PENGUJI I PENGUJI II
(ENI RUMIYATI, S. ST) (DHENY ROHMATIKA, S. SiT )
NIK. 200682019 NIK. 200582015
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK.200582015
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul: “Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Usia 45-50 Tahun tentang Menopause
di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Sragen tahun 2012”. Karya Tulis Ilmiah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M. Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S. SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma Husada
Surakarta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
3. Dr. Wahyu, selaku Kepala Puskesmas Plupuh II yang telah bersedia memberikan
ijin pada penulis dalam pengambilan data.
4. Bapak Sektiono, S. Sos, selaku Camat yang telah memberikan ijin kepada
penulis dalam pengambilan data.
5. Bapak Sukidi, selaku Kepala Desa Pungsari yang telah memberikan ijin kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
v
6. Segenap responden di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Sragen yang telah
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
7. Dosen dan staf karyawan STIKES Kusuma Husada yang telah mendukung
terselesainya Karya Tulis Ilmiah.
8. Bapak dan Ibu yang telah memberikan bantuan baik material maupun spiritual
guna kesuksesan penulis.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
vi
MOTTO
v Orang yang paling sempurna bukanlah orang dengan otak yang sempurna,
melainkan orang yang dapat mempergunakan sebaik-baiknya dari bagian
otaknya yang kurang sempurna (Aristoteles).
v Apa yang dihafal akan hilang, sementara apa yang ditulis akan tetap terjaga
(Penulis).
v Kejujuran merupakan kunci utama keberhasilan (Penulis).
v “Awalnya, cita-cita besar itu dipandang tidak mungkin (imposible), lalu
mungkin (probable), dan kemudian seringkali terjadi” (Christopher Reeve).
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada:
1. Allah S.W.T, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga
Karya Tulis ini dapat terselesaikan.
2. Bapak, Ibu, dan adikku yang senantiasa memberikan dukungan dan doanya
yang selalu mengalir kepada penulis.
3. Keluarga cherrybelg (Mbog’e, Ijah, Yune, Bune, Ayuk, Galuh, Semi) dan
sahabatku (Mb. Novi, Ambir) yang selalu menemani dalam suka dukaku.
4. Seseorang yang memberikan inspirasi dan selalu mendoakan penulis.
5. Teman-teman seperjuangan STIKES Kusuma Husada Surakarta terutama
kelas IIIA.
6. Adek-adek kelas STIKES Kusuma Husada Surakarta.
7. Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
Nama : Nur Fitriana Sari
Tempat, Tanggal Lahir : Sragen, 28 Desember 1990
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sogo RT 09, Bandung, Ngrampal, Sragen
PENDIDIKAN
1. SD Negeri XV Sragen LULUS TAHUN 2003
2. SMP Negeri 2 Sragen LULUS TAHUN 2006
3. SMA Negeri 1 Sragen LULUS TAHUN 2009
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2009/2010
viii
Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Nur Fitriana Sari
B09 038
TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU USIA 45-50 TAHUN
TENTANG MENOPAUSE DI DESA PUNGSARI,
KECAMATAN PLUPUH, SRAGEN
TAHUN 2012
xiv + 47 halaman + 14 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi perubahan
pada fungsi tubuh baik fisik maupun psikologis. Perubahan tersebut banyak
dialami wanita karena mengalami menopause. Selain perubahan fisik maupun
psikologis otomatis terjadi perubahan pada organ reproduksi wanita dan muncul
berbagai keluhan. Oleh karena itu, ada baiknya jika seorang wanita sudah
mempersiapkan diri menghadapi menopause dengan pengetahuan yang memadai.
Dari hasil studi pendahuluan melalui wawancara pada 10 orang ibu yang berusia
45-50 tahun didapatkan 6 orang berpengetahuan kurang dan 4 orang
berpengetahuan cukup tentang menopause.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu-ibu usia 45-50 tahun tentang
menopause dalam tingkat baik, cukup, dan kurang. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif, lokasi
penelitian di Desa Pungsari Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen pada tanggal 16-19 Mei 2012. Jumlah populasi sebanyak 63 orang dan jumlah sampel sebanyak
42 orang, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan analisa data dilakukan
dengan komputerisasi menggunakan program SPSS 16 for windows. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu-ibu usia 45-50 tahun tentang
menopause pada kategori cukup sebanyak 33 responden (78,57%), kategori
kurang sebanyak 6 responden (14,29%), dan kategori baik sebanyak 3 responden
(7,14%).
Kesimpulan : Dari penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu tentang
menopause adalah cukup yaitu sebanyak 33 responden (78,57%) kemungkinan
dikarenakan pendidikan dan pengalaman terutama dalam memperoleh informasi.
Selain itu juga dikarenakan letak tempat tinggal, dimana seseorang yang tinggal di
kota akan lebih mudah mendapatkan informasi daripada di daerah pedesaan.
Kata kunci : Pengetahuan, Ibu, Menopause.
