tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pasien...

67
TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN RSU KOTA TANGERANG SELATAN MENGENAI OBAT GENERIK Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Disusun Oleh : Johan Lazuardi NIM 1111103000050 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Upload: lamnhan

Post on 06-Aug-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

RSU KOTA TANGERANG SELATAN MENGENAI OBAT

GENERIK

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Disusun Oleh :

Johan Lazuardi

NIM 1111103000050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

ii

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

iii

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

iv

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat kesehatan dan

limpahan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta

salam penulis haturkan kepada junjungan nabi Muhammad saw yang senantiasa kita nantikan

syafaatnya kelak di hari akhir.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,

penelitian ini akan sulit untuk diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. Prof. DR. (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Program Studi

Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh dosen di

prodi pendidikan dokter yang selalu membimbing serta memberikan ilmu kepada

penulis selama menjalani masa pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Marita Fadhilah, Ph.D, dan Dr. dr. Dyah Yarlitasari, Sp.An, KNA, NIC, selaku

dosen pembimbing penelitian yang telah mencurahkan waktu dan pikiran untuk selalu

membimbing, menyemangati, dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini.

4. dr. Hadianti, Sp.PD, yang telah membantu dalam mendapatkan perizinan di RSU

Kota Tangerang dimana tempat beliau berpraktik sebelumnya. Sehingga perizinan

lebih mudah untuk didapatkan dari RSU Kota Tangerang Selatan.

5. Pada RSU Kota Tangerang Selatan beserta staf tenaga kesehatan di dalamnya yang

memberikan izin penelitian kepada saya untuk mengambil data penelitian dalam

jangka waktu beberapa bulan.

6. Kedua orang tua tercinta, Sri Julianti dan Firman Simatupang yang selalu

mencurahkan kasih dan sayangnya, melimpahkan doa, dan semangat kepada penulis.

Untuk adik penulis, Andhika Anugerah yang senantiasa membantu penulis dalam

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

vi

bidang statistik ilmu di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Untuk beberapa teman-teman sejawat satu angkatan yang membantu untuk

terselesaikannya laporan penelitian ini.

8. Untuk Yunia sebagai teman dekat saya, yang senantiasa mendukung penelitian ini dan

memberikan perhatian dalam jalannya penelitian ini.

9. Kepada teman-teman seperjuangan saya dalam ISMKI, khususnya bidang EB dan

bidang MEP yang memberikan semangat untuk saya berjuang dalam

menyelesaikannya.

10. Kepada teman-teman pendpro, khususnya untuk beberapa ketua pendpro yang

menjadi tempat saling berbagi kisah pembentukan skripsi.

11. Kepada seluruh mahasiswa PSPD 2011 dan seluruh teman, sahabat, keluarga, serta

pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

laporan penelitian ini.

Demikian laporan penelitian ini ditulis, semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Ciputat, 8 September 2014

Penulis

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

vii

ABSTRAK

Johan Lazuardi. Program Studi Pendidikan Dokter. Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Pasien RSU Kota Tangerang Selatan Mengenai Obat Generik. 2014.

Pada era Sistem Jaminan Sosial Nasional, penresepan obat dibatasi pada daftar obat yang disepakati

oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yang sebagian besar adalah obat generik. Banyak

masyarakat berpikir bahwa obat generik bermerek terkesan lebih ampuh daripada obat generik. Perlu

adanya penelitian mengenai bagaimana pandangan masayarakat mengenai obat generik dan fakta lain

menunjukkan bahwa penelitian serupa di Indonesia sangat minim. Metode yang digunakan adalah

deskriptif cross sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 97 pasien

RSU Kota Tangerang Selatan dengan wawancara terpimpin. Penentuan sampel menggunakan teknik

consecutive sampling. Kuesioner ini terdiri dari tujuh pertanyaan dalam kategori pengetahuan, sikap

dan perilaku dengan skala Likert 1 sampai 4. Hasil memperlihatkan bahwa terdapat persentase yang

rendah pada kategori pengetahuan mengenai perbedaan obat generik dan obat generik bermerek

dengan rata-rata 2,48 ± 0,68 dengan median 2 dan pada kategori kepercayaan bahwa kualitas obat

generik sama dengan obat generik bermerek dengan rata-rata 2,49 ± 0,65 dengan median 2.

Kesimpulan penelitian adalah adanya pola yang berhubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku

pasien mengenai obat generik dan perlu adanya upaya untuk edukasi guna meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku pasien terhadap obat generik.

Kata kunci : Obat, obat generik, pengetahuan, sikap, perilaku

ABSTRACT

Johan Lazuardi. Medical Education Study Program. Knowledge, Attitude and Behaviour of

Patients in South Tangerang Government Hospital About Generic Drug. 2014.

In National Health Insurance System era, prescribing medicine will be limited to drugs which are

accepted by the Government agency which organized social health insurance and almost of them are

generic drugs. Many people thought that brand named drugs are more efficacious than generic drugs.

Therefore, it is necessary to find how people's perception about generic drugs. In addition, there is

limited study in this area in Indonesia. The method used is descriptive cross sectional and by giving

questionnaire to 97 patients of South Tangerang Government Hospital in guided interview.

Determining sample by using consecutive sampling. The questionnaire is consist of seven questions

with four-point Likert scale responses. The result showed that there is low result in knowledge of

difference between generic drugs and brand named drugs category which had mean 2,48 ± 0,68 with

median 2 and believing of generic drugs have same quality with brand named drugs with mean 2,49 ±

0,65 and median 2. In conclusion, there are patterns which connected knowledge, attitude and

perception of patients about generic drugs and it is necessary to educate people or patients to increase

knowledge, attitude and perception about generic drugs.

Keywords : Drug, generic drug, knowledge, attitude, behaviour

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1. 1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1. 2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3

1. 3 Tujuan Umum Penelitian ............................................................................. 3

1. 3.1 Tujuan Khusus Penelitian ...................................................................... 3

1. 4 Manfaat Penelitian

1. 4. 1 Untuk Masyarakat.................................................................................. 3

1. 4. 2 Untuk Pelayanan Kesehatan .................................................................. 3

1. 4. 3 Untuk Pemerintah/Institusi .................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

2. 1 Landasan Teori .............................................................................................. 5

2. 1. 1 Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

2. 1. 1. 1 Pengetahuan

2. 1. 1. 1. 1 Definisi Pengetahuan .................................................. 5

2. 1. 1. 1. 2 Penggolongan Pengetahuan ......................................... 5

2. 1. 1. 1. 2 Tingkat Pengetahuan dalam Ranah Kognitif ............... 5

2. 1. 1. 2 Sikap

2. 1. 1. 2. 1 Definisi Sikap .............................................................. 7

2. 1. 1. 2. 2 Penjelasan Mengenai Afeksi ....................................... 7

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

ix

2. 1. 1. 2. 3 Tingkatan Sikap dalam Ranah Afektif ........................ 7

2. 1. 1. 3 Perilaku

2. 1. 3. 1 Definisi Perilaku ............................................................... 8

2. 1. 3. 2 Pembagian Perilaku Berdasarkan dari bentuk Respon

Terhadap Stimulus ........................................................... 8

2. 1. 2 Obat ................................................................................................... 9

2. 1. 2. 1 Zat Aktif Obat ....................................................................... 9

2. 1. 2. 2 Zat Inaktif Obat .................................................................. 10

2. 1. 2. 3 Bioekuivalensi .................................................................... 10

2. 1. 2. 3. 1 Definisi Bioekuivalensi ......................................... 10

2. 1. 2. 3. 2 Kriteria Persyaratan Bioekuivalensi ...................... 10

2. 1. 2. 4 Bioavaibilitas ...................................................................... 12

2. 1. 2. 4. 1 Definisi Bioavaibilitas ........................................... 12

2. 1. 2. 4. 2 Penilaian Bioavaibilitas ......................................... 12

2. 1. 2. 4. 3 Komponen Penilaian Bioavaibilitas ...................... 12

2. 1. 2. 5 Efikasi Obat ........................................................................ 13

2. 1. 2. 6 Kualitas Obat ...................................................................... 13

2. 1. 3 Jenis Obat ......................................................................................... 13

2. 1. 4 Perbandingan Obat Generik dan Obat Generik Bermerek ............... 15

2. 2 Kerangka Teori ............................................................................................ 16

2. 2 Kerangka Konseptual .................................................................................. 17

2. 3 Definisi Operasional .................................................................................... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 21

3. 1 Desain Penelitian ......................................................................................... 21

3. 2 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 21

3. 3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 21

3. 4 Besar Sampel ............................................................................................... 21

3. 5 Cara Pengambilan Sampel .......................................................................... 22

3. 6 Cara Kerja Penelitian

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

x

3. 6. 1 Kriteria Inklusi ..................................................................................... 22

3. 4. 2 Kriteria Eksklusi .................................................................................. 22

3. 7 Alur Penelitian............................................................................................. 23

3. 8 Managemen Data......................................................................................... 24

3. 8. 1 Pegolahan Data .................................................................................... 24

3. 8. 2 Analisis Data ....................................................................................... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 25

4. 1 Karakteristik Dasar Sebaran Data ............................................................... 25

4. 2 Analisis Univariat ........................................................................................ 25

4. 2. 1 Perhitungan Dasar Kategori Pengetahuan, Sikap dan Perilaku ........... 26