Kepustakaan : 20 literatur ( Tahun 2004 s/d 2010)
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi
CURICULUM VITAE .............................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 5
E. Keaslian Penelitian ............................................................. 5
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 7
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dari Masalah yang Diteliti ........................................... 9
1. Pengetahuan ................................................................. 9
a. Pengertian Pengetahuan ............................................ 9
b. Tingkat Pengetahuan ................................................. 10
c. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .................. 11
d. Cara Pengukuran Tingkat Pengetahuan ..................... 12
e. Sumber-Sumber Pengetahuan ................................... 13
2. Menopause ................................................................... 14
a. Pengertian Menopause .............................................. 14
b. Fisiologi Menopause ................................................. 15
c. Klasifikasi Menopause .............................................. 16
d. Perubahan Organ Reproduksi saat Menopause .......... 16
e. Perubahan Fisik pada Wanita Menopause ................. 17
f. Perubahan Psikologi pada Wanita Menopause .......... 19
g. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Menopause ........ 20
h. Gangguan pada Masa Menopause ............................. 22
i. Penatalaksanaan Menopause ..................................... 24
B. Kerangka Teori ................................................................... 27
C. Kerangka Konsep ................................................................. 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 29
xi
C. Populasi, Sampel, dan Tehnik Pengambilan Sampel ............ 29
D. Instrumen Penelitian ........................................................... 31
E. Tehnik Pengumpulan Data .................................................. 35
F. Variabel Penelitian .............................................................. 36
G. Definisi Operasional ........................................................... 36
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................. 37
I. Etika Penelitian ................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ................................................................. 40
B. Hasil Penelitian .................................................................... 41
C. Pembahasan ......................................................................... 43
D. Keterbatasan ........................................................................ 45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 46
B. Saran .................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner ................................................................ 32
Tabel 3.2 Definisi Operasional ................................................................. 36
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi ........................................................ 41
Tabel 4.2 Pengetahuan Ibu-Ibu Usia 45-50 Tahun tentang Menopause ..... 42
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................... 27
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ................................................................. 28
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3. Surat Balasan Pengambilan Data Awal dari Bappeda
Lampiran 4. Balasan Pengambilan Data Awal dari Kecamatan
Lampiran 5. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan
Lampiran 8. Surat Balasan Ijin Penelitian dari Kelurahan
Lampiran 9. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 10. Lembar Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 11. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Lampiran 12. Kuesioner Penelitian dan Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 13. Hasil Penelitian
Lampiran 14. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan
dan pertumbuhan pada manusia. Namun pada suatu saat perkembangan
dan pertumbuhan itu akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga
berikutnya akan terjadi banyak perubahan yang terjadi pada fungsi tubuh
manusia. Perubahan tersebut biasanya terjadi pada proses menua, karena
pada proses ini banyak terjadi perubahan fisik maupun psikologis.
Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada wanita karena pada proses
menua terjadi fase menopause yaitu haid terakhir pada wanita
(Proverawati, 2010).
Sesuatu yang berlebihan atau kurang, tentu mengakibatkan timbulnya
suatu reaksi. Pada masa menopause reaksi nyata adalah berkurangnya
hormon estrogen. Meskipun perubahan terjadi pada hormon progesteron,
tetapi yang berpengaruh langsung adalah hormon estrogen
(Sibagariang, 2010).
Gejala psikologis yang dialami wanita menjelang menopause meliputi
mudah tersinggung, depresi, cemas, suasana hati (mood) tidak menentu,
sering lupa, dan susah berkonsentrasi (Spencer & Brown, 2007). Gejala
fisik yang timbul pada masa menopause adalah semburan rasa panas (hot
flushes), keringat pada malam hari, kelelahan, insomnia, keriput, sakit
2
kepala, palpitasi (denyut jantung cepat dan tidak teratur),
ketidaknyamanan dalam buang air kecil dan ketidakmampuan untuk
mengendalikan buang air kecil (Spencer & Brown, 2007).
Akibat tidak haid lagi, otomatis terjadi perubahan pada organ
reproduksi wanita dan muncul berbagai keluhan fisik maupun psikologis.
Oleh karena itu, ada baiknya jika seorang wanita sudah mempersiapkan
diri menghadapi menopause dengan pengetahuan yang memadai.
Menopause tidak bisa dihindari, namun resiko timbulnya keluhan bisa
menurun jika mempersiapkan diri secara fisik maupun psikis, sejak jauh-
jauh hari. Kalau kemudian keluhan masih tetap ada, dengan persiapan diri
yang lebih baik lagi. Artinya, segala perubahan yang akan terjadi atau
dialami dapat lebih diterima dengan bijaksana. Dengan demikian masa
menopause dapat dijalani dengan lebih baik, secara fisik maupun psikis
sehingga setiap wanita dapat menjalani hari-harinya dengan kualitas hidup
yang lebih baik (Kasdu, 2004).
Pada tahun 2003, jumlah wanita di dunia yang memasuki masa
menopause mencapai 1,2 milyar orang. Data dari Badan Pusat Statistik
(BPS) dengan proyeksi penduduk pada tahun 2008 bahwa 5.320.000
wanita Indonesia memasuki masa menopause setiap tahunnya, 68 %
menderita gejala klimakterik dan hanya 62 % dari penderita yang
menghiraukan gejala tersebut. Sementara setiap tahunnya, sekitar 25 juta
wanita di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause. Jumlah
wanita usia 50 tahun ke atas diperkirakan meningkat dari 500 juta pada
3
saat ini menjadi lebih dari 1 miliar pada tahun 2030. Menurut data World
Health Organization (WHO), pada tahun 2025 jumlah wanita yang berusia
tua diperkirakan akan melonjak dari 107 juta ke 373 juta (Supari, 2005).
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia
diatas 50 tahun baru mencapai 15,5 juta orang atau 7,6% dari total
penduduk, sedangkan tahun 2020 jumlahnya diperkirakan meningkat
menjadi 30,3 juta atau 11,5% dari total penduduk. Jawa Tengah yang
jumlah penduduknya mencapai 35 juta, sekitar 60% nya adalah perempuan
artinya jumlah wanita menopause di Jawa Tengah sekitar 1,5 juta orang
(Supari, 2005).
Berdasarkan data laporan Desa Pungsari pada bulan Januari 2012,
jumlah penduduk wanita di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Kabupaten
Sragen sebanyak 1.201 orang. Dari jumlah tersebut diperoleh data
penduduk wanita yang berusia 1-5 tahun sebanyak 68 orang, usia 6-11
tahun sebanyak 125 orang, usia 12-21 tahun sebanyak 218 orang, usia 22-
45 tahun sebanyak 493 orang, usia 45-50 tahun sebanyak 63 orang, dan
usia >50 tahun sebanyak 297 orang.
Dari hasil studi pendahuluan melalui wawancara pada 10 orang ibu
yang berusia 45-50 tahun di Desa Pungsari didapatkan hasil 6 orang
berpengetahuan kurang tentang menopause dan 4 orang berpengetahuan
cukup tentang menopause.
Dari uraian tersebut, masih banyak ibu-ibu yang belum memahami
tentang menopause dan sekarang ini kebanyakan hanya remaja yang
4
menjadi pusat perhatian tenaga kesehatan. Dalam hal ini, peneliti ingin
wanita menopause juga diperhatikan dan diberikan pelayanan kesehatan
yang optimal. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk
mempelajari “Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Usia 45-50 Tahun tentang
Menopause di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Sragen”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu-
ibu usia 45-50 tahun tentang menopause di Desa Pungsari, Kecamatan
Plupuh, Sragen?”
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu usia 45-50 tahun tentang
menopause di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Sragen.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu-ibu usia 45-50 tahun tentang
menopause dalam tingkat baik.
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu-ibu usia 45-50 tahun tentang
menopause dalam tingkat cukup.
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu-ibu usia 45-50 tahun tentang
menopause dalam tingkat kurang.
5
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam
bidang maternitas.
2. Bagi diri sendiri
Mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat selama pendidikan.
3. Bagi Institusi
a. Bagi Puskesmas
Menambah wawasan bagi tenaga kesehatan mengenai pengetahuan
ibu tentang menopause.
b. Bagi STIKES Kusuma Husada Surakarta
Memberikan masukan secara konseptual sesuai hasil penelitian dan
pengembangan ilmu pada mata kuliah kebidanan tentang
menopause.
E. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain yaitu:
1. Marthaningrum (2007), dalam penelitiannya yang berjudul “Tingkat
Pengetahuan Tentang Menopause pada Wanita Usia Menopause di
Kalidoro, Pati”. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah
wanita usia menopause, teknik pengambilan sampel yaitu
6
menggunakan teknik purposive sampling, dan instrumen yang
digunakan adalah kuesioner. Hasil yang diperoleh yaitu tingkat
pengetahuan responden tentang menopause yaitu sebanyak 29
responden (80,85%) dikategorikan baik, 9 reponden (19,15%)
dikategorikan cukup baik, dan 0% dikategorikan kurang.
2. Roro Sulindah Pujiati (2008), dalam penelitiannya yang berjudul
“Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause pada Ibu Usia 40-45 Tahun
di Desa Blungun, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora”. Metode
penelitian yang digunakan deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu usia 40-45 tahun,
teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah simple
random sampling, dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Hasil yang diperoleh 50% belum paham tentang
menopause beserta tanda dan gejalanya.
3. Widya Nita Suprabawati (2009), dalam penelitiannya yang berjudul
“Hubungan Tingkat Pengetahuan Seksual pada Wanita Menopause
dengan Penurunan Keinginan Berhubungan Seksual pada Wanita
Menopause di Kelurahan Kayumas, Jatinom, Klaten”. Metode
penelitian dilakukan dengan observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional. Hasil yang diperoleh yaitu ada hubungan positif antara
pengetahuan seksual dengan penurunan keinginan berhubungan
seksual pada wanita menopause di Kelurahan Kayumas, Jatinom,
Klaten.
7
Persamaan penelitian yang dilakukan sekarang dengan penelitian yang
dahulu adalah menggunakan instrumen penelitian yang sama yaitu
menggunakan kuesioner. Sedangkan perbedaannya adalah jenis penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, jumlah sampel dan teknik pengambilan
sampel yang digunakan.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 Bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang karya tulis secara
singkat yang meliputi latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisi tentang teori dari masalah yang diteliti
antara lain pengetahuan dan menopause, kerangka teori
penelitian, dan kerangka konsep penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel serta
teknik pengambilan sampel penelitian, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data penelitian, variabel penelitian,
8
definisi operasional penelitian, metode pengolahan dan
analisa data penelitian, dan etika penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan atas hasil penelitian
yang dilakukan dalam rangka menjawab pokok
permasalahan dengan menganalisa data yang telah
diperoleh.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri dari dua sub
bab yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan dirumuskan
untuk menjawab tujuan penelitian dan inti dari pembahasan
sedangkan saran merupakan cara pemecahan masalah yang
realistis operasional artinya saran tersebut dapat diterima
dan dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa
alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.
Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya
untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah
dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang
mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan
pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut
(Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai
hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan
kepercayaan (beliefs), takhyul (superstitions), dan penerangan-
penerangan yang keliru (misinformations) (Soekanto, 2007).
10
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan seseorang terhadap
objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda.
Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan antara
lain:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang
telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
2) Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut
harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek
yang diketahui tersebut.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami
objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan
prinsip yang telah diketahui tersebut pada situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
memisahkan, dan mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah sampai
pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat
11
membedakan atau mengelompokkan, membuat diagram
terhadap pengetahuan atas objek tersebut.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis
dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan
kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek
tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut
Notoatmojo (2010), antara lain:
1) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-
hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru
tersebut.
12
2) Pengalaman
Di sini dikaitkan dengan umur dan pendidikan individu,
maksudnya adalah pendidikan yang tinggi maka pengalaman
akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka
pengalaman akan semakin banyak.
3) Sosial ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan
seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikana,
ekonomi baik tingkat pendidikan akan tinggi, sehingga tingkat
pengetahuan akan tinggi juga.
4) Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira
sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.
d. Cara Pengukuran Tingkat Pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2007), menentukan tingkat pengetahuan
berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dan nilainya
berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut:
1) Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
2) Cukup, bila nilai mean – 1 SD < x < mean + 1 SD
3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
13
e. Sumber-Sumber Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), beberapa sumber pengetahuan
antara lain sebagai berikut:
1) Kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan tersebut berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal, pemuka agama,
pemegang pemerintahan dan sebagainya. Pengetahuan tersebut
diperoleh berdasarkan pemegang otoritas, yakni orang yang
mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas
pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu
pengetahuan atau ilmuwan.
Para pemegang otoritas pada prinsipnya mempunyai
mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan
sehingga orang lain menerima pendapat yang dikemukakan
tanpa terlebih dulu membuktikan kebenarannya, baik
berdasarkan fakta empiris ataupun penalaran sendiri. Hal ini
disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut
menganggap bahwa apa yang dikemukakannya adalah benar.
2) Pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik. Pengalaman dapat
digunakan sebagai sumber pengetahuan yaitu dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
14
3) Akal sehat
Sebelum ilmu pendidikan berkembang, para orang tua
zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya,
maka menggunakan cara hukuman fisik seperti menjewer
telinga. Cara ini sekarang berkembang menjadi kebenaran,
bahwa hukuman adalah metode (meskipun bukan yang paling
baik) bagi pendidikan anak.