4. 2. 2 Tingkat Pengetahuan Sikap dan Perilaku Terhadap Kategori Usia .... 27

4. 2 .3 Tingkat Pengetahuan Sikap dan Perilaku Terhadap Jenis Kelamin .... 30

4. 2. 4 Tingkat Pengetahuan Sikap dan Perilaku Terhadap

Tingkat Pendidikan ............................................................................ 33

4. 2. 5 Tingkat Pengetahuan Sikap dan Perilaku Terhadap

Status Kerja Pasien ............................................................................. 37

4. 2. 6 Tingkat Pengetahuan Sikap dan Perilaku Terhadap Status Pasien ..... 40

4. 3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 44

5. 1 Kesimpulan.................................................................................................. 44

5. 2 Saran ............................................................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 46

LAMPIRAN.......................................................................................................... 49

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Dasar Data Responden ....................................................................... 25

Tabel 4.2 Perhitungan Dasar Data Responden ........................................................................ 26

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

xii

DAFTAR GAMBAR (GRAFIK)

Tabel 4.3 Data Responden Pengetahuan Terhadap Kategori Usia .......................................... 27

Tabel 4.3 Data Responden Sikap Terhadap Kategori Usia ...................................................... 28

Tabel 4.3 Data Responden Perilaku Terhadap Kategori Usia ................................................. 29

Tabel 4.4 Data Responden Pengetahuan Terhadap Jenis Kelamin .......................................... 30

Tabel 4.4 Data Responden Sikap Terhadap Jenis Kelamin ..................................................... 31

Tabel 4.4 Data Responden Perilaku Terhadap Jenis Kelamin ................................................. 32

Tabel 4.5 Data Responden Pengetahuan Terhadap Tingkat Pendidikan ................................. 33

Tabel 4.5 Data Responden Sikap Terhadap Tingkat Pendidikan ............................................ 35

Tabel 4.5 Data Responden Perilaku Terhadap Tingkat Pendidikan ........................................ 36

Tabel 4.6 Data Responden Pengetahuan Terhadap Status Kerja Pasien ................................. 37

Tabel 4.6 Data Responden Sikap Terhadap Status Kerja Pasien ............................................. 38

Tabel 4.6 Data Responden Perilaku Terhadap Status Kerja Pasien ......................................... 39

Tabel 4.7 Data Responden Pengetahuan Terhadap Status Pasien ........................................... 40

Tabel 4.7 Data Responden Sikap Terhadap Status Pasien ....................................................... 41

Tabel 4.7 Data Responden Perilaku Terhadap Status Pasien .................................................. 42

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Adanya perbedaan persepsi antara obat generik dan obat generik

bermerek yang ada di kalangan masayarakat telah diperlihatkan oleh

sebuah penelitian. Dikatakan bahwa dari penelitian Håkonsen (2011),

hampir sepertiga pasien pada hasil studi tersebut sulit berganti dari obat

generik bermerek menjadi obat generik. Dari penelitian tersebut terlihat

bahwa pada beberapa pasien merasa adanya efek samping atau efektivitas

dirasa kurang pada obat generik sehingga menyebabkan kepatuhan pasien

dalam mengonsumsi obat tersebut berkurang1. Persentase responden yang

merasa bahwa obat generik yang diresepkan lebih memiliki risiko lebih

besar daripada obat generik bermerek sebesar 14,2% hingga 53,8%,

bervariasi tergantung pada kondisi medis penanganannya2. Sebuah

penelitian literatur yang dilakukan oleh Kesselheim (2008) yang

membandingkan obat generik dengan obat generik bermerek khususnya

untuk obat penyakit jantung, menyatakan bahwa obat generik bermerek

tidak lebih unggul daripada obat generik3. Hasil yang diperoleh dalam

penelitian menggunakan obat antiplatelet memnunjukkan bahwa meskipun

terdapat reaksi yang berbeda-beda antar individu, namun tidak terlihat

perbedaan yang signifikan4. Obat generik yang digunakan sebagai

pengganti obat generik bermerek, memang sudah banyak dilakukan,

sehingga bisa kita lihat bahwa obat generik tersebut menjadi lazim namun

persepsi masyarakat pada umumnya memandang sebelah mata terhadap

obat generik.

Jika kita melihat adanya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

yang baru diimplementasikan pada bulan Januari 2014, dimana terjadi

perubahan pada beberapa sistem, salah satunya pada sistem penyedia

layanan kesehatan. Hal itu berdampak juga pada kebijakan ketersediaan

obat untuk masyarakat. Sebelum SJSN 2014 diberlakukan, masyarakat

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

2

bebas mendapatkan obat asalakan mampu membayar. Di era SJSN,

penulisan resep dibatasi oleh daftar obat yang disepakati dalam kontrak

antara penyedia layanan kesehatan dengan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS), yang sebagian besar adalah obat generik. Hal ini

membuktikan adanya pergerakan sistem kesehatan di Indonesia yang

sudah mulai bergerak maju, sehingga perlu didampingi dengan cara pikir

pasien yang lebih terbuka dan fleksibel dalam menyikapi fenomena ini.

Dilaporkan bahwa penggunaan obat generik dapat menolong pasien

Amerika, pembayar pajak, peerintah pusat, dan pemerintah negara bagian

dan pembayar lainnya sebesar 193 milyar dollar pada tahun 2011 saja dan

sekitar 1,07 trilyun selama periode 2002 hingga 20115.

Pada beberapa masyarakat Indonesia, mereka berpikir bahwa obat

generik bermerek terkesan lebih ampuh daripada obat generik dan lama

kelamaan persepsi yang salah ini tetap bertahan di beberapa pemikiran

atau pandangan masyarakat6. Oleh karena beberapa alasan tersebut, perlu

adanya penelitian mengenai bagaimana pandangan masayarakat mengenai

persepsi masyarakat mengenai obat generik ini jika dibandingkan dengan

obat generik bermerek di berbagai kalangan masyarakat terutama di

kalangan masyarakat dengan tingkat pendidikan yang masih rendah.

Selain itu, fakta menunjukkan bahwa penelitian seperti ini di Indonesia

sangatlah minim, sehingga tidak adanya bukti yang kuat untuk dapat

melakukan edukasi pada masyarakat yang cukup pada keadaan yang

terjadi sekarang ini.

Alasan disusunnya penelitian mengenai tingkat pengetahuan, sikap

dan perilaku masyarakat mengenai obat generik dengan bagaimana

persepsi yang ada di masyarakat yaitu persepsi yang menyatakan bahwa

obat generik bermerek lebih baik diantaranya adalah untuk membuktikan

persepsi yang kurang tepat tersebut. Mengapa kita dapat mengatakan

bahwa persepsi masyarakat tersebut kurang tepat, karena adanya penelitian

yang membuktikan bahwa efektivitas obat generik tidak lebih rendah

dibandingkan dengan obat generik bermerek7. Diharapkan dengan adanya

penelitian ini, pemerintah dapat memberikan edukasi untuk menyelaraskan

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

3

persepsi mengenai obat generik yang tidak berbeda jauh dengan obat

generik bermerek dalam segi efektivitasnya.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku pasien dewasa RSU

Kota Tangerang Selatan mengenai obat generik yang beredar di kalangan

masyarakat.

1.3. Tujuan Penelitian

Mengetahui sejauh mana pengetahuan sikap dan perilaku pasien

mengenai obat generik.

1.4. Manfaat Penelitian

A. Untuk masyarakat:

1. Mendapat penjelasan yang benar mengenai obat generik.

2. Sebagai tolak ukur dari pengetahuan sikap dan perilaku pasien dari

berbagai kalangan.

B. Untuk pelayanan kesehatan:

1. Agar dapat mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku pasien RSU Kota

Tangerang Selatan terhadap obat generik.

2. Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pemberian jenis obat kepada

pasien.

3. Menjadi masukan untuk melakukan edukasi bersama terhadap pasien

mengenai obat generik secara benar.

C. Untuk Pemerintah/Institusi:

1. Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai bagaimana

pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di daerah Tangerang Selatan

terhadap obat generik.

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

4

2. Menjadi masukan untuk pemerintah agar dapat melakukan edukasi

bersama pelayanan kesehatan terhadap masyarakat mengenai obat generik

secara benar.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengetahuan

2.1.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

atau kognitif merupakan ranah yang sangat penting untuk terbentuknya

perilaku seseorang8. Selain dari semua panca indera, intuisi ataupun kata

hati juga merupakan pengalaman yang memberikan pengetahuan9.

2.1.1.2. Penggolongan Pengetahuan

Secara garis besar, pengetahuan tentang alam dibagi menjadi dua

jenis. Yang pertama adalah akal sehat, yang merupakan serangkaian

konsep dan skema konsep yang hanya dapat memenuhi kebutuhan praktis.

Penggolongan pengetahuan yang kedua adalah ilmu pengetahuan, dimana

ilmu pengetahuan merupakan akal sehat yang sistematis dan

pengembangannya dilakukan secara terkontrol9.

2.1.1.3. Tingkat Pengetahuan dalam Ranah Kognitif8

A. Mengetahui

Mengetahui berasal dari kata tahu, yang diartikan sebagai

mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Hal yang

termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

6

apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan lainnya.

B. Memahami

Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan dalam

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

memahamu objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

suatu contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan lainnya terhadap objek

yang dipelajari.

C. Mengaplikasikan

Aplikasi adalah suatu usaha untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi di sini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

D. Menganalisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih terdapat di dalam

satu struktur organisasi, dan terdapat kaitan antara satu dengan yang lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti

dapat membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan

sebagainya.