4) Intuisi
Kebenaran secara intuitif diperoleh secara cepat melalui
proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau
berfikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar
dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang
rasional dan sistematis karena hanya berdasarkan intuisi atau
suara hati atau bisikan hati saja.
2. Menopause
a. Pengertian
Menopause berasal dari sebuah kata “Men” dan “Pauseis” adalah
kata Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan
berhentinya haid ( HK. Joseph, 2010).
Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary mendefinisikan
menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang
biasanya terjadi antara usia 45-50 tahun (Kasdu, 2004).
15
Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir
(Prawirohardjo, 2007).
Menopause adalah periode menstruasi terakhir yang akan dialami
oleh wanita ketika hormon-hormon yang mengontrol siklus
menstruasi berada dalam kadar yang sangat rendah sehingga
menstruasi tidak mungkin terjadi lagi (Spencer, Brown, 2007).
b. Fisiologi Menopause
Menopause terjadi ketika ovarium tidak mampu lagi merespon
sinyal-sinyal hormonal yang dikirimkan dari otak (FSH dan LH).
Sinyal-sinyal ini berusaha memicu ovarium untuk memproduksi
estrogen dan progesteron serta tetap menjaga kelangsungan siklus
menstruasi, tetapi ovarium tidak mampu lagi memberikan respon
yang diharapkan dikarenakan sebagai akibat bertambahnya usia
(kegagalan ovarium primer) dan sebagai akibat masalah kesehatan
lain atau akibat pengobatan masalah kesehatan tersebut (kegagalan
ovarium sekunder) (Spencer, Brown, 2007).
Menurunnya hormon estrogen akan mempengaruhi langsung
kondisi fisik tubuh, organ reproduksi, dan psikis (Kasdu, 2004).
16
c. Klasifikasi Menopause
Menurut Sibagariang (2010), menopause diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu:
1) Menopause Dini
Menopause yang terjadi sebelum umur 40 tahun. Menopause
dini terjadi jika seorang wanita mengalami tindakan
histerektomi.
2) Menopause Terlambat
Menopause yang terjadi apabila seorang wanita masih mendapat
haid umur 55 tahun. Menopause terlambat membawa
konsekuensi meningkatkan resiko kanker rahim dan payudara.
d. Perubahan Organ Reproduksi Pada Wanita Menopause
Perubahan organ reproduksi menjelang menopause menurut
(Kasdu, 2004) antara lain:
1) Uterus (rahim)
Rahim mengalami atropi (keadaan kemunduran jaringan),
menyusut, dan menipis. otot rahim menjadi sedikit dan lebih
banyak mengandung jaringan fibrotik (sifat berserabut secara
berlebihan).
2) Tuba Falopii (saluran telur)
Lipatan saluran menjadi lebih pendek, menipis dan mengerut,
Rambut getar yang ada pada ujung saluran telur menghilang.
17
3) Ovarium
Indung telur mengecil dan permukaannya menjadi keriput
karena produksi ovarium menurun sampai akhirnya tidak
berproduksi lagi.
4) Serviks
Serviks juga mengalami pengerutan dan memendek.
5) Vagina
Dinding vagina menipis menyebabkan hilangnya lipatan
vagina, berkurangnya pembuluh darah, penurunan elastisitas, dan
sekret vagina menjadi encer.
6) Vulva
Jaringan dan kulitnya menipis, pembuluh darah berkurang,
sehingga menyebabkan pengerutan lipatan vulva. Terjadi rasa
gatal dan juga hilangnya sekret kulit serta mengerutnya lubang
kemaluan. Semua keadaan ini mempengaruhi munculnya nyeri
saat senggama.
e. Perubahan Fisik pada Wanita Menopause
Menurut Kasdu (2004), akibat perubahan organ reproduksi
maupun hormon tubuh pada saat menopause, ada keluhan yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut:
18
1) Hot flushes (perasaan panas)
Rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian atas
(leher dan dada) disertai keringat yang berlebihan. Biasanya
terjadi pada malam hari yang mengakibatkan sulit tidur. Hot
flushes dialami oleh sekitar 75% wanita menopause.
2) Keringat berlebihan
Pancaran panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang
mengatur termostat tubuh pada suhu yang lebih rendah. Suhu
udara yang semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi panas
dan tubuh mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri.
3) Vagina kering
Terjadi karena penipisan jaringan pada dinding vagina
sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa timbul nyeri.
4) Tidak dapat menahan air kencing
Estrogen yang menurun mengakibatkan inkontinensia urin
(tidak dapat mengendalikan fungsi kandung kemih) dan
menyebabkan gangguan penutupan uretra dan perubahan pola
aliran urin menjadi abnormal sehingga mudah terjadi infeksi
pada saluran kencing bagian bawah.
5) Hilangnya jaringan penunjang
Estrogen mempengaruhi adanya jaringan kolagen. Hilangnya
kolagen menyebabkan kulit kering dan keriput, rambut
bercabang dan rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah,
19
sariawan, kuku rusak, dan timbul rasa sakit dan ngilu pada
persendian.
6) Penambahan berat badan
Saat wanita menginjak 40 tahun, biasanya tubuh mudah
gemuk, tetapi sulit menurunkan berat badan. Hal ini karena
penurunan estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar
metabolisme lemak. Selain itu, kulit menjadi kendor sehingga
mudah menjadi tempat simpanan lemak.
7) Gangguan mata
Kurang dan hilangnya estrogen mempengaruhi produksi
kelenjar air mata sehingga mata terasa kering dan gatal.
8) Nyeri tulang dan sendi
Pada wanita menopause, tulang akan mudah keropos.
f. Perubahan Psikologi pada Wanita Menopause
Selain fisik, perubahan psikis juga sangat mempengaruhi kualitas
hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause. Hal
tersebut tergantung masing-masing individu (HK. Joseph, 2010).
Ada yang beranggapan bahwa kondisi ini sebagai bagian dari
siklus kehidupannya dan mereka tidak akan direpotkan dengan haid
yang datang rutin setiap bulan sehingga tidak mengganggu aktivitas.
Alasan lain adalah penghentian pemakaian kontrasepsi untuk
20
mencegah kehamilan yang sudah mereka jalankan selama bertahun-
tahun (Kasdu, 2004).