E. Mensintesis

Sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan,

dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

7

F. Mengevaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.2. Sikap

2.1.2.1. Definisi Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan

suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan

suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan

reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka8. Sikap merupakan keadaan

mental yang dipelajari dan diatur melalui pengalaman, menghasilkan

respon spesifik terhadap orang lain. Sikap merupakan bagian intrinsik dari

kepribadian seseorang10.

2.1.2.2. Penjelasan Mengenai Afeksi

Afeksi adalah salah satu komponen emosi dari sikap. Afeksi lebih

sering kita dapatkan dari orang tua, guru dan anggota kelompok. Afeksi

merupakan bagian dari sikap yang berhubungan dengan perasaan tertentu

pada seseorang, kelompok atau bahkan situasi yang ada10.

2.1.2.3. Tingkatan Sikap dalam Ranah Afektif8

A. Menerima

Menerima dapat diartikan bahwa seseorang sebagai subjek

berkeinginan dan memperhatikan stimulus yang diberikan oleh seseorang

lain sebagai objek.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

8

B. Merespon

Suatu indikasi sikap dapat berupa memberikan jawaban apabila

ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Karena

dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas

yang diberikan, terlepas dari perkerjaan itu benar atau salah adalah berarti

orang tersebut telah menerima ide tersebut.

C. Menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah indikasi sikap tingkat tiga.

D. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.1.3. Perilaku

2.1.3.1. Definisi Perilaku

Perilaku merupakan hasil pengalaman dan proses interaksi dengan

lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk ptengetahuan, sikap dan

tindakan sehingga diperoleh keadaan seimbang antara kekuatan pendorong

dan kekuatan penahan. Perilaku seseorang dapat berubah jika terjadi

ketidakseimbangan antara kedua kekuatan di dalam diri seseorang8. Setiap

perilaku manusia pada kenyataannya memiliki motif tertentu, termasuk

perilaku secara refleks dan yang berlangsung secara otomatis11.

2.1.3.2. Pembagian Perilaku Berdasarkan Bentuk Respon

Terhadap Stimulus8

A. Perilaku Tertutup

Respon seseorang terhadap stimulus sifatnya masih tertutup

(covert). Respon ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

9

atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus

tersebut

B. Perilaku Terbuka

Respon seseorang terhadap stimulus bersifat terbuka dalam bentuk

tindakan nyata, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain.

2.1.4. Obat

Obat menurut Food and Drug Administration (FDA) dapat

didefinisikan sebagai berikut12:

A. Suatu zat yang diketahui sebagai formula atau famakope yang resmi.

B. Suatu zat yang digunakan untuk pendiagnosaan, pengobatan, mitigasi

dan penatalaksanaan atau pencegahan dari suatu penyakit.

C. Suatu zat (selain makanan) yang digunakan untuk mempengaruhi

struktur atau fungsi pada tubuh.

D. Suatu zat yang digunakan sebagai komponen dari obat namun bukan

sebuah alat atau sebuah komponen, bagian atau aksesori dari sebuah

alat.

E. Produk biologis yang termasuk dalam definisi dan umumnya

dilindungi oleh beberapa aturan-aturan dan hukum-hukum, tetapi

terdapat perbedaan terhadap proses pembuatannya (proses kimia

dengan proses biologi).

2.1.5. Zat Aktif Obat

Zat aktif adalah komponen dari suatu produk obat yang

dimaksudkan untuk melengkapi aktivitas farmakologi atau efek langsung

lain, dalam diagnosis, pengobatan, peringan, perawatan atau pencegahan

dari penyakit atau mempengaruhi struktur atau fungsi tubuh manusia atau

hewan. Zat aktif juga termasuk komponen produk yang melalui perubahan

kimia selama proses pembuatan produk obat dan ada pada produk obat

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

10

dalam bentuk modifikasi yang ditujukan untuk aktivitas atau efek yang

spesifik13.

2.1.6. Zat Inaktif Obat

Zat inaktif adalah komponen dari suatu produk obat yang tidak

meningkatkan atau mempengaruhi aksi terapi dari zat aktif. Zat inaktif

ditambahkan selama proses pembuatan produk farmasi seperti tablet,

kapsul, supositori dan injeksi. Zat inaktif dapat dikatakan sebagai zat atau

unsur yang kurang bermanfaat dan umumnya tidak memiliki efek

farmakologi. Sebagai contoh zat inaktif adalah berupa agen pengikat

bahan, pewarna, pengawet, dan perasa. Yang juga dikatakan sebagai zat

inaktif adalah agen yang bergabung dengan zat aktif untuk memfasilitasi

dari transpor obat di dalam tubuh14.

2.1.7. Bioekivalensi

Bioekivalensi ini didefinisikan sebagai ketiadaan perbedaan dalam

kecepatan dan jumlah dari zat aktif obat atau paruh dalam ekuivalensi

fasmasi atau alternatif farmasi yang ada pada lokasi aksi dari obat ketika

dimasukan pada dosis molar yang sama di bawah kondisi yang mirip

dalam studi yang dirancang dengan tepat atau sesuai15,16.

2.1.7.1. Kiteria Persyaratan Biokevalensi

Persyaratan yang diberlakukan oleh FDA16 :

1. Terdapat fakta dari percobaan klinik yang dikontrol dengan baik

atau pengamatan yang terkendali pada penderita yang menyatakan

bahwa berbagai produk obat tidak memberi efek terapetik yang

sebanding.

2. Terdapat fakta dari studi bioekivalensi yang dikontrol dengan baik

yang menyatakan bahwa produk-produk obat tersebut tidak

bioekivalen.

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

11

3. Terdapat fakta bahwa produk-produk obat memperlihatkan rasio

terapetik yang sempit dan konsentrasi efektif minimum dalam

darah dan penggunaannya memerlukan titrasi dosis yang sesuai

dengan pemantauan pada penderita.

4. Secara medik ditetapkan bahwa kekurangan bioekivalensi akan

menyebabkan efek yang berbahaya dalam pengobatan atau

pencegahan keparahan penyakit.

5. Memiliki sifat-sifat fisiko kimia seperti :

A. Zat aktif obat memiliki kelarutan rendah dalam air

B. Laju pelarutan rendah pada satu produk atau lebih

C. Ukuran partikel dan/atau luas permukaan

D. Bentuk struktur tertentu dari zat aktif obat

E. Bahan tambahan dari produk-produk obat lebih besar dari

bahan aktif

F. Zat inaktif tertentu

6. Memiliki sifat-sifat farmakokinetik seperti :

A. Zat aktif obat diabsorpsi dalam jumlah besar pada saluran cerna

B. Derajat absortif zat aktif obat kecil

C. Selama proses absorpsi, terjadi metabolisme cepat di dinding

usus atau hati

D. Zat aktif obat dimetabolisme atau diekskresikan secara cepat

E. Zat aktif obat yang tidak stabil dalam bagian tertentu di saluran

cerna membutuhkan formula tertentu

F. Produk obat yang mengikuti kinetika yang bergantung pada

dosis dekat dengan rentang terapetinknya

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

12

2.1.8. Bioavailabilitas

Bioavailabilitas diartikan sebagai kecepatan dan jumlah zat aktif

obat atau paruh terapi yang diserap dari sediaan terapinya dan menjadi

aktif pada lokasi yang dituju oleh obat tersebut. Untuk obat yang

dimaksudkan untuk menunjukkan efek terapi sistemik, bioavaibilitas dapat

mejadi lebih mudah dipahami sebagai kecepatan dan jumlah zat aktif yang

diterima dari sediaan terapinya menuju keseluruhan sirkulasi tubuh17.

2.1.8.1.Penilaian Bioavailabilitas

Parameter-parameter yang digunakan dalam penentuan bioavailabilitas

obat16 :

1. Data Plasma

A. Waktu konsentrasi plasma mencapai puncak

B. Konsentrasi plasma puncak

C. Area di bawah kurva kadar obat dalam plasma terhadap

waktu

2. Data Urin

A. Jumlah total obat yang diekskresi melalui urin

B. Laju ekskresi obat dalam urin

C. Waktu untuk terjadi ekskresi obat maksimum dalam urin

3. Efek farmakologis akut

4. Pengamatan Klinik

2.1.8.2.Komponen yang Dinilai

Faktor fisik yang harus disertakan dalam pelaporan dan dikontrol adalah18:

1. Kompresi tablet dan bagian besar eksipien (excipient)

2. Eksipien tablet lainnya

3. Sediaan Obat

4. Ukuran Partikel

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

13

2.1.9. Efikasi Obat

Secara luas, efikasi dikatakan sebagai kapasitas suatu obat untuk

menghasilkan sebuah perubahan pada sel/organ target setelah berikatan

dengan reseptor yang dituju. Sebuah antagonis kompetitif, yang berikatan

dengan tempat berikatan tanpa menghasilkan perubahan apapun pada

reseptor dapat dikatakan obat tersebut dianggap tidak memiliki efikasi atau

memiliki efikasi sebesar nol. Efikasi dapat berupa potensi atau afinitas yang

tidak bergantung secara umum dan dikaitkan dengan efek maksimum yang

suatu obat tertentu dapat mencapainya19.

2.1.10. Kualitas Obat

Kualitas obat dapat diartikan sebagai kesesuaian dari bahan obat atau

produk obat terhadap tujuan dari penggunaannya. Istilah ini juga

berhubungan dengan identitas, kekuatan dan kemurniannya20.