Sebaliknya, ada beberapa wanita yang memasuki masa
menopause dengan penuh kecemasan dikarenakan tidak mendapat
informasi yang benar sehingga yang dibayangkan adalah efek negatif
(Kasdu, 2004).
Selalu berfikir positif dan dukungan dari orang-orang sekitarnya,
khususnya suami sebagai pasangan hidup akan menumbuhkan
bahwa kehadirannya masih sangat diperlukan dalam menghadapi
hidup (Kasdu, 2004).
g. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Gejala-Gejala Menopause
Banyak faktor yang mempengaruhi menopause antara lain :
1) Usia pertama haid (Menarch)
Makin dini menarch terjadi, makin lambat menopause timbul
dan sebaliknya, makin lambat menarch terjadi, makin cepat
menopause timbul (Prawirohardjo, 2007).
2) Paritas
Semakin sering melahirkan maka semakin tua atau semakin
lama mereka memasuki menopause (Sibagariang, 2010).
3) Faktor psikis
Perubahan psikis juga mempengaruhi kualitas hidup seorang
wanita. Termasuk pengetahuannya tentang menopause.
21
Pengetahuan yang cukup akan membantu mereka memahami dan
mempersiapkan dirinya menjalani masa ini dengan baik
(Sibagariang, 2010).
4) Perokok berat dan minum alkohol
Ada dugaan bahwa wanita perokok dan peminum alkohol
akan lebih cepat memasuki masa menopause (Varney. H, 2007).
5) Nutrisi
Wanita yang kesehatan dan asupan nutrisinya baik cenderung
akan lebih lambat memasuki masa menopause
(Sibagariang, 2010)
6) Pemakaian alat kontrasepsi
Pemakaian alat kontrasepsi hormonal akan menekan fungsi
indung telur untuk tidak memproduksi sel telur sehingga akan
lebih lama memasuki masa menopause (Sibagariang, 2010).
7) Sosial ekonomi
Apabila faktor ekonomi cukup baik akan mengurangi beban
fisiologis dan psikologis (Kasdu, 2004).
8) Budaya dan lingkungan
Wanita di perkotaan lebih bisa mengenali dan memahami
gejala-gejala menopause dibandingkan wanita di pedesaan
karena masyarakat desa masih menganggap tabu masalah
menopause untuk dibicarakan (Kasdu, 2004).
22
h. Gangguan yang Terjadi Pada Masa Menopause
Menurut Kasdu (2004), beberapa penyakit yang timbul pada
masa menopause antara lain:
1) Osteoporosis
Pada masa menopause, produksi estrogen menurun
menyebabkan tulang mudah keropos. Selain estrogen,
osteoporosis juga karena kurang kalsium.
Tatalaksana dari osteoporosis adalah perubahan gaya hidup
termasuk berhenti merokok, berhenti minum alkohol, olahraga
teratur, dan mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang dengan
kalsium dan vitamin D yang adekuat.
2) Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Pada wanita muda, kadar HDL (Hight Density Lipoprotein)
lebih tinggi daripada wanita tua. Setelah menopause, LDL (Low
Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat meningkat sehingga
resiko terkena PJK meningkat.
Untuk mengurangi resiko PJK adalah dengan mengendalikan
peningkatan berat badan, tidak merokok, tidak minum alkohol,
olah raga, pola makan sehat, keseimbangan stress, memeriksakan
diri sedini mungkin agar segera terdeteksi gangguan yang timbul.
3) Kanker
Suatu keadaan pertumbuhan jaringan tubuh yang abnormal.
Salah satu pemeriksaan dalam hal ini adalah pap smear secara
23
rutin satu tahun sekali. Tes ini dapat mendeteksi adanya kanker
pada mulut rahim. Selain itu tes mammografi untuk mendeteksi
kanker payudara. Beberapa pemeriksaan untuk mendeteksi
kanker payudara maupun kanker pada organ reproduksi juga bisa
dilakukan dengan USG (Ultrasonografi). Kini, dengan
pemeriksaan darah juga dapat melacak kemungkinan adanya sel
ganas dalam tubuh. Yang penting, segera memeriksakan ke
dokter setiap mencurigai adanya benjolan dalam tubuh atau
gejala seperti keputihan yang banyak, berbau, dan berwarna.
4) Darah Tinggi
Hipertensi kerapkali tidak terlihat gejalanya. Meskipun
demikian, biasanya penderita merasakan tanda-tanda seperti
pusing, napas pendek, kaki dan tangan kesemutan, pandangan
kabur, sakit kepala yang luar biasa.
Penyebabnya belum diketahui, tetapi ada hubungannya
dengan faktor keturunan, kegemukan, merokok, dan konsumsi
garam yang berlebih.
5) Demensia Tipe Alzheimer
Pada keadaan ini terjadi proses degeneratif sel neuron hampir
di seluruh bagian otak, terutama di daerah yang berkaitan dengan
fungsi ingatan. Demensia tipe alzheimer merupakan kelainan
yang berat dan berlangsung lama.
24
6) Gairah Seksual Menurun
Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering sehingga
mudah cedera waktu senggama. Keadaan ini membuat rasa nyeri
pada wanita. Selain menyisakan beban fisik, juga mempengaruhi
psikis wanita ketika akan melakukan hubungan seksual.
7) Berat Badan Meningkat
Pada usia ini biasanya aktivitas tubuh berkurang, daya elastis
kulit juga menurun sehingga memudahkan lemak disimpan
dalam tubuh.
8) Perubahan Kulit
Estrogen yang menurun dan akhirnya berhenti
mempengaruhi produksi lemak di permukaan kulit. Padahal
lemak ini berfungsi agar kulit tetap segar, berminyak, dan tidak
kering. Keterlambatan distribusi pigmen melanin serta sel
pembuat pigmen menurun akan menimbulkan bercak-bercak
yang tidak merata pada kulit.
i. Penatalaksanaan Menopause
1) Terapi Sulih Homon (TSH)
Tujuan pemberian TSH adalah untuk mengganti hormon
yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan
wanita yang bertambah tua. Dengan TSH, kualitas hidup wanita
25
dapat ditingkatkan sehingga wanita akan hidup nyaman secara
fisiologis maupun psikologis (Kasdu, 2004).