2.1.11. Jenis Obat

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), terdapat 4

jenis obat yang beredar di masyarakat, 4 jenis obat tersebut, diantaranya

adalah :

1. Obat generik

Obat generik adalah produk farmasetik yang biasanya

dimaksudkan untuk dapat dipertukarkan dengan dengan produk inovator,

yang dihasilkan tanpa lisensi dari perusahan yang membuat produk

inovator tersebut dan dipasarkan setelah habisnya masa hak paten dari hak

eksklusif atau sifat generik bermereknya21.

Obat generik berbeda dengan obat generik bermerek dipasarkan di

bawah badan kepemilikan tertentu dan dengan nama tertentu yang telah

disahkan. Obat generik lebih murah dari obat generik bermerek namun

tidak kalah efektif dengan obat generik bermerek. Sebagai contoh,

parasetamol adalah sebuah zat kimia yang ditemukan pada sejumlah anti

nyeri ternama, namu dijual sebagai obat generik. Dikarenakan harganya

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

14

yang murah, obat generik seringkali menjadi obat yang hanya dapat

dijangkau oleh orang-orang yang kurang mampu22.

2. Obat Generik Bermerek

Obat generik bermerek adalah obat yang dijual oleh perusahaan

farmasi dibawah suatu nama merek dagang yang terlindungi. Obat dengan

merek dagang hanya dapat diproduksi dan dijual oleh perusahaan yang

memegang kepatenan obat tersebut23.

3. Obat Tradisional

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa

bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik)

atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah

digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman24.

4. Suplemen Makanan

Suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk

pencernaan dan mengandung zat makanan yang ditambahkan untuk

tambahan nilai nutrisi makanan. Zat makanan yang dikandungnya dapat

mengandung 1 atau lebih (berupa kombinasi) dari zat-zat di bawah ini25 :

• vitamin

• mineral

• herbal atau tumbuhan lain

• asam amino

• zat makanan yang digunakan oleh orang untuk menambah

makanan dengan meningkatkan total asupan makanan

• berupa konsentrat, metabolit, konstituen ataupun ekstrak

Selain dari keempat jenis obat yang telah dijelaskan sebelumnya,

terdapat jenis obat lain, yaitu obat paten. Obat paten adalah obat temuan

baru yang dibuat oleh perusahaan farmasi dengan masa paten dan hak

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

15

eksklusif untuk dipasarkan selama 20 tahun dan dapat diperpanjang

selama 5 tahun26.

2.1.12. Perbandingan Obat Generik dan Obat Generik Bermerek

Ketika produk obat generik disetujui, telah disetujui sebuah standar

oleh FDA berupa identitas, kekuatan, kualitas, kemurnian dan potensi dari

obat tersebut. Namun, variasi tetap dapat terjadi saat proses pembuatan,

baik obat generik bermerek maupun obat generik. Ketika obat tersebut di

produksi secara masal, diharuskan seminim mungkin perbedaan dalam

kemurnian, ukuran, kekuatan dan parameter lain yang diizinkan. FDA

membatasi variasi atau perbedaan obat-obatan tersebut27.

Obat generik memiliki kandungan zat aktif yang sama, kekuatan,

bentuk dosis, dan cara pemberian sebagaimana produk obat generik

bermerek. Obat generik tidak harus memiliki kandungnan zat inaktif yang

sama dengan obat generik bermerek.

Melalui data bioequivalensi, FDA menjamin produk obat generik

bekerja seperti obat generik bermerek. Standar ini digunakan terhadap

semua jenis obat generik.

Semua pembuatan obat generik, pengemasan dan tempat pengujian

harus melewati standar kualitas yang sama dengan obat generik bermerek

dan obat generik harus meiliki spesifikasi yang sama sebagaimana obat

generik bermerek.

FDA menyetujui obat generik harus memiliki standar yang sama

sebagaimana obat yang generik bermerek. Untuk mendapat persetujuan

dari FDA, obat generik harus memiliki27 :

• Mengandung zat aktif yang sama sebagaimana obat generik

bermerek (dengan zat aktif yang bervariasi)

• Sama dalam kekuatan, bentuk sediaan, dosis dan cara pemberian

• Memiliki indikasi yang sama

• Bersifat bioekivalen

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

16

• Memenuhi sejumlahpersyaratan perihal identitas, kekuatan,

kemurnian dan kualitas

• Diproduksi di bawah standar FDA yang sama untuk obat-obatan

generik bermerek

2.2. Kerangka Teori

Predisposisi

Penginderaan

Pengetahuan Sikap

Perilaku

Pengalaman

Respon tertutup

Lingkungan

Objek/informasi

Tindakan

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

17

2.3. Kerangka Konseptual

Pengetahuan

Apakah anda tahu definisi obat generik?

Apakah anda mengetahui perbedaan kualitas dan

efikasi obat generik dan obat generik bermerek?

Apakah anda mengetahui harga oat generik

lebih murah daripada obat generik bermerek?

Sikap

Apakah anda percaya bahwa efikasi obat

generik generik dan obat generik bermerek

adalah sama?

Apakah anda percaya bahwa kualitas obat

generik generik dan obat generik bermerek

adalah sama?

Perilaku

Apakah anda akan mengonsumsi obat

generik bila diberikan oleh dokter?

Apakah anda akan merekomendasikan obat

generik kepada orang lain?

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

18

2.4. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Pengukuran Skala

Usia Usia pasien saat diminta mengisi

kuesioner

Sesuai yang tertulis di data

kuesioner lalu

dikategorikan menjadi28 :

1. Dewasa Muda (20-

29 tahun)

2. Pertengahan

Dewasa (30-65

tahun)

3. Usia Lanjut (> 65

tahun)

Ordinal

Jenis

kelamin

Jenis kelamin pasien yang

ditentukan pada saat kelahiran

Sesuai yang tertulis di data

kuesioner

1. Laki-laki

2. Perempuan

Nominal

Pendidikan Tingkat pendidikan terakhir atau

tingkat pendidikan yang sedang

dijalani oleh pasien

Sesuai yang tertulis di data

kuesioner

1. Pendidikan SD

2. Pendidikan SMP

3. Pendidikan SMA

4. Pendidikan

Diploma/S1

Ordinal

Pekerjaan Jenis pekerjaan yang sedang

dijalani oleh pasien

Sesuai yang tertulis di data

kuesioner lalu pekerjaan

pasien dikategorikan

menjadi :

Nominal

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

19

1. Aktif Bekerja

2. Tidak Aktif

Bekerja

Status Pasien Status pasien berdasarkan

frekuensi pasien datang berobat

di RSU Kota Tangerang Selatan

Sesuai yang tertulis di

kuesioner dan

dikategorikan menjadi :

1. Pasien Baru (jika

pasien baru

pertama kali

berobat di RSU

Kota Tangerang

Selatan)

2. Pasien Lama (jika

pasien sudah lebih

dari sekali berobat

di RSU Kota

Tangeran Selatan)

Nominal

Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan

hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu

objek tertentu

Sesuai yang tertulis di data

kuesioner :

1. Sangat Tidak

Mengetahui

2. Tidak Mengetahui

3. Mengetahui

4. Sangat Mengetahui

Ordinal

Sikap Sikap merupakan reaksi atau

respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek

Sesuai yang tertulis di data

kuesioner :

1. Sangat Tidak

Percaya

Ordinal

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

20

2. Tidak Percaya

3. Percaya

4. Sangat Percaya

Perilaku Perilaku merupakan hasil

pengalaman dan proses interaksi

dengan lingkungannya, yang

terwujud dalam bentuk

ptengetahuan, sikap dan

tindakan sehingga diperoleh

keadaan seimbang antara

kekuatan pendorong dan

kekuatan penahan

Sesuai yang tertulis di data

kuesioner :

1. Sangat Tidak

Setuju

2. Tidak Setuju

3. Setuju

4. Sangat Setuju

Ordinal

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain cross sectional (potong lintang),

dengan tipe penelitian deskriptif

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSU Kota Tangerang Selatan pada bulan Juni

hingga bulan Septemeber tahun 2014

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah orang dewasa yang menjadi pasien di RSU

Kota Tangerang Selatan.

3.4. Besar Sampel

Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif kategorik. Rumus

besar sample yang digunakan adalah : N = (Zα)2 PQ

d2

Karena belum ada penelitian seperti ini, maka sampel yang diambil

menggunakan rumus deskriptif kategorik dengan P sebesar 50% dengan presisi (d)

sebesar 10%, oleh karena itu, sampel yang didapatkan sebesar :

N = (1,96)2 x 0,5 x 0,5

(0,1)2

N = 96,04 dibulatkan ke atas menjadi 97 orang

Dengan ketentuan berupa:

N = Jumlah sampel

Zα = Deviat baku

P = Prevalensi (dalam bentuk desimal)

Q = 1-P

d = presisi (dalam bentuk desimal)

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

22

3.5. Cara Pengambilan Sampel

Sampel diperoleh dengan teknik concecutive sampling di RSU Kota

Tangerang Selatan dengan wawancara terpimpin.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah modifikasi dari

kuesioner yang telah tervalidasi pada penelitian William H Shrank dan kawan-

kawan29. Kuesioner ini belum divalidasi saat diadopsi dan dimodifikasi, oleh karena

itu perlu dilakukan wawancara terpimpin. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian besar

(pengetahuan, sikap dan perilaku) yang diperdalam menjadi tujuh pertanyaan dengan

skala Likert 1 sampai 4 (sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju).

3.6. Kriteria Penelitian

3.6.1. Kriteria Inklusi

1. Pasien rawat jalan dan rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan

2. Pasien dengan umur lebih dari 20 tahun.

3. Bersedia menjadi responden penelitian

3.6.2. Kriteria Eksklusi

1. Pasien dengan sakit berat

2. Pasien yang sedang mengalami gangguan jiwa

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

23

3.7. Alur Penelitian

Survey RSU Kota Tangsel

Identifikasi Pasien yang

Menjadi Subjek Penelitian

Kriteria penelitian terpenuhi

Pengambilan data (pengisian

data kuesioner)

Pengolahan data

Menyerahkan surat

permohonan untuk

melakukan penelitian

Mendapat persetujuan untuk

memperoleh data primer dari

pasien

Persiapan Penelitian

Informed Consent

Subjek (pasien) tidak

menyetujui Subjek (pasien) menyetujui

Dilakukan wawancara

terpimpin dengan pasien Pengambilan data

(pengisian data

kuesioner) tidak

dilakukan

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

24

3.8 Management Data

3.8.1 Pengolahan Data

Pengolahan data penelitian menggunakan software SPSS, dengan melakukan

pemilahan data yang terkumpul, lalu data yang ada, diberi angka-angka atau kode-

kode tertentu yang telah disesuaikan dengan data kuesioner. Data dimasukan

berdasarkan kode dan urutan yang telah ditentukan pada masing-masing variabel

sehingga menjadi suatu data dasar. Data digolongkan, diurutkan, serta disederhanakan

sehingga mudah dibaca.

3.8.2 Analisis Data

Analisis data meliputi analisis univariat yang meliputi distribusi frekuensi usia,

jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan status pasien di RSU Kota

Tangerang Selatan.

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Dasar Sebaran Data

Tabel 4.1 Karakteristik Dasar Data Responden

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)

n=97

Penggolongan

Usia Dewasa Muda (20-29 tahun) 6 6,2

Pertengahan Dewasa (30-65

tahun) 72 74,2

Usia Lanjut (> 65 tahun) 19 19,6

Jenis Kelamin Laki-laki 54 55,7

Perempuan 43 44,3

Tingkat

Pendidikan SD 15 15,5

SMP 11 11,3

SMA 44 45,5

Diploma/Sarjana 27 27,8

Status Pekerjaan Aktif Bekerja 43 44,3

Tidak Aktif Bekerja 54 55,7

Status Pasien Pasien Baru 32 33

Pasien Lama 65 67

Berdasarkan tabel di atas, dapat kita melihat pasien dengan usia

dalam kategori petengahan dewasa dengan kisaran 30 – 65 tahun

mendominasi, yaitu sebesar 74,2 %. Berdasarkan tingkat pendidikannya,

pasien dengan tingkat pendidikan lulusan SMA yang memiliki persentase

yang paling besar, yaitu sebesar 45,5%. Pada status pekerjaan dan jenis

kelamin tidak terlihat perbedaan yang besar dalam jumlah persentasenya.

Sementara itu, pada status pasien terdapat perbedaan persentase yang

cukup besar yaitu 67% untuk pasien lama dan 33% untuk pasien baru

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

26

4.2. Analisis Univariat

4.2.1. Perhitungan Dasar Kategori Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Tabel 4.2 Perhitungan Dasar Data Responden

Kategori Rata-rata

(n=97)

Median

(n=97)

Standar Deviasi

(n=97)

Pengetahuan Mengenai

Definisi Obat generik 2,7113 3 0,6916

Pengetahuan Mengenai

Harga Obat Generik Lebih

Murah Daripada Harga

Obat Generik Bermerek 2,8969 3 0,69947

Pengetahuan Mengenai

Perbedaan Obat Generik

dan Obat Generik

Bermerek 2,4845 2 0,67875

Kepercayaan Bahwa

Kualitas Obat Generik

Sama Dengan Obat

Generik Bermerek 2,4948 2 0,64749

Kepercayaan Bahwa

Efikasi Obat Generik Sama

Dengan Obat Generik

Bermerek 2,5052 3 0,69408

Kepatuhan Dalam

Mengonsumsi Obat

Generik Secara Teratur 2,7835 3 0,64915

Merekomendasikan Obat

Generik Kepada Orang

Lain 2,6701 3 0,70299

Dari tabel di atas diketahui rata-rata dan median serta standar

deviasi dari kategori pengetahuan, sikap dan perilaku yang didapatkan dari

data responden. Terlihat rata-rata yang paling kecil berada pada kategori

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

27

pengetahuan mengenai perbedaan obat generi dan obat generik bermerek

yaitu sebesar 2,48 dan kategori kepercayaan bahwa kualitas obat generik

sama dengan oabt generik bermerek sebesar 2,49. Keduanya menunjukkan

median dengan angka 2. Pada kuesioner, angka 2 menunjukkan tidak

mengetahui dalam kategori pengetahuan mengenai perbedaan obat generik

dan obat generik bermerek dan menunjukkan tidak percaya dalam kategori

kepercayaan bahwa kualitas obat generik sama dengan obat generi

bermerek.

4.2.2. Tingkat Pengetahuan Sikap dan Perilaku Terhadap Kategori

Usia

Gambar 4.1 Data Responden Pengetahuan Terhadap Kategori Usia

Berdasarkan grafik di atas, terlihat dalam kategori pengetahuan

mengenai definisi obat generik dan kategori pengetahuan mengenai harga

obat generik lebih murah daripada harga obat generik bermerek bahwa

hanya 1% pasien yang memilih jawaban 4 (sangat tidak mengetahui) pada

kategori usia 30-65 tahun. Lalu pada kategori pengetahuan mengenai

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

35,0%

40,0%

45,0%

20-29 tahun

30-65 tahun

>65 tahun

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

28

definisi obat generik persentase paling besar terlihat pada kategori usia 30-

65 tahun yang memilih jawaban 3 (mengetahui) yaitu sebesar 36,1%, lebih

besar daripada yang memilih jawaban 2 (tidak mengetahui) dalam kategori

usia yang sama. Lain halnya dengan pengetahuan mengenai perbedaan

obat generik dan obat generik bermerek, menunjukkan bahwa pasien lebih

banyak yang menjawab piihan 2 (tidak mengetahui) yaitu sebesar 34%

pada kategori usia 30-65 tahun, 5,2% pada kategori usia 20-29 tahun dan

7,2% pada kategori usia lebih dari 65 tahun daripada pasien yang memilih

jawaban 3 (mengetahui).

Gambar 4.2 Data Responden Sikap Terhadap Kategori Usia

Terlihat persentase yang lebih besar pada kategori kepercayaan

bahwa kualitas obat generik sama dengan obat generik bermerek dalam

kategori usia 30-65 tahun sebesar 40,2% yang memilih jawaban 2 (tidak

percaya). Pasien-pasien tersebut tidak meyakini bahwa obat generik sama

dengan obat paten dari segi kualitas, namun pada kategori usia 30-65

tahun sebesar 37,1% pasien masih meyakini bahwa obat generik memiliki

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

35,0%

40,0%

45,0%

Kualitas 1Kualitas 2Kualitas 3Kualitas 4 Efikasi 1 Efikasi 2 Efikasi 3 Efikasi 4

20-29 tahun

30-65 tahun

>65 tahun

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

29

kesamaan dalam hal efikasi atau khasiat dengan obat generik bermerek.

Kurang percayanya pasien akan kualitas obat generik seperti saat sedang

diwawancarai untuk mengisi data kuesioner, pasien merasa obat generik

yang lebih murah tidak sebanding kualitasnya dengan obat generik

bermerek yang lebih mahal. Hal ini bisa disebabkan karena pengetahuan

pasien pada obat generik hanya sebatas arti dan harga yang lebih murah.

Kurangnya pengetahuan mengenai perbedaan obat generik dan obat

generik bermerek membuat pasien merasa tidak percaya akan kualitas obat

generik tersebut.

Gambar 4.3 Data Responden Perilaku Terhadap Kategori Usia

Dalam kategori kepatuhan dalam mengonsumsi obat generik secara

teratur tidak ada pasien yang memilih jawaban 4 (sangat tidak setuju) oleh

karena itu, dapat terlihat bahwa meskipun pengetahuan pasien kurang

baik, perilaku pasien cukup baik dalam mengonsumsi obat generik secara

teratur. Banyaknya pasien yang memilih jawaban 3 (setuju) pada kategori

kepatuhan dalam mengonsumsi obat generik secara teratur dan

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

35,0%

40,0%

45,0%

20-29 tahun

30-65 tahun

>65 tahun

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

30

merekomendasikan obat generik kepada orang lain menunjukkan perilaku

yang baik pada pasien responden, terlihat akan besarnya persentase yang

memilih setuju, seperti pada pasien dengan usia 30-65 tahun yang memilih

pilhan jawaban 3 (setuju) dalam kategori kepatuhan dalam mengonsumsi

obat generik secara teratur sebesar 40,2% dan pada kategori

merekomendasikan obat generik kepada orang lain, sebesar 38,1%.

Perilaku yang baik ini dapat terjadi salah satunya karena kepercayaan

pasien yang baik yang merasa bahwa obat generik memiliki khasiat yang

sama dengan obat generik bermerek serta ditunjang dengan pengetahuan

mengenai obat generik.