Cara pemberiannya dimulai setelah 1 tahun tidak haid. TSH
umumnya diberikan bertahun-tahun, bahkan hingga 10-20 tahun.
TSH dikonsumsi setiap hari dan tidak boleh berhenti sampai
beberapa bulan. Selama pemberian, biasanya jenisnya
dikombinasikan untuk mengurangi efek samping keluhan
maupun penyakit. Biasanya akan diberikan TSH estrogen pada
siklus pertama (Kasdu, 2004).
TSH yang paling sering digunakan adalah TSH estrogen dan
progesteron alamiah berupa tablet yang dikonsumsi setiap hari.
Ada juga berupa koyok yang ditempelkan di pantat 2 kali
seminggu (Kasdu, 2004).
2) Olahraga
Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan
seseorang. Di masa menopause akan menguatkan tulang,
mencegah dari penyakit, menstabilkan berat badan, dan
mengurangi stress (Kasdu, 2004).
3) Nutrisi
Mengkonsumsi gizi seimbang dengan cara mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan dan
bermanfaat bagi tubuh antara lain: karbohidrat, kurangi konsumsi
26
protein dan lemak, memperbanyak vitamin dan mineral, serat
dan air (Manuaba, 2009).
4) Gaya Hidup
Gaya hidup menentukan kesehatan di masa akan datang.
Mungkin tidak akan memberikan dampak langsung sekarang,
tetapi beberapa tahun kemudian, bahkan mungkin puluhan tahun
kemudian (Kasdu, 2004).
5) Pemeriksaan Kesehatan
Sakit atau tidak sebaiknya wanita di masa menopause tetap
melaksanakan deteksi dini terhadap berbagai hal kemungkinan
menderita penyakit tertentu (Kasdu, 2004).
6) Meningkatkan Kehidupan Religi
Kembalikan lagi pada kita sebagai makhluk Allah Yang
Maha Besar. Dengan cara ini, apapun yang terjadi dapat diterima
dengan lapang hati, baik sesuatu yang menyenangkan atau tidak
karena hal itu adalah bagian dari kehidupan yang memang harus
dijalani. Oleh karena itu, harus diupayakan tubuh tetap sehat,
bugar, hati senang, dan pikiran tenang dengan kepercayaan
bahwa semua dilakukan untuk menunjang kesehatan. Dengan
demikian, menjalani masa-masa menopause akan lebih nikmat,
apabila secara fisik sehat, psikis puas, dan batin tenang
(Kasdu, 2004).
27
B. KERANGKA TEORI
Kerangka teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Notoatmojo (2010)
Faktor - faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Sosial Ekonomi
4. Budaya
Pengetahuan
Menopause :
1. Pengertian Menopause
2. Fisiologi Menopause
3. Klasifikasi Menopause
4. Perubahan Organ Reproduksi
5. Perubahan Fisik
6. Perubahan Psikologi
7. Faktor yang Berpengaruh
terhadap Gejala Menopause
8. Gangguan yang terjadi pada
Masa Menopause
9. Penatalaksanaan Menopause
Sumber Pengetahuan
1. Kekuasaan atau otoritas
2. Pengalaman pribadi
3. Akal sehat
4. Intuisi
28
C. KERANGKA KONSEP
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Cukup
Kurang
Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu
Usia 45-50 Tahun tentang
Menopause
Faktor - faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Sosial Ekonomi
4. Budaya
Baik
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian yang
dilakukan ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif, artinya penelitian
diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di
dalam suatu komunitas atau masyarakat berdasarkan pengukuran
(Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dan waktu penelitian merupakan rencana tentang tempat dan
jadwal yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan
penelitiannya (Hidayat, 2010).
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh,
Sragen.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 - 19 Mei 2012.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006).
30
Populasi yang diteliti adalah semua ibu usia 45-50 tahun yang
bertempat tinggal di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Sragen
sejumlah 63 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006).
Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti mengambil sampel dari
ibu-ibu yang berusia 45-50 tahun di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh,
Sragen secara keseluruhan yaitu sebanyak 63 orang, akan tetapi yang
memenuhi kriteria sebanyak 42 orang.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai
contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya
(Arikunto, 2006).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Sampling Jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan
bila jumlah populasi relatif kecil (Sugiyono, 2010).
Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya,
maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria
inklusi, maupun kriteria eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau
ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat
31
diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri
anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2010).
a) Kriteria inklusi
(1) Ibu-ibu yang bertempat tinggal di Desa Pungsari, Kecamatan
Plupuh, Sragen
(2) Ibu-ibu yang berusia 45-50 tahun
(3) Sehat jasmani dan rohani
(4) Dapat membaca dan menulis
(5) Ibu-ibu usia 45-50 tahun yang bersedia menjadi responden
b) Kriteria eksklusi
(1) Tidak bersedia menjadi responden.
(2) Tidak bisa membaca dan menulis
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data. Instrumen pada penelitian yang dilakukan ini berupa
kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah
matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan
memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010).
Pertanyaan yang diberikan kepada responden adalah mengenai
pengetahuan tentang masa menopause. Peneliti membagikan kuesioner
kepada responden berjumlah 27 pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang
32
sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih
jawaban sesuai dengan keyakinannya. Jawaban yang tersedia dalam
kuesioner ini ada 2 pilihan jawaban yaitu benar dan salah. Jawaban benar
dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban salah jika pernyataan
negatif (unfavorable) mendapatkan nilai 1. Jawaban yang salah dengan
pernyataan positif (favorable) dan benar jika pernyataan negatif
(unfavorable) mendapatkan nilai 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan
memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan tentang Menopause
No Aspek No. Kuesioner Jumlah
1 Pengertian menopause 1, 2, 3 3
2 Fisiologi menopause 4 1 3 Klasifikasi menopause 5 1
4 Perubahan organ reproduksi 6, 7, 8, 9 4
5 Perubahan fisik wanita
menopause
10, 11, 12, 13, 14 5
6 Perubahan psikologi menopause 15, 16, 17, 18 4 7 Faktor yang berpengaruh
terhadap gejala menopause
19, 20 2
8 Gangguan yang terjadi pada
masa menopause
21, 22, 23, 24, 25 5
9 Penatalaksanaan menopause 26, 27, 28, 29, 30 5
Jumlah Total Soal 30
Agar instrumen “valid” dan “reliable” maka sebelum digunakan perlu
di uji coba terlebih dahulu. Uji coba minimal dilakukan terhadap 30 orang
(Riwidikdo, 2007).