4.2.3. Tingkat Pengetahuan Sikap dan Perilaku Terhadap Jenis

Kelamin

Gambar 4.4 Data Responden Pengetahuan Terhadap Kategori Jenis Kelamin

Perbandingan data pasien laki-laki dan perempuan tidak terlalu

besar, sehingga tidak terlihat perbedaan yang jelas atau signifikan dalam

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

Laki-laki

Perempuan

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

31

pilihan jawaban pasien laki-laki dan perempuan. Pada kategori

pengetahuan mengenai obat generik terlihat pada pasien perempuan dan

laki-laki lebih banyak yang menjawab pilihan 3 (mengetahui) dengan

persentase 26,8% pada pasien laki-laki dan 20,6% pada pasien perempuan

dan dalam kategori pengetahuan mengenai harga obat generik lebih murah

daripada harga obat generik bermerek dengan persentase 26,8% pada

pasien laki-laki maupun perempuan daripada pasien yang menjawab

pilihan 2 (tidak mengetahui). Lain halnya pada kategori pengetahuan

mengenai perbedaan obat generik dan obat generik bermerek yang

menunjukkan bahwa pada pasien laki-laki dan perempuan lebih banyak

menjawab pilihan 2 (tidak mengetahui) daripada yang menjawab pilihan 3

(mengetahui) dengan persentase sebesar 24,7% pada pasien laku-laki dan

21,6% pada pasien perempuan yang memilih jawaban 2.

Gambar 4.5 Data Responden Sikap Terhadap Kategori Jenis Kelamin

Pada kategori kepercayaan bahwa kualitas obat generik sama

dengan obat generik bermerek menujukkan bahwa lebih banyak pasien

perempuan ataupun laki-laki yang memilih pilihan jawaban 2 yaitu dengan

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

Kualitas

1

Kualitas

2

Kualitas

3

Kualitas

4

Efikasi 1 Efikasi 2 Efikasi 3 Efikasi 4

Laki-laki

Perempuan

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

32

persentase 24,7% pada pasien laki-laki dan 21,6% pada pasien perempuan.

Seperti pada pembahasan sebelumnya, sepertinya ada keterkaitan antara

pengetahuan pasien yang terbatas dengan kepercayaan pasien. Pasien yang

tidak mengetahui perbedaan obat generik secara benar, pasien menjadi

kurang percaya pada obat generik, namun secara kualitas. Lain halnya

dalam segi efikasi atau khasiat, karena pasien benar-benar merasakan dan

mengalami bagaimana efek obat tersebut, maka terlihat perbedaan

persentase, yaitu 26,8% pada pasien laki-laki yang memilih pilihan

jawaban 3 (percaya), lebih banyak daripada yang memilih pilihan jawaban

2 (tidak percaya) yaitu sebesar 22,7%. Namun pada pasien perempuan,

terlihat bahwa persentase pasien yang memilih piliha jawaban 2 sama

dengan yang memilih pilihan jawaban 3 yaitu sebesar 19,6%.

Gambar 4.6 Data Responden Perilaku Terhadap Kategori Jenis Kelamin

Pada kategori kepatuhan dalam mengonsumsi obat generik secara

teratur, pasien laki-laki maupun perempuan lebih banyak yang memilih

pilihan jawaban 3 (setuju) yaitu sebesar 29,9% pada pasien laki-laki dan

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

35,0%

Laki-laki

Perempuan

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

33

23,7% pada pasien perempuan. Lalu pada kategori merekomendasikan

obat generik kepada orang lain, pasien lak-laki dan perempuan lebih

banyak yang memilih pilihan jawaban 3 yaitu sebesar 27,8% pada pasien

laki-laki dan 24,7% pada pasien perempuan. Hal ini dapat terjadi karena

adanya kepercayaan pasien akan khasiat atau efikasi obat generik sama

dengan obat generik bermerek yang didapatkan dari pengalaman pasien

yang telah mengonsumsi obat generik dan merasakan khasiat atau efikasi

obat generik secara langsung.

4.2.4. Tingkat Pengetahuan Sikap dan Perilaku Terhadap Tingkat

Pendidikan

Gambar 4.7 Data Responden Pengetahuan Terhadap Tingkat Pendidikan

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa pasien yang menjadi data

sampel sebagian besar dengan tingkat pendidikan lulusan SMA yaitu

sebesar 45,4%. Sehingga terlihat persentase cukup besar pada pasien

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

Lulusan SD

Lulusan SMP

Lulusan SMA

Lulusan

Diploma/Sarjana

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

34

dengan lulusan SMA. Namun jika melihat kategori pengetahuan pasien

yaitu pengetahuan pasien mengenai definisi obat generik dan pengetahuan

pasien mengenai harga obat generik lebih murah daripada obat generik

bermerek, pasien yang menjawab pilihan 4 (sangat mengetahui) terdapat

paling banyak dari pasien lulusan diploma/sarjana yaitu sebesar 5,2 %

untuk kategori pengetahuan pasien mengenai definisi obat generik dan

8,2% untuk kategori pengetahuan pasien bahwa harga obat generik lebih

murah daripada harga obat generik bermerek. Persentase yang cukup besar

terlihat pada pasien lulusan SMA dengan kategori pengetahuan pasien

mengenai definisi obat generik dan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi

obat generik dengan persentase yang sama besar yaitu 27,8%. Namun pada

pengetahuan mengenai perbedaan obat generik dan obat generik bermerek,

pasien dengan lulusan SMA yang memilih pilihan jawaban 2 (tidak

mengetahui) memiliki persentase sama besar dengan yang memilih pilihan

jawaban 3 (mengetahui) yaitu sebesar 20,6%, namun pada pasien dengan

lulusan diploma/sarjana terlihat bahwa lebih banyak yang memilih

jawaban 2 (tidak mengetahui) daripada yang memilih pilihan jawaban 3

(mengetahui).

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

35

Gambar 4.8 Data Responden Sikap Terhadap Tingkat Pendidikan

Seperti pada pembahasan sebelumnya, jumlah pasien yang memilih

pilihan jawaban 2 (tidak percaya) lebih sedikit daripada yang memilih

pilihan jawaban 3 (percaya) dan pada kategori kepercayan bahwa efikasi

obat generik sama dengan obat generik bermerek jumlah pasien yang

memilih pilihan jawaban 3 (percaya) lebih banyak daripada yang memilih

pilihan jawaban 2(tidak percaya). Namun pada tingkat pendidikan terlihat

bahwa pasien lulusan diploma/sarjana yang memilih piliha jawaban 2

(tidak percaya) sama dengan yang memilih pilihan jawaban 3 (percaya)

dengan persentase sebesar 12,4% dan pada tingkat pendidikan lulusan SD,

lebih banyak pasien yang memilih pilihan jawaban 2 dengan persentase

8,2% daripada yang memilih pilihan jawaban 3 dengan persentase 6,2%.

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

Kualitas

1

Kualitas

2

Kualitas

3

Kualitas

4

Efikasi 1 Efikasi 2 Efikasi 3 Efikasi 4

Lulusan SD

Lulusan SMP

Lulusan SMA

Lulusan Di[ploma/Sarjana

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

36

Gambar 4.9 Data Responden Penrilaku Terhadap Tingkat Pendidikan

Pada kategori kepatuhan dalam mengkonsumsi obat generik secara

teratur pasien pada tingkat pendidikan lulusan SMA dan lulusan

diploma/sarjana lebih banyak memilih pilihan jawaban 3 (setuju) daripada

yang memilih pilihan jawaban 2 (tidak setuju), yaitu sebesar 27,8% pada

lulusan SMA dan 15,5% pada pasien lulusan diploma/sarjana sementara

pada pasien lulusan SD, terlihat persentase pasien yang memilih pilihan

jawaban 2 (tidak setuju) dan pilihan jawaban 3 (setuju) sama besar yaitu

sebesar 7,2% namun pada tingkat pendidikan lulusan SMP, terlihat bahwa

pasien yang memilih pilihan jawaban tidak patuh (5%) lebih besar

daripada yang memilih jawaban patuh (3%). Pada kategori

merekomendasikan obat generik kepada orang lain, pasien yang memilih

jawaban 3 (setuju) lebih besar daripada yang memilih pilihan jawaban 2

(tidak setuju) pada semua tingkatan. Perilaku yang baik ini dapat terjadi

karena kepercayan pasien akan khasiat obat generik yang sama dengan

obat generik bermerek.

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

Lulusan SD

Lulusan SMP

Lulusan SMA

Lulusan

Diploma/Sarjana

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

37

4.2.5. Tingkat Pengetahuan Sikap dan Perilaku Terhadap Status

Kerja Pasien

Gambar 4.10 Data Responden Pengetahuan Terhadap Status Kerja

Pada grafik di atas terlihat bahwa perbandingan jumlah antara

pasien yang masih aktif bekerja dengan pasien yang sudah tidak aktif

bekerja tidak berbeda jauh yaitu sebanyak 43 pasien yang masih aktif

bekerja dan 54 pasien yang sudah tidak aktif bekerja. Terlihat persentase

yang cukup besar pada pasien dalam kategori pengetahuan mengenai

definisi obat generik pada pasien yang tidak aktif bekerja yaitu 29,9%

yang memilih jawaban 3 (mengetahui). Seperti pada grafik sebelumnya,

pasien yang memilih pilihan 3 (mengetahui) dan pilihan 4 (sangat

mengetahui) lebih banyak daripada yang memilih pilihan 2 (tidak

mengetahui) dan pilihan 1 (sangat tidak mengetahui) pada kategori

pengetahuan mengenai harga obat generik lebih murah daripada obat

generik bermerek namun terlihat hasil yang berbeda pada kategori

pengatahuan mengenai perbedaan obat generik dan obat generik bermerek,

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

35,0%

Aktif Bekerja

Tidak Aktif Bekerja

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

38

pasien yang memilih pilihan jawaban 2 lebih besar daripada yang memilih

pilihan jawaban 3 baik pada pasien laki-laki ataupun perempuan.