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010).
33
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006).
Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut
mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan
uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan
skors total kuesioner tersebut. Apabila kuesioner tersebut telah
memiliki validitas konstruk, berarti semua item (pertanyaan) yang ada
di dalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur
(Notoatmodjo, 2010).
Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Rumus korelasi
yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh person yaitu
rumus korelasi product moment sebagai berikut dan menggunakan
olah data SPSS versi 16:
Keterangan:
N = jumlah responden
rxy = koefisien korelasi product moment
x = skor pertanyaan
y = skor total
xy = skor pertanyaan dikalikan skor total
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2 ΣΣΣ−Σ
ΣΣΣ=
Nrxy
34
Setelah dilakukan uji validitas di Desa Jembangan, Plupuh, Sragen
untuk 30 soal didapatkan 3 nilai yang lebih kecil dari r tabel yaitu nomor 9,
16 dan 26, dimana nilai ketiga nomor tersebut adalah (0,191), (0,173) dan
(0,287). Menurut Riwidikdo (2007), nilai r tabel pada a 5% dengan n= 30,
maka diketahui r tabel= 0, 361.
Uji coba validitas untuk nomor 9, 16 dan 26 didapatkan r hitung < r tabel
artinya bahwa 3 soal tersebut tidak valid sehingga soal tersebut
dihilangkan dari kuesioner.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan
(Notoatmodjo, 2010).
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dengan cara mencoba
instrumen satu kali saja, analisa data yang digunakan adalah
Spearman-Brown dan menggunakan system olah data SPSS Versi 16
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
r1/2 1/2 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua
belahan instrumen
Instrumen dikatakan reliabel bila nilai reliabilitas seluruh
instrumennya > 0,707 (Hidayat, 2010).
)1(
2
2121
2121
11
rr
rx
+=
35
Setelah dilakukan uji reliabilitas di Desa Jembangan Plupuh Sragen
didapatkan angka reliabel sebesar 0,935 sehingga instrumen dikatakan
reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah pencatatan peneliti baik yang berupa fakta ataupun angka
(Arikunto, 2006). Data berdasarkan cara memperolehnya dibagi menjadi 2
yaitu data primer dan sekunder (Riwidikdo, 2007).
1. Data primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari
subjek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Riwidikdo, 2007).
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan
diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui
pengisian kuesioner oleh responden.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang di dapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2007). Cara mendapat data sekunder ini
adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
dan surat kabar (Arikunto, 2006).
Data sekunder diperoleh dari kecamatan yang berupa data ibu-ibu
usia 45-50 tahun di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Sragen.
36
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau di dapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status
perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2010).
Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu
pengetahuan tentang menopause.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Skala
Ukur
Hasil
Tingkat
pengetahuan
ibu-ibu usia
45-50 tahun
tentang
menopause
Kemampuan/peng
etahuan yang
dimiliki ibu-ibu
usia 45-50 tahun
tentang
menopause.
Ordinal a) Baik, bila nilai responden yang diperoleh
(x) > mean + 1 SD
b) Cukup, bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤
mean + 1 SD
c) Kurang, bila nilai responden yang
diperoleh (x) < mean – 1 SD
37
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut
Notoatmodjo (2010), terdiri dari:
a) Editing (penyuntingan data)
Angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner
perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada
data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin
dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan.
b) Coding sheet (membuat lembaran kode)
Lembaran kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk
merekam data secara manual.
c) Entry Data (memasukkan data)
Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai
dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
d) Tabulating (tabulasi)
Kegiatan membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
Pengolahan data dengan menggunakan program komputer SPSS.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam pengolahan hasil data ini
menggunakan analisis univariat, yaitu menganalisis variabel yang ada
38
secara diskriptif dengan menghitung distribusi dan presentasi dari tiap
variabel (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Riwidikdo (2007), menentukan tingkat pengetahuan
berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dan nilainya
berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut :
a) Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
b) Cukup, bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
c) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
I. Etika Penelitian
Etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan orang
atau pengetahuan tentang adat kebiasaan orang (Notoatmodjo, 2010).
Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut
ini (Hidayat, 2010):
1. Informed consent (lembar persetujuan)
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan informed
consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan, jika responden tidak bersedia,
maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang
harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi
pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan,
39
komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi,
manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.
2. Anonimity (Tanpa nama)
Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Lokasi penelitian ini adalah Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh,
Kabupaten Sragen dengan luas wilayah 251.4450 Ha. Batas wilayah Desa
Pungsari, yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Manyarejo, sebelah
timur berbatasan dengan Desa Jabung, sebelah selatan berbatasan dengan
Desa Jembangan, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Bukuran,
Kecamatan Kalijambe.
Jarak Desa Pungsari dari pusat pemerintahan kecamatan yaitu 4 km
dan jarak dari pusat pemerintahan ibu kota kabupaten kota madya dati II
yaitu 23 km.
Desa Pungsari tidak jauh dari fasilitas kesehatan seperti puskesmas.
Puskesmas terletak di tengah-tengah desa yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat dengan baik. Selain puskesmas, terdapat pula 1 unit
PKD yang terletak bersebelahan dengan kantor kepala desa Pungsari.
Jumlah penduduk di Desa Pungsari sebanyak 2.424 orang, yang terdiri
dari 1.201 perempuan dan 1. 223 laki-laki. Perempuan yang mempunyai
umur 45-50 tahun sebanyak 63 orang. Akan tetapi yang memenuhi kriteria
sebanyak 42 orang.
41
B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisa data didapatkan nilai mean 18,81 dan nilai
standar deviasi 3,821.