Gambar 4.11 Data Responden Sikap Terhadap Status Kerja

Pada kategori kepercayaan bahwa kualitas obat generik sama

dengan obat generik bermerek, pasien yang memilih pilihan jawaban

terbanyak berada pada pilihan jawaban 2 (tidak percaya) sebesar 24,7%

pada pasien yang aktif bekerja , namun pada pasien yang tidak aktif

bekerja terlihat hal sebaliknya, yaitu pilihan jawaban yang paling banyak

dipilih adalah pilihan jawaban 3 yaitu sebesar 26,8%. Hal ini dapat terjadi

karena pasien yang sudah tidak aktif bekerja lebih banyak menghabiskan

waktu untuk beraosiasi dengan tetangga atau orang lain di sekitar

lingkungannya sehingga dapat menimbulkan kecenderungan kepercayaan

yang berbeda berdasarkan dari orang-orang yang lebih berpengalaman.

Pada kategori kepercayaan terhadap efikasi atau khasiat obat generik sama

denga obat generik bermerek, tidak terlihat adanya perbedaan antara

pilihan jawaban 2 (tidak setuju) dan pilihan jawaban 3 (setuju) yaitu

sebesar 25,8% pada pasien yang tidak aktif bekerja, namun pada pasien

yang aktif bekerja tetap ditemukan adanya perbedaan, yaitu lebih banyak

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

Kualitas

1

Kualitas

2

Kualitas

3

Kualitas

4

Efikasi 1 Efikasi 2 Efikasi 3 Efikasi 4

Aktif Bekerja

Tidak Aktif Bekerja

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

39

pasien yang memilih pilihan jawaban 3 daripada yang memilih pilihan

jawaban 2.

Gambar 4.12 Data Responden Perilaku Terhadap Status Kerja

Pada kategori kepatuhan dalam megnonsumsi obat generik secara

teratur terlihat pasien yang aktif bekerja dan yang tidak aktif bekerja

menjadi pilihan jawaban setuju yaitu 25,8% pada pasien yang aktif bekerja

dan pada 27,8% yang tidak aktif bekerja. Sementara itu pada kategori

merekomendasikan obat generik kepada orang lain yaitu 30,9% yang

memilih jawaban 3 (setuju) pada pasien yang tidak aktif bekerja dan

21,6% pada pasien yang aktif bekerja.

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

35,0%

Aktif Bekerja

Tidak Aktif Bekerja

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

40

4.2.6. Tingkat Pengetahuan Sikap dan Perilaku Terhadap Status

Pasien

Gambar 4.13 Data Responden Pengetahuan Terhadap Status Pasien

Meskipun jumlah dan persentase pasien lama kurang lebih dua kali

lipat jumlah dan persentase pasien baru, namun tidak menutup

kemungkinan akan menghasilkan jawaban yang berbeda antara pasien

baru dengan pasien lama secara signifikan. Dapat dilihat pada kategori

pengetahuan mengenai definisi obat generik, pada pilihan jawaban 3

(mengetahui), pasien lama memiliki persentase lebih dari tiga kali lipat

dari pasien baru yaitu sebesar 36,1% dibandingkan dengan pasien baru

sebesar 11,3% dan pada kategori pengetahuan harga obat generik lebih

murah daripada harga obat generik bermerek, yang memilih jawaban 4

(sangat mengetahui) pada pasien baru memilki persentase 1% sedangkan

pada pasien lama memiliki persentase 17,5%. Namun jika dilihat pada

kategori yang sama dengan pilihan jawaban 3 (mengetahui), pasien baru

dan pasien lama memilki persentase yang tidak jauh berbeda.

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

35,0%

40,0%

Pasien Baru

Pasien Lama

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

41

Gambar 4.14 Data Responden Sikap Terhadap Status Pasien

Pada kategori kepercayaan bahwa kualitas obat generik sama

dengan obat generik bermerek, pasien lebih banyak yang memilih pilihan

jawaban 2 (tidak percaya) dengan persentase 34% daripada pilihan

jawaban 3 (percaya) dengan persentase 26,8% pada pasien lama, namun

pasien baru persentase yang memilih pilihan jawaban 2 sama dengan yang

memilih pilihan jawaban 3 yaitu sebesar 15,5%. Berbeda dengan kategori

kepercayaan bahwa efikasi obat generik sama dengan obat generik

bermerek dimana pasien yang memilih pilihan jawaban 3 lebih banyak

daripada yang memilih pilihan jawaban 2 dan yang menjawab pilihan 4

(sangat percaya) dengan persentase lebih banyak yang memilih pilihan

jawaban 1 (sangat tidak percaya) adalah pasien lama, sehingga dapat kita

ketahui bahwa pasien lama lebih berpengalaman dalam merasakan khasiat

dari obat generik sendiri dibandingkan dengan pasien baru. Pasien baru

lebih banyak memilih pilihan jawaban 2 dengan persentase sebesar 17,5%

daripada yang memilih piliha jawaban 2 dengan persentase sebesar 12,4%.

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

35,0%

40,0%

Kualitas

1

Kualitas

2

Kualitas

3

Kualitas

4

Efikasi 1Efikasi 2Efikasi 3Efikasi 4

Pasien Baru

Pasien Lama

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

42

Gambar 4.15 Data Responden Perilaku Terhadap Status Pasien

Seperti pada grafik dan pembahasan sebelumnya, pasien yang

memiliki kepatuhan minum obat generik secara teratur yang baik serta

pasien yang setuju dalam merekomendasikan obat generik kepada orang

lain lebih besar daripada pasien yang tidak memiliki kepatuhan minum

obat generik secara teratur dan pasien yang tidak merekomendasikan obat

generik kepada orang lain, terlihat dengan persentase yang memilih pilihan

jawaban 4 dan 3 lebih besar daripada yang memilih pilihan jawaban 2 dan

1 pada kedua status pasien dan pada kedua kategori perilaku. .

4.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain :

1. Kurangnya penelitian contoh untuk mengadopsi kuesioner dengan

pertanyaan yang membandingkan antara pengetahuan sikap dan perilaku

mengenai perbedaan obat generik dan obat generik bermerek. Sehingga

penelitian lebih ditujukan terbatas terhadap obat generik saja.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Pasien Baru

Pasien Lama

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

43

2. Pengambilan data seringkali dilakukan di tempat pengambilan obat,

namun yang mengambil obat terkadang bukan pasien melainkan

diwakilkan oleh pengantar sehingga peneliti perlu memastikan terlebih

dahulu apakah calon responden adalah pasien ataupun pengantar dari

pasien.

3. Beberapa pasien timbul kekhawatiran jika diminta untuk mengisi data

identitas lengkap, sehingga perlu penjelasan yang lebih lanjut agar pasien

bersedia mengisikan.

4. RSU Kota Tangerang Selatan sebagai rumah sakit rujukan didominasi oleh

pasien yang sudah berumur cukup tua dan terkadang sudah memiliki

masalah pengelihatan sehingga pasien meminta peneliti untuk mengisikan

kuesioner berdasarkan jawaban dari pasien dan bisa terjadi bias dalam

pengisian kuesioner

5. Pengambilan data pada pasien rawat inap lebih dibatasi, sehingga peneliti

lebih cenderung mengambil data pada pasien rawat jalan.

6. Jam pengobatan pasien yang terbatas, yaitu hanya sampai siang hari

membuat waktu pengambilan data penelitian menjadi lebih sedikit.

7. Data penelitian seharusnya dilakukan pada lebih dari 1 rumah sakit atau

pelayanan kesehatan.

8. Peneliti menggunakan kuesioner yang diadopsi dan dimodifikasi dari

kueisoner penelitian lain, untuk menghindari terjadinya bias karena

kuesioner tersebut belum divalidasi di Indonesia, peneliti melakukan

wawancara terpimpin dengan penjelasan yang mudah dipahami oleh

responden.

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

44

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. Berdasarkan jawaban yang diperoleh dari responden, jawaban mayoritas terdapat pada

pasien yang menjawab setuju dalam kategori pengetahuan mengenai harga obat

generik lebih murah daripada harga obat generik bermerek.

2. Pada jawaban responden terlihat bahwa persentase yang mengetahui dalam kategori

pengetahuan mengenai definisi obat generik dan pengetahuan mengenai harga obat

generik lebih murah daripada obat generik bermerek lebih besar daripada yang tidak

mengetahui, sementara pada kategori pengetahuan mengenai perbedaan obat generik

dan obat generik bermerek menunjukkan hasil yang sebaliknya.

3. Berdasarkan data kuesioner terlihat bahwa persentase pasien yang mempercayai

bahwa efikasi obat generik sama dengan obat generik bermerek lebih besar daripada

yang tidak mempercayai, sementara untuk persentase pasien yang mempercayai

bahwa kualitas obat generik sama dengan obat generik bermerek lebih kecil daripada

yang tidak mempercayai. Terlihat sepertinya ada keterkaitan antara pengetahuan yang

terbatas dengan tingkat kepercayaan pasien terhadap obat generik.

4. Persentase pasien yang setuju terhadap perilaku mengonsumsi obat generik secara

teratur dan merekomendasikan obat generik kepada orang lain berjumlah lebih dari

setengah total responden dan sepertinya terlihat adanya keterkaitan antara

kepercayaan pasien akan persamaan efikasi obat generik dan obat generik bermerek

menimbulkan perilaku pasien yang setuju akan obat generik.