Dengan menggunakan rumus mean dan standar deviasi dapat diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi
Pengetahuan Ibu-Ibu Usia 45-50
Tahun tentang Menopause
18,81 3,82
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, maka digunakan
perhitungan sebagai berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
: (x) > 18,81 + (1 × 3,821)
: (x) > 22,631
n
Xi
x
n
i
∑== 1
42
790=x
81,18=x
( )
1
1
2
2
−
−
=∑
∑=
n
n
xXi
S
n
i
142
42
100.642458.15
−
−=S
458.152 =x
( ) ( )2
2790=∑ x
100.624=
82,3=S
42
Cukup : Bila nilai responden mean - 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
: 18,81 – (1 × 3,821) ≤ x ≤18,81 + (1 × 3,821)
:14,989 ≤ x ≤ 22,631
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1SD
: (x) < 18,81 – (1 × 3,821)
: (x) < 14,989
Sehingga pengetahuan ibu-ibu usia 45-50 tahun tentang menopause dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Usia 45-50 Tahun tentang
Menopause
No. Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1 Baik 3 7,14 2 Cukup 33 78,57
3 Kurang 6 14,29
Jumlah 42 100
Sumber : Data Primer (2012)
Berdasarkan tabel di atas, tingkat pengetahuan ibu-ibu usia 45-50
tahun tentang menopause pada kategori baik sebanyak 3 responden
(7,14%), kategori cukup sebanyak 33 responden (78,57%), dan kategori
kurang sebanyak 6 responden (14,29%). Jadi tingkat pengetahuan ibu-ibu
usia 45-50 tahun tentang menopause yang paling banyak pada kategori
cukup.
43
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 42 responden menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu-ibu usia 45-50 tahun tentang menopause
pada kategori baik sebanyak 3 responden (7,14%), kategori cukup
sebanyak 33 responden (78,57%), dan kategori kurang sebanyak 6
responden (14,29%).
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah berbagai gejala
yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.
Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau
dirasakan sebelumnya.
Menurut Notoatmodjo (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu sosial ekonomi, budaya, pendidikan, dan pengalaman.
Apabila status ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi, diiringi oleh
peningkatan pengetahuan. Budaya berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan karena informasi yang baru akan disaring dan disesuaikan
dengan budaya yang ada serta agama yang dianut, pendidikan yang tinggi
akan berpengaruh pada penerimaan hal-hal baru dan dapat menyesuaikan
diri dengan hal baru tersebut. Pengalaman berkaitan dengan umur dan
pendidikan individu. Pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas
dan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan bertambah.
Masa menopause merupakan haid terakhir atau saat terjadinya haid
terakhir (Prawirohardjo, 2007). Menurut Kasdu (2004), gejala fisik yang
44
timbul pada masa menopause adalah semburan rasa panas (hot flushes),
keringat pada malam hari, vagina kering, penambahan berat badan, nyeri
tulang dan sendi, keriput, ketidaknyamanan dalam buang air kecil dan
ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil.
Sedangkan menurut Spencer & Brown (2007), gejala psikologis yang
dialami wanita menjelang menopause meliputi mudah tersinggung,
depresi, cemas, suasana hati (mood) tidak menentu, sering lupa, dan susah
berkonsentrasi.
Dari penelitian yang dilakukan, pengetahuan ibu-ibu usia 45-50 tahun
di Desa Pungsari Plupuh Sragen pada kriteria cukup yaitu sebanyak 33
orang (78,57%) kemungkinan dikarenakan sosial ekonomi dimana sosial
ekonomi akan mempengaruhi pendidikan dan pengalaman terutama dalam
memperoleh informasi. Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang
banyak memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Selain itu juga dipengaruhi
karena letak tempat tinggal dimana seseorang yang tinggal di kota akan
lebih mudah mendapatkan informasi daripada di daerah pedesaan,
sehingga pengetahuannya juga lebih baik. Dengan mengetahui tentang
menopause, masa tersebut dapat dijalani dengan lebih baik, secara fisik
maupun psikis sehingga setiap wanita dapat menjalani hari-harinya dengan
kualitas hidup yang lebih baik.
45
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala penelitian
a. Dalam penelitian ini memerlukan waktu yang lama karena harus
mendatangi responden dari rumah ke rumah.
b. Dalam meyakinkan ibu-ibu usia 45-50 tahun untuk menjadi
responden dalam penelitian ini.
2. Kelemahan / keterbatasan penelitian
a. Variabel penelitian
Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
b. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga
responden hanya bisa menjawab benar atau salah yang
memungkinkan responden untuk asal mengisi jawaban dan
jawaban responden belum bisa mengukur pengetahuan secara
mendalam.
46
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dengan judul tingkat pengetahuan ibu-ibu usia 45-
50 tahun tentang menopause di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh,
Kabupaten Sragen dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengetahuan ibu-ibu usia 45-50 tahun tentang menopause pada tingkat
baik sebanyak 3 responden (7,14%)
2. Pengetahuan ibu-ibu usia 45-50 tahun tentang menopause pada tingkat
cukup sebanyak 33 responden (78,57%)
3. Pengetahuan ibu-ibu usia 45-50 tahun tentang menopause pada tingkat
kurang sebanyak 6 responden (14,29%)
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu adanya upaya untuk
meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu, peneliti
menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Wanita Usia 45-50 Tahun
Sebaiknya meningkatkan pengetahuannya tentang menopause bisa melalui
media informasi yang ada seperti lebih sering membaca majalah wanita
atau televisi maupun radio. Dengan begitu akan dapat meningkatkan
pengetahuan tentang menopause. Bisa juga dengan mendatangi pertemuan
47
kesehatan agar masa menopause dapat dijalani dengan lebih baik, secara
fisik maupun psikis.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebaiknya meningkatkan intensitas penyuluhan pengetahuan tentang
menopause baik kepada ibu-ibu yang akan mengalami menopause maupun
yang telah masuk usia menopause agar pengetahuan dan kesadaran ibu-ibu
tentang menopause dapat semakin meningkat.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya karya tulis ilmiah ini digunakan sebagai sumber bacaan atau
referensi untuk menaikkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya pada
wanita menopause.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
dua variabel atau lebih, dengan metode penelitian yang berbeda, dan
jumlah populasi yang lebih banyak sehingga akan diperoleh hasil yang
lebih baik.