5.2. Saran

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai hal ini dengan kuesioner yang baru atau

modifikasi kuesioner yang sudah ada dengan validasi dengan tujuan untuk melihat

perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai perbedaan obat generik dan

obat generik bermerek.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut secara multi center agar lebih luas dalam

perolehan sampel dan lebih bervariasi dalam karakteristik dasar penelitian.

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

45

3. Informasi mengenai obat generik perlu lebih diperluas kepada masyarakat agar pasien

lebih mengetahui akan efektivitas obat generik yang tidak berbeda dengan obat

generik bermerek.

4. Edukasi kepada pasien perlu diberikan oleh pelayanan kesehatan atau tenaga ahli

untuk menambah pengetahuan pasien terhadap obat generik serta memeperbaiki ke –

percayaan pasien yang kurang tepat terhadap obat generik.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

46

DAFTAR PUSTAKA

1. Håkonsen H, Else-Lydia T. A Review of Patient perspectives on Generics

Substitution: What Are the Challenges for Optimal Drug Use. GaBI Journal. (2012):

28-32

2. Ganther J M, kreling D H, Consumer perceptions of risk and required cost savings for

generic prescription drugs. Journal of the American Pharmaceutical Association

(Washington,D.C) [2000, 40(3):378-383]

3. Kesselheim A S et al. Clinical Equivalence of Generic and Brand-Name Drugs Used

in Cardiovascular Disease. NIH Public Access. (2008) : 2514-2526

4. Sambu N, et al. A randomized crossover study comparing the antiplatelet effect of

plavix versus generic clopidogrel. J Cardiovasc Pharmacol. 2012;60(6):495-501

5. Generic Pharmaceutical Association: 1 Trillion Over 10 Years Generic Drug Saving

In The U.S.Fourth Annualth edition. 2012. Dapat dilihat pada:

http://www.ahipcoverage.com/wp-content/uploads/2012/08/2012-GPHA-

IMSGENERIC-SAVINGS-STUDY.pdf. Diakses pada September 2014

6. El-Dahiyat F, Kayyali R. Evaluating Patients’ Perceptions Regarding Generic

Medicines in Jordan. Journal of Pharmaceutical Policy and Practice 6 no 3 (2013): 1-8

7. Adam, Arlin. Persepsi Masyarakat Tentang Obat Generik (Studi Kualitatif di RSUD

Lakipada Kabupaten Tator) [Internet]. Makassar: FKM UVRI Makassar [dikutip pada

22 September 2014]. Dapat dilihat pada: http://fkmuvri.blogspot.com/2012/04/jurnal-

1.html

8. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

9. Ali M. 2007. Ilmu & Aplikasi Pendidikan, Bagian 1 Ilmu Pendidikan Teoritis.

Bandung : Imtima.

10. Ivancevich John M, Konopaske R, Matteson M T. 2006. Perilaku dan Manajemen

Organisasi edisi ke 7 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

11. Sunaryo. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. 2004

12. Food and Drug Administration [internet]. Drugs@FDA Glossary of Terms. Silver

Spring : Food and Drug Administration; 2013 [dikutip pada 5 Januari 20141]. Dapat

Dilihat pada:

http://www.fda.gov/drugs/informationondrugs/ucm079436.htm

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

47

13. Elta MD [internet]. Swiss : Food and Drug Administration; 2013 [dikutip pada 14

Maret 2014]. Dapat Dilihat pada: http://eltamd.com/faqs/what-is-the-difference-

between-active-ingredients-and-inactive-ingredients/

14. Inactive Ingredients. Auckland: Drugs.com; 2012 [dikutip pada 20 April 2014]. Dapat

dilihat pada: http://www.drugs.com/inactive/

15. Guidelines On Drug Bioequivalence Requirements In The GCC Countries. Brussels:

ICH; 2014. [diunduh pada 20 April 2014]. Dapat diunduh pada:

http://www.ich.org/fileadmin/Public_Web_Site/ABOUT_ICH/Organisation/GCC/Top

ics_under_Harmonisation/Bioequivalence.pdf

16. Shargel, Leon dan Andrew B.C. Yu. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan.

Surabaya : Airlangga Iniversity Press. 2005

17. Jambhekar, S S and Philip J Breen. Basic Pharmacokinetics. London : Pharmaceutical

Press. 2009

18. Grahame-Smith, D. G and J.K Aronson. Oxford Textbook of Clinical Pharmacology

and Drug Therapy, third edition. New York : Oxford University Press. 2002

19. Guzman, Flavio. Efficacy definition in pharmacodynamics. San Rafael:

Pharmacology Corner; 2014. [dikutip pada 20 April 2014]. Dapat dilihat pada:

http://pharmacologycorner.com/pharmacologyefficacy-definition-and-meaning/

20. ICH Harmonised Tripartite Guideline. Brussels: ICH; 2014. [diunduh pada 20 April

2014]. Dapat diunduh pada:

http://www.ich.org/fileadmin/Public_Web_Site/ICH_Products/Guidelines/Quality/Q6

A/Step4/Q6Astep4.pdf

21. Generic Drugs. Switzerland : WHO; 2014 [dikutip 5 Januari 2014]. Dapat dilihat

pada: http://www.who.int/trade/glossary/story034/en/

22. Sewell K, Andreae S, Luke E, Safford M M. Perceptions of and Barriers to Use of

Generic Medications in a Rural African American Population, Alabama, 2011.

Centers for Disease Control and Prevention. (2012) : 1-8

23. Bihari, Michael. Brand Name Drugs. New York : About Health; 2013 [dikutip 5

Januari 2014]. Dapat dilihat pada :

http://drugs.about.com/od/bdrugandmedicalterms/g/brandname_def.htm

24. Definisi Obat Tradisional, Jamu, Obat Herbal Terstandar, Fitofarmaka dan Sediaan

Galenik. Jakarta: ULPK Badan Pom; 2010 [dikutip pada 14 Maret 2014]. Dapat

dilihat pada:

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

48

http://ulpk.pom.go.id/ulpk/index.php?task=view&id=41&option=com_easyfaq&Itemi

d=26&lang=en

25. What is a diaetary supplement?. Silver Spring: Food and Drug Administration; 2013

[dikutip pada 12 April 2014]. Dapat dilihat pada:

http://www.fda.gov/aboutfda/transparency/basics/ucm195635.htm

26. Katzung, Betram G. Basic and Clinical Pharmacology 10th Edition. San Francisco :

McGraw-Hill. 2006

27. Facts about Generic Drugs. Silver Spring: Food and Drug Administration;

2013[dikutip pada 14 Maret 2014]. Dapat dilihat pada:

http://www.fda.gov/drugs/resourcesforyou/consumers/buyingusingmedicinesafely/un

derstandinggenericdrugs/ucm167991.htm

28. Kay, Jerald and Tasman, Allan. Essential of Psychiatry. Chichester : John Wiley &

Sons. 2006

29. William H. Shrank, Emily R. Cox, Michael A. Fischer, Jyotsna Mehtab and Niteesh

K. Choudhry. Patients’ Perceptions Of Generic Medications. Health Affairs. 28 no 2.

(2009) : 546-556

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

49

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Johan Lazuardi sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Judul penelitian ini adalah Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien

RSU Kota Tangerang Selatan terhadap Obat Generik

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara bebas

untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang saudara

berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini. Saudara

nantinya akan mengisi beberapa data mengenai identitas saudara di halaman berikutnya.

Terimakasih atas partisipasi saudara dalam penelitian ini.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden

dalam penelitian Johan Lazuardi

Jakarta, 2014

Responden

(……………………………)

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

50

Lampiran 2

Kuesioner Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien

Mengenai Obat Generik

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

Alamat :

Pendidikan terakhir : SD SMP SMA Diploma/Sarjana

Pekerjaan :

Anda adalah : Pasien Baru / Pasien Lama

Pertanyaan Kuesioner

Lingkari pilihan yang menurut anda benar

1. Anda mengetahui definisi atau pengertian obat generik

1. Sangat Tidak Mengetahui

2. Tidak Mengetahui

3. Mengetahui

4. Sangat Mengetahui

2. Anda mengetahui harga obat generik lebih murah daripada obat generik bermerek

atau obat paten

1. Sangat Tidak Mengetahui

2. Tidak Mengetahui

3. Mengetahui

4. Sangat Mengetahui

3. Anda mengetahui perbedaan kualitas dan efikasi obat generik dan obat generik

bermerek atau obat paten

1. Sangat Tidak Mengetahui

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

51

(Lanjutan )

2. Tidak Mengetahui

3. Mengetahui

4. Sangat Mengetahui

4. Anda percaya bahwa kualitas atau mutu obat generik dan obat generik bermerek atau

obat paten adalah sama

1. Sangat Tidak Percaya

2. Tidak Percaya

3. Percaya

4. Sangat Percaya

5. Anda percaya bahwa efikasi atau kemanjuran obat generik generik dan obat generik

bermerek atau obat paten adalah sama

1. Sangat Tidak Percaya

2. Tidak Percaya

3. Percaya

4. Sangat Percaya

6. Anda akan mengonsumsi obat generik dengan teratur bila diberikan oleh dokter

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju

3. Setuju

4. Sangat Setuju

7. Anda akan merekomendasikan obat generik kepada orang lain di sekitar anda

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju

3. Setuju

4. Sangat Setuju

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN

52

Lampiran 3

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN
Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN
Page 67: TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27280/1/JOHAN LAZUARDI-FKIK.pdf · TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